Anda di halaman 1dari 3

Rani Elisa Purba (00000010521)

Pendidikan Yang Membawa Transformasi

Pendidikan yang membawa transformasi secara langsung dapat diartikan bahwa tujuan
penyelenggaraan pendidikan tersebut adalah untuk membawa transformasi. Sebuah transformasi harus
dimulai dari suatu kesadaran akan anugrah Allah yang telah menyelamatkan dan hanya oleh iman
dengan pimpinan Roh Kudus kita dapat mengalami transformasi (Yeh 36:26-27).

Namun pengertian tersebut tidak akan mampu untuk menjawab permasalahan dan isu-isu umum
tentang pendidikan yang membawa tranformasi. Transformasi dalam hal ini bukan sekadar untuk
membawa perubahan.

Dalam Roma 12 Paulus menyampaikan tentang pikiran dan perilaku Kristen. Pada ayat 2
manusia dituntut agar tidak serupa dengan dunia tetapi berubah oleh pembaharuan budi. Melalui ayat ini
Paulus ingin menegaskan bahwa transformasi yang disampaikan melalui pendidikan bukan hanya di
permukaaan tetapi diawali dari hal yang mendasar yaitu pembaharuan akal budi dari hati yaitu
kepercayaan yang akan menentukan perilaku seseorang dan membentuk suatu kebiasaan lalu
membangun karakter yang akan muncul dipermukaan sebagai hasil dari proses transformasi. Orang-
orang yang telah mengalami transformasi harus menghidupi hasrat yang menguasai hati mereka dengan
terus menolak dosa, dan terus mengikut Yesus (Yoh 15:15), hidup dalam iman, pengharapan, ketaatan
serta hidup dalam kebergantungan dan penantian (Packer, 2004).

Oleh sebab itu secara jelas tugas dan tujuan pendidikan yaitu untuk membawa perubahan (to
transform) bukan untuk menyesuaikan (to conform). Proses transformasi diawali dengan membangun
pertumbuhan iman agar semakin diperbaharui menjadi semakin serupa dengan Kristus sehingga akan
menghasilkan anak-anak yang takut akan Tuhan dan menghasilkan perilaku yang mencerminkan buah
roh (Galatia 5:22-23). Semua karakter ini merupakan profil Kristus yang akan dihasilkan di dalam diri
orang Kristen.

Dalam dunia pendidikan guru memiliki peran yang penting untuk mencapai tujuan pendidikan
yang membawa transformasi. Pendidik harus mampu mengarahkan siswa bagaimana cara terbaik untuk
mengikuti Yesus, memberikan pengetahuan tentang Tuhan dan Alkitab beserta aplikasinya dan refleksi
kritis terhadap kehidupan (Wilhoit, 1998). Akan tetapi, apabila perubahan tersebut hanya terwujud
dalam hubungan yang penuh kasih tanpa suatu komitmen maka hal tersebut bukan sebuah transformasi.
Rani Elisa Purba (00000010521)

Oleh sebab itu, setelah kita mengalami transformasi sebagai seorang pendidik Kristen memiliki tugas
untuk mendorong dan menjadi agen transformasi agar siswa memiliki komitmen pribadi kepada Tuhan
dan kepada cara hidup Kristiani (Brummelen, 2006).

Sebagai seorang pendidik Kristen, kita tidak hanya mengajarkan doktrin Alkitab yang benar dan
mengajarkan cara pandang Alkitabiah akan tetapi yang menjadi tujuan utama adalah harus mengubah
nilai-nilai dan sikap-sikap di dalam diri individu yang mendasari dan menentukan seseorang untuk
bertindak. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, guru berperan menjadi teladan dan menunjukkan
integritas Kristen yang utuh dan konsisiten melalui perbuatan dan sikap dalam segala kondisi baik di
sekolah maupun di luar sekolah. Untuk itu, sekolah harus melakukan lebih dari sekadar menyatakan visi
hidup Kristiani namun lebih menuntut pendidik untuk meneladani visi hidup Kristiani sehingga siswa
dapat mengalaminya dalam semua aspek dari situasi belajar (Brummelen, 2006).

Dalam hal inilah sekolah Kristen menjadi berbeda dengan sekolah lainnya. Sekolah Kristen
memiliki visi untuk mengubahkan (transforming) bukan untuk menyesuaikan (conforming). Brumellen
dalam bukunya “walking with God in the classroom” mengatakan bahwa sesungguhnya Kristus juga
telah memanggil kita pada tugas transformasi untuk membawa pemulihan dan pembaharuan budaya
yang lebih luas, sehingga diperlukan kemampuan dan karakter yang kuat untuk berpartisipasi dan
memberi pengaruh terhadap budaya yang ada sesuai dengan cara hidup Kristiani.

Oleh sebab itu, visi seorang pendidik Kristen adalah untuk mentransformasi kehidupan mulai
dari pemikiran, tindakan, hubungan serta karakter mereka agar semakin serupa dengan gambar Kristus.
Serta menciptakan suatu lingkungan, konteks dan kondisi sekolah yang memungkinkan sekolah menjadi
jembatan terjadinya transformasi yang akan membawa benih-benih perubahan dalam masyarakat dengan
membawa kabar sukacita tentang kerajaan Allah.
Rani Elisa Purba (00000010521)

Daftar Pustaka

Brummmelen, H. V. (2006). Berjalan dengan Tuhan di dalam kelas. tangerang: Universitas Pelita
Harapan Press.

Knight, G. R. (2009). Filsafat dan Pendidikan. Jakarta: Universitas Pelita Harapan.

Packer, J. (2004). God's plans for you. Surabaya: Momentum.

Wilhot, J. (1998). Christian education and the search for meaning. Michigan: Baker Book House.

Anda mungkin juga menyukai