METODE PENELITIAN KUANTITATIF Rancangan Variabel Dan Data
METODE PENELITIAN KUANTITATIF Rancangan Variabel Dan Data
Oleh
Prof.DR Ir Soemarno,MS
Mei 2012
PENDAHULUAN
Data dan informasi ilmiah yang termaktub dalam khasanah pengetahuan dan
ilmu semata-mata merupakan hasil rekayasa manusia yang semula diawali
kekaguman manusia terhadap lingkungan di sekitarnya . Kekaguman ini menimbulkan
keinginan manusia untuk mengetahui dan selanjutnya bagaimana alam dapat dikuasai
manusia. Fenomena dan kejadian alam dapat dipelajari karena lazimnya hal-hal yang
terjadi secara alamiah akan berlangsung menurut hukum keteraturan dan konsistensi.
Lazimnya suatu "Ilmu" disusun berdasarkan pengalaman manusia dari hasil
pengamatan manusia terhadap alam, semula menghubungkan satu fenomena satu
dengan lainnya yang bilamana diketahui manusia disebut pengetahuan (knowledge).
Pengamatan adalah suatu tindakan manusia dalam usaha memahami suatu kejadian
(gejala), dan dari hasil pengamatannya manusia berusaha menarik kesimpulan umum
(generalisasi). Pada prinsipnya ada dua pokok kegiatan mental manusia yang
memungkinkan tersusunnya ilmu pengetahuan, yaitu (1) pengamatan, dan (2)
inferensia. Keduanya merupakan komponen dari metoda penelitian ilmiah (scientific
research).
Scientific research: kegiatan manusia yang membutuhkan kecer dikan
(astute), pengamatan atau persepsi obyektif dan dan daya evaluasi dan generalisasi
yang tajam. Tujuan dari penelitian ilmiah adalah untuk memperoleh pengertian
terhadap suatu fenomena atau proses dalam penyelidikan spesifik untuk dapat
memprediksikan dengan akurat mengenai apa yang terjadi dalam proses itu sendiri
atau memodifikasikan proses atau dalam mengembangkan proses baru seperti
metoda produksi (teknologi) yang lebih efisien. Dilihat dari segi metodologi, seluruh
ilmu pengetahuan didasarkan pada:
(1). Pengamatan dan pengalaman manusia yang terus menerus; dan pengumpulan
data yang sistematis.
(2). Analisis yang digunakan dalam bentuk berbagai cara, antara lain: (a). Analisis
langsung (direct analysis), (b). Analisis perbandingan (comparative analysis), (c).
Analisis matematis dengan meng gunakan model matematis.
(3). Penyusunan model-model atau teori, serta pemuatan peramalan-peramalan
dengan menggunakan model itu.
(4). Penelitian-penelitian untuk menguji ramalan-ramalan tersebut, hasilnya mungkin
benar atau mungkin salah.
2
Proses penelitian juga dapat diartikan sebagai usaha manusia yang dilakukan
secara sadar dan terencana dengan pentahapan proses secara sistematik untuk : (1)
memecahkan masalah dan menjawab pertanyaan praktis di lapang, atau (2)
menambah khasanah ilmu penge tahuan, baik berupa penemuan teori-teori baru atau
penyempurnaan yang sudah ada.
Dengan demikian penelitian juga dapat digunakan sebagai tolok ukur
kemajuan suatu negara, karena melalui penelitian inilah ilmu pengetahuan dan
teknologi baru dapat dihasilkan. Secara umum penelitian (research), dalam
pengertian umum dapat dibedakan antara survai (survey) atau studi kasus (case
study) di satu pihak dan penelitian (experiment) di pihak lain. Untuk dapat
melaksanakan penelitian secara baik, diperlukan penguasaan yang memadai tentang
metode penelitian itu sendiri, baik yang menyangkut pengetahuan teoritikal,
ketrampilan dalam praktek dan juga pengalaman-pengalaman. Lebih dari itu, cara
pelaksanaan penelitian yang baik saja sering dirasa belum mencukupi bila kita tidak
berhasil menyebar luaskan dan meyakinkan akan kegunaan hasil penelitian tersebut
kepada masyarakat, melalui publikasi-publikasi dan pertemuan ilmiah.
