Disusun Oleh:
FERRY AGRIANTO
I 0606020
PENGESAHAN
Disusun Oleh:
FERRY AGRIANTO
I 0606020
Menyetujui,
Surakarta, 23 Juli 2010
Pembimbing I Pembimbing II
Mengesahkan,
Pembantu Dekan I
ii
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
Ferry Agrianto2
NIM. I0606020
Abstrak
1
Judul yang diangkat sebagai lingkup kajian dalam penelitian.
2
Penulis dan penyusun tugas akhir sebagai bentuk hasil penelitian yang dilakukan.
iii
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
Ferry Agrianto
NIM. I0606020
Abstract
On the other side, there are a lot of development processes done that do
not obey spatial planning. As a consequence, they usually do not conform to the
available resources, such as natural resources and environment. Finally, the
development that is firstly expected to push regional economic development in the
long term can not be run successfully.
The result of this study shows that the performance level of spatial
planning as a reference in land use of cross-sectors and cross-areas development
activities in Surakarta is fair. There are some correlation and synchronization
between the spatial planning and development planning in making land use in
Surakarta, and the score of the integration between them is 41,67%.
iv
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
MUQADDIMAH
“ Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu
termasuk orang-orang yang ragu. Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya
(sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu
(dalam berbuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan
mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah
Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
(Q.S Al Baqarah : 147-148)
v
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
KATA PENGANTAR
vi
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
Ferry Agrianto
vii
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
DAFTAR ISI
Halaman Judul i
Halaman Pengesahan ii
Abstrak iii
Muqaddimah v
Kata Pengantar vi
Daftar Isi viii
Daftar Tabel xii
Daftar Gambar xiv
Daftar Lampiran xv
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Rumusan Masalah 5
1.3 Tujuan dan Sasaran 5
1.3.1 Tujuan 5
1.3.2 Sasaran 5
1.4 Metode Penelitian 6
1.4.1 Pendekatan 6
1.4.2 Lingkup Penelitian 9
1.4.2.1 Lingkup Wilayah 9
1.4.2.2 Lingkup Studi 9
1.4.3 Kerangka Penelitian 10
1.4.4 Sumber Data 12
1.4.5 Teknik Pengumpulan Data 13
1.4.5.1 Interview (Wawancara) 13
1.4.5.2 Studi Dokumentasi 14
1.4.5.3 Trianggulasi Data (Peer Debriefing) 15
1.4.6 Teknik Analisis Data 15
1.4.7 Instrumen Penelitian 22
1.5 Sistematika Pembahasan 25
viii
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
ix
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
x
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan 140
5.2 Rekomendasi 141
xi
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
DAFTAR TABEL
xii
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
xiii
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
DAFTAR GAMBAR
xiv
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
DAFTAR LAMPIRAN
xv
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
sumber daya alam serta lingkungan hidup dengan tetap menjaga fungsi, daya
dukung, dan kenyamanan dalam kehidupan masa kini tanpa mengurangi
peluang perkembangan di masa depan.
Rencana tata ruang merupakan wujud penataan ruang yang berisi tentang
perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang serta pengendalian pemanfaatan
ruang semestinya digunakan sebagai acuan kebijakan spasial bagi pembangunan
di setiap sektor, lintas sektor, maupun wilayah agar pemanfaatan ruang dapat
dilaksanakan secara sinergis, serasi dan berkelanjutan.
Dalam wilayah perkotaan, kebijakan penataan ruang wilayah kota
merupakan arahan pengembangan wilayah yang ditetapkan oleh pemerintah
daerah kota guna mencapai tujuan penataan ruang wilayah kota dalam kurun
waktu dua puluh (20) tahun. Arahan pemanfaatan ruang wilayah kota berupa
arahan pengembangan wilayah untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang
wilayah kota sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota melalui
penyusunan dan pelaksanaan program penataan/pengembangan kota beserta
pembiayaannya, dalam suatu indikasi program utama jangka menengah lima
tahunan kota yang berisi rencana program utama, sumber pendanaan, instansi
pelaksana, dan waktu pelaksanaan.
Indikasi program yang tercantum dalam RTRW Kota ini sebagai
perwujudan pengalokasian peruntukan ruang serta rencana pembangunan yang
memuat arahan-arahan kegiatan pembangunan dalam pengalokasian peruntukan
tersebut. Keselarasan dan sinkronisasi antara dua jenis perencanaan dapat
terwujud melalui perpaduan antara indikasi program yang termuat dalam RTRW
Kota dengan arahan-arahan kegiatan pembangunan yang tercantum dalam rencana
pembangunan daerah sehingga tercapainya penggunaan sumber daya yang
seimbang, efektif, efisien serta berkesinambungan.
Beberapa permasalahan perkotaan yang masih menjadi tantangan dalam
perencanaan, misalnya rendahnya pemanfaatan rencana tata ruang sebagai acuan
koordinasi pembangunan lintas sektor dan wilayah, kesenjangan pembangunan
antardaerah, belum meratanya dukungan infrastruktur, masih banyaknya
3
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
5
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
1&2
Termuat Dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 17/PRT/M/2009 tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota.
7
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
8
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
Gambar 1.1
Skema Alur Pola Pikir Induktif Tiap Variabel dalam Penelitian
LATAR BELAKANG
Penjabaran Judul PERENCANAAN TINJAUAN RENCANA PEMBAHASAN KINERJA KESIMPULAN
Definisi Perencanaan TATA RUANG RENCANA TATA RUANG DAN
Prinsip dan tujuan perencanaan pembangunan
Unsur-unsur WILAYAH WILAYAH (RTRW) DALAM
Prinsip dan tujuan rencana tata ruang REKOMENDASI
Perencanaan DAN RENCANA PEMANFAATAN RUANG DI
Keterkaitan rencana pembangunan dan rencana
Sifat Perencanaan PEMBANGUNAN KOTA KOTA SURAKARTA
tata ruang Menarik
Problematika umum dalam daerah/kota SURAKARTA
Telaah Proses Penyusunan kesimpulan dan
Problematika Kota Solo merumuskan
Proses Penyusunan Rencana Tata Ruang
Rencana Keruangan Wilayah (RTRW) dan rekomendasi
RUMUSAN MASALAH PENATAAN RUANG PEMBANGUNAN dan Rencana Rencana Pembangunan terkait kinerja
Bagaimana tingkat kinerja RTRW sebagai pedoman Tata Ruang Aspek Pembangunan Kota Surakarta RTRW dalam
dan acuan dalam pemanfaatan ruang di Kota Tugas dan Perencanaan Rencana Tata Ruang Telaah Muatan dan pemanfaatan
Surakarta? Wewenang Pelaku Pembangunan Wilayah Kota Arahan RTRW Kota
ruang
Penataan Ruang Proses Surakarta Surakarta
Penyelenggaraan Perencanaan Rencana Telaah Keterpaduan
TUJUAN Penataan Ruang Pembangunan Pembangunan Kota Mekanisme Pra
1. Menganalisis tingkat keterpaduan rencana tata Koordinasi Surakarta Implementasi Rencana
ruang wilayah dengan rencana pembangunan Perencanaan Hasil Interview Pada dalam RTRW dan Rencana
sebagai wujud pemanfaatan ruang di Kota RTRW KOTA
dan Informan Pembangunan di Kota
Surakarta. Kedudukan RTRW
Penganggaran Surakarta
2. Menguraikan proses penyusunan rencana demi Kota dalam Sistem
Penataan Ruang Prinsip Telaah Kelembagaan
meninjau sinkronisasi muatan perencanaan Perencanaan Penyusun Perencanaan
keruangan dengan perencanaan pembangunan. dan Sistem
Perencanaan Pembangunan Keruangan dan
Pembangunan Daerah Perencanaan
SASARAN Nasional Pembangunan
1. Menemukan tingkat kinerja RTRW Kota Surakarta Fungsi RTRW Telaah Indikasi
RENCANA
sebagai acuan koordinasi pembangunan lintas Kota Penganggaran dalam
PEMBANGUNAN
sektor dan wilayah. Perencanaan
Manfaat RTRW DAERAH
2. Menemukan korelasi dan sinkronisasi antara Kota Sintesis Tingkatan Kinerja
Dokumen
RTRW dengan rencana pembangunan sebagai RTRW dalam Pemanfaatan
Arahan Rencana
wujud pemanfaatan ruang di Kota Surakarta. Ruang di Kota Surakarta
Pemanfaatan Pembangunan
3. Menilai keterpaduan RTRW dan rencana Ruang Wilayah Daerah (RPJPD,
pembangunan sebagai wujud pemanfaatan ruang Kota RPJMD, RKPD)
di Kota Surakarta.
4. Menemukan rekomendasi format keterpaduan
rencana tata ruang dan rencana pembangunan
sebagai wujud pemanfaatan ruang.
Tinjauan Pustaka akan Kinerja Rencana
Tata Ruang Wilayah (RTRW) dalam
METODE PENELITIAN
Pemanfaatan Ruang
Pendekatan Penelitian
Lingkup Penelitian
Kerangka Penelitian
Sumber Data TINJAUAN PUSTAKA DATA PEMBAHASAN PENUTUP
Teknik Pengumpulan Data
Teknik Analisis Data
Variabel dan Instrumen Penelitian
11
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
12
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
13
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
merupakan suatu pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui
tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu).
Wawancara juga dapat dimaknai sebagai suatu teknik pengumpulan data
yang dimaksudkan untuk memperoleh informasi yang digali dari sumber data
melalui percakapan atau diskusi tanya jawab. Sifat dari wawancara ini ialah
mendalam karena ingin mengeksplorasi informasi secara holistik dan jelas dari
informan.
Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan wawancara semi
standar (semistandardized interview). Pendekatan ini menggunakan petunjuk
umum wawancara yang merupakan kombinasi wawancara terpimpin dan tak
terpimpin yang menggunakan beberapa inti pokok pertanyaan yang akan diajukan,
yaitu penulis membuat garis besar pokok-pokok pembicaraan, mengajukan
pertanyaan secara bebas, pokok-pokok pertanyaan yang dirumuskan tidak perlu
dipertanyakan secara berurutan dan pemilihan kata-katanya juga tidak baku tetapi
dimodifikasi pada saat wawancara berdasarkan situasinya.
1.4.5.2 Studi Dokumentasi
Teknik pengumpulan data yang juga berperan besar dalam penelitian
kualitatif naturalistik adalah dokumentasi. Dokumentasi, dari asal katanya
dokumen yang berasal dari bahasa Latin yaitu docere, yang berarti mengajar.
Dalam bahasa Inggris disebut document yaitu "something written or printed, to be
used as a record or evidence", (A.S Hornby dalam kutipan Satori, 2009: 146) atau
sesuatu tertulis atau dicetak untuk digunakan sebagai suatu catatan atau bukti.
