Anda di halaman 1dari 31

Peraturan Menteri Negara LH Nomor 308 Tahun 2005

KERANGKA ACUAN
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP

Rencana Kegiatan Rehabilitasi dan Pengembangan


Pelabuhan Gunung Sitoli
Kabupaten Nias
Provinsi Sumatera Utara

Tim Teknis AMDAL Khusus


Rehabilitasi dan Rekonstruksi Nias Pasca Gempa dan Tsunami
Januari 2007
Peraturan Menteri Negara LH Nomor 308 Tahun 2005

KERANGKA ACUAN

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP

Rencana Kegiatan Rehabilitasi dan Pengembangan


Pelabuhan Gunung Sitoli
Kabupaten Nias
Provinsi Sumatera Utara

Tim Teknis AMDAL Khusus


Rehabilitasi dan Rekonstruksi Nias Pasca Gempa dan Tsunami
Januari 2007
Tim Teknis AMDAL Khusus :

1. Drs. Chairul Azhar, M.Sc (Ketua)


2. Ir. Ichwan Ridwan Nasution (Sekretaris)
3. Ir. Henny J.M.Nainggolan (Anggota)
4. Hotmawaty Lidya Pakpahan,SE (Anggota)
5. Drs. Asyiksana Hulu (Anggota)
6. T.Buulolo (Anggota)
7. Nugroho Indra Windardi ,ST (Anggota)
KATA PENGANTAR

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 308 Tahun 2005 memuat
pembentukan Tim Teknis AMDAL Khusus untuk melaksanakan proses pelingkupan atau
penyusunan dokumen Kerangka Acuan ANDAL bagi setiap rencana kegiatan wajib
AMDAL yang terkait dengan pembangunan rehabilitasi dan rekonstruksi di Nias pasca
bencana gempa bumi dan tsunami. Berkaitan dengan hal tersebut pemerintah melalui
Bapedalda Provinsi Sumatera Utara membantu pembuatan Kerangka Acuan Analisis
Dampak Lingkungan Hidup (KA-ANDAL).
Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 308 Tahun 2005,
pelaksanaan kegiatan ini harus dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL). Kegiatan tersebut diprakirakan berpotensi menimbulkan dampak
terhadap lingkungan, sehingga perlu dirumuskan lingkup dan kedalaman studi Analisis
Dampak Lingkungan (ANDAL) yang dilakukan melalui penyusunan Kerangka Acuan (KA)
ANDAL agar studi ANDAL dapat berjalan secara efektif dan efisien. Dokumen KA-
ANDAL ini disusun dengan mengacu pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor 308 Tahun 2005 dan panduan pelingkupan yang dikeluarkan Kementerian
Negara Lingkungan Hidup.
Semoga Dokumen KA-ANDAL ini menjadi acuan bagi pemrakarsa dalam menyusun
dokumen ANDAL, RKL-RPL dan juga bermanfaat baik instansi yang berkepentingan
maupun pihak-pihak lain.
Pada kesempatan ini kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan dukungan atas selesainya penyusunan dokumen Kerangka Acuan ini.

Medan, Januari 2007


Tim Teknis AMDAL Khusus

Rencana Kegiatan Rehabilitasi dan Pengembangan


Pelabuhan Gunung Sitoli
Kabupaten Nias
Provinsi Sumatera Utara

-i-
DAFTAR ISI

SK Kesepakatan KA-ANDAL
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii

I. Pendahuluan .......................................................................... 1
II. Proses AMDAL Khusus ................................................................ 8
III. Isu-isu Utama ........................................................................ 9
Isu-isu Utama............................................................................12
Bagian 1. Pertimbangan atas alternatif-alternatif ................................12
Bagian 2. Isu Lingkungan ..............................................................12
Bagian 3. Transportasi .................................................................13
Bagian 4. Tata Ruang dan Pengembangan Ekonomi Wilayah ....................13
Bagian 5. Sosial .........................................................................13
Bagian 6. Kesehatan Masyarakat .....................................................14
Bagian 7. Lain-lain .....................................................................14
Bagian 8. Konsultasi Masyarakat dan pihak-pihak terkait........................15
Bagian 9. Batas Wilayah Studi ........................................................15
Bagian 10. Kepakaran yang diperlukan .............................................16
IV. Pelaksana Studi Pelingkupan ......................................................17
V. Daftar Lampiran .....................................................................17
Lampiran 1. Deskripsi Kegiatan ......................................................19
Lampiran 2. Surat Perintah Tugas (SPT) Tim Teknis AMDAL Khusus............20
Lampiran 3. Foto Hasil Observasi Lapangan........................................21

- ii -
I . PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bencana alam gempa bumi dan gelombang tsunami di wilayah Provinsi


