Anda di halaman 1dari 9

BAB IV

PELETAK DASAR, PENDIRI DAN PENERUS WARTA AGAMA

A. PENGERTIAN

1.Peletak dasar

Peletak dasar adalah orang yang ide-idenya, gagasan-gagasannya, atau pemikiran- pemikirannya
digunakan agama tertentu sebagai pedoman hidup beragamanya. Orang ini belum tentu mendirikan
agama. Orang itu misalnya Yesus Kristus. Hingga sekarang pemikiran Yesus Kristus, ajaran, beserta
teladan hidup-Nya menjadi pedoman hidup beragama umat kristiani. Hal demikian terjadi juga pada
Kong Hu Cu dan Buddha.

2.Pendiri agama

Pendiri agama adalah orang yang pertama kali menyatakan (memproklamirkan) bahwa kehadirannya di
dunia ini membawa agama tertentu. Orang itu misalnya nabi Muhammad. Nabi dipanggil untuk
mengajarkan agama Islam. Nabi bersabda bahwa beliau hadir di dunia membawa agama Islam.

3.Penerus Warta agama

Penerus warta agama adalah mereka yang melanjutkan usaha dan perjuangan para peletak dasar dan
pendiri agama. Mereka itu pertama-tama adalah lembaga keagamaan di mana di dalamnya terdapat
para pemimpin agama. Kitapun juga penerus warta agama. Keterlibatan dan sumbangan kita sebagai
warga jemaah agama sangat penting dalam penerusan warta agama. Supaya bisa meneruskan warta
agama maka kita harus mengenal dengan baik para peletak dasar agama, para pendiri, para penerusnya
dan ajaran agama yang kita anut.

B. URGENSI MEMAHAMI PELETAK DASAR & PENERUS WARTA AGAMA

Pemahaman akan peletak dasar dan penerus warta agama sudah sangat mendesak untuk dilakukan.
Beberapa alasan mengapa kita harus memahami para peletak dasar, pendiri dan penerus warta
agama adalah:

1.Bertumbuh suburnya berbagai aliran keagamaan yang dinyatakan sesat oleh para ahli agama
misalnya sekte Ranting Daud, Komunitas Eden, sekte Aung San Rikyo, saksi Yehova, dsb.

2.Timbulnya berbagai organisasi keagamaan garis keras yang berhaluan fundamentalis (Ahlul
Sunah Wal Jamaah, Laskar Jihad, Jamaah Islamiah, FPI, dll). Kelompok ini berusaha
mencampuradukkan kepentingan pribadi/kelompok dengan kepentingan umum. Mereka juga
berusaha memaksakan pikiran dan kehendaknya kepada penganut lain.

3.Arus globalisasi dan modernisasi yang berdampak pada pengikisan iman dan ateis praktis.
Orang lebih mendewakan kemajuan tehnologi daripada agama.
4.Liberalisme yang menimbulkan sekularisme agama dengan dunia. Itu berarti terjadi pemisahan
antara kehidupan beragama dengan kehidupan bermasyarakat. Akibatnya, agama menjadi
formalitas belaka. Ajaran agama tidak meresapi kehidupan.

=Nilai-nilai positif (manfaat) memahami peletak, pendiri & penerus agama.


Kemauan untuk memahami peletak dasar, pendiri, penerus warta agama, beserta agama yang
dianut dapat menumbuhkan nilai-nilai positif yang sangat mendidik seseorang. Nilai positif
(manfaat) yang diperoleh, antara lain:

 Semakin mengenal dan mencintai peletak dasar, pendiri, dan penerus


perjuangannya.
 Semakin memahami ajaran agama, mencintai agama, dan menghayatinya dalam
hidup sehari-hari.
 Mampu memahami dan menghargai keberadaan agama lain.
 Dapat menangkal ajaran sesat.
 Tidak menjadi penyesat-penyesat yang baru.
 Beriman secara kritis.