Dokumen merupakan sumber informasi yang bukan manusia (non human
resources). Nasution dalam kutipan Satori, (2009: 146), menyebutkan bahwa: "...
ada pula sumber non manusia, (non human resources), diantaranya dokumen,
foto, dan bahan statistik." Secara harfiah dokumen dapat diartikan sebagai cacatan
kejadian yang sudah lampau. Tentang hal ini McMillan dan Schumacher dalam
kutipan Satori (2009: 147) menjelaskan bahwa:
“Document are record of past events that are written or printed; they
may be anecdotal notes, letters, diaries, and documents. Official
documents include internal papers, communications to various
14
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
15
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
3. Penyajian Data
Penyajian data atau display data merupakan penyusunan sekumpulan
informasi yang diperoleh dari penelitian yang memberikan kemungkinan
adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan data. Sajian data dilakukan
dengan mengorganisasikan informasi secara logis dan sistematis serta
mendeskripsikan kedalam bentuk narasi sehingga mudah dibaca dan dipahami
untuk selanjutnya memungkinkan penulis membuat analisis data dan
melakukan penarikan kesimpulan.
4. Menarik Kesimpulan atau Verifikasi
Data yang diperoleh penulis di lapangan mulai dilakukan penarikan
kesimpulan sementara sejak penelitian dimulai, untuk itu perlu dicari pola,
tema, hubungan, persamaan, hal-hal yang sering timbul dan sebagainya.
Kesimpulan yang diperoleh mula-mula diragukan, akan tetapi dengan
bertambahnya data baik dari wawancara, pengamatan, dan dokumen
16
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
kesimpulan akan menjadi lebih kuat. Kesimpulan dibuat lebih mantap dan
dapat dipertanggungjawabkan, maka perlu dilakukan verifikasi terlebih dahulu.
Verifikasi merupakan kegiatan yang dilakukan kembali dengan tujuan
pemantapan kesimpulan dengan cara penelusuran kembali data dengan cepat
sehingga penelitian dapat mengubah kesimpulan sementara yang telah dibuat
menjadi kesimpulan akhir yang lebih credible. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat dalam bagan berikut:
Pengumpulan
Data
Penarikan Kesimpulan/
Verifikasi
Gambar 1.3
Model Analisis Interaktif Data
(Sumber: Sutopo, 2002)
17
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
Tabel 1.1
Ilustrasi Matriks Komparatif Rencana Keruangan dan Rencana Pembangunan
18
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
2.6 Sistem
penyediaan air
minum kota
2.7 Sistem
penyediaan air
limbah kota
2.8 Sistem
persampahan
kota
2.9 Sistem drainase
kota
2.10 Penyediaan
sarana dan
prasarana
pedestrian
2.11 Jalur evakuasi
bencana
2.12 Penyediaan dan
pemanfaatan
sarana dan
prasarana
lainnya
B Perwujudan Pola Ruang
1 Perwujudan kawasan lindung
1.1 Hutan lindung
1.2 Kawasan
resapan air
1.3 Kawasan
perlindungan
setempat
1.4 Ruang terbuka
hijau (RTH)
kota
1.5 Kawasan suaka
alam dan cagar
19
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
budaya
1.6 Kawasan rawan
bencana alam
1.7 Kawasan
lindung lainnya
2 Perwujudan kawasan budidaya
2.1 Kawasan
perumahan
2.2 Kawasan
perdagangan
dan jasa
2.3 Kawasan
perkantoran
2.4 Kawasan
industri
2.5 Kawasan
pariwisata
2.6 Kawasan non
ruang terbuka
hijau
2.7 Kawasan ruang
evakuasi
bencana
2.8 Kawasan
peruntukan
ruang bagi
sektor informal
2.9 Kawasan
peruntukan
lainnya
C Perwujudan Kawasan Strategis Kota
1 Kawasan berhimpitan dengan kawasan strategis nasional dan kawasan
strategis provinsi
1.1 ...
2 Kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi
20
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
2.1 ...
3 Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial budaya
3.1 ...
4 Kawasan strategis pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi
tinggi
4.1 ...
5 Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya lingkungan
5.1 ...
6 Kawasan strategis dari kepentingan pembangunan wilayah dan kota
6.1 ...
Sumber: Olahan Pedoman Penyusunan RTRW Kota dan Panduan Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah
21
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
22
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
23
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
Tabel 1.3
Instrumen Penelitian
Teknik
Teknik Penarikan
No Variabel Sub Variabel (Indikator) Sumber Data Analisis
Pengumpulan Data Kesimpulan
Data
1 Kelengkapan Konten dokumen RTRW Kota Dokumentasi Studi
muatan Surakarta atau arsip Dokumentasi
dokumen Program-program indikasi
rencana sesuai pemanfaatan ruang
karakteristik Program-program sektoral Pengukuran
wilayah pembangunan tingkat kinerja
2 Mekanisme pra Keterpaduan pelaksanaan program Informan Interview dengan
implementasi Program- program instansi pelaksana Dokumentasi Studi pembobotan
Model
rencana/ teknis atau arsip Dokumentasi akan 3 (tiga)
Analisis
program kategorisasi
Interaktif
3 Kelembagaan Proses dan tahapan dalam Informan Interview tingkatan,
penyusun penyusunan rencana keruangan dan Dokumentasi Studi yakni baik,
rencana rencana pembangunan atau arsip Dokumentasi cukup dan
Kejelasan pengelola pembangunan buruk.
4 Penganggaran Kesesuaian penganggaran dengan Dokumentasi Studi
kebutuhan dana perencanaan. atau arsip Dokumentasi
Pemanfaatan sumber-sumber
pendanaan yang dapat diraih.
Sumber: Analisis, 2010
24
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
25
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA PERENCANAAN TATA RUANG DAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Pada bab ini diuraikan mengenai tinjauan beberapa pustaka atau teori dan
norma yang terkait dengan persoalan kinerja, perencanaan tata ruang dan
perencanaan pembangunan.
2.1 Definisi Perencanaan
Perencanaan merupakan suatu hasil rangkaian kerja untuk
merumuskan sesuatu yang didasari oleh suatu pola tindakan yang defenitif, yang
menurut pertimbangan secara sistematis akan membawa keuntungan tetapi
dengan anggapan bahwa akan ada tindakan-tindakan selanjutnya yang akan
merupakan rangkaian kegiatan sistematis lainnya (Sujarto, 1995). Dengan kata
lain, tindakan yang semula dirumuskan, masih bersifat terbuka bagi
kemungkinan adanya pilihan cara tindakan lain dan bahkan tindakan yang telah
dirumuskan semula, masih mungkin disesuaikan apabila dianggap kurang
menguntungkan pada saat tertentu lainnya.
Widodo (2006: 2) menyebutkan bahwa pada hakekatnya, perencanaan
merupakan sebuah upaya untuk mengantisipasi ketidakseimbangan yang terjadi yang
bersifat akumulatif. Artinya perubahan yang terjadi pada sebuah keseimbangan awal
dapat menyebabkan perubahan pada sistem sosial yang kemudian akan membawa
sistem yang ada menjauhi keseimbangan semula. Salah satu peran perencanaan
adalah sebagai arahan bagi proses pembangunan untuk berjalan menuju tujuan yang
ingin dicapai disamping sebagai tolak ukur keberhasilan proses pembangunan yang
dilakukan.
Perencanaan kemudian diartikan sebagai upaya yang dilakukan oleh sebuah
institusi publik untuk membuat arah kebijakan pembangunan yang harus dilakukan
di sebuah wilayah baik negara maupun di daerah dengan didasarkan keunggulan dan
kelemahan yang dimiliki oleh wilayah tersebut. Artinya dalam sebuah proses
perencanaan, lembaga perencana wajib memperhatikan kondisi sosial, budaya,
ekonomi, keamanan, kondisi fisik, segi pembiayaan serta kualitas sumber daya yang
26
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
27
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
28
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial
ekonomi masyarakat yang secara hirarkis memiliki hubungan fungsional. Sedangkan
pola ruang ialah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi
peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budi
daya.
Penataan ruang ialah suatu sistem proses perencanaan tata ruang,
pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. Terkait dengan kinerja
penataan ruang, perlu diadakan pembinaan penataan ruang, yaitu upaya untuk
meningkatkan kinerja penataan ruang yang diselenggarakan oleh Pemerintah,
Pemerintah Daerah, dan masyarakat.
Perencanaan tata ruang adalah suatu proses untuk menentukan struktur
ruang dan pola ruang yang meliputi penyusunan dan penetapan rencana tata ruang.
Selanjutnya pemanfaatan ruang berupa upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan
pola ruang sesuai dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan
program beserta pembiayaannya. Kemudian untuk perwujudannya dilakukan
pengendalian pemanfaatan ruang yaitu upaya untuk mewujudkan tertib tata ruang.
Dari proses ini akan dihasilkan suatu rencana tata ruang yang merupakan hasil
perencanaan tata ruang.
Penataan ruang diklasifikasikan berdasarkan sistem, fungsi utama
kawasan, wilayah administratif, kegiatan kawasan, dan nilai strategis kawasan.
Berdasar sistem terdiri atas sistem wilayah dan sistem internal perkotaan.
Berdasarkan fungsi utama kawasan terdiri atas kawasan lindung dan kawasan
budidaya. Berdasar wilayah administratif terdiri atas penataan ruang wilayah
nasional, penataan ruang wilayah provinsi, dan penataan ruang wilayah
kabupaten/kota. Berdasarkan kegiatan kawasan terdiri atas penataan ruang
kawasan perkotaan dan penataan ruang kawasan perdesaan. Berdasarkan nilai
strategis kawasan terdiri atas penataan ruang kawasan strategis nasional, penataan
ruang kawasan strategis provinsi, dan penataan ruang kawasan strategis
kabupaten/kota.
