Ujian Kasus Muhamad Dimas Rizaputra 1420221167
Ujian Kasus Muhamad Dimas Rizaputra 1420221167
Tinea kruris adalah jenis kedua dari dermatofitosis yang paling umum di
seluruh dunia, namun lebih sering terjadi pada zona tropis, seperti Indonesia.2,4,5
Penyakit ini merupakan salah satu bentuk klinis tersering di Indonesia dan
ditemui terutama pada musim panas dengan tingkat kelembaban tinggi.3
Tinea kruris dapat bersifat akut ataupun kronis, dan dapat diderita seumur
hidup.1 Tinea kruris lebih sering diderita oleh orang dewasa dibanding anak dan
menyerang laki-laki tiga kali lebih sering dibanding wanita, salah satu alasannya
karena skrotum menciptakan kondisi yang hangat dan lembab. Penularan tinea
kruris dapat melalui kontak langsung, baik dengan manusia maupun binatang, dan
dari serpihan jamur pada pakaian, handuk, dan lain-lain.2,4,5
Proses kedua adalah invasi spora ke lapisan yang lebih dalam. Tahap ini
dibantu oleh sekresi proteinase, lipase dan enzim musinolitik, yang menjadi
nutrisi bagi jamur. Trauma dan maserasi juga membantu penetrasi jamur ke
keratinosit. Selain itu, manans, suatu zat yang terkandung dalam dinding sel
dermatofita ini, dapat menghalangi proliferasi dari keratinosit dan respon imunitas
seluler yang memperlambat penyembuhan epidermis.2,8
Apapun penyebab tinea kruris, keluhan gatal merupakan salah satu gejala
umum yang menonjol. Nyeri juga sering dirasakan pada daerah yang terjadi
maserasi dan infeksi sekunder.2,5 Peradangan di bagian tepi lesi lebih terlihat
dengan bagian tengah tampak seperti menyembuh (central clearing). Pada tepi
lesi dapat disertai vesikel, pustul, dan papul, terkadang terlihat erosi disertai
keluarnya serum akibat garukan. Pada lesi kronis dapat ditemukan adanya
likenifikasi disertai skuama dan hiperpigmentasi
DAFTAR PUSTAKA
3. James WD, Berger TG, Elston DM, eds. Andrews’ Disease of the Skin,
Clinical Dermatology. 11th Ed. Philadelphia: Saunders Elsevier; 2015.
4. Sobera JO, Elewski BE. 2015. Infections, investations, and bites: fungal
disease. In: Bolognia, Jean L, Jorizzo JL, Rapini RP. eds. Dermatology. 2 nd
Ed: Volume 1. Philadelphia: Churchill Livingstone Elsevier. p.1135-62
11.Siswati AS, Ervianti E. Tinea korporis dan tinea kruris. Dalam. Bramono,
Kusmarinah, dkk. (Editor). Dermatomikosis Superfisialis. Edisi ke-2. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2013. Hal. 58-74