Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENELITIAN SUBJEK TUNGGAL


(SINGLE SUBJECT RESEARCH)

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Metodologi Penelitian
dengan dosen pengampu Dr. H. Danny Meirawan, M.Pd dan
Dr. H. Nanang Dalil Herman, S.T., M.Pd.

Disusun oleh:
Fendy Thomas 1706837
Hari Din Nugraha 1706836

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN


SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2017

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul Penelitian Subjek Tunggal (Single Subject Research). Penulisan makalah
ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Metodologi Penelitian.
Dalam penyelesaian makalah ini, tentunya tidak lepas dari bantuan dan
kerjasama berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. HR Asep Kadarohman, M.Si. selaku Rektor Universitas Pendidikan
Indonesia.
2. Dr. Ade Gafar Abdullah, S.Pd., M.Si. selaku Kaprodi SPS UPI.
3. Dr. H. Danny Meirawan, M.Pd. dan Dr. H. Nanang Dalil Herman, S.T., M.Pd.
selaku Dosen pengampu mata kuliah Metodologi Penelitian yang telah
memberikan ilmu dan gagasan kepada penulis.
4. Kedua orangtua yang selalu memberikan dukungan dan dorongan baik
mental, spiritual dan material serta sumber motivasi bagi penulis.
5. Teman-teman PTK Angkatan 2017 yang selama ini telah memberikan
semangat, dorongan dan masukan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa meskipun makalah ini telah disusun
dengan segala kemampuan, pengetahuan dan usaha keras, namun tidak menutup
kemungkinan masih terdapat kekurangan dan kesalahan, baik dari segi penulisan
maupun uraian. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak untuk perbaikan
di masa mendatang. Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat,
khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi orang-orang yang membacanya.

Bandung, Desember 2017


Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................ i


DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ iii

BAB I .......................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ......................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 2
C. Perumusan Masalah .............................................................................. 2
D. Tujuan Penulisan .................................................................................. 2
E. Manfaat Penulisan ................................................................................ 2
F. Sistematika Penulisan ........................................................................... 3

BAB II .........................................................................................................................4
PENELITIAN SUBJEK TUNGGAL .......................................................................4
A. Defenisi ................................................................................................ 4
B. Sejarah Singkat Modifikasi Perilaku .................................................... 5
C. Variabel dan Sistem Pengukuran ......................................................... 6
D. Sistem Pencatatan Data ........................................................................ 6

BAB III........................................................................................................................8
PENUTUP...................................................................................................................8
A. Kesimpulan........................................................................................... 8
B. Saran ..................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................9


LAMPIRAN..............................................................................................................10

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1-1. Kegiatan Intervensi pada Anak Difabel di Jepang...................... 1


Gambar 2-1. Kegiatan Pengajaran Matematika di SLB C YPLB Bandung .... 5

iii
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Penelitian merupakan salah satu upaya manusia dalam memecahkan masalah yang
sering timbul di sekitarnya. Seorang peneliti pada praktik di lapangan akan memilih
salah satu metode yang dipandang paling sesuai untuk penelitiannya, yaitu yang sesuai
dengan data yang akan diperoleh, tujuan, dan masalah yang akan dipecahkan (efektifitas).
Pertimbangan lainnya adalah masalah efesiensi, yaitu seorang peneliti harus
memperhatikan keterbatasan dana, tenaga, waktu dan kemampuan. Dengan demikian,
metode penelitian dapat menghasilkan informasi yang lengkap dan valid, dilakukan
dengan cepat, sehingga dapat menghemat biaya, tenaga dan waktu. Ada banyak desain
penelitian yang sering digunakan oleh para peneliti, diantaranya penelitian subjek
tunggal.
Penelitian subjek tunggal merupakan suatu desain penelitian yang menekankan pada
perubahan (modifikasi) konsep dasar perilaku dari individu sebagai tujuan utama. Desain
atau pendekatan ini termasuk ke dalam penelitian eksperimen. Penelitian subjek tunggal
atau sering disebut single subject research (SSR) sering dipergunakan untuk
mengeksplorasi subjek difabel (anak berkebutuhan khusus). Contohnya “Bagaimana
memahami proses berbahasa seorang difabel?”. Tentu saja penelitian subjek tunggal
dapat mendeskripsikan baik dari segi pemahaman, kompetensi, dan performance
berbahasanya.

Gambar 1-1. Kegiatan Intervensi pada Anak Difabel di Universitas Tsukuba, Jepang

1
2

Rancangan pada penelitian subjek tunggal menerapkan observasi secara terus-


menerus pada suatu individu. Target utama perilaku dari individu tersebut terus dibangun
sepanjang waktu untuk kemudian dicari perilaku utama yang menjadi garis dasar
(baseline) untuk diteliti. Perilaku dasar ini kemudian dinilai, diberikan treatment,
sebelum pada akhirnya treatment tersebut dihentikan di tahap akhir penelitian (Creswell:
2010).
Suatu penelitian dapat berjalan dengan baik, perlu dipahami terlebih dahulu segala
sesuatu yang berkait dengan komponen-komponen penelitian. Baik yang berkaitan
dengan jenis-jenis variabel, hakikat penelitian, karakteristik, tujuan, syarat-syarat
penelitian, langkah-langkah penelitian, dan bentuk-bentuk desain. Dalam makalah ini
akan dibahas lebih lanjut tentang penelitian subjek tunggal.

B. Identifikasi Masalah
Latar belakang di atas menjadi dasar dalam mengidentifkasi permasalahan sebagai
berikut:
1. Penelitian subjek tunggal fokus untuk memodifikasi perilaku pada suatu individu.
2. Penelitian subjek tunggal sangat sesuai bila diaplikasikan pada anak-anak difabel,
namun tidak menutup kemungkinan untuk diterapkan pada anak-anak non-
difabel.

C. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang diperkirakan ada, maka rumusan
masalah pada makalah ini antara lain:
1. Apa yang dimaksud dengan penelitian subjek tunggal?
2. Bagaimana desain dan jenis-jenis penelitian subjek tunggal?

D. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan yang ingin dicapai pada makalah ini antara lain:
1. Untuk memenuhi kelengkapan tugas mata kuliah Metodologi Penelitian.
2. Untuk memperoleh informasi terkait penelitian subjek tunggal secara mendalam.

E. Manfaat Penulisan
Penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
3

1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan referensi terkait
desain atau pendekatan penelitian yang dapat diterapkan oleh para peneliti
terhadap anak-anak difabel.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi penulis, diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman
penulis terhadap materi penelitian subjek tunggal serta terus mengasah
keterampilan penulis dalam menyusun sebuah makalah.
b. Bagi pembaca, diharapkan dapat memberikan informasi tambahan serta
wawasan pengetahuan mengenai materi penelitian subjek tunggal.

F. Sistematika Penulisan
Laporan bab berupa makalah ini dibagi dalam tiga bab. Ketiga bab tersebut sebagai
berikut.
 BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, perumusan
masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan dan sistematika penulisan.
 BAB II ISI
Bab ini mengupas lebih dalam terkait beberapa hal pada penelitian subjek tunggal.
 BAB III PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan rekomendasi dari hasil keseluruhan penulisan makalah.
 DAFTAR PUSTAKA
4

BAB II
PENELITIAN SUBJEK TUNGGAL

A. Defenisi
Tawney and Gast mengemukakan bahwa Penelitian Subjek Tunggal atau Single
Subject Research (SSR) merupakan penelitian eksperimen yang dilaksanakan untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh dari suatu perlakuan (treatment) yang diberikan
kepada subjek secara berulang-ulang dalam waktu tertentu. SSR merupakan desain
penelitian untuk mengevaluasi efek suatu perlakuan (intervensi) dengan kasus tunggal,
yang dimaksud kasus tunggal dapat berupa beberapa subjek dalam satu kelompok atau
subjek yang diteliti sebagai target behavior/perilaku sasaran adalah tunggal (N= 1).
Desain SSR merupakan bagian yang integral dari analisis tingkah laku (behavior
analytic). SSR mengacu pada strategi penelitian yang dikembangkan untuk
mendokumentasikan perubahan tingkah laku subjek secara individual, sehingga SSR
sering disebut sebagai Penelitian Modifikasi Perilaku (Behavior Modification Research).
SSR sangat sesuai bila diaplikasikan kepada para siswa berkebutuhan khusus
(difabel), meskipun tidak menutup kemungkinan bila digunakan sebagai referensi oleh
para guru maupun peneliti dalam program modifikasi perilaku siswa-siswa non-difabel
(Hammond & Gast, 2010). Khusus pekerjaan seorang pendidik (guru) akan selalu terkait
dengan kegiatan perubahan perilaku yang secara umum dibagi dalam dua kategori, yakni
membangun atau mempertahankan perilaku positif dan mencegah atau meniadakan
perilaku negatif. Kegiatan membangun atau mempertahankan perilaku positif misalnya
seorang guru meminta siswa untuk menghafal kosa kata baru, menghafal rumus,
mempercepat kecepatan membaca, datang ke sekolah tepat waktu dan sebagainya.
Sedangkan kegiatan mencegah atau meniadakan perilaku negatif misalnya guru melarang
siswanya memukul teman, melakukan kegaduhan di kelas, mengambil barang teman,
mengeluarkan kata-kata kotor dan sebagainya.

4
5

Gambar 2-1. Kegiatan Pengajaran Matematika di SLB C YPLB Bandung

B. Sejarah Singkat Modifikasi Perilaku


Kegiatan modifikasi perilaku (behavior modiication) secara umum mendasarkan
kegiatannya pada pemikiran psikologi behaviorisme. Psikologi behaviorisme
memandang bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh lingkungannya dan atau akibat
dari perilaku itu sendiri (consequence). Mekanisme hubungan antara perilaku manusia
dengan lingkungan dan consequencenya inilah yang mendapat sorotan utama psikologi
behaviorisme. Psikologi behaviorisme memandang bahwa perilaku (behavior) manusia
dapat diubah atau dimodifikasi dengan memberikan stimulus dalam lingkungannya.
Prinsip inilah yang kemudian menjadi dasar kerja modifikasi perilaku. Lingkungan
(environment) yang dimaksud adalah segala sesuatu yang ada di sekitar seseorang yang
mempengaruhi perilakunya. Obyek seperti manusia, benda, dan kejadian yang membuat
perilaku seseorang terpengaruh disebut stimulus atau rangsangan. Misalnya, guru, teman,
papan tulis, alat peraga, semuanya berpotensi menjadi stimulus bagi seorang siswa ketika
belajar di dalam kelas. Di samping itu perilaku seseorang itu sendiri juga dapat menjadi
bagian dari lingkungannya.
Sehubungan dengan kegiatan modifikasi perilaku ada istilah lain yang sekarang
menjadi populer yaitu Applied Behavior Analysis disingkat ABA. Istilah applied behavior
analysis berasal dari Universitas Washington pada tahun 1960-an. ABA pada awalnya
banyak diterapkan pada bidang kedokteran dan psikiatri. Kemudian inovasi dalam bidang
pendidikan mulai dilakukan dengan dikembangkannya penggunaan rewards (pujian) dan
punishment (hukuman) untuk mengelola perilaku siswa dalam proses pengajaran di kelas.
Secara sederhana contoh penerapan modifikasi perilaku oleh orang tua misalnya seorang
ibu mengatakan pada anaknya “Bersihkan piring bekas makanan, nanti kamu akan diberi

5
6

buah”. Dalam hal ini, orang tua menggunakan reinforcement positif. Penggunaan
reinforcement negatif tentu saja juga sering digunakan oleh orang tua dan guru, misalnya
mereka berjanji dengan mengatakan “Sebelum pekerjaan rumah (PR) diselesaikan, tidak
boleh menonton televisi.

C. Variabel dan Sistem Pengukuran

Dalam proses modifikasi perilaku ada empat kegiatan utama, yaitu mengidentifikasi
masalah dan mendefinisikan dalam bentuk perilaku (behavioral objective) yang teramati
dan terukur; menentukan level perilaku yang akan diubah sebelum memberikan
intervensi; memberikan intervensi; dan menindaklanjuti (follow up) untuk mengevaluasi
apakah perubahan perilaku yang terjadi menetap atau bersifat sementara.
Dalam penelitian eksperimen, ada dua macam variabel yang saling terkait yaitu
variabel terikat dan variabel bebas. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh
variabel bebas. Sebaliknya variabel bebas adalah yang mempengaruhi variabel terikat.
Variabel terikat dalam penelitian kasus tunggal dikenal dengan nama target behavior
(perilaku sasaran), sedangkan variabel bebas dikenal dengan istilah intervensi atau
perlakuan.

D. Sistem Pencatatan Data

Menurut Tawney dan Gast (dalam Sunanto, Takeuchi, & Nakata, 2005), secara garis
besar ada tiga macam prosedur pencatatan data yang digunakan pada penelitian
modifikasi perilaku, yaitu (1) pencatatan data secara otomatis, (2) pencatatan data dengan
produk permanen, dan (3) pencatatan data dengan observasi langsung.
1. Pencatatan Otomatis
Pencacatan data dengan prosedur ini biasanya dilakukan dengan menggunakan
alat-alat teknologi yang modern. Seiring penggunaan alat-alat modern tersebut
hampir tidak dapat dipisahkan dengan penggunaan komputer. Pencatatan data
dengan sistem komputerisasi memiliki kelebihan bahwa data dapat dicatat dengan
akurat dan tidak banyak mengandung resiko kesalahan pencacatatan sebagaimana
yang terjadi pada pencatatan secara langsung yang sering menimbulkan kesalahan
manusia (human error). Di samping itu pencatatan dengan menggunakan
komputer waktunya lebih singkat dan dapat diolah dengan mudah. Pencatatan
7

data dengan prosedur ini digunakan misalnya untuk mengukur variabel terikat
(target behavior) yang tidak dapat diamati secara kasat mata misalnya detak
jantung sebagai parameter tingkat kecemasan, reaksi otot (reaction time),
kekuatan otot dan lain-lain.

2. Pencatatan dengan Produk Permanen


Pencatatan dengan produk permanen ini dilakukan terhadap variabel atau target
behavior yang dihasilkan oleh subyek dimana datanya secara langsung berada
pada dokumen tertentu. Misalnya seorang peneliti atau guru meminta seorang
siswa untuk menyelesaikan soal matematika yang dikerjakan di lembar jawaban
yang diberikan oleh guru. Karena lembar jawaban telah disediakan maka guru
dapat mencatat data misalnya persen jawaban benar (percent correct response)
dapat dilihat secara langsung dari lembar jawaban. Lembar jawaban itulah yang
dimaksud sebagai produk permanen dalam hal ini. Pada kegiatan lain seorang guru
atau peneliti meminta seorang siswa untuk menyelesaikan suatu puzle. Pada
kegiatan ini guru atau peneliti dapat melihat ada berapa potongan puzle yang benar
dan salah. Kemudian data tersebut diubah menjadi persentase. Dengan demikian
yang dimaksud dengan produk permanen dalam hal ini adalah puzle tersebut.

3. Pencatatan dengan Observasi Langsung


Prosedur pencatatan ini adalah kegiatan observasi secara langsung yang dilakukan
untuk mencacatat data variabel terikat pada saat kejadian atau perilaku terjadi.
Pencatatan semacam ini merupakan dasar utama pengukuran dalam penelitian
modifikasi perilaku. Ada beberapa jenis pencatatan data menggunakan prosedur
pencatatan secara langsung ini, yaitu: pencatatan kejadian, durasi, latensi, interval,
dan sampel waktu.
8

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan pada Bab I dan II, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Desain penelitian subjek tunggal memfokuskan pada data individu
sebagai subjek penelitian. Penggunaan skor individu lebih utama
daripada skor rata-rata kelompok.
2. Penelitian subjek tunggal merupakan desain penelitian eksperimen
yang bertujuan untuk mengetahui perubahan perilaku setelah
pemberian intervensi (treatment) pada target behaviour.
3. Penelitian ini perlu pengulangan sebagaimana intervensi dilakukan agar
memperoleh data yang stabil.

B. Saran

Bagi para praktisi dan peneliti yang akan melakukan penelitian subjek
tunggal perlu memperhatikan faktor lingkungan, serta dalam mengindentifikasi
dalam bentuk perilaku yang teramati dan terukur (behavioural objective) harus
diteliti secara terus menerus dan dapat menghasilkan data yang konsisten.
Segera ditindaklanjuti apabila perilaku yang terjadi pada subjek menetap atau
bersifat sementara.

8
9

DAFTAR PUSTAKA

Cresswell, J. (2010). Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan


Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Hammond, D., & Gast, D. L. (2010). Descriptive Analysis of Single Subject
Research Designs: 1983 – 2007. Education and Training in Autism and
Developmental Disabilities, 45(2), 187–202.
Sunanto, J., Takeuchi, K., & Nakata, H. (2005). Pengantar Penelitian Dengan
Subyek Tunggal.
10

LAMPIRAN
HASIL DISKUSI

1. Q: Apakah penelitian subjek tunggal dapat digunakan pada satu


subjek dengan kepribadian ganda? (Nurdiansyah)
A: Dapat digunakan dan jauh lebih baik, sehingga peneliti tidak hanya
memodifikasi satu perilaku saja, namun lebh dari satu perilaku.

2. Q: Desain penelitian subjek tunggal merupakan penelitian kualitatif


yang terkesan lama dalam prosesnya. Apakah prosesnya dapat
disingkat waktunya? (Ahmad Satibi)
A: Lamanya suatu penelitian berlangsung, sangat tergantung dengan
tujuan penelitian yang ingin dicapai. Bila peneliti merasa tujuan penelitian
yang diharapkan sudah tercapai serta teori penelitian sesuai dengan
kenyataan, maka proses penelitian dapat dihentikan. Bila belum tercapai,
penelitian akan berlangsung selama beberapa siklus.

3. Q: Seberapa besar pengaruh faktor lingkungan terhadap tingkat


akurasi penelitian subjek tunggal? (Yudi Setiawan)
A: Lingkungan memberikan pengaruh sangat besar. Sumber data pada
penelitian subjek tunggal merupakan anak-anak difabel, sehingga perlu
adanya penguatan informasi yang bersumber dari lingkungan, seperti
orangtua dan keluarga terdekat. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan
wawancara dan dilengkapi dengan live story terhadap objek yang diteliti.

4. Q: Jelaskan persamaan dan perbedaan penelitian etnografi dengan


subjek tunggal? (Aditia Dharma)
A: Persamaan antara kedua penelitian ini yaitu dapat besumber hanya dari
satu objek (individu) saja. Sedangkan perbedaan yang jelas terlihat antara
kedua desain penelitian ini yaitu pada objek yang dikaji. Bila penelitian
subjek tunggal berfokus untuk memodifikasi perilaku pada sample
penelitian (anak difabel), sedangkan penelitian etnografi berfokus pada
makna sosiologi melalui observasi lapangan tertutup dari fenomena
sosiokultural.
11

Q: Dapatkah kedua desain ini dilaksanakan secara bersamaan di


dalam satu penelitian?
A: Penelitian itu tidak dapat dipetak-petakkan, sehingga dua desain yang
berbeda tetap dapat digabungkan ke dalam satu penelitian.

Anda mungkin juga menyukai