Anda di halaman 1dari 10

PERENCANAAN PENGAMANAN PANTAI KALISADA KECAMATAN SERIRIT KABUPATEN BULELENG

-LAPORAN PENDAHULUAN-

3.1 KONDISI PANTAI DAN PEMANFAATAN LAHAN


Dari hasil survey pendahuluan di lokasi pekerjaan, dapat diketahui kondisi pemanfaatan
lahan dan kerusakan pantai yang terjadi. Uraian mengenai kondisi dan kerusakan pantai
sebagaimana dijelaskan dalam uraian dan foto-foto berikut.

3.1.1 Kondisi Pantai Kalisada


 Pantai Kalisada merupakan pantai dengan material penyusun pantai berupa kerikil
(Cooble Beach) sebagian berupa pasir hitam (black sand). Ditinjau dari material
penyusun pantainya, pantai ini merupakan pantai dengan kemiringan yang agak curam
sampai curam.
 Di kawasan pantai dan pesisir banyak ditemui kegiatan perikanan baik ikan tangkap
dan tambak. Sebagian digunakan untuk pariwisata, tempat ibadah (Pura), pemukiman,
dan didominasi oleh pertanian (sawah, ladang, perkebunan).
 Dalam kondisi normal, erosi pantai yang terjadi termasuk sedang (1-2 meter per
tahun). Hal tersebut ditunjukkan oleh kondisi pantai yang membentuk endapan-
endapan kerikil bercampur pasir kasar di sepanjang pantai. Identifikasi kondisi pantai
selengkapnya dapat dilihat pada tabel dan gambar-gambar berikut:

Tabel 3.1 Identifikasi Kondisi Pantai Kalisada

No Hal yang ditinjau Keterangan


1 Panjang Pantai Kalisada 2.7 km
2 Panjang pantai yang termasuk dalam lingkup pekerjaan 2.7 km
3 Panjang pantai yang tererosi (identifikasi awal) 1.15 km
4 Panjang pengaman pantai yang sudah dibangun 0.56 km (Lokal/pribadi
untuk pengaman
bangunan resort/villa
dan tambak)
5 Peruntukan lahan di sekitar pantai:
- pemukiman, pura/tempat ibadah 0.33 km (11%)
- wisata (resort/villa) 0.34 km (11.33%)
- pertanian (sawah, perkebunan/ladang) 1.36 km (45.33%)
- tambak 0.44 km (14.67%)
- lain-lain 0.53 km (17.67%)

Hal III - 1
PERENCANAAN PENGAMANAN PANTAI KALISADA KECAMATAN SERIRIT KABUPATEN BULELENG
-LAPORAN PENDAHULUAN-

Berikut ini ialah kondisi pantai Kalisada dan kondisi muara disekitar pantai :

Gambar 3.1 Kondisi dan Karakteristik Pantai Kalisada

Hal III - 2
PERENCANAAN PENGAMANAN PANTAI KALISADA KECAMATAN SERIRIT KABUPATEN BULELENG
-LAPORAN PENDAHULUAN-

aaaa
Muara Tukad Banyuaras

Gambar 3.2 letak muara sungai pada ruas Pantai Kalisada

Hal III - 3
PERENCANAAN PENGAMANAN PANTAI KALISADA KECAMATAN SERIRIT KABUPATEN BULELENG
-LAPORAN PENDAHULUAN-

Gambar 3.3 Pola pergerakan gelombang dan kecenderungan transportasi sedimen

Hal III - 4
PERENCANAAN PENGAMANAN PANTAI KALISADA KECAMATAN SERIRIT KABUPATEN BULELENG
-LAPORAN PENDAHULUAN-

3.2 IDENTIFIKASI PERMASALAHAN (AWAL)


3.2.1 Kondisi Kerusakan dan Permasalahan

Sand Spit

Tahun 2001 Tahun 2011

Gambar 3.4 Permasalahan pada muara sungai.

