Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018-2022 - PDF
Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018-2022 - PDF
Jakarta Menuju
Kota Layak Anak
2018 - 2022
Disusun oleh:
Kedeputian Gubernur Provinsi DKI Jakarta Bidang Tata
Ruang dan Lingkungan Hidup
Bekerjasama dengan
Plan International Indonesia
Tim Penyusun
PENGARAH:
Dr. Ir. Oswar M. Mungkasa, MURP
Deputi Gubernur Provinsi DKI Jakarta bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup
Myrna Remata Evora
Country Director Plan Intemational/ndonesia
Blessmiyanda Amana
Asisten Deputi Gubernur DKI Jakarta bidang Lingkungan Hidup
Wahyu Triwahyudi
(Acting) Deputy County Director – Program, Plan Intemational/ndonesia
PENULIS:
James B. Ballo
Thrive Program Manager Plan Intemational/ndonesia
Dr. Tri Mulyani Sunarharum
Konsultan Penyusunan Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak
Dr. Hamid Patilima
Konsultan Penyusunan Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak
DESAIN BUKU:
Dr. Tri Mulyani Sunarharum
Konsultan Penyusunan Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak
Paulan Aji
Internal Communications Specialist Plan Intemational/ndonesia
Agustinus Sarjono
SSPrint
Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018-2022 merupakan hasil
dari rangkaian kegiatan penyusunan Desain Besar yang dilakukan sejak April
2017. Proses penyusunan Desain Besar ini menggunakan pendekatan
kolaboratif yang melibatkan pemangku kepentingan terkait, meliputi unsur
Pemerintah Pusat Republik Indonesia, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta,
Organisasi Non-Pemerintah, Kelompok Anak/Remaja, Media Massa dan
Dunia Usaha.
Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018-2022 memuat visi, misi,
strategi, peta jalan (road map), dan rencana aksi. Visi Desain Besar ini
adalah menjadikan Jakarta sebagai center of exellence Kota Layak Anak.
Adapun misi Desain Besar memberikan arah pencapaian perwujudan Kota
Layak Anak pada masing-masing Klaster KLA. Visi dan misi tersebut
kemudian didukung oleh peta jalan yang memuat target pencapaian KLA
secara keruangan, mulai dari tingkat RW hingga tingkat Provinsi, selama
tahun 2018 hingga tahun 2022. Sedangkan rencana aksi memberikan rincian
kegiatan dan target pencapaian secara sektoral, sesuai dengan masing-
masing indikator KLA, mulai tahun 2018 hingga tahun 2022.
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena hanya dengan izin
dan karunia-Nya sehingga Desain Besar (Grand Design) Jakarta Menuju
Kota Layak Anak dapat terselesaikan. Desain Besar ini merupakan wujud
komitmen para pemangku kepentingan di Jakarta dalam upaya pemenuhan
hak anak dan perlindungan anak.
Kami menyadari bahwa Desain Besar ini masih jauh dari sempurna. Untuk
itu, sangat diharapkan kritik dan saran terhadap penyempurnaanny. Akhir
kata, semoga Desain Besar ini dapat memberi manfaat bagi pemenuhan hak
dan perlindungan anak Jakarta.
Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022 iii
Kata Pengantar
Terwujudnya sebuah kota yang layak anak merupakan salah satu tujuan
besar pembangunan perkotaan yang dikejar pemerintah kota dan didamba
masyarakat kota. Plan International Indonesia pun memiliki visi serupa yaitu
sebuah dunia yang memperjuangkan pemenuhan hak anak dan kesetaraan
bagi anak perempuan.
Bagi Plan, anak layak mendapatkan hak-hak dasar mereka yaitu hak hidup,
hak tumbuh kembang, hak perlindungan dan hak partisipasi. Dalam
kapasitas dan wewenangnya masing-masing, Pemerintah, komunitas,
sekolah, dan keluarga wajib mengupayakan ruang-ruang terbaik bagi
pemenuhan hak-hak dasar ini.
Kami berharap Desain Besar (Grand Design) ini dapat menjadi acuan bagi
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan pemangku kepentingan terkait dalam
menciptakan Jakarta sebagai Kota Layak Anak dan dapat menjadi model
yang baik bagi kota/wilayah lain di Indonesia.
I. PENDAHULUAN................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Tujuan ......................................................................................... 4
1.3 Ruang Lingkup ............................................................................ 4
1.3.1 Ruang Lingkup Geografis ................................................. 4
1.3.2 Ruang Lingkup Substansi ................................................. 4
1.4 Kedudukan Desain Besar ............................................................ 5
1.5 Sistematika pembahasan ............................................................ 7
Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022 vii
Daftar Tabel
viii Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022
Daftar Singkatan
Istilah Pengertian
Anak Seseorang yang belum berusia 18 (delapan
belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam
kandungan.
Anak Korban Jaringan Anak sebagai pelaku dalam kegiatan terorisme;
Terorisme anak yang orang tuanya pelaku kegiatan
terorisme; anak yang terkena dampak langsung
aksi-aksi terorisme; dan anak yang berpotensi
menjadi pelaku jaringan terorisme.
Anak Korban Anak yang mengalami kekerasan fisik, psikis,
Kekerasan seksual, penelantaran, eksploitasi dan/atau
kekerasan lainnya sebagaimana dijelaskan
dalam Standar Pelayanan Minimal Bidang
Layanan Terpadu bagi Perempuan dan Anak
Korban Kekerasan.
Anak Penyandang Anak yang memiliki keterbatasan fisik, mental,
Disabilitas intelektual, atau sensorik dalam jangka waktu
lama yang dalam berinteraksi dengan
lingkungan dan sikap masyarakatnya dapat
menemui hambatan yang menyulitkan untuk
berpartisipasi penuh dan efektif berdasarkan
kesamaan hak.
Anak yang Berhadapan Anak yang telah berumur 12 tahun, tetapi belum
dengan Hukum (ABH) berumur 18 tahun yang diduga melakukan
tindak pidana.
Forum Anak Organisasi atau lembaga sosial yang digunakan
sebagai wadah atau pranata partisipasi bagi
anak yang belum berusia 18 tahun dimana
anggotanya merupakan perwakilan dari
kelompok anak atau kelompok kegiatan anak
yang dikelola oleh anak-anak dan dibina oleh
pemerintah sebagai media untuk anak
mendengar dan memenuhi aspirasi, suara,
pendapat, keinginan dan kebutuhan anak dalam
proses pembangunan.
Gugus Tugas KLA Lembaga koordinatif di tingkat Kabupaten/Kota
yang mengoordinasikan kebijakan, program,
dan kegiatan untuk mewujudkan Kota Layak
Anak. Anggota Gugus Tugas berasal dari
perwakilan Satuan Kerja Perangkat Daerah,
Masyarakat, Dunia Usaha, dan Media Massa.
Hak Anak Bagian dari hak asasi manusia yang wajib
xii Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022
Istilah Pengertian
(empat) prinsip perlindungan anak, yaitu: non
diskriminasi, kepentingan terbaik bagi anak, hak
untuk hidup, kelangsungan hidup dan
perkembangan, serta penghargaan terhadap
pendapat anak.
Pemerintah Daerah Gubernur, Bupati, dan Walikota serta perangkat
daerah sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan.
Pemerintah Pusat Presiden Republik Indonesia yang memegang
kekuasaan pemerintahan negara Republik
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
Perangkat Daerah Unsur pembantu kepala daerah dan DPRD
dalam penyelenggaraan Urusan Pemerintahan
yang menjadi kewenangan Daerah.
Pusat Pembelajaran Tempat pembelajaran untuk meningkatkan
Keluarga (Puspaga) kualitas kehidupan menuju keluarga sejahtera
melalui peningkatan kapasitas orang
tua/keluarga atau orang yang bertanggungjawab
terhadap anak dalam menjalankan
tanggungjawab mengasuh dan melindungi anak
agar tercipta kebutuhan akan kasih sayang,
kelekatan, keselamatan, dan kesejahteraan
yang menetap dan berkelanjutan demi
kepentingan terbaik anak, termasuk
perlindungan dari kekerasan, eksploitasi,
perlakuan salah dan penelantaran.
Ratifikasi Proses adopsi perjanjian internasional, atau
konstitusi atau dokumen yang bersifat nasional
lainnya (seperti amendemen terhadap
konstitusi) melalui persetujuan dari tiap entitas
kecil di dalam bagiannya
Rencana Aksi Daerah Dokumen yang memuat kebijakan, program,
(RAD) KLA dan kegiatan untuk mewujudkan KLA. RAD-KLA
berfungsi sebagai acuan penting untuk
mengembangkan KLA secara sistematis,
terarah, dan tepat sasaran.
Rencana Kerja Dokumen perencanaan pembangunan daerah
Pemerintah Daerah untuk periode 1 (satu) tahun.
(RKPD)
Rencana Pembangunan Dokumen perencanaan pembangunan daerah
Jangka Menengah untuk periode 5 (lima) tahun.
Daerah (RPJMD)
Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022 xiii
Istilah Pengertian
Rencana Pembangunan Dokumen perencanaan pembangunan daerah
Jangka Panjang Daerah untuk periode 20 (dua puluh) tahun.
(RPJPD)
Ruang Bermain Ramah Ruang yang dinyatakan sebagai tempat
Anak (RBRA) dan/atau wadah yang mengakomodasi kegiatan
anak bermain dengan aman dan nyaman,
terlindungi dari kekerasan, dan hal-hal lain yang
membahayakan, tidak dalam situasi dan kondisi
diskriminatif, demi keberlangsungan tumbuh
kembang anak secara optimal dan menyeluruh
fisik, spiritual, intelektual, sosial, moral, mental,
emosional, dan pengembangan bahasa.
Rute Aman dan Selamat Salah satu konsep yang dimaksudkan untuk
ke dan dari Sekolah memfasilitasi anak pergi dan pulang sekolah
(RASS) secara aman dan selamat. Dengan kata lain,
RASS adalah penciptaan jalur perjalanan ke dan
dari sekolah bagi anak secara aman dan
selamat.
Sekolah Aman Bencana Upaya membangun kesiapsiagaan sekolah
(SAB) terhadap bencana dalam rangka menggugah
kesadaran seluruh unsur-unsur dalam bidang
pendidikan baik individu maupun kolektif di
sekolah dan lingkungan sekolah baik itu
sebelum, saat maupun setelah bencana terjadi.
Sekolah Ramah Anak Satuan pendidikan formal, nonformal dan
(SRA) informal yang mampu menjamin, memenuhi,
menghargai hak-hak anak, dan perlindungan
anak dari kekerasan, diskriminasi, dan
perlakuan salah lainnya serta mendukung
partisipasi anak terutama dalam perencanaan
kebijakan, pembelajaran, pengawasan, dan
mekanisme pengaduan.
xiv Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022
I. PENDAHULUAN
1
Lansdown, Gerison. 2005. The Evolving Capacities of the Child. Florence, Italia: UNICEF.
2
UNICEF. 1989. Convention on the Rights of the Child. New York City: UNICEF.
3
UNICEF. 1989. Convention on the Rights of the Child. New York City: UNICEF.
4
Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1990 Tentang Pengesahan Convention on the
Rights of the Child (Konvensi Tentang Hak-Hak Anak).
5
UNICEF. 1989. Convention on the Rights of the Child. New York City: UNICEF.
6
Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1990 Tentang Pengesahan Convention on the
Rights of the Child (Konvensi Tentang Hak-Hak Anak).
7
Undang-Undang Dasar Tahun 1945 Pasal 28B Ayat (2).
8
Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik
Indonesia Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Kebijakan Pengembangan Kabupaten/Kota Layak
Anak
9
Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik
Indonesia Nomor 2 Tahun 2009 Tentang Kebijakan Kota Layak Anak.
1.2 TUJUAN
Tujuan Desain Besar Jakarta menuju Kota Layak Anak 2018-2022 adalah:
a. Mewadahi komitmen pemangku kepentingan dalam menjalankan upaya
transformasi Konvensi Hak Anak (Convention on the Rights of the Child)
bagi Pemenuhan Hak dan Perlindungan Anak (PHPA) di Provinsi DKI
Jakarta
b. Memberikan kerangka acuan bagi seluruh pemangku kepentingan untuk
bersinergi bersama mewujudkan Jakarta sebagai Kota Layak Anak di
tahun 2022
c. Memberikan masukan kepada perencanaan pembangunan di Provinsi
DKI Jakarta, dari tingkat RW hingga tingkat Provinsi, melalui internalisasi
muatan Desain Besar Jakarta menuju Kota Layak Anak 2018-2022 ke
dalam RPJMD Provinsi DKI Jakarta 2018-2022/Rencana Strategis OPD
Provinsi DKI Jakarta/Rencana Kerja Perangkat Daerah (RKPD).
