Revisi Revisi 2 Dari Kak Bondan Edit
Revisi Revisi 2 Dari Kak Bondan Edit
SEDIMENTOLOGI
oleh :
Asisten :
Bondan Wisnuaji Putra
NIM. H1K014029
2018
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh :
Kelompok 4
Asisten
DAFTAR ISI.......................................................................................................................i
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................................ii
DAFTAR TABEL..............................................................................................................iii
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................................iv
KATA PENGANTAR.........................................................................................................v
I. PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Tujuan 4
II. TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................5
2.1. Karakteristik Pantai 5
2.2. Sedimentasi 6
2.3. Arus 7
III. MATERI DAN METODE..........................................................................................10
3.1. Materi 10
3.1.2.Bahan 11
3.3. Waktu dan Tempat 14
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................................15
4.1. Pasang Surut 15
4.2. Sedimen Dasar17
4.3. Hubungan Kecepatan Arus terhadap Transpor Sedimen 19
Berdasarkan grafik diatas bahwa secara garis besar, sedimen yang terbawa arus
merupakan golongan 80 (0,150). pada jam pertama diperoleh total rataan gram
butir sedimen yaitu 520.6 gr. Kemudian 21
V. KESIMPULAN...........................................................................................................24
5.1. Kesimpulan 24
5.2. Saran 25
LAMPIRAN.....................................................................................................................29
i
DAFTAR GAMBAR
halaman
iii
DAFTAR LAMPIRAN
halaman
Puji syukur atas kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
tanpa suatu halangan yang berarti. Sholawat serta salam senantiasa penulis
kegiatan praktikum.
2. Seluruh asisten praktikum Sedimentologi yang telah memberikan
terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun senantiasa penulis harapkan
demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
v
I. PENDAHULUAN
Barat Daya dan merupakan daerah yang berbatasan langsung dengan Provinsi
Jawa Barat. Kabupaten Cilacap secara geografis berada di antara 108 o4’30” –
2011).
terletak di bagian selatan Pulau Jawa Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten Cilacap
merupakan daerah terluas di Jawa Tengah, dengan batas wilayah sebelah utara
Kebumen dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Ciamis dan Kota
Jawa Tengah. Selain itu, Cilacap berada di pesisir selatan Jawa Tengah yang juga
memiliki garis pantai terpanjang di provinsi ini yang mencapai 103 kilometer. Hal
ini menjadikan potensi wisata alam yang ada lebih didominasi oleh wisata pantai
23 -198 dpl. Wilayah Cilacap bagian tengah pada umumnya datar dan sebagian
berbukit dengan ketinggian antara 8 -75 dpl. Wilayah Cilacap bagian timur pada
1
umumnya datar dengan ketinggian 8 -10 dpl. Wilayah Cilacap bagian selatan
pada umumnya datar landai yang merupakan daerah pantai dengan ketinggian
diwilayah cilacap bagian tengah, timur dan selatan antara 28 oC – 31 oC, Serta
(Wadell, 1932) dalam Santosa, 2013). Sedangkan sedimen atau endapan pada
umumnya diartikan sebagai hasil dari proses pelapukan terhadap suatu tubuh
batuan, yang kemudian mengalami erosi, tertansportasi oleh air, angin, dll, dan
proses pengendapan material yang ditransport oleh media air, angin, es,
atau gletser di suatu cekungan. Sedangkan batuan sedimen adalah suatu batuan
yang terbentuk dari hasil proses sedimentasi, baik secara mekanik maupun secara
kimia dan organik. Secara mekanik Terbentuk dari akumulasi mineral-mineral dan
batuan sedimen. Sifat dan komposisi batuan sedimen sangat dipengaruhi oleh
proses fisik dan kimia dari batuan/tanah. Partikel tersebut bervariasi dalam ukuran
(dari bongkah sampai lempung/koloidal), bentuk dari bulat sampai tajam. Ada
(Rifardi, 2012).
dibedakan dalam tiga bagian yaitu, lingkungan pengendapan darat, transisi dan
(transportasi), media transportasi dapat berupa air, angin maupun es, namun yang
memiliki peranan yang paling besar dalam sedimentasi adalah media air. Selama
Untuk menentukan ukuran butir di gunakan alat yaitu sieve shaker. Sieve
shaker merupakan suatu alat yang berfungsi dalam memilah sedimen berdasarkan
yang pada dasarnya diberikan lubang yang disebut dengan Mesh. Mesh
menggunakan sistem satuan Inggris menggunakan satuan inchi yang dihitung dari
pusat kawat. Ukuran partikel adalah dimensi suatu partikel yang dinyatakan
(Surbakti, 2014).