C. PARA PELETAK DASAR AGAMA, AJARAN, DAN PERJUANGANNYA

Setiap agama memiliki peletak dasar sendiri-sendiri. Ide dasar dan ajaran dari peletak dasar inilah
yang kemudian dijadikan pedoman hidup beragama. Namun, tidak semua peletak dasar agama menjadi
pendiri agama. Berikut disampaikan secara sekilas para peletak dasar agama, ajaran beserta
perjuangannya.

1. NABI MUHAMMAD

a. Riwayat Hidupnya
Nabi Muhammad adalah peletak dasar dan pendiri agama Islam. Ia adalah anak dari Abdullah
dan Aminah. Dalam usia yang sangat muda, ia sudah yatim piatu. Keprihatinannya terhadap kaum
miskin Mekkah akibat jaman jahiliyyah mendorongnya untuk mendirikan LSM Hilful-Fadhul. Pengalaman
terlibat dalam LSM tersebut menempanya menjadi seorang pemimpin yang terpercaya. Oleh sahabat
dan orang-orang yang mengenalnya, nabi disebut sebagai al-amin (orang jujur).

Pada usia 40 tahun Nabi menerima wahyu Tuhan melalui malaikat Jibril ketika ia sedang
menyepi di gua Hira. Wahyu pertama yang turun adalah Surat Al- Alaq (segumpal darah) atau Al- Kalam
(sabda).

b. Inti ajarannya

Inti ajaran Islam adalah kepasrahan total atau penakhlukan diri kepada Allah, dengan
mentauhidkanNya. Maka dalam prakteknya, kaum muslim wajib menciptakan masyarakat yang adil dan
setara di mana orang-orang miskin dan lemah diperlakukan secara layak, serta melakukan Zakat dan
shalat sebagai dua dari lima rukun (prinsip).
c.Tantangan Yang dihadapi Nabi

 Tantangan dari para penduduk, penguasa dan pengusaha Mekkah, kaum feodal dan para
pemilik budak yang berasal dari sukunya sendiri Quraisy. Mereka adalah orang-orang mapan yang
merasa lebih berharga daripada Allah. Nabi diasingkan juga dari bani Hasyim & Bani Muthallib.
 Para penyembah berhala, yang menganggap nabi sebagai penyihir, yang mengalami kesurupan
dan kehilangan keseimbangan pikiran.
 Di luar Mekkah perjuangan nabi mendapat tantangan dari orang-orang Yahudi dan Nasrani yang
berpendapat bahwa di luar Israel tidak ada nabi.
 Kematian orang-orang yang disayanginya, seperti istrinya dan pamannya.

d. Orang-orang di sekitar yang mendukungnya

Dalam menyebarkan ajarannya, nabi dibantu oleh istrinya Khadijah, istri-istri yang lain (misalnya
Siti Aisyah), Warakhah bin Naufal (paman Kadidjah ), Abi Talib (paman), Abu Bakar (sahabat masa kanak-
kanak), Ali bin Abi Talib (saudara sepupu), Zaid bin Harisah (anak angkat dan mantan budak istrinya),
dan penduduk Yatsrib (Madinah).

Yang sangat membahagiakan adalah bahwa di akhir hidup nabi, agama Islam sudah tersebar luas
bahkan mampu mempersatukan suku-suku jazirah Arab. Ajaran dan cara hidupnya menjadi hukum
kedua bagi umat muslim. Ajaran dan cara hidup itu terkumpul dalam Hadits Nabi.

2.YESUS KRISTUS

a. Riwayat hidupnya
Yesus Kristus menjadi peletak dasar bagi agama Kristen (Katolik dan Kristen reformasi). Kisah
Yesus Kristus beserta ajaran dan perjuangannya dapat disimak dalam kitab suci perjanjian baru
khususnya pada keempat Injil (Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes).

