Anda di halaman 1dari 12

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYA

RUMAH SAKIT UMUM


TEUNGKU PEUKAN
Jln. Nasional Padang Meurante - SusohTelp. (0659) 92622.Fax. (0659) 92522
BLANGPIDIE 23764

KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM TEUNGKU PEUKAN
KABUPATEN ACEH BARAT DAYA
NOMOR : 820/ / SK / /201

TENTANG

PANDUAN ASESMEN PASIEN TERMINAL


DI RUMAH SAKIT UMUM TEUNGKU PEUKAN
KABUPATEN ACEH BARAT DAYA

DIREKTUR RSU TEUNGKU PEUKAN KABUPATEN ACEH BARAT DAYA

Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit


Umum Daerah Teungku Peukan, maka diperlukan penyelenggaraan
pelayanan Instalasi Rawat Inap yang bermutu tinggi.

b. bahwa agar pelayanan Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah


Teungku Peukan dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya
Panduan Asesmen Pasien Terminal di Rumah Sakit Umum Daerah
Teungku Peukan sebagai landasan bagi penyelenggaraan pelayanan
Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Teungku Peukan

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam


huruf a dan b perlu ditetapkan dengan keputusan Direktur Rumah
Sakit Umum Teungku Peukan.

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang


Rumah Sakit.

2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/Per/III/2008


tentang Rekam Medis
MEMUTUSKAN

Menetapkan :
Pertama : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM TEUNGKU
PEUKAN KABUPATEN ACEH BARAT DAYA TENTANG
PANDUAN ASESMEN PASIEN TERMINAL RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH TEUNGKU PEUKAN.

Kedua : Panduan Asesmen Pasien Terminal Rumah Sakit Umum Daerah


Teungku Peukan Kabupaten Aceh Barat Daya sebagaimana
tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.

Ketiga : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan


ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kesalahan dan
kekeliruan akan diperbaharui sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Blangpidie
Pada Tanggal : 22 Oktober 2017

Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Teungku Peukan


Kabupaten Aceh Barat Daya

dr. Adi Arulan Munda


Nip. 19750808 200804 1 001
LAMPIRAN
SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM TEUNGKU PEUKAN
KABUPATEN ACEH BARAT DAYA
NOMOR : 820 / /SK/ X /2017

TENTANG

PANDUAN ASESMEN PASIEN TERMINAL


DIRUMAH SAKIT UMUM TEUNGKU PEUKAN
KABUPATEN ACEH BARAT DAYA
BAB I
DEFINISI

Pengertian

Pelayanan pada tahap terminal adalah pelayanan yang diberikan untuk pasien yang
mengalami sakit atau penyakit yang tidak mempunyai harapan untuk sembuh dan menuju
proses kematian dalam waktu 6 (enam) bulan atau kurang. Pasien yang berada pada tingkat
akhir hidupnya memerlukan pelayanan yang berfokus akan kebutuhannnya yang unik.

Dalam tahap ini dapat menderita gejala lain yang berhubungan dengan proses penyakit
atau therapy kuratif atau memerlukan bantuan. Berhubung dengan fraktor psikososial,
agama, dan budaya yang berhubungan dengan proses kematian. Keluarga dan pemberi
layanan dapat diberikan kelonggaran melayani pasien terhadap terminal dan membantu
meringankan rasa sedih dan kehilangan.

Penyakit terminal adalah suatu penyakit yang tidak bisa disembuhkan lagi, kematian
adalah tahap akhir kehidupan. Kematian bisa datang tiba-tiba tanpa peringatan atau
mengikuti periode sakit yang panjang. Kondisi terminal adalah suatu proses yang progresif
menuju kematian berjalan melalui suatu tahapan proses penurunan fisik, psikososial dan
spriritual bagi individu.
Pasien terminal adalah pasien-pasien yang dirawat, yang sudah jelas bahwa kemungkinan
akan meninggal atau keadaan mereka makin lama semakin memburuk.

