Anda di halaman 1dari 36

Untuk kegunaan lain dari Ester, lihat Ester (disambiguasi).

Formula umum ester karboksilat

Dalam kimia, ester adalah suatu senyawa organik yang terbentuk melalui penggantian satu (atau
lebih) atom hidrogen pada gugus karboksil dengan suatu gugus organik (biasa dilambangkan
dengan R'). Asam oksigen adalah suatu asam yang molekulnya memiliki gugus -OH yang
hidrogennya (H) dapat menjadi ion H+.

Senyawa-senyawa ester
Banyak ester memiliki bau seperti bau buah-buahan, sehingga banyak senyawanya dijadikan
perasa dan aroma buatan.

Nama ester Struktur Bau atau terdapat di


Alil heksanoat nanas

Benzil asetat pir, stroberi, melati

Bornil asetat pine

Butil butirat nanas

Etil asetat penghilang cat kuku, cat pada mainan, lem

Etil butirat pisang, nanas, stroberi


Etil heksanoat nanas

Etil sinamat kulit manis

Etil format lemon, rum, stroberi


Etil heptanoat aprikot, ceri, anggur, raspberi
Etil isovalerat apel
Etil laktat mentega, krim

Etil nonanoat anggur


Etil pentanoat apel
Geranil asetat Pelargonium
Geranil butirat ceri
Geranil pentanoat apel

Isobutil asetat ceri, raspberi, stroberi

Isobutil format raspberi


Isoamil asetat pir, pisang

Isopropil asetat fruity

Linalil asetat lavender, sage

Linalil butirat persik

Linalil format apel, persik

Metil asetat lem

Metil antranilat anggur, melati

Metil benzoat fruity, ylang ylang, feijoa

Metil butirat (metil


nanas, apel, stroberi
butanoat)
Metil sinamat strawberry
Methyl pentanoat (metil
bunga
valerat)
Metil fenilasetat madu
root beer, wintergreen, Salsaparila, Germolene dan
Metil salisilat
Ralgex ointments

Nonil kaprilat jeruk


Oktil asetat jeruk
Oktil butirat parsnip
Amil asetat (pentil asetat) apel, pisang
Pentil butirat (amil butirat) aprikot, pir, nanas
Pentil heksanoat (amil
apel, nanas
kaproat)
Pentil pentanoat (amil
apel
valerat)
Propil asetat pir

Propil heksanoat blackberry, nanas, keju, wine

Propil isobutirat rum

Terpenil butirat ceri

Amil Valerat [[]] apel


Asam alkanoat
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Belum Diperiksa

Rumus bangun umum asam alkanoat. R (radikal) dapat berupa gugus fungsional lain

Ion karboksilat

Struktur 3D dari gugus karboksil

Asam alkanoat (atau asam karboksilat) adalah golongan asam organik alifatik yang memiliki
gugus karboksil (biasa dilambangkan dengan -COOH). Semua asam alkanoat adalah asam
lemah. Dalam pelarut air, sebagian molekulnya terionisasi dengan melepas atom hidrogen
menjadi ion H+.

Asam karboksilat dapat memiliki lebih dari satu gugus fungsional. Asam karboksilat yang
memiliki dua gugus karboksil disebut asam dikarboksilat (alkandioat), jika tiga disebut asam
trikarboksilat (alkantrioat), dan seterusnya.

Asam karboksilat dengan banyak atom karbon (berantai banyak) lebih umum disebut sebagai
asam lemak karena sifat-sifat fisiknya.

Daftar isi
 1 Sifat fisis
o 1.1 Kelarutan
o 1.2 Titik didih
o 1.3 Keasaman
o 1.4 Bau
 2 Sintesis
o 2.1 Dalam industri
o 2.2 Dalam laboratorium
 3 Penamaan dan contoh senyawa
 4 Lihat pula
 5 Referensi
 6 Pranala luar

Sifat fisis
Kelarutan

Dimer asam karboksilat

Asam karboksilat bersifat polar. Asam karboksilat rantai kecil (1 sampai 5 karbon) dapat larut
dalam air, sedangkan pada rantai yang lebih panjang semakin kurang larut karena sifat
hidrofobik dari rantai alkil. Asam karboksilat untuk rantai yang lebih panjang cenderung larut
pada pelarut yang kurang polar seperti eter dan alkohol.[1]

Titik didih

Asam karboksilat cenderung memiliki titik didih yang lebih tinggi daripada air. Hal ini
disebabkan oleh luas permukaannya yang besar serta kecenderungan molekulnya membentuk
dimer yang stabil.

Keasaman

Asam karboksilat termasuk dalam kelompok asam lemah, yang artinya hanya terdisosiasi
sebagian menjadi kation H+ dan anion RCOO– dalam larutan. Sebagai contoh, pada suhu
ruangan, 1 molar asam asetat hanya terdisosiasi 0,4% saja. Adanya substituen elektronegatif
(seperti halogen) menambah sifat keasaman.

Asam karboksilat[2] pKa


Asam format (HCOOH) 3.75

Asam asetat (CH3COOH) 4.76

Asam kloroasetat (CH2ClCO2H) 2.86

Asam dikloroasetat (CHCl2CO2H) 1.29

Asam trikloroasetat (CCl3CO2H) 0.65

Asam trifluoroasetat (CF3CO2H) 0.5

Asam oksalat (HO2CCO2H) 1.27

Asam benzoat (C6H5CO2H) 4.2

Bau

Asam karboksilat memiliki bau yang menyengat. Yang paling umum adalah asam asetat pada
cuka dan asam butanoat pada mentega tengik. Di sisi lain, ester dari asam karboksilat memiliki
bau yang harum dan banyak digunakan untuk parfum.

Sintesis
Dalam industri

Sintesis asam karboksilat pada skala industri berbeda dengan sintesis untuk laboratorium karena
membutuhkan peralatan khusus.

 Oksidasi aldehida dengan udara dengan bantuan katalis kobalt dan mangan. Aldehida dapat
diperoleh dari alkena dengan hidroformilasi
 Oksidasi hidrokarbon dengan udara. Gugus alkil pada benzena teroksidasi menjadi asam
karboksilat. Asam benzoat dari toluena dan asam tereftalat dari para-xilena, serta asam ftalat
dari orto-xilena merupakan beberapa contoh konversi skala besar. Asam akrilat dihasilkan dari
propena.[3]
 Dehidrogenasi alkohol dengan bantuan katalis basa.
 Karbonilasi. Metode ini efektif digunakan pada alkena yang menghasilkan karbokation sekunder
dan tersier, contohnya isobutilena menjadi asam pivalat. Pada Reaksi Koch, penambahan air dan
karbon monoksida pada alkena dibantu katalis asam kuat. Asam asetat dan asam format
didapatkan dari karbonilasi metanol, dengan bantuan iodida dan alkoksida.
 Beberapa asam karboksilat rantai panjang didapatkan dari hidrolisis trigliserida.
 fermentasi etanol digunakan dalam pembuatan cuka.
Dalam laboratorium

Metode sintesis dalam skala kecil untuk penelitian terkadang menggunakan reagen mahal.

 oksidasi alkohol primer atau aldehida dengan oksidan kuat seperti kalium dikromat, reagen
Jones, kalium permanganat, atau natrium klorit.
 Pembelahan oksidatif olefin dengan ozonolisis, kalium permanganat, atau kalium dikromat.
 Asam karboksilat juga dapat diperoleh dari hidrolisis nitril, ester, atau amida, dengan bantuan
katalis asam atau basa.
 Karbonasi reagen Grignard dan organolitium:

RLi + CO2 → RCO2Li


RCO2Li + HCl → RCO2H + LiCl

 Halogenasi diikuti hidrolisis metil keton pada reaksi haloform


 Reaksi Kolbe-Schmitt untuk membuat asam salisilat, bahan utama aspirin.