Oleh karena itu maka dianggap penting untuk dilakukan praktikum lapang
3
memahami beberapa Teknik pengambilan data sampel sedimen, perbedaan yang
terjadi pada data sampel sedimen dasar pada waktu pasang dan surut serta
I.2. Tujuan
di labotarorium.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Pantai selatan Jawa didominasi oleh gelombang dari Samudra Hindia, dan
relatif lebih sedikit di barat daya dan menghasilkan gelombang selatan-timur yang
al., 2012). Gelombang besar yang terjadi di perairan selatan pulau jawa pada
antara angin lokal yang bertiup kencang, khususnya saat musim barat dan
dipengaruhi oleh gerak sedimen di daerah dekat pantai oleh gelombang dan arus
(littoral transport) yang terdiri dari transport sepanjang pantai (long shore
Pergerakan sedimen yang diakibatkan oleh gelombang yang menjalar menuju pantai tidak
hanya terangkat bergerak arah vertikal, namun sedimen juga bergerak arah horizontal
pada daerah pantai dan surf zone (Black, 1986 dalam Yustian et al., 2016). Pasang
mendominasi sirkulasi air di sebagian besar muara sungai, sehingga suplai air di
muara sungai bergantung pada peristiwa pasang surut. Arus pasang akan mampu
mengaduk sedimen yang ada di muara sungai dimana hal ini terkait pula dengan
5
konsentrasi Muatan Padatan Tersuspensi (MPT) yang ada di muara sungai (Gross,
2.2. Sedimentasi
Sedimen adalah hasil proses erosi, baik berupa erosi permukaan, erosi
parit, atau jenis erosi tanah lainnya. Sedimen umumnya mengendap di bagian
bawah kaki bukit, di daerah genangan banjir, saluran air, sungai, dan waduk
fragmental oleh air sebagai akibat dari adanya erosi. Proses mengendapnya
material tersebut yaitu proses terkumpulnya butir-butir tanah yang terjadi karena
pertanian maupun di sepanjang dasar sungai, dasar waduk, muara, dan sebagainya
(Purwadi et al., 2016). Sumber sedimen berasal dari sungai yang terdapat pada
di sekitar muara akibat pengaruh arus, gelombang, dan pasang surut. Akumulasi
material yang terendapkan akan mempengaruhi luas daratan pada periode waktu
(Folk, 1980). Fraksi sedimen dibedakan atas tiga kelompok (kerikil, pasir, serta
Bed load atau angkutan material dasar adalah sedimen yang bergerak
pada dasar perairan (Marni, 2017). Makin besar kecepatan aliran, maka diameter
bed load yang menggelinding semakin besar. bed load transport adalah dominan
perhitungan pada tegangan geser dasarnya. Bed Load (BL): dasar laut pada
dasarnya datar dengan tidak ada riak-riak pasir maupun sedimen yang
2.3. Arus
Arus laut adalah gerakan massa air dari suatu tempat (posisi) ke tempat
yang lain. Arus laut terjadi dimana saja di laut. Pada hakekatnya, energi yang
menggerakkan massa air laut tersebut berasal dari matahari (Azis, 2006). Tipe
ganda, hal tersebut menyebabkan kecepatan arus pasut yang terjadi lebih variatif
dan pengendapan sedimen di setiap kondisi pasutnya (Hoekstra et al., 2002 dalam
Gemilang et al., 2017). Daerah yang relatif dangkal dimana pengaruh arus dan
kasar. Sedangkan di daerah yang lebih dalam, dimana arus atau energi
yang tidak begitu bervariasi. Pada lereng–lereng bawah permukaan dapat terjadi
7
turbidity current yang akan menghasilkan tipe sedimen yang khas, yang disebut
Pasang surut adalah perubahan gerak relatif dari materi suatu planet,
bintang dan benda angkasa lainnya yang diakibatkan aksi gravitasi benda-benda
angkasa di luar materi itu berada. Sehingga pasang surut yang terjadi di bumi
dua karakteristik pasang surut laut di Indonesia yaitu pasang surut tunggal
diklasifikasikan dalam 4 tipe, yaitu pasut tunggal murni (diurnal tides), pasut
semidiurnal tides). Dalam pasut tunggal murni, terjadi satu kali pasang dan satu
kali surut dalam sehari sedangkan pada pasut ganda murni dua kali pasang dan
dua kali surut dalam sehari. Pada pasut campuran tunggal, umumnya pasang
maupun surut terjadi satu kali sehari; kadang-kadang sekali dalam sehari; kadang-
kadang dua kali sehari (pada saat pasang perbani). Pada pasut campuran ganda
umumnya pada saat pasang maupun surut terjadi dua kali sehari, kadang-kadang
sekali sehari (pada saat pasang perbani) (Azis, 2006). Menurut penelitian
Handoyo et al (2015), tipe pasang surut di perairan Kabupaten Cilacap adalah
9
III. MATERI DAN METODE
3.1. Materi
3.1.1. Alat
3.1.1.1.Sedimen Dasar
Alat yang digunakan pada praktikum lapang sedimen dasar disajikan pada
tabel 1.
sampel sedimen
3. Kertas label Memberi keterangan
4. Spidol Menulis keterangan
5. Solatip Melindungi label supaya
tidak basah
saat pengovenan
2. Kuas Membantu pengayakan
3. Sieve shaker Menyeleksi sedimen
4. Timbangan analitik Menimbang berat sedimen
5. Oven Mengeringkan sedimen
3.1.1.2. Arus
pada tabel 3.
3.1.2.1.Sedimen
penyaringan
3.1.2.2.Pasang Surut
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah data sekunder yang
ke dasar perairan
3.2. Metode Lakukan pengambilan sampel sebanyak 3
kali.
Metode yang digunakan pada praktikum lapang sedimen dasar disajikan
Arahkan alat Beadload sampler tegak lurus
pada gambar 1. menghadap laut, 900 menghadap kearah
Barat dan 900 menghadap kearah Timur
3.2.1. Sedimen Dasar Pengambilan sampel dilakukan selama 3
menit.
Sempel sedimen dimasukkan
kedalam plasik
11
Timbang alumuniumfoil
Hasil
Gambar 2. Skema kerja sedimen dasar di laboratorium
3.2.3. Arus
Skema kerja praktikum lapang sedimen dasar arus disajikan pada gambar
3.
Tali rafia di
rentangkan
13
Hasil
Praktikum ini dilakukan pada tanggal 28-29 Juni 2018, praktikum lapang
Pasang surut laut merupakan fenomena naik turunnya muka laut secara
periodik yang terjadi di seluruh belahan bumi akibat adanya gaya pembangkit
pasang surut yang utamanya berasal dari matahari dan bulan (Ismail dan
pantai. Kondisi pasang surut berperan pada pemanfaatan ruang pantai, baik
pemanfaatan yang dilakukan pada ruang daratan pesisir, maupun pemanfaatan
kedalaman, keluasan perairan, pengaruh rotasi bumi, gesekan dasar. Selain itu
mempengaruhi topografi, lebar selat, bentuk teluk dan lain-lain (Sangari, 2014).
Pasang surut yang terjadi di bumi ada 3 jenis, yaitu pasang surut atmosfer,
pasang surut laut dan pasang surut bumi padat. Pasang surut atmosfer biasa
disebut sebagai pole tide atau atmospheric tide, pasang surut laut disebut ocean
tide dan pasang surut bumi padat adalah solid earth tide (Li et.al, 2014). Pasang
surut merupakan gaya tarik gravitasi dan efek sentrifugal, sedangkan sentrifugal
praktikum bervariasi pada tiap waktunya bergantung pada waktu pasang surutnya,
pada waktu pagi sampai sore hari air laut di Teluk Penyu Cilacap dalam keadaan
15
pasang dan tinggi, sedangkan pada waktu malam hari sampai pagi hari mengalami
surut. Pasang tertinggi dalam pengamatan praktikum terdapat pada pukul 09.00
Wib, yaitu sebesar 80,21 cm. Sedangkan untuk surut terendaah terdapat pada
surut suatu wilayah. Tipe pasang surut perairan Teluk Pennyu Cilacap adalah tipe
Pasang surut harian ganda (semi diurnal tide). Hal ini sesuai dengan peryataan,
Fadilah et al.,(2014): Dalam satu hari terjadi dua kali air pasang dan dua kali air
surut dengan tinggi yang hampir sama dan apasang surut terjadi secara beruntun
Hasil berat kering sedimen dasar (Bedload) pada pengamatan tiap jam
yang menominansi adalah jenis pasir halus dan kasar.hal ini dikarenakan dalam
17
7. 10,30 0,208
8. 11,30 0,328
9. 12,30 0,241
10. 13,30 0,262
11. 14,30 0,249
12 15,30 0,255
terendah adalah 0,138 pada pukul 05.30. hal ini menunjukan pkecepat transport
m/det akan menggerakan ukuran butir sedimen tersebut. Pergerakan sebaran jenis
sedimen dasar dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor utamanya adalah arus laut.
Sedimen bergerak maju-mundur sesuai dengan gerak partikel air (Saratoga, 2015).
transport sedimen. Transport sedimen yang terjadi disebut bed load. Transport
menggeser, dimana pada kondisi seperti ini terjadi pada aliran yang mempunyai
kecepatan arus berkurang maka arus tidak mampu untuk mengangkut sedimen
dapat mempengaruhi gerak sedimen berukuran 1mm jika kecepatan arus minimal
0.5 m/s. Poerbandono dan Djunasjah (2005) mengatakan bahwa sedimen yang
berukuran besar cenderung resisten terhadap gerakan arus. Kondisi arus juga
pengendapan fraksi sedang dan kasar sehingga persilangan lumpur dan pasir
(Nugroho dan Basit, 2014). Hubungan kecepatan arus terhadap bedload disajikan
pada gambar 6.
Berdasarkan grafik diatas, bahwa posisi arus yang diamati menunjukan arah
barat laut. Dengan pengamatan selama 12 jam diperoleh kecepatan rata rata
berkisar 0.775 m/s m/s. Adapun jenis sedimen yang mendominasi ialah sedimen
berukuran 0.125 mm. Pada jam pertama arus yang diperoleh sekitar 0.6 m/s ,
19
dengan masing – masing total dari berat sedimen yang dibawa (semua ukuran dan
segala arah) mencapai 1130,14 gr, jam kedua mencapai 498,36. Jam ketiga=
920.19. Jam keempat= 1075.45 jam kelima= 1490.97 jam keenam= 1316,65. Jam
kesepuluh= 943,61. Jam kesebelas= 899,68. Dan jam keduabelas= 920,12. Hal
tersebut dapat terjadi karena menurut Seibold dan Berger (1993) dalam Putra
(2015) kecepatan arus dapat mempengaruhi gerak sedimen berukuran 1mm jika
kecepatan arus minimal 0.5 m/s. .Kecepatan arus yang diperoleh rata – rata ialah
0.775 m/s dan itu artinya sedimen yang diperoleh sebagian besar berfraksi pasir.
Sedimen yang berukuran besar cenderung resisten terhadap gerakan arus. Kondisi
arus juga mempengaruhi artinya kondisi arus yang tidak stabil akan
dan pasir (Nugroho dan Basit, 2014). Data grafik bedload per jam disajikan pada
gambar 7.
arus merupakan golongan 80 (0,150). Pada jam pertama diperoleh total rataan
gram butir sedimen yaitu 520.6. Tabel hubungan kecepatan transport Bedload tiap
fraksi sedimen pada tiap jam dan arahnya dengan grafik pasang surut disajikan
pada tabel 5.
Tabel 5. Hubungan kecepatan transport Bedload tiap fraksi sedimen pada tiap jam
21
laut
14.30 0,4 Barat
laut
899.68 0.000345 0.001978 0.010737 0.98694
15.30 0,4 Barat
laut
920.12 0.000337 0.001695 0.030909 0.967059
Dapat dilihat dari grafik diatas pada saat terjadi pasang kecepatan transport
nya cenderung menurun dan ketika surut kecepatan transport naik. Hal tersebut
sesuai dengan pendapat Satriadi dan Widada (2004) dalam Gurning et al (2016)
bahwa pada saat pasang nilai padatan sedimen lebih besar dibandingkan pada saat
surut. Pada saat menuju pasang arus akan membawa MPT dominan ke arah darat,
berbeda dengan pada saat menuju surut arus akan membawa MPT ke arah laut dan
sebaran Muatan Padatan Tersuspensi lebih luas dan menyebar ke arah laut
menjauhi daratan karena pada saat menuju surut, kondisi muka air di pantai lebih
dalam plastik dan beri keterangan waktu dan arah pengambilan sampel,
2. Perbedaan data sampel sedimen dasar pada waktu pasang dan surut ialah
pada waktu pasang sampel sedimen dasar yang didapatkan jauh lebih
banyak dibandingkan sampel sedimen dasar pada waktu surut, selain itu
fraksi sedimen dasar yang didapatkan juga bervariasi antara pada waktu
pasang maupun surut. Nilai fraksi sedimen dasar yang paling tertinggi
berada pada ukuran 0,150 dengan berat kering 799,64 di waktu 11.30
(pasang), sedangkan nilai yang paling terendah pada ukuran 0,150 adalah
23
3. Pengambilan data dilapangan dilakukan dengan cara Bedload Sampler,
5.2. Saran
Fadilah., Suripin., Sasongko Dwi P. 2014. Menentukan Tipe Pasang Surut dan
Muka Air Rencana Perairan Laut Kabupaten Bengkulu Tengah
Menggunakan Metode Admiralty. Maspari Journal. 6 (1): 1-12.
Folk RL. 1980. Petrology of Sedimentary Rocks. Texas: Hemphill Publishing Co
Austin.
Ford, D.J. 2005. The challenges of observing geologically: Third graders’
descriptions of rock and mineral properties. Science Education. 89,276–
29.
Friedman, G.M. 1961. Distriction Between Dune, Beach, and River Sands From
Their Textural Characteristics. J. of Sedimentary Petrology, 31:514-
529.
Gemilang, W.A., U.J. Wisha, dan G. Kusumah. 2017. Distribusi Sedimen Dasar
Sebagai Identifikasi Erosi Pantai di Kecamatan Brebes Menggunakan
Analisis Granulometri. Jurnal Kelautan. 10 (1): 54-66.
Gurning, R.H., Baskoro R., dan Sugeng W. 2016. Pengaruh Arus Terhadap
Muatan Padatan Tersuspensi Di Muara Sungai Dan Sekitar Perairan
Kesunean, Cirebon. Jurnal Oseanografi. 5(4):512-522.
Handoyo, G., A.A.D. Suryoputro, dan I. Pratikyo. 2015. Konversi Tinggi Pasang
Surut di Perairan Cilacap Terhadap Energi yang Dihasilkan. Jurnal
Kelautan Tropis. 18 (2): 112-120.
25
Haryono dan S. Narni. 2004. Karakteristik Pasang Surut Laut di Pulau Jawa.
Forum Teknik. 28 (1): 1-5.
Horikawa, H., 1988, Nearshore Dynamic and Coastal Processes, University of
Tokyo Press, Tokyo.
Li Z., Jiang W., Ding W., Deng L., dan Peng L. 2014. Estimates of Minor Ocean
Tide Loading Displacement and Its Impact on Continuous GPS
Coordinate Time Series. Sensors. 14 (1) : 5552-5572.
Marni, Elly. 2017. Comparison Of Du Boy's And Colby Method In Estimation Of
Sediment Transport On Suspension In The Flood Of Flight Padang.
UNES Journal of Scientech Research (JSR), 2(2): 167-176.
Nugroho, H. S. dan A. Basit. 2014. Sebaran sedimen Berdasarkan Analisis Ukuran
Butir di Teluk Weda,Maluku Utara. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan
Tropis. 6(1) : 229-240.
Poerbondono dan E. Djunasjah. 2005. Survei Hidrografi. Refika Aditama,
Bandung.
Purwadi, Ofik Taufik, Dyah Indriana K dan Astika Murni Lubis.2016. Analisis
Sedimentasi di Sungai Way Besai. Jurnal Rekayasa, 20(3) : 1-12
Putra, E. R. 2015. Studi Sebaran Sedimen Dasar Di Perairan SumurAdem
Kabupaten indramayu. Jurnal Oseanografi. 4(2): 471-478.
Rampengan R.M. 2013. Amplitudo Konstanta Pasang Surut M2, S2, K1 dan O1 di
Perairan Sekitar Kota Bitung Sulawesi Utara. Jurnal Ilmiah Platax. 1
(3) : 118-124.
Rifardi. 2012. Ekologi Sedimen Laut Modern. Edisi Revisi. Jilid Ketiga. UR
Press. Pekanbaru
Rifardi. 2012. Ekologi Sedimen Laut Modern. UR Press, Pekanbaru.
Sanders, J. E. 1965. Primary Sedimentary Structures Formed by Turbidity
Currents and Related Resedimentation Mechanism. 12(1), 192-219.
27
LAMPIRAN
29
Lampiran 3. Dokumentasi kegiatan praktikum lapang