Pendampingan dalam proses kematian adalah suatu pendampingan dalam kehidupan


karna itu termasuk bagian dari kehidupan. Manusia dilahirkan, hidup beberapa tahun dan
akhirnya mati. Manusia akan menerima bahwa itu adalah kehidupan, dan itu memang akan
terjadi, kematian adalah akhir dari kehidupan.
Sakaratul maut (dying) merupakan kondisi pasien yang sedang menghadapi kematian (death)
merupakan kondisi terhentinya pernafasan, nadi dan tekanan darah serta hilangnya respon
terjadi stimulus eksternal, ditandai denga terhentinya aktifitas otak atau terhentinya fungsi
jantung dan paru secara menetap. Selain itu dr. H. Ahmadi, NH, Sp.KjJS mendefinisikan
death :
1. Hilangnya fase sirkulasi dari respirasi yang inneversible.
2. Hilangnya fase keseluruhan otak, termasuk batang otak.
Dying dan death merupakan dua istilah yang sulit untuk dipisahkan, serta merupakan suatu
fenomena tersendiri. Dying lebih kearah suatu proses, sedangkan death merupakan dari
hidup.
BAB II
RUANG LINGKUP

Ruang lingkup dari pada asesmen pasien terminal meliputi DPJP, apabila DPJP sedang
tidak berada ditempat, dapat diwakilkan oleh dokter ruangan. Perawat juga turut melakukan
asesmen pasien terminal, dan apabila pesien menginginkan adanya keterlibatan dari pada
pemuka agama yang dianut, maka Rumah Sakit Umum Teungku Peukan harus menyediakan
pelayanan tersebut.
BAB III
TATALAKSANA
A. Pelaksanaan
Kegiatan pelayanan pada pasien tahap terminal akhir hidup di Rumah Sakit Umum
Teungku peukan. :
1. Menghormati keputusan dokter untuk tidak melanjutkan pengobatan dengan
persetujuan pasien atau keluarga pasien.
2. Melakukan asesmen dan pengelolaan yang sesuai dalam tahap terminal.
Problem yang berkaitan dengan kamatian antara lain :
 Problem fisik berkaitan dengan kondisi atau penyakit terminalnya.
 Problem psikologi, ketidak berdayaan, kehilangan control, ketergantungan, dan
kehilangan diri dan harapan.
 Problem sosial, isolasi dan perpisahan.
 Problem spiritual
 Ketidak sesuaian antara kebutuhan dan harapan dengan perlakuan yang didapat
(dokter, perawat, keluarga dan sebagainya).
3. Memberikan pelayanan dan perawatan pada pasien terhadap terminal dengan hormat.
4. Melakukan intervensi untuk mengurangi rasa nyeri, secara primer atau skunder serta
memberikan pengobatan sesuai permintaan pasien dan keluarga.
5. Menyediakan akses terapi lainnya yang secara realistis diharapkan dapat
memperbaiki kualitas hidup pasien yang mencakup terapi alternative atau therapy
tradisional.
6. Melakukan intervensi dalam masalah keagamaan dan aspek budaya pasien dan
keluarga.
7. Melakukan asesmen status mental terhadap keluarga yang ditinggalkan serta edukasi
terhadap mekanisme penanganannya.
8. Peka dan tanggap terhadap harapan keluarganya.
9. Menghormati hak pasien untuk menolak pengobatan atau tindakan medis lainnya.
10. Mengikut sertakan keluarga dalam pemberian pelayanan.
Layanan tahap akhir hidup di Rumah Sakit Umum Teungku Peukan yang dilakukan
pada pasien di Instalasi Gawat Darurat dan Instalasi rawat inap, proses pengkajian
dilaksanakan oleh dokter, perawat dan bidan yang kompeten dan berwenang, yang
meliputi Intervensi atau mengurangi rasa sakit, gejala primer, dan atau skunder.
Mencegah gejala dan komplikasi sedapat mungkin,intesitas dalam hal masalah
psikologis, pasien dan keluarga, Masalah emosional dan kebutuhan spiritual mengenai
kematian dan kesusahan, Intervensi dalam masalah keagamaan dan aspek budaya pasien
dan keluarga, serta mengikut sertakan pasien dan keluarga dalam pemberian pelayanan.
Sedangkan asesmen pasien terminal dilakukan oleh dokter yang merawat dan boleh
diwakilkan oleh dokter ruangan apabila dokter yang merawat sedang tidak berada
ditempat.

