Karsinoma Kolorektal
Karsinoma Kolorektal
Karsinoma Kolorectal
Penyaji :
Adelina Vilia, S.Ked
(1018011002)
Pembimbing :
dr. Pirma Hutauruk, Sp. B (K) Trauma
Terapi bedah paling efektif bila dilakukan pada penyakit yang masih
terlokalisir. Bila sudah terjadi metastasis, prognosis menjadi buruk, karena pilihan
terapi mungkin hanya paliatif saja. Berkembangnya kemoterapi dan radioterapi
pada saat ini memungkinkan kesempatan untuk terapi adjuvan untuk penderita
stadium lanjut atau pada kejadian kekambuhan.
TINJAUAN PUSTAKA
Lapisan otot longitudinal kolon membentuk tiga buah pita, yang disebut
tenia* (tenia; taenia = pita) yang lebih pendek dari kolon itu sendiri sehingga
kolon berlipat-lipat dan berbentuk seperti sakulus* (sakulus; saculus=saccus kecil;
saccus=kantong), yang disebut haustra*(haustra; haustrum=bejana).
DEFINISI
EPIDEMIOLOGI
Faktor lingkungan yang ikut berpengaruh antara lain ialah diet. Diet tinggi
lemak jenuh meningkatkan resiko. Memperbanyak makan serat
menurunkan resiko ini untuk individu dengan diet tinggi lemak. Studi
epidemiologik juga memperlihatkan bahwa orang dari negara bukan
industri lebih sedikit terkena resiko ini.
Syndrome % of Genetic basis Phenotype Extracolonic Treatment Notes
total manifestations
CRC
burden
Familial <1% Mutasi pada <100 CHRPE, osteomas, TPC with end- Variants include
adenomatous gen suppressor adenomatous epidermal cysts, ileostomy or IPAA Turcot (CNS
polyposis (FAP) tumor APC polyp; near periampullary or TAC with IRA tumors) and
(5q21) 100% with neoplasms and lifelong Gardener (desmoids)
CRC by age surveillance syndromes
40 yr
Hereditary 5%–7% Defective Polyps At risk for uterine, Genetic counseling; High microsatellite
nonpolyposis mismatch sedikit, ovarian, small consider instability (MSI-H)
colorectal repair: MSH2 predominantl intestinal, pancreatic prophylactic tumors, better
cancer and MLH1 y right-sided malignancies resections, including prognosis than
(HNPCC) (90%), MSH6 CRC, 80% TAH/BSO sporadic CRC
(10%) lifetime risk
of CRC
Peutz-Jeghers <1% Kehilangan Hamartomas Mucocutaneous Surveillance EGD Majority present
(PJS) tumor throughout pigmentation, risk and colonoscopy q3 with SBO due
suppressor GI tract for pancreatic cancer yr; resect polyps tointussuscepting
gene >1.5 cm polyp
LKB1/STK11
(19p13)
Familial <1% Mutasi Hamartomas Gastric, duodenal Genetic counseling; Presents with rectal
juvenile SMAD4/DPC throughout and pancreatic consider bleeding or diarrhea
polyposis (FJP) (18q21) GI tract; >3 neoplasms; prophylactic TAC
juvenile pulmonary AVMs with IRA for diffuse
polyps; 15% disease
with CRC by
age 35 yr
AVM, arteriovenous malformation; CHRPE, congenital hypertrophy of retinal pigmented epithelium; CNS, central nervous system;
EGD, esophagogastroduodenoscopy; GI, gastrointestinal; IPAA, ileal pouch-anal anastomosis; IRA, ileal-rectal anastomosis; TAC,
total abdominal colectomy; TAH/BSO, total abdominal hysterectomy and bilateral salpingo-oophorectomy; TPC, total
proctocolectomy.
Tabel 1. Sindroma kanker familial
PATOFISIOLOGI
Kanker kolon terjadi sebagai akibat dari kerusakan genetik pada lokus
yang mengontrol pertumbuhan sel. Perubahan dari kolonosit normal menjadi
jaringan adenomatosa dan akhirnya karsinoma kolon menimbulkan sejumlah
mutasi yang mempercepat pertumbuhan sel. Terdapat 2 mekanisme yang
menimbulkan instabilitas genom dan berujung pada kanker kolorektal yaitu :
instabilitas kromosom (Cromosomal Insyability atau CIN) dan instabilitas
mikrosatelit (Microsatellite Instability atau MIN). Umumnya asl kenker kolon
melalui mekanisme CIN yang melibatkan penyebaran materi genetik yang tak
berimbang kepada sel anak sehingga timbulnya aneuploidi. Instabilitas
mikrosatelit (MIN) disebabkan oleh hilangnya perbaikan ketidakcocokan atau
missmatchrepair (MMR) dan merupakan terbentuknya kanker pada sindrom
Lynch.