Nanggroe Aceh Darussalam dan di Kepulauan Nias Provinsi Sumatera
Utara telah mengakibatkan korban jiwa, kerusakan sarana dan prasarana
sehingga mengakibatkan lumpuhnya berbagai aspek kehidupan
masyarakat dan penyelenggaraan fungsi pemerintahan.
Dalam upaya penanganan berbagai kondisi di wilayah yang terkena
dampak bencana alam tersebut, Pemerintah Indonesia telah menerbitkan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2005
tentang Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Aceh dan Nias (BRR NAD-
Nias).
Untuk pelaksanaan kegiatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (khusus di
Propinsi Sumatera Utara adalah Kab.Nias dan Nias Selatan), memerlukan
kajian ilmiah dalam bentuk studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL) atau Upaya Pengelolaan Lingkungan(UKL) dan Upaya
Pemantauan Lingkungan (UPL).
Secara khusus, untuk mempercepat proses kajian ilmiah di bidang
lingkungan hidup, Pemerintah mengeluarkan Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup Nomor 308 Tahun 2005 tentang Pelaksanaan Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup, Upaya Pengelolaan Lingkungan
Hidup(UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL) Untuk
Kegiatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi di Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam dan Kepulauan Nias Provinsi Sumatera Utara; yang memuat
jenis kegiatan wajib AMDAL dan pembentukan Tim Teknis yang bertugas
melakukan pelingkupan dalam penyusunan KA-ANDAL.
Rencana rehabilitasi dan pengembangan Pelabuhan Gunung Sitoli
merupakan salah satu kegiatan yang wajib AMDAL berada di Kelurahan
Saombo Kecamatan Gunung Sitoli Kabupaten Nias dengan Single Point
Mooring Boey yang direncanakan dapat menampung kapal dengan bobot
> 10.000 DWT.
Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 308 Tahun
2005, Tim Teknis AMDAL khusus telah dibentuk untuk membantu
pelingkupan KA-ANDAL yang terdiri dari ahli yang berasal dari praktisi,
akademisi, ahli dari Kementerian Lingkungan Hidup, dan ahli dari Badan
Pengendalian Dampak Lingkungan Provinsi Sumatera Utara serta instansi
Lingkungan Hidup Kabupaten Nias. Proses pelingkupan dimulai dari
tanggal 15 Desember 2006 dengan melakukan peninjauan lapangan dan
diskusi yang intensif.
Proses AMDAL rencana kegiatan rehabilitasi dan pengembangan
Pelabuhan Gunung Sitoli dimulai dari pengajuan deskripsi rencana

1
kegiatan oleh Pemrakarsa kepada Bapedalda Provinsi Sumatera Utara.
Satu tahap penting proses AMDAL untuk rencana kegiatan rehabilitasi dan
pengembangan Pelabuhan Gunung Sitoli yang belum dilakukan adalah
tahap pengumuman di media masa untuk memberi informasi kepada
masyarakat dan menjaring pendapat masyarakat.
Laporan pelingkupan disusun oleh Tim Teknis AMDAL khusus dan setelah
melakukan peninjauan lapangan dan diskusi antara anggota Tim untuk
dapat mencari isu-isu penting dari rencana kegiatan rehabilitasi dan
pengembangan Pelabuhan Gunung Sitoli. Tahap selanjutnya merupakan
tahap pembahasan dokumen pelingkupan ini bersama dengan
Pemrakarsa, Komisi Penilai AMDAL Provinsi Sumatera Utara dan pihak-
pihak terkait lainnya. Komisi Penilai AMDAL Provinsi Sumatera Utara akan
memprakarsai proses pembahasan untuk selanjutnya meneruskan proses
AMDAL hingga penilaian dokumen ANDAL, RKL dan RPL.
Tim Teknis AMDAL khusus yang telah dibentuk mulai melakukan proses
pelingkupan pada tanggal 15 – 20 Desember 2006 dengan tahapan
sebagai berikut:
1. Pengkajian terhadap rencana kegiatan Pelabuhan Gunung Sitoli yang
existing maupun rencana pengembangannya.
2. Penggalian informasi tambahan dari Satker Perhubungan BRR,
Bagian Lingkungan Hidup Kab.Nias dan Dinas Perhubungan
Kabupaten Nias.
3. Identifikasi dampak potensial (desk study) oleh masing-masing
anggota Tim Teknis
4. Diskusi evaluasi dampak hipotetik
5. Pelaksanaan tinjauan lapangan
6. Verifikasi hasil tinjauan lapangan yang dipadankan dengan hasil
evaluasi dampak hipotetik
7. Penyusunan laporan pelingkupan menjadi dokumen Kerangka Acuan
studi ANDAL

1.2 Landasan Peraturan dan Perundang-undangan

- Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 308 tahun


2005 tentang Pelaksanaan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Hidup, Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup untuk Kegiatan Rehabilitasi dan
Rekonstruksi Di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Kepulauan
Nias Provinsi Sumatera Utara.
- Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.45 Tahun 2000 tentang
Pedoman Pelaksanaan Laporan RKL/RPL.
- Peraturan Pemerintah No. 69 tahun 2001 tentang Kepelabuhanan
- Keputusan Kepala Bapedal No.8 Tahun 2006 tentang Pedoman
Penyusunan AMDAL.

2
- Peraturan dan perundang-undangan lain yang terkait dengan
rencana kegiatan rehabilitasi dan pengembangan Pelabuhan Gunung
Sitoli.

1.3 Tujuan Umum

- Mempercepat proses pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi di


Kabupaten Nias dan Nias Selatan.

1.4 Tujuan Khusus

- Membantu Pemrakarsa dalam penyusunan KA-ANDAL kegiatan


rehabilitasi dan pengembangan Pelabuhan Gunung Sitoli.
- Untuk memperoleh hasil kajian ilmiah terhadap lingkungan hidup
yang jelas dan terarah.
- Mempersingkat jangka waktu dalam prosedur AMDAL khusus di
Kabupaten Nias dan Nias Selatan.

