Anda di halaman 1dari 153

Desain Besar

Jakarta Menuju
Kota Layak Anak
2018 - 2022

Disusun oleh:
Kedeputian Gubernur Provinsi DKI Jakarta Bidang Tata
Ruang dan Lingkungan Hidup
Bekerjasama dengan
Plan International Indonesia
Tim Penyusun

PENGARAH:
Dr. Ir. Oswar M. Mungkasa, MURP
Deputi Gubernur Provinsi DKI Jakarta bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup
Myrna Remata Evora
Country Director Plan Intemational/ndonesia
Blessmiyanda Amana
Asisten Deputi Gubernur DKI Jakarta bidang Lingkungan Hidup
Wahyu Triwahyudi
(Acting) Deputy County Director – Program, Plan Intemational/ndonesia

PENULIS:
James B. Ballo
Thrive Program Manager Plan Intemational/ndonesia
Dr. Tri Mulyani Sunarharum
Konsultan Penyusunan Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak
Dr. Hamid Patilima
Konsultan Penyusunan Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak

DESAIN BUKU:
Dr. Tri Mulyani Sunarharum
Konsultan Penyusunan Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak
Paulan Aji
Internal Communications Specialist Plan Intemational/ndonesia
Agustinus Sarjono
SSPrint

Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022 i


Ringkasan Eksekutif

Kedeputian Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup berinisiatif


menyusun Desain Besar (Grand Design) Jakarta Menuju Kota Layak Anak
(KLA) 2018-2022 bekerja sama dengan Plan Internasional Indonesia. Desain
Besar ini disusun untuk mewadahi komitmen pemangku kepentingan dalam
menjalankan upaya transformasi Konvensi Hak Anak (Convention on the
Rights of the Child) bagi Pemenuhan Hak dan Perlindungan Anak (PHPA) di
Provinsi DKI Jakarta.

Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018-2022 merupakan hasil
dari rangkaian kegiatan penyusunan Desain Besar yang dilakukan sejak April
2017. Proses penyusunan Desain Besar ini menggunakan pendekatan
kolaboratif yang melibatkan pemangku kepentingan terkait, meliputi unsur
Pemerintah Pusat Republik Indonesia, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta,
Organisasi Non-Pemerintah, Kelompok Anak/Remaja, Media Massa dan
Dunia Usaha.

Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018-2022 memuat visi, misi,
strategi, peta jalan (road map), dan rencana aksi. Visi Desain Besar ini
adalah menjadikan Jakarta sebagai center of exellence Kota Layak Anak.
Adapun misi Desain Besar memberikan arah pencapaian perwujudan Kota
Layak Anak pada masing-masing Klaster KLA. Visi dan misi tersebut
kemudian didukung oleh peta jalan yang memuat target pencapaian KLA
secara keruangan, mulai dari tingkat RW hingga tingkat Provinsi, selama
tahun 2018 hingga tahun 2022. Sedangkan rencana aksi memberikan rincian
kegiatan dan target pencapaian secara sektoral, sesuai dengan masing-
masing indikator KLA, mulai tahun 2018 hingga tahun 2022.

Untuk dapat menjamin pelaksanaan yang efektif, Desain Besar ini


diharapkan dapat diinternalisasi ke dalam RPJMD Provinsi DKI Jakarta
2018-2022, Rencana Strategis OPD Provinsi DKI Jakarta, serta Rencana
Kerja Perangkat Daerah (RKPD). Disamping itu, Desain Besar ini dapat
dijadikan acuan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama pemangku
kepentingan terkait dalam bersinergi untuk mewujudkan Jakarta menjadi
Center of Excellence Kota Layak Anak di tahun 2022.

ii Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022


Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena hanya dengan izin
dan karunia-Nya sehingga Desain Besar (Grand Design) Jakarta Menuju
Kota Layak Anak dapat terselesaikan. Desain Besar ini merupakan wujud
komitmen para pemangku kepentingan di Jakarta dalam upaya pemenuhan
hak anak dan perlindungan anak.

Penyusunan Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018-2022


menggunakan pendekatan kolaboratif yang melibatkan pemangku
kepentingan terkait. Dengan demikian, Desain Besar ini menjadi milik
bersama, dan diharapkan menjadi panduan bersama pemangku kepentingan
dalam bersinergi mewujudkan Jakarta Kota Layak Anak.

Keberadaan Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak menjadi


strategis karena bertepatan waktunya dengan proses penyusunan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi DKI Jakarta
2018-2022 berikut Rencana Strategis (Renstra) Organisasi Pemerintah
Daerah (OPD). Dengan demikian, diharapkan komitmen pemangku
kepentingan yang tertuang dalam Desain Besar dapat diinternalisasi dalam
RPJMD dan Renstra OPD Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Terimakasih disampaikan kepada Plan International Indonesia sebagai mitra


utama penyusunan Desain Besar ini, selain itu terima kasih juga
disampaikan kepada Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak dan
Pengendalian Penduduk Provinsi DKI Jakarta sebagai OPD Jangkar, serta
seluruh pemangku kepentingan yang terlibat dalam penyusunan Desain
Besar ini.

Kami menyadari bahwa Desain Besar ini masih jauh dari sempurna. Untuk
itu, sangat diharapkan kritik dan saran terhadap penyempurnaanny. Akhir
kata, semoga Desain Besar ini dapat memberi manfaat bagi pemenuhan hak
dan perlindungan anak Jakarta.

Jakarta, Januari 2018

Dr. Ir. Oswar M. Mungkasa, MURP


Deputi Gubernur Provinsi DKI Jakarta
bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup

Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022 iii
Kata Pengantar

Terwujudnya sebuah kota yang layak anak merupakan salah satu tujuan
besar pembangunan perkotaan yang dikejar pemerintah kota dan didamba
masyarakat kota. Plan International Indonesia pun memiliki visi serupa yaitu
sebuah dunia yang memperjuangkan pemenuhan hak anak dan kesetaraan
bagi anak perempuan.

Bagi Plan, anak layak mendapatkan hak-hak dasar mereka yaitu hak hidup,
hak tumbuh kembang, hak perlindungan dan hak partisipasi. Dalam
kapasitas dan wewenangnya masing-masing, Pemerintah, komunitas,
sekolah, dan keluarga wajib mengupayakan ruang-ruang terbaik bagi
pemenuhan hak-hak dasar ini.

Plan merasa bangga dapat ikut memberi kontribusi melalui kerjasama


dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, khususnya Kedeputian Tata Ruang
dan Lingkungan Hidup, terutama dalam penyusunan Desain Besar (Grand
Design) Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018-2022. Kerjasama kemitraan
ini merupakan bagian dari komitmen Plan untuk terus mendukung dalam
upaya menjamin dan melindungi hak anak.

Kami menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada jajaran pejabat


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terkhusus Deputi Gubernur bidang Tata
Ruang dan Lingkungan Hidup, Bapak Dr. lr. Oswar M.Mungkasa, MURP dan
Tim konsultan Jakarta Menuju Kota Layak Anak atas penyusunan Desain
Besar (Grand Design) ini.

Kami berharap Desain Besar (Grand Design) ini dapat menjadi acuan bagi
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan pemangku kepentingan terkait dalam
menciptakan Jakarta sebagai Kota Layak Anak dan dapat menjadi model
yang baik bagi kota/wilayah lain di Indonesia.

Myrna Remata Evora


Country Director Plan /ntemationa//ndonesia

iv Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022


Daftar Isi

Tim Penyusun ................................................................................................. i


Ringkasan Eksekutif ...................................................................................... ii
Kata Pengantar ............................................................................................. iii
Daftar Gambar ............................................................................................. vii
Daftar Tabel ................................................................................................. viii
Daftar Singkatan ........................................................................................... ix
Daftar Istilah ................................................................................................. xi

I. PENDAHULUAN................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Tujuan ......................................................................................... 4
1.3 Ruang Lingkup ............................................................................ 4
1.3.1 Ruang Lingkup Geografis ................................................. 4
1.3.2 Ruang Lingkup Substansi ................................................. 4
1.4 Kedudukan Desain Besar ............................................................ 5
1.5 Sistematika pembahasan ............................................................ 7

II. KOTA LAYAK ANAK DKI JAKARTA................................................... 9


2.1 Klaster Kota Layak Anak ............................................................. 9
2.2 Indikator Kota Layak Anak ........................................................ 11
2.3 Dasar Hukum Kota Layak Anak ................................................ 26
2.4 Pencapaian Kota Layak Anak DKI Jakarta ................................ 28
2.3.1 Internalisasi Konsep Kota Layak Anak ............................ 28
2.3.2 Penguatan Kelembagaan ............................................... 28
2.3.3 Penetapan Kabupaten/Kota Administrasi sebagai
Lokasi Pengembangan Kota Layak Anak ....................... 29
2.3.4 Penyediaan Data ............................................................ 30
2.3.5 Upaya Percepatan Pencapaian Kota Layak Anak........... 30
2.3.6 Penghargaan terkait Kota Layak Anak ............................ 32

Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022 v


III. PENYUSUNAN DESAIN BESAR .......................................................... 33
3.1 Metode Penyusunan Desain Besar ........................................... 33
3.2 Kegiatan Penyusunan ............................................................... 33
3.2.1 Identifikasi dan Pengumpulan Data ................................ 35
3.2.2 Diskusi Kelompok Terfokus/Focus Group Discussion
(FGD) ............................................................................. 36
3.2.3 Lokakarya I Jakarta Menuju Kota Layak Anak................ 36
3.2.4 Lokakarya II Jakarta Menuju Kota Layak Anak............... 37
3.2.5 Peluncuran Awal Desain Besar Jakarta Menuju Kota
Layak Anak .................................................................... 38
3.3 Pihak yang Terlibat ................................................................... 40

IV. VISI, MISI, DAN STRATEGI ............................................................... 43


4.1 Visi Jakarta Menuju Kota Layak Anak ....................................... 43
4.2 Misi Jakarta Menuju Kota Layak Anak ...................................... 43
4.3 Strategi Jakarta Menuju Kota Layak Anak ................................ 44

V. PETA JALAN DAN RENCANA AKSI................................................. 45


5.1 Peta Jalan Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018-2022 .......... 45
5.1.1 Indikator Kota Layak Anak dan Target
Pencapaiannya di Setiap Tingkatan Pemerintahan ........ 46
5.1.2 Kerangka Pencapaian Jakarta Menuju Provinsi
Layak Anak 2018-2022 .................................................. 50
5.2 Rencana Aksi Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018-2022 ..... 50
5.3 Pemantauan dan Evaluasi ...................................................... 137
5.3.1 Pemantauan................................................................. 137
5.3.2 Evaluasi ....................................................................... 137

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 139


LAMPIRAN ............................................................................................... 140

vi Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022


Daftar Gambar

Gambar 1.1 Kewajiban Negara terkait Hak Anak ......................................... 1


Gambar 1.2 Bagan Kedudukan Desain Besar .............................................. 6
Gambar 1.3 Keterkaitan Desain Besar Jakarta menuju Kota Layak
Anak dengan Desain Besar Lainnya dalam Kerangka
Jakarta Berketahanan .............................................................. 7
Gambar 2.1 Indikator Kota Layak Anak ...................................................... 13
Gambar 3.1 Alur Waktu Kegiatan Penyusunan Desain Besar .................... 34
Gambar 4.1 Strategi Jakarta Menuju Kota Layak Anak .............................. 44
Gambar 5.1 Peta Jalan Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018-2022 ........ 45
Gambar 5.2 Indikator Kota Layak Anak di Tingkat RW ............................... 46
Gambar 5.3 Indikator Kota Layak Anak di Tingkat Kelurahan .................... 47
Gambar 5.4 Indikator Kota Layak Anak di Tingkat Kecamatan ................... 48
Gambar 5.5 Indikator Kota Layak Anak ...................................................... 49
Gambar 5.6 Indikator Kota Layak Anak di Tingkat Provinsi ........................ 49

Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022 vii
Daftar Tabel

Tabel 2.1 Penerapan Indikator Kota Layak Anak di RPTRA ..................... 30


Tabel 3.1 Daftar Pemangku Kepentingan yang Terlibat dalam ................. 40
Tabel 4.1 Misi Jakarta Menuju Kota Layak Anak ...................................... 43
Tabel 5.1 Kerangka Pencapaian .............................................................. 50
Tabel 5.2 Rencana Aksi Desain Besar Jakarta menuju Kota Layak
Anak 2018-2022 ....................................................................... 53
Tabel 5.3 Usulan yang dapat Diupayakan oleh Forum Anak Jakarta ...... 113

viii Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022
Daftar Singkatan

2P Pelopor dan Pelapor


ABH Anak yang Berhadapan dengan Hukum
AKI Angka Kematian Ibu
Bappeda Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
BPAD Badan Pengelola Aset Daerah
BPBD Badan Penanggulangan Bencana Daerah
BPMPKB Pemberdayaan Masyarakat dan Perempuan dan
Keluarga Berencana
BPTA Bentuk Pekerjaan Terburuk untuk Anak
Dekela Desa/ Kelurahan Layak Anak
Dinas CKTRP Dinas Cipta Karya, Tata Ruang, dan Pertanahan
Dinas Dukcapil Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Dinkes Dinas Kesehatan
Dinsos Dinas Sosial
Dishub Dinas Perhubungan
Diskominfotik Dinas Komunikasi, Informasi, dan Statistik
Disnaker Dinas Tenaga Kerja
DKI Daerah Khusus Ibukota
DLH Dinas Lingkungan Hidup
DPE Dinas Pertambangan dan Energi
DPPAPP Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak, dan
Pengendalian Penduduk
DSDA Dinas Sumber Daya Air
Faskes Fasilitas Kesehatan
FGD Focus Group Discussion
ILA Informasi Layak Anak
Kanwil Kantor Wilayah
Kasudin Kepala Suku Dinas
Kec Kecamatan
Kel Kelurahan
KELANA Kecamatan Layak Anak
Kemen PPPA Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak
KepGub Keputusan Gubernur
KepMen Keputusan Menteri
KHA Konvensi Hak Anak
KLA Kota Layak Anak
LSM Lembaga Swadaya Masyarakat
Monev Monitoring dan Evaluasi
OPD Organisasi Perangkat Daerah

Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022 ix


P2TP2A Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan
dan Anak
PA Pekerjaan Anak
PAM Perusahaan Air Minum
PATBM Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat
PAUD HI Pendidikan Anak Usia Dini Holistik dan Integratif
PerGub Peraturan Gubernur
PD PAL Perusahaan Daerah Pengelolaan Air Limbah
PHPA Pemenuhan Hak dan Perlindungan Anak
PKA Pusat Kreativitas Anak
PMBA Pemberian Makan pada Bayi dan Anak
Pokja Kelompok Kerja
Polda Metro Jaya Kepolisian Daerah Metro Jaya
RAD Rencana Aksi Daerah
RASS Rute Aman dan Selamat ke dan dari Sekolah
RBRA Ruang Bermain Ramah Anak
Renja Rencana Kerja
Renstra Rencana Strategis
RKA Ruang Kreativitas Anak
RKPD Rencana Kerja Perangkat Daerah
RPJMD Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
RPTRA Ruang Publik Terpadu Ramah Anak
RT Rumah Tangga
RW Rukun Warga
SAB Sekolah Aman Bencana
Satpol PP Satuan Polisi Pamong Praja
SDGs Sustainable Development Goals
SK Surat Keputusan
SRA Sekolah Ramah Anak
TeSA Telepon Sahabat Anak
UCLG ASPAC United Cities Local Government Asia Pacific
UPT Unit Pengelola Teknis

x Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022


Daftar Istilah

Istilah Pengertian
Anak Seseorang yang belum berusia 18 (delapan
belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam
kandungan.
Anak Korban Jaringan Anak sebagai pelaku dalam kegiatan terorisme;
Terorisme anak yang orang tuanya pelaku kegiatan
terorisme; anak yang terkena dampak langsung
aksi-aksi terorisme; dan anak yang berpotensi
menjadi pelaku jaringan terorisme.
Anak Korban Anak yang mengalami kekerasan fisik, psikis,
Kekerasan seksual, penelantaran, eksploitasi dan/atau
kekerasan lainnya sebagaimana dijelaskan
dalam Standar Pelayanan Minimal Bidang
Layanan Terpadu bagi Perempuan dan Anak
Korban Kekerasan.
Anak Penyandang Anak yang memiliki keterbatasan fisik, mental,
Disabilitas intelektual, atau sensorik dalam jangka waktu
lama yang dalam berinteraksi dengan
lingkungan dan sikap masyarakatnya dapat
menemui hambatan yang menyulitkan untuk
berpartisipasi penuh dan efektif berdasarkan
kesamaan hak.
Anak yang Berhadapan Anak yang telah berumur 12 tahun, tetapi belum
dengan Hukum (ABH) berumur 18 tahun yang diduga melakukan
tindak pidana.
Forum Anak Organisasi atau lembaga sosial yang digunakan
sebagai wadah atau pranata partisipasi bagi
anak yang belum berusia 18 tahun dimana
anggotanya merupakan perwakilan dari
kelompok anak atau kelompok kegiatan anak
yang dikelola oleh anak-anak dan dibina oleh
pemerintah sebagai media untuk anak
mendengar dan memenuhi aspirasi, suara,
pendapat, keinginan dan kebutuhan anak dalam
proses pembangunan.
Gugus Tugas KLA Lembaga koordinatif di tingkat Kabupaten/Kota
yang mengoordinasikan kebijakan, program,
dan kegiatan untuk mewujudkan Kota Layak
Anak. Anggota Gugus Tugas berasal dari
perwakilan Satuan Kerja Perangkat Daerah,
Masyarakat, Dunia Usaha, dan Media Massa.
Hak Anak Bagian dari hak asasi manusia yang wajib

Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022 xi


Istilah Pengertian
dijamin, dilindungi, dan dipenuhi oleh Orang
Tua, Keluarga, masyarakat, negara, pemerintah,
dan pemerintah daerah.
Jakarta Berketahanan Upaya perwujudan konsep Kota Berketahanan
di Jakarta dimana kapasitas individu,
masyarakat, institusi, bisnis, dan sistem dari
Kota Jakarta bisa bertahan, beradaptasi, dan
tetap tumbuh terhadap tekanan (stress) yang
terus menerus dan guncangan (shock) besar
yang dihadapi.
Kawasan Tanpa Rokok Suatu ruangan atau area yang dinyatakan
dilarang untuk kegiatan merokok, menjual,
mengiklankan dan/atau mempromosikan produk
tembakau. Kawasan tanpa rokok ditetapkan di
gedung pemerintahan, fasilitas pelayanan
kesehatan, tempat proses belajar mengajar
(pendidikan), tempat anak bermain, tempat
ibadah, angkutan umum, tempat kerja, tempat
umum dan tempat lain yang ditetapkan oleh
Pemerintah Daerah.
Kota Layak Anak Kabupaten atau Kota yang mempunyai sistem
pembangunan berbasis hak anak melalui
pengintegrasian komitmen sumber daya
pemerintah, masyarakat, media, dan dunia
usaha dengan terencana secara menyeluruh
dan berkelanjutan dalam kebijakan program dan
kegiatan pemerintah yang menjamin
pemenuhan hak dan perlindungan pada anak.
Masyarakat Perseorangan, Keluarga, kelompok, dan
organisasi sosial dan/atau organisasi
kemasyarakatan.
Partisipasi Anak Keterlibatan anak dalam proses pengambilan
keputusan tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan dirinya dan dilaksanakan
atas kesadaran, pemahaman serta kemauan
bersama sehingga anak dapat menikmati hasil
atau mendapatkan manfaat dari keputusan
tersebut.
Partisipasi Masyarakat Peran serta warga masyarakat untuk
menyalurkan aspirasi, pemikiran, dan
kepentingannya dalam penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah.
Pelayanan Ramah Anak Upaya yang dilakukan puskesmas kepada anak
di Puskesmas (PRAP) berdasarkan pemenuhan, perlindungan dan
penghargaan atas hak-hak anak sesuai 4

xii Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022
Istilah Pengertian
(empat) prinsip perlindungan anak, yaitu: non
diskriminasi, kepentingan terbaik bagi anak, hak
untuk hidup, kelangsungan hidup dan
perkembangan, serta penghargaan terhadap
pendapat anak.
Pemerintah Daerah Gubernur, Bupati, dan Walikota serta perangkat
daerah sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan.
Pemerintah Pusat Presiden Republik Indonesia yang memegang
kekuasaan pemerintahan negara Republik
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
Perangkat Daerah Unsur pembantu kepala daerah dan DPRD
dalam penyelenggaraan Urusan Pemerintahan
yang menjadi kewenangan Daerah.
Pusat Pembelajaran Tempat pembelajaran untuk meningkatkan
Keluarga (Puspaga) kualitas kehidupan menuju keluarga sejahtera
melalui peningkatan kapasitas orang
tua/keluarga atau orang yang bertanggungjawab
terhadap anak dalam menjalankan
tanggungjawab mengasuh dan melindungi anak
agar tercipta kebutuhan akan kasih sayang,
kelekatan, keselamatan, dan kesejahteraan
yang menetap dan berkelanjutan demi
kepentingan terbaik anak, termasuk
perlindungan dari kekerasan, eksploitasi,
perlakuan salah dan penelantaran.
Ratifikasi Proses adopsi perjanjian internasional, atau
konstitusi atau dokumen yang bersifat nasional
lainnya (seperti amendemen terhadap
konstitusi) melalui persetujuan dari tiap entitas
kecil di dalam bagiannya
Rencana Aksi Daerah Dokumen yang memuat kebijakan, program,
(RAD) KLA dan kegiatan untuk mewujudkan KLA. RAD-KLA
berfungsi sebagai acuan penting untuk
mengembangkan KLA secara sistematis,
terarah, dan tepat sasaran.
Rencana Kerja Dokumen perencanaan pembangunan daerah
Pemerintah Daerah untuk periode 1 (satu) tahun.
(RKPD)
Rencana Pembangunan Dokumen perencanaan pembangunan daerah
Jangka Menengah untuk periode 5 (lima) tahun.
Daerah (RPJMD)

Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022 xiii
Istilah Pengertian
Rencana Pembangunan Dokumen perencanaan pembangunan daerah
Jangka Panjang Daerah untuk periode 20 (dua puluh) tahun.
(RPJPD)
Ruang Bermain Ramah Ruang yang dinyatakan sebagai tempat
Anak (RBRA) dan/atau wadah yang mengakomodasi kegiatan
anak bermain dengan aman dan nyaman,
terlindungi dari kekerasan, dan hal-hal lain yang
membahayakan, tidak dalam situasi dan kondisi
diskriminatif, demi keberlangsungan tumbuh
kembang anak secara optimal dan menyeluruh
fisik, spiritual, intelektual, sosial, moral, mental,
emosional, dan pengembangan bahasa.
Rute Aman dan Selamat Salah satu konsep yang dimaksudkan untuk
ke dan dari Sekolah memfasilitasi anak pergi dan pulang sekolah
(RASS) secara aman dan selamat. Dengan kata lain,
RASS adalah penciptaan jalur perjalanan ke dan
dari sekolah bagi anak secara aman dan
selamat.
Sekolah Aman Bencana Upaya membangun kesiapsiagaan sekolah
(SAB) terhadap bencana dalam rangka menggugah
kesadaran seluruh unsur-unsur dalam bidang
pendidikan baik individu maupun kolektif di
sekolah dan lingkungan sekolah baik itu
sebelum, saat maupun setelah bencana terjadi.
Sekolah Ramah Anak Satuan pendidikan formal, nonformal dan
(SRA) informal yang mampu menjamin, memenuhi,
menghargai hak-hak anak, dan perlindungan
anak dari kekerasan, diskriminasi, dan
perlakuan salah lainnya serta mendukung
partisipasi anak terutama dalam perencanaan
kebijakan, pembelajaran, pengawasan, dan
mekanisme pengaduan.

xiv Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022
I. PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Konvensi Hak Anak (KHA) adalah perjanjian internasional pertama yang


merupakan bagian dari hukum internasional di bidang Hak Asasi Manusia
(HAM) yang instrumennya bertujuan untuk menjamin dan melindungi hak-
hak anak di dunia dan bersifat mengikat secara hukum 12. KHA tersebut
merupakan hasil dari Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa Bangsa
(PBB) yang dituangkan dalam Resolusi PBB 44/25 tanggal 20 November
1989 34.
KHA terbagi menjadi 4 (empat) bagian, yaitu: (i) Pembukaan, yang berisi
konteks dan latar belakang Konvensi; (ii) Bagian I, yang memuat pengakuan
dan jaminan atas hak-hak anak; (iii) Bagian II, yang mengatur bagaimana
memajukan pelaksanaan Konvensi yang efektif; serta (iv) Bagian III, yang
mengatur kapan KHA mulai berlaku. Bagian I dan Bagian II dari KHA
merupakan bagian pokok yang memuat pasal-pasal tentang 4 (empat)
kewajiban negara seperti yang ditunjukkan Gambar 1.1 berikut:

Sumber: Convention on the Rights of the Child, 1989

Gambar 1.1 Kewajiban Negara terkait Hak Anak

1
Lansdown, Gerison. 2005. The Evolving Capacities of the Child. Florence, Italia: UNICEF.
2
UNICEF. 1989. Convention on the Rights of the Child. New York City: UNICEF.
3
UNICEF. 1989. Convention on the Rights of the Child. New York City: UNICEF.
4
Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1990 Tentang Pengesahan Convention on the
Rights of the Child (Konvensi Tentang Hak-Hak Anak).

Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022 1


Keempat kewajiban negara yang dimaksud, yaitu: (i) kewajiban untuk
melindungi (to protect), yaitu negara harus melindungi agar hak-hak anak
tidak dilanggar oleh pihak lain; (ii) kewajiban untuk menghormati (to respect),
yaitu negara harus menghormati dan menjamin hak-hak anak yang
dinyatakan dan diakui dalam Konvensi tanpa diskriminasi; (iii) kewajiban
untuk memenuhi (to fulfill), yaitu negara menjamin pemenuhan hak anak
yang mencakup pemenuhan kebutuhan dasar yang mendukung kesehatan,
keselamatan, dan kesejahteraan anak; dan (iv) kewajiban untuk memajukan
(to advance), yaitu Negara wajib memastikan kemajuan pelaksanaan
Konvensi yang efektif 5.
Pelaksanaan Konvensi Hak Anak bersifat mengikat secara moral dan yuridis
bagi negara-negara yang menandatangani dan meratifikasinya. Indonesia
menandatangani Konvensi Hak Anak pada 26 Januari 1990 dan
meratifikasinya dengan Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1990 Tentang
Pengesahan Convention on the Rights of the Child (Konvensi Tentang Hak-
Hak Anak) pada tanggal 25 Agustus 1990 6. Dengan meratifikasi Konvensi
Hak Anak, Indonesia menyatakan komitmen untuk menjamin setiap anak
diberikan masa depan yang lebih baik.
Langkah yang dilakukan Indonesia dalam melaksanakan Konvensi 1989
adalah melakukan Amandemen kedua Undang-Undang Dasar Tahun 1945
dengan memasukkan Pasal 28B Ayat (2) pada 18 Agustus 2000, “Setiap
anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta
berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi” 7. Sejak itu
tercapailah kemajuan besar, yaitu lebih banyak anak bersekolah
dibandingkan di masa sebelumnya, lebih banyak anak mulai terlibat aktif
dalam keputusan menyangkut kehidupan mereka, dan sudah tersusun pula
peraturan perundang-undangan penting yang melindungi anak. Kondisi ini
menjadi poin penting dalam mempercepat pembentukan Kota Layak Anak
(KLA).
Kota Layak Anak adalah Kabupaten atau Kota yang mempunyai sistem
pembangunan berbasis hak anak melalui pengintegrasian komitmen sumber
daya pemerintah, masyarakat dan dunia usaha dengan terencana secara
menyeluruh dan berkelanjutan dalam kebijakan program dan kegiatan
pemerintah yang menjamin pemenuhan hak dan perlindungan pada anak 8.
Insiatif Kota Layak Anak (KLA) telah dikembangkan oleh Pemerintah
Indonesia sejak tahun 2006 dan kemudian pada tahun 2009 diterbitkan

5
UNICEF. 1989. Convention on the Rights of the Child. New York City: UNICEF.
6
Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1990 Tentang Pengesahan Convention on the
Rights of the Child (Konvensi Tentang Hak-Hak Anak).
7
Undang-Undang Dasar Tahun 1945 Pasal 28B Ayat (2).
8
Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik
Indonesia Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Kebijakan Pengembangan Kabupaten/Kota Layak
Anak

2 Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022


Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2009 Tentang Kebijakan Kota Layak
Anak 9.
Di Provinsi DKI Jakarta, upaya pelaksanaan Kota Layak Anak secara resmi
dimulai dan ditandai dengan peluncuran Deklarasi Jakarta Menuju Kota
Layak Anak pada tanggal 17 Desember 2013. Deklarasi tersebut
ditandatangani oleh Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Joko Widodo, bersama
dengan 43 unsur pemangku kepentingan yang terdiri dari para Walikota Kota
Administrasi se-DKI Jakarta, Bupati Kabupaten Administrasi Kepulauan
Seribu, seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Provinsi DKI Jakarta,
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi DKI Jakarta, serta berbagai
pemangku kepentingan lainnya dari organisasi non-pemerintah dan dunia
usaha.
Sejak saat itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menunjukkan komitmennya
dalam mewujudkan Jakarta sebagai Kota Layak Anak, yaitu dengan
melakukan internalisasi konsep KLA ke dalam kebijakan dan kelembagaan
dalam rangka melaksanakan berbagai inisiatif untuk percepatan pencapaian
KLA.
Berbagai inisiatif dalam rangka mempercepat pencapaian KLA diakui telah
membawa sejumlah perubahan positif. Salah satu inisiatif tersebut yaitu
dibangunnya Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) yang
dikembangkan secara masif di berbagai wilayah. Inisiatif lainnya dari
beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di 6 (enam) wilayah
administrasi di Provinsi DKI Jakarta seperti Sekolah Ramah Anak (SRA),
Sekolah Aman Bencana (SAB), pencatatan kelahiran, serta
pembentukan/penguatan forum anak.
Namun diakui juga bahwa pekerjaan membangun Jakarta menuju KLA
belum sepenuhnya terkoordinasi dan direncanakan secara baik. Inisiatif yang
ada umumnya bersifat jangka pendek dan tidak sepenuhnya terintegrasi
antara satu OPD dengan OPD lainnya sebagai suatu pendekatan terpadu
dan holistik Jakarta menuju KLA.
Memperhatikan kondisi ini, Kedeputian Gubernur Bidang Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup bekerjasama dengan Plan Internasional Indonesia
berinisiatif untuk menyusun Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak
2018-2022. Desain Besar tersebut memuat visi, misi, strategi, peta jalan
(road map), dan rencana aksi yang memberikan keluaran dalam jangka
pendek, mulai tahun 2018 hingga tahun 2022.

9
Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik
Indonesia Nomor 2 Tahun 2009 Tentang Kebijakan Kota Layak Anak.

Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022 3


Desain Besar ini diharapkan menjadi acuan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
bersama pemangku kepentingan terkait dalam bersinergi untuk mewujudkan
Jakarta sebagai Kota Layak Anak secara terpadu dan holistik. Diharapkan
kedepannya Provinsi DKI Jakarta dapat menjadi acuan pembelajaran/Center
of Excellence untuk Kota Layak Anak di Indonesia.

1.2 TUJUAN

Tujuan Desain Besar Jakarta menuju Kota Layak Anak 2018-2022 adalah:
a. Mewadahi komitmen pemangku kepentingan dalam menjalankan upaya
transformasi Konvensi Hak Anak (Convention on the Rights of the Child)
bagi Pemenuhan Hak dan Perlindungan Anak (PHPA) di Provinsi DKI
Jakarta
b. Memberikan kerangka acuan bagi seluruh pemangku kepentingan untuk
bersinergi bersama mewujudkan Jakarta sebagai Kota Layak Anak di
tahun 2022
c. Memberikan masukan kepada perencanaan pembangunan di Provinsi
DKI Jakarta, dari tingkat RW hingga tingkat Provinsi, melalui internalisasi
muatan Desain Besar Jakarta menuju Kota Layak Anak 2018-2022 ke
dalam RPJMD Provinsi DKI Jakarta 2018-2022/Rencana Strategis OPD
Provinsi DKI Jakarta/Rencana Kerja Perangkat Daerah (RKPD).

1.3 RUANG LINGKUP

1.3.1 Ruang Lingkup Geografis


Ruang lingkup geografis yang menjadi sasaran dari Desain Besar Jakarta
Menuju Kota Layak Anak 2018-2022 adalah wilayah Provinsi DKI Jakarta,
yang terdiri dari: Kota Administrasi Jakarta Utara, Kota Administrasi Jakarta
Pusat, Kota Administrasi Jakarta Barat, Kota Administrasi Jakarta Timur,
Kota Administrasi Jakarta Selatan, dan Kabupaten Administrasi Kepulauan
Seribu.
1.3.2 Ruang Lingkup Substansi
Ruang lingkup substansi dari Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak
2018-2022 merupakan hasil dari proses dan kegiatan kolaboratif, yang
dituangkan ke dalam Visi Jakarta Menuju Kota Layak Anak, Misi Jakarta
Menuju Kota Layak Anak, Strategi Jakarta Menuju Kota Layak Anak, Target
Pencapaian Indikator Kota Layak Anak di Setiap Tingkatan Pemerintahan,
Peta Jalan Jakarta Menuju Kota Layak Anak, dan Rencana Aksi Jakarta
Menuju Kota Layak Anak.

4 Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022


1.4 KEDUDUKAN DESAIN BESAR

Desain Besar Jakarta menuju Kota Layak Anak 2018-2022 merupakan


sebuah dokumen acuan bagi berbagai pemangku kepentingan terkait dalam
pengembangan Kota Layak Anak di Provinsi DKI Jakarta. Desain Besar ini
juga merupakan perwujudan hasil kesepakatan dan komitmen bersama
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan pemangku kepentingan terkait untuk
bersama mewujudkan Jakarta sebagai Kota Layak Anak. Desain Besar
dibuat untuk jangka waktu 5 (lima) tahun kedepan dan memuat visi, misi,
strategi, peta jalan, dan rencana aksi dalam rangka mewujudkan Jakarta
sebagai Kota Layak Anak di tahun 2022.
Desain Besar Jakarta menuju Kota Layak Anak 2018-2022 berpedoman
pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi
DKI Jakarta 2005-2025 dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi
DKI Jakarta 2010-2030. Desain Besar ini memberikan masukan kepada
perencanaan pembangunan di Provinsi DKI Jakarta, dari tingkat RW hingga
tingkat Provinsi, melalui internalisasi muatan Desain Besar Jakarta menuju
Kota Layak Anak 2018-2022 ke dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi DKI Jakarta 2018-2022, Rencana
Strategis (Renstra) OPD Provinsi DKI Jakarta, Rencana Kerja Pemerintah
Daerah (RKPD), serta Rencana Kerja (Renja) OPD.
Desain Besar ini juga menjadi salah satu rujukan bagi para pemangku
kepentingan, khususnya Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Provinsi DKI
Jakarta, dalam membuat rencana program lima tahunan dan rencana kerja
tahunan. Penggunaan Desain Besar tersebut dalam perencanaan jangka
menengah (5 tahun) dan tahunan ialah sebagai berikut:
1. Bagi penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD), Desain Besar Jakarta menuju Kota Layak Anak 2018-2022
menjadi masukan basis data dan target 5 (lima) tahunan, penetapan
strategi, dan sinkronisasi program lintas sektor. Kemudian, rencana
dalam RPJMD tersebut diterjemahkan dalam Rencana Strategis
(Renstra) Organisasi Perangkat Daerah (OPD) masing-masing yang
terkait dengan pelaksanaan Kota Layak Anak.
2. Bagi penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), rencana
pembangunan yang bersifat tahunan, Desain Besar Jakarta menuju Kota
Layak Anak 2018-2022 menjadi masukan penyusunan program, kegiatan,
dan alokasi anggaran dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD). Kemudian, rencana dalam RKPD diterjemahkan dalam Rencana
Kerja (Renja) OPD masing-masing yang terkait dengan pelaksanaan Kota
Layak Anak.
Desain Besar Jakarta menuju Kota Layak Anak 2018-2022 ini juga
mendukung upaya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam pencapaian

Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022 5


beberapa tujuan pembangunan berkelanjutan/Sustainable Development
Goals (SDGs), pencapaian Misi Pembangunan Jangka Panjang Daerah
(RPJPD) Provinsi DKI Jakarta, serta perwujudan Jakarta menjadi Kota
Berketahanan/Resilient City. Bagan kedudukan Desain Besar Jakarta
menuju Kota Layak Anak 2018-2022 dapat dilihat pada Gambar 1.2 berikut:

Sumber: Konsultan Jakarta menuju Kota Layak Anak, 2018

Gambar 1.2 Bagan Kedudukan Desain Besar


Jakarta menuju Kota Layak Anak 2018-2022

Desain Besar Jakarta menuju Kota Layak Anak 2018-2022 juga menjadi
bagian dari upaya perwujudan Jakarta menjadi Kota Berketahanan, dimana
muatannya berkontribusi dan bersinggungan dengan kegiatan/program
dalam berbagai Desain Besar lainnya, yaitu: (i) Desain Besar Bangunan
Gedung Hijau; (ii) Desain Besar Pengelolaan Sampah; (iii) Desain Besar
Penyediaan Layanan Air Minum dan Air Limbah Domestik; (iv) Desain Besar
Pertanian Perkotaan; dan (v) Desain Besar Pengurangan Risiko Bencana
Berbasis Komunitas. Bagan keterkaitan Desain Besar Jakarta menuju Kota
Layak Anak dengan desain besar lainnya dalam kerangka Jakarta
Berketahanan dapat dilihat pada Gambar 1.3.

6 Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022


Sumber: Konsultan Jakarta menuju Kota Layak Anak, 2018

Gambar 1.3 Keterkaitan Desain Besar Jakarta menuju Kota Layak Anak
dengan Desain Besar Lainnya dalam Kerangka Jakarta Berketahanan

1.5 SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Sistematika Pembahasan Dokumen Desain Besar Jakarta Menuju Kota


Layak Anak 2018-2022, yaitu:
Bab I - Pendahuluan
Bab Pendahuluan merupakan pengantar penyusunan dokumen Desain
Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018-2022 yang memuat Latar
Belakang, Tujuan, Ruang Lingkup, Kedudukan Desain Besar, dan
Sistematika Pembahasan.
Bab II - Kota Layak Anak DKI Jakarta
Bab Kota Layak Anak DKI Jakarta memberikan penjelasan mengenai Klaster
Kota Layak Anak, Indikator Kota Layak Anak, serta gambaran umum kondisi
eksisting pelaksanaan dan pencapaian Kota Layak Anak di Provinsi DKI
Jakarta.
Bab III - Penyusunan Desain Besar
Bab Penyusunan Desain Besar memberikan penjelasan mengenai metode,
proses, tahapan, dan pemangku kepentingan yang terlibat dalam kegiatan
yang dilakukan dalam penyusunan Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak
Anak 2018-2022.

Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022 7


Bab IV - Visi, Misi, dan Strategi
Bab Visi, Misi, dan Strategi memuat penjelasan mengenai visi, misi, dan
strategi. Bab ini memberikan arahan kepada Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta dan pemangku kepentingan terkait untuk mewujudkan Jakarta
sebagai Kota Layak Anak.
Bab V - Peta Jalan dan Rencana Aksi
Bab Peta Jalan dan Rencana Aksi merupakan muatan inti dari Desain Besar
Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018-2022. Bab ini memberikan kerangka
acuan kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan pemangku kepentingan
terkait untuk mencapai target sesuai indikator Kota Layak Anak, dalam
rangka mewujudkan Jakarta sebagai Kota Layak Anak di tahun 2022.

8 Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022


II. Kota Layak Anak DKI Jakarta

2.1 KLASTER KOTA LAYAK ANAK

Konvensi Hak Anak memuat 5 (lima) hal pokok terkait Pemenuhan Hak dan
Perlindungan Anak (PHPA), yang kemudian diadopsi menjadi 5 (lima) Klaster
Kota Layak Anak (KLA), yaitu: (i) hak sipil dan kebebasan; (ii) lingkungan
keluarga dan pengasuhan alternatif; (iii) kesehatan dasar dan kesejahteraan;
(iv) pendidikan, pemanfaatan waktu luang, dan kegiatan budaya; dan (v)
perlindungan khusus 10. Untuk dapat menjamin pelaksanaan dan
pengembangan KLA dengan baik, maka kelima Klaster tersebut didukung
oleh penguatan Kelembagaan. Penjelasan masing-masing Klaster Kota
Layak Anak mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 11 Tahun
2011 Tentang Kebijakan Pengembangan Kabupaten/Kota Layak Anak dan
Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011 tentang Indikator
Kabupaten/Kota Layak Anak, sebagai berikut 1112:
1. Kelembagaan
Kelembagaan mencakup upaya penguatan kelembagaan KLA melalui
peraturan/kebijakan, pembentukan lembaga/gugus tugas, dan pelibatan
pemangku kepentingan terkait.
2. Klaster I: Hak Sipil dan Kebebasan
Klaster I mencakup pemenuhan hak anak, yaitu hak atas identitas; hak
perlindungan identitas; hak berekspresi dan mengeluarkan pendapat; hak
berpikir, berhati nurani, dan beragama; hak berorganisasi dan berkumpul
secara damai; hak atas perlindungan kehidupan pribadi; hak akses
informasi yang layak; serta hak bebas dari penyiksaan dan penghukuman
lain yang kejam, tidak manusiawi atau merendahkan martabat manusia.
3. Klaster II: Lingkungan Keluarga dan Pengasuhan Alternatif
Klaster II meliputi beberapa aspek, yaitu: bimbingan dan tanggungjawab
orang tua; anak yang terpisah dari orang tua; reunifikasi (pertemuan
kembali anak dengan orang tua setelah terpisahkan); pemindahan anak

10
UNICEF. 1989. Convention on the Rights of the Child. New York City: UNICEF.
11
Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik
Indonesia Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Kebijakan Pengembangan Kabupaten/Kota Layak
Anak
12
Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik
Indonesia Nomor 12 Tahun 2011 tentang Indikator Kabupaten/Kota Layak Anak

Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022


secara illegal; dukungan kesejahteraan bagi anak; anak yang terpaksa
dipisahkan dari lingkungan keluarga; pengangkatan/adopsi anak; tinjauan
penempatan secara berkala; serta kekerasan dan penelantaran.
4. Klaster III: Kesehatan Dasar dan Kesejahteraan
Klaster III meliputi beberapa aspek, yaitu: anak penyandang disabilitas;
kesehatan dan layanan kesehatan; jaminan sosial layanan dan fasilitasi
kesehatan; serta standar hidup.
5. Klaster IV: Pendidikan, Pemanfaatan Waktu Luang, dan Kegiatan Budaya
Klaster IV meliputi beberapa aspek, yaitu: pendidikan; tujuan pendidikan;
serta kegiatan liburan, dan kegiatan seni dan budaya.
6. Klaster V: Perlindungan Khusus
Klaster V meliputi beberapa aspek, yaitu: anak dalam situasi darurat;
anak yang berhadapan dengan hukum (ABH); anak dalam situasi
eksploitasi; serta anak yang masuk dalam kelompok minoritas dan
terisolasi.
Adapun prinsip pengembangan Kota Layak Anak yang harus menyertai
pelaksanaan penguatan kelembagaan dan kelima klaster hak anak yang
sesuai dengan Konvensi Hak Anak 13, yaitu:
1. Non-Diskriminasi
Prinsip pemenuhan hak anak yang tidak membedakan suku, ras, agama,
jenis kelamin, bahasa, paham politik, asal kebangsaan, status ekonomi,
kondisi fisik maupun psikis anak, atau faktor lainnya.
2. Kepentingan Terbaik bagi Anak
Menjadikan hal yang paling baik bagi anak sebagai pertimbangan utama
dalam setiap kebijakan, program, dan kegiatan.
3. Hak untuk Hidup, Kelangsungan Hidup, dan Perkembangan Anak
Menjamin hak untuk hidup, kelangsungan hidup dan perkembangan anak
semaksimal mungkin.
4. Penghargaan terhadap Pandangan Anak
Mengakui dan memastikan bahwa setiap anak yang memiliki kemampuan
untuk menyampaikan pendapatnya, diberikan kesempatan untuk
mengekspresikan pandangannya secara bebas terhadap segala sesuatu
hal yang mempengaruhi dirinya.

13
UNICEF. 1989. Convention on the Rights of the Child. New York City: UNICEF.

10 Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022


2.2 INDIKATOR KOTA LAYAK ANAK

Indikator Kota Layak Anak (KLA) dimaksudkan untuk menjadi acuan bagi
Pemerintah Pusat Republik Indonesia, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah
Kabupaten/Kota dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan
evaluasi kebijakan, program, dan kegiatan pemenuhan hak anak untuk
mewujudkan Kota Layak Anak 14. Untuk mencapai predikat Kota Layak Anak,
terdapat 24 indikator yang harus terpenuhi, seperti yang ditunjukkan Gambar
2.1.
Indikator Kota Layak Anak merupakan penjabaran dari pelaksanaan
penguatan kelembagaan dan kelima klaster hak anak, yang telah dijelaskan
pada sub-bab 2.1. Penjelasan dari masing-masing indikator adalah sebagai
berikut:
1. Tersedia Peraturan/Kebijakan Daerah tentang Kabupaten/Kota Layak
Anak
Peraturan perundang-undangan tentang pemenuhan hak dan
perlindungan khusus anak yang dimaksud adalah dapat berupa peraturan
perundang-undangan yang holistik, yaitu yang memuat substansi 5 (lima)
klaster secara komprehensif seperti Perda Perlindungan Anak, Perda
KLA, dll; dan dapat juga peraturan perundang-undangan yang mengatur
secara spesifik dari 5 (lima) klaster (secara terpisah), seperti Perda di
bidang pendidikan, di bidang kesehatan, akta kelahiran, dll.
2. Menguatnya Kelembagaan Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA)
Menguatnya kelembagaan KLA dapat dilihat dari keberadaan dan
berfungsinya Gugus Tugas KLA dam Rencana Aksi Daerah KLA.
3. Keterlibatan Lembaga Masyarakat, Dunia Usaha, dan Media Massa
Peran lembaga masyarakat dalam pemenuhan hak dan perlindungan
khusus anak dapat dilakukan dengan cara:
a. memberikan informasi melalui sosialisasi dan edukasi mengenai Hak
Anak dan peraturan perundang-undangan tentang Anak;
b. memberikan masukan dalam perumusan kebijakan yang terkait
Perlindungan Anak;
c. melaporkan kepada pihak berwenang jika terjadi pelanggaran Hak
Anak;
d. berperan aktif dalam proses rehabilitasi dan reintegrasi sosial bagi
Anak;

14
Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik
Indonesia Nomor 12 Tahun 2011 tentang Indikator Kabupaten/Kota Layak Anak.

Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022 11


Sumber: Kementerian PPPA, 2017

Gambar 2.1 Indikator Kota Layak Anak

Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022 13


a. melakukan pemantauan, pengawasan dan ikut bertanggungjawab
terhadap penyelenggaraan Perlindungan Anak;
b. menyediakan sarana dan prasarana serta menciptakan suasana
kondusif untuk tumbuh kembang Anak;
c. berperan aktif dengan menghilangkan pelabelan negatif terhadap
Anak yang menjadi korban; dan
d. memberikan ruang kepada Anak untuk dapat berpartisipasi dan
menyampaikan pendapat.
Keterlibatan masyarakat juga dapat berbentuk pemberdayaan
keluarga/masyarakat sekitar, program bersama, penyediaan fasilitas,
penyediaan layanan tumbuh kembang dan perlindungan anak, dan/atau
penyediaan dana.
Peran dunia usaha dilakukan melalui: kebijakan perusahaan yang
berperspektif Anak; produk yang ditujukan untuk Anak harus aman bagi
Anak; dan berkontribusi dalam pemenuhan Hak Anak melalui tanggung
jawab sosial perusahaan. Sedangkan peran media massa dilakukan
melalui penyebarluasan informasi dan materi edukasi yang bermanfaat
dari aspek sosial, budaya, pendidikan, agama, dan kesehatan anak
dengan memperhatikan kepentingan terbaik bagi anak.
Lembaga Masyarakat, Dunia Usaha, dan Media Massa dapat membentuk
asosiasi masing-masing yang peduli terhadap pemenuhan hak dan
perlindungan anak di tingkat Kabupaten/Kota. Sebagai contoh saat ini
telah terbentuk Asosiasi Perusahaan Sahabat Anak Indonesia dan
Kumpulan Organisasi Masyarakat Peduli Anak.
4. Persentase Anak yang Teregistrasi dan Mendapatkan Kutipan Akta
Kelahiran
Indikator ini mencakup segala kebijakan, strategi, program dan kegiatan
yang dilakukan daerah dalam dua tahun terakhir dalam upaya
peningkatan cakupan registrasi dan kepemilikan Akta Kelahiran hingga
mencapai target 100%.
Anak yang teregistrasi dan mendapatkan kutipan akta kelahiran adalah
anak usia 0 - <18 tahun. Jumlah anak usia 0 - <18 tahun yang dimaksud
adalah jumlah dari seluruh anak yang baru lahir hingga anak berusia 18
tahun, termasuk anak yang berkebutuhan khusus (ABK) dan anak dari
kelompok rentan administrasi kependudukan lainnya. Untuk memastikan
data yang diperoleh akurat dan menggunakan ukuran yang sama, maka
penentuan usia anak untuk tahun berjalan akan menggunakan data per
tanggal 1 Januari pada tahun berjalan.
Dengan demikian, anak yang sudah lewat usia 18 tahun pada tanggal 1
Januari tahun berjalan sudah tidak dimasukkan lagi dalam data jumlah
anak. Apabila daerah memiliki tanggal pendataan yang lebih baru (up to

Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022 15


date) pada tahun berjalan, diharapkan untuk mencantumkan tanggal
dilakukannya pendataan pada tahun berjalan tersebut.
Jumlah anak yang tercatat dan memiliki Akta adalah jumlah dari seluruh
anak umur 0 – < 18 tahun per tanggal 1 Januari tahun berjalan yang
sudah dicatatkan dalam buku register akta yang resmi dan sekaligus
sudah diberikan Kutipan Akta Kelahirannya. Anak yang baru dicatatkan
namun belum dibuatkan Akta Kelahirannya, atau yang sudah dibuatkan
Kutipan Akta Kelahiran namun belum dimasukkan ke dalam buku
register, keduanya tidak boleh dimasukkan dalam data. ABK dan anak
dari kelompok rentan administrasi kependudukan lainnya juga harus
tercakup dalam data.
5. Tersedia Fasilitas Informasi Layak Anak (ILA)
Fasilitas informasi layak anak dapat berupa pojok baca, taman cerdas,
rumah pintar, perpustakaan, perpustakaan keliling, layanan informasi
daerah, dan sebagainya, yang menyediakan informasi sesuai kebutuhan
dan usia anak, termasuk informasi penanggulangan bencana dan lain-
lain. Adapun penyebarluasan informasi meliputi penyebarluasan materi-
materi cetak, video, audio yang bermanfaat bagi Anak dan termasuk
perlindungan anak dari publikasi identitas Anak untuk menghindari
labelisasi dan stigmatisasi.
Fasilitas yang didata hanya yang memenuhi kriteria layak anak, yaitu
bebas pelanggaran hak anak/bahan berbahaya, misalnya: kekerasan,
diskriminasi, rasialisme, ancaman, kevulgaran, kecabulan, atau ekspose
data/diri pribadi anak. Bahan informasi yang disediakan sudah diperiksa
dan ada pemantauan rutin. Akses diperoleh tanpa mengeluarkan
biaya/bebas bea untuk setiap pelayanan reguler seperti kartu anggota
atau langganan penggunaan/peminjaman; penyebaran lokasi merata dan
menjangkau setiap pelosok; sudah memperhatikan kebutuhan anak,
termasuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dan anak dari kelompok
rentan lainnya seperti kelompok miskin, minoritas, korban bencana, atau
komunitas adat terpencil.
6. Terlembaganya Partisipasi Anak
Partisipasi Anak adalah keterlibatan anak dalam proses pengambilan
keputusan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan dirinya dan
dilaksanakan atas kesadaran, pemahaman serta kemauan bersama
sehingga anak dapat menikmati hasil atau mendapatkan manfaat dari
keputusan tersebut.
Pelaksanaan partisipasi anak bertujuan menjamin agar anak dapat
tumbuh dan berkembang secara optimal, baik dari segi fisik, mental
maupun sosial serta memperoleh perlindungan, sehingga bisa menjawab
tantangan jamannya. Di dalamnya termasuk juga upaya untuk

16 Desain Besar Ja
mengembangkan potensi dan kreatifitas anak bersangkutan baik secara
pemikiran maupun di dalam kegiatan. Semua itu dibangun atas
kesadaran bahwa pihak yang paling mengetahui masalah, kebutuhan dan
keinginan anak adalah anak itu sendiri. Banyak keputusan orang dewasa
yang selama ini ditujukan untuk anak ternyata tidak sepenuhnya sesuai
dengan kepentingan anak.
Oleh karena itu, Pemerintah wajib mengupayakan dan membantu Anak,
agar anak dapat berpartisipasi dan bebas berserikat dan berkumpul.
Peran Masyarakat dalam penyelenggaraan Perlindungan Anak juga
dapat dilakukan dengan cara memberikan ruang kepada Anak untuk
dapat berpartisipasi dan menyampaikan pendapat
7. Persentase Perkawinan Anak
Perkawinan pada usia anak merupakan sebuah bentuk praktik berbahaya
dan pelanggaran terhadap hak asasi anak. Perkawinan dapat dicegah,
apabila ada pihak yang tidak memenuhi syarat-syarat untuk
melangsungkan perkawinan, yaitu: (i) perkawinan harus didasarkan atas
persetujuan kedua calon mempelai; (ii) untuk melangsungkan perkawinan
seorang yang belum mencapai umur 21 (dua puluh satu) tahun harus
mendapat izin kedua orang tua; (iii) dalam hal salah seorang dari kedua
orang tua telah meninggal dunia atau dalam keadaan tidak mampu
menyatakan kehendaknya, maka izin cukup diperoleh dari orang tua yang
masih hidup atau dari orang tua yang mampu menyatakan kehendaknya;
dan (iv) dalam hal kedua orang tua telah meninggal dunia atau dalam
keadaan tidak mampu untuk menyatakan kehendaknya maka izin
diperoleh dari wali, orang yang memelihara atau keluarga yang
mempunyai hubungan darah dalam garis keturunan, lurus ke atas selama
mereka masih hidup dan dalam keadaan dapat menyatakan
kehendaknya. Pihak yang dapat mencegah perkawinan ialah para
keluarga dalam keturunan lurus ke atas dan ke bawah, saudara, wali
nikah, pengampu dari salah seorang calon mempelai dan pihak-pihak
yang berkepentingan.
8. Lembaga Konsultasi Penyedia Layanan Pengasuhan Anak
Pusat Pembelajaran Keluarga atau (Puspaga) adalah tempat
pembelajaran untuk meningkatkan kualitas kehidupan menuju keluarga
sejahtera melalui peningkatan kapasitas orang tua/keluarga atau orang
yang bertanggungjawab terhadap anak dalam menjalankan
tanggungjawab mengasuh dan melindungi anak agar tercipta kebutuhan
akan kasih sayang, kelekatan, keselamatan, dan kesejahteraan yang
menetap dan berkelanjutan demi kepentingan terbaik anak, termasuk
perlindungan dari kekerasan, eksploitasi, perlakuan salah dan
penelantaran.

Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022


Tujuan pembentukan Puspaga antara lain adalah: (i) mewujudkan
Layanan Satu Pintu Keluarga Berbasis Hak Anak; (ii) tempat
pembelajaran keluarga melalui pendidikan bagi orang tua; (iii) tempat
konsultasi bagi anak, orang tua atau orang yang bertanggungjawab
terhadap anak; (iv) tempat penghubung rujukan sebagai solusi bagi
permasalahan anak dan keluarga; (v) menguatnya kemampuan keluarga
dalam mengasuh dan melindungi anak; dan (vi) menguatnya sinergitas
kerjasama antara pusat dan daerah dalam pemenuhan hak anak
terutama mengenai pembelajaran keluarga.
9. Persentase Lembaga Pengasuhan Alternatif Terstandarisasi
Untuk menjamin terpenuhi hak-hak anak diperlukan pengasuhan dalam
keluarga atau pengasuhan alternatif yang memadai, maka diperlukan
adanya Standar Pengasuhan Anak di lembaga pengasuhan alternatif.
Kementerian Sosial menerbitkan Standar Nasional Pengasuhan untuk
Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak sesuai Peraturan Kementerian
Sosial Nomor 30 Tahun 2011 Tentang Standar Nasional Pengasuhan
Anak untuk Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak 15. Tujuan standar ini
adalah:
a. memperkuat pemenuhan hak anak untuk mendapatkan pengasuhan
dalam keluarganya; memberikan pedoman bagi Lembaga
Kesejahteraan Sosial Anak dalam melaksanakan perannya sebagai
alternatif terakhir dalam pengasuhan anak; mengembangkan
pelayanan langsung untuk mendukung keluarga yang menghadapi
tantangan-tantangan dalam pengasuhan anak;
b. mendukung pengasuhan alternatif berbasis keluarga melalui orang tua
asuh, perwalian, dan adopsi; dan memfasilitasi instansi yang
berwenang untuk mengembangkan sistem pengeloaan Lembaga
Kesejahteraan Sosial Anak yang sesuai dengan kebutuhan anak dan
keluarganya,
c. pengambilan keputusan tentang pengasuhan, perijinan pendirian
Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak, monitoring dan evaluasi kinerja
Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak.
10. Infrastruktur di Ruang Publik yang Ramah Anak
Tersedianya infrastruktur (sarana dan prasana) di ruang publik yang
ramah anak mencakup ketersediaan Ruang Bermain Ramah Anak
(RBRA) dan Rute Aman dan Selamat ke dan dari Sekolah (RASS).
Ruang Bermain Ramah Anak (RBRA) adalah ruang yang dinyatakan
sebagai tempat dan/atau wadah yang mengakomodasi kegiatan anak

15
Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2011 Tentang Standar
Nasional Pengasuhan Anak untuk Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak

18 Desain Besar Ja
bermain dengan aman dan nyaman, terlindungi dari kekerasan, dan hal-
hal lain yang membahayakan, tidak dalam situasi dan kondisi
diskriminatif, demi keberlangsungan tumbuh kembang anak secara
optimal dan menyeluruh fisik, spiritual, intelektual, sosial, moral, mental,
emosional, dan pengembangan bahasa. RBRA dapat dibangun dan
dikembangkan di lingkungan alami dan lingkungan buatan. Prinsip dalam
pengembangan ruang bermain ramah anak adalah: gratis; non
diskriminasi; kepentingan terbaik untuk anak; partisipasi anak; aman dan
selamat; nyaman; kreatif dan inovatif; dan sehat.
Rute Aman dan Selamat ke dan dari Sekolah (RASS) merupakan salah
satu konsep yang dimaksudkan untuk memfasilitasi anak pergi dan
pulang sekolah secara aman dan selamat. Dengan kata lain, RASS
adalah penciptaan jalur perjalanan ke dan dari sekolah bagi anak secara
aman dan selamat. Aman dalam artian terlepas dari gangguan
kriminalitas dan pelecehan serta kejahatan seksual, sedangkan selamat
dalam artian terlepas dari ancaman kecelakaan lalu lintas selama dalam
perjalanan menuju ke dan dari sekolah.
Jenis fasilitas yang tersedia, antara lain: trotoar di jalan utama; trotoar di
jalan lingkungan; trotoar di jalan kampung; zebra cross di setiap
persimpangan yang disertai lampu pelican; Zona Aman Selamat Sekolah
(ZOSS) di setiap depan sekolah; rambu jalan untuk pedestrian; tersedia
jalur khusus sepeda yang aman dan selamat untuk anak; tersedia rambu
yang jelas di jalur khusus sepeda; tersedia dermaga yang ramah anak;
tersedia jalan ke dan dari dermaga; dan tersedia perahu yang ramah
anak.
11. Persentase Persalinan di Fasilitas Kesehatan
Persalinan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah jumlah persalinan di
semua fasilitas pelayanan baik pemerintah maupun swasta di
Kabupaten/Kota dibagi jumlah kelahiran hidup selama 1 tahun dikali
100%.
12. Prevalensi Status Gizi Balita
Program perbaikan gizi masyarakat dilakukan melalui promosi keluarga
sadar gizi dengan dipraktikkannya norma keluarga sadar gizi bagi seluruh
keluarga di Indonesia untuk mencegah terjadinya masalah kurang gizi,
khususnya gizi buruk. Kegiatan promosi keluarga sadar gizi dilakukan
dengan memperhatikan aspek-aspek sosial budaya.
Kegiatan pokok promosi keluarga sadar gizi, yaitu: menyusun strategi
(pedoman) promosi keluarga sadar gizi; mengembangkan, menyediakan
dan menyebarluaskan materi promosi pada masyarakat, organisasi
kemasyarakatan, institusi pendidikan, tempat kerja, dan tempat-tempat
umum; melakukan kampanye secara bertahap, tematik menggunakan

Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022


media efektif terpilih; menyelenggarakan diskusi kelompok terarah melalui
dasawisma dengan dukungan petugas/kader posyandu.
Mekanisme penanganan status gizi sangat kurus, kurus, dan gemuk lebih
dilakukan melalui upaya pencegahan dan penanggulangan, antara lain
melalui: penyuluhan gizi, peningkatan penggunaan ASI dan Makanan
Pendamping ASI, penjaringan kasus, optimalisasi potensi pangan lokal
dan pemberian makanan tambahan.
13. Persentase Cakupan Pemberian Makan pada Bayi dan Anak (PMBA)
Usia di Bawah 2 Tahun
Pemberian makan pada bayi dan anak (PMBA) usia di bawah 2 tahun
meliputi pemberian ASI Eksklusif dan Makanan Pendamping ASI. ASI
Eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada Bayi sejak dilahirkan selama
6 (enam) bulan, tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan
makanan atau minuman lain selain ASI. Makanan Pendamping ASI
memberikan makanan pendamping ASI kepada bayi menurut Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) adalah saat bayi berusia 6 bulan. WHO juga
merekomendasikan makanan yang diberikan harus memadai dengan
porsi dan nutrisi yang dibutuhkan bayi pada usia tersebut.
14. Persentase Fasilitas Kesehatan dengan Pelayanan Ramah Anak
Fasilitas Pelayanan Kesehatan dengan Pelayanan Ramah Anak adalah
upaya yang dilakukan Fasilitas Pelayanan Kesehatan kepada anak
berdasarkan pemenuhan, perlindungan dan penghargaan atas hak-hak
anak sesuai 4 (empat) prinsip perlindungan anak, yaitu: non diskriminasi,
kepentingan terbaik bagi anak, hak untuk hidup, kelangsungan hidup dan
perkembangan, serta penghargaan terhadap pendapat anak.
Fasilitas Kesehatan seperti Puskesmas ditetapkan sebagai Puskesmas
dengan Pelayanan Ramah Anak bila memenuhi 8 (delapan) indikator.
Indikator Rumah Sakit dengan Pelayanan Ramah Anak:
a. Minimal 10 % petugas rumah sakit terlatih KHA;
b. Melaksanakan Inisiasi Menyusu Dini (IMD);
c. Tersedia media dan materi KIE terkait kesehatan anak;
d. Tersedia ruang pelayanan dan konseling bagi anak;
e. Tersedia ruang tunggu/bermain bagi anak yang berjarak aman dari
risiko tertular penyakit;
f. Tersedia Ruang ASI;
g. Terdapat tanda peringatan “Dilarang Merokok” dan sebagai
Kawasan Tanpa Rokok;
h. Tersedia sanitasi lingkungan Rumah Sakit sesuai standar;
i. Tersedia sarana dan prasarana bagi anak penyandang disabilitas;
j. Menerima rujukan kasus kekerasan terhadap anak;
k. Tersedia data anak yang memperoleh pelayanan kesehatan anak

20 Desain Besar Ja
15. Persentase Rumah Tangga dengan Akses Air Minum dan Sanitasi
yang Layak
Rumah tangga yang memiliki akses air bersih (individu/komunal) yang
dimaksud adalah yang melalui jaringan pipa dan/atau non pipa. Air bersih
merupakan air yang memenuhi persyaratan kesehatan untuk diolah
menjadi air minum.
Rumah tangga yang memiliki akses sanitasi yang layak
(individu/komunal) yang dimaksud adalah sanitasi yang sesuai dengan
standard an berfungsi dengan baik, tidak bocor, dan disedot secara
berkala sehingga tidak menimbulkan pencemaran dan wabah penyakit.
16. Tersedia Kawasan Tanpa Rokok
Kawasan tanpa rokok merupakan suatu ruangan atau area yang
dinyatakan dilarang untuk kegiatan merokok, menjual, mengiklankan
dan/atau mempromosikan produk tembakau. Kawasan tanpa rokok
ditetapkan di gedung pemerintahan, fasilitas pelayanan kesehatan,
tempat proses belajar mengajar (pendidikan), tempat anak bermain,
tempat ibadah, angkutan umum, tempat kerja, tempat umum dan tempat
lain yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah.
17. Persentase Pengembangan Anak Usia Dini Holistik dan Integratif
(PAUD-HI)
Pengembangan Anak Usia Dini Holistik-Integratif (PAUD-HI) adalah
upaya pengembangan anak usia dini yang dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan esensial anak yang beragam dan saling terkait secara
simultan, sistematis, dan terintegrasi. Tujuan umum Pengembangan Anak
Usia Dini Holistik- Integratif adalah terselenggaranya layanan
Pengembangan Anak Usia Dini Holistik-Integratif menuju terwujudnya
anak Indonesia yang sehat, cerdas, ceria, dan berakhlak mulia.
Sedangkan tujuan khusus Pengembangan Anak Usia Dini Holistik-
Integratif adalah:
1. terpenuhinya kebutuhan esensial anak usia dini secara utuh meliputi
kesehatan dan gizi, rangsangan pendidikan, pembinaan moral-
emosional dan pengasuhan sehingga anak dapat tumbuh dan
berkembang secara optimal sesuai kelompok umur;
2. terlindunginya anak dari segala bentuk kekerasan, penelantaran,
perlakuan yang salah, dan eksploitasi di manapun anak berada;
3. terselenggaranya pelayanan anak usia dini secara terintegrasi dan
selaras antar lembaga layanan terkait, sesuai kondisi wilayah; dan
4. terwujudnya komitmen seluruh unsur terkait yaitu orang tua, keluarga,
masyarakat, Pemerintah dan Pemerintah Daerah, dalam upaya
Pengembangan Anak Usia Dini Holistik-Integratif.

Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022


18. Persentase Wajib Belajar 12 Tahun
Program Wajib Belajar 12 Tahun merupakan Program yang mewajibkan
setiap warga negara Indonesia untuk bersekolah selama 12 tahun pada
pendidikan dasar dan menengah, yaitu dari tingkat kelas 1 Sekolah Dasar
(SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI) hingga kelas 12 Sekolah Menengah
Atas (SMA) atau Madrasah Aliyah (MA) dan Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) atau Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK).
Pendidikan inklusif adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang
memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki
kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa untuk
mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam satu lingkungan
pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya
(Permen Diknas Nomor 70 Tahun 2009 Tentang: Pendidikan Inklusif Bagi
Peserta Didik Yang Memiliki Kelainan Dan Memiliki Potensi Kecerdasan
dan/atau Bakat Istimewa).
19. Persentase Sekolah Ramah Anak (SRA)
Sekolah Ramah Anak (SRA) adalah satuan pendidikan formal, nonformal
dan informal yang mampu menjamin, memenuhi, menghargai hak-hak
anak, dan perlindungan anak dari kekerasan, diskriminasi, dan perlakuan
salah lainnya serta mendukung partisipasi anak terutama dalam
perencanaan kebijakan, pembelajaran, pengawasan, dan mekanisme
pengaduan. Sekolah Ramah Anak didefinisikan sebagai program untuk
mewujudkan kondisi aman, bersih, sehat, peduli, dan berbudaya
lingkungan hidup, yang mampu menjamin pemenuhan hak dan
perlindungan anak dari kekerasan, diskriminasi, dan perlakuan salah
lainnya, selama anak berada di satuan pendidikan, serta mendukung
partisipasi anak terutama dalam perencanaan, kebijakan, pembelajaran
dan pengawasan. Sekolah Ramah Anak di dukung oleh program berbasis
sekolah yaitu Sekolah Adiwiyata dari Kementerian LH, UKS, PHBS,
Kawasan Tanpa Asap Rokok, Kantin Sehat, Pangan Jajan Sehat dari
Kemenkes dan Badan Pom, Sekolah Anti Napza dari BNN, Sekolah
Aman Bencana dari BNPB, Sekolah Insan Cendikia untuk pembentukan
karakter mulia dari Kemenag, Sekolah Aman yang memfokuskan pada
pencegahan dan penanganan kekerasan serta Sekolah Karakter dan
Sekolah Keren dari Kemendikbud, Kantin Kejujuran KPK, koordinasi
perencanaan dan pelaksanaannya dari Bappenas, Kemendagri, Menko
PMK, KPAI, Standar Bangunan Ramah Anak dari KemenPUPR.
Selain itu Sekolah Ramah Anak sangat didukung dengan program
inovasi-inovasi dari sekolah. Sekolah Ramah Anak bukanlah membangun
sekolah baru, namun mengkondisikan sebuah sekolah menjadi nyaman
bagi anak, serta memastikan sekolah memenuhi hak anak dan
melindunginya, karena sekolah menjadi rumah kedua bagi anak, setelah

22 Desain Besar Ja
rumahnya sendiri. Penerapan Sekolah Ramah Anak (SRA) dilaksanakan
dengan merujuk 6 (enam) komponen penting di bawah ini:
a. Adanya komitment tertulis yang dapat dianggap kebijakan tentang
SRA;
b. Pelaksanaan Proses Pembelajaran yang ramah anak;
c. Pendidik dan Tenaga Kependidikan Terlatih Hak-Hak Anak;
d. Sarana dan Prasarana yang ramah anak;
e. Partisipasi Anak; dan
f. Partisipasi Orang Tua, Lembaga Masyarakat, Dunia Usaha,
Pemangku Kepentingan Lainnya, dan Alumni.
Salah satu tanda untuk setiap sekolah yang sudah menginisiasi SRA
adalah adanya papan nama Sekolah Ramah Anak. Sekolah Ramah Anak
artinya warga sekolah harus peka terhadap hal-hal yang dapat
membahayakan anak sehingga setiap sekolah ramah anak dapat dilihat
dari lingkungannya yang bersih, tertata, dan keakraban antar warga
sekolah. Jika ditanyakan kepada anak mengenai pendapatnya tentang
sekolahnya anak biasanya akan menjawab bahwa dia merasa nyaman di
sekolahnya dan merasa senang dengan Ibu/Bapak Gurunya serta warga
sekolah lainnya.
Selain itu dapat dilihat dari adanya rambu rambu di tempat yang
membahayakan anak misalnya di tangga yang curam, di pagar yang
tajam atau sudah retak dindingnya maupun dapat dilihat dari tidak adanya
pohon pohon berduri yang dapat melukai anak, jika ada maka tidak
berada di tempat anak-anak bermain dsb. Ciri lain dari sekolah ramah
anak adalah tidak adanya hukuman melainkan teguran dilakukan bentuk
komunikasi dan pembinaan tanpa kekerasan berupa disiplin positif untuk
mendisiplinkan anak. Sarana prasarana yang bagus atau terbatas bukan
indikator untuk sekolah ramah melainkan kepekaan sekolah untuk
menjaga agar sarana prasarana tersebut tidak membahayakan anak lah
yang harus dilihat.
20. Tersedia Fasilitas untuk Kegiatan Budaya, Kreativitas, dan Rekreatif
yang Ramah Anak
Fasilitas kreatif dan rekreatif adalah sarana dan prasarana yang
disediakan untuk mengembangkan minat bakat anak, memanfaatkan
waktu luang serta menjadi media ekspresi yang berada di luar sekolah,
baik yang disediakan oleh pemerintah, masyarakat maupun dunia usaha.
Contohnya adalah sanggar, kegiatan seni budaya, taman kota, taman
cerdas, taman teknologi, museum, pedestrian, dan fasilitas olah raga.
Sedangkan kegiatan/pertunjukan kreatifitas anak, antara lain Jambore
Anak atau Lomba Kreatifitas Anak. Pemanfaatan waktu luang dan aktif
dalam kegiatan budaya merupakan hak anak.

Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022


Pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha harus menghormati dan
memajukan hak anak untuk berpartisipasi sepenuhnya dalam kehidupan
budaya dan seni, dan harus mendorong pengaturan yang layak dan
kesempatan yang sama untuk kegiatan-kegiatan budaya, seni, rekreasi,
dan santai. Hal penting yang harus dilihat untuk Pusat Kreatifitas Anak
(PKA) adalah bahwa pusat kreatifitas tersebut harus berada di tempat
umum, dapat diakses oleh semua anak dan tidak berbayar. Kontribusi
pemerintah daerah dalam pengelolaan PKA menjadi sangat penting dan
perlu mendapatkan apresiasi.
21. a. Anak Korban Kekerasan dan Penelantaran yang Terlayani
Anak korban kekerasan adalah anak yang mengalami kekerasan fisik,
psikis, seksual, penelantaran, eksploitasi dan/atau kekerasan lainnya
sebagaimana dijelaskan dalam Standar Pelayanan Minimal Bidang
Layanan Terpadu bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan, sebagai
contohnya: anak korban perdagangan orang dan anak korban kekerasan
dalam rumah tangga. Jenis pelayanan yang diberikan bagi Anak Korban
Kekerasan adalah bantuan medis, psikologis dan psikososial, hukum
(medikolegal), konsultasi, rehabilitasi, sarana dan prasarana penunjang
bagi anak berkebutuhan khusus, pendidikan khusus, pemulangan, dan
reintegrasi sosial.
Program/kegiatan pencegahan yang difokuskan pada deteksi dini tindak
kekerasan terutama berbasis keluarga dan masyarakat. Yang dimaksud
dengan lembaga penyedia layanan antara lain adalah Hotline
Pengaduan, Pusat Pelayanan Terpadu (PPT), Pusat Pelayanan Terpadu
Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A), Unit Pelayanan
Perempuan dan Anak (UPPA), sarana layanan kesehatan, Rumah
Perlindungan Sosial Anak (RPSA), Rumah Aman, Lembaga Bantuan
Hukum, dll. Upaya untuk penangan kekerasan terhadap anak:
1. Penanganan yang cepat, termasuk pengobatan dan/atau rehabilitasi
secara fisik, psikis, dan sosial, serta pencegahan penyakit dan
gangguan;
2. Kesehatan lainnya;
3. Pendampingan psikososial pada saat pengobatan sampai pemulihan;
4. Pemberian bantuan sosial bagi anak yang berasal dari keluarga tidak
mampu; dan
5. Pemberian perlindungan dan pendampingan pada setiap proses
peradilan.
21. b. Persentase Anak yang Dibebaskan dari Pekerja Anak
Program pencegahan agar anak-anak tidak bekerja, antara lain berupa:
pemberdayaan ekonomi keluarga, pencegahan perkawinan usia anak,
dan advokasi ke dunia usaha dan masyarakat untuk tidak

24 Desain Besar Ja
mempekerjakan anak. Program penanganan antara lain melalui Program
Penarikan Pekerja Anak dan Program Pelatihan Keterampilan Anak.
22. a. Anak Korban Pornografi, NAPZA, dan Terinfeksi HIV/AIDS yang
Terlayani
Perlindungan khusus bagi anak yang menjadi korban pornografi,
penyalahgunaan Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya
(NAPZA) dan anak yang terlibat dalam produksi dan distribusinya
dilaksanakan melalui upaya pembinaan, pendampingan, serta pemulihan
sosial, kesehatan fisik dan mental. Sedangkan perlindungan khusus bagi
anak dengan HIV/AIDS dilakukan melalui upaya pengawasan,
pencegahan, pengobatan, perawatan, dan rehabilitasi.
22. b. Anak Korban Bencana dan Konflik yang Terlayani
Upaya untuk penanganan Perlindungan Khusus bagi Anak Korban
Bencana dan Konflik, antara lain:
1. Penanganan yang cepat, termasuk pengobatan dan / atau rehabilitasi
secara fisik, psikis, dan sosial, serta pencegahan penyakit dan
gangguan;
2. Kesehatan lainnya;
3. Pendampingan psikososial pada saat pengobatan sampai pemulihan;
4. Pemberian bantuan sosial bagi anak yang berasal dari keluarga tidak
mampu; dan
5. Pemberian perlindungan dan pendampingan pada setiap proses
peradilan.
23. Anak Penyandang Disabilitas, dan Anak dari Kelompok Minoritas
dan Terisolasi yang Terlayani
Perlindungan Khusus bagi Anak Penyandang Disabilitas dilakukan
melalui upaya:
a. Perlakuan anak secara manusiawi sesuai dengan martabat dan Hak
Anak;
b. Pemenuhan kebutuhan khusus;
c. Perlakuan yang sama dengan anak lainnya untuk mencapai integrasi
sosial sepenuh mungkin dan pengembangan individu; dan
d. Pendampingan sosial.
Sedangkan untuk anak dari kelompok minoritas dan terisolasi dilakukan
melalui upaya:
a. Penyediaan akses pendidikan;
b. Penyediaan akses kesehatan; dan
c. Penyediaan akses untuk pengembangan budaya.

Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022


24. a. Kasus Anak yang Berhadapan dengan Hukum (ABH) (khusus
pelaku) yang Terselesaikan melalui Diversi
Anak yang Berhadapan dengan Hukum (ABH) adalah anak yang telah
berumur 12 tahun, tetapi belum berumur 18 tahun yang diduga
melakukan tindak pidana. Pendekatan Keadilan Restoratif adalah
penyelesaian perkara tindak pidana dengan melibatkan pelaku, korban,
keluarga pelaku/korban, dan pihak lain yang terkait untuk bersama-sama
mencari penyelesaian yang adil dengan menekankan pemulihan kembali
pada keadaan semula, dan bukan pembalasan. Mekanisme diversi
adalah mekanisme pengalihan penyelesaian perkara anak dari proses
peradilan pidana ke proses di luar pengadilan anak.
24. b. Anak Korban Jaringan Terorisme yang Terlayani
Perlindungan Khusus bagi Anak Korban Jaringan Terorisme dilakukan
melalui upaya:
a. Edukasi tentang pendidikan, ideologi, dan nilai nasionalisme;
b. Konseling tentang bahaya terorisme;
c. Rehabilitasi sosial; dan
d. Pendampingan sosial.
24.c. Anak Korban Stigmatisasi Akibat dari Pelabelan terkait dengan
Kondisi Orang Tuanya yang Terlayani
Perlindungan Anak Korban Stigmatisasi akibat dari pelabelan terkait
dengan kondisi orang tuanya, diupayakan melalui:
a. bantuan psikologis dan psikososial, hukum (medikolegal);
b. bantuan konsultasi;
c. bantuan rehabilitasi, sarana dan prasarana; dan
d. program/kegiatan pencegahan yang difokuskan pada deteksi dini
untuk menghindari stigmatisasi terhadap anak berbasis keluarga
dan masyarakat.

2.3 DASAR HUKUM KOTA LAYAK ANAK

Dasar hukum program Kota Layak Anak (KLA) adalah Undang-Undang


Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Adapun pasal-pasal kunci dari
Undang-Undang tersebut yang menjadi dasar dalam pengembangan KLA
meliputi beberapa pasal, yaitu:
1. Pasal 21
Pemerintah Daerah berkewajiban dan bertanggung jawab untuk
melaksanakan dan mendukung kebijakan nasional dalam

26 Desain Besar Ja
penyelenggaraan perlindungan anak di daerah dengan diwujudkan
melalui upaya daerah membangun Kabupaten/Kota Layak Anak
2. Pasal 22
Pemerintah Daerah berkewajiban dan bertanggung jawab
memberikan dukungan sarana, prasarana, dan ketersediaan sumber
daya manusia dalam penyelenggaraan Perlindungan Anak
3. Pasal 24
Pemerintah Daerah menjamin Anak untuk mempergunakan haknya
dalam menyampaikan pendapat sesuai dengan usia dan tingkat
kecerdasan Anak
4. Pasal 72
Peran Masyarakat dalam penyelenggaran perlindungan Anak
dilakukan dengan cara: memberikan informasi melalui sosialisasi dan
edukasi mengenai hak Anak dan peraturan perundang-undangan
tentang Anak; memberikan masukan dalam perumusan kebijakan
yang terkait Perlindungan Anak; melaporkan kepada pihak berwenang
jika terjadi pelanggaran hak Anak; berperan aktif dalam proses
rehabilitasi dan reintegrasi sosial bagi Anak; melakukan pemantauan,
pengawasan dan ikut bertanggungjawab terhadap penyelenggaraan
Perlindungan Anak; menyediakan sarana dan prasarana serta
menciptakan suasana kondusif untuk tumbuh kembang Anak;
berperan aktif dengan menghilangkan pelabelan negatif terhadap
Anak korban; dan memberikan ruang kepada Anak untuk dapat
berpartisipasi dan menyampaikan pendapat.
Selain itu, media massa berperan untuk penyebarluasan informasi
dan materi edukasi yang bermanfaat dari aspek sosial, budaya,
pendidikan, agama, dan kesehatan Anak dengan memperhatikan
kepentingan terbaik bagi Anak. Pada Pasal 72 juga mengatur peran
dunia usaha untuk memastikan kebijakan perusahaan yang
berperspektif Anak; produk yang ditujukan untuk Anak harus aman
bagi Anak; dan berkontribusi dalam pemenuhan Hak Anak melalui
tanggung jawab sosial perusahaan.
Dasar Hukum lainnya di tingkat nasional sebagai turunan dari Undang-
Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, yaitu: (i) Peraturan
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik
Indonesia Nomor 11 Tahun 2011 tentang Kebijakan Pengembangan Kota
Layak Anak; (ii) Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Indikator Kabupaten/Kota Layak Anak; (iii) Peraturan Menteri Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 13 Tahun

Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022


2011 tentang Panduan Pengembangan Kota Layak Anak; serta (iv)
Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2011 tentang Panduan Evaluasi Kota
Layak Anak.

2.4 PENCAPAIAN KOTA LAYAK ANAK DKI JAKARTA

Di Provinsi DKI Jakarta, upaya pelaksanaan Kota Layak Anak secara resmi
dimulai dan ditandai dengan peluncuran Deklarasi Jakarta Menuju Kota
Layak Anak pada tanggal 17 Desember 2013. Deklarasi tersebut
ditandatangani oleh Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Joko Widodo, bersama
dengan 43 unsur pemangku kepentingan yang terdiri dari para Walikota Kota
Administrasi se-DKI Jakarta, Bupati Kabupaten Administrasi Kepulauan
Seribu, seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Provinsi DKI Jakarta,
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi DKI Jakarta, serta berbagai
pemangku kepentingan lainnya dari organisasi non-pemerintah dan dunia
usaha.
Sejak saat itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menunjukkan komitmennya
dalam mewujudkan Jakarta sebagai Kota Layak Anak, yaitu dengan
melakukan internalisasi konsep Kota Layak Anak ke dalam kebijakan dan
kelembagaan sebagai dasar bagi pelaksanaan berbagai inisiatif untuk
percepatan pencapaian Kota Layak Anak, yang akan dijelaskan pada sub-
bab selanjutnya.
2.3.1 Internalisasi Konsep Kota Layak Anak
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menunjukkan komitmen perwujudan Kota
Layak Anak dengan menginternalisasikan konsep Kota Layak Anak ke dalam
Peraturan Daerah (Perda). Perlindungan terhadap perempuan dan anak,
yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari konsep Kota Layak Anak,
telah diatur dalam Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 8 Tahun
2011 tentang Perlindungan Perempuan dan Anak dari Tindak Kekerasan.
Konsep Kota Layak Anak juga tercakup dalam dokumen perencanaan
pembangunan daerah Provinsi DKI Jakarta yang tertuang dalam Peraturan
Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 2 Tahun 2013 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2013–2017.
2.3.2 Penguatan Kelembagaan
Upaya pelaksanaan dan pengembangan Kota Layak Anak dimulai pada
tahun 2010 dengan pembentukan lembaga yang bertanggungjawab secara
khusus terkait upaya Pemenuhan Hak dan Perlindungan Anak (PHPA).
Pembentukan lembaga tersebut diatur dalam Peraturan Gubernur Provinsi
DKI Jakarta, yaitu:

28 Desain Besar Ja
1. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 218 Tahun 2010 tentang
Gugus Tugas Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang
(trafficking)
2. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 630 Tahun 2010 tentang
Pembentukan Komite Aksi Daerah Penghapusan Bentuk-Bentuk
Pekerjaan Terburuk untuk Anak
Selanjutnya pada Tahun 2011, dibentuk Gugus Tugas Kota Layak Anak yang
diatur melalui Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 1192 Tahun
2011 tentang Pembentukan Gugus Tugas Kota Layak Anak yang kemudian
ditindaklanjuti dengan Instrusi Gubernur Nomor 133 Tahun 2013. Gugus
Tugas ini dilengkapi dengan Tim Pelaksanaan Kota Layak Anak dan Forum
Anak Daerah, yang ditetapkan melalui: (i) Surat Keputusan Kepala Badan
Pemberdayaan Masyarakat dan Perempuan dan Keluarga Berencana
(BPMPKB) Provinsi DKI Jakarta Nomor 380 Tahun 2013 tentang
Pembentukan Tim Pelaksanaan Kota Layak Anak di Provinsi DKI Jakarta;
dan (ii) Surat Keputusan Kepala Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak
dan Pengendalian Penduduk Provinsi DKI Jakarta Nomor 238 Tahun 2017
tentang Pembentukan Forum Anak Daerah.
Untuk mendukung penguatan kelembagaan Kota Layak Anak dalam rangka
memenuhi keduapuluh empat indikator Kota Layak Anak, maka dibentuk
juga beberapa lembaga yang diatur melalui Peraturan dan Keputusan
Gubernur Provinsi DKI Jakarta lainnya, yaitu:
1. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 21 Tahun 2011 tentang
Komite Perlindungan Rehabilitasi Sosial Anak Berhadapan dengan
Hukum
2. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 55 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Kelompok Kerja Gerakan Sayang Ibu (POKJA GSI)
3. Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 349 Tahun 2015
tentang Tim Pelaksana Pembangunan dan Pemeliharaan Ruang Publik
Terpadu Ramah Anak
2.3.3 Penetapan Kabupaten/Kota Administrasi sebagai Lokasi
Pengembangan Kota Layak Anak
Setelah melakukan penguatan kelembagaan melalui pembentukan beberapa
Gugus Tugas terkait Kota Layak Anak, pencapaian Kota Layak Anak juga
perlu dilaksanakan dan dikembangkan secara nyata di wilayah Provinsi DKI
Jakarta. Oleh karena itu, sejak tahun 2011 secara bertahap ditetapkan
Kabupaten/Kota Administrasi sebagai lokasi pengembangan Kota Layak
Anak, yang diatur pada Keputusan Gubernur berikut:
1. Keputusan Gubernur Nomor 394 Tahun 2011 tentang Penetapan Kota
Administrasi Jakarta Pusat, Kota Administrasi Jakarta Utara dan Kota
Administrasi Jakarta Selatan sebagai Kota Pengembangan Kota Layak
Anak

Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022


2. Keputusan Gubernur Nomor 736 Tahun 2013 tentang Penetapan Kota
Administrasi Jakarta Timur, Kota Administrasi Jakarta Barat dan
Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu sebagai Pengembangan
Kota/Kabupaten Layak Anak.
2.3.4 Penyediaan Data
Salah satu faktor penting yang turut menentukan keberhasilan perwujudan
Jakarta sebagai Kota Layak Anak adalah ketersediaan data yang lengkap,
baru (up to date) dan valid. Upaya penyediaan data ini telah diatur dalam
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 147 Tahun 2013 tentang
Penyediaan Data Sasaran Kegiatan Secara Terpilah menurut Jenis Kelamin
dan Anak. Penyediaan data tersebut diharapkan dapat dilaksanakan dan
dipergunakan dengan baik guna mendukung percepatan pencapaian Kota
Layak Anak di Provinsi DKI Jakarta.
2.3.5 Upaya Percepatan Pencapaian Kota Layak Anak
Disamping menginternalisasikan konsep Kota Layak Anak ke dalam
kebijakan dan regulasi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, berbagai inisiatif
dalam rangka mempercepat pencapaian Kota Layak Anak juga
dilaksanakan. Salah satu inisiatif yang sudah secara baik dikenal oleh publik
adalah dibangunnya Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA). RPTRA
telah menjadi ikon penyediaan ruang publik dan Kota Layak Anak di
Indonesia. Pengembangan RPTRA ditetapkan melalui Keputusan Gubernur
Provinsi DKI Jakarta Nomor 139 Tahun 2016 tentang Pemanfaatan Ruang
dalam Rangka Kegiatan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA).
Sebanyak 292 RPTRA yang tersebar di wilayah Provinsi DKI Jakarta telah
berkontribusi terhadap pemenuhan 24 indikator Kota Layak Anak. Adapun 24
indikator Kota Layak Anak yang diterapkan di RPTRA dapat dilihat pada
Tabel 2.1 berikut:
Tabel 2.1 Penerapan Indikator Kota Layak Anak di RPTRA

No Indikator Penerapan di RPTRA


1. Peraturan dan kebijakan daerah Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor
terkait KLA 139 Tahun 2016 tentang Pemanfaatan Ruang
dalam Rangka Kegiatan Ruang Publik Terpadu
Ramah Anak (RPTRA)
2. Terlembaganya KLA Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor
349 Tahun 2015 tentang Tim Pelaksana
Pembangunan dan Pemeliharaan Ruang Publik
Terpadu Ramah Anak
3. Keterlibatan Dunia Usaha & Sering diselenggarakan kegiatan CSR untuk anak
Media Massa yang diselenggarakan di RPTRA oleh Dunia Usaha
dan diliput oleh Media Massa
4. Registrasi Anak Registrasi anak di RPTRA telah terintegrasi dengan
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
5. Informasi Layak Anak Terdapat Pusat Informasi dan Konsultasi (PIK)

30 Desain Besar Ja
No Indikator Penerapan di RPTRA
Remaja
6. Partisipasi Anak Kegiatan Forum Anak
7. Pencegahan terhadap Terdapat Pusat Informasi dan Konsultasi (PIK)
Perkawinan Anak Remaja
8. Lembaga Konsultasi untuk Kegiatan Bina Keluarga Balita dan Pendidikan Anak
Pengasuhan Terhadap Keluarga Usia Dini (BKB-PAUD), Bina Keluarga Remaja
(BKR)
9. Lembaga Pengasuhan Alternatif Kegiatan Bina Keluarga Balita dan Pendidikan Anak
untuk keluarga Usia Dini (BKB-PAUD), Bina Keluarga Remaja
(BKR)
10. Infrastruktur Ramah Anak Terdapat tempat bermain anak, perpustakaan
ramah anak, tempat berolah raga ramah anak
11. Terintegrasi dengan Persalinan Kegiatan Pelayanan Kesehatan dan KB
di Fasilitas Kesehatan
12. Terintegrasi dengan Gizi Balita Kegiatan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)
dan Anak di Puskesmas/Fasilitas
Kesehatan lainnya
13. Terintegrasi dengan Puskesmas Tersedia ruang laktasi
untuk Pemberian Makanan
Balita dan Anak (PMBA)
14. Fasilitas Kesehatan dengan Kegiatan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), dan
Pelayanan Ramah Anak tersedia ruang laktasi
15. Tersedia Air Minum dan Sanitasi Tersedia akses terhadap air bersih dan tersedia
yang Bersih toilet yang memiliki fasilitas sanitasi yang layak
16. Kawasan Tanpa Rokok Seluruh bagian wilayah RPTRA merupakan
kawasan tanpa rokok
17. Terintegrasi dengan PAUD-HI Terdapat tempat bermain anak, perpustakaan
ramah anak, tempat berolah raga ramah anak
18. Terintegrasi dengan Pendidikan Terdapat kegiatan Wajib Belajar 12 Tahun
Wajib Belajar 12 Tahun
19. Terintegrasi dengan Sekolah Kegiatan PAUD-HI yang dilaksanakan di RPTRA
Ramah Anak (SRA) menggunakan tempat bermain anak, perpustakaan
ramah anak, tempat berolah raga ramah anak
20. Pusat Kreativitas Anak (PKA) Tempat bermain anak, perpustakaan ramah anak,
tempat berolah raga ramah anak dapat difungsikan
sebagai Pusat Kreativitas Anak untuk belajar
keterampilan dan kesenian
21. Perlindungan terhadap Korban Terdapat pos pengaduan kekerasan perempuan
Kekerasan & Eksploitasi dan anak (traficking)
22. Perlindungan terhadap Korban Terdapat pos pengaduan kekerasan perempuan
Pornografi dan anak (traficking)
23. Perlindungan untuk Disabilitas RPTRA pada situasi dan kondisi tertentu dapat
dan Penyediaan Sarana dimanfaatkan sebagai tempat penampungan
Disabilitas sementara bagi pengungsi yaitu masyarakat umum
korban bencana (Perempuan dan Anak
Khususnya).
24 Perlindungan untuk Anak Terdapat Pusat Informasi dan Konsultasi (PIK)
Berhadapan dengan Hukum Remaja

Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022


Inisiatif lainnya dalam rangka memenuhi indikator menuju Kota Layak Anak
diwujudkan dalam penyediaan ruang laktasi di gedung pemerintah daerah
yang diatur dalam Instruksi Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 90 Tahun
2017 tentang Penyediaan Ruang Laktasi/Menyusui di Gedung Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta. Disamping itu, pengembangan Kota Layak Anak juga
diwujudkan melalui penerapan Sekolah Aman Bencana yang diperkuat
dengan dikeluarkannya Peraturan Gubernur Nomor 187 Tahun 2016 tentang
Penerapan Sekolah dan Madrasah Aman Bencana (SMAB).
2.3.6 Penghargaan terkait Kota Layak Anak
Selain dilaksanakannya berbagai inisiatif yang sudah membawa perubahan,
pencapaian Kota Layak Anak semakin terlihat nyata dengan diperolehnya 10
(sepuluh) penghargaan terkait perwujudan Jakarta sebagai Kota Layak Anak.
Pada tahun 2015, Jakarta Timur merupakan Kota Administrasi pertama yang
memperoleh Penghargaan Menuju Kota Layak Anak tingkat Pratama.
Sedangkan Kota Administrasi lainnya, yaitu Kota Administrasi Jakarta Utara,
Kota Administrasi Jakarta Barat, Kota Administrasi Jakarta Selatan, dan Kota
Administrasi Jakarta Pusat menerima penghargaan tersebut pada tahun
2017. Dengan demikian, satu-satunya wilayah yang belum menerima
penghargaan tersebut adalah Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu.
Selanjutnya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta meraih penghargaan dalam
lomba Kota Layak Anak (KLA) Tahun 2017 untuk kategori Percepatan
Cakupan Pemberian Akta Kelahiran Anak tingkat Madya, kemudian
menerima penghargaan sebagai Pembina Kota Layak Anak untuk tingkat
Provinsi. Penghargaan ini diserahkan langsung oleh Menteri Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia kepada Gubernur
Provinsi DKI Jakarta.
Inisiatif lainnya dalam rangka memenuhi indikator menuju Kota Layak Anak
dan mewujudkan Jakarta menjadi Kota Layak Anak adalah penerapan
Sekolah dan Madrasah Aman Bencana (SMAB), Sekolar Ramah Anak
(SRA), dan Puskesmas Ramah Anak. Hingga kini, telah dicanangkan
Program SMAB di 400 Sekolah dan Madrasah se-DKI Jakarta. Pada tahun
2017, Madrasah Ibtidaiyah Al-Muttaqin Penjaringan berhasil menerima
penghargaan “Implementasi Program Sekolah dan Madrasah Aman Bencana
(SMAB) terbaik se-Asia Tenggara”. Selanjutnya pada tahun yang sama, SMA
Negeri 30 Jakarta Selatan mendapatkan penghargaan Sekolah Ramah
Anak. Sedangkan Puskesmas Kelurahan Petojo Selatan, mendapatkan
penghargaan sebagai Puskesmas Ramah Anak.

32 Desain Besar Ja
III. Penyusunan Desain Besar

3.1 METODE PENYUSUNAN DESAIN BESAR

Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018-2018 disusun


menggunakan metode kualitatif yang berfokus pada proses dan dampak dari
hasil yang akan dicapai. Disamping menggunakan metode kualitatif,
penyusunan Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak dilandasi dan
menggunakan teori Perencanaan Kolaboratif.
Perencanaan kolaboratif adalah sebuah proses interaktif dari perwujudan
konsensus 16, penyusunan rencana, dan implementasinya 17 sebagai sebuah
cara untuk membangun jaringan dan untuk meningkatkan penyampaian
pemahaman diantara para pemangku kepentingan terkait 18. Perencanaan
kolaboratif diwujudkan melalui kegiatan-kegiatan yang melibatkan pemangku
kepentingan terkait yang meliputi unsur Pemerintah Provinsi DKI Jakarta,
Organisasi Non-Pemerintah, Forum Anak Jakarta, Sektor Swasta, dan
Media.
Salah satu perwujudan perencanaan kolaboratif dituangkan ke dalam
kegiatan interaktif yaiitu Diskusi Kelompok Terfokus/Focus Group Discussion
(FGD), yang akan dijelaskan bersama kegiatan penyusunan Desain Besar
lainnya pada Sub Bab 3.2.

3.2 KEGIATAN PENYUSUNAN

Kegiatan penyusunan Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018-
2022 merupakan pengejawantahan dari metode kualitatif dan perencanaan
kolaboratif yang dimulai pada tanggal 12 April 2017. Kegiatan perdana
ditandai dengan diselenggarakannya Rapat Perdana Pembahasan
Penyusunan Desain Besar Jakarta menuju Kota Layak Anak. Kegiatan
kolaboratif yang telah dilakukan, yaitu: Rapat Koordinasi, Lokakarya yang
meliputi kegiatan Diskusi Kelompok Terfokus/Focus Group Discussion
(FGD), dan Diskusi Bersama Forum Anak Jakarta. Adapun alur waktu
kegiatan penyusunan Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018-
2022 dapat dilihat pada Gambar 3.1.

16
Healey, P. 2006. Collaborative planning: shaping places in fragmented societies.
Basingstoke, England: Palgrave Macmillan.
17
Margerum, R.D. (2002). Collaborative planning: building consensus and building a distinct
model for practice. Journal of Planning Education and Research, 21(3), 237-253.
18
Innes, J, & Booher, D.E. (2000). Indicators for sustainable communities: a strategy
building on complexity theory and distributed intelligence. Planning Theory and Practice,
1(2), 273.

Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022


Sumber: Konsultan Jakarta menuju Kota Layak Anak, 2018

Gambar 3.1 Alur Waktu Kegiatan Penyusunan Desain Besar


Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018-2022

Kegiatan yang dilakukan telah menghasilkan beberapa output, yaitu:


1. Terwadahinya Forum Kota Layak Anak

2. Prosiding Lokakarya I Jakarta Menuju Kota Layak Anak

34 Desain Besar Ja
3. Prosiding Lokakarya II Jakarta Menuju Kota Layak Anak

4. Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018-2022

3.2.1 Identifikasi dan Pengumpulan Data


Identifikasi dan pengumpulan data dari beberapa OPD di Provinsi DKI
Jakarta mengenai program Kota Layak Anak, laporan pelaksanaan kegiatan
Kota Layak Anak, serta data mitra yang bekerjasama dengan OPD terkait
pelaksanaan kegiatan Kota Layak Anak.

Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022


3.2.2 Diskusi Kelompok Terfokus/Focus Group Discussion (FGD)
Diskusi Kelompok Terfokus/Focus Group Discussion (FGD) merupakan
kegiatan yang menjadi bagian dari Lokakarya I Jakarta Menuju Kota Layak
Anak serta Lokakarya II Jakarta Menuju Kota Layak Anak. Pada masing-
masing lokakarya tersebut, FGD secara eksklusif melibatkan pemangku
kepentingan terkait yang dikelompokkan berdasar enam klaster utama dari
konsep Kota Layak Anak, yaitu:
• Kelembagaan
• Klaster 1 : Hak Sipil dan Kebebasan
• Klaster 2 : Lingkungan Keluarga dan Pengasuhan Alternatif
• Klaster 3 : Kesehatan Dasar dan Kesejahteraan
• Klaster 4 : Pendidikan, Pemanfaatan Waktu Luang, dan Kegiatan
Budaya
• Klaster 5 : Perlindungan Khusus

FGD tersebut dilakukan untuk memverifikasi dan mengevaluasi capaian


indikator Kota Layak Anak, sebagai bahan untuk merumuskan Desain Besar.
Mengingat pentingnya peranan dan partisipasi anak dalam rangka
mewujudkan Jakarta yang Layak Anak, selain FGD yang dilakukan pada
Lokakarya, juga dilakukan FGD bersama Forum Anak Jakarta (Foraja) pada
27 Agustus 2017 untuk memberikan masukan pada draft Desain Besar yang
sedang disusun.
3.2.3 Lokakarya I Jakarta Menuju Kota Layak Anak
Penyusunan Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak melibatkan dua
kegiatan Lokakarya besar, yaitu Lokakarya I Jakarta Menuju Kota Layak
Anak dan Lokakarya II Jakarta Menuju Kota Layak Anak.
Lokakarya I dilaksanakan pada tanggal 23 Mei 2017 di Lantai 22 Blok G,
Gedung Balai Kota Provinsi DKI Jakarta. Untuk dapat mengoptimalkan
lokakarya dan mencapai target yang diharapkan, maka kegiatan ini
mengundang penanggung jawab program terkait pelaksanaan Kota Layak
Anak di masing-masing OPD di Provinsi DKI Jakarta.
Hasil dari Lokakarya I ini adalah adanya rumusan bahan penyusunan Desain
Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak yang berupa draf pertama Rencana
Aksi Jakarta Menuju Kota Layak Anak. Draf ini memuat landasan hukum,
cakupan/ukuran capaian indikator, sumber anggaran, capaian dan upaya
yang telah dilakukan, serta peranan pemangku kepentingan terkait dalam
upaya mewujudkan Jakarta sebagai Kota Layak Anak.

36 Desain Besar Ja
Sumber: Dokumentasi Konsultan Kota Layak Anak, 2017

Dokumentasi Lokakarya I Jakarta Menuju Kota Layak Anak

3.2.4 Lokakarya II Jakarta Menuju Kota Layak Anak


Lokakarya II dilaksanakan pada tanggal 12 Oktober 2017 di Ballroom Best
Western Hotel, Mangga Dua Selatan, Kota Jakarta Pusat. Lokakarya ini
diselenggarakan untuk mengkonfirmasi dan memberikan masukan final
untuk Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak yang nantinya
diharapkan dapat menjadi acuan pemangku kepentingan di Provinsi DKI
Jakarta dalam menjalankan konsep Kota Layak Anak, mulai dari tingkat RW
hingga tingkat Provinsi.

Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022


Hasil dari Lokakarya ini, diantaranya adalah adanya masukan final pada draft
Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak, yaitu: visi dan misi; landasan
hukum; strategi pencapaian; kriteria penilaian kota layak anak mulai tingkat
RW hingga tingkat Provinsi; cakupan/ukuran capaian indikator; serta
rencana aksi Kota Layak Anak mulai tahun 2018 hingga tahun 2022.

Sumber: Dokumentasi Konsultan Kota Layak Anak, 2017

Dokumentasi Lokakarya II Jakarta Menuju Kota Layak Anak

3.2.5 Peluncuran Awal Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak
Plan International Indonesia menyelenggarakan Peluncuran Awal Desain
Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018-2022 yang dikemas dalam
bentuk kegiatan Diskusi Bersama Forum Anak Se-DKI Jakarta. Kegiatan
tersebut diselenggarakan pada tanggal 17 Desember 2017, di RPTRA
Kalijodo, Kelurahan Angke, Kecamatan Tambora, Kota Administratif Jakarta
Barat.
Beberapa hasil dari diskusi bersama Forum Anak se-DKI Jakarta, yaitu:
• Dalam upaya perwujudan Jakarta menuju Kota Layak Anak, Forum
Anak/Remaja Jakarta dapat berperan pada: (i) proses perencanaan; (ii)
fasilitasi pelaksanaan kegiatan; (iii) edukasi publik; serta (iv)
pemantauan dan evaluasi.

38 Desain Besar Ja
• Keberadaan Forum Anak Jakarta (Foraja) masih terkendala oleh belum
adanya Surat Keputusan (SK) Gubernur Provinsi DKI Jakarta mengenai
pembentukan Forum Anak Jakarta. SK Gubernur tersebut diharapkan
dapat mengoptimalkan peranan Foraja untuk mewakili suara anak
Jakarta dalam rangka mewujudkan Jakarta sebagai Provinsi Layak
Anak di tahun 2022.
• Forum Anak Jakarta baru terbentuk di tingkat Provinsi dan di 5 (lima)
wilayah Kota Administratif. Seyogyanya, Foraja terbentuk sampai pada
tingkat Kecamatan.
• Alokasi dana untuk kegiatan Foraja masih belum tersedia, termasuk
mekanisme pengusulannya.
• Keterlibatan Foraja dalam proses pembangunan, seperti Musyawarah
Perencanaan Pembangunan (Musrenbang), rapat atau lokakarya
bersama pemangku kepentingan terkait, masih terkendala oleh waktu
sekolah.
• Dalam kegiatan Musyawarah Perencanaan Pembangunan
(Musrenbang), Foraja jarang dilibatkan secara aktif untuk
menyampaikan pendapat atau berdiskusi.

Sumber: Dokumentasi Konsultan Kota Layak Anak, 2017

Dokumentasi Peluncuran Awal Desain Besar


Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018-2022

Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022


3.3 PIHAK YANG TERLIBAT

Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak ini diinisiasi oleh
Kedeputian Gubernur Provinsi DKI Jakarta bidang Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup bermitra dengan Plan International Indonesia. Dalam
proses penyusunannya, Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak
melibatkan beberapa pemangku kepentingan, diantaranya seperti yang
terdapat dalam tabel 3.1 berikut:

Tabel 3.1 Daftar Pemangku Kepentingan yang Terlibat dalam


Penyusunan Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak
KATEGORI UNSUR
Instansi Vertikal 1. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak Republik Indonesia
2. Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia
3. Kepolisian Daerah Metro Jaya
4. Badan Narkotika Nasional Provinsi DKI Jakarta
5. Kanwil Agama Provinsi DKI Jakarta
6. Kanwil Kemenkum HAM Provinsi DKI Jakarta
Pemerintah Provinsi 7. Bappeda Provinsi DKI Jakarta
DKI Jakarta 8. BPBD Provinsi DKI Jakarta
9. Badan Pengelola Aset Daerah Provinsi DKI Jakarta
10. Dinas Pemebrdayaan, Perlindungan Anak dan Pengendalian
Penduduk Provinsi DKI Jakarta
11. Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta
12. Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta
13. Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta
14. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI
Jakarta
15. Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta
16. Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta
17. Dinas Pariwisata dan Budaya Provinsi DKI Jakarta
18. Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Provinsi
DKI Jakarta
19. Dinas Komunikasi, Informasi, dan Statistik Provinsi DKI Jakarta
20. Dinas Kehutanan Provinsi DKI Jakarta
21. Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian Provinsi
DKI Jakarta
22. Dinas Tenaga Kerja Provinsi DKI Jakarta
23. Dinas Bina Marga Provinsi DKI Jakarta
24. Dinas Pemadam Kebakaran Provinsi DKI Jakarta
25. Dinas Cipta Karya, Tata Ruang, dan Pertanahan Provinsi DKI
Jakarta

40 Desain Besar Ja
KATEGORI UNSUR
26. Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi DKI Jakarta
27. Dinas Sumber Daya Air Provinsi DKI Jakarta
28. Kantor Walikota Kota Administratif Jakarta Utara, Provinsi DKI
Jakarta
29. Kantor Walikota Kota Administratif Jakarta Timur, Provinsi DKI
Jakarta
30. Kantor Walikota Kota Administratif Jakarta Selatan, Provinsi
DKI Jakarta
31. Kantor Walikota Kota Administratif Jakarta Barat, Provinsi DKI
Jakarta
32. Kantor Walikota Kota Administratif Jakarta Pusat, Provinsi DKI
Jakarta
33. Kantor Bupati Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu
Provinsi DKI Jakarta
34. Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi DKI Jakarta
35. Biro Pendidikan Mental dan Spiritual Provinsi DKI Jakarta
36. Biro Kesejahteraan Sosial Provinsi DKI Jakarta
37. Biro Hukum Provinsi DKI Jakarta
38. Biro Tata Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta
39. Sudin PPAPP Provinsi DKI Jakarta
40. UPT P2TP2A Provinsi DKI Jakarta
Organisasi Masyarakat 41. Plan Internasional Indonesia
42. United Cities and Local Governments Asia Pacific (UCLG
ASPAC)
43. Wahana Visi Indonesia (WVI)
44. American Red Cross
45. Yayasan Cipta Asa Nusantara
46. Rebana Indonesia
47. Yayasan Ibu
48. Bandungwangi
49. YKRI
50. Institute for Criminal Justice Reform (ICJR)
51. ECPAT Indonesia
52. Semai Jiwa Amini (SEJIWA)
53. SOS Children’s Villages Indonesia
54. Rutgers WPF Indonesia
55. PKK Provinsi DKI Jakarta
Kelompok 56. Forum Anak Jakarta (Foraja)
Anak/Remaja
Dunia Usaha 57. PT. Intiland Development, Tbk
58. Yayasan Dharma Suci
59. PD. Pasar Jaya

Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022


KATEGORI UNSUR
Media 60. beritajakarta.id
61. JTV (Jawa Pos Media Televisi)
62. The Jakarta Post
Perguruan Tinggi 63. Universitas Atma Jaya
64. Laboratorium Ilmu Perilaku Universitas Kristen Krida Wacana

42 Desain Besar Ja
IV. Visi, Misi, dan Strategi

4.1 VISI JAKARTA MENUJU KOTA LAYAK ANAK

Visi Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018-2022 adalah: “DKI
Jakarta Sebagai Center of Excellence Kota Layak Anak”. Visi tersebut
menunjukkan bahwa Jakarta berkomitmen untuk mewujudkan Kota Layak
Anak di Tahun 2022 sehingga dapat menjadi contoh yang baik bagi Provinsi
dan Kota lainnya di Indonesia.

4.2 MISI JAKARTA MENUJU KOTA LAYAK ANAK

Visi Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018-2022 kemudian
dijabarkan ke dalam beberapa misi yang mewakili setiap klaster Kota Layak
Anak. Misi tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Misi Jakarta Menuju Kota Layak Anak


No. Klaster Misi
I Kelembagaan 1. Menjadikan Kota Layak Anak sebagai
gerakan masyarakat yang dimulai dari
keluarga
2. Menjadikan RW, Kelurahan, Kecamatan,
Kab./Kota, dan Provinsi Layak Anak
II Klaster I: Hak Sipil dan 3. Setiap anak teregistrasi dan mendapatkan
Kebebasan akta kelahiran
III Klaster II: Lingkungan 4. Menghapuskan perkawinan anak
Keluarga dan Pengasuhan
Alternatif 5. Menjadikan orang tua sebagai pendidik
pertama dan utama
6. Menjadikan RPTRA sebagai wadah untuk
memfasilitasi partisipasi anak dan membentuk
akhlak dan budi pekerti anak
IV Klaster III: Kesehatan Dasar 7. Menjadikan setiap layanan kesehatan ramah
dan Kesejahteraan anak
V Klaster IV: Pendidikan, 8. Menjadikan setiap sekolah ramah anak
Pemanfaatan Waktu Luang,
dan Kegiatan Budaya
VI Klaster V: Perlindungan 9. Mencegah kekerasan dan eksploitasi
Khusus terhadap anak
10. Mencegah penyalahgunaan dan peredaran
gelap narkoba

Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022


No. Klaster Misi
11. Perlindungan anak pada situasi darurat
bencana dan kebakaran
12. Meningkatkan layanan prima untuk anak
dengan perlindungan khusus

Sumber: Lokakarya II Jakarta Menuju Kota Layak Anak, 2017

4.3 STRATEGI JAKARTA MENUJU KOTA LAYAK ANAK

Untuk mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan, diperlukan strategi
Jakarta Menuju Kota Layak Anak, seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 4.1,
yang terdiri dari 4 (empat) hal pokok, yaitu:
1. Citra (Branding), yaitu pengembangan citra Jakarta sebagai Kota yang
berkomitmen untuk memenuhi hak anak dan memperbaiki kualitas demi
mendukung peningkatan kualitas anak.
2. Kampiun (Champion), yaitu pengorganisasian kampiun-kampiun yang
menjadi motor penggerak bagi pelaksanaan program Kota Layak Anak
demi mewujudkan Jakarta sebagai Kota Layak Anak
3. Inovasi, yaitu penginisiasian terobosan berupa konsep, model atau
teknologi yang dapat mendukung perwujudan Jakarta sebagai Kota
Layak Anak.
4. Pengelolaan Pengetahuan (Knowledge Management), yaitu
pengumpulan dan pendiseminasian informasi terkait dengan Kota Layak
Anak yang dapat diakses oleh setiap pemangku kepentingan.
5. Internalisasi, yaitu pengintegrasian Desain Besar Jakarta Menuju Kota
Layak Anak 2018-2022 ke dalam dokumen Kebijakan Pembangunan
Provinsi DKI Jakarta, diantaranya RPJMD 2018-2022, Rencana
Strategis OPD, dan RKPD.

Gambar 4.1 Strategi Jakarta Menuju Kota Layak Anak

44 Desain Besar Ja
V. Peta Jalan dan Rencana Aksi

5.1 Peta Jalan Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018-2022

Alur perwujudan Jakarta sebagai Kota Layak Anak diawali dengan terjalinnya
komitmen para pemangku kepentingan yang meliputi pemerintah,
masyarakat, dunia usaha, dan media. Dengan terjalinnya komitmen yang
kuat, maka masing-masing pemangku kepentingan, terutama pemerintah,
dapat melaksanakan tugas dan kewajibannya yang terkait dengan
perwujudan Kota Layak Anak.
Sebagai bentuk perwujudan dari komitmen tersebut, yang berkesesuaian
dengan visi dan misi Jakarta Menuju Kota Layak Anak, ditetapkan peta
jalan/road map yang meliputi:
1. Indikator Kota Layak Anak yang terdapat di tingkat RW, Kelurahan,
Kecamatan, Kabupaten/Kota Administrasi, dan Provinsi
2. Target pencapaian indikator Kota Layak Anak yang terdapat di tingkat
RW, Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten/Kota Administrasi, dan Provinsi
untuk jangka waktu lima tahun ke depan
3. Uji coba KLA mulai tingkat RW hingga tingkat Provinsi, yang dilanjutkan
dengan implementasinya hingga lima tahun ke depan hingga mencapai
Provinsi DKI Jakarta Layak Anak di tahun 2022

Gambar 5.1 Peta Jalan Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018-2022

Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022


5.1.1 Indikator Kota Layak Anak dan Target Pencapaiannya di Setiap
Tingkatan Pemerintahan
Pelaksanaan indikator Kota Layak Anak di Jakarta dibagi ke dalam 5 (lima)
klasifikasi berdasarkan tingkat pemerintahan mulai dari tingkat RW hingga
tingkat Provinsi. Setelah ditentukan indikator Kota Layak Anak yang terdapat
di masing-masing tingkatan pemerintahan mulai dari tingkat RW hingga
tingkat Provinsi, kemudian ditentukan target pencapaiannya sebagai tolak
ukur keberhasilan. Indikator Kota Layak Anak dan target pencapaiannya di
masing-masing tingkatan pemerintahan adalah sebagai berikut:
1. RW Layak Anak
RW Layak Anak dicapai melalui pemenuhan 11 (sebelas) indikator Kota
Layak Anak, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 5.2. Kesebelas
indikator tersebut harus terpenuhi 100% agar sebuah RW mendapatkan
kategori RW Layak Anak. Dengan demikian, seluruh RW di Provinsi DKI
Jakarta ditargetkan sudah mencapai kategori RW Layak Anak pada tahun
2019.

Sumber: Kementerian PPPA, 2017

Gambar 5.2 Indikator Kota Layak Anak di Tingkat RW

46 Desain Besar Ja
2. Kelurahan Layak Anak
Kelurahan Layak Anak dicapai melalui pemenuhan 14 indikator yang
terdiri atas 11 indikator pada tingkat RW dan 3 indikator pada tingkat
Kelurahan, seperti yang ditunjukkan Gambar 5.3. Setiap Kelurahan akan
mendapatkan kategori Kelurahan Layak Anak jika 70% RW di wilayah
kelurahan tersebut sudah mencapai kategori RW Layak Anak, dan
minimal 2 dari 3 indikator pada tingkat kelurahan terpenuhi. Seluruh
Kelurahan di Provinsi DKI Jakarta ditargetkan sudah mencapai kategori
Kelurahan Layak Anak pada tahun 2019.

Sumber: Kementerian PPPA, 2017

Gambar 5.3 Indikator Kota Layak Anak di Tingkat Kelurahan

3. Kecamatan Layak Anak


Kecamatan Layak Anak dicapai melalui pemenuhan 19 indikator pada
kategori Kecamatan Layak Anak, yang terdiri atas 14 indikator pada
tingkat Kelurahan dan 5 indikator pada tingkat Kecamatan, seperti yang
ditunjukkan Gambar 5.4. Setiap Kecamatan baru mendapatkan kategori
Kecamatan Layak Anak jika 80% Kelurahan di wilayah Kecamatan sudah
mencapai kategori Kelurahan Layak Anak, dan minimal 4 dari 5 indikator
pada tingkat kelurahan terpenuhi. Seluruh Kecamatan di Provinsi DKI
Jakarta ditargetkan sudah mencapai kategori Kecamatan Layak Anak
pada tahun 2020.

Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022


Sumber: Kementerian PPPA, 2017

Gambar 5.4 Indikator Kota Layak Anak di Tingkat Kecamatan

4. Kabupaten/Kota Administrasi Layak Anak


Kabupaten/Kota Administrasi Layak Anak dicapai melalui pemenuhan 22
indikator, yang terdiri atas 19 indikator pada tingkat Kecamatan dan 3
indikator pada tingkat Kabupaten/Kota Administrasi, seperti yang
ditunjukkan Gambar 5.5. Setiap Kabupaten/Kota Administrasi akan
mendapatkan kategori Kabupaten/Kota Layak Anak jika 70% Kecamatan
di wilayah Kabupaten/Kota sudah mencapai kategori Kecamatan Layak
Anak, dan minimal 2 dari 3 indikator pada tingkat Kabupaten/Kota
terpenuhi. Seluruh Kabupaten/Kota di Provinsi DKI Jakarta ditargetkan
sudah mencapai kategori Kabupaten/Kota Layak Anak pada tahun 2021.
5. Provinsi Layak Anak
Provinsi DKI Jakarta Layak Anak dicapai melalui pemenuhan 24 indikator,
yang terdiri atas 22 indikator pada tingkat Kabupaten/Kota Administrasi
dan 2 indikator pada tingkat Provinsi, seperti yang terlihat pada Gambar
5.6. Provinsi DKI Jakarta akan mendapatkan kategori Provinsi Layak
Anak jika semua Kabupaten/Kota Administrasi sudah mencapai kategori
Kelurahan Layak Anak, dan 2 indikator pada tingkat Provinsi sudah
terpenuhi. Provinsi DKI Jakarta ditargetkan sudah mencapai kategori
Kecamatan Layak Anak pada tahun 2022

48 Desain Besar Ja
Sumber: Kementerian PPPA, 2017

Gambar 5.5 Indikator Kota Layak Anak


di Tingkat Kabupaten/Kota Administrasi

Sumber: Kementerian PPPA, 2017

Gambar 5.6 Indikator Kota Layak Anak di Tingkat Provinsi

Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022


5.1.2 Kerangka Pencapaian Jakarta Menuju Provinsi Layak Anak 2018-
2022
Target pencapaian indikator yang telah ditentukan, kemudian
dijabarkan ke dalam kerangka pencapaian yang dilaksanakan pada masing-
masing Kabupaten/Kota Administrasi di Provinsi DKI Jakarta, mulai tahun
2018 hingga tahun 2022 hingga mencapai Provinsi Layak Anak di tahun
2022. Kerangka pencapaian Jakarta menuju Provinsi Layak Anak 2018–2022
dapat dilihat pada Tabel 5.1.
Tabel 5.1 Kerangka Pencapaian
Jakarta menuju Provinsi Layak Anak 2018–2022
Kabupaten/Kota Provinsi DKI
RW Layak Kelurahan Kecamatan
Wilayah Administrasi Jakarta Layak
Anak Layak Anak Layak Anak
Layak Anak Anak
Kep. Seribu 100% 70% RW dalam 80% x 6 100% x 2
Indikator kelurahan Kelurahan Kecamatan
Terpenuhi Layak Anak Layak Anak Layak Anak
Jakarta 100% 70% RW dalam 80% x 56 70% x 8
Barat Indikator kelurahan Kelurahan Kecamatan
Terpenuhi Layak Anak Layak Anak Layak Anak
Jakarta 100% 70% RW dalam 80% x 44 70% x 8
Pusat Indikator kelurahan Kelurahan Kecamatan 100%
Terpenuhi Layak Anak Layak Anak Layak Anak Kabupaten/Kota
Jakarta 100% 70% RW dalam 80% x 65 70% x 10 Administrasi
Selatan Indikator kelurahan Kelurahan Kecamatan Layak Anak
Terpenuhi Layak Anak Layak Anak Layak Anak
Jakarta 100% 70% RW dalam 80% x 65 70% x 10
Timur Indikator kelurahan Kelurahan Kecamatan
Terpenuhi Layak Anak Layak Anak Layak Anak
Jakarta 100% 70% RW dalam 80% x 31 70% x 6
Utara Indikator kelurahan Kelurahan Kecamatan
Terpenuhi Layak Anak Layak Anak Layak Anak
Target 11 Indikator 3 Indikator 5 Indikator 3 Indikator 2 Indikator
Tahun 2019 2019 2020 2021 2022
Pencapaian

5.2 Rencana Aksi Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018-2022

Rencana aksi merupakan muatan inti Desain Besar Jakarta Menuju Kota
Layak Anak 2018-2022 yang disusun secara kolaboratif. Rencana Aksi Kota
Layak Anak 2018-2022, yang ditunjukkan oleh Tabel 5.2, merupakan bentuk
penjabaran dan rincian dari acuan penting untuk mengembangkan Kota
Layak Anak secara sistematis, terarah, dan tepat sasaran. Rencana aksi ini
dapat menjadi pedoman bagi pemangku kepentingan terkait dalam rangka
mewujudkan Jakarta sebagai Center of Excellence Kota Layak Anak di tahun
2022.

50 Desain Besar Ja
Rencana aksi ini memuat penjabaran aksi yang dapat dilakukan sesuai
dengan indikator Kota Layak Anak pada masing-masing klaster, yang
memuat beberapa hal, yaitu: (i) ukuran ketercapaian masing-masing
indikator; (ii) tingkat pelaksanaan mulai dari RW hingga Provinsi; (iii)
penanggung jawab; (iv) lembaga mitra; (v) peranan penanggung jawab dan
lembaga mitra; serta (vi) target pencapaian pada tahun 2018 hingga tahun
2022.
Rencana aksi yang merupakan usulan dari Forum Anak Jakarta, juga dapat
dilihat pada Tabel 5.3.

Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022


Tabel 5.2 Rencana Aksi Desain Besar Jakarta menuju Kota Layak Anak 2018-2022

Tingkat Pelaksanaan Target (Tahun) Penanggung jawab


No. Klaster/ Indikator Ukuran Peran Lembaga Mitra
RW Kel. Kec Kota Prov 18 19 20 21 22 dan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
I. KELEMBAGAAN

1. Tersedia • Ada dan √ • Menyiapkan √ Dinas PPAPP Sekertaris


19
Peraturan/ dilaksanakan naskah menjadi Daerah – Bagian
Kebijakan Daerah akademik penanggung jawab Peraturan
tentang • Uji publik √ keseluruhan pada Perundang-
Kabupaten/ Kota • Mendengarkan √ kegiatan harian Undangan –– Biro
Layak Anak usulan Forum Hukum - Asisten
Anak/ Pemerintahan -
sejenisnya Subbagian
√ Peraturan
• Mengundang-
Perundang-
kan Perda KLA
undangan Bagian
• Sosialisasi dan √ √ √
Pembangunan dan
Advokasi Perda
Lingkungan Hidup;
KLA Subbagian
Peraturan
Perundang-
undangan Bidang
Pemerintahan dan
Kesejahteraan
Rakyat

Bappeda,
Biro Hukum,
Biro Tata
Pemerintahan, Biro
Organisasi
Reformasi, dan

19
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 250 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekertaris Daerah

Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022 53


Tingkat Pelaksanaan Target (Tahun) Penanggung jawab
No. Klaster/ Indikator Ukuran Peran Lembaga Mitra
RW Kel. Kec Kota Prov 18 19 20 21 22 dan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
Birokrasi,
Dinas kesehatan,
Dinas perumahan,
FORAJA, dan
Forum masyarakat,
PKK,
OPD/ UKPD terkait.

2. Terlembaganya • Ada Gugus √ √ • Menyiapkan SK √ Unsur Badan Pusat Penilaian


Kabupaten/ Kota Tugas KLA, Gugus Tugas Perencanaan Kompetensi
23
Layak Anak (KLA) dan berfungsi (Revisi) Pembangunan Pegawai - (1)
20
• Ada Rencana • Pembuatan √ Daerah Satuan Pelaksana
Aksi Daerah profil anak Penilaian
(RAD) KLA RAD √ Pusat Pelayanan
21
Kompetensi
• Ada data dan • SOP √ Statistik -Satuan Jabatan Struktural;
informasi Profil Pelaksana (2) Satuan
pembentukan
Anak Pengelolaan Data Pelaksana
Gugus Tugas
teragregasi, Statistik Penilaian
• SOP √
dan diperbarui Kompetensi
Pembentukan Dinas Jabatan Fungsional
setiap tahun PATBM
• Persentase √
Pemberdayaan,
• Ujicoba RW Perlindungan Anak, Pusat Pelayanan
Kecamatan
Ramah dan Pengendalian
24
Statistik - (1)
Layak Anak
Anakembaga Penduduk –
22
Satuan Pelaksana
(KELANA), dan
Mitra Bidang Pengelolaan Data
meningkat
• Ujicoba √

20
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 253 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
21
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 307 Tahun 2016 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pelayanan Statistik
22
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 283 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak, dan
Pengendalian Penduduk
23
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 290 Tahun 2016 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Pusat Penilaian Kompetensi Pegawai
24
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 307 Tahun 2016 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pelayanan Statistik

54 Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018- 2022


Tingkat Pelaksanaan Target (Tahun) Penanggung jawab
No. Klaster/ Indikator Ukuran Peran Lembaga Mitra
RW Kel. Kec Kota Prov 18 19 20 21 22 dan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
setiap tahun Kelurahan Pemberdayaan Statistik; (2) Satuan
• Persentase Layak Anak Perempuan dan Pelaksana Analisis
Desa/ √ • Ujicoba √ Perlindungan Anak dan Pelaporan
Kelurahan Kecamatan – seksi Tumbuh Pelaksana
Layak Anak Layak Anak Kembang Anak; Perencanaan dan
(DEKELA), dan • Konsolidasi √ √ √ Seksi Penguatan Pengembangan
meningkat Kab./ Kota Jejaring Kompetensi
setiap tahun Administrasi Kelembagaan Jabatan Struktural
• Persentase √ meningkatkan Perempuan dan dan Jabatan
DEKELA yang status kategori Anak Fungsional –
mengintegrasik ke Tingkat
an Program tertinggi Badan Pajak dan
25
Perlindungan Retribusi Daerah
Anak Terpadu - (1) Seksi
Berbasis Perencanaan
Masyarakat Pengembangan
(PATBM)/ Potensi – Bidang
sejenisnya Perencanaan dan
Pengembangan;
(2) Seksi
Pengelolaan Data
Informasi - Bidang
Teknologi
Informasi; (3)
Bidang
Pengendalian -
Subbidang
Pengendalian
Penerimaan
Retribusi dan
Hubungan
Eksternal

25
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 262 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pajak dan Retribusi Daerah

Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022 55


Tingkat Pelaksanaan Target (Tahun) Penanggung jawab
No. Klaster/ Indikator Ukuran Peran Lembaga Mitra
RW Kel. Kec Kota Prov 18 19 20 21 22 dan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)

3. Keterlibatan • Ada, dan √ √ √ √ √ • Menyusun draf √ Badan Kesatuan Dinas Penanaman


Lembaga meningkat MoU Bangsa dan Modal dan
26
Masyarakat, setiap tahun • Menyusun SOP √ Politik – Bidang Pelayanan Terpadu
28
Dunia Usaha, dan pembentukan Ketahanan Satu Pintu - (1)
Media Massa Forum Ormas Ekonomi, Seni, Bidang Pengaduan
dalam • Menyusun SOP √ Budaya, Agama, dan Komunikasi
Pemenuhan Hak pembentukan dan Masyarakat - Seksi
Anak dan Asosiasi Kemasyarakatan Komunikasi dan
Perlindungan Perusahaan Subbidang Informasi; Seksi
Khusus Anak Sahabat Anak Organisasi Penyelesaian
• Menyusun Kode √ Kemasyarakatan Pengaduan; Seksi
Etik Penyiaran Fasilitasi Hukum;
tentang Anak Bidang (2) Bidang
√ √ √ √ Penggerakan dan Ketataruangan,
• Melakukan
Ketahanan Kajian Lingkungan,
rapat koordinasi
Keluarga – Dinas dan Pembangunan
• Pengalangan √ √ √ √ √
Pemberdayaan, - Seksi
dana Perlindungan Anak, Ketataruangan;
• Kerja sama √ √ √ √ √ dan Pengendalian Seksi
dengan NGO/ 27
Penduduk (1) – Pembangunan;
Lembaga Bidang Seksi Kelaikan
Masyarakat Pemberdayaan Bangunan; (3)
• Kerja sama √ √ √ √ √ Masyarakat; Seksi Bidang Aktivitas
dengan dunia Pemberdayaan dan Usaha - Seksi
usaha/ pihak Penggerakan Kelaikan Usaja dan
swasta

26
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 258 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
27
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 283 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak, dan
Pengendalian Penduduk
28
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 281 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu

56 Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018- 2022


Tingkat Pelaksanaan Target (Tahun) Penanggung jawab
No. Klaster/ Indikator Ukuran Peran Lembaga Mitra
RW Kel. Kec Kota Prov 18 19 20 21 22 dan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
• Pengawalan √ √ √ √ √ Masyarakat; Seksi Aktivitas Badan
Informasi Layak Peningkatan Usaha; Seksi
Anak Partisipasi Usaha; Seksi
• Sosialisasi yang √ √ √ √ √ Masyarakat dan Aktivitas
berkaitan Teknologi Tepat Perorangan dan
dengan Kota Guna (2) Bidang Praktik Perorangan
Layak Anak Pemberdayaan serta Pelayanan
• Monitoring dan √ √ √ √ Perempuan dan Lebih
Evaluasi Perlindungan Anak Organisasi
- Seksi Penguatan Masyarakat
Jejaring
Kelembagaan Asosiasi
Perempuan dan Perusahaan
Anak; (3) Bidang Sahabat Anak
Pengendalian Forum Media
Penduduk dan Massa Peduli Anak
Keluarga
Berencana - Seksi Pihak Swasta,
Jaringan Informasi Pihak Media, NGO/
dan Data; (4) Seksi Lembaga
Hubungan Antar Masyarakat,
Lembaga Lembaga/
Kementrian
Dinas Komunikasi,
Informatika dan
Statistik (1) Bidang
Informasi Publik -
Seksi Pengelolaan
Informasi Publik;
Seksi Pelayanan
Informasi Publik ;
(2) Bidang
Komunikasi Publik -
Seksi Pengelolaan
Media Komunikasi
Publik; Seksi

Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022 57


Tingkat Pelaksanaan Target (Tahun) Penanggung jawab
No. Klaster/ Indikator Ukuran Peran Lembaga Mitra
RW Kel. Kec Kota Prov 18 19 20 21 22 dan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
Pelyanan
Hubungan Media;
Seksi Sumber
Daya Komunikasi
Publik dan Akses
Informasi –; (3)
Bidang Operasi
dan Pengelolaan
Pusat Data - Seksi
Fasilitasi dan
Optimalisasi Pusat
Data; Seksi
Pengelolaan
Perangkat Pusat
Data ; (4) Bidang
Jaringan dan
Komunikasi Data -
Seksi Pengelolaan
Perangkat
Telekomunikasi
dan Multimedia; (5)
Bidang Sistem
Informasi
Manajemen dan
Standarisasi
Layanan
eGovernment -
Seksi Sistem
Manajemen
Pemerintahan dan
Kesejahteraan
Masyarakat

58 Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018- 2022


Tingkat Pelaksanaan Target (Tahun) Penanggung jawab
No. Klaster/ Indikator Ukuran Peran Lembaga Mitra
RW Kel. Kec Kota Prov 18 19 20 21 22 dan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
II. KLASTER I -
HAK SIPIL DAN
KEBEBASAN

4. Persentase Anak • 100% Anak √ √ √ √ √ • Menyusun SOP √ Dinas Sekertaris


31
yang Teregistrasi teregistrasi registrasi Kependudukan dan Daerah - Asisten
30
dan Mendapatkan • Persentase kelahiran Pencatatan Sipil Pemerintahan–
Kutipan Akta anak yang • Perjanjian √ (1) Bidang Biro Tata
Kelahiran mendapatkan Kerjasama Pendaftaran Pemerintahan -
Kutipan Akta dengan dunia Penduduk - Seksi Bagian Tata Praja
Kelahiran di usaha, Identitas Subbagian
atas angka organisasi Penduduk; Seksi Komunikasi,
29
nasional , dan masyarakat, Mutasi Penduduk; Informatika,
meningkat dan media Seksi Penduduk Statistik,
setiap tahun massa Rentan Kependudukan dan
• Menjalankan √ √ √ √ √ Administrasi Catatan Sipil
model Kependudukan; (2)
pencatatan bagi Bidang Pencatatan Badan
anak jalanan Sipil - Seksi Perencanaan
melalui Pencatatan Pembangunan
32
implementasi Kelahiran dan Daerah – Bidang
program Kematian; Seksi Kesejahteraan
Menuju Pelaporan Rakyat -
Indonesia Pencatatan Sipil Subbidang
Bebas Anak Luar Negeri, Muasti Pendidikan,
Jalanan dan Pembatalan Perpustakaan, dan
(MIBAJ) Akta; (3) Bidang Kearsipan;
• Melakukan √ √ √ √ √ Data dan Informasi Subbidang

29
Rata-rata Nasional (Target Nasional 2016) 77,5%, Sumber - Dukcapil, Kemendagri 2016
30
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 263 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
31
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 263 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
32
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 253 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022 59


Tingkat Pelaksanaan Target (Tahun) Penanggung jawab
No. Klaster/ Indikator Ukuran Peran Lembaga Mitra
RW Kel. Kec Kota Prov 18 19 20 21 22 dan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
inovasi - Seksi Kesehatan,
Pemanfaatan Data Pemberdayaan,
dan Informasi; (4) Perlindungan Anak,
Bidang dan Pengendalian
Pengawasan dan Penduduk
Kerjasama - Seksi
Pembinaan dan Dinas Kesehatan
Pengedalian
Dinas Pendidikan

Dinas Sosial

Kanwil Agama

IBI

IDAI

PKK

Fatayat

Aisiyah

Forum Anak
Remaja
LSM (Plan, Save
the Children,
Bandungwangi,
Rutgers WFP)
Aliansi Remaja
Indonesia

5. Tersedia Fasilitas • Jumlah fasilitas √ √ √ √ √ • Menyusun SOP √ Dinas Subbagian


Informasi Layak ILA meningkat Informasi Layak Perpustakaan dan Perpustakaan dan

60 Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018- 2022


Tingkat Pelaksanaan Target (Tahun) Penanggung jawab
No. Klaster/ Indikator Ukuran Peran Lembaga Mitra
RW Kel. Kec Kota Prov 18 19 20 21 22 dan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
33
Anak (ILA) setiap tahun, Anak Kearsipan (1) Arsip – Bagian
dapat diakses • Menyusun SOP √ Bidang Pendidikan,
oleh semua Pusat Informasi Pengembangan Perpustakaan dn
anak, dan Sahabat Anak Perpustakaan dan Arsip –Biro
tanpa biaya • Ujicoba ILA dan √ Pembudayaan Pendidikan dan
• Ada PISA di setiap Kegemaran Mental Spritual –
mekanisme RPTRA Membaca - Seksi Asisten
pengawasan √ √ √ Pembinaan dan Kesejahteraan
• Pemberian
konten Pengembangan Rakyat – Sekertaris
Penghargaan di 34
informasi yang Lembaga Daerah
tiap Tingkat
tidak layak Perpustakaan;
• Mengembangan √ √ √ √ √
anak Seksi Pembinaan Subbidang
kan knowledge
• Telepon dan Pengembagan Pendidikan,
management
Sahabat Anak Tenaga Perpustakaan, dan
KLA
(TeSA)/ Perpustakaan; Kearsipan – Bidang
sejenisnya Seksi Kesejahteraan
berfungsi Pengembangan Rakyat – Badan
Pembudayaan Perencanaan
Kegemaran Pembangunan
35
Membaca; (2) Daerah
Bidang Teknologi
Informasi - Seksi Dinas Tenaga
Pengolahan Data Kerja dan
Center; Seksi Transmigrasi
Pengelolaan
Jaringan; Seksi Dinas Pendidikan
Pengembangan
Aplikasi Perusahaan
Penerbit
Dinas Komunikasi,

33
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 282 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perpustakaan dan Kearsipan
34
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 250 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekertaris Daerah
35
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 253 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022 61


Tingkat Pelaksanaan Target (Tahun) Penanggung jawab
No. Klaster/ Indikator Ukuran Peran Lembaga Mitra
RW Kel. Kec Kota Prov 18 19 20 21 22 dan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
Informatika dan Gerakan
Statistik - (1) Masyarakat
Bidang Informasi Membaca
Publik – Seksi
Pengelolaan Forum Anak
Informasi Publik; Jakarta
Seksi Pelayanan
Informasi Publik;
(2) Bidang
Komunikasi Publik
– Seksi
Pengelolaan Media
Komunikasi Publik;
Seksi Pelyanan
Hubungan Media;
Seksi Sumber
Daya Komuniaski
Publik dan Akses
Informasi; (3)
Bidang Operasi
dan Pengelolaan
Pusat Data – Seksi
Fasilitasi dan
Optimalisasi Pusat
Data; Seksi
Pengelolaan
Perangkat Pusat
Data; (4) Bidang
Jaringan dan
Komunikasi Data –
Seksi Pengelolaan
Perangkat
Telekomunikasi
dan Multimedia; (5)
Bidang Sistem
Informasi

62 Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018- 2022


Tingkat Pelaksanaan Target (Tahun) Penanggung jawab
No. Klaster/ Indikator Ukuran Peran Lembaga Mitra
RW Kel. Kec Kota Prov 18 19 20 21 22 dan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
Manajemen dan
Standarisasi
Layanan
eGovernment –
Seksi Sistem
Manajemen
Pemerintahan dan
Kesejahteraan
Masyarakat

Petugas Pembantu
Pencatatan Nikah
(Kanwil Agama)

6. Terlembaganya • Ada Forum √ √ √ √ √ • Menyusun SOP √ Dinas Sekertaris


37
Partisipasi Anak Anak pelibatan anak Pemberdayaan, Daerah –Asisten
Kabupaten/ dalam Perlindungan Anak, Kesejahteraan
Kota, dan aktif perencanaan dan Pengendalian Rakyat – Bagian
36
• Persentase pembangunan Penduduk - Pemberdayaan –
Forum Anak • Menyusun SOP √ Bidang Biro Kesejahteraan
Kecamatan dan sebagai Pelapor Pemberdayaan - Subbagian
Forum Anak dan Pelapor Perempuan dan Permebrdayaan
Desa/ • Ujicoba di √ Perlindungan Anak Perempuan dan
Kelurahan, dan tingkat RW, - Seksi Tumbuh Perlindungan Anak
meningkat Kelurahan, Kembang Anak;
setiap tahun Kecamatan, Seksi Penguatan Badan
• Persentase Kab./ Kota, Jejaring Perencanaan

36
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 283 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak, dan
Pengendalian Penduduk
37
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 250 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekertaris Daerah

Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022 63


Tingkat Pelaksanaan Target (Tahun) Penanggung jawab
No. Klaster/ Indikator Ukuran Peran Lembaga Mitra
RW Kel. Kec Kota Prov 18 19 20 21 22 dan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
Forum Anak Provins Kelembagaan Pembangunan
38
yang berperan • Pembentukan √ √ √ √ Perempuan dan Daerah – Bidang
sebagai Forum Anak Anak Kesejahteraan
pelopor dan Tingkat Provinsi Rakyat - Subbidang
pelapor (2P), –Kab/ Kota – Pendidikan,
dan meningkat Kec – Perpustakaan, dan
setiap tahun Kelurahan Kearsipan;
• Persentase • Pemberian √ √ √ Subbidang
Forum Anak Penghargaan Kesehatan,
yang terlibat mulai dari Pemberdayaan,
dalam proses tingkat Perlindungan Anak,
perencanaan Kelurahan dan Pengendalian
pembangunan Penduduk
daerah, dan
meningkat Lembaga
setiap tahun Perlindungan Anak

Forum Anak
Jakarta
Aliansi Remaja
Independen
PKK

38
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 253 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

64 Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018- 2022


Tingkat Pelaksanaan Target (Tahun) Penanggung jawab
No. Klaster/ Indikator Ukuran Peran Lembaga Mitra
RW Kel. Kec Kota Prov 18 19 20 21 22 dan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
III. KLASTER II -
LINGKUNGAN
KELUARGA DAN
PENGASUHAN
ALTERNATIF

7. Persentase • Di bawah √ √ √ √ √ • Menyusun SOP √ Kantor PKK


Perkawinan Anak angka Pencegahan Kementerian Fatayat
39
nasional, dan Perkawinan Agama Aisiyah
menurun setiap Anak
tahun • Pemberian √ √ √ √ Dinas Walubi, Karang
penghargaan Pemberdayaan, Taruna, Organisasi
RW/ Perlindungan Anak, Muda-mudi Katolik,
Kelurahan/ dan Pengendalian dan Pekerja Sosial
40
Kecamatan/ Penduduk – Masyarakat
Kabuaten/ Kota Bidang
bebas Pengendalian
Perkawinan Penduduk dan
Anak Keluarga
Berencana – Seksi
Bina Kesertaan
Keluarga
Berencana; Seksi
Pengendalian
Penduduk

39
Persentase Perempuan Pernah Kawin Usia 20 - 24 Tahun yang Menikah Sebelum Usia 15 Tahun Menurut Provinsi, 2008-2012 Rata-rata Nasional 2,5%;
Persentase Perempuan Pernah Kawin Usia 20 - 24Tahun yang Menikah Sebelum Usia 16 Tahun Menurut Provinsi, 2008-2012 Rata-rata Nasional 6%;
Persentase Perempuan Pernah Kawin Usia 20 - 24 Tahun yang Menikah Sebelum Usia 18 Tahun Menurut Provinsi, 2008-2012 Rata-rata Nasional 25,4%,
BPS, 2016.
40
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 283 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak, dan
Pengendalian Penduduk

Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022 65


Tingkat Pelaksanaan Target (Tahun) Penanggung jawab
No. Klaster/ Indikator Ukuran Peran Lembaga Mitra
RW Kel. Kec Kota Prov 18 19 20 21 22 dan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)

8. Tersedia • Ada, berfungsi, √ √ • Menyusun SOP √ √ √ √ √ Dinas Sekertaris


41
Lembaga dan jumlah Gedung Ramah Pemberdayaan, Daerah –Asisten
Konsultasi lembaga Anak, Perlindungan Anak, Kesejahteraan
Penyedia meningkat Sosialisasi SOP dan Pengendalian Rakyat – Bagian
Layanan setiap tahun Gedung Ramah Penduduk – Bidang Pemberdayaan –
Pengasuhan Anak Anak, Penilaian Pemberdayaan Biro Kesejahteraan
bagi Orang Tua/ dan pemberian Perempuan dan – Subbagian
Keluarga label Gedung Perlindungan Anak Permberdayaan
Ramah Anak - Seksi Tumbuh Perempuan dan
(sebagai new Kembang Anak; Perlindungan Anak
branding utk Bidang
gedung di Penggerakan dan Badan
Jakarta) Ketahanan Perencanaan
• Menyusun SOP √ Keluarga –Seksi Pembangunan
42
Pusat Bina Ketahanan Daerah – Bidang
Pembelajaran Keluarga Kesejahteraan
Keluarga Rakyat –Subbidang
(PUSPAGA) Kesehatan,
• Menyusun SOP Pemberdayaan,
Bina Keluarga Perlindungan Anak,
Balita(BKB) dan dan Pengendalian
Bina Keluarga Penduduk
Remaja (BKR)
• Menyusun SOP √
Lembaga
Konsultasi
Kesejahteraan
Keluarga (LK3)
• Ujicoba √

41
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 250 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekertaris Daerah
42
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 253 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

66 Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018- 2022


Tingkat Pelaksanaan Target (Tahun) Penanggung jawab
No. Klaster/ Indikator Ukuran Peran Lembaga Mitra
RW Kel. Kec Kota Prov 18 19 20 21 22 dan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
PUSPAGA di
Tingkat kab./
kota
• Ujicoba √
PUSPAGA di
Tingkat
Kecamatan
• Implementasi
Bina Keluarga
Balita – Holistik
Integratif (BKB-
HI) dan Bina
Keluarga
Remaja (BKR)
• Pemberian √ √ √
Penghargaan
PUSPAGA
terbaik

9. Persentase • Meningkat √ √ • Menyusun √ 43


Dinas Sosial – Sekertaris
44
lembaga setiap tahun strandarisasi Bidang Rehabilitasi Daerah –Asisten
pengasuhan Lembaga Sosial –Seksi Kesejahteraan
alternatif Kesejahteraan Rehabilitasi Sosial Rakyat – Biro
terstandarisasi Sosial Anak Anak dan Lanjut Kesejahteraan -
(LKSA) Usia Subbagian
• Menyusun √ Perlindungan
standarisasi Sosial; Bagian
Tempat Sosial
Penitipan Anak Subbagian
(TPA) Rehabilitasi Sosial;

43
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 275 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Sosial
44
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 250 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekertaris Daerah

Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022 67


Tingkat Pelaksanaan Target (Tahun) Penanggung jawab
No. Klaster/ Indikator Ukuran Peran Lembaga Mitra
RW Kel. Kec Kota Prov 18 19 20 21 22 dan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
• Menyusun √ Asisten
standarisasi Kesejahteraan
Taman Anak Rakyat
Sejahtera (TAS)
• Menyusun √ Badan
standararisasi Perencanaan
Boarding Pembangunan
45
School Daerah – Bidang
• Identifikasi √ √ √ √ Kesejahteraan
LKSA, TPA, Rakyat –
TAS, dan Subbidang Sosial,
Boarding Pemuda, dan
School Olahraga
• Ujicoba √
standarisasi Panti Sosial
LKSA, TPA, Asuhan Anak Putra
TAS, Boarding Utama (PSAA
School Putra Utama 1
Klender, PSAA
Putra Utama 1
Duren Sawit, PSAA
Putra Utama 2,
PSAA Putra Utama
3 Tebet, PSAA
Putra Utama 3
Ceger, PSAA Putra
Utama 4) - (1)
Satuan Pelaksana
Pelayanan Sosial;
(2) Satuan
Pelaksana

45
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 253 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

68 Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018- 2022


Tingkat Pelaksanaan Target (Tahun) Penanggung jawab
No. Klaster/ Indikator Ukuran Peran Lembaga Mitra
RW Kel. Kec Kota Prov 18 19 20 21 22 dan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
Pembinaan
46
Sosial
• Pemberian SK √ √ √
Standarisasi
LKSA, TPA,
TAS, Boarding
School
• Pemberian √ √ √
penghargaan
LKSA, TPA,
TAS, Boarding
School di
Tingkat kab./
kota

10. Tersedia • Ruang Bermain √ √ √ √ √ • Menyusun SOP √ Dinas Sekertaris


47 48
Infrastruktur Ramah Anak Ruang Bermain Kehutanan – Daerah Asisten
(Sarana dan (RBRA), Ramah Anak Bidang Pembangunan dan
Prasarana) di meningkat (RBRA) Pertamanan – Lingkungan Hidup
Ruang Publik setiap tahun, • Identifikasi RBA √ √ √ √ Seksi Perencaaan – Biro Penataan
yang Ramah Anak dimanfaatkan di RW, Pertamanan; Seksi Kota dan
oleh semua kelurahan, Taman; Seksi Lingkungan Hidup
anak, dan tidak kecamatan, Ornamen dan – Bagian Struktur
berbayar kab./ kota; Instalasi Ruang Kota –
• Persentase gedung Subbagian Bina
RBRA sesuai pemerintah; Marga dan Utilitas
standar gedung swasta; Perkotaan

46
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 364 Tahun 2016 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama
47
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 280 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kehutanan
48
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 250 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekertaris Daerah

Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022 69


Tingkat Pelaksanaan Target (Tahun) Penanggung jawab
No. Klaster/ Indikator Ukuran Peran Lembaga Mitra
RW Kel. Kec Kota Prov 18 19 20 21 22 dan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
hotel; bengkel;
bandara; Sekertaris
49
stasiun Daerah – Asisten
• Menyusun √ √ √ √ Pembangunan dan
daftar RBA Lingkungan Hidup
diusulkan – Biro Penataan
menjadi RBRA Kota dan
• Melakukan √ √ √ Lingkungan Hidup
Audit RBA – Bagian Pola
untuk Ruang Kota –
mendapatkan Subbagian
kategori RBRA Pemanfaatan
• Pemberian √ √ Ruang Kota
Penghargaan di
setiap Tingkat Sekertaris
50
Daerah – Asisten
Pembangunan dan
Lingkungan Hidup
–Biro Penataan
Kota dan
Lingkungan Hidup
– Bagian Pola
Ruang Kota –
Subbagian
Perumahan dan
Bagunan

Sekertaris
51
Daerah –Asisten
Pembangunan dan

49
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 250 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekertaris Daerah
50
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 250 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekertaris Daerah
51
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 250 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekertaris Daerah

70 Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018- 2022


Tingkat Pelaksanaan Target (Tahun) Penanggung jawab
No. Klaster/ Indikator Ukuran Peran Lembaga Mitra
RW Kel. Kec Kota Prov 18 19 20 21 22 dan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
Lingkungan Hidup
– Biro Penataan
Kota dan
Lingkungan Hidup
– Bagian
Lingkungan Hidup
– Subbagian
Ruang Terbuka
Hijau

Sekertaris
52
Daerah –Asisten
Pembangunan dan
Lingkungan Hidup
– Biro Penataan
Kota dan
Lingkungan Hidup
– Bagian
Pembangunan
Kota –Subbagian
Pemantauan
Fasilitas Sosial dan
Fasilitas Umum

Dinas
Pemberdayaan,
Perlindungan Anak,
dan Pengendalian
53
Penduduk –
Bidang

52
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 250 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekertaris Daerah
53
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 283 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak, dan
Pengendalian Penduduk

Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022 71


Tingkat Pelaksanaan Target (Tahun) Penanggung jawab
No. Klaster/ Indikator Ukuran Peran Lembaga Mitra
RW Kel. Kec Kota Prov 18 19 20 21 22 dan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
Pemberdayaan
Masyarakat – Seksi
Pengelolaan dan
Kemitraan RPTRA

Dinas Cipta Karya,


Tata Ruang, dan
54
Pertanahan (1)
Bidang
Perencanaan dan
Pemanfaatan
Struktur Ruang -
Seksi Transportasi;
Seksi Prasarana
dan Sarana Kota(2)
Bidang
Pengawasan
Bangunan –Seksi
Pengawasan
Pelaksanaan
Bangunan; Seksi
Pengawasan
Pemanfaatan
Bangunan; Seksi
Evaluasi
Pengawasan
Bangunan

Dinas Perumahan
Rakyat dan

54
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 279 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Cipta Karya, Tata Ruang, dan Pertanahan

72 Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018- 2022


Tingkat Pelaksanaan Target (Tahun) Penanggung jawab
No. Klaster/ Indikator Ukuran Peran Lembaga Mitra
RW Kel. Kec Kota Prov 18 19 20 21 22 dan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
Kawasan
55
Permukiman
Bidang
Pembangunan
Perumahan Rakyat
dan Kawasan
Permukiman –
Seksi
Pembangunan
Perumahan
Rakyat; Seksi
Pembangunan
Kawasan
Permukiman; Seksi
Pembangunan
Prasarana Sarana
Perumahan Rakyat
dan Kawasan
Permukiman

Unit Pengelola
Rumah Susun
(Jatirawasari,
Penjaringan,
Marunda, Muara
Baru, Semper,
Tambora, Cakung
Barat, Pulo
Gebang, Rawa
Bebek, Pinus Elok,
Jatinegara Kaum,
Jatinegara Barat,

55
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 274 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman

Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022 73


Tingkat Pelaksanaan Target (Tahun) Penanggung jawab
No. Klaster/ Indikator Ukuran Peran Lembaga Mitra
RW Kel. Kec Kota Prov 18 19 20 21 22 dan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
Cipinang) - (1)
Satuan Pengawas
Internal; (2) Satuan
Pelaksana
Pelayanan; (3)
Satuan Pelaksana
Sarana dan
Prasarana; (4)
Satuan Pelaksana
56
Penertiban

• Rute Aman dan √ √ √ √ √ • Menyusun SOP √ Dinas Sekertaris


58 59
Selamat ke dan Rute Aman Perhubungan (1) Daerah – Asisten
dari Sekolah Selamat ke Bidang Lalu Lintas Pembangunan dan
(RASS), Sekolah - Seksi Manajemen Lingkungan Hidup
meningkat (RASS) Lalu Lintas; Seksi – Biro Penataan
setiap tahun • Identifikasi √ √ √ √ Rekayasa Lalu Kota dan
• Angka sekolah yang Lintas dan Lingkungan Hidup
kecelakaan memiliki RASS Perlengkapan – Bagian Struktur
lalu-lintas pada • Menyusun √ √ √ Jalan; Seksi Ruang Kota –
anak menurun daftar sekolah Keselamatan dan Subbagian
57
setiap tahun yang memiliki Teknis Sarana; (2) Infrastruktur
• Aksesibilitas RASS Bidang Pelayaran - Transportasi
untuk anak • Menggalang √ √ √ √ √ Seksi Pelabuhan;
penyandang relawan Seksi Angkutan Unit Pengelola
disabilitas tergabung Pelayanan; (3) Angkutan Perairan
meningkat dalam Sekretariat – dan Pelabuhan -
setiap tahun keselamatan Subbagian Umum (1) Satuan

56
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 351 Tahun 2016 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Unit Pengelola Rumah Susun
57
Rata-rata Nasional Angka Kematian Akibat Kecelakaan Lalu-Lintas 0,015 % dari jumlah populasi, Sumber - WHO, 2016
58
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 270 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perhubungan
59
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 250 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekertaris Daerah

74 Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018- 2022


Tingkat Pelaksanaan Target (Tahun) Penanggung jawab
No. Klaster/ Indikator Ukuran Peran Lembaga Mitra
RW Kel. Kec Kota Prov 18 19 20 21 22 dan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
lalu lintas Pelayanan; (2)
• Inovasi √ √ √ Satuan Pelaksana
• Pemberian √ √ √ Prasarana dan
60
penghargaan di Sarana
setiap Tingkat 61
Dinas Bina Marga
(1) Bidang Jalan
dan Jembatan -
Seksi Perencanaan
Jalan dan
Jembatan; Seksi
Pembangunan
Peningkatan Jalan;
dan Seksi
Pembangunan dan
Peningkatan
Jembatan; (2)
Bidang
Kelengkapan
Prasarana Jalan
dan Jaringan
Utilitas - Seksi
Perencanaan
Kelengkapan
Prasarana Jalan
dan Jaringan
Utilitas; Seksi
Pembangunan dan
Peningkatan
Kelengkapan

60
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 333 Tahun 2016 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Unit Pengelola Angkutan Perairan dan
Pelabuhan
61
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 273 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Bina Marga

Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022 75


Tingkat Pelaksanaan Target (Tahun) Penanggung jawab
No. Klaster/ Indikator Ukuran Peran Lembaga Mitra
RW Kel. Kec Kota Prov 18 19 20 21 22 dan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
Prasarana Jalan;
Seksi Prasarana
Jaringan Utilitas

Dinas Cipta Karya,


Tata Ruang, dan
62
Pertanahan : (1)
Bidang
Perencanaan dan
Pemanfaatan
Struktur Ruang -
Seksi Transportasi;
Seksi Prasarana
dan Sarana Kota;
(2) Bidang
Pengawasan
Bangunan – Seksi
Pengawasan
Pelaksanaan
Bangunan; Seksi
Pengawasan
Pemanfaatan
Bangunan; Seksi
Evaluasi
Pengawasan
Bangunan

Satuan Polisi
63
Pamong Praja (1)
Bidang
Ketenteraman dan

62
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 279 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Cipta Karya, Tata Ruang, dan Pertanahan
63
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 285 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja

76 Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018- 2022


Tingkat Pelaksanaan Target (Tahun) Penanggung jawab
No. Klaster/ Indikator Ukuran Peran Lembaga Mitra
RW Kel. Kec Kota Prov 18 19 20 21 22 dan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
Ketertiban Umum -
Seksi Pengaduan
dan Sengketa;
Seksi Ketertiban
Sarana dan
Prasarana Kota;
Seksi Data dan
Informasi; (2)
Bidang Industri –
Seksi Pengawasan
dan Pengendalian
Tempat Usaha
Hiburan dan
Rekreasi

Badan
Perencanaan
Pembangunan
64
Daerah – Bidang
Sarana dan
Prasarana Kota
dan Lingkungan
Hidup – Subbidang
Bina Marga,
Perumahan, dan
Permukiman;
Subbidang Tata
Ruang, Cipta
Karya, dan
Kehutanan

64
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 253 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022 77


Tingkat Pelaksanaan Target (Tahun) Penanggung jawab
No. Klaster/ Indikator Ukuran Peran Lembaga Mitra
RW Kel. Kec Kota Prov 18 19 20 21 22 dan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
IV. KLASTER III -
KESEHATAN
DASAR DAN
KESEJAHTERAA
N

11. Persentase • Persentase √ √ √ • Menyusun SOP √ Dinas Sekertaris


66 67
Persalinan di persalinan di persalinan di Kesehatan – Daerah – Asisten
Fasilitas fasilitas Fasilitas Bidang Pelayanan Kesejahteraan
Kesehatan kesehatan Kesehatan Kesehatan – Seksi Rakyat –Biro
(100%), di atas • Identifikasi √ √ √ √ √ Fasilitas Kesehatan Kesejahteraan –
angka Fasilitas Dasar, Tradisional, Bagian Kesehatan
65
nasional , dan Kesehatan dan Komplementer – Subbagian
meningkat layanan Pelayanan
setiap tahun kebidanan Kesehatan
• Angka • Pemberian label √ √ √ √
Kematian Bayi, Ramah Anak Ikatan Profesi (IDI,
di bawah angka • Pemberian √ √ √ √ IBI, POGI)
nasional, dan penghargaan
menurun setiap NGO
tahun
• Angka
Kematian Ibu
(AKI), di bawah
angka nasional,
dan menurun
setiap tahun

65
Persalinan ditolong tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan - Angka Nasional 73,61%; Ditjen Bina Gizi dan KIA, Kemenkes RI, 2015.
66
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 278 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan
67
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 250 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekertaris Daerah

78 Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018- 2022


Tingkat Pelaksanaan Target (Tahun) Penanggung jawab
No. Klaster/ Indikator Ukuran Peran Lembaga Mitra
RW Kel. Kec Kota Prov 18 19 20 21 22 dan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)

12. Prevalensi Status • Prevalensi gizi √ √ √ √ √ • Menyusun SOP √ Dinas Sekertaris


68 69 70
Gizi Balita kurang , gizi penanganan Kesehatan – Daerah – Asisten
lebih, pendek Gizi Balita Bidang Kesehatan Kesejahteraan
dan kurus, di • Penguatan √ Masyarakat – Seksi Rakyat –Biro
bawah angka relawan Kesehatan Kesejahteraan –
nasional, dan pemantau gizi Keluarga Bagian Kesehatan
menurun setiap balita – Subbagian
tahun • Pemetaan √ √ Pengendalian
Status Gizi Masalah
Balita melalui Kesehatan
Dasawisma
• Peta Potensi √ √ Dinas Ketahanan
Pertanian Pangan, Kelautan,
71
Perkotaan dan Pertanian (1)
untuk Bidang Ketahanan
mendukung Pangan - Seksi
program gizi Ketersediaan
balita Pangan; Seksi
√ √ √ √ Penganekaragama
• Pemberian
n Konsumsi,
penghargaan di
Keamanan Pangan
setiap Tingkat
dan Penyuluhan –;
(2) Bidang
Perikanan -Seksi
Penguatan Daya
Saing Produk

68
Prevalensi Status Gizi Balita,Gizi Kurang Angka Nasional 5,4%; Gizi Lebih Angka Nasional 11,8;Stunting Angka Nasional 37,2%, Badan Litbangkes,
Kemenkes RI, Riskesdas 2013.
69
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 278 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan
70
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 250 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekertaris Daerah
71
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 268 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian

Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022 79


Tingkat Pelaksanaan Target (Tahun) Penanggung jawab
No. Klaster/ Indikator Ukuran Peran Lembaga Mitra
RW Kel. Kec Kota Prov 18 19 20 21 22 dan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
Kelautan dan
Perikanan –; (3)
Bidang Pertanian –
Seksi Pertanian
Perkotaan; Seksi
Pengendalian Mutu
dan Agribisnis

Lembaga Swadaya
Masyarakat

PKK

Ikatan Profesi (IDI,


IBI, POGI)

13. Persentase • Di atas angka √ √ √ • Menyusun SOP √ Dinas Sekertaris


72 73 74
Cakupan nasional , dan Pemberian Kesehatan – Daerah – Asisten
Pemberian Makan meningkat Makan Anak Bidang Kesehatan Kesejahteraan
pada Bayi dan setiap tahun dan Balita Masyarakat –Seksi, Rakyat–Biro
Anak (PMBA) • Identifikasi √ √ √ √ √ Promosi Kesejahteraan –
Usia di Bawah 2 Ruang ASI di Kesehatan, dan Bagian Kesehatan
Tahun gedung Pembinaan Peran –Subbagian
pemerintah, Serta Masyarakat Kesehatan
gedung swasta, Masyarakat
pusat
perbelanjaan Gerakan
• Penguatan √ √ √ √ √ Kesehatan Ibu dan
relawan ASI Anak (GKIA)

72
Cakupan Pemberian ASI Ekslusif Pada Bayi 0-6 Bulan; Angka Nasional 52,3%; Ditjen. Bina Gizi dan KIA, Kemenkes RI, 2015.
73
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 278 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan
74
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 250 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekertaris Daerah

80 Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018- 2022


Tingkat Pelaksanaan Target (Tahun) Penanggung jawab
No. Klaster/ Indikator Ukuran Peran Lembaga Mitra
RW Kel. Kec Kota Prov 18 19 20 21 22 dan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
• Penguatan √ √
Gerakan Konselor ASI
Kesehatan Ibu
dan Anak PKK
(GKIA)
• Pemberian √ √ √ √ Ikatan Profesi (IDI,
penghargaan di IBI, POGI)
setiap Tingkat

14. Persentase • Meningkat √ √ √ • Menyusun SOP √ Dinas Forum Kota Sehat


75
Fasilitas setiap tahun Faskes dengan Kesehatan –
Kesehatan Pelayanan Bidang Pelayanan PKK
dengan Ramah Anak Kesehatan –Seksi
Pelayanan Ramah • Identifikasi √ √ √ √ √ Fasilitas Kesehatan Ikatan Profesi (IDI,
Anak Faskes yang Rujukan dan Krisis IBI, POGI)
diusulkan Kesehatan
dengan
Pelayanan
Ramah Anak
• SK Penunjukan √ √ √ √ √
Fasilitas
Kesehatan
(Puskesmas
dan Rumah
Sakit) dengan
Pelayanan
Ramah Anak
• Melakukan √ √ √ √ √
Penilaian
Fasilitas
Kesehatan

75
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 278 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan

Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022 81


Tingkat Pelaksanaan Target (Tahun) Penanggung jawab
No. Klaster/ Indikator Ukuran Peran Lembaga Mitra
RW Kel. Kec Kota Prov 18 19 20 21 22 dan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
untuk
mendapatkan
kategori
Pelayanan
Ramah Anak
• Pemberian √ √ √ √ √
Penghargaan

15. Persentase • Di atas angka √ √ √ √ • Menyusun SOP √ Dinas Sekertaris


76 77
Rumah Tangga nasional, dan Rumah Tangga Kesehatan – Daerah – Asisten
dengan Akses Air meningkat dengan Akses Bidang Kesehatan Pembangunan dan
Minum dan setiap tahun Air Minum dan Masyarakat –Seksi Lingkungan Hidup
Sanitasi yang Sanitasi yang Kesehatan –Biro Penataan
Layak Layak Lingkungan, Kota dan
• Pemetaan √ √ √ √ √ Kesehatan Kerja, Lingkungan Hidup
Ruamh Tangga dan Kesehatan –Subbagian Tata
dengan Akses Olahraga Air – Bagian
Air Minum dan Struktur Ruang
Sanitasi yang Kota
Layak
• Inovasi Sanitasi √ √ √ √ Sekertaris
78
yang Layak Daerah –Asisten
• Pemberian √ √ √ √ Pembangunan dan
penghargaan di Lingkungan Hidup
tiap Tingkat –Biro Penataan
Kota dan
Lingkungan Hidup
– Bagian
Lingkungan Hidup

76
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 278 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan
77
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 250 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekertaris Daerah
78
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 250 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekertaris Daerah

82 Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018- 2022


Tingkat Pelaksanaan Target (Tahun) Penanggung jawab
No. Klaster/ Indikator Ukuran Peran Lembaga Mitra
RW Kel. Kec Kota Prov 18 19 20 21 22 dan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
– Subbagian
Sanitasi
Lingkungan

Dinas Sumber
79
Daya Air – Bidang
Air Baku, Air
Bersihm dan Air
Limbah - Seksi
Perencanaan Air
Baku, Air Bersih,
dan Air Limbah;
Seksi
Pembangunan dan
Peningkatan Air
Limbah; Seksi
Pembangunan dan
peningkatan air
limbah

Dinas Cipta Karya,


Tata Ruang, dan
80
Pertanahan –
Bidang
Perencanaan dan
Pemanfaatan
Struktur Ruang -
Seksi Tata Air dan
Utilitas

79
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 272 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Sumber Daya Air
80
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 279 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Cipta Karya, Tata Ruang, dan Pertanahan

Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022 83


Tingkat Pelaksanaan Target (Tahun) Penanggung jawab
No. Klaster/ Indikator Ukuran Peran Lembaga Mitra
RW Kel. Kec Kota Prov 18 19 20 21 22 dan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)

Dinas Perindustrian
81
dan Energi (1)
Bidang Industri -
Seksi Kerjasama
dan Kemitraan
Industri; (2) Bidang
Geologi dan Air
Tanah - Seksi
Pemanfaatn Air
Tanah

Dinas Lingkungan
82
Hidup (1) Bidang
Tata Lingkungan
dan Kebersihan -
Seksi Perencanaan
Teknis Lingkungan
dan Kebersihan;
Seksi
Pengembangan
Teknis Lingkungan
dan Kebersihan; (2)
Bidang
Pengelolaan
Kebersihan – Seksi
Pengelolaan
Sampah; Seksi
Pengelolaan
Limbah B3; Seksi
Pengendalian

81
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 267 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perindustrian dan Energi
82
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 284 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Lingkungan Hidup

84 Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018- 2022


Tingkat Pelaksanaan Target (Tahun) Penanggung jawab
No. Klaster/ Indikator Ukuran Peran Lembaga Mitra
RW Kel. Kec Kota Prov 18 19 20 21 22 dan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
Lingkungan

Badan
Perencanaan
Pembangunan
83
Daerah – Bidang
Kesejahteraan
Rakyat –
Subbidang
Kesehatan,
Pemberdayaan,
Perlindungan Anak,
dan Pengendalian
Penduduk

Lembaga Swadaya
Masyarakat / NGO

PDPAM

USAID IUWASH
PLUS

PDPAL JAYA

16. Tersedia • Semua fasilitas √ √ √ √ √ • Menyusun SOP √ Dinas Dinas Lingkungan


84 85
Kawasan Tanpa umum dan Pemantauan Kesehatan – Hidup (1) Bidang
Rokok tempat di mana Kawasan Tanpa Bidang Kesehatan Tata Lingkungan

83
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 253 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
84
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 278 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan
85
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 284 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Lingkungan Hidup

Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022 85


Tingkat Pelaksanaan Target (Tahun) Penanggung jawab
No. Klaster/ Indikator Ukuran Peran Lembaga Mitra
RW Kel. Kec Kota Prov 18 19 20 21 22 dan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
anak banyak Rokok dan Masyarakat –Seksi dan Kebersihan -
berkumpul, Penyebaran Kesehatan Seksi Perencanaan
bebas asap Iklan, Promosi, Lingkungan, Teknis Lingkungan
rokok dan Sponsor Kesehatan Kerja, dan Kebersihan;
• Tidak ada iklan Rokok dan Kesehatan Seksi
rokok, di • Identifikasi √ √ √ √ √ Olahraga Pengembangan
tempat publik di gedung Teknis Lingkungan
mana anak pemerintah, dan Kebersihan; (2)
banyak gedung swasta, Bidang
berkumpul pusat Pengendalian
perbelanjaan, Dampak
restoran Lingkungan - Seksi
(warung), ruang Pemantauan
bermain anak, Kualitas
sekolah, rumah Lingkungan; Seksi
ibadah dengan Pencegahan
Kawasan Tanpa Dampak
Rokok Lingkungan; Seksi
• Identifikasi √ √ √ √ √ Penanggulangan
lokasi yang Pencemaran
terdapat Iklan, Lingkungan; (3)
Promosi, dan Bidang
Sponsor Rokok Pengawasan dan
• Penegakan √ √ √ √ √ Penataan Hukum -
hukum Seksi Penanganan
Pengaduan dan
Penyelesaian
Sengketa; Seksi
Pengawasan
Lingkungan dan
Kebersihan; Seksi
Penegakan Hukum;
(4) Seksi
Prasarana dan
Sarana – Seksi
Pengadaan; Seksi

86 Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018- 2022


Tingkat Pelaksanaan Target (Tahun) Penanggung jawab
No. Klaster/ Indikator Ukuran Peran Lembaga Mitra
RW Kel. Kec Kota Prov 18 19 20 21 22 dan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
Penyimpanan dan
Penyaluran; Seksi
Pemeliharaan; (5)
Bidang Peran Serta
Masyarakat – Seksi
Pengembangan
Peran Serta
Masyarakat; Seksi
Penyuluhan dan
Hubungan
Masyarakat; Seksi
Bina Usaha
Lingkungan dan
Kebersihan

Satuan Polisi
86
Pamong Praja (1)
Bidang
Ketenteraman dan
Ketertiban Umum -
Seksi Pengaduan
dan Sengketa;
Seksi Ketertiban
Sarana dan
Prasarana Kota; (2)
Bidang
Perlindungan
Masyarakat - Seksi
Bimbingan dan
Penyuluhan; (3)
Bidang Penegakan
dan Penindakan –

86
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 285 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja

Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022 87


Tingkat Pelaksanaan Target (Tahun) Penanggung jawab
No. Klaster/ Indikator Ukuran Peran Lembaga Mitra
RW Kel. Kec Kota Prov 18 19 20 21 22 dan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
Seksi Pemantauan

Badan
Perencanaan
Pembangunan
87
Daerah – Bidang
Kesejahteraan
Rakyat –
Subbidang
Kesehatan,
Pemberdayaan,
Perlindungan Anak,
dan Pengendalian
Penduduk

LSM (Yayasan
Jantung Sehat, dll)

87
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 253 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

88 Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018- 2022


Tingkat Pelaksanaan Target (Tahun) Penanggung jawab
No. Klaster/ Indikator Ukuran Peran Lembaga Mitra
RW Kel. Kec Kota Prov 18 19 20 21 22 dan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
V. KLASTER IV -
PENDIDIKAN,
PEMANFAATAN
WAKTU LUANG,
DAN KEGIATAN
BUDAYA

17. Persentase • Meningkat √ √ √ √ • Menyusun SOP √ Dinas Sekertaris


88 89 90
Pengembangan setiap tahun PAUD-HI Pendidikan – Daerah – Asisten
Anak Usia Dini • Minimal 1 • Identifikassi √ √ √ √ √ Bidang Pendidikan Kesejahteraan
Holistik dan PAUD-HI di persebaran Anak Usia Dini dan Rakyat – Biro
Integratif (PAUD- setiap desa/ PAUD-HI Pendidikan Pendidikan dan
HI) kelurahan • Pemberian √ √ √ √ Masyarakat – Mental Spritual –
penghargaan Seksi Pendidikan Bagian Pendidikan,
PAUD-HI ramah Anak Usia Dini Perpustakaan dan
anak Arsip - Subbagian
Pendidikan Anak
Usia Dini dan
Pendidikan
Masyarakat

Himpaudi
PKK
Lembaga
Masyarakat

88
APK PAUD 2016 adalah 68.10, Sumber - Pusat Data dan Statistik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2015
89
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 277 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendidikan
90
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 250 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekertaris Daerah

Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022 89


Tingkat Pelaksanaan Target (Tahun) Penanggung jawab
No. Klaster/ Indikator Ukuran Peran Lembaga Mitra
RW Kel. Kec Kota Prov 18 19 20 21 22 dan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)

18. Persentase Wajib • 100% untuk √ • Identifikasi √ √ √ √ √ Dinas Pendidikan


91
Sekertaris
92
Belajar 12 Tahun anak persebaran (1) Bidang Sekolah Daerah – Asisten
perempuan dan WAJAR 12 Menengah Pertama Kesejahteraan
anak laki-laki Tahun dan Sekolah Rakyat – Biro
• Inovasi √ √ √ √ Menengah Atas - Pendidikan dan
• Penghargaan √ √ √ √ √ Seksi Peserta Didik Mental Spritual –
Kab./ Kota dan Pembangunan Bagian Pendidikan,
100% WAJAR Karakter; Seksi Perpustakaan dn
12 tahun Kelembagaan dan Arsi –Subbagian
Sumber Belajar –; Pendidikan Dasar
(2) Bidang Sekolah dan Menengah p
Menengah
Kejuruan Atas – Sekolah Dasar
Seksi Peserta Didik Negeri- (1) Kepala
dan Pembangunan Sekolah; (2) Wakil
Karakter; Seksi Kepala Sekolah; (3)
Kelembagaan dan Pelaksana Tata
Sumber Belajar Usaha; (4) Tenaga
93
Fungsional
Sekolah Menengah
Pertama Negeri -
(1) Kepala Sekolah;
(2) Wakil Kepala
Sekolah Bidang
Prasarana dan
Sarana; (3)
Pelaksana Tata

91
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 277 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendidikan
92
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 277 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendidikan
93
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 372 Tahun 2016 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Sekolah Dasar Negeri

90 Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018- 2022


Tingkat Pelaksanaan Target (Tahun) Penanggung jawab
No. Klaster/ Indikator Ukuran Peran Lembaga Mitra
RW Kel. Kec Kota Prov 18 19 20 21 22 dan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
Usaha; (4) Tenaga
94
Fungsional
Sekolah Menengh
Atas Negeri - (1)
Kepala Sekolah; (2)
Wakil Kepala
Sekolah Bidang
Kesiswaan; (3)
Wakil Kepala
Sekolah Bidang
Prasarana dan
95
Sarana

Badan
Perencanaan
Pembangunan
96
Daerah – Bidang
Kesejahteraan
Rakyat –
Subbidang
Pendidikan,
Perpustakaan, dan
Kearsipan

19. Persentase • Meningkat √ √ √ • Menyusun SOP √ Dinas Pendidikan


97
Dinas Lingkungan
98
Sekolah Ramah setiap tahun Sekolah Ramah (1) Bidang Pendidik Hidup – Bidang
Anak (SRA) untuk setiap Anak dan Tenaga Tata Lingkungan

94
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 372 Tahun 2016 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Sekolah Dasar Negeri
95
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 376 Tahun 2016 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Sekolah Menengah Atas Negeri
96
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 376 Tahun 2016 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Sekolah Menengah Atas Negeri
97
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 277 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendidikan
98
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 284 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Lingkungan Hidup

Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022 91


Tingkat Pelaksanaan Target (Tahun) Penanggung jawab
No. Klaster/ Indikator Ukuran Peran Lembaga Mitra
RW Kel. Kec Kota Prov 18 19 20 21 22 dan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
jenjang • Idenfikasi √ √ √ √ √ Kependidikan - dan Kebersihan –
pendidikan Sekolah yang Seksi Pendidikan; Seksi Perencanaan
• Minimal 4 SRA diusulkan untuk Seksi Tenaga Teknis Lingkungan
(SD, MI, SMP, SRA Kependidikan; (2) dan Kebersihan;
MTs) sesuai • SK Penunjukan √ √ √ √ Bidang Prasarana Seksi
standar sekolah dan Sarana Pengembangan
diusulkan Pendidikan – Seksi Teknis Lingkungan
Ramah Anak Gedung; Seksi dan Kebersihan
• Penilaian √ √ √ √ Peralatan dan
Sekolah untuk Perlengkapan Dinas
mendapatkan Penanggulangan
kategori Ramah Kebakaran dan
99
Anak Penyalamatan (1)
• Inovasi √ √ √ √ Bagian
percepatan Pencegahan
pengembangan Kebakaran - Seksi
SRA Pengawasan
√ √ √ √ Keselamatan
• Pemberian
Kebakaran; (2)
penghargaan di
Bidang
tiap Tingkat
Penyelamatan –
Seksi Perencanaan
Teknis
Penyelamatan

20. Tersedia Fasilitas • Ada, dapat √ √ √ • Menyusun SOP √ Dinas Pariwisata Sekertaris
100 101
untuk Kegiatan diakses semua Fasilitas dan Kebudayaan Daerah – Asisten
Budaya, anak, tidak Kegiatan (1) Bidang Seni Kesejahteraan
Kreativitas, dan berbayar, dan Budaya, dan Budaya - Seksi Rakyat – Biro

99
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 264 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyalamatan
100
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 269 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pariswisata dan Kebudayaan
101
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 250 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekertaris Daerah

92 Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018- 2022


Tingkat Pelaksanaan Target (Tahun) Penanggung jawab
No. Klaster/ Indikator Ukuran Peran Lembaga Mitra
RW Kel. Kec Kota Prov 18 19 20 21 22 dan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
Rekreatif yang meningkat Kreativitas, dan Pembinaan Pendidikan dan
Ramah Anak setiap tahun Rekreatif yang Kesenian; Seksi Mental Spritual –
• Minimal 1 Ramah Anak Prasarana dan Bagian Mental
Pusat • Identifikasi √ √ √ √ √ Sarana; Seksi Spritual –
Kreativitas Fasilitas Kemitraan; (2) Subbagian
Anak (PKA) Kegiatan Bidang Industri Fasilitasi Kegiatan
• Kegiatan Budaya, Pariwisata - Seksi Masyarakat
pengembangan Kreativitas, dan Hiburan dan
budaya, Rekreatif untuk Rekreasi; Seksi Sekertaris
102
kreativitas dan diusulkan Akomodasi dan Daerah – Asisten
rekreatif bagi Ramah Anak Restoran Kesejahteraan
anak meningkat • Fasilitas √ √ √ √ Rakyat – Biro
setiap tahun Kegiatan Pendidikan dan
Budaya, Mental Spritual –
Kreativitas, dan Bagian Pemuda
Rekreatif yang dan Olahraga –
mendapatkan Subbagian
kategori Ramah Olahraga
Anak
• Pemberian √ √ √ √ Dinas Pemuda dan
103
katergori Olahraga (1)
Ramah Anak Bidang
untuk Fasilitas Pengembangan
Kegiatan Olahraga - Seksi
Budaya, Pengembangan
Kreativitas, dan Olahraga Rekreasi;
Rekreatif Seksi
• Inovasi √ √ √ √ Pengembangan
Olahraga
• Pemberian √ √ √ √
Disabilitas –; (2)
penghargaan di Bidang

102
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 250 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekertaris Daerah
103
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 276 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pemuda dan Olahraga

Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022 93


Tingkat Pelaksanaan Target (Tahun) Penanggung jawab
No. Klaster/ Indikator Ukuran Peran Lembaga Mitra
RW Kel. Kec Kota Prov 18 19 20 21 22 dan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
setiap Tingkat Kepemudaan -
Seksi
Pemberdayaan
Pemuda dan
Kepramukaan;
Seksi
Pengembangan
Potensi Pemuda –
(3) Bidang
Prasarana dan
Sarana – Seksi
Prasaranan
Pemuda dan
Olahraga; Seksi
Pemberdayaan
Pemuda dan
Kepramukaan

Badan Kesatuan
Bangsa dan
104
Politik – Bidang
Ketahanan
Ekonomi, Seni,
Budaya, Agama,
dan
Kemasyarakatan –
Subbidang
Ekonomi, Seni, dan
Budaya

Unit Pengelola
Museum

104
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 258 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Kesatuan Bangsa dan Politik

94 Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018- 2022


Tingkat Pelaksanaan Target (Tahun) Penanggung jawab
No. Klaster/ Indikator Ukuran Peran Lembaga Mitra
RW Kel. Kec Kota Prov 18 19 20 21 22 dan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
Kesejahteraan
Jakarta (Museum
Sejarah Jakarta,
Museum Prasasti,
Museum Joang ’45,
Museum
Mohammad Husni
Thamrin) - (1)
Satuan Pelaksana
Edukasi dan
Informasi; (2)
Satuan Pelaksana
Prasarana dan
Sarana; (3) Satuan
Pelayanan
105
Museum

Unit Pengelola
Museum Seni - (1)
Satuan Pelaksana
Informasi dan
Edikasi; (2) Satuan
Pelaksana
Prasarana dan
106
Sarana

Unit Pengelola
Kawasan
Perkampungan
Budaya Betawi - (1)

105
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 322 Tahun 2016 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Unit Pengelola Museum
Kesejahteraan Jakarta
106
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 324 Tahun 2016 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Unit Pengelola Museum Seni

Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022 95


Tingkat Pelaksanaan Target (Tahun) Penanggung jawab
No. Klaster/ Indikator Ukuran Peran Lembaga Mitra
RW Kel. Kec Kota Prov 18 19 20 21 22 dan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
Satuan Pelaksana
Pelayanan dan
Informasi; (2)
Satuan Pelaksana
Prasarana dan
107
Sarana

Unit Pengelola
Kawasan
Monumen Nasional
- (1) Seksi
Prasarana dan
Sarana; (2) Seksi
Pelayanan; (3)
108
Seksi Ketertiban

Seksi Ketertiban
Sarana dan
Prasarana Kota –
Bidang
Ketenteraman dan
Ketertiban Umum –
Satuan Polisi
109
Pamong Praja

107
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 328 Tahun 2016 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Unit Pengelola Kawasan
Perkampungan Budaya Betawi
108
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 329 Tahun 2016 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Unit Pengelola Kawasan Monumen
Nasional
109
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 285 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja

96 Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018- 2022


Tingkat Pelaksanaan Target (Tahun) Penanggung jawab
No. Klaster/ Indikator Ukuran Peran Lembaga Mitra
RW Kel. Kec Kota Prov 18 19 20 21 22 dan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
VI. KLASTER V -
PERLINDUNGAN
KHUSUS

21.a. Anak Korban • 100% √ √ √ √ √ • Menyusun SOP √ Pusat Pelayanan Dinas Sosial –
111

Kekerasan dan penanganan Terpadu Bidang Rehabilitasi


Penelantaran Anak Korban Pemberdayaan Sosial – Seksi
yang Terlayani Kekerasan dan Perempuan dan Rehabilitasi Sosial
110
Menyusun SOP Anak Tuna Sosial dan
penanganan - (1) Ketua; (2) Korban Tindak
Anak Korban Satuan Pelaksana Kekerasan
Kekerasan Pelayanan
Penelantaran Pendapingan dan Dinas
• Pemetaan √ √ √ √ √ Pencegahan Pemberdayaan,
Wilayah Rawan Kekerasan Perlindungan Anak,
Anak Korban Perempuan dan dan Pengendalian
112
Kekerasan dan Anak Kota Penduduk –
Penelantaran Admininistasi Bidang
• Pemberian √ √ √ √ √ Jakarta Utara dan Pemberdayaan
kategori Kabupaten Perempuan dan
Wilayah Administrasi Perlindungan Anak
Tanggap Kepualauan Seribu; –Seksi Penguatan
Kekerasan dan (3) Satuan Jejaring
Penelantaran Pelaksana Kelembagaan
pada Anak Pelayanan Perempuan dan
• Pemberian √ √ √ √ Pendapingan dan Anak

110
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 397 Tahun 2016 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pelayanan Terpadu
Pemberdayaan Perempuan dan Anak
111
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 275 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Sosial
112
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 283 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak, dan
Pengendalian Penduduk

Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022 97


Tingkat Pelaksanaan Target (Tahun) Penanggung jawab
No. Klaster/ Indikator Ukuran Peran Lembaga Mitra
RW Kel. Kec Kota Prov 18 19 20 21 22 dan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
penghargaan di Pencegahan
tiap Tingkat Kekerasan
Perempuan dan
Anak Kota
Admininistasi
Jakarta Pusat; (4)
Satuan Pelaksana
Pelayanan
Pendapingan dan
Pencegahan
Kekerasan
Perempuan dan
Anak Kota
Admininistasi
Jakarta Timur; (5)
Satuan Pelaksana
Pelayanan
Pendapingan dan
Pencegahan
Kekerasan
Perempuan dan
Anak Kota
Admininistasi
Jakarta Selatan; (6)
Satuan Pelaksana
Pelayanan
Pendapingan dan
Pencegahan
Kekerasan
Perempuan dan
Anak Kota
Admininistasi
Jakarta Barat

98 Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018- 2022


Tingkat Pelaksanaan Target (Tahun) Penanggung jawab
No. Klaster/ Indikator Ukuran Peran Lembaga Mitra
RW Kel. Kec Kota Prov 18 19 20 21 22 dan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)

21.b. Persentase Anak • 100% √ √ • Menyusun SOP √ Dinas Tenaga Dinas Sosial -
114

yang Dibebaskan pecegahan Kerja dan Bidang Rehabilitasi


113
dari Pekerja Anak kekerasan Transmigrasi – Sosial
(PA) dan Bentuk- terhadap anak Sekretariat –
Bentuk Pekerjaan dan Subbagian Umum Satuan Polisi
115
Terburuk untuk penanganan Pamong Praja
Anak (BPTA) Anak Korban (1) Bidang
Kekerasan dan Ketenteraman dan
Penelantaran Ketertiban Umum -
• Menyusun SOP √ Seksi Ketertiban
Penghapusan Sarana dan
Bentuk-bentuk Prasarana Kota; (2)
Pekerjaan Bidang
Terburuk Anak Perlindungan
• Pemetaan √ √ √ √ √ Masyarakat - Seksi
Wilayah yang Bimbingan dan
terdapat anak- Penyuluhan; (3)
anak terlibat Bidang Penegakan
dalam BPTA dan Penindakan –
• Penentuan √ √ √ √ √ Seksi Pemantauan
Zona Bebas
BPTA
• Inovasi √ √ √ √
• Pemberian √ √ √ √
penghargaan

113
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 271 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
114
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 275 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Sosial
115
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 285 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja

Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022 99


Tingkat Pelaksanaan Target (Tahun) Penanggung jawab
No. Klaster/ Indikator Ukuran Peran Lembaga Mitra
RW Kel. Kec Kota Prov 18 19 20 21 22 dan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)

22.a. Anak Korban • 100% √ √ • Menyusun SOP √ Dinas Kesehatan


116
Pusat Pelayanan
Pornografi, penanganan – Bidang Terpadu
NAPZA dan Anak Korban Pencegahan dan Pemberdayaan
Terinfeksi HIV- Pornografi Pengendalian Perempuan dan
AIDS yang • Menyusun SOP √ Penyakit – eksi Anak - (1) Ketua;
Terlayani penanganan Penyakit Tidak (2) Satuan
Anak Korban Menular, Pelaksana
Napza Kesehatan Jiwa, Pelayanan
• Menyusun SOP √ dan Napza Pendapingan dan
penanganan Pencegahan
Anak dengan Kekerasan
HIV-AIDS Perempuan dan
• Pemetaan √ √ √ √ Anak Kota
Wilayah Rawan Admininistasi
Anak Korban Jakarta Utara dan
Pornografi Kabupaten
√ √ √ √ Administrasi
• Pemetaan
Kepualauan Seribu;
Wilayah Rawan
(3) Satuan
Anak Korban
Pelaksana
Napza
Pelayanan
• Pemetaan √ √ √ √
Pendapingan dan
Wilayah Rawan Pencegahan
Anak dengan Kekerasan
HIV-Aids Perempuan dan
• Inovasi √ √ √ √ Anak Kota
• Pemberian √ √ √ √ Admininistasi
penghargaan di Jakarta Pusat; (4)
tiap Tingkat Satuan Pelaksana
Pelayanan
Pendapingan dan

116
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 278 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan

100 Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018- 2022
Tingkat Pelaksanaan Target (Tahun) Penanggung jawab
No. Klaster/ Indikator Ukuran Peran Lembaga Mitra
RW Kel. Kec Kota Prov 18 19 20 21 22 dan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
Pencegahan
Kekerasan
Perempuan dan
Anak Kota
Admininistasi
Jakarta Timur; (5)
Satuan Pelaksana
Pelayanan
Pendapingan dan
Pencegahan
Kekerasan
Perempuan dan
Anak Kota
Admininistasi
Jakarta Selatan; (6)
Satuan Pelaksana
Pelayanan
Pendapingan dan
Pencegahan
Kekerasan
Perempuan dan
Anak Kota
Admininistasi
Jakarta Barat
117
Dinas Sosial –
Bidang Rehabilitasi
Sosial – Seksi
Rehabilitasi Sosial
Penyandang
Disabilitas

117
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 397 Tahun 2016 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pelayanan Terpadu
Pemberdayaan Perempuan dan Anak

Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022 101
Tingkat Pelaksanaan Target (Tahun) Penanggung jawab
No. Klaster/ Indikator Ukuran Peran Lembaga Mitra
RW Kel. Kec Kota Prov 18 19 20 21 22 dan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)

BNNP,
KPA,
Kemenang

22.b. Anak korban • 100% √ √ • Penyusunan √ √ √ Badan Sekertaris


121
bencana dan Rencana Penanggulangan Daerah – Asisten
konflik yang Kontijensi Bencana Daerah – Pemerintahan –
terlayani Kelurahan, Kab/ Bidang Subbagian
Kota dan Pencegahan dan Penanggulangan
Provinsi (sesuai Kesiapsiagaan – Bencana,
dengan kajian Seksi Kebakaran, Polisi
ancaman Pemberdayaan Pamong Praja –
bencana BPBD Masyarakat dan Biro Tata
118
Provinsi DKI Lembanga ; Pemerintahan –
Jakarta seperti Seksi Pencegahan; Bagian Tata Praja
ancaman Seksi
bencana Banjir, Kesiapsiagaan Badan Kesatuan
Kebakaran, Bangsa dan
119 122
Gempa bumi, Dinas Sosial – Politik – Bidang
Tsunami dan Bidang Kewaspadaan –
Letusan Perlindungan Subbidang
gurnung berapi) Sosial – Seksi Pemantauan dan
• Menyusun SOP Perlindungan Penanganan
penanganan Sosial Korban Konflik Sosial
Anak Korban Bencana
Bencana dan Dinas Lingkungan
123
Konflik Sosial Dinas Hidup – Bidang

118
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 260 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
119
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 275 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Sosial

102 Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018- 2022
Tingkat Pelaksanaan Target (Tahun) Penanggung jawab
No. Klaster/ Indikator Ukuran Peran Lembaga Mitra
RW Kel. Kec Kota Prov 18 19 20 21 22 dan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
• Menyusun SOP √ Penanggulangan Tata Lingkungan
Kesiapan Kebakaran dan dan Kebersihan –
120
Keluarga Penyalamatan Seksi Mitigasi dan
Hadapi (1) – Bagian Adaptasi
Bencana Pencegahan Perubahan Iklim
• Pemetaan √ √ √ √ Kebakaran - Seksi
Daerah Rawan Pengawasan Satuan Polisi
124
Bencana dan Keselamatan Pamong Praja
Konflik Sosial Kebakaran; Seksi (1) Bidang
• Ujicoba √ Publikasi dan Ketenteraman dan
Kelurahan Pemberdayaan Ketertiban Umum –
Aman Bencana Masyarakat; (2) Seksi Ketertiban
• Ujicoba √ Bidang Sarana dan
Kelurahan Penyelamatan – Prasarana Kota;
Bebas Tauran Seksi Perencanaan (2)Bidang
√ √ √ Teknis Perlindungan
• SK Penetapan
Penyelamatan Masyaraka - Seksi
Wilayah Aman
Bimbingan dan
Bencana
Penyuluhan t ; (3)
• SK Penetapan √ √ √
Bidang Penegakan
Wilayah Bebas dan Penindakan –
Tauran Seksi Pemantauan
• Inovasi √ √ √
• Pemberian √ √ √
penghargaan

121
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 250 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekertaris Daerah
122
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 258 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
123
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 284 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Lingkungan Hidup
120
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 264 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Penanggulangan Kebakaran dan
Penyalamatan
124
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 285 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja

Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022 103
Tingkat Pelaksanaan Target (Tahun) Penanggung jawab
No. Klaster/ Indikator Ukuran Peran Lembaga Mitra
RW Kel. Kec Kota Prov 18 19 20 21 22 dan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)

23. Anak Penyandang • 100% √ √ √ √ √ • Menyusun SOP √ 125


Dinas Sosial – Panti Sosial
Disabilitas, Penanganan Bidang Rehabilitasi Asuhan Anak Putra
Kelompok Anak Sosial – Seksi Utama (PSAA
Minoritas dan Penyandang Rehabilitasi Sosial Putra Utama 1
Terisolasi yang Disabilitas Penyandang Klender, PSAA
Terlayani • Identifikasi √ √ √ √ Disabilitas Putra Utama 1
Fasilitas Publik Duren Sawit, PSAA
memiliki Akses Putra Utama 2,
untuk PSAA Putra Utama
Penyandang 3 Tebet, PSAA
Disabilitas Putra Utama 3
• SK Penetapan √ √ √ Ceger, PSAA Putra
Fasilitas Utama 4) - (1)
Bermain, Satuan Pelaksana
Sekolah, Pelayanan Sosial;
gedung (2) Satuan
pemerintah, Pelaksana
gedung swasta, Pembinaan
126
pusat Sosial
perbelanjaan, Sekolah Luar Biasa
totoar, halte, Negeri (Unit
terminal, Pelaksana Teknis
stasiun, Dinas Pendidikan
pelabuhan, yang
bandara, dan menyelenggarakan
alat transportasi pendidikan bagi
lengkap akses peserta didik
untuk berkebutuhan

125
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 275 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Sosial
126
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 364 Tahun 2016 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Panti Sosial Asuhan Anak Putra
Utama

104 Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018- 2022
Tingkat Pelaksanaan Target (Tahun) Penanggung jawab
No. Klaster/ Indikator Ukuran Peran Lembaga Mitra
RW Kel. Kec Kota Prov 18 19 20 21 22 dan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
penyandang khusus pada (a)
disabilitas satuan pendidikan
• Penilaian √ √ √ anak usia dini non
fasilitas akses formal dan informal
penyandang (TKLB); (b) satuan
disabilitas pendidikan dasar
• Pemberian √ √ √ (SDLB dan
penghargaan di SMPLB); (c) satuan
setiap Tingkat pendidikan
menengah
(SMALB/ SMKLB) -
(1) Kepala Sekolah;
(2) Wakil Kepala
Sekolah; (3)
Pelaksana Tata
Usaha; (4) Tenaga
127
Fungsional

Dinas Kesehatan,

Dinas Bina
128
Marga (1)
Bidang Jalan dan
Jembatan – Seksi
Perencanaan Jalan
dan Jembatan;
Seksi
Pembangunan
Peningkatan Jalan;
dan Seksi
Pembangunan dan

127
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 364 Tahun 2016 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Sekolah Luar Biasa Negeri
128
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 273 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Bina Marga

Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022 105
Tingkat Pelaksanaan Target (Tahun) Penanggung jawab
No. Klaster/ Indikator Ukuran Peran Lembaga Mitra
RW Kel. Kec Kota Prov 18 19 20 21 22 dan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
Peningkatan
Jembatan; (2)
Bidang
Kelengkapan
Prasarana Jalan
dan Jaringan
Utilitas –.Seksi
Perencanaan
Kelengkapan
Prasarana Jalan
dan Jaringan
Utilitas; Seksi
Pembangunan dan
Peningkatan
Kelengkapan
Prasarana Jalan;
Seksi Prasarana
Jaringan Utilitas

Dinas Cipta Karya,


Tata Ruang, dan
129
Pertanahan (1)
Bidang
Perencanaan dan
Pemanfaatan
Struktur Ruang
Seksi Transportasi;
Seksi Prasarana
dan Sarana Kota;
(2) Bidang
Pengawasan
Bangunan – Seksi

129
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 279 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Cipta Karya, Tata Ruang, dan Pertanahan

106 Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018- 2022
Tingkat Pelaksanaan Target (Tahun) Penanggung jawab
No. Klaster/ Indikator Ukuran Peran Lembaga Mitra
RW Kel. Kec Kota Prov 18 19 20 21 22 dan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
Pengawasan
Pelaksanaan
Bangunan; Seksi
Pengawasan
Pemanfaatan
Bangunan; Seksi
Evaluasi
Pengawasan
Bangunan

Dinas Perumahan
Rakyat dan
Kawasan
130
Permukiman –
Bidang
Pembangunan
Perumahan Rakyat
dan Kawasan
Permukiman –
Seksi
Pembangunan
Perumahan
Rakyat; Seksi
Pembangunan
Kawasan
Permukiman; Seksi
Pembangunan
Prasarana Sarana
Perumahan Rakyat
dan Kawasan
Permukiman

130
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 274 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman

Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022 107
Tingkat Pelaksanaan Target (Tahun) Penanggung jawab
No. Klaster/ Indikator Ukuran Peran Lembaga Mitra
RW Kel. Kec Kota Prov 18 19 20 21 22 dan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)

24.a. Kasus Anak yang • 100% √ √ √ √ √ • Menyusun SOP √ Dinas Satuan Polisi
132
Berhadapan Penanganan Pemberdayaan, Pamong Praja
dengan Hukum Anak Perlindungan Anak, (1) Bidang
(ABH) (khusus Berhadapan dan Pengendalian Ketenteraman dan
131
pelaku) yang dengan Hukum Penduduk – Ketertiban Umum -
Terselesaikan Bidang Seksi Pengaduan
melalui Pemberdayaan dan Sengketa; (2)
Pendekatan Perempuan dan Bidang
• Identifikasi √ √ √ √
Keadilan Perlindungan Anak Perlindungan
potensi yang
Restoratif dan – Seksi Penguatan Masyarakat – Seksi
mendukung
Diversi Jejaring Bimbingan dan
penanganan
Kelembagaan Penyuluhan
anak
Perempuan dan
berhadapan
Anak Polda (UPPA,
dengan hukum
subdit 4,
melalui
Unit 1 PPA, TPPO,
pendekatan
susila, KDRT,
keadilan
TKI) ruang
restoratif
penyidik ramah
• Pemetaan √ √ √ √
anak/ inovasi,
lokasi yang Dinas sosial (seksi
memberi ruang rehabilitasi sosial
anak dan LPKSA di
melakukan Subang, LPKSA
kasus-kasus masyarakat),
tindak pidana P2TP2A, BP3AKB,
• Pemberian √ √ √ Bapas, kejaksaan,
penghargaan pengadilan, disdik,
wilayah yang

131
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 283 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak, dan
Pengendalian Penduduk
132
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 285 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja

108 Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018- 2022
Tingkat Pelaksanaan Target (Tahun) Penanggung jawab
No. Klaster/ Indikator Ukuran Peran Lembaga Mitra
RW Kel. Kec Kota Prov 18 19 20 21 22 dan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
berhasil (PKPLK), dinkes
menyelesaikan (kesmas dan
perkara anak yankes), Kemenag
berhadapan (Penais)
dengan hukum
melalui keadilan
restoratif atau
diversi
• Pemberian √ √ √
penghargaan
• Pemetaan √ √ √ √
potensi adanya
anak korban
jaringan
terorisme
• Inovasi √ √ √ √
• Pemberian √ √ √
penghargaan

24.b. Anak Korban • 100% √ √ • Menyusun SOP √ Badan Kesatuan Dinas


Jaringan penanganan Bangsa dan Pemberdayaan,
133
Terorisme yang anak korban Politik – Bidang Perlindungan Anak,
Terlayani jaringan Bina Ideologi dan dan Pengendalian
134
terorisme Wawasan Penduduk –
• Pemetaan √ √ √ √ Kebangsaan – Bidang
potensi adanya Subbidang Ideologi Pemberdayaan
anak korban Perempuan dan
jaringan Perlindungan Anak
terorisme – Seksi Penguatan

133
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 258 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
134
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 283 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak, dan
Pengendalian Penduduk

Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022 109
Tingkat Pelaksanaan Target (Tahun) Penanggung jawab
No. Klaster/ Indikator Ukuran Peran Lembaga Mitra
RW Kel. Kec Kota Prov 18 19 20 21 22 dan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
• Inovasi √ √ √ √ Jejaring
• Pemberian √ √ √ Kelembagaan
penghargaan Perempuan dan
Anak

Badan Kesatuan
Bangsa dan
135
Politik – Bidang
Bina Ideologi dan
Wawasan
Kebangsaan –
Seksi Bela Negara
Badan Kesatuan
Bangsa dan
136
Politik Dini –
Bidang
Kewaspadaan –
Subbidang
Kewaspadaan

Polda (PPA),

Dinas sosial,

P2TP2A,

Kemenag (Forum
kerukunan
beragama)

135
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 258 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
136
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 258 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Kesatuan Bangsa dan Politik

110 Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018- 2022
Tingkat Pelaksanaan Target (Tahun) Penanggung jawab
No. Klaster/ Indikator Ukuran Peran Lembaga Mitra
RW Kel. Kec Kota Prov 18 19 20 21 22 dan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)

24.c. Anak Korban • 100% √ √ √ √ √ • Menyusun SOP √ 137


Dinas Sosial – Dinas
Stigmatisasi penanganan Bidang Pemberdayaan,
Akibat dari anak korban Perlindungan Perlindungan Anak,
Pelabelan terkait stigmatisasi Sosial –Seksi dan Pengendalian
138
dengan Kondisi akibat dari Pemulihan dan Penduduk –
Orang Tuanya pelabelan Reintegrasi Sosial Bidang
yang Terlayani terkait dengan Pemberdayaan
kondisi orang Perempuan dan
tuanya Perlindungan Anak
• Pemetaan √ √ √ √ √ – Seksi Penguatan
lokasi yang Jejaring
sering terjadi Kelembagaan
perundungan Perempuan dan
terhadap anak Anak
akibat
pelabelan Satuan Polisi
139
terkait kondisi Pamong Praja –
orang tuanya di Bidang Penegakan
tempat tinggal, dan Penindakan –
bermain, Seksi Pemantauan
sekolah
• Ujicoba RW √ Dinas Pendidikan
bebas kasus
perundungan Dinas Kesehatan
terhadap anak
• SK Penunjukan √ √ √ √
RW, Kelurahan,

137
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 275 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Sosial
138
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 283 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak, dan
Pengendalian Penduduk
139
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 285 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja

Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022 111
Tingkat Pelaksanaan Target (Tahun) Penanggung jawab
No. Klaster/ Indikator Ukuran Peran Lembaga Mitra
RW Kel. Kec Kota Prov 18 19 20 21 22 dan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
Kecamatan,
Sekolah,
RPTRA bebas
perundungan
terhadap anak
terkait kondisi
orang tuanya
• Pemberian √ √ √ √
penghargaan
Total 11 14 19 22 24
Sumber: Lokakarya I dan Lokakarya II Jakarta Menuju Kota Layak Anak, 2017

112 Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018- 2022
Tabel 5.3 Usulan yang dapat Diupayakan oleh Forum Anak Jakarta

No Forum Anak Jakarta Target Tahun


Indikator Ukuran Ket.
. Usulan Yang Diupayakan 2018 2019 2020 2021 2022
I. KELEMBAGAAN

1. Tersedia • Ada dan Pemerintah : Melalui


Peraturan/K dilaksanaka - mulai beraksi pertemuan
ebijakan n dan tidak lagi berkala atau
Daerah bahas kebijakan- rapat rutin kami
tentang kebijakan dan selalu
Kabupaten/ kebijakan menginformasika
Kota Layak - terjun langsung n bahkan
Anak untuk melakukan membahas
monitoring tentang kebijakan
pengawasan dan yang sudah ada.
melakukan
evaluasi untuk
meningkatkan
pengoptimalan
pelaksanaan
kebijakan.

LSM :
- ikut serta
mensosialisakan
tentang
kebijakan yang
sudah ada
kepada
masyarakat
secara luas
dengan
melibatkan tokoh
masyarakat

Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022 113
No Forum Anak Jakarta Target Tahun
Indikator Ukuran Ket.
. Usulan Yang Diupayakan 2018 2019 2020 2021 2022
ataupun orang-
orang yang
berpengaaruh
dilingkungan
tersbut.

Dunia Usaha :
- Membuat/distribu
sikan produk
yang ramah anak
dan tidak
merekrut
seseorang yang
masih berusia
anak untuk
menjadi
karyawan dan
hal lainya yang
bersifat
mempekerjakan.

Media Masa :
- Melalui media
cetak dan
elektronik
memnginformasi
kan tentang
kebijakan terkait.
- Menyediakan
informasi yang
layak anak.

114 Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018- 2022
No Forum Anak Jakarta Target Tahun
Indikator Ukuran Ket.
. Usulan Yang Diupayakan 2018 2019 2020 2021 2022
2. Terlembaga • Ada Gugus PEMERINTAH : - menjaring Forum anak Anak terlibat Forum Anak Forum anak Penelitian/su
nya Tugas KLA, anak-anak dikapasaitas di gugus anak terlibat di dikapasaitasi. rvey kecil
Kabupaten/ dan - Libatkan anak- untuk ikut i. tugas. dikapasait gugus oleh forum
Kota Layak berfungsi anak dalam berpartisipasi asi. tugas. anak
Anak (KLA) • Ada gugus tugas dibebera Forum Anak Anak Anak terlibat dilakukan
Rencana dengan kecamatan dan melakukan mendapatka Anak Anak di gugus untuk
Aksi Daerah memperhatikan 4 kelurahan penelitian/su n feedback melakuka mendapatk tugas. menganalisa
(RAD) KLA pilar partisipasi melalui forum rvey dan n an atau untuk
• Ada data anak yang anak. lapangan. melakukan penelitian/ feedback Melakukan menemukan
daninformas baik.sebab kami diskusi dari survey dan monitoring, masalah-
iProfil belum pernah Persiapan hasil lapangan. melakukan evaluasi dan masalah
Anakteragre duduk di gugus menuju feedback Persiapan monitoring melkukan yang dialami
gasi, tugas KLA musembang yang menuju serta refleksi paska oleh anak-
dandiperbar bahkan kata /gugus didapat dari musemba evaluasi. keterlibatan anak.sehing
ui setiap GUGUS TUGAS tugas dan suara yang ng/gugus anak dalam ga anak-
tahun saja belum evaluasi. ia tugas dan gugus tugas. anak dapat
• Persentase familiar ditelinga sampaikan evaluasi. mengutaraka
Kecamatan anggota maupun digugus n
Layak Anak pengurus forum tugas. pendapatnya
(KELANA), anak DKI dengan
danmeningk Jakarta.. yakin dan
at setiap - Libatkan anak pasti saat
tahun dalam RAD dan berbicara.
• Persentase rencana aksi
Desa/Kelura lainya yang capacity
han Layak berkaitan dengan building,
Anak hak anak degan penelitian
(DEKELA), memperhatikan 4 dan
danmeningk pilar partisipasi monitoring
at setiap anak yang baik evaluasi
tahun - Bersama forum untuk
• Persentase anak/organisasi memantapka
DEKELA kepemudaan n sang anak

Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022 115
No Forum Anak Jakarta Target Tahun
Indikator Ukuran Ket.
. Usulan Yang Diupayakan 2018 2019 2020 2021 2022
yang masing-masing dan juga
mengintegra wilayah menyiapkan
sikan mensukseskan sang anak
Program kelurahan ramah sehingga
Perlindunga anak dengan dapat
n Anak menjunjung asas menyampaik
Terpadu saling an
Berbasis menghormati pendapatnya
Masyarakat dan belajar. dengan baik.
(PATBM)/sej
enisnya LSM : Setiap 2
- Mengadakan tahun sekali
sosilisasi untuk forum anak
mendorong melakukan
anak-anak regenerasi
terlibat disetiap untuk itu
kebijakan terkait program
anak. tersebut
- Mengadakan diadakan 2
capacity building tahun sekali.
bersama
pemerintah
mengenai hak
partisipasi anak
dan cara
menyampaikan
pendapat
dengan baik.

Dunia Usaha :
- Ikut serta terlibat
untuk

116 Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018- 2022
No Forum Anak Jakarta Target Tahun
Indikator Ukuran Ket.
. Usulan Yang Diupayakan 2018 2019 2020 2021 2022
memberikan
masukan dan
juga
mensukseskan
rencana yang
telah disepakati

Media Masa :
- Menyebarluaska
n hasil dari
rencana yang
telah disepakati.
- Mendorong
peran anak-anak
dan anak muda
untuk ikut serta
memberikan
pandangan atau
gagasannya.

Karang Taruna:
- Karang taruna
menyelenggarak
an penyuluhan
tentang
pencegahan
kekerasan
terhadap anak,
termasuk
pencegahan
kekerasan
seksual pada
anak. Karang

Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022 117
No Forum Anak Jakarta Target Tahun
Indikator Ukuran Ket.
. Usulan Yang Diupayakan 2018 2019 2020 2021 2022
Taruna juga
dapat membuat
kegiatan untuk
mewadahi
kreativitas anak

3. Keterlibatan • Ada, dan PEMERINTAH :


Lembaga meningkat - Mengoptimalkan - Melalui forum
Masyarakat, setiap tahun peran anak kami
Dunia masyarakat, melakuakn
Usaha, dan dunia usaha dan berbagai aksi
Media media masa diantaranya :
Massa melalui sebuah
dalam gerakan atau 1. Forum anak
Pemenuhan forum yang Jakarta
Hak Anak disepakati
bersama
dan bersama.
Perlindunga - Memberikan PLAN
n Khusus penyadaran agar INTERNASIO
Anak lebih optimal dan NAL
melakukan INDONESIA
monitoring serta membuat
evaluasi Gerakan AOC
- Menghubungi
Akte Kelahiran
atau menegur
pihak (media yang berfokus
masa, LSM dan pada
dunia usaha) ketelibatan
yang tidak anak dalam
terlibat. pembangunan
dan
DUNIA USAHA :

118 Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018- 2022
No Forum Anak Jakarta Target Tahun
Indikator Ukuran Ket.
. Usulan Yang Diupayakan 2018 2019 2020 2021 2022
- Tidak merekrut pemenuhan
pegawai/karyawa hak anak
n yang masih untuk
usia anak.
mendapatkan
- Membuat/mendis
tribusikan pruduk akte kelahiran.
yang ramah 2. Forum anak
anak. bersama WVI
melalui
MEDIA MASA : Kelompok SSI
- menyediakan mensosialiasik
informasi yang
an bahaya HIV
ramah anak.
- Tidak AIDS dan
mengekpos narkoba
informasi secara kepada anak-
lengkap data anak dan
pribadi/foto masyarakat
korban 3. Mengadakan
kekerasan
pagelaran seni
maupun anak
yang melakukan untuk
penyelewengan menampung
tertentu. kreativitas
anak-anak
4. Melui forum
anak di tingkat
kelurahan –
provinsi
menampung
aspirasi/penda
pat anak-anak

Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022 119
No Forum Anak Jakarta Target Tahun
Indikator Ukuran Ket.
. Usulan Yang Diupayakan 2018 2019 2020 2021 2022
5. Forum anak
bersama WVI
mengadakan
penelitian kecil
untuk meniliti
manfaat dan
keberlanjutan
RPTRA yang
ada di
JAKARTA
dimana
sampel kami
adalalah
RPTRA
Kembangan
Utara.

II. KLASTER I: HAK SIPIL DAN


KEBEBASAN

4. Persentase • 100% Anak Pemerintah : Forum anak Menguatkan Melakukan Melakuka Membentu Mensosialisa Pada saat
Anak yang teregistrasi - Menjadikan bersama PLAN para agent penelian/sur n k dan kan penguatan/p
Teregistrasi • Persentase anak-anak INTERNASIONA yang sudah vey sosialiasi menguatan pentingnya embentukan
dan anak yang sebagai subjek L INDONESIA ada. kepemilikan dimasing- para agent akte DISDUKCAP
Mendapatk mendapatka dalam membentuk akte masing dimsin – kelahiran di IL harus
an Kutipan n Kutipan pembangunan gerakan Agent Of Melakukan kelahiran di kelurahan masing beberapa terlibat diikuti
Akta Akta yang Change sosialisasi beberapa oleh agent kelurahaan RW wilayah oleh NGO
Kelahiran Kelahiran di memperhatikan 4 pencatatan akte pentingnya kelurahan di yang oleh para masing- yang focus

120 Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018- 2022
No Forum Anak Jakarta Target Tahun
Indikator Ukuran Ket.
. Usulan Yang Diupayakan 2018 2019 2020 2021 2022
atas angka pilar partisipasi kelairan yang akte wilayah sudah agent yang masing. dibidangnya.
nasional 140, anak yang baik. didinisiasi oleh kelahiran masing- dibantuk/d sudah ada.
dan - Menjadikan rptra anak dan dikelola dimasing – masing oleh ikuatkan. Melakukan AOC tingkat
meningkat sebagai tempat penuh oleh anak kota oleh agent yang Melakukan monitoring Provinsi
setiap tahun informasi itu sendiri agent yang sudah .Melakuka penelitian/s dan sebelumnya
pengurusan akte sudah dibentuk. n evaluasi urvey evalusasi. sudah
kelahiran baik dibentuk/dik dan kepemilika pernah
melalui MADING uatkan. monitoring n akte Melakukan dibentuk dan
maupun . kelahiran di refleksi paska dikuatkan
pengelola RW pelaksanaan oleh PLAN
- Melibatkan anak Membentuk wilayah AOC. INERNASIO
dalam segala sekaligus masing- NAL
pengambilan mengkapasit masing INDONESIA
keputusan terkait asi agent oleh agent atas inisiasi
pencatatan akte dimasing- yang sudah dari anak.
kelahiran. masing dibentuk/di
kecamatan kuatkan.
LSM oleh para
agent yang
Dunia Usaha sudah di
bentuk/diku
Media Masa atkan.

5. Tersedia • Jumlah Membentuk Melakukan Melakuka Melaukan Mengadakan


Fasilitas fasilitas ILA sekaligus sosialiasi n monitoring sosialiasi
Informasi meningkat mengkapasit tentang penelitian/ evaluasi. tentang
Layak Anak setiap tahun, asi agent informasi survey informasi
(ILA) dapat INCAKAP yang layak tentangket yang layak
diakses oleh tingkat bagi anak. ersediaan Membentu anak
semua anak, Provinsi informasi k sekaligus dimasing-

140
Rata-rata Nasional (Target Nasional 2016) 77,5%, Sumber: Dukcapil, Kemendagri 2016

Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022 121
No Forum Anak Jakarta Target Tahun
Indikator Ukuran Ket.
. Usulan Yang Diupayakan 2018 2019 2020 2021 2022
dantanpa yang mengkapas masing RW.
biaya Melakukan Melakukan layak itasi duta
• Ada penelitian/su monitoring anak INCAKAP Melakukan
mekanismep rvey evaluasi. dimasing- di masing- monitoring
engawasank mengenai masing masing evaluasi.
onteninforma ketersediaa Membentuk kecamata kelurahan.
si yang n informasi sekaligus n dengan Mengadakan
tidaklayakan yang layak mengkapasit mengambi Melakukan seminar
ak anak asiduta l sampel penelitian/s paska acara
• TeleponSah dibebera INCAKAP di ditingkat urvey tersebut.
abatAnak dimasing- masing- kelurahan. mengenai
(TeSA)/sejen masing kota masing kota ketersediaa
isnyaberfung dengan oleh agent Melakuka n informasi
si mengambil yang sudah n yang layak
sampel ada. sosialisasi anak
ditingkat tentang dengan
kelurahan. informasi mengambil
yang sampel
layak ditingkat
anak di RW..
masing-
masing
kecamata
n.

6. Terlembaga • Ada Forum Mengadaka Forum anak Forum Forum Forum anak -forum anak
nyaPartisip Anak n capacity yang sudah anak yang anak yang yang sudah mengadakan
asi Anak Kabupaten/K building di ada sudah ada sudah ada ada regenerasi
ota, danaktif tingkat dipersiapka dipersiapk dipersiapka dipersiapkan setiap 2
• Persentase provinsi dan n untuk an untuk n untuk untuk duduk tahun sekali.
Forum Anak regenerasi duduk duduk di duduk dibangku
Kecamatan forum anak dibangku musremba dibangku musrembang. -dalam

122 Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018- 2022
No Forum Anak Jakarta Target Tahun
Indikator Ukuran Ket.
. Usulan Yang Diupayakan 2018 2019 2020 2021 2022
dan Forum DKI dan musremban ng. musremba melibatkan
AnakDesa/K masing- g. ng. Perwakilan anak-anak
elurahan, masing Perwakila forum terlibat harus
dan KOTA. Perwakilan n forum Perwakilan dismusremba memperhatik
meningkat forum anak anak forum anak ng. an 4 pilar
setiap tahun Mengadaka terlibat terlibat terlbat partsipasi
• Persentase n dimusremba dimusrem dimusremb Memebentuk anak yag
Forum Anak survey/penel ng. bang. ang. foru anak bak.
yang itian. yang belum
berperan Membentuk Membentu Membentu ada dan -harus
sebagai Mengadaka forum anak k forum k forum mengembang membuat
pelopor dan n audiensi ditingkat anak anak kan yang pedoman
pelapor (2P), dengan kecamatan tingkat tingkat sudah ada. pengembang
dan masing- oleh kecamata kelurahan an forum
meningkat masing forumanak n dan oleh forum Mengadakan anak yang
setiap tahun Kepala tingkat kota. mengemb anak refleksi paska disusun oleh
• Persentase daerah/WAL angkan tingkat pembentukan anak
Forum Anak IKOTA Mengadaka forum kecamatan. forum anak itusendiri,
yang terlibat sekaligus n capacity anak selama 5 fasilitator/an
dalam pengukuhan building tingkat Mengadak tahun. ak muda
proses . untuk forum kecamata an capacity yang focus
perencanaan . anak yang n yang building pada
pembanguna sudah ada. sudah untuk partisipsi
n daerah, ada. forum anak anak dan
dan Mengadaka yang sudah NGO yang
meningkat n Mengadak ada. foukus pada
setiap tahun survey/penel an partisipasi
itian. capacity Mengadak anak.
Mengadaka building an
n audiensi untuk survey/pen -setiap
dengan forum elitian. jenjang
camat anak yang forum anak
sekaligus sudah Melakukan harus ada 1

Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022 123
No Forum Anak Jakarta Target Tahun
Indikator Ukuran Ket.
. Usulan Yang Diupayakan 2018 2019 2020 2021 2022
pengukuhan ada. audiensu atau 2
. dengan fasilitator
Mengadak masing- dan dibantu
Monitoring an masing oleh 1 NGO
dan survey/pe lurah. Lokal yang
evaluasi. nelitian. focus pada
Monitoring Pemenuhan
Melakuka dan Hak Anak.
n audiensi evaluasi.
dengan
camat.

III. KLASTER II: LINGKUNGAN


KELUARGA DAN
PENGASUHAN
ALTERNATIF

7. Persentase • Di bawah Pemerintah : -FORAJA -TGR


Perkawinan angka bersama Campign
141
Anak nasional, d komunitas TGR adalah
anmenurun Campaign komunitas
setiap tahun mengadakan yang
pencegahan beranggoata
melalui kegiatan kan para
positif seperti fasilitator
mengampanyeka forum anak

141
Persentase Perempuan Pernah Kawin Usia 20 - 24 Tahun yang Menikah Sebelum Usia 15 Tahun Menurut Provinsi, 2008-2012 Rata-rata Nasional 2,5%;
Persentase Perempuan Pernah Kawin Usia 20 - 24Tahun yang Menikah Sebelum Usia 16 Tahun Menurut Provinsi, 2008-2012 Rata-rata Nasional 6%;
Persentase Perempuan Pernah Kawin Usia 20 - 24 Tahun yang Menikah Sebelum Usia 18 Tahun Menurut Provinsi, 2008-2012 Rata-rata Nasional 25,4%,
BPS, 2016.

124 Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018- 2022
No Forum Anak Jakarta Target Tahun
Indikator Ukuran Ket.
. Usulan Yang Diupayakan 2018 2019 2020 2021 2022
n permainan dan anak
tradisional agar muda yang
anak-anak perduli akan
memutuskan permainan
untuk menikmati tradisional
masa mudanya yang mulai
dan tidak dilupakan
menikah oleh anak-
anak.
-FORAJA Melalui
gelar kreatvitas
kami
mengampanyeka
n tentang hak
anak untuk
bersekolah,
mendapatkan
fasilitas
kesehatan, hak
agar didengar
pendapatnya dll.

8. Tersedia • Ada, Pemerintah : -FORAJA


Lembaga berfungsi, Menjadikan bersama wahana
Konsultasi dan jumlah RPTRA sebagai visi Indonesia
Penyedia lembaga tempat konsultasi kami
Layanan meningkat pengasuhan anak mengadakan
Pengasuha setiap tahun bagi orang kampanye
n Anak bagi tua/keluarga tentang stop
Orang kekerasan pada
Tua/Keluar anak di
ga lingkungan
keluarga.

Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022 125
No Forum Anak Jakarta Target Tahun
Indikator Ukuran Ket.
. Usulan Yang Diupayakan 2018 2019 2020 2021 2022

9. Persentase • Meningkat
lembaga setiap tahun
pengasuha
n alternatif
terstandaris
asi

10 Tersedia • Ruang Pemerintah :


. Infrastruktur Bermain memebuat
(Sarana Ramah Anak kebijakan untuk
dan (RBRA), membuatkan zona
Prasana) di meningkat aman sekolah
Ruang setiap tahun, yang dekat
Publik yang dimanfaatka sekolah
Ramah n oleh
Anak semua anak, Menyedaiakan
dantidak fasilitas umum
berbayar yang menyedikan
• PersentaseR sarana untuk
BRA sesuai akses disabilitas
standar (sensorik,
• Rute Aman mental,fisik dan
dan Selamat intelektual) kalau
ke dan dari perlu buatkan
Sekolah kebijakan yang
(RASS), mengatur tentang
meningkat pelaksanaanya +
setiap tahun disosialisasikan
• Angka oleh masyarakat
kecelakaan secara luas.
lalu-lintas
pada anak LSM : ikut serta

126 Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018- 2022
No Forum Anak Jakarta Target Tahun
Indikator Ukuran Ket.
. Usulan Yang Diupayakan 2018 2019 2020 2021 2022
menurun mensosialisasikan
setiap tentang kkebijakan
tahun 142 terkait dan
• Aksesibilitas mengajak
untukanakpe masyarakat untuk
nyandangdis ikut berkontribusi.
abilitasmenin
gkatsetiapta Dunia Usaha : ikut
hun serta mlelaui
program CSR dan
beberapa program
lainya.

Media Masa : ikut


serta menyebar
luaskan infornasi
tentang
pelaksanaan
kebijakan melalui
media cetak
maupun elektronik.

Membuat iklan
layanan
masyarakat
mengenai
kebijakan terkait.

IV. KLASTER III: KESEHATAN

142
Rata-rata Nasional AngkaKematianAkibat Kecelakaan Lalu-Lintas 0,015 %darijumlahpopulasi, Sumber: WHO, 2016

Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022 127
No Forum Anak Jakarta Target Tahun
Indikator Ukuran Ket.
. Usulan Yang Diupayakan 2018 2019 2020 2021 2022
DASAR DAN
KESEJAHTERAAN

11 Persentase • Persentase
. Persalinan persalinan di
di Fasilitas fasilitas
Kesehatan kesehatan,
di atas
angka
nasional143,
dan
meningkat
setiap tahun
• Angka
Kematian
Bayi, di
bawah
angka
nasional,
dan menurun
setiap tahun
• Angka
Kematian Ibu
(AKI), di
bawah
angka
nasional,
dan menurun
setiap tahun

143
Persalinan ditolong tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan: Angka Nasional 73,61%; Ditjen Bina Gizi dan KIA, Kemenkes RI, 2015.

128 Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018- 2022
No Forum Anak Jakarta Target Tahun
Indikator Ukuran Ket.
. Usulan Yang Diupayakan 2018 2019 2020 2021 2022

12 Prevalensi • Prevalensigi
. Status Gizi zikurang,
Balita gizilebih,
pendekdank
urus, di
bawah
angka
nasional144,
dan menurun
setiap tahun

13 Persentase • Di atas
. Cakupan angka
Pemberian nasional 145,
Makanpada dan
BayidanAna meningkat
k (PMBA) setiap tahun
Usia di
Bawah 2
Tahun

14 Persentase • Meningkat -meningkatkan


. Fasilitas setiap tahun ESDM yang sudah
Kesehatan ada melalui
dengan pelatihan tentang
Pelayanan KHA dan cara

144
Prevalensi Status Gizi Balita,Gizi Kurang Angka Nasional 5,4%; Gizi Lebih Angka Nasional 11,8;Stunting AngkaNasional 37,2%, Badan Litbangkes, Kemenkes
RI, Riskesdas 2013.
145
Cakupan Pemberian ASI Ekslusif Pada Bayi 0-6 Bulan; Angka Nasional 52,3%; Ditjen. Bina Gizi dan KIA, Kemenkes RI, 2015.

Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022 129
No Forum Anak Jakarta Target Tahun
Indikator Ukuran Ket.
. Usulan Yang Diupayakan 2018 2019 2020 2021 2022
Ramah menangani/mengh
Anak adapi anak dengan
baik karena masih
banyak karyawan
yang belum ramah
anak.

15 Persentase • Di atas
. Rumah angka
Tangga nasional,
dengan dan
Akses Air meningkat
MinumdanS setiap tahun
anitasi yang
Layak

16 Tersedia • Semua Pemerintah :


. Kawasan fasilitas membuat
Tanpa umum dan peraturan/kebijaka
Rokok tempat di n untuk melarang
mana anak spanduk atau iklan
banyak rokok disekitar
berkumpul, sekolah.
bebas asap
rokok Membuat larangan
• Tidak ada untuk tidak
iklan rokok, merokok di dalam
di rumah atau
tempatpublik disekitar anak-
di anak.
manaanakba
nyakberkum Dunia Usaha :
pul perusahaan rokok

130 Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018- 2022
No Forum Anak Jakarta Target Tahun
Indikator Ukuran Ket.
. Usulan Yang Diupayakan 2018 2019 2020 2021 2022
membatasi
distribusi rokok

LSM :

Media Masa :
V. KLASTER IV: PENDIDIKAN,
PEMANFAATAN WAKTU
LUANG, DAN KEGIATAN
BUDAYA

17 Persentase • Meningkat
. Pengemban setiap
gan Anak tahun 146
Usia Dini • Minimal 1
Holistik dan PAUD-HI di
Integratif setiap
(PAUD-HI) desa/kelurah
an

18 Persentase • 100%untuka
. Wajib nakperempu
Belajar 12 andananakla
Tahun ki-laki

19 Persentase • Meningkat
. Sekolah setiap tahun
Ramah untuk setiap

146
APK PAUD 2016 adalah 68.10, Sumber: Pusat Data dan Statistik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2015

Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022 131
No Forum Anak Jakarta Target Tahun
Indikator Ukuran Ket.
. Usulan Yang Diupayakan 2018 2019 2020 2021 2022
Anak (SRA) jenjang
pendidikan
• Minimal 4
SRA (SD,
MI, SMP,
MTs) sesuai
standar

20 Tersedia • Ada, dapat


. Fasilitas diakses
untuk semua anak,
Kegiatan tidak
Budaya, berbayar,
Kreativitas, dan
dan meningkat
Rekreatif setiap tahun
yang • Minimal 1
Ramah Pusat
Anak Kreativitas
Anak (PKA)
• Kegiatan
pengembang
an budaya,
kreativitasda
nrekreatif
bagi anak
meningkat
setiap tahun
VI. KLASTER V:
PERLINDUNGAN KHUSUS

21 Anak • 100%

132 Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018- 2022
No Forum Anak Jakarta Target Tahun
Indikator Ukuran Ket.
. Usulan Yang Diupayakan 2018 2019 2020 2021 2022
.a. Korban
Kekerasan
danPenelan
taranyang
Terlayani

21 Persentase • 100%
.b. Anak yang
Dibebaskan
dari Pekerja
Anak (PA)
dan Bentuk-
Bentuk
Pekerjaan
Terburuk
untuk Anak
(BPTA)

22 Anak • 100%
.a. Korban
Pornografi,
NAPZA dan
TerinfeksiHI
V/AIDS
yang
Terlayani

22 Anakkorban • 100%
.b. bencanada
nkonflik
yang
terlayani

Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022 133
No Forum Anak Jakarta Target Tahun
Indikator Ukuran Ket.
. Usulan Yang Diupayakan 2018 2019 2020 2021 2022
23 Anak • 100%
. Penyandan
g
Disabilitas,
Kelompok
Minoritas
dan
Terisolasi
yang
Terlayani

24 Kasus Anak • 100%


.a. yang
Berhadapa
n dengan
Hukum
(ABH)
(khusus
pelaku)
yang
Terselesaik
an melalui
Pendekatan
Keadilan
Restoratif
dan Diversi

24 Anak • 100%
.b. Korban
Jaringan
Terorisme
yang
Terlayani

134 Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018- 2022
No Forum Anak Jakarta Target Tahun
Indikator Ukuran Ket.
. Usulan Yang Diupayakan 2018 2019 2020 2021 2022

24 Anak • 100% Pemerintah :


.c. Korban
Stigmatisasi LSM :
Akibat dari
Pelabelan Dunia Usaha :
terkait
dengan Media Masa :
Kondisi
Orang
Tuanya
yang
Terlayani

Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022 135
5.3 PEMANTAUAN DAN EVALUASI 147

5.3.1 Pemantauan
Pemantauan pelaksanaan rencana aksi Kota Layak Anak Provinsi DKI
Jakarta dilakukan oleh Gugus Tugas Kota Layak Anak Provinsi DKI Jakarta
untuk mengetahui perkembangan dan hambatan pelaksanaan
pengembangan Kota Layak Anak secara berkala serta sesuai dengan
rencana.
Aspek yang harus diperhatikan dalam pemantauan adalah mengenai:
1. Hal yang dipantau, meliputi peran dari setiap penanggungjawab indikator
dan mitra untuk memenuhi setiap indikator Kota Layak Anak
2. Pemantauan dilakukan oleh Gugus Tugas Kota Layak Anak pada setiap
tingkatan pelaksanaan Kota Layak Anak, yaitu di RW, Kelurahan,
Kecamatan, Kabupaten/Kota Administrasi, dan Provinsi;
3. Pemantauan dapat dilakukan setiap tiga bulan;
4. Pemantauan dapat dilakukan bersamaan dengan pertemuan gugus
tugas, dan/atau kunjungan lapangan atau dengan cara lainnya.
5. Forum Anak Jakarta melakukan dan dilibatkan dalam pemantauan
pemenuhan setiap indikator Kota Layak Anak .
Pelaksanaan pemantauan Kota Layak Anak mengacu pada Peraturan
Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

5.3.2 Evaluasi
Evaluasi pengembangan Kota Layak Anak Provinsi DKI Jakarta dilakukan
untuk menilai hasil pelaksanaan pengembangan Kota Layak Anak. Aspek
yang harus diperhatikan dalam evaluasi adalah mengenai:
1. Hal yang dievaluasi, meliputi capaian seluruh Indikator Kota Layak Anak
di setiap tingkat RW, Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten/Kota
Administrasi, dan Provinsi;
2. Evaluasi dilakukan oleh Gugus Tugas Kota Layak Anak, Tim Evaluasi
Kota Layak Anak dan tim independen dan melibatkan Forum Anak
Jakarta;
3. Evaluasi dilakukan setiap tahun.

147
Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak No 13 tahun 2011
tentang Panduan Pengembangan Kabupaten/Kota Layak Anak

Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022 137
Daftar Pustaka

Adams, Eillen & Sue Ingham. (1998). Changing Places: Children’s


Participation in Environmental Planning. London: The Children’s
Society.

Christencen, Pia & Margaret O’Brien (edit.). (2003). Children in the City
Home, Neighbourhood and Community. New York & London:
Routledge Falmer.

Healey, P. 2006. Collaborative planning: shaping places in fragmented


societies. Basingstoke, England: Palgrave Macmillan.

Hendricks, Barbara. (2002) “Child Friendly Environments in the City.” di


Brescia: Ordine degli Achitetti.

Innes, J, & Booher, D.E. (2000). Indicators for sustainable communities: a


strategy building on complexity theory and distributed intelligence.
Planning Theory and Practice, 1(2), 273.

Innocenti Digest. (No.2-Nov.2002). Poverty and Exclusion Among Urban


Children. Florence – Italy: UNICEF Innocenti Research Centre.

IULA&UNICEF. (2001). Partnership to Create Child Friendly City:


Programming for Child Rights with Local Authorities. Italy: UNICEF
Innocenti Research Centre.

Margerum, R.D. (2002). Collaborative planning: building consensus and


building a distinct model for practice. Journal of Planning Education
and Research, 21(3), 237-253.

Patilima, Hamid. (2004). Persepsi Anak Mengenai Lingkungan Kota – Studi


Kasus Di Kelurahan Kwitan, Jakarta Pusat. (Tesis). Jakarta: Kajian
Pengembangan Perkotaan, Pascasarjana Universitas Indonesia.

Save the Children. (1996). Children on Their Housing. Swedia: Radda


Barnen.

Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018 - 2022 139
Lampiran

REGULASI DAN KEBIJAKAN

Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 250 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Sekertaris Daerah.

Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 253 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah.

Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 258 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Badan Kesatuan Bangsa dan Politik.

Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 260 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah.

Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 262 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Badan Pajak dan Retribusi Daerah.

Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 263 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.

Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 264 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Penanggulangan Kebakaran dan
Penyalamatan.

Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 265 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Komunikasi, Informatika dan
Statistik.

Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 267 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perindustrian dan Energi.

Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 268 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan
Pertanian.

Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 269 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pariswisata dan Kebudayaan.

Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 270 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perhubungan.

Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 272 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Sumber Daya Air.

Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 273 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Bina Marga.

140 Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2017 - 2022
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 274 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan
Permukiman.

Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 275 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Sosial.

Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 276 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pemuda dan Olahraga.

Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 277 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendidikan.

Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 278 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan.

Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 279 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Cipta Karya, Tata Ruang, dan
Pertanahan.

Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 282 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perpustakaan dan Kearsipan.

Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 283 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak,
dan Pengendalian Penduduk.

Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 284 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Lingkungan Hidup.

Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 285 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja.

Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 286 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kota Administrasi.

Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 290 Tahun 2016 tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Pusat Penilaian Kompetensi
Pegawai.

Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 301 Tahun 2016 tentang
Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Unit Pengelola Dokumen
Administrasi Kependudukan.

Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 307 Tahun 2016 tentang
Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pelayanan Statistik.

Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 322 Tahun 2016 tentang
Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Unit Pengelola Museum
Kesejahteraan Jakarta.

Lampiran 141
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 324 Tahun 2016 tentang
Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Unit Pengelola Museum
Seni.

Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 328 Tahun 2016 tentang
Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Unit Pengelola Kawasan
Perkampungan Budaya Betawi.

Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 329 Tahun 2016 tentang
Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Unit Pengelola Kawasan
Monumen Nasional.

Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 333 Tahun 2016 tentang
Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Unit Pengelola Angkutan
Perairan dan Pelabuhan.

Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 351 Tahun 2016 tentang
Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Unit Pengelola Rumah
Susun.

Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 364 Tahun 2016 tentang
Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Panti Sosial Asuhan Anak
Putra Utama.

Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 372 Tahun 2016 tentang
Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Sekolah Dasar Negeri.

Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 376 Tahun 2016 tentang
Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Sekolah Menengah Atas
Negeri.

Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 397 Tahun 2016 tentang
Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pelayanan Terpadu
Pemberdayaan Perempuan dan Anak.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 70 Tahun 2009 tentang


Pendidikan Inklusif Bagi Peserta Didik Yang Memiliki Kelainan Dan
Memiliki Potensi Kecerdasan dan/atau Bakat Istimewa.

Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak No 12


Tahun 2011 tentang Indikator Kabupaten/Kota Layak Anak.

Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak No 13


tahun 2011 tentang Panduan Pengembangan Kabupaten/Kota Layak
Anak.

Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan


yang Mengandung Zat Adiktif berupa Produk Tembakau bagi
Kesehatan.

Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-


Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

142 Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2017 - 2022

Anda mungkin juga menyukai