Dari keempat Injil dijelaskan bahwa Yesus adalah anak Maria dan Yusuf. Sedangkan sejatinya,
Dia adalah Anak Allah (Allah yang turun ke dunia). Karena sebagian besar hidup-Nya dihabiskan di
Nazaret, maka Dia dinamakan Yesus dari Nazaret. Pada usia 30 tahun Ia mulai membaharui agama
Yahudi dengan ajaran-ajaran yang dianggap orang sebagai ajaran baru.

b. Inti Ajarannya

Inti ajaran Yesus adalah, “Bertobatlah dan percaya pada Injil”. Bertobat artinya berbalik kepada
Allah dengan melaksanakan kehendakNya. Kehendak Tuhan adalah pewartaan kabar gembira (Injil)
bahwa Allah mencintai manusia. Mewartakan kabar gembira berarti mewartakan (dalam kata dan
perbuatan) kegembiraan kepada orang lain. Hal ini dikonkritkan dalam perbuatan kasih “Kasihilah Tuhan
Allahmu dengan segenap hatimu, dengan segenap akal budimu, dengan segenap tenagamu, serta
kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri” Dan juga,” Kasihilah musuh-musuhmu”(Mat 22:37-40). Yesus
tidak hanya berbicara saja. Ia juga mewujudkan semua yang diajarkan dalam pelayananNya. Lalu
pergilah Yesus ke seluruh Galilea, memberitakan Injil dalam rumah-rumah ibadat mereka dan mengusir
setan-setan (Mrk. 1:39).

c.Tantangan yang dihadapi Oleh Yesus

Banyak pihak menentang Yesus. Mereka adalah para ahli kitab dan orang farisi, juga para
penguasa yang pada dasarnya orang-orang mapan. Ketidakmampuan masyarakat memaknai paham
mesianis Yesuspun merupakan tantangan yang tidak kalah berat. Akibatnya, kehidupan Yesus berakhir
secara tragis; mati di kayu salib dengan tuduhan sebagai penjahat. Namun, sebenarnya kematian itulah
bagian dari misi pembebasan manusia dari dosa.

d.Orang-orang di sekitar Yesus

 Dalam menyebarkan ajaranNya, Yesus tidak sendirian. Ia berusaha melibatkan banyak orang.
Mereka itu adalah para rasul (12 orang), para murid (70 orang), para wanita, dan mereka semua
yang mendukung usahaNya.
 Tidak secara langsung perjuangan Yesus membuahkan hasil. Bahkan setelah Yesus disalib, para
murid bubar. Namun di kemudian hari ajaran Yesus tersebar ke penjuru dunia. Hal ini
disebabkan oleh Roh Kudus yang datang menyemangati dan meneguhkan iman mereka.
 Menurut para ahli, agama Kristen Katolik didirikan oleh Paulus (di luar Palestina) dan oleh para
rasul (dalam Palestina). Hal ini mungkin bisa dimengerti karena Yesus tidk pernah
memproklamirkan diri sebagai pendiri Kekristenan.
 Meski kekristenan tidak hanya berisi pemikiran Paulus, tetapi Paulus memiliki pengaruh besar
dalam penulisan Kitab Suci Perjanjian Baru (misal surat-surat Katolik). Sebutan Kristen sendiri
diberikan oleh penduduk Anthiokia kepada kelompok orang yang menjalankan ajaran dari
seseorang yang disebut Kristus. Sedangkan kata Katolik sendiri dicetuskan pertama kali oleh St.
Ignatius dari Antiokia.
 Menurut sejarah, agama Kristen Protestan dipelopori pendiriannya oleh Martin Luther, Yohanes
Calvin, dan Zwingli. Kemudian dalam perkembangannya banyak orang mendirikan aliran-aliran
baru dengan nama yang bermacam-macam. Beberapa tokoh pendiri aliran itu antara lain Aliran-
aliran ini meneruskan cita-cita pendiri.

