Anda di halaman 1dari 2

PANDUAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI DI

INTENSIVE CARE UNIT (ICU)


Intensive Care Unit (ICU)???

Intensive Care Unit (ICU) adalah suatu bagian dari rumah sakit, dengan staf yang
khusus yang ditujukan untuk observasi, perawatan dan terapi pasien yang menderita penyakit,
cedera atau penyulit-penyulit yang mengancam jiwa.
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di ICU adalah suatu upaya untuk mencegah dan
meminimalkan terjadinya infeksi pada pasien, petugas, pengunjung, dan masyarakat sekitar
rumah sakit dengan mempertimbangkan biaya efektif.
“Health-care Associated Infections (HAIs) merupakan komplikasi yang paling sering terjadi
di pelayanan kesehatan.
HAIs selama ini dikenal sebagai infeksi nosokomial atau di sebut juga sebagai infeksi di
rumah sakit “Hospital-Acquired Infection” merupakan persoalan serius karena dapat menjadi
penyebab langsung maupun tidak langsung kematian pasien.
Faktor-faktor penyebab terjadinya HAIs di ICU :
1. Kurangnya kepatuhan kebersihan tangan.
2. Penggunaan APD yang tidak tepat.
3. Kurangnya tehnik aseptik dan antiseptik.
4. Penggunaan spuit berulang kali.
5. Pemakaian peralatan pasien yang tidak tepat.
6. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat.
7. Kurangnya pemahaman tentang PPI.
8. Kurangnya perawatan dasar.
9. Kondisi pasien : umur, malnutrisi, beratnya penyakit, immunokompromais, stress
psysiologik dan psikologik.
2.7 PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL BERKAITAN DENGAN RUANG ICU
a. Infeksi saluran kemih
Infeksi nosokomial pada saluran kemih merupakan infeksi yang paling sering terjadi
hampir sekitar 35% dari total kejadian infeksi nosokomial. Infeksi saluran kemih biasanya
disebabkan oleh patogen yang menyebar secara langsung ke area periuretral dari perineum
pasien atau saluran cerna, cara penyebaran ini merupakan cara yang paling sering terjadi pada
wanita dan juga dikarenakan oleh kontaminasi kateter urin.
Untuk mencegahnya yaitu dengan cara melakukan pemasangan kateter urien harus
sesuai dengan indikasi pasti seperti inkontinensia urien dan segera dilepas setelah
memungkinkan dan sambungan ke urien bag harus rapat dan kuat agar tidak terjadinya
perembesan urien ke lantai.
b. Infeksi lukan operasi
Infeksi luka operasi mencakup kurang lebih 20% dari angka kejadian infeksi
nososkomial, dan menyebabkan kerugian materi yang cukup tinggi yaitu 57%. Resiko
terjadinya infeksi luka operasi dipengaruhi oleh keterampilan dokter bedah, penyakit yang
diderita pasien atau usia tua, serta waktu pemberian antibiotik.
Untuk pencegahannya yaitu dengan penggunaan antibiotik profilaksis diberikan
dengan indikasi yang tepat, baik single dose maupun kontinyu dan juga harus mengikuti
peraturan dan tata tertib yang berlaku.
c. Pneumonia
Pneumonia akibat infeksi nosokomial biasanya terjadi setelah perawatan lebih dari 48
jam di rumah sakit dan pasien memperhatikan tanda – tanda klinis pneumonia yang tidak
didapatkan saat awal perawatan.selain Hospital Acquidret Pneumonia (HAP), terdapat bentuk
lainnya yang lebih spesifik dan sering ditemui di ICU, yaitu Ventilator-associated Pneumonia
(VAP). Hampir semua kasus disebabkan oleh aspirasi dari mikroorganisme di orofaring yang
endogenus atau didapat dari rumah sakit. Faktor resiko mencakup hal-hal yang memicu
terjadinya kolonalisasi babkteri dimana dikarenakan oleh penggunaan antibiotik sebelumya,
kontaminasi dari ventilator. Pneumonia merupakan infeksi nosokomial yang menyebabkan
kematian di rumah sakit senbanyak 15%.
Untuk mencegahnya yaitu dengan pemberian antibiotik sesuai dengan hasil kultur,
kedaan dan prosedur yang dapat meningkatkan resiko aspirasi harus diperhatikan, misalnya
pasien tidak sadar, dan juga sirkut ventilator diganti setiap 24-48 jam.

Anda mungkin juga menyukai