1.5 Ringkasan Rencana Kegiatan

Peta orientasi lokasi kegiatan dapat dilihat pada Gambar 1.1. Pelabuhan
Gunung Sitoli berada di Kelurahan Saombo Kecamatan Gunung Sitoli
berjarak 2 km dari ibukota Kabupaten Nias-Gunung Sitoli dengan batas-
batas sebagai berikut :

- Sebelah Selatan berbatasan dengan : Kelurahan Saombo


- Sebelah Utara berbatasan dengan : Desa Ombolata Ulu
- Sebelah Timur berbatasan dengan : Lautan Hindia
- Sebelah Barat berbatasan dengan : Desa Fadoro Lasara

Luas Lahan yang diperuntukan untuk pelabuhan beserta sarana


penunjangnya adalah 2 Ha. Klasifikasi pelabuhan Gunung Sitoli saat ini
adalah Kelas IV, dimana setelah terjadinya gempa bumi tahun 2004 telah
mengalami banyak kerusakan dan tidak layak lagi untuk kegiatan bongkar
muat barang dan aktifitas truk-truk besar yang masuk ke
pelabuhan,sehingga pengembangan perlu dilakukan menjadi Kelas III.

3
Lokasi
Kegiatan

Gambar 1.1 Peta orientasi Pulau Nias, Provinsi Sumatera Utara

Data-data Fasilitas Pelabuhan Gunung Sitoli ( Existing ) :

• Fasilitas Dermaga terdiri dari 1 segmen dan trestle 2 segmen yaitu :


- Dermaga segmen I = 12 x 60 m (dalam keadaan rusak berat)
- Trestle segmen II = 32,5 x 7 m (dalam keadaan rusak berat)
- Trestle segmen II = 32,5 x 7 m (dalam keadaan rusak berat)
- Dermaga ferry = 500 m2 (dalam keadaan rusak berat)
• Fasilitas penunjang :
- Terminal Penumpang = 12 x 10 m (dalam keadaan rusak ringan)
- Gudang Tertutup = 20 x 30 m (dalam keadaan rusak ringan)
- Lapangan Penumpukan = 1.000 m2 (dalam keadaan rusak ringan)
- Area Parkir Truck = 700 m2 (dalam keadaan rusak ringan)
- Jalan Pelabuhan = 4.022 m2 (dalam keadaan rusak ringan)
- Air dan Listrik bekerjasama dengan PDAM dan PLN
- Kantor ADPEL 560 m2 dan PT.PELINDO 200 m2.
• Fasilitas tambahan lainnya :
- Jalan masuk ke Pelabuhan dari Daratan
- Lampu Suar tanda pelabuhan
- Fender (dalam keadaan rusak)
- Mooring Dolphin di sebelah Selatan pelabuhan yang masih baik.
- Fasilitas tambat kapal atau Bolder di dermaga sebanyak 3 buah
- Pagar keliling (yang perlu dipugar dan diperbaiki sesuai persyaratan
”ringbewaking”
atau daerah Lingkungan Kerja Pelabuhan).

4
Lokasi Pelabuhan
Gunung Sitoli

Gambar 1.2 Peta Lokasi Pelabuhan Gunung Sitoli Kabupaten Nias

5
Rencana pengembangan Pelabuhan Gunung Sitoli adalah sebagai berikut:
• Fasilitas Dermaga terdiri dari 3 segmen dan Trestle 3 segmen :
- Dermaga segmen I = 60 x 20 m
- Dermaga segmen II = 60 x 20 m
- Dermaga segmen III = 50 x 20 m ( rencana jangka pendek)
Jumlah panjang = 170 x 20 m
▪ Trestle Segmen I = 48 x 8 m
▪ Trestle Segmen I = 48 x 8 m
▪ Trestle Segmen II = 28 x 8 m
▪ Trestle Segmen III = 32 x 8 m

• Fasilitas penunjang :
- Gudang Tertutup = 20 x 30 m
- Lapangan Penumpukan = 60 x 30 m
- Fasilitas jalan lingkungan = 500 x 8 m
- Pembangunan Talud sepanjang 70 m
- Instalasi Air dan Listrik bekerjasama dengan PDAM dan PLN

• Fasilitas Penunjang Pelabuhan yang masih perlu diadakan atau dibangun


adalah:
- Ruang Tunggu yang luasnya memadai
- Puskesmas dan Klinik
- Warung /Toko/ Koperasi
- MCK umum
- Sistem sanitasi dan kebersihan Lingkungan

Parameter atau data lingkungan yang diperoleh adalah sebagai berikut:


- Kedalaman laut didepan Dermaga berkisar sekitar 13,5 m
- Bench Mark Pasang-surut air laut adalah titik BM 01 = + 3.416 m AMSL di
depan gudang diantara 2 trestel dan BM 02 = 4.633 m AMSL di depan gedung
terminal penumpang.
- Keadaan Pasang-surut nya memiliki Tipe Campuran Condong ke Harian Ganda
atau terdapat 2 kali Air Tinggi atau HWS dan 2 kali Air Rendah atau LWS
dalam Satu Hari Bulan yang Tidak Beraturan.
- Adanya tanjung di sebelah Utara lokasi pelabuhan sangat ideal sehingga angin
yang datang dari arah Utara tidak berpengaruh terhadap perubahan arus
dan gelombang.