3. SAPTA MAHA RSI

a. Riwayat hidupnya
Hindu ada sejak 1500 SM. Peletak dasar agama Hindu adalah para Maharsi. Maharsi adalah
orang-orang suci yang dipilih Tuhan untuk dapat berhubungan / berkomunikasi dan menerima
wahyuNya. Dari sekian banyak Maharsi, ada tujuh Rsi yang banyak disebut dalam kitab Veda. Itulah
sebabnya mereka dinamakan sapta Maharsi karena jumlahnya tujuh. Mereka itu adalah: Rsi Grtsamada,
Visvamitra, Vamadeva, Atri, Bharadvaja, Vasistha, dan Kanva. Wahyu-wahyu yang mereka terima itu
kemudian terhimpun dalam sebuah kitab yang disebut Kitab Suci Veda.
b. Inti Ajaran Maha Rsi

Agama Hindu mendasarkan diri pada ajaran para maha Rsi , seperti : ajaran persahabatan bagi
mereka yang mempercayai kesucian seseorang ; kesadaran eksperiensial (berhubungan dengan
pengalaman) tentang Tuhan melalui praktek spiritual (rohani) dan disiplin moral (perilaku dgn
pertimbangan baik-buruk), pemeliharaan dharma (kebenaran), kebebasan pemikiran total, keselarasan
dalam agama, tanpa kekerasan (ahimsa), perbuatan, dan pemikiran, menghormati semua bentuk
kehidupan, dan hukum karma (sebab akibat). Semua ajaran ini kemudian terangkum dalam Veda sebagi
sabda suci atau wahyu tuhan.

Di antara agama-agama yang ada di dunia, agama Hindulah yang paling toleran. Dasarnya
adalah bahwa semua yang berbuat baik ambil bagian dalam karya perdamaian yang diajarkan oleh para
Maharsi.

c.Tantangan yang dihadapi

Secara umum para maha arsi tidak menghadapi tantangan, karena mereka berasal dari kaum
(kasta) Brahmana yang sangat dihormati. Namun ada tantangan ketika menyebarkan ajaran agamanya
kepada orang-orang yang menganut agama asli seperti animisme & dinamisme. Pelaksanaan tapa yang
keras lewat mati raga sebelum menerima wahyu Tuhan. Mereka hidup dari mengemis serta belaskasih
orang lain.

d.Orang-orang disekitar Maha Rsi

Orang-orang yang terlibat dalam hidup dan perjuangan para Maha Rsi adalah keluarga dari
maha rsi itu sendiri, yang biasanya berasal dari keturunan kaum ( kasta ) Brahmana.

4. KHONG HU CU

a. Riwayat Hidupnya
Peletak dasar agama Khong Hu Cu adalah Khong Hu Cu atau Konfucius. Ia lahir di kota Tsou, di
negeri Lu dari keluarga Siok Liang Hut dan Tien Cai. Menurut Tomy Su, kelahiran Khong Hu Cu ini
dirayakan pada hari raya Imlek (Kompas, 28 Jan, 2006). Khong Hu Cu adalah pemeliharan dan penjaga
tradisi leluhur yang baik. Ia berusaha mengolah dan menuliskan kembali tradisi-tradisi baik yang sudah
ada sejak dahulu kala. Ia juga menambahkan dalam penulisan tradisi tersebut pemikiran-pemikirannya.
Konfucius menekankan kaitan antara Jalan Langit dan Jalan Bumi dengan Jalan Kemanusiaan. Ia
mencanangkan dunia tindakan dalam hubungan sosial, sebagai pusatnya adalah meditasi kehidupan
sehari-hari untuk mendapatkan penerangan.

Khong Hu Cu adalah seorang warga negara yang baik. Ia mengabdikan dirinya untuk kemajuan
dan kemakmuran kerajaan. Pengalaman hidup bermasyarakat, kepeduliannya kepada sesama khususnya
rakyat miskin dan menderita, serta patriotismenya menjadi teladan umat.
b. Inti ajaran kong Hu Cu / Konfucius

Dua nilai ajaran Khong Hu Cu yang menjiwai keseluruhan ajarannyaa adalah: Yen dan Li. Yen
adalah cinta/ ramah tamah dalam hubungan dengan seseorang. Sedangkan Li adalah serangkaian antara
perilaku, ibadah dan adat istiadat, tata krama, dan sopan santun. Dalam buku Lun Yu, Khong Hu Cu
mengajarkan tenggang rasa (tepa selira) pada orang lain.

