Makalah Penganggarn Perusahaan Kel 13
Makalah Penganggarn Perusahaan Kel 13
DISUSUN OLEH :
Kelompok 13
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM-RIAU
2014
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT,karena hanya dengan berkat dan perkenan-Nya
jualah makalah yang berjudul ‘’METODE ALTERNATIF PENYUSUNAN ANGGARAN’’ ini
dapat diselesaikan.
Makalah ini kami buat dalam rangka mengerjakan tugas kelompok PENGANGGARAN
PERUSAHAAN. Disamping itu bertujuan untuk memperkaya dan memperdalam wawasan kita
mengenai Metode Alternatif Penyusunan Anggaran.
Isi makalah ini telah diupayakan agar dapat memenuhi harapan, namun sebagai manusia
biasa yang tidak luput dari kesalahan kami menyadari bahwa makalah ini tidak luput dari segala
kekurangan dan kelemahannya. Untuk itu kami dengan senang hati menerima kritik dan saran
yang membangun.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua untuk menambah wawasan kita.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………..…………………………………….. i
DAFTAR ISI………………………..……………………….……………..ii
BAB I (pendahuluan)
BAB II (pembahasan)
1. Manajemen strategi…………………………………………......... 10
3.1. Kesimpulan…..…………………………………………………………… 15
3.2. Saran……………………………………………………………………... 15
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….. 16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Ketika berbicara mengenai anggaran, hal yang terpikirkan didalam pemikiran banyak
orang adalah sekumpulan urutan pekerjaan matematis untuk menentukan berbagai angka untuk
berbagai aktifitas yang akan dilakukan perusahaan pada periode mendatang yang saling terkait
satu dengan yang lainnya. Anggaran seolah berdiri sendiri dan memiliki otoritas agar pihak di
luar perusahaan akan menyesuaikan dengan anggaran yng disusun perusahaan. Metode
penyusunan anggaran yang telah dibahas, seolah menjadi satu-satunya prosedur baku yang harus
diikuti seluruh perusahaan tanpa ada alternatif lainnya.
Seiring dengan perkembangan waktu muncul beberapa metode alternatif penyusunan
anggaran yang tidak hanya membahas anggaran dari segi biaya tapi juga mengkaji bagaimana
membuat anggaran kinerja yang berisi rencana kerja dan penilai kinerja manajemen termasuk
didalamnya memperhatikan dari segi pelanggan, proses bisnis, dan sumber daya manusia yang
dimiliki perusahaan. Dengan adanya metode alternatif penyusunan anggaran ini peran
manajemen perusahaan tidak hanya menghitung biaya yang akan dikeluarkan untuk
memproduksi suatu produk tertentu yang menjadi dasar untuk menentukan harga jual produk
tetapi manajemen juga harus memperhatikan pasar, konsumen atau pelanggan, proses bisnis dan
sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan ketika akan menentukan harga jual produk yang
kemudian dibentuk dalam suatu anggaran kinerja yang berguna bagi manajemen sebagai alat
perencanaan dan pengendalian kinerja bisnis organisasi.
1.2. Rumusan masalah
Dari latar belakang diatas dapat dibuat beberapa rumusan masalah antara lain:
1. Apa yang dimaksud dengan metode alternatif penyusunan anggaran?
2. Mengapa metode alternatif penyusunan anggaran itu perlu?
3. Apa saja bentuk dari metode alternatif penyusunan anggaran?
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan karya tulis ini adalah untuk mengetahui arti penting dari
adanya metode alternatif penyusunan anggaran dan apa saja metode-metode alternatif yang
diperlukan dalam penyusunan anggaran.
BAB II
PEMBAHASAN
2. METODE ALTERNATIF PENYUSUNAN ANGGARAN
2.1. Perlunya metode alternatif
Dalam pembahasan sebelumnya pada saat membicarakan berbagai metode
dipenyusunan anggaran, khususnya didalam penetapan harga produk,didasari pada suatu
asumsi bahwa perusahaan membuat produk tertentu, kemudian menentukan harga jualnya
berdasarkan metode harga tertentu,dengan meentukan niaya produknya dan kemudian
menentukan harga jual produk berdasarakan biaya yang telahdi keluarkan.
Namun, perusahaan tidak selalu memiliki kemampuan untuk menentukan harga jual
produk seperti yang dikehendakinya,karena sering kali terdapat sejumlah pesainhg yang telah
menjual produk yang sama dengan harga tertentu, sehingga dalam menentukan harga jual
produknya, perusahaan harus menyesuaikan dengan harga pesaing dan daya beli
masyarakat.kondisi pasar semacam itu membuat metode-metode yang dipakai sebelumnya
sering kali menjadi tidak relevan dengan keadaan yang dihadapi perusahaan.
Teori kendala (theory of contraint) adalah suatu upaya untuk memfokuskan perhatian
manajemen pada kendala atau pemborosan, yang memperlambat proses produksi. (Ibi., hlm.
280).
Merupakan kebalikan dari target costing yang berfokus pada tahap awal dari cost life cycle,
teori kendala (theory constraint) berfokus pada aktivitas produksi (manufaktur). Aktifitas
produksi diobservasi secara terus menerus untuk melihat hal-hal yang dapat mengurangi
tingkat efisiensi dan efektivitas pada keseluruhan proses produksi. Berbagai kendala yang
menghambat proses produksi dianalisis dan dicari jalan keluarnya. Berbagai aktivitas yang
mengakibatkan pemborosan biaya pada proses produksi diupayakan ditingkat efisiennya.
Gagasan utama teori ini adalah bahwa perusahaan akan mencapai kesuksesan apabila
memaksimumkan output produksi secara keseluruhan ,yang di sebut dengan throughput
perusahaan.
Langkah-langkah yang harus di lalui perusahaan jika ingin melakukan analisis proses
produksib dengan menggunakan theory of constraint,yaitu:
Sitem penyusunan anggaran dan penilaian kinerja manajemen yang hanya di dasarkan
pada aspek keuangan saja,pada dasarnya di sebabkan karena manajemen hanya fokus pada
pengolahan aktiva berwujud (tangible asset) yang di miliki perusahaan, karena harta yang di
kelola merupakan harta perusahaan yang dapat di lihat secara langsung seperti yang terantum
pada neraca. Maka pengelolaan harta berwujud ini merupakan standar minimal yang memang
harus di capai oleh manajemen suatu perusahaan.
Memfokuskan perhatian hanya pada aktiva berwujud yang di miliki perusahaan akan
mengakibatkan manajemen akan menggunakan sumberdaya dan energi yang di miliki untuk
pengelolaan dalam jangka pendek. Sedangkan kesinambungan hidup dan usaha suatu
perusahaan dalam jangka panjang sangat di pengaruhi oleh faktor-faktor di luar harta
berwujud tersebut. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan kesinambungan perusahaan
lebih di tentukan oleh faktor- faktor berupa harta/aktiva tak berwujud (intangible asset), yaitu:
Balance scorecard membuat anggaran kinerja di dalam empat aspek organisasi yang
saling menunjang satu dengan yang lainnya yang berdampak terhadap kemampuan
perusahaan mencapai tujuan dalam jangka pendek dan jangka panjang. 4 aspek tersebut yaitu:
1. Keuangan
Aspek keuangan adalah ukuran kinerja manajemen yang terkait dengan hasil tertinggi
yang dapat diberikan kepada pemegang saham perusahaan, yang mencakup: return on
investmen, Asset turnover, Revenue Mix dan berkurangnya biaya secara signifikan.
2. Pelanggan
Aspek pelanggan yaitu ukuran kinerja manajemen yang terkait dengan upaya untuk
terus meningkatkan kepuasan terhadap pelanggan termasuk pangsa pasarnya, yang
mencakup: jumlah pelanggan baru, jumlah customer yang menjadi noncustomer,
kecepatan waktu layanan pelanggan.
3. Proses bisnis
Aspek proses bisnis adalah ukuran kinerja manajemen yang memfokuskan perhatian
pada proses bisnis internal yang mendorong bisnis perusahaan, yang menakup: cycle
time,cyle delivery, cycle effetiveness
4. Pembelajaran dan pertumbuhan
Aspek pembelajaran dan pertumbuhan adalah ukuran kinerja manajemen untuk
menilai seluruh upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia yang di miliki
perusahaan dan infrastruktur pendukungnya, yang mencakup: skill coverage, quality
work life index.
Melalui mekanisme sebab-akibat (cause and effect), perspektif keuangan menjadi tolak
ukur utama yang dijelaskan oleh tolak ukur operasional pada tiga perspektif lainnya sebagai
driver (lead indicators).
Balanced scorecard juga memiliki pengertian bahwa anggota suatu organisasi perlu
memiliki suatu kesadaran bersama dimana segala sesuatu aktivitas organisasi perlu diukur dan
memiliki ukuran (scorecard) yang jelas. Pengukuran harus mencakup keseimbangan
(balanced) berbagai aspek yang ada di dalam kinerja sebuah perusahaan.
1. Manajemen strategi
Manajemen strategi adalah suatu proses yang digunakan oleh manajemen dan
karyawan untuk merumuskan dan mengimplementasikan strategi dalam penyedian nilai
pelanggan terbaik untuk mewujudkan visi organisasi. (Ibid. , hlm. 284)
Dengan kata lain, manajemen strategi merupakan suatu upaya manajemen dan karyawan
untuk membangun masa depan organisasi. Sedangkan strategi adalah pola tindakan
utama yang dipilih untuk mewujudkan visi organisasi, melalui misi.
a. Mental creation atau pembangunan mental yang dilakukan melalui 4 tahap, yaitu:
Strategi adalah pola tindakan utama yang dipilih untuk mewujudkan visi
organisasi, melalui misi. Strategi dirumuskan melalui 7 tahap utama yaitu:
Analisis portofolio.
Perumusan strategi
b) Perencanaan strategis (strategic planning)
Setelah merumuskan strategi yang dipilih untuk mewujudkan visi, melalui
misi organisasi, strategi tersebut perlu di implementasikan. Langkah pertama
untuk melaksanakan strategi yang telah dirumuskan adalah dengan membuat
perencanaan strategis, yang dibagi dalam 3 komponen, yaitu:
Sasaran Strategis
Target
Inisiatif strategis.