Sementara orang seringkali mencampur-adukkan pengertian "metode
penelitian" dan "metodologi penelitian". Metodologi penelitian membahas konsep
teoritik berbagai metode, kelebihan dan kelemahannya, serta pemilihan metode yang
akan digunakan dalam suatu penelitian. Sedangkan "metode penelitian"
mengemukakan secara teknis tentang metode-metod yang dipakai dalam suatu
penelitian.
Seringkali metodologi penelitian diperkenalkan dalam maknanya yang teknis
belaka, misalnya langsung membahas tentang populasi, teknik sampling, merumuskan
masalah, mendisain dan merancang instrumen kuantifikasi data, dan sebagainya.
Selain itu, banyak peneliti telah tenggelam pada berbagai teknik sampling, teknik
instrumentasi, teknik analisis, tanpa menyadari bahwa dia telah menjadi penganut
filsafat ilmu tertentu. Pengguna metodologi seperti biasnaya akan cenderung menolak
cara-cara kerja lainnya sebagai spekulatif, subyektif, dan sebagainya. Sebaliknya para
penganbut filsafat ilmu yang berbeda memberi cap "bohong", "munafik" pada
lanbgkah-langkah kerja penelitian yang memulai tulisannya dengan "alasan pemilihan
judul", dan lainnya. Mereka ini lupa atau tidak tahu bahwa ada metodologi penelitian
berbeda yang menggunakan dasar filsafat ilmu yang lain, yang memang menuntut
langkah kerja seperti itu.
Berdasarkan uraian di atas maka seyogyanya seorang peneliti mengetahui dan
menyadari bahwa dia menggunakan landasan filsafat ilmu yang mana untuk
metodologi penelitian yang digunakannya; sehingga dia menyadari kelebihan dan
kelemahan metodologi yang digunakannya, dan sadar pula bahwa ada metodologi
epenelitian lain yang menggunakan landasan filsafat ilmu yang berbeda.
Metodologi penelitian merupakan ilmu yang mempelajari metode-metode
penelitian, ilmu tentang alat-alat untuk penelitian. Di lingkungan filsafat, logika dikenal
sebagai ilmu tentang alat untuk mencari kebenaran, dan kalau disusun secara
sistematis, metodologi penelitian merupakan bagian dari logika. Kita mengenal lima
macam model logika, yaitu (1) logika formal Aristoteles, (2) Logika matematika
deduktif, (3) Logika matematika induktif, (4) Logika matematik probabilistik, dan (5)
Logika reflektif.
Logika formal Aristoteles berupaya menyusun struktur hubungan antara
sejumlah proposisi. Untuk membuat generalisasi, logika Aristoteles
mengaksentuasikan pada prinsip-prinsip relasi formal antar proposisi. Proposisi
merupakan penegasan tentang relasi antar jenis , proposisi juga dapat dimaknakan
sebagai hubungan antar konsep.
3
Populasi juga dapat diartikan sebagai jumlah keseluruhan unit analisis yang
ciri-cirinya akan diduga (akan dianalisis). Dalam konteks ini dapat dibedakan antara
POPULASI TARGET dan POPULASI SURVEI. Populasi target adalah populasi yang
telah kita tentukan sesuai dengan permasalahan penelitian, dan hasil penelitian dari
populasi ini akan disimpulkan. Populasi survei merupakan populasi yang terliput
dalam penelitian. Secara ideal kedua populasi ini sehatrusnya identik, tetapi pada
kenyataannya seringkali berbeda.
SAMPEL atau CONTOH adalah sebagian dari populasi yang diteliti/diobservasi
dan dianggap dapat menggambarkan keadaan atau ciri populasi. Dalam teknik
penarikan sampel dikenal dua jenis, yaitu penarikan sampel probabilita dan non
probabilita. Sampel probabilita adalah teknik poenarikan sampel dimana setiap
anggota populasi diberi/disediakan kesempatan yang sama untuk dapat dipilih
menjadi sampel.