c.Tantangan-tantangan yang dihadapi

Tantangan datang dari orang-orang yang iri terhadap keberhasilan Khong Hu Cu. Mereka
memfitnah Kong Hu Cu. Bahkan dia dikejar untuk dibunuh. Di sinilah Khong Hu Cu banyak menderita.
Tetapi, ia tetap setia pada ajarannya. Adanya konspirasi politik oleh para pejabat dan penguasa, yang
menolak ajarannya. Maka dia harus meletakkan jabatannya dan hidup mengembara dari satu negeri
ke negeri yang lain.

d.Orang-orang di sekitar Konfucius

 Murid-muridnya, yang setia mendukungnya, mengikutinya kemana pun dia pergi dan membantu
menyebarkan ajarannya.
 Su Siang, guru musiknya, yang mengajarkan usik kepada konfucius sebagai persiapan untuk
tugas suci konfucius di kemudian hari.
 Tzu-Szu cucunya, serta Meng-Tze seorang komentator besar sekaligus penerus ajaran Konfucius.
 Sebagai agama kuno, Khong Hu Cu awalnya adalah falsafah hidup. Sebagai falsafah hidup agama
ini menjadi pedoman hidup orang China. Dalam perkembangannya agama Khong Hu Cu tersebar
ke penjuru dunia berkat jasa orang-orang China perantauan.

5.SIDHARTA GAUTAMA

a. Riwayat hidupnya
Sidharta Gautama adalah peletak dasar agama Budha. Ia adalah anak Raja Suddhodana dan
Mayadevi. Ramalan para rsi bahwa ia akan menjadi raja besar atau menjadi buddha menyebabkan
Sidharta dipingit. Raja Suddhodana tidak menghendaki anaknya menjadi Buddha.

Pengalaman berjumpa dengan kaum papa, miskin menjadikan Sidharta sadar akan kenyataan
dan makna hidup manusia. Dari sanalah ia termotivasi untuk mencari kesempurnaan hidup dengan cara
menderita dan juga bertapa. Pencapaian penerangan diperolehnya setelah ia mampu menggabungkan
antara doa dan pelayanan. Di bawah pohon Bodhi sang Sidarta mendapat penerangan sehingga disebut
sebagai Budha (yang mendapat pencerahan).

b. Inti ajaran Buddha

Ajaran Sang Budha terangkum dalam empat kasunyatan; Kasunyatan adanya dukkha,
kasunyatan sebab dukkha, kasunyatan lenyapnya dukkha, dan kasunyatan jalan menuju lenyapnya
dukkha. Pada kasunyatan jalan menuju lenyapnya dukka ini diajarkan tentang “Delapan Jalan Mulia atau
Arya Athangika Magga” yaitu pandangan benar, pikiran benar, perkataan benar, tindakan benar,
kehidupan benar, usaha benar, kesadaran benar dan konsentrasi benar.

c. Tantangan yang dihadapi.

 Dari keluarga: merupakan putera raja yang mewarisi takhta, disamping itu memiliki Istri dan
anak. Dia harus meninggalkan segala dan hidup mengembara.
 Belum menemukan jawaban atas lenyapnya dukka pada beberapa guru pada awal
pengembaraannya, meski telah menjalani tapa secara keras.
 Bahkan sampai ditinggalkan oleh teman-teman serta murid-murid pertapaannya.
 Diserang/digoda oleh dewa Mara ketika sedang bertapa.

d.Orang-orang yang mendukungnya

 Keluarga: mereka semua akhirnya menjadi pengikutnya.


 Para muridnya, yang mendampingi dia dalam penyebaran ajarannya selama 45 tahun.

Agama Buddha terdiri dari berbagai aliran, misalnya Theravada (hinayana), mahayana yang di dalamnya
terdapat aliran maitreya. Hingga kini agama Budha termasuk salah satu dari agama besar di dunia.

