MANAGEMEN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI DIV KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SURABAYA
DI RUANG BEDAH FLAMBOYAN RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
OLEH
KELOMPOK 2
Gita Paradisma P27820714002 Aravika Nur H. P27820714018
Dimas Dwi N. P27820714003 Arum Wibisono P27820714020
Ahdal Casanoval P27820714006 Fitri Ardiana
Voni Indahyanti P27820714009 P27820714022
Asfin Novia R. P27820714010 Addib Auladana F. P27820714029
Ihsan Nur M. P27820714015 Fitrah Nurani E. P. P27820714030
Wahyu Widyawati P27820714036
Menyetujui,
Puji syukur atas kehadirat Allaah Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga laporan pengkajian praktik profesi manajemen
keperawatan di Ruang Bedah Flamboyan RSUD Dr. Soetomo Surabaya untuk
desiminasi awal telah selesai. Laporan ini dibuat untuk melaporkan pengkajian
awal penerapan Model Asuhan Keperawatan Profesional pada profesi stase
keperawatan manajemen.
Kami selaku tim penulis menyadari bahwa laporan diseminasi awal
yang telah kami buat ini belum sempurna, baik dalam segi isi maupun
penulisannya. Kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan demi
kesempurnaan dan introspeksi kami selanjutnya.
Kami juga berterima kasih kepada pembimbing akademik Program Studi
DIV Keperawatan Gawat Darurat Surabaya, pembimbing klinik di RSUD Dr.
Soetomo, pasien dan keluarga serta teman- teman kelompok yang telah
membantu dalam proses penyelesaian laporan. Tim penyusun berharap agar
laporan ini dapat memberikan pengetahuan dan bermanfaat bagi semua calon
perawat dan masyarakat pada umumnya.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan praktek manajemen keperawatan, mahasiswa
diharapkan mampu menerapkan prinsip-prinsip manajemen keperawatan
modifikasi dalam melaksanakan Model Asuhan Keperawatan Profesional
(MAKP) di Ruang Bedah Flamboyan RSUD Dr. Soetomo Surabaya
1.2.2 Tujuan Khusus
Dalam praktek Manajemen Keperawatan diharapkan mahasiswa mampu:
1) Melaksanakan pengkajian situasi ruangan di Ruang Bedah Flamboyan
RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
2) Melaksanakan analisis situasi berdasarkan analisa SWOT.
3) Menentukan prioritas masalah.
4) Menyusun plan of action ruangan berdasarkan hasil pengkajian dan
masalah yang ditemukan pada pelaksanaan manajemen keperawatan
meliputi:
(1) Menyusun plan of action untuk ketenagaan (M1)
(2) Menyusun plan of action untuk sarana prasarana (M2)
(3) Menyusun plan of action untuk metode (M3) yang terdiri dari:
- Menyusun plan of action untuk menyelesaikan masalah yang
ditemukan pada pelaksanaan MAKP. .
- Menyusun plan of action pada penerimaan klien baru.
- Menyusun plan of action pada sentralisasi obat.
- Menyusun plan of action pada timbang terima
- Menyusun plan of action pada supervisi keperawatan.
- Menyusun plan of action pada ronde keperawatan.
- Menyusun plan of action pada discharge planning.
- Menyusun plan of action pada dokumentasi keperawatan.
(4) Menyusun plan of action untuk keuangan (M4).
(5) Menyusun plan of action untuk mutu (M5).
5) Melaksanakan plan of action ruangan berdasarkan hasil pengkajian
manajemen keperawatan meliputi:
(1) Ketenagaan (M1)
(2) Sarana Prasarana (M2)
(3) Metode (M3) yang terdiri dari:
MAKP
Penerimaan klien baru
Sentralisasi obat
Timbang terima
Supervisi keperawatan
Ronde keperawatan
Discharge planning
Dokumentasi keperawatan
(4) Keuangan (M4)
(5) Mutu (M5)
6) Mengevaluasi pelaksanaan plan of action ruangan berdasarkan hasil
pengkajian manajemen keperawatan meliputi:
(1) Ketenagaan (M1)
(2) Sarana Prasarana (M2)
(3) Metode (M3) yang terdiri dari:
MAKP
Penerimaan klien baru
Sentralisasi obat
Timbang terima
Supervisi keperawatan
Ronde keperawatan
Discharge planning
Dokumentasi keperawatan
(4) Keuangan (M4)
(5) Mutu (M5)
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Pasien
Tercapainya kepuasan pasien terkait dengan patient safety yang optimal
meliputi identifikasi pasien, komunikasi yang efektif, ketepatan dalam
pemberian obat, ketepatan lokasi operasi, penurunan resiko infeksi
nosokomial dan penurunan resiko jatuh pasien selama dilakukan
perawatan.