1. Sampel Probabilita
PREPOSISI PENELITIAN
2. Jenis Preposisi
Preposisi adalah suatu pernyataan yang terdiri dari satu atau lebih dari satu
konsep atau variabel. Preposisi yang hanya terdiri atas satu konsep atau variebal
disebut UNIVARIAT. Preposisi yang menyangkut hubungan antara dua konsep atau
variabel disebut BIVARIAT, dan lebih dari dua konsep atau variabel disebut
MULTIVARIAT. Beberapa jenis preposisi yang lazim digunakan adalah Aksioma,
Postulasi, Teori, Hipotesis, dan Generalisasi Empiris.
6
7
4. Sekala Variabel
Ciri-ciri atau karakteristik dari nilai variabel pada dasarnya dapat dibedakan
menjadi empat tingkatan skala, yaitu SEKALA NOMINAL, SEKALA ORDINAL,
SEKALA INTERVAL, dan SEKALA RASIO.
Sekala Nominal hanya sekedar membedakan satu kategori dengan kategori
lainnya dari suatu variabel. Dasar perbedaannya adalah penggo longan yang tidak
saling tumpang tindih antar kategori. Sekala ordinal mempunyai sifat membedakan
dan mencerminkan adanaya tingkatan. Misalnya jenjang kepangkatan meliter
"Mayor", "Kapten", "Letnan". Sekala interval mempunyai sifat membedakan,
mempunyai tingkatan dan mempunyai jarak yang pasti antara satu kategori dengan
kategori lainnya. Misalnya variabel "umur". Sekala rasio mempunyai sifat
membedakan, mempunyai tingkatan dan jarak, dan setiap nilai variabel diukur dari
suatu keadaan atau titik yang sama (titik nol mutlak). Misalnya variabel "berat badan",
keadaan tanpa bobot dapat dipakai sebagai titik nol mutlaknya.
Dalam penelitian, selain "sekala" kita lazim mengenal istilah "indeks", yaitu
ukuran gabungan untuk suatu variabel. Dari beberapa variabel kita mengga-
bungkannya dengan cara etertentu untuk megukur suatu variabel atau konsep baru.
Dalam proses penggabungan ini dapat digunakan pembobot yang sama atau berbeda
untuk setiap variabel yang digabungkan. Dalam penggabungan ini dapat digunakan
cara (1) Summated Rating, (2) Sekala Likert, dan (3) Sekala Guttman.
8
5. Pengukuran Variabel
Dunia konsep
(abstrak) -------------------- X -------------------------
Operasionalisasi X1 X2 X3
Dunia nyata/
empiris
konkrit X1.1 X1.2 X2.1 X2.2 X3.1 X3.2
Keterangan:
X = Status sosial ekonomi
X1 = Pendidikan; X2 = pekerjaan; X3 = penghasilan
X1.1 = jenjang pendidikan terakhir
X1.2 = lama waktu pendidikan
X2.1 = jenis pekerjaan utama; X2.2 = jenis pek. sampingan
X3.1 = jumlah penghasilan utama;
X3.2 = jumlah penghasilan sampingan
X1,X2, dan X3 adalah indikator untuk X
X1.1 dan X1.2 adalah indikator untuk X1.
.
