f. Data Toksisitas :
Oral LD50 (tikus):> 10 gm / kg;
LD50 intrapitoneal (tikus):> 5 gm / kg; LD50 (Mencit):> 50 gm / kg;
LD50 intraperitoneum (tikus): 200 mg / kg;
LD50 subkutan (mencit):> 12 gm / kg;
VI. FORMULA
a. Formula
No Nama bahan Jumlah Total kebutuhan Spesifikasi Fungsi Produsen
bahan (@ 1 batch (1000 /distribut
tablet) tablet) or
1. Griseofulvin 250 mg
250 gram Serbuk putih sampai Zat aktif China
kuning gading
pucat; tidak berbau;
ukuran zarah
maksimum 5 nm,
boleh terdapat
beberapa zarah.
2. PVP (3%) 15 mg 15 gram Serbuk putih atau Pengikat India
putih kekuningan;
berbau lemah atau
tidak berbau;
higroskopik.
3. Pati Jagung (5%) 25 mg 25 gram Tidak berbau, tidak Penghan India
berasa, halus, cur
putih Kecoklatan
4. Tatrazin (0,25%) 1,25 mg 1,25 gram Tepung berwarna Pewarna India
kuning jingga,
serbuk
5. Desktrin (q.s) 157,5 mg 157,5 gram Serbuk amorf, Pengisi India
warna putih tidak
berbau dan tidak
berasa
6. Magnesium 1,25 mg 1,25 gram Serbuk halus; Lubrikan India
Stearat (0,25%) putih; licin dan
mudah melekat
pada kulit; bau
lemah khas
7. Talk (5%) 25 mg 25 gram Serbuk hablur; Glidant India
sangat halus licin, dan
mudah melekat antiadher
pada kulit, bebas en
dari butiran; warna
putih atau putih
kelabu
8. Pati Jagung (5%) 25 mg 25 gram Tidak berbau, tidak Penghan India
berasa, halus, cur luar
putih Kecoklatan
Total 500 mg 500 gram
LembarKerjaMahasiswa Blok 4 PSPA
Ditimbang fase dalam Griseofulvin, PVP, pati jagung (starch), Tartazin, Dekstrin
serta fase luar Mg Stearat, Talk, dan Pati jagung sesuai dengan penimbangan
yang telah terlampir untuk 1 batch tablet.
LembarKerjaMahasiswa Blok 4 PSPA
Digiling kasar slugg yang telah terbentuk dan diayak dengan ayakan
dengan ayakan nomor mesh 16.
Dilakukan evaluasi
granulasi
Dievaluasi tablet
Spesifikasi Alat :
1. Timbangan
Mesin : Industrial Scales and Load Cell System
Supplier : Mettler Toledo
LembarKerjaMahasiswa Blok 4 PSPA
Spesifikasi :
a. Kapasitas : 0,6-600 kg
b. Kegunaan : menimbang bahan
GRIME® GRIME®
Griseofulvin tablet 250 mg Griseofulvin tablet
COMPOSITION: KOMPOSISI:
Each tablet contains Griseofulvin 250 mg Tiap tablet mengandung Griseofulvin 250 mg
INDICAION, CONTRAINDICATION,ADVERSE REACTION, INDIKASI, KONTRA INDIKASI, EFEK SAMPING, INTERAKSI OBAT,
DRUG INTERACTION, WARNING and PRE-CAUTION, DOSAGE PERINGATAN dan PERHATIAN, DOSIS dan CARA PEMBERIAN tertera
and ADMINISTRATION seen close leaflet. dalam brosur.
GRIME®
GRIME®
Griseofulvin tablet
Griseofulvin
Tablet
menyimpang lebih besar dari bobot rata-rata yang ditetapkan dalam kolom A
maupun kolom BGRIME (Dirjen®POM, 1995):
GRISEOFULVIN Tablet 250 mg
Harus dengan resep dokter
PT. Fifth Farma
Yogyakarta-Indonesia
GRIME ®
GRISEOFULVIN Tablet 250 mg
Harus dengan resep dokter
PT. Fifth Farma
Yogyakarta-Indonesia
GRIME ®
Tabel 1. HIDROKLOROTIAZID
Penyimpanan bobotTablet 50rata-rata
mg
b. Uji kekerasan
Kekerasan dinyatakan dalam satuan kg dari tenaga yang diperlukan untuk
memecahkan tablet. Alat yang digunakan untuk uji ini adalah hardness tester, alat
ini diharapkan dapat mengukur berat yang diperlukan untuk memecahkan tablet.
Persyaratan kekerasan tablet umumnya berkisar 4-8 kg, bobot tersebut dianggap
sebagai batas minimum untuk menghasilkan tablet yang memuaskan (Soekemi, A.
R., 1987).
c. Uji keregasan
Untuk menguji keregasan tablet digunakan alat roche friabilator. Sebelum
tablet dimasukkan kedalam alat friabilator, tablet ditimbang terlebih dahulu.