KONDISI PENUTUPAN MUARA SUNGAI


Sand spit terjadi diakibatkan pergerakan sedimen sejajar pantai, kondisi arah dominan
pergerakan sedimen sejajar pantai mengakibatkan tertutupnya muara sungai di lokasi studi.
Kondisi ini pada dasarnya tidak berakibat buruk pada transport sediment, namun berbahaya
saat debit sungai besar dan aliran sungai “membentuk alur baru” karena alur lama tertutup
Lidah Pasir (sand spit).

Hal III - 5
PERENCANAAN PENGAMANAN PANTAI KALISADA KECAMATAN SERIRIT KABUPATEN BULELENG
-LAPORAN PENDAHULUAN-

Gambar 3.5 Kerusakan pada Sea Wall.

KEGAGALAN KONSTRUKSI
Banyak terdapat kegagalan konstruksi di sepanjang lokasi pekerjaan karena beberapa hal.
Kondisi kerusakan diakibatkan oleh: Material di belakang bangunan terbawa saat overtopping
gelombang terjadi dan material melewati bangunan akibat bangunan retak dan toe protection
kurang baik.

Gambar 3.6 Kerusakan tebing pantai

KEMUNDURAN GARIS PANTAI


Terjadi kemunduran garis pantai di beberapa titik pengamatan akibat erosi pantai. Hal ini perlu
dikaji lebih mendalam sehingga inti dari proses dapat diketahui dengan baik dan konsep
penanganan dapat tepat dan akurat.

Hal III - 6
PERENCANAAN PENGAMANAN PANTAI KALISADA KECAMATAN SERIRIT KABUPATEN BULELENG
-LAPORAN PENDAHULUAN-

3.2.2 Perubahan Garis Pantai


Untuk memperoleh gambaran awal mengenai terjadinya perubahan garis pantai akibat
erosi pantai di sekitar lokasi pekerjaan, dilakukan secara visual dengan penginderaan jarak
jauh berdasarkan peta tumpang tindih (overlay) antara peta dari Google Earth yang
diperoleh dari foto satelit tahun 2011 dengan Peta dari Google Earth pada koordinat yang
sama pada tahun 2001 sebagaimana ditampilkan pada gambar-gambar berikut:

Hal III - 7
PERENCANAAN PENGAMANAN PANTAI KALISADA KECAMATAN SERIRIT KABUPATEN BULELENG -LAPORAN PENDAHULUAN-

Kemunduran Garis Pantai berkisar antara


10 meter sampai 20 meter dalam 10 tahun, Garis Pantai Tahun 2001
atau 1 hingga 2 meter per tahun

Garis Pantai Tahun 2011

Gambar 3.7 Ilustrasi Hasil Identifikasi Awal Perubahan Garis Pantai Kalisada dengan Overlay Peta Satelit (Google Earth)Tahun
2001(garis kuning) dan Peta Satelit (Google Earth) Tahun 2011(garis merah)

Basarkan hasil tumpang tindih peta tersebut, dapat diidentifikasi (secara awal) bahwa telah terjadi perubahan garis pantai (kemunduran) akibat erosi
pantai. Dalam kurun waktu 10 tahun (sesuai beda tahun peta yang digunakan), pantai Utara Bali mengalami kemunduran garis pantai berkisar antara 10
meter hingga 20 meter. Atau dapat diasumsikan bahwa setiap tahun rata-rata terjadi kemunduran garis pantai akibat erosi sepanjang 1 hingga 2 meter.