Teori
Tingkatan KONSEP <-----------------------------> KONSEP
teori
Tingkatan Hipotesis
empiris VARIABEL <---------------------------> VARIABEL
X --------------------------> Z ---------------------------------> Y
Variabel bebas
X1
Variabel antara Var tdk bebas
Z ----------------------------------------- > Y
Variabel bebas
X2
Ada-tidaknya Tingkat
kebun binatang X Y kejahatan
hubungan hubungan
positif positif
Z
Besar-kecilnya kota
RANCANGAN PENELITIAN:
RUMUSAN PERMASALAHAN, TUJUAN DAN KEGUNAAN, KERANGKA
TEORI DAN KONSEPSI, HIPOTESIS
1. Pendahuluan
Jika peneliti ingin usulan yang ditulis dapat bersaing maka ikutilah petunjuk
format penulisan proposal yang diberlakukan. Mengapa harus diikuti ? Karena usul
penelitian itu akan dievaluasi, yang pertama dinilai apakah format telah sesuai; jika
tidak sesuai maka usul penelitian akan gagal memasuki babak penilaian akademis
berikutnya yang menilai mengenai isi usul penelitian.
Beberapa hal penting dalam penyusunan usul penelitian ialah (1) Rumusan
permasalahan, (2) tujuan dan kegunaan, (3) kerangka teori dan konseptual dan (4)
Hipotesis. Outline usul penelitian secara umum adalah sbb: judul, latar belakang,
rumusan masalah, tujuan dan kegunaan, kerangka teori dan konseptual, hipotesa,
metodologi: teknik pengambilan contoh, instrumen penelitian (untuk survey) -
rancangan percobaan (untuk experimen), metoda analisis - kalau ada model statistik.
Urutan itu tidak baku, tetapi komponen-komponen itu harus ada. Para calon peneliti
dan peneliti hendaknya menyadari bahwa penyusunan rancangan penelitian bukan
hanya berguna bagi diri peneliti sendiri. Akan tetapi, juga bermanfaat bagi orang lain
baik untuk memperoleh masukan, atau meyakinkan pihak pemberi dana. Rancangan
penelitian yang diusulkan pada pihak lain, disebut usulan penelitian (research
proposal).
Sampai sejauh manakah kelengkapan penulisan rancangan penelitian ? A
good research proposal is a final report minus data. Dalam keinginan yang ideal
ini, berarti segala kegiatan dari tahapan penelitian harus ada dikemukakan dalam
rancangan penelitian. Dari rancangan penelitian, pembaca dapat memprakirakan hasil
dan kualitas penelitian yang akan dihasilkan. Hal ini tidak berarti rancangan penelitian
tidak dapat dirubah, penyesuaian atau revisi rancangan dalam pelaksanaan penelitian
selalu dapat dilakukan, demi tercapainya tujuan penelitian.
Adalah tidak dapat dibenarkan apabila seorang peneliti beranggapan, model
atau konsep analisis data itu tidak perlu dicantumkan dalam usul (proposal)
penelitian . Analisis data itu adalah urusan belakang, nanti pasti akan dilakukan jika
data telah terkumpul. Bilamana hal ini dilakukan oleh peneliti, seringkali penyelesaian
laporan penelitian terlambat, karena (i) peneliti masih mereka-reka bagaimana
menganalisa data, (ii) karena tidak mantap dalam konsep analisis, maka kurang rinci
pula data yang dikumpulkan. Seringkali tujuan akan tidak tercapai karena setelah
sampai pada analisis - ternyata data yang dikumpulkan tidak memadai.
2. Hakekat Penelitian
IPTEK, ilmu pengetahuan atau sains dan teknologi adalah hasil dari kegiatan
penelitian. Dengan demikian, penelitian itu pada hakekatnya adalah untuk
menghasilkan sains dan teknologi. Kejadian alam dapat kita pelajari karena kejadian
itu beraturan. Dari hasil mengamati kejadian alamiah ini timbullah apa yang disebut
pengetahuan. Jadi pengetahuan lahir sebagai hasil pengalaman manusia.