1.3.2 Bagi Rumah Sakit
1) M1 (Man)
Setelah dilakukan praktik manajemen keperawatan, ruang Bedah
Flamboyan dapat menerapkan metode MAKP modular atau
modifikasi, kebutuhan jumlah tenaga perawat yang proporsional untuk
melakukan perawatan klien serta adanya perhitungan BOR per shift .
2) M2 (Material)
Dapat membantu mengajukan peralatan yang kurang dan membantu
administrasi pengelolaan material sesuai standart JCI.
3) M3 (Method)
(1) Dapat meningkatkan pelayanan keperawatan kepada pasien secara
menyeluruh.
(2) Dapat menurunkan hari perawatan
(3) Sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan kebijakan
manajemen, khususnya manajemen keperawatan yang berimplikasi
pada pendokumentasian asuhan keperawatan yang terkait dengan
perencanaan ulang di rumah sakit
4) M4 (Money)
Mendapatkan perawat yang loyalitas untuk rumah sakit dikarenakan
gaji yang diberikan sudah sesuai dengan beban kerja yang diberikan
serta perhitungan remunerasi yang transparan.
5) M5 (Mutu)
Dapat meningkatkan kualitas keselamatan pasien sesuai standart JCI
dan meningkatkan mutu kepuasan pelayanan pasien di Ruang Bedah
Flamboyan RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
1.3.3 Bagi Perawat
1) Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal.
2) Terbinanya hubungan antara perawat dengan perawat, perawat dengan
tim kesehatan yang lain, dan perawat dengan pasien serta keluarga.
3) Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin diri perawat.
4) Meningkatkan profesionalisme keperawatan.
BAB 2
PENGKAJIAN
Kepala Ruangan
Tata Usaha
Keterangan:
= garis komando
= garis koordinasi
Tugas kepala ruangan dalam perencanaan, pengorganisasian,
pengawasan, dan pengarahan dibantu oleh wakil kepala ruangan. Kegiatan
yang berhubungan dengan administrasi ruangan (misalnya pasien pulang),
kepala ruangan mendelegasikan tugas administrasi kepada tata usaha.
Asuhan keperawatan dilaksanakan secara berkesinambungan dengan
mengatur daftar dinas pagi, sore, dan malam. Pelaksanaan asuhan
keperawatan klien pada pagi hari di bawah tanggung jawab kepala
ruangan. Kepala ruangan menunjuk ketua tim yang bertanggung jawab
atas kondisi klien. Ketua tim dibantu oleh perawat pelaksana beserta
Pramu Bakti dan pekarya rumah tangga. Sehingga setiap jabatan memiliki
tugas dan tanggung jawab yang berbeda.
Hasil pengumpulan data, mayoritas perawat Bedah Flamboyan
menyatakan pembagian tugas sudah sesuai dengan struktur organisasi.
Mayoritas perawat mengatakan jumlah perawat tidak sesuai dengan jumlah
pasien di ruangan.
Rumah sakit RSUD Dr. Soetomo sebagai rumah sakit pemerintah
tipe A dan rumah sakit pendidikan yang menerima mahasiswa
keperawatan. Dalam melaksanakan kegiatan praktik klinik, hubungan
mahasiswa dengan tenaga keperawatan dan non-keperawatan di Ruang
Bedah Flamboyan terjalin dengan baik. Kepala ruangan mendelegasikan
salah satu perawat ruangan untuk menjadi pembimbing klinik bagi
mahasiswa keperawatan.