D.PARA PENERUS WARTA AGAMA

Kelangsungan sebuah agama beserta pewartaannya ditentukan oleh loyalitas (kecintaan) para
pemeluknya. Para pemuka agama merupakan penentu kebijakan dan penanggung jawab secara
organisasi atau kelembagaan. Sedangkan para awam (umat biasa) menunjukkan tanggungjawabnya
dalam partisipasi pada setiap kegiatan yang diadakan. Berikut disebutkan para penerus warta agama
baik secara kelembagaan maupun secara perorangan sebagai penanggung jawab ornganisasi agama.

1. Agama Islam
Pada jaman dahulu kelangsungan agama Islam dipegang oleh para khalifah (wakil nabi).
Secara kelembagaan kelangsungan ajaran agama Islam di Indonesia dibawah tanggungjawab
MUI (Majelis Ulama Indonesia), LDI (Lembaga Dakwah Indonesia), juga ormas-ormas (dan
orpol) yang bersemangatkan Islam (Muhamadiyah, NU, PKB, PKS, PPP, dll). Sedangkan para
pemuka yang bertanggungjawab adalah para ulama, da’i / ustad, kyai, dan sebagainya.
Usaha-usaha kelangsungan warta agama diwujudkan dengan cara mendirikan pondok
pesantren, sekolah (MI, MTs, MA), da’wah / kotbah, dan sebagainya. Para awam berusaha
terlibat dengan cara ambil bagian dalam pelaksanaan program kegiatan para pemuka dan
dengan mendalami ajaran agama dengan sungguh-sungguh.

2. Agama Kristen
Agama Kristen terdiri dari berbagai aliran/sekte/denominasi. Maka pendirinyapun ada
banyak juga. Dari banyaknya para pendiri agama Kristen dapat disebut beberapa antara lain
Martin Luther (Lutheran), Zwingli, dan Yohanes Calvin (Calvinis/reformasi). Sepeninggal para
pendiri, kelangsungan warta agama Kristen dilanjutkan oleh para pendiri sekte dan pendeta.
Beberapa pendiri sekte itu antara lain John Smyth (Gereja Baptis), Wesley bersaudara
(Gereja Metodis), Charles F. Parham (Pentakostal). Mereka ada yang bergabung membentuk
kelembagaan (DGI), ada yang tidak. Di Indonesia berkembang banyak (sekali) Gereja Kristen:
GPdI, GPPS, Mawar Saron, HKBP, GKJW, Bethel, Bethany, GKT, dll. Data terakhir dari MAG, di
Jember saja ada 71 Gereja. Di Indonesia para pemuka agama kristen mengadakan kerjasama
dalam bentuk organisasi disebut Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI). Sedangkan para
awam ambil bagian dalam pelayanan-pelayaan peribadatan misalnya aktif sebagai singer,
pembina sekolah minggu, ReMaSa, dan sebagainya.

3. Agama Katolik
Banyak orang menyebut Paulus sebagai pendiri agama Kristen (bdk. Kis. 11:26). Sebutan
Katolik dimunculkan kemudian oleh St. Ignasius dari Antiokia (Uskup). Pada mulanya
penerus ajaran Yesus adalah para rasul di bawah pimpinan St. Petrus. Setelah jaman para
rasul, kelangsungan ajaran diteruskan oleh para Bapa Gereja (misalnya St. Agustinus,
Hironimus, Gregorius Agung, dll). Di samping itu, secara kelembagaan kelangsungan warta
agama katolik merupakan tanggung jawab Gereja Katolik dunia di bawah kepemimpinan
Paus beserta para pembantu-pembantunya yang disebut hierarki. Di Indonesia
tanggungjawab itu berada di tangan KWI (Konferensi Wali Gereja Indonesia), tarekat religius
para pastor, suster dan bruder ( O.Carm, H. Carm, SPM, CM, CDD, SVD, SJ,dll) juga organisasi
lain yang bersemangatkan katolik misalnya FMKI, PML, Puskat, sekolah – sekolah katolik.