12
3. Penggolongan Penelitian
a. Penelitian Diskriptif:
Penelitian golongan ini derajatnya dipandang lebih rendah diban dingkan dengan
golongan penelitian lainnya. Misalnya penelitian mengenai prevalensi penyakit
tertentu di daerah A, pendapatan dari petani di daerah A. Banyak contoh yang
lain, misalnya, judul penelitian adalah: Jumlah bakteri awal di dalam air susu sapi
perah di kabupaten A. Tujuan penelitian untuk mengetahui jumlah bakteri awal
yang terdapat di dalam air susu sapi perah pada perusahaan susu maupun
peternakan sapi perah milik rakyat di wilayah kabupaten A. Kesimpulan penelitian,
(a) jumlah bakteri awal di dalam air susu perah di kab. A lebih banyak dipengaruhi
14
oleh faktor penanganan, dan (b) jumlah bakteri awal air susu sapi perah di kab. A
termasuk dalam kategori susu yang diperoleh dengan banyak komtaminasi.
Contoh lain ialah penelitian prevalensi penyakit tanaman tertentu di suatu
daerah atau monitoring populasi hama tanaman di suatu daerah. Penelitian
semacam ini tidak lain hanya bersifat inventarisasi. Kualifikasi penelitian
semacam ini mutunya kurang dibandingkan dengan penelitian yang analitis. Data
yang dihasilkan inventarisasi ini memang tidak diragukan pentingnya bagi
pengambil kebijakan, atau dalam penelitian selanjutnya. Hal penting yang
dipermasalahkan bukan pentingnya data yang dikumpulkan, tetapi kualifikasi
ditinjau dari proses penelitian kurang memadai. Penelitian itu hanya mampu
menjawab "what" belum sampai pada "how" dan "why".
b. Penelitian Analitis
Dapat dibedakan dua macam yaitu diskriptif analitis dan analitis kuantitatif.
Perbedaan antara dua macam penelitian ini terletak pada analisa yang dipakai,
yang pertama menggunakan analisis tabuler, sedangkan yang kedua
menggunakan metoda kuantitatif - persamaan /model-model matematis.
Keunggulan penelitian analisis kuantitatif, dapat digunakan untuk memprediksi-
kan.
dapkan pada masalah untuk mengetahui mengapa orang itu sakit. Masalah penelitian
dapat berupa pertanyaan yang muncul karena ketidak tahuan atau kesenjangan.
Rumusan pertanyaan yang lebih spesifik akan lebih mudah dijawab daripada
pertanyaan umum. Ada beberapa cara untuk mengetahui apakah rumusan masalah
telah dapat terungkap dengan baik. Difinisi permasalahan yang dimaksud dalam
penelitian mempunyai arti yang spesifik.
b. WHO: Apakah masalah itu terjadi pada semua individu atau hanya sebagian
individu ?
c. WHOM: Adanya masalah itu berakibat pada siapa ?
d. WHEN: Kapan masalah itu terjadi dan seberapa sering terjadi ? Kapan masalah
itu mulai terjadi ?
Jika beberapa informasi itu tidak tersedia, tidak berarti peneliti harus mulai
penelitiannya dari awal. Gunakanlah teori-teori yang sudah ada untuk digunakan
dalam menentukan variabel-variabel yang perlu diteliti. Jika informasi point (b) tidak
tersedia, bukan berarti peneliti harus mulai dengan inventarisasi jumlah kematian
yang terjadi.
Upayakan mengenali kemungkinan sebab-sebab dari sosok masalah.
Inventarisasi jawaban ini merupakan sumber hipotesa. Untuk itu peneliti harus
menggunakan teori-teori yang relevan yang dapat membe rikan arah untuk
menemukan variabel sebab-sebab terjadinya masalah.
Paling tidak ada tiga kemungkinan terjadinya masalah ketidak lancaran tugas,
yaitu (a) kesenjangan pengetahuan dan keakhlian, (b) kesenjangan motivasi, (c)
hambatan. Tugas dari seorang peneliti adalah memperoleh bukti-bukti empiris
sehingga dapat meng identifikasi sebab- sebab terjadinya masalah. Apakah
pelaksana tahu cara melaksanakan tugas dengan baik ? Dengan kata lain apakah ia
tahu cara melaksanakan pekerjaan ? Jika ia mampu maka sebab-sebab terjadinya
masalah bukanlah disebabkan "skill and knowledge", harus dicari sebab- sebab
lainnya.
