Anda di halaman 1dari 4

Pentingnya Program Keluarga Berencana dan Jenis Alat Kontrasepsi

Nurjanah

102015102/C

Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana


Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat 11510 Telp. 021-56942061 Fax. 021-5631731
nur.2015fk102@civitas.ukrida.ac.id

Pendahuluan

Pemerataan penduduk di Indonesia kini sudah menjadi hal yang perlu perhatian lebih, melihat
dari segi pertambahan penduduk di Indonesia yang semakin parah. Indonesia adalah Negara
yang memiliki jumlah penduduk terbanyak ke 4 di Indonesia dengan jumlah penduduk kurang
lebih 250 juta jiwa dengan angka kelahiran kurang lebih mencapai 4.880.951 jiwa pada tahun
2015.1,2 Hal ini tentu saja menjadi masalah yang sangat mengkhawatirkan dengan jumlah
kematian yang tidak sebanding dengan angka kelahiran. Pertambahan penduduk di Indonesia
megakibatkan kebutuhan penduduk yang semakin meningkat dan membuat perekonomian
Negara tidak baik.

Dengan adanya kasus tersebut pemerintah mengadakan program keluarga berencana (KB).
Pengertian Program Keluarga Berencana menurut UU No 10 tahun 1992 (tentang perkembangan
kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) adalah upaya peningkatan kepedulian dan
peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran,
pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.
Program KB mencanangkan motto dua anak lebih baik.3 Program KB ini menjadi salah satu
solusi untuk permasalahan penduduk yang dialami Indonesia namun sayangnya kesadaran
penduduk tentang KB belum terpenuhi sutuhnya. Maka penulisan makalah ini bertujuan untuk
mengetahui pentingnya dari program KB dan mengetahui beberapa macam alat kontrasepsi.
Peran KB dalam pemecahan masalah kependudukan di Indonesia

Keluarga Berencana (KB) adalah program yang diatur pemerintah untuk mengatasi masalah
kependudukan di Indonesia yang semakin meningkat. Namun sayangnya, banyak masyarakat
yang belum sadar akan pentingnya program KB ini. Dalam berkembangnya zaman masih banyak
orang yang percaya dengan istilah “Banyak anak banyak rezeki” ini adalah kepercayaan orang
dulu yang hingga sekarang menjadi kepercayaan masyarakat masa kini. Jika kita berfikir realitas,
apakah dengan memiliki banyak anak orang tua anak itu mampu mebiayai kebutuhan si anak
untuk menjadi seorang yang sukses dengan biaya pendidikan yang semakin meningkat?.

Hal ini tentu sangat menyulitkan pemerintah untuk mengatur keuangan Negara belum.
Permasalahan ini didorong oleh hal nikah muda. Banyak wanita yang memutuskan untuk nikah
muda di usia yang belum matang entah karena factor apapun itu. Sedangkan usia umum
melahirkan adalah dimulai dari usia 20 tahun dan berakhir diusia 35 tahun.4 dengan usia yang
sangat muda seharusnya ia masih mengemban masa depan yang cerah dan memikirkan
kesuksesan diri. Pembatasan usia ini juga berpengaruh dengan angka kematian ibu dalam proses
melahirkan.

Pemerintah mencanangkan KB dengan memiliki tujuan yaitu tujuan umum KB untuk lima tahun
kedepan mewujudkan visi dan misi program KB yaitu membangun kembali dan melestarikan
pondasi yang kokoh bagi pelaksana program KB di masa mendatang untuk mencapai keluarga
berkualitas tahun 2015.3 Sedangkan Tujuan program KB secara filosofis adalah: Meningkatkan
kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera melalui
pengendalian kelahiran dan pengendalian pertumbuhan penduduk Indonesia dan
terciptanya penduduk yang berkualitas, sumber daya manusia yang bermutu dan meningkatkan
kesejahteraan keluarga.5 Dengan adanya tujuan KB yang telah disebutkan diatas pemerintah
berharap akan kesadaran tinggi masyarakat mengenai pentingnya KB untuk pertumbuhan Negara
dan untuk dirinya sendiri. Dengan adanya program KB dari segi pemerintah keuntungannya
adalah tingkat perekonomian Negara akan meningkat, dari segi masyarakat yaitu tingkat
pendidikan yang semakin tinggi serta mengurangi angka kematian ibu saat melahirkan.