Sasaran strategis adalah sasaran-sasaran masa depan (dalam jangka
panjang) yang dituju oleh perusahaan sebagai penerjemahan strategi untuk
mewujudkan visi dan tujuan. Sasaran jangka panjang tersebut perlu dibagi ke
dalam sasaran jangka pendek untuk menandai pencapaian perusahaan. Dan
sasaran jangka pendek tersebut disebut target. Untuk mewujudkan sasaran
jagka pendek dan jangka panjag tersebut diperlukan serangkaian program
tindakan yang akan dilaksanakan oleh perusahaan yang disebut dengan inisiatif
strategis.
c) Penyusunan program (programming)
Penyusunan program adalah proses penjabaran inisiatif strategis ke dalam
rencana laba jangka panjang. Tahap ini memerlukan serangkaian langkah
sistematis beserta taksiran sumber daya yang diperlukan.
d) Penganggaran (budgeting)
Penganggaran adalah pembuatan rencana kerja dalam jangka pendek
( biasanya satu tahun) dalam bentuk kuantitatif moneter.
b. Physical creation
Adalah aktifitas fisik yang mencakup 2 tahap, yaitu:
a) Implementasi (implementation).
Setelah seluruh total business planning yang mencakup keempat tahap
mental creation diselesaikan, maka seluruh rencana tersebut perlu
diimplementasikan. Dalam tahap ini seluruh manajemen dan karyawan
melaksanakan rencana yang tercantum di dalam anggaran ke dalam kegiatan
nyata.
b) Pemantauan (monitoring)
Implementasi rencana memerlukan pemantauan, untuk menjamin bahwa
seluruh aktifitas organisasi perusahaan telah dilaksanakan sesuai dengan
rencana yang telah dibuat. Untuk melaksanakan tahap ini, pihak top
management memerlukan umpan balik terus menerus dari middle
management dan para pelaksana di lapangan.
2. Balanced Scorecard Sebagai Alat Manajemen Strategi
Pada tahap awal perkembangannya, balanced scorecard ditujukan untuk memperbaiki
sistem pengukuran kinerja eksekutif, tetapi dalam perkembangannya, metode ini
dijadikan sebagai alat perencanaan strategis. Balanced scorecard tidak lagi sebagai alat
pengukur kinerja eksekutif, tetapi lebih menjadi inti dari sistem manajemen strategi.
Sebagai alat perencanaan manajemen strategi, balanced scorecard dipergunakan
sebagai indikator dari seluruh perencanaan beserta realisasi aktivitas usaha sebuah
organisasi. Balanced scorecard diibaratkan seperti dashboard mobil yang berisi seluruh
instrumen yang dibutuhkan untuk mengendalikan kendaraan tersebut. Balanced
scorecard sebagai alat perencanaan manajemen strategik harus mampu menjawab 4
pertanyaan utama berkaitan dengan aktivitas utama perusahaan tersebut, yaitu:
1. Bagaimana pandangan para pelanggan terhadap perusahaan? (perspektif
pelanggan)
2. Proses bisnis apa yang harus ditingkatkan atau diperbaiki perusahaan ? (perspektif
proses bisnis internal)
3. Apakah perusahaan dapat melakukan perbaikan dan menciptakan nilai secara
berkesinambungan? (perspektif pertumbuhan dan pembelajaran)
4. Bagaimana penampilan pe rusahaan di mata para pemegang saham? (perspektif
keuangan)
Dengan balanced scorecard , tujuan suatu unit usaha tidak hanya dinyatakan dalam
suatu ukuran keuangan saja, melainkan dijabarkan lebih lanjut ke dalam pengukuran
bagaimana unit usaha tersebut menciptakan nilai (value) bagi pelanggan yang ada
sekarang dan masa mendatang serta bagaimana unit usaha tersebut harus meningkatkan
kemampuan internalnya termasuk investasi pada sumber daya manusia yang dimilikinya,
sistem dan prosedur yang dibutuhkan untuk memperoleh kinerja yang lebih baik di masa
mendatang.
Penggunaan balanced scorecard sebagai alat manajemen strategi, berarti didalam
seluruh tahap penyusunan strategi pembangunan masa depan perusahaan yang dibagi
menjadi mental creation (perumusan strategi, perencanaan strategis, penyusunan
program dan penyusunan anggaran) dan physical creation (implementasi dan
monitoring), harus selalu mengacu pada empat aspek di dalam balanced scorecard, yaitu
aspek : keuangan, proses bisnis internal, pembelajaran dan pertumbuhan.
1.2. SARAN
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki
kekurangan, baik dari segi isi maupun cara penulisannya. Oleh karena itu, dengan segala
penulis sangat berharap kritikan dan saran yang membangun.Terakhir penulis berharap,
semoga makalah ini dapat bermanfaat baik bagi penulis maupun bagi pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Rudianto. 2009.penganggaran.Erlangga,Jakarta