Jika masalah itu timbul karena adanya kesenjangan "skill and knowledge",
pertanyaan berikut revelan untuk memperoleh informasi untuk memecahkan masalah:
Apakah tugas dapat disederhanakan ?
Apakah pelaksana pernah mahir melaksanakan tugas dengan baik, ternyata ia
sekarang tidak mampu melaksanakannya ? Bilamana demikian apakah perlu praktek
lebih sering karena keakhlian dapat hilang jika jarang dipraktekkan. Pertanyaan
berikutnya mengapa terjadi penurunan kemampuan ?
Langkah-langkah penyelesaian merupakan hipotesis, yang juga dapat diuji
dengan melakukan ekperimen dalam upaya menyelesaikan permasalahan. Dengan
menggunakan kerangka pemikiran ini, proble matik penelitian secermat mungkin
dengan menggunakan kerangka permikiran yang relevant.
Tidak semua bahan sitasi yang diambil dari tulisan orang lain Pustaka selalu
pantas dimasukkan dalam tinjauan pustaka. Saya seringkali menjumpai, dalam
rancangan penelitian, keadaan daerah penelitian dicantumkan dalam tinjauan
pustaka, dengan alasan diperoleh dari pustaka. Ini tidak benar.
Teori
Teori adalah unsur informasi ilmiah atau pengetahuan ilmiah yang berlaku
paling umum. Tetapi teori dapat diangkat menjadi "hipotesa", yaitu bilamana kita akan
mengetes berlakunya suatu teori dalam lingkungan yang berbeda.
Jika teori diangkap menjadi hipotesa, mungkin teori itu masih belum
operasional dipetakan di daerah penelitian terpilih. Biasanya teori itu harus
dioperasionalkan supaya dapat diuji secara empiris. Teori terdiri dari konsep-konsep
dan variabel, yang harus didifiniskan dengan baik, dicantumkan dalam metoda
penelitian.
Konsep
Konsep merupakan salah satu komponen dasar dalam teori, contoh misalnya
aliran air, pertumbuhan tanaman, manusia, ternak; tingkat fertilitas, ketajaman
pendengaran seseorang, kebisingan dalam lingkungan industri, ketahanan varietas
terhadap kekeringan. Konsep yang disebut itu adalah abstrak. Tugas seorang
peneliti pada tahapan pembuatan rancangan penelitian adalah menterjemahkan
konsep abstrak itu menjadi empirical konsep yang dapat diamati di lapangan, baik
dalam percobaan atau survey. Komponen dari konsep yaitu simbol dan makna.
Setiap ilmu mempunyai simbol tersediri, yang mungkin hanya dimengerti oleh para
ilmuan di lingkungannya sendiri. tetapi tidak semua fenomena dapat diukur secara
kuantitatif - diperlukan instrument lain untuk mewakilinya.
7. Hipotesis
Apakah dalam penelitian selalu harus ada hipotesa ? Jawaban: ya. Tetapi tidak
selalu perlu dirumuskan dalam bentuk kalimat dalam rancangan penelitian. Hipotesa
adalah suatu perkiraan atau dugaan me ngenai fakta-fakta yang diperoleh atau
jawaban sementara mengenai suatu gejala atau hubungan antara dua gejala impiris.
Hipotesa harus didasari oleh teori - untuk menghindari hubungan palsu.
Peneliti dapat sampai pada kesimpulan yang menyesatkan, karena kesimpulan yang
diperoleh itu didukung dengan data tetapi tidak mempunyai dasar teori. Dengan
demikian, peneliti tidak boleh memberikan hipotesa seenaknya, mencoba-coba
menghubungkan satu konsep (variabel) dan konsep (variabel) lainnya. Hipotesa
ilmiah adalah sesuatu hubungan antar konsep (variabel) yang dapat diterima oleh
logika - berdasarkan kerangka logika dengan menggunakan teori yang ada - tetapi
20
belum dapat dipastikan kebenaran secara empiris. Teori dapat diangkat menjadi
hipotesa - yang akan diuji secara empiris dalam suatu lingkungan tertentu. Hasil uji
hipotesa dapat mendukung teori atau dapat menolak teori. Oleh karena itu, hasil
penelitian tidak perlu sesuai dengan hipotesa baik hipotesa yang diangkat dari teori
ataupun hasil pengamatan lapang.