29
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
Penataan Ruang
Diklasifikasikan Berdasarkan
Sistem
Sistem Wilayah Sistem Internal Perkotaan
Fungsi Utama
Kawasan Kawasan Lindung Kawasan Budidaya
Kegiatan
Kawasan PR Kawasan Perkotaan PR Kawasan Perdesaan
Nilai Strategis
PR Kawasan PR Kawasan PR Kawasan
Kawasan
Strat. Nasional Strat. Provinsi Strat. Kab./Kota
Gambar 2.1
Skema Klasifikasi Penataan Ruang
(Sumber: Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang)
30
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
31
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
Gambar 2.2
Tugas dan Wewenang Pemerintahan dalam Penataan Ruang
(Sumber: Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang)
32
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
Upaya Upaya untuk Upaya pencapaian tujuan penataan ruang melalui Upaya agar
pembentukan meningkatkan pelaksanaan perencanaan tata ruang, pemanfaatan penyelenggaraan
landasan hukum kinerja ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang penataan ruang
bagi penataan ruang dapat diwujudkan
Pemerintah, yang sesuai dengan
pemerintah diselenggarakan oleh Perencanaan Tata Pemanfaatan Pengendalian ketentuan peraturan
daerah, dan pemerintah, Ruang Tata Ruang Pemanfaatan perundang-
masyarakat dalam pemerintah daerah, Ruang undangan
penataan ruang dan masyarakat Suatu proses Upaya untuk Upaya untuk
untuk mewujudkan mewujudkan
menentukan struktur ruang dan tertib tata ruang
Penetapan Pemerintah struktur ruang pola ruang sesuai Pemantauan
ketentuan kepada dan pola dengan RTR Evaluasi
peraturan pemerintah ruang yang melalui Pelaporan
perundang- daerah dan meliputi penyusunan dan
undangan bidang masyarakat penyusunan pelaksanaan
penataan ruang Pemerintah dan penetapan program beserta
termasuk pedoman provinsi kepada RTR pembiayaannya
bidang penataan pemerintah Penyusunan Pelaksanaan Peraturan
ruang kabupaten/kota rencana tata program Zonasi
dan masyarakat ruang pemanfaatan Perizinan
Pemerintah ruang beserta Insentif-
kabupaten/kota pembiayaannya Disinsentif
kepada Pengenaan
masyarakat Sanksi
33
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota adalah rencana tata ruang
yang bersifat umum dari wilayah kota, yang merupakan penjabaran dari RTRW
provinsi, dan yang berisi tujuan, kebijakan, strategi penataan ruang wilayah kota,
rencana struktur ruang wilayah kota, rencana pola ruang wilayah kota, penetapan
kawasan strategis kota, arahan pemanfaatan ruang wilayah kota, dan ketentuan
pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kota.
Tujuan penataan ruang wilayah kota ditetapkan pemerintah daerah kota
yang merupakan arahan perwujudan visi dan misi pembangunan jangka panjang
kota pada aspek keruangan, yang pada dasarnya mendukung terwujudnya ruang
wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan berlandaskan
Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional.
Kebijakan penataan ruang wilayah kota merupakan arahan
pengembangan wilayah yang ditetapkan oleh pemerintah daerah kota guna
mencapai tujuan penataan ruang wilayah kota dalam kurun waktu 20 (dua puluh)
tahun. Arahan pemanfaatan ruang wilayah kota berupa arahan pengembangan
wilayah untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang wilayah kota sesuai
dengan RTRW Kota melalui penyusunan dan pelaksanaan program
penataan/pengembangan kota beserta pembiayaannya, dalam suatu indikasi
program utama jangka menengah lima tahunan kota yang berisi rencana program
utama, sumber pendanaan, instansi pelaksana, dan waktu pelaksanaan.
2.3.1 Kedudukan RTRW Kota dalam Sistem Penataan Ruang dan Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional
Rencana umum tata ruang merupakan perangkat penataan ruang wilayah
yang disusun berdasarkan pendekatan wilayah administratif yang secara hirarki
terdiri atas RTRW Nasional, RTRW Provinsi, dan RTRW Kabupaten/Kota.
Rencana umum tata ruang nasional adalah arahan kebijakan dan strategi
pemanfaatan ruang wilayah nasional yang disusun guna menjaga integritas
nasional, keseimbangan dan keserasian perkembangan antar wilayah dan antar
34
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
35
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
RTR Pulau
RPJP Nasional RTRW Nasional
RTR Kaw Strategis Nasional
RPJM Nasional
RPJM Provinsi
RDTR Kabupaten
RTRW Kabupaten
RTR Kaw Strategis
RPJP Kab/Kota Kabupaten
RDTR Kota
RPJM Kab/Kota RTRW Kota
RTR Kaw Strategis Kota
Gambar 2.4
Kedudukan RTRW Kota dalam Sistem Penataan Ruang dan Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional
(Sumber: Permen PU Nomor 17/PRT/M/2009 tentang Pedoman Penyusunan
RTRW Kota)
36
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
37
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
38
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
2. Lokasi
Lokasi adalah tempat dimana usulan program utama akan dilaksanakan.
3. Besaran
Besaran adalah perkiraan jumlah satuan masing-masing usulan program
utama pengembangan wilayah yang akan dilaksanakan.
4. Sumber Pendanaan
Sumber pendanaan dapat berasal dari APBD Kota, APBD provinsi,
APBN, swasta, dan/atau masyarakat.
5. Instansi Pelaksana
Instansi pelaksana adalah pihak-pihak pelaksana program utama yang
meliputi pemerintah (sesuai dengan kewenangan masing-masing
pemerintahan), swasta, serta masyarakat.
6. Waktu dan Tahapan Pelaksanaan
Usulan indikasi program utama direncanakan dalam kurun waktu
perencanaan dua puluh (20) tahun yang dirinci setiap lima (5) tahunan,
sedangkan masing-masing program mempunyai durasi pelaksanaan yang
bervariasi sesuai kebutuhan. Penyusunan indikasi program utama disesuaikan
dengan pentahapan jangka waktu lima (5) tahunan RPJP Daerah Kota.
Arahan pemanfaatan ruang, sekurang-kurangnya memiliki muatan
sebagai berikut:
1. Perwujudan rencana struktur wilayah kota:
a. Perwujudan pusat pelayanan kegiatan kota; dan
b. Perwujudan sistem jaringan prasarana kota, yang mencakup pula
sistem prasarana nasional dan wilayah/regional dalam wilayah
kota:
1) Perwujudan sistem jaringan transportasi di wilayah kota,
yang meliputi sistem prasarana transportasi darat, udara, dan
air;
2) Perwujudan sistem jaringan sumber daya air;
3) Perwujudan sistem jaringan energi dan kelistrikan;
4) Perwujudan sistem jaringan telekomunikasi;
39
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
40
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
Tabel 2.1
Matrik Susunan Tipikal Indikasi Program Utama dalam Penyusunan RTRW Kota
No Program Utama Lokasi Besaran Waktu Pelaksanaan Sumber Instansi
PJM-1 (x1-x5) PJM-2 (x5-x10) PJM-3 (x10-x15) PJM-4 (x15-x20) Dana Pelaksana
A Perwujudan Struktur Ruang
1 Perwujudan Pusat-pusat Pelayanan
1.1. ...
1.2. ...
2 Perwujudan Sistem Prasarana
1.1. Transportasi
* .............
* .............
1.2. Jar Energi
Listrik
* .............
* .............
1.3. ...............
* .............
* .............
B Perwujudan Pola Ruang
1 Perwujudan Kawasan Lindung
* ....................
* ....................
2 Perwujudan Kawasan Budidaya
* ....................
* ....................
C Perwujudan Kawasan Strategis Kota
1 1.1. .................
* ....................
* ....................
1.2. ..................
Sumber: Permen PU Nomor 17/PRT/M/2009 tentang Pedoman Penyusunan RTRW Kota
41
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
2.4 Pembangunan
Widodo (2006: 4) mendefinisikan pembangunan sebagai upaya
multidimensional yang meliputi perubahan pada berbagai aspek termasuk di
dalamnya struktur sosial, sikap masyarakat, serta institusi nasional tanpa
mengesampingkan tujuan awal yaitu pertumbuhan ekonomi, penanganan
ketimpangan pendapatan serta perluasan kesempatan kerja.
Menurut Todaro yang dikutip oleh Widodo (2006: 5) proses
pembangunan yang dilakukan haruslah memiliki tiga nilai inti dan tiga tujuan
pembangunan Tiga nilai inti pembangunan adalah:
1. Kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar (sustenance). Semua
individu memiliki kebutuhan dasar yang menyebabkan dia hidup.
Kebutuhan pangan meliputi pangan, sandang, kesehatan dan proteksi.
2. Manusia terhormat (self-esteem). Salah satu komponen universal hidup
adalah harga diri. Semua orang dan masyarakat mencari bentuk dasar
harga diri yang mungkin kemudian disebut: keaslian, identitas,
kehormatan, penghargaan atau kemasyuran.
3. Kebebasan (freedom from servitude). Kebebasan disini dipahami sebagai
kebebasan yang terkait dengan emansipasi, kepedulian, penderitaan dan
lain-lain.
Adapun tujuan dari pembangunan meliputi:
1. Peningkatan standar hidup (levels of living) setiap orang, baik
pendapatannya, tingkat konsumsi pangan, sandang, papan, pelayanan
kesehatan, pendidikan, dll.
2. Penciptaan berbagai kondisi yang memungkinkan tumbuhnya rasa
percaya diri (self-esteem) setiap orang.
3. Peningkatan kebebasan (freedom/democracy) setiap orang.
Untuk mencapai tujuan di atas, perlu diupayakan:
1. Mengurangi disparitas atau ketimpangan pembangunan
1) Antar daerah
2) Antar sub daerah
3) Antar warga masyarakat (pemerataan dan keadilan).
42
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
43
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
44
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
45
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
46
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
47
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
PERENCANAAN MAKRO
Aspek Ruang
PERENCANAAN PERENCANAAN
SEKTORAL REGIONAL
Aspek Produktivitas
PERENCANAAN MIKRO
Input
Output
Outcome
Benefit
Impact
Gambar 2.5
Koordinasi Antartingkat Perencanaan
(Sumber: Munir yang dikutip Widodo, 2006: 49)
48
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
49
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
Penyusunan Penetapan
Rancangan Musrenbang
Rancangan Rancangan RPJPD
RPJPD RPJPD
Akhir menjadi Perda
Proses Bahan
Rancangan oleh oleh
Teknokratik Bappeda
oleh Bappeda RPJP DPRD
Melibatkan
masyarakat
Gambar 2.6
Proses Penyusunan dan Penetapan RPJPD
(Sumber: Sholihin, 2004)
50
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
(5)
Gambar 2.7
Penyusunan dan Penetapan RPJMD
(Sumber: Sholihin, 2004)
51
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
MUSRENBANG Kab/Kota
Rancangan Akhir RKPD
Sinkronisasi Program SKPD
1. Prioritas Pembangunan
Daerah
2. Kebijakan Umum
3. Kerangka Ekonomi Daerah MUSRENBANG Prov Sebagai
4. Program SKPD Wakil Pemerintah Pusat
52
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
53
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
ruang dan waktu tertentu khususnya dalam hal penataan ruang (perencanaan tata
ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang) perlu
diidentifikasi aspek-aspek yang secara langsung maupun tidak langsung dapat
menentukan kinerja rencana tata ruang wilayah dalam pemanfaatan ruang. Aspek-
aspek ini diidentifikasi dari salah satu proses dalam penataan ruang, yakni
pemanfaatan ruang.