4. Agama Buddha
Sepeninggal Sang Buddha, ajaran agama diteruskan oleh para murid dibawah
kepemimpinan Maha Kasyapa. Di masa kejayaan raja Asoka agama Buddha berkembang ke
berbagai penjuru dunia hingga ke Indonesia. Secara kelembagaan kelangsungan ajaran
agama Budha berada di tangan sangha (semacam dewan pemuka agama yang terdiri dari
para bhikku / bhikuni). Di Indonesia beberapa sangha (Buddha Mahayana dan Hinayana)
membentuk organisasi yang disebut WALUBI (Perwalian Umat Budha Indonesia). Sedangkan
secara khusus kelestarian ajaran budha merupakan tanggungjawab para pemuka agama
Budha antara lain Tennynsy, Lokanathati, Bhiku, Smanera, dll. Umat Buddha juga memiliki
peranan penting dalam usaha meneruskan warta agamanya.

5. Agama Hindu
Kelangsungan hidup agama Hindu berada di bawah tanggung jawab para pemuka Hindu,
misalnya para brahmana, juga para rohaniwan (pemangku, sengguhu, wasi, pedande,
pendeta, pinandita, dll). Secara kelembagaan, penerus warta agama Hindhu adalah PHDI
(Parishada Hindu Dharma Indonesia).

6. Agama Khong Hu Cu
Setelah wafat, ajaran Khong Hu Cu dilanjutkan oleh Tzu-Szu, serta tokoh lain misalnya
Meng-Tze (Mencius). Secara kelembagaan, penanggungjawab warta agama Khong Hu Cu di
Indonesia adalah Majelis Tinggi Agama Khong Hu Cu Indonesia (Matakin). Kelangsungan
agama Khong Hu Cu juga ditopang oleh kuatnya kekeluargaan dalam masyarakat cina.

E. MELESTARIKAN AJARAN AGAMA

Kebahagiaan dan kedamaian adalah cita-cita setiap orang sebagai pribadi dan anggota
kelompok. Setiap orang entah bagai pribadi atau bagian dari jemaat bertanggungjawab melestarikan
ajaran agama masing-masing. Beberapa alasan mengapa kita harus melestarikan ajaran agama, yaitu:

1. Ajaran agama merupakan way of life yang sarat dengan nilai-nilai hidup. Lunturnya ajaran
agama yang benar akan menghancurkan hidup manusia itu sendiri.
2. Ajaran agama merupakan dasar hidup dan norma jemaah. Hilangnya norma bersama tentu
akan memunculkan keegoisan yang berakibat pada hancurnya nilai-nilai hidup bersama.
3. Ajaran agama terjelma dalam hidup bermasyarakat. Nilai agama dan bermasyarakat saling
mengadopsi dan melengkapi. Lunturnya nilai agama tentu merugikan hidup bermasyarakat.

Kesadaran akan hidup oleh dan untuk jemaah seharusnya mendorong setiap penganut agama
untuk melestarikan ajaran agama yang dianutnya. Selain berusaha memahami dan mengamalkan ajaran
secara benar, keterlibatan seseorang dalam kegiatan lembaga agama yang bersangkutan merupakan
wujud konkrit partisipasi seseorang dalam usaha melestarikan agama. Seorang pemeluk agama Katolik
bisa terlibat dalam kegiatan-kegiatan hidup menggereja dalam kerangka liturgis (lektor, pemazmur,
kolektan, pendoa, misdinar, dll). Kegiatan peribadatan misalnya doa lingkungan. Pewartaan misalnya
pendalaman iman dan minggu gembira. Kegiatan kemasyarakatan misalnya SSV. Kegiatan
keorganisasian misalnya Mudika.

Seorang pemeluk agama Kristen bisa terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan jemaat
yang bersangkutan misalnya kegiatan persekutuan remaja, song leader, diakonia, sekolah minggu, dll.
Mengingatkan teman seagama untuk rajin beribadah juga merupakan usaha melestarikan ajaran agama.
Sedangkan umat Islam bisa terlibat dalam kegiatan-kegiatan Remaja Masjid, pengajian, dll. Kemauan
untuk memahami ajaran secara mendalam juga merupakan usaha melestarikan agama. Salah satu cara
efektif untuk melestarikan ajaran agama adalah dengan menerbitkan buku-buku serta syiar melalui
media massa baik melalui radio, televisi, internet, dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai