Anda di halaman 1dari 55

Standar Kompetensi Dasar Indikator

Kompetensi

1. Mengapresiasi 1.1 Mengidentifikasi  Mengidentifikasi keunikan


karya seni rupa keunikan gagasan dan gagasan dan teknik berbagai
teknik dalam karya karya seni rupa terapan di
masyarakat Dayak
seni rupa terapan
didasarkan unsur-unsur
daerah setempat rupa.
 Mengidentifikasi keunikan
gagasan penciptaan rumah
betang
 Mengidentifikasi keunikan
teknik pembuatan rumah
betang.
 Melihat berbagai karya seni
1.2 Menampilkan sikap
rupa terapan
apresiatif terhadap  Mengamati berbagai karya
keunikan gagasan dan seni rupa terapan
teknik dalam karya seni  Menilai berbagai karya seni
rupa terapan daerah rupa terapan
setempat  Menghargai berbagai karya
seni rupa terapan
Seni Rupa (semester 2) Mengapresiasi karya Mengidentifikasi keunikan
seni rupa gagasan dan teknik dalam karya
seni rupa terapan di wilayah
Nusantara

MATERI PELAJARAN SENI BUDAYA


KELAS X SEMESTER GANJIL
TP. 2015/2016

1
BAB 1
APRESIASI SENI RUPA
A. Apresiasi Seni Rupa
Apresiasi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang (penikmat)
untuk mengamati, menilai, menghargai, dan mencipta sebuah karya seni.
Kegiatan apresiasi karya seni rupa dapat dilakukan seseorang dimanapun dan
kapanpun, misal penggunaan berbagai peralatan rumah tangga seperti cangkir,
gelas, tempat air dan sebagainya. Apresiasi karya seni tidak harus dilakukan pada
sebuah pameran karya seni saja, tetapi semua melalui berbagai karya seni rupa
yang ada di sekitar kita termasuk kegiatan apresiasi seni rupa.
Apresiaisi seni rupa yang dilakukan seseorang dapat dikelompokkan
menjadi dua yaitu: apresiasi kreatif, dan apresiasi tidak kreatif. Batasan keduanya
dalam proses apresiasi yang dilakukan seseorang kadang agak sulit diketahui atau
diukur. Hal tersebut berkaitan erat dengan unsur kejiwaan seseorang penikmat,
kadang seseorang melihat suatu karya seni tidak memiliki tujuan hanya sekedar
mendatangi, sehingga tidak memiliki kesan apapun yang diterimanya. Bagi
penikmat yang maksud dan tujuan melakukan apresiasi untuk maksud tertentu
mempersiapkan instrumen tertentu seperti kamera, handycame, lembar
pengamatan, sehingga memperoleh kesan tertentu terhadap kegiatan apresiasi
yang dilakukan.
Apresiasi tidak kreatif merupakan apresiasi karya seni rupa yang dilakukan
seseorang tidak memunculkan gagasan baru untuk mempelajari. memahami, dan
mencipta karya baru, sehingga apresiasi yang dilakukan sebatas memperoleh
kepuasan batin saja. Apresiasi tidak kreatif yang dilakukan seseorang biasanya
tidak terencana atau kebetulan melihat karya seni rupa. Jenis apresiasi kelompok

2
ini dilakukan seseorang kecenderungan untuk melihat indah atau kurang indah
tidak bermaksud untuk mempelajari apa lagi untuk membuat karya seni rupa baru
sebagai hasil kreativitas dari karya yang dilihatnya.
Apresiasi kreatif merupakan kegiatan apresiasi yang dilakukan seseorang
untuk mengetahui lebih mendalam, jelas, dan memunculkan ide atau gagasan baru
memcipta karya seni. Apresiasi kreatif bisa terjadi secara terencana maupun tidak
terencana, maksudnya apresiasi kreatif muncul karena kebetulan seseorang
melihat sebuah karya seni rupa kemudian memunculkan seseorang untuk
mengetahui lebih mendalam agar mampu membuat karya baru. Apresiasi kreatif
yang terjadi pada seseorang direncanakan terlebih dahulu karena ada keinginan
untuk belajar, dan bisa mencipta karya seni rupa baru.

B. Kegiatan Apresiasi
Kegiatan apresiasi seni yang dilakukan seseorang meliputi tahapan-tahapan
sebagai berikut
1. Tahap Mengamati
Kegiatan mengamati berasal kata observasi biasa diartikan sebagai
pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang
diselidiki (Sutrisno Hadi,1991 :136). Kegiatan mengamati pameran karya seni
merupakan kegiatan melakukan obsevasi atau pengamatan dan pencatatan
secara sistematik berbagai data atau informasi dari pameran karya seni rupa.
Kegiatan mengamati pameran karya seni rupa dilakukan berdasarkan tujuan
untuk mendapatkan data secara objektif, kegiatan ini dilakukan secara
terencana didasarkan pada tujuan yang telah ditetapkan. Kegiatan mengamati
akan mendapatkan data atau informasi yang dapat dipertangungjawabkan
perlu ditempuh langkah-langkah berikut: (1) menetapkan tujuan mengamati
pameran karya seni rupa, (2) menyusun kisi-kisi pengamatan pameran karya
seni rupa, (3) menyusun lembar pengamatan pameran, (4) menyiapkan alat
perekam data, (5) mengamati pameran karya seni rupa, (6) Mengolah data
pengamatan pameran karya seni rupa, (7) menyusun laporan hasil pengamatan
pameran karya seni rupa.

3
Kegiatan mengamati pameran seni rupa kaitannya apresiasi dilakukan secara
langsung oleh pengamatnya sendiri, sehingga jenis pengamatan yang
digunakan dikelompokkan pengamatan langsung. Kegiatan ini dilakukan
dalam satu rangkaian untuk melakukan apresiasi pameran karya seni rupa,
berikut contoh lembar pengamatan pameran seni rupa:

Lembar Observasi
Jenis Pameran : ………………
Hari, Tanggal : ……………...
Waktu Pengamatan : …………….
Tujuan Pengamatan : ……………..
N Aspek-aspek yang NILAI Keterangan
1 2 3 4 5
No diamati 1 2 3 4 5
1
2
3
4
5
Keterangan:
5 = Sangat bagus
4 = bagus
3 = cukup
2 = kurang
1 = sangat kurang

Komentar : ..
………………………………………………………………….
.
………………………………………………………………………………………
………………………………………………….
Observer

(…………………………..)
2. Tahap Memahami
Bertdasarkan data atau informasi yang didapat melalui kegiatan melihat,
mengamati suatu pameran karya seni rupa seorang penikmat diharapkan
mampu memahami pesan yang disampaikan suatu karya seni.

4
3. Tahap Menilai
Penilaian suatu karya seni rupa memiliki subyektifitas dari penikmatnya,
sedang kelompok penikmat yang memberikan penilaian suatu karya
dikelompokkan menjadi dua yaitu: (1) penikmat awam, (2) penikmat seniman.
Penikmat awam merupakan kelompok penikmat yang tidak memiliki latar
belakang pengetahuan dan pengalaman sesuai karya seni rupa yang dilihatnya.
Penikmat seniman merupakan penikmat karya seni rupa yang memiliki
pengetahuan dan pengalaman sesuai karya seni rupa yang dinikmati.

4. Tahap Menghargai
Menghargai suatu karya seni merupakan tahapan bagi penikmat dimana
mampu memberikan penghargaan nilai sebuah karya seni. Berbicara nilai
suatu karya seni menunjukkan bahwa suatu karya seni mampu memberikaan
manfaat untuk memenuhi kebutuhan batin dan kebutuhan lahiriah bagi
penikmatnya. Seseorang yang mampu menghargai karya seni akan
memberikan perlakuan khusus terhadap suatu karya seni, sehingga tidak akan
merendahkan keberadaan karya seni tersebut.

5. Tahap Mencipta
Tingkatan tertinggi kegiatan apresiasi adalah tahapan mencipta suatu karya
seni, pada tahap ini seseorang muncul apresiasi kreatif. Apresiasi kreatif yang
dilakukan seseorang bertujuan untuk melestarikan dan bertujuan untuk
mengembangkan agar keberadaan tidak punah dan mampu hidup sesuai
perkembangan zaman. Tahap penciptaan akan diuraikan lebih jelas pada bab
berikutnya.

C. Apresiasi Karya Seni Rupa Terapan Masyarakat Kalimantan Tengah


1. Keunikan gagasan rumah Betang dan perabot rumah tangga
Karya seni terapan merupakan karya seni yang diciptakan untuk membantu
pemenuhan kebutuhan manusia. Rumah Betang merupakan salah satu karya
seni rupa terapan yang terdapat dimasyarakat Dayak.
Keunikan gagasan pada rumah Betang:

5
a. Keunikan arah hulu dan hilir rumah betang
hulunya haruslah searah dengan matahari terbit dan sebelah hilirnya ke
arah matahari terbenam. Hal ini sebagai simbol masyarakat Dayak bahwa
suku Dayak suka kerja keras untuk bertahan hidup sejak matahari terbit
hingga terbenam
b. Keunikan bentuk rumah
Keunikan bentuk rumah Betang yaitu bentuk panggung dan panjang,
berukuran panjang sekitar 30-150 meter serta lebarnya sekitar mencapai
sekitar 10-30 meter, tinggi tiang sekitar 3-5 meter
c. Keunikan Tata Ruang
Tata ruang rumah Betang (dalam KMA.M Usop, 1996:52) meliputi:
1) Ruang rapat
2) Ruang makan
3) Ruang tidur
4) Dapur
5) Lorong (serambi)
6) Tangga

d. Keunikan nilai simbolik budaya Betang


Budaya betang merupakan nilai sosial kemasyarakatan yaitu naluri untuk selalu
hidup bersama dan berdampingan dengan warga masyarakat lainnya,

6
mencintai kedamaian dalam
komunitas yang harmonis untuk
kepentingan bersama.
e. Keunikan hiasan dan perabot
rumah

Betamen (pintu kayu)


(Dok.Anton W.Neuwenhuis, 1894)
Betamen merupakan pintu yang terbuat
dari kayu, biasanya kayu yang dipilih jenis
ulin. Kayu ulin memiliki sifat tahan cuaca
dan keras. Rumah selain sebagai tempat
tinggal juga digunakan sebagai tempat
pertahanan dari serbuan binatang maupun serbuan dari kelompok lawan.
Motif yang digunakan memiliki kemiripan dengan motif yang digunakan
pada panil pintu.

Hiasan dipanil depan pintu


(Dok.Anton W.Neuwenhuis, 1894)
Ornamen di panil pintu rumah tradisional masyarakat Dayak biasanya dijumpai
dirumah orang yang memiliki pengaruh, seperti: rumah kepala suku, orang
keturunan bangsawan

Dingklik (tempat duduk kecil)


(Dok.Anton W.Neuwenhuis, 1894)
Dingklik merupakan tempat duduk
orang-orang yang tergolong berpengaruh, kaya, ataupun orang bangsawan,
bentuknya sekilas menyerupai kura-kura.

Piring kayu
(Dok.Anton W.Neuwenhuis, 1894)
Piring kayu hanya dimiliki kelompok masyarakat Dayak tergolong kaya, dan
berpengaruh. Motif yang digunakan mengambil bentuk hewan, dan motifnya
Bungan Tedak, Bungan tedak merupakan alat yang digunakan sebagai
tempat mencampur warna untuk tato, sekilas bentuknya anjing.
Alat pembuat tato, Alat pembuat tato terdiri dari pemukul, jarum tato
yang dipasang pada kayu.

7
Klinge, Klinge merupakan motif tato yang biasa digunakan pada lengan
seseorang

Mandau
Mandau merupakan senjata khas yang dimiliki masyarakat Dayak, alat ini
memiliki banyak kegunaan, diantaranya: untuk berburu, untuk menebang,
serta untuk berperang menghadapi lawan. Jenisnya mandau ada jenis mandau
laki-laki, dan ada jenis mandau perempuan, tentu memiliki ciri masing-masing
yang terdapat pada hiasan rambut, dan motif ukiran tempat mandau

Telanga (tempat sumpit)


Telanga merupakan tempat untuk menyimpan
panah sumpit, yang terbuat dari bambu yang
dihiasi sesuai motih daerah setempat. Anak
panah sumpit biasanya sudah dioleskan atau
dicelup bisa atau racun, sehingga sangat
berbahaya jika tersentuh oleh orang lain yang
bukan sasaran untuk sumpit tersebut.