6
Gambar 1.3 Peta Site Plan Rencana Pelabuhan Gunung Sitoli

Beberapa informasi tambahan dan hasil observasi lapangan yang terkait dengan
rencana rehabilitasi dan pengembangan Pelabuhan Gunung Sitoli :

• Pengembangan Pelabuhan Gunung Sitoli sekaligus untuk memperbaiki


infrastruktur jaringan transportasi di Propinsi Sumatera Utara sehingga arus
barang dan jasa melalui jalur perairan dapat terselenggara dengan lebih baik
khususnya yang berasal dari dan ke Kabupaten Nias.
• Pengembangan Pelabuhan Gunung Sitoli juga dimanfaatkan untuk
mengantisipasi perkembangan wisata pantai di Kabupaten Nias yang memiliki
potensi untuk dikembangkan sebagai wisata bahari.
• Adanya rencana pengoperasian 2 (dua) unit kapal cepat ( jumbo jet ) dengan
kapasitas penumpang masing-masing 200 orang sehingga akan meningkatkan
mobilitas penduduk antar wilayah dari dan ke Kabupaten Nias.
• Di lokasi pelabuhan masih banyak terlihat sampah-sampah yang dibuang
sembarangan bahkan ke pinggiran laut sekitar Pelabuhan Gunung Sitoli, untuk
itu perlu dibuat rambu-rambu larangan membuang sampah sembarangan
karena menyangkut estetika lingkungan yang akan dituangkan dalam dokumen
RKL/RPL.

7
• Jumlah KK yang bermukim di area zona pengembangan pelabuhan ( yang akan
terkena pembebasan lahan ) adalah + 30 KK dengan mata pencaharian
sebahagian kecil nelayan, selebihnya berdagang, usaha hotel dan bengkel.
• Hasil wawancara terhadap masyarakat di sekitar lokasi pelabuhan, pada
umumnya mendukung adanya rencana pengembangan pelabuhan serta
kesediaan melepaskan hak kepemilikan tanahnya dengan syarat mendapatkan
ganti rugi yang sesuai.
• Pengumuman tentang rencana pengembangan Pelabuhan Gunung Sitoli belum
disosialisasikan pihak Pemrakarsa kepada masyarakat terkena dampak maupun
di papan pengumuman yang terdapat di lokasi pelabuhan, kantor Kelurahan
maupun di media massa.

II. PROSES AMDAL KHUSUS

2.1 Pemahaman AMDAL Khusus


Penyusunan AMDAL untuk rehabilitasi dan rekonstruksi sangat berbeda
dengan AMDAL konvensional. Khusus untuk daerah bencana Gempa dan
Tsunami Aceh, Nias dan Nias Selatan, penyusunan Dokumen AMDAL
mengikuti prosedur yang telah ditetapkan dengan Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 308 tahun 2005. Dimana pada penyusunan
Dokumen AMDAL khusus, pelingkupan dilakukan oleh Tim Teknis yang
dibentuk Bapedalda Provinsi Sumatera Utara, sedangkan AMDAL
konvensional pelingkupan dilakukan oleh konsultan. Pelingkupannya juga
lebih terarah dan terfokus terhadap masalah yang ditimbulkan oleh
kegiatan.

2.2 Tahapan AMDAL Khusus


Untuk memudahkan pemahaman dari proses AMDAL khusus kegiatan
pelingkupan Pengembangan Pelabuhan Komersial Teluk Dalam, Kabupaten
Nias Selatan, Provinsi Sumatera Utara dapat dilihat pada skema dibawah ini
yang merupakan mekanisme khusus yang hanya berlaku di Provinsi NAD dan
Pulau Nias sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor
308 tahun 2005.
Untuk mendapat pemahaman yang lebih lengkap tentang proses ini, semua
pihak terkait agar membaca isi dari Peraturan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor 308/2005 dan dapat dibandingkan dengan proses AMDAL
umumnya sesuai Peraturan Pemerintah RI nomor 27 tahun 1999 tentang
AMDAL serta pedoman terkait lainnya tentang penyusunan AMDAL.

8
Pekerjaan pembangunan fisik tidak boleh dilakukan sebelum proses kajian
AMDAL selesai dilakukan, karenanya seiring dengan proses pelingkupan ini,
Pemrakarsa harus segera melaksanakan sosialisasi dan mengumumkan
rencana pengembangan pelabuhan Gunung Sitoli untuk mengakomodasi
saran masukan masyarakat di dalam proses penyusunan studi ANDAL dan
RKL/RPL. Skema penyusunan AMDAL khusus dapat dilihat pada Gambar 2.1.