B. Ciri-ciri pokok pasien yang akan meninggal


Pasien yang menghadapi sakaratul maut akan memperlihatkan tingkah laku yang khas
anatar lain :
1. Penginderaan dan gerakan menghilang secara berangsur-rangsur yang dimulai pada
gerakan paling ujung khususnya pada ujung kaki, tangannya, ujung hidung yang terasa
dingin dan lembab.
2. Kulit nampak kebiru-biruan atau pucat.
3. Nadi mulai tidak teratur lemah dan pucat.
4. Terdengar suara mendengkur disertai gejala nafas cyene nokes
5. Menurunnya tekanan darah, peredaran darah perifer menjadi terhenti dan rasa nyeri bila
ada biasanya menjadi hilang. Kesadaran dan tingkat kekuatan ingatan bervariasi dari
individu. Otot rahang menjadi mengendur, wajah pasien yang tadinya kelihatan cemas
tampak lebih pasrah menerima.

C. Prosedur Asesmen Pasien tahap Terminal


DPJP atau dokter ruangan, perawat atau bidan melakukan asesmen tanda-tanda klinis
menjelang kematian.
1. Kehilangan Tonus otot yang ditandai dengan :
a. Relaksasi otot muka hingga dagu menjadi turun
b. Kesulitan dalam berbicara, proses menelan dan hilangnya reflek menelan.
c. Penurunan kegiatan fraktur sastrolntesninal, ditandai : Nausea, muntah, perut
kembung, opstipasi.
d. Penurunan control spinkter urinary dan rectal
e. Gerakan tubuh yang terbatas.

2. Kelambatan dalam sirkulasi yang ditandai dengan :


a. Kemunduran dalam sensasi
b. Cyanosis pada daerah ekstermitas.
c. Kulit dingin, pertama kali pada daerah kaki, kemudian tangan, telinga dan hidung.

3. Perubahan-perubahan dalam tanda-tanda vital


a. Nadi lambat dan lemah
b. Tekanan darah turun
c. Pernafasan cepat, dangkal dan tidak teratur.

4. Gangguan sensorik
a. Penglihatan kabur
b. Gangguan penciuman dan perabaan.

Tanda-tanda klinis menjelang kematian


1. Pupil mata lebar
2. Tidak mampu untuk bergerak
3. Kehilangan reflek
4. Nadi cepat dan kecil
5. Pernafasan chyene-stroke dan ngorok
6. Mata dapat tertutup atau agak terbuka

Tanda-tanda klinis saat meninggal :


1. Tidak ada respon tanda-tanda ransangan dari luar secara total
2. Tidak adanya gerak dari otot, khususnya pernafasan
3. Tidak ada reflek
4. Gambaran mendatar pada EKG
Kemudian perawat akan melakukan evaluasi pada saat pasien menjelang ajal dimana :
1. Klien merasa nyaman dan mengekspesikan perasaannya pada perawat.
2. Pasien tidak merasa sedih dan siap menerima kenyataan
3. Klien selalu ingat kepada Tuhan dan selalu bertawakkal
4. Klien sadar bahwa setiap apa yang diciptakan Tuhan akan kembali kepada Nya.
BAB IV
DOKUMENTASI

1. SPO Asesmen pasien tahap terminal


2. Formulir Asesmen awal dan ulang pasien tahap terminal
3. Formulir permintaan pelayanan kerohanian
I. Penutup

Pelayanan tahap terminal merupakan bagian dari pelayanan kesehatan paripurna di rumah
sakit, fungsi rumah sakit, yaitu penyembuhan, pemulihan.dengan pelayanan tahap terminal yang
tepat dan berhasil guna akan membantu pasien dan keluarganya dalam melewati fase kritis.

Perawatan kepada pasien yang menghadapi sakaratul maut (dying) atau petugas
kesehatan dilakukan dengan memberi pelayanan khusus jasmaniah dan rohaniah sebelum pasien
meninggal. Peran perawat untuk memenuhi kebutuhan biologis, sosiologis, psikologis dan
spiritual pasien sakaratul maut dengan memperhatikan moral, etika serta menumbuhkan sikap
empati dan caring kepada pasien. Penanganan pasien perlu dukungan semua pihak yang terkait,
terutama keluarga pasien dan perlu tindakan yang tepat dari perawat.

Panduan asesmen pasien terminal ini merupakan panduan bagi pelaksana pelayanan pada
tahap terminal yang diselenggarakan di Rumah Sakit Umum Teungku Peukan. Dengan ini,
diharapkan pelayanan pada tahap terminal yang diselenggarakan dapat terlaksana dengan baik
dan dapat ditingkatkan seiring dengan kemajuan rumah sakit.

Anda mungkin juga menyukai