Setiap tahap pengembangan pemikiran ilmiah dibuat dengan memperkirakan
kejadian dengan mengembangkan hipotesa (yang diusahakan untuk dibuktikan) yang
seringkali dimulai dengan dasar yang tidak kuat. Pemikiran ilmiah itu dapat diangkat
jadi hipotesa, untuk dibuktikan dengan data empiris. Jika peneliti menolak atau
mendukung pemikiran ilmiah itu berarti ia telah berhasil memperluas khasanah dunia
ilmu pengetahuan.
7.2.2. Observasi
Berdasarkan uraian diatas, sumber masalah dalam penelitian menjadi sangat
penting dalam perumusan hipotesis. Banyak peneliti yang akan melakukan suatu
penelitian tidak dapat menjawab dengan tegas bila ditanyakan apa masalahnya ?.
Permasalahan diperoleh melalui observasi (pengamatan) yang dilakukan dengan
metode ilmiah. Observasi ini sekaligus akan menjadi batasan domain (wawasan
atau ruang lingkup) ilmiah. Jadi pembatasan sebaiknya jangan dilakukan terlebih
dahulu, seperti dengan pendekatan komoditi, sebelum mendapatkan permasalahan
karena tindakan demikian akan mempersempit perolehan masalah. Kemudian
sesuatu yang tidak dapat diamati tidak dapat diteliti secara ilmiah, dan pengamatan
tidak harus bersifat langsung. Misalnya inti atom atau magnit tidak dapat dirasakan
secara langsung melalui panca indera, tetapi pengaruhnya dapat diamati dengan alat.
Ini sama halnya dengan jalan pikiran manusia yang tidak dapat diamati langsung,
tetapi pengaruhnya yang diwujudkan dalam tingkah laku dapat diamati.
Observasi merupakan suatu seni, dan observasi yang jeli diharapkan dapat
menghasilkan permasalahan yang menarik, hipotesis yang berbobot dan akhirnya
topik penelitian yang "mengigit". Untuk itu. observasi harus dilakukan berdasarkan
metode ilmiah yang dicirikan oleh hasilnya yang dapat diulangi. Kalau hasil observasi
tidak dapat diulangi, maka itu hanyalah suatu kebetulan yang sulit diketahui proses
yang menghasilkannya dan akhirnya faktor-faktor penyebabnya. Keadaan demikian
akan membawa kesulitan atau bahkan ketidak-mungkinan dipelajari melalui penelitian.
Karena itu pengamatan yang dilakukan dengan tepat menjadi sangat penting dan
merupakan bagian yang paling sulit dalam kerangkan penelitian ilmiah. Pengamatan
dapat dilakukan melalui semua panca indera; penglihatan, pendengaran, perasaan dll,
tetapi panca indera sering bekerja secara bias yang menjadi kendala sebagian besar
dalam mendapatkan permasalahan penelitian yang baik atau sesungguhnya.
Pengamatan tidak selalu berarti kompleks, pengamatan yang sederhana sering
menghasikan permasalahan yang berbobot. Newton yang duduk dengan santai dapat
melakukan pengamatan yang sangat berarti dalam perkembangan ilmu pengetahuan
dan kehidupan. Pengamatan yang tidak disengaja tentang kejatuhan sebuah appel
membawa Newton mengembangkan hukum gravitasi yaitu setiap benda dalam jagat
raya tarik-menarik satu sama lain oleh kekuatan yang semakin besar semakin
besar massa benda. Hukum ini kemudian dapat menjelaskan pergerakan bulan pada
orbit mengitari bumi dan bumi serta planit lain pada masing-masing orbitnya mengitari
matahari. Bagaimana Newton membuat penemuan ilmiah besar hanya dari hasil
pengamatan sederhana, banyak keadaan demikian sering dihubungkan dengan
naluri ilmiah. Naluri ilmiah tentu tidak datang begitu saja, tetapi merupakan integrasi
dari berbagai faktor termasuk tingkat penguasaan ilmu pengetahuan. Sir Isaac
Newton adalah seorang ahli matematika dan menerbitkan suatu karya tulis berjudul
Principia Mathematica yang dipertimbangkan kemungkinan sebagai karya tulis paling
penting dalam ilmu pengetahuan alam.