Gambar di bawah ini menunjukkan mutasi genetik yang terjadi pada
perubahan dari adenoma kolon menjadi karsinoma kolon.
Transisi dari adenoma menjadi karsinoma merupakan akibat dari mutasi gen
supresor tumor p53. Dalam keadaan normal protein dari gen p53 akan
menghambat proliferasi sel yang mengalami kerusakan DNA, mutasi gen p53
menyebabkan sel dengan kerusakan DNA tetap dapat melakukan replikasi yang
menghasilken sel-sel dengan kerusakan DNA yang lebih parah. Replikasi sel-sel
dengan kehilangan sejumlah segmen pada kromosom yang berisi beberapa alele
(misal loss of heterizygosity), hal ini dapat menyebabkan kehilangan gen supresor
tumor yang lain seperti DCC (Deleted in Colon Cancer) yang merupakan
transformasi akhir menuju keganasan.1
Perubahan genetik yang terjadi selama evolusi kanker kolorektal dapat
dilihat pada gambar di bawah ini :
Gambar 7. Perubahan genetik dan gambaran klinik
GEJALA KLINIK
Tanda dan gejala yang mungkin muncul pada kanker rektal antara lain ialah
Perubahan pada kebiasaan BAB atau adanya darah pada feses, baik itu
darah segar maupun yang berwarna hitam.
Diare, konstipasi atau merasa bahwa isi perut tidak benar benar kosong
saat BAB
Feses yang lebih kecil dari biasanya
Keluhan tidak nyama pada perut seperti sering flatus, kembung, rasa
penuh pada perut atau nyeri
Penurunan berat badan yang tidak diketahui sebabnya
Mual dan muntah,
Rasa letih dan lesu
Pada tahap lanjut dapat muncul gejala pada traktus urinarius dan nyeri
pada daerah gluteus.
Ada beberapa tes pada daerah rektum dan kolon untuk mendeteksi
kanker rektal, diantaranya ialah :
4) Sigmoidoscopy, yaitu sebuah prosedur untuk melihat bagian dalam rektum dan
sigmoid apakah terdapat polip kakner atau kelainan lainnya.
Alat sigmoidoscope dimasukkan melalui rektum sampai kolon sigmoid, polip atau
sampel jaringan dapat diambil untuk biopsi.
Gambar 9. sigmoidoscopy
5) Colonoscopy yaitu sebuah prosedur untuk melihat bagian dalam rektum dan
sigmoid apakah terdapat polip kanker atau kelainan lainnya.
Alat colonoscope dimasukkan melalui rektum sampai kolon sigmoid, polip atau
sampel jaringan dapat diambil untuk biopsi.
Jika ditemukan tumor dari salah satu pemeriksaan diatas, biopsi harus
dilakukan. Secara patologi anatomi, adenocarcinoma merupakan jenis yang paling
sering yaitu sekitar 90 sampai 95% dari kanker usus besar. Jenis lainnya ialah
karsinoma sel skuamosa, carcinoid tumors, adenosquamous carcinomas, dan
undifferentiated tumors.
1. Stadium 0
Pada stadium 0, kanker ditemukan hanya pada bagian paling dalam rektum.yaitu
pada mukosa saja. Disebut juga carcinoma in situ.
2. Stadium I
3. Stadium II
Pada stadium II, kanker telah menyebar keluar rektum kejaringan terdekat namun
tidak menyebar ke limfonodi. Disebut juga Dukes B rectal cancer.
4. Stadium III
Pada stadium III, kanker telah menyebar ke limfonodi terdekat, tapi tedak
menyebar kebagian tubuh lainnya. Disebut juga Dukes C rectal cancer.
