Anda di halaman 1dari 25

Effort never betrays us!

God bless

RESUME IPM KARDIOLOGI


Kasus SL: atrial fibrilasi, hipertensi essensial, STEMI, unstable angina, CHF

Kasus Hipertensi Esensial (4A)


Skenario Pasien datang dengan kepala pusing
Anamnesis RPS
- Sakit atau nyeri kepala
- Tengkuk tegang, leher kaku
- Badan lemas
- Penglihatan kabur
- Jantung berdebar-debar
- Rasa sakit di dada
- Gelisah
RPD: pasien sudah lama menderita hipertensi, dan sering mengeluh sakit
kepala, tetapi belum sampai di rawat RS
Faktor resiko
- Obesitas
- Dislipidemia
- DM
- Psikososial dan stress
RPK
- Anggota keluarga dengan riwayat hipertensi dan penyakit kardio
Lifestyle
- Merokok
- Konsumsi alkohol berlebihan
- Riwayat pola makan (konsumsi garam berlebihan)
- Aktifitas fisik kurang
Pemeriksaan Jangan lupa cuci tangan bos!
fisik KU: kompos mentis
Vital Sign
- TD : 200/115 mmHg
- HR : 23x/menit
- RR : 87x/menit
- T : 36,6°C
Status Neurologis (pilih yg relevan)
 Px kesadaran, rangsang selaput otak, saraf otak, sistem motorik, sistem
sensorik reflex dan px mental (fungsi luhur)
Hasil: Tingkat kesadaran normal (GCS 15)
Meningeal sign (-)
Px Fisik Jantung
- Inspeksi: simetris dada kanan kiri, perubahan warna, kongesti vena,
retraksi, iktus kordis
- Palpasi: iktus kordis
Hasil  kuat angkat (normal tdk kuat angkat)
- Jugular Venous Pressure
Hasil  6 cm (normal <3cm)
- Perkusi
Batas jantung kiri  Linea mid clavicularis sinistra SIC 4
Batas jantung kanan  Linea parasternalis dekstra SIC 4
- Auskultasi: sistolik murmur, diastolik murmur, suara tambahan jantung
Pemeriksaan  Urinalisis (proteinuria)
penunjang  Tes gula darah
 Profil lipid
Effort never betrays us! God bless

 Ureum kreatinin
 X ray thoraks
 EKG  normal
Diagnosis Hipertensi esensial
Dd White collar hypertension, Nyeri akibat tekanan intraserebral, Ensefalitis
Tatalaksana
Tekanan darah ≥ 140/90, dewasa > 18th
Usia > 80th, TD ≥ 150/90 atau ≥ 140/90 jika beresiko tinggi (diabetes, penyakit ginjal)

Mulai perubahan gaya hidup


(Turunkan berat badan, kurangi garam diet dan alkohol, stop merokok)

Terapi medikamentosa Terapi medikamentosa


(Pertimbangkan utk tunda pd pasien stage 1 tdk terkomplikasi) (Pd semua pasien)

Stage 1 Stage 2 Kasus


140-159/90-99 ≥ 160/100 khusus
Penyakit ginjal
Usia < 60th Usia ≥ 60th Semua pasien Diabetes
Penyakit
kronis
ACE-i atau ARB CCB atau Thiazide Mulai dg 2 obat Riwayat
stroke
Jika perlu, tambahkan Jika perlu, tambahkan CCB atau Thiazide
+
CCB atau Thiazide ACE-i atau ARB ACE-i atau ARB

Jika perlu Jika perlu


CCB+Thiazide+ACE-i (atau ARB) CCB+Thiazide+ACE-i (atau ARB)

Jika perlu, tambah obat lain mis. Spirinolactone, agen kerja sentral; β-bloker
Jika perlu, rujuk ke spesialis hipertensi

Kesimpulan  Hipertensi derajat 3


Hipertensi stage 3 menggunakan CCB + Thiazid + ACE-i (atau ARB) + β-
bloker
Effort never betrays us! God bless

- CCB
R/ Amlodipin tab 5 mg No XX
S 1 dd tab 1
- Diuretik:
R/ Hidrokioratiazid tab 12,5 mg No XX
S 1 dd tab 1
- ACE inhibitor
R/ Kaptopril tab 12,5 mg No XX
S 1 dd tab 1
- Beta bloker
R/ Atenolol tab 50 mg No XX
S 1 dd tab 1
Edukasi Modifikasi gaya hidup

- Cara minum obat di rumah, perbedaan antara obat-obatan yang harus


diminum untuk jangka panjang dan pemakaian jangka pendek untuk
menghilangkan gejala, cara kerja tiap-tiap obat, dosis yang digunakan
untuk tiap obat dan berapa kali minum sehari.
- Pemberian obat anti hipertensi merupakan pengobatan jangka panjang.
Kontrol pengobatan dilakukan setiap 2 minggu atau 1 bulan untuk
mengoptimalkan hasil pengobatan.
- Pentingnya menjaga kecukupan pasokan obat-obatan dan minum obat
teratur seperti yang disarankan meskipun tak ada gejala.
- Melakukan pengukuran kadar gula darah, tekanan darah dan periksa urin
secara teratur. Pemeriksaan komplikasi hipertensi dilakukan setiap 6
bulan atau minimal 1 tahun sekali.

Kasus ANGINA PEKTORIS (3B)


- suatu sindrom klinisi berupa serangan nyeri dada yang khas seperti
ditekan atau terasa berat di dada yang mnejalar sampai ke lengan kiri
- nyeri timbul saat melakukan aktivitas dan hilang saat istirahat
Skenario Pasien datang dengan nyeri dada
Anamnesis Nyeri dada  ditekan atau terasa berat seperti ditimpa beban yang sangat
berat
1. Letak
Effort never betrays us! God bless

- nyeri dada di daerah sternum atau bawah sternum (substernal) atau dada
sebelah kiri dan kadang menjalar ke lengan kiri
- dapat menjalar ke punggung, rahang, leher atau ke lengan kanan
- nyeri dapat timbul di daerah epigastrum, leher, rahang, gigi, bahu
2. kualitas
- nyeri seperti ditekan benda berat atau diperas dan terasa panas
- kadang pasien mengeluh tidak enak di dada karena pasien tidak dapat
menjelaskan dengan baik
3. hubungan dan aktivitas
- nyeri timbul saat melakukan aktivitas, misal berjalan cepat, tergesa-gesa,
berjalan, mendaki atau naik tangga
- pada kasus berat, aktivitas ringan seperti mandi, menggosok gigi, makan
terlalu kenyang, emosi dapat timbul nyeri
- nyeri hilang saat pasien menghentikan aktivitas
- serangan angina dapat timbul saat istirahat atau tidur malam
4. lamanya serangan
- nyeri biasanya 1-5 menit, kadang erasaan tidak enak masih terasa setelah
nyeri hilang
- bila nyeri lebih dari 20 menit mungkin pasien mendapat serangan infark
miokard akut
- dapat timbul keluhan lain seperti sesak napas, perasaan lelah, nyeri dada
disertai keringat dingin, mual, muntah, sesak dan pucat

