Pd
NAMA : 1. M.RIZKY PRATAMA
2. SRI AULIA NINGTYAS
3. YULIASTI NABILAH
KELAS: XI MIA 2
TUGAS 2
Memahami Kaidah Kebahasaan dalam Teks “Dongeng Utopia
Masyarakat Borjuis”
1. Dalam model teks ulasan di atas banyak terdapat kosakata baru. Dengan
bantuan Kamus Besar Bahasa Indonesia, carilah arti kata atau kelompok kata
yang terdapat dalam tabel berikut. Tuliskan jawaban kalian di kolom bagian
kanan. Setelah itu, baca kembali dengan cermat model teks ulasan film di atas.
Temukan kosakata yang menurut kalian penting untuk diketahui. Buatlah kolom
daftar kosakata baru di dalam buku tugas kalian.
3. Selain kosakata, coba kalian telusuri beberapa verba berikut. Verba yang
menjadi kunci di dalam pelajaran ini adalah mengulas. Kata mengulas berasal
dari kata dasar ulas yang bermakna ‘membeberkan penjelasan dan komentar’
; ’menafsirkan (penerangan lanjut, pendapat, dsb.)’ ; ‘mempelajari’ ; atau
‘menyelidiki’. Verba tersebut bersinonim dengan beberapa verba lain yang
bermakna ‘memberikan’ atau ‘ menentukan ukuran atau penilaian’, misalnya
pada beberapa kata seperti dalam tabel di bawah ini. Setelah itu, isilah
rumpang perubahan bentuk kata dasar menjadi verba dan nomina berikut.
4. Selain mencari sinonim dan verba mengulas, di dalam teks juga terdapat
beberapa antonim atau lawan kata berikut. Carilah antonim untuk beberapa
kata di bawah ini. Tulis jawaban kalian pada kolom sebelah kanan.
Kata Antonim
Keterbatasan Kelebihan
Ketidakadilan Keadilan
Pertemanan Permusuhan
Ketakutan Keberanian
Penolakan Penerimaan
Pertemuan Perpisahan
Kemewahan
Perusak
Ketenangan
Pemenuhan
Perbedaan
Si kaya
Penyederhanaan
Kenyamanan
5. Selanjutnya, verba dapat berbentuk verba aktif dan verba pasif. Lihatlah
perubahan beberapa kata dari bentuk aktif dan pasif dari kolom berikut.
6. Nomina adalah kata benda. Di dalam model teks ulasan film “rumah tanpa
jendela’’ banyak terdapat nomina. Nomina terdiri atas nomina umum dan
nomina khusus. Temukan nomina dasar (khusus dan umum) serta nomina
turunan yang terdapat di dalam teks.
Nomina dasar
Nomina umum Nomina khusus
Film Sanggar
Rumah Hollywood
Impian Aldo
Rara
Si Mbok
7. Selain nomina dasar, di dalam teks ulasan tersebut juga terdapat banyak
nomina turunan. Pada umumnya nomina turunan dibentuk dengan
menambahkan prefix, sufiks, atau konfiks pada kata dasar. Amati beberapa
contoh nomina turunan pada kolom berikut. Setelah itu, coba kalian, cari
nomina turunan lain di dalam teks. Tuliskan jawaban kalian pada rumpand di
dalam kolom.
Nomina turunan
Pe-+N Peng-+N+-an N+-an Per-+-an Ke-+N+-an
Penanda Penolakan Impian Permukiman Kecenderungan
Pemenuhan Rangkaian Pertemuan Kebutuhan
Kalangan kemewahan
8. Pronomina adalah kata yang dapat dipakai untuk mengacu nomina yang lain.
Teks ulasan film atau drama pada umumnya didominasi oleh pronominal
orang ketiga, seperti ia dan –nya. Selain itu, ada pula sebutan untuk nama
tokoh. Cermati contoh berikut, lalu coba kalian cari kalimat yang mengusung
pronomina di dalam model teks ulasan.
Pronomina Contoh kalimat
1) Namun, keinginan Rara itu dimaknai sebagai keinginan
yang berlebihan ketika ia “dihukum” dengan
kompensasi yang harus ia bayar.
2) Logika pemaknaan tersebut bekerja ketika rara yang
larut dalam kesenanganborjuis (pesta ulang tahun
kakak Aldo) pulang untuk menemukan rumahnya
habis terbakar, Si Mbok tergeletak koma dan Ayahnya
Orang ketiga : meninggal dunia.
Ia dan -nya 3) Keinginan Rara untuk memiliki sesuatu, alih-alih
dimaknai sebagai hasrat kepemilikan yang lumrah
dimiliki semua orang, justru dianggap sebagai sesuatu
yang menyalahi/mengingkari takdirnya sebagai orang
yang tidak berpunya.
4) ……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………
9. Adjektiva (kata sifat atau kata keadaan) adalah kata yang dipakai untuk
mengungkapkan sifat atau keadaan orang, benda, atau binatang. Coba kalian
cari kata sifat di dalam model teks ulasan itu.
10. Konjungsi adalah kata hubung. Konjungsi terdiri atas konjungsi koordinatif,
subordinatif, korelatif, antarkalimat, dan antarparagraf. Lihatlah beberapa
contoh kalimat yang menggunakan keempat konjungsi itu. Coba kalian cari
kalimat lain yang menggunakan konjungsi dan tuliskan jawaban kalian pada
rumpang yang tersedia. Temukan kalimat yang dihubungkan dengan
menggunakan kata konjungsi tersebut.
Konjungsi Kalimat
1) Tradisi film musikal yang dikembangkan di
Hollywood mengacu pada kecenderungan
film-film musical tahun 1930-1960-an yang
berpaku pada hal-hal berlawanan (oposisi
biner), terutama berkaitan dengan gender,
ras, agama, latar belakang, atau
temperamen.
Koordinatif: 2) Hal itu tergambar pada kondisi keluarga
Dan Aldo dan teman-teman Rara, antara si
Atau miskin dan si kaya.
Tetapi 3) Aldo mewakili ide paradoks keluarga borjuis
yang pemenuhan kebutuhan fisiknya
berlebihan, tetapi jiwanya kering dan
mengakibatkan dilema personal.
4) …………………………………………………………
5) …………………………………………………………
6) …………………………………………………………
7) . ……………………………………………………….
Subordinatif: 1) Lebih jauh lagi, kemalangan rara tersebut
Sesudah digunakan sebagai pelajaran yang bisa
Sebelum dipetik bagi kelurga Aldo, bahwa mereka
Sementara harus bersyukur atas semua yang mereka
Jika punyai (harta dan keluarga yang utuh),
Agar sementara ada orang-orang yang tidak
Supaya berpunya seperti Rara.
Meskipun 2) ………………………………………………………….
Alih-alih 3) ……………………………………………………….
Sebagai 4) ………………………………………………………….
Sebab 5) …………………………………………………………
Karena
Maka
Korelatif: 1) Layaknya dongeng anak-anak dalam
Baik……….. majalah Bobo, film “rumah tanpa jendela”
Maupun……… menyampaikan ajaran moral pada anak-
anak untuk menghadapi realita sosial dalam
Tidak hanya….. masyarakat yang terfragmentasi dalam
………, tetapi perbedaan, baik secara struktur sosial-
ekonomi maupun kondisi fisik/mental.
Demikian (rupa).. 2) ……………………………………………………………
Sehingga….. 3) …………………………………………………………
4) …………………………………………………………
Entah……, 5) …………………………………………………………
Entah……
Jangankan…….,
….pun…..
Antarkalimat: 1) Dengan begitu, mereka melakukan
Sungguhpun kewajiban membalas budi tanpa
demikian mengorbankan kenyamanan dengan
berbagai kepemilikan ataupun terlibat
Sekalipun secara dekat.
demikian 2) Sementara itu, Rara mewakili narasi
kemiskinan dalam segala keterbatasan
Meskipun materialnya: rumah tan[pa jendela, sekolah
demikian seadanya, kerja sampingan.
3) ……………………………………………………..
Selanjutnya 4) ……………………………………………………..
5) ………………………………………………………
Sesudah itu
Setelah itu
Di samping itu
Sebaliknya
Akan tetapi
11. Preposisi atau kata depan adalah kata tugas yang berfungsi sebagai unsur
pembentuk frasa preposional. Dalam bahasa Indonesia, seperti di, ke, pada,
dari, secara, dan bagi. Cermati beberapa contoh preposisi pada kalimat
berikut, lalu temukan kalimatlain yang menggunakan preposisi . tuliskan
jawaban kalian pada rumpang dalam kolom bawah ini.
Preposisi Kalimat
1) Rara tinggal di sebuah rumah tidak berjendela yang
terbuat dari seng, tripleks, dan kayu bekas di salah satu
kawasan permukiman kumuh.
2) Kondisi rumah tersebut membuat rara terobsesi untuk
memiliki rumah berjendela. Sebuah impian yang harus ia
Di
bayar mahal di kemudian hari.
3) ……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………….
4) ……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………...
1) Kisah di dalam film tersebut terinspirasi dari model biner
dalam dongeng moral berjudul the prince and the pauper
karya mark twain.
2) Sang pangeran, adalah tokoh aldo, seorang anak laki-laki
Dari dari keluarga kaya-raya dengan sindrom mental, yang
membuatnya mengalami “penolakan” dari komunitasnya
(anggota keluarga).
3) ………………………………………………………………………....
4) ……………………………………………………………………………
1) Dongeng semacam inilah yang ditawarkan Rumah Tanpa
Jendela pada penonton yang mereka sasar, tak lain
tentu anak-anak kelas menengah atas yang mampu
Pada mengakses bioskop sebagai bagian dari leisure activity.
2) ……………………………………………………………………………
3) ……………………………………………………………………………
4) …………………………………………………………………………….
1) Permasalahan yang dimiliki anak-anak ini diperlihatkan
sebagai sesuatu yang alami dengan lebih menekankan
cara menghadapi permasalahan alih-alih
Dengan mempertanyakan penyebabnya.
2) ……………………………………………………………………………
3) …………………………………………………………………………….
4) ……………………………………………………………………………
1) Mengikuti tradisi opposite attracks, aldo dan rara
bertemu secara tidak sengaja dalam sebuah kecelakaan
Secara kecil. Sejak saat itu mereka bersahabat.
2) ……………………………………………………………………….
3) ……………………………………………………………………....
1) Jendela dalam film “ Rumah Tanpa Jendela” merupakan
sebuah metafora yang mengena. Jendela memungkinkan
seseorang untuk mengakses dunia lain (dari dalam atau
Tanpa
dari luar) tanpa meninggalkan tempatnya.
2) …………………………………………………………………………….
3) …………………………………………………………………………….
1) Lebih jauh lagi, kemalangan rara tersebut digunakan
sebagai pelajaran yang bisa dipetik bagi keluarga aldo,
bahwa mereka harus bersyukur atas semua yang mereka
bagi punyai (harta dan keluarga yang utuh), sementara ada
orang-orang yang tidak berpunya seperti rara.
2) …………………………………………………………………………….
3) …………………………………………………………………………….
12. Artikel adalah kata tugas yang membatasi makna jumlah nomina. Artikel yang
terdapat di dalam model teks ulasan adalah sang dan si. Artikel sang
merupakan salah satu artikel yang mengacu ke makna tunggal, selain sri,
hang, dan dang. Artikel si merupakan artikel yang memiliki keunikan tersendiri
karena dapat mengacu pada makna tunggal atau kelompok. Cermati
penggunaan artikel tersebut di dalam kalimat. Tulislah beberapa contoh
kalimat yang menggunakan artikel.
Artikel Kalimat
1) Sang pangeran adalah tokoh aldo, seorang anak
laki-laki dari keluarga kaya-raya dengan sindrom
mental, yang membuatnya mengalami
“penolakan” dari komunitasnya (anggota
Sang
keluarga).
2) ……………………………………………………………….
3) ………………………………………………………………
4) ………………………………………………………………..
1) Dengan si miskin berlapang dada menerima
kondisinya dan si kaya belajar bersyukur dari
kemalangan si miskin masyarakat borjuis yang
Si sempurna dan harmonis akan tercipta.
2) ……………………………………………………………….
3) ………………………………………………………………….
4) ………………………………………………………………..
13. Kalimat simpleks merupakan kalimat yang memiliki satu verba utama,
sedangkan kalimat kompleks adalah kalimat dengan dua verba utama atau
lebih. Cermati beberapa contoh berikut, lalu coba tuliskan contoh lainnya.
Kalimat Contoh
Simpleks 1) Rumah itu ditempati Rara bersama neneknya (si
Mbok) dan ayahnya.
2) Sebuah impian yang harus ia bayar mahal di
kemudian hari.
3) ………………………………………………………………….
4) ………………………………………………………………….
1) Logika pemaknaan tersebut bekerja ketika Rara
yang larut dalam kesenangan borjuis (pesta ulang
tahun kakak Aldo) pulang untuk menemukan
rumahnya habis terbakar, si Mbok tergeletak koma
dan ayahnya meninggal dunia.
2) Keinginan rara untuk memiliki sesuatu, alih-alih
Kompleks
dimaknai sebagai hasrat kepemilikan yang lumrah
dimiliki semua orang, justru dianggap sebagai
sesuatu yang menyalahi/mengingkari takdirnya
sebagai orang yang tidak berpuya.
3) ……………………………………………………………………
4) ……………………………………………………………………
JENIS-JENIS KATA
1. Kata Benda (Nomina)
Kata benda (nomina) adalah kata-kata yang merujuk pada bentuk suatu benda, bentuk
benda itu sendiri dapat bersifat abstrak ataupun konkret. Dalam bahasa Indonesia kata
benda (nomina) terdiri dari beberapa jenis, sedangkan dari proses pembentukannya kata
benda terdiri dari 2 jenis, yaitu :
Selain dua jenis kata benda diatas, ada satu lagi jenis kata benda, yaitu kata yang
dibendakan. Kata yang dibendakan adalah kata yang sebenarnya tidak terdiri dari kata
benda asli namun dianggap sebagai kata benda sebab mendapatkan imbuhan.
Contoh : keberanian, kekuatan, penyanyi, dan sebagainya.
Kata keberanian asalnya dari kata sifat, yaitu berani. Namun karena mendapatkan
imbuhan ke-an, maka kata sifat ini dianggap sebagai kata benda atau disebut sebagai
kata yang dibendakan. Begitu pula dengan kata penyanyi yang aslanya kata kerja, yaitu
nyanyi. Berhubung kata ini mendapatkan imbuhan pe-, maka kata tersebut berubah
menjadi kata yang dibendakan.
Untuk menentukan apakah suatu kata masuk dalam kategori kata benda atau tidak, kita
menggunakan dua prosedur:
1. Melihat dari segi bentuk sebagai prosedur pencalonan
2. Melihat dari segi kelompok kata ( frasa), sebagai prosedur penentuan
a) BENTUK
Segala kata yang mengandung morfem terikat ( imbuhan ) : ke-an, pe-an, ke-,
dicalonkan sebagai kata benda.
Contoh: perumahan, kecantikan, pelari, kehendak dan lain-lain.
Tetapi di samping itu ada sejumlah besar kata yang tidak dapat ditentukan masuk kata
benda berdasarkan bentuknya, walaupun diketahui bahwa itu adalah kata benda.
Contoh: meja, kursi, pohon, dan lain-lain
b) KELOMPOK KATA
Kedua macam kata benda itu (baik yang berimbuhan maupun yang tidak berimbuhan)
dapat mengandung suatu ciri struktural yang sama yaitu dapat diperluas dengan yang +
Kata Sifat
Contoh: perumahan yang baru
pelari yang cepat
kehendak yang baik
meja yang bagus
pohon yang tua
c) TRANSPOSISI
Suatu kata yang asalnya dari suatu jenis kata, dapat dipindahkan jenisnya ke jenis lain.
Pemindahan itu terjadi karena menambahkan imbuhan atau partikel. Kata ajar,
sebenarnya kata kerja, jika ditambahkan afiks pe-, maka dapat ditransposisikan menjadi
kata benda: pelajar.
Sebaliknya ada kata benda yang dapat ditransposisikan menjadi kata kerja, misalnya
kopi menjadi mengopi.
a. Kata Kerja Transitif Kata kerja transitif merupakan kata kerja yang selalu diikuti oleh
unsur subjek, contoh : membeli, membunuh memotong, dll.
1) Kata kerja transitif tak berimbuhan, contoh: makan nasi, minum susu, dan
sebagainya.
Sedangkan kata kerja intransitif dapat dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu :
2) Kata kerja intransitif yang terbentuk dari kata kerja yang aus (tidak berimbuhan)
- Adik lari
- Kakak pulang
- Ibu pergi
ciri-ciri kata kerja:
a) BENTUK
Segala kata yang berimbuhan: me-, ber-, -kan, di-, -i dapat dicalonkan menjadi kata
kerja.
b) KELOMPOK KATA
Segala macam kata tersebut di atas dalam segi kelompok kata mempunyai kesamaan
struktur yaitu dapat diperluas dengan kelompok kata dengan + Kata Sifat.
Contoh:
Ia berbicara dengan keras
Anak itu menari dengan gemulai
c) TRANSPOSISI
Kata kerja dapat dipindah jenisnya ke jenis kata lain dengan pertolongan morfem
terikat, misalnya menari menjadi penari, tarian; membaca menjadi pembaca, bacaan,
dan lain-lain. Begitu pula sebaliknya, kata benda atau kata sifat dapat ditransposisikan
menjadi kata kerja, misalnya pendek menjadi memendekkan, turun menjadi
menurunkan dan sebagainya.
Didalam Bahasa Indonesia ada 2 dasar dalam pembentukan verba, yaitu dasar yang
tanpa afiks tetapi telah mandiri karena telah memiliki makna, dan bentuk dasar yang
berafiks atau turunan. dari bentuk verba ini dapat dibedakan menjadi :
1. Verba Dasar Bebas ialah verba yang beruba morfem dasar bebas, misalnya: duduk,
makan, mandi, minum, dll.
2. Verba Turunan ialah verba yang telah mengalami afiksasi, reduplikasi, gabungan
proses atau berupa paduan leksem.
b) Verba bereduplikasi yaitu kata kerja yang mendapat perulangan bunyi yang sama :
bangun-bangun, ingat-ingat, dll.
c) Verba berproses gabungan yaitu kata kerja yang mendapat gabungn dari afiks dan
reduplikasi : bernyanyi-nyanyi, tersenyum-senyum, dll.
d) Verba majemuk yaitu hasi perpaduan dan penulisannya tidak boleh dibalik: cuci mata,
cuci tangan, dll. Kata cuci mata tidak bole di balik menjadi mata cuci.
Kata sifat ialah kelompok kata yang mampu menjelaskan atau mengubah kata benda
atau kata ganti menjadi lebih spesifik. Karena kata sifat mampu menerangkan kuantitas
dan kualitas dari kelompok kelas kata benda atau kata ganti.
Ciri-ciri Kata Sifat :
a) BENTUK
Dari segi bentuk segala kata sifat dalam bahasa Indonesia bisa mengambil bentuk: se +
reduplikasi kata dasar + nya
Contoh: se-tinggi-tinggi-nya
se-cepat-cepat-nya
se-baik-baik-nya
b) KELOMPOK KATA
Dari segi kelompok kata, kata-kata sifat dapat diterangkan olek kata-kata: paling, lebih,
sekali.
Contoh: paling besar, lebih besar, besar sekali
paling cepat, lebih cepat, cepat sekali
paling baik, lebih baik, baik sekali
c) TRANSPOSISI
Semua kata yang tergolong kata sifat dapat berpindah jenis kata dengan bantuan
morfem-morfem terikat: pe-, ke-an, me-, -kan dan sebagainya.
Contoh: pembesar, membesarkan, perbesar, pembesaran, kebesaran dan lain-lain
d) SUB-GOLONGAN
Kata-kata bilangan berdasarkan sifatnya dapat digolongkan dalam kata sifat sebagai
sub-golongan karena merupakan kelompok dengan ciri-ciri tersendiri tapi karena secara
substitusional dapat menduduki tugas-tugas dari kata sifat.
Beberapa Proses Pembentukan Kata Sifat :
a) Kata sifat yang terbentuk dari kata dasar, misalnya: kuat, lemah, rajin, malas, dll.
b) Kata sifat yang terbentuk dari kata jadian, misalnya: terjelek, terindah, terbodoh, dll.
c) Kata sifat yang terbentuk dari kata ulang, misalnya: gelap-gulita, pontang-panting, dll:
d) Kata sifat yang terbentuk dari kata serapan, misalnya: legal, kreatif, dll.
e) Kata sifat yang terbentuk dari kata atau kelompok kata, misalnya: lapang dada, keras
kepala,baik hati, dll.
h.Keterangan kesertaan
Adalah keterangan yang menyatakan pengikut-sertaan seseorang dalan suatu
perbuataan atau tindakan: saya pergi ke pasar bersama ibu
i.Keterangan syarat
Adalah keterangan yang menerangkan terjadinya suatu proses di bawah syarat-syarat
tertentu yang harus dipenuhinya: jikalau, seandainya, jika, dan sebagainya.
j.Keterangan perlawanan
Adalah keterangan yang membantah sesuatu peristiwa yang telah diperkatakan terlebih
dahulu. Keterangan ini biasanya didahului oleh kata-kata: meskipun, sungguhpun,
biarpun, biar, meski, jika.
k.Keterangan sebab
Adalah keterangan yang memberi keterangan mengapa sesuatu peristiwa telah
berlangsung. Kata-kata yang menunjukkan keterangan sebab adalah: sebab, karena,
oleh karena, oleh sebab, oleh karena itu, oleh karenanya, dan sebagainya.
l.Keterangan akibat
Adalah keterangan yang menjelaskan akibat yang terjadi karena suatu peristiwa atau
perbuatan. Akibat adalah hasil dari suatu perbuatan yang tidak diharapkan atau yang
tidak dengan sengaja dicapai, tetapi terjadi dalam hubungan sebab-akibat. Keterangan
ini biasanya didahului oleh kata-kata : sehingga ,oeh karena itu, oleh sebab itu, dan lain
sebagainya.
m.Keterangan tujuan
Adalah keterangan yang menerangkan hasil atau tujuan dari Sesuatu proses. Tujuan itu
pada hakekatnya adalah suatu akibat, tetapi akibat yang sengaja dicapai atau memeng
dikehendaki demikian. Kata-kata yang menyatakan keterangan tujuan adalah: supaya,
agar, agar supaya, hendak, untuk, guna, buat.
n.Keterangan perbandingan
Adalah keterangan yang menjelaskan sesuatu perbuatan dengan mengadakan
perbandingan keadaan suatu proses dengan proses yang lain, suatu keadaan dengan
keadaan yang lain: kata-kata yang di pakai untuk menyatakan perbandingan itu adalah:
sebagai, seperti, seakan-akan, laksana, umpama, bagaimana.
o.Keterangan perwatasan
Adalah keterangan yang memberi penjelasan dalam hal-hal mana saja suatu proses
berlangsung, dan yang mana tidak: kecuali, hanya.
1. Kata bilangan utama (numeralia cardinalia):satu, dua, tiga, empat, seratus, seribu,
2. Kata bilangan tingkat (numeralia ordinalia):pertama, kedua, ketiga, kelima,
kesepuluh
3.Kata bilangan tak tentu:beberapa, segala, semua, tiap-tiap dan sebagainya
4. Kata bilangan kumpulan:kedua, kesepuluh, dan sebagainya.
Penggunaan kata bilangan adalah sebagai berikut:
1. Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor. Di dalam tulisan
lazim digunakan angka arab atau angka romawi. Angka digunakan untuk menyatakan:
a. Ukuran panjang, berat, luas, dan isi,
b. Satuan waktu,
c. Nilai uang, dan
d. Kuantitas .
2. Angka lazim dipakai untuk melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen, atau kamar
pada alamat.Misalnya: Jalan tanah abang 1 No. 15 Hotel Indonesia, Kamar 169
3. Angka digunakan juga untuk menomori bagian karangan dan ayat kitab suci
Misalnya: Bab X,Pasal 5, halaman 252, Surah Yasin:9
4. Penulisan lambang bilangan yang dengan huruf dilakukan sebagai berikut.
Bilangan utuh : dua ratus dua puluh dua (222)
Bilangan pecahan: seperdelapan (⅛ ), dua per tiga ( ⅔)
5. Penulisan lambang bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara yang berikut.
Misalnya:Paku buwono X; dalam kehidupan pada abad ke-20 ini
6. Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan
huruf kecuali jika beberapa lambang bilangan dipakai secara berurutan, seperti dalam
perincian dan pemaparan.
Misalnya : Amir menonton drama itu sampai tiga kali.
Ayah memesan tiga ratus ekor ayam.
7. Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika perlu, susuna kalimat
diubah sehingga bilangan yang tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata tidak
terdapat pada awal kalimat.
Misalnya :
Lima belas orang tewas dalam kecelakaan itu.
Pak Darmo mengundang 250 orang tamu.
Bukan :
15 orang tewas dalam kecelakaan itu.
Dua ratus lima puluh orang tamu diundang Pak Darmo
8. Angka yang menunjukkan bilangan utuh yang besar dapat dieja sebagaian supaya lebih
mudah dibaca.Misalnya :Perusahaan itu baru saja mendapat pinjaman 250 juta rupiah.
Penduduk indonesia berjumlah lebih dari 120 juta orang
9. Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks kecuali
didalam dokumen resmi seperti akta dan kuitansi.
Misalnya :Kantor kami mempunyai dua puluh orang pegawai.
Bukan :
Kantor kami mempunyai 20 (dua puluh) orang pegawai.
10. Jika bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf, penulisanya harus tepat.
Misalnya :Saya lampirkan tanda terima uang sebesar Rp.999,75 (sembilan ratus
sembilan puluh sembilan dan tujuh puluh lima perseratus rupiah)
Ada kata depan, yang menduduki bermacam – macam fungsi yang istimewa. antara
lain:
a. AKAN : Kata Depan akandapat menduduki beberapa fungsi:
- Pengantar objek: ia tidak tau akan hal itu.
Ku lupa akan semua kejadian itu
-Untuk menyatakan future: saya akan pergi ke Surabaya.
Kakek akan tiba hari ini.
- Untuk penguat atau penekan, dalam hal ini dapat berfungsi sebagi penentu: akan
hal itu perlu kita perundingkan kelak.
b.DENGAN : Kata Depan dengan dapat menduduki beberapa macam fungsi, misalnya:
- Untuk menyatakan alat (instrumental):
Ia memukul anjing dengan tongkat.
Adik makan dengan sendok.
- Menyatakan hubungan kesertaan (komitatif):
Ia kepasar dengan ibunya.
- Membentuk adverbial kualitatif:
Perkara itu diselidiki dengan cermat.
- Dipakai untuk menyatakan keterangan komparatif:
Adik sama tinggi dengan Adi.
c.ATAS : arti dan fungsinya:
- Membentuk keterangan tempat, dalam hal ini sama artinya dengan di atas.
Kami menerima tanggung jawab itu di atas pundak kami.
- Menghubungkan kata benda atau kata kerja dengan keterangan:
Kami mengucapkan terima kasih atas kerelaan saudara.
Kami menyesal atas sekalian tindak tanduknya.
- Dipakai di depan beberapa kata dengan arti : dengan atau demi. Misalnya:
Atas nama atas kehendak atas perintah
Atas desakan atas kematian dan sebagainya
d. ANTARA : arti dan fungsinya:
- Sebagai penunjuk arah :
Jarak antara jogja dan solo.
- Sebagai penunjuk tempat: dalam hal ini sama artinya dengan di antara :
Antara murid – murid itu mana yang terpandai?
- Dapat pula berarti kira – kira:
Antara lima jam lalu ia meninggalkan tempat ini.
8.Kata Tanya
Kata tanya ialah perkataan yang digunakan untuk bertanyakan sesuatu.
Macam-macam kata tanya :
a. Apa
Digunakan untuk menanyakan benda, hal dan binatang.
a.Interjeksi asli: yah, wah, ah, hai,o, oh, cis, cih, nah, he dll.
Contoh: hai, datanglah kemari!
b. Interjeksi yang berasal dari kata – kata biasa : yang dimaksud dengan interjeksi ini
adalah kata – kata benda atau kata – kata lain yang digunakan atau biasa digunakan kata
seru: celaka, masa, kasihan,
contoh: celaka, hpku hilang!
c. Interjeksi yang berasal dari ungkapan – ungkapan, baik dari ungkapan Indonesia asli
maupun dari ungkapan asing, misalnya: ya ampun, demi Allah, Insya Allah,
Alhamdulillahi robbilalaminn, astagfirullah.
Contoh: demi Allah saya tidak mengambilnya!
Penulisan kata
1. Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan. Contoh: Ibu percaya bahwa engkau tahu.
2. Kata turunan (lihat pula penjabaran di bagian Kata turunan)
1. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasar. Contoh:
bergeletar, dikelola [1].
2. Jika kata dasar berbentuk gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan
kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya. Tanda hubung boleh digunakan
untuk memperjelas. Contoh: bertepuk tangan, garis bawahi
3. Jika kata dasar berbentuk gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur
gabungan ditulis serangkai. Tanda hubung boleh digunakan untuk memperjelas.
Contoh: menggarisbawahi, dilipatgandakan.
4. Jika salah satu unsur gabungan hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata ditulis
serangkai. Contoh: adipati, mancanegara.
5. Jika kata dasar huruf awalnya adalah huruf kapital, diselipkan tanda hubung. Contoh:
non-Indonesia.
3. Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung, baik yang
berarti tunggal (lumba-lumba, kupu-kupu), jamak (anak-anak, buku-buku), maupun
yang berbentuk berubah beraturan (sayur-mayur, ramah-tamah).
4. Gabungan kata atau kata majemuk
1. Gabungan kata, termasuk istilah khusus, ditulis terpisah. Contoh: duta besar, orang tua,
ibu kota, sepak bola.
2. Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan kesalahan
pengertian, dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian. Contoh:
alat pandang-dengar, anak-istri saya.
3. Beberapa gabungan kata yang sudah lazim dapat ditulis serangkai. Lihat bagian
Gabungan kata yang ditulis serangkai.
5. Kata ganti (kau-, ku-, -ku, -mu, -nya) ditulis serangkai. Contoh: kumiliki, kauambil,
bukumu, miliknya.
6. Kata depan atau preposisi (di[1], ke, dari) ditulis terpisah, kecuali yang sudah lazim
seperti kepada, daripada, keluar, kemari, dll. Contoh: di dalam, ke tengah, dari
Surabaya.
7. Artikelsi dan sang ditulis terpisah. Contoh: Sang harimau marah kepada si kancil.
8. Partikel
1. Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai. Contoh: bacalah, siapakah, apatah.
2. Partikel -pun ditulis terpisah, kecuali yang lazim dianggap padu seperti adapun,
bagaimanapun, dll. Contoh: apa pun, satu kali pun.
3. Partikel per- yang berarti "mulai", "demi", dan "tiap" ditulis terpisah. Contoh: per 1
April, per helai.
BENTUK KATA
Dalam pembagian kata berdasarkan bentuk kata terdiri atas 4 macam, yaitu adalah :
1. Kata Dasar, yaitu kata yang masih asli atau maksudnya kata yang belum mendapat
imbuhan atau yang belum mengalami perulangan. Ada dua macam kata dasar, yakni
kata dasar primer dan kata dasar sekunder. Kata dasar Primer, yaitu kata yang benar-
benar asli, misalnya air, kerja, tidur, dan sebagainya. Kata Sekunder, yaitu kata dasar
yang sudah mendapat imbuhan. Kata tersebut tidak terasa sebagai kata jadian karena
sudah menjadi kata yang sangat padu.
2. Kata Berimbuhan, yaitu kata dasar yang telah mengalami perubahan bentuk.
Perubahan bentuk itu karena adanya penambahan imbuhan atau afiks. Contohnya,
kata dasar tulis jika mendapat afiks akan menjadi menulis, penulis, penulisan,
menuliskan, tertulis, tulisan. Dengan penambahan afiks akan menyebabkan makna
kata dasar tulis menjadi berbeda.
3. Kata Ulang, yaitu kata yang mengalami perulangan pada sebagian atau seluruh kata.
Kata ini terdiri dari lima 5 bagian, yaitu 1). Kata Ulang Murni, 2). Kata Ulang
Sebagian, 3). Kata Ulang Semu, 4). Kata Ulang Perubah Bunyi, 5). Kata Ulang
Berimbuhan.
4. Kata Majemuk, yaitu gabungan dua kata atau lebih yang menimbulkan makna baru.
Seperti contoh yaitu : a. Orang tua, artinya orang yang ditugaskan, dihormati. b.
Rumah sakit, artinya tempat untuk merawat orang yang sakit. c. Kamar tidur, artinya
kamar atau ruangan untuk beristirahat atau tidur.
Dibawah ini adalah penjelasan pada pembagian Kata Ulang, yaitu adalah :
1. Kata ulang murni, yaitu kata dasar yang diulang seluruhnya, dan mengandung arti
jinak. Contoh : bukti-bukti, artinya jumlah bukti lebih dari satu, karung-karung,
artinya jumlah karung lebih dari satu, atau mobil-mobil artinya mobil tersebut tidak
hanya satu melainkan lebih dari satu.
2. Kata ulang sebagian, yaitu kara dasar yang mengalami perulangan pada sebagian kata
tesebut. Seperti contoh yaitu : Daun-dedaunan, runtuh-reruntuhan, luhur-leluhur,
tetangga, laki-lelaki.
3. Kata ulang semu, yaitu kata dasar yang diulang pada seluruh kata. Perulangan ini
sudah sangat padu, sehingga apabila dihilangkan salah satu kata maknanya akan
berbeda. Seperti contoh yaitu : kura-kura, berang-berang, paru-paru, siku-siku, dan
lain-lain.
4. Kata ulang perubah bunyi, yaitu kata ulang ini mengalami perulangan pada seluruh
kata. Pada sebagian vokal atau konsonannya mengalami perubahan bunyi. Contoh :
Siswa-siswa, putri-putri, warna-warni, serta-merta, sayur-mayur.
5. Kata ulang berimbuhan, yaitu bentuk perulangan dengan menambahkan imbuhan
pada kata dasar. Contoh : berjalan-jalan, kehitam-hitaman, keibu-ibuan, berkeping-
kepingan.
Pergeseran Makna Kata adalah perubahan makna suatu kata yang diakibatkan karna
perbedaan kurun waktu pemakaian atau pertukaran tanggapan dari pancaindra yang merespon kata itu.
Kata manis akan beda maknanya jika ditanggapi atau direspon oleh indra penglihatan.
Contohnya; wajahmu manis sekali.
1. Meluas
Makna meluas yaitu makna kata yang sekarang lebih luas dari makna asalnya Contoh: kata
bapak, makna asalnya adalah orang tua laki-laki, namun sekarang kata ini berlaku bagi semua
orang dewasa laki-laki yang dihormati.
2. Menyempit
Makna menyempit yaitu makna kata yang sekarang lebih sempit atau terbatas dari makna
asalnya. Contoh; ulama, makna asalnya adalah semua orang yang memiliki pengetahuan yang
luas, tapi sekarang maknanya adalah pemuka agama islam.
3. Peyorasi
Makna peyorasi adalah makna yang sekarang lebih rendah nilai rasanya dari makna asal.
Contoh: kata abang, dulu kata ini digunakan untuk sebutan kakak laki-laki, namun sekarang
kata ini digunakan untuk orang laki-laki yang berstatus rendah, seperti abang becak, abang
tukang bakso, dll.
4. Ameliorasi
Makna ameliorasi adalah makna yang sekarang lebih tinggi nilai rasanya dari makna asal.
Contoh: kata istri atau nyonya memiliki nilai lebih tinggi daripada bini.
5. Asosiasi
Makna asosiasi adalah perubahan makna akibat adanya persamaan sifat. Makna baru hasil
asosiasi ini menunjukan makna kiasan. Contoh; kata kunci bermakna alat pengancing pintu .
Akan tetapi, dalam dunia pengajaran, kunci berarti jawaban soal-soal yang telah disediakan
oleh penbuat soal.
6. Sinestesia
Makna sinestesi adalah perubahan makna akibat adanya perbedaan tanggapan antara dua
indera yang berbeda. Contoh: Wajahnya manis sekali.
Kata manis sebenarnya untuk indera perasa lidah.
Sumber data :
( http://articles-by-me.blogspot.com/2014/02/pembagian-kata-berdasarkan-bentuk-kata.html )
diolah oleh kelompok 2 ( M. Rizky Pratama, Sri Aulia Ningtyas, Yuliasti Nabilah).
Pengertian Sinonim
Sinonim adalah kata yang memiliki makna atau arti yang sama.
Contoh kata sinonim misalnya ; kredit = mencicil, berdusta = berbohong, haus = dahaga, baju =
pakaian, bunga = kembang dan masih banyak lagi contoh lainnya.
Contoh kalimat yang menggunakan kata sinonim sebagai berikut
Mobil pak Tono dibeli dengan cara kredit, karena ia lebih suka mencicil dari pada membayar
penuh. sinonim dari kredit = mencicil
Semoga saja bu Sinta itu tidak berdusta, karena organisasi tidak menyukai orang yang suka
berbohong. sinonim dari berdusta = berbohong
Pengertian Antonim
Antonim merupakan kata yang memiliki arti yang berlawanan makna
contoh kata antonim misalnya ; suami lawan katanya istri, tua lawan katanya muda, besar lawan
katanya kecil, pria lawan katanya wanita, dan masih banyak lagi
Contoh kalimat yang menggunakan kata antonim sebagai berikut :
panas x dingin.
gelap x terang
Macam-macam Antonim :
A) Antonim Kembar, Kata-kata yang berlawanan makna, terbatas hanya dua unsur saja.
Contoh :
perjaka x gadis
jantan x betina
jauh x dekat
Contoh :
Contoh :
(http://www.selogangsal.com/2013/07/pengertian-sinonim-dan-antonim-dan-contohnya.html )
diolah oleh kelompok 2 (M. Rizky Pratama, Sri Aulia Ningtyas, Yuliasti Nabilah).
Sintaksis
Pengertian Sintaksis
Sintaksis merupakan salah satu cabang ilmu bahasa yang mengkaji tentang kata, frase,
klausa, dan kalimat. Istilah sintaksis itu sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu sun yang
berarti dengan dan tattein yang berarti menempatkan. Jadi yang dimaksud dengan sintaksis
yaitu menemptkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata dan kelompok-kelompok
kata menjadi kalimat ( Verhaar : 1993 ). Dengan kata lain sintaksis merupakan struktur frase
dan kalimat ( Ramlan :1976). Berdasarkan pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa satuan
sintaksis terkecil adalah kata. Hal ini berbeda dengan morfologi yang menempatkan kata
sebagai satuan terbesar, sedangkan dalam sintaksis satuan terbesar adalah kalimat.
Struktur Sintaksis
Anda pasti pernah mendengar istilah subjek (S), predikat (P), objek (O), dan
keterangan (Ket). Apa yang anda ketahui tentang istilah-istilah tersebut sebagai fungsi kata.
Anda mungkin juga tidak asing dengan istilah kata benda (nomina), kata kerja (verba), kata
sifat (adjectival), kata depan dan kata bilangan (numeralia). Istilah-istilah tersebut adalah
kategori atau kelas kata. Bagaimana dengan istilah pelaku, penderita, penerima, aktif, pasif,
waktu, proses? Istilah-istilah tersebut adalah peran.
Untuk mengingatkan kembali pemahaman anda tentang istilah-istilah tersebut,
perhatikn kalimat berikut ini !
(1) Ibu membeli jeruk di pasar
Kata-kata yang terdapat dalam kalimat tersebut memiliki fungsi sebagai berikut :
Ibu membeli jeruk di pasar
S P O Ket
Sehingga dapat dilihat bahwa kalimat tersebut memiliki pola kalimat
S – P – O – K.
Alat sintaksis yang terakhir adalah konjungsi ( konektor). Konjungsi berfungsi
menghubungkan kata dengan kata atau klausa pada kalimat.
(12) Saya atau dia yang kamu cintai
(13) Dia memang baik tetapi dia menyebalkan
Pada kalimat (12), konjungsi atau menghubungkan kata saya dengan kata dia.
Sedangkan pada kalimat (13) konjungsi tetapi menghubungkan antara frase dia memang baik
dengan frase dia menyebalkan.
SATUAN-SATUAN SINTAKSIS
Di awal telah dikatakan bahwa satuan-satuan sintaksis adalah kata, frase, klausa, dan
kalimat.
Kata
Sebagai satuan terkecil dalam sintaksis, kata berperan sebagai pengisi funsi sintaksis,
penanda kategori sintaksis, dan perangkai frase, klausa, dan kalimat. Jenis kata ada dua
macam yaitu kata penuh dan kata tugas. Kata penuh adalah kata yang secara leksikal
memiliki makna dan dapat berdiri sendiri sebagai satuan ujaran, misalnya kata manusia,
hewan, tumbuh-tumbuhan, air, merah, putih, kacang, pegi, tari, dan sebagainya. Kata tugas
adalah kata yang secara leksikal tidak mmpunyai makna dan di dalam petuturan tidak dapat
berdiri sendiri, misalnya kata dan, di, ke, dari, walaupun, meskipun, dan sebagainya.
Frase
Merupakan satuan sintaksis yang satu tingkat di atas kata. Sama halnya dengan kata,
frase juga berperan sebagai pengisi fungsi sintaksis. Pengertian frase, yaitu gabungan kata
yang bersifat nonpredikatif atau lazim juga disebut gabungan kata yang mengisi salah satu
fungsi sintaksi dalam kalimat (Chaer : 1994) berdasarkan pengertian tersebut frase memiliki
dua sifat, yaitu : (1) frase merupakan satuan gramatikal yang terdiri dari dua kata atau lebih,
dan (2) frase selalu terdapat dalam satu fungsi unsur klausa atau kalimat, yaitu S, P, O, K atau
Ket. Untuk lebih memahami soal frase perhatikan contoh berikut :
S P Ket. Tempat
S P Ket. Tempat
Partikel penegas
Partikel penegas meliputi kata yang tidak tertakluk pada perubahan bentuk dan hanya
berfungsi menampilkan unsur yang diiringinya. Dalam bahasa Indonesia, ada empat partikel
penegas, yaitu -kah, -lah, -tah, dan pun. Tiga yang pertama adalah klitik sedangkan yang
keempat tidak.
-kah
1. Mengubah kalimat deklaratif menjadi kalimat interogatif: Diakah yang akan datang?
2. Bersifat manasuka dalam kalimat interogatif yang telah memiliki kata tanya seperti apa, di
mana, dan bagaimana: Apakah ayahmu sudah datang?
3. Memperjelas kalimat interogatif yang tidak memiliki kata tanya: Akan datangkah dia nanti
malam?
-lah
1. Menghaluskan sedikit nada perintah kalimat imperatif: Pergilah sekarang, sebelum hujan
turun!
2. Memberikan ketegasan yang lebih keras dalam kalimat deklaratif: Dari ceritamu, jelaslah
kamu yang salah.
-tah
Dipakai dalam kalimat interogatif. Bersifat retoris: penanya tidak berharap mendapat jawaban
dan seolah hanya bertanya pada diri sendiri. Partikel -tah banyak digunakan dalam sastra
lama tapi kini tak banyak dipakai lagi.
Contoh: Apatah artinya hidup ini tanpa engkau?
pun
1. Mengeraskan arti kata yang diiringinya: Mereka pun akhirnya setuju dengan usul kami.
2. Menandakan perbuatan atau proses mulai berlaku atau terjadi jika dipakai bersama -lah:
Tidak lama kemudian hujan pun turunlah dengan derasnya.