III. ISU-ISU UTAMA


3.1 Uraian Pelaksanaan Penyusunan Dokumen
Dokumen KA ANDAL ini harus menjadi acuan dalam penyusunan ANDAL, RKL
dan RPL terutama isu-isu yang dihasilkan dalam dokumen ini.
Dokumen-ANDAL, RKL dan RPL harus dilengkapi dengan suatu ringkasan yang
disusun dengan bahasa yang sederhana, non teknis, dan mudah dipahami
oleh semua pihak. Ringkasan ini tidak saja ditujukan untuk dibaca oleh para
eksekutif tetapi sedapat mungkin dapat dipahami oleh pengelola di
lapangan dan masyarakat luas.
Dokumen ANDAL secara mendasar harus mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. Pendahuluan yang berisi maksud dan tujuan khusus dilaksanakannya
rencana kegiatan rehabilitasi dan pengembangan pelabuhan Gunung
Sitoli.
2. Uraian tentang kesesuaian rencana kegiatan rehabilitasi dan
pengembangan pelabuhan Gunung Sitoli dengan Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Kabupaten Nias, kebijakan pembangunan dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan digunakan dalam studi ini terkait
dengan rencana kegiatan.
3. Deskripsi rencana kegiatan rehabilitasi dan pengembangan pelabuhan
Gunung Sitoli yang memungkinkan untuk mencapai maksud dan tujuan
yang telah ditetapkan, termasuk rencana usaha dan/atau kegiatan yang
diusulkan;
4. Kondisi rona lingkungan awal di wilayah studi;
5. Kajian dampak lingkungan akibat rencana kegiatan rehabilitasi dan
pengembangan pelabuhan Gunung Sitoli yang mencakup seluruh isu
penting dan dampak hipotetik yang tercantum di dalam dokumen KA ini;
6. Arahan pengelolaan dan pemantauan lingkungan.

9
Proses penapisan melalui daftar
Selesai kegiatan wajib AMDAL

AMDAL disyaratkan AMDAL tidak diperlukan

Proposal kegiatan dari pemrakarsa


dan pengumuman

Penyusunan Kerangka Acuan (KA- Penyusunan Upaya Pengelolaan


ANDAL) oleh Tim Teknis dan dan Pemantauan lingkungan
Saat ini Pembahasan KA-ANDAL oleh (UKL-UPL)
Komisi Penilai & Pemrakarsa

Penyusunan dokumen ANDAL, RKL


dan RPL oleh Pemrakarsa

Penilaian ANDAL, RKL dan Persetujuan oleh


RPL oleh Komisi Penilai Gubernur

Perijinan

Pembangunan fisik

Gambar 2.1 Skema proses AMDAL untuk Kegiatan Rehabilitasi dan Pengembangan
Pelabuhan Gunung Sitoli Kabupaten Nias Provinsi Sumatera Utara.

10
Dokumen RKL secara mendasar harus mencakup upaya-upaya dan rencana-
rencana untuk menghindarkan dampak, mengurangi dampak (mitigasi),
mengelola, serta mengendalikan dampak yang mungkin terjadi. Dokumen ini
secara umum harus memuat hal-hal sebagai berikut:
1. Komponen atau parameter lingkungan hidup yang diprakirakan
mengalami perubahan mendasar menurut hasil analisis dampak
lingkungan hidup;
2. Sumber dampak yang telah dikaji pada dokumen ANDAL;
3. Tolok ukur dampak untuk mengukur perubahan komponen lingkungan
hidup;
4. Tujuan rencana pengelolaan lingkungan hidup dan tolok ukur kinerja
pengelolaan lingkungan dampak lingkungan hidup;
5. Upaya-upaya pengelolaan lingkungan hidup;
6. Lokasi pengelolaan lingkungan hidup;
7. Biaya pengelolaan lingkungan hidup
8. Institusi yang bertanggung jawab dalam pengelolaan lingkungan hidup.

Dokumen RPL secara medasar harus mencakup hal-hal sebagai berikut:


1. Komponen atau parameter lingkungan hidup yang dipantau;
2. Sumber dampak;
3. Parameter lingkungan hidup yang dipantau;
4. Tujuan pemantauan lingkungan hidup;
5. Metode pemantauan lingkungan hidup;
6. Jangka waktu dan frekwensi pemantauan;
7. Lokasi pemantauan lingkungan hidup;
8. Biaya pemantauan lingkungan hidup
9. Institusi yang bertanggung jawab dalam pemantauan lingkungan hidup.
Penggunaan sumber-sumber data dan informasi yang sahih di dalam dokumen
ANDAL, RKL dan RPL, baik dari penelitian langsung (data primer) ataupun data
sekunder, literatur, penelitian lain, atau hasil konsultasi dengan instansi terkait
dan dengan masyarakat harus dilakukan sesuai dengan kaidah penulisan dan
referensi yang benar.
Ketika penilaian (judgment) atau pendapat para ahli digunakan, hal tersebut
harus disebutkan secara jelas sebagai suatu hasil penilaian ahli. Dasar penilaian
atau pendapat para ahli tersebut harus mengemukakan alasan atau dasar
pembenarannya. Keahlian yang membuat penilaian atau pendapat tersebut,
termasuk kualifikasi dan pengalamannya, harus disampaikan pula. Jika ulasan
terhadap suatu isu dampak memerlukan penelitian dan perhitungan yang bersifat
teknis (misalnya untuk pengukuran arus laut, pendangkalan alur pelayaran,
keberadaan hutan magrove, emisi debu dan gas buang, kepadatan lalu lintas laut
dan darat, pengelolaan limbah cair dan padat), hal ini diharapkan didampingi
dengan pertimbangan profesional untuk memverifikasi kesimpulan dan

11
rekomendasi yang diberikan.Sebagai tambahan, penyusunan dokumen ANDAL,
RKL-RPL dapat juga mengacu pada Peraturan Menteri Nomor 08 Tahun 2006
tentang Pedoman Penyusunan AMDAL.

3.2. Isu-isu utama

Berikut adalah isu-isu utama yang terkait dengan potensi dampak akibat rencana
kegiatan rehabilitasi dan pengembangan Pelabuhan Gunung Sitoli. Pemrakarsa
harus sedapat mungkin memenuhi permintaan dari dokumen Kerangka Acuan dan
menjawab isu-isu utama berikut ini.

Bagian 1 Pertimbangan atas alternatif-alternatif

1. Uraikan dan jelaskan pertimbangan alternatif atas lokasi pengembangan


Pelabuhan Gunung Sitoli;
2. Kaji alternatif dilakukannya atau tidak dilakukannya pengerukan dasar laut
khususnya pada tahap konstruksi pelabuhan, termasuk rencana
pengembangan pelabuhan hingga kapasitas 10.000 DWT. Hal ini berkaitan
dengan kelangsungan ekosistem perairan laut.
3. Kaji alternatif penggunaan air tanah untuk kebutuhan operasional pelabuhan
apabila tidak tercukupi oleh PDAM;
4. Kaji secara singkat pilihan “do nothing” atau skenario jika rencana kegiatan
rehabilitasi dan pengembangan pelabuhan ini dilakukan. Hal ini berkaitan
dengan pertumbuhan ekonomi dan pengembangan wilayah.

Bagian 2 Isu Lingkungan

1. Kaji potensi penurunan kualitas air laut yang disebabkan oleh ceceran oli dan
limbah domestik kegiatan operasi pelabuhan;
2. Kaji penurunan kualitas flora dan fauna wilayah pesisir laut dan bukit di
sekitar lokasi akibat pencemaran dari aktifitas konstruksi dan operasi
pelabuhan;
3. Kaji penurunan kualitas udara ambien pada tahap operasional pelabuhan yang
bersumber dari emisi gas buang kapal, kendaraan dan generator;
4. Kaji meningkatnya kebisingan akibat pemasangan tiang pancang dan
operasional alat-alat berat pada tahap konstruksi serta suara kapal, generator
dan kendaraan pada tahap operasional pelabuhan;
5. Kaji penurunan kualitas biota perairan laut akibat penurunan kualitas air laut;
6. Kaji dampak terhadap lokasi pengambilan material untuk
persiapan/pematangan lahan areal pelabuhan.
12
Bagian 3 Transportasi

1. Uraikan rencana rute transportasi khususnya jalur-jalur yang digunakan untuk


pengangkutan bahan dari lokasi sumber bahan galian ke lokasi kegiatan
rehabilitasi dan pengembangan Pelabuhan Gunung Sitoli. Prediksikan
dampaknya (a.l. kepadatan lalu-lintas, kerusakan jalan, kecelakaan lalu-
lintas, ceceran bahan galian) terhadap kondisi dan pengguna jalan yang dilalui
termasuk pemukim di sepanjang rute jalan tersebut.
2. Berikan informasi tentang tipe kendaraan yang digunakan, volume muatan,
dan frekuensi pergerakan sarana transport terkait dengan kegiatan
rehabilitasi dan pengembangan Pelabuhan Gunung Sitoli. Uraian atas
informasi ini harus membedakan situasi pada saat konstruksi dan pada saat
operasional.
3. Prediksikan dampak positif terkait dengan kelancaran dan kecepatan arus
barang dan jasa akibat adanya pembangunan Pelabuhan Gunung Sitoli,
utamanya dalam kaitannya dengan pengembangan ekonomi lokal dan
regional.

Bagian 4 Tata Ruang dan Pengembangan Ekonomi Wilayah

1. Lakukan kajian kesesuaian dengan rencana detail tata ruang (minimal lima
tahun ke depan). Hal ini harus dapat mempertimbangkan dan menguraikan
kemungkinan pengembangan/peningkatan ekonomi lokal dan regional terkait
dengan kegiatan rehabilitasi dan pengembangan Pelabuhan Gunung Sitoli.
2. Uraikan menggunakan data sekunder yang ada dan prediksi skenario rencana
pengembangan ekonomi lokal di sekitar lokasi kegiatan rehabilitasi dan
pengembangan Pelabuhan Gunung Sitoli dan dalam kaitannya dengan
pengembangan ekonomi regional termasuk potensi wisata di Kabupaten Nias.
3. Deskripsikan rencana pasca operasi Pelabuhan Gunung Sitoli, terutama
rencana rehabilitasi kawasan wilayah pesisir dan laut di sekitar wilayah
tersebut.

Bagian 5 Sosial ( demografi, ekonomi, dan budaya )

1. Kaji potensi konflik akibat ketidaksesuaian ganti rugi lahan atau relokasi
pemukiman pada saat proses pembebasan lahan;
2. Uraikan rencana penyerapan tenaga kerja dan keterkaitannya dengan
rekruitmen tenaga kerja serta potensi dampak sosial-ekonominya. Kaji
skenario penggunaan tenaga kerja untuk kegiatan tahap konstruksi dan
13
operasi dalam kaitannya pada pemanfaatan tenaga kerja lokal dan
pemanfaatan tenaga kerja pendatang.
3. Kaji potensi kesenjangan sosial dan eksklusivisme antara pekerja pendatang
dan masyarakat lokal.
4. Kaji dampak terhadap perubahan nilai-nilai budaya atau pranata sosial dan
keamanan serta ketertiban dalam masyarakat akibat meningkatnya arus
pendatang dari daerah lain;
5. Kaji dampak terhadap meningkatnya mobilitas penduduk dari dan ke wilayah
Kabupaten Nias serta kaitannya dengan tingkat keamanan di Pelabuhan
Gunung Sitoli
6. Deskripsikan dan prediksikan pengaruh dari pengembangan Pelabuhan Gunung
Sitoli terhadap pendapatan daerah dan perekonomian lokal. Utamakan
penggunaan data sekunder dari Pemda setempat dan sumber lainnya.
7. Sebagai dampak positif, kaji upaya peningkatan aktivitas pariwisata bahari
Nias sebagai akibat dari peningkatan akses transportasi, misalnya
pemanfaatan pantai sebagai lokasi pariwisata.