FAKTOR RISIKO
a. tidak dapat diubah
- usia >45 thn pada pria dan >55 thn pada wanita (umumnya setelah
menopause)
- jenis kelamin
Resiko laki-laki lebih besar daripada wanita (hormon estrogen endogen
yang bersifat protektif). Wanita dapat setara dengan laki-laki jika setekah
masa menopause
- riwayat keluarga
Jika keluarga sedarah terkena PJK sebelum usia 70 thn
b. dapat diubah
Mayor
Peningkatan lipid serum , hipertensi , merokok , konsumsi alkohol , DM , diet
tinggi lemak jenuh, kolesterol, kalori
Minor
Aktivitas fisik kurang , stress psikologik , tipe kepribadian

KLASIFIKASI ANGINA
1. Stable Angina Pectoris
- nyeri timbul saat sesuai dengan berat ringannya pencetus (selalu timbul
sesudah latihan berat, timbul sesudah latihan sedang  jalan cepat ½ km,
timbul waktu latihan ringan  jalan 100 m, jika gerak badan ringan  jalan
biasa)
2. Unstable Angina Pectoris / angin duduk
- keluhan bertambah progresif, dapat terjadi saat istirahat maupun kerja
3. Angina Prinzmetal
- terjadi tanpa peningkatan beban kerja jantung, sering timbul saat istirahat
atau tidur, terjadi spasme arteri koroner yang menimbulkan iskemi jantung
di bagian hilir, kadang spasme berkaitan dengan arterosklerosis

KLASIFIKASI CANADIAN CARDIOVASULAR SOCIETY


Effort never betrays us! God bless

- kelas I : aktivitas fisik biasa tidak mencetuskan angina, angina muncul jika
ada peningkatan aktivitas fisik (jalan cepat, OR dalam waktu lama)
- kelas II : adanya sedikit pembatasan aktivitas sehari – hari (naik tangga
dengan cepat, jalan setelah mkaan, stres, dingin)
- kelas III : benar – benar ada pembatasan aktivitas fisik (angina timbul saat
jalan 1 blok atau naik tangga 1 tingkat)
- kelas IV : tidak bisa melakukan aktivitas sehari – hari, bahkan saat istirahat
dapat timbul angina
Pemeriksaan PX FISIK
fisik - sewaktu terjadi serangan angina dapat tidak menunjukkan kelainan
- auskultasi terdengar derap atrial atau ventrikel dan murmur di daerah
apeks
- frekuensi denyut jantung dapat menurun, menetap, meningkat waktu
serangan angina
- dapat ditemukan perbesaran jantung
Pemeriksaan PX PENUNJANG
penunjang EKG

- saat istirahat dan bukan serangan angina : NORMAL, dapat menunjukkan


pasien pernah mendapat infark miokard, kadang ada pembesaran ventrikel
kiri (HIPERTENSI dan ANGINA), perubahan segmen ST atau gelombang T
tidak khas
- serangan angina : depresi segmen ST atau gelombang T negatif
- angina tak stabil (ATS) : depresi segmen ST, inversi gelombang T, depresi
segmen ST disertai inversi gelombang T, elevasi segmen ST, hambatan
cabang berkas his, bisa tanpa perubahan segmen ST dan gelombang T.
Perubahan bersifat sementara, dapat terjadi sendiri atau bersamaan,
perubahan timbul saat serangan angina dan dapat normal setelah keluhan
angina hilang dalam 24 jam atau terjadi evolusi gelombang Q (INFARK
MIOKARD AKUT)
Rontgen dada
 Menunjukkan bentuk jantung normal, pada hipertensi terlihat jantung
membesar kadang ada kalsifikasi arkus aorta
Diagnosis Angina pektoris
Dd - gastroesofageal refluks disease (GERD)
- gastritis akut
Tatalaksana Oksigen  2-4L/menit (nasal canul)
Effort never betrays us! God bless

Nitrat + beta bloker / CCB non dihidropiridin 


Untuk pasien hipertensi ↓
R/ isosorbid dinitrat tab 10mg No III
S.1.d.d.tab I (sublingual)
Untuk pasien non hipertensi ↓
R/ nitrogliserid tab 2,5mg No III
S.3.d.d. tab I
Beta bloker 
R/ bisoprolol tab 5mg No I
S.1.d.d. tab I
atau CCB 
R/ verapamil tab 80mg No II
S.2.d.d. tab I
tambah Aspirin 
R/ aspirin tab 80mg No IV
S.1.d.d. tabi IV (dikunyah)
Edukasi - kontrol emosi
- kurangi kerja berat yang membutuhkan banyak oksigen
- berhenti rokok dan alkohol
- jaga BB ideal
- atur pola makan
- OR ringan teratur
- jika ada DM lakukan pengobatan teratur
- kontrol kadar serum lipid dan tekanan darah

ACUTE MIOCARD INFARK


Identitas
Nama Bapak Budi
Usia 45 tahun
Jenis kelamin L
Status pernikahan (sesuai pasien)
Pendidikan terakhir -
Riwayat Penyakit
Sekarang Nyeri dada
 Keluhan utama 8 jam yang lalu
 Sejak kapan/ onset Sebelah kiri, menjalar ke bahu dan tangan kiri
 Lokasi Nyeri hilang timbul ± 15-20 menit
 Durasi/frekuensi Tertindih (Atau rasa terbakar, ditekan, tertusuk, diperas
 Karakteristik dipelintir)

 Skala nyeri (bila VAS :7-8


perlu) Saat beraktivitas
 Yang memperparah Bila istirahat membaik
 Yang mengurangi -
-
 Usaha yang dilakukan
 Obat yg dipakai saat
ini
Keluhan Tambahan (mungkin bisa muncul mual, muntah, sulit bernafas, cemas, lemas)
Riwayat Penyakit Dahulu
 Penyakit relevan Riwayat Hipertensi
Dulu rutin minum obat Hipertensi, sekarang tidak
Effort never betrays us! God bless

 Tindakan bedah/
terapi lain -
Riwayat Penyakit
Keluarga -
 Alergi Ya, sejak SMA
Riwayat Pribadi -
 Alkohol Suka makan jeroan, gorengan, jarang makan sayur
 Rokok Jogging 2x seminggu
 Narkoba -
 Pola makan Kooperatif, terlihat kesakitan
 Olahraga STEMI NSTEMI
Pertanyaan Wajib Pasien  Miocard infark  Miocard infark
Peran Wajib yang seluruhnya  ada sebagian
ditunjukkan gambaran Q  T inverse atau ST
Hasil Pemeriksaan Fisik patologis depresi
 Suhu 36,70C  ST elevasi
 HR 100x/ menit reguler
 RR 18 x/ menit
 TD 150/90 mmHg
 Inspeksi Keadaan umum tampak kesakitan
(thoraks) DBN
 Ictus cordis tampak pada SIC V linea midclavicularis
sinistra
Distensi JVP (-)
 Palpasi
(thoraks) DBN
 Ictus cordis teraba pada SIC V linea midclavicularis
 Perkusi sinistra

(thoraks) DBN
Batas jantung kanan : NORMAL linea sternalis dextra
Batas jantung kiri : NORMAL SIC V-VII midclavicularis sinistra
 Auskultasi Batas jantung-paru : Apakah ada kardiomegali ?