Penamaan dan contoh senyawa


Nama-nama asam karboksilat dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Meskipun jarang digunakan,
tapi nama IUPAC juga tetap ada. Misalnya, nama IUPAC untuk asam butirat(C3H7CO2H) adalah
asam butanoat.[4]

Anion karboksilat R-COO– biasanya dinamai dengan akhiran -at, jadi asam asetat, misalnya,
menjadi ion asetat. Dalam tatanama IUPAC, asam karboksilat mempunyai akhiran -oat (contoh
asam oktadekanoat). Dalam tatanama derifat, akhirannya adalah -at saja (contoh asam stearat).

Rantai lurus, asam karboksilat tersaturasi

Atom
Nama derifat Nama IUPAC Rumus molekul Biasanya terdapat pada
karbon

1 Asam format Asam metanoat HCOOH Gigitan serangga

2 Asam asetat Asam etanoat CH3COOH Cuka

3 Asam propionat Asam propanoat CH3CH2COOH Pengawet pada gandum

4 Asam butirat Asam butanoat CH3(CH2)2COOH Mentega basi

5 Asam valerat Asam pentanoat CH3(CH2)3COOH Valerian

6 Asam kaproat Asam heksanoat CH3(CH2)4COOH Lemak kambing


7 Asam enantoat Asam heptanoat CH3(CH2)5COOH

8 Asam kaprilat Asam oktanoat CH3(CH2)6COOH Kelapa dan air susu ibu

Asam
9 Asam nonanoat CH3(CH2)7COOH Pelargonium
pelargonoat

10 Asam kaprat Asam dekanoat CH3(CH2)8COOH

Minyak kelapa dan sabun cuci


12 Asam laurat Asam dodekanoat CH3(CH2)10COOH
tangan.

14 Asam miristat Asam tetradekanoat CH3(CH2)12COOH Pala

Asam
16 Asam palmitat CH3(CH2)14COOH Minyak palem
heksadekanoat

18 Asam stearat Asam oktadekanoat CH3(CH2)16COOH Coklat, wax, sabun, dan minyak

20 Arachidic acid Icosanoic acid CH3(CH2)18COOH Peanut oil


ASAM KARBOKSILAT

1. Pengertian Asam Karboksilat

Asam alkanoat (atau asam karboksilat) adalah golongan asam organik alifatik yang memiliki
gugus karboksil (biasa dilambangkan dengan -COOH). Semua asam alkanoat adalah asam
lemah. Dalam pelarut air, sebagian molekulnya terionisasi dengan melepas atom hidrogen
menjadi ion H+.

Asam karboksilat dapat memiliki lebih dari satu gugus fungsional. Asam karboksilat yang
memiliki dua gugus karboksil disebut asam dikarboksilat (alkandioat), jika tiga disebut asam
trikarboksilat (alkantrioat), dan seterusnya. Asam karboksilat dengan banyak atom karbon
(berantai banyak) lebih umum disebut sebagai asam lemak karena sifat-sifat fisiknya.

Asam alkanoat atau asam karboksilat merupakan golongan senyawa karbon yang mempunyai
gugus fungsional –COOH terikat langsung pada gugus alkil,sehingga rumus umum asam
alkanoat adalah : R-COOH.

2. Tata Nama Asam Karboksilat

Penamaan asam karboksilat berdasarkan aturan IUPAC adalah sebagai berikut; pertama
menetapkan rantai utama yaitu rantai terpanjang yang mengandung gugus fungsi karboksilat.
Selanjutnya memberi nomor pada rantai terpanjang, dimulai dari C yang mengikat gugus
karboksilat dan diakhiri dengan menyebutkan nomor dan nama cabang pada rantai utama yang
diawali dengan kata “asam”, Nama-nama asam karboksilat dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Meskipun jarang digunakan, tapi nama IUPAC juga tetap ada. Misalnya, nama IUPAC untuk
asam butirat(C3H7CO2H) adalah asam butanoat.[1]

Penamaan senyawa-senyawa asam alkanoat atau asam karboksilat juga ada dua cara
yaitu :
1) Menurut IUPAC : mengikuti nama alkananya dengan menambahkan nama asam di
depannya dan mengganti akhiran “ ana “ pada alkana dengan akiran “ anoat “ pada
asam Alkanoat.
2) Menurut Trivial, penamaan yang didasarkan dari sumber penghasilnya.
Contoh:
Tabel PENAMAAN SENYAWA ASAM KARBOKSILAT

Rumus Struktur Nama IUPAC Nama Trivial Sumber


HCOOH Asam Metanoat Asam Format Semut (Formica)

CH3COOH Asam Etanoat Asam Asetat Cuka (Asetum)

C2H5COOH Asam Propanoat Asam Propionat Susu (Protospion)

CH3(CH2)COOH Asam Butanoat Asam Butirat Mentega (Butyrum)


CH3(CH2)3COOH Asam Rentanoat Asam Valerat Akar Valerian (Valere)

CH3(CH2)4COOH Asam Heksanoat Asam Kaproat Domba (Caper)

Untuk senyawa-senyawa asam alkanoat yang mempunyai rumus struktur bercabang


aturan penamaan IUPAC adalah sebagai berikut :
1) Tentukan rantai utama dengan memilih deretan C paling panjang dan mengandung
gugus fungsi –COOH, kemudian diberi nama seperti pada tabel di atas.
2) Penomoran atom C dimulai dari atom C gugus fungsi, sedang aturan selanjutnya sama
dengan yang berlaku pada senyawa-senyawa hidrokarbon.
Contoh :
a) CH3–CH2–CH (CH3)–COOH Asam 2, metil Butanoat

3. Sifat-sifat Asam Karbosilat

Secara umum senyawa-senyawa asam alkanoat atau asam karboksilat mempunyai


sifat-sifat sebagai berikut :
1) a) Asam alkanoat yang mengandung C1 sampai C4 berbentuk cairan encer dan larut
sempurna dalam air
b) Asam alkanoat dengan atom C5 sampai C9 berbentuk cairan kental dan sedikit larut
dalam air
c) Asam alkanoat suku tinggi dengan C10 atau lebih berbentuk padatan yang sukat
larut dalam air.
2) Titik didih asam alkanoat lebih tinggi dibandingkan titik didih alkohol yang memiliki
jumlah atom C yang sama.
3) Asam alkanoat pada umumnya merupakan asam lemah. Semakin panjang rantai
karbonnya semakin lemah sifat asamnya.
Contoh :