Tempat Tembakau
Tempat atau wadah tembakau biasanya terbuat dari kulit binatang atau kulit
pohon, tempat tembakau dibuat agar lebih mudah dibawa bepergian ke hutan.
Motif yang digunakan biasanya menggunakan motif-motif yang digunakan untuk
ciri khas atau simbol masyarakat pendukungnya.

8
Topi Perang
Topi perang dibuat dan digunakan hanya untuk perang, sehingga topi
perang tidak sembarang memakai, topi perang hanya dipakai saat
masyarakat Dayak menghadapi lawan dari kelompok lainnya.

2. . Keunikan Teknik Pembuatan Betang


a. Keunikan teknik pemasangan tiang pancang
Teknik pemasangan tiang pancang yang lebih
dikenal ”tajak” memiliki teknik yang tidak sama
dengan rumah suku lain. Tiang pancang terbuat dari
kayu ulin bulat, dan bagian bawah dibentuk
menyilang, hal ini hampir sama dengan teknik
cakar ayam saat ini. Tinggi tiang pancang yang
biasa digunakan sekitar 3 -5 m dan ditanam dalam
tanah. Sifat kayu ulin tahan terhadap air dan
binatang pengerat.

b. Teknik pemasangan gelagar


Pemasangan gelagar lantai
dilakukan dengan teknik menatah
bagian ujung tiang sesuai dengan
ukuran gelagar yang digunakan.
Penguat gelagar dengan tiang
dilakukan 2 cara: yaitu ditali dengan
rotan, dan menggunakan scrup. Tali
rotan digunakan pada masa dahulu
sebelum masyarakat mengenal

9
sambungan dengan scrup. Meskipun menggunakan tali rotan kekuatan tidak
jauh berbeda, hal inilah yang menarik dan unik. Teknik ini sangat sulit
dijumpai saat sekarang, tetapi perlu dilestarikan untuk kepentingan pendidikan
pada generasi muda.

c. Teknik sambungan kayu

Teknik sambungan kayu dilakukan menggunakan 2 cara yaitu: teknik


sambungan menggunakan tali rotan, dan teknik sambungan berscrup. Hal itu
dapat dilihat pada gambar disamping.

d. Teknik kuda-kuda atap


gambar disamping merupakan bentuk kuda-kuda pada atap rumah betang, hal ini
menunjukkan bahwa pada masa dahulu
masyarakat Dayak telah mengenal teknik
pemasangan atap.

D. Berbagai Karya Seni Rupa Masyarakat Dayak


1. Berbagai alat transportasi Air
Alat transportasi masyarakat Dayak yang banyak
dijumpai adalah alat transportasi air, contohnya:
(1) klotok, (2) jukung patai, (3) sudur, (4) jukung
baruning, (5) jukung rangkan, (6) bis air, serta (7)
Dayung (untuk perempuan dan laki-laki).

Klotok, jukung patai, sudur,


Berbagai alat transportasi tersebut di produksi
jukung Barubing, besei bawi,
sendiri
besei olehO.masyarakat
hatue (Dok. Ibrahim Dayak.
2. Berbagai jenis alat Berburu Hewan dan Ikan
Alat berburu binatang yang digunakan masyarakat Dayak dapat dilihat
sebagai berikut (Dok. Offeny Ibrahim):

10

Linju, sipet,, telep, damek Pisau badek, lorang, ambang, lunju, Mandau, sipet, tilep, Damek
kebo
Suar,lorang, Haup dan Sahiap Panglar dan Tamba
simpang,sarapang, dan daup

Buwu,Rengge,
Hinjab
Tabing
Buwu,
Rawe,
(sungkur)
Jabak
Buwu

Buka, Takalak,
Hajak (Belat)
rennge

Macam-macam hapan Manekan Santapu, Takalak, TampiraiTampirai


lauk

Pisi Balabuh (Rawai Ancak), Rawai, Mangacar/nyampana,


Tungkup (1), Taut,
Saketong (2), dan Rangkep
Kabam, Tantahan Pisi dan Banjur Palandok (3)
Macam-macam Baliung (1. Palantuk,
Rengge/ jawe Bangamat
Sambulut burung, dan Jarat Tinjak
(Kalong) 2. Panarah, 3.
Pangumbang/Paneweng, 4.
Tamparang

BAB II
UNSUR-UNSUR SENI RUPA

A. Unsur-unsur Seni Rupa


Seni memiliki berbagai ragam, berdasarkan media pengungkapan seni
dikelompokkan sebagai berikut: (1) seni rupa, (2) seni seni rupa, (3) seni teater,
(4) seni seni musik, (5) seni sastra. Kali ini kita pelajari tentang seni rupa, batasan
seni rupa tidaklah jauh berbeda dengan pengertian seni itu sendiri. Seni
merupakan ungkapan jiwa seseorang yang diujudkan dalam bentuk karya yang
indah dan mampu menggetarkan perasaan penikmatnya. Pengertian seni rupa
adalah ungkapan jiwa atau perasaan senimanyang diujudkan dalam bentuk karya

11
melalui media rupa. Unsur rupa dalam karya seni rupa meliputi: unsur garis,
warna, bidang dan ruang, kesatuan, komposisi, balance, teknik, proporsi, dan
distorsi. Unsur-unsur tersebut dapat dijelaskan berikut:
1. Unsur garis
Garis merupakan kumpulan dari titik-titik, bentuknya ada garis lurus,
lengkung, serta garis putus-putus. Unsur garis merupakan unsur yang
muncul saat awal membuat desain atau rancangan yang berupa gambar
sketsa.
2. Unsur warna
Warna sangatlah penting dalam karya seni rupa yaitu untuk memperindah
suatu karya. Berdasarkan asal usul campuran warna dapat dibedakan
menjadi warna akromatis, dan warna kromatis. Warna akromatis
merupakan warna tertentu yang tidak masuk dimasukkan ke dalam jenis
warna yaitu warna putih, warna hitam, dan warna abu-abu. Warna
kromatis terdiri dari warna primer, warna sekunder, dan warna tertier.
3. Unsur bidang dan ruang
Bidang merupakan perpaduan dari beberapa garis yang membentuk sisi-
sisi suatu bidang tertentu, misal bidang persegi panjang, bujur sangkat,
maupun bentuk lingkaran. Bidang memiliki unsur panjang dan lebar.
Sedangkan ruang merupakan pertemuan dari beberapa bidang yang
memiliki volume, sehingga memiliki unsur panjang, lebar serta tinggi.
4. Unsur komposisi
Komposisi merupakan penataaan unsur-unsur rupa pada suatu karya seni
rupa untuk mendapatkan suatu keindahan.
5. Unsur kesatuan
Unsur kesatuan merupakan cita rasa seorang pencipta karya seni rupa
dalam menuangkan ide/gagasan menjadi sebuah karya yang dapat
dinikmati oleh orang lain.
6. Unsur balance
Unsur balance pada seni rupa merupakan keseimbangan dalam menata
atau menyusun objek yang satu dengan objek yang lain dalam suatu karya.
7. Unsur teknik

12
Teknik merupakan cara yang digunakan masing-masing pencipta karya
seni rupa dalam menuangkan gagasan menjadi sebuah karya.
8. Proporsi
Unsur proporsi merupakan perbandingan suatu objek yang dijadikan
model dengan karya yang dibuat.
9. Distorsi
Unsur distorsi dalam karya seni rupa merupakan upaya seorang seniman
karya seni rupa untuk membuat karya berbeda dengan kondisi riil objek
sesungguhnya untuk mencapai nilai estetis dan nilai artistic yang tinggi.
Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa
ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan dengan
mengolah konsep garis, bidang, bentuk, volume, warna, tekstur, dan pencahayaan
dengan acuan estetika.
Seni rupa dibedakan ke dalam tiga kategori, yaitu seni rupa murni atau seni
murni, kriya, dan desain. Seni rupa murni mengacu kepada karya-karya yang
hanya untuk tujuan pemuasan eksresi pribadi, sementara kriya dan desain lebih
menitikberatkan fungsi dan kemudahan produksi.
Secara kasar terjemahan seni rupa di dalam Bahasa Inggris adalah fine art.
Namun sesuai perkembangan dunia seni modern, istilah fine art menjadi lebih
spesifik kepada pengertian seni rupa murni untuk kemudian menggabungkannya
dengan desain dan kriya ke dalam bahasan visual arts.
Pengelompokkan karya seni rupa berdasarkan perkembangannya dibedakan
menjadi dua yaitu:

1. Karya Seni Rupa Tradisional


Karya seni rupa tradisional memiliki karakteristik tidak jauh berbeda
dengan karya seni tradisional, diantaranya: bersifat kedaerahan, statis,
terikat oleh adat tradisi masyarakat pendukungnya, dianggap milik
bersama dari kelompok masyarakat pendukung, serta berkembang secara
turun temurun. Beberapa karya seni rupa yang dikelompokka karya seni
rupa tradisional diantaranya: (a) Karya seni rupa Kalimantan tengah
diantaranya sumpit, lanjung, Mandau, patung sapundu, rambat, masih

13
banyak lagi, (b) Karya seni rupa masyarakat Jawa diantaranya tikar pandan
, anyaman kepang, cangkul, sabit, dan lain-lain.
2. Karya Seni Rupa Modern
Karya seni rupa modern memiliki karakteristik yang berbeda dengan karya
seni rupa modern, diantaranya karya seni rupa modern bersifat praktis,
berteknologi, selalu dilakukan inovasi, dinamis, dan seniman memiliki
kebebasan mengungkapan. Karya seni rupa modern senantiasa berubah
mengikuti kebutuhan manusia, dan perkembangan teknologi.

soal latihan
1. Jelaskan unsue-unsur rupa!
2. Jelaskan dan berikan contoh jenis karya seni rupa tradisional yang terdapat
di kamlimantan tengah!
3. Jelaskan jenis karya seni rupa modern!
4. Jelaskan perbedaan seni rupa tradisional dengan seni rupa modern!

BAB III
SENI POSTER
A. Konsep poster dan jenisnya
1. Batasan poster
Istilah poster menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah plakat
yang dipasang ditempat umum yang berupa pengumuman atau iklan, kadang
istilah poster rancu dengan baliho. Baliho merupakan publikasi yang
berlebih-lebihan ukurannya agar menarik perhatian masyarakat (biasanya
dengan gambar yang besar di tempat-tempat ramai). Berdasarkan uraian
tersebut dapat disimpulkan bahwa poster merupakan sebuah plakat yang

14
berisi informasi atau pesan untuk mengajak khalayak agar mengikuti sesuai
pesan yang disampaikan. Poster dapat dibuat dalam bentuk baliho untuk
memudahkan khlayak memahami informasi atau pesan yang disampaikan.
Poster biasanya dipasang ditempat yang banyak dikunjungai orang
seperti: dipinggir jalan raya, di rumah sakit, dan ditempat pelayanan publik
lainnya. Beberapa contoh poster yang sering dijumpai misalnya: poster dua
anak lebih baik yang dibuat BKKBN, poster berantas nyamuk dengan 3M,
dll.lebih jelas pembahasan tentang poster diuraikan sebagai berikut.

2. Jenis dan unsur poster


Kemajuan teknologi mempengaruhi perkembangan poster, oleh karenya jenis
poster saat ini dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a. Poster berbentuk plakat
Poster jenis ini banyak dijumpai ditempat-tempat pelayanan publik,
adapun karakteristik jenis poster ini sebagai berikut: (1) bentuknya dua
dimensi, (2) unsur gambar dan teks, (3) tidak bergerak.
b. Poster digital
Kemajuan teknologi mempengaruhi perkembangan poster, sehingga
poster tidak lagi dalam bentuk plakat melainkan dikemas dalam bentuk
digital. Karakterisitik jenis poster ini adalah: (1) bentuknya 3 dimensi, (2)
unsur gambar, teks, suara, video, dan animasi, (3) bergerak. Teknik
pemasangan poster ini dapat dilakukan di tempat pelayanan umum, dan
juga melalui tayangan dilayar kaca.