Letak auskultasi
- SIC 2 sinistra  pulmonal
- SIC 2 dextra  aorta
- SIC 4 lineasternum dextra & sinistra  trikuspid
Suara Jantung Normal
Suara jantung tambahan ? (-)
Hasil Pemeriksaan
Penunjang
 EKG

HR
(Skenario) 75x/menit
Effort never betrays us! God bless

Abnormalitas
 Enzim jantung (Skenario) ST elevasi di anterolateral

CKMB meningkat (Normal : 0-3 µg/ L)


Cardio Thoraks Ratio 0,6
Tx OMNACO:
 Farmakologi Oksigen 2-4 L/ menit R/ RL infus IV No.1
Infus set makro No. 1
R/ inj. morfin sulfas 2ml ampul No X Spuit 3 cc No.1
S.i.m.m Abocath No.20 No. 1

R/ spuit 3cc No I
S.i.m.m
R/ Isosorbit Dinitrat tab 10mg No. III
S.1.d.d. tab I SL (jika nyeri bisa diulang 3x) SL  sublingual

R/ Aspirin tab 80mg No. IV


S.1.d.d. tab IV (dikunyah)

R/ Clopidogrel tab 75 mg No. IV


S.dd. tab IV
Dosis awal 300 mg, Selanjutya 75 mg
R/ Clopidogrel tab 75 mg
untuk pemeliharaan
No. V

S.dd. tab 1
RUJUK DR. Sp. Jantung untuk dilakukan PCI
EDUKASI
- Merubah pola hidup sehat : makan sayur dan buah,
mengurangi makanan berlemak, melakukan aktivitas fisik
dan olahraga
- Teratur kontrol ke dokter

GAGAL JANTUNG AKUT DAN KRONIK


Identitas
Nama (sesuai pasien)
Usia Dewasa
Jenis kelamin (sesuai pasien)
Status pernikahan (sesuai pasien)
Pendidikan terakhir -
Riwayat Penyakit
Sekarang Sesak napas
 Keluhan utama
RPS (SOCRATES) -
 S Tadi malam
 O -
 C -
 R Tanyakan keluhan lain seperti:
Effort never betrays us! God bless

 A - Lemas
- Mual
- Muntah
- Batuk  terutama malam hari
- Pembengkakan pada ekstremitas
- Nyeri dada  di-socrates-in lagi yg lengkap yaaah
sesak napas hilang - timbul
 T Yg memperingan : istirahat atau tiduran setengah duduk
 E (bantalnya ditinggiin gitoooooh…..)
Memberat saat : aktivitas, perubahan posisi, atau saat malam hari
(bila perlu  kalau ada nyeri dadanya)

 S
Riwayat Penyakit Dahulu
 Penyakit relevan Tanyakan “pernah seperti ini ga sebelumnya” dan ada tidaknya
penyakit:
 Hipertensi
 Dislipidemia atau kolestrol tinggi
 Diabetes Melitus
 Alergi  Riwayat gangguan atau penyakit jantung sebelumnya
Riwayat Penyakit -
Keluarga
 Alergi -
 Penyakit relevan Tanyakan riwayat :
 Hipertensi
 Dislipidemia atau kolestrol tinggi
 Diabetes Melitus
 Riwayat gangguan atau penyakit jantung sebelumnya, atau
ada yg sakit gini juga tidak.
Riwayat Life style
 Smoke
 Alcohol Ya
 Drug Ya
 Activity -
Bekerja di kantor dari pagi sampai malam,
 Diet Jarang sekali olah raga
Tanyakan frekuensi makan dan komposisi makanan (gorengan
sayur buah, dll)
Hasil Pemeriksaan Fisik
 BB/ TB  IMT Obesitas
 Suhu 36,50C
 HR 110 x/ menit reguler
 RR 22x / menit
 TD 110/70 mmHg
 Head to toe KU / kesadaran  GCS
Edem ekstremitas (+)
Px fisik jantung
 Inspeksi  Dada: simetris, tidak ada jejas / tanda peradangan
(kemerahan, bengkak, pembengkakan),
 Ictus cordis tampak pada SIC V linea midclavicularis
sinistra
 Distensi JVP (+)  palpasi jvpnya
 Distensi vena leher (+)
Effort never betrays us! God bless

 Palpasi  Ketertinggalan gerak waktu bernapas (-)


Ictus cordis teraba pada SIC V
linea midclavicularis sinistra
 Perkusi
Batas jantung  jantung membesar
 Auskultasi
Gallop (+)
Px fisik paru
Inspeksi = px jantung
Palpasi Ketertinggalan gerak (-)
Nyeri (-)
Perkusi Fremitus turun
Redup pada area edema paru
Auskultasi
Ronki (+)
Px abdomen (perkusi
hepar) Hepatomegali
Kriteria Diagnosis Framingham untuk CHF
(min 2 mayor dan minor)
Kriteria Mayor:
1. Sesak napas tiba-tiba pada malam hari
2. Distensi vena-vena leher
3. Peningkatan tekanan vena jugularis
4. Ronki basah basal
5. Kardiomegali
6. Edema paru akut
7. Gallop (S3)
8. Refluks hepatojugular positif
Kriteria Minor:
1. Edema ekstremitas
2. Batuk malam
3. Dyspneu d’effort (sesak ketika beraktifitas)
4. Hepatomegali
5. Efusi pleura
6. Penurunan kapasitas vital paru sepertiga dari normal
7. Takikardi >120 kali per menit

Hasil Pemeriksaan
Penunjang Kardiomegali (+)
1. X Ray thoraks Edema paru (+)
hipertrofi ventrikel kiri, atrial fibrilasi, perubahan gelombang T,
2. EKG dan gambaran abnormal lainnya.

Tx Akut
Oksigen 2-4L (nasal canul)  saturasi 02 >95% selama 10-15mnt

R/ Furosemid IV 20mg No I
Infuse set makro No I
Spuit 3cc No I
Abocath No 20 No I

Kronik
Effort never betrays us! God bless

Oksigen 2-4lt / min

Diuretik
R/ Furosemid tab 40mg No XXX
S.1.d.d.tab I
ACE-I 
R/ captopril tab 25mg No XXX
S.2d.d tab I pc
Beta bloker 
R/ atenolol tab 50mg No XX
S.1.d.d. tab I
Edukasi - Rujuk Sp. JP
- Kontrol faktor resiko (TD, profil lipid)
- Bawa ke dokter kalo merasa gejala memberat
- Minum obat teratur

Kasus Syok ( septik, hipovolemik, kardiogenik, neurogenik) (3B)

Syok merupakan salah satu sindroma kegawatan yang memerlukan


penanganan intensif dan agresif.
Syok adalah suatu sindroma multifaktorial yang menuju hipoperfusi
jaringan lokal atau sistemis dan mengakibatkan hipoksia sel dan disfungsi
multipel organ. Kegagalan perfusi jaringan dan hantaran nutrisi dan oksigen
sistemik yang tidak adekuat tak mampu memenuhi kebutuhan metabolisme
sel.
Karakteristik kondisi ini, yaitu:
1. Ketergantungan suplai oksigen
2. Kekurangan oksigen
3. Asidosis jaringan sehingga terjadi metabolisme anaerob dan berakhir
dengan kegagalan fungsi organ vital dan kematian.
Anamnesis Tanyakan : Nama, Usia dan Pekerjaan
RPS  tanyakan (SOCRATES)
Keluhan: Pasien datang dengan keadaan lemas/ tidak sadarkan diri
Gejala klinis tergantung ETIOLOGI.
*yang paling sering : tromboemboli paru, tamponade jantung, obstruksi
arterio ventrikuler, dan tension pneumothorax.
Etiologi :

1. Syok Hipovolemik :
kegagalan perfusi dan suplai oksigen disebabkan oleh hilangnya
sirkulasi volume intravaskuler sebesar >20-25% sebagai akibat dari
perdarahan akut, dehidrasi, kehilangan cairan pada ruang ketiga atau akibat
sekunder dilatasi arteri dan vena.

2. Syok Kardiogenik :
kegagalan perfusi dan suplai oksigen disebabkan oleh adanya
kerusakan primer fungsi atau kapasitas pompa jantung untuk mencukupi
volume jantung semenit, berkaitan dengan terganggunya preload, afterload,
Effort never betrays us! God bless

kontraktilitas, frekuensi ataupun ritme jantung. Penyebab terbanyak adalah


infark miokard akut, keracunan obat, infeksi/inflamasi, gangguan mekanik.

3. Syok Distributif :
kegagalan perfusi dan suplai oksigen disebabkan oleh menurunnya tonus
vaskuler mengakibatkan vasodilatasi arterial, penumpukan vena dan
redistribusi aliran darah. Penyebab dari kondisi tersebut terutama
komponen vasoaktif pada syok anafilaksis; bakteria dan toksinnya pada
septik syok sebagai mediator dari SIRS; hilangnya tonus vaskuler pada syok
neurogenik.

4. Syok Obstruktif :
kegagalan perfusi dan suplai oksigen berkaitan dengan
terganggunya mekanisme aliran balik darah oleh karena meningkatnya
tekanan intratorakal atau terganggunya aliran keluar arterial jantung
(emboli pulmoner, emboli udara, diseksi aorta, hipertensi pulmoner,
tamponade perikardial, perikarditis konstriktif) ataupun keduanya oleh
karena obstruksi mekanis.

5. Syok Endokrin :
disebabkan oleh hipotiroidisme, hipertiroidisme dengan kolaps
kardiak dan insufisiensi adrenal. Pengobatannya dengan tunjangan
kardiovaskular sambil mengobati penyebabnya. Insufisiensi adrenal
mungkin kontributor terjadinya syok pada pasien sakit gawat. Pasien yang
tidak respon pada pengobatan harus tes untuk insufisiensi adrenal.

RPD (Yang perlu ditanyakan)


 Pernah seperti ini gak sebelumnya?
 Apakah ada alergi ?
 Tanyakan riwayat penyakit yang berkaitan dengan keluhan misal :
diabetes melitus, riwayat angina, gagal jantung kongestif (?)

RPK
 Apakah kelurga pernah mengalami penyakit serupa?

Lifestyle
 Apakah merokok/ alkohol/konsumsi obat tertentu ?
 Bagaimana dengan olahraga?
 Pola makan bagaimana?
 Bagaimana dengan lingkungan sekitar ?

Pemeriksaan Jangan lupa cuci tangan !


fisik - Kesadaran  biasa kesadaran ↓
- KU
- VS : TD/RR/HR/Temperatur
- Untuk TD  Hipotensi dan penyempitan tekanan denyutan
(menandakan hilangnya cairan yang berat dan syok)
- Temperatur  hiperthermia, normothermia atau hipothermia.
(Hipothermia tanda dari hipovelemia berat dan syok septik)
- Detak jantung dan frekuensi napas meningkat
Effort never betrays us! God bless

-Produksi urin ↓ (petunjuk awal hipovolemia dan responbginjal


terhadap syok)
- Syok kardiogenik, sama dengan gejala Syok hipovolemik ditambah
dengan adanya disritmia, bising jantung dan gallop.
- Syok Septik, tidak dapat dilepaskan dari keadaan sepsis berupa
sindroma reaksi inflamasi (SIRS) terdapat 2 gejala atau lebih :
a. Temperatur >380C atau <360C
b. Heart Rate >90x/mnt
c. Frekuensi nafas >20x/mnt atau PaCO2<4,3 kPa
d. Leukosit>12.000 sel/mm atau 10% bentuk imatur
- Efek klinis Syok Anafilaktik mengenai sistem pernafasan dan sistem
sirkulasi : terjadi edem hipofaring dan laring, kontriksi bronkus dan
bronkiolus, disertai hipersekresi mukus, dimana semua keadaan ini
menyebabkan spasme dan obstruksi jalan nafas akut.
- Syok Neurogenik : hipotensi disertai bradikardi, gangguan neurologis
paralisis flasid, refleks extremitas hilang dan priapismus.
- Syok Obstruktif : hampir sama dengan syok kardiogenik dan
hipovolemik. Etiologi yang sering terjadi tromboemboli paru,
tamponade jantung, obstruksi arterioventrikuler, tension
pneumothorax. Gejala ini akan berlanjut sebagai tanda-tanda akut kor
pulmonal dan payah jantung kanan: pulsasi vena jugularis, gallop,
bising pulmonal, aritmia. Karakteristik manifestasi klinis tamponade
jantung: suara jantung menjauh, pulsus altemans, JVP selama
inspirasi. Sedangkan emboli pulmonal: disritmia jantung, gagal
jantung kongesti.
*pemeriksaan sesuai dengan keluhan pasien
Pemeriksaan - Pulse Oxymetri
penunjang - EKG
Diagnosis Syok (tergantung dari penyebabnya)
Dd -
Tatalaksana 1. Pengenalan dan restorasi yang cepat dari perfusi adalah kunci pencegahan
disfungsi organ multipel dan kematian.
2. Pada semua bentuk syok, manajemen jalan nafas dan pernafasan untuk
memastikan oksigenasi pasien baik, kemudian restorasi cepat dengan
infus cairan.
3. Pilihan pertama adalah kristaloid (Ringer laktat/Ringer asetat) disusul
darah pada syok perdarahan.
4. Pengobatan syok sebelumnya didahului dengan penegakan diagnosis
etiologi. Diagnosis awal etiologi syok adalah esensial, kemudian terapi
selanjutnya tergantung etiologinya.
5. Tindakan invasif seperti intubasi endotrakeal dan cricothyroidotomy atau
tracheostomy dapat dilakukan hanya untuk life saving oleh dokter yang
kompeten.

a. Syok Hipovolemik:
1. Infus cepat kristaloid untuk ekspansi volume intravaskuler melalui kanula
vena besar (dapat lebih satu tempat) atau melalui vena sentral.
2. Pada perdarahan maka dapat diberikan 3-4 kali dari jumlah perdarahan.
Setelah pemberian 3 liter disusul dengan transfusi darah. Secara
bersamaan sumber perdarahan harus dikontrol.
3. Resusitasi tidak komplit sampai serum laktat kembali normal. Pasien syok
hipovolemik berat dengan resusitasi cairan akan terjadi penumpukan
cairan di rongga ketiga.
Effort never betrays us! God bless

4. Vasokonstriksi jarang diperlukan pada syok hipovolemik murni.

b. Syok Obstruktif:
1. Penyebab syok obstruktif harus diidentifikasi dan segera dihilangkan.
2.Pericardiocentesis atau pericardiotomi untuk tamponade jantung.
3. Dekompressi jarum atau pipa thoracostomy atau keduanya pada tension
pneumothorax.
4. Dukungan ventilasi dan jantung, mungkin trombolisis, dan mungkin
prosedur radiologi intervensional untuk emboli paru.
5. Abdominal compartment syndrome diatasi dengan laparotomi dekompresif.

c. Syok Kardiogenik:
1. Optimalkan pra-beban dengan infus cairan.
2. Optimalkan kontraktilitas jantung dengan inotropik sesuai keperluan,
seimbangkan kebutuhan oksigen jantung. Selain itu, dapat dipakai
dobutamin atau obat vasoaktif lain.
3. Sesuaikan pasca-beban untuk memaksimalkan CO. Dapat dipakai
vasokonstriktor bila pasien hipotensi dengan SVR rendah. Pasien syok
kardiogenik mungkin membutuhkan vasodilatasi untuk menurunkan SVR,
tahanan pada aliran darah dari jantung yang lemah. Obat yang dapat
dipakai adalah nitroprusside dan nitroglycerin.
4. Diberikan diuretik bila jantung dekompensasi.
5. PAC dianjurkan dipasang untuk penunjuk terapi.
6. Penyakit jantung yang mendasari harus diidentifikasi dan diobati.

d. Syok Distributif:
1. Pada SIRS dan sepsis, bila terjadi syok ini karena toksin atau mediator
penyebab vasodilatasi. Pengobatan berupa resusitasi cairan segera dan
setelah kondisi cairan terkoreksi, dapat diberikan vasopresor untuk
mencapai MAP optimal. Sering terjadi vasopresor dimulai sebelum pra-
beban adekuat tercapai. Perfusi jaringan dan oksigenasi sel tidak akan
optimal kecuali bila ada perbaikan pra-beban.
2. Obat yang dapat dipakai adalah dopamin, norepinefrin dan vasopresin.
3. Dianjurkan pemasangan PAC.
4. Pengobatan kausal dari sepsis.

e. Syok Neurogenik:
1. Setelah mengamankan jalan nafas dan resusitasi cairan, guna
meningkatkan tonus vaskuler dan mencegah bradikardi diberikan
epinefrin.
2. Epinefrin berguna meningkatkan tonus vaskuler tetapi akan memperberat
bradikardi, sehingga dapat ditambahkan dopamin dan efedrin. Agen
antimuskarinik atropin dan glikopirolat juga dapat untuk mengatasi
bradikardi.
3. Terapi definitif adalah stabilisasi Medulla spinalis yang terkena.

Rencana Tindak Lanjut


Mencari penyebab syok dan mencatatnya di rekam medis serta
memberitahukan kepada pasien dan keluarga untuk tindakan lebih lanjut
yang diperlukan
Effort never betrays us! God bless

Edukasi Keluarga perlu diberitahukan mengenai kemungkinan terburuk yang dapat


terjadi pada pasien dan pencegahan terjadinya kondisi serupa.
Rujuk dokter spesialis penyakit dalam

Kasus Takikardi (3B) kondisi dimana denyut jantung istirahat seseorang secara
abnormal lebih dari 100x/menit. Supraventikular takikardi (SVT)
adalah takikardi yang berasal dari sumber di atas ventrikel (atrium atau AV
junction), dengan ciri gelombang QRS sempit (< 0,12ms) dan frekuensi lebih
dari 150x/menit.
Ventrikular Takikardi (VT) adalah takikardi yang berasal dari ventrikel,
dengan ciri gelombang QRS lebar (> 0,12ms) dan frekuensi biasanya lebih
dari 150x/menit.
Anamnesis Gejala
1. Palpitasi
2. Sesak napas
3. Mudah lelah
4. Nyeri atau rasa tidak nyaman di dada
5. Denyut jantung istirahat lebih dari 100 kali per menit
6. Penurunan tekanan darah dapat terjadi pada kondisi yang tidak stabil
7. Pusing
8. Sinkop
9. Berkeringat
10. Penurunan kesadaran bila terjadi gangguan hemodinamik

Faktor Risiko
1. Penyakit Jantung Koroner
2. Kelainan Jantung
3. Stress dan gangguan kecemasan
4. Gangguan elektrolit
5. Hipertiroid

Pemeriksaan Pemeriksaan Fisik Patognomonis


fisik 1. Denyut jantung melebihi 100 kali per menit dan bisa menjadi sangat cepat
dengan frekuensi > 150 kali per menit pada keadaan SVT dan VT
2. Takipnea
3. Hipotensi
4. Sering disertai gelisah hingga penurunan kesadaran pada kondisi yang
tidak stabil
Pemeriksaan Pemeriksaan Penunjang
penunjang EKG
1. SVT: kompleks QRS sempit (< 0,12ms) dengan frekuensi > 150 kali per
menit. Gelombang P bisa ada atau terkubur dalam kompleks QRS.
2. VT: terdapat kompleks QRS lebar (> 0,12ms), tiga kali atau lebih secara
berurutan. Frekuensi nadi biasanya > 150 kali per menit.

SVT VT
Effort never betrays us! God bless

Diagnosis VT atau SVT


Dd - Aritmia supraventrikular
- Atrial takikardi
Atrial flutter
Tatalaksana Takikardia Tidak Stabil
Keadaan ini merupakan keadaan yang mengancam jiwa terutama bila
disertai hemodinamik yang tidak stabil. Bila hemodinamik tidak stabil
(tekanan darah sistolik < 90 mmHg) dengan nadi melemah, apalagi
disertai penurunan kesadaran bahkan pasien menjadi tidak responsif
harus dilakukan kardioversi baik dengan obat maupun elektrik. Kondisi
ini harus segera dirujuk dengan terpasang infus dan resusitasi jantung
paru bila tidak responsif. Oksigen diberikan dengan sungkup O2 10-15
liter per menit.
Pada kondisi stabil, SVT dapat diatasi dengan dilakukan vagal manuver
(memijat arteri karotis atau bola mata selama 10-15 menit). Bila tidak
respon, dilanjutkan dengan pemberian adenosin 6 mg bolus cepat. Bila tidak
respon boleh diulang dengan 12 mg sebanyak dua kali. Bila tidak respon atau
adenosin tidak tersedia, segera rujuk ke layanan sekunder. Pada VT, segera
rujuk dengan terpasang infus dan oksigen O2 nasal 4 liter per menit.
Takikardia Stabil
Tatalaksana tergantung penyebab, bila sinus takikardia, istirahatkan pasien,
dan berikan oksigen, evaluasi penyebab (kardiak atau ekstrakardiak seperti
nyeri, masalah paru, cemas) bila tidak ada perubahan maka dapat dirujuk.
Edukasi Edukasi kepada keluarga bahwa keadaan ini dapat mengancam jiwa dan
perlu dilakukan rujukan karena membutuhkan penanganan yang cepat dan
tepat.
Kriteria Rujukan
Segera rujuk setelah pertolongan pertama dengan pemasangan infus dan
oksigen.

Prognosis
Prognosis dalam kondisi ini umumnya dubia, tergantung dari
penatalaksanaan selanjutnya.

Kasus Hipertensi Sekunder (3A)


Skenario Pasien datang dengan kepala pusing
Anamnesis -Hampir sama dengan hipertensi esensial-

Tidak ada tanda dan gejala spesifik


- Disebabkan oleh suatu kondisi medis yg mempengaruhi ginjal, arteri,
jantung, atau sistem endokrin
- Dapat terjadi pd masa kehamilan
- Hipertensi yg tdk berespon dg obat antihipertensi
- Obat antihipertensi yg sebelumnya diminum skg tdk mempan
- Sudden onset hipertensi sebelum umur 30 atau setelah umur 55
- Tidak ada riwayat keluarga hipertensi
- Bisa tidak obesitas
Pemeriksaan *hipertensi sekunder perlu 3-6x pengukuran yg didapati hipertensi pd
fisik penemuan yg berbeda*
Effort never betrays us! God bless

Jangan lupa cuci tangan bos!


KU: kompos mentis

Vital Sign
- TD : hipertensi
- HR : dbn atau meningkat
- RR : dbn
- T : dbn
Status Neurologis (pilih yg relevan)
 Px kesadaran, rangsang selaput otak, saraf otak, sistem motorik, sistem
sensorik reflex dan px mental (fungsi luhur)
Hasil: Tingkat kesadaran normal (GCS 15)
Meningeal sign (-)
Px Fisik Jantung
- Inspeksi: simetris dada kanan kiri, perubahan warna, kongesti vena,
retraksi, iktus kordis
- Palpasi: iktus kordis
Hasil  kuat angkat (normal tdk kuat angkat)
- Jugular Venous Pressure
Hasil  6 cm (normal <3cm)
- Perkusi
Batas jantung kiri  Linea mid clavicularis sinistra SIC 4
Batas jantung kanan  Linea parasternalis dekstra SIC 4
- Auskultasi: sistolik murmur, diastolik murmur, suara tambahan jantung
Pemeriksaan  Urinalisis (proteinuria)
penunjang  Tes gula darah
 Profil lipid
 Ureum kreatinin
 X ray thoraks
 EKG
 Funduskopi
Diagnosis Hipertensi sekunder
Dd Anxiety disorder, Sleep apneu, Gagal jantung, Hipertiorid
Tatalaksana  Terapi dulu underlying disease
 Perubahan gaya hidup

-Terapi obat sama dengan hipertensi esensial-


Edukasi - Edukasi bahwa underlying disease harus disembuhkan terlebih dahulu.
- Cara minum obat di rumah, perbedaan antara obat-obatan yang harus
diminum untuk jangka panjang dan pemakaian jangka pendek untuk
menghilangkan gejala, cara kerja tiap-tiap obat, dosis yang digunakan
untuk tiap obat dan berapa kali minum sehari.
- Pemberian obat anti hipertensi merupakan pengobatan jangka panjang.
Kontrol pengobatan dilakukan setiap 2 minggu atau 1 bulan untuk
mengoptimalkan hasil pengobatan.
- Pentingnya menjaga kecukupan pasokan obat-obatan dan minum obat
teratur seperti yang disarankan meskipun tak ada gejala.
- Melakukan pengukuran kadar gula darah, tekanan darah dan periksa urin
secara teratur. Pemeriksaan komplikasi hipertensi dilakukan setiap 6
bulan atau minimal 1 tahun sekali.
Effort never betrays us! God bless

Kasus Kor pulmonal kronik – 3A


Skenario
Anamnesis RPS
Gejala yang muncul: (muncul bertahap tapi jangka waktu lama)
 Awalnya sesak nafas, yang semakin memberat ketika terjadi gagal jantung
kanan
 Hipertensi pulmonal, termasuk adanya dispnu saat beraktivitas
 Fatig, letargi, nyeri dada, sinkope
 Tanda PPOK; asidosis dan hiperkapnia, hipoksia, polisitemia dan
hiperviskositas darah, hipertensi pulmonal, hipertrofi/dilatasi ventrikel
kanan dan gagal jantung kanan (ditegakkan dengan adanya peningkatan
tekanan vena jugularis, hepatomegali, asitesmaupun edema tungkai)
RPD
RPK
Lifestyle
Pemeriksaan Jangan lupa cuci tangan bro!
Fisik Keadaan umum:
Vital sign:
Px head to toe
Px thorax (jantung)
- Inspeksi
Peningkatan diameter dada, sesak nafas dengan retraksi dari dinding dada
distensi vena jugularis dan sianosis
- Palpasi
Hipertrofi Ventrikel Kanan ditandai dengan mengangkat parasternal atau
subxiphoid kiri.
Hepatojugular refluks dan hati yang teraba.
Pada px ekstremitas bawah terdapat edema pitting.
- Perkusi
Hipersonor dari paru-paru
- Auskultasi
Mengi(+) dan crackles(+)
Bruits sistolik di paru-paru karena turbulensi.
Suara jantung kedua dengan aksentuasi dari komponen pulmonal dapat
didengar dalam tahap awal.
Ejeksi sistolik dari arteri pulmonalis dapat didengar dalam keadaan lanjut,
bersama dengan diastolik regurgitasi murmur.
Pemeriksaan Laboratorium
Penunjang - Analisa gas darah  utk lihat Hipoksia/Hiperkapnea/Asidosis respiratorik
- Hematokrit  Polisitemia karena penyakit paru
- Faal paru
EKG
- Hipertrofi ventrikel kanan (HV kanan)
- Abnormalitas atrium kanan
- Gelombang P pulmonal
- Deviasi aksis kekanan
Diagnosis Kor pulmonal kronik
Klinis
DDx - Penyakit kolagen vaskular
- Gagal jantung
Effort never betrays us! God bless

- Penyakit neuromuscular karena hipoventilasi


- Hipertensi primer pulmonal
- Penyakit pulmonary tromboembolic
Tatalaksana Terapi suportif
- Menurunkan pulmonary vascular resistance
- Meningkatkan curah jantung
- Mengurang volum berlebih

Menurunkan pulmonary vascular resistance


 Oksigen jangka panjang (LTOT)
 Bronkodilator
 Vasodilator
 Calcium channel blocker (CCB)
 Prostasiklin
 Nitric Oxide
 Antikoagulan

Meningkatkan curah jantung


 Inotropik jangka pendek
 Digoksin bilater dapat takikardi supraventrikuler

Mengurang volum berlebih


 Diet rendah garam
 Diuretik
 Furosemide
Dosisdewasa: 20-80 mg/ hari/ PO/ IV/ IM (dosis max. 600 mg/ hari)
 Plebotomi bila Ht>60%
Edukasi - pasien menghindari segala jenis polusi udara terutama di daerah tambang
dan industry.
- Berhenti merokok
- Memperbaiki lingkungan tempat tinggal
- Memperbaiki ventilasi ruangan dalam rumah.
- Latihan pernafasan dengan bimbingan ahli fisioterapi
- Mengobati penyakit infeksi saluran nafas secara dini

Kasus Kor pulmonal akut – 3A


Skenario
Anamnesis RPS
 Sesuai dengan penyakit yang melatar belakangi, misalnya COPD akan
menimbulkan gejala nafas pendek, dan batuk.
 Gagal ventrikel kanan akan muncul, distensi vena leher, liver palpable ,efusi
pleura, asites, dan murmur jantung.
 Sakit kepala, confusion, dan somnolen terjadi akibat peningkatan PCO2.
 Gejala berbeda tergantung penyakit penyertanya:
o Kor-pumonal akibat Emboli Paru  sesak tiba-tiba pada saat istirahat,
kadang-kadang didapatkan batuk-batuk, dan hemoptisis.
o Kor-pulmonal dengan PPOM sesak napas disertai batuk yang produktif
(banyak sputum).
o Cor pulmonal dengan Hipertensi Pulmonal
o Pulmonary heart disease dengan kelainan jantung kanan  bengkak pada
perut dan kaki serta cepat lelah.
Effort never betrays us! God bless

Tanda- tanda pulmonary heart disease misalnya sianosis, clubbing, vena


leherdistensi, ventrikel kanan menonjol atau gallop ( atau keduanya),
pulsasi sternum bawah atau epigastrium prominen, hati membesar dan
nyeri tekan, dan edema dependen.
Gejala- gejala tambahan ialah: Sianosis, Kurang tanggap/ bingung, Mata
menonjol
RPD
RPK
Lifestyle
Pemeriksaan Jangan lupa cuci tangan bro!
Fisik Keadaan umum:
Vital sign
Px head to toe
a. JVP meningkat dikaitkan dengan adanya respon gagal jantung kanan dan
hipertropi ventrikel kanan sendiri, ketika terjadi hipertropi ventrikel kanan
dan akhirnya gagal jantung kanan, maka vena jugularis juga ikut menunjang
kompensasi sehingga tekanan atau venous jugularis pulse mengalami
peningkatan.
b. Hepatomegali dikatkan dengan adanya desakan dari arah ventrikel kanan
jantung yang mendesak ruang diafragma dan hepar sehingga ketika
dilakukan pemeriksaan, yaitu palpasi dan perkusi hepar ditemukan adanya
hepatomegali.
c. Asites dan edema tungkai dikaitkan dengan salah satu tanda penyakit
gagal jantung kanan sebagai respon komplikasi penyakit korpulmonalini,
yaitu oedema pada daerah ekstremitas bawah (tungkai) danberisi cairan
(asites).
Px jantung, didapatkan :
 Peningkatan bunyi komponen pulmoner merupakan tanda hipertensi
pulmoner.
 Tekanan arteri pulmoner sangat tinggi akan terjadi regurgitasi di katup
tricuspid ditandai dengan bunyi murmur sistolik.
Pemeriksaan  Px radiologi
Penunjang o Perluasan hilus dapat dinilai dari perbandingan jarak antara
permulaan percabangan pertama arteripulmonalis utama kanan dan
kiri dibagi dengan diameter transversal torak. Perbandingan> 0,36
menunjukkan hipertensi pulmonal.Batang pulmonal dan hilus
membesar
 Ekokardiografi
o Memungkinkan pengukuran ketebalan dinding ventrikel kanan,
meskipun perubahan volume tidak dapat diukur, teknik ini dapat
memperlihatkan pembesaran kavitas ventrikel kanan dalam yang
menggambarkan adanya pembesaran ventrikel kiri. Septum
interventrikel dapat bergeser ke kiri.
 Magnetic resonance imaging (MRI)
o Berguna untuk mengukur massa ventrikel kanan, ketebalan dinding,
volume kavitas, dan fraksiejeksi.
 Biopsi paru
o Dapat berguna untuk menunjukkan vaskulitis pada beberapa tipe
penyakit vaskuler paru seperti penyakit vaskuler kolagen, arthritis
rheumatoid, dan Wegener granulomatosis.
Effort never betrays us! God bless

Diagnosis Kor pulmonal akut


Klinis
DDx - Penyakit kolagen vaskular
- Gagal jantung
- Penyakit neuromuscular karena hipoventilasi
- Hipertensi primer pulmonal
- Penyakit pulmonary tromboembolic
Tatalaksana  Pada klien dengan penyakit asal COPD  diberikan 02 untuk memperbaiki
pertukaran gas dan menurunkan tekanan arteri pulmonal dan tahanan
vascular pulmonal.
 Bronkhial higine, diberikan obat golongan bronkodilator (Epoprostenol,
treprostinil, daniloprost)
 Jika terdapat gejala gagal jantung,maka harus memperbaiki kondisi
hipoksemia dan hiperkapnea.
 Bedrest, diet rendah sodium, dan pemberian diuretik.
 Digitalis, bertujuan untuk meningkatkan kontraktilitas dan menurunkan
denyut jantung, selain itu juga mempunyai efek digitalis ringan
Edukasi  berhenti merokok
 menghindarkan diri dari polusi udara, terutama di daerah tambang dan
industri.
 memperbaiki lingkungan tempat tinggal,
 bagi penderita tidak mampu sedapat mungkin menghindari dan mengobati
penyakit infeksi saluran nafas secara dini.

Kasus Fibrilasi Atrial (FA) (3A)


Skenario Pasien 65 th datang dengan keluhan jantung berdebar-bedar dan sesak napas
Anamnesis RPS : berdebar-debar, palpitasi, pusing, kelemahan, kelelahan, sesak napas atau
rasa tidak nyaman di dada, terhuyung-huyung ingin pingsan, sinkop/presinkop.
RPD : DM dan PPOK
RPK : mama kena DM.
Lifestyle : -
Pemeriksaan Cuci tangan
fisik Vital sign (Nadi cepat dan iregular 110-140x/mnt)
KU : tampak lemas, lesu, lemah.
Head to toe : sianosis, jari tabuh/edema, peningkatan JVP
PF Paru (karena dia PPOK)
Baca materi ppok 
Auskultasi : wheezing atau ronki  kemungkinan terdapat gagal jantung
kongestif
PF Jantung :
Auskultasi : Irama gallop S3  GJK, bising  penyakit katup jantung
PF Abdomen :
Hepatomegali  kemungkinan gagal jantung kanan
Edema perifer  kemungkinan gagal jantung kongestif (GJK)
Pemeriksaan EKG :
penunjang Gelombang P : tidak ada P yang sesungguhnya (P semu)
Interval PR : tidak ada
Durasi QRS : Normal (0,06 – 0,10 detik)
Irama : iregular
Laju : Atrial  350x/mnt atau lebih cepat ; Ventrikular  cepat atau lambat
Effort never betrays us! God bless

Pemeriksaan pelengkap :
Misalnya foto thoraks (karena dia PPOK), lab (darah lengkap, enzim biomarker
jantung), ekokardiografi

Diagnosis AF (Atrial Fibrilasi) ATAU FA (sama aja bro!!)


Diagnosis Atrial flutter, takikardi atrium
Banding
Terapi Antiaritmia 
R/ Amiodaron tab 600 mg No VII
s.1.d.d tab I
Edukasi - selanjutnya pasien diharapkan untuk kontrol untuk rencana terapi
selanjutnya.
- Jika sebelum 2 minggu atau sebelum obat habis pasien mengalami keluhan
mata menjadi rabun, mual muntah dll, harap kembali ke dokter 
- Hindari faktor pencetus.
- Rujuk SpPD/SpJP

Kasus Fibrilasi Ventrikel (FV) (3B)


Skenario Pasien 65 th datang dengan keluhan tidak sadarkan diri 
Anamnesis RPS : pingsan, tidak memberikan respon, denyut jantung menghilang. Diawali
dengan megap-megap lalu kemudian tak bernapas 
RPD :
RPK : mama sakit jantung, papap stroke.
Lifestyle : -
DD Ventrikel Takikardi (VT), Supraventrikel Takikardi (SVT)
Pemeriksaan EKG
Penunjang Gelombang P : tidak ada
Interval PR : tidak ada
Durasi QRS : tidak ada
Irama : kacau
Laju : tidak dapat ditentukan
Effort never betrays us! God bless

Tatalaksana

Baca yaa, ini tatalaksana cardiac arrest 2010 

Kasus Ekstrasistol supraventrikular, ventricular


Skenario
Anamnesis - biasanya ASIMPTOMATIK
- beberapa pasien mengeluh JANTUNG BERHENTI setelah PVC (premature
ventricular contraction), kemudian diikuti dengan detak yang lebih kuat
-palpitasi
Pasien ditangani apabila:
- menunjukkan gejala iskemik  NYERI DADA/ angina
- tanda perburukan hemodinamik seperti a. LIGHTHEADEDNESS ( perasaan
melayang seperti mau pingsan ≠vertigo, karena tidak ada perasaan berputar atau
lingkungan berputar)
b. syncope/ pingsan
Effort never betrays us! God bless

Pemeriksaan Pemeriksaan fisik jantung


Fisik
Pemeriksaan EKG
Penunjang - irama atrium teratur
- irama ventrikel tidak teratur
- QRS premature, biasanya diikuti rehat kompensasi komplet
- QRS melebar dan terdistorsi (>0.14)
QRS timbul sendiri atau berpasangan atau berderet 3 buah

Diagnosis Ekstrasistol supraventrikular, ventrikular


Klinis
DDx - myocardial infark
- ventricular takikaridia
Tatalaksana - lidokain IV
- jika karena hipokalemi  kalium klorida IV
- jika karena hipomagnesium  magnesium sulvat IV
- RUJUK
Edukasi  berhenti merokok

Cardiorespiratory Arrest
Identitas
Nama (sesuai pasien)
Usia Dewasa
Jenis kelamin (sesuai pasien)
Status pernikahan (sesuai pasien)
Pendidikan terakhir -
Keluhan utama Pasien datang ke UGD dalam keadaan tidak sadar

Allo anamnesis singkat yaaaah, keburu bablas pasiennya


Onset 15 menit yang lalu
Kronologi singkat Tanyakan sebelumnya ada kejadian apa(kecelakaan/trauma,
tenggelam, keracunan gas, overdosis dll) dan riwayat sakit
(penyakit jantung,paru, tekanan darah, dll)
Tatalaksana awal C : nadi (-)
A : (-)
B : (-)
RJP  berhasil  pasang oksigen dan IV line
Effort never betrays us! God bless

Allo anamnesis RPS Tanyakan sebelumnya pasien pernah mengeluhkan sakit (nyeri
dada, sesak, berdebar dan lemah)  di – SOCRATES - in
Riwayat Penyakit Dahulu Hal yang perlu ditanyakan pada
 Penyakit relevan Tanyakan “pernah seperti ini ga sebelumnya” keluarga untuk mencari penyebab
Ada tidaknya penyakit: terjadinya CRA:
1. 5 H (hipovolemia, hipoksia,
 Hipertensi
hidrogen ion atau asidosis, hiper
 Dislipidemia atau kolestrol tinggi atau hipokalemia dan hipotermia)
 Diabetes Melitus 2. 5 T (tension pneumothorax,
 Alergi  Riwayat penyakit jantung sebelumnya tamponade, tablet atau overdosis
Riwayat Penyakit - obat, trombosis koroner, dan
Keluarga thrombosis pulmoner), tersedak,
 Alergi - tenggelam, gagal jantung akut,
emboli paru, atau keracunan
 Penyakit relevan Tanyakan riwayat :
karbon monoksida.
 Hipertensi
 Dislipidemia atau kolestrol tinggi
 Diabetes Melitus
 Riwayat gangguan atau penyakit jantung sebelumnya, atau
ada yg sakit gini juga tidak.
Riwayat Life style
 Smoke Ya
 Alcohol -
 Drug -
 Activity Bekerja di kantor,
Jarang sekali olah raga
 Diet Tanyakan frekuensi makan dan komposisi makanan (gorengan
sayur buah, dll)
Hasil Pemeriksaan Fisik
Sesuai penyebab

Hasil Pemeriksaan
Penunjang VF (Ventricular Fibrillation). Selain itu dapat pula terjadi asistol,
EKG yang survival rate-nya lebih rendah daripada VF.

Terapi Sesuai penyebab

Anda mungkin juga menyukai