HCOOH Ka = 1,0 . 10–4

CH3COOH Ka = 1,8 . 10–5


CH3CH2COOH Ka = 1,3 . 10–5
4) Asam alkanoat dapat bereaksi dengan basa menghasilkan garam. Reaksi ini disebut
reaksi penetralan.
a) CH3COOH + NaOH -------------> CH3COONa + H2O
Asam Etanoat Natrium Etanoat
5) Asam alkanoat dapat bereaksi dengan alkohol menghasilkan senyawa ester. Reaksi ini
dikenal dengan reaksi esterifikasi.
a) CH3COOH + CH3–OH ------------------> CH3COOHCH3 + H2O
Asam Etanoat Metanol Metil Etanoat
b) CH3CH2COOH + CH3CH2–OH -------------> CH3CH2COOCH3 + H2O
Asam Propanoat Etanol Etil Propanoat

4. Kegunaan Asam Alkanoat


Penggunaan asam alkanoat dalam kehidupan sehari-hari antara lain :
1) Asam format (asam metanoat) yang juga dikenal asam semut merupakan cairan tak
berwarna dengan bau yang merangsang. Biasanya digunakan untuk :
a) menggumpalkan lateks (getah karet)
b) obat pembasmi hama
2) Asam asetat atau asam etanoat yang dalam kehidupan sehari-hari dikenal dengan nama
asam cuka. Asam cuka banyak digunakan sebagai pengawet makanan, dan penambah
rasa makanan (baksa dan soto)
3) Asam sitrat biasanya digunakan untuk pengawet buah dalam kaleng
4) Asam stearat, asam ini berbentuk padat, berwarna putih. Dalam kehidupan sehari-hari
terutama digunakan untuk membuat lilin.

5. Reaksi Asam Karbosilat

Asam karboksilat adalah golongan senyawa organik yang memiliki rumus umum R-COOH.
Beberapa reaksi yang dapat terjadi pada asam karoksilat antara lain:

a. Reaksi penetralan

Asam karboksilat bereaksi dengan basa membentuk garam dan air.

Garam natrium atau kalium dari asam karboksilat suku tinggi dikenal sebagai sabun. Sabun
natrium disebut sabun keras, sedangkan sabun kalium disebut sabun lunak. Sebagai contoh, yaitu
natrium stearat (NaC17H35COO) dan kalium stearat (KC17H35COO).
Asam alkanoat tergolong asam lemah, semakin panjang rantai alkilnya, semakin lemah asamnya.
Jadi, asam alkanoat yang paling kuat adalah asam format, HCOOH. Asam format mempunyai
Ka=1,8x10-4. Oleh karena itu, larutan garam natrium dan kaliumnya mengalami hidrolisis parsial
dan bersifat basa.

1. Reaksi Pengesteran

Asam karboksilat bereaksi dengan alkohol membentuk ester. Reaksi ini disebut esterifikasi
(pengesteran).
Bahas Tuntas Asam Karboksilat (Asam Alkanoat)
Posted by Nur Abdillah Siddiq | Sabtu, April 09, 2011 Categories: Kimia

Nama Trivial (umum) = Asam Karboksilat


Rumus = R-COOH
Gugus Fungsi = -COOH

Gambaran umum :

a. Suku rendah berwujud zat cair encer, suku tengah berwujud zat cair kental, dan suku tinggi
padat.

b. Makin banyak atom C makin tinggi titik lelehnya.

c. Semakin banyak atom C nya semakin lemah sifat keasamannya (asam alkanoat yang paling
kuat keasamannya adalah asam format, HCOOH).

d. Semua merupakan asam lemah.

e. Bereaksi dengan alkanol membentuk alkil alkanoat (esterifikasi).

f. Reaksi Substitusi OH dalam gugus COOH dengan halogen.

g. Asam formiat dapat melepuhkan kulit.

h. Bereaksi dengan basa membentuk garam.

1. Struktur Asam Karboksilat


Senyawa organik yang memperlihatkan sifat keasaman dan sangat penting dalam kehidupan
adalah senyawa yang memiliki gugus fungsi karboksilat (karboksilat termasuk gugus fungsi
pembentuk asam amino). Rumus umum molekul senyawa karboksilat adalah R-COOH
(CnH2nO2), dimana R dapat berupa H, Alkil, alkenil, alkunil, aril. Yang harus diperhatikan dari
rumus umum, meskipun terdapat OH yang merupakan penanda basa, asam karboksilat sesuai
dengan namanya bersifat asam.

2. Tatanama
Karena banyak terdapat dialam, asam-asam karboksilat adalah golongan senyawa yang paling
dulu dipelajari oleh kimiawan organik. Karena tidak mengherankan jika banyak senyawa-
senyawa asam mempunyai nama-nama biasa. Nama-nama ini biasanya diturunkan dari bahasa
Latin yang menunjukkan asalnya. Tabel 12.8 memuat nama-nama asam berantai lurus beserta
nama IUPAC-nya. Banyak dari asam ini mula-mula dipisahkan dari lemak sehingga sering
dinamakan sebagai asam-asam lemak (struktur lemak secara terinci dibahas dalam bab
berikutnya). Untuk memperoleh nama IUPAC suatu asam karboksilat (Tabel 12.8 kolom
terakhir) diperlukan awalan kata asam da akhiran at.

Asam-asam bersubstitusi diberi nama menurut dua cara. Dalam sisitem IUPAC, nomor rantai
dimulai dari asam karbon pembawa gugus karboksil dan substituen diberi nomor lokasi. Jika
nama umum yang digunakan lokasi substituen dilambangkan dengan huruf latin, dimulai dengan
atom karbon α.

ikatan gugus karboksilat dihubungkan dengan


cincin, akhiran karboksilat ditambahkan pada nama induk sikloalkana.

Asam-asam aromatic juga diberi tambahan –at pada turunan hidrokarbon aromatiknya. Beberapa
contoh diantaranya :
3. Pembuatan
Pembuatan asam karboksilat dapat melalui :

a. Hidrolisis Alkil Alkanoat (Ester) / reaksi penguraian ester dengan air

b. Oksidasi Alkanol Primer

4. Sifat Fisika
Jika dilihar dari strukturnya, senyawa asam karboksilat merupakan senyawa polar. Sama halnya
dengan alcohol, maka asam karboksilat dapat membentuk ikatan hidrogen intermolekuler dengan
sesama asam karboksilat dalam bentuk dimer, yang karakter ikatannya jauh lebih kuat dari pada
alcohol yang bersesuaian. Sehingga titik didih asam karboksilat lebih tinggi dari pada titik didih
alcohol.

Dalam suasana basa, asam karboksilat dapat membentuk garamnya. Dan dengan adanya asam,
asam karboksilat dapat kembali menjadi bentuk asamnya, seperti reaksi dibawah ini.

