Anda di halaman 1dari 21

4 Aliran Sesat dalam Agama Kristen di Indonesia

Aliran sesat sebetulnya ada dalam setiap agama di dunia, termasuk agama Kristen. Aliran sesat (sering
disebut bid’ah atau bidat) dalam suatu agama sudah ada sejak agama tersebut berdiri. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, aliran sesat atau bid’ah adalah “ajaran yang menyalahi ajaran yang benar”,
artinya menyimpang dari ajaran resmi suatu agama. Aliran sesat dalam Kristen pastinya sudah banyak
bermunculan sejak agama Kristen mulai ada, pada awal abad pertama Masehi. Seiring perjalanan waktu,
aliran sesat ini semakin modern, berkembang ke seluruh penjuru dunia, bahkan memiliki hierarki sendiri
dan Alkitab sendiri, dan penyebarannya didanai oleh hierarki pusat mereka.

Seiring bertambah besarnya dan bertambah mudahnya jalur transportasi dan sistem komunikasi, aliran-
aliran sesat tersebut pun masuk ke Indonesia. Mereka bahkan memiliki “gereja” sendiri, terkadang
berukuran besar layaknya gereja pada umumnya. Karena sekilas tampak seperti ajaran Kristen pada
umumnya, aliran-aliran sesat ini mudah untuk mendapatkan jemaat baru sehingga penyebarannya pun
semakin cepat. Apa saja aliran sesat dalam agama Kristen? Disini saya coba merangkum 5 aliran sesat
tersebut, sebagai berikut:

1. Saksi Yehuwa

Saksi Yehuwa didirikan di Amerika Serikat pada akhir abad ke-19, tepatnya tahun 1870, dibawah
pimpinan Charles Taze Russell. Markasnya berada di New York. Pada tahun 2007, SY memiliki 6,9 juta
anggota yang aktif dalam 235 negara di dunia, termasuk 1 juta di Amerika Serikat dan 130 ribu di Inggris.
Para anggota menamakan diri mereka “saksi”, bukan jemaat / umat. Tempat ibadah disebut “balai
kerajaan”, bukan gereja. Paling terkenal dengan sistem pewartaan dari rumah ke rumah (door to door),
menyebarkan majalah rohani (Sedarlah! dan Menara Pengawal). Pewartaan ini bertujuan untuk menarik
anggota baru, “memasukkan jiwa ke dalam kebenaran”. Setiap anggota SY wajib melakukan pewartaan
dan memiliki target masing-masing untuk merekrut aggota baru.

Mengakui kalau mereka Kristen, tetapi tidak mengakui Allah Tritunggal. Menurut mereka, Roh Kudus dan
Yesus bukanlah pribadi yang sama. SY juga menuduh gereja-gereja Kristen tradisional lainnya (terutama
Katolik dan Protestan) telah berpaling dari ajaran Alkitab, dan tidak sejalan dengan Tuhan. Para anggota
SY merasa dirinya lebih tinggi dari penganut agama lainnya. Mereka menolak nilai-nilai sekuler dunia,
termasuk politik (sering golput), militer (tidak mau ikut wajib militer), tidak mau memberi hormat
kepada bendera, dll. Menerbitkan Alkitab tersendiri, sesuai dengan “standar” yang mereka akui sendiri.
Tidak merayakan Natal dan Paskah, karena menurut mereka perayaan-perayaan tersebut diambil dari
tradisi penyembah berhala. Mereka mengklaim bahwa Yesus tidak menyuruh pengikutNya untuk
merayakan hari kelahiranNya. Sering meramalkan datangnya kiamat, tetapi tidak ada satupun yang
terbukti.

2. Mormon

Didirikan pada abad ke-19 oleh Joseph Smith (1805-1844) di Amerika Serikat, kemudian dikembangkan
oleh Bringham Young yang bermigrasi bersama-sama anggota Mormon lainnya ke Salt Lake City tahun
1847. Anggotanya mencapai 13,5 juta orang di seluruh dunia (tahun 2008). Gerejanya disebut Gereja
Orang-orang Kudus pada Akhir Zaman atau Gereja Yesus Kristus. Mormon meyakini gereja mereka
adalah restorasi gereja yang sebenarnya yang didirikan Yesus, dan gereja-gereja Kristen lainnya telah
menyimpang. Menurut mereka, Tuhan memiliki bentuk daging (manusia), menikah, dan dapat memiliki
anak. Mereka juga percaya bahwa manusia dapat menjadi tuhan-tuhan lainnya setelah kematian.

Ajaran Mormon berfokus pada nilai-nilai aliran sesat dalam agama Kristen dalam kehidupan keluarga
tradisional. Melarang aborsi, homoseksualitas, hubungan seksual di luar pernikahan, pornografi, judi,
tembakau, konsumsi alkohol, the, kopi, dan penggunaan obat-obat terlarang. Ada pendapat bahwa
gereja Mormon mendukung poligami. Hal ini benar, tetapi prakteknya sudah dihentikan sejak 1 abad
yang lalu, dan gereja Mormon mengucilkan jemaatnya yang mempraktekkan poligami. Sering
menerbitkan nubuat palsu tentang akhir zaman dan antikristus. Sama seperti nubuat palsu pada
umumnya, tidak ada satupun nubuat tersebut yang pernah terjadi.

3. Children of God

Didirikan tahun 1969 oleh David “Moses” Berg di South California, Amerika Serikat. Disebut juga “Family
of Love”. Percaya bahwa seseorang dapat diselamatkan dan masuk ke surga jika dia bertobat dan
menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Tetapi berbeda dengan ajaran Kristen pada umumnya,
Children of God (COG) percaya bahwa semua orang akan diselamatkan dan hidup di surga. Menentang
ajaran Keselamatan yang terdapat di Alkitab. Mereka tidak mempercayai bahwa orang-orang yang tidak
diselamatkan akan disiksa selamanya dalam lautan api setelah kematian. Menurut mereka, mereka
“kembali ke akar gereja Kristen yang sesungguhnya”. Gereja-gereja Kristen yang lain sudah menyimpang.
Mengutuk “Sistem Bermasyarakat”, termasuk pemerintah, militer, BUMN dan semua lapisan masyarakat.
Mereka menganggap Sistem Bermasyarakat itu jahat, dan beberapa anggapan lainnya sebagai berikut:
Mendasarkan kepercayaannya pada tafsiran Alkitab sendiri. Sumber kedua adalah tulisan-tulisan pendiri
mereka, David Berg.

Mengajak seluruh anggotanya meninggalkan keluarga mereka secara total dan berkelana bersama David
Berg, sama seperti para rasul yang mengikuti Yesus.

Menganggap kenikmatan seks, mulai dari masturbasi sampai koitus sebagai anugerah dari Tuhan. Seks
adalah aktivitas yang harus dinikmati secara keseluruhan sebagai tujuan hidup utama seseorang.

Baik anggota pria dan wanita didukung untuk masturbasi sambil membayangkan aktivitas seksual
bersama Yesus. Mereka menganggap seks bebas tanpa paksaan sebagai anugerah dari Tuhan.

Mendukung hedonisme dan homoseksual (hanya lesbianisme).

Mendukung anggotanya untuk melakukan aktivitas seksual untuk menarik anggota baru. Para anggota
diperbolehkan menggoda lawan jenis atau sesama jenis di bar atau pub.

ads

Mempercayai bahwa Yesus berhubungan seks dengan Martha dan Maria. Mempercayai bahwa malaikat
Gabriel berhubungan seks dengan Maria saat menyampaikan Kabar Baik. Mempercayai bahwa Roh
Kudus berjenis kelamin wanita, dan menyebut Roh Kudus sebagai “Dream Queen” (Ratu Mimpi) atau
“Holy Queen of Love” (Ratu Cinta yang Kudus). Mendukung dan mempraktekkan poligami. David Berg
sendiri memiliki setidaknya 2 istri. Mempercayai bahwa seseorang bisa saja mendapat pengaruh buruk
dari roh-roh orang mati. Pelepasan kadang-kadang dilakukan untuk mengusir roh-roh jahat tersebut.
Mereka juga melakukan komunikasi dengan roh-roh orang mati. David Berg, petinggi utama, sering
bernubuat palsu, misalnya tentang adanya gelombang besar yang melanda Huttington Beach tahun 1969
(sejenis tsunami). Tidak ada satupun dari nubuat tersebut yang terjadi. Dia bahkan mengklaim dirinya
sebagai nabi terakhir.

4. Christian Science

Disebut juga Eddysm. Didirikan oleh Mary Eddy pada tahun 1879 setelah Mary menemukan buku “Ilmu
Penyembuhan Metafisik”. Aliran ini sebetulnya tidak ada akar Kristen-nya sama sekali. Mary hanya
menggabungkan aliran mistisisme timur (misalnya Hinduisme) dan pantheisme (semua benda adalah
tuhan, baik konkret maupun abstrak) untuk menyembuhkan penyakit. Pemikiran Mary tersebut
dituangkan dalam buku Science and Health. Memiliki kitab suci sendiri, Science and Health (Ilmu dan
Kesehatan) yang ditulis sendiri oleh Mary Eddy. Menurut Mary Eddy, dia tiba-tiba mendapat wahyu
untuk menulis buku tersebut.
Christian Science mengklaim dirinya sebagai gereja Kristen, menyanyikan lagu-lagu rohani, dan membaca
Alkitab. Tetapi, mereka membaca Alkitab hanya yang sesuai dengan isi buku Science and Health. Jika
mereka menemukan sesuatu di buku Science and Health tetapi bertentangan dengan Alkitab, maka
mereka akan mengikuti isi buku Science and Health. Tidak mempercayai adanya dosa. Dosa hanyalah
ilusi belaka. Tidak mempercayai adanya penyakit, penyakit juga hanya ilusi, yang di sadari sebagai
berikut:

Mempercayai bahwa orang sakit harus diyakinkan bahwa dia tidak sakit, dia akan sehat kembali, karena
penyakit hanyalah ilusi dan tidak benar-benar nyata.

Tidak ada kematian, seseorang menjadi tua an mati karena memang sudah begitu seharusnya. Hal ini
diambil dari fakta bahwa mereka percaya kalau seluruh dunia ini adalah ilusi.

Tuhan mereka bukanlah Allah yang Esa seperti dalam Alkitab. Semuanya adalah tuhan dan tuhan itu
baik. Karena itu, tidak ada dosa, penyakit atau kematian karena semuanya adalah tuhan dan tuhan itu
baik. Dunia secara keseluruhan adalah palsu – sebuah ilusi.

Mengklaim bahwa ada penyembuhan dari Christian Science. Metode penyembuhannya adalah
menyangkal penyakit itu sendiri, misalnya “Saya tidak sakit. Saya tidak menderita kanker.” Ini bukan doa,
tapi hanya berbicara dengan suara keras pada diri sendiri. Faktanya, Christian Science mengatakan
bahwa doa kepada Allah yang Esa adalah suatu rintangan. Percaya bahwa perempuan bisa hamil karena
upaya tertinggi dari pikiran mereka, pria tidak dibutuhkan untuk memberi keturunan. Manusia tidak
diciptakan dari debu dan tanah seperti pada Kejadian 2, karena benda tidaklah nyata – karena itu, Mary
Eddy menyebut Kejadian 2 “bohong”. Para pengikutnya lebih mempercayai kata-kata Mary daripada
Alkitab.

Yesus bukanlah Tuhan. Yesus adalah konsep tertinggi buatan manusia tentang Manusia Sempurna, tetapi
tidak perlu disembah. Mempercayai bahwa Yesus tidak pernah dicobai Iblis. Mary mengatakan, “Yesus
dicobai oleh keyakinan yang salah dalam pikiranNya.” Yesus tidak mati, karena kematian itu tidak ada.
Yesus hanya berpikir bahwa diriNya mati. Darah Yesus tidak memiliki nilai apapun, dan karena dosa
hanyalah ilusi, manusia tidak pernah melakukan kesalahan. Percaya bahwa Keselamatan adalah
pembebasan dari khayalan dan jalan masuk ke dalam Christian Science.
Itulah 4 jenis aliran sesat dalam agama Kristen. Keempat aliran tersebut memiliki kesamaan, yaitu
menganggap gereja-gereja Kristen lainnya menyimpang (padahal justru merekalah yang menyimpang)
dan sering bernubuat palsu.

Kepada generasi muda Kristen, sangat diharapkan untuk benar-benar dibina keimanannya. Juga
sebaiknya diberi pendalaman Alkitab Katolik, agar jangan sampai terjerumus ke dalam aliran-aliran sesat
tersebut. Seringkali generasi muda yang tidak teguh imannya tertarik untuk masuk ke dalam aliran-aliran
tersebut, mengingat ada aliran-aliran yang menawarkan “kemudahan” untuk masuk surga, bahkan
mempromosikan seks bebas untuk menarik anggota baru.

Kekristenan atau Kristianitas[note 1] atau Agama Kristen adalah sebuah agama Abrahamik monoteistik
berasaskan riwayat hidup dan ajaran Yesus Kristus, yang merupakan inti sari agama ini. Agama Kristen
adalah agama terbesar di dunia,[1][2] dengan lebih dari 2,4 miliar penganut,[3][4][5] atau 33% dari
populasi global, yang disebut Orang Kristen atau Umat Kristiani.[note 2] Orang Kristen percaya bahwa
Yesus adalah Anak Allah dan Juru Selamat umat manusia yang datang sebagai Mesias (Kristus)
sebagaimana dinubuatkan dalam Alkitab Perjanjian Lama.[6]

Teologi Kristen terangkum dalam syahadat-syahadat seperti Syahadat Para Rasul dan Syahadat Nikea.
Syahadat atau pengakuan-pengakuan iman ini berisi pernyataan bahwa Yesus telah menderita sengsara,
wafat, dimakamkan, turun ke alam maut, dan bangkit dari maut, untuk mengaruniakan kehidupan kekal
kepada siapa saja yang percaya kepadanya dan mengandalkannya demi beroleh pengampunan atas
dosa-dosa yang telah mereka perbuat. Syahadat-syahadat ini selanjutnya menyatakan bahwa Yesus
secara jasmaniah naik ke surga, tempatnya memerintah bersama Allah Bapa dalam persekutuan Roh
Kudus, dan bahwa ia kelak datang kembali untuk menghakimi orang-orang hidup dan orang-orang mati
serta mengaruniakan kehidupan kekal bagi para pengikutnya. Inkarnasi, karya pelayanan, penyaliban,
dan kebangkitannya seringkali disebut "Injil", yang berarti "kabar baik".[note 3] Injil juga berarti catatan-
catatan riwayat hidup dan ajaran Yesus, empat di antaranya—Injil Matius, Injil Markus, Injil Lukas, dan
Injil Yohanes—dianggap kanonik dan dijadikan bagian dari Alkitab Kristen.

Agama Kristen adalah suatu agama Abrahamik yang bermula sebagai sebuah sekte agama Yahudi era
Bait Allah kedua pada pertengahan abad pertama tarikh Masehi.[7][8] Sekte ini berasal dari Yudea dan
menyebar pesat ke Eropa, Suriah, Mesopotamia, Asia Kecil, Transkaukasia, Mesir, Etiopia, serta India, dan
pada akhir abad ke-4 telah menjadi agama resmi Kekaisaran Romawi.[9][10][11] Sesudah Zaman
Penjelajahan, agama Kristen menyebar ke Benua Amerika, Australasia, Afrika sub-Sahara dan ke segenap
penjuru dunia melalui karya misi dan kolonialisme.[12][13][14] Agama Kristen telah berperan besar
dalam pembentukan Peradaban Dunia Barat.[15][16][17][18][19]

Sepanjang sejarahnya, agama Kristen telah mengalami skisma dan pertentangan teologis yang
mengakibatkan munculnya bermacam-macam gereja dan denominasi. Tiga cabang agama Kristen yang
terbesar di dunia adalah Gereja Katolik, Gereja Ortodoks Timur, dan bermacam-macam denominasi dari
Mazhab Protestan. Gereja Katolik dan Gereja Ortodoks Timur saling memutuskan hubungan persekutuan
dalam peristiwa Skisma Timur–Barat pada 1054, sementara Mazhab Protestan muncul pada era
reformasi pada abad ke-16 sebagai pecahan dari Gereja Katolik.[20]

Selasa, 10 Desember 2013


SEKTE-SEKTE ATAU ALIRAN-ALIRAN YANG ADA DALAM AGAMA HINDU

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Agama Hindu berkembang menjadi banyak sekte. Ini disebabkan karena Weda tidak diwahyukan kepada
seorang Maha-Rsi saja, dan juga tidak diwahyukan dalam kurun waktu yang sama dan diwahyukan pula
di tempat yang berbeda.

Ada tujuh Maha Rsi yang menerima wahyu Weda, yaitu:Maha-Rsi Grtsamada, Maha-Rsi Wiswamitra,
Maha-Rsi Wamadewa, Maha-Rsi Atri, Maha-Rsi Bharadwaja, Maha-Rsi Wasistha dan Maha-Rsi Kanwa.

Weda diwahyukan sekitar 1.150 sampai 1.000 tahun Sebelum Masehi, di tujuh lembah sungai-sungai suci
di India, yaitu: Gangga, Sindhu, Saraswaty, Yamuna, Godawari, Narmada, dan Sarayu.

Ketujuh Maha-Rsi itu menafsirkan wahyu-wahyu yang diterima, kemudian mendirikan perguruan-
perguruan serta mempunyai murid atau pengikut masing-masing. Inilah bentuk awal dari adanya sekte-
sekte Agama Hindu.

B. Rumusan Masalah

1. Sekte-sekte apa saja yang ada dalam agama hindu di Bali dan India?

2. Bagaimana ajaran dari sekte-sekte tersebut?

C. Tujuan

Mengetahui macam-macam sekte dalam agama hindu di Bali maupun di India, beserta ajaran-ajaran dari
sekte-sekte tersebut

BAB II

PEMBAHASAN
A. Aliran-Aliran dalam Hindu di Bali

Menurut Goris sekte-sekte yang pernah ada di Bali setelah abad IX adalah sekte Siwa Sidhanta, sekte
Brahmana, sekte Resi, sekte Sora, sekte Pasupata, sekte Ganapati, sekte Bhairawa, sekte Waisnawa dan
sekte Sogatha (Goris, 1974 : 10 – 12). Di antara sekte-sekte tersebut yang paling besar pengaruhnya di
Bali adalah Siwa Sidhanta. Ajaran Siwa Sidhanta termuat dalam rontal Bhuanakosa:

1. Sekte Siwa memiliki cabang yang banyak. Antara lain Pasupata, Kalamukha, Bhairawa, Linggayat dan
Siwa Sidhanta yang paling besar pengikutnya. Kata Sidhanta berarti inti atau kesimpulan. Jadi Siwa
Sidhanta berarti kesimpulan atau inti dari ajaran Siwaisme. Siwa Sidhanta ini mengutamakan pemujaan
kehadapan Tri Purusha yaitu Parama Siwa, Sada Siwa dan Siwa. Brahma, Wisnu dan dewa-dewa lainnya
tetap dipuja sesuai dengan tempat dan fungsinya karena semua dewa-dewa itu tidak lain dari
manifestasi Siwa sesuai dengan fungsinya yang berbeda-beda. Siwa Sidhanta ini mula-mula berkembang
di India Tengah (Madyapradesh) yang kemudian disebarkan ke India selatan dipimpin oleh Maharesi
Agastya.

Penganut Hindu dari sekte Siwa Siddhanta meyakini Tuhan adalah Siwa. Salah satu bentuk pemujaan
Siwa yang dilakukan oleh pada Pendeta Siwa adalah dengan mengucapkan mantra yang disebut sebagai
Mantra Catur Dasa Siwa, yakni empat belas wujud Siwa. Mantra ini digunakan untuk mendapat pengaruh
ke-Tuhan-an yang kuat dan suci serta untuk mendapat kebahagian sekala-niskala.

Ajaran Siwa Siddhanta di Bali terdiri dari tiga kerangka utama yaitu Tattwa, Susila dan Upacara
keagamaan. Tatwa atau filosofi yang mendasarinya adalah ajaran Siwa Tattwa. Di dalan Siwa Tattwa, Sang
Hyang Widhi adalah Ida Bhatara Siwa. Dalam lontar Jnana Siddhanta dinyatakan bahwa Ida Bhatara Siwa
adalah Esa yang bermanifestasi beraneka menjadi Bhatara - Bhatari.

2. Sekte Pasupata juga merupakan sekte pemuja Siwa. Bedanya dengan Siwa Sidhanta adalah dalam cara
pemujaannya. Cara pemujaan sekte Pasupata adalah dengan menggunakan lingga sebagai simbol tempat
turunnya/berstananya Dewa Siwa. Jadi penyembahan Lingga sebagai lambang Siwa adalah merupakan
ciri khas sekte Pasupata.

Perkembangannya sekte Pasupata di Bali adalah dengan adanya pemujaan Lingga. Di beberapa tempat
terutama di beberapa pura yang tergolong kuno terdapat Lingga dalam jumlah besar. Ada yang dibuat
berlandaskan konsepsi yang sempurna dan ada pula dibuat sangat sederhana sehingga merupakan
Lingga semu. Pemujaan Lingga sebagai lambang Dewa Siwa adalah merupakan ciri-ciri khas aliran
Pasupata.

3. Adanya sekte Waisnawa di Bali dengan jelas diberikan petunjuk dalam konsepsi agama Hindu di Bali
tentang pemujaan Dewi Sri. Dewi Sri dipandang sebagai pemberi rejeki, pemberi kebahagiaan dan
kemakmuran. Di kalangan petani di Bali Dewi Sri dipandang sebagai Dewanya padi yang merupakan
keperluan hidup yang utama. Ceritera-ceritera mengenai Awatara Wisnu ke dunia untuk menyelamatkan
dunia dari kehancuran akibat dominasi adharma juga dikenal dan sangat popular di Bali dan ini pula
bukti berkembangnya sekte Waisnawa di Bali.
4. Adanya sekte Bodha atau Sogatha di Bali dibuktikan dengan adanya penemuan mantra Bhuda tipe
“yete mantra” dalam zeal meterai tanah liat yang tersimpan dalam stupika. Stupika seperti itu diketahui
di Pejeng – Gianyar. Menurut penelitian Dr. W. F. Stutterheim mantra Budha aliran Mahayana yang
diperkirakan sudah ada di Genuruan-Bedulu, arca Boddhisatwa Padmapani di Pura Galang Sanja-Pejeng,
arca Boddha di Gua Gajah dan di tempat lainnya lagi.

5. Adanya sekte Brahmana menurut DR. R. Goris seluruhnya telah luluh dengan Siwa Sidhanta. Di India
sekte Brahmana disebut Smarta tetapi sebutan Smarta tidak dikenal di Bali. Kitab-kitab Sasana, Adigama,
Purwadigama, Manawa yang bersumberkan Manawa Dharmasastra merupakan produk dari sekte
Brahmana.

6. Mengenai sekte Rsi di Bali, Goris memberi suatu uraian yang sumir dengan petunjuk kepada suatu
kenyataan bahwa di Bali Rsi adalah seorang Dwijati yang bukan berasal dari Wangsa Brahmana. Istilah
Dewaresi atau Rajaresi pada orang Hindu adalah merupakan orang suci di antara Raja-raja dari Wangsa
Ksatria.

7. Pemujaan terhadap Surya sebagai dewa utama dilakukan oleh sekte Sora suatu tanda adanya sekte
Sora. Sistem pemujaan Dewa Matahari yang disebut Suryasewana dilakukan pada waktu matahari akan
terbit dan matahari akan terbenam adalah ciri penganut sekte Sora. Pustaka Lontar yang
membentangkan Suryasewana ini juga sekarang terdapat di Bali. Selain itu yang lebih jelas lagi adalah
setiap upacara agama di Bali selalu dilakukan pemujaan terhadap Dewa Surya sebagai Dewa yang
memberikan persaksian bahwa seseorang telah melakukan yadnya.

8. Sekte Ganapati atau Ganapatya adalah kelompok pemuja Dewa Ganesa sebagai Dewa tertnggi.
Adanya sekte ini dahulu di Bali terbukti dengan banyaknya didapatkan arca Ganesa baik dalam wujud
besar maupun kecil. Ada dibuat dari batu padas dan ada dibuat dari logam tersimpan dalam beberapa
pura diBali. Fungsi Arca Ganesa adalah sebagai Wigna, Wigna yaitu penghalang gangguan. Oleh karena
itu pada dasarnya Ganesa diletakan pada tempat-tempat di mana dianggap bahaya.

Misalnya dilereng gunung yang berbahaya, di lembah, laut, pada pertemuan sungai dan sebagainya.
Setelah zaman Gelgel banyak patung-patung itu dipindahkan dari tempatnya yang terpencil ke dalam
salah satu tempat pemujaan. Dengan demikian patung Ganesa itu tidak mendapat pemujaan secara
khusus lagi melainkan dianggap sama dengan patung-patung Dewa yang lain.

Umat Hindu dari segala sekte memulai persembahyangan maupun upacara keagamaan dengan terlebih
dahulu memanggil Ganesa. Ganapatya ini merupakan salah satu dari lima sekte Hindu yang utama,
sejalan dengan aliran Saiwisme, Saktisme, Waisnawisme, dan Smartisme yang mengikuti filsafat Adwaita.
Meski sekte Ganapatya tidak sebesar empat sekte yang pertama, namun sekte itu telah memberikan
pengaruh.
Ganapati juga dipuja sebagai sebuah bagian dari aliran Saiwisme sejak abad ke-5. Sekte ini sempat
dipopulerkan oleh Sri Morya Gosavi. Sekte Ganapatya menjadi terkenal pada abad ke-17 dan 19 di
wilayah Maharashtra di India Barat, berpusat di sekitar Cinchwad.

9. Sekte Bhairawa adalah sekte yang memuja Dewi Durga sebagai dewa utama. Pemujaan terhadap Dewi
Durga di Pura Dalem yang ada di tiap desa adat di Bali merupakan pengaruh dari sekta ini. Begitu juga
pemujaan terhadap Ratu Ayu (Rangda) juga merupakan pengaruh dari sekta ini. Sekta ini merupakan
salah satu sekta wacamara (sekte aliran kiri) yang mendambakan kekuatan magik yang bersifat untuk
kekuasaan duniawi. Ajaran Sadcakra yaitu ajaran tentang enam lingkungan dalam badan dan ajaran
mengenai Kundalini yang hidup dalam tubuh manusia juga bersumber dari sekte ini. Menurut ajaran
sekte ini lingkaran Muladara dalam bagian perut bawah adalah bentuk lingga dan yang mengelilinginya
dengan tiga setengah adalah Durga-Dewi. Dengan latihan-latihan khusus Durga ini dapat dibangunkan
dari sikap tidurnya yang melingkar dan naik sampai ke lingkaran-lngkaran badan yang paling tinggi.

Bhairawa adalah merupakan perkembangan lebih lanjut dari mazhab Tantrayana yang termasuk kedalam
sekte Sakta atau Saktiisme, dari mazhab Siva (sivapaksa). Disebut saktiiame, karena yang dijadikan obyek
penyembahannya adalah Sakti.

Masih menurut R. Goris, ada bentuk tertinggi dari kemoksaan atau kelepasan menurut sekte Bhairava
dengan praktek yang disebut Panca Tattwa atau lazim disebut dengan istilah Panca-Ma(kara), yaitu
Madya (alkohol), Mangsa/Mamsa(daging), Matsya( ikan), Mudra (sikap tangan), dan Maithuna
(persetubuhan) yang pada penggunaan ritual menyebabkan ekstase yang tertinggi. Namun kini praktek
keseluruhan ajaran ini tidak ditemukan lagi di Indonesia.

B. Aliran-Aliran dalam Hindu Di India

Orang-orang hindu dipisahkan menjadi 3 golongan besar , yaitu : waisnawa, yang memuja Wisnu sebagai
Tuhan; Saiwa, yang memuja siwa sebagai Tuhan, Sakta, yang memuja Dewi atau ibu dari Tuhan. Sebagai
tambahan ada Gaura, yang memuja Dewa Matahari; Ganaptya, yang memuja Ganesa sebagai tertinggi;
dan Kaumara, yang memuja Skanda sebagai Tuhan.

1. Waisnawa

a. Kelompok Wadagalai dan Kelompok Tengalai

Waisnawa biasanya dibedakan menjadi 4 Sampradaya pokok atau sekte, di antaranya yang sangat kuno
adalah Sri Sampradaya yang diperkenalkan oleh Ramanuja acarya, kira-kira pertengahan abad ke-12.
Para pengikut Ramanuja memuliakan Wisnu dan Laksmi beserta inkarnasinya. Mereka disebut pengikut
Ramanuja atau sri Sampradayin atau Sri Waisnawa. Para guru mereka adalah kaum Brahmana, dan
siswa-siswanya boleh dari golongan manapun. Mereka semua mengulang-ulang Astaksara Mantra “OM
NAMO NARAYANAYA”. Mereka menempatkan 2 garis putih dan satu garis merah ditengah pada dahinya.
Wedanta Desika, seorang pengikut Ramanuja, membuat beberapa perubahan pada kepercayaan
Waisnawa. Hal ini menimbulkan formasi dari 2 kelompok Ramanuja yang saling bertentanga, yang satu
disebut kelompok Utara (Wadagalai) dan yang lainnya Kelomok Selatan (Tengalai). Para pengikut
kelompok Tengalai menganggap Prapatti atau penyerahan diri sebagai satu-satunya cara pembebasan
diri. Para pengikut Wadagalai berpendapat bahwa ada satu jalan pembebasan. Menurut mereka, Para
Bhakti atau pemuja seperti anak kera yang harus mengusahakannya sendiri dan bergantung pada
induknya (Markata-Nyaya atau teori kera); sedangkan, menurut kelompok selatan, Bhakta atau pemuja
adalah seperti anak kucing yang dibawa induknya tanpa suatu usaha bagi dirinya sendiri (Marjara-Nyaya
atau teori cengkeraman kucing). Kelompok Utara meneriam naskah-naskah Sanskreta yaitu Weda,
sedangkan kelompok selatan sedang menyusun Weda bagi kelompok mereka yang disebut “NALAYIRA
PRABANDHA” atau “Empat Ribu Sloka”, dalam bahasa Tamil dan menganggap lebih tua dari pada Weda
Sankreta. Sesungguhnya, ke-4.000 Sloka mereka didasarkan pada upanisad, bagian dari Weda. Dalam
semua pemujaannya mereka mengulang-ulang bagian dari sloka-sloka tamil mereka.

Para pengikut Wadagalai menganggap Laksmi sebagai sakti dari wisnu. Dan Laksmi sendiri tak terbatas,
tak diciptakan dan layak dipuja sebagai satu cara (upaya) untuk pembebasan. Para pengikut Tengalai
menganggap Laksmi sebagai seorang makhluk wanita yang diciptakan, walaupun bersifat Tuhan.
Menurut mereka, beliau bertindak sebagai perantara atau menteri (Purusakara) dan bukan sebagai suatu
saluran yang layak untuk pembebasan.

Kedua sekte tersebut memiliki tanda-tanda wajah yang berbeda. Para Wagadalai membuat sebuah garis
lengkung putih seperti huruf U untuk menyatakan satu-satunya kaki padma Wisnu yang kanan, sebagai
sumber dari Sungai Ganga. Mereka menambahkan tanda garis merah di tengah sebagai simbol Laksmi.
Para Tangalai membuat tanda garis putih seperti huruf Y yang menyatakan kedua kaki Padma Wisnu.
Mereka menggambar sebuah garis putih separuh, menurun ke hidung.

Kedua sekte tersebut bercirikan lambang Wisnu, yaitu cakra dan kerang, pada dada, bahu dan lengan
mereka. Para pengikut Tengalai melarang para janda di antara mereka dari pencukuran rambut.

Nama keluarga dari para Brahmana ramanuja biasanya adalah Aiyangar, Acarya, Carlu dan Acarlu.

b. Ramanandi

Para pengikut Ramananda adalah Ramanandi. Mereka terkenal dikalangan orang-orang Hindustan.
Mereka merupakan sebuah cabang dari sekte Ramanuja, yang mempersembahkan pemujaan kepada
Rama, Sita, Laksmana, dan Hanuman. Ramananda adalah seorang murid dari Ramanuja. Ia berkembang
di Waranasi kira-kira pada awal abad ke-14. Para pengikutnya banyak terdapat dilembah Sungai Ganga.
Karya favorit mereka adalah “BHAKTI-MALAT”. Tanda ke-sekte-an mereka adalah seperti orang-orang
pengikut Ramanuja. Di antara para pertapa Ramanandi mereka disebut Wairagi.

c. Wallabhacarin atau Rudra sampradayin

Para pengikut Wallabhacarin membentuk sebuah sekte yang sangat penting di Bombay, Gujarat dan
India Tengah. Penganjurnya lahir di hutan Campara pengikut Wallabhacarin memuja Krsna sebagai Bala-
Gopala. Patung pemujaan mereka menggambarkan Krsna pada masa kanak-kanaknya hingga berumur 12
tahun. Gosain atau para guru merupakan orang laki-laki yang selalu tinggal di rumah.

Delapan upacara sehari-hari kepada Tuhan dikuil-kuil adalah Mangala, Sringara Gwala, Raja Bhoga,
Utthapana, Bhoga, Sandhya dan Sayana; yang semuanya ini menyatakan berbagai bentuk kemuliaan
Tuhan.

Tanda pada kening mereka terdiri dari 2 garis tegak lurus berwarna merah yang pertemuannya dipangkal
hidung membentuk setengah bulatan dan memiliki sebuah titik bundar merah di antara dua garis
tersebut. Kalung dan tasbihnya dari dahan pohon Tulasi (Basil Suci).

Otoritas yang terbesar dari sekte ini adalah Srimad Bhagawatam seperti yang dijelaskan dalam Subhodini
yang merupakan komentar dari Wallabhacarya. Anggota-anggota dari sekte ini hendaknya mengunjungi
sebuah tempat suci Sri Nathdwara, paling sedikit sekali dalam hidupnya.

d. Caitannya

Sekte ini terutama tersebar di Bengala dan orissa. Penganjurnya adalah Caitannya Mahaprabhu atau
Tuhan Gouranga, yang lahir pada tahun 1485, yang dianggap sebagai inkarnasi dari Tuhan krsna. Beliau
memasuki tahapan Sanyasa pada umur 24 tahun dan pergi ke Jagannantha di situ beliau mengajarkan
ajaran-ajaran Waisnawa.

Para pengikut Caitanya memuja Sri Krsna sebagai Makhluk Tertinggi. Semua golongan masyarakat
diperkenankan masuk ke dalam sekte ini. Para pemujanya secara terus menerus mengulang-ulang nama
dari Krsna.

Kitab Caitanya Caritamrta oleh Krsna Dasa merupakan karya besar yang jumlahnya berjilid-jilid yang
mengandung cerita-cerita pendek dari Caitanya dan pengikutnya yang terpenting serta keterangan
tentang ajaran dari sekte ini. Buku tersebut ditulis dalam bahasa Begali.

Para Waisnawa dari sekte ini mengenakan dua garis putih tegak lurus dari pasta kayu cendana atau
Gopicandana (sejenis tanah yang dianggap suci), menurun di dahi dan bertemu pada pangkal hidung,
yang berlanjut mendekati ujung hidung. Mereka mengenakan kalung dari tiga untaian tasbih kecil pohon
Tulasi.

e. Nimbarka

Penganjur dari sekte ini adalah Nimbarka atau Nimbaditya,yang aslinya bernama Bhaskara Acarya. Beliau
dianggap sebagai inkarnasi dari Dewa Matahari (Surya). Para pengikutnya memuja Krsna dan Radha
secara bersama-sama. Kitab suci utama mereka adalah srimad Bhagawata Purana.

Para pengikutnya memiliki tanda dua garis kuning tegak lurus dari bahan Gopicandana. Yang ditarik dari
pangkal rambut kepermulaan masing-masingalis dan di sana bertemu membentuk sebuah lengkungan,
yang menyatakan tapak kaki dari Tuhan Wisnu.
Para pengikut Nimbarka atau Nimawat terpancar seluruh kalangan india atas. Meeka banyak terdapat di
Mathura dan juga sangat banyak ditemui di antara sekte Waisanawa di Bangala.

f. Madhwa

Para pengikut ajaran Madhwa adalah Waisnawa, yang dikenal sebagai Brahma Sampradayin. Penganjur
sekte ini adalah Madhwacarya, yang juga disebut Ananda Tirtha dan Purna prajna. Beliau lahir pada
tahun 1200. Beliau merupakan seorang penentang terbesar dari system filsafat Adwita dari
Sankaracarya. Beliau dianggap sebagai inkarnasi dari Wayu atau Dewa Angin. Beliau membangun dan
mensucikan patung oemujaan Krsna di Udupi.

Para guru dari sekte Madhwa adalah para Brahmana dan Sannyasin. Para pengikutnya mencap dada dan
bahunya dengan simbol Wisnu dengan memakai besi panas. Tanda pengenalnya terdiri dari 2 garis tegak
lurus yang dibuat ndari Gopicandana, yang bertemu pangkal hidung. Mereka membuat garis lurus hitam
dengan arang dari dupa yang dipersembahkan kepada Krsna, yang diakhiri dalam satu bulatan yang
dibuat dari sejenis kunyit.

Para pengikut Madhwa dibagi menjadi dua golongan yang disebut Wyasakuta dan Dasakuta. Mereka
banyak dijumpai di Karnataka.

Kejujuran, belahar kitab suci, murah hati, kebaikan hati, kepercayaan dan kemerdekaan dari rasa
cemburu membentuk hukum-hukum moral dari para pengikut Madhwa. Mereka memberikan nama-
nama Tuhan kepada anak-anak mereka (Namakarana), dan mencap badan mereka dengan simbol-
simbol-Nya (ankana). Mereka melaksanakan kebajikan dalam pikiran, perkataan dan perbuatan
(Bhajana).

g. Radha Wallabhi

Para pengikut Radha Wallabhi memuja Krsna sebagai Radha Wallabha, yaitu penguasa kasih sayang
Radha. Penganjur dari sekte ini adalah Hariwansa. Sewa Sakhi wani memberikan uraian terperinci
tentang pengertian sekte ini, terlebih lagi tentang tradisi dan tata tertib mereka.

Carana Dasi, Dadu Panthi, Hari Candi, Kabir Panthi, Khaki, Maluk Dasi, Mira Bai, Madhawi, Rayi Dasi,
Senai, sakhi Bhawa, Sadma Panthi, kesemuanya ini merupakan sekte-sekte Waisnawa.

2. Sekte Saiwa

a. Brahmana Smarta dari Selatan

Para Brahmana Saiwa dari Tamil Nadu memiliki gelar Aiyer dan mereka disebut Smarta. Mereka semua
mengenakan 3 garis mendatar dari Bhasma dan Wihbuti (abu suci) pada dahinya dan kesemuanya
memuja Dewa Siwa. Sekte-sekte yang berbeda antara lain:

1. WADAMA, Wada Desa Wadama, Cola Desa Wadama dan Inji Wadama.
2. BRIHATCARANAM, Mazhainattu Brihatcaranam, Pazhamaneri Brihatcaranam, Milaghu Brihatcaranam
dan Kandramanika Brihatcaranam

3. WATHIMAR

4. ASTASAHASRAM

5. COLIYA, dengan sambutan lain Pandimar dan adat istiadat dari Tirucendur

6. GURUKKAL, sebuah Sub-sekte dari Wadama tidak diakui sebagai salah satu di antara mereka dan yang
kewajibannya adalah memuja dikuil-kuil. Mereka juga dikenal dengan nama Pattar, didistrik Madras
bagian selatan. Mereka ini berbeda dengan Acraka, yang merupakan milik dari salah satu sub sekte di
atas dan saling kawin dengan orang-orang golongan lain, namun bukan dari golongan Gurukkal atau
Pattar. Sedangkan Gurukkal dipergunakan hanya bagi penganut Saiwa, dan Pattar maupun Arcaka
dipergunakan juga bagi penganut Waisnawa.

b. Brahmana Saiwa dari Malabar

1. Namburidi

2. Muse

3. Embantiri

c. Brahmana dari Bengala

1. Cakrawarti

2. Cunder

3. Roy

4. Ganguli

5. Coudhury

6. Biswa

7. Bagci

8. Majumdar

9. Bhattacarji

d. Brahmana Saiwa dari Karnataka

1. Smarta

2. Hawiga
3. Kota

4. Siwali

5. Tantri

6. Kardi

7. Padya

e. Telugu Smarta

1. Murkinadu

2. Welandu

3. Karanakammalu

4. Puduru Drawidi

5. Telahanyam

6. Konasimadrawidi

7. Aruwela Niyogi

f. Lingayat

Lingayatism adalah agama yang independen di India. Para penganut iman ini dikenal sebagai Lingayat
(Kannada: ಲಲಗಗಯತರರ). Istilah ini berasal dari Lingavantha di Kannada.

Mereka disebut Wirasaiwa dan banyak dijumpai di Mysore dan Karnataka. Mereka mengenakan sebuah
Linga Siwa yang diletakkan dalam sebuah kotak perak kecil, pada lehernya.

Konsep Tuhan

Lingayat percaya di dunia monoteistik di mana Lingga atau Para-shiva adalah Allah tertinggi dan diri dan
Siwa adalah satu dan sama. Istalinga dikenakan oleh Lingayathas pada tubuh mereka adalah representasi
non-anthropomorphic dari Allah yang mutlak dan tak berbentuk ( klarifikasi diperlukan ).

Konsep Shoonya

Serikat Benar dan identitas Siva (Lingga) dan jiwa (Anga) adalah tujuan hidup, digambarkan sebagai
shoonya, atau ketiadaan, yang bukan merupakan kekosongan. Satu bergabung dengan Siva oleh
shatsthala, jalan enam-tahap progresif dari pengabdian dan penyerahan diri: bhakti (pengabdian),
mahesha (pelayanan tanpa pamrih), prasada (sungguh-sungguh mencari rahmat Siva), pranalinga
(pengalaman semua sebagai Siwa), sharana (egoless perlindungan di Siwa), dan aikya (kesatuan dengan
Siva). Tiap tahap membawa para pencari lebih dekat, sampai jiwa dan Tuhan menyatu dalam keadaan
akhir kesadaran Siva abadi, seperti sungai penggabungan di laut.

Lingayat kebiasaan dan praktek-praktek Ishtalinga

Lingayat membuat titik untuk memakai Ishtalinga setiap saat. The Istalinga terdiri dari batu sabak cahaya
abu-abu dilapisi dengan pasta halus tahan lama hitam tebal abu kotoran sapi dicampur dengan sedikit
minyak yang cocok untuk menahan keausan. Kadang itu terdiri dari abu dicampur dengan mentega.
lapisan ini disebut Kanti (mencakup). Meskipun kadang-kadang disamakan Ishtalinga menjadi miniatur
atau gambar dari Sthavaralinga, tidak begitu. Ishtalinga sebaliknya dianggap Tuhan Siwa sendiri dan
ibadah adalah digambarkan sebagai Ahangrahopasana.

Jadi, untuk Lingayat ini merupakan representasi amorf Allah. Lingayat demikian berarti pemakai ini
sebagai Ishta Lingga Lingga. Di sini kata Ishta adalah istilah Sansekerta yang berarti 'memuja' atau 'yang
diinginkan'. Tidak seperti Advaitins Namun, Lingayat tidak memperlakukan Ishtalinga hanya sebagai
representasi Allah untuk membantu dalam mewujudkan Allah tetapi menyembah Ishtalinga dirinya
sebagai Tuhan. Seperti kebanyakan brahmana, Lingayat hanya makan makanan vegetarian dan tidak
harus mengkonsumsi daging dari segala jenis termasuk ikan. Minum minuman keras sangat dilarang.

g. Sekte Saiwa Lainnya

Akas Mukhi, Gudara, Jangama, Karalingi, Nakhi, Rukhara, Sukhara, Urdhabahu, Ukkara yang kesemuanya
adalah sekte-sekte Saiwa.

3. Sakta

Para pengikut Sakta adalah pemuja Dewi, yaitu Ibu universal. Daksini, Wami’s Kanceliya, Karari
kesemuanya ini adalah sekte-sekte Sakta. Kitab Agama dan Tantra adalah termasuk dalam kitab Smrti
dan memberi banyak pengaruh terhadap eksistensi Hindu di dunia tak terkecuali Indonesia. Menurut
suatu penelitian, kitab Agama atau Tantra tidak didasarkan kepada Veda secara langsung, tetapi isinya
saling melengkapi dan usianyapun jauh lebih muda. Tidak ada unsur pertentangan meskipun ada
perbedaan antara Veda dengan Agama (Tantra). Justru yang diharapkan kemudian umat Hindu
berpegang tidak hanya pada kitab Sruti, tetapi berpegang pula pada kitab-kitab Agama.

Menurut Bandi Pandit, (2006:36), Agama, atau yang juga dikenal dengan Tantra adalah kitab sektarian
dari tiga teologi Hindu yang utama dalam tradisi agama Hindu, yaitu Vaishnava, Saivisme dan Shaktisme.
Vaishnava memuja kenyataan yang mutlak sebagai Vishnu. Saivisme memuja kenyataan yang mutlak
sebagai Siva. Dan Shaktisme menyatakan bahwa kenyataan mutlak itu adalah Ibu Mulia jagat raya ini.

Agama Shakta menjelaskan tentang peraturan dalam membangun tempat suci untuk mengukir dan
membuat pratima dewa-dewi. Agama Shakta atau Tantra memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap
keberadaan Hindu di Indonesia, dilihat dari berbagai bentuk bangunan suci seperti candi di jawa dan
Pura, gerbang Pura maupun gerbang rumah (paduraksa) di Bali.
Pengikut Tantra kemudian disebut Tantrik. Para Tantrik melakukan pemujaan kepada Shakti . Pada
dasarnya ajaran ini bagian dari Sivaisme. Jadi sebenarnya yang dimaksud Tantrayana tidak lain adalah
pemuja Shakti atau Dewi sebagai pusat perhatiannya.

Ada beberapa hal penting menyangkut ritual-ritual Tantra, salah satu ritual yang dikenal sebagai Cakra
Puja atau “puja pada lingkaran” . Dalam ritual ini menurut Goris (baca; Sekte-sekte di Bali, diterjemahkan
oleh P.S. Kusumo Sutojo), pria dan wanita yang menjadi penyembah bertemu pada tengah malam di
suatu tempat sepi, misalnya sebuah kuburan, kemudian melakukan hubungan “seksual suci”, ini
merupakan penyatuan laki-laki dan perempuan. Tentu pendapat Goris ini terkesan menyimpang dari
etika, padahal sejatinya yang dimaksud dengan cakrapuja adalah membangkitkan kekuatan (energy
kundalini) yang terpendam dalam tubuh dengan melaksanakan beberapa tahapan yang disebut dengan
istilah Panca Makara, yaitu: Madya, Mangsa/Mamsa, Matsya, Mudra, dan Maithuna.

4. Bermacam-macam Sekte Lainnya

Sekte Gaura memuliakan Matahari, Ganapatya memuja Ganesa dan Kaumara memuliakan Skanda.

Yang bukan Brahmana dari India Selatan adalah Naidu, Kamma Naidu, Catty, Mudaliar, Goundar, Pillai,
Nair, Nayanar dan Reddy.

Nanak Sahi terdiri atas 7 golongan, yaitu Udasi, Ganibaksi, Ramrayi, Sutra Sahi, Gowinda Sinhi, Nirmala,
Naga, Baba Lali, Prana Nathi, Sadhu, Satnami, Siwa Narayani, kesemuanya ini adalah macam-macam
sekte lainnya.

5. Arya Samaj Dan Brahma Samaj

Penganjur Arya Samaj adalah Swami Dayananda Saraswati yang lahir di Kathiawar pada tahun 1824.
Samaj ini lebih bersifat Institusi Sosial ketimbang latar belakang agama. Ia memiliki Gurukula, Mazab dan
Pathasala. Shuddhi Sabha adalah cabang yang baru dari Arya Samaj.

Brahma Samaj diperkenalkan pada awalnya oleh raja Ram Mohan Roy, pada permulaan abad ke 19. Para
pengikut Brahma Samaj melakukan pemujaan patung. Pada tahun 1860 Kesab Candra Sen mengadakan
beberapa perubahan, sehingga sekarang ini ada 2 cabang dalam samaj ini, yaitu Adi Brahma Samaj yang
berpegang pada ajaran-ajaran yang ditetapkan oleh Raja Ram Mohan Roy dan Saddharana Brahma
Samaj yang sedikit lebih modern, yang mengikuti Kesab Candra Sen lebih akrab sifatnya. Samaj ini
memiliki pengikut di bengala.

6. Jaina Dan Sikh

Jaina

Penganjur pertama dari sekte ini adalah Parswanatha. Penyebar aktif yang pertama adalah Mahawira.
Sekte Jaina dijumpai dalam jumlah yang besar terutama di pesisir barat. Mereka dibagi menjadi 2 sekte
utama, yaitu Swetambara (yang berpakaian putih) dan Digambara (yang telanjang).
Sekte jaina tidak mengakui ke-Tuhan-an sumber weda mereka tidak percaya pada suatu Dewata
Tertinggi. Mereka menghormati orang-orang suci atau orang-orang shaleh yang digelari Tirthankara yang
berdiam dan di persemayaman surgawi dan yang dengan disiplin lama meningkatkan dirinyasendiri ke
kesempurnaan Tuhan. Gambaran atau patung dari satu atau lebih para Tirthankara ini ditempatkan pada
setiap kuil pengikut Jaina.

Sekte Jaina menetapkan secara ketat hidup vegetarian dan terikat dengan kehidupan yang suci. Mereka
melaksanakan Ahimsa. Para pengikut Jaina yang ketat menapis air sebelum minum, menyapu tanah
dengan sebuah sikat sebelum melewatinya atau mendudukinya, tidak pernah makan atau minum pada
malam hari dan kadang mengenakan kain tipis menutup mulut untuk menjaga resiko menelan serangga
kecil-kecil.

Ada 2 golongan pengikut Jaina, yaitu Srawaka yang melibatkan dirinya dalam kegiatan duniawi para Yati
atau biksu yang menjalani kehidupan pertapa.

Sikh

Orang-orang Sikh sesungguhnya adalah orang-orang Hindu.kepatuhan terhadap guru mmeberikan


keterlepasan dari kelahran berikutnya, merupakan keyakinan orang-orang Sikh. Menerima 5 macam
Kaka, yaitu Kes (tidan memotong rambut), Kacha (celana tanggung), Kara (gelang kaki dari besi), kirpan
(belati baja), dan Kangha (sisir bergigi kecil yang dipasang pada rambut).

Para Udasi adalah mereka yang mengikuti aturan pertapa dari Nanaksahi Sikh, Sricand, putra dari Guru
Nanak memasuki tahapan sanyasa dan para Udasi adlaah pengikutnya. Laksmicand, putra Guru Nanak
yang lainnya menjalani kehidupan sebagai kepala rumah tangga dan Wedi adalah para pengikutnya.
Nirmala merupakan pertapa yang mengikuti Guru Gowinda Sinngh.

Akali adalah para pejuang yang gagah berani yang mengenakan pakaian warna biru menyolok dan
sorban warna hitam.

Ajaran-ajaran Guru Nanakterkandung dalam bukupertama dari Adi Granth. Tak seorang Sikh pun yang
menghisap rokok atau tembakau.

7. Para Sadhu Dan Sannyasin

Sembah sujud kepada Rsi jaman dahulu, para pengamat, orang-orang suci, Sannyasin paramahansa dan
Para sadhu yang merupakan kasanah ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan Tuhan yang menuntun nasib
duniadi masa lalu, sekarang dan yang akan datang.

Setiap agama memiliki sekumpulan para pertapa yang menjalani penghidupan pengasingan dan
meditasi. Ada yang menjadi biksu dalam agama budha, para Fakir dalam Islam, Fakir sufistik dalam
Sufisme, pendeta dan paderi dalam agama Kristen. Kemuliaan agama akan hilang selama sekali apabila
kamu menghilangkan para pertapa dan Sannyasin ini atau mereka yang menjalani suatu kehidupan
perenungan Ilahi dan penolakan duniawi.
Mereka-mereka inilah yang menjaga dan menyelenggarakan masalah agama di dunia ini. Mereka-mereka
inilah yang memberikan hiburan kepada para kepala rumah tangga ketika mereka dalam kesulitan dan
duka cita. Mereka merupakan para kurir dari pengetahuan atman dan kedamaian surgawi. Mereka
merupakan pertanda dari kebijaksanaan dan kedamaian Tuhan. Mereka merupakan penyebar dari ilmu
adhyatmaika dan wahyu-wahyu Upanisad. Mereka menyembuhkan yang sakit, menyenangkan yang
tanpa harapan dan merawat yang berada di tempat tidur. Mereka memberikan harapan kepada yang
tanpa harapan, menggembirakan yang dirudung duka, menguatkan yang lemah dan membangkitkan
keberanian yang malu-malu dengan memberikan pengetahuan Wedanta dan makna serta manfaat dari
mahawkya “TAT WAM ASI”.

8. Dasanama Sannyasin

a. Saiwa

Di India Selatan terdapat Sannyasin Tamil yang termasuk pada kowilur Mutt dan Dharmapuram Adhinam.
Mereka tidak termasuk golongan Sri Sankara dan mereka adalah para Saiwa.

b. Naga

Naga adalah para Sannyasin Saiwa, yang keadaannya telanjang. Mereke melumuri badannya dengan abu.
Mereka memiliki janggut dan disimpul mati.

c. Udasi

Golongan pertapa Guru Nanak disebut Udasi yang berhubungan dengan para Sannyasin dan Wairagi.
Mereka tidak mengacuhkan kenikmatan duniawi (Udasina). Itulah sebabnya mereka disebut Udasin.

d. Wairagi

Seorang Wairagi adalah yang terbebas dari nafsu dan kasih sayang dan mereka merupakan sekte
Waisnawa. Mereka pemuja Rama, sita dan Hanuman. Mereka membaca Ramayana dari Tulasidas. Para
pengemis Waisnawa dari golongan Ramanandi adalah orang-orang Wairagi. Aturan kesederhanaan ini
diajarkan oleh Sri Ananda yang merupakan murid ke-12 dari Ramananda.

e. Rama Sanehi

Penganjur golongan ini adalah Ramcaran yang lahir pada tahun 1718 di sebuah desa dekat Jaipur di
Rajasthan. Para peminta-minta Rama Sanehi ada 2 golongan, yaitu widehi yang telanjang dan Monihi
yang mengenakan 2 potong pakaian dari kain kapas yang dicelup merah dalam tanah liat kecoklatan.
Biara mereka ada di Sahapur Rajasthan. Sekte Rama Sanehi memiliki para pengikut yang terbesar di
Mewar dan Alwar, namun mereka juga dijumpai di Bombay, Gujarat, Surat, Puna Ahmedabad, Hyderabad
dan Waranasi.
f. Kabir Panthi

Kabir Panthi adalah pengikut dari orang suci kabir, yang banyak terdapat di seluruh propinsi India atas
dan Tengah. Cabang-cabangnya ada 12 buah, antara lain adalah Kabir caura yang berada di Waranasi
yang merupakan sebuah biara besardari kabir Panthi. Dharamdas adalah murid Kabir yang utama. Para
pengikutnya diharapkan untuk memiliki kepatuhan yang mutlak terhadap para Guru, dalam pemikiran,
perkataan dan perbuatan. Mereka harus melaksanakan kejujuran, kedermawanan, tidak menyakiti dan
pengasingan diri. Para pengikut Kamal, putra Kabir melaksanakan Yoga.

g. Dadu Panthi

Dadu panthi membentuk satu aliran Waisnawa. Dadu, penganjur sekte ini merupakan seorang murid dari
salah satu guru-guru Kabir Panthi. Para pengikutnya memuja Tuhan Rama.

Dadu adalah seorang pembersih kapas, yang lahir di Ahmedabad. Ia berkembang kira-kira tahun 1600.
Dadu Panthi terdiri dari 3 golongan yaitu Wirakta, yang berkepala gundul dan memiliki satu pasang
pakaian dan satu kendi air; naga, yang membawa senjata dan yang dianggap sebagai tentara dan Wistar
Dhari yang melakukan pekerjaan sambilan dari kehidupan biasa.

Dadu Panthi banyak terdapat di Marwar dan Ajmer. Tempat pemujaan utama mereka berasal dari
Naraina, dekat Sambhur dan Jaipur. Bagian-bagian dari tulisan kabir disisipkan dalam kitab suci mereka.

h. Gorakhnath Panthi

Gorakhnath merupakan seorang yang hidup sejaman dengan Kabir. Ia dianggap sebagai inkarnasi Siwa
dan mennyebut dirinya sebagai putra dari Matsyendranath dan cucu dari Adinath. Kuilnya terletak di
Gorakhpur, Uttar Prades. Bhartrihari adalah seorang murid dari Gorakhnath.

Goraksa-Sakata, Goraksa-Kalpa dan Goraksa-Nama ditulis oleh Gorakhnath dalam bahasa sanskreta.

Pengikut Gorakhnath biasanya disebut Kanphata, karena mereka melubangi telinganya dan memakai
anting-anting pada saat inisiai mereka. Mereka memuja Dewa Siwa.

i. Nimbarka Sampradayi Ramanuja Sampradayi

Ada para Sadhu dari Nimbarka Sampradaya, yang merupakan sekte dari Waisnawa. Para Sannyasin dari
Ramanuja Sampradaya mengenakan pakaian warna orange, benang suci dan jambul serta Tri-danda atau
3 tongkat. Sekarang ini jumlah mereka sangat jarang.

j. Sekte Parinami

Sri Pirannath, adalah penganjur sekte ini, yang lahir pada tahun 1675 di Jamnagar, distri Rajkot,
Kathiawar. Beliau adalah Diwan dari Raja Jam Jasa. Pengikutnya melaksanakan Ahmsa, Satya dan Daya.
Tanpa kekerasan, kejujuran dan kasih sayang. Mereka mempelajari kitab-kitab suci, Kul Jam Swarup atau
Atma-Bodha dalam bahasa Hindi yang mengandung ajaran-ajaran Sri Prannath, yang terdiri dari 18.000
Caupais. Mereka memuja Bala Krsna, yaitu Krsna sebagai seorang pemuda kecil.

Para pengikutnya kebanyakan dijumpai di Punjab, Gujarat, Assam Nepal, dan Bombay. Dua buah Mutt
atau biaranya terdapat di Jamnagar dan di Pamna.

Anda mungkin juga menyukai