Desain Besar Jakarta menuju Kota Layak Anak 2018-2022 juga menjadi
bagian dari upaya perwujudan Jakarta menjadi Kota Berketahanan, dimana
muatannya berkontribusi dan bersinggungan dengan kegiatan/program
dalam berbagai Desain Besar lainnya, yaitu: (i) Desain Besar Bangunan
Gedung Hijau; (ii) Desain Besar Pengelolaan Sampah; (iii) Desain Besar
Penyediaan Layanan Air Minum dan Air Limbah Domestik; (iv) Desain Besar
Pertanian Perkotaan; dan (v) Desain Besar Pengurangan Risiko Bencana
Berbasis Komunitas. Bagan keterkaitan Desain Besar Jakarta menuju Kota
Layak Anak dengan desain besar lainnya dalam kerangka Jakarta
Berketahanan dapat dilihat pada Gambar 1.3.
Gambar 1.3 Keterkaitan Desain Besar Jakarta menuju Kota Layak Anak
dengan Desain Besar Lainnya dalam Kerangka Jakarta Berketahanan
Konvensi Hak Anak memuat 5 (lima) hal pokok terkait Pemenuhan Hak dan
Perlindungan Anak (PHPA), yang kemudian diadopsi menjadi 5 (lima) Klaster
Kota Layak Anak (KLA), yaitu: (i) hak sipil dan kebebasan; (ii) lingkungan
keluarga dan pengasuhan alternatif; (iii) kesehatan dasar dan kesejahteraan;
(iv) pendidikan, pemanfaatan waktu luang, dan kegiatan budaya; dan (v)
perlindungan khusus 10. Untuk dapat menjamin pelaksanaan dan
pengembangan KLA dengan baik, maka kelima Klaster tersebut didukung
oleh penguatan Kelembagaan. Penjelasan masing-masing Klaster Kota
Layak Anak mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 11 Tahun
2011 Tentang Kebijakan Pengembangan Kabupaten/Kota Layak Anak dan
Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011 tentang Indikator
Kabupaten/Kota Layak Anak, sebagai berikut 1112:
1. Kelembagaan
Kelembagaan mencakup upaya penguatan kelembagaan KLA melalui
peraturan/kebijakan, pembentukan lembaga/gugus tugas, dan pelibatan
pemangku kepentingan terkait.
2. Klaster I: Hak Sipil dan Kebebasan
Klaster I mencakup pemenuhan hak anak, yaitu hak atas identitas; hak
perlindungan identitas; hak berekspresi dan mengeluarkan pendapat; hak
berpikir, berhati nurani, dan beragama; hak berorganisasi dan berkumpul
secara damai; hak atas perlindungan kehidupan pribadi; hak akses
informasi yang layak; serta hak bebas dari penyiksaan dan penghukuman
lain yang kejam, tidak manusiawi atau merendahkan martabat manusia.
3. Klaster II: Lingkungan Keluarga dan Pengasuhan Alternatif
Klaster II meliputi beberapa aspek, yaitu: bimbingan dan tanggungjawab
orang tua; anak yang terpisah dari orang tua; reunifikasi (pertemuan
kembali anak dengan orang tua setelah terpisahkan); pemindahan anak
10
UNICEF. 1989. Convention on the Rights of the Child. New York City: UNICEF.
11
Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik
Indonesia Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Kebijakan Pengembangan Kabupaten/Kota Layak
Anak
12
Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik
Indonesia Nomor 12 Tahun 2011 tentang Indikator Kabupaten/Kota Layak Anak
13
UNICEF. 1989. Convention on the Rights of the Child. New York City: UNICEF.
Indikator Kota Layak Anak (KLA) dimaksudkan untuk menjadi acuan bagi
Pemerintah Pusat Republik Indonesia, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah
Kabupaten/Kota dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan
evaluasi kebijakan, program, dan kegiatan pemenuhan hak anak untuk
mewujudkan Kota Layak Anak 14. Untuk mencapai predikat Kota Layak Anak,
terdapat 24 indikator yang harus terpenuhi, seperti yang ditunjukkan Gambar
2.1.
Indikator Kota Layak Anak merupakan penjabaran dari pelaksanaan
penguatan kelembagaan dan kelima klaster hak anak, yang telah dijelaskan
pada sub-bab 2.1. Penjelasan dari masing-masing indikator adalah sebagai
berikut:
1. Tersedia Peraturan/Kebijakan Daerah tentang Kabupaten/Kota Layak
Anak
Peraturan perundang-undangan tentang pemenuhan hak dan
perlindungan khusus anak yang dimaksud adalah dapat berupa peraturan
perundang-undangan yang holistik, yaitu yang memuat substansi 5 (lima)
klaster secara komprehensif seperti Perda Perlindungan Anak, Perda
KLA, dll; dan dapat juga peraturan perundang-undangan yang mengatur
secara spesifik dari 5 (lima) klaster (secara terpisah), seperti Perda di
bidang pendidikan, di bidang kesehatan, akta kelahiran, dll.
2. Menguatnya Kelembagaan Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA)
Menguatnya kelembagaan KLA dapat dilihat dari keberadaan dan
berfungsinya Gugus Tugas KLA dam Rencana Aksi Daerah KLA.
3. Keterlibatan Lembaga Masyarakat, Dunia Usaha, dan Media Massa
Peran lembaga masyarakat dalam pemenuhan hak dan perlindungan
khusus anak dapat dilakukan dengan cara:
a. memberikan informasi melalui sosialisasi dan edukasi mengenai Hak
Anak dan peraturan perundang-undangan tentang Anak;
b. memberikan masukan dalam perumusan kebijakan yang terkait
Perlindungan Anak;
c. melaporkan kepada pihak berwenang jika terjadi pelanggaran Hak
Anak;
d. berperan aktif dalam proses rehabilitasi dan reintegrasi sosial bagi
Anak;
14
Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik
Indonesia Nomor 12 Tahun 2011 tentang Indikator Kabupaten/Kota Layak Anak.
16 Desain Besar Ja
mengembangkan potensi dan kreatifitas anak bersangkutan baik secara
pemikiran maupun di dalam kegiatan. Semua itu dibangun atas
kesadaran bahwa pihak yang paling mengetahui masalah, kebutuhan dan
keinginan anak adalah anak itu sendiri. Banyak keputusan orang dewasa
yang selama ini ditujukan untuk anak ternyata tidak sepenuhnya sesuai
dengan kepentingan anak.
Oleh karena itu, Pemerintah wajib mengupayakan dan membantu Anak,
agar anak dapat berpartisipasi dan bebas berserikat dan berkumpul.
Peran Masyarakat dalam penyelenggaraan Perlindungan Anak juga
dapat dilakukan dengan cara memberikan ruang kepada Anak untuk
dapat berpartisipasi dan menyampaikan pendapat
7. Persentase Perkawinan Anak
Perkawinan pada usia anak merupakan sebuah bentuk praktik berbahaya
dan pelanggaran terhadap hak asasi anak. Perkawinan dapat dicegah,
apabila ada pihak yang tidak memenuhi syarat-syarat untuk
melangsungkan perkawinan, yaitu: (i) perkawinan harus didasarkan atas
persetujuan kedua calon mempelai; (ii) untuk melangsungkan perkawinan
seorang yang belum mencapai umur 21 (dua puluh satu) tahun harus
mendapat izin kedua orang tua; (iii) dalam hal salah seorang dari kedua
orang tua telah meninggal dunia atau dalam keadaan tidak mampu
menyatakan kehendaknya, maka izin cukup diperoleh dari orang tua yang
masih hidup atau dari orang tua yang mampu menyatakan kehendaknya;
dan (iv) dalam hal kedua orang tua telah meninggal dunia atau dalam
keadaan tidak mampu untuk menyatakan kehendaknya maka izin
diperoleh dari wali, orang yang memelihara atau keluarga yang
mempunyai hubungan darah dalam garis keturunan, lurus ke atas selama
mereka masih hidup dan dalam keadaan dapat menyatakan
kehendaknya. Pihak yang dapat mencegah perkawinan ialah para
keluarga dalam keturunan lurus ke atas dan ke bawah, saudara, wali
nikah, pengampu dari salah seorang calon mempelai dan pihak-pihak
yang berkepentingan.
8. Lembaga Konsultasi Penyedia Layanan Pengasuhan Anak
Pusat Pembelajaran Keluarga atau (Puspaga) adalah tempat
pembelajaran untuk meningkatkan kualitas kehidupan menuju keluarga
sejahtera melalui peningkatan kapasitas orang tua/keluarga atau orang
yang bertanggungjawab terhadap anak dalam menjalankan
tanggungjawab mengasuh dan melindungi anak agar tercipta kebutuhan
akan kasih sayang, kelekatan, keselamatan, dan kesejahteraan yang
menetap dan berkelanjutan demi kepentingan terbaik anak, termasuk
perlindungan dari kekerasan, eksploitasi, perlakuan salah dan
penelantaran.
15
Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2011 Tentang Standar
Nasional Pengasuhan Anak untuk Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak
18 Desain Besar Ja
bermain dengan aman dan nyaman, terlindungi dari kekerasan, dan hal-
hal lain yang membahayakan, tidak dalam situasi dan kondisi
diskriminatif, demi keberlangsungan tumbuh kembang anak secara
optimal dan menyeluruh fisik, spiritual, intelektual, sosial, moral, mental,
emosional, dan pengembangan bahasa. RBRA dapat dibangun dan
dikembangkan di lingkungan alami dan lingkungan buatan. Prinsip dalam
pengembangan ruang bermain ramah anak adalah: gratis; non
diskriminasi; kepentingan terbaik untuk anak; partisipasi anak; aman dan
selamat; nyaman; kreatif dan inovatif; dan sehat.
Rute Aman dan Selamat ke dan dari Sekolah (RASS) merupakan salah
satu konsep yang dimaksudkan untuk memfasilitasi anak pergi dan
pulang sekolah secara aman dan selamat. Dengan kata lain, RASS
adalah penciptaan jalur perjalanan ke dan dari sekolah bagi anak secara
aman dan selamat. Aman dalam artian terlepas dari gangguan
kriminalitas dan pelecehan serta kejahatan seksual, sedangkan selamat
dalam artian terlepas dari ancaman kecelakaan lalu lintas selama dalam
perjalanan menuju ke dan dari sekolah.
Jenis fasilitas yang tersedia, antara lain: trotoar di jalan utama; trotoar di
jalan lingkungan; trotoar di jalan kampung; zebra cross di setiap
persimpangan yang disertai lampu pelican; Zona Aman Selamat Sekolah
(ZOSS) di setiap depan sekolah; rambu jalan untuk pedestrian; tersedia
jalur khusus sepeda yang aman dan selamat untuk anak; tersedia rambu
yang jelas di jalur khusus sepeda; tersedia dermaga yang ramah anak;
tersedia jalan ke dan dari dermaga; dan tersedia perahu yang ramah
anak.
11. Persentase Persalinan di Fasilitas Kesehatan
Persalinan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah jumlah persalinan di
semua fasilitas pelayanan baik pemerintah maupun swasta di
Kabupaten/Kota dibagi jumlah kelahiran hidup selama 1 tahun dikali
100%.
12. Prevalensi Status Gizi Balita
Program perbaikan gizi masyarakat dilakukan melalui promosi keluarga
sadar gizi dengan dipraktikkannya norma keluarga sadar gizi bagi seluruh
keluarga di Indonesia untuk mencegah terjadinya masalah kurang gizi,
khususnya gizi buruk. Kegiatan promosi keluarga sadar gizi dilakukan
dengan memperhatikan aspek-aspek sosial budaya.
Kegiatan pokok promosi keluarga sadar gizi, yaitu: menyusun strategi
(pedoman) promosi keluarga sadar gizi; mengembangkan, menyediakan
dan menyebarluaskan materi promosi pada masyarakat, organisasi
kemasyarakatan, institusi pendidikan, tempat kerja, dan tempat-tempat
umum; melakukan kampanye secara bertahap, tematik menggunakan
20 Desain Besar Ja
15. Persentase Rumah Tangga dengan Akses Air Minum dan Sanitasi
yang Layak
Rumah tangga yang memiliki akses air bersih (individu/komunal) yang
dimaksud adalah yang melalui jaringan pipa dan/atau non pipa. Air bersih
merupakan air yang memenuhi persyaratan kesehatan untuk diolah
menjadi air minum.
Rumah tangga yang memiliki akses sanitasi yang layak
(individu/komunal) yang dimaksud adalah sanitasi yang sesuai dengan
standard an berfungsi dengan baik, tidak bocor, dan disedot secara
berkala sehingga tidak menimbulkan pencemaran dan wabah penyakit.