B. Produksi Poster
Ide/gaga Tema Nama
Implematasi unsur rupa ke dalam produksi poster dapat diuraikan melalui
san karya karya
langkah-langkah sebagai berikut:
Diagram 1
Langkah-langkahDesain
Penciptaan Karya
Karya

Alat Penataa Bahan


n
15

Produks
iKarya
Lebih jelasnya dapat diuaraikan sebagai berikut:
1. Menentukan Ide atau gagasan, Tema, dan judul karya
Sumber gagasan untuk mencipta seni rupa meliputi:
a. Bersumber dari manusia
Manusia sebagai makhluk yang senantiasa aktif, dinamis, karena
memiliki akal yang membedakan dengan makhluk lain di bumi. Oleh
karena itu munculnya ide atau gagasan untuk mencipta suatu karya seni
rupa dapat bersumber dari kehidupan manusia secara individu maupun
dalam kehidupan sosial. Kehidupan manusia secara individu ataupun
sebagai makhluk sosial banyak memunculkan berbagai permasalahan
yang sangat kompleks. Ide atau gagasan yang bersumber dari
kehidupan manusia dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1) Seniman seni rupa, ide yang bersumber dari seniman didasarkan
pada intuisi seorang seniman untuk memunculkan khayalan,
berupa: pengalaman, intuisi, mimpi, dll
2) Kehidupan antar manusia, ide untuk mencipta seni rupa dapat
bersumber pada nilai keagamaan, sosial, politik, ekonomi, budaya,
serta ilmu dan teknologi.
b. Bersumber lingkungan
Lingkungan yang dimaksud merupakan lingkungan diluar manusia
yang meliputi
(1) Lingkungan tumbuhan, (2) kehidupan binatang, (3) Alam semesta.
Lebih jelas diuraikan sebagai berikut:

16
1) Lingkungan tumbuhan, ide penciptaan karya seni rupa yang dapat
dimunculkan dari kehidupan timbuhan diantaranya: gerak
tumbuhan saat ditiup angin, proses tumbuh, dan lain-lain.
2) Lingkungan binatang, gagasan yang muncul dari kehidupan
binatang dapat berupa: gerak binatang, kehidupan antar kelompok
binatang, dan lain-lain.
3) Lingkungan alam, lingkungan alam meliputi: lingkungan tanah, air,
udara, api, benda-benda lain yang ada di angkasa.

2. Membuat desain karya


Desain karya merupakan rancangan karya yang dibuat dalam bentuk unsur
garis, bidang dan ruang. Desain suatu karya seni sebagai gambaran awal
karya yang akan dibuat, sehingga masih banyak perubahan untuk
mendapatkan hasil yang maksimal.
3. Melakukan penataan, memilih, dan menyiapkan bahan-alat
Hal yang dilakukan seorang seniman pada tahapan ini meliputi: penataan
unsur keseimbangan, komposisi, warna, proporsi objek, serta pemilihan
bahan dan peralatan.

4. Memproduksi karya
Produksi karya seni rupa terutama karya poster dapat dilakukan 2 teknik
yaitu:
a. Teknik manual, dilakukan oleh seniman dengan menggambar secara
langsung pada media.
b. Teknik digital, dilakukan dengan bantuan media komputer
c. Teknik gabungan yaitu menggabungkan kedua cara untuk
mendapatkan hasil yang sempurna.

17
1. Mengapresiasi karya seni rupa 1.1 Mengidentifikasi gagasan, teknik, dan
bahan dalam karya seni rupa terapan
Nusantara

1.2 Menampilkan sikap apresiatif atas


keunikan gagasan dan teknik dalam
karya seni rupa terapan Nusantara

BAB IV
RAGAM MOTIF UKIR NUSANTARA

A. Ragam Hias (Motif Ukiran) Tradisional Jawa


1. Motif Ukiran Pajajaran

18
Ragam hias atau motif ukiran ini banyak terdapat di Jawa Barat karena merupakan
hasil dari budaya Kerajaan Pajajaran. Peninggalan yang masih sampai sekarang
banyak terdapat di
Makam Sunan
Gunung Jati. Dalam
ragam hias ini
kelihatan bentuk-
bentuk yang bulat
karena semua bentuk
ukiran di ekspresikan
bulatan atau cembung.
Motif Pajajaran terdiri
dari:
Dok. Damaruta:10-1-2016
a. Daun pokok :
daun pokok atau relung besar dibuat cembung atau bulatan. Hal ini
perkasanya sifat ragam hias.
b. Angkup : pada ragam hias ini dibuat cembung atau bulatan. Pada tangkai
angkup biasanya tumbuh trubusan pada bagian atas.
c. Cula : Pada ragam hias Pajajaran ini ada bentuk daun kecil yang tumbuh
di muka daun pokok atau relung besar. Hal ini merupakan corak khusus
bahwa di Jawa Barat dengan adanya binatang yang bercula yaitu binatang
badak.
d. Endhong : daun yang tumbuh dibelakang daun pokok, bentuknya
bersusun-susun dari bawah sampai atas dau pokok. Juga bersifat pengisi
bidang-bidang kosong.
e. Simbar : pada daun pokok depan, tepatnya di belakang benangan
tumbuhlah daun kecil-kecil yang berjajar ke atas yang lazimnya disebut
simbar. Hal ini lebih menambah wibawa dari ragam hias Pajajaran.
f. Benangan : berbentuk miring, dari bawah sampai ke atas berhenti pada ulir
pokok.
g. Pecahan : sebagaimana lazimnya motif ukir, pecahan merupakan pemanis
atau menambah luwesnya bentuk daun yang sudah dipecahi.

19
h. Trubusan : Dau-daun kecil yang tumbuh di sekitar daun pokok, juga
bersifat pelengkap atau pengisi dari bidang-bidang yang kosong.

2. Motif Ukir Mataram


Motif Ukir Mataram ini banyak mengekspresikan bentuk daun yang menyerupai
daun waru, atau kluweh (Jawa) atau juga gubahan dari buah koro yang disebut
korohisto. Susunan dari motif ini biasanya
bergerombol dari satu pusat tumbuh ke
segala arah. Ada juga yang disusun
sambung menyambung antara daun yang
satu dengan daun yang lain hingga
mewujudkan untaian yang panjang. Unsur-
unsur pada motif ini terdiri dari :
a. Daun pokok : dalam motif ini
dilakasanakan dalam bentuk

Dok. Damaruta: 10-1-2015 krawing (cekung) baik dari pangkal


sampai ujung daun.
b. Ulir : pada umumnya bentuk ulir
pada motif ini banyak mempunyai proporsi yang besar bila dibandingkan
dengan motif lain.
c. Pecahan : pada motif ini banyak diterapkan pada tepi-tepi daun sampai
pada angkupnya dan tiap satu daun paling banyak tiga pecahan dan
pecahan tersebut biasanya lebar dan dalam. Pecahan garis: suatu pahatan
yang berbentuk garis pada ukiran daun. Bentuk dan alurnya mengikuti
arah ukiran daun menjalar. Pecahan cawen: bentuk pahatan yang
menyobek tepi batas ukiran daun.
d. Benangan :pada motif ini dilaksanakan timbul berbentuk melilit
melingkari ulir induk.
e. Angkup : pada motif ini angkup dalam arti riel (nyata) tidak ada yang
kelihatan seperti angkup pada daun pokok, hanya merupakan lipatan daun
itu sendiri.

20
f. Trubusan : pada ragam hias ini daun trubusan banyak menyerupai daun
warudengan benangan timbul.

3. Motif Jepara
Ciri-ciri: bentuk-bentuk ukiran daun pada motif ini berbentuk segitiga dan
miring. Pada setiap ujung daun biasanya terdapat bakal bunga ataupun buah
dengan bentuk melingkar. Bentuk lingkaran ini tidak hanya tunggal, tetapi
bentuknya lebih dari satu atau bertingakat. Lingkaran pada pangkal lebih besar,
semakin ke ujung semakin mengecil. Ada juga bakal bunga atau buah berbentuk
lingkaran besar yang dikelilingi beberapa lingkaran kecil. Ukiran motif Jepara ini
kebanyakan alas atau dasarnya dibuat tidak begitu dalam,bahkan sering dibuat
dengan dasar (tembus), ukiran ini sering disebut ukiran krawangan atau ukiran
dasar tembus. Ukiran motif Jepara ini sering dipakai untuk menghias barang-
barang kerajin
Bentuk Motif:
1. Daun pokok. Daun pokok motif ini mempunyai corak tersendiri, yaitu
merelung-relung dan melingkar. Pada penghabisan relung tersebut terdapat
daun yang menggerombol. Bentuk ukiran daun pokok merelung-relung ini
bila diiris berpenampang prisma segitiga.
2. Bunga dan Buah. Bunga dan buah pada motif Jepara ini berbentuk
cembung (bulatan) seperti buah anggur atau buah wuni yang disusun
berderet atau bergerombol. Bunga ini sering terdapat pada sudut
pertemuan relung daun pokok atau terdapat pada ujung relung yang
dikelilingi daun-daunnya,sedangkan bunganya mengikuti bentuk daunnya.
3. Pecahan. Pada pecahan ukiran daun motif ini terdapat 3 pecahan garis
yang mengikuti arah bentuk daun, sehingga tampak seperti sinar.

B. Motif Tradisional Khas Kalimantan


1. Motif Ukiran Kalimantan Timur (Dayak)

21
Kaltim terkenal dengan kayu ulin nya yang kuat keras dan tahan lama
sampai ratusan tahun apabila di pulau jawa
terkenal dengan jati dan ukiran nya di
kalimamtan juga terdapat ukiran yang diukir
pada kayu ulin yang bisa dibuat menjadi meja,
kursi, tameng, ranjang, daun pintu, sumpitan,
gasing dan lain-lain. Pada benda-benda tersebut
diukir dengan motif ukiran Dayak sehingga
apabila dijual harganya puluhan juta bahkan
ratusan juta.
Suku Dayak merupakan masyarakat nan
hayati di hutan-hutan Kalimantan, motif
ukirannya pun sering mengambil bentuk alam,
yaitu tumbuhan, satwa, serta berbagai simbol
kepercayaan mereka. Mulai dari arsitektur
bangunan rumah, peralatan rumah tangga,
Dok. Damaruta: 10-1-2016
hingga perangkat kesenian termasuk ukiran, mengambil pola atau motif alam.
Motif ukiran nan biasa dibuat berbentuk pohon, bunga (bunga anggrek), dan
majemuk jenis hewan.
Lingkungan suku Dayak nan hayati di hutan Kalimantan itu sendiri merupakan
satu karakteristik khas, akan melahirkan pengamatan nan khas pula, sehingga
ketika diaplikaskan dalam ukiran, akan sangat terlihat bagaimana khasnya ukiran
Kalimantan ini. Misalnya saja ketika mengambil ukiran bentuk kembang anggrek,
tentu akan berbeda dengan ukiran kembang anggrek dari Jepara dan Bali. Motif-
motif ini dikerjakan dengan penuh ketukanan dan keuletan. Awalnya motif
tersebut digambar dalam lembaran karton, kemudian dijiplak ke permukaan kayu
ulin nan akan diukir.

2. Motif Ukir Kalimantan Tengah


Motif ukiran Kalimantan Tengah adalah
salah satu seni pahat yang melambangkan
kekayaan budaya Kalimantan Tengah.

22
Dalam membuat motif yang kaya seni tersebut masyarakat Kalimantan Tengah
memiliki ciri khas dalam seni ukiran yang sangat menarik.
Biasanya ukiran tersebut dipahat atau digambarkan di talawang atau semacam
perisai yang berasal dari Kalimantan Tengah. Maksud dari gambar tersebut
biasanya untuk menakut-nakuti musuh apabila sedang berperang. Seiring dengan
perkembangan jaman ukiran Kalimantan Tengah berubah fungsi menjadi hiasan di
dinding-dinding perkantoran di tiang kantor dan sebagai pajangan di dinding,
(Dok. Damaruta:10-1-2016)
bahkan menjadi motif penghias di rumah.