5. Pengaruh Subtituen Pada Keasaman Asam Karboksilat dan Kebasaan Garam


Karboksilat
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan kestabilan anion berarti akan menaikkan keasaman, dan
faktor-faktor yang mengurangi kestabilan anion akan menyebabkan penurunan keasaman suatu
asam karboksilat. Menurut teori asam-basa Bronsted Lowry, bila suatu asam karboksilat bersifat
asam kuat, maka basa konjugasinya bersifat basa lemah, sebaliknya bila suatu asam karboksilat
bersifat asam lemah, maka basa konjugasinya bersifat basa kuat.

6. Reaksi-reaksi pada asam Karboksilat


Asam karboksilat dapat mengalami reaksi-reaksi kimia dalam beberapa cara sebagai berikut :
a. Reaksi pada gugus alkil yang dapat mengalami reaksi substitusi dan juga dapat teroksidasi.

b. Beraksi dengan melepaskan atom H+ , terutama bila direaksikan dengan logam alkali dan
logam-logam yang sangat elektropositif.

c. Gugus OH dari karboksilat dapat bereaksi dengan alcohol, fosforil halide, tionil klorida dan
dapat mengalami reaksi dehidratasi dengan menghasilkan anhidrida asam.

d. Gugus COOH dapat mengalami reaksi reduksi dan dekarboksilasi. Bentuk garam ammonium
dan karboksilat dapat mengalami dehidratasi menghasilkan amida atau sianida.

reaksi yang biasanya terjadi adalah :

1. Reaksi penetralan

Asam karboksilat bereaksi dengan basa membentuk garam dan air.

Garam natrium atau kalium dari asam karboksilat suku tinggi dikenal sebagai sabun. Sabun
natrium disebut sabun keras, sedangkan sabun kalium disebut sabun lunak. Sebagai contoh, yaitu
natrium stearat (NaC17H35COO) dan kalium stearat (KC17H35COO).
Asam alkanoat tergolong asam lemah, semakin panjang rantai alkilnya, semakin lemah asamnya.
Jadi, asam alkanoat yang paling kuat adalah asam format, HCOOH. Asam format mempunyai
Ka=1,8x10-4. Oleh karena itu, larutan garam natrium dan kaliumnya mengalami hidrolisis
parsial dan bersifat basa.

2. Reaksi Pengesteran

Asam karboksilat bereaksi dengan alkohol membentuk ester. Reaksi ini disebut esterifikasi
(pengesteran).

7. Kegunaan dan manfaat

a. Asam Format (asam semut)


Asam format adalah cairan tak berwarna, berbau tajam, mudah larut dalam air, alcohol dan eter.
Dalam jumlah kecil, asam format juga terdapat dalam keringat (penyebab keringat manusia
bersifat asam dan mudah diuraikan oleh mikroorganisme sehingga timbullah bau badan)
Dalam Industri, asam format dibuat dari CO dengan uap air yang dialirkan melalui katalis
(oksida logam) pada suhu sekitar 200 derajat Celsius dan tekanan tinggi.

Berbeda dengan asam karboksilat yang lain, asam format mempunyai sifat mereduksi. Hal ini
terjadi karena selain mengandung gugus asam, senyawa ini masih mempunyaii gugus aldehida.
H(COOH) dan (HCO)OH.

Asam Format mereduksi perak nitrat dalam suasana netral, mereduksi KMNO4 dalam suasana
basa, dan juga mereduksi H2SO4 yang pekat.

Asam format banyak digunakan dalam industri tekstil, penyamakan kulit, dan perkebunan karet
untuk menggumpalkan lateks (getah pohon karet).

b. Asam Asetat (asam cuka)


Asam asetat adalah asam yang terdapat dalam cuka makan. Kadar asam asetat yang terdapat
dalam cuka makan sekitar 20-25%. Asam asetat murni, yang disebut asam asetat glasial,
merupakan cairan bening tak berwarna, berbau sangat tajam, membeku pada 16,6 derajat
Celsius, membentuk Kristal yang menterupai es atau kaca.

Asam asetat dapat dibuat dari oksidasi etanol karena pengaruh berbagai jenis bakteri seperti
acetobacter. Cara ini masih dipakai hingga kini (penerapan bioteknologi konvensional) untuk
membuat asam asetat encer untuk cuka makan. Bahan yang digunakan ialah anggur atau sari
buah lain. Sebagian besar asam asetat dibuat dengan mengalirkan uap etanol yang telah dicampur
dengan udara melalui katalis.
Senyawa Turunan Alkana: Ester
15 Desember 2012 nimonoire 2 Komentar

11 Votes

Ester atau alkil alkanoat, adalah senyawa turunan alkana dengan gugus fungsi -COO- dan rumus
umum CnH2nO2. Ester merupakan salah satu senyawa yang istimewa karena

General formula of a carboxylate ester (Photo credit:


Wikipedia)

dapat ditemukan baik di buah-buahan, lilin, dan lemak. Ester juga memiliki bau yang harum
sehingga banyak dimanfaatkan oleh manusia dalam berbagai bidang. Ester diberi nama alkil
alkanoat, dimana alkil adalah gugus karbon yang terikat pada atom O (gugus R’) dan alkanoat
adalah gugus R-COO-.

Adapun rumusan penentuan tata nama ester didasarkan pada beberapa hal:

1. Rantai induk adalah rantai terpanjang yang mengandung gugus alkanoat.


2. Penomoran dimulai dari atom C pertama yang terikat pada atom O.

Rumus penentuan tata nama senyawa ester secara umum adalah:


(no.cabang) (nama cabang) (nama rantai induk)

Contoh:

CH3-CH2-COO-CH2-CH3: etil propanoat

CH3-CH2-CH2-CH2-COO-CH3: metil pentanoat

CH3-CH2-COO-CH2-CH(CH3)-CH3: 2-metil propil propanoat

Ester memiliki beberapa sifat, yaitu:

1. Sifat Fisis

 Lebih polar dari eter tapi kurang polar dibandingkan alkohol


 Semakin panjang rantainya, ester semakin tidak larut dalam air
 Dalam ikatan hidrogen, ester berperan sebagai akseptor hidrogen, tapi tidak dapat berperan
sebagai donor hidrogen
 Lebih volatil dibandingkan asam karboksilat dengan berat molekuler yang sama

2. Sifat Kimia

 Dapat mengalami hidrolisis


 Dapat mengalami reaksi penyabunan

Reaksi-reaksi ester:

1. Hidrolisis

Ester terhidrolisis dalam suasana asam membentuk alkohol dan asam karboksilat. Reaksi
hidrolisis ini merupakan kebalikan dari reaksi esterifikasi / pembentukan ester. Adapun reaksinya
dapat ditulis sebagai:

CH3-COO-C2H5 + H2O → CH3COOH + C2H5OH

2. Saponifikasi / penyabunan

Ester, khususnya ester lemak dan minyak, dapat bereaksi dengan basa kuat seperti NaOH atau
KOH menghasilkan sabun. Reaksi ini disebut saponifikasi atau penyabunan. Hasil samping
reaksi ini adalah gliserol.