5. Stadium IV
Pada stadium IV, kanker telah menyebar kebagian lain tubuh seperti hati, paru,
atau ovarium. Disebut jugaDukes D rectal cancer
Stadium Deskripsi
Modified
TNM
Dukes Deskripsi
Stadium
Stadium
T1 N0
A Limited to submucosa
M0
T2 N0
B1 Limited to muscularis propria
M0
T3 N0
B2 Transmural extension
M0
T2 N1
C1 T2, enlarged mesenteric nodes
M0
T3 N1
C2 T3, enlarged mesenteric nodes
M0
Any T,
D Distant metastases present
M1
PENTATALAKSANAAN
Berbagai jenis terapi tersedia untuk pasien kanker rektal. Beberapa adalah terapi
standar dan beberapa lagi masih diuji dalam penelitian klinis. Tiga terapi standar
untuk kanker rektal yang digunakan antara lain ialah :
1. Pembedahan
Eksisi lokal : jika kanker ditemukan pada stadium paling dini, tumor
dapat dihilangkan tanpa tanpa melakukan pembedahan lewat abdomen.
Jika kanker ditemukan dalam bentuk polip, operasinya
dinamakan polypectomy.
Reseksi: jika kanker lebih besar, dilakukan reseksi rektum lalu dilakukan
anastomosis. Jiga dilakukan pengambilan limfonodi disekitan rektum
lalu diidentifikasi apakah limfonodi tersebut juga mengandung sel
kanker.
2. Radiasi
Sebagai mana telah disebutkan, untuk banyak kasus stadium II dan III
lanjut, radiasi dapat menyusutkan ukuran tumor sebelum dilakukan pembedahan.
Peran lain radioterapi adalah sebagai sebagai terapi tambahan untuk pembedahan
pada kasus tumor lokal yang sudah diangkat melaui pembedahan, dan untuk
penanganan kasus metastasis jauh tertentu. Terutama ketika digunakan dalam
kombinasi dengan kemoterapi, radiasi yang digunakan setelah pembedahan
menunjukkan telah menurunkan resiko kekambuhan lokal di pelvis sebesar 46%
dan angka kematian sebesar 29%. Pada penanganan metastasis jauh, radiesi telah
berguna mengurangi efek lokal dari metastasis tersebut, misalnya pada otak.
Radioterapi umumnya digunakan sebagai terapi paliatif pada pasien yang
memiliki tumor lokal yang unresectable.
3. Kemoterapi
PROGNOSIS
Stadium I - 72%
Stadium II - 54%
Stadium III - 39%
Stadium IV - 7%
50% dari seluruh pasien mengalami kekambuhan yang dapat berupa kekambuhan
lokal, jauh maupun keduanya. Kekambuhan lokal lebih sering terjadi pada.
Penyakit kambuh pada 5-30% pasien, biasanya pada 2 tahu pertama setelah
operasi. Faktor – faktor yang mempengaruhi terbentuknya rekurensi termasuk
kemampuan ahli bedah, stadium tumor, lokasi, dan kemapuan untuk memperoleh
batas - batas negatif tumor.
DAFTAR PUSTAKA
1. Abdullah, Murdani. 2006. Tumor Kolorektal dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam edisi IV jilid I. FKUI : Jakarta hal: 373-378
2. Jones & Schofield. 1996. Neoplasia Kolorektal dalam Petunjuk Penting
Penyakit Kolorektal. EGC : Jakarta hal :58-65
3. Roediger, WEW. 1994. Cancer of the Colon, rectum and Anus in Manual of
Clinical Oncology Sixth edition. UICC : Germany p:336-347
4. Sabiston, David C. 1994. Buku Ajar Bedah Bagian 2. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta. Hal: 14-18, 36-42.
5. Sjamsuhidajat. R, Wim de Jong. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2.
Penerbit Buku Kedokteran. EGC. Jakarta. Hal: 658-667
6. Schwartz. 2000.Intisari Prinsip-prinsip Ilmu Bedah Edisi 6. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta.
7. Doherty GM. 2006. Current Surgical Diagnosis and Treatment. USA :
McGraw Hill. Hal: 658-668.
8. Utama HSY. 2012. Carcinoma Colorectal (CANCER) / Keganasan
(KANKER) Kolon dan Rektum (definition, sign, symptom, etiology,
diagnosis and management). Available online at
:http://www.dokterbedahherryyudha.com/2012/04/carsinoma-colorectal-
defition-sign.html
9. Zieve, D. 2009. Colon Cancer. Available online
at:http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/colorectalcancer.html(diakses 30 Juni
2013)
10. Mohammad,Wehbi. 2011. Familial Adenomatous Polyposis. Available online
at:www.emedicine.medscape.com
11. Fingerote, Robert J. 2011. Colon Cancer. Available online at :
http://www.emedicinehealth.com/colon_cancer/article_em.htm