Anda di halaman 1dari 8

Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2017

The Indonesian Association of Forensic Medicine Proceeding Annual Scientific Meeting 2017

ASPEK MEDIKOLEGAL PEMERIKSAAN SELAPUT DARA


PADA KORBAN DUGAAN “PERKOSAAN” DI RSUP Dr. HASAN
SADIKIN BANDUNG
Purwanto PS1, Noorman Herryadi 2, Andri Andrian Rusman3, Desy Linasari3

Abstrak PENDAHULUAN
Aspek medikolegal pemeriksaan selaput dara (hymen), Kasus kekerasan seksual dapat
pada korban dugaan ‘perkosaan’ adalah sangat penting,
oleh karena itu dikeluarkan oleh WHO memeriksa terjadi di mana saja, dalam berbagai
selaput dara pada korban dugaan ‘perkosaan’, yang
isinya pada pemeriksaan selaput dara dapat diuraikan
kebudayaan, pada semua lapisan
bentuk selaput dara, kemudian dideskripsikan masyarakat di setiap negara di dunia.
penampilannya apakah terdapat celah, benjolan, takik,
penebalan adanya penebalan ataupun penipisan pada di Berdasarkan data yang didapat
tepi lubang selaput dara, serta apakah terdapat sisa-sisa menunjukkan bahwa pada beberapa negara
selaput dara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
sejauh mana guidelines WHO pemeriksaan untuk terdapat percobaan “perkosaan” yang
selaput dara diterapkan di RSUP Dr. Hasan Sadikin
Bandung dan RSUD Soreang Kabupaten Bandung. dialami oleh satu dari lima perempuan. Di
Populasi penelitian adalah data rekam medik pasien di Indonesia, 62% dari semua kasus
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung dan RSUD Soreang
Kabupaten Bandung, yang termasuk kriteria inklusi pada pelanggaran terhadap anak adalah termasuk
penelitian ini adalah korban dugaan ‘perkosaan’ yang
diperiksa di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung dan kejahatan seksual. Dari data yang berhasil
RSUD Soreang Kabupaten Bandung. Penelitian ini dirangkum Harian Terbit, berdasarkan
adalah penelitian cross sectional, besar sampel yang
akan diambil adalah masing-masing sebesar 51 kasus di catatan Komnas PA Januari-April 2014,
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung dan RSUD Soreang
Kabupaten Bandung. Karakter dasar yang akan dicari
terdapat 342 kasus kekerasan seksual
dalam penelitian ini meliputi usia korban, status terhadap anak. Data Polri 2014, mencatat
perkawinan, status pelaku dan pemeriksaan selaput
dara apakah sudah sesuai dengan guidelines WHO. ada 697 kasus kekerasan seksual terhadap
Permasalahan penelitian akan dijawab dengan anak yang terjadi pada pertengahan tahun
menggunakan analisis statistik deskriptif dan
perbandingan proporsi penguraian pemeriksaan selaput 2014. Terdapat 726 orang yang ditangkap
dara pada korban dugaan ‘perkosaan’ dengan
menggunakan uji analisis chi kuadrat, dimana hipotesis dengan jumlah korban mencapai 859 orang.
diterima atau dikatakan terdapat perbedaan bermakna Sedangkan data dari KPAI pada bulan Januari
bila nilai p<0,05.
Kata Kunci: pemeriksaan selaput dara, ‘perkosaan’, hingga April 2014, terdapat 622 laporan
guidelines WHO
kasus kekerasan terhadap anak.1-2
Afiliasi Penulis : 1. Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan “Perkosaan” didefinisikan dapat
Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran-RSUP Dr.
Hasan Sadikin Bandung, 2. Staf Pengajar, Dept. IKFM FK
Unpad/RSHS, 3. Staf Pengajar Lab. IKFM FK Unjani ; Staf Pengajar
berbeda-beda pada tiap-tiap negara. Semua
Lab. Epidemiologi & Biostatistik FK Unjani
Korespondensi: Purwanto PS, email : purwantopanji98@gmail.com,
definisi yang berbeda tersebut mempunyai
Telp/Hp :022-2041171
satu elemen penting yaitu tidak adanya
persetujuan dari korban. Dengan tidak
adanya persetujuan dari korban maka dapat
terjadi pada keadaan dengan ancaman,
pemaksaan, penyalahgunaan wewenang dan
penyalahgunaan pemberian obat-obatan
yang mengakibatkan korban tidak sadar 3,4,5