Bagian 6 Kesehatan Masyarakat

1. Kaji pengaruh aktifitas kegiatan rehabilitasi dan pengembangan pelabuhan


maupun pengaruh dari pencemaran buangan limbah padat terhadap kesehatan
masyarakat lokal.Gunakan data yang bersumber dari puskesmas ataupun
kantor Dinas Kesehatan di Kabupaten Nias.

Bagian 7 Lain-lain

1. Kaji kemungkinan-kemungkinan dampak turunan dari isu-isu utama yang telah


disebutkan di atas dan gambarkan keterkaitan dari isu-isu tersebut dalam
suatu flow chart dampak. Siapkan antisipasi terhadap dampak-dampak
turunan tersebut dan siapkan rencana pemantauan dan pengelolaannya.
2. Dalam rangka melakukan kajian-kajian terhadap isu-isu di atas, gunakan data
sekunder yang relevan dengan isu-isu kajian.
3. Lakukan analisis data oseanografi untuk memperoleh informasi tentang
kondisi pesisir dan laut terhadap kemungkinan terjadinya dampak negatif
terhadap ekosistem tersebut terkait dengan pengembangan Pelabuhan
Gunung Sitoli.
4. Deskripsikan keseluruhan rencana tentang reklamasi, penghijauan, pasca
operasi terutama terkait dengan upaya pencegahan erosi/sedimentasi dan
ancaman terhadap wilayah pesir dan laut.
14
Bagian 8 Konsultasi Masyarakat dan pihak-pihak terkait

1. Lakukan konsultasi dengan pihak-pihak terkait seperti: Bappeda, Dinas


Perhubungan, Dinas Perikanan dan Kelautan, Dinas Pariwisata, PDAM,
Pemerintahan di Desa,Kecamatan yang ada di Kabupaten Nias.
2. Lakukan proses konsultasi masyarakat dengan baik selama pelaksanaan studi
ANDAL untuk menggali masukan dan informasi tambahan serta untuk
memperoleh perhatian (concerns) masyarakat.
3. Pemrakarsa harus mempertimbangkan dan sedapat mungkin mengakomodasi
masukan dari masyarakat baik selama proses pengumuman ataupun pada saat
konsultasi masyarakat ketika melakukan studi ANDAL.
4. Pemrakarsa dan konsultan AMDAL harus menggali lebih dalam isu-isu penting
terkait dengan rencana pengembangan Pelabuhan Gunung Sitoli dari sumber
media massa dan elektronik (lokal, propinsi dan nasional).

Bagian 9 Batas Wilayah Studi

Pemrakarsa melalui konsultan AMDAL yang ditunjuk dalam rencana kegiatan


rehabilitasi dan pengembangan Pelabuhan Gunung Sitoli harus menetapkan batas-
batas wilayah studi sebagaimana lazimnya dilakukan di dalam suatu studi ANDAL
untuk memastikan pelaksanaan studi yang fokus dan tepat serta efektif. Batas-
batas studi kemudian digunakan untuk memilih titik-titik pengambilan sampel
untuk keperluan pengambilan data primer dan sekunder guna kebutuhan
penelitian dan pengkajian serta prediksi dampak. Selain mengacu kepada definisi
batas-batas wilayah studi yang berlaku, setiap penarikan garis batas pada peta
dengan skala yang memadai harus dilengkapi dengan alasan yang tepat dan
rasional. Alasan serta justifikasi tersebut harus juga dilakukan pada saat
menentukan titik-titik pengambilan sampel yang berada di dalam resultante
batas wilayah studi yang dimaksud.
Dalam menentukan batas-batas wilayah tersebut, Pemrakarsa proyek melalui
konsultan AMDAL yang ditunjuk agar mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
1. Batas proyek
Batas proyek agar difokuskan di wilayah Pelabuhan Gunung Sitoli dan rencana
areal pengembangan yang diprakirakan akan timbul dampak negatif, dan
wilayah di sekitarnya yang akan memperoleh dampak positif dari keberadaan
pelabuhan tersebut.

