Anda di halaman 1dari 2

UJI VALIDITAS KUESIONER PENELITIAN

Dr. Suparyanto, M.Kes

UJI VALIDITAS KUESIONER PENELITIAN

PENGERTIAN
 Uji Validitas Kuesioner Penelitian: adalah prosedur untuk memastikan apakah kuesioner yang
akan dipakai untuk mengukur variabel penelitian valid atau tidak
 Kuesioner yang valid berarti kuesioner yang dipergunakan untuk mengumpulkan data itu valid.
Valid berarti kuesioner tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur.
 Kuesioner ada yang sudah baku, karena telah teruji validitas dan reliabilitasnya, tetapi banyak
juga yang belum baku. Jika kita menggunakan kuesioner yang sudah baku, tidak perlu dilakukan uji
validitas lagi, sedangkan kuesioner yang belum baku perlu dilakukan uji validitas.
 Kuesioner yang valid harus mempunyai validitas internal dan eksternal. Kuesioner yang valid
harus mempunyai validitas internal atau rasional, bila kriteria yang ada dalam kuesioner secara rasional
(teoritis) telah mencerminkan apa yang diukur, sedangkan kuesioner yang mempunyai validitas eksternal
bila kriteria didalam kuesioner disusun berdasarkan fakta-fakta emperis yang telah ada (eksternal)
 Validitas internal kuesioner harus memenuhi: construct validity (validitas kontruks) dan content
validity (validitas isi)

Validitas konstruks adalah kerangka dari dari suatu konsep. Untuk mencari kerangka konsep dapat
ditempuh dengan:
1. Mencari definisi konsep yang dikemukakan oleh para ahli yang tertulis dalam literatur
2. Jika dalam literatur tidak didapatkan definisi konsep yang ingin diukur, peneliti harus
mendifinisikan sendiri konsep tersebut (dengan bantuan para ahli)
3. Menanyakan definisi konsep yang akan diukur kepada calon responden atau orang yang
mempunyai karakteristik yang sama dengan responden.
 Validitas isi kuesioner ditentukan oleh sejauh mana isi kuesioner tersebut mewakili semua aspek
yang dianggap sebagai aspek kerangka konsep. Misal konsep yang mau diteliti terdiri dari tiga aspek,
maka kuesioner yang dibuat harus menanyakan tentang ketiga aspek tersebut, jika hanya menanyakan
satu aspek saja berarti kuesioner tersebut tidak memiliki validitas isi yang tinggi.
 Validitas eksternal adalah validitas yang diperoleh dengan cara mengkorelasikan kuesioner baru
dengan tolok ukur eksternal yang sudah valid, misal skala pengukur motivasi untuk berprestasi yang
diciptakan oleh Mehrabian (1973) yang sudah teruji kevalidanya. Jika kita mau menciptakan kuesioner
baru, maka hasil pengukurannya harus dikorelasikan dengan kuesioner yang sudah vailid dengan
menggunakan uji korelasi, bila korelasinya tinggi dan signifikan berarti kuesioner yang baru memiliki
validitas yang memadai.

PENGUJIAN VALIDITAS KUESIONER

PENGUJIAN VALIDITAS KONSTRUK (CONSTRUCT VALIDITY)


 Untuk menguji validitas konstruk, maka dapat digunakan pendapat dari para ahli (judment
experts). Untuk itu kuesioner yang telah dibuat berdasakan teori tertentu, dikonsultansikan kepada
ahlinya (minimal tiga) untuk mendapatkan tanggapan atas kuesioner yang telah kita buat, saran para ahli
dapat tanpa perbaikan, dengan perbaikan atau dirombak total
 Setelah pengujian konstruk selesai, perlu diteruskan dengan uji coba kuesioner tersebut para
populasi yang mempunyai kriteria serupa, setelah data ditabulasi maka pengujian validitas konstruk
dilakukan dengan analisis faktor, yaitu mengkorelasikan antar skor item kuesioner.

PENGUJIAN VALIDITAS ISI (CONTENT VALIDITY)


 Pengujian validitas isi dilakukan dengan membandingkan antara isi kuesioner dengan isi yang
terdapat dalam konsep, misalkan seorang dosen memberi ujian dengan soal yang telah diajarkan berarti
dosen tersebut telah memberi soal yang memenuhi validitas isi.
 Untuk pengujian validitas konstruksi dan validitas isi dapat dilakukan dengan uji coba kuesioner
tersebut pada responden yang mempunyai karakteristik sama, kemudian hasil masing-masing item
kuesioner dikorelasikan dengan skor total (korelasi product moment)

PENGUJIAN VALIDITAS EKSTERNAL


 Validitas eksternal kuesioener diuji dengan cara membandingkan antara kriteria yang ada pada
kuesioner dengan fakta-fakta emperis yang terjadi di lapangan, misalkan kuesioner untuk mengukur
kinerja pegawai di Puskesmas, maka kriteria kinerja yang ada pada kuesioner tersebut perlu
dibandingkan dengan catatan emperis kinerja yang ada di Puskesmas, bila terdapat kesamaan antara
kinerja di kuesioner dengan fakta di lapangan maka dapat dikatakan kuesioner tersebut mempunyai
validitas eksternal yang tinggi.

CARA MENGUJI VALIDITAS KUESIONER


1. Mendefinisikan secara operasional konsep yang akan diukur
2. Melakukan uji coba kuesioner tersebut pada sejumlah responden, disarankan jumlah
responden untuk uji coba minimal 30 responden (mendekati kurve normal)
3. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban
4. Menghitung korelasi antara masing-masing item dalam kuesioner dengan skor total,
dengan menggunakan teknik korelasi product moment

Dengan bantuan software komputer, nilai “r” masing-masing item dalam kuesioner dapat dihitung,
misalkan ada 10 item kuesioner dengan hasil “r” sebagai berikut:
1 = 0,884
2 = 0,893
3 = 0,931
4 = 0,811
5 = 0,920
6 = 0,705
7 = 0,827
8 = 0,893
9 = 0,867
10 = 0,564

Angka “r” hitung dari komputer harus dibandingkan dengan “r” tabel (angka kritik)
Cara melihat angka kritik dalam tabel adalah dengan melihat baris N-2,dimana N adalah jumlah
responden, misalkan jumlah responden 10 orang, maka jalur yang dilihat adalah baris 10 – 2 = 8, untuk
taraf signifikansi 5 % angka kritiknya adalah 0,632 sedangkan untuk taraf signifikansi 1 % angka kritiknya
adalah 0,765

CARA MENENTUKAN VALIDITAS


 Bila kita menggunakan taraf signifikansi 5% maka angka kritisnya adalah 0,632, kemudian
masing-masing “r” hitung item dalam kuesioner dibandingkan dengan “r” kritis. Item dalam kuesioner
dikatakan valid jika hasil “r” hitung lebih besar dari “r” kritis
 Berarti dari 10 item kuesioner diatas, item nomer 1 s/d 9 dinyatkan valid karena nilai ‘r’ hitung
lebih besar dari nilai “r” kritis, sedang item nomer 10 dinyatakan tidak valid karena “r” hitung lebih kecil
dari “r” kritis
 Untuk item yang tidak valid, tidak dapat digunakan sebagai item kuesioner, dan harus diganti
dengan item kuesioner lain yang valid. Oleh karena itu kita harus membuat item kuesioner cadangan,
agar dapat digunakan kalau ada item kuesioner yang tidak valid.

Anda mungkin juga menyukai