Hal III - 8
PERENCANAAN PENGAMANAN PANTAI KALISADA KECAMATAN SERIRIT KABUPATEN BULELENG Mei 2012
-LAPORAN PENDAHULUAN-

3.2.3 Analisa Awal Faktor Penyebab Kerusakan dan Kemunduran Garis Pantai
Berdasarkan hasil survey pendahuluan di lokasi pekerjaan serta hasil studi
pustaka/referensi, dapat diidentifikasi secara awal beberapa faktor penyebab terjadi erosi
di sepanjang pantai yang menyebabkan terjadinya kemunduran garis pantai sebagai
berikut:
1) Gelombang yang relatif besar terutama pada musim angin barat, yaitu antara bulan
Desember hingga Februari (sesuai informasi penduduk setempat) mencapai 2 hingga 3
meter. Bahkan pada bulan Januari 2012 terjadi gelombang besar hingga mencapai 5
meter. Gelombang yang terjadi bersamaan dengan pasang air laut, menyebabkan
jangkauan gelombang menjadi jauh dan menimbulkan kerusakan bangunan serta
kelongsoran pada tebing pantai.
2) Kondisi pantai yang terbuka (tidak ada hambatan berupa pulau-pulau besar maupun
pulau kecil) menyebabkan pantai sangat beresiko terhadap gelombang yang datang
dari berbagai arah. Di sepanjang pantai tidak ditemui adanya penahan gelombang
alami berupa hutan bakau yang dapat melindungi dari serangan gelombang.
3) Sungai-sungai yang bermuara di laut utara Bali tidak banyak membawa suplai sedimen,
karena debit yang cukup kecil sehingga tidak mampu menggerakkan sedimen. Hal
tersebut menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan angkutan sedimen dari laut dan
dari sungai, sehingga menyebabkan perubahan muara yang cukup signifikan.
4) Erosi yang terjadi di sepanjang pantai lokasi pekerjaan terjadi akibat serangan
gelombang langsung ke garis pantai dan arus sepanjang pantai. Gelombang yang besar
akan menghancurkan struktur ikatan material pembentuk pantai berupa pasir dan
kerikil yang selanjutnya akan terdistribusi sepanjang pantai oleh arus sepanjang pantai.
5) Kerusakan yang terjadi pada beberapa bangunan pelindung pantai eksisting
diakibatkan oleh desain yang kurang memperhatikan kesesuaian jenis struktur
terhadap kondisi Hidrooceanografi setempat, sehingga terjadi scouring dan Backwash
yang menyebabkan kerusakan yang cukup parah.
6) Kemiringan pantai yang relatif curam, dasar pantai yang sebagian besar berupa karang
serta konfigurasi dasar laut menyebabkan angkutan/transport sedimen tidak
seimbang. Gelombang yang datang mengerosi garis pantai tetapi tidak membawa
kembali material sedimen ke pantai, sehingga garis pantai terus mengalami
kemunduran.
7) Selain faktor alam, kemunduran garis pantai juga turut dipengaruhi oleh kegiatan
penambangan pasir maupun batu/kerikil yang digunakan untuk bahan bangunan. Hal
tersebut akan mempengaruhi keseimbangan sedimen di pantai.

Hal III - 9
PERENCANAAN PENGAMANAN PANTAI KALISADA KECAMATAN SERIRIT KABUPATEN BULELENG Mei 2012
-LAPORAN PENDAHULUAN-

3.3 KONSEPSI PENANGANAN DAN TINDAK LANJUT


Setelah melakukan analisa awal mengenai kondisi di ruas pantai Celukan Bawang dan Pengastulan
ini, konsultan akan melakukan beberapa kegiatan untuk mengatasi permasalahan, antara lain;

1. Mengolah data primer dan sekunder yang ada untuk mengetahui pola arus, gelombang di
lokasi pekerjaan. Kondisi ekstrim gelombang yang memiliki daya rusak menurut pengamatan
konsultan adalah saat angin dari timur Laut. Hal ini harus dibuktikan dengan analisa numeris dan
kajian standar yang ada.

2. Konsultan akan memformulasikan standar bangunan yang aman untuk dibangun di lokasi
ruas Pantai Kalisada. Rekomendasi ini acuan bagi swasta/pemerintah yang memiliki anggaran
dalam usaha perlindungannya.

Hal III - 10

Anda mungkin juga menyukai