Berdasarkan jenis asam dan alkohol penyusun, ester dapat dikelompokkan dalam 3 golongan,
yaitu ester buah-buahan, lilin, serta lemak dan minyak. Berikut adalah ketiga golongan tersebut:

1. Ester buah-buahan
Ester dari asam karboksilat suku rendah dengan alkohol suku rendah akan membentuk ester
dengan 10 atau kurang atom C. Ester ini pada suhu kamar akan berbentuk zat cair yang mudah
menguap dan memiliki aroma khas yang harum. Karena banyak ditemukan di buah-buahan atau
bunga, ester jenis ini disebut sebagai ester buah-buahan. Contohnya adalah:

Etil format beraroma rum

Isopentil asetat beraroma pisang

Etil butirat beraroma nanas

Metil salisilat beraroma sarsaparila

Propil asetat beraroma pir

n-Oktil asetat beraroma jeruk manis

Metil butirat beraroma apel

2. Lilin

Lilin atau wax adalah ester dari asam karboksilat berantai panjang dengan alkohol berantai
panjang juga. Beberapa jenis lilin tersebut contohnya:

Lilin lebah dari sarang lebah memiliki rumus C22,25H47,51COOC32,34H65,69

Spermacet dari rongga kepala ikan paus memiliki rumus C15H31COOC16H33

Carnacauba dari daun palem Brazil memiliki rumus C25,27H51,55COOC30,32H61,65

Namun perlu diperhatikan bahwa lilin yang dimaksud di sini bukan lilin yang sering dipakai
ketika mati lampu ya, karena lilin tersebut termasuk golongan hidrokarbon parafin, bukan ester.

3. Lemak dan minyak

Lemak merupakan ester dari gliserol dengan asam-asam karboksilat suku tinggi. Lemak
merupakan salah satu golongan ester yang paling banyak terdapat di alam. Adapun contoh lemak
adalah lemak sapi, sedangkan contoh minyak adalah minyak jagung dan minyak kelapa. Apa
yang membedakan lemak dan minyak? Lemak pada suhu kamar memiliki bentuk padat
sedangkan minyak berbentuk cair, serta lemak bersumber dari hewan sedangkan minyak
bersumber dari tumbuhan.
a. Tata Nama Ester

Penataan nama ester dimulai dengan menyebutkan gugus alkil diikuti gugus asam karboksilat
yang menyusun ester dengan menghilangkan kata –asam. Contoh penataan nama ester
ditunjukkan berikut ini.

Dari asam format (HCOOH):

HCOO–CH3 Metil format

HCOO–CH2CH3 Etil format

HCOO–CH2CH2CH3 n–propil format

Dari asam asetat (CH3COOH):

CH3COO–CH3 Metil asetat

CH3COO–CH2CH3 Etil asetat

CH3COO–CH2CH2CH3 n–propil asetat

Contoh Penamaan Ester

Tuliskan nama senyawa ester berikut.

Jawab

Residu alkil adalah suatu isobutil, sedangkan gugus karboksilatnya adalah suatu butanoat atau
butirat. Jadi, nama ester tersebut adalah isobutil butanoat atau isobutil butirat.

b. Isomer Ester

Ester memiliki isomer struktural dan isomer fungsional dengan asam karboksilat. Contoh isomer
struktur dan isomer fungsional ester untuk rumus molekul C4H8O2 adalah sebagai berikut.
Isomer struktur:
Isomer fungsional:
Keenam rumus struktur di atas memiliki rumus molekul sama, yaitu C4H8O2, tetapi berbeda baik
dari aspek struktur maupun fungsionalnya. Jadi, ester dan asam karboksilat berisomer fungsional
satu dengan lainnya.

c. Pembuatan Ester (Esterifikasi)

Berbagai metode pembuatan ester telah dikembangkan. Salah satu metode umum yang
digunakan adalah reaksi alkohol dengan asam karboksilat. Pada reaksi ini, asam sulfat
ditambahkan sebagai pendehidrasi (katalis).

Gambar 6.21 Pembuatan ester di laboratorium

Reaksi keseluruhannya adalah

Pada sintesis ester, asam asetat melepaskan gugus –OH dan alkohol melepaskan gugus H yang
dikeluarkan sebagai H2O. Reaksi tersebut adalah reaksi kesetimbangan. Oleh karena itu, untuk
memperoleh hasil yang banyak, dilakukan dengan salah satu pereaksi berlebih, atau dapat juga
dilakukan mengeluarkan ester yang terbentuk agar kesetimbangan bergeser ke arah produk.
Untuk memproduksi ester dalam jumlah banyak, metode tersebut kurang efisien dan tidak praktis
sebab tetapan kesetimbangan untuk reaksi ini relatif kecil (Kc=3). Oleh karena tetapan
kesetimbangan kecil, produk yang dihasilkan pun sedikit. Di industri, ester disintesis dalam dua
tahap. Pertama, asam karboksilat diklorinasi menggunakan tionil klorida menjadi asil klorida.
Selanjutnya, asil klorida direaksikan dengan alkohol menjadi ester. Persamaan reaksi yang
terjadi adalah
Basa menyerap HCl yang dihasilkan dari reaksi. Hal ini mendorong reaksi ke arah produk hingga
sempurna.

d. Sifat dan Kegunaan Ester

Ester dapat dihidrolisis dengan menggunakan asam atau basa. Hidrolisis ester disebut juga reaksi
penyabunan. Hidrolisis ester tiada lain adalah mengubah ester menjadi alkohol dan garam yang
berasal dari turunannya. Misalnya, hidrolisis etil asetat. Proses hidrolisis berlangsung sempurna
jika dididihkan dengan pelarut basa, seperti NaOH. Reaksi penyabunan bukan merupakan reaksi
kesetimbangan sebagaimana pada esterifikasi sebab pada akhir reaksi, ion alkoksida mengikat
proton dari asam karboksilat dan terbentuk alkohol yang tidak membentuk kesetimbangan.

C2H5COOC2H5 + H2O⎯H2SO4→ C2H5COOH + C2H5OH

C2H5COOC2H5 + NaOH ⎯⎯→C2H5COONa + C2H5OH

Ester asam karboksilat dengan massa molekul relatif rendah umumnya tidak berwarna, berwujud
cair, mudah menguap, dan memiliki bau yang sedap. Ester-ester ini umumnya memiliki rasa
buah. Ester-ester ini banyak ditemukan dalam buah-buahan atau bunga. Beberapa ester minyak
dan makanan ditunjukkan berikut ini.

Ester banyak digunakan sebagai esens buatan yang berbau buah-buahan (Gambar 6.23).
Misalnya, etil asetat (rasa pisang), amil asetat (rasa nanas), oktil asetat (rasa jeruk orange), dan
etil butirat (rasa stroberi).
Gambar 6.23Kegunaan ester

Terdapat beberapa ester penting yang diturunkan dari asam anorganik. Misalnya, nitrogliserin,
yakni suatu ester yang diperoleh melalui reaksi asam nitrat dengan gliserol dalam asam sulfat
pekat.

