PENDAHULUAN
2.PESERTA DIKLAT
Untuk pencapaian tujuan yang optimal dan berkualitas, ikuti beberapa
petunjuk berikut ini:
a. Pahami dan ikuti semua petunjuk yang diberikan
b. Siapkan semua peralatan dan bahan yang diperlukan
c. Baca dan pahami materi diklat sebelum tatap muka
1
2
3. INSTRUKTUR
a. Membantu peserta diklat dalam kekurangpahaman materi tertentu
b. Membimbing peserta diklat dalam tugas-tugas tertentu
c. Membantu peserta diklat dalam memahami konsep dan latihan/praktek
C. TUJUAN AKHIR
1. Memahami konsep-konsep materi diklat
2. Mengerjakan latihan dan praktek yang diberikan
3. Menguasai kompetensi materi diklat sebagai bagian
untuk perolehan sertifikasi
3
BAB II
MANAJEMEN KERJA
A. PENGANTAR
Di dalam bekerja setip individu akan selalau menggunkan sumber-
sumber yang ada apakah sumber non manusia yang terdiri dari ruang,
barang/benda, maupun sumber manusia itu sendiri yang terdiri dari waktu,
tenaga, pengetahuan keterampilan dan fasilitas masyarakat. Ketika bekerja
pemakaian sumber tenaga dan waktu dapat dikurangi dengan jalan
memperhatikan prinsip-prinsip kerja terutama yang menyangkut
pemakaian tenaga jasmani, sehingga dapat bekerja secara efisien. Jadi
prinsip itu mengandung pengertian dengan cara yang lebih baik, hasil yang
dicapai dengan pengeluaran sumber-sumber yang ada dapat diperoleh hasil
yang lebih baik pula. Jadi prinsip-prinsip manajemen kerja dapat
mencegah penghamburan yang tidak perlu, dengan demikian individu itu
senantiasa dapat bekerja lebih baik dalam arti kata pemakaian sumber-
sumber yang ada memberikan hasil sebanyak dan sebaik mungkin.
B. KOMPETENSI
1. Standar Kompetensi
Merencanakan lay out dapur yang efisien dan efektif.
2. Kompetensi Dasar
a. Memahami konsep efisiensi kerja
b. Mengidentifikasi prinsip-prinsip manajemen kerja
c. Memahami lay out tempat pengolahan makanan
d. Membuat lay out dapur usaha boga dari salah satu tipe.
C. MATERI
1. EFISIENSI KERJA
Dalam melakukan usaha tertentu, manusia menginginkan agar
memperoleh hasil yang maksimum. Sebaliknya kalau ia ingin mencapai
4
hasil tertentu, ia menghendaki agar hal itu tercapai dengan usaha yang
minimum.
Efisiensi adalah perbandingan terbaik antara suatu hasil dengan
usahanya. Perbandingan ini dapat dilihat dari dua segi.
a. Hasil
Suatu kegiatan dapat disebut efisien kalau dengan usaha tertentu
memberikan hasil yang maksimum. Maksimum mengenai mutu atau
jumlah satuan hasil itu
X C
2. MANAJEMEN KERJA
Manajemen adalah proses tertentu yang terdiri dari kegiatan
merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan sumber daya
manusia dan sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
Dengan demikian manajemen atau pengelolaan mengacu pada suatu
proses mengkoordinasi dan mengintegrasikan kegiatan-kegiatan kerja
agar diselesaikan dengan efisien dan efektif.
a. Perencanaan
Perencanaan merupakan suatu proses pemilihan informasi dan
pembuatan asumsi-asumsi mengenai keadaan yang akan
dilakukan untuk merumuskan kegiatan-kegiatan yang perlu
dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan yang akan
dilakukan.
Tujuan Perencanaan
Menentukan jalan kegiatan yang akan diikuti
Memperkirakan waktu, tenaga dan bahan yang diperlukan
dengan sendirinya merupakan kekuatan positif menuju
manajemen yang baik
Mengurangi kegiatan yang kebetulan dan tidak berguna, usaha
saling tindih.
b. Pelaksanaan
Beberapa pedoman dalam pelaksanaan kerja dapat dilakukan antara
lain:
1) Bekerjalah menurut rencana dan disiplin kerja untuk mencapai
suatu hasil. Di samping itu rencana kerja juga membantu lancarnya
jalan pekerjaan. Semua pekerjaan mempunyai urutan gerak
tertentu.
2) Mempergunakan catatan untuk membantu ingatan.Manusia bisa
lupa, tetapi catatan senantiasa dapat mengingatkan. Oleh sebab itu
untuk membantu daya ingatan buatlah catatan, umpamanya
mengenai bahan-bahan dan ukurannya untuk suatu resep
berdasarkan susunan menu. Bila dibutuhkan dapat dilihat, sehingga
tidak perlu mengingat lagi yang akan membebani pikiran saja.
3) Menempatkan material dan perlengkapan dalam urutan yang tepat
pada tempat kerja yang tetap.
4) Biasakanlah memulai dan menyelesaikan pekerjaan seketika
5) Menempatkan bahan-bahan dan alat-alat di atas meja yang
dibutuhkan saja, sehingga tidak akan mengganggu lancarnya jalan
pekerjaan.
6) Lebih baik istirahat beberapa kali dengan waktu yang tidak terlalu
lama. Janganlah bekerja terus menerus tanpa istirahat, sehingga
badan menjadi letih.
7) Lakukanlah kerja dengan cara yang paling mudah
9
b) Pelaksanaan Pengolahan
Dalam pengolahan terjadi berbagai proses dengan menggunakan
panas. Memasak merupakan suatu proses penerapan panas pada bahan
makanan untuk membuat bahan-bahan dasar berubah menjadi
makanan dengan cara yang sesuai untuk setiap bahan dasar.
Teknik pengolahan makanan dibedakan atas 2 yaitu :
Dengan panas basah : Boiling, steaming, simmering, poaching,
steawing.
Dengan panas kering : Grilling/broiling, baking, roasting,
frying, deep frying, pan frying.
dan alat-alat dapur telah tertata dengan baik maka pada tahap
selanjutnya dapat dibuat suatu peraturan atau kebijaksanaan-
kebijaksanaan yang lebih tepat guna, sehingga dapat menghemat waktu,
tenaga dan bahan-bahan.
Perencanaan tata letak peralatan harus dipelajari terlebih dahulu
secara seksama, tidak hanya menentukan dimana alat tersebut harus
diletakkan tetapi perlu pula dipikirkan tentang ruang gerak dari
pengolah yang akan mempergunakan alat-alat tersebut. Dari gambar
3 di bawah ini diuraikan langkah-langkah memproduksi hidangan
mulai dari penerimaan bahan sampai pembuangan sampah
Diporsikann
Diolah Disajikan
Disiapkan Disantap
Disimpan Dicuci
Barang Kotoran
Diterima Dibuang
Keterangan :
1. Mesin Pembuat es 15. Meja Untuk Menyiapkan
2. Mixer Hidangan Ikan
3. Meja Kerja 16. Meja Uap Untuk Pemanas
4. Pengiris Hidangan
5. Meja kerja dan Bak cuci 17. Oven
6. Mesin cuci Pring 18. Griddle
7. Bak cuci Alat Dapur 20. Alat Pengocok Susu
8. Lemari Pemanas 21. Mixer Serba Guna
9. Oven 22. Tempat Es Cream
10. Lemari es 23. Tempat Susu
11. Kompor 24. Tempat Pemanas Hidangan
12. Pemanggang 25. Tempat Minuman
13. Panci Penggoreng 26. Coffee um
14. MejaUntuk
Menyiapkan Salad
b
a
Gambar 5. Bentuk Dapur Satu Dinding
Peralatan dapur ini disusun dalam garis lurus dan merapat ke dinding
oleh karena itu disebut juga dengan dapur tipe I, atau dapur satu dinding
(one-wall kitchen). Pada gambar 5, bagian pertama (a) mulai dari kiri
disusun peralatan kompor gas, kemudian (S) adalah bak cuci, mesin cuci
piring (dishwasher) dan bagian ujung terletak lemari es (refrigerator = ref).
Pada bagian atas dan bagian bawah dari susunan dapur ini terletak lemari
cabinet tempat menyimpan alat-alat.
Dari rancangan dapur ini terlihat bahwa pusat kerja (works area)
terletak di tengah-tengah, (lihat tanda panah). Pada rancangan b), terdapat
tambahan alat oven (o) dekat kompor gas dan alat lemari pendingin
(freezer) dekat lemari es. Rancangan c), merupakan penyederhanaan dari
desain a) dan b) dengan mengutamakan bak cuci (2 buah). Gambar 5
adalah rancangan menyeluruh dari ruang dapur. Dari gambar ini
diperlihatkan bahwa pintu masuk (P) harus dekat dengan lemari pendingin
(penyimpan) untuk memudahkan memasukkan barang/bahan. Dari
rancangan ini juga terlihat penyatuan ruang dapur dengan ruang makan
dan kegiatan ibu rumah tangga lainnya. Seperti menjahit (sewing),
menonton tv (dekat meja makan), lemari kain (cl), penyimpan alat
(storage = stg) mesin cuci (washing = w), mesin pengering (drying = d).
P
Gambar 6 : Rancangan Menyeluruh Dari Tipe Dapur Satu Dinding
Jadi dengan penyatuan ruang ini. Lengkaplah ruangan ini menjadi
ruang pelayanan (servis room) bagi suatu rumah tangga. Oleh karena gas
dan asap harus dikeluarkan dari ruangan, maka kompor harus dekat
dengan jendela (j). Untuk mengeluarkan asap dibuat saluran keluar
melalui jendela. Saluran itu berada di bawah cabinet di atas bagian
memasak yang diteruskan ke jendela. Untuk penerangan alami jendela (j)
ditempatkan pada pusat kerja dapur di depan bak cuci (s) dan mesin
pencuci (dw). Pada ruangan ini diperlihatkan juga bahwa kegiatan ibu
rumah tangga juga termasuk mengawasi anak-anak dengan menyiapkan
ruang untuk anak-anak di dapur (children area)
Jika kita susun dua sisi yang berdekatan dalam ruang, dengan
peralatan dapur maka terjadilah tipe L, Perletakan pintu pada dapur tipe L
ini, terdapat pada ujung-ujung L atau pada bidang yang lain dari dapur L,
perletakan lemari es tergantung dari perletakan pintu ini.
d. Dapur Tipe U
Dapur tipe U terjadi apabila: salah satu sisi ruang yang terpanjang
merupakan bukaan yang lebar. Dikehendaki meja dapur sebagai pembatas
dengan ruang makan Memperkecil ruang dapur dari ruang yang terlalu
besar.
Pada rancangan gambar di atas meja counter dibuat dekat kompor gas,
untuk memudahkan penyajian snack. Bagian ruang sebelah kanan di
pergunakan untuk kegiatan mencuci dan rekreasi (TV), seperti tempat
meja kerja (desk) pengeringan pakaian (D) tempat mesin cuci (W), tempat
pakaian (cloth). Ruang ini juga dilengkapi dengan ruang makan dan
tempat memotong rambut (barbecue) atau semacam salon kecil, dan lemari
penyimpan barang pecah belah (silver china).
D. LATIHAN/PRAKTEK
Petunjuk
1. Buatlah latihan/praktek ini pada lembaran kerja
2. Kerjakan lay out/denah pada kertas grafik
Soal:
Buatlah lay out dapur dari salah satu jenis usaha boga dengan tahapan :
1. Tetapkan jenis usaha boga, contohnya : kafetaria (sekolah, kantor,
dsb)
2. Susun menunya
3. Identifikasi semua aktifitas kerja, dan buatlah rencana waktunya,
dan masukkan pada kolom format berikut ini.
Rencana Kerja
No Aktifitas Waktu
. (menit)
1. Mempersiapkan alat dan bahan 10
2. ………………………. …
3. ………………………. …
4. Dst …
E. RANGKUMAN
Managemen kerja bertujuan untuk mencapai efisiensi dan
efektifitas dalam bekerja. Suatu kerja dikatakan efisien bila dilakukan
dengan usaha yang minimum dan memberikan hasil yang maksimum.
Untuk itu perlu dilaksanakan perencanaan yang dimulai dengan
merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan sumber daya manusia
dan sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan
berdasarkan aktifitas kerja. Prinsip efisiensi dapat mencegah
pemborosan waktu, tenaga, pikiran, ruang dan benda. Merencanakan
dapur dengan berbagai tipe seperti I, L, U, perlu diperhatikan tata letak
dan alur kerja yang efisien dan efektif.
F. TES FORMATIF
Petunjuk : Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan tepat dan ringkas
Soal
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan efisisensi kerja?
………………………………………………………
………………………………………………………
………………………………………………………
2. Jelaskan kegunaan evaluasi dalam bekerja?
……………………………………………………...
……………………………………………………...
B. KOMPETENSI
1. Standar Kompetensi.
Menghitung Angka Kecukupan Energi (AKE) berbagai kelompok
umur.
2. Kompetensi Dasar
a. Menghitung angka kecukupan Energi (AKE) anak umur 1 - 9 tahun.
b. Menghitung angka kecukupan Energi (AKE) remaja.
c. Menghitung angka kecukupan Energi (AKE) orang dewasa.
C. MATERI
1. DAFTAR KECUKUPAN GIZI ( DKG )
Daftar kecukupan gizi (DKG) merupakan informasi tentang berapa zat
gizi yang dibutuhkan oleh manusia berdasarkan kelompok umur dan jenis
kelamin. Dengan adanya DKG kita dapat mengetahui Angka Kecukupan
Gizi (AKG) dari masing-masing zat gizi yang dibutuhkan agar dapat
hidup sehat
Kegunaan AKG :
a. Menilai Konsumsi Gizi
b. Pendidikan Gizi
c. Perencanaan Makanan Tambahan
d. Perencanaan Penyediaan Pangan
Regional/Nasional
e. Patokan Label Pangan
Tabel berat badan patokan ini akan digunakan untuk mengetahui berapa
angka kecukupan gizi bagi seseorang. Tabel tersebut dikombinasikan
penggunaanya dengan daftar kecukupan gizi (DKG). DKG berisikan
angka kecukupan gizi rata-rata yang dianjurkan bagi setiap individu per
hari.
Kombinasi penggunaan kedua tabel tersebut digunakan untuk
mengetahui berapa kecukupan gizi seseorang secara umum dengan
hanya memperhatikan berat badan serta umur individu.
Tabel 2. Daftar Kecukupan Gizi
Diketahui:
AKEi = Angka Kecukupan Energi Rata-rata bagi anak wanita umur 9/kg BB
adalah = 62 kal
Bi = Berat Badan sehat anak umur 9 adalah = 24 kg (tabel 1)
Pengerjaannya:
AKEi = (AKEi) (Bi)
= (62)(24)
= 1488
Jadi kecukupan energi bagi seorang anak wanita umur 9 tahun untuk dapat
tumbuh sehat adalah 1488 Kkal/hari.
Maka dapat disimpulkan bahwa angka kecukupan energi bagi anak usia
yang sama dengan jenis kelamin yang berbeda akan berbeda pula. kecukupan
energi bagi anak pria lebih tinggi dibandingkan dengan anak wanita, ini
disebabkan oleh aktifitas sehari-hari anak pria lebih tinggi dibandingkan aktifitas
anak wanita.
Dimana :
AKEI = Angka Kecukupan Energi Individu (Kkal)
EK = Energi Kegiatan (Kal)
EP = Energi Pertumbuhan (kal/org/hr)
Sedangkan untuk mencari nilai EK digunakan rumus sebagai berikut :
EK = (K . w/24) (EMB)
Dimana :
EK = Energi Kegiatan (Kal)
K = Pengeluaran Energi (kelipatan EMB)
w = Alokasi waktu
Sedangkan untuk mengetahui EP digunakan ketentuan sebagai berikut :
EP = (1,9) B untuk usia 10 – 15 tahun
EP = (1,5) B untuk usia 16 – 19 tahun
Dimana : B = Berat Badan normal.
Untuk mengetahui cara menghitung angka kecukupan energi individu
(AKEI) bagi remaja pria usia 10 -19 tahun, lebih lengkapnya dapat dilihat pada
tabel 4 berikut ini.
Tabel 4. Cara Menghitung Angka Kecukupan Energi Individu (AKEI)
Pria Remaja 10 - 19 Tahun
Jenis Penggunaan Energi Waktu Jumlah Energi
(Jam) (Kal)
(1) EMB- (17.5 B + 651)a)
(2) EK (24)
a. Tidur W1 (1.0 W1/24 x EMB)
b)
b. Sekolah W2 (1.6 W2/24 x EMB)
c. Kegiatan Ringan (duduk, W3 (1.6 W3/24 x EMB)
berdiri, kegiatan sosial)
d. Kegiatan sedang (berjalan, W4 (2.5 W4/24 x EMB)
Pekerjaan rumah tangga, pekerjaan
Pertanian, bermain sedang)
e. Kegiatan berat (mengangkat air, W5 (6.0 W5/24 x EMB)
mencari kayu, pekerjaan pertanian,
olah raga berat)
(3) EP (1.9 B untuk 10 – 15 Tahun dan 0.5 untuk 16-19 tahun
AKEI (Kal/org/hr) = (2) + (3)
Sumber : Hardiansyah, dkk (1998)
Keterangan : W3 = 4 jam
EMB = Energi Metabolisme Basal W4 = 4 jam
(Kal/org/hr) W5 = 3 jam
B = Berat Badan (kg) Dicari = AKEI
w =Alokasi Waktu setiap Penyelesaian :
kegiatan (jam) AKEI = EK . EP
a) Telah termasuk energi khusus EK = (K.w/24) (EMB)
untuk pencernaan dan Untuk mengetahui berapa jumlah
metabolisme makanan atau energi kegiatan yang dibutuhkan,
Energy Spesific Dynamic Action kita harus punya informasi tentang
(ESDA) nilai EMB, untuk itu harus dihitung
b) Bila tidak sekolah, alokasikan terlebih dahulu nilai EMB tersebut.
waktunya pada kegiatan yang EMB = (17.5 B + 651)
sesuai. = ((17.5) ( 56)) + 651
Contoh soal : = 980 + 651
Hitunglah Angka Kecukupan = 1631
Energi (AKE) untuk seorang remaja Setelah mendapatkan nilai EMB,
pria usia 17 tahun dengan BB 56 kg. maka dapat diteruskan dengan
Aktifitas sehari-hari adalah sebagai menghitung energi kegiatan (EK).
berikut: tidur rata-rata 9 jam, sekolah
8 jam, melakukan kegiatan ringan EK = (K . w/24) (EMB)
rata-rata 4 jam, melakukan kegiatan
sedang selama 4 jam dan aktifitas Untuk mendapatkan nilai EK
berat selama 3 jam setiap hari. (Energi Kegiatan) , kita harus
mengetahui total energi kegiatan
Diketahui : yang dikeluarkan oleh individu untuk
Umur = 17 tahun setiap jenis kegiatan yang mereka
BB = 56 kg lakukan.
W1 = 9 jam Jika pada soal tersebut
W2 = 8 jam diketahui bahwa ada 5 (lima) jenis
kegiatan yang dilakukan dalam Setelah nilai EK diketahui,
sehari, maka energi kegiatan yang maka untuk menghitung AKEI juga
dihitung adalah energi kegiatan diperlukan nilai EP (Energi
untuk lima jenis kegiatan tersebut. Pertumbuhan). Karena pada contoh
Untuk itu kita harus menghitung nilai soal berumur 17 tahun, maka
K1,K2, K3, K4 dan K5. digunakan rumus :
K1 = K1 . (W1/24) ( EMB) EP = (1,5) B untuk usia 16 – 19
= ((1.0) (9/24)) (1631) tahun
= (0.38) (1631) = (1,5) (56)
= 611,63 = 84
K2 = K2 . (W2/24) ( EMB) Setelah nilai EK dan EP kita
= ((1.6) (8/24)) (1631) peroleh, maka kita dapat mengetahui
= (0.53) (1631) berapa AKEI untuk remaja tersebut,
= 860,53 dengan kembali menggunakan rumus
K3 = K3 . (W3/24) ( EMB) awal.
= ((1.6) (4/24)) (1613.5) AKEI = EK + EP
= (0.26) (1613.5) = 3784,78 + 84
= 430.2 = 3864,78 Kal
K4 = K4 . (W4/24) ( EMB) Jadi angka kecukupan kalori untuk
= ((2.5) (4/24)) (1631) remaja tersebut adalah sebesar
= (0.417) (1631) 3864,78Kal/hari.
= 672,29
K5 = K5 . (W5/24) ( EMB)
= ((6) (3/24)) (1631)
= (0.75) (1631)
= 1210,13
Jadi total EK adalah K1 + K2 + K3
+ K4 + K5 = 3784,78 Kal
Untuk mengetahui angka kecukupan energi dengan cara sederhana, kita hanya
membutuhkan informasi tentang BB, dan Faktor Kelipatan (FK) EMB sesuai
dengan rata-rata tingkat aktifitas yang dilakukan sehari-hari. Jenis tingkat
aktifitas tersebut diklasifikasikan seperti pada tabel 6.
1. Untuk Pria
Umur (20 – 29) tahun : AKEIi = (15.3 Bi + 679) (Fki)
Umur (30 – 59) tahun : AKEIi = (11.6 Bi + 879) (Fki)
Umur (20 – 29) tahun : AKEIi = (13.5 Bi + 487) (Fki)
2. Untuk Wanita
Umur (20 – 29) tahun : AKEIi = (14.7 Bi + 496) (Fki)
Umur (30 – 59) tahun : AKEIi = (8.7 Bi + 829) (Fki)
Umur (20 – 29) tahun : AKEIi = (10.5 Bi + 596) (Fki)
Dimana :
AKEIi = Angka Kecukupan Energi Individu i
Bi = Berat Badan I (kg)
FK = Faktor Kelipatan EMB untuk kecukupan energi
Tabel 6. Faktor Kelipatan (FK) Untuk Menghitung
AKEI Untuk Pria dan Wanita Dewasa
Menurut Tingkat Kegiatan.
Tingkat Kegiatan Pria Wanita
1. Ringan 1.55 1.56
2. Sedang 1.78 1.64
3. Berat 2.10 2.00
Sumber : FAO/WHO/UNU (198 Dengan Penyesuaian
Berdasarkan Widya Karya Nasional Pangan
Dan Gizi (LIPI,1988)
Agar dapat memahami cara menghitung AKE secara sederhana ikuti contoh soal
berikut ini :
Jadi angka kecukupan energi untuk
Contoh Soal 1: pria tersebut adalah 3307,5 Kal/hari.
Hitunglah Angka Kecukupan Energi Contoh Soal 2 :
(AKEI) untuk seorang pria usia 42 Hitunglah Angka Kecukupan Energi
tahun dengan BB 60 kg dan aktifitas (AKE) untuk seorang wanita usia 26
sehari-hari tergolong berat. tahun dengan BB 48 kg dan aktifitas
Diketahui : sehari-hari tergolong sedang.
Umur = 42 tahun Diketahui :
B = 60 kg Umur = 26 tahun
FK ( Aktifitas Berat ) = 2.10 B = 48 kg
Penyelesaian : FK ( Aktifitas sedang ) = 1.64
Rumus menghitung AKEI untuk pria
usia 45 tahun adalah :
AKEIi = (11.6 Bi + 879 ) ( FKi) Penyelesaian :
AKEIi = (11.6 Bi + 879) ( FKi) Rumus menghitung AKEI untuk pria
= ((11.6) (60) + (879)) (2.1) usia 28 tahun adalah :
= ((696) + (879) ( 2.1) AKEIi = (14.7 Bi + 496 ) ( FKi)
= (1575) (2.1) AKEIi = (14.7 Bi + 496) ( FKi)
= 3307,5 = (14.7) (48) + (496) (1.64)
= (705,1) + (496) ( 1.64)
= (1201,6) (1.64) Jadi angka kecukupan energi untuk
= 1970,63 wanita tersebut adalah 1970,63 K
D. LATIHAN / PRAKTEK
Petunjuk
1. Buatlah Tugas ini pada lembaran kerja
2. Kerjakan dengan rapi dan jangan dicoret-coret
Soal
Kerjakan salah satu diantara dua soal di bawah ini :
1. Hitunglah Angka Kecukupan Energi (AKE) kelompok umur :
a. Anak Pria umur 8 tahun
b. Remaja Pria Umur 17 tahun dengan BB 55 kg, Aktifitas sehari-hari
adalah sebagai berikut: tidur rata-rata 10 jam, melakukan kegiatan
ringan rata-rata 6 jam, sekolah 8 jam dan aktifitas berat selama 1 jam
setiap hari.
c. Wanita dewasa umur 28 tahun aktifitas ringan, dengan cara sederhana.
d. Pria dewasa umur 58 tahun aktifitas ringan dengan cara
sederhana.
2. Hitunglah Angka Kecukupan Energi (AKE) kelompok umur :
a. Anak wanita umur 6 tahun
b. Remaja wanita Umur 17 tahun dengan BB 48 kg, Aktifitas sehari-hari
adalah sebagai berikut: tidur rata-rata 8 jam, melakukan kegiatan sedang
rata-rata 5 jam, melakukan kegiatan ringan rata-rata 4 jam dan sekolah 8
jam.
c. Pria dewasa umur 28 tahun aktifitas berat, dengan cara sederhana.
E. RANGKUMAN
Kecukupan Gizi adalah jumlah dari masing-masing zat gizi yang dibutuhkan
oleh individu agar dapat hidup sehat. Seseorang akan memerlukan zat gizi
dalam jumlah yang berbeda-beda sesuai dengan umur, jenis kelamin dan
keadaan fisiologisnya, dua individu yang sama usianya, tetapi berbeda
aktifitasnya maka akan membutuhkan jumlah zat gizi yang berbeda. Karena
itulah maka kecukupan energi pada setiap individu akan berbeda-beda.
Kecukupan energi yang sudah diketahui untuk setiap anggota keluarga akan
memudahkan ibu dalam mempersiapkan makanan sehari-hari yang sesuai
dengan kebutuhan dari seluruh anggota keluarga.
F. TES FORMATIF
Petunjuk : Jawablah pertanyan di bawah ini dengan tepat dan ringkas.
Soal :
1. Mengapa Angka Kecukupan Energi (AKE) perlu diutamakan?
..................................................................................................
..................................................................................................
..................................................................................................
2. Informasi apa saja yang diperlukan untuk mengetahui angka
kcecukupan gizi bagi remaja untuk seiap individu ?
...................................................................................................
...................................................................................................
...................................................................................................
A. PENGANTAR
Masakan yang dihidangkan harus mengandung zat-zat gizi yang diperlukan
baik dalam kualitas maupun dalam kuantitas. Kalau di dalam keluarga terdapat
bayi atau anak-anak, maka kebutuhan bagi mereka diperlukan meurut umur.
Untuk anak balita makanan itu berbeda sekali dengan orang dewasa terutama
dalam hal rasa, ukuran, potongan dan bentuk serta warna. Anak balita belum
menyukai makanan yang terlalu pedas, atau mengandung rasa merangsang.
Menyusun menu makanan keluarga memerlukan banyak faktor yang harus
diperhatikan sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, dan dapat selalu
dalam keadaan sehat. Untuk ini antara lain sumber zat gizi, kebutuhan zat gizi,
teknologi pengolahan mulai dari persiapan, pengolahan dan penyajian. Dengan
demikian akan dihasilkan makanan yang memenuhi kuantitas dan kualitas bagi
anggota keluarga untuk dapat beraktifitas. Jadi klasifikasi zat gizi berdasarkan
fungsinya juga perlu diketahui dalam penyusunan menu keluarga
B. KOMPETENSI
1. Standar Kompetensi
Merencanakan susunan menu berbagai anggota keluarga.
2. Kompetensi Dasar
1) Menyusun menu anak balita
2) Menyusun menu anak usia sekolah (6 - 12 tahun)
3) Menyusun menu anak remaja putri
4) Menyusun menu anak remaja pria (16 - 19 tahun)
5) Menyusun menu orang dewasa
C. MATERI
1. KELOMPOK ZAT GIZI
4. SIKLUS MENU
Menyusun menu keluarga juga memerlukan siklus menu. Siklus menu
diperlukan untuk merencanakan susunan makanan yang akan disajikan setiap
hari. Siklus menu biasanya dibuat untuk waktu beberapa hari, minggu bahkan
bulan. Ada yang membuat siklus menu untuk 1 minggu, 10 hari bahkan untuk
1 bulan. Dengan adanya siklus menu atau giliran menu atau perputaran menu,
membuat kita dapat dengan mudah mengontrol keuangan, dapat mengatur
waktu dan tenaga yang dibutuhkan serta jumlah bahan makanan yang harus
disediakan.
Dalam menentukan siklus menu sebaiknya mempertimbangkan beberapa hal:
a. Kebutuhan masing-masing individu dalam keluarga atau kelompok akan
zat gizi.
b. Variasi bahan makanan yang akan digunakan .
c. Tidak mengulang penggunaan bahan makanan yang sama dengan waktu
yang berdekatan, karena dapat menimbulkan kebosanan.
d. Perhatikan musim tertentu terkait dengan ketersediaan bahan makanan.
Siklus menu dibuat berdasarkan kebutuhan dari masing-masing individu.
kelompok maupun keluarga. Siklus menu dapat dibuat untuk 7 hari, 10 hari,
15 hari, 1 bulan dan sebagainya, tergantung dari kebutuhan atau kelompok
atau keluarga yang akan disusun menunya. Sebagai contoh : jika kita
menggunakan siklus menu 10 hari, maka untuk hari ke 11, kita akan
mengolah dan menyajikan menu yang sama dengan hari 1, menu hari kedua
akan sama dengan menu dihari ke 12 dan seterusnya. Begitu juga jika kita
menyusun siklus menu untuk 5 hari, menu pada hari pertama akan sama
dengan menu pada hari keenam. Untuk di rumah tangga siklus menu
biasanya tidak dibuat untuk 1 minggu. Sebaiknya menu keluarga disusun
untuk siklus 10 hari. Jika menu disusun untuk 1 minggu, maka anggota
keluarga dapat menebak menu yang akan datang pada hari-hari yang sama.
Hal ini dapat menimbulkan kebosanan pada anggota keluarga.
D. LATIHAN/PRAKTEK
Petunjuk
1. Buatlah tugas ini pada lembaran jawaban
2. Kerjakan menurut waktunya
Soal
Buatlah perencanaan menu masing-masing dengan siklus 2 hari untuk :
1. Anak Balita
2. Anak Usia Sekolah
3. Anak Remaja Putri
4. Anak Remaja Putra
5. Orang Dewasa
E. RANGKUMAN
Penyusunan menu berbagai kelompok berpedoman pada kebutuhan zat
gizi seseorang. Pada anak balita berperan penting dalam mencapai pertumbuhan
yang optimal, dan mencakup pertumbuhan otak yang sangat menentukan
kecerdasan seseorang. Kebutuhan makanan sehari-hari anak usia sekolah
hampir sama dengan pra sekolah, tetapi harus ditambah jumlahnya dari
golongan sumber zat penambah tenaga. Untuk anak remaja disesuaikan dengan
perkembangan tubuh dan aktifitasnya. Semakin bertambah berat dan tinggi
badan kebutuhan zat gizi pun meningkat dan kebutuhan zat pembangunpun
akan meningkat. Kebutuhan akan unsur-unsur gizi dalam masa dewasa sudah
agak konstan, penyusunan menunya mempedomani pada makanan sehat yang
sumber bahannya dipilih sealami mungkin
F. TEST FORMATIF
Petunjuk :
1. Buatlah Tugas ini pada lembaran kerja
2. Kerjakan dengan rapi dan jangan dicoret-coret
Soal
1. Faktor apa yang perlu diperhatikan dalam memilih kebutuhan bahan
makanan untuk anak balita.?
.................................................................................................
.............................................................................................................
..............
2. Berikan alasan kenapa sebaiknya kita dalam menyusun menu tidak
memakai siklus mingguan?
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
A. PENGANTAR
Kue yang dihias dengan indah dan menarik dapat menggugah selera orang
yang menikmatinya. Di samping itu, kue yang dihias dapat melambangkan acara
yang sedang diadakan dan juga dapat sebagai pengganti diri dari ketidakhadiran
bagi seseorang. Sebelum kue dihias diperlukan desain terlebih dahulu, karena
akan menghadirkan pola rancangan hiasan yang akan menjadi dasar dalam
menghiasnya. Dalam mendesain menampilkan beberapa prinsip dan unsur
desain. Selanjutnya desain ini ditampilkan pada kue ini dengan menggunakan
berbagai peralatan dalam menghiasnya. Berikutnya masing-masing peralatan ini
harus diketahui penggunaan dan fungsinya, serta hiasan yang dihasilkannya
B. KOMPETENSI
1. Standar Kompetensi
Merencanakan desain kue
2. Kompetensi Dasar
a. Menjelaskan proses desain
b. Mendeskripsikan unsur desain
c. Membuat lima macam motif dari spuit lubang bulat
d. Mendesain motif hiasan kue pada tiga bentuk kue.
C. MATERI
1. PENGERTIAN DESAIN
Benda-benda buatan di sekitar kita berupa apapun memancarkan
desainnya masing-masing. Desain itu dapat kita baca atau kita serap melalui
mata. Hal ini berarti bahwa setiap benda buatan dibuat melalui proses
perancangan dan pola rancangan tertentu. Benda-benda yang sederhana ,
seperti alat dapur yang terbuat dari tanah liat, bantalan kursi dan kue untuk
berbagai kesempatan, sampai dengan benda-benda yang dibuat dengan
teknologi canggih seperti, pesawat televisi dan komputer tidak satupun yang
dibuat secara asal jadi. Kesemuanya dibuat berdasarkan pola rancangan
tertentu atau lazimnya disebut desain.
Desain adalah pola rancangan yang menjadi dasar pembuatan suatu
benda buatan. Desain lazim dibuat di atas kertas ataupun alas gambar
lainnya misalnya, di atas tanah tetapi sering pula cukup tergambarkan di
dalam pikiran saja. Satu hal yang pasti ialah bahwa desain dihasilkan melalui
berbagai pertimbangan dan perhitungan. Sehingga berdasarkan desain yang
dituangkan di atas kertas atau alas gambar lain itu, orang lain dapat secara
jelas menangkap maksudnya dan kemudian mengerjakan pembuatan benda
yang dimaksud.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa :
a. Desain merupakan bentuk rumusan dari suatu proses pemikiran
b. Desain yang dituangkan dalam wujud gambar merupakan pengalihan
gagasan konkrit dari sang perancang kepada orang lain.
c. Setiap benda buatan mengungkapkan penampilan desain.
2. PROSES DESAIN
Proses desain dapat sederhana, tetapi dapat pula pelik dan rumit.
Sederhana apabila hanya menyangkut perumusan pola rancangan
pembuatan benda itu saja, tetapi akan semakin pelik dan rumit apabila harus
menyangkut pula faktor-faktor lain seperti unsur-unsur tradisional dan
perlambangan (simbolisme). Meskipun demikian, yang mana pun juga
proses ini akan memberikan keasyikan tersendiri bagi seorang perancang.
Oleh karena dalam pembuatan sesuatu desain, pertimbangan demi
pertimbangan datang susul menyusul seakan-akan tiada habis mengikuti
pemikiran untuk merumuskan suatu pola rancangan atau desainnya.
Penahapan pemikiran yang mengarah ke perwujudan suatu benda buatan,
mulai dari kebutuhan fungsional bagi calon pemakai sampai dengan
gambaran wujud jadinya, merupakan suatu proses tersendiri dibalik
pelaksanaan pembuatan benda itu. Proses demikian lazim disebut sebagai
proses desain. Untuk lebih jelasnya perhatikan skema proses desain di
bawah ini.
Sketsa-sketsa
Untuk menentukan elemen-elemen
dan prinsip desain & nilai ekonomi Skala model
Gagasan Materi yang digunakan Menentukan ukuran,
Bagaimana konstruksinya. bentuk, materi,konstruksi
Kemungkinan untuk dibuat (dapat dan finishing dalam ukuran
dicapai dengan keterampilan sesungguhnya.
tangan/mesin)
Seleksi sketsa pada desain yang
terbaik
Menilai kembali
apakah hasil akhir Membuat Gambar Kerja
Gambar 15: sesuai/memenuhi Tahapan
Proses Desain gagasan pertama.
a. Desain yang baik adalah desain yang berhasil menampilkan desain struktural
dan desain dekoratif secara terpadu.
b. Desain dekoratif juga dibutuhkan pada desain struktural asal dapat mencapai
keserasian dan keterpaduan antara keduanya.
c. Menambahkan desain dekoratif secara gegabah justru merusak penampilan
benda.
3. PRINSIP DESAIN
Ada lima prinsip desain yang perlu diperhatikan oleh para desainer dalam
mendesain sesuatu yaitu : kesederhanaan, keselarasan, irama, kesatupaduan dan
keseimbangan.
a. Kesederhanaan
Dalam hal ini kesederhanaan yang dimaksud adalah pertimbangan-
pertimbangan yang mengutamakan pengertian dan bentuk yang inti
(principal). Segi-segi yang menyangkut “gebyar” wujudnya, seperti antara
lain kemewahan bahan, kecanggihan struktur, kerumitan hiasan dan lain-
lain, sebaiknya disisihkan. Hanya kalau benar-benar perlu atau mutlak
diperlukan, barulah segi-segi yang bukan termasuk inti itu diperhitungkan.
Contohnya akan menghias kue penganten yang bertingkat, antara tingkat I
dengan tingkat berikutnya bentuk yang akan dibuat mudah untuk dihias dan
diangkat dan melambangkan acara tertentu. Atau menggunakan hiasan jadi
mana yang mutlak digunakan dan mana pula sebagai tambahan.
b. Keselarasan
Keselarasan berarti kesan kesesuaian antara bagian yang satu dengan
bagian yang lain dalam suatu benda atau antara benda yang satu dengan
benda yang lain dipadukan, atau juga antara unsur yang satu dengan yang
lainnya pada suatu susunan/komposisi. Contohnya memberikan hiasan yang
tidak tinggi dan tebal pada permukaan kue.
c. Irama
Keselarasan yang baik dapat menimbulkan kesan gerak gemulai yang
menyambung dari bagian yang satu ke bagian yang lain pada suatu benda,
atau dari satu unsur ke unsur yang lain akan menimbulkan kesan gerak yang
kacau atau simpang siur. Kesan gerak yang ditimbulkan oleh keselarasan
(harmoni) dan ketidakselarasan (kontras) lazim disebut irama. Dari uraian
tersebut dapat didefenisikan bahwa irama ialah untaian kesan gerak yang
ditimbulkan oleh unsur-unsur yang dipadukan secara berdampingan
dan secara keseluruhan dalam suatu komposisi.
Seperti dijelaskan di atas, irama itu dapat ditimbulkan oleh macam-macam
unsur. Tetapi dapat juga ditimbulkan oleh satu macam unsur dengan cara
memvariasikan letak/jarak antara unsur yang sejenis itu. Contoh: desain
hiasan setangkai rangkaian bunga, makin ke atas rangkaiannya makin kecil
yang diletakkan di atas permukaan kue.
d. Kesatuan yang terpadu
Suatu benda hendaknya dapat mengesankan adanya kesatuan yang terpadu.
Hal ini tergantung pada desain atau rancangan.
e. Keseimbangan
(Balance) tidak lain ialah kesan yang dapat memberikan rasa pas (mapan)
dalam menikmati hasil rangkaian atau komposisi unsur rupa. Dalam
merangkai benda atau membuat komposisi unsur rupa, keseimbangan dapat
diciptakan dengan cara membubuhkan aksen pada bagian rangkaian atau
bagian komposisi yang masih terasa “ringan”. Misalnya, dengan
memasukkan warna yang lebih “menyala” pada bagian tersebut.
4. UNSUR DESAIN
Unsur desain ialah unsur-unsur yang digunakan untuk mewujudkan desain,
sehingga orang lain dapat membaca desain itu. Maka yang dimaksudkan tidak
lain adalah unsur-unsur yang dapat dilihat atau lazim disebut unsur visual.
Wujudnya ialah : garis, bidang, bentuk, warna, tekstur, ukuran, nada gelap
terang dan arah.
Melalui unsur-unsur visual tersebut seorang perancang dapat mewujudkan pola
rancangan yang dapat diamati/dirasakan oleh orang lain. Di bawah ini akan
diuraikan unsur-unsur tersebut di atas yang digunakan dalam desain
a. Unsur garis
Unsur garis ialah hasil goresan dengan benda keras di atas permukaan benda
alam (tanah, pasir, daun, batang pohon, dsb). Melalui goresan-goresan berupa
unsur garis tersebut seseorang dapat berkomunikasi. Begitupun seorang
perancang dapat menemukan pola rancangannya kepada orang lain.
b. Unsur bidang
Sebuah garis yang bertemu ujung pangkalnya akan membentuk sebuah
bidang. Demikian pula beberapa garis yang saling potong satu sama lain
akan membentuk beberapa bidang. Seperti halnya garis, bidang atau unsur
bidang juga mempunyai sifat dan watak yang berbeda-beda.Adanya
perbedaan-perbedaan sifat dan wataknya itu justru menjadi lebih berguna
untuk dimanfaatkan sebagai unsur desain guna mencapai suasana tertentu.
Bidang rata yang besar mengesankan besar. Bidang bergelombang datar
mengesankan gerak lebih. Pemanfaatan unsur bidang secara bervariasi tetapi
proporsional dapat menimbulkan suasana menarik dan hidup.
c. Unsur bentuk
Setiap benda, baik benda alam maupun benda buatan, mempunyai bentuk.
Istilah “bentuk” dalam istilah bahasa Indonesia dapat berarti bangun dan
bentuk plastis. Bangun ialah bentuk benda yang polos seperti yang terlihat
oleh mata, sekedar untuk menyebutkan sifatnya yang bulat, persegi, segitiga,
ornamental, tak teratur, oval, hati, dsb.
Bentuk plastis ialah bentuk benda sebagaimana terlihat dan terasa karena
adanya unsur nilai (value) gelap terang, sehingga kehadiran benda itu
tampak dan terasa lebih hidup dan memainkan peran tertentu dalam
lingkungannya. Contoh, sebuah lemari pada umumnya mempunyai bangun
kotak persegi empat yang tegak, ataupun mendatar. Bangun lemari itu
mudah dikenali karena berbeda dengan benda di sebelahnya yang berbangun
bundar, misalnya. Jika diamati lebih jauh dengan perhatian, lama kelamaan
lemari itu akan tampak.
d. Unsur Warna
Warna merupakan unsur desain yang paling menonjol. Kehadiran unsur
warna menjadikan benda dapat dilihat, dan melalui unsur warna orang dapat
mengungkapkan suasana perasaan atau watak dari benda yang dirancang.
Sebagaimana unsur-unsur desain lainnya, warna juga menunjukkan sifat dan
watak yang berbeda-beda, bahkan mempunyai variasi yang sangat tidak
terbatas. Berdasarkan sifatnya, kita dapat menyebut warna muda, warna tua,
warna terang, warna gelap, warna redup, dan warna cemerlang. Sedangkan
bila dilihat dari macamnya, kita dapat menyebut warna merah, kuning, biru
dan lain sebagainya. Tetapi jika orang menyebut warna panas, warna dingin,
warna lembut, warna mencolok, warna ringan, warna berat, warna sedih,
warna gembira dan sebagainya, maka berarti orang itu membicarakan watak
warna.
Supaya kue lebih menarik dan semarak hiasannya berupa bunga, daun,
pinggiran dan tepi kue, bila diberi warna seluruhnya atau beberapa bagian
saja. Karenanya memilih warna yang tepat untuk menghias kue sama
pentingnya dengan hiasan itu sendiri. Kalau terlalu gelap atau pucat, ciri
khas hiasan krem itu dapat kehilangan arti. Sebagai pedoman umum, warna
muda paling baik untuk latar belakang dengan warna yang lebih tua dan
cerah.
e. Unsur Tekstur.
Permukaan benda, baik benda alam maupun benda buatan jarang yang sama
antara yang satu dengan yang lainnya. Ada yang halus, ada yang kasar, ada
pula diantara halus dan kasar, sangat bermacam-macam keadaan permukaan
itu. Untuk membicarakan keadaan permukaan benda digunakan istilah
tekstur.
Permukaan batu, kayu, tembok, permadani, dan lain-lain, dapat diraba dan
dirasakan benar-benar keadaan sesungguhnya. Sering kita menjumpai
permukaan benda yang halus dalam rabaan tangan, tetapi kasar
penampilannya sehingga juga mengesankan kasar dalam perasaan. Misalnya,
yang sering kita jumpai dalam tekstil. Permukaannya sendiri halus dalam
rabaan tetapi dalam warna dan motif tetentu dapat memancarkan kesan kasar.
Untuk kesan semacam ini juga digunakan istilah tekstur. Sehingga pengertian
tekstur tidak saja terbatas pada keadaan permukaan benda, tetapi juga
menyangkut kesan yang timbul dalam perasaan dari apa yang terlihat pada
permukaan benda.
f. Unsur Ukuran Tempat
Ukuran (size) benda merupakan unsur yang perlu diperhitungkan dalam
desain. Karena besar kecilnya suatu benda erat hubungannya dengan ruang
yang akan menampungnya, dan juga dengan hubungan antara benda itu dan
manusia. Dengan istilah yang lebih lazim, dimensi benda akan menyangkut
skala ruang dan dimensi manusia.
g. Unsur Arah
Pada wujud benda dapat dirasakan adanya suatu arah tertentu, misalnya,
mendatar, tegak lurus, memanjang condong dan sebagainya. Arah ini mampu
menggerakkan rasa.
5. DIMENSI WARNA
Warna mempunyai tiga dimensi, yaitu hue (baca:hyu), value dan chroma
(baca:kroma). Hue menunjukkan macamnya warna dalam deretan sesama
warna. Hue menunjukkan dimensi mendatar. Value menunjukkan nada
(berat-ringan) warna, seperti halnya shade dan tint. Value menunjukkan
dimensi vertikal.
Chroma menunjukkan kemurnian, kecemerlangan (nilai cemerlang) warna.
Warna yang murni (tidak tercampur warna lain) tampak cemerlang dan
jernih, sedangkan bila tercampur tampak kurang cemerlang, redup. Warna-
warna cemerlang tampak mendekat, sedangkan warna-warna redup tampak
statis atau cenderung menjauh. Maka chroma menunjukkan dimensi ke
depan-belakang.
Adanya kesan dimensi pada warna yang tiga macam itu (mendatar, vertikal,
ke depan-belakang) dapat mempengaruhi efek ruang dan volume benda.
Sehingga warna dapat lebih luwes dan luas digunakan dalam berbagai
tujuan secara terencana dan tepat guna, antara lain, untuk memberikan
kesan besar pada kue yang sebenarnya kurang besar.
a. Kombinasi Warna
Mencampur warna berarti mengaduk warna yang satu dengan warna
yang lain, untuk menghasilkan warna baru (warna turunan). Sedangkan
mengkombinasikan warna berarti meletakkan dua warna atau lebih
secara berjejer atau bersebelahan, untuk mencapai paduan yang selaras
sehingga terlihat menarik. Suatu warna akan tampak indah atau jelek
jika diletakkan dalam kombinasi dengan warna lain. Kalau warna
pasangannya cocok (selaras) maka warna tersebut tampak bagus, tetapi
sebaliknya jika pasangannya tidak selaras maka warna tersebut akan
tampak jelek. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan: bagus jeleknya
suatu warna bergantung dari warna yang mendampinginya. Warna bagus
akan menjadi jelek jika kombinasinya tidak selaras. Sebaliknya, warna
yang dianggap jelek akan tampak menarik kalau pandai mencarikan
kombinasinya secara tepat.
b. Skema Warna.
Skema warna hanya merupakan pedoman untuk memperoleh susunan
warna yang selaras dan menarik. Jika pedoman ini dipakai, maka akan
sangat membantu memudahkan mencari kombinasi dengan kesan seperti
yang dikehendaki. Terutama dalam tata ruang, kombinasi warna-warna
seperti disusun menurut skema tertentu akan menghasilkan suasana
tertentu pula dalam ruang yang ditata. Oleh sebab itu akan berguna
sekali jika kita mengenalnya
1) Skema warna monokromatik
Skema ini menggunakan paduan warna-warna yang sama tetapi
berbeda kemurniannya, sehinggasepintas lalu tampak sama tetapi
hanya berbeda kecemerlangannya. Misalnya, beberapa warna merah
yang sama, tetapi yang satu lagi redup, yang satu lagi cemerlang,
begitu seterusnya.
2) Skema warna analogus
Skema ini merupakan paduan warna-warna yang bersebelahan
letaknya dalam piring warna. Misalnya, hijau dengan hijau
kekuningan, dan hijau kebiruan, ungu dengan ungu kemerahan, dan
ungu kebiruan, merah dengan merah keoranyean dan merah
keunguan.
3) Skema warna triadik.
Skema warna ini merupakan kombinasi warna-warna yang terletak
pada titik sudut segitiga sama sisi dalam piring warna. Misalnya,
merah dengan kuning dan hijau dengan ungu dan oranye
4) Skema warna komplementer.
Skema ini menggunakan kombinasi warna-warna yang saling
berseberangan letaknya dalam piring warna. Misalnya, merah dengan
hijau, merah keunguan dengan hijau kekuningan, kuning kehijauan
dengan ungu kemerahan.
5) Skema warna splitkomplementer
Skema ini merupakan kombinasi warna-warna yang terletak pada
semua titik yang membentuk huruf Y pada piring warna. Misalnya,
kuning dengan ungu kemerahan dan ungu kebiruan yang mengapit
ungu, biru dengan oranye kekuningan dan oranye kekuningan yang
mengapit kuning, oranye dengan biru keunguan dan biru kehijauan
yang mengapit hijau.
Di samping skema warna tersebut di atas masih ada dua lagi yang
lain, yaitu skema warna lain, yaitu skema warna splitkomplementer
ganda (double split komplementer), dan skema warna polikromatik.
Tetapi kedua skema warna ini jarang sekali dipakai, karena
menggunakan lebih banyak jenis warna sehingga kesannya terlalu
ramai.
6) Skema Warna Komplementer Ganda.
Skema ini merupakan sepasang warna yang berdampingan dengan
sepasang komplementernya.
Kuning orange
Biru ungu
.
6. PERALATAN MENGHIAS KUE
a. Peralatan
Menghias kue membutuhkan berbagai jenis peralatan yang bisa dibuat
atau didapatkan di pasaran. Mulai dari yang sederhana sampai dengan
komplit, dan mulai dari yang murah sampai yang mahal. Ini semua
tergantung dari pada ketermapilan seseorang dalam menggunakan dan
juga fungsinya. Beberapa peralatan yang dipakai berupa:
1) Spuit/tube, dengan berbagai bentuk dapat memberikan berbagai hiasan
dari bahan kream. Diantaranya, spuit bintang, spuit daun, spuit bunga
mawar, spuit lubang bulat dan spuit pinggiran.
2) Spatula, terbuat dari stainless steel, berfungsi untuk meratakan dan
melicinkan kue dan butter cream, maupun membuat tekstur kue
3) Paku Bunga
Gambar 17. Paku Bunga
Kepala paku yang rata dan bundar terbuat dari stainless steel, yang
berfungsi sebagai meja putar mini untuk membuat bunga dari kream.
Alat ini sangat praktis untuk membuat bunga yang dipindahkan. Bila
sukar Tusukan Kue
Terbuat dari stainlees steel dan berfungsi untuk membantu membuat
motif hiasan di atas permukaan kue.
4) Gunting
Sebagai pemotong untuk kantong dekorasi.
5) Penggaris
Untuk pengukuran dan pembuatan berbagai desain kue.
6) Kuas Kecil
Untuk memoleskan warna pada kantong dekorasi.
7) Kantong Dekorasi
Di pasaran dijual dari bahan plastik dan siap untuk dipakai, tetapi agak
licin sehingga menghalangi tangan untuk bergerak. Ada dua cara yang
sering dilakukan untuk membuat kantong dekorasi.
mendapatkan, gunakanlah sebuah spatula sebagai penggantinya
Cara pertama :
Satu lembar kertas roti dibagi empat sama besar.
Setelah itu yang seperempat bagian dibagi empat lagi, juga sama besar.
Akhirnya satu lembar kertas roti diperoleh hasilnya 16 potong
Ambil satu potong kemudian temukan sisi bagian kanan ke sisi bagian
atas sehingga terdapat lipatan diagonal.
Bagian yang tersisa (yang tidak terlipat) beri seluruh permukaannya
dengan lem, lipatkan ke kanan
Cara kedua :
Potong kertas roti dengan ukuran 42x42 cm, kemudian bagi dua
menurut diagonal
Ambil satu potong, letakkan dengan posisi seperti segitiga terbalik
Beri lem dan lipatkan sisi kanan atas ke pertengahannya
Beri lem sisi kiri bawah dan atas serta pada beberapa tempat, lipatkan
ke bagian kanan.
Lipat ujung atas ke dalam dan diberi lem.
Di bawah ini terdapat beberapa bentuk bunga dari spuit bunga mawar
c. Spuit Daun
Dari spuit daun dapat dibuat berbagai macam bentuk dan ukuran
daunnya. Besar kecilnya bunga dan daun tergantung dari kebutuhan
besarnya kue. Untuk daun yang letaknya rata digunakan krem yang
kekentalannya sedang, sedangkan untuk daun yang dibuat banyak gerigi
digunakan krem yang agak keras. Cara membuatnya :
Daun Biasa
Pegang kantong dengan kemiringan 45 derjat,. tekan kantong
dengan tekanan berat untuk membuat dasar daun, kurangi tekanan
di tengah perjalanan, lalu hentikan tekanan waktu spuit ditarik
meninggalkan permukaan.
Daun Berdiri
Posisi spuit dan teknik sama dengan yang di atas tetapi waktu
mengurangi tekanan kantong diangkat ke atas, terus ditarik sampai
pada suatu titik yang dikehendaki.
Daun Bergerigi
Untuk daun yang bergerigi ini hanya gerakan yang divariasikan
yaitu dengan cara menarik kantong maju mundur sedikit.
Untuk memperoleh berbagai ukuran daun dapat menggunakan spuit
yang lebih kecil atau lebih besar. Akan tetapi dapat juga diperoleh
dengan cara dan lamanya menekan. Contohnya :
Daun kecil dapat dibuat dengan tekanan sedang dalam waktu
pendek
Daun yang lebih besar dan lebih panjang dibuat dengan tekanan
berat dalam waktu yang agak lama.
D. LATIHAN/PRAKTEK
Petunjuk
1. Buatlah tugas ini pada lembaran jawaban tugas/latihan
2. Serahkan pada Instruktur
Soal
1. Buatlah desain motif berbentuk rumah gadang untuk kue hias yang
berfungsi pada acara peresmian sebuah gedung.
2. Buatlah hiasan dari spuit bintang berbentuk awam bararak dan itik
pulang patang.
3. Hiasan dari spuit bintang: adalah bentuk bintang, bunga roset, kerang,
tali, zikzak, garis lengkung.
4.Hiasan dari spuit bunga mawar yaitu: Bentuk bunga mawar, bunga
anyelir, bunga kembang sepatu dan bunga kaca piring.
5.Hiasan dari spuit daun yaitu: Macam-macam bentuk daun, bunga
kalajengking dan bunga dahlia.
E. RANGKUMAN
Desain merupakan bentuk rumusan dari suatu proses pemikiran
yang dituangkan dalam wujud gambar merupakan pengalihan gagasan
kongkrit perancang. Setiap benda buatan mengungkapkan penempatan
desain. Desain mempunyai beberapa prinsip dan beberapa unsur sebagai
pedoman dalam mendesain sesuatu. Penampilan desain yang diwujudkan
pada benda buatan lebih menarik dan semarak bila dilengkapi dengan
pemberian warna pada bentuk-bentuk hiasan seperti pada kue yang
dihias menggunakan bahan krem dengan hiasannya dari berbagai
spuit/tube. Dalam pembuatan hiasan dari kream membutuhkan beberapa
macam peralatan, dan tiap-tiap spuit memberikan hiasan
F. TES FORMATIF
Petunjuk
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat dan ringkas.
Soal
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan unsur desain.
2. Uraikan 3 dimensi warna
3. Jelaskan macam-macam hiasan yang terbuat dari spuit bintang,
spuit bunga mawar dan spuit daun.
Anne Lies Ranti, Santoso Soegeng.1999. Kesehatan dan Gizi. Jakarta: Rineka
Cipta
G.R. Terry dan L.W.Rue. 1993. Dasar -dasar Management. Jakarta: Bumi Aksara
The Liang Gie. 1985. Cara Bekerja Efisien. Yogyakarta: Karya Kencana.
BAHAN AJAR
TATA BOGA
Oleh:
Dra. RUAIDA, M.Pd