Sebagaimana yang terurai dalam pedoman penyusunan rencana tata
ruang wilayah kota, arahan pemanfaatan ruang wilayah kota berupa arahan
pengembangan wilayah untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang wilayah
kota sesuai dengan RTRW Kota melalui penyusunan dan pelaksanaan program
penataan/pengembangan kota beserta pembiayaannya, dalam suatu indikasi
program utama jangka menengah lima tahunan kota yang berisi rencana program
utama, sumber pendanaan, instansi pelaksana, dan waktu pelaksanaan. Kemudian
dari penyusunan dan pelaksanaan program penataan/pengembangan kota ini
ditelaah korelasi, sinkronisasi dan keterpaduannya dengan program-program
pembangunan dalam rencana pembangunan daerah/kota.
Fungsi RTRW Kota adalah sebagai:
1. Acuan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah (RPJPD) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD).
2. Acuan dalam pemanfaatan ruang/pengembangan wilayah kota;
3. Acuan untuk mewujudkan keseimbangan pembangunan dalam wilayah
kota;
4. Acuan lokasi investasi dalam wilayah kota yang dilakukan pemerintah,
masyarakat, dan swasta;
5. Pedoman untuk penyusunan rencana rinci tata ruang di wilayah kota;
6. Dasar pengendalian pemanfaatan ruang dalam penataan/pengembangan
wilayah kota yang meliputi penetapan peraturan zonasi, perijinan,
pemberian insentif dan disinsentif, serta pengenaan sanksi;
Sedangkan manfaat dari RTRW Kota adalah untuk:
1. Mewujudkan keterpaduan pembangunan dalam wilayah kota;
54
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
55
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
BAB 3
TINJAUAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
DAN RENCANA PEMBANGUNAN KOTA SURAKARTA
Pada bab tinjauan khusus ini akan disajikan terkait data empiris yang
mendukung dalam pembahasan persoalan yang diangkat. Data empiris ini
meliputi proses perencanaan rencana keruangan dan rencana pembangunan,
penataan ruang wilayah Kota Surakarta serta rencana pembangunan di Kota
Surakarta. Dalam penataan ruang wilayah Kota Surakarta, hanya menguraikan
proses perencanaan tata ruang dan pemanfaatan ruang tanpa pengendalian
pemanfaatan ruang karena diluar lingkup penelitian.
3.1 Proses Penyusunan Rencana Keruangan dan Rencana
Pembangunan
Sebagai produk dari rencana keruangan di Kota Surakarta, diambil
RTRW Kota Surakarta Tahun 2007-2026. Sedangkan rencana pembangunan yang
terdapat di Kota Surakarta ialah Rencana Pembangunan Jangka Menengah
(RPJM) Tahun 2005-2010.
3.1.1 Proses Penyusunan RTRW Kota Surakarta Tahun 2007-2026
Meninjau dari alur kegiatan penyusunan RTRW Kota Surakarta Tahun
2007-2026, RTRW ini merupakan penyempurnaan dari RUTRK Kota Surakarta
Tahun 2007-2016 dalam rangka penyesuaian muatan dan jangka waktu proyeksi
rencana selama dua puluh (20) tahun. Proses penyusunan RTRW Kota Surakarta
mengikuti alur proses dari sebuah siklus perencanaan, yakni kompilasi data,
analisis hingga rencana.
3.1.2 Proses Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
(RPJM) Kota Surakarta Tahun 2005-2010
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) merupakan
salah satu dokumen perencanaan di Kota Surakarta yang memiliki jangka waktu
lima (5) tahun. Dokumen rencana pembangunan ini disusun dengan tujuan
mengkoordinasikan rencana kerja lima tahunan Pemerintah Kota Surakarta dalam
rangka mewujudkan visi Walikota Surakarta dan pada masa transisi di Tahun
56
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
Bappeda menyelenggarakan
Bappeda menyusun rancangan MUSRENBANG RPJM KOTA
akhir RPJM KOTA SURAKARTA 2005-2010
SURAKARTA 2005-2010
Gambar 3.1
Proses Penyusunan RPJM Kota Surakarta 2005-2010
(Sumber: Olahan hasil interview pada Bappeda Kota Surakarta, 2010)
57
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
berkelanjutan dan berwawasan lingkungan dengan tidak ada korupsi. Misi Tata
Ruang Kota Surakarta adalah :
1. Revitalisasi kemitraan dan partisipasi seluruh komponen masyarakat
dalam semua bidang pembangunan, serta perekatan kehidupan
bermasyarakat dengan komitmen cinta kota yang berlandaskan pada
nilai-nilai “Solo Kota Budaya”.
2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang memiliki kemampuan
dalam penguasaan dan pendayagunaan ilmu pengetahuan, teknologi dan
seni, guna mewujudkan inovasi dan integritas masyarakat madani yang
berlandaskan Ketuhanan Yang Maha Esa.
3. Mengembangkan seluruh kekuatan ekonomi daerah, sebagai pemacu
pertumbuhan dan berkembangnya ekonomi rakyat yang berdaya saing
tinggi, serta mendayagunakan potensi dan teknologi terapan yang akrab
lingkungan.
4. Membudayakan peran dan fungsi hukum, pelaksanaan hak azasi manusia
dan demokratisasi bagi seluruh elemen masyarakat, utamanya para
penyelenggara pemerintahan.
Aktualisasi Visi dan Misi Kota Surakarta yang dikaitkan dengan kondisi
dan permasalahan spasial yang semakin kompleks yang berdampak pada
penurunan kualitas lingkungan, maka visi tata ruang Kota Surakarta akan
mempertajam salah satu unsur visi Kota Surakarta, yaitu kota yang berwawasan
lingkungan. Visi tersebut adalah “Kota Produksi Bersih” atau “Cleaner Production
City”, yang dalam dunia ilmu lingkungan identik dengan kota sehat.
Terdapat lima (5) prinsip Kota Produksi Bersih, yaitu: Rethink, Recovery,
Reuse, Recycling dan Reduce. Esensi dari prinsip Kota Produksi Bersih tersebut
adalah upaya untuk berfikir, merencanakan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan
perkotaan yang sehat dan berkelanjutan (sustainable).
Untuk menuju kota sehat tersebut, diperlukan misi sebagai berikut:
1. Membentuk pola pergerakan kegiatan kota yang lancar, aman dan efisien.
2. Menciptakan penghijauan sebagai paru-paru kota.
58
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
59
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
60
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
61
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
62
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
Gambar 3.2
Peta Rencana Pembagian Wilayah Kota
63
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
64
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
4. Fasilitas Perdagangan
Pasar klas I adalah termasuk pasar induk, sehingga dengan jumlah yang
ada sebanyak tujuh (7) buah, sudah mampu melayani penduduk Kota Surakarta
sampai akhir tahun 2026.
Pasar klas II termasuk pasar distrik dengan jumlah tujuh belas (17) buah,
maka hingga akhir tahun 2026 diperlukan penambahan jumlah sebanyak tiga (3)
buah yang lokasinya diarahkan di BWK III dan IV.
65
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
Gambar 3.3
Peta Rencana Sebaran Fasilitas Pendidikan
66
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
Gambar 3.4
Peta Rencana Sebaran Fasilitas Kesehatan
67
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
Gambar 3.5
Peta Rencana Sebaran Fasilitas Perdagangan
68
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
69
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
70
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
3. Jaringan Telepon
Berdasarkan standard pelayanan telepon untuk kota besar setingkat Kota
Surakarta ini, pendekatanan pelayanan sambungan telepon adalah 25 jiwa per
sambungan. Melihat jumlah sambungan yang ada, maka tingkat pelayanan
telepon di Kota Surakarta sudah melebihi dari standard pelayanan, yaitu
sebesar 9 jiwa per sambungan.
Untuk pengembangan kedepan, maka digunakan pendekatan perhitungan
dengan tingkat pelayanan 9 jiwa per sambungan tersebut, sehingga pada akhir
Tahun 2026 dibutuhkan jumlah sambungan telepon sebanyak 67.020
sambungan.
4. Jaringan Drainase
Untuk pengembangan jaringan drainase, sistem drainase yang ada tetap
digunakan dengan rekomendasi pengembangan sebagai berikut :
a. Menjaga kelancaran aliran Kali Pepe serta mengendalikan
sempadan sungai.
b. Mengoptimalkan fungsi pintu air Demangan dan Tirtonadi sebagai
pengendali utama.
c. Mengembangkan jaringan drainase primer dan sekunder pada
kawasan-kawasan yang belum terjangkau oleh sistem jaringan
drainase.
Keadaan selengkapnya tentang rencana pengembangan jaringan drainase
di Kota Surakarta, dapat dilihat pada Gambar 3.7.
71
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
Gambar 3.6
Peta Rencana Pengembangan Jaringan Air Bersih
72
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
Gambar 3.7
Peta Rencana Jaringan Drainase Utama Kota
73
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
74
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
Gambar 3.8
Peta Rencana Sebaran Tempat Pembuangan Sampah
75
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
76
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
77
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
78
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
Gambar 3.9
Peta Rencana Pengembangan Jaringan Jalan
79
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
80
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
3. Fasilitas Transportasi
Berdasarkan pengembangan pola jaringan jalan seperti di atas, maka
pengembangan fasilitas transportasi ini adalah sebagai berikut :
a. Terminal bis
Dalam jangka pendek (hingga akhir tahun rencana) masih tetap
dipertahankan di Tirtonadi, namun dalam jangka panjang sesuai dengan
pengembangan jaringan jalan, perlu pemindahan ke pinggiran kota yang
pada prinsipnya untuk menghindarkan lalu lintas bis antar kota
bercampur dengan lalu lintas dalam kota.
b. Terminal angkutan dalam kota
Pada prinsipnya, untuk sistem transportasi umum dalam kota di
masa mendatang, diharapkan berjalan secara menerus (mobile) dan tidak
memerlukan adanya terminal. Namun dalam jangka pendek, melihat
pola, karakter dan kecenderungan yang terjadi, masih diperlukan untuk
mendistribusikan penumpang dari pusat-pusat pergerakan utama, yaitu di
sekitar Pasar Klewer dan di Tirtonadi yang menjadi satu dengan areal
Terminal Bis Tirtonadi.
c. Tempat pemberhentian bis antar kota
Untuk menghidupkan sistem angkutan umum dalam kota dan
memperlancar sistem transportasi, maka perlu adanya pembatasan tempat
pemberhentian bis antar kota di wilayah dalam kota. Berdasarkan
karakteristik pola jaringan jalan yang ada, tempat pemberhentian bis
antar kota ini direncanakan berada pada simpul-simpul jalan yang berada
di pinggiran kota dari 4 arah, yaitu :
1) Pertigaan Kerten
2) Pertigaan Palur
3) Kawasan Kel. Joyosuran/ Danukusuman
4) Kelurahan Kadipiro
81
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
82
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
83
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
c. Kelurahan Sewu
d. Kelurahan Sangkrah
e. Kelurahan Semanggi
f. Kelurahan Joyosuran
g. Kelurahan Gandekan
h. Kelurahan Jagalan
i. Kelurahan Sudiroprajan
j. Kelurahan PasarKliwon
k. Kelurahan Kedunglumbu
l. Kelurahan Joyontakan
3.2.4.2 Kawasan Budidaya
Meliputi berbagai kegiatan perkotaan yang rincian peruntukannya adalah
sebagai berikut :
1. Zona Perumahan/Permukiman
Zona ini mendominasi lahan yang ada dan letaknya menyebar pada
masing-masing BWK.