Nitrogliserin merupakan cairan seperti minyak dan mudah meledak.Jika disisipkan ke dalam
absorben tertentu, disebut dinamit.

Ester merupakan suatu kelompok senyawa yang umumnya berbau harum. Oleh sebab itu ester
banyak digunakan sebagai esense, yaitu zat aditif yang memberikan rasa segar buah-buahan.
Esense sering ditambahkan pada sirup, puding atau makanan/minuman yang lain.

Ester adalah nama dari gugus fungsi -COO- yang terdapat pada golongan senyawa alkil alkanoat.
Rumus umum ester adalah RCOOR atau CnH2nO2. Ester adalah turunan dari asam karboksilat
atau asam alkanoat, RCOOH. Sebab itu kedua golongan senyawa ini memiliki rumus molekul
yang sama, sehingga keduanya adalah pasangan isomer fungsi, yaitu isomer yang memiliki
rumus molekul sama, CnH2nO2 namun rumus strukturnya berbeda karena adanya perbedaan
gugus fungsi.
Ester dapat dibuat melalui reaksi esterifikasi, yaitu reaksi pembentukan ester dari asam alkanoat
dan alkanol. Reaksi ini merupakan reaksi kesetimbangan, jadi memerlukan katalis untuk
mempercepat tercapainya keadaan setimbang. Katalis yang digunakan adalam asam sulfat.
Contoh, asam asetat (asam etanoat) dengan alkohol (etanol) membentuk etil etanoat atau etil
asetat.
CH3COOH + CH3CH2OH ↔ CH3COOCH2CH3 + H2O

Tatanama
Nama senyawa golongan ester adalah alkil alkanoat. Alkil (R) berasal dari alkanol. Alkanoat
berasal dari asam alkanoat. Contoh:
HCOOCH3, metil metanoat atau metil formiat (format).
CH3COOCH3, metil etanoat atau metil asetat.
CH3CH2COOCH2CH3, etil propanoat atau etil propionat.

ESTER

Dalam kimia, ester adalah suatu senyawa organik yang terbentuk melalui penggantian satu (atau lebih)
atom hidrogen pada gugus hidroksil dengan suatu gugus organik (biasa dilambangkan dengan R'). Asam
oksigen adalah suatu asam yang molekulnya memiliki gugus -OH yang hidrogennya (H) dapat menjadi
ion H+.

Gugus Fungsional Ester (R–COOR’) – Ester adalah senyawa yang dapat dianggap turunan dari asam
karboksilat dengan mengganti ion hidrogen pada gugus hidroksil oleh radikal hidrokarbon. Beberapa
contoh ester ditunjukkan berikut ini.

Berdasarkan contoh tersebut, dapat disimpulkan bahwa rumus umum ester adalah

Gugus –OH dari gugus karboksil diganti oleh gugus –OR’. Dalam ester, R dan R’ dapat sama atau
berbeda.

a. Tata Nama Ester

Nama suatu aster terdiri dari dua kata. Kata pertama ialah nama gugus alkil yang terikat pada oksigen
ester. Kata kedua berasal dari nama asam karboksilatnya dengan membuang kata asam.

Penamaan diawali dengan penetapan rantai utama yaitu rantai terpanjang yang mengikat gugus
karboksilat, dimana atom C pengikat gugus karboksilat juga mengikat atom oksigen. Selanjutnya
memberikan nomor pada rantai alkil, dimulai dari C yang mengikat gugus karboksil. Penamaan diakhiri
dengan menyebutkan nomor dan nama cabang pada rantai alkil diikuti dengan nama rantai alkil dan
diakhiri dengan nama rantai utamanya dengan menghilangkan kata ‘asam’ dari nama alkanoat (posisi
gugus fungsi tidak perlu diberi nomor). Penamaan senyawa ester ditunjukan pada gambar tersebut.

Penataan nama ester dimulai dengan menyebutkan gugus alkil diikuti gugus asam karboksilat yang
menyusun ester dengan menghilangkan kata –asam. Contoh penataan nama ester ditunjukkan berikut
ini.

Dari asam format (HCOOH):

 HCOO–CH3 Metil format

 HCOO–CH2CH3 Etil format

 HCOO–CH2CH2CH3 n–propil format

Dari asam asetat (CH3COOH):

 CH3COO–CH3 Metil asetat

 CH3COO–CH2CH3 Etil asetat

 CH3COO–CH2CH2CH3 n–propil asetat

Contoh Penamaan Ester

Tuliskan nama senyawa ester berikut.

Jawab

Residu alkil adalah suatu isobutil, sedangkan gugus karboksilatnya adalah suatu butanoat atau butirat.
Jadi, nama ester tersebut adalah isobutil butanoat atau isobutil butirat.

b. Isomer Ester

Ester memiliki isomer struktural dan isomer fungsional dengan asam karboksilat. Contoh isomer struktur
dan isomer fungsional ester untuk rumus molekul C4H8O2 adalah sebagai berikut.
Isomer struktur:
Isomer fungsional:

Keenam rumus struktur di atas memiliki rumus molekul sama, yaitu C4H8O2, tetapi berbeda baik dari
aspek struktur maupun fungsionalnya. Jadi, ester dan asam karboksilat berisomer fungsional satu
dengan lainnya.

c. Pembuatan Ester (Esterifikasi)

Berbagai metode pembuatan ester telah dikembangkan. Salah satu metode umum yang digunakan
adalah reaksi alkohol dengan asam karboksilat. Pada reaksi ini, asam sulfat ditambahkan sebagai
pendehidrasi (katalis).

Pembuatan ester di laboratorium

Reaksi keseluruhannya adalah

Pada sintesis ester, asam asetat melepaskan gugus –OH dan alkohol melepaskan gugus H yang
dikeluarkan sebagai H2O. Reaksi tersebut adalah reaksi kesetimbangan. Oleh karena itu, untuk
memperoleh hasil yang banyak, dilakukan dengan salah satu pereaksi berlebih, atau dapat juga
dilakukan mengeluarkan ester yang terbentuk agar kesetimbangan bergeser ke arah produk. Untuk
memproduksi ester dalam jumlah banyak, metode tersebut kurang efisien dan tidak praktis sebab
tetapan kesetimbangan untuk reaksi ini relatif kecil (Kc=3). Oleh karena tetapan kesetimbangan kecil,
produk yang dihasilkan pun sedikit. Di industri, ester disintesis dalam dua tahap. Pertama, asam
karboksilat diklorinasi menggunakan tionil klorida menjadi asil klorida. Selanjutnya, asil klorida
direaksikan dengan alkohol menjadi ester. Persamaan reaksi yang terjadi adalah

Basa menyerap HCl yang dihasilkan dari reaksi. Hal ini mendorong reaksi ke arah produk hingga
sempurna.

d. Sifat dan Kegunaan Ester


Ester dapat dihidrolisis dengan menggunakan asam atau basa. Hidrolisis ester disebut juga reaksi
penyabunan. Hidrolisis ester tiada lain adalah mengubah ester menjadi alkohol dan garam yang berasal
dari turunannya. Misalnya, hidrolisis etil asetat. Proses hidrolisis berlangsung sempurna jika dididihkan
dengan pelarut basa, seperti NaOH. Reaksi penyabunan bukan merupakan reaksi kesetimbangan
sebagaimana pada esterifikasi sebab pada akhir reaksi, ion alkoksida mengikat proton dari asam
karboksilat dan terbentuk alkohol yang tidak membentuk kesetimbangan.

C2H5COOC2H5 + H2O⎯H2SO4→ C2H5COOH + C2H5OH

C2H5COOC2H5 + NaOH ⎯⎯→C2H5COONa + C2H5OH

Ester asam karboksilat dengan massa molekul relatif rendah umumnya tidak berwarna, berwujud cair,
mudah menguap, dan memiliki bau yang sedap. Ester-ester ini umumnya memiliki rasa buah. Ester-ester
ini banyak ditemukan dalam buah-buahan atau bunga. Beberapa ester minyak dan makanan ditunjukkan
berikut ini.

Ester banyak digunakan sebagai esens buatan yang berbau buah-buahan (Gambar 6.23). Misalnya, etil
asetat (rasa pisang), amil asetat (rasa nanas), oktil asetat (rasa jeruk orange), dan etil butirat (rasa
stroberi).

Kegunaan ester

Terdapat beberapa ester penting yang diturunkan dari asam anorganik. Misalnya, nitrogliserin, yakni
suatu ester yang diperoleh melalui reaksi asam nitrat dengan gliserol dalam asam sulfat pekat.

Nitrogliserin merupakan cairan seperti minyak dan mudah meledak.Jika disisipkan ke dalam absorben
tertentu, disebut dinamit.

Ester merupakan suatu kelompok senyawa yang umumnya berbau harum. Oleh sebab itu ester banyak
digunakan sebagai esense, yaitu zat aditif yang memberikan rasa segar buah-buahan. Esense sering
ditambahkan pada sirup, puding atau makanan/minuman yang lain.

Ester adalah nama dari gugus fungsi -COO- yang terdapat pada golongan senyawa alkil alkanoat. Rumus
umum ester adalah RCOOR atau CnH2nO2. Ester adalah turunan dari asam karboksilat atau asam
alkanoat, RCOOH. Sebab itu kedua golongan senyawa ini memiliki rumus molekul yang sama, sehingga
keduanya adalah pasangan isomer fungsi, yaitu isomer yang memiliki rumus molekul sama, CnH2nO2
namun rumus strukturnya berbeda karena adanya perbedaan gugus fungsi.
Ester dapat dibuat melalui reaksi esterifikasi, yaitu reaksi pembentukan ester dari asam alkanoat dan
alkanol. Reaksi ini merupakan reaksi kesetimbangan, jadi memerlukan katalis untuk mempercepat
tercapainya keadaan setimbang. Katalis yang digunakan adalam asam sulfat. Contoh, asam asetat (asam
etanoat) dengan alkohol (etanol) membentuk etil etanoat atau etil asetat.

CH3COOH + CH3CH2OH ↔ CH3COOCH2CH3 + H2O

Tatanama

Nama senyawa golongan ester adalah alkil alkanoat. Alkil (R) berasal dari alkanol. Alkanoat berasal dari
asam alkanoat. Contoh:

HCOOCH3, metil metanoat atau metil formiat (format).

CH3COOCH3, metil etanoat atau metil asetat.

CH3CH2COOCH2CH3, etil propanoat atau etil propionat.

Ester atau alkil alkanoat, adalah senyawa turunan alkana dengan gugus fungsi -COO- dan rumus umum
CnH2nO2. Ester merupakan salah satu senyawa yang istimewa karena dapat ditemukan baik di buah-
buahan, lilin, dan lemak. Ester juga memiliki bau yang harum sehingga banyak dimanfaatkan oleh
manusia dalam berbagai bidang. Ester diberi nama alkil alkanoat, dimana alkil adalah gugus karbon yang
terikat pada atom O (gugus R’) dan alkanoat adalah gugus R-COO-.

Adapun rumusan penentuan tata nama ester didasarkan pada beberapa hal:

1. Rantai induk adalah rantai terpanjang yang mengandung gugus alkanoat.


2. Penomoran dimulai dari atom C pertama yang terikat pada atom O.

Rumus penentuan tata nama senyawa ester secara umum adalah:


(no.cabang) (nama cabang) (nama rantai induk)

Contoh:

CH3-CH2-COO-CH2-CH3: etil propanoat

CH3-CH2-CH2-CH2-COO-CH3: metil pentanoat

CH3-CH2-COO-CH2-CH(CH3)-CH3: 2-metil propil propanoat

Ester memiliki beberapa sifat, yaitu:

1. Sifat Fisis

 Lebih polar dari eter tapi kurang polar dibandingkan alkohol


 Semakin panjang rantainya, ester semakin tidak larut dalam air
 Dalam ikatan hidrogen, ester berperan sebagai akseptor hidrogen, tapi tidak dapat berperan
sebagai donor hidrogen
 Lebih volatil dibandingkan asam karboksilat dengan berat molekuler yang sama

2. Sifat Kimia

 Dapat mengalami hidrolisis


 Dapat mengalami reaksi penyabunan

Reaksi-reaksi ester:
1. Hidrolisis

Ester terhidrolisis dalam suasana asam membentuk alkohol dan asam karboksilat. Reaksi hidrolisis ini
merupakan kebalikan dari reaksi esterifikasi / pembentukan ester. Adapun reaksinya dapat ditulis
sebagai:

CH3-COO-C2H5 + H2O → CH3COOH + C2H5OH

2. Saponifikasi / penyabunan

Ester, khususnya ester lemak dan minyak, dapat bereaksi dengan basa kuat seperti NaOH atau KOH
menghasilkan sabun. Reaksi ini disebut saponifikasi atau penyabunan. Hasil samping reaksi ini adalah
gliserol.

Berdasarkan jenis asam dan alkohol penyusun, ester dapat dikelompokkan dalam 3 golongan, yaitu ester
buah-buahan, lilin, serta lemak dan minyak. Berikut adalah ketiga golongan tersebut:

1. Ester buah-buahan

Ester dari asam karboksilat suku rendah dengan alkohol suku rendah akan membentuk ester dengan 10
atau kurang atom C. Ester ini pada suhu kamar akan berbentuk zat cair yang mudah menguap dan
memiliki aroma khas yang harum. Karena banyak ditemukan di buah-buahan atau bunga, ester jenis ini
disebut sebagai ester buah-buahan. Contohnya adalah:

 Etil format beraroma rum

 Isopentil asetat beraroma pisang

 Etil butirat beraroma nanas

 Metil salisilat beraroma sarsaparila

 Propil asetat beraroma pir

 n-Oktil asetat beraroma jeruk manis

 Metil butirat beraroma apel


2. Lilin

Lilin atau wax adalah ester dari asam karboksilat berantai panjang dengan alkohol berantai panjang juga.
Beberapa jenis lilin tersebut contohnya:

 Lilin lebah dari sarang lebah memiliki rumus C22,25H47,51COOC32,34H65,69

 Spermacet dari rongga kepala ikan paus memiliki rumus C15H31COOC16H33

 Carnacauba dari daun palem Brazil memiliki rumus C25,27H51,55COOC30,32H61,65

Namun perlu diperhatikan bahwa lilin yang dimaksud di sini bukan lilin yang sering dipakai ketika mati
lampu ya, karena lilin tersebut termasuk golongan hidrokarbon parafin, bukan ester.