15
2. Batas ekologis
Penentuan batas ekologis agar mempertimbangkan keberadaan wilayah pesisir
dan laut, jalan raya serta kegiatan lain disekitar rencana pelabuhan dengan
mempertimbangkan dampak dan penyebarannya melalui media air dan udara.
Batas ekologis juga agar mempertimbangkan kemungkinan dampak
keberadaan pelabuhan terhadap gangguan ekosistem dan pulau-pulau kecil di
sekitar pelabuhan. Dalam hal kaitannya dengan kemungkinan dampak
terhadap ekosistem wilayah sekita. Dengan demikian, bentuk batas ekologis
dapat dijelaskan secara ilmiah mengapa garis batas tersebut dipilih.
3. Batas administrasi
Batas administrasi agar difokuskan pada desa-desa yang berbatasan langsung
dengan areal pelabuhan di Kelurahan Saombo, Desa Ombolata Ulu, Desa
Fadoro Lasara, Kecamatan Gunung Sitoli, Kabupaten Nias, walaupun terbuka
kesempatan untuk menarik batas yang lebih luas selama penentuan tersebut
dapat dijelaskan secara rasional. Khusus untuk batas administrasi ini perlu
mengacu pada RTRW Kabupaten.
4. Batas sosial
Batas sosial agar difokuskan pada pemukiman pada daerah-daerah di
Kelurahan Saombo, Desa Ombolata Ulu, Desa Fadoro Lasara, Kecamatan
Gunung Sitoli, Kabupaten Nias. Batas-batas atau tempat-tempat konsentrasi
interaksi sosial tersebut dapat saja dikembangkan jika terdapat informasi lain
yang lebih menentukan. Jelaskan pula mengapa batas-batas tersebut dipilih.
Sebagai hasil akhir, penentuan keseluruhan batas studi merupakan delineasi
wilayah studi sebagai resultante dari batas-batas di atas. Penentuan
resultante ini agar dilakukan dengan alasan dan justifikasi yang rasional bukan
sekedar menarik garis terluar dari keseluruhan batas-batas yang ada.
Penggambaran batas wilayah studi diharapkan menggunakan peta-peta yang
representatif, jelas, dan sesuai tema pembahasannya. Sebagai hasil akhir
penentuan batas wilayah studi, resultante tersebut kemudian digunakan
untuk menetapkan lokasi-lokasi atau titik-titik sampling berdasarkan alasan-
alasan yang kuat.

Bagian 10 Kepakaran Yang Diperlukan

Dalam studi ANDAL ini, Pemrakarsa harus menunjuk pelaksana studi yang
memiliki kompetensi dan keahlian yang sesuai dengan bidang yang ditelitinya.
Secara minimal, tim studi ANDAL harus memiliki tenaga-tenaga ahli sebagai
berikut:
1. Ahli AMDAL (team leader, AMDAL B)
2. Ahli Biologi (wilayah pesisir dan laut)
16
3. Ahli Kimia (kualitas air dan udara);
4. Ahli Sosial-Ekonomi:
5. Ahli Hidro-Oceanografi/Perikanan;
6. Ahli Tansportasi Laut dan Pelabuhan.

IV. PELAKSANA STUDI PELINGKUPAN


4.1. Pemrakarsa Kegiatan
Pemrakarsa Kegiatan Rehabilitasi dan Pengembangan Pelabuhan Gunung
Sitoli adalah Pelindo I melalui Satuan Kerja Badan Rehabilitasi dan
Rekonstruksi NAD dan Nias.

4.2. Penyusun Studi Pelingkupan


Penyusun studi Pelingkupan atas kegiatan Rehabilitasi dan
Pengembangan Pelabuhan Gunung Sitoli adalah :
1. Drs. Chairul Azhar, MSc (Ketua)
2. Ir. Ichwan Ridwan Nasution (Sekretaris)
3. Ir. Henny J.M.Nainggolan (Anggota)
4. Hotmawaty Lidya Pakpahan,SE (Anggota)
5. Drs. Asyiksana Hulu (Anggota)
6. T.Buulolo (Anggota)
7. Nugroho Indra Windardi ,ST (Anggota)

V. DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Deskripsi kegiatan rencana rehabilitasi dan pengembangan


Pelabuhan Gunung Sitoli.
Lampiran 2 : Surat Perintah Tugas (SPT) Tim Teknis AMDAL Khusus
Lampiran 3 : Foto Hasil Observasi Lapangan

17
LAMPIRAN

18
Lampiran 1

Deskripsi kegiatan rencana rehabilitasi dan


pengembangan Pelabuhan Gunung Sitoli

19
Lampiran 2

Surat Perintah Tugas (SPT) Tim Teknis AMDAL Khusus

20
Lampiran 3

Foto Hasil Observasi Lapangan

21
Gambar 1. Kapal penyebrangan milik Gambar 2. Kesibukan pelabuhan dan
ASDP sedang bersandar di pelabuhan bongkar muat
Gunung Sitoli

Gambar 4. Kapal yang terpaksa lego


Gambar 3. Balok lantai dermaga yang jangkar diluar pelabuhan menunggu
retak dan tulangan telah lepas akibat giliran bongkar karena padatnya volume
gempa bongkar muat. Masa tunggu dapat
mencapai 2 hari

Gambar 5. Ferry Ro-Ro yang terpaksa Gambar 6. Terminal penumpang untuk


memanfaatkan dermaga laut karena tidak Ferry penyebrangan fasilitasnya kurang
memiliki dermaga khusus memadai
Gambar 7. Kondisi Terumbu karang yang Gambar 8. Lokasi Dermaga penyebrangan
harus mendapat perhatian ferry yang telah hilang akibat tsunami

Gambar 9. Sebagian rumah warga yang Gambar 10. Kondisi lantai pelabuhan yang
akan dibebaskan untuk perluasan lahan sedang direhabilitasi
pelabuhan.

Anda mungkin juga menyukai