217 | I S B N 978-602-50127-0-9 Pekanbaru, 15-16 Juli 2017


Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2017 Purwanto, Aspek Medikolegal Pemeriksaan…

Diperlukan panduan dari aspek mengidentifikasi pelaku dan


medikolegal pada kasus kekerasan seksual, mendokumentasikan cedera serta
dalam hal ini terdapat pada panduan yang mengkonfirmasi adanya kekerasan terhadap
dikeluarkan oleh WHO tentang pedoman korban.8
medikolegal bagi korban kekerasan seksual,
disebutkan bahwa pemeriksaan medis TINJAUAN PUSTAKA
meliputi pemeriksaan fisik lengkap secara Aspek Medikolegal Selaput Dara
menyeluruh dari kepala sampai dengan kaki, Pemeriksaan medis pada seseorang
pemeriksaan fisik secara detail pada yang hidup untuk tujuan medikolegal
genitalia dan anus, mencatat dan disebut pemeriksaan kedokteran forensik
mendeskripsikan luka-luka. Pada konteks klinis dan terdapat sejumlah keadaan untuk
untuk penegakan hukum, sebaiknya tidak pemeriksaan medikolegalnya. Pada konteks
menghubungkan keperawanan dengan penegakan hukum, diperlukan penguraian
kekerasan seksual terhadap perempuan pemeriksaan secara cermat kondisi korban
yang dianggap masih 'perawan'. yang mengalami kekerasan seksual. Hal yang
Menghubungkan keperawanan dengan harus dilakukan pada kasus kekerasan
kekerasan seksual sama saja mengurangi seksual adalah pemeriksa menguraikan dan
persepsi keparahan kekerasan seksual mendokumentasikan temuan yang ada,
terhadap perempuan yang sebelumnya telah kemudian dapat dilihat apakah konsisten
terbiasa melakukan hubungan seksual. Tidak dengan riwayat dan waktu kejadian yang
mudah membedakan antara takik selaput dilaporkan, tetapi hal tersebut bukanlah
darayang normal dan takik dari selaput dara peran pemeriksa untuk menentukan apakah
yang mengalami proses penyembuhan. Takik kejadian tersebut dengan persetujuan atau
dari selaput dara yang memanjang dari tepi tidak. Hubungan seksual yang dengan
selaput darasampai ke dasar selaput dara persetujuan dapat juga mengakibatkan
sangat berkorelasi dengan riwayat trauma cedera dan demikian sebaliknya, hubungan
tumpul dan penetrasi, seperti takik yang seksual yang dipaksa dapat juga tidak ada
terdapat pada arah jam 6 (dengan korban cedera. Selaput dara tidak selalu robek
terlentang). Belahan yang lengkap atau setelah berhubungan seksual, Paterson
gambaran takik yang letaknya ke arah Brown berpendapat bahwa perlu adanya
dalam, dapat sulit untuk dideteksi, sehingga pendidikan tentang pemeriksaan selaput
perlu untuk "memeriksa selaput dara" dara. Dianjurkan juga untuk memberikan
dengan menggunakan Q-tip atau dengan pengetahuan untuk mendidik profesional
kateter Foley.1,6,7 kesehatan tentang teori elastisitas selaput
Pemeriksaan medikolegal harus dara pasca pubertas; berdasarkan studi yang
mencakup sepenuhnya aspek medis dan dilakukan oleh Emans dan kawan-kawan,
forensik. Target dari aspek medis adalah ditemukan bahwa 19% dari perempuan
untuk menilai luka dan mengobati luka, pasca pubertas yang aktif melakukan
mengobati potensi penyakit menular seksual, kegiatan seksual dengan persetujuan, tidak
menginisiasi krisis intervensi untuk perawatan didapatkan kelainan pada selaput dara. Hal
lanjutan dan mengedukasi tentang tersebut sesuai dengan yang dikemukakan
pengurangan risiko. Target dari aspek forensik oleh dokter forensik di pengadilan mengenai
adalah untuk mengambil temuan yang akan kasus kekerasan seksual. Kesimpulan

218 | I S B N 978-602-50127-0-9 Pekanbaru, 15-16 Juli 2017


Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2017 Purwanto, Aspek Medikolegal Pemeriksaan…

tentang telah terjadi hubungan seksual satu dari kanan dan satu dari sisi kiri lubang
dengan persetujuan atau tidak, tergantung urogenital, kemudian bersatu menuju ke
kepada hakim di persidangan setelah garis tengah tetapi tidak sampai menutupi
mendengar dan mempertimbangkan semua lubang urogenital, pada umumnya terdapat
bukti-bukti pada kasus tersebut. 1,6,8,9 satu lubang dan jarang terdapat beberapa
Terdapat asumsi yang kurang tepat, lubang. Sedangkan pada bagian tepi yang
bahwa serangan seksual akan terbentuk di luar vagina akan membentuk
mengakibatkan cedera pada korban dewasa membran selaput dara. Pada bayi baru lahir,
atau anak. Pada sebagian besar kasus, selaput dara menebal dan berlebihan oleh
kelainan medis (pada orang dewasa dan karena pengaruh estrogen dari ibu, keadaan
anak-anak) dapat tidak tampak. Sebaliknya, selaput dara tersebut berubah pada masa
aktivitas seksual dengan persetujuan dapat kanak-kanak dimana terdapat rendahnya
juga mengakibatkan cedera pada tubuh dan kadar estrogen yang pada masa kanak-
alat kelamin. Ada atau tidaknya cedera kanak. Penelitian yang dilakukan oleh
dalam hubungan seksual dengan tuduhan Berenson dan kawan-kawan, terdapat
penyerangan seksual tidak dapat gambaran konfigurasi selaput dara pada bayi
menunjukkan apakah kegiatan seksual baru lahir yaitu annular 80%, fimbria 19%,
tersebut dilakukan dengan persetujuan atau cribiformis 1%, teramati juga adanya celah
tidak, dan sangat penting memahami fakta- pada bentuk selaput dara yang bentuknya
fakta yang dilaporkan dan menginterpretasi annular sebesar 34%. Pada masa pubertas,
hasil temuan. Banyak faktor yang dapat estrogenisasi dari jaringan selaput dara
mempengaruhi keparahan cedera pada membuat jaringan menjadi elastis. Pada
perempuan, cedera serupa dapat dilihat umumnya, bentuk selaput dara adalah
pada aktifitas seksual dengan persetujuan annular atau berbentuk cincin, dengan
atau tidak. Informasi tentang latar belakang membran yang cukup elastis dengan
seksual perempuan tersebut, tidak akan ketebalan sekitar 1 mm dengan jaringan inti
mempengaruhi secara medis bahwa telah ikat dan epitel skuamosa berlapis di
terjadi penyerangan seksual pada permukaan. Pada bagian anterior dan
perempuan tersebut. Juga tidak ada fakta posterior adalah bagian yang paling
bahwa individu yang masih perawan menonjol dengan memiliki lubang di tengah
merasakan sakit dan menderita lebih parah yang kemudian sebagai saluran keluar untuk
pada kasus kekerasan seksual.6,10 aliran darah menstruasi. Penampilan selaput
Selaput dara dara pada orang dewasa umumnya tipis dan
Selaput dara merupakan salah satu kemudian menebal di daerah tepi.5,11,12,13
daerah yang sering membuat rancu peneliti
medis dalam menentukan apakah adanya Kekerasan seksual-”perkosaan”
variasi morfologi pada selaput dara tersebut Definisi hukum jenis kekerasan
dapat dikatakan normal. Jaringan selaput seksual tertentu berbeda dari definisi medis
dara mengalami perubahan yang berbeda dan sosial, sampai lebih jauh lagi, dapat
dari periode baru lahir ke pubertas dan bervariasi antar negara dan bahkan di dalam
setelah itu. Selaput dara muncul setelah negara. “Perkosaan” dan kekerasan seksual
beberapa bulan kehidupan janin sebagai dua cenderung didefinisikan sama tetapi
lipatan selaput lendir yang tumbuh, salah kemudian disangkal atau tidak dapat

219 | I S B N 978-602-50127-0-9 Pekanbaru, 15-16 Juli 2017


Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2017 Purwanto, Aspek Medikolegal Pemeriksaan…

disangkal oleh saksi atau pernyataan korban pada perempuan pra remaja, tetapi itu tidak
dan selanjutnya dikuatkan dengan bukti dapat dijadikan indikator telah terjadi
forensik. “Perkosaan” didefinisikan sebagai hubungan seksual atau kebiasaan melakukan
penetrasi seksual yang tanpa persetujuan.1,14 hubungan seksual. Seorang individu dengan
“Perkosaan” dalam bahasa latin yaitu selaput dara yang utuh bisa saja mungkin
rapio yang artinya ‘merebut’ yang telah mengalami penetrasi kontak seksual
didefinisikan berbeda pada tiap-tiap negara atau mungkin saja tidak pernah mengalami
dan yurisdiksi. Definisi “perkosaan” penetrasi kontak seksual. Terdapat
bervariasi dari satu negara dengan negara kemungkinan tidak ada luka di selaput dara
yang lain berdasarkan wilayah hukum (1) pada kasus penyerangan seksual.6,16
pada banyak wilayah hukum, hanya Pada masa pubertas, selaput dara
penetrasi penis ke vagina, (2) sementara di dipengaruhi oleh estrogen, sehingga dapat
wilayah hukum yang lain penetrasi penis mengubah penampilan, bentuk, dan
dapat ke vagina, anus, mulut, dan lain-lain elastisitas. Studi dari Frank M, Anders J dan
(3) terdapat juga di beberapa wilayah hukum McCann J, menunjukkan bahwa selaput dara
yang lainnya, penetrasi tidak perlu dilakukan mempunyai konfigurasi yang bervariasi dan
oleh penis, melainkan dapat dilakukan oleh selaput dara dapat berubah sebelum
organ tubuh yang lainnya. Secara umumnya terjadinya hubungan seksual. Keyakinan
yang memerkosa wanita adalah laki-laki, yang menegaskan bahwa selaput dara utuh
tetapi di undang-undang yang modern, sebelum adanya penetrasi ke vagina adalah
“perkosaan” bersifat neutral gender.3 tidak benar, terdapat juga kesimpulan yang
“Perkosaan” menurut KUHP adalah dua atau tidak benar bahwa terdapat penampilan
lebih laki-laki berhubungan seks dengan yang 'normal' atau 'utuh' pada selaput dara
wanita atau laki-laki tanpa persetujuan dan yang berarti bahwa penetrasi tidak terjadi,
barang siapa dengan kekerasan atau survei yang dilakukan oleh dokter forensik di
ancaman kekerasan, memaksa seseorang Turki, dua-pertiga responden melaporkan
perempuan bersetubuh dengan laki-laki temuan mereka bahwa setidaknya dilakukan
diluar perkawinan.15 Sedangkan menurut satu pemeriksaan keperawanan dalam dua
penulis, “perkosaan” tidak hanya terjadi belas bulan sebelum pemeriksaan
penetrasi oleh penis ke vagina saja, keperawanan terbaru dari korban yang
melainkan penetrasi tersebut dapat terjadi sama. Pada 73% dari kasus-kasus, temuan
pada vagina, anus atau mulut, dan penetrasi yang bertentangan dibuat oleh dokter
tidak hanya dilakukan oleh penis saja umum atau gynaecologists. Selaput dara
melainkan dapat juga dilakukan oleh harus diperiksa secara detail setelah
anggota tubuh lainnya serta “perkosaan” terdapat tuduhan dari tindakan penetrasi
pada umumnya dilakukan oleh laki-laki yang terjadi tanpa persetujuan. Ketika
dengan korban terbanyak adalah selaput dara tampak berfimbria atau
perempuan. berlipat-lipat, penilaian ini dapat dilakukan
dengan penanganan secara lembut dari
Perspektif Medis terhadap Selaput Dara swab yang dibasahi untuk memvisualisasikan
Pemeriksaan selaput dara dalam tepi selaput dara. Apabila pembukaan
konteks yang sangat terbatas, berguna selaput dara tidak bisa dilihat sama sekali,
dalam diagnosis adanya kekerasan seksual aplikasi dari beberapa tetes air steril yang

220 | I S B N 978-602-50127-0-9 Pekanbaru, 15-16 Juli 2017


Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2017 Purwanto, Aspek Medikolegal Pemeriksaan…

hangat atau larutan salin ke selaput dara tersebut; didapatkan 2 dari 3 wanita tidak
sering akan memperlihatkan tepi selaput pernah mengalami hubungan seksual
dara.6,16 sebelumnya. Salah satu survei retrospektif
Terdapat informasi spesifik mengenai dari cedera yang akut dicatat di antara
jenis dan frekuensi luka yang bersifat akut pengadu remaja kekerasan seksual (usia 14-
pada selaput dara setelah tindakan seksual 19 tahun) menemukan bahwa jarang
walaupun dengan persetujuan, terutama terdapat luka pada selaput dara bahkan di
mengenai tindakan pertama dari hubungan antara sub kelompok yang membantah
seksual. Slaughter dan kawan-kawan aktivitas seksual sebelumnya. Memar, lecet,
melakukan pemeriksaan kolposkopi alat kemerahan, dan bengkak benar-benar hilang
kelamin dari 75 perempuan yang mengalami dalam waktu beberapa hari atau minggu
hubungan seks per vagina "dengan setelah terjadinya trauma. Sebaliknya,
persetujuan" sebelumnya dalam 24 jam. laserasi pada selaput dara tidak bersatu
Mereka menemukan laserasi dengan memar kembali dan dengan demikian akan selalu
terkait di posisi arah jam 3 dan jam 9 pada tetap jelas sebagai belahan yang hanya
selaput dara perempuan berusia 14 tahun sebagian atau lengkap, meskipun sebagian
dan memar di posisi arah jam 6 dan jam 7 letaknya tersembunyi oleh efek
pada selaput dara dua perempuan lainnya estrogenisasi. Laserasi yang tidak terlalu
(berusia 13 dan 33 tahun). Tidak ada luka panjang pada permukaan mukosa dapat
pada selaput dara lainnya yang terdeteksi. sembuh sepenuhnya.6,16,17
Tidak ada rincian tentang pengalaman
seksual sebelumnya yang dapat dicatat pada METODE
form pemeriksaan. Selaput dara tercatat Rancangan Penelitian
menjadi salah satu dari empat yang paling Rancangan penelitian yang
umumnya terluka di bagian kelamin antara digunakan pada penelitian ini adalah cross
311 pengadu pasca pubertas dari tindakan sectional atau potong lintang. Cross sectional
seksual yang tanpa persetujuan. Cedera adalah suatu penelitian untuk mempelajari
selaput dara terdeteksi dengan kolposkopi dinamika suatu hubungan dengan suatu
berupa memar (n = 28), laserasi (n = 22), pendekatan, observasi ataupun dengan
lecet (n = 13), pembengkakan (n =10), dan pengumpulan data pada suatu saat tertentu.
kemerahan (n = 4). laserasi hymen tunggal (n Data yang digunakan di penelitian ini adalah
= 12), sembilan di antaranya berada di posisi data sekunder yang berasal dari data rekam
jam 6, atau sekitar posisi jam 6 (n = 10). medis di SMF Ilmu Kebidanan dan
Slaughterdan kawan-kawan menemukan Kandungan RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
bahwa laserasi selaput dara empat kali lebih periode Januari 2012- Desember 2016.
umum pada kelompok usia yang lebih muda,
tidak ada informasi tentang pengalaman Populasi dan Sampel
seksual sebelumnya.6,16 Populasi pada penelitian ini seluruh
Bowyer dan Dalton menjelaskan perempuan korban dugaan ‘perkosaaan’
bahwa didapatkan laserasi selaput dara yang tercatat di Rekam Medis. Data Rekam
(dideteksi dengan mata telanjang) pada 3 Medis yang digunakan dari periode Januari
wanita dari 83 pengadu “perkosaan” yang 2012- Desember 2016. Sampel dalam
diperiksa dalam 11 hari dari kejadian penelitian ini adalah data Rekam Medis

221 | I S B N 978-602-50127-0-9 Pekanbaru, 15-16 Juli 2017


Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2017 Purwanto, Aspek Medikolegal Pemeriksaan…

perempuan korban dugaan “perkosaan” sampel secara acak sederhana (simple


yang diperiksa di SMF Ilmu Kandungan dan random sampling). Sebelum dilakukan
Kebidanan RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. pengacakan terlebih dahulu dibuat
Bagian dari populasi yang terpilih kerangka sampel untuk mempermudah
merupakan sampel penelitian, yang proses pengacakan. Kerangka sampel pada
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. penelitian ini adalah daftar responden
Kriteria inklusi pada penelitian ini Rekam Medis perempuan korban dugaan
adalah data rekam medis yaitu perempuan “perkosaan”. Dari kerangka sampel ini
korban dugaan “perkosaan” di RSUP Dr. kemudian diacak secara sederhana. Sampel
Hasan Sadikin Bandung yang pemeriksaan yang dibutuhkan dengan jumlah minimal
selaput daranya tidak menggunakan sebanyak 50 orang. Pengambilan data
spekulum. Kriteria eksklusinya adalah data dilakukan oleh peneliti sendiri dengan
rekam medis yaitu perempuan korban mengunjungi langsung bagian Rekam
dugaan “perkosaan” di RSUP Dr. Hasan Medik Rumah Sakit. Untuk variabel
Sadikin Bandung yang pemeriksaan selaput kategorik akan disajikan data berupa
daranya menggunakan spekulum dan tidak persentase atau proporsi.18
mau diperiksa serta pulang paksa.
Klasifikasi Variabel
Besar Sampel Variabel bebas dalam penelitian ini
Untuk menghitung jumlah sampel meliputi usia, status perkawinan, status
minimal pada penelitian ini, maka pelaku dan uraian pemeriksaaan selaput
digunakan rumus pengambilan sampel dara. Variabel terikat dalam penelitian ini
yang jumlah populasinya sudah diketahui adalah tempat pemeriksaan selaput dara.
yaitu sebanyak 99 kasus selama 5 tahun,
jadi sampel minimalnya bila dihitung Definisi Operasional Variabel
dengan menggunakan rumus di bawah ini Tabel 1. Defnisi Operasional Variabel.
adalah 50 orang, dengan rincian sebagai
berikut:18
n= N
Nd2 + 1

= 99

99 x 0,12+1
= 49,78 = 50
Ket: n = Jumlah sampel
N= Jumlah Populasi
d2= presisi yang ditetapkan

Cara Pengambilan Sampel/Pemilihan


Sampel.
Pemilihan sampel pada penelitian
ini adalah dengan metode pengambilan

222 | I S B N 978-602-50127-0-9 Pekanbaru, 15-16 Juli 2017


Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2017 Purwanto, Aspek Medikolegal Pemeriksaan…

HASIL
Pada penelitian ini diperoleh jumlah Tabel 5. Anamnesa tentang status melahirkan
sampel sebesar 79 orang dengan hasil
persentase uraian pemeriksaan selaput dara
yang mendeskripsikan tentang celah sebesar
91,14 %, sisa selaput dara sebesar 6,33% dan
tidak dideskripsikannya selaput dara sebesar
2,53%. Terdapat persentase tentang bentuk
selaput dara berupa annular 93,6%,
semilunar 2,53%, tidak ada bentuk selaput
SIMPULAN
dara sebesar 2,53% dan tidak
Terdapat persentase terbanyak
dideskripsikannya bentuk selaput dara
mendeskripsikan tentang celah 91,14%,
sebesar 1,27%. Maka terdapat persentase
tidak terdeskripsikan uraian pemeriksaan
kesesuaian menurut guidelines WHO
selaput dara 2,53%. Persentase terbanyak
sebesar 97,47% dan yang tidak sesuai
bentuk selaput dara adalah bentuk annular
sebesar 2,53%. Dari anamnesa, didapat
93,67%, tidak terdeskripsikan bentuk
persentase melahirkan per vaginam 6,33%
selaput dara 1,27%. Maka didapat hasil
dan belum pernah melahirkan 93,67%.
Tabel 2. Persentase uraian pemeriksaan yang sesuai dengan guidelines WHO
selaput dara 97,47%.

Tabel 3. Persentase bentuk selaput dara

Tabel 4. Persentase kesesuaian dengan


guidelines WHO

DAFTAR PUSTAKA
1. WORLD HEALTH ORGANIZATION. 2. Harian terbit.com. (diunduh 23 Februari
Guidelines for medico-legal care for victims 2017). Tersedia dari http:
of sexual violence. 2003. www.harianterbit.com/read/2014/08/15/6
687/29/18/Indonesia-Darurat kejahatan
seksual anak. 2014

223 | I S B N 978-602-50127-0-9 Pekanbaru, 15-16 Juli 2017


Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2017 Nama Penulis Pertama, Penggalan judul.....

3. Aggrawal Anil. Medico-legal aspect of 10. James-Jason Payne. Sexual assault. Dalam
sexual crime and unusal sexual practice. Simpsons Forensic Medicine. 13th edition.
Chapter 10. Rape. CRC Press. 2009. Hodder Arnold. London. 2011. 129-134

4. James- jason Payne. Simpson’s Forensic 11. Vij Krishan. 2008. Textbook of Forensic and
Medicine. Sexual assault. Hodder Arnold. medicine and toxicology. Medicolegal
2011. examination of the living. 4th edition.
Elsevier. 2008.
5. Gonzales A. Thomas. Legal medicine
pathology and toxicology. Virginity. Rape 12. Dolinak David. Forensic pathology
and other sexual assault. 2nd edition. principles and practice. Elsevier. Sexual
Appleton. New York. 1954. Battery Investigation. Elsevier. 2005. 468-
484.
6. Independent Forensic Expert Group.
Statement on virginity testing. Journal of 13. A. Berenson. Appearance of the hymen in
Forensic and Legal Medicine. 2015. newborns. Pediatric Journal. 1991.

7. Olshaker Jonathan S. Forensic emergency 14. Savino John O. Rape investigation


medicine. 2nd edition. Lipincott Williams. handbook. Elsevier. New York. 2005.
Philadelphia. 2007.
15. R. Sugandhi. KUHP dengan penjelasannya.
8. Girardin B, Faugno DK dan Howitt J. Adult Penerbit Usaha Nasional. Surabaya. 1981.
sexual assault: practical management.
Dalam James-Jason Payne.Clinical and 16. Stark Margareth M. Clinical forensic. Sexual
pathological Aspects. Greenwich Medical assault examination. Humana Press.
Media. London. 2003. 397-433 London. 2005. 61-115.

9. Curtis E. The hymen is not necessarily torn 17. Presidents DNA Initiative. A National
after sexual intercourse. 1998. (diunduh 23 protocol for sexual assault medical forensic
Februari 2017). Tersedia dari: URL: examination. USA. 2004.
HYPERLINK. http://www.
Bmj.com/content/317/7155/414.1 18. Imron TA. Moch. Metodologi Penelitian
tab=response#alternate. Bidang Kesehatan. Menentukan Jumlah
Sampel. Sagung Seto. Jakarta. 2014. hlm.93-
95.

224 | I S B N 978-602-50127-0-9 Pekanbaru, 15-16 Juli 2017

Anda mungkin juga menyukai