Suatu catatan yang dapat dibuat dari uraian diatas adalah bahwa banyak
penemuan besar dihasilkan dari pengamatan yang tidak direncanakan. Ini sulit
diterapkan dan hanya orang yang jeli atau mempunyai naluri pengamat yang
beruntung dapat membuat penemuan besar dari pengamatan yang tidak disengaja,
23
karena kita tidak tau kapan peristiwa demikian terjadi dihada pan kita. Kendalan lain
dalam pengamatan adalah bahwa manusia pada umumnya cenderung melihat apa
yang ingin dilihat atau apa yang dipikirkan untuk dilihat. Memang apa yang ada
sesungguhnya sangat sulit diperoleh akibat pengetahuan yang terbatas.
Cara lain adalah sejumlah fakta terkumpul dan kemudian dianalisis dan disintesis
menjadi suatu pernyataan umum yang merangkum semua fakta tersebut dalam
bentuk hipotesis. Cara pertama lebih banyak diterapkan dalam dunia penelitian,
karena lebih terarah untuk mendapatkan permasalahan. Jarang orang mengum
pulkan fakta tanpa tahu tujuannya seperti pada cara kedua.
Banyak orang berhenti hanya pada pengamatan atau pengajuan pertanyaan.
Beberapa ingin mengetahui jawaban pertanyaan tersebut, dan inilah yang dapat
dikelompokkan sebagai ilmuwan. Kemungkinan jawaban dari suatu pertanyaan dapat
beberapa atau bahkan ribuan. Pembatasan jawaban yang dianggap paling tepat
perlu dilakukan karena pengujian beberapa apalagi ribuan pertanyaan tidak mungkin.
Jawaban yang didukung oleh fakta yang paling banyak yang diperoleh dari acuan
literatur menjadi kandidat hipotesis. Sampai tahap ini, seseorang tidak akan
mengetahui apakah jawaban ini benar atau tidak sampai pengujian melalui penelitian
(percobaan) diselesaikan. Penebakan dan pengujian tebakan jitu (hipotesis) dapat
berlangsung bertahun-tahun tanpa pernah mendapatkan jawaban yang benar.
Kepercayan diri, naluri dan keberuntungan mempunyai peranan penting dalam
penentuan tebakan jitu.
DAFTAR PUSTAKA
Cochran,W.G. dan G.M. Cox. 1957. Experimental Designs. John Wiley and Sons, New
York.
DP4M. 1993. Pedoman Pengelolaan dan Pelaksanaan Penelitian dan Pengabdian
Pada Masyarakat. DP4M DIKTI, Jakarta.
DRN. 1996. Petunjuk Penyusunan Proposal Riset Unggulan Terpadu (RUT) VI.
MENRISTEK-DRN, Jakarta.
DRN. 1997. Petuntuj Penyusunan Proposal Riset unggulan Kemitraan. MENRISTEK-
DRN, Jakarta
Federer, W.T., 1963. Experimental design. Theory and Application. The Mcmillan Co.,
New York.
Meyer, B.S., Anderson, D.B. and Bohning, R.H., 1964. Introduction to plant
physiology. D. Van Nostrand, Princenton, New Jersey.
Mutsaers, H.J.W., N.M. Fisher, W.O.Vogel, dan m.C.Palada. 1986. A Field Guide for
on-Farm Research. Farming Systems Program, IITA, Ibadan nigeria.
25