Avian Influenza
Avian Influenza
OLEH
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2017
LEMBAR PENGESAHAN
Menyetujui,
Pembimbing Koordinator
Laboratorium Diagnostik
Mengetahui,
Tanggal Pengesahan:
Tanggal Ujian :
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Tuhan Yang
Maha Esa pengayom segenap alam yang telah memberikan rahmat serta hidayah-
Nya sehingga dalam penulisan laporan kasus mandiri co-asistensi bidang lab
diagnostik ini penulis tidak mengalami kendala yang berarti hingga
terselesaikannya laporan ini dengan judul “Avian Influenza pada Ayam
Broiler”.
Banyak kendala yang dihadapi penulis dalam rangka penyusunan laporan
mandiri ini dan berkat bantuan berbagai pihak, laporan ini dapat diselesaikan tepat
pada waktunya. Dalam kesempatan ini, penulis tulus untuk menyampaikan terima
kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini.
Penulis berharap laporan ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi
penulis sendiri umumnya dan bagi yang lainnya. Akhirnya kepada Allah jua
penulis memohon ampun, kalau sampai terjadi kesalahan dan kekurangan dalam
penyusunan laporan ini. Besar harapan penulis atas masukan guna perbaikan isi
materi dari laporan ini. Semoga apa yang penulis susun bermanfaat. Amien ya
Robal’alamin.
Penulis
PENDAHULUAN
I.3. Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang dan tujuan penulisan dari laporan
ini, maka didapatkan beberapa masalah yang akan dibahas pada bab selanjutnya,
yaitu:
Bagaimana cara mendiagnosa Avian Influenza yang akan dilakukan pada
ayam ?
Apa metode yang tepat yang digunakan untuk mendiagnosa Avian
Influenza pada ayam?
II. TINJAUAN PUSTAKA
4. 1.Gejala Klinis
Gejala klinis yang tampak pada ayam buras (kampung)
berumur 6 bulan adalah ayam terlihat lemah dan dehidrasi,
depresi, anoreksia atau penurunan nafsu makan, sering berkumpul
bersama pada sudut kandang, dan penurunan berat badan. Terjadi
kematian serentak dalam satu populasi yang berada disatu
wilayah. Populasi dalam satu wilayah berjumlah 100 ekor ayam
buras.
4.2. Perubahan Patologi Anatomi
Perubahan yang terjadi bulu terlihat kusam, jengger
berwarna kebiru-biruan/ungu, terdapat hipersalivasi/lendir yang
banyak pada nasal dan rongga mulut, terdapat hemoragi pada
trakhea, pulmo.
4.3. Pemeriksaan Lab
Hasil Pengujian
a. Pembacaan Hasil Uji HA
Lubang yang tampak aglutinasi RBC dianggap positif HA dan
pengenceran tertinggi tanpa leleran RBC adalah 1 HA unit.
Miringkan microplate 45° untuk melihat aglutinasi. Pada
pengujian HA lubang yang tampak aglutinasi berhenti pada
lubang #8. Dengan begitu, untuk perhitungan 4 HA unit yaitu:
28 = 256 ÷ 4 = 64/ 26
b. Pembacaan Hasil Uji HI
Lubang pada plate yang memperlihatkan endapan sempuna
dengan pengenceran terendah dinyatakan sebagai titer
antibodi.
- Titer HI ≥ 4 log 2 (≥16) = Seropositif
- Titer HI < 4 log 2 (<16) = Seronegatif
Pada uji HI didapatkan hasil 0 untuk Inhibition Aglutinasi.
Semua lubang mengalami aglutinasi. Sehingga uji HI yang
dilakukan negative untuk Avian Influenza.
PEMBAHASAN
Virus Influenza type A yang menginfeksi peternakan ayam terbagi dalam
dua grup yang berbeda berdasarkan kemampuan untuk menyebabkan sakit pada
ayam. Virus yang ganas menyebabkan “fowl plaque” disebut juga dengan higly
pathogenic avian influenza (HPAI), yang mana menyebabkan tingkat kematina
meningkat hingga 100%. Virus ini telah diidentifikasi sebagai subtype H5 dan H7,
meskipun tidak semua subtype virus ini menyebabkan highly pathogenic avian
inf;uenza (HPAI). Virus lainnya dapat menyebabkan sakit yang lebih ringan,
terutama penyakit pernafasan yang dinamakan low pathogenic avian influenza
(LPAI), namun dapat diperburuk oleh infeksi atau kondisi lingkungan yang
menghasilkan lebih banyak penyakit berbahaya (Alexander, 2000).
Glikoprotein hemagglutinsi pada virus influenza diproduksi sebagai
prekursor HA0, yang dibutuhkan pada akhir translasi oleh enzyme protease inang
sebelum berfungsi dan menularkan partikel virus. Protein prekursor HA0 virus
avian influenza yang menyebabkan virulensi rendah pada peternakan ayam
mempunyai satu arginine pada proses pembelahan dan lainnya. Pembelahan virus
terbatas oleh enzym protease inang misalnya enzyme trypsin dan replikasi terbatas
pada bagian tubuh inang yang terdapat senyawa enzyme, yaitu pada saluran
pernafasan dan saluran percernaan. Virus HPAI memiliki banyak asam amino
dasar (argini dan lysine) pada salah satu pembelahan HA0 virus sebagai hasil dari
penyisipan atau penggantian enzyme dan muncul sebagai pembelahan oleh
enzyme protease, mungkin satu atau lebih dalam proses pembuatan proprotein
pada endoproteases yang terkait dengan subtilisin dimana furin adalah sumber
utamanya. Kemudian virus ini dapat bereplikasi di dalam tubuh burung/ayam,
merusak organ vital dan jaringan yang menyebabkan penyakit dan kematian
(Alexander, 2000).
Hemaglutinasi partikel protein yang terdapat pada permukaan virus
Avian Influenza mampu mengikat N-acetylneuraminic yang mengandung protein
asam pada sel darah merah unggas dan mamalia. Ketika terjadi kombinasi
tersebut, virus influenza akan muncul pada konsentrasi yang cukup tinggi jika
terdapat reaksi aglutinasi pada sel darah merah. Uji Hemagglutination (HA)
adalah tes diagnose klasik untuk menyaring kultur sel supernatant atau cairan
aminoalantois yang diambil atau dipanen dari embrio telur ayam. Uji HA bukan
uji untuk identifikasi. Beberapa virus lain (paramyxoviruses dan adenovirus) dan
bakteri tertentu juga memiliki sifat atau ciri hemaglutinasi. Uji HA harus
dilanjutkan dengan uji Hemagglutination inhibition (HI) untuk menentukan tipe
atau subtype dari virus yang dilakukan pengujian. Uji HA juga mampu untuk
mendeteksi partikel virus yang telah terdegradasi atau inaktif atau tidak lagi
menginfeksi. Pada umumnya, banyak virus yang muncul atau mengikuti bagian
virus yang diisolasi untuk dideteksi menggunakan uji HA. Dan virus yang terlalu
banyak dapat meningkatkan terjadinya kontaminasi silang di laboratorium
(Killian, 2008).
Plate uji HA sebaiknya dibaca ketika sel darah merah pada kontrol
negatif menetap di dasar lubang plate, ketika plate dimiringkan dengan sudut 45°,
sel darah merah akan memperlihatkan bentuk seperti tetesan air mata (tear drop).
Cairan yang menunjukkan hemaglutinasi negative juga akan berbentuk padat pada
dasar lubang plate . Cairan ini harus menetes bersamaan dengan cairan yang ada
pada kontrol negative. Karena 105-106 EID50/mL harus terjadi hemaglutinasi untuk
menentukan isolasi atau serum yang digunakan tidak salah karena rendahnya level
virus pada sampel serum. Sampel yang menunjukkan hemaglutinasi pada satu atau
lebih di lubang plate dianggap positif agen hemaglutinasi. Sampel positif
hemaglutinasi harus dilanjutkan dengan uji Hemagglutination inhibitons (HI)
menggunakan antibody monospesifik. Hemaglutinasi yang tidak lengkap atau
gagal dapat diamati pada dasar lubang plate yaitu tidak terjadi “teardrop”,
mempunyai batas/margin yang kabur, terdapat bentuk seperti cincin donat pada
bagian atas lubang plate. Biasanya terjadi karena terjadi ketidakseimbangan
proporsi dari sel darah merah dan partikel virus (Killian, 2008).
Sebuah panel serum disiapkan pada 16 HA yang berbeda untuk
digunakan pada uji HI untuk mengkonfirmasi hasil uji HA untuk mengenali
subtype virus AI dan mungkin digunakan untuk evaluasi antigen. Difasilitasi
menggunakan antisera yang dibuat pada virus AI dengan subtype neuraminidase
(NA) yang heterolog dengan uji virus. Ini membantu untuk menghindari reaksi
positif-palsu dari penghambatan sterik (penghambatan yang disebabkan oleh
interaksi homolog antigen neuraminidase dan antibody). Penting dalam diagnosa
dan specimen surveilens, virus AI dengan subtype HA (yang tidak diketahui)
tidak dapat dideteksi atau akan menghasilkan negatif-palsu pada tes yang
menggunakan antisera untuk mengetahui subtype HA. Oleh karena itu, penting
untuk mengkonfirmasi agen hemaglutinasi yang negatif pada uji HI (bukan virus
influenza) dengan menggunakan uji lain seperti antigen immunoassay komersial,
rRT-PCR, atau tes agar gel immunodifussi. Ketika NA tidak diketahui, gunakan
beberapa sera dengan spesifik NA subtype yang berbeda pada uji HI. Jika NA
diketahui, gunakan sera yang dibuat pada virus dengan heterolog NA subtype. Ini
dilakukan untuk menghindari hasil positif-palsu pada kedua penghambat steric
dari antibody NA. Pada ayam atau burung yang telah mendapatkan vaksin virus
AI tidak bisa menggunakan uji HI karena penghambatan dari ikatan antibody dan
protein neurasamide dapat mempengaruhi interaaki protein HA dan antibody yang
digunakan untuk uji HI (Pedersen, 2008).
Lubang plate dengan hemaglutinasi dianggap sebagai positif
hemaglutinasi atau negative untuk uji HI, lubang plate dengan formasi sel darah
merah yang terpisah-pisah dianggap sebagai negative hemaglutinasi atau positif
untuk uji HI. Untuk membedakan hemaglutinasi yang lengkap dan tidak lengkap
dapat dengan memiringkan plate hingga sudut 45° sampe 20-30 detik dan lihat
“teardrop” sel darah merah yang terbentuk. “teardrop” akan terbentuk jika terjadi
penghambatan (HI positif), lubang plate dengan sebagian penghambatan tidak
akan terbentuk “teardrop”. Sampel serum dikatakan positif AI jika hemaglutinasi
yang terhambat atau lubang yang tidak terjadi hemaglutinasi lebih dari 16 lubang
(1:8) (Pedersen, 2008).
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Avian Influenza merupakan penyakit yang berbahaya bagi unggas dan
manusia karena dapat menular ke manusia (zoonosis), disebabkan oleh
orthomyxovirdae virus. Dari gejala klinis dan perubahan anatomi postmortem
menunjukkan diagnose sementara Avian Infuenza. Setelah dilakukan uji serologis
HA/HI mendapatkan hasil negative. Ini menandakan bahwa ayam tidak terinfeksi
Avian Influenza, tetapi terinfeksi penyakit lainnyam misalnya New Castle
Disease, Infectious Bronchitis, Infeksius Laryngotrachaetis.
SARAN
1. Deteksi Avian Influenza harus cepat dilakukan atau ditangani agar
penyebarannya tidak meluas,
2. Pelaporan kasus Avian Influenza harus tingkatkan untuk memudahkan
dalam penanganan Avian Influenza.
DAFTAR PUSTAKA
Hill, Edward M., Thomas House, dkk. 2017. The Impact Of Surveillance And
Control On Highly Pathogenic Avian Influenza Outbreaks In Poultry In
Dhaka Division, Bangladesh. US Government : US
Jacob, J.P., G.D. Butcher, F.B. Mather, dan R.D. Miles. 2009. Avian Influenza in
Poultry. Florida : University of Florida.
Marchenko, V.Yu, I.M. Susloparov, dkk. 2017. Characterization Of Avian
Influenza H5N8 Virus Strains That Caused The Outbreaks In The Russian
Federation In 2016-2017. State Scientific Center Of Virology And
Biotechnology : Rusian Federation.
Radin, M. Jennifer, Richard A. Shaffer, dkk. 2017. International Chicken Trade
And Increased Risk For Introducing Or Reintroducing Highly Pathogenic
Avian Influenza A (H5N1) To Uninfected Countries. KeAI : Infectious
Disease Modelling.
Sharma, Shivram, V.H. Badshah, Vandana Gupta. 2017. Global Dynamics Of
Highly Pathogenic Avian Influenza Epidemic Model With Vertical
Transmission Function. Chhatrapati Shahu Maharaj Shikshan Santha’s
(CSMSS) College of Polytechnic, Kanchanwadi, Aurangabad – (M.S) :
India
Spackman, Erica. 2008. Book: METHODS IN MOLECULAR BIOLOGY 436
Avian Influenza Virus. Humana Press : Athens, GA
OIE. 2008. Diagnostik Manual for Diagnostik Test dan Vaccines 4th edition.
Pedersen, Janice C. 2008. Hemagglutination-Inhibitiion Test for Avian Influenza
Virus Subtype Identificarion and the Detection and Quantitation of Serum
Antibodies to the Avian Influenza Virus. Humana Press : Athens, GA
Killian, Mary Lea. 2008. Hemagglutination Assay for the Avian Influenza Virus.
Humana Press : Athens, GA
DOKUMENTASI KASUS
10%