Kemudiann tablet dimasukkan kedalam alat, lalu alat dioperasikan selama 4 menit
atau 100 kali putaran. Tablet ditimbang kembali dan dibandingkan dengan berat
mula-mula. Selisih berat dihitung sebagai keregasan tablet. Persyaratan keregasan
harus lebih kecil dari 0,8% (Ansel, H.C., 1989).
d. Uji waktu hancur
LembarKerjaMahasiswa Blok 4 PSPA
Peralatan uji waktu hancur terdiri dari rak keranjang yang mempunyai
enam lubang yang terletak vertikal diatas ayakan mesh nomor 10. Tablet yang
akan diuji (sebanyak 6 tablet) dimasukkan dalam tiap tube, ditutup dengan
penutup dan dinaik-turunkan keranjang tersebut dalam medium air dengan suhu
37° C. Dalam monografi yang lain disebutkan mediumnya merupakan simulasi
larutan gastrik (gastric fluid). Waktu hancur dihitung berdasarkan tablet yang
paling terakhir hancur. Persyaratan waktu hancur untuk tablet tidak bersalut
adalah kurang dari 15 menit, untuk tablet salut gula dan salut nonenterik kurang
dari 30 menit, sementara untuk tablet salut enterik tidak boleh hancur dalam
waktu 60 menit dalam medium asam, dan harus segera hancur dalam medium
basa.
e. Uji penetapan kadar zat berkhasiat
Uji penetapan kadar zat berkhasiat dilakukan untuk mengetahui apakah
tablet tersebut memenuhi syarat sesuai dengan etiket. Bila kadar obat tersebut
tidak memenuhi syarat maka obat tersebut tidak memiliki efek terapi yang baik
dan tidak layak dikonsumsi. Uji penetapan kadar dilakukan dengan menggunakan
cara-cara yang sesuai pada masing-masing monografi antara lain di Farmakope
Indonesia (Dirjen POM, 1995).
Obat yang telah memenuhi persyaratan kekerasan, waktu hancur,
keregasan, keseragaman bobot, dan penetapan kadar, belum dapat menjamin
bahwa suatu obat memenuhi efek terapi, karena itu uji disolusi harus dilakukan
pada setiap produksi tablet. Disolusi adalah proses pemindahan molekul obat dari
bentuk padat kedalam larutan pada suatu medium (Dirjen POM, 1995
f. Uji Kerapuhan (Friabilitas) Tablet
Kerapuhan merupakan parameter yang digunakan untuk mengukur
ketahanan permukaan tablet terhadap gesekan yang dialaminya sewaktu
pengemasan dan pengiriman. Kerapuhan diukur dengan friabilator. Prinsipnya
adalah menetapkan bobot yang hilang dari sejumlah tablet selama diputar dalam
friabilator selama waktu tertentu. Pada proses pengukuran kerapuhan, alat diputar
dengan kecepatan 25 putaran per menit dan waktu yang digunakan adalah 4
menit.Tablet yang akan diuji sebanyak 20 tablet, terlebih dahulu dibersihkan dari
debunya dan ditimbang dengan seksama. Tablet tersebut selanjutnya dimasukkan
ke dalam friabilator, dan diputar sebanyak 100 putaran selama 4 menit, jadi
kecepatan putarannya 25 putaran per menit. Setelah selesai, keluarkan tablet dari
alat, bersihkan dari debu dan timbang dengan seksama. Kemudian dihitung
persentase kehilangan bobot sebelum dan sesudah perlakuan. Tablet dianggap baik
bila kerapuhan tidak lebih dari 1% .
g. Uji Disolusi
Uji ini digunakan untuk menentukan kesesuaian dengan persyaratan
disolusi yang tertera dalam masing-masing monografi untuk sediaan tablet dan
kapsul, kecuali pada etiket dinyatakan bahwa tablet harus dikunyah. Ada dua jenis
alat yang dapat digunakan untuk uji disolusi, untuk uji disolusi tablet parasetamol
digunakan alat jenis 2 dengan kecepatan 50 rpm selama 30 menit. Uji kesesuaian
alat dilakukan pengujian masing-masing alat menggunakan 1 tablet Kalibrator
Disolusi FI jenis diintegrasi dan 1 tablet Kalibrator Disolusi FI jenis bukan
LembarKerjaMahasiswa Blok 4 PSPA
disintegrasi. Alat dianggap sesuai bila hasil yang diperoleh berada dalam rentang
yang diperbolehkan seperti yang tertera dalam sertifikat dari Kalibrator yang
bersangkutan. Untuk media disolusi digunakan 900 mL larutan dapar fosfat pH
5,8. Kemudian lakukan penetapan jumlah parasetamol yang terlarut dengan
mengukur serapan filtrat larutan uji dan larutan baku pembanding parasetamol
BPFI dalam media yang sama pada panjang gelombang maksimum. Dalam waktu
30 menit harus larut tidak kurang dari 80 % dari jumlah yang tertera pada etiket.
h. Keseragaman Ukuran
Dilakukan pengukuran terhadap 20 tablet : diameter dan tebal tablet
menggunakan jangka sorong, diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak
kurang dari 1 1/3 kali tebalnya tablet (Farmakope V).
DAFTAR PUSTAKA
Ansel, H.C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi IV. Diterjemahkan Oleh: Ibrahim
Farick. Jakarta: UI Press
Anwar, E. 2012. Excipient Dalam Sediaan Farmasi. Jakarta: Dian Rakyat
Dirjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
Indonesia
Dirjen POM. 2014. Farmakope Indonesia Edisi V. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
Indonesia
Rowe, dkk. 2009. Handbook Of Pharmaceutical Excipient Six Edition. London: Pharmaceutical
Press