Kumpulan Soal OSCE THT PDF
Kumpulan Soal OSCE THT PDF
c. Past pointing test : penderita diminta untuk mengangkat salah satu 11. Tuli Sensorineural : ketidakmampuan fungsi pendengaran karena
tangan (bisa juga keduanya) keatas, kemudian telunjuk menyentuh kerusakan telinga dalam (tuli saraf / tuli perseptif). Terbagi atas tuli
telunjuk pemeriksa dengan mata terbuka maupun tertutup. sensorineural koklea dan retrokoklea.
Tuli sensorineural koklea disebabkan: aplasia, labirinitis, intoksikasi
6. Tanda-tanda gangguan keseimbangan ringan: obat ototoksik atau alkohol, tuli mendadak, trauma kapitis, trauma
a. Nadi cepat dan lemah disertai kelemahan secara umum akustik, dan pemaparan bising.
b. Jantung berdebar Tuli sensorineural retrokoklea disebabkan neoroma akustik, tumor
c. Keringat dingin sudut pons serebellum, myeloma multiple, cedera otak, perdarahan
d. Mual sampai muntah otak, dan kelainan otak lainnya.
e. Konsentrasi menurun
DIVISI : RHINOLOGI
1. Pasien dengan keluhan pilek-pilek sejak lama, kental, dan berbau. 2. Anamnesis pada kelainan hidung
Kemudian dilakukan anamnesis yang lebih rinci, pada pasien juga Jawab :
ditemukan sakit menelan. a. Apa keluhannya? (hidung tersumbat, bersin, rinore, epistaksis,
Jawab : gangguan penghidu masing-masing deskripsikan)
I. Anamnesis b. Pada satu atau kedua hidung?
a. Apakah keluhan tersebut terjadi pada satu hidung atau keduanya? c. Sejak kapan?
b. Apakah disertai nyeri di kepala dan pipi? d. Apakah dipengaruhi cuaca/stress/debu/makanan?
c. Apakah terasa nyeri disekitar mata, gigi, atau telinga? e. Apakah ada sakit kepala, sakit di pipi?
d. Bila tidur dengan posisi kepala sisi berlawanan, dari hidung f. Apakah ada gatal di mata?
tersebut keluar ingus? g. Apakah ada gangguan: pendengaran; pernafasan; pencernaan;
e. Apakah ada demam? sengau?
f. Apakah ada batuk?
g. Apakah ada gangguan pendengaran? 3. Seorang wanita berumur 53 tahun datang dengan keluhan hidung buntu
pada kedua sisi sejak 2 tahun yang lalu. Penderita datang setelah secara
II. Prosedur pemeriksaan yang perlu dilakukan tidak sengaja melihat ada benda putih yang menyumbat kedua hidung,
a. Pemeriksaan fisik disertai adanya ingus yang kental. Sebutkan urut-urutan pemeriksaan pada
Rinoskopi anterior: apakah mukosa hidung hiperemis dan penderita ini.
edema; apakah terdapat sekret mukopurulen di meatus Jawab:
nasi media dan superior; konfirmasi dengan posture test I. Pemeriksaan dari luar
(pemeriksaan sinusitis) a. Inspeksi:
Rinoskopi posterior: apakah ada post nasal drip Kerangka dorsum nasi: lebar (polip nasi), miring (fraktur), “saddle
nose” pada Lues, “lorgnette nose” (pada abses septum nasi)
b. Pemeriksaan penunjang Luka-luka, warna, edema, ulkus naso labial
Foto polos waters: dilakukan bila ada kecurigaan adanya Bibir atas: maserasi akibat sekresi dari sinusitis, adenoiditis
cairan di sinus b. Palpasi:
Transiluminasi : pemeriksaan dilakukan di ruangan gelap, Dorsum nasi: krepitasi, deformitas (tanda fraktur os nasalis)
alat dimasukkan ke rongga mulut sinar keluar/terlihat di Ala nasi: sangat aktif pada furunkel vestibulum nasi
rongga sinus (normal: pipi-tipis ; infeksi: pipi-tebal,suram). Regio frontalis untuk sinus frontalis:
Pemeriksaan bermakna jika 1 suram dan 1 terang, jika - Menekan lantai sinus frontalis, dengan ibu jari, tekan kea rah
keduanya suram belum tentu. medio-superior, dengan tenaga yang optimal dan simetris
Pungsi sinus maksilaris : apakah keluar pus (tenaga kiri=kanan). Nilai: mempunyai nilai bila ada
Sinuskopi: apakah terlihat pus atau jaringan abnormal pada perbedaan reaksi, sinus yang lebih sakit ialah sinus yang
sinus yang diperiksa patologis.
Pemeriksaan mikrobiologis - Menekan dinding muka sinus frontalis, dengan ibu jari, tekan ke
CT scan: kecurigaan komplikasi orbita arah medial dengan tenaga yang optimal dan simetris, pada
MRI: kecurigaan komplikasi intrakranial tempat yang simetris dan tidak boleh pada foramen supra
orbitalis sebab disana ada N. supraorbitalis. Nilai: seperti diatas.
PUTRI ULI SAKTINA (1102005056) PUTRI ULI SAKTINA (1102005056)
Fosa kanina (untuk sinus maksilaris): syarat-syarat seperti di 4. Sebutkan keluhan-keluhan pada hidung yang menyebabkan penderita
atas, tetapi jangan tekan pada foramen infra-orbitalis sebab ada datang berobat ke poliklinik THT
N. infraorbitalis. Jawab:
c. Perkusi a. Sumbatan hidung
Bila palpasi menimbulkan reaksi yang hebat maka dapat diganti b. Sekret di hidung
dengan perkusi c. Bersin
Syarat-syarat buat palpasi juga berlaku buat perkusi d. Rasa nyeri di daerah muka dan kepala
e. Perdarahan dari hidung
II. Rinoskopi anterior f. Gangguan penghidu
a. Memeriksa vestibulum nasi : bibir atas (maserasi), pinggir lubang
hidung (kruste, merah), posisi septum nasi)
b. Memeriksa kavum nasi bagian bawah : warna mukosa dan konka 5. Pasien usia 6 tahun mengeluh pilek dengan sekret kental yang tidak
inferior (hiperemi, pucat, biru), besar kavum nasi, lantai kavum sembuh-sembuh, dari anamnesia lebih lanjut diketahui bahwa pasien juga
nasi, sekret, septum deviasi (bentuk krista atau spina) sakit saat menelan dan mengorok saat tidur. Apa kemungkinan diagnosis
c. Memeriksa fenomena palatum mole dan prosedur pemeriksaan THT dan pemeriksaan penunjang yang
Px mengucapkan huruf “iiii”. Positif : pada waktu diperlukan.
mengucapkan “iiii” palatum mole bergerak, akan tampak I. Anamnesis : sama dengan nomor 1
benda gelap yang bergerak ke atas. Gelap karena cahaya II. Prosedur pemeriksaan THT : sama dengan nomor 1
lampu tidak tegak lurus pada palatum mole. Selesai III. Pemeriksaan penunjang : sama dengan nomor 1
mengucapkan “iiii” palatum mole bergerak ke bawah dan IV. Kemungkinan diagnosis : Sinusitis
tampak sebagai benda gelap menghilang ke arah bawah.
Fenomena palatum mole “negative” pada :
- Paralisa palatum mole (post difteri)
- Spasmus dari palatum mole (abses peritonsil)
- Sikatrik
- Tumor dalam nasofaring, misalnya karsinoma
nasofaring, abses retrofaring, adenoid)
d. Memeriksa kavum nasi bagian atas (kepala ditengadahkan)
Perhatikan: kaput dari konka media, meatus medius (pus,
polip), septum bagian atas (mukosa, posisi), fissure olfaktoria,
e. Memeriksa septum nasi (seluruhnya)
Septum deviasi berbentuk spina septi, Krista septi, huruf S.
III. Rinoskopi posterior
a. Tahap I: pemeriksaan septum nasi (margo posterior), koana,
dan tuba kanan
b. Tahap II: koana dan tuba kiri
c. Tahap III: atap nasofaring
d. Tahap IV: kauda konka inferior
PUTRI ULI SAKTINA (1102005056) PUTRI ULI SAKTINA (1102005056)
2. Seorang pasien dikeluhkan sulit menelan sejak lama, kumat-kumatan. Sejak V. Penanganan pada pasien tersebut bila pada pemeriksaan penunjang
3 hari yang lalu tidak bisa menelan air. ditemukan gambaran ekor tikus:
Jawab: a. Sifat terapi pada akalasi adalah paliatif, karena fungsi
I. Anamnesis peristaltic esophagus tidak dapat dipulihkan kembali
a) Jenis makanan apa yang menyebabkan disfagia? b. Diet tinggi kalori
b) Apakah kesulitan menelan makanan padat dan cair terjadi dalam c. Medikamentosa (preparat hunt, antikolinergik, penghambat
waktu bersamaan atau progresif? adrenergic, nifedipine-calcium antagonist)
c) Sejak kapan? Berapa lama? d. Tindakan dilatasi dan operasi esofagokardiotomi (operasi
d) Dimana lokasi terasa sumbatan? Heller)
e) Apa gejala lain yang menyertai disfagia (penurunan BB)? e. Psikoterapi
Jika zat korosif yang tertelah diketahui jenisnya (<6 jam) DIVISI : ONKOLOGI
dapat dilakukan netralisasi (bila zat korosif basa kuat
diberi susu atau air, dan bila asam kuat diberi antasida) 1. Pasien dengan keluhan benjolan pada leher kiri sejak 3 tahun yang lalu (ada
b. Terapi medik foto). Benjolan makin lama makin membesar dan tidak nyeri. Pasien juga
Antibiotik (selama 2-3 minggu atau 5 hari bebas demam). mengeluh pilek-pilek sejak 4 bulan yang lalu dengan ingus bercampur
Kortikosteroid untuk mencegah pembentukan fibrosis darah. Telinga mendenging dan pendengaran terganggu.
yang berlebihan. Diberikan sejak hari pertama dengan I. Anamnesis apa lagi yang diperlukan?
dosis 200-300 mg sampai hari ketiga. Setelah itu dosis Jawab:
diturunkan perlahan tiap 2 hari. Dosis yang dipertahankan a. Identitas pasien
ialah 2x50 mg per hari. b. Awalnya benjolan sebesar apa? Apakah benjolan tersebut
Analgesik (morfin, jika pasien sangat kesakitan) membesar dengan cepat?
c. Esofagoskopi c. Apakah dapat digerakkan? (awalnya bisa bergerak terfiksir)
Dilakukan pada hari ketiga setelah kejadian atau bila luka d. Hidung: apakah pilek terus menerus atau hilang timbul? Apakah
bakar di bibir, mulut, dan faring sudah tenang. Jika ditemukan lama kelamaan makin berat? Apakah ada keluhan hidung
ulkus, esofagoskop tidak boleh dipaksa melalui ulkus tersebut tersumbat pada satu hidung atau kedua hidung? Yang mana yang
karena takut terjadi perforasi. Pada keadaan demikian lebih dulu? Bau ingus? Ingus encer/kental? Apakah dirasakan
dipasang pipa nasogaster selama 6 minggu. Setelah 6 minggu cairan di belakang mulut / post nasal drip?
esofagoskopi diulang kembali. e. Telinga: apakah keluhan tersebut pada satu atau kedua telinga?
Apakah disertai dengan rasa penuh? Keluar cairan? Terus
menerus atau hilang timbul?
f. Penyerta: sakit kepala, pandangan kabur, diplopia, gangguan
gerakan bola mata, kelopak mata turun, rasa nyeri pada wajah,
suara serak atau hilang, kesulitan menelan, gangguan pergerakan
kepala
g. Riwayat pengobatan
h. Riwayat penyakit dahulu
i. Riwayat keluarga
j. Riwayat sosial
k. Faktor resiko: apa ada anggota keluarga yang menderita penyakit
yang sama, apa sering memakan makanan berpengawet, apa
sering terpapar asap
II. Informasi apa yang diperoleh dari pemeriksaan benjolan pada leher?
Jawab:
a. Ukuran
b. Warna
c. Unilateral/bilateral
d. Konsistensi
PUTRI ULI SAKTINA (1102005056) PUTRI ULI SAKTINA (1102005056)
e. Mobilitas dan perlekatan dengan jaringan sekitar (terfiksir atau 3. Seorang penderita dengan keluhan tidak bisa mencium bau bauan dan
tidak) terdapat pembengkakak pada pipi sebelah kanan. Mengarah ke Tumor
f. Tepi/batas Sinonasal
g. Jumlah I. Anamnesis
h. Permukaan (ada ulkus/tidak) a. Gejala nasal: obstruksi hidung unilateral, rinore, sekret
i. Nyeri tekan bercampur darah, epistaksis, deviasi hidung, ingus berbau karena
jaringan nekrotik
III. Apa kemungkinan diagnosa pasien ini? b. Gejala orbital: gangguan visus, proptosis atau penonjolan bola
Jawab: suspect Karsinoma Nasofaring mata, diplopia
c. Gejala oral: ulkus di palatum, nyeri gigi, gigi geligi goyang
IV. Selanjutnya pasien dirujuk kemana? d. Gejala fasial: penonjolan pipi, anesthesia atau parestesia
Jawab: THT sub bagian onkologi e. Gejala intrakranial: sakit kepala, oftalmoplegia, gangguan visus,
likuorea (keluarnya cairan otak lewat hidung)
V. Pemeriksaan penunjang yang diperlukan
Jawab: II. Pemeriksaan fisik
Foto rontgen tengkorak (basis, lateral, AP, waters) dan toraks a. Wajah: asimetris/distorsi, proptosis
USG b. Cavum nasi dan nasofaring dengan rinoskopi anterior dan
CT scan kepala rinoskopi posterior, massa (permukaan, mudah rapuh, berbenjol-