16. Tersedia Kawasan Tanpa Rokok
Kawasan tanpa rokok merupakan suatu ruangan atau area yang
dinyatakan dilarang untuk kegiatan merokok, menjual, mengiklankan
dan/atau mempromosikan produk tembakau. Kawasan tanpa rokok
ditetapkan di gedung pemerintahan, fasilitas pelayanan kesehatan,
tempat proses belajar mengajar (pendidikan), tempat anak bermain,
tempat ibadah, angkutan umum, tempat kerja, tempat umum dan tempat
lain yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah.
17. Persentase Pengembangan Anak Usia Dini Holistik dan Integratif
(PAUD-HI)
Pengembangan Anak Usia Dini Holistik-Integratif (PAUD-HI) adalah
upaya pengembangan anak usia dini yang dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan esensial anak yang beragam dan saling terkait secara
simultan, sistematis, dan terintegrasi. Tujuan umum Pengembangan Anak
Usia Dini Holistik- Integratif adalah terselenggaranya layanan
Pengembangan Anak Usia Dini Holistik-Integratif menuju terwujudnya
anak Indonesia yang sehat, cerdas, ceria, dan berakhlak mulia.
Sedangkan tujuan khusus Pengembangan Anak Usia Dini Holistik-
Integratif adalah:
1. terpenuhinya kebutuhan esensial anak usia dini secara utuh meliputi
kesehatan dan gizi, rangsangan pendidikan, pembinaan moral-
emosional dan pengasuhan sehingga anak dapat tumbuh dan
berkembang secara optimal sesuai kelompok umur;
2. terlindunginya anak dari segala bentuk kekerasan, penelantaran,
perlakuan yang salah, dan eksploitasi di manapun anak berada;
3. terselenggaranya pelayanan anak usia dini secara terintegrasi dan
selaras antar lembaga layanan terkait, sesuai kondisi wilayah; dan
4. terwujudnya komitmen seluruh unsur terkait yaitu orang tua, keluarga,
masyarakat, Pemerintah dan Pemerintah Daerah, dalam upaya
Pengembangan Anak Usia Dini Holistik-Integratif.
22 Desain Besar Ja
rumahnya sendiri. Penerapan Sekolah Ramah Anak (SRA) dilaksanakan
dengan merujuk 6 (enam) komponen penting di bawah ini:
a. Adanya komitment tertulis yang dapat dianggap kebijakan tentang
SRA;
b. Pelaksanaan Proses Pembelajaran yang ramah anak;
c. Pendidik dan Tenaga Kependidikan Terlatih Hak-Hak Anak;
d. Sarana dan Prasarana yang ramah anak;
e. Partisipasi Anak; dan
f. Partisipasi Orang Tua, Lembaga Masyarakat, Dunia Usaha,
Pemangku Kepentingan Lainnya, dan Alumni.
Salah satu tanda untuk setiap sekolah yang sudah menginisiasi SRA
adalah adanya papan nama Sekolah Ramah Anak. Sekolah Ramah Anak
artinya warga sekolah harus peka terhadap hal-hal yang dapat
membahayakan anak sehingga setiap sekolah ramah anak dapat dilihat
dari lingkungannya yang bersih, tertata, dan keakraban antar warga
sekolah. Jika ditanyakan kepada anak mengenai pendapatnya tentang
sekolahnya anak biasanya akan menjawab bahwa dia merasa nyaman di
sekolahnya dan merasa senang dengan Ibu/Bapak Gurunya serta warga
sekolah lainnya.
Selain itu dapat dilihat dari adanya rambu rambu di tempat yang
membahayakan anak misalnya di tangga yang curam, di pagar yang
tajam atau sudah retak dindingnya maupun dapat dilihat dari tidak adanya
pohon pohon berduri yang dapat melukai anak, jika ada maka tidak
berada di tempat anak-anak bermain dsb. Ciri lain dari sekolah ramah
anak adalah tidak adanya hukuman melainkan teguran dilakukan bentuk
komunikasi dan pembinaan tanpa kekerasan berupa disiplin positif untuk
mendisiplinkan anak. Sarana prasarana yang bagus atau terbatas bukan
indikator untuk sekolah ramah melainkan kepekaan sekolah untuk
menjaga agar sarana prasarana tersebut tidak membahayakan anak lah
yang harus dilihat.
20. Tersedia Fasilitas untuk Kegiatan Budaya, Kreativitas, dan Rekreatif
yang Ramah Anak
Fasilitas kreatif dan rekreatif adalah sarana dan prasarana yang
disediakan untuk mengembangkan minat bakat anak, memanfaatkan
waktu luang serta menjadi media ekspresi yang berada di luar sekolah,
baik yang disediakan oleh pemerintah, masyarakat maupun dunia usaha.
Contohnya adalah sanggar, kegiatan seni budaya, taman kota, taman
cerdas, taman teknologi, museum, pedestrian, dan fasilitas olah raga.
Sedangkan kegiatan/pertunjukan kreatifitas anak, antara lain Jambore
Anak atau Lomba Kreatifitas Anak. Pemanfaatan waktu luang dan aktif
dalam kegiatan budaya merupakan hak anak.
24 Desain Besar Ja
mempekerjakan anak. Program penanganan antara lain melalui Program
Penarikan Pekerja Anak dan Program Pelatihan Keterampilan Anak.
22. a. Anak Korban Pornografi, NAPZA, dan Terinfeksi HIV/AIDS yang
Terlayani
Perlindungan khusus bagi anak yang menjadi korban pornografi,
penyalahgunaan Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya
(NAPZA) dan anak yang terlibat dalam produksi dan distribusinya
dilaksanakan melalui upaya pembinaan, pendampingan, serta pemulihan
sosial, kesehatan fisik dan mental. Sedangkan perlindungan khusus bagi
anak dengan HIV/AIDS dilakukan melalui upaya pengawasan,
pencegahan, pengobatan, perawatan, dan rehabilitasi.
22. b. Anak Korban Bencana dan Konflik yang Terlayani
Upaya untuk penanganan Perlindungan Khusus bagi Anak Korban
Bencana dan Konflik, antara lain:
1. Penanganan yang cepat, termasuk pengobatan dan / atau rehabilitasi
secara fisik, psikis, dan sosial, serta pencegahan penyakit dan
gangguan;
2. Kesehatan lainnya;
3. Pendampingan psikososial pada saat pengobatan sampai pemulihan;
4. Pemberian bantuan sosial bagi anak yang berasal dari keluarga tidak
mampu; dan
5. Pemberian perlindungan dan pendampingan pada setiap proses
peradilan.
23. Anak Penyandang Disabilitas, dan Anak dari Kelompok Minoritas
dan Terisolasi yang Terlayani
Perlindungan Khusus bagi Anak Penyandang Disabilitas dilakukan
melalui upaya:
a. Perlakuan anak secara manusiawi sesuai dengan martabat dan Hak
Anak;
b. Pemenuhan kebutuhan khusus;
c. Perlakuan yang sama dengan anak lainnya untuk mencapai integrasi
sosial sepenuh mungkin dan pengembangan individu; dan
d. Pendampingan sosial.
Sedangkan untuk anak dari kelompok minoritas dan terisolasi dilakukan
melalui upaya:
a. Penyediaan akses pendidikan;
b. Penyediaan akses kesehatan; dan
c. Penyediaan akses untuk pengembangan budaya.
26 Desain Besar Ja
penyelenggaraan perlindungan anak di daerah dengan diwujudkan
melalui upaya daerah membangun Kabupaten/Kota Layak Anak
2. Pasal 22
Pemerintah Daerah berkewajiban dan bertanggung jawab
memberikan dukungan sarana, prasarana, dan ketersediaan sumber
daya manusia dalam penyelenggaraan Perlindungan Anak
3. Pasal 24
Pemerintah Daerah menjamin Anak untuk mempergunakan haknya
dalam menyampaikan pendapat sesuai dengan usia dan tingkat
kecerdasan Anak
4. Pasal 72
Peran Masyarakat dalam penyelenggaran perlindungan Anak
dilakukan dengan cara: memberikan informasi melalui sosialisasi dan
edukasi mengenai hak Anak dan peraturan perundang-undangan
tentang Anak; memberikan masukan dalam perumusan kebijakan
yang terkait Perlindungan Anak; melaporkan kepada pihak berwenang
jika terjadi pelanggaran hak Anak; berperan aktif dalam proses
rehabilitasi dan reintegrasi sosial bagi Anak; melakukan pemantauan,
pengawasan dan ikut bertanggungjawab terhadap penyelenggaraan
Perlindungan Anak; menyediakan sarana dan prasarana serta
menciptakan suasana kondusif untuk tumbuh kembang Anak;
berperan aktif dengan menghilangkan pelabelan negatif terhadap
Anak korban; dan memberikan ruang kepada Anak untuk dapat
berpartisipasi dan menyampaikan pendapat.
Selain itu, media massa berperan untuk penyebarluasan informasi
dan materi edukasi yang bermanfaat dari aspek sosial, budaya,
pendidikan, agama, dan kesehatan Anak dengan memperhatikan
kepentingan terbaik bagi Anak. Pada Pasal 72 juga mengatur peran
dunia usaha untuk memastikan kebijakan perusahaan yang
berperspektif Anak; produk yang ditujukan untuk Anak harus aman
bagi Anak; dan berkontribusi dalam pemenuhan Hak Anak melalui
tanggung jawab sosial perusahaan.
Dasar Hukum lainnya di tingkat nasional sebagai turunan dari Undang-
Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, yaitu: (i) Peraturan
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik
Indonesia Nomor 11 Tahun 2011 tentang Kebijakan Pengembangan Kota
Layak Anak; (ii) Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Indikator Kabupaten/Kota Layak Anak; (iii) Peraturan Menteri Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 13 Tahun
Di Provinsi DKI Jakarta, upaya pelaksanaan Kota Layak Anak secara resmi
dimulai dan ditandai dengan peluncuran Deklarasi Jakarta Menuju Kota
Layak Anak pada tanggal 17 Desember 2013. Deklarasi tersebut
ditandatangani oleh Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Joko Widodo, bersama
dengan 43 unsur pemangku kepentingan yang terdiri dari para Walikota Kota
Administrasi se-DKI Jakarta, Bupati Kabupaten Administrasi Kepulauan
Seribu, seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Provinsi DKI Jakarta,
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi DKI Jakarta, serta berbagai
pemangku kepentingan lainnya dari organisasi non-pemerintah dan dunia
usaha.
Sejak saat itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menunjukkan komitmennya
dalam mewujudkan Jakarta sebagai Kota Layak Anak, yaitu dengan
melakukan internalisasi konsep Kota Layak Anak ke dalam kebijakan dan
kelembagaan sebagai dasar bagi pelaksanaan berbagai inisiatif untuk
percepatan pencapaian Kota Layak Anak, yang akan dijelaskan pada sub-
bab selanjutnya.
2.3.1 Internalisasi Konsep Kota Layak Anak
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menunjukkan komitmen perwujudan Kota
Layak Anak dengan menginternalisasikan konsep Kota Layak Anak ke dalam
Peraturan Daerah (Perda). Perlindungan terhadap perempuan dan anak,
yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari konsep Kota Layak Anak,
telah diatur dalam Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 8 Tahun
2011 tentang Perlindungan Perempuan dan Anak dari Tindak Kekerasan.
Konsep Kota Layak Anak juga tercakup dalam dokumen perencanaan
pembangunan daerah Provinsi DKI Jakarta yang tertuang dalam Peraturan
Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 2 Tahun 2013 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2013–2017.
2.3.2 Penguatan Kelembagaan
Upaya pelaksanaan dan pengembangan Kota Layak Anak dimulai pada
tahun 2010 dengan pembentukan lembaga yang bertanggungjawab secara
khusus terkait upaya Pemenuhan Hak dan Perlindungan Anak (PHPA).
Pembentukan lembaga tersebut diatur dalam Peraturan Gubernur Provinsi
DKI Jakarta, yaitu:
28 Desain Besar Ja
1. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 218 Tahun 2010 tentang
Gugus Tugas Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang
(trafficking)
2. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 630 Tahun 2010 tentang
Pembentukan Komite Aksi Daerah Penghapusan Bentuk-Bentuk
Pekerjaan Terburuk untuk Anak
Selanjutnya pada Tahun 2011, dibentuk Gugus Tugas Kota Layak Anak yang
diatur melalui Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 1192 Tahun
2011 tentang Pembentukan Gugus Tugas Kota Layak Anak yang kemudian
ditindaklanjuti dengan Instrusi Gubernur Nomor 133 Tahun 2013. Gugus
Tugas ini dilengkapi dengan Tim Pelaksanaan Kota Layak Anak dan Forum
Anak Daerah, yang ditetapkan melalui: (i) Surat Keputusan Kepala Badan
Pemberdayaan Masyarakat dan Perempuan dan Keluarga Berencana
(BPMPKB) Provinsi DKI Jakarta Nomor 380 Tahun 2013 tentang
Pembentukan Tim Pelaksanaan Kota Layak Anak di Provinsi DKI Jakarta;
dan (ii) Surat Keputusan Kepala Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak
dan Pengendalian Penduduk Provinsi DKI Jakarta Nomor 238 Tahun 2017
tentang Pembentukan Forum Anak Daerah.
Untuk mendukung penguatan kelembagaan Kota Layak Anak dalam rangka
memenuhi keduapuluh empat indikator Kota Layak Anak, maka dibentuk
juga beberapa lembaga yang diatur melalui Peraturan dan Keputusan
Gubernur Provinsi DKI Jakarta lainnya, yaitu:
1. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 21 Tahun 2011 tentang
Komite Perlindungan Rehabilitasi Sosial Anak Berhadapan dengan
Hukum
2. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 55 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Kelompok Kerja Gerakan Sayang Ibu (POKJA GSI)
3. Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 349 Tahun 2015
tentang Tim Pelaksana Pembangunan dan Pemeliharaan Ruang Publik
Terpadu Ramah Anak
2.3.3 Penetapan Kabupaten/Kota Administrasi sebagai Lokasi
Pengembangan Kota Layak Anak
Setelah melakukan penguatan kelembagaan melalui pembentukan beberapa
Gugus Tugas terkait Kota Layak Anak, pencapaian Kota Layak Anak juga
perlu dilaksanakan dan dikembangkan secara nyata di wilayah Provinsi DKI
Jakarta. Oleh karena itu, sejak tahun 2011 secara bertahap ditetapkan
Kabupaten/Kota Administrasi sebagai lokasi pengembangan Kota Layak
Anak, yang diatur pada Keputusan Gubernur berikut:
1. Keputusan Gubernur Nomor 394 Tahun 2011 tentang Penetapan Kota
Administrasi Jakarta Pusat, Kota Administrasi Jakarta Utara dan Kota
Administrasi Jakarta Selatan sebagai Kota Pengembangan Kota Layak
Anak
30 Desain Besar Ja
No Indikator Penerapan di RPTRA
Remaja
6. Partisipasi Anak Kegiatan Forum Anak
7. Pencegahan terhadap Terdapat Pusat Informasi dan Konsultasi (PIK)
Perkawinan Anak Remaja
8. Lembaga Konsultasi untuk Kegiatan Bina Keluarga Balita dan Pendidikan Anak
Pengasuhan Terhadap Keluarga Usia Dini (BKB-PAUD), Bina Keluarga Remaja
(BKR)
9. Lembaga Pengasuhan Alternatif Kegiatan Bina Keluarga Balita dan Pendidikan Anak
untuk keluarga Usia Dini (BKB-PAUD), Bina Keluarga Remaja
(BKR)
10. Infrastruktur Ramah Anak Terdapat tempat bermain anak, perpustakaan
ramah anak, tempat berolah raga ramah anak
11. Terintegrasi dengan Persalinan Kegiatan Pelayanan Kesehatan dan KB
di Fasilitas Kesehatan
12. Terintegrasi dengan Gizi Balita Kegiatan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)
dan Anak di Puskesmas/Fasilitas
Kesehatan lainnya
13. Terintegrasi dengan Puskesmas Tersedia ruang laktasi
untuk Pemberian Makanan
Balita dan Anak (PMBA)
14. Fasilitas Kesehatan dengan Kegiatan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), dan
Pelayanan Ramah Anak tersedia ruang laktasi
15. Tersedia Air Minum dan Sanitasi Tersedia akses terhadap air bersih dan tersedia
yang Bersih toilet yang memiliki fasilitas sanitasi yang layak
16. Kawasan Tanpa Rokok Seluruh bagian wilayah RPTRA merupakan
kawasan tanpa rokok
17. Terintegrasi dengan PAUD-HI Terdapat tempat bermain anak, perpustakaan
ramah anak, tempat berolah raga ramah anak
18. Terintegrasi dengan Pendidikan Terdapat kegiatan Wajib Belajar 12 Tahun
Wajib Belajar 12 Tahun
19. Terintegrasi dengan Sekolah Kegiatan PAUD-HI yang dilaksanakan di RPTRA
Ramah Anak (SRA) menggunakan tempat bermain anak, perpustakaan
ramah anak, tempat berolah raga ramah anak
20. Pusat Kreativitas Anak (PKA) Tempat bermain anak, perpustakaan ramah anak,
tempat berolah raga ramah anak dapat difungsikan
sebagai Pusat Kreativitas Anak untuk belajar
keterampilan dan kesenian
21. Perlindungan terhadap Korban Terdapat pos pengaduan kekerasan perempuan
Kekerasan & Eksploitasi dan anak (traficking)
22. Perlindungan terhadap Korban Terdapat pos pengaduan kekerasan perempuan
Pornografi dan anak (traficking)
23. Perlindungan untuk Disabilitas RPTRA pada situasi dan kondisi tertentu dapat
dan Penyediaan Sarana dimanfaatkan sebagai tempat penampungan
Disabilitas sementara bagi pengungsi yaitu masyarakat umum
korban bencana (Perempuan dan Anak
Khususnya).
24 Perlindungan untuk Anak Terdapat Pusat Informasi dan Konsultasi (PIK)
Berhadapan dengan Hukum Remaja
32 Desain Besar Ja
III. Penyusunan Desain Besar
Kegiatan penyusunan Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018-
2022 merupakan pengejawantahan dari metode kualitatif dan perencanaan
kolaboratif yang dimulai pada tanggal 12 April 2017. Kegiatan perdana
ditandai dengan diselenggarakannya Rapat Perdana Pembahasan
Penyusunan Desain Besar Jakarta menuju Kota Layak Anak. Kegiatan
kolaboratif yang telah dilakukan, yaitu: Rapat Koordinasi, Lokakarya yang
meliputi kegiatan Diskusi Kelompok Terfokus/Focus Group Discussion
(FGD), dan Diskusi Bersama Forum Anak Jakarta. Adapun alur waktu
kegiatan penyusunan Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018-
2022 dapat dilihat pada Gambar 3.1.
16
Healey, P. 2006. Collaborative planning: shaping places in fragmented societies.
Basingstoke, England: Palgrave Macmillan.
17
Margerum, R.D. (2002). Collaborative planning: building consensus and building a distinct
model for practice. Journal of Planning Education and Research, 21(3), 237-253.
18
Innes, J, & Booher, D.E. (2000). Indicators for sustainable communities: a strategy
building on complexity theory and distributed intelligence. Planning Theory and Practice,
1(2), 273.
34 Desain Besar Ja
3. Prosiding Lokakarya II Jakarta Menuju Kota Layak Anak
36 Desain Besar Ja
Sumber: Dokumentasi Konsultan Kota Layak Anak, 2017
3.2.5 Peluncuran Awal Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak
Plan International Indonesia menyelenggarakan Peluncuran Awal Desain
Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018-2022 yang dikemas dalam
bentuk kegiatan Diskusi Bersama Forum Anak Se-DKI Jakarta. Kegiatan
tersebut diselenggarakan pada tanggal 17 Desember 2017, di RPTRA
Kalijodo, Kelurahan Angke, Kecamatan Tambora, Kota Administratif Jakarta
Barat.
Beberapa hasil dari diskusi bersama Forum Anak se-DKI Jakarta, yaitu:
• Dalam upaya perwujudan Jakarta menuju Kota Layak Anak, Forum
Anak/Remaja Jakarta dapat berperan pada: (i) proses perencanaan; (ii)
fasilitasi pelaksanaan kegiatan; (iii) edukasi publik; serta (iv)
pemantauan dan evaluasi.
38 Desain Besar Ja
• Keberadaan Forum Anak Jakarta (Foraja) masih terkendala oleh belum
adanya Surat Keputusan (SK) Gubernur Provinsi DKI Jakarta mengenai
pembentukan Forum Anak Jakarta. SK Gubernur tersebut diharapkan
dapat mengoptimalkan peranan Foraja untuk mewakili suara anak
Jakarta dalam rangka mewujudkan Jakarta sebagai Provinsi Layak
Anak di tahun 2022.
• Forum Anak Jakarta baru terbentuk di tingkat Provinsi dan di 5 (lima)
wilayah Kota Administratif. Seyogyanya, Foraja terbentuk sampai pada
tingkat Kecamatan.
• Alokasi dana untuk kegiatan Foraja masih belum tersedia, termasuk
mekanisme pengusulannya.
• Keterlibatan Foraja dalam proses pembangunan, seperti Musyawarah
Perencanaan Pembangunan (Musrenbang), rapat atau lokakarya
bersama pemangku kepentingan terkait, masih terkendala oleh waktu
sekolah.
• Dalam kegiatan Musyawarah Perencanaan Pembangunan
(Musrenbang), Foraja jarang dilibatkan secara aktif untuk
menyampaikan pendapat atau berdiskusi.
Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak ini diinisiasi oleh
Kedeputian Gubernur Provinsi DKI Jakarta bidang Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup bermitra dengan Plan International Indonesia. Dalam
proses penyusunannya, Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak
melibatkan beberapa pemangku kepentingan, diantaranya seperti yang
terdapat dalam tabel 3.1 berikut:
40 Desain Besar Ja
KATEGORI UNSUR
26. Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi DKI Jakarta
27. Dinas Sumber Daya Air Provinsi DKI Jakarta
28. Kantor Walikota Kota Administratif Jakarta Utara, Provinsi DKI
Jakarta
29. Kantor Walikota Kota Administratif Jakarta Timur, Provinsi DKI
Jakarta
30. Kantor Walikota Kota Administratif Jakarta Selatan, Provinsi
DKI Jakarta
31. Kantor Walikota Kota Administratif Jakarta Barat, Provinsi DKI
Jakarta
32. Kantor Walikota Kota Administratif Jakarta Pusat, Provinsi DKI
Jakarta
33. Kantor Bupati Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu
Provinsi DKI Jakarta
34. Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi DKI Jakarta
35. Biro Pendidikan Mental dan Spiritual Provinsi DKI Jakarta
36. Biro Kesejahteraan Sosial Provinsi DKI Jakarta
37. Biro Hukum Provinsi DKI Jakarta
38. Biro Tata Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta
39. Sudin PPAPP Provinsi DKI Jakarta
40. UPT P2TP2A Provinsi DKI Jakarta
Organisasi Masyarakat 41. Plan Internasional Indonesia
42. United Cities and Local Governments Asia Pacific (UCLG
ASPAC)
43. Wahana Visi Indonesia (WVI)
44. American Red Cross
45. Yayasan Cipta Asa Nusantara
46. Rebana Indonesia
47. Yayasan Ibu
48. Bandungwangi
49. YKRI
50. Institute for Criminal Justice Reform (ICJR)
51. ECPAT Indonesia
52. Semai Jiwa Amini (SEJIWA)
53. SOS Children’s Villages Indonesia
54. Rutgers WPF Indonesia
55. PKK Provinsi DKI Jakarta
Kelompok 56. Forum Anak Jakarta (Foraja)
Anak/Remaja
Dunia Usaha 57. PT. Intiland Development, Tbk
58. Yayasan Dharma Suci
59. PD. Pasar Jaya
42 Desain Besar Ja
IV. Visi, Misi, dan Strategi
Visi Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018-2022 adalah: “DKI
Jakarta Sebagai Center of Excellence Kota Layak Anak”. Visi tersebut
menunjukkan bahwa Jakarta berkomitmen untuk mewujudkan Kota Layak
Anak di Tahun 2022 sehingga dapat menjadi contoh yang baik bagi Provinsi
dan Kota lainnya di Indonesia.
Visi Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018-2022 kemudian
dijabarkan ke dalam beberapa misi yang mewakili setiap klaster Kota Layak
Anak. Misi tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Untuk mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan, diperlukan strategi
Jakarta Menuju Kota Layak Anak, seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 4.1,
yang terdiri dari 4 (empat) hal pokok, yaitu:
1. Citra (Branding), yaitu pengembangan citra Jakarta sebagai Kota yang
berkomitmen untuk memenuhi hak anak dan memperbaiki kualitas demi
mendukung peningkatan kualitas anak.
2. Kampiun (Champion), yaitu pengorganisasian kampiun-kampiun yang
menjadi motor penggerak bagi pelaksanaan program Kota Layak Anak
demi mewujudkan Jakarta sebagai Kota Layak Anak
3. Inovasi, yaitu penginisiasian terobosan berupa konsep, model atau
teknologi yang dapat mendukung perwujudan Jakarta sebagai Kota
Layak Anak.
4. Pengelolaan Pengetahuan (Knowledge Management), yaitu
pengumpulan dan pendiseminasian informasi terkait dengan Kota Layak
Anak yang dapat diakses oleh setiap pemangku kepentingan.
5. Internalisasi, yaitu pengintegrasian Desain Besar Jakarta Menuju Kota
Layak Anak 2018-2022 ke dalam dokumen Kebijakan Pembangunan
Provinsi DKI Jakarta, diantaranya RPJMD 2018-2022, Rencana
Strategis OPD, dan RKPD.
44 Desain Besar Ja
V. Peta Jalan dan Rencana Aksi
Alur perwujudan Jakarta sebagai Kota Layak Anak diawali dengan terjalinnya
komitmen para pemangku kepentingan yang meliputi pemerintah,
masyarakat, dunia usaha, dan media. Dengan terjalinnya komitmen yang
kuat, maka masing-masing pemangku kepentingan, terutama pemerintah,
dapat melaksanakan tugas dan kewajibannya yang terkait dengan
perwujudan Kota Layak Anak.
Sebagai bentuk perwujudan dari komitmen tersebut, yang berkesesuaian
dengan visi dan misi Jakarta Menuju Kota Layak Anak, ditetapkan peta
jalan/road map yang meliputi:
1. Indikator Kota Layak Anak yang terdapat di tingkat RW, Kelurahan,
Kecamatan, Kabupaten/Kota Administrasi, dan Provinsi
2. Target pencapaian indikator Kota Layak Anak yang terdapat di tingkat
RW, Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten/Kota Administrasi, dan Provinsi
untuk jangka waktu lima tahun ke depan
3. Uji coba KLA mulai tingkat RW hingga tingkat Provinsi, yang dilanjutkan
dengan implementasinya hingga lima tahun ke depan hingga mencapai
Provinsi DKI Jakarta Layak Anak di tahun 2022
Gambar 5.1 Peta Jalan Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018-2022
46 Desain Besar Ja
2. Kelurahan Layak Anak
Kelurahan Layak Anak dicapai melalui pemenuhan 14 indikator yang
terdiri atas 11 indikator pada tingkat RW dan 3 indikator pada tingkat
Kelurahan, seperti yang ditunjukkan Gambar 5.3. Setiap Kelurahan akan
mendapatkan kategori Kelurahan Layak Anak jika 70% RW di wilayah
kelurahan tersebut sudah mencapai kategori RW Layak Anak, dan
minimal 2 dari 3 indikator pada tingkat kelurahan terpenuhi. Seluruh
Kelurahan di Provinsi DKI Jakarta ditargetkan sudah mencapai kategori
Kelurahan Layak Anak pada tahun 2019.
48 Desain Besar Ja
Sumber: Kementerian PPPA, 2017
Rencana aksi merupakan muatan inti Desain Besar Jakarta Menuju Kota
Layak Anak 2018-2022 yang disusun secara kolaboratif. Rencana Aksi Kota
Layak Anak 2018-2022, yang ditunjukkan oleh Tabel 5.2, merupakan bentuk
penjabaran dan rincian dari acuan penting untuk mengembangkan Kota
Layak Anak secara sistematis, terarah, dan tepat sasaran. Rencana aksi ini
dapat menjadi pedoman bagi pemangku kepentingan terkait dalam rangka
mewujudkan Jakarta sebagai Center of Excellence Kota Layak Anak di tahun
2022.
50 Desain Besar Ja
Rencana aksi ini memuat penjabaran aksi yang dapat dilakukan sesuai
dengan indikator Kota Layak Anak pada masing-masing klaster, yang
memuat beberapa hal, yaitu: (i) ukuran ketercapaian masing-masing
indikator; (ii) tingkat pelaksanaan mulai dari RW hingga Provinsi; (iii)
penanggung jawab; (iv) lembaga mitra; (v) peranan penanggung jawab dan
lembaga mitra; serta (vi) target pencapaian pada tahun 2018 hingga tahun
2022.
Rencana aksi yang merupakan usulan dari Forum Anak Jakarta, juga dapat
dilihat pada Tabel 5.3.
Bappeda,
Biro Hukum,
Biro Tata
Pemerintahan, Biro
Organisasi
Reformasi, dan
19
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 250 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekertaris Daerah
20
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 253 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
21
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 307 Tahun 2016 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pelayanan Statistik
22
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 283 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak, dan
Pengendalian Penduduk
23
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 290 Tahun 2016 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Pusat Penilaian Kompetensi Pegawai
24
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 307 Tahun 2016 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pelayanan Statistik
25
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 262 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pajak dan Retribusi Daerah
26
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 258 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
27
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 283 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak, dan
Pengendalian Penduduk
28
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 281 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu
29
Rata-rata Nasional (Target Nasional 2016) 77,5%, Sumber - Dukcapil, Kemendagri 2016
30
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 263 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
31
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 263 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
32
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 253 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Dinas Sosial
Kanwil Agama
IBI
IDAI
PKK
Fatayat
Aisiyah
Forum Anak
Remaja
LSM (Plan, Save
the Children,
Bandungwangi,
Rutgers WFP)
Aliansi Remaja
Indonesia
33
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 282 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perpustakaan dan Kearsipan
34
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 250 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekertaris Daerah
35
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 253 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Petugas Pembantu
Pencatatan Nikah
(Kanwil Agama)
36
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 283 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak, dan
Pengendalian Penduduk
37
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 250 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekertaris Daerah
Forum Anak
Jakarta
Aliansi Remaja
Independen
PKK
38
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 253 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
39
Persentase Perempuan Pernah Kawin Usia 20 - 24 Tahun yang Menikah Sebelum Usia 15 Tahun Menurut Provinsi, 2008-2012 Rata-rata Nasional 2,5%;
Persentase Perempuan Pernah Kawin Usia 20 - 24Tahun yang Menikah Sebelum Usia 16 Tahun Menurut Provinsi, 2008-2012 Rata-rata Nasional 6%;
Persentase Perempuan Pernah Kawin Usia 20 - 24 Tahun yang Menikah Sebelum Usia 18 Tahun Menurut Provinsi, 2008-2012 Rata-rata Nasional 25,4%,
BPS, 2016.
40
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 283 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak, dan
Pengendalian Penduduk
41
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 250 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekertaris Daerah
42
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 253 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
43
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 275 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Sosial
44
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 250 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekertaris Daerah
45
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 253 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
46
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 364 Tahun 2016 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama
47
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 280 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kehutanan
48
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 250 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekertaris Daerah
Sekertaris
51
Daerah –Asisten
Pembangunan dan
49
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 250 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekertaris Daerah
50
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 250 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekertaris Daerah
51
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 250 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekertaris Daerah
Sekertaris
52
Daerah –Asisten
Pembangunan dan
Lingkungan Hidup
– Biro Penataan
Kota dan
Lingkungan Hidup
– Bagian
Pembangunan
Kota –Subbagian
Pemantauan
Fasilitas Sosial dan
Fasilitas Umum
Dinas
Pemberdayaan,
Perlindungan Anak,
dan Pengendalian
53
Penduduk –
Bidang
52
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 250 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekertaris Daerah
53
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 283 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak, dan
Pengendalian Penduduk
Dinas Perumahan
Rakyat dan
54
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 279 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Cipta Karya, Tata Ruang, dan Pertanahan
Unit Pengelola
Rumah Susun
(Jatirawasari,
Penjaringan,
Marunda, Muara
Baru, Semper,
Tambora, Cakung
Barat, Pulo
Gebang, Rawa
Bebek, Pinus Elok,
Jatinegara Kaum,
Jatinegara Barat,
55
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 274 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
56
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 351 Tahun 2016 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Unit Pengelola Rumah Susun
57
Rata-rata Nasional Angka Kematian Akibat Kecelakaan Lalu-Lintas 0,015 % dari jumlah populasi, Sumber - WHO, 2016
58
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 270 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perhubungan
59
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 250 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekertaris Daerah
60
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 333 Tahun 2016 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Unit Pengelola Angkutan Perairan dan
Pelabuhan
61
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 273 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Bina Marga
Satuan Polisi
63
Pamong Praja (1)
Bidang
Ketenteraman dan
62
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 279 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Cipta Karya, Tata Ruang, dan Pertanahan
63
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 285 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja
Badan
Perencanaan
Pembangunan
64
Daerah – Bidang
Sarana dan
Prasarana Kota
dan Lingkungan
Hidup – Subbidang
Bina Marga,
Perumahan, dan
Permukiman;
Subbidang Tata
Ruang, Cipta
Karya, dan
Kehutanan
64
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 253 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
65
Persalinan ditolong tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan - Angka Nasional 73,61%; Ditjen Bina Gizi dan KIA, Kemenkes RI, 2015.
66
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 278 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan
67
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 250 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekertaris Daerah
68
Prevalensi Status Gizi Balita,Gizi Kurang Angka Nasional 5,4%; Gizi Lebih Angka Nasional 11,8;Stunting Angka Nasional 37,2%, Badan Litbangkes,
Kemenkes RI, Riskesdas 2013.
69
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 278 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan
70
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 250 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekertaris Daerah
71
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 268 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian
Lembaga Swadaya
Masyarakat
PKK
72
Cakupan Pemberian ASI Ekslusif Pada Bayi 0-6 Bulan; Angka Nasional 52,3%; Ditjen. Bina Gizi dan KIA, Kemenkes RI, 2015.
73
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 278 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan
74
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 250 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekertaris Daerah
75
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 278 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan
76
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 278 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan
77
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 250 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekertaris Daerah
78
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 250 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekertaris Daerah
Dinas Sumber
79
Daya Air – Bidang
Air Baku, Air
Bersihm dan Air
Limbah - Seksi
Perencanaan Air
Baku, Air Bersih,
dan Air Limbah;
Seksi
Pembangunan dan
Peningkatan Air
Limbah; Seksi
Pembangunan dan
peningkatan air
limbah
79
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 272 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Sumber Daya Air
80
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 279 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Cipta Karya, Tata Ruang, dan Pertanahan
Dinas Perindustrian
81
dan Energi (1)
Bidang Industri -
Seksi Kerjasama
dan Kemitraan
Industri; (2) Bidang
Geologi dan Air
Tanah - Seksi
Pemanfaatn Air
Tanah
Dinas Lingkungan
82
Hidup (1) Bidang
Tata Lingkungan
dan Kebersihan -
Seksi Perencanaan
Teknis Lingkungan
dan Kebersihan;
Seksi
Pengembangan
Teknis Lingkungan
dan Kebersihan; (2)
Bidang
Pengelolaan
Kebersihan – Seksi
Pengelolaan
Sampah; Seksi
Pengelolaan
Limbah B3; Seksi
Pengendalian
81
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 267 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perindustrian dan Energi
82
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 284 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Lingkungan Hidup
Badan
Perencanaan
Pembangunan
83
Daerah – Bidang
Kesejahteraan
Rakyat –
Subbidang
Kesehatan,
Pemberdayaan,
Perlindungan Anak,
dan Pengendalian
Penduduk
Lembaga Swadaya
Masyarakat / NGO
PDPAM
USAID IUWASH
PLUS
PDPAL JAYA
83
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 253 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
84
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 278 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan
85
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 284 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Lingkungan Hidup
Satuan Polisi
86
Pamong Praja (1)
Bidang
Ketenteraman dan
Ketertiban Umum -
Seksi Pengaduan
dan Sengketa;
Seksi Ketertiban
Sarana dan
Prasarana Kota; (2)
Bidang
Perlindungan
Masyarakat - Seksi
Bimbingan dan
Penyuluhan; (3)
Bidang Penegakan
dan Penindakan –
86
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 285 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja
Badan
Perencanaan
Pembangunan
87
Daerah – Bidang
Kesejahteraan
Rakyat –
Subbidang
Kesehatan,
Pemberdayaan,
Perlindungan Anak,
dan Pengendalian
Penduduk
LSM (Yayasan
Jantung Sehat, dll)
87
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 253 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Himpaudi
PKK
Lembaga
Masyarakat
88
APK PAUD 2016 adalah 68.10, Sumber - Pusat Data dan Statistik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2015
89
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 277 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendidikan
90
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 250 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekertaris Daerah
91
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 277 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendidikan
92
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 277 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendidikan
93
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 372 Tahun 2016 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Sekolah Dasar Negeri
Badan
Perencanaan
Pembangunan
96
Daerah – Bidang
Kesejahteraan
Rakyat –
Subbidang
Pendidikan,
Perpustakaan, dan
Kearsipan
94
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 372 Tahun 2016 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Sekolah Dasar Negeri
95
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 376 Tahun 2016 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Sekolah Menengah Atas Negeri
96
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 376 Tahun 2016 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Sekolah Menengah Atas Negeri
97
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 277 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendidikan
98
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 284 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Lingkungan Hidup
20. Tersedia Fasilitas • Ada, dapat √ √ √ • Menyusun SOP √ Dinas Pariwisata Sekertaris
100 101
untuk Kegiatan diakses semua Fasilitas dan Kebudayaan Daerah – Asisten
Budaya, anak, tidak Kegiatan (1) Bidang Seni Kesejahteraan
Kreativitas, dan berbayar, dan Budaya, dan Budaya - Seksi Rakyat – Biro
99
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 264 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyalamatan
100
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 269 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pariswisata dan Kebudayaan
101
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 250 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekertaris Daerah
102
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 250 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekertaris Daerah
103
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 276 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pemuda dan Olahraga
Badan Kesatuan
Bangsa dan
104
Politik – Bidang
Ketahanan
Ekonomi, Seni,
Budaya, Agama,
dan
Kemasyarakatan –
Subbidang
Ekonomi, Seni, dan
Budaya
Unit Pengelola
Museum
104
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 258 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
Unit Pengelola
Museum Seni - (1)
Satuan Pelaksana
Informasi dan
Edikasi; (2) Satuan
Pelaksana
Prasarana dan
106
Sarana
Unit Pengelola
Kawasan
Perkampungan
Budaya Betawi - (1)
105
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 322 Tahun 2016 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Unit Pengelola Museum
Kesejahteraan Jakarta
106
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 324 Tahun 2016 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Unit Pengelola Museum Seni
Unit Pengelola
Kawasan
Monumen Nasional
- (1) Seksi
Prasarana dan
Sarana; (2) Seksi
Pelayanan; (3)
108
Seksi Ketertiban
Seksi Ketertiban
Sarana dan
Prasarana Kota –
Bidang
Ketenteraman dan
Ketertiban Umum –
Satuan Polisi
109
Pamong Praja
107
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 328 Tahun 2016 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Unit Pengelola Kawasan
Perkampungan Budaya Betawi
108
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 329 Tahun 2016 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Unit Pengelola Kawasan Monumen
Nasional
109
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 285 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja
21.a. Anak Korban • 100% √ √ √ √ √ • Menyusun SOP √ Pusat Pelayanan Dinas Sosial –
111
110
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 397 Tahun 2016 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pelayanan Terpadu
Pemberdayaan Perempuan dan Anak
111
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 275 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Sosial
112
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 283 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak, dan
Pengendalian Penduduk
21.b. Persentase Anak • 100% √ √ • Menyusun SOP √ Dinas Tenaga Dinas Sosial -
114
113
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 271 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
114
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 275 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Sosial
115
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 285 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja
116
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 278 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan
100 Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018- 2022
Tingkat Pelaksanaan Target (Tahun) Penanggung jawab
No. Klaster/ Indikator Ukuran Peran Lembaga Mitra
RW Kel. Kec Kota Prov 18 19 20 21 22 dan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
Pencegahan
Kekerasan
Perempuan dan
Anak Kota
Admininistasi
Jakarta Timur; (5)
Satuan Pelaksana
Pelayanan
Pendapingan dan
Pencegahan
Kekerasan
Perempuan dan
Anak Kota
Admininistasi
Jakarta Selatan; (6)
Satuan Pelaksana
Pelayanan
Pendapingan dan
Pencegahan
Kekerasan
Perempuan dan
Anak Kota
Admininistasi
Jakarta Barat
117
Dinas Sosial –
Bidang Rehabilitasi
Sosial – Seksi
Rehabilitasi Sosial
Penyandang
Disabilitas
117
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 397 Tahun 2016 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pelayanan Terpadu
Pemberdayaan Perempuan dan Anak
Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022 101
Tingkat Pelaksanaan Target (Tahun) Penanggung jawab
No. Klaster/ Indikator Ukuran Peran Lembaga Mitra
RW Kel. Kec Kota Prov 18 19 20 21 22 dan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
BNNP,
KPA,
Kemenang
118
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 260 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
119
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 275 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Sosial
102 Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018- 2022
Tingkat Pelaksanaan Target (Tahun) Penanggung jawab
No. Klaster/ Indikator Ukuran Peran Lembaga Mitra
RW Kel. Kec Kota Prov 18 19 20 21 22 dan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
• Menyusun SOP √ Penanggulangan Tata Lingkungan
Kesiapan Kebakaran dan dan Kebersihan –
120
Keluarga Penyalamatan Seksi Mitigasi dan
Hadapi (1) – Bagian Adaptasi
Bencana Pencegahan Perubahan Iklim
• Pemetaan √ √ √ √ Kebakaran - Seksi
Daerah Rawan Pengawasan Satuan Polisi
124
Bencana dan Keselamatan Pamong Praja
Konflik Sosial Kebakaran; Seksi (1) Bidang
• Ujicoba √ Publikasi dan Ketenteraman dan
Kelurahan Pemberdayaan Ketertiban Umum –
Aman Bencana Masyarakat; (2) Seksi Ketertiban
• Ujicoba √ Bidang Sarana dan
Kelurahan Penyelamatan – Prasarana Kota;
Bebas Tauran Seksi Perencanaan (2)Bidang
√ √ √ Teknis Perlindungan
• SK Penetapan
Penyelamatan Masyaraka - Seksi
Wilayah Aman
Bimbingan dan
Bencana
Penyuluhan t ; (3)
• SK Penetapan √ √ √
Bidang Penegakan
Wilayah Bebas dan Penindakan –
Tauran Seksi Pemantauan
• Inovasi √ √ √
• Pemberian √ √ √
penghargaan
121
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 250 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekertaris Daerah
122
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 258 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
123
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 284 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Lingkungan Hidup
120
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 264 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Penanggulangan Kebakaran dan
Penyalamatan
124
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 285 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja
Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022 103
Tingkat Pelaksanaan Target (Tahun) Penanggung jawab
No. Klaster/ Indikator Ukuran Peran Lembaga Mitra
RW Kel. Kec Kota Prov 18 19 20 21 22 dan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
125
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 275 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Sosial
126
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 364 Tahun 2016 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Panti Sosial Asuhan Anak Putra
Utama
104 Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018- 2022
Tingkat Pelaksanaan Target (Tahun) Penanggung jawab
No. Klaster/ Indikator Ukuran Peran Lembaga Mitra
RW Kel. Kec Kota Prov 18 19 20 21 22 dan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
penyandang khusus pada (a)
disabilitas satuan pendidikan
• Penilaian √ √ √ anak usia dini non
fasilitas akses formal dan informal
penyandang (TKLB); (b) satuan
disabilitas pendidikan dasar
• Pemberian √ √ √ (SDLB dan
penghargaan di SMPLB); (c) satuan
setiap Tingkat pendidikan
menengah
(SMALB/ SMKLB) -
(1) Kepala Sekolah;
(2) Wakil Kepala
Sekolah; (3)
Pelaksana Tata
Usaha; (4) Tenaga
127
Fungsional
Dinas Kesehatan,
Dinas Bina
128
Marga (1)
Bidang Jalan dan
Jembatan – Seksi
Perencanaan Jalan
dan Jembatan;
Seksi
Pembangunan
Peningkatan Jalan;
dan Seksi
Pembangunan dan
127
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 364 Tahun 2016 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Sekolah Luar Biasa Negeri
128
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 273 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Bina Marga
Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022 105
Tingkat Pelaksanaan Target (Tahun) Penanggung jawab
No. Klaster/ Indikator Ukuran Peran Lembaga Mitra
RW Kel. Kec Kota Prov 18 19 20 21 22 dan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
Peningkatan
Jembatan; (2)
Bidang
Kelengkapan
Prasarana Jalan
dan Jaringan
Utilitas –.Seksi
Perencanaan
Kelengkapan
Prasarana Jalan
dan Jaringan
Utilitas; Seksi
Pembangunan dan
Peningkatan
Kelengkapan
Prasarana Jalan;
Seksi Prasarana
Jaringan Utilitas
129
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 279 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Cipta Karya, Tata Ruang, dan Pertanahan
106 Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018- 2022
Tingkat Pelaksanaan Target (Tahun) Penanggung jawab
No. Klaster/ Indikator Ukuran Peran Lembaga Mitra
RW Kel. Kec Kota Prov 18 19 20 21 22 dan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
Pengawasan
Pelaksanaan
Bangunan; Seksi
Pengawasan
Pemanfaatan
Bangunan; Seksi
Evaluasi
Pengawasan
Bangunan
Dinas Perumahan
Rakyat dan
Kawasan
130
Permukiman –
Bidang
Pembangunan
Perumahan Rakyat
dan Kawasan
Permukiman –
Seksi
Pembangunan
Perumahan
Rakyat; Seksi
Pembangunan
Kawasan
Permukiman; Seksi
Pembangunan
Prasarana Sarana
Perumahan Rakyat
dan Kawasan
Permukiman
130
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 274 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022 107
Tingkat Pelaksanaan Target (Tahun) Penanggung jawab
No. Klaster/ Indikator Ukuran Peran Lembaga Mitra
RW Kel. Kec Kota Prov 18 19 20 21 22 dan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
24.a. Kasus Anak yang • 100% √ √ √ √ √ • Menyusun SOP √ Dinas Satuan Polisi
132
Berhadapan Penanganan Pemberdayaan, Pamong Praja
dengan Hukum Anak Perlindungan Anak, (1) Bidang
(ABH) (khusus Berhadapan dan Pengendalian Ketenteraman dan
131
pelaku) yang dengan Hukum Penduduk – Ketertiban Umum -
Terselesaikan Bidang Seksi Pengaduan
melalui Pemberdayaan dan Sengketa; (2)
Pendekatan Perempuan dan Bidang
• Identifikasi √ √ √ √
Keadilan Perlindungan Anak Perlindungan
potensi yang
Restoratif dan – Seksi Penguatan Masyarakat – Seksi
mendukung
Diversi Jejaring Bimbingan dan
penanganan
Kelembagaan Penyuluhan
anak
Perempuan dan
berhadapan
Anak Polda (UPPA,
dengan hukum
subdit 4,
melalui
Unit 1 PPA, TPPO,
pendekatan
susila, KDRT,
keadilan
TKI) ruang
restoratif
penyidik ramah
• Pemetaan √ √ √ √
anak/ inovasi,
lokasi yang Dinas sosial (seksi
memberi ruang rehabilitasi sosial
anak dan LPKSA di
melakukan Subang, LPKSA
kasus-kasus masyarakat),
tindak pidana P2TP2A, BP3AKB,
• Pemberian √ √ √ Bapas, kejaksaan,
penghargaan pengadilan, disdik,
wilayah yang
131
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 283 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak, dan
Pengendalian Penduduk
132
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 285 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja
108 Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018- 2022
Tingkat Pelaksanaan Target (Tahun) Penanggung jawab
No. Klaster/ Indikator Ukuran Peran Lembaga Mitra
RW Kel. Kec Kota Prov 18 19 20 21 22 dan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
berhasil (PKPLK), dinkes
menyelesaikan (kesmas dan
perkara anak yankes), Kemenag
berhadapan (Penais)
dengan hukum
melalui keadilan
restoratif atau
diversi
• Pemberian √ √ √
penghargaan
• Pemetaan √ √ √ √
potensi adanya
anak korban
jaringan
terorisme
• Inovasi √ √ √ √
• Pemberian √ √ √
penghargaan
133
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 258 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
134
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 283 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak, dan
Pengendalian Penduduk
Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022 109
Tingkat Pelaksanaan Target (Tahun) Penanggung jawab
No. Klaster/ Indikator Ukuran Peran Lembaga Mitra
RW Kel. Kec Kota Prov 18 19 20 21 22 dan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
• Inovasi √ √ √ √ Jejaring
• Pemberian √ √ √ Kelembagaan
penghargaan Perempuan dan
Anak
Badan Kesatuan
Bangsa dan
135
Politik – Bidang
Bina Ideologi dan
Wawasan
Kebangsaan –
Seksi Bela Negara
Badan Kesatuan
Bangsa dan
136
Politik Dini –
Bidang
Kewaspadaan –
Subbidang
Kewaspadaan
Polda (PPA),
Dinas sosial,
P2TP2A,
Kemenag (Forum
kerukunan
beragama)
135
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 258 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
136
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 258 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
110 Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018- 2022
Tingkat Pelaksanaan Target (Tahun) Penanggung jawab
No. Klaster/ Indikator Ukuran Peran Lembaga Mitra
RW Kel. Kec Kota Prov 18 19 20 21 22 dan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
137
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 275 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Sosial
138
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 283 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak, dan
Pengendalian Penduduk
139
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 285 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja
Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022 111
Tingkat Pelaksanaan Target (Tahun) Penanggung jawab
No. Klaster/ Indikator Ukuran Peran Lembaga Mitra
RW Kel. Kec Kota Prov 18 19 20 21 22 dan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
Kecamatan,
Sekolah,
RPTRA bebas
perundungan
terhadap anak
terkait kondisi
orang tuanya
• Pemberian √ √ √ √
penghargaan
Total 11 14 19 22 24
Sumber: Lokakarya I dan Lokakarya II Jakarta Menuju Kota Layak Anak, 2017
112 Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018- 2022
Tabel 5.3 Usulan yang dapat Diupayakan oleh Forum Anak Jakarta
LSM :
- ikut serta
mensosialisakan
tentang
kebijakan yang
sudah ada
kepada
masyarakat
secara luas
dengan
melibatkan tokoh
masyarakat
Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022 113
No Forum Anak Jakarta Target Tahun
Indikator Ukuran Ket.
. Usulan Yang Diupayakan 2018 2019 2020 2021 2022
ataupun orang-
orang yang
berpengaaruh
dilingkungan
tersbut.
Dunia Usaha :
- Membuat/distribu
sikan produk
yang ramah anak
dan tidak
merekrut
seseorang yang
masih berusia
anak untuk
menjadi
karyawan dan
hal lainya yang
bersifat
mempekerjakan.
Media Masa :
- Melalui media
cetak dan
elektronik
memnginformasi
kan tentang
kebijakan terkait.
- Menyediakan
informasi yang
layak anak.
114 Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018- 2022
No Forum Anak Jakarta Target Tahun
Indikator Ukuran Ket.
. Usulan Yang Diupayakan 2018 2019 2020 2021 2022
2. Terlembaga • Ada Gugus PEMERINTAH : - menjaring Forum anak Anak terlibat Forum Anak Forum anak Penelitian/su
nya Tugas KLA, anak-anak dikapasaitas di gugus anak terlibat di dikapasaitasi. rvey kecil
Kabupaten/ dan - Libatkan anak- untuk ikut i. tugas. dikapasait gugus oleh forum
Kota Layak berfungsi anak dalam berpartisipasi asi. tugas. anak
Anak (KLA) • Ada gugus tugas dibebera Forum Anak Anak Anak terlibat dilakukan
Rencana dengan kecamatan dan melakukan mendapatka Anak Anak di gugus untuk
Aksi Daerah memperhatikan 4 kelurahan penelitian/su n feedback melakuka mendapatk tugas. menganalisa
(RAD) KLA pilar partisipasi melalui forum rvey dan n an atau untuk
• Ada data anak yang anak. lapangan. melakukan penelitian/ feedback Melakukan menemukan
daninformas baik.sebab kami diskusi dari survey dan monitoring, masalah-
iProfil belum pernah Persiapan hasil lapangan. melakukan evaluasi dan masalah
Anakteragre duduk di gugus menuju feedback Persiapan monitoring melkukan yang dialami
gasi, tugas KLA musembang yang menuju serta refleksi paska oleh anak-
dandiperbar bahkan kata /gugus didapat dari musemba evaluasi. keterlibatan anak.sehing
ui setiap GUGUS TUGAS tugas dan suara yang ng/gugus anak dalam ga anak-
tahun saja belum evaluasi. ia tugas dan gugus tugas. anak dapat
• Persentase familiar ditelinga sampaikan evaluasi. mengutaraka
Kecamatan anggota maupun digugus n
Layak Anak pengurus forum tugas. pendapatnya
(KELANA), anak DKI dengan
danmeningk Jakarta.. yakin dan
at setiap - Libatkan anak pasti saat
tahun dalam RAD dan berbicara.
• Persentase rencana aksi
Desa/Kelura lainya yang capacity
han Layak berkaitan dengan building,
Anak hak anak degan penelitian
(DEKELA), memperhatikan 4 dan
danmeningk pilar partisipasi monitoring
at setiap anak yang baik evaluasi
tahun - Bersama forum untuk
• Persentase anak/organisasi memantapka
DEKELA kepemudaan n sang anak
Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022 115
No Forum Anak Jakarta Target Tahun
Indikator Ukuran Ket.
. Usulan Yang Diupayakan 2018 2019 2020 2021 2022
yang masing-masing dan juga
mengintegra wilayah menyiapkan
sikan mensukseskan sang anak
Program kelurahan ramah sehingga
Perlindunga anak dengan dapat
n Anak menjunjung asas menyampaik
Terpadu saling an
Berbasis menghormati pendapatnya
Masyarakat dan belajar. dengan baik.
(PATBM)/sej
enisnya LSM : Setiap 2
- Mengadakan tahun sekali
sosilisasi untuk forum anak
mendorong melakukan
anak-anak regenerasi
terlibat disetiap untuk itu
kebijakan terkait program
anak. tersebut
- Mengadakan diadakan 2
capacity building tahun sekali.
bersama
pemerintah
mengenai hak
partisipasi anak
dan cara
menyampaikan
pendapat
dengan baik.
Dunia Usaha :
- Ikut serta terlibat
untuk
116 Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018- 2022
No Forum Anak Jakarta Target Tahun
Indikator Ukuran Ket.
. Usulan Yang Diupayakan 2018 2019 2020 2021 2022
memberikan
masukan dan
juga
mensukseskan
rencana yang
telah disepakati
Media Masa :
- Menyebarluaska
n hasil dari
rencana yang
telah disepakati.
- Mendorong
peran anak-anak
dan anak muda
untuk ikut serta
memberikan
pandangan atau
gagasannya.
Karang Taruna:
- Karang taruna
menyelenggarak
an penyuluhan
tentang
pencegahan
kekerasan
terhadap anak,
termasuk
pencegahan
kekerasan
seksual pada
anak. Karang
Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022 117
No Forum Anak Jakarta Target Tahun
Indikator Ukuran Ket.
. Usulan Yang Diupayakan 2018 2019 2020 2021 2022
Taruna juga
dapat membuat
kegiatan untuk
mewadahi
kreativitas anak
118 Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018- 2022
No Forum Anak Jakarta Target Tahun
Indikator Ukuran Ket.
. Usulan Yang Diupayakan 2018 2019 2020 2021 2022
- Tidak merekrut pemenuhan
pegawai/karyawa hak anak
n yang masih untuk
usia anak.
mendapatkan
- Membuat/mendis
tribusikan pruduk akte kelahiran.
yang ramah 2. Forum anak
anak. bersama WVI
melalui
MEDIA MASA : Kelompok SSI
- menyediakan mensosialiasik
informasi yang
an bahaya HIV
ramah anak.
- Tidak AIDS dan
mengekpos narkoba
informasi secara kepada anak-
lengkap data anak dan
pribadi/foto masyarakat
korban 3. Mengadakan
kekerasan
pagelaran seni
maupun anak
yang melakukan untuk
penyelewengan menampung
tertentu. kreativitas
anak-anak
4. Melui forum
anak di tingkat
kelurahan –
provinsi
menampung
aspirasi/penda
pat anak-anak
Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022 119
No Forum Anak Jakarta Target Tahun
Indikator Ukuran Ket.
. Usulan Yang Diupayakan 2018 2019 2020 2021 2022
5. Forum anak
bersama WVI
mengadakan
penelitian kecil
untuk meniliti
manfaat dan
keberlanjutan
RPTRA yang
ada di
JAKARTA
dimana
sampel kami
adalalah
RPTRA
Kembangan
Utara.
4. Persentase • 100% Anak Pemerintah : Forum anak Menguatkan Melakukan Melakuka Membentu Mensosialisa Pada saat
Anak yang teregistrasi - Menjadikan bersama PLAN para agent penelian/sur n k dan kan penguatan/p
Teregistrasi • Persentase anak-anak INTERNASIONA yang sudah vey sosialiasi menguatan pentingnya embentukan
dan anak yang sebagai subjek L INDONESIA ada. kepemilikan dimasing- para agent akte DISDUKCAP
Mendapatk mendapatka dalam membentuk akte masing dimsin – kelahiran di IL harus
an Kutipan n Kutipan pembangunan gerakan Agent Of Melakukan kelahiran di kelurahan masing beberapa terlibat diikuti
Akta Akta yang Change sosialisasi beberapa oleh agent kelurahaan RW wilayah oleh NGO
Kelahiran Kelahiran di memperhatikan 4 pencatatan akte pentingnya kelurahan di yang oleh para masing- yang focus
120 Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018- 2022
No Forum Anak Jakarta Target Tahun
Indikator Ukuran Ket.
. Usulan Yang Diupayakan 2018 2019 2020 2021 2022
atas angka pilar partisipasi kelairan yang akte wilayah sudah agent yang masing. dibidangnya.
nasional 140, anak yang baik. didinisiasi oleh kelahiran masing- dibantuk/d sudah ada.
dan - Menjadikan rptra anak dan dikelola dimasing – masing oleh ikuatkan. Melakukan AOC tingkat
meningkat sebagai tempat penuh oleh anak kota oleh agent yang Melakukan monitoring Provinsi
setiap tahun informasi itu sendiri agent yang sudah .Melakuka penelitian/s dan sebelumnya
pengurusan akte sudah dibentuk. n evaluasi urvey evalusasi. sudah
kelahiran baik dibentuk/dik dan kepemilika pernah
melalui MADING uatkan. monitoring n akte Melakukan dibentuk dan
maupun . kelahiran di refleksi paska dikuatkan
pengelola RW pelaksanaan oleh PLAN
- Melibatkan anak Membentuk wilayah AOC. INERNASIO
dalam segala sekaligus masing- NAL
pengambilan mengkapasit masing INDONESIA
keputusan terkait asi agent oleh agent atas inisiasi
pencatatan akte dimasing- yang sudah dari anak.
kelahiran. masing dibentuk/di
kecamatan kuatkan.
LSM oleh para
agent yang
Dunia Usaha sudah di
bentuk/diku
Media Masa atkan.
140
Rata-rata Nasional (Target Nasional 2016) 77,5%, Sumber: Dukcapil, Kemendagri 2016
Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022 121
No Forum Anak Jakarta Target Tahun
Indikator Ukuran Ket.
. Usulan Yang Diupayakan 2018 2019 2020 2021 2022
dantanpa yang mengkapas masing RW.
biaya Melakukan Melakukan layak itasi duta
• Ada penelitian/su monitoring anak INCAKAP Melakukan
mekanismep rvey evaluasi. dimasing- di masing- monitoring
engawasank mengenai masing masing evaluasi.
onteninforma ketersediaa Membentuk kecamata kelurahan.
si yang n informasi sekaligus n dengan Mengadakan
tidaklayakan yang layak mengkapasit mengambi Melakukan seminar
ak anak asiduta l sampel penelitian/s paska acara
• TeleponSah dibebera INCAKAP di ditingkat urvey tersebut.
abatAnak dimasing- masing- kelurahan. mengenai
(TeSA)/sejen masing kota masing kota ketersediaa
isnyaberfung dengan oleh agent Melakuka n informasi
si mengambil yang sudah n yang layak
sampel ada. sosialisasi anak
ditingkat tentang dengan
kelurahan. informasi mengambil
yang sampel
layak ditingkat
anak di RW..
masing-
masing
kecamata
n.
6. Terlembaga • Ada Forum Mengadaka Forum anak Forum Forum Forum anak -forum anak
nyaPartisip Anak n capacity yang sudah anak yang anak yang yang sudah mengadakan
asi Anak Kabupaten/K building di ada sudah ada sudah ada ada regenerasi
ota, danaktif tingkat dipersiapka dipersiapk dipersiapka dipersiapkan setiap 2
• Persentase provinsi dan n untuk an untuk n untuk untuk duduk tahun sekali.
Forum Anak regenerasi duduk duduk di duduk dibangku
Kecamatan forum anak dibangku musremba dibangku musrembang. -dalam
122 Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018- 2022
No Forum Anak Jakarta Target Tahun
Indikator Ukuran Ket.
. Usulan Yang Diupayakan 2018 2019 2020 2021 2022
dan Forum DKI dan musremban ng. musremba melibatkan
AnakDesa/K masing- g. ng. Perwakilan anak-anak
elurahan, masing Perwakila forum terlibat harus
dan KOTA. Perwakilan n forum Perwakilan dismusremba memperhatik
meningkat forum anak anak forum anak ng. an 4 pilar
setiap tahun Mengadaka terlibat terlibat terlbat partsipasi
• Persentase n dimusremba dimusrem dimusremb Memebentuk anak yag
Forum Anak survey/penel ng. bang. ang. foru anak bak.
yang itian. yang belum
berperan Membentuk Membentu Membentu ada dan -harus
sebagai Mengadaka forum anak k forum k forum mengembang membuat
pelopor dan n audiensi ditingkat anak anak kan yang pedoman
pelapor (2P), dengan kecamatan tingkat tingkat sudah ada. pengembang
dan masing- oleh kecamata kelurahan an forum
meningkat masing forumanak n dan oleh forum Mengadakan anak yang
setiap tahun Kepala tingkat kota. mengemb anak refleksi paska disusun oleh
• Persentase daerah/WAL angkan tingkat pembentukan anak
Forum Anak IKOTA Mengadaka forum kecamatan. forum anak itusendiri,
yang terlibat sekaligus n capacity anak selama 5 fasilitator/an
dalam pengukuhan building tingkat Mengadak tahun. ak muda
proses . untuk forum kecamata an capacity yang focus
perencanaan . anak yang n yang building pada
pembanguna sudah ada. sudah untuk partisipsi
n daerah, ada. forum anak anak dan
dan Mengadaka yang sudah NGO yang
meningkat n Mengadak ada. foukus pada
setiap tahun survey/penel an partisipasi
itian. capacity Mengadak anak.
Mengadaka building an
n audiensi untuk survey/pen -setiap
dengan forum elitian. jenjang
camat anak yang forum anak
sekaligus sudah Melakukan harus ada 1
Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022 123
No Forum Anak Jakarta Target Tahun
Indikator Ukuran Ket.
. Usulan Yang Diupayakan 2018 2019 2020 2021 2022
pengukuhan ada. audiensu atau 2
. dengan fasilitator
Mengadak masing- dan dibantu
Monitoring an masing oleh 1 NGO
dan survey/pe lurah. Lokal yang
evaluasi. nelitian. focus pada
Monitoring Pemenuhan
Melakuka dan Hak Anak.
n audiensi evaluasi.
dengan
camat.
141
Persentase Perempuan Pernah Kawin Usia 20 - 24 Tahun yang Menikah Sebelum Usia 15 Tahun Menurut Provinsi, 2008-2012 Rata-rata Nasional 2,5%;
Persentase Perempuan Pernah Kawin Usia 20 - 24Tahun yang Menikah Sebelum Usia 16 Tahun Menurut Provinsi, 2008-2012 Rata-rata Nasional 6%;
Persentase Perempuan Pernah Kawin Usia 20 - 24 Tahun yang Menikah Sebelum Usia 18 Tahun Menurut Provinsi, 2008-2012 Rata-rata Nasional 25,4%,
BPS, 2016.
124 Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018- 2022
No Forum Anak Jakarta Target Tahun
Indikator Ukuran Ket.
. Usulan Yang Diupayakan 2018 2019 2020 2021 2022
n permainan dan anak
tradisional agar muda yang
anak-anak perduli akan
memutuskan permainan
untuk menikmati tradisional
masa mudanya yang mulai
dan tidak dilupakan
menikah oleh anak-
anak.
-FORAJA Melalui
gelar kreatvitas
kami
mengampanyeka
n tentang hak
anak untuk
bersekolah,
mendapatkan
fasilitas
kesehatan, hak
agar didengar
pendapatnya dll.
Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022 125
No Forum Anak Jakarta Target Tahun
Indikator Ukuran Ket.
. Usulan Yang Diupayakan 2018 2019 2020 2021 2022
9. Persentase • Meningkat
lembaga setiap tahun
pengasuha
n alternatif
terstandaris
asi
126 Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018- 2022
No Forum Anak Jakarta Target Tahun
Indikator Ukuran Ket.
. Usulan Yang Diupayakan 2018 2019 2020 2021 2022
menurun mensosialisasikan
setiap tentang kkebijakan
tahun 142 terkait dan
• Aksesibilitas mengajak
untukanakpe masyarakat untuk
nyandangdis ikut berkontribusi.
abilitasmenin
gkatsetiapta Dunia Usaha : ikut
hun serta mlelaui
program CSR dan
beberapa program
lainya.
Membuat iklan
layanan
masyarakat
mengenai
kebijakan terkait.
142
Rata-rata Nasional AngkaKematianAkibat Kecelakaan Lalu-Lintas 0,015 %darijumlahpopulasi, Sumber: WHO, 2016
Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022 127
No Forum Anak Jakarta Target Tahun
Indikator Ukuran Ket.
. Usulan Yang Diupayakan 2018 2019 2020 2021 2022
DASAR DAN
KESEJAHTERAAN
•
11 Persentase • Persentase
. Persalinan persalinan di
di Fasilitas fasilitas
Kesehatan kesehatan,
di atas
angka
nasional143,
dan
meningkat
setiap tahun
• Angka
Kematian
Bayi, di
bawah
angka
nasional,
dan menurun
setiap tahun
• Angka
Kematian Ibu
(AKI), di
bawah
angka
nasional,
dan menurun
setiap tahun
143
Persalinan ditolong tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan: Angka Nasional 73,61%; Ditjen Bina Gizi dan KIA, Kemenkes RI, 2015.
128 Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018- 2022
No Forum Anak Jakarta Target Tahun
Indikator Ukuran Ket.
. Usulan Yang Diupayakan 2018 2019 2020 2021 2022
•
12 Prevalensi • Prevalensigi
. Status Gizi zikurang,
Balita gizilebih,
pendekdank
urus, di
bawah
angka
nasional144,
dan menurun
setiap tahun
13 Persentase • Di atas
. Cakupan angka
Pemberian nasional 145,
Makanpada dan
BayidanAna meningkat
k (PMBA) setiap tahun
Usia di
Bawah 2
Tahun
144
Prevalensi Status Gizi Balita,Gizi Kurang Angka Nasional 5,4%; Gizi Lebih Angka Nasional 11,8;Stunting AngkaNasional 37,2%, Badan Litbangkes, Kemenkes
RI, Riskesdas 2013.
145
Cakupan Pemberian ASI Ekslusif Pada Bayi 0-6 Bulan; Angka Nasional 52,3%; Ditjen. Bina Gizi dan KIA, Kemenkes RI, 2015.
Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022 129
No Forum Anak Jakarta Target Tahun
Indikator Ukuran Ket.
. Usulan Yang Diupayakan 2018 2019 2020 2021 2022
Ramah menangani/mengh
Anak adapi anak dengan
baik karena masih
banyak karyawan
yang belum ramah
anak.
15 Persentase • Di atas
. Rumah angka
Tangga nasional,
dengan dan
Akses Air meningkat
MinumdanS setiap tahun
anitasi yang
Layak
130 Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018- 2022
No Forum Anak Jakarta Target Tahun
Indikator Ukuran Ket.
. Usulan Yang Diupayakan 2018 2019 2020 2021 2022
membatasi
distribusi rokok
LSM :
Media Masa :
V. KLASTER IV: PENDIDIKAN,
PEMANFAATAN WAKTU
LUANG, DAN KEGIATAN
BUDAYA
17 Persentase • Meningkat
. Pengemban setiap
gan Anak tahun 146
Usia Dini • Minimal 1
Holistik dan PAUD-HI di
Integratif setiap
(PAUD-HI) desa/kelurah
an
18 Persentase • 100%untuka
. Wajib nakperempu
Belajar 12 andananakla
Tahun ki-laki
19 Persentase • Meningkat
. Sekolah setiap tahun
Ramah untuk setiap
146
APK PAUD 2016 adalah 68.10, Sumber: Pusat Data dan Statistik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2015
Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022 131
No Forum Anak Jakarta Target Tahun
Indikator Ukuran Ket.
. Usulan Yang Diupayakan 2018 2019 2020 2021 2022
Anak (SRA) jenjang
pendidikan
• Minimal 4
SRA (SD,
MI, SMP,
MTs) sesuai
standar
21 Anak • 100%
132 Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018- 2022
No Forum Anak Jakarta Target Tahun
Indikator Ukuran Ket.
. Usulan Yang Diupayakan 2018 2019 2020 2021 2022
.a. Korban
Kekerasan
danPenelan
taranyang
Terlayani
21 Persentase • 100%
.b. Anak yang
Dibebaskan
dari Pekerja
Anak (PA)
dan Bentuk-
Bentuk
Pekerjaan
Terburuk
untuk Anak
(BPTA)
22 Anak • 100%
.a. Korban
Pornografi,
NAPZA dan
TerinfeksiHI
V/AIDS
yang
Terlayani
22 Anakkorban • 100%
.b. bencanada
nkonflik
yang
terlayani
Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022 133
No Forum Anak Jakarta Target Tahun
Indikator Ukuran Ket.
. Usulan Yang Diupayakan 2018 2019 2020 2021 2022
23 Anak • 100%
. Penyandan
g
Disabilitas,
Kelompok
Minoritas
dan
Terisolasi
yang
Terlayani
24 Anak • 100%
.b. Korban
Jaringan
Terorisme
yang
Terlayani
134 Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018- 2022
No Forum Anak Jakarta Target Tahun
Indikator Ukuran Ket.
. Usulan Yang Diupayakan 2018 2019 2020 2021 2022
Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022 135
5.3 PEMANTAUAN DAN EVALUASI 147
5.3.1 Pemantauan
Pemantauan pelaksanaan rencana aksi Kota Layak Anak Provinsi DKI
Jakarta dilakukan oleh Gugus Tugas Kota Layak Anak Provinsi DKI Jakarta
untuk mengetahui perkembangan dan hambatan pelaksanaan
pengembangan Kota Layak Anak secara berkala serta sesuai dengan
rencana.
Aspek yang harus diperhatikan dalam pemantauan adalah mengenai:
1. Hal yang dipantau, meliputi peran dari setiap penanggungjawab indikator
dan mitra untuk memenuhi setiap indikator Kota Layak Anak
2. Pemantauan dilakukan oleh Gugus Tugas Kota Layak Anak pada setiap
tingkatan pelaksanaan Kota Layak Anak, yaitu di RW, Kelurahan,
Kecamatan, Kabupaten/Kota Administrasi, dan Provinsi;
3. Pemantauan dapat dilakukan setiap tiga bulan;
4. Pemantauan dapat dilakukan bersamaan dengan pertemuan gugus
tugas, dan/atau kunjungan lapangan atau dengan cara lainnya.
5. Forum Anak Jakarta melakukan dan dilibatkan dalam pemantauan
pemenuhan setiap indikator Kota Layak Anak .
Pelaksanaan pemantauan Kota Layak Anak mengacu pada Peraturan
Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
5.3.2 Evaluasi
Evaluasi pengembangan Kota Layak Anak Provinsi DKI Jakarta dilakukan
untuk menilai hasil pelaksanaan pengembangan Kota Layak Anak. Aspek
yang harus diperhatikan dalam evaluasi adalah mengenai:
1. Hal yang dievaluasi, meliputi capaian seluruh Indikator Kota Layak Anak
di setiap tingkat RW, Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten/Kota
Administrasi, dan Provinsi;
2. Evaluasi dilakukan oleh Gugus Tugas Kota Layak Anak, Tim Evaluasi
Kota Layak Anak dan tim independen dan melibatkan Forum Anak
Jakarta;
3. Evaluasi dilakukan setiap tahun.
147
Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak No 13 tahun 2011
tentang Panduan Pengembangan Kabupaten/Kota Layak Anak
Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022 137
Daftar Pustaka
Christencen, Pia & Margaret O’Brien (edit.). (2003). Children in the City
Home, Neighbourhood and Community. New York & London:
Routledge Falmer.
Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022 139
Lampiran
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 250 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Sekertaris Daerah.
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 253 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah.
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 258 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Badan Kesatuan Bangsa dan Politik.
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 260 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah.
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 262 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Badan Pajak dan Retribusi Daerah.
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 263 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 264 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Penanggulangan Kebakaran dan
Penyalamatan.
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 265 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Komunikasi, Informatika dan
Statistik.
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 267 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perindustrian dan Energi.
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 268 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan
Pertanian.
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 269 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pariswisata dan Kebudayaan.
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 270 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perhubungan.
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 272 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Sumber Daya Air.
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 273 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Bina Marga.
140 Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2017 - 2022
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 274 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan
Permukiman.
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 275 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Sosial.
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 276 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pemuda dan Olahraga.
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 277 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendidikan.
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 278 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan.
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 279 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Cipta Karya, Tata Ruang, dan
Pertanahan.
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 282 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perpustakaan dan Kearsipan.
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 283 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak,
dan Pengendalian Penduduk.
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 284 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Lingkungan Hidup.
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 285 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja.
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 286 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kota Administrasi.
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 290 Tahun 2016 tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Pusat Penilaian Kompetensi
Pegawai.
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 301 Tahun 2016 tentang
Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Unit Pengelola Dokumen
Administrasi Kependudukan.
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 307 Tahun 2016 tentang
Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pelayanan Statistik.
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 322 Tahun 2016 tentang
Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Unit Pengelola Museum
Kesejahteraan Jakarta.
Lampiran 141
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 324 Tahun 2016 tentang
Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Unit Pengelola Museum
Seni.
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 328 Tahun 2016 tentang
Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Unit Pengelola Kawasan
Perkampungan Budaya Betawi.
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 329 Tahun 2016 tentang
Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Unit Pengelola Kawasan
Monumen Nasional.
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 333 Tahun 2016 tentang
Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Unit Pengelola Angkutan
Perairan dan Pelabuhan.
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 351 Tahun 2016 tentang
Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Unit Pengelola Rumah
Susun.
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 364 Tahun 2016 tentang
Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Panti Sosial Asuhan Anak
Putra Utama.
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 372 Tahun 2016 tentang
Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Sekolah Dasar Negeri.
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 376 Tahun 2016 tentang
Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Sekolah Menengah Atas
Negeri.
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 397 Tahun 2016 tentang
Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pelayanan Terpadu
Pemberdayaan Perempuan dan Anak.
142 Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2017 - 2022