Jenis Alat Kontrasepsi

Mengatur jarak anak dalam keluarga adalah hal yang penting untuk mengatur kehamilan. Maka
dari itu diperlukan penggunaan alat kontrasepsi. Jenis alat kontrasepsi ini dibagi 2, yaitu
kontrasepsi hormonal dan non hormonal sebagai bahan adiktifnya. Alat kontrasepsi non
hormonal yaitu seperti Intra Untrine Devine (IUD) atau lebih dikenal spiral yaitu dengan
dimasukan ke leher rahim untuk mencegah bertemunya seltelur dengan sel sperma.6
alat kontrasepsi hormonal yaitu yang pertama adalah dengan meminum pil KB secara teratur,
bila lupa harus meminum sebanyak dua buah. Yang kedua yaitu suntikan KB yang diberika
ketika pasca persalinan yaitu ketika masih dirumah sakit, pasca absortus segera ketika perawatan
dan selanjutnya diperhitungkan, pasca interval yaitu hari kelima menstruasi dan selanjutnya
diperhitungkan. Jadwal waktu suntikan berikutnya dilihat dari pedoman Depoprovera : interval
12 minggu, Norigest: interval 8 minggu, dan cyclofem: interval 4 minggu. yang ketiga yaitu,
susuk KB atau sering disebut alat KB bawah Kulit (AKBK) dipasang dilengan kiri atas dan
pemasangan seperti kipas dengan 6 kapsul.7 Selain itu ada dari segi pria penggunaan kondom
yang digunakan untuk mencegah sperma masuk kedalam vagina dan kondom tidak memiliki
efek samping apapun.8

Dengan bebrapa macam alat kontrasepsi tersebut pemilihan alat kontrasepsi harus seuai dnegan
kebutuhan dan kecocokan pemakaiannya. Maka dibutuhkan diskusi oleh pasangan suami-istri
dalam pemilihan alat kontrasepsi yang tepat.

Kesimpulan

Angka kelahiran penduduk di Indonesia yang semakin meningkat dari tahun ketahun membuat
Negara Indonesia menjadi Negara yang kecil angka perekonomiannya maka pemerintah
mencanangkan KB yang menggunakan alat kontrasepsi hormonal dan non hormonal dengan
adanya program KB masyarakat Indonesia harus memiliki kesadaran tinggi mengenai pentingnya
penggunaan KB.

Daftar Pustaka

1. Tim investment. Penduduk Indonesia.13 November 2015. Diunduh dari


http://www.indonesia-investments.com/id/budaya/demografi/item67, 15 November 2015.
2. Primus J. Data angka kelahiran menjadi peluang pasar. 8 juli 2015. Diunduh dari
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2015/06/08/202714226/Data.Angka.Kelahiran.M
enjadi.Peluang.Pasar, 15 November 2015.
3. Widayatun D. Program KB di Indonesia. 21 Juli 2015. Diunduh dari
http://jurnalbidandiah.blogspot.co.id/2012/07/program-kb-di-indonesia.html, 15
November 2015.
4. Cholil A. 26 Kiat menata keluarga. Jakarta: PT Elex media komputindo;2007. h.58-59.
5. Suparyanto. Keluarga Berencana. 8 september 2011. Diunduh dari http://dr-
suparyanto.blogspot.co.id/2011/09/keluarga-berencana-kb.html, 15 November 2015.
6. Dauatmaja B, Meiliasari M. 40 Hari pasca persalinan masalah dan solusinya. Jakarta:
Pustaka pembangunan swadaya nusantara; 2010. h. 154-156.
7. Manuaba IB. Ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan keluarga berencana untuk
pendidikan bidan. Jakarta: EGC; 2010. h. 437-485.
8. Arvin BK. Ilmu kesehatan anak. Jakarta: EGC; 2010. h. 681-683.

Anda mungkin juga menyukai