Lab rutin: DL, UL, LFT, tes fungsi ginjal benjol)
Biopsi nasofaring – PA III. Pemeriksaan penunjang
a. Rontgen sinus paranasal untuk diagnosis awal erosi tulang
2. Laki-laki 40 tahun mengeluh hidung tersumbat sejak 6 bulan yang lalu, dan perselubungan pada unilateral
sejak 2 bulan yang lalu disertai dengan ingus bercampur darah. b. CT scan
c. MRI
I. Anamnesis apa lagi yang diperlukan? d. Rontgen toraks metastase
II. Pemeriksaan fisik yang diperlukan
Jawab: IV. Diagnosis: Tumor sinonasal
Lab (DL, LFT, RFT)
Rontgen kepala lateral, waters, toraks V. Penanganan awal: rujuk ke bagian THT sub divisi onkologi, kemudian
segera dilakukan pemeriksaan histopatologis untuk memastikan tipe
CT scan kepala
tumor, sel-sel yang menyusun tumor seperti apa, dan dapat
Biopsi nasofaring
mengarahkan ke penanganan yang tepat.
III. Selanjutnya dirujuk kemana
Jawab: THT sub bagian onkologi
PUTRI ULI SAKTINA (1102005056) PUTRI ULI SAKTINA (1102005056)
THT KOMUNITAS h. Ada disertai keluhan lain (pusing, sakit kepala, mual, muntah,
telinga terasa penuh, keluar cairan, nyeri)
1. Seorang anak usia 3 tahun dikeluhkan orangtuanya belum bisa bicara. Saat i. Riwayat trauma?
ibu hamil menderita panas tinggi dan didiagnosis malaria dan kemarin j. Riwayat penyakit lain?
minum obat malaria. k. Riwayat yang sama di keluarga?
l. Apa ada mengkonsumsi obat-obat ototoksik?
I. Anamnesis apa lagi yang diperlukan guna menunjang diagnosis anak?
Jawab: II. Pemeriksaan apa yang diperlukan?
a. Umur kehamilan berapa mulai minum obat? Jawab:
b. Apa nama obatnya? a. Pemeriksaan otoskopi
c. Berapa lama minumnya? b. Tes fungsi pendengaran
d. Riwayat melahirkan normal/tidak? Cukup bulan atau tidak? BBL c. Tes keseimbangan
berapa? d. Tes kalori
e. Apakah anak pernah menderita panas tinggi saat bayi? Minum obat
apa?
f. Batuk pilek ada atau tidak? 3. Laki-laki usia 55 tahun bekerja di bandara sebagai pengisi bahan bakar
g. Sakit telinga ada atau tidak? pesawat. Belakangan mengeluh pendengaran terganggu.
h. Riwayat trauma?
i. Riwayat peyakit dahulu (retardasi mental, gangguan emosional)? I. Anamnesis
a. Sudah berapa lama kerja di bandara?
II. Perlu rujuk kemana? b. Apakah gangguan pendengaran dirasakan pada satu atau
Jawab: kedua telinga?
Pediatri c. Hilang timbul atau menetap?
THT d. Apakah ada tinnitus?
RM (Speech therapy) II. Pemeriksaan penunjang yang diperlukan
Psikiater a. Tes penala
b. Audiometri nada murni
2. Pasien mengeluh pendengaran menurun dan tinitus kumat-kumatan. c. Tes keseimbangan
d. Tes kalori
I. Anamnesis apa yang diperlukan?
Jawab: III. Penatalaksanaan
a. Identitas a. Pindah kerja atau pindah bagian
b. Sejak kapan? b. Pemasangan alat bantu dengar
c. Bagaimana munculnya, didahului apa (berenang, naik pesawat, c. Pemasangan implan koklea (tuli total bilateral)
dll) d. Psikoterapi
d. Telinga mana (kanan/kiri/keduanya)?
e. Bagaimana sifat bising (nada rendah atau tinggi)?
f. Timbul bersaam atau progresif?
g. Faktor yang memperberat atau memperingan?
PUTRI ULI SAKTINA (1102005056) PUTRI ULI SAKTINA (1102005056)