2.2.2 Tugas Masing-Masing Jabatan di Ruang Bedah Flamboyan
1. Kepala Ruangan
Kepala ruangan adalah seorang tenaga keperawatan yang diberi
tanggung jawab dan wewenang dalam mengatur dan mengendalikan
kegiatan pelayanan keperawatan di ruang rawat inap. Berikut ini adalah
tugas seorang kepala ruangan.
1) Menyusun rencana kerja pelayanan di ruang rawat inap.
2) Menyusun rencana kebutuhan tenaga keperawatan sesuai
kebutuhan.
3) Menyusun rencana kebutuhan perawatan dan obat-obatan sesuai
kebutuhan.
4) Menyusun dan membuat jadwal dinas.
5) Mengikuti timbang terima pasien dan memimpin doa sebelum
bekerja.
6) Melaksanakan orientasi pada perawat baru.
7) Melaksanakan program bimbingan mahasiswa.
8) Mengatur dan mengoordinasikan alat agar dalam keadaan siap
pakai.
9) Mengatur dan mengendalikan pemberian asuhan keperawatan.
10) Meningkatkan kolaborasi dengan tim lain.
11) Melakukan program bimbingan para staf yang mengalami
kesulitan.
12) Mendelegasikan tugas pada katim pada saat karu tidak ada.
13) Mengatur penugasan Pramu Bakti.
14) Mengadakan pertemuan berkala dengan staf.
15) Mengecek kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan.
16) Mengendalikan mutu pelayanan keperawatan dengan pemantauan
angka flebitis dan angka dekubitus.
17) Mengadakan diskusi dengan staf apabila ada masalah.
18) Membuat penilaian kinerja karyawan.
19) Merencanakan dan mengevaluasi mutu asuhan keperawatan dengan
instrument A, B, C.
20) Membuat laporan tahunan/ akuntabilitas kinerja.
2. Perawat Primer
Perawat primer adalah seorang perawat yang diberi wewenang dan
tanggung jawab dalam mengelola satu tim pelayan keperawatan pada
setiap shift jaga. Berikut ini adalah tugas seorang perawat primer.
1) Perawat bertanggung jawab atas terselenggaranya pelayanan shift
jaga.
2) Bersama kepala ruangan melakukan timbang terima pasien.
3) Membagi tugas tingkat ketergantungan pasien.
4) Menyusun rencana asuhan keperawatan.
5) Mengikuti visite dokter.
6) Mengkoordinir pekerjaan yang harus dilakukan bersama anggota
tim.
7) Mengorientasi pasien baru.
8) Menjelaskan rencana keperawatan yang telah ditetapkan pada
perawat pelaksana.
9) Memonitor pendokumentasian askep yang dilakukan perawat
pelaksana.
10) Melakukan bimbingan dan evaluasi pada perawat pelaksana.
11) Melakukan tindakan keperawatan yang tidak dapat dilakukan oleh
perawat pelaksana.
12) Mengatur pelakssanaan konsul dan pemeriksaan laporan.
13) Melakukan evaluasi perkembangan pasien pada setiap shift jaga.
14) Memberi health education pada pasien di bawah tanggung
jawabnya.
15) Membuat rencana pasien pulang.
16) Menyelenggarakan diskusi apabila ada masalah pasien setiap shift
jaga.
17) Membuiat laporan kerja.
18) Melaksanakan tugas limpah yang diberikan oleh kepala ruangan.
3. Pelaksana
Perawat pelaksana adalah seorang tenanga keperawatan yang diberi
wewenang untuk melaksanankan asuhan keperawatan di ruang
perawatan. Berikut ini adalah tugas seorang perawat pelaksana.
1) Mengikuti timbang terima pasien dengan katim dan karu.
2) Membaca rencana keperawatan yang telah ditetapkan.
3) Menerima pasien baru dan memberikan informasi tentang pasien
dan keluarga.
4) Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang akan dilakukan.
5) Melakukan tindakan keperawatan sesuai perencanaan.
6) Mengikuti visite dokter.
7) Mengecek kerapian dan kelengkapan status pasien.
8) Mengkomunikasikan kepada katim apabila ada masalah.
9) Menyiapkan pasien untuk pemeriksaan laboratorium, pengobatan,
dan tindakan.
10) Berperan serta dalam pendidikan kesehatan.
11) Melakukan inventaris fasilitas yang dilakukan dalam pelayanan.
12) Membantu tim lain apabila diperlukan.
13) Memberikan resep dan menerima obat dari keluarga pasien.
14) Melaksanakan tugas yang didelegasikan oleh katim atau karu.
4. Pramu Bakti
Pramu bakti adalah seorang tenaga non-keperawatan yang diberikan
wewenang untuk melaksanakan administrasi di ruangan dan membantu
keperawatan di ruang perawatan. Berikut ini adalah tugas seorang
Pramu Bakti.
1) Melakukan timbang terima dengan pramu bakti jaga sebelumnya.
2) Memantau kebersihan dan melakukan perkerjaan yang tidak
menjadi tugas cleaning service.
3) Memantau pemberian makanan pada pasien.
4) Mengantar dan mengambil cucian di laundry.
5) Mengantar bahan dan mengambil hasil pemeriksaan laboratorium.
6) Mengantar pasien dan mengambil hasil untuk pemeriksaan
radiologi.
7) Mengantar blangko bon dan mengambil permintaan obat atau
alkes, O2, ATK, alat kebersihan, alat rumah tangga, alat linen,
meubeleir blanko-blanko yang diperlukan.
8) Melakukan inventaris alat rumah tangga, alat linen ke dan dari
laundry.
9) Melaksanakan tugas administrasi di ruangan.
10) Mengantarkan pasien ke ruangan lain untuk tindakan, konsul, dan
pindah ruangan.
11) Mengambil pasien dari OK, dan ICU.
12) Mengantarkan pasien menuju kendaraan saat pulang sesuai
permintaan.
13) Mengantar dan mengambil alat-alat yang perlu diperbaiki.
14) Melaksanakan tugas lain yang diberikan perawat dan karu.
2.2.3 Tenaga di Ruang Bedah Flamboyan
1. Keperawatan
Tabel 2.1 Daftar nama tenaga keperawatan
3. Tenaga Medis
(1) Supervisor
(2) Dokter PPDS
NS
TKV
Kepala Leher
Orthopedi
Digestive
Plastik
(3) Dokter Muda
4. Mahasiswa
(1) AKPER PPNI : 5 orang
(2) S1 KEP : 4 orang
(3) Profesi Ners : 4 orang
(4) D4 Gadar : 12 orang
2.2.4 Kebutuhan Tenaga Keperawatan
Jumlah tenaga yang diperlukan tergantung dari jumlah pasien dan
tingkat ketergantungannya. Klasifikasi derajat ketergantungan pasien
dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu (Depkes RI, 2005):
1) Perawatan minimal : memerlukan waktu 1 sampai 2 jam sehari, kriteria:
trauma ekstremitas.
2) Perawatan pastial : memerlukan waktu 3 sampai 4 jam sehari, kriteria:
trauma abdomen, multiple fraktur, trauma thorak.
3) Perawatan total : memerlukan waktu 5 sampai 6 jam sehari, kriteria:
trauma kepala, spine injury
Berikut ini adalah penghitungan beban kerja perawat menurut Douglas
dalam Nursalam, 2015.
Tabel 2.5 Penghitungan beban kerja perawat menurut Douglas
Jadi, jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan untuk bertugas per hari di
Ruang Bedah Flamboyan adalah 18 orang ditambah 6 orang lepas dinas
ditambah 2 orang tenaga kepala ruangan dan wakil sama dengan 26 orang.
Berdasarkan data pengkajian pada tanggal 15 Januari 2018, mayoritas
perawat menyatakan dalam sehari bekerja selama 7 jam paga shift pagi, 7
jam pada shift sore, dan 10 jam pada shift malam. Pada shift pagi terdapat
6 orang perawat di ruang F1, 3 orang perawat di ruang F2, dan 2 orang
perawat di ruang F3. Maka total perawat pada satu hari sekitar 11 orang.
Perawat ruangan menyatakan beban kerja di ruang Bedah Flamboyan
cukup berat karena jumlah perawat yang tidak sesuai dengan jumlah
pasien.
Berdasarkan pengkajian di dapatkan kesenjangan antara teori dan
pengkajