Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPERAWATAN PADA CHEPALGIA (SAKIT KEPALA)

BAB I
TINJAUAN KASUS ASKEP CHEPALGIA (SAKIT KEPALA)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Chepalgia merupakan masalah kesehatan yang paling sering terjadi. Beberapa orang sering
mengalami sakit kepala, sedangkan yang lainnya hampir tidak pernah merasakan sakit kepala.
Sakit kepala menahun dan sakit kepala kambuhan bisa terasa sangat nyeri dan mengganggu,
tetapi jarang mencerminkan keadaan kesehatan yang serius. Suatu perubahan dalam pola atau
sumber sakit kepala (misalnya dari jarang menjadi sering, sebelumnya ringan sekarang menjadi
berat) bisa merupakan pertanda yang serius dan memerlukan tindakan medis segera.
Sekarang ini banyak sekali obat-obat sakit kepala yang dijual bebas di toko-toko obat atau
apotik. Di televisi juga banyak iklan yang menawarkan obat sebagai solusi sakit kepala. Namun
hampir semua obat tersebut tidaklah mampu mengatasi sakit kepala dengan sebenar-benarnya.
Memang untuk reaksinya sangat cepat dalam meredakan sakit kepala, namun di lain waktu ia
akan kambuh kembali. Akibatnya kita menjadi ketergantungan dan bila dikonsumsi terus penerus
dapat menyebabkan pembuluh darah kian tersumbat sebab obat - obat tersebut sebenarnya adalah
toksin bagi tubuh kita karena terbuat dari bahan kimia.
Hampir setiap orang pernah merasakan nyerinya sakit kepala. Data menunjukkan, 90%
populasi manusia pernah mengalami penyakit yang menimbulkan rasa nyut-nyut atau cekot-
cekot ini sekali atau dua kali dalam setahun. Sakit kepala juga menjadi alasan terbanyak kedua
orang mendatangi dokter.
Untuk itu kita sebagai calon tenaga kesehatan, kita perlu mengetahui dan memahami tanda
dan gejala berbagai penyakit khususnya di sini sakit kepala.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Konsep Chepalgia ?

2. Bagaimana Manajemen Asuhan Keperawatan Pada Chepalgia ?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui bagaimana asuhan kerawatan yang tepat pada penyakit sakit kepala.

2. Tujuan Khusus
a. untuk mengetahui konsep chepalgi
b. untuk mengetahui manajemen asuhan keperawatan pada chepalgia

D. Manfaat
Kita yang nantinya sebagai tenaga kesehatan dapat mengetahui dan faham akan asuhan
keperawatan yang tepat untuk pasien dengan masalah sakit kepala (headache), sehinggga di
dunia rumah sakit nanti dapat menerapkan asuhan keperawatan ke pasien dengan masalah sakit
kepala secara tepat.
BAB II
Kajian Teoritis
A. Pengertian
Chepalgia adalah nyeri atau sakit sekitar kepala, termasuk nyeri di belakang mata serta
perbatasan antara leher dan kepala bagian belakang. Chepalgia atau sakit kepala adalah salah
satu keluhan fisik paling utama manusia. Sakit kepala pada kenyataannya adalah gejala bukan
penyakit dan dapat menunjukkan penyakit organik (neurologi atau penyakit lain), respon stress,
vasodilatasi (migren), tegangan otot rangka (sakit kepala tegang) atau kombinasi respon tersebut.
(Smeltzer & Bare, 2002)
Chefalgia atau sakit kepala adalah salah satu keluhan fisik paling utama manusia. Sakit
kepala pada kenyataannya adalah gejala bukan penyakit dan dapat menunjukkan penyakit
organik (neurologi atau penyakit lain), respon stress, vasodilatasi (migren), tegangan otot rangka
(sakit kepala tegang) atau kombinasi respon tersebut. (Brunner & Suddart, 2002)
Chepalgia Kronik mengacu pada sakit kepala yang terjadi lebih dari 15 hari dalam sebulan -
dalam beberapa kasus bahkan setiap hari - selama tiga bulan atau lebih. (Silberstein, 2005)

B. Klasifikasi
Klasifikasi sakit kepala yang paling baru dikeluarkan oleh Headache Classification Cimitte
of the International Headache Society sebagai berikut:
1. Migren (dengan atau tanpa aura)
2. Sakit kepala tegang
3. Sakit kepala klaster dan hemikrania paroksismal.
4. Berbagai sakit kepala yang dikaitkan dengan lesi struktural.
5. Sakit kepala dikaitkan dengan trauma kepala.
6. Sakit kepala dihubungkan dengan gangguan vaskuler (mis. Perdarahan
subarakhnoid).
7. Sakit kepala dihuungkan dengan gangguan intrakranial non vaskuler (mis. Tumor otak).
8. Sakit kepala dihubungkan dengan penggunaan zat kimia tau putus obat.
9. Sakit kepala dihubungkan dengan infeksi non sefalik.
10.
3
Sakit kepala yang dihubungkan dengan gangguan metabolik (hipoglikemia).
11. Sakit kepala atau nyeri wajah yang dihubungkan dengan gangguan kepala, leher atau struktur
sekitar kepala ( mis. Glaukoma akut).
12. Neuralgia
Kranial (nyeri menetap berasal dari saraf kranial)

C. Etiologi
Sakit kepala sering berkembang dari sejumlah faktor risiko yang umum yaitu
1. Penggunaan obat yang berlebihan.
Menggunakan terlalu banyak obat dapat menyebabkan otak kesebuah keadaan tereksasi, yang
dapat memicu sakit kepala. Penggunaan obat yang berlebihan dapat menyebabkan rebound sakit
kepala (tambah parah setiap diobati).

2. Stres.
Stress adalah pemicu yang paling umum untuk sakit kepala, termasuk sakit kepala kronis. Stress
menyebabkan pembuluh darah di otak mengalami penegangan sehingga menyebabkan sakit
kepala.

3. Masalah tidur
Kesulitan tidur merupakan faktor risiko umum untuk sakit kepala. Karena hanya sewaktu
istirahat atau tidur kerja seluruh tubuh termasuk otak dapat beristirahat pula.

4. Kegiatan berlebihan
Kegiatan atau pekerjaan yang berlebihan dapat memicu datangnya sakit kepala, termasuk
hubungas seks. Kegiatan yang berlebihan dapat membuat pembuluh darah di kepala dan leher
mengalami pembengkakan.

5. Kafein.
Sementara kafein telah ditunjukkan untuk meningkatkan efektivitas ketika ditambahkan ke
beberapa obat sakit kepala. Sama seperti obat sakit kepala berlebihan dapat memperburuk gejala
sakit kepala, kafein yang berlebihan juga dapat menciptakan efek rebound (tambah parah setiap
kali diobati).

6. Rokok
Rokok merupakan faktor resiko pemicu sakit kepala. Kandungan nikotin dalam rokok dapat
membuat pembuluh darah menyempit.

7. Alkohol
Alkohol menyebabkan peningkatan aliran darah ke otak. Sama seperti rokok, alkohol juga
merupakan faktor risiko umum penyebab sakit kepala.

8. Penyakit atau infeksi


Seperti meningitis (infeksi selaput otak), saraf terjepit di leher, atau bahkan tumor. (Smeltzer &
Bare, 2002)

D. Patofisiologi
Sakit kepala timbul sebagai hasil perangsangan terhadap bagian-bagian diwilayah kepala dan
leher yang peka terhadap nyeri. Bangunan-bangunan ekstrakranial yang peka nyeri ialah otot-
otot okspital, temporal dan frontal, kulit kepala, arteri-arteri subkutis dan periostium. Tulang
tengkorak sendiri tidak peka nyeri. Bangunan-bangunan intrakranial yang peka nyeri terdiri dari
meninges, terutama dura basalis dan meninges yang mendindingi sinus venosus serta arteri-arteri
besar pada basis otak. Sebagian besar dari jaringan otak sendiri tidak peka nyeri.
Perangsangan terhadap bagian-bagian itu dapat berupa:
1. Infeksi selaput otak : meningitis, ensefalitis.
2. Iritasi kimiawi terhadap selaput otak seperti pada perdarahan subdural atau setelah dilakukan
pneumo atau zat kontras ensefalografi.
3. Vasodilatasi arteri intrakranial akibat keadaan toksik (seperti pada infeksi umum, intoksikasi
alkohol, intoksikasi CO, reaksi alergik), gangguan metabolik (seperti hipoksemia, hipoglikemia
dan hiperkapnia), pemakaian obat vasodilatasi, keadaan paska contusio serebri, insufisiensi
serebrovasculer akut).
4. Gangguan pembuluh darah ekstrakranial, misalnya vasodilatasi ( migren dan cluster headache)
dan radang (arteritis temporalis).
5. Gangguan terhadap otot-otot yang mempunyai hubungan dengan kepala, seperti pada
spondiloartrosis deformans servikalis.
6. Penjalaran nyeri (reffererd pain) dari daerah mata (glaukoma, iritis), sinus (sinusitis), baseol
kranii ( ca. Nasofaring), gigi geligi (pulpitis dan molar III yang mendesak gigi) dan daerah leher
(spondiloartritis deforman servikalis).
7. Ketegangan otot kepala, leher bahu sebagai manifestasi psikoorganik pada keadaan depresi dan
stress.
(Sylvia G. Price, 1997)
E. Manifestasi Klinis
1. Migren
Migren adalah gejala kompleks yang mempunyai karakteristik pada waktu tertentu dan
serangan sakit kepala berat yang terjadi berulang-ulang. Penyebab migren tidak diketahui jelas,
tetapi ini dapat disebabkan oleh gangguan vaskuler primer yang biasanya banyak terjadi pada
wanita dan mempunyai kecenderungan kuat dalam keluarga. Tanda dan gejala adanya migren
pada serebral merupakan hasil dari derajat iskhemia kortikal yang bervariasi. Serangan dimulai
dengan vasokonstriksi arteri kulit kepala dan pembuluh darah retina dan serebral. Pembuluh
darah intra dan ekstrakranial mengalami dilatasi, yang menyebabkan nyeri dan
ketidaknyamanan.
Migren klasik dapat dibagi menjadi tiga fase, yaitu:

- Fase aura.
Berlangsung lebih kurang 30 menit, dan dapat memberikan kesempatan bagi pasien untuk
menentukan obat yang digunakan untuk mencegah serangan yang dalam. Gejala dari periode ini
adalah gangguan penglihatan ( silau ), kesemutan, perasaan gatal pada wajah dan tangan, sedikit
lemah pada ekstremitas dan pusing.
Periode aura ini berhubungan dengan vasokonstriksi tanpa nyeri yang diawali dengan perubahan
fisiologi awal. Aliran darah serebral berkurang, dengan kehilangan autoregulasi laanjut dan
kerusakan responsivitas CO2.

- Fase sakit kepala


Fase sakit kepala berdenyut yang berat dan menjadikan tidak mampu yang dihungkan dengan
fotofobia, mual dan muntah. Durasi keadaan ini bervariasi, beberapa jam dalam satu hari atau
beberapa hari.

- Fase pemulihan
Periode kontraksi otot leher dan kulit kepala yang dihubungkan dengan sakit otot dan ketegangan
lokal. Kelelahan biasanya terjadi, dan pasien dapat tidur untuk waktu yang panjang.

2. Cluster Headache
Cluster Headache adalah bentuk sakit kepala vaskuler lainnya yang sering terjadi pada
pria. Serangan datang dalam bentuk yang menumpuk atau berkelompok, dengan nyeri yang
menyiksa didaerah mata dan menyebar kedaerah wajah dan temporal. Nyeri diikuti mata berair
dan sumbatan hidung. Serangan berakhir dari 15 menit sampai 2 jam yang menguat dan menurun
kekuatannya.
Tipe sakit kepala ini dikaitkan dengan dilatasi didaerah dan sekitar arteri ekstrakranualis, yang
ditimbulkan oleh alkohol, nitrit, vasodilator dan histamin. Sakit kepala ini berespon terhadap
klorpromazin.

3. Tension Headache
Stress fisik dan emosional dapat menyebabkan kontraksi pada otot-otot leher dan kulit
kepala, yang menyebabkan sakit kepala karena tegang.
Karakteristik dari sakit kepala ini perasaan ada tekanan pada dahi, pelipis, atau belakang
leher. Hal ini sering tergambar sebagai “beban berat yang menutupi kepala”.
Sakit kepala ini cenderung kronik daripada berat. Pasien membutuhkan ketenangan hati,
dan biasanya keadaan ini merupakan ketakutan yang tidak terucapkan. Bantuan simtomatik
mungkin diberikan untuk memanaskan pada lokasi, memijat, analgetik, antidepresan dan obat
relaksan otot.

F. Pemerikasaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah :
1. Pemeriksaan diagnostik
a. CT Scan
Menjadi mudah dijangkau sebagai cara yang mudah dan aman untuk menemukan
abnormalitas pada susunan saraf pusat.

b. MRI Scan
Dengan tujuan mendeteksi kondisi patologi otak dan medula spinalis dengan menggunakan
tehnik scanning dengan kekuatan magnet untuk membuat bayangan struktur tubuh.
c. Pungsi lumbal
Dengan mengambil cairan serebrospinalis untuk pemeriksaan. Hal ini tidak dilakukan bila
diketahui terjadi peningkatan tekanan intrakranial dan tumor otak, karena penurunan tekanan
yang mendadak akibat pengambilan CSF.

2. Pemeriksaan labor
a. Gula darah pada penderita chepalgia biasanya meningkat
b. Hematokrit dan hemoglobin pada penderita chepalgia menurun
c. Hitung leukosit biasanya meningkat
d. Kolesterol pada penderita chepalgia biasanya meningkat
e. Ureum pada penderita chepalgia biasanya meningkat
d. Kretinin biasanya menurun
e. Trombosit pada chepalgia biasanya menurun
f. Urine

G. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan keperawatan
a. Teliti keluhan intensitas dan karakteristik nyeri,mis : (berat, berdenyut, lokasinya, lamanya)
b. Kontrol tekanan tanda-tanda vital
c. Observasi adanya tanda-tanda nyeri non verbal, mis: ekspresi wajah, gelisah.
d. Kontrol skala nyeri
e. Berikan kompres hangat dan masase daerah kepala/leher apabila klien dapat mentoleransi
sentuhan.
f. Ajarkan teknik relaksasi untuk mengontrol rasa nyeri
g. Kontrol keseimbangan cairan elektrolit mencakup pemberian nutrisi dan perhitungan input dan
output cairan yang adekuat, termasuk dalam hal ini pengawasan BAK dan BAB.

2. Penatalaksanaan medic
a. Menjaga kesimbangan cairan dan elektrolit
b. Memberikan obat analgetik nyeri :
- Aspirin
- Asetaminofen
- Ibuprofen
c. Memberikan obat profilaksis, yang digunakan untuk mencegah sakit kepala :
- Tizanidine
- Fluoxetine
- Amitriptyline
- Topiramate

H. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada pasien dengan chepalgia meliputi :
1. Cidera serebrovaskuler / Stroke
2. Infeksi intrakranial
3. Trauma kranioserebral
4. Cemas
5. Gangguan tidur
6. Depresi
7. Masalah fisik dan psikologis lainnya.
BAB III
Manajemen Asuhan Keperawatan

A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama : Nn. K
Umur : 14 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Kuala 7 bintang
Pekerjaan : Pelajar
Suku : Jawa
Agama : Islam
Status : Belum kawin
No RM : 699192
Tanggal Masuk : 08 January 2014
Diagnose Medik : Chelpagia
Tanggal Pengkajian : 13 januari 2014 Hari rawatan : 6 hari

2. Status Kesehatan
a. Keluhan Utama : Klien mengatakan nyeri kepala kepala, mual, muntah, pasien mengeluh nyeri
kepala setah 2 bulan yang lalu terjatuh dari motor, jika saat nyeri kepala mata berkunang-kunang

b. Riwayat Sekarang : saat pengakajian klien mengatakan nyeri masih sering muncul

c. Upaya yang dilakukan : Sebelum masuk BLUD RSU Datu Beru, klien biasanya berobat di
Puskesmas dan polindes terdekat,

3. Riwayat Kesehatan yang Lalu


a. Riwayat penyakit dahulu : sebelum menderita chelpagia, klien tidak pernah
menderita penyakit serius.
b.
10
Pernah dirawat : klien hanya berobat ke puskesmas atau polindes
c. Pernah dioperasi : klien tidak pernah di operasi
d. Riwayat alergi : klien tidak ada riwayat alergi
e. Alat bantu yang digunakan :klien tidak ada menggunakan alat bantu apapun
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
a. Ada anggota keluarga menderita : keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit
seperti yang di derita klien

b. Genogram
Keterangan
:Laki-laki :Perempuan : pasien : tinggal satu rumah : Meninggal

5. Pola Kebiasaan
Sebelum sakit
a. Pola nutrisi : Pagi jam 08:00, menu :nasi, ikan dan sayuran
Siang jam 15:00 menu : nasi, ikan, sayur
Malam jam 18:00 menu : nasi ikan dan sayur asam
Selama sakit
Pola nutrisi : nafsu makan klien bertambah dalam 2 hari ini

b. Pola eliminasi : BAB 2x/hari, keras, warna : coklat, bau : amoniak, tidak ada sisa makan
BAK 3x/hari, 500ml, warna kuning, bau khas urin
c. Selama Sakit : BAB 2x/hari, keras, warna : coklat, bau : amoniak, tidak ada sisa makan
BAK 3x/hari, 500ml, warna kuning, bau khas urin

d. Pola Tidur : 6 jam, mulai pukul 24:00 bangun pukul 05:00


Selama sakit : 7 jam mulai pukul 21:00 bangun pukul 04:00
e. Pola rekreasi : ada
Selama sakit : tidak ada karena klien masih lemah di tempat tidur
f. Pola aktivitas : pasien mengerjakan kegiatan belajar, dan membantu orang tua dirumah
Selama sakit : tidak ada karena klien masih lemah di tempat tidur

6. Personal Hygine
Rambut : bersih
Mulut : bersih
Kulit : bersih
Kuku : bersih
Genetalia : tidak dikaji
Selama sakit
Rambut : bersih
Mulut : bersih
Kulit : bersih
Kuku : bersih
Genetalia : tidak dikaji

7. Aspek Sosial : Pasien pandai bergaul dengan orang-orang sekitarnya


8. Aspek Psikologi : Pasien ingin cepat sembuh dan pulang kerumah
9. Aspek Ekonomi : Kebutuhan pasien terpenuhi dengan cukup
10. Aspek Spritual : Pasien beragama islam dan mengerjakan sholat 5 waktu sehari semalam
11. Pengakajian Fisik
1) Keadaan Umum : lemah
2) Kesadaran : composmentis
3) Tanda Vital : TD : 110/70mmHg, T : 360C, P : 80x/I, RR : 20x/i
4) TB : 165cm, BB : 50kg
5) Kepala bentuk : Bulat
6) Distribusi rambut : hitam dan lurus
7) Mata : fungsi penglihatan baik
8) Telinga : fungsi pendengaran baik
9) Hidung : fungsi penciuman baik
10) Mulut : mukosa basah
11) Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
12) Thorak : simitris
13) Mamae : tidak ada benjolan
14) Abdomen : normal, mual
15) Ekstrimitas atas : dalam batas normal
16) Ekstrimitas bawah : dalam batas normal
17) Kulit : normal
18) Geneltalia : tidak dikaji

B. Analisa Data

Data Etiologi Problem


DS : Iritasi/tekanan syaraf Nyeri
Pasien mengatakan nyeri hebat
dibagian kepala
Klien mengatakan pernah jatuh
dari sepeda motor 2 bulan yang
lalu
DO :
Ekspresi wajah pasien tampak
kesakitan terutama saat bergerak.
Gelisah
skala 5
TD: 110/70mmHG
T : 360C
P : 80x/I
RR : 20x/i
DS : Kelemahan Intoleransi aktivitas
Pasien mengeluh cepat lelah saat
melakukan aktivitas dan
bertambah pusing
DO :
Klien tampak dibantu saat
beraktivitas
C. Diagnose Keperawatan
1. Nyeri berhubungan Iritasi/tekanan syaraf ditandai dengan Pasien mengatakan nyeri hebat
dibagian kepala, klien mengatakan pernah jatuh dari sepeda motor 2 bulan yang lalu, Ekspresi
wajah pasien tampak kesakitan terutama saat bergerak., Gelisah, skala 5, TD: 110/70mmHg, T :
300C, P : 80x/I, RR : 20x/i
2. Intoleransi aktivitas berhubunagan Kelemahan ditandai dengan, Pasien mengeluh cepat lelah
saat melakukan aktivitas dan bertambah pusing, Klien tampak dibantu saat beraktivitas
Perencanaan Keperawatan

No Diagnosa Tujuan/KH Intervensi


1 Nyeri berhubungan Tujuan: Pantau dan catat tanda-tanda awal Adan
Iritasi/tekanan syaraf Seteleh perawatan 2x24 jam nyeri kepala, penurunan, lokasi, terjad
ditandai dengan Pasien Rasa nyeri berkurang lamanya dapat
mengatakan nyeri hebat pence
dibagian kepala, klien Kriteria hasil : Meng
mengatakan pernah jatuh Pasien mengatakan nyeri Catat perkembangan tingkat nyeri apaka
dari sepda motor 2 bulan berkurang atau tidak merasa tingka
yang lalu Ekspresi wajah nyeri Anjurkan pada klien untuk Meng
pasien tampak kesakitan Ekspresi wajah pasien tidak mengurangi aktivitas yang berat dan menin
terutama saat bergerak., nampak kesakitan menambah waktu istirahat
Gelisah, skala 5, TD: Meni
110/70mmHg, T : 360C, Skala nyeri =0 Massage kepala dan leher menu
P : 80x/I, RR : 20x/i Kom
TTV (TD: 120/80mmHg,
Kompres hangat atau dingin pada meng
Nadi 60-100 x/menit, RR 16-
daerah kepala sehing
20x/menit)
kepala
menin
menu
Meng
hingg
Kolaborasi pemberian obat: aspirin
dengan metoklopramid
2 Intoleransi aktivitas Tujuan : Kaji kemampuan fungsional, luas Meng
berhubunagan Mobilitas fisik membaik gangguan sejak awal klasifikasi 0-4 dapat
Kelemahan ditandai terhad
dengan, Pasien mengeluh Kriteria Hasil : Lakukan rentang gerak aktif atau Mem
cepat lelah saat Mempertahankan posisi pasif mence
melakukan aktivitas dan optimal yang berhubungan Tinggikan kepala dan tangan Meni
bertambah pusing, Klien dengan adanya kontraktur memb
tampak dibantu saat Mempertahankan kekuatan Mem
beraktivitas fungsi tubuh Anjurkan klien untuk membantu daerah
Mendemonstrasikan teknik pergerakan ekstremitas yang sehat lebih
perilaku melakukan aktifitas doron
Catatan Perkembangan
Nama : Nn. K Ruang : THT/MATA
Umur : 14 tahun diagnosa : Chepalgia

No Tanggal/Jam Implementasi Evaluasi


I 13 jan 2014 S:
09:00 Memantau dan catat klien mengatakan nyeri bisa
tanda-tanda awal nyeri kepala yaitu dikontrol
saat klien bergerak. nyeri mulai berkurang
Penurunan nyeri saat klien tidur atau
09:15 istirahat dan saat setelah terapi obat. O:
Lokasi nyeri mulai dari kepala hingga skala nyeri 3
09:30 leher RR : 22x/i
Lamanya nyeri sekitar 5 menit setelah N : 80x/i
bergerak
10:00 A :masalah teratasi sebagian
Mencatat perkembangan tingkat nyeri
10:15 yaitu nyeri berskala 3 P : intervensi dilanjutkan
Menganjurkan pada klien untuk
10:30 menambah waktu istirahat seperti
tidur siang selama 2 jam atau lebih
dan pada keluarga klien untuk tidak
selalu mengajak klien berbicara,
berikan waktu istirahat pada klien.
Melakukan massage kepala dan leher
saat klien merasa nyeri hebat
mengompres hangat atau dingin pada
daerah kepala
Kolaborasi pemberian obat: aspirin
dengan metoklopramid
II 11:00 Mengkaji kemampuan fungsional, S:
luas gangguan sejak awal klasifikasi Klien mangatakan masih lemah
0-4 dan susah untuk melakukan
11:15 Melakukan rentang gerak aktif , aktivitas
11:30 menggerakan leher ke atas kebawah,
kekanan, kekiri untuk menghindari O:
12:00 kekakuan Klien tampak masih dibantu
12:30 Meninggikan kepala dan tangan oleh keluarga dalam melakukan
Menganjurkan klien untuk membantu aktivitas
pergerakan ekstremitas yang sehat
A:
Masalah belum teratasi

P:
Intervensi dilanjutkan
Catatan Perkembangan
Nama : Ny. K Ruang : THT/MATA
Umur : 14 tahun diagnose : Chepalgia

No Tanggal/Jam Implementasi Evaluasi


I 14 jan 2014 S:
09:00 klien mengatakan nyeri
bisa dikontrol
Memantau dan catat tanda-tanda awal nyeri tidak terasa
09:15 nyeri kepala, penurunan, lokasi,
lamanya, dan tanda-tanda lainnya O:
09:30 Menganjurkan pasien untuk mencatat skla nyeri 1
perkembangan tingkat nyeri RR : 22x/i
Menganjurkan pada klien untuk N : 80x/i
10:00 mengurangi aktivitas yang berat dan
10:15 menambah waktu istirahat A:
Melakukan massage kepala dan leher masalah teratasi
10:30 mengompres hangat atau dingin pada
daerah kepala P:
Kolaborasi pemberian obat: aspirin intervensi dihentikan
dengan metoklopramid

II 11:00 Mengkaji kemampuan fungsional, luas S:


gangguan sejak awal klasifikasi 0-4 Klien mangatakan
Mengubah posisi setiap 2 jam sudah bisa melakukan
11:15 Melakukan rentang gerak aktif atau aktivitas walaupun
11:30 pasif hanya duduk dan
Meninggikan kepala dan tangan berjalan
12:00 Menganjurkan klien untuk membantu
12:30 pergerakan ekstremitas yang sehat O:
Klien tampak
melakukan aktivitas
dengan mandiri

A:
Masalah teratasi

P:
Intervensi dihentikan
Daftar Pustaka

Wartonah,Tarwono.2007.Keperawatan Medikal Bedah Gangguan SistemPersyarafan.Jakarta: Sagung


Seto
Dewanto,George.2007.Panduan Praktik Diagnosis dan Tata Laksana Penyakit Syaraf.Jakarta: ECG
Anonim.http://www.fk.uwks.ac.id/elib/Arsip/Departemen/Ilmu%20Penyakit%20Saraf/Chepalgia
%20%5BCompatibility%20Mode%5D.pdf (09 Des 2010, 19:30)
Anonim.http://www.jawaban.com/index.php/money/detail/id/67/news/090328230810/limit/0/ (09 Des
2010, 20:15)
Anonim. http://www.scumdoctor.com/Indonesian/pain/headache/cluster-headaches/Home-Remedies-
For-Cluster-Headaches.html. (06 Des 2010,11:10)
Anonim. http://traditionalmedicine.m-user.biz/?p=177#more-177.(09 Des 2010,21.00)

Anda mungkin juga menyukai