C. Motif Khas Sumatera


1. Motif Ukiran Sumatera Barat (Minangkabau)
Falsafah atau pandangan
hidup masyarakat adat
Minangkabau adalah “adat
basandi syarak syarak
basandi kitabullah” (ABS-
SBK) “syarak mangato,
adat mamakai, alam
(Dok. Damaruta: 10-1-2016) takambang jadi guru”,
Dalam hal ini akal dan budi, keluasan perasaan budi sangat berperan, “manusia
tahan kieh, binatang tahan lacuik, kilek baliung alah ka kaki, kilek kaco alah
kamuko, tagisia lah labiah bak kanai, tasinggung labiah bak jadi”. Pepatah
tersebut menuntut kearifan dan kebijaksanaan manusia dalam berkata bertindak
dan bekerja. Sehingga disebut pula dalam adat “nan bagarih babalabeh” sebagai
hasil kearif bijaksanaa. Tempat ukiran yaitu pada sebuah rumah “gadang”, tetapi
tidak mutlak ada satu jenis ukiran. Hal ini diatur dan berpedoman juga pada
ukuran “jangko” dalam adat. “Patut senteang” tidak boleh dalam, “patut” dalam
boleh “senteang” , didalam “alur” dengan “patut, malabihi ancak-ancak,
mangurangi sio-sio, talampau aru bapantiangan, kurang aru cirik kambiangan,
condong mato ka nan elok, condong salero ka nan lamak, berikut beberapa contoh
motif Minangkabau:

23
Singo Madongkak Jo Takuak Kacang Goreang

Carano Kanso

Siriah Gadang
(Dok. Damaruta: 10-1-2016)
D. Motif Khas Papua Suku Asmat
Ukiran Kayu Tradisional Khas Papua yang paling terkenal adalah karya ukir
dari suku Asmat. Bagi suku Asmat, seni ukir
kayu adalah bagian dari kehidupan sehari-hari
yang telah dilakukan secara turun temurun
dan menjadi suatu kebudayaan. Kebuadayaan
(Dok. Damaruta: 10-1-2016) itu bukan saja dikenal di Papua dan
Indonesia, melainkan juga terkenal ke seluruh dunia. Setiap turis asing yang
berkunjung ke Papua, rasanya tidak lengkap apabila tidak mengenal karya ukir
suku asmat. Hal itu mereka lakukan dengan cara membeli cenderamata karya ukir
suku Asmat dalam berbagai ukuran.

24
Ciri khas dari ukiran suku asmat yang paling menonjol adalah polanya yang unik
dan bersifat naturalis, dimana dari pola-pola tersebut akan terlihat kerumitan cara
membuatnya sehingga membuat karya ukir suku Asmat bernilai tinggi dan sangat
banyak diminati para turis asing yang menggemari karya seni.
Kalau dilihat dari segi model, ukiran suku Asmat memiliki pola dan ragam yang
sangat banyak, mulai dari patung model manusia, binatang, perahu, panel, perisai,
tifa, telur kaswari sampai ukiran tiang. Suku Asmat biasanya mengadopsi
pengalaman dan lingkungan hidup sehari-hari sebagai pola ukiran mereka, seperti
pohon, perahu, binatang dan orang berperahu, orang berburu dan lain-lain.
Bagi suku Asmat, Seni ukir kayu adalah aktivitas mengukir yang merupakan
sebuah tradisi kehidupan dan ritual yang terkait erat dengan spiritualitas hidup dan
penghormatan terhadap nenek moyang. Ketika Suku Asmat mengukir, mereka
tidak sekedar membuat pola dalam kayu
tetapi mengalirkan sebuah spiritualitas hidup.
Seni ukir asmat tergolong dalam "primitif
art". Seni ukir Asmat menunjukkan keahlian
istimewa pembuatnya yang disertai perasaan yang tinggi akan garis-garis indah
dan komposisinya. Maha karya yang terdiri atas beragam ukiran itu muncul di
tengah masyarakat yang melangsungkan hidupnya di atas lumpur rawa.
Masih banyak lagi beberapa karya ukir di nusantara terutama di daerah Bali serta
daerah-daerah lain yang ada di Indonesia.
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Seni Rupa (IPS, Bahasa)
9. Mengapresiasi karya seni kriya 9.1 Mengidentifikasi keunikan gagasan
dan teknik dalam karya seni kriya
Mancanegara
9.2 Menampilkan sikap apresiatif
terhadap keunikan gagasan dan
teknik dalam karya seni kriya
Mancanegara
BAB V
SENI LUKIS

A. Batasan Seni Lukis


Seni lukis adalah salah satu cabang dari seni rupa. Dengan dasar pengertian yang
sama, seni lukis adalah sebuah pengembangan yang lebih utuh dari menggambar.

25
Melukis adalah kegiatan mengolah medium dua dimensi atau permukaan dari
objek tiga dimensi untuk mendapat kesan tertentu. Medium lukisan bisa berbentuk
apa saja, seperti kanvas, kertas, papan, dan bahkan film di dalam fotografi bisa
dianggap sebagai media lukisan. Alat yang digunakan juga bisa bermacam-
macam, dengan syarat bisa memberikan imaji tertentu kepada media yang
digunakan.

B. Sejarah umum seni lukis
1. Zaman prasejarah
Secara historis, seni lukis sangat terkait dengan gambar.
Peninggalan-peninggalan prasejarah memperlihatkan bahwa sejak ribuan
tahun yang lalu, nenek moyang manusia telah mulai membuat gambar pada
dinding-dinding gua untuk mencitrakan bagian-bagian penting dari
kehidupan. Sebuah lukisan atau gambar bisa dibuat hanya dengan
menggunakan materi yang sederhana seperti arang, kapur, atau bahan
lainnya. Salah satu teknik terkenal gambar prasejarah yang dilakukan orang-
orang gua adalah dengan menempelkan tangan di dinding gua, lalu
menyemburnya dengan kunyahan dedaunan atau batu mineral berwarna.
Hasilnya adalah jiplakan tangan berwana-warni di dinding-dinding gua yang
masih bisa dilihat hingga saat ini. Kemudahan ini memungkinkan gambar
(dan selanjutnya lukisan) untuk berkembang lebih cepat daripada cabang seni
rupa lain seperti seni patung dan seni keramik.
Seperti gambar, lukisan kebanyakan dibuat di atas bidang datar
seperti dinding, lantai, kertas, atau kanvas. Dalam pendidikan seni rupa
modern di Indonesia, sifat ini disebut juga dengan dwi-matra (dua dimensi,
dimensi datar).
Objek yang sering muncul dalam karya-karya purbakala adalah
manusia, binatang, dan objek-objek alam lain seperti pohon, bukit, gunung,
sungai, dan laut. Bentuk dari objek yang digambar tidak selalu serupa dengan
aslinya. Ini disebut citra dan itu sangat dipengaruhi oleh pemahaman si
pelukis terhadap objeknya. Misalnya, gambar seekor banteng dibuat dengan
proporsi tanduk yang luar biasa besar dibandingkan dengan ukuran tanduk

26
asli. Pencitraan ini dipengaruhi oleh pemahaman si pelukis yang menganggap
tanduk adalah bagian paling mengesankan dari seekor banteng. Karena itu,
citra mengenai satu macam objek menjadi berbeda-beda tergantung dari
pemahaman budaya masyarakat di daerahnya.
Pada satu titik, ada orang-orang tertentu dalam satu kelompok
masyarakat prasejarah yang lebih banyak menghabiskan waktu untuk
menggambar daripada mencari makanan. Mereka mulai mahir membuat
gambar dan mulai menemukan bahwa bentuk dan susunan rupa tertentu, bila
diatur sedemikian rupa, akan nampak lebih menarik untuk dilihat daripada
biasanya. Mereka mulai menemukan semacam cita-rasa keindahan dalam
kegiatannya dan terus melakukan hal itu sehingga mereka menjadi semakin
ahli. Mereka adalah seniman-seniman yang pertama di muka bumi dan pada
saat itulah kegiatan menggambar dan melukis mulai condong menjadi
kegiatan seni.
2) Seni lukis zaman klasik
Seni lukis zaman klasik kebanyakan dimaksudkan untuk tujuan:
mistisme (sebagai akibat belum berkembangnya agama), propaganda
(sebagai contoh grafiti di reruntuhan kota Pompeii), Pada zaman ini lukisan
dimaksudkan untuk meniru semirip mungkin bentuk-bentuk yang ada di
alam. Hal ini sebagai akibat berkembangnya ilmu pengetahuan dan
dimulainya kesadaran bahwa seni lukis mampu berkomunikasi lebih baik
daripada kata-kata dalam banyak hal.
3) Seni lukis zaman pertengahan
Sebagai akibat terlalu kuatnya pengaruh agama di zaman
pertengahan, seni lukis mengalami penjauhan dari ilmu pengetahuan. Ilmu
pengetahuan dianggap sebagai sihir yang bisa menjauhkan manusia dari
pengabdian kepada Tuhan. Akibatnya, seni lukis pun tidak lagi bisa sejalan
dengan realitas.
Kebanyakan lukisan di zaman ini lebih berupa simbolisme, bukan
realisme. Sehingga sulit sekali untuk menemukan lukisan yang bisa
dikategorikan "bagus".

27
Lukisan pada masa ini digunakan untuk alat propaganda dan religi.
Beberapa agama yang melarang penggambaran hewan dan manusia
mendorong perkembangan abstrakisme (pemisahan unsur bentuk yang
"benar" dari benda).
4) Seni lukis zaman Renaissance
Berawal dari kota Firenze. Setelah kekalahan dari Turki, banyak
sekali ilmuwan dan budayawan (termasuk pelukis) yang menyingkir dari
Bizantium menuju daerah semenanjung Italia sekarang. Dukungan dari
keluarga deMedici yang menguasai kota Firenze terhadap ilmu pengetahuan
modern dan seni membuat sinergi keduanya menghasilkan banyak
sumbangan terhadap kebudayaan baru Eropa. Seni rupa menemukan jiwa
barunya dalam kelahiran kembali seni zaman klasik. Sains di kota ini tidak
lagi dianggap sihir, namun sebagai alat baru untuk merebut kembali
kekuasaan yang dirampas oleh Turki. Pada akhirnya, pengaruh seni di kota
Firenze menyebar ke seluruh Eropa hingga Eropa Timur.
Tokoh yang banyak dikenal dari masa ini adalah: Tomassi,
Donatello, Leonardo da Vinci, Michaelangelo, Raphael
5) Art nouveau
Revolusi Industri di Inggris telah menyebabkan mekanisasi di dalam
banyak hal. Barang-barang dibuat dengan sistem produksi massal dengan
ketelitian tinggi. Sebagai dampaknya, keahlian tangan seorang seniman tidak
lagi begitu dihargai karena telah digantikan kehalusan buatan mesin. Sebagai
jawabannya, seniman beralih ke bentuk-bentuk yang tidak mungkin dicapai
oleh produksi massal (atau jika bisa, akan biaya pembuatannya menjadi
sangat mahal). Lukisan, karya-karya seni rupa, dan kriya diarahkan kepada
kurva-kurva halus yang kebanyakan terinspirasi dari keindahan garis-garis
tumbuhan di alam.

2. Sejarah seni lukis di Indonesia


Seni lukis modern Indonesia dimulai dengan masuknya penjajahan
Belanda di Indonesia. Kecenderungan seni rupa Eropa Barat pada zaman itu

28
ke aliran romantisme membuat banyak pelukis Indonesia ikut
mengembangkan aliran ini.
Raden Saleh Syarif Bustaman adalah salah seorang asisten yang
cukup beruntung bisa mempelajari melukis gaya Eropa yang dipraktekkan
pelukis Belanda. Raden Saleh kemudian melanjutkan belajar melukis ke
Belanda, sehingga berhasil menjadi seorang pelukis Indonesia yang disegani
dan menjadi pelukis istana di beberapa negera Eropa. Namun seni lukis
Indonesia tidak melalui perkembangan yang sama seperti zaman renaisans
Eropa, sehingga perkembangannya pun tidak melalui tahapan yang sama. Era
revolusi di Indonesia membuat banyak pelukis Indonesia beralih dari tema-
tema romantisme menjadi cenderung ke arah "kerakyatan". Objek yang
berhubungan dengan keindahan alam Indonesia dianggap sebagai tema yang
mengkhianati bangsa, sebab dianggap menjilat kepada kaum kapitalis yang
menjadi musuh ideologi komunisme yang populer pada masa itu. Selain itu,
alat lukis seperti cat dan kanvas yang semakin sulit didapat membuat lukisan
Indonesia cenderung ke bentuk-bentuk yang lebih sederhana, sehingga
melahirkan abstraksi.
Gerakan Manifesto Kebudayaan yang bertujuan untuk melawan
pemaksaan ideologi komunisme membuat pelukis pada masa 1950an lebih
memilih membebaskan karya seni mereka dari kepentingan politik tertentu,
sehingga era ekspresionisme dimulai. Lukisan tidak lagi dianggap sebagai
penyampai pesan dan alat propaganda. Perjalanan seni lukis Indonesia sejak
perintisan R. Saleh sampai awal abad XXI ini, terasa masih terombang-
ambing oleh berbagai benturan konsepsi.
Kemapanan seni lukis Indonesia yang belum mencapai tataran
keberhasilan sudah diporak-porandakan oleh gagasan modernisme yang
membuahkan seni alternatif atau seni kontemporer, dengan munculnya seni
konsep (conceptual art): “Installation Art”, dan “Performance Art”, yang
pernah menjamur di pelosok kampus perguruan tinggi seni sekitar 1993-
1996. Kemudian muncul berbagai alternatif semacam “kolaborasi” sebagai
mode 1996/1997. Bersama itu pula seni lukis konvensional dengan berbagai

29
gaya menghiasi galeri-galeri, yang bukan lagi sebagai bentuk apresiasi
terhadap masyarakat, tetapi merupakan bisnis alternatif investasi.

3.. Aliran seni lukis


beberapa aliran dalam seni lukis, diantaranya:
1) Surrealisme
Lukisan dengan aliran ini kebanyakan menyerupai bentuk-bentuk yang
sering ditemui di dalam mimpi. Pelukis berusaha untuk mengabaikan
bentuk secara keseluruhan kemudian mengolah setiap bagian tertentu dari
objek untuk menghasilkan sensasi tertentu yang bisa dirasakan manusia
tanpa harus mengerti bentuk aslinya.
2) Kubisme
Adalah aliran yang cenderung melakukan usaha abstraksi terhadap objek
ke dalam bentuk-bentuk geometri untuk mendapatkan sensasi tertentu.
Salah satu tokoh terkenal dari aliran ini adalah Pablo Picasso.
3) Romantisme
Merupakan aliran tertua di dalam sejarah seni lukis modern Indonesia.
Lukisan dengan aliran ini berusaha membangkitkan kenangan romantis
dan keindahan di setiap objeknya. Pemandangan alam adalah objek yang
sering diambil sebagai latar belakang lukisan. Romantisme dirintis oleh
pelukis-pelukis pada zaman penjajahan Belanda dan ditularkan kepada
pelukis pribumi untuk tujuan koleksi dan galeri di zaman kolonial. Salah
satu tokoh terkenal dari aliran ini adalah Raden Saleh.
4) Plural painting
Adalah sebuah proses beraktivitas seni melalui semacam meditasi atau
pengembaraan intuisi untuk menangkap dan menterjemahkan gerak hidup
dari naluri kehidupan ke dalam bahasa visual. Bahasa visual yang
digunakan berpijak pada konsep PLURAL PAINTING. Artinya, untuk
menampilkan idiom-idiom agar relatif bisa mencapai ketepatan dengan
apa yang telah tertangkap oleh intuisi mempergunakan idiom-idiom yang
bersifat: multi-etnis, multi-teknik, atau multi-style.

30
5) Seni lukis daun
Adalah aliran seni lukis kontemporer, dimana lukisan tersebut
menggunakan daun tumbuh-tumbuhan, yang diberi warna atau tanpa
pewarna. Seni lukis ini memanfaatkan sampah daun tumbuh-tumbuhan,
dimana daun memiliki warna khas dan tidak busuk jika ditangani dengan
benar.
6) Abstraksi
Adalah usaha untuk mengesampingkan unsur bentuk dari lukisan. Teknik
abstraksi yang berkembang pesat seiring merebaknya seni kontemporer
saat ini berarti tindakan menghindari peniruan objek secara mentah. Unsur
yang dianggap mampu memberikan sensasi keberadaan objek diperkuat
untuk menggantikan unsur bentuk yang dikurangi porsinya. Abstraksi
disebut juga sebagai salah satu aliran yang terdapat di dalam seni lukis.
Aliran lain, diantaranya: ekspresionisme, dadaisme, fauvism, neo
impresionisme, realism, naturalisme, dan lain-lain.
7) ekspresionisme
eks·pre·si·o·nis·me /éksprésionisme/ n 1 Sen aliran seni yg melukiskan
perasaan dan pengindraan batin yg timbul dr pengalaman di luar yg
diterima tidak saja oleh pancaindra, melainkan juga oleh jiwa seseorang; 2
aliran kesusastraan yg lebih mementingkan soal kejiwaan dp
menggambarkan kejadian yg nyata
8) dadaisme
da·da·is·me n Sen aliran seni lukis dan sastra (muncul sekitar tahun l913 di
Swiss) yg menolak segala aliran seni yg telah ada serta menanggalkan nilai
tradisional dan memperjuangkan dikembalikannya seni kpd bentuknya yg
paling primitive
9)Neo impresionisme
ne·o·im·pre·si·o·nis·me /néoimprésionisme/ n aliran impresionisme baru:
yg dipamerkan adalah lukisan modern, terutama dr aliran –
10) impresionisme

31
im·pre·si·o·nis·me /imprésionisme/ n aliran dl seni lukis, seni sastra, dan
seni musik yg lebih mengutamakan pemberian kesan atau pengaruh pd
perasaan dp kenyataan atau keadaan sebenarnya
11). Realisme
re·al·is·me /réalisme/ n 1 paham atau ajaran yg selalu bertolak dr
kenyataan; 2 aliran kesenian yg berusaha melukiskan (menceritakan sesuatu
sebagaimana kenyataannya);
-- sosialis estetika dan filsafat seni yg dirancang oleh Lenin, yg tunduk pd
kaidah komunis dan menggambarkan perjuangan kaum proletar melawan
kaum borjuis
12) Naturalisme
na·tu·ra·lis·me n 1 usaha untuk menerapkan pandangan ilmiah tt dunia
alamiah pd filsafat dan seni; 2 aliran dl seni yg menggambarkan sesuatu
sebagaimana adanya; 3 karya seni rupa yg memiliki sifat kebenaran fisik dr
alam; 4 ajaran yg tidak mengakui adanya kekuatan lain selain alam; 5
teknik atau cara menampilkan pandangan objektif tt manusia secara teliti
dan jujur (baik atau buruk)
Pelukis terkenal Indonesia
 Affandi, Basuki Abdullah, Popo Iskandar, Raden Saleh, S. Sudjojono
 Atim Pekok, E. Darpo.S dll
Soal latihan
1. Jelaskan sejarah seni lukis
2. Jelaskan aliran dalam seni lukis

BAB VI
SENI GRAFIS

A. Pengertian Seni Grafis


Seni grafis adalah cabang seni rupa yang proses pembuatan karyanya
menggunakan teknik cetak, biasanya di atas kertas. Kecuali pada teknik
Monotype, prosesnya mampu menciptakan salinan karya yang sama dalam jumlah

32
banyak, ini yang disebut dengan proses cetak. Tiap salinan karya dikenal sebagai
'impression'. Lukisan atau drawing, di sisi lain, menciptakan karya seni orisinil
yang unik. Cetakan diciptakan dari permukaan sebuah bahan , secara teknis
disebut dengan matrix. Matrix yang umum digunakan adalah: plat logam,
biasanya tembaga atau seng untuk engraving atau etsa; batu digunakan untuk
litografi; papan kayu untuk woodcut/cukil kayu. Masih banyak lagi bahan lain
yang digunakan dalam karya seni ini. Tiap-tiap hasil cetakan biasanya dianggap
sebagai karya seni orisinil, bukan sebuah salinan. Karya-karya yang dicetak dari
sebuah plat menciptakan sebuah edisi, di masa seni rupa modern masing-masing
karya ditandatangani dan diberi nomor untuk menandai bahwa karya tersebut
adalah edisi terbatas.

Gunung Fuji, dari Tiga puluh Enam


Pemandangan Gunung Fuji),
cukilan kayu berwarna karya
Katsushika Hokusai

B. Media dalam seni grafis


Seniman grafis berkarya menggunakan berbagai macam media dari yang
tradisional sampai kontemporer, termasuk tinta ber-basis air, cat air, tinta ber-basis
minyak, pastel minyak, dan pigmen padat yang larut dalam air seperti crayon
Caran D'Ache. Karya seni grafis diciptakan di atas permukaan yang disebut
dengan plat. Teknik dengan menggunakan metode digital menjadi semakin
populer saat ini. Permukaan atau matrix yang dipakai dalam menciptakan karya
grafis meliputi papan kayu, plat logam, lembaran kaca akrilik, lembaran linoleum
atau batu litografi. Teknik lain yang disebut dengan serigrafi atau cetak saring
(screen-printing) menggunakan lembaran kain berpori yang direntangkan pada
sebuah kerangka, disebut dengan screen. Cetakan kecil bahkan bisa dibuat dengan
menggunakan permukaan kentang atau ketela.

33
1. Warna dalam seni grafis
Pembuat karya grafis memberi warna pada cetakan mereka dengan banyak
cara. Seringkali pewarnaannya -- dalam etsa, cetak saring, cukil kayu serta
linocut -- diterapkan dengan menggunakan plat, papan atau screen yang
terpisah atau dengan menggunakan pendekatan reduksionis. Dalam teknik
pewarnaan multi-plat, terdapat sejumlah plat, screen atau papan, yang masing-
masing menghasilkan warna yang berbeda. Tiap plat, screen atau papan yang
terpisah akan diberi tinta dengan warna berbeda kemudian diterapkan pada
tahap tertentu untuk menghasilkan keseluruhan gambar. Rata-rata digunakan 3
sampai 4 plat, tapi adakalanya seorang seniman grafis menggunakan sampai
dengan tujuh plat. Tiap penerapan warna akan berinteraksi dengan warna lain
yang telah diterapkan pada kertas, jadi sebelumnya perlu dipikirkan
pemisahan warna. Biasanya warna yang paling terang diterapkan lebih dulu
kemudian ke warna yang lebih gelap.
Pendekatan reduksionis untuk menghasilkan warna dimulai dengan
papan kayu atau lino yang kosong atau dengan goresan sederhana. Kemudian
seniman mencukilnya lebih lanjut, memberi warna lain dan mencetaknya lagi.
Bagian lino atau kayu yang dicukil akan mengekspos (tidak menimpa) warna
yang telah tercetak sebelumnya.
Pada teknik grafis seperti chine-collé atau monotype, pegrafis kadang-
kadang hanya mengecat warna seperti pelukis kemudian dicetak.
Konsep warna subtraktif yang juga digunakan dalam cetak offset atau cetak
digital, di dalam software vektorial misalnya Macromedia Freehand,
CorelDraw atau Adobe Ilustrator atau bitmap ditampilkan dalam CMYK atau
ruang warna lain.

2. Teknik dalam seni grafis


Teknik seni grafis dapat dibagi dalam kategori dasar sebagai berikut:
 Cetak relief, di mana tinta berada pada permukaan asli dari matrix. teknik
relief meliputi: cukil kayu, engraving kayu, cukil linoleum/linocut, dan
cukil logam/metalcut.

34
 Intaglio, tinta berada di bawah permukaan matrix. teknik ini meliputi:
engraving, etsa, mezzotint, aquatint, chine-collé dan drypoint;
 planografi di mana matrix permukaannya tetap, hanya mendapat perlakuan
khusus pada bagian tertentu untuk menciptakan image/gambar. teknik ini
meliputi: litografi, monotype dan teknik digital
 stensil, termasuk cetak saring dan pochoir.
Teknik lain dalam seni grafis yang tidak temasuk dalam kelompok ini adalah
'kolografi' (teknik cetak menggunakan kolase), proses digital termasuk giclée,
medium fotografi serta kombinasi proses digital dan konvensional.
Kebanyakan dari teknik di atas bisa juga dikombinasikan, khususnya yang berada
dalam kategori sama. Misalnya, karya cetak Rembrandt biasanya secara mudah
disebut dengan "etsa", tapi seringkali dipakai juga teknik engraving dan drypoint,
dan bahkan kadang-kadang tidak ada etsa-nya sama sekali.

a. Teknik Cukil Kayu


Cukil kayu , adalah salah satu teknik cetak relief, merupakan teknik seni grafis
paling awal, dan merupakan satu-satunya yang dipakai secara tradisional di Asia
Timur. Kemungkinan pertama kali dikembangkan sebagai alat untuk menciptakan
pola cetak pada kain, dan pada abad ke-5 dipakai di Tiongkok untuk mencetak
teks dan gambar pada kertas. Teknik cukil kayu di atas kertas dikembangkan
sekitar tahun 1400 di Eropa, dan beberapa waktu kemudian di Jepang. Di dua
tempat ini, teknik cukil kayu banyak digunakan untuk proses membuat gambar
tanpa teks.
Seniman membuat skets terlebih dulu pada sebidang papan kayu, atau di kertas
yang kemudian ditransfer ke papan kayu. Tradisionalnya, seniman kemudian
menyerahkan rancangannya ke ahli cukil khusus, yang menggunakan peralatan
tajam untuk mencukil bagian papan yang tidak akan terkena tinta. Bagian
permukaan tinggi dari papan kemudian diberi tinta dengan menggunakan roller,
lalu lembaran kertas, yang mungkin sedikit lembab, ditaruh di bawah papan.
Kemudian papan digosok dengan baren (alat yang digunakan di Jepang) atau
sendok, atau melalui alat press. Jika memakai beberapa warna, papan yang
terpisah dipakai untuk tiap warna.

35
Seniman yang menggunakan teknik ini:
Albrecht Dürer, Werner Drewes, Hiroshige, Hokusai.

"Melancholia I", engraving karya Albrecht


Dürer, salah seorang seniman grafis.

b. Teknik Engraving
Proses ini dikembangkan di Jerman sekitar tahun 1430 dari engraving
(ukiran halus) yang digunakan oleh para tukang emas untuk mendekorasi karya
mereka. penggunaan alat yang disebut dengan burin merupakan ketrampilan yang
rumit.
Pembuat engraving memakai alat dari logam yang diperkeras yang disebut dengan
burin untuk mengukir desain ke permukaan logam, tradisionalnya memakai plat
tembaga. Alat ukir tersebut memiliki bermacam-macam bentuk dan ukuran
menghasilkan jenis garis yang berbeda-beda.
Seluruh permukaan plat diberi tinta, kemudian tinta dibersihkan dari
permukaan, yang tertinggal hanya tinta yang berada di garis yang diukir.
Kemudian plat ditaruh pada alat press bertekanan tinggi bersama dengan lembaran
kertas (seringkali dibasahi untuk melunakkan). Kertas kemudian mengambil tinta
dari garis engraving (bagian yang diukir), menghasilkan karya cetak.

c. Teknik Etsa

Etsa adalah bagian dari kelompok teknik intaglio


bersama dengan engraving, drypoint, mezzotint dan
aquatint. Proses ini diyakini bahwa penemunya
adalah Daniel Hopfer (sekitar 1470-1536) dari

36
Augsburg, Jerman, yang mendekorasi baju besinya dengan teknik ini. Etsa
kemudian menjadi tandingan engraving sebagai medium seni grafis yang populer.
Kelebihannya adalah, tidak seperti engraving yang memerlukan ketrampilan
khusus dalam pertukangan logam, etsa relatif mudah dipelajari oleh seniman yang
terbiasa menggambar.
Hasil cetakan etsa umumnya bersifat linear dan seringkali memiliki detail dan
kontur halus. Garis bervariasi dari halus sampai kasar. Teknik etsa berlawanan
dengan teknik cukil kayu, pada etsa bagian permukaan tinggi bebas tinta, bagian
permukaan rendah menahan tinta. Mula-mula selembar plat logam (biasanya
tembaga, seng atau baja) ditutup dengan lapisan semacam lilin. Kemudian
seniman menggores lapisan tersebut dengan jarum etsa yang runcing, sehingga
bagian logamnya terbuka. Plat tersebut lalu dicelupkan dalam larutan asam atau
larutan asam disapukan di atasnya. Asam akan mengikis bagian plat yang digores
(bagian logam yang terbuka/tak terlapisi). Setelah itu, lapisan yang tersisa
dibersihkan dari plat, dan proses pencetakan selanjutnya sama dengan proses pada
engraving.
seniman yang menggunakan teknik ini:
Albrecht Dürer, Rembrandt, Francisco Goya, Whistler, Jim Dine, Otto Dix, James
Ensor, Lucian Freud, Paul Klee, Einar Hakonarson, Edward Hopper, Horst
Janssen, Käthe Kollwitz, Mauricio Lasansky, Brice Marden, Henri Matisse,
Giorgio Morandi, Pablo Picasso, Peter Milton, Paula Rego and Cy Twombly.

d. Teknik Mezzotint
Salah satu cara lain dalam teknik intaglio di mana plat logam terlebih dahulu
dibuat kasar permukaannya secara merata; gambar dihasilkan dengan mengerok
halus permukaan, menciptakan gambar yang dibuat dari gelap ke terang. Mungkin
juga menciptakan gambar hanya dengan mengkasarkan bagian tertentu saja,
bekerja dari warna terang ke gelap.
Mezzotint dikenal karena kualitas tone-nya yang kaya: pertama, karena
permukaan yang dikasarkan secara merata menahan banyak tinta, menghasilkan
warna cetak yang solid; kedua, karena proses penghalusan tekstur dengan

37
menggunakan burin, atau alat lain menghasilkan gradasi halus untuk
mengembangkan tone.
Metode mezzotint ditemukan oleh Ludwig von Siegen (1609-1680). Proses ini
dipakai secara luas di Inggris mulai pertengahan abad delapanbelas, untuk
mereproduksi foto dan lukisan.

e. Teknik Aquatint
Adalah variasi dari etsa. Seperti etsa, aquatint menggunakan asam untuk membuat
gambar cetakan pada plat logam. Pada teknik etsa digunakan jarum untuk
menciptakan garis yang akan menjadi warna tinta pekat, aquatint menggunakan
serbuk resin yang tahan asam untuk menciptakan efek tonal.
Kebanyakan karya-karya grafis Goya menggunakan teknik aquatint.

f. Teknik Drypoint
Merupakan variasi dari engraving, dikerjakan dengan alat runcing, bukan
dengan alat burin berbentuk "v". Sementara garis pada engraving sangat halus dan
bertepi tajam, goresan drypoint meninggalkan kesan kasar pada tepi garis. Kesan
ini memberi ciri kualitas garis yang lunak, dan kadang-kadang berkesan kabur,
pada drypoint. Karena tekanan alat press dengan cepat merusak kesan tersebut,
drypoint hanya berguna untuk jumlah edisi yang sangat kecil; sekitar sepuluh
sampai duapuluh karya. Untuk mengatasi ini, penggunaan electro-plating
(pelapisan secara elektrik dengan bahan logam lain) telah dilakukan sejak abad
sembilanbelas untuk mengeraskan permukaan plat.
Teknik ini kelihatannya ditemukan oleh seorang seniman Jerman selatan
abad limabelas yang memiliki julukan Housebook Master, di mana semua karya-
karyanya menggunakan drypoint. Di antara seniman old master print yang
menggunakan teknik ini: Albrecht Dürer memproduksi 3 karya drypoint sebelum
akhirnya berhenti menggunakannya; Rembrandt sering menggunakannya, tapi
biasanya digabungkan etsa dan engraving.

g. Teknik Litografi

38
La Goulue, Poster litografi karya Toulouse-
Lautrec.
Litografi adalah teknik yang ditemukan pada
tahun 1798 oleh Alois Senefelder dan didasari
pada sifat kimiawi minyak dan air yang tak
bisa bercampur. Digunakan permukaan
berpori, biasanya sejenis batu yang disebut limestone/batu kapur; gambar dibuat
pada permukaan batu dengan medium berminyak. Kemudian dilakukan
pengasaman , untuk mentransfer minyak ke batu, sehingga gambar 'terbakar' pada
permukaan. Lalu dilapisi gum arab, bahan yang larut air, menutupi permukaan
batu yang tidak tertutupi medium gambar (yang berbasis minyak). Batu lantas
dibasahi, air akan berada pada bagian permukaan yang tidak tertutup medium
gambar berbasis minyak tadi; selanjutnya batu di-roll dengan tinta berbasis
minyak ke seluruh permukaan; karena air menolak sifat minyak pada tinta maka
tinta hanya menempel pada bagian gambar yang berminyak. Kemudian selembar
kertas lembab diletakkan pada permukaan, image/gambar ditransfer ke kertas
dengan menggunakan alat press. Teknik litografi dikenal dengan kemampuannya
menangkap gradasi halus dan detail yang sangat kecil.
Variasi dari teknik ini adalah adalah foto-litografi, di mana gambar
ditangkap lewat proses fotografis pada plat logam; kemudian pencetakan
dilakukan dengan cara yang sama. Seniman yang menggunakan teknik ini:
George Bellows, Pierre Bonnard, Honoré Daumier, M.C. Escher, Ellsworth Kelly,
Willem de Kooning, Joan Miró, Edvard Munch, Emil Nolde, Pablo Picasso,
Odilon Redon, Henri de Toulouse-Lautrec and Stow Wengenroth

h. Cetak Saring
Cetak saring dikenal juga dengan sablon atau serigrafi menciptakan warna padat
dengan menggunakan teknik stensil. Mula-mula seniman menggambar berkas
pada selembar kertas atau plastik (kadang-kadang dipakai juga film.) Gambar
kemudian dilubangi untuk menciptakan stensil. (Bagian yang berlubang adalah
bagian yang akan diwarnai.) Sebuah screen dibuat dari selembar kain (asalnya
dulu menggunakan sutra) yang direntangkan pada rangka kayu. Selanjutnya

39
stensil ditempelkan pada screen. Kemudian screen diletakkan di atas kertas kering
atau kain. Tinta dituangkan di sisi dalam screen. Sebuah rakel dari karet
digunakan untuk meratakan tinta melintasi screen, di atas stensil, dan menuju ke
kertas atau kain. Screen diangkat ketika gambar sudah ditransfer ke kertas/kain.
Tiap warna memerlukan stensil yang terpisah. Screen bisa dipakai lagi setelah
dibersihkan. Seniman yang menggunakan teknik ini:
Josef Albers, Chuck Close, Ralston Crawford, Robert Indiana, Roy Lichtenstein,
Julian Opie, Robert Rauschenberg, Bridget Riley, Edward Ruscha, dan Andy
Warhol.

i. Cetak Digital
Cetak digital merujuk pada image/citra yang diciptakan dengan komputer
menggunakan gambar, teknik cetak lain, foto, light pen serta tablet, dan
sebagainya. Citra tersebut bisa dicetak pada bahan yang bervariasi termasuk pada
kertas, kain atau kanvas plastik. Reproduksi warna yang akurat merupakan kunci
yang membedakan antara digital print berkualitas tinggi dengan yang berkualitas
rendah. Warna metalik (emas, perak) sulit untuk direproduksi secara akurat karena
akan memantul-balikkan sinar pada scanner digital. Cetak digital berkualitas
tinggi biasanya direproduksi dengan menggunakan file data ber-resolusi sangat
tinggi dengan printer ber-presisi tinggi.
Cetak digital bisa dicetak pada kertas printer desktop standar dan kemudian
ditransfer ke art paper tradisional (misalnya, Velin Arch atau Stonehenge
200gsm). Salah satu cara mentransfer berkas adalah dengan meletakkan hasil
cetakan menghadap permukaan, art paper kemudian diolesi dengan Wintergreen
oil di belakang cetakan, kemudian dipress.
Sosiolog Jean Baudrillard memiliki pengaruh besar dalam seni grafis
digital lewat teori yang diuraikannya dalam Simulacra and Simulation.
Seniman yang menggunakan teknik ini:
Istvan Horkay,Zazie (seniman surrealis)
soal latihan
1. Jelaskan seni grafis
2. Jelaskan teknik-teknik yang dapat digunakan dalan seni grafis

40
BAB VII
SENI PATUNG

A. Perkembangan Seni Patung Beberapa Negera salah satu karya seni


patung
Seni patung adalah cabang seni rupa yang hasil karyanya berwujud tiga dimensi.
Biasanya diciptakan dengan cara memahat, modeling (misalnya
dengan bahan tanah liat) atau kasting (dengan cetakan).

1. Asia
Berbagai macam jenis patung terdapat di banyak wilayah yang berbeda di
Asia, biasanya dipengaruhi oleh agama Hindu dan Buddha. Sejumlah besar
patung Hindu di Kamboja dijaga kelestariannya di Angkor, akan tetapi penjarahan
terorganisir yang terjadi berdampak besar pada banyak situs peninggalan di
negara itu. Lihat juga Angkor Wat. Di Thailand, kebanyakan patung dikhususkan
pada bentuk Buddha. Di Indonesia, patung-patung yang dipengaruhi agama Hindu
banyak ditemui di situs Candi Prambanan dan berbagai tempat di pulau Bali.
Sedangkan pengaruh agama Buddha ditemui di situs Candi Borobudur.
Di India, karya patung pertama kali ditemukan di peradaban Lembah
Indus (3300-1700) SM. Ini adalah salah satu contoh awal karya patung di dunia.
Kemudian, setelah Hinduisme, Buddhisme dan Jainisme berkembang lebih jauh,
India menciptakan patung-patung tembaga serta pahatan batu dengan tingkat
kerumitan yang besar, seperti yang terdapat pada hiasan-hiasan kuil Hindu, Jain
dan Buddha.
Artifak-artifak yang ditemukan di Republik Rakyat Cina berasal dari
sekitar tahun 10.000 SM. Kebanyakan karya patung Tiongkok yang dipajang di
museum berasal dari beberapa periode sejarah, Dinasti Zhou (1066-221 SM)
menghasilkan bermacam-macam jenis bejana perunggu cetak dengan hiasan yang
rumit. Dinasti Qin (221-206 SM) yang terkenal dengan patung barisan tentara
yang dibuat dari terracota. Dinasti Han (206 SM - 220AD) dengan patung-patung
figur yang mengesankan kekuatan. Patung Buddha pertama ditemui pada periode

41
Tiga Kerajaan (abad ketiga). Yang dianggap sebagai zaman keemasan Tiongkok
adalah periode Dinasti Tang, pada saat perang saudara, patung-patung figur
dekoratif dibuat dalam jumlah banyak dan diekspor untuk dana peperangan.
Kemudian setelah akhir Dinasti Ming (akhir abad 17) hampir tidak ada patung
yang dikoleksi museum, lebih banyak berupa perhiasan, batu mulia, atau
gerabah--dan pada abad 20 yang gegap gempita sama sekali tidak ada karya yang
dikenali sebagai karya patung, meskipun saat itu terdapat sekolah patung yang
bercorak sosial realis pengaruh Soviet di awal dekade rezim komunis, dan pada
pergantian abad, para pengrajin Tiongkok mulai mendominasi genre karya patung
komersial (patung figur miniatur, mainan dsb) dan seniman garda depan Tiongkok
mulai berpartisipasi dalam seni kontemporer Eropa Amerika.
Di Jepang, karya patung dan lukisan yang tak terhitung banyaknya, seringkali di
bawah sponsor pemerintah. Kebanyakan patung di Jepang dikaitkan dengan
agama, dan seiring dengan berkurangnya peran tradisi Buddhisme, jenis
penggunaan bahannya juga berkurang. Selama periode Kofun (abad ketiga),
patung tanah liat yang disebut haniwa didirikan di luar makam. Di dalam Kondo
yang berada di Horyu-ji terdapat Trinitas Shaka (623), patung Buddha yang
berupa dua bodhisattva serta patung yang disebut dengan Para Raja Pengawal
Empat Arah. Patung kayu (abad 9) mengambarkan Shakyamuni, salah satu bentuk
Buddha, yang menghiasi bangunan sekunder di Muro-ji, adalah ciri khas dari
patung awal periode Heian, dengan tubuh berat, dibalut lipatan draperi tebal yang
dipahat dengan gaya hompa-shiki (ombak bergulung), serta ekspresi wajah yang
terkesan serius dan menarik diri. Sekolah seni patung Kei, menciptakan gaya
patung baru dan lebih realistik.

2. Afrika
Seni rupa di Afrika memiliki penekanan pada seni patung. Para seniman
Afrika cenderung lebih menyukai karya tiga dimensi dibandingkan dengan dua
dimensi. Meskipun para antropolog berpendapat bahwa patung yang mula-mula
dikenal di Afrika berasal dari kebudayaan Nok di Nigeria sekitar tahun 500 SM,
karya-karya seni Afrika Pharaonic (berkaitan dengan zaman Mesir kuno), kurun
waktunya lebih awal daripada periode Nok. Patung logam yang berasal dari

42
bagian timur Afrika barat, seperti Benin, dianggap sebagai yang terbaik yang
pernah dihasilkan. Patung diciptakan dan disimbolkan mencerminkan tempat asal
di mana patung tersebut dibuat. Berdasarkan bahan dan teknik yang digunakan
serta fungsinya, karya patung berlainan dari satu daerah ke daerah lain.
Di Afrika Barat figur patung memiliki tubuh memanjang, bentuk bersudut,
dan tampilan wajah yang lebih merepresentasi bentuk ideal daripada individual.
Figur-figur tersebut dipakai dalam ritual keagamaan dan seringkali permukaannya
dilapisi bahan lewat upacara sesaji. Berlawanan dengan ini adalah patung yang
diciptakan oleh penduduk Afrika Barat yang berbahasa Mande. Patung karya
mereka terbuat dari kayu memiliki permukaan melebar dan rata sementara lengan
dan kakinya berbentuk seperti silinder.
Di Afrika Tengah ciri khasnya termasuk wajah yang berbentuk seperti hati
yang melengkung ke dalam serta pola lingkaran dan titik. Meskipun beberapa
kelompok lebih menyukai penciptaan wajah dengan bentuk geometris dan
bersudut. Bahan yang digunakan adalah kayu, yang paling banyak digunakan,
juga gading, tulang, batu, tanah liat serta logam. Kawasan Afrika Tengah memiliki
gaya patung yang menyolok yang dengan mudah dapat diidentifikasi dari mana
asal patung itu dibuat.
Satu jenis karya tiga dimensi yang dibuat di kawasan Afrika Timur adalah
patung tiang. Tiang dipahat berbentuk manusia dan dihias dengan bentuk-bentuk
geometris, sementara bagian puncaknya dipahat dengan figur orang, binatang atau
objek-objek lain. Tiang ini ditaruh di dekat makam dan diasosiasikan dengan
kematian.
Patung figur dari tanah liat tertua yang dikenal di Afrika Selatan berasal dari tahun
400 sampai 600 AD dan memiliki kepala berbentuk silindris. Figur dari tanah liat
ini memiliki tampilan berupa gabungan antara manusia dan binatang. Selain
patung tanah liat ada juga sandaran kepala dari kayu yang dikuburkan bersama
pemiliknya dalam makam. Sandaran kepala ini berupa bentuk geometris atau figur
binatang.

43
3. Mesir
Karya seni patung Mesir kuno dikembangkan untuk merepresentasikan dewa-
dewa Mesir kuno, juga para Fir'aun, dalam bentuk fisik. Aturan-aturan yang
sangat ketat diikuti ketika menciptakan karya patung; patung laki-laki dibuat lebih
gelap daripada patung perempuan; dalam patung berposisi duduk , tangan harus
diletakkan pada lutut dan aturan-aturan tertentu dalam menggambarkan para
dewa. Peringkat artistik didasari atas kesesuaian dengan aturan, dan aturan
tersebut diikuti secara ketat selama ribuan tahun, sehingga penampilan patung
tidak banyak berubah kecuali selama periode singkat semasa pemerintahan
Akhenaten dan Nefertiti, diperbolehkan penggambaran secara naturalistik.

4. Eropa
Romawi Yunani Klasik
Seni patung klasik Eropa merujuk pada seni patung dari zaman Yunani Kuno,
Romawi kuno serta peradaban Helenisasi dan Romanisasi atau pengaruh mereka
dari sekitar tahun 500 SM sampai dengan kejatuhan Roma di tahun 476 AD,
istilah patung klasik juga dipakai untuk patung modern yang dibuat dengan gaya
klasik. Patung-patung klasik Eropa memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Figur badan penuh: berupa laki-laki muda atletis atau wanita telanjang.
2. Portrait: menunjukkan tanda-tanda usia atau karakter yang kuat.
3. Memakai kostum serta atribut dewa-dewi klasik
4. Peduli dengan naturalisme didasari dengan observasi, seringkali memakai
model sungguhan.
Bentuk patung telanjang biasanya diterima secara luas oleh masyarakat, didasari
pada lamanya tradisi yang mendukungnya. Tapi adakalanya, ada yang
berkeberatan dengan tema ketelanjangan ini, biasanya dari kalangan
fundamentalis moral dan relijius. Contohnya, beberapa patung Yunani koleksi
Vatikan dihilangkan penisnya.

44
B. Periode Perkembangan Seni Patung
1. Periode Gothik
Mata rantai yang menghubungkan seni, dalam hal ini adalah arsitektur, Eropa
zaman pertengahan (Gothik) dengan seni arsitektur Romawi disebut dengan
periode Romanesque. Karya seni patung Gothik awal adalah dari pengaruh agama
Kristen, serta lahir dari dinding gereja dan biara. Patung yang terdapat di Chartres
Cathedral (sekitar th. 1145) di Perancis merupakan karya patung awal zaman
Gothik. Di Jerman, terdapat di Cathedral Bamberg dari tahun 1225. Di Inggris,
karya patung hanya terbatas pada yang dipakai pada batu nisan serta dekorasi non
figur (sebagian ini disebabkan karena ikonoklasme Cistercian). Di Italia, masih
dipengaruh bentuk-bentuk zaman klasik, seperti yang terdapat pada mimbar
Baptistery di Pisa serta di Siena.
2. Renaissance
Pada zaman renaissance, seni patung juga turut dihidupkan kembali, bahkan
dalam beberapa kasus lebih dulu dibandingkan dengan karya seni lain. Salah satu
tokoh penting dalam masa ini adalah Donatello, dengan karya patung
perunggunya, David (jangan rancu dengan David-nya Michelangelo). Ini
merupakan karya patung awal zaman Renaissance. Demikian juga dengan
Michelangelo yang selain membuat patung David, juga membuat Pietà. Patung
David dari Michelangelo merupakan satu contoh gaya kontraposto dalam
menggambarkan figur manusia. Masih ada beberapa periode dari zaman
renaissance ke modernisme yang dipengaruhi oleh perubahan politik, gerakan
kebudayaan atau hal lain, yaitu periode mannerisme, baroque dan neo klasik.

3. Modernisme
Auguste Rodin merupakan salah satu pematung Eropa terkenal dari awal abad 20.
Ia seringkali disebut sebagai seniman patung Impresionis. Seni patung modern
klasik kurang berminat pada naturalisme, detail anatomi atau kostum dan lebih
tertarik pada stilisasi bentuk, demikian juga pada irama volume dan ruang. Seiring
dengan perkembangan waktu, gaya seni patung modern klasik kemudian diadopsi
oleh dua penguasa totalitarian Eropa: Nazi Jerman dan Uni Soviet. Sementara di
kawasan Eropa lain, gaya ini berubah menjadi bersifat dekoratif/art deco (Paul

45
Manship, Carl Milles), stilisasi abstrak (Henry Moore, Alberto Giacometti) atau
lebih ekspresif. Gerakan modernis dalam karya seni patung menghasilkan karya
Kubisme, Futurisme, Minimalisme, Instalasi dan Pop art.

4. Seni Patung Kontemporer


Patung domba
Di zaman sekarang dimana seni kontemporer
mulai berkembang pesat, patung bisa menjadi
semacam 'seni pertunjukan'. Misalnya di
beberapa tempat seperti Tiongkok, Jepang,
Kanada, Swedia dan Rusia diadakan festival
patung es yang diselenggarakan secara
berkala. Istilah patung kinetik dipakai untuk
patung yang dirancang untuk bisa bergerak. Beberapa seniman yang membuat
karya patung kinetik adalah: Marcel Duchamp, Alexander Calder, George Rickey
dan Andy Warhol.

Seni Patung di Indonesia


Pematung Indonesia
 Dolorosa Sinaga
 Edhi Sunarso
 Gregorius Sidharta
 I Nyoman Nuarta

BAB VIII
SENI INSTALASI DAN KERAMIK

A. Seni Instalasi
Seni instalasi (installation = pemasangan) adalah seni yang memasang,
menyatukan, dan mengkontruksi sejumlah benda yang dianggap bisa merujuk
pada suatu konteks kesadaran makna tertentu. Biasanya makna dalam persoalan-
persoalan sosial-politik dan hal lain yang bersifat kontemporer diangkat dalam
konsep seni instalasi ini.

46
Seni instalasi dalam konteks visual merupakan perupaan yang menyajikan
visual tiga dimensional yang memperhitungkan elemen-elemen ruang, waktu,
suara, cahaya, gerak dan interaksi spektator (pengunjung pameran) sebagai
konsepsi akhir dari olah rupa.
Tokoh
 Marina Abramović
 Vito Acconci
 Gustavo Aguerre
 Artur Barrio
 Sylvie Bélanger
 Maurice Benayoun
 Guillaume Bijl
 Christian Boltanski
 Christoph Büchel
 Stefano Cagol
 Janet Cardiff
 Marco Casagrande
 The Chapman Brothers
 Bruce Charlesworth
 Judy Chicago
 Christo and Jeanne-Claude
 Anne Cleary
 Denis Connolly
 Mark Divo
 Pascal Dombis
 John Duncan (artist)
 Leif Elggren
 Olafur Eliasson
 Shahram Entekhabi
 Ingrid Falk
 John Fekner
 James Robert Ford

47
 Ignazio Fresu
 Bernhard Gal
 Valery Grancher
 Ann Hamilton
 Mona Hatoum
 Carl Michael von Hausswolff
 Gottfried Helnwein
 Robert Irwin
 Mark Jenkins
 Ilya Kabakov
 Kazuo Katase
 Jonathon Keats
 Mike Kelley
 Ed Kienholz
 Meeli Kõiva
 Barbara Kruger
 Janis Kounellis
 Wolfgang Laib
 Matthieu Laurette
 Lennie Lee
 Richard Long
 Mary Lucier
 David Mach
 John K. Melvin
 Annette Messager
 Youri Messen-Jaschin
 Orlando Mohorovic
 Cornelia Parker
 Judy Pfaff
 Liz Phillips
 Arne Quinze
 Maria Reidelbach

48
 Rene Rietmeyer
 Ken Rinaldo
 Don Ritter
 David Rokeby
 Sandy Skoglund
 Patrice Stellest
 Nathaniel Stern
 Sarah Sze
 Massimo Taccon
 Yoko Terauchi
 James Turrell
 Camille Utterback
 Bill Viola
 Banks Violette
 Matej Andraz Vogrincic
 Elisabeth Wierzbicka Wela

B. Seni keramik
Seni Keramik adalah cabang seni rupa yang mengolah material keramik untuk
membuat karya seni dari yang bersifat tradisional sampai kontemporer. Selain itu
dibedakan pula kegiatan kriya keramik berdasarkan prinsip fungsionalitas dan
produksinya. Venus of Dolni Vestonice adalah karya keramik tertua yang pernah
ditemukan.
Ceramics di Nove and Bassano
Keramik dari awal sangat populer dengan fungsinya sebagai benda dekoratif. Hal
ini bisa diketahui daripeninggalan Republik Venisia pada tahun 400an. Dicatat
pula bahwa produksi massal dimulai pada abad 17 di Nove and Bassano del
Grappa. Ashura adalah perusahan terpenting di daerah tersebut.

49
BAB IX
SENI RUPA ISLAM

A. Seni rupa Islam


Motif arabesque di bangunan Alhamra
Seni rupa Islam adalah seni rupa yang berkembang pada masa
lahir hingga akhir masa keemasan Islam. Rentang ini bisa
didefinisikan meliputi Jazirah Arab, Afrika Utara, Timur
Tengah, dan Eropa sejak mulai munculnya Islam pada 571 M

50
hingga mulai mundurnya kekuasaan Turki Ottoman. Walaupun sebenarnya Islam
dan keseniannya tersebar jauh lebih luas daripada itu dan tetap bertahan hingga
sekarang.
Seni rupa Islam adalah suatu bahasan yang khas dengan prinsip seni rupa
yang memiliki kekhususan jika dibandingkan dengan seni rupa yang dikenal pada
masa ini. Tetapi perannya sendiri cukup besar di dalam perkembangan seni rupa
modern. Antara lain dalam pemunculan unsur kontemporer seperti abstraksi dan
filsafat keindahan. Seni rupa Islam juga memunculkan inspirasi pengolahan
kaligrafi menjadi motif hias.
Dekorasi di seni rupa Islam lebih banyak untuk menutupi sifat asli medium
arsitektur daripada yang banyak ditemukan pada masa ini, perabotan. Dekorasi ini
dikenal dengan istilah arabesque.
Peninggalan seni rupa Islam banyak berbentuk masjid, istana, ilustrasi
buku, dan permadani.

Ciri dan periodisasi
Masjid AlAqsa, simbol kekayaan seni rupa Islam
Seni rupa Islam tidak berdiri sendiri seperti Seni
rupa Buddha ataupun Barat. Ia merupakan
gabungan dari kesenian daerah-daerah taklukan
akibat adanya ekspansi oleh kerajaan bercorak
Islam di sekitar Timur Tengah, Afrika Utara, Asia Kecil, dan Eropa dan
penakulukan oleh bangsa Mongol. Daerah ini didefinisikan sebagai Persia, Mesir,
Moor, Spanyol, Bizantium, India, Mongolia, dan Seljuk. Selain itu ditemukan pula
pengaruh akibat hubungan dagang, seperti Tiongkok. Ini disebabkan miskinnya
seni rupa asli Arab pada saat itu walaupun dalam bidang sastra dan musik
sebenarnya memperlihatkan hal yang menakjubkan. Keberagaman pengaruh
inilah yang membuat seni rupa Islam sangat kaya.
Hal ini terutama bisa dilihat dari arsitektur Islam yang memperlihatkan
gabungan corak dari berbagai daerah.

51
B. Seni rupa asli Jazirah Arab
Seni rupa asli Jazirah Arab bisa terlihat dari arsitektur di sekitar wilayah Makkah
dan Madinah. Kedua kota ini merupakan pusat pemerintahan pada masa Nabi
Muhammad.
Biasanya arsitektur asli Jazirah Arab berupa bentuk bangunan segi empat
sederhana yang difungsikan sebagai tempat ibadah. Bagian tengah merupakan
lapangan terbuka dengan dikelilingi pilar, dinding, dan kamar-kamar. Lapangan
berfungsi sebagai tempat salat berjamaah dan di bagian depan kiblat terdapat
mimbar untuk khatib yang memberikan ceramah keagamaan.
Contoh bangunan yang masih memperlihatkan ciri arsitektur ini adalah Masjid
Nabawi.
Seni rupa Umayyah
Masjid Umayyah, Syria
Seni rupa pada zaman Umayyah banyak
dipengaruhi oleh kesenian Bizantium, sebagai
akibat dipindahkannya pusat pemerintahan Islam
dari Makkah ke Syria. Seni rupa ini banyak
memperlihatkan ciri seni rupa kristen awal, yaitu
bentuk-bentuk basilika dan menara. Seperti bisa dilihat di Masjid Umayyah yang
awalnya adalah Gereja Johannes di Damaskus. Interior masjid ini digarap
seniman-seniman Yunani dari Konstantinopel.
Pada masa ini ragam hias mosaik dan stucco yang dipengaruhi oleh pengulangan
geometris sebagai tanda berkembang pesatnya ilmu pengetahuan. Selain itu ciri
khas lapangan di tengah masjid mulai diganti oleh ruangan besar yang ditutup
kubah.
Pada masa ini pula dikenal kalifah yang sangat memperhatikan kelestarian masjid-
masjid, yaitu Kalifah Abdul Malik dan Kalifah Al-walid. Kalifah Abdul Malik
membangun Kubah Batu Karang (dikenal pula dengan nama Masjid Quber esh
Sakhra dan Masjid Umar) sebagai pengingat tempat dinaikkannya Nabi
Muhammad ke langit pada peristiwa Isra-Miraj. Selain itu dibangun pula Masjid
Al Aqsa.

52
Dinasti Umayyah juga meninggalkan banyak istana yang memiliki ciri tersendiri,
yaitu bangunan di tengah-tengah gurun pasir yang terasing, walaupun kini banyak
yang telah rusak. Contohnya adalah Istana Kusair Amra.

C. Seni rupa Abbasyiah


Perkembangan seni rupa periode ini dimulai sejak tahun 747 M sebagai
akibat keruntuhan Dinasti Umayyah akibat revolusi oleh Keluarga Abbasiyah
bersama kelompok Syiah. Seni rupa ini terkonsentrasi di pusat pemerintahan baru
di daerah Baghdad dan kemudian pindah ke Sammara, Persia (sekarang wilayah
Iran dan Irak). Walaupun sebenarnya Baghdad adalah pusat pemerintahan dan
kebudayaan, namun penyerangan oleh bangsa Mongol membuat hampir seluruh
peninggalan di daerah ini musnah, sehingga bukti karya lebih banyak didapat di
daerah-daerah sekitarnya.
Seni rupa pada zaman ini maju akibat lancarnya perdagangan dengan bangsa
Syria, Tiongkok, India, dan bahkan Nusantara. Selain itu dimulai banyak
penerjemahan tulisan-tulisan kuno Yunani, sehingga seni ilustrasi berkembang.
Peninggalan penting dari masa ini adalah Masjid Mutawakkil, Masjid Abu
Delif, dan bekas istana kalifah. Masjid pada zaman ini berciri mirip bangunan
kuno mesopotamia, yaitu menara yang semakin mengecil di bagian ujungnya dan
motif hias abjad Kufa, yaitu motif hias dari kaligrafi berbentuk tajam dan kaku.
Selain itu ditemukan bentuk tiang melengkung.
Pindahnya kekuasaan dari keluarga Abbasyiah ke Fatimiyah dan dipindahkannya
ibukota ke Mesir membuat pengaruh seni Afrika Utara menjadi kuat.

D. Seni rupa Turki


Pengaruh Turki didapat dari penaklukan Iran oleh bangsa Turki pada abad 11 M.
Di bawah kekuasaan ini Bizantium, Iran, Mesopotamia, dan Asia Kecil bersatu di
bawah kerajaan bercorak Islam.
Pada masa ini seni rupa yang berkembang adalah dekorasi dan tekstil. Antara lain
ditemukan teknik hias batu bata. Selain itu ditemukan kaligrafi dengan abjad nashi
dan juga banyak pengaruh keramik-keramik Tiongkok dari dinasti Sung.

53
E. Seni rupa Kordoba
Dimulai pada tahun 750, Seni rupa Kordoba meliputi daerah Spanyol dan Moor.
Contoh peninggalannya adalah Masjid Kordoba. Ia merupakan gabungan kesenian
Yunani klasik dan kesenian lokal yang tidak terorganisasi dengan baik menjadi
satu kesatuan. Ciri utamanya adalah pelengkung tapal kuda.
Ciri khas seni rupa dari Moor adalah pemakaian motif yang diinspirasi oleh
pengulangan ilmu ukur.
Kontroversi hukum seni rupa
Tatakan lilin dari Iran berbentuk hewan, kini di
Museum Louvre. Ada banyak sekali pendapat mengenai
seni rupa di dalam Islam. Pandangan kaum konservatif yang
populer pada awal kemunculan Islam beranggapan bahwa
segala bentuk peniruan adalah usaha menyaingi
kesempurnaan Tuhan dan wujud keinginan menciptakan Tuhan baru. Tetapi banyak pula
yang menyatakan bahwa bagaimanapun hasil penciptaan manusia tetap tidak akan bisa
menyamai apa yang telah diciptakan Tuhan ataupun Tuhan itu sendiri, sehingga seni rupa
tidak bisa dianggap penjiplakan saja, tetapi diiringi pula dengan stilasi yang
memperlihatkan keagungan Pencipta. Sementara pendapat lain terbentuk atas pengaruh
kebudayaan Eropa, yang menganggap proses seni rupa adalah hal normal, ia sama sekali
tidak bisa dianggap sebagai usaha menciptakan makhluk baru ataupun Tuhan baru,
sehingga sama sekali tidak perlu dilarang.
Bagaimanapun sangat sulit menemukan peninggalan seni patung dari seni
rupa Islam, karena sejarahnya yang berhubungan langsung dengan tindakan
berhala. Tetapi tidak sulit menemukan bentuk-bentuk makhluk hidup dalam
bentuk perabotan. Juga dengan mudah bisa ditemukan lukisan-lukisan di dinding
istana dan gambar ilustrasi untuk buku-buku terjemahan ilmu pengetahuan
walaupun hanya sebagai tiruan dari ilustrasi buku aslinya.

Daftar Pustaka

Http: //www.wiki pedia .com (02 agustus 2013)

54
http://travel.detik.com (01 Oktober 2014).

https: damaruta.blogspot.com dari sooal.blogspot.com

KMA.M. USOP. 1996. Pakat Dayak Sejarah integrasi dan jatidiri masyarakat
Dayak daerah Kalimantan Tengah. Palangkaraya: YPK-BG

Koentjaraningrat (terjemahan).1994. Dipedalaman Borneo. Jakarta: PT Gramedia


Pusaka Utama

55

Anda mungkin juga menyukai