3. Lemak dan minyak

Lemak merupakan ester dari gliserol dengan asam-asam karboksilat suku tinggi. Lemak merupakan salah
satu golongan ester yang paling banyak terdapat di alam. Adapun contoh lemak adalah lemak sapi,
sedangkan contoh minyak adalah minyak jagung dan minyak kelapa. Apa yang membedakan lemak dan
minyak? Lemak pada suhu kamar memiliki bentuk padat sedangkan minyak berbentuk cair, serta lemak
bersumber dari hewan sedangkan minyak bersumber dari tumbuhan.

e. Senyawa-senyawa ester

Banyak ester memiliki bau seperti bau buah-buahan, sehingga banyak senyawanya dijadikan perasa dan
aroma buatan.

Nama ester Struktur Bau atau terdapat di

Alil heksanoat nanas

Benzil asetat pir, stroberi, melati

Bornil asetat pine

Butil butirat nanas

Etil asetat penghilang cat kuku, cat pada mainan, lem

Etil butirat pisang, nanas, stroberi

Etil heksanoat nanas

Etil sinamat kulit manis


Etil format lemon, rum, stroberi

Etil heptanoat aprikot, ceri, anggur, raspberi

Etil isovalerat apel

Etil laktat mentega, krim

Etil nonanoat anggur

Etil pentanoat apel

Geranil asetat Pelargonium

Geranil butirat ceri

Geranil pentanoat apel

Isobutil asetat ceri, raspberi, stroberi

Isobutil format raspberi

Isoamil asetat pir, pisang

Isopropil asetat fruity

Linalil asetat lavender, sage

Linalil butirat persik

Linalil format apel, persik

Metil asetat lem

Metil antranilat anggur, melati

Metil benzoat fruity, ylang ylang, feijoa

Metil butirat (metil butanoat) nanas, apel, stroberi

Metil sinamat strawberry

Methyl pentanoat (metil valerat) bunga


Metil fenilasetat madu

Metil salisilat root beer, wintergreen, Germolene dan Ralgex ointments

Nonil kaprilat jeruk

Oktil asetat jeruk

Oktil butirat parsnip

Amil asetat (pentil asetat) apel, pisang

Pentil butirat (amil butirat) aprikot, pir, nanas

Pentil heksanoat (amil kaproat) apel, nanas

Pentil pentanoat (amil valerat) apel

Propil asetat pir

Propil heksanoat blackberry, nanas, keju, wine

Propil isobutirat rum

Terpenil butirat ceri

apel

Amil Valerat [[]]

2. Sifat kimia.
Ester mempunyai beberapa sifat kimia yaitu
a. Ester sedikit larut dalam air.
b. Ester berbau harum dan banyak terdapat pada buah-buahan dan bunga.
c. Ester lebih mudah menguap dibandingkan dengan asam atau alkohol
pembentuknya.
d. Ester dapat terhidrolisis membentuk alkohol dan asam karboksilat.
D. Pembuatan Ester (Reaksi Esterifikasi) dan Reaksi pada Ester
Pembuatan Ester
Ester merupakan senyawa hasil reaksi antara asam karboksilat dengan alkohol.
Reaksi pembentukan ester disebut reaksi esterifikasi

Pada reaksi esterifikasi, gugus OH dari asam akan terputus kemudian


bergabung dengan atom H dari alkohol, membentuk air, sedangkan sisanya
membentuk ester.
Reaksi-Reaksi Pada Ester.
a. Reaksi Hidrolisis.
Ester dapat terhidrolisis dengan katalis Asam membentuk alkohol dan asam
karboksilat dan alkohol. Reaksi hidrolisis ini merupakan kebalikan dari reaksi
esterifikasi.
Contoh:
CH3 COO CH2 CH3 + H2O --> CH3 COOH + CH3 CH2 OH

b. Reaksi Saponifikasi.
Yaitu reaksi antara lemak/ minyak dengan suatu Basa membentuk garam (sabun)
dan gliserol.
E. Jenis-Jenis Ester

1. Ester Buah-Buahan.
Ester yang memiliki 10 atom karbon atau kurang (yaitu ester dari asam
karboksilat suku rendah dengan alkohol suku rendah) pada suhu kamar berupa
zat cair yang mudah menguap dan mempunyai aroma yang sedap. Banyak
diantaranya terdapat pada bungan atau buah-buahan, sehingga disebut ester
buah-buahan. Ester yang berbau sedap ini, baik yang alami maupun sintetis
digunakan sebagai penyedap atau essen.
Contoh
Ester Aroma
a. Etil format Rum
b. Propil asetat Buah Pir
c. Isopropil Asetat Pisang
d. n – Oktil Asetat Jeruk manis
e. Metil Butirat Apel
f. Etil Butirat Nanas
g. Metil Salisilat Sarsaparila

2. Lilin
Lilin (wax, bukan lilin paraffin) adalah ester dari asam karboksilat berantai
panjang dengan alkohol berantai panjang.

3 3. Lemak dan Minyak


Salah satu golongan ester yang banyak terdapat di alam adalah lemak (fat).
Lemak pada suhu kamar berbentuk cair disebut minyak, sedangkan istilah lemak
biasanya digunakan untuk yang berwujud padat. Lemak umumnya bersumber
lpada hewan, sedangkan minyak dari tumbuhan.
Contoh lemak dan minyak adalah lemak sapi, minyak kelapa, minyak
jagung dan minyak ikan.
F. Manfaat Ester dalam Kehidupan Sehari-hari
Ester mempunyai beberapa manfaat yaitu
1. Ester digunakan untuk essen (sebagai pengharum), karena ester mempunyai
bau harum (khas yang terdapat pada buah dan bunga).
2. Ester digunakan untuk bahan pembuatan sabun. Ester tersebut mengalami
reaksi saponifikasi, yaitu reaksi lemak atau minyak dengan Basa membentuk
garam (sabun) dan gliserol.
33. Ester digunakan untuk pembuatan margarine yang dilakukan dengan reaksi
hidrogenasi (adisi gas hydrogen) terhadap minyak nabati.

Permasalahan :

salah satu variabel yang berpengaruh pada proses reaksi esterifikasi adalah
katalis. sifat reaksi esterifikasi yang lambat membutuhkan katalis agar berjalan
lebih cepat, tapi mengapa dari artikel yang saya baca Mengapa HCl pekat dan
NaOH pekat tidak dapat berperan sebagai katalis dalam reaksi esterifikasi?

Anda mungkin juga menyukai