Apa Itu Asesi?: Apa Yang Dimaksud Dengan Assessment?
Apa Itu Asesi?: Apa Yang Dimaksud Dengan Assessment?
Tugas assessor adalah melaksanakan assessment terhadap asesi. ... Dalam melaksanakan
assessment, assessor tidak dapat menjalankannya sendiri. Karena assessor hanya dapat bekerja
atas penugasan dari Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP)
Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) adalah lembaga pelaksanaan kegiatan sertifikasi profesi yang memperoleh
lisensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Lisensi diberikan melalui proses akreditasi oleh BNSP
yang menyatakan bahwa LSP bersangkutan telah memenuhi syarat untuk melakukan kegiatan sertifikasi profesi.
Sebagai organisasi tingkat nasional yang berkedudukan di wilayah Republik Indonesia, LSP dapat membuka
cabang yang berkedudukan di kota lain.
Sebagai sertifikator yang menyelenggarakan sertifikasi kompetensi. Tugas sebagai berikut : Membuat materi uji
kompetensi. Menyediakan tenaga penguji (asesor). Melakukan asesmen. Menyusun kualifikasi dengan mengacu
kepada KKNI. Menjaga kinerja asesor dan TUK. Membuat materi uji kompetensi. Pengembangan skema
sertifikas
Developer yang memelihara sekaligus mengembangkan standar kompetensi. Tugas sebagai berikut :
Mengidentifikasi kebutuhan kompetensi Industri. Mengembangkan standar kompetensi; Mengkaji ulang standar
kompetensi.
Wewenang LSP
Pembentukan LSP
LSP dipersiapkan pembentukannya oleh suatu panitia kerja yang dibentuk oleh atau dengan dukungan asosiasi
industri terkait. Susunan panitia kerja terdiri dari ketua bersama sekretaris, dibantu beberapa anggota. Personal
panitia mencakup unsur industri, asosiasi profesi, instansi teknis terkait dan pakar. Tugas panitia kerja adalah
Menyiapkan badan hukum Menyusun organisasi maupun personel Mencari dukungan industri maupun instansi
terkait. Surat permohonan untuk memperoleh lisensi ditujukan kepada BNSP
Pengendalian LSP
Kinerja LSP dipantau secara periodik melalui laporan kegiatan Surveilen dan monitoring LSP yang melakukan
pelanggaran terhadap ketentuan BNSP dikenakan sanksi sampai pada pencabutan lisensi Kinerja pemegang
sertifikat dipantau melalui laporan pengguna jasa (industri)
Seseorang yang mempunyai kualifikasi yang relevan dan kompeten untuk melaksanakan dan/atau asesmen
manajemen mutu.
Asesmen Kompetensi
Proses penilaian kepada seseorang terhadap pemenuhan persyaratan yang ditetapkan dalam skema sertifikasi
Mekanisme yang merupakan bagian dari asesmen untuk mengukur kompetensi calon dan menggunakan satu atau
lebih metode misalnya metode tertulis, lisan, praktek dan pengamatan.
Asesmen adalah sebuah proses yang sistematis dalam mengumpulkan bukti-bukti, kemudian membandingkan bukti-
bukti tersebut dengan standar kompetensi dan membuat keputusan apakah seseorang telah mencapai kompetensi.
Asli (Authentic)
Bukti yang dikumpulkan adalah milik peserta sertifikasi. Asli juga berarti asesi pernah mengerjakan pekerjaan yang
dimaksudkan serta dapat diverifikasi.
B
Bahasa (Language)
– Bagian dari variabel asesmen terkait kemampuan asesi dalam berbahasa yang memungkinkan untuk
dilakukan kontekstualisasi (penyesuaian) sehingga proses asesmen tetap dapat dilakukan.
Banding
– Permintaan oleh pemohon sertifikasi, peserta sertifikasi, atau pemegang sertifikat untuk peninjauan
kembali atas keputusan yang telah dibuat oleh lembaga sertifikasi profesi terkait dengan status sertifikasi
yang mereka harapkan.
Merupakan bagian dari sub unit kompetensi yang menjelaskan tentang konteks dimana Kriteria Unjuk Kerja (KUK)
diaplikasikan.
Mendefinisikan situasi dari unit dan memberikan informasi lebih jauh tentang tingkat otonomi perlengkapan dan
bahan yang akan digunakan dan mengacu pada syarat syarat yang ditetapkan, termasuk peraturan dan jasa yang
dihasilkan.
Kriteria yang akan dipergunakan untuk mengases kemampuan asesi, bisa berupa: standar kompetensi/unit kompetensi,
kriteria asesmen dari suatu kurikulum pelatihan, spesifikasi unjuk kerja; spesifikasi produk; Standard Operating
Procedure (SOP).
BK
Singkatan dari Belum Kompeten. BK terjadi jika bukti bukti yang dikumpulkan dari asesi masih terdapat kesenjangan
dengan Kriteria Unjuk Kerja (KUK). Dalam sistem BNSP, jika terdapat satu saja KUK yang belum tercapai maka
keputusannya adalah Belum Kompeten (BK).
Bukti
Hasil yang dikumpulkan dari asesi atas jawaban atau observasi atau informasi pihak – pihak lain terkait dengan
kinerja asesi yang diperoleh dengan metode , teknik dan perangkat tertentu sebagai acuan untuk rekomendasi dan
keputusan kompetensi.
Bukti yang diperoleh melalui observasi aktifitas kerja dalam kondisi sebenarnya/ kondisi kerja yang disimulasikan;
atau mengkaji hasil produksi dan proyek – proyek di tempat kerja.
Bukti yang diperoleh melalui pengkajian atas laporan pihak ketiga dari sejumlah sumber, termasuk: pencapaian
otentik sebelumnya; buku catatan kompetensi; diskusi dengan pengusaha; supervisor dan teman sekerja; bukti
pelatihan; asesmen kinerja; surat referensi; laporan dari pengusaha, dan atau supervisor; testimoni-testimoni; dan
laporan – laporan kerja.
Bukti yang diperoleh melalui pengumpulan dan pengkajian atas jawaban – jawaban pertanyaan lisan, tertulis,
wawancara, termasuk: pertanyaan tertutup (closed question), terbuka (open question); setengah tertutup dan setengah
terbuka, respon pertanyaan – pertanyaan terpilih (ketika Asesi memilih jawaban); respon pertanyaan – pertanyaan
terstruktur (ketika Asesi melengkapi jawaban).
Bersmabung ke :
C
Checklis Kelengkapan Dokumen ….
Sertifikasi biasa juga disebut kualifikasi, dimana sertifikasi ada banyak macamnya, namun kali ini kita akan membahas
mengenai sertifikasi profesional. Sertifikasi profesional ialah suatu penetapan yang diberikan oleh suatu organisasi
profesional kepada seseorang yang menunjukkan bahwa orang tersebut mampu untuk melakukan suatu pekerjaan atau tugas
atau mempunyai keahlian yang spesifik. Dimana sertifikasi ini juga harus dan mesti diperbahurui secara berkala oleh
seseorang tersebut serta hanya berlaku sampai dengan periode tertentu saja. Dan disini tujuan dari sertifikasi ialah
menghasilkan SDM di bidang IT yang berkualitas, mempunyai standar dan mutu yang tinggi serta pengembangan
profesional yang berkesinambungan. Sedangkan bagi orang tersebut adalah untuk menambah nilai jual dirinya dimata
pemberi kerja dengan pengakuan sertifikasi yang orang tersebut punyai dan juga untuk menggapai rencana jenjang karir
yang ingin dicapai oleh orang tersebut.
kompetensi kerja adalah spesifikasi dari sikap, pengetahuan dan keterampilan atau keahlian serta penerapannya secara
efektif dalam pekerjaan sesuai dengan standar kerja yang dipersyaratkan.
Sertifikasi kompetensi adalah proses pemberian sertifikat kompetensi yang dilakukan secara sistematis dan obyektif melalui
uji kompetensi yang mengacu pada standar kompetensi kerja baik yang besifat nasional, khusus maupun internasional.
seseorang yang memiliki sertifikat kompetensi maka ia akan mendapatkan bukti pengakuan tertulis atas kompetensi kerja
yang dikuasainya.
Sertifikasi dilaksanakan oleh LSP yang telah dilisensi oleh BNSP. Pelaksanaan sertifikasi pada bidang pekerjaan atau profesi
yang belum terbentuk LSP-nya dilaksanakan oleh BNSP.
Sertifikasi terbuka bagi setiap tenaga kerja tanpa diskriminasi dan bersifat transparan.
Pelaksanaan uji kompetensi dimaksudkan sebagai sarana untuk mendapatkan bukti-bukti yang valid, berlaku
sekarang/terkini/current serta otentik sebagai dasar apakah peserta uji sudah kompeten atau belum kompeten terhadap unit
kompetensi yang diujikan.
Sertifikasi kompetensi dapat dikemas dan dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan sektor/industri. Kemasan sertifikasi
dimaksud dapat berupa Unit Kompetensi (single), Klaster/cluster kompetensi atau okupasi kualifikasi.
Setiap kemasan berisi sejumlah unit kompetensi yang telah distandarkan dan diverifikasi. Kemasan klaster kompetensi
disesuaikan dengan kebutuhan pengguna industri dan dapat didesain sebagai cicilan menuju kearah kualifikasi.
Bagaimanakah penentuan kemasan kualifikasi tersebut ? kemasan kualifikasi ditentukan berdasarkan kesepakatan dari sektor
dan mengikuti acuan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 31 Tahun 2006 tentang Sistim Pelatihan Kerja Nasional Indonesia yang menetapkan ada 9 level kualifikasi yaitu dari
Sertifikat I sampai dengan sertifikat IX.
Uji Kompetensi.
Uji kompetensi adalah proses penilaian (assessment) baik teknis maupun non teknis melalui pengumpulan bukti yang
relevan untuk menentukan apakah seseorang telah kompeten atau belum kompeten pada suatu unit kompetensi atau
kualifikasi tertentu.
Uji kompetensi bersifat terbuka, tanpa diskriminasi dan diselenggarakan secara transparan. Prinsip – prinsip yang yang harus
dipenuhi dalam uji kompetensi adalah valid, reliabel, fleksibel, adil, efektif dan efisien, berpusat kepada peserta uji
kompetensi. Memenuhi syarat keselamatan kerja. Peserta uji kompetensi adalah tenaga kerja yang sudah memiliki latar
belakang pendidikan, pelatihan serta pengalaman kerja yang relevan dengan standar kompetensi yang akan di ujikan.
Informasi/Pertimbangan mengikuti uji kompetensi. Peserta akan mendapatkan informasi mengenai proses uji kompetensi
dan kemasan sertifikasi yang akan diujikan. Berdasarkan informasi ini maka calon peserta uji dapat mempertimbangkan diri
apakah dirinya telah siap dan mampu untuk mengikuti kompetensi. Aoabila sudah merasa siap maka calon peserta dapat
mendaftarkan diri ke LSP yang sesuai dengan profesinya dan mengajukan aplikasi.
Sertifikat Kompetensi, adalah bukti pengakuan tertulis atas penguasaan kompetensi kerja pada jenis profesi. Sertifikasi
kompetensi memiliki jangka waktu/validasi masa berlakunya sesuai dengan jenis dan kualifikasi kompetensinya.
Masa berlakunya sertifikat kompetensi ditentukan oleh masing-masing LSP. Jika masa berlaku sertifikat telah habis maka
dapat dilakukan resertifikasi atau diperbaharui/divalidasi sesuai dengan prosedur yang berlaku.
Siapakah yang berwenang mengatur standar format dan isi sertifikat kompetensi ?
Standar format dan isi sertifikat kompetensi diatur oleh BNSP, berikut kodifikasi dan kerahasiahannya agar tidak mudah
dipalsukan.
Apakah kewajiban pemegang sertifikat kompetensi ?
Pemegang sertifikat kompetensi wajib menjaga sertifikatnya dan apabila terjadi kerusakan/kehilangan dapat melaporkan ke
LSP untuk dimintakan duplikatnya. Pemegang sertifikat kompetensi wajib mengembangkan dan memelihara kompetensinya
ditempat kerja.
Proses penerbitan sertifikat LSP Telematika dimulai dengan permohonan penerbitan sertifikat oleh peserta uji kompetensi
yang telah dinyatakan kompeten pada unit-unit/cluster bidang telematika. Permohonan-permohonan tersebut kemudian
dibuatkan summarynya dan dikirimkan ke LSP untuk di validasi. Segera setelah lolos proses validasi, LSP Telematika akan
segera memulai proses pencetakan sertifikat. Sertifikat yang telah selesai dicetak segera dikirim ke Tempat Uji Kompetensi
untuk di bagikan kepada peserta uji kompetensi yang berhak. Peserta yang menerima sertifikat diharuskan menandatangani
sertifikat dan tanda terima sertifikat, selanjutnya setelah proses pengarsipan oleh pihak tempat uji kompetensi, tanda terima
sertifikat dikirimkan kembali ke LSP Telematika sebagai bukti.
Sertifikasi Asesor (Penguji dalam Uji Kompetensi) - Bagian 1
Hari senin yang lalu saya berangkat ke jakarta untuk mengikuti pelatihan yang juga diikuti dengan pengujian untuk
menjadi seorang ASESOR, kebetulan saya ditugaskan oleh kantor saya untuk menjadi perwakilan dalam pelatihan
tersebut.
Dalam pelatihan ini materi yang diberikan adalah tatacara merencanakan dan mengorganisir, mengembangkan
perangkat dan meng-ases (menilai) dalam proses ASESMEN. Sebelum saya lebih lanjut membahas, alangkah lebih
baik jika saya memaparkan terlebih dahulu istilah-istilah yang sering dipakai dalam ruang lingkup asesmen ini:
- ASESMENT = Rangkaian kegiatan yang dilakukan untuk menentukan apakah seseorang kompeten atau tidak (pada
unit kompetensi yang dipilihnya).
- ASESOR = Orang yang berwenang/bertugas untuk melakukan kegiatan ASESMEN dan juga berhak untuk
memberikan rekomendasi atas kompetensi ASESI (Kompeten, atau tidak kompeten).
- ASESI = Orang yang diuji kompetentensi kemampuannya dalam bidang yang diinginkannya.
- UNIT KOMPETENSI = Suatu bidang keahlian khusus dalam pekerjaan. (contohnya: keahlian memotong rambut,
keahlian menginstall sistem operasi)
- SKKNI = (Standar Kompetensi Kerja Nasional) standar yang sudah dibuat oleh BNSP
- BNSP = (Badan Nasional Sertifikasi Profesi) Merupakan badan independen yang bertanggung jawab langsung
kepada Presiden, yang memiliki kewenangan sebagai otoritas sertifikasi personil dan bertugas melaksanakan
sertifikasi kompetensi profesi bagi tenaga kerja.
- LSP = (Lembaga sertifikasi Profesi) merupakan lembaga pelaksana kegiatan sertifikasi profesi yang memperoleh
lisensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Ada banyak LSP untuk tiap okupasi profesi.
- KUK= (Kriteria Unjuk Kerja) merupakan poin-poin khusus yang harus dikuasai ASESI dalam proses ASESMEN,
dimana materi yang akan diujikan akan berdasarkan KUK tersebut.
- STANDAR KOMPETENSI = merupakan pernyataan yang menguraikan keterampilan, pengetahuan dan sikap
yang harus dilakukan saat bekerja serta penerapannya, sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh tempat kerja
(industri).
- KOMPETENSI = kemampuan yang dilandasi oleh pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja untuk menyelesaikan
tugas. atau Pekerjaan yang dilandasi oleh pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja untuk menyelesaikan tugas atau
pekerjaan.
- ELEMEN KOMPETENSI = sama seperti KUK, namun cakupannya lebih besar.
- RPL = (Recognition of Prior Learning)
- RCC = (Recognition Current Competence)
- TASK SKILLs - mampu melakukan tugas per tugas.
- TASK MANAGEMENT SKILLs - mampu mengelola beberapa tugas yang berbeda dalam pekerjaan
- CONTIGENCY MANAGEMENT SKILLs - tanggap terhadap adanya kelainan dan kerusakan pada rutinitas
kerja.
- ENVIRONMENT SKILLs = mampu mengahadapi tanggung jawab dan harapan dari lingkungan kerja.
- TRANSFER SKILLs = Mampu mentransfer kompetensi yang dimiliki dalam setiap situasi yang berbeda (situasi
yang baru/ tempat kerja yang baru)
Asesor Kompetensi ada beberapa istilah yang akan sering kita gunakan, yakni Asesor (orang yang melakukan
asesmen), Asesmen (Kegiatan merencanakan, melaksanakan, dan mengkaji ulang uji kompetensi), serta Asesi (Pihak
Asesor bertugas merencanakan, melaksanakan (analisis butir soal, lulus tidak lulus, kompeten belum kompeten),
Seperti yang kita ketahui bahwa aspek kompetensi terdiri dari tiga, yakni kognitif, afektif, dan psikomotorik. Adapun
ranah kognitif terdiri dari tahapan mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, melakukan sintesis, dan
mengevaluasi. Untuk mentransfer kemampuan kognitif tersebut, guru diharapkan memiliki 4 kompetensi, yakni
Selama melaksanakan pelatihan asesor, dokumen yang harus disiapkan adalah dokumen role play, tugas mandiri, ACA
Setiap dokumen terdiri dari 17 format (tapi tidak semua format digunakan, hanya yang diperlukan saja yang kita
siapkan).
Selain menyiapkan dokumen, peserta pun harus memilih 2 unit kompetensi. Unit kompetensi yang dipilih tersebut
diperoleh dari SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia). Adapun skema yang tersedia adalah kualifikasi,
Badan Asesmen, terdiri dari BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi), LSP (Lembaga Sertifikasi Profesi), dan TUK
(Tempat Uji Kompetensi). LSP terdiri dari 1 (Internal Sekolah), 2 (Korporate), dan 3 (Umum). Sedangkan TUK terdiri
pengakuan tertulis atas hasil uji kompetensi tertentu. Metodologi asesmen oleh BNSP, sedangkan teknisnya oleh
LSP. Asesor kompetensi bekerja atas perintah dan tanggung jawab LSP. Dalam hal uji kompetensi atas BNSP, asesor
Struktur Standar Kompetensi : Kode Unit, Judul Unit, Deskripsi Unit, Elemen Kompetensi, Kriteria Unjuk Kerja, Batasan
1. Adapun formulir asesmen terdiri dari : MMA = menentukan pendekatan, mempersiapkan rencana, Meninjau
rencana, Mengorganisasi asesmen, MPA = menentukan fokus perangkat asesmen, kebutuhan perangkat,
merancang dan mengembangkan perangkat, meninjau dan mengujicoba perangkat, MAK = menerapkan
lingkungan asesmen, mengumpulkan bukti, mendukung asesi, membuat keputusan asesmen, merekam dan
2. Standarisasi di Indonesia yang saat ini tengah berjalan adalah ISO (Standar Sistem), SNI (Standar Produk),
BNSP (Standar Personal). Adapun Standar Kompetensi terdiri dari SKKNI (Standar Kompetensi Kerja
3. Ada beberapa cara yang dapat kita gunakan untuk mengumpulkan informasi, diantaranya dengan tes lisan,
wawancara, observasi, ataupun portopolio. Tes lisan biasanya digunakan untuk mengetahui pengetahuan,
sedangkan wawancara digunakan untuk menggali pengalaman. Observasi dilakukan dengan cara siswa
melaksanakan dan diperhatikan oleh asesor, sedangkan portofolio dilakukan dengan cara mengumpulkan
Adapun sifat bukti terdiri dari asli, valid, terkini, dan memadai. Apabila bukti yang dikumpulkan dari Asesi –
terpenuhi – maka asesi dinyatakan kompeten, apabila seluruh unit kompetensi belum tuntas, maka boleh
b. Task Management Skill (TMS) = mengerjakan beberapa pekerjaan dalam satu waktu
c. Contigency Mangement Skill (CMS) = kemampuan merespon kejadian ireguler, menyelesaikan masalah
d. Job Role Environment Skill (Jress)=Bekerja sesuai SOP atau harapan lingkungan kerja
Dalam melaksanakan asesmen, terdapat 4 prinsip asesmen, yakni Valid (menguji apa yang harus diuji),
reliable (konsisten, perangkat yang dibuat harus bisa digunakan oleh siapa saja dengan hasil yang sama),
fleksibel (disesuaikan dengan kebutuhan asesi, mis. OBK), fair, adil memberikan kesempatan dan fasilitas
yang sama
a. Asesi datang ke LSP, dikasih formulir APL 01, APL 02, SKKNI, petugas menghubungi asesor, membuat
b. (Pra Asesmen) Asesi datang dengan membawa APL 01 02 yang sudah terisi, dengan ijasah dan cv, serta
sertifikat, verifikasi APL 1, meyakinkan SKKNI, menyampaikan MMA, prosedur banding, APL 2 sambil menilai
bukti-bukti, VAT, VATM, MMA, apakah setuju dengan perencanaan, berjanji memegang rahasia, jika ok di ttd
c. Hari ketiga datang dan melaksanakan tes. Pastikan asesi nyaman, tanya kesiapan, konfirmasi tes gimana,
Tes lisan (langsung diperoleh hasilnya), tes tulis (minta waktu untuk mengerjakan), asesi dipersilakan untuk
istirahat, praktek observasi ke lab atau ruang praktek ada TPD, dan asesor menjadi CLO.
f. umpan balik
Penilaian Lanjutan (PL) biasanya diberikan kesempatan sekali lagi, jika gagal boleh mengikuti ujikom pada
level yang lebih mudah, K, BK. Adapun tahapannya terdiri dari pra asesmen, asesmen, keputusan, dan
pelaporan.
5.ROLE PLAY
a. Selamat siang de, saya Yeli Kurnia, Asesor di LSP P1 SMK PGRI Subang, maaf kalau boleh tau ini dengan
ade siapa?
c. LSP P1 SMK PGRI Subang dapat membantu ade untuk mendapatkan sertifikat uji kompetensi, beberapa
hari yang lalu ade sudah datang kesini dan memperoleh 2 formulir yakni APL 01 dan APL 02, betul de?, baik
apa formulirnya sudah diisi lengkap?, apakah ade juga sudah membawa bukti-bukti seperti fotokopi rapot
sebagai lampiran?
d.Baik, sebelumnya kita akan melaksanakan Pra Asesmen terlebih dahulu, kegiatan Pra asesmen ini
dianggap perlu, yakni konsultasi sebelum dilaksanakan asesmen atau tes yang nanti akan ade laksanakan.
Baik saya mulai dari dokumen APL 1, dengan ade....betul de? Ade lahir dimana? Tanggal berapa? Alamat
e.Selanjutnya saya akan sedikit menjelaskan tentang SKKNI, dimana SKKNI ada adalah standar kompetensi
yang digunakan di LSP P1 SMK PGRI Subang ini. Silakan ade sambil membaca isi dari SKKNI ini. SKKNI ini
terdiri dari Kode Unit, Judul Unit, Deskripsi Unit, Elemen Kompetensi, Kriteria Unjuk Kerja, Batasan Variabel,
Panduan Penilaian. Apakah ade sudah memahami tentang SKKNI ini de?
f.Baik, kita akan membahas tentang perencanaan asesmen. Kita akan menggunakan jenis bukti langsung dan
jenis bukti tambahan, adapun metode yang akan kita gunakan adalah metode tes lisan, tes tulis, dan
observasi demonstrasi, tes lisan disini nanti saya akan mengajukan pertanyaan mengenai materi uji dan
langsung dijawab oleh ade, sedang tes tulis, nanti ade akan mengerjakan soal uraian, dan harus mengisi di
lembar jawaban yang sudah tersedia, dan terakhir ada tes praktek. Jadi kalau boleh saya simpulkan, tes yang
akan ade ikuti ada tiga, yakni tes lisan tes tulis, dan praktek. Sampai disini ada pertanyaan?
g. Selanjutnya saya akan membahas tentang peralatan dan perlengkapan uji yang sudah kami sediakan
disini, yakni lembar soal, lembar jawaban, alat tulis, dan printer, kertas, dan kalkulator. Maaf de, apakah ade
memerlukan bantuan khusus? apakah ade ada pertanyaan? Apakah ade sudah setuju dengan perencanaan
asesmen kita ini? Baik kalau sudah, saya persilakan ade untuk menandatangani formulir ini
h.Boleh saya lanjutkan? Selanjutnya saya akan memferivikasi formulir APL 2, baik sudah ade isi, saya akan
menjelaskan mengenai penilaian bukti bukti, yang pertama adalah valid, asli, terkini, dan memadai, valid
artinya sesuai, saya lihat bahwa secara bukti ade sudah valid, aspek keaslian, saya sudah meyakini dokumen
ade dapat dibuktikan keasliannya, dan secara aspek terkini juga sama.
i.Setelah nanti saya selesai memeriksa hasil tes ade, saya akan memberikan keputusan, yakni berupa
rekomendasi apakah ade ini dinyatakan kompeten, belum kompeten, atau perlu adanya penilaian lanjutan.
apabila nanti ade keberatan dengan proses asesmennya, ade boleh mengajukan banding, dengan mengisi
j.Saya berjanji akan menjaga kerahasiaan, saya tidak akan membocorkan nya, kecuali kepada pihak pihak
J.Hari ketiga datang dan melaksanakan tes. Pastikan asesi nyaman, tanya kesiapan, konfirmasi tes gimana,
Tes lisan (langsung diperoleh hasilnya), tes tulis (minta waktu untuk mengerjakan), asesi dipersilakan untuk
istirahat, praktek observasi ke lab atau ruang praktek ada TPD, dan asesor menjadi CLO.
Berikut adalah susunan formulir asesmen yang dimulai dari perencanaan hingga tahap pelaporan.
MMA
APL 02 : Asesmen Mandiri (untuk menentukan apakah asesi bila melanjutkan asesmen atau tidak)
MMA : Merencanakan dan Mengorganisasi Asesmen
MPA 02 : Meninjau dan menguji coba perangkat asesmen oleh asesor lain
MAK 07 : Meninjau proses asesmen (ceklist prinsip asesmen, pemenuhan thd dimensi kompetensi)