2. Zona Pendidikan
Zona pendidikan yang ada tetap direkomendasikan sebagai zona
pendidikan, khususnya Pendidikan Tinggi dan SLTP/SLTA yang lokasinya
membentuk kelompok pendidikan.
3. Zona Perdagangan dan Jasa
Zona ini diarahkan sesuai dengan kecenderungan perkembangan yang
terjadi, yaitu di lokasi pasar dan sekitarnya dan beberapa kawasan yang
berkembang kegiatan perdagangan.
4. Zona Perkantoran
Zona perkantoran ini meliputi Kantor Pemerintah Kota Surakarta dan
Institusi Pemerintah lainnya, seperti Kantor Dinas Teknis, Kantor Kecamatan,
Kantor Kodim dan Kantor Polres.
5. Zona Industri
Untuk menampung kegiatan industri menegah dan besar di Kota
Surakarta, disediakan ruang yang berupa zona industri yang terletak di
84
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
pinggiran kota, yaitu meliputi dua (2) lokasi zona industri, di Kelurahan
Pucangsawit sesuai dengan kondisi yang ada dan di Kelurahan Mojosongo
yang sekaligus sebagai zona pergudangan.
6. Zona Kesehatan.
Daerah kesehatan ini sifatnya merekomendasikan Rumah Sakit dan
memberikan arahan lokasi untuk pengembangan Rumah Sakit baru.
7. Zona Campuran 1.
Daerah campuran 1diperuntukkan bagi beberapa jenis kegiatan sosial dan
komersial, yaitu kegiatan perdagangan, jasa tertentu, kantor dan perumahan,
alokasinya di sekitar beberapa ruas jalan utama di kawasan pusat kota.
8. Zona Campuran 2.
Pada zona campuran 2 ini direkomendasikan adanya percampuran
kegiatan sosial, komersial dan industri yang sesuai, misalnya penggergajian
kayu, mebelair, makanan, batik dll, yang alokasinya pada jalur jalan utama di
luar zona campuran 1.
9. Zona Rekreasi Olahraga/Open Space.
Alokasi ruang ini meliputi Lapangan Olahraga, Stadion dan Taman Kota.
10. Zona Transportasi
Alokasi ruang ini meliputi kegiatan terminal, stasiun dan terminal barang.
11. Zona Kuburan/Makam
Zona makam/kuburan ini bersifat merekomendasikan areal makam yang
sudah ada di wilayah perencanaan.
12. Zona Perairan
Yaitu area badan sungai yang khusus digunakan untuk fungsi drainase
irigasi, perikanan dan pariwisata. Mempertimbangkan fungsi perairan di Kota
Surakarta tersebut, maka klasifikasi peruntukan air permukaan di seluruh
wilayah Kota Surakarta (Sungai Bengawan Solo, Kali Anyar, Kali Pepe dan
Kali Pelemwulung) ditetapkan sebagai Golongan C, yaitu golongan air yang
dapat digunakan untuk keperluan kegiatan perikanan dan peternakan.
Keadaan selengkapnya tentang rencana pola pemanfaatan ruang di Kota
Surakarta sebagaimana tersebut di atas, dapat dilihat pada Gambar 3.10.
85
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
Sesuai dengan konsep yang akan dikembangkan, yaitu konsep mix used,
untuk pengaturan dan pengendalian pemanfaatannya akan digunakan matrik
percampuran kegiatan yang merekomendasikan kegiatan yang layak, kurang layak
dan tidak layak, seperti dapat dilihat pada:
Tabel 3.2
Matrik Kelayakan Percampuran Kegiatan
Pada Zona Peruntukan Yang Ditentukan
Di Kota Surakarta
ZONA
Cagar Budaya
Perdagangan
Permukiman
Campuran 2
Transportasi
Perkantoran
Campuran 1
Open Space
Pendidikan
Kesehatan
Industri
Makam
No Kegiatan
TPA
(01) (02) (03) (04) (05) (06) (07) (08) (09) (10) (11) (12) (13) (14) (15)
1 Rumah Tinggal v o o o o o v v o x o o o
2 Pendidikan Tinggi o x o x v o v v o x x x x
Pendidikan
3 Menengah v x o x v o v v o x x x x
(SLTP/SLTA)
Pendidikan Dasar
4 v x x x v x v v o x x x x
(SD)
5 Rumah Sakit Umum x x x v x x v v x x x x x
6 Rumah Sakit Khusus o x o v x x v v x x x x x
7 Puskesmas v v v v x x v v x x x x x
8 Apotek v o v v x x v v x x x x x
Pelayanan
9 Kesehatan v v v v o o v v o x o x x
Lingkungan
Kantor Pelayanan
10 v v o x x o v v o x x o x
Tingkat Kota
Kantor Pelayanan
11 v v v x x o v v o x x o x
Tingkat Kecamatan
12 Peribadatan v v v v v v v v v o v v v
13 Perdagangan Grosir x x v x x x v v x x x x x
Perdagangan Eceran
14 x x v x x x v v x x x x x
Skala Besar
Perdagangan Eceran
15 o x v x x x v v x x x x x
Skala Menengah
Perdagangan Eceran
16 v o v o x o v v o x v x x
Skala Kecil
17 Jasa Perdagangan v o v o x o v v o x o x x
18 Kios/Warung v o v o o v v v v o v o x
19 Rumah Makan v x v x x o v v v x o o x
20 Bengkel Mobil o x v x x x v v x x o x x
86
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
Bengkel Sepeda
21 o x v x x x v v x x x x x
Motor
22 Perhotelan o x v o x x v v x x o x x
Rekreasi/Olahraga
23 v v v v v o v v v v o x x
Terbuka
Rekreasi/Olahraga
24 v v o v v o v v v o o x x
Tertutup
25 Diskotik x x o x x x v o x x x x x
26 Industri Kimia x x x x x v x o x x x x x
27 Industri Logam x x x x x v x o x x x x x
28 Industri Textil o x x x x v o o x x x x x
Industri Bahan
29 o x x x x v x v x x x x x
Bangunan
30 Industri Mebelair o x x x x v x v x x x x x
31 Penggergajian Kayu o x x x x v x v x x x x x
32 Huller x x x x x v x v x x x x x
33 Industri Tenun o x x x x v x v x x x x x
Industri Rumah
34 v x o x x v v v x x x x x
Tangga
35 Perikanan x x x x x x x o x x x x x
36 Peternakan Ayam x x x x x x x o x x x x x
Peternakan
37 x x x x x x x x x x x x x
Kambing
38 Peternakan Sapi x x x x x x x x x x x x x
39 Peternakan Burung o x x x x x x o x x x x x
40 Peternakan Babi x x x x x x x x x x x x x
41 Agro Industri o x x x x v x v x x x x x
Sumber: RTRW Kota Surakarta 2007-2026
Keterangan:
Layak
Kurang
Layak
Tidak Layak
87
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
Gambar 3.10
Peta Rencana Pola Pemanfaatan Ruang
88
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
89
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
2. Sumber Pendanaan
Untuk mewujudkan apa yang tertuang dalam RTRW Kota Surakarta,
diperlukan penjabaran dalam berbagai kegiatan yang nantinya akan tertuang
dalam program pembangunan.
Untuk melaksanakan program pembangunan di Kota Surakarta ini
diperlukan sumber-sumber pembiayaan.
Beberapa sumber pembiayaan yang dapat dimanfaatkan, diantaranya
adalah :
a. Dana dari pemerintah pusat (APBN).
b. Dana dari Pemerintah Propinsi Jawa Tengah (APBD Propinsi Jawa
Tengah).
c. Dana dari Pemerintah setempat, yaitu dari APBD Kota
Surakarta.
d. Para penanam modal, baik asing maupun dalam negeri.
e. Swadaya masyarakat.
f. Bantuan Lembaga Asing.
Kriteria pemanfaatan sumber dana tersebut, dapat dijelaskan sebagai
berikut :
a. Sumber Dana APBN
Sumber dana pembangunan yang berasal dari APBN dapat
dimanfaatkan untuk membiayai program pembangunan, dengan kriteria :
1) Memerlukan biaya cukup besar.
2) Membutuhkan teknologi tinggi.
3) Mampu menumbuhkan dampak positip sosial ekonomi cukup
tinggi.
4) Mempunyai skala pelayanan nasional atau merupakan
sambungan pelayanan nasional.
5) Merupakan proyek percontohan yang dapat merangsang
masyarakat untuk melakukan proyek yang sama.
90
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
91
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
92
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
93
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
dimulai dari tahun pertama adalah tahun 2007 dan mencakup berbagai aspek
yang tertuang dalam rencana.
Pengaturan pentahapan pembangunan sesuai dengan umur rencana 20
tahun, menggunakan pendekatan pentahapan menjadi 4 tahapan 5 tahunan dan
pada 5 tahun pertama dirinci dalam program tahunan.
Pendekatan skala prioritas program adalah mendasarkan pada
pertimbangan :
a. Urgenitas fungsi
b. Memiliki daya rangsang perkembangan kuat
c. Biaya pembangunan relatif kecil
d. Tidak menimbulkan gejolak sosial
Mendasarkan pertimbangan tersebut, maka disusun tahapan program
pembangunan sesuai dengan materi rencana yang sudah ditetapkan pada bab
sebelumnya. Rincian program tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3
Indikasi Program Pelaksanaan Pembangunan
RTRW Kota Surakarta
Tahun 2007-2026
TAHAPAN PROGRAM 20
TAHUN (LIMA TAHUNAN)
NO PROGRAM SUMBER DANA PENGE LOLA
THP. THP. THP. THP.
1 2 3 4
(01) (02) (03) (04) (05) (06) (07) (08)
1 UMUM
Penetapan dan Bappeda,
Pengesahan Perda APBD Ska Bag. Hukum
Penyusunan Perda
Pengendalian Bappeda,
Pemanfatan Ruang APBD Ska Bag. Hukum
Sosialisasi RTRW APBD Ska Bappeda
Evaluasi RTRW APBD Ska Bappeda
Penyusunan RDTRK APBD Ska Bappeda
2 TRANSPORTASI
Peningkatan Jalan Arteri APBD Ska, APBD
Primer Prop, APBN DPU
Peningkatan Jalan Arteri APBD Ska, APBD
Sekunder Prop, APBN DPU
Studi Pengembangan APBD Ska, APBD
Jalan Kolektor Primer Prop, APBN Bappeda
Peningkatan Jalan APBD Ska, APBD
Kolektor Primer Prop, APBN DPU
94
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
FASILITAS PELAYANAN
3
SOSIAL
Penataan Kawasan APBD Ska, APBD DPU, DKP,
Manahan Prop, APBN Ormas
Peningkatan Taman APBD Ska, APBD DPU, Dinas
Wisata Jurug Prop, APBN Pariwisata
Penataan Kawasan APBD Ska, APBD
Pasar Legi Prop, APBN Bappeda
Penataan Kawasan APBD Ska, APBD
Pasar Klewer Prop, APBN Bappeda
Penataan Kawasan APBD Ska, APBD
Pasar Nusukan Prop, APBN Bappeda
Pembangunan Pasar APBD Ska, APBD
Kadipiro Prop, APBN Bappeda
Penataan Kawasan APBD Ska, APBD
Pasar Gede Prop, APBN Bappeda
Pembangunan Pasar APBD Ska, APBD
Tradisional Prop, APBN Bappeda
Studi Kelayakan
Pengembangan RSUD APBD Ska, APBD
Kota Surakarta Prop, APBN Bappeda
Pembangunan RSUD APBD Ska, APBD DPU, Dinas
Kota Surakarta Prop, APBN Kesehatan
Pengembangan Tecno APBD Ska, APBD
Park Prop, APBN DPU
Pengembangan Taman APBD Ska, APBD
Tirtonadi Prop, APBN DPU, DKP
4 UTILITAS KOTA
Pengembangan Jaringan APBD Ska, APBD PDAM,
Air Bersih Prop, APBN Swasta
Pengadaan TPS APBD Ska, APBD DPU, DKP,
(Sampah) Prop, APBN PDAM
Peningkatan Jaringan APBD Ska, APBD DPU, PDAM
95
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
PENINGKATAN
5 LINGKUNGAN DAN
PERMUKIMAN
Perbaikan Lingkungan APBD Ska, APBD
Perumahan Prop, APBN DPU
Studi Pengembangan APBD Ska, APBD
Rumah Susun Prop, APBN Bappeda
Studi Pengembangan APBD Ska, APBD
Apartemen Prop, APBN Bappeda
Sosialisasi Pemanfaatan
Kawasan Lindung APBD Ska, APBD Bappeda,
Sempadan Sungai Prop, APBN Dinas LH
Penguasaan Kawasan
Lindung Sempadan APBD Ska, APBD
Sungai Prop, APBN Sekda Ska
Sosialisasi Pemanfaatan
Kawasan Lindung APBD Ska, APBD Bappeda,
Sempadan Rel KA Prop, APBN Dinas LH
Studi Pengendalian
Kawasan Lindung Cagar APBD Ska, APBD
Budaya Prop, APBN Bappeda
Sumber : RTRW Kota Surakarta Tahun 2007-2026
96
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
97
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
98
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
Perbatasan.
Koordinasi Penetapan Rencana 900.000.000
Tata Ruang Perbatasan
6 Program Perencanaan
Pengembangan Wilayah Strategis
dan Cepat Tumbuh.
Koordinasi Penetapan Rencana 200.000.000
Tata Ruang Wilayah Strategis dan
Cepat Tumbuh
Pengembangan Solo Techno Park
7 Program Perencanaan Prasarana 800.000.000
Wilayah dan SDA.
Koordinasi Penyusunan
Masterplan Prasarana
Perhubungan Daerah
Koordinasi Penyusunan 750.000.000
Masterplan Pengendalian Sumber
Daya Alam dan Lingkungan Hidup
Sumber: Penjabaran Matrik Program dan Kegiatan RPJMD Kota Surakarta 2005-2010
99
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
Prasarana Kecamatan
c. Pembangunan/Rehabilitasi √ 8.360.529.000 APBD KOTA
Fasilitas Kantor Pemerintah
d. Pembangunan/Rehabilitasi √ 14.550.000.000 APBD KOTA
Rumah Dinas
e. Pembangunan/ Rehabilitasi √ 3.625.000.000 APBD KOTA
Bangunan Fasilitas Kesehatan 24.200.000.000 APBN
f. Rehabilitasi TMP ‘Kusuma √ 3.875.978.400 APBD KOTA
Bhlati’ dan Bumi Perkemahan
(Tahap II) Kec. Jebres
g. Pembangunan/Rehabilitasi √ 1.425.000.000 APBD KOTA
Fasilitas Ibadah
h. Pembangunan/ Rehabilitasi √ 9.700.000.000 APBD KOTA
Bangunan Pasar
3 Program Pembangunan Saluran a. Perluasan dan Pembangunan √ 2.500.000.000 APBD KOTA
Drainase/Gorong-Gorong. Saluran dan Bangunan 7.500.000.000 APBD PROV.
Peningkatan kualitas infrastruktur Pelengkap 17.500.000.000 APBN
transportasi termasuk
pengembangan type A, b. Pembangunan Terminal Type √ 2.000.000.000 APBD KOTA
komunikasi, kelistrikan, drainase A 7.500.000.000 APBD PROV.
dan penyediaan air bersih 50.000.000.000 APBN
4 Program Pembangunan Jalan dan a. Pemeliharaan rutin berkala √ 3.500.000.000 APBD KOTA
Jembatan. jalan arteri primer, arteri 3.250.000.000 APBD PROV.
Pemeliharaan dan peningkatan sekunder, kolektor primer, 3.000.000.000 APBN
akses dari wilayah-wilayah kolektor sekunder, lokal
permukiman pada jalan-jalan primer dan lokal sekunder
utara b. Peningkatan, penggantian dan √ 38.500.000.000 APBD KOTA
pembangunan jalan dan 22.525.000.000 APBD PROV.
jembatan 8.650.000.000 APBN
5 Program Pengembangan Wilayah a. Revitalisasi bangunan dan √ 3.000.000.000 APBD KOTA
Strategis dan Cepat Tumbuh. kawasan peninggalan sejarah 20.750.000.000 APBN
Pembangunan/Peningkatan b. Revitalisasi kawasan sentra √ 500.000.000 APBD KOTA
Infrastuktur industri 1.750.000.000 APBN
c. Revitalisasi kawasan obyek √ 2.500.000.000 APBD KOTA
wisata 10.000.000.000 APBD PROV.
15.000.000.000 APBN
d. Peningkatan, pembangunan √ 2.750.000.000 APBD KOTA
100
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
101
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
tertinggal
g. Perbaikan prasarana √ 1.875.000.000 APBD KOTA
lingkungan permukiman 12.500.000.000 APBN
10 Program Pengembangan dan a. Penyusunan piranti lunak √ 1.500.000.000 APBD KOTA
Pengelolaan Drainase Kota. drainase 9.700.000.000 APBN
Penataan sistem Drainase
11 Program Rehabilitasi Drainase Kota. a. Pemeliharaan rutin dan √ 10.200.000.000 APBD KOTA
Operasional dan Pemeliharaan berkala saluran dan bangunan
Drainase Kota pelengkap
12 Program Pembangunan Saluran a. Peningkatan/rehabilitasi √ 4.500.000.000 APBD KOTA
Drainase/Gorong-Gorong. saluran dan bangunan 7.500.000.000 APBD PROV.
Pembangunan saluran pelengkap 22.500.000.000 APBN
drainase/gorong-gorong b. Perluasan/pembangunan √ 4.500.000.000 APBD KOTA
saluran dan bangunan 12.500.000.000 APBD PROV.
pelengkap 28.750.000.000 APBN
Sumber: Penjabaran Matrik Program dan Kegiatan RPJMD Kota Surakarta 2005-2010
102
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
103
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
104
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
Sumber: Penjabaran Matrik Program dan Kegiatan RPJMD Kota Surakarta 2005-2010
105
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
106
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
107
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
108
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
Sumber: Penjabaran Matrik Program dan Kegiatan RPJMD Kota Surakarta 2005-2010
3.3.2.12 Dinas Pengelolaan Pasar
Tabel 3.15
Matrik Program Lima Tahunan Rencana Strategis Dinas Pengelolaan Pasar
Indikasi
Pagu Indikasi 2005-2011 Mitra SKPD/
No Program & Kegiatan Indikasi Keluaran Kegiatan Keterangan
Lokasi
K.A K.R Rp. Sumber Dana
(01) (02) (03) (04) (05) (06) (07) (08) (09)
1 Program pengembangan wilayah a. Terlaksananya renovasi Pasar √ 50.000.000.000 APBD KOTA Kota
strategis dan cepat tumbuh Kembang, Rejosari, Kliwon, Surakarta
Peningkatan bangunan pasar Depok, Harjodaksino, Legi,
Gede, Gading, Kadipolo,
Rejosari, Sidodadi, dan Klewer
Pembangunan baru pasar mobil b. Terwujudnya pasar mobil √ 3.000.000.000 APBD KOTA Kota
bekas bekas Surakarta
Sumber: Penjabaran Matrik Program dan Kegiatan RPJMD Kota Surakarta 2005-2010
109
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
Sumber: Penjabaran Matrik Program dan Kegiatan RPJMD Kota Surakarta 2005-2010
110
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
111
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
112
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
BAB 4
PEMBAHASAN KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH
(RTRW) DALAM PEMANFAATAN RUANG DI KOTA SURAKARTA
Pada bab ini akan diuraikan hasil telaah terkait persoalan dalam
penelitian, yakni menelaah proses penyusunan rencana keruangan dan
pembangunan, telaah terkait dengan muatan dan arahan rencana keruangan, telaah
penilaian keterpaduan mekanisme pra implementasi antara rencana keruangan dan
rencana pembangunan, telaah kelembagaan perencanaan keruangan dan
perencanaan pembangunan serta telaah indikasi penganggaran dalam perencanaan
demi menemukan tingkatan kinerja RTRW dalam pemanfaatan ruang di Kota
Surakarta.
4.1 Telaah Proses Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota
Surakarta
Proses penyusunan RTRW Kota Surakarta Tahun 2007-2026 bermula
dari pengumpulan data, analisis hingga rencana yang mana tiap tahapan proses
didokumentasikan pada bagian buku yang terpisah. Pihak yang terlibat dalam
penyusunan ialah tim ahli perencana yang dijadikan mitra kerja oleh Pemerintah
Kota Surakarta. Pada bagian substansi titik tolak/pertimbangan dalam
perencanaan, RTRW Kota Surakarta telah mempertimbangkan rencana keruangan
yang berada di jenjang atasnya namun tidak memperhatikan rencana
pembangunan yang ada di jenjang atasnya dan/atau yang sejajar. Hal ini
menyebabkan lepasnya nilai korelasi, keterpaduan dan sinkronisasi RTRW Kota
Surakarta terhadap rencana pembangunan yang ada demi terciptanya perencanaan
yang terintegratif. Semestinya dalam menentukan pertimbangan sebagai titik tolak
perencanaan juga memperhatikan arahan dari rencana pembangunan yang sudah
ada.
Meninjau dari prosedur penyusunan RPJM Kota Surakarta pada Gambar
3.1 juga tidak memperhatikan arahan dari rencana tata ruang yang ada.
Penyusunan RPJM berdasar pada visi dan misi Walikota periode 2005-2010,
113
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
penyusunan rancangan awal RPJM oleh Bappeda serta masukan dari rencana
strategis SKPD yang kemudian dimusyawarahkan pada seluruh stakeholder dalam
forum MUSRENBANG RPJM. Proses penyusunan ini telah sesuai dengan yang
diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang SPPN.
Pendekatan semacam ini merupakan pendekatan politik, yaitu merujuk pada visi
dan misi kepala daerah terpilih. Pendekatan partisipatif dengan melibatkan
stakeholder dalam forum MUSRENBANG RPJM. Pendekatan teknokratik
ditempuh melalui penyusunan rancangan awal RPJM oleh Bappeda, usulan
rencana strategis dari masing-masing SKPD beserta program-programnya.
Kemudian pendekatan top-down dan botton-up dilalui dengan sinkronisasi
kebijakan pemerintahan di jenjang atas dan bawahnya dalam Pemerintah Kota
Surakarta. Dari keseluruhan pendekatan dan proses ini, masih berbasis pada
perencanaan sektoral, secara konkrit belum menunjukkan adanya tinjauan akan
rencana tata ruang wilayah yang telah ditetapkan.
Ditinjau dari konteks waktu antara dua dokumen tersebut, terdapat
perbedaan jangka waktu (time frame) dan waktu penyusunan rencana. Pada
dokumen RTRW Kota Surarta Tahun 2007-2026 disusun pada Tahun 2006
dengan jangka waktu dua puluh (20) tahun, sedangkan dokumen RPJM Kota
Surakarta Tahun 2005-2010 disusun pada Tahun 2005. Jelas bahwa RPJM Kota
Surakarta ditetapkan terlebih dahulu daripada RTRW Kota Surakarta, sehingga
menurut hasil interview pada informan di Bappeda Kota Surakarta, penyusunan
RTRW mengacu pada RPJM Kota Surakarta. Walaupun RTRW ini disusun
setelah RPJM Kota Surakarta 2005-2010 tersusun, ditinjau dari siklus yang terjadi
saat penyusunan RTRW yang berlandaskan pada UUPR mulai tahun 1992 (UUPR
Nomor 24 Tahun 1992) selalu diadakan peninjauan atau revisi terhadap rencana
tata ruang secara periodik, hal ini mengindikasikan bahwa secara substansi atau
muatan dalam RTRW tidak akan lepas dari rencana tata ruang yang telah
ditetapkan/digunakan sebelumnya. Dengan demikian, secara substansi rencana,
RPJM Kota Surakarta mengacu pada RTRW Kota Surakarta.
Selain itu, menelaah dari arahan yang diamanatkan dalam Undang-
Undang Penataan Ruang (UUPR) serta pedoman dalam penyusunan rencana
114
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
Gambar 4.1
Usulan Proses Penyusunan RPJMD
(Sumber: Analisis, 2010)
115
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
4.2 Telaah Muatan dan Arahan RTRW Kota Surakarta Tahun 2007-
2026
Telaah muatan dan arahan dalam RTRW Kota Surakarta Tahun 2007-
2026 dimaksudkan untuk menilai kelengkapan isi rencana tata ruang berdasar
akan karakteristik wilayah di Kota Surakarta sehingga benar-benar siap digunakan
sebagai perwujudan pemanfaatan ruang.
4.2.1 Tinjauan Visi dan Misi Penataan Ruang Kota Surakarta
Pada prinsipnya, rencana umum tata ruang wilayah kabupaten/kota
adalah penjabaran RTRW provinsi ke dalam kebijakan dan strategi
pengembangan wilayah kabupaten/kota yang sesuai dengan fungsi dan
peranannya dalam rencana pengembangan wilayah provinsi secara keseluruhan,
strategi pengembangan wilayah ini selanjutnya dituangkan ke dalam rencana
struktur dan rencana pola ruang operasional. Oleh karena itu, dalam perumusan
visi dan misi keruangan wilayah Kota Surakarta harus berpijak pada kebijakan
dan strategi pengembangan dalam RTRW Nasional dan RTRW Provinsi Jawa
Tengah. Hal ini telah tercantum dalam bab tiga (3) dalam dokumen RTRW Kota
Surakarta Tahun 2007-2026 yang memperhatikan dan mempertimbangkan
perencanaan sesuai dengan rencana tata ruang jenjang wilayah di atasnya.
Perumusan visi dan misi penataan ruang Kota Surakarta juga berdasar
pada visi pembangunan Kota Surakarta, hal ini dimaksudkan untuk menjaga
integritas visi pembangunan dan visi penataan ruang Kota Surakarta yang mana
penyusunan RTRW Kota Surakarta dilaksanakan setelah terdapat visi
pembangunan Kota Surakarta tersebut.
Selain upaya integritas di tataran visi pembangunan Kota Surakarta,
perumusan visi penataan ruang juga berdasar pada misi pembangunan Kota
Surakarta yang termuat dalam rencana pembangunan Kota Surakarta. Dengan
berdasar pada visi dan misi pembangunan Kota Surakarta tersebut maka
terumuskan visi penataan ruang dalam RTRW Kota Surakarta Tahun 2007-2026
yaitu ‘Kota Produksi Bersih’ atau ‘Cleaner Production City’ dengan lima (5) misi
yang mendukung demi terwujudnya visi ini.
116
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
Proses perumusan visi dan misi penataan ruang ini dapat dibuat skema
seperti gambar di bawah ini.
Visi Pembangunan
Kota Surakarta Visi dan Misi Penataan Ruang
Kota Surakarta
dijabarkan (dalam RTRW Kota Surakarta
Tahun 2007-2026)
Misi Kota
Surakarta
(dalam rencana
pembangunan)
Gambar 4.2
Proses Perumusan Visi dan Misi Penataan Ruang Kota Surakarta
(Dalam RTRW Kota Surakarta Tahun 2007-2026)
(Sumber: Analisis, 2010)
117
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
diperjelas dengan gambar peta yang bersifat dua (2) dimensi sehingga terlihat
dengan jelas batas-batas pembagian wilayahnya pada tiap BWK.
Akan tetapi, rencana pembagian wilayah tersebut tidak dijabarkan arah
rencana pengembangan yang spesifik pada tiap Bagian Wilayah Kota (BWK),
hanya melihat eksisting dominansi kegiatan dalam suatu wilayah yang kemudian
ditetapkan sebagai pusat kegiatan sehingga pembagian wilayah kedalam BWK
hanya digunakan dari sisi batas fisik wilayah tanpa arahan rencana pengembangan
keruangan di dalam BWK tersebut.
4.2.3.2 Rencana Pengembangan Fasilitas Sosial
Fasilitas sosial dalam RTRW Kota Surakarta Tahun 2007-2026 terdiri
dari fasilitas pendidikan, kesehatan, peribadatan dan perdagangan. Rencana
fasilitas pendidikan diarahkan untuk pengembangan penambahan sarana TK, SD
dan SLTP. Fasilitas kesehatan direncanakan untuk pengembangan rumah sakit
umum dan rumah sakit khusus pada BWK III dan IV sebagai magnet
perkembangan wilayah Kota Surakarta bagian utara.
Menurut standar kebutuhan fasilitas peribadatan, tidak membutuhkan
adanya penambahan fasilitas peribadatan sampai akhir tahun perencanaan, yakni
tahun 2026. Sedangkan pada fasilitas perdagangan diarahkan untuk penambahan
fasilitas pasar kelas II, yang melayani suatu kawasan di BWK III dan IV.
Meninjau dari substansi jenis fasilitas sosial ini, yang seharusnya
termasuk dalam bagian rencana struktur pusat pelayanan kegiatan kota, masih
banyak kekurangan jenis pusat pelayanan kegiatan yang tidak direncanakan dalam
RTRW Kota Surakarta Tahun 2007-2026 ini. Misalnya: rencana pengembangan
industri, rencana pengembangan pariwisata, rencana pengembangan olahraga dan
rekreasi, serta rencana pusat pelayanan pemerintahan yang secara eksisting
keberadaan fasilitas tersebut mengisi ruang di Kota Surakarta sehingga juga perlu
direncanakan.
4.2.3.3 Rencana Pengembangan Perumahan
Pengembangan perumahan didasarkan pada rencana distribusi dan
kepadatan penduduk, sehingga diperlukan adanya penambahan jumlah rumah
118
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
119
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
120
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
Tabel 4.1
Penilaian Rencana RTRW Kota Surakarta Tahun 2007-2026
Berdasarkan Kelengkapan Substansi dan Karakteristik Wilayah
No Muatan Ada (%) Tidak (%)
A Rencana Struktur Ruang
1 Perwujudan pusat-pusat pelayanan
1.1 Pusat pelayanan kota √ 3,44 - -
1.2 Sub pusat pelayanan kota √ 3,44 - -
1.3 Pusat lingkungan √ 3,44 - -
2 Perwujudan sistem prasarana
Sistem prasarana utama
2.1 Sistem jaringan transportasi darat √ 3,44 - -
2.2 Sistem jaringan transportasi udara - - √ 3,44
Sistem prasarana lainnya
2.3 Sistem jaringan energi/ kelistrikan √ 3,44 - -
2.4 Sistem jaringan telekomunikasi √ 3,44 - -
2.5 Sistem jaringan sumber daya air kota √ 3,44 - -
Infrastuktur perkotaan
2.6 Sistem penyediaan air minum kota - - √ 3,44
2.7 Sistem penyediaan air limbah kota - - √ 3,44
2.8 Sistem persampahan kota √ 3,44 - -
2.9 Sistem drainase kota √ 3,44 - -
2.10 Penyediaan sarana dan prasarana - - √ 3,44
pedestrian
2.11 Jalur evakuasi bencana - - √ 3,44
B Perwujudan Pola Ruang
1 Perwujudan kawasan lindung
1.1 Hutan Lindung - - √ 3,44
1.2 Kawasan resapan air - - √ 3,44
1.3 Kawasan perlindungan setempat √ 3,44 - -
1.4 Ruang terbuka hijau (RTH) kota (taman, √ 3,44 - -
kuburan)
1.5 Kawasan suaka alam dan cagar budaya √ 3,44 - -
1.6 Kawasan rawan bencana alam (banjir) √ 3,44 - -
2 Perwujudan kawasan budidaya -
2.1 Kawasan perumahan √ 3,44 - -
2.2 Kawasan perdagangan dan jasa √ 3,44 - -
2.3 Kawasan perkantoran √ 3,44 - -
2.4 Kawasan industri √ 3,44 - -
2.5 Kawasan pariwisata - - √ 3,44
2.6 Kawasan non ruang terbuka hijau - - √ 3,44
2.7 Kawasan ruang evakuasi bencana - - √ 3,44
2.8 Kawasan peruntukan ruang bagi sektor √ 3,44 - -
informal (campuran)
2.9 Kawasan olahraga/ open space √ 3,44 - -
Tidak terdapat penetapan kawasan
C Perwujudan Kawasan Strategis Kota
strategis di Kota Surakarta
1 Kawasan berhimpitan dengan kawasan - - - -
strategis nasional dan kawasan strategis
provinsi
1.1 ... - - - -
121
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
Kriteria Muatan
Keterangan: Penilaian = x 100%
Total Kriteria
122
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
123
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
Tabel 4.2
Komparasi RTRW Kota Surakarta Tahun 2007-2026 Terhadap RPJM Kota Surakarta 2005-2010
124
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
125
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
126
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
127
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
128
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
Pengembangan
- PLN - −
Jaringan Listrik
2.4 Sistem jaringan
telekomunikasi
(dalam rencana
terdapat
pengembangan
jaringan dengan
penambahan jumlah
- - - - - - - −
sambungan telepon,
namun tidak muncul
dalam indikasi
program pelaksanaan
pembangunan)
2.5 Sistem jaringan
sumber daya air
kota
Pengembangan Konservasi sumber daya air dan PDAM,
KLH √
Jaringan Air Bersih pengendalian kerusakan sumber air Swasta
Infrastuktur perkotaan
2.6 Sistem
penyediaan air - - - - - - - −
minum kota
2.7 Sistem
penyediaan air
limbah kota
Peningkatan
Pelayanan Jaringan
Air Limbah Terpadu
(dalam rencana tidak
terdapat
- Pembangunan Sanitasi Masyarakat DPU, PDAM DPU √
pengembangan air
limbah, namun
muncul di indikasi
program pelaksanaan
pembangunan)
129
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
2.8 Sistem
persampahan
kota
−
Pengadaan TPS Pembangunan lahan penimbunan baru di DPU, DKP,
DKP (berbeda
(Sampah) TPA Putri Cempo PDAM
kegiatan)
2.9 Sistem drainase
kota
- Perluasan dan Pembangunan Saluran dan
Bangunan Pelengkap
- Peningkatan/ rehabilitasi saluran dan
Peningkatan Jaringan
bangunan pelengkap DPU, PDAM DPU √
Drainase
- Perluasan/ pembangunan saluran dan
bangunan pelengkap
- Penyusunan piranti lunak drainase
Normalisasi Kali
- DPU, PDAM - −
Pelemwulung
2.10 Penyediaan
sarana dan
prasarana
pedestrian
Dinas Tata
- - - - - - Pembangunan Solo City Walk - −
Kota
2.11 Jalur evakuasi
- - - - - - - −
bencana
130
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
Penguasaan Kawasan
Lindung Sempadan - Penyusunan Perda/ Sempadan Sekda Ska DPU √
Sungai
Sosialisasi
Pemanfaatan Bappeda,
- Penyusunan Perda/ Sempadan DPU √
Kawasan Lindung Dinas LH
Sempadan Sungai
Sosialisasi
Pemanfaatan Bappeda,
- Penyusunan Perda/ Sempadan DPU √
Kawasan Lindung Dinas LH
Sempadan Rel KA
1.4 Ruang terbuka
hijau (RTH)
kota
Pembangunan taman mapam manahan
Surakarta
Pembuatan taman dan patung Gilingan
Pembuatan taman Setabelan
−
Pengembangan Pembuatan taman Ngesus
DPU, DKP DKP (berbeda
Taman Tirtonadi Pembuatan taman Banjarsari
kegiatan)
Pembuatan pagar BRC Taman Banjarsari
Pembuatan taman Soekarno-Hatta
Penanaman turus jalan dan taman jalur
hijau
1.5 Kawasan suaka
alam dan cagar √
budaya
Studi Pengendalian - Revitalisasi bangunan dan kawasan DPU
Kawasan Lindung peninggalan sejarah Bappeda Dinas Tata √
Cagar Budaya - Pembangunan Kampung Batik Laweyan Kota
1.6 Kawasan rawan
- - - - - - - −
bencana alam
(dalam rencana pola
kawasan lindung
terdapat penetapan
131
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
kawasan rawan
bencana banjir,
namun tidak ada
indikasi program
pelaksanaan
pembangunan yang
berkaitan dengan
kawasan ini)
132
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
133
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
space
(dalam rencana pola
terdapat penetapan
zona olahraga/ open
space, namun tidak
terdapat indikasi
program
pemanfaatan ruang
yang berhubungan
dengan zona ini
- Penataan dan pengembangan kawasan
- - - - - - DPU −
perbatasan yang tertinggal
D Perwujudan Kawasan Strategis Kota
(dalam RTRW tidak ada penetapan kawasan strategis di Kota Surakarta)
1 Kawasan berhimpitan dengan kawasan strategis nasional dan kawasan
strategis provinsi
1.1 ...
2 Kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi
2.1 ...
3 Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial budaya
3.1 ...
4 Kawasan strategis pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi
tinggi
4.1 ...
5 Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya lingkungan
5.1 ...
6 Kawasan strategis dari kepentingan pembangunan wilayah dan kota
6.1 ...
(√) = 30
Total (dari 72 indikasi program pemanfaatan ruang/ pembangunan)
(−) = 42
Sumber: Analisis, 2010
134
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
Apabila hasil total dari check list keterpaduan tersebut dikonversi dalam
prosentase maka dihasilkan perhitungan sebagai berikut:
Indikasi Program
Prosentase Keterpaduan = x 100%
Total Indikasi Program
30
Terpadu (√ ) = x 100% = 41,67%
72
42
Tidak Terpadu (−) = x 100% = 58,33%
72
Penarikan hasil perhitungan prosentase ini didasarkan atas pertimbangan:
1. Mengabaikan kesamaan dinas pengelola/instansi pelaksana karena
dianggap belum adanya koordinasi dan persamaan pengetahuan
mengenai Tugas Pokok dan Fungsi (TUPOKSI) suatu SKPD di
Pemerintah Kota Surakarta pada pihak penyusun kedua rencana.
2. Pada rencana keruangan, penilaian berdasar pada indikasi program
pemanfaatan ruang walaupun di beberapa indikasi program terdapat
ketidaksinkronan antara rencana yang ada dengan indikasi program
pemanfaatan ruang dalam RTRW. Sedangkan pada rencana
pembangunan, input data program/kegiatan/indikasi keluaran yang
ditetapkan sebagai pembanding ditentukan dari identifikasi
program/kegiatan/indikasi keluaran pada seluruh SKPD di Pemerintah
Kota Surakarta dalam RPJM yang berkaitan dengan pembangunan
keruangan.
3. Memperhitungkan muatan aspek tata ruang yang seharusnya diakomodir
dalam RTRW Kota Surakarta namun tidak terdapat dalam rencana tata
ruang tersebut. Hal ini dimaksudkan agar tetap terdapat aspek tata ruang
yang melingkupi program pembangunan bilamana program
pembangunan ini berkaitan dengan salah satu aspek tata ruang yang tidak
terakomodir.
4. Tidak memperhitungkan akan penetapan kawasan strategis kota, karena
tidak terdapat penetapan kawasan strategis dalam RTRW Kota Surakarta
Tahun 2007-2026 serta dalam program/kegiatan/indikasi keluaran SKPD
135
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
136
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
137
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
138
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
139
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
BAB 5
PENUTUP
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai penarikan kesimpulan dari hasil
pembahasan persoalan dalam penelitian serta usulan rekomendasi demi perbaikan
beberapa temuan kekurangan dan kelemahan dalam penelitian ini.
5.1 Kesimpulan
Beranjak dari hasil pembahasan pada bab sebelumnya hingga
menemukan tingkatan kinerja RTRW dalam pemanfaatan ruang di Kota
Surakarta, maka dapat dirumuskan kesimpulan sebagai berikut:
1. Tingkatan kinerja RTRW Kota Surakarta sebagai acuan koordinasi
kegiatan pembangunan lintas sektor dan wilayah dalam perwujudan
pemanfaatan ruang ialah tergolong dalam tingkatan kinerja cukup.
Penilaian cukup ini didapatkan melalui penilaian:
a. Dari segi kelengkapan muatan dokumen berdasar karakteristik
wilayah di Kota Surakarta, terdapat 65,52% muatan lengkap sesuai
dengan karakteristik wilayah Kota Surakarta.
b. Dari segi mekanisme praimplementasi rencana/program/kegiatan
antara RTRW dengan RPJM Kota Surakarta tergolong kurang
terpadu secara utuh dan menyeluruh dengan adanya ketidakjelasan
unit pelaksana teknis.
c. Dari segi kelembagaan penyusun rencana, instansi-instansi
pengelola pembangunan tidak terlibat secara utuh dan kurang
memperhatikan arahan dalam penataan ruang.
d. Dari segi penganggaran dalam perencanaan, penganggaran kurang
mengacu pada kebutuhan perencanaan, kurang memanfaatkan
segala sumber pendanaan yang dapat diraih dalam Kota Surakarta.
2. Terdapat korelasi dan sinkronisasi antara RTRW dengan rencana
pembangunan sebagai wujud pemanfaatan ruang di Kota Surakarta. Hal
ini ditunjukkan dengan adanya program dan kegiatan yang sinkron antara
dokumen RTRW dan dokumen rencana pembangunan.
140
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
141
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
142
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
143
Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Tugas
di Kota Surakarta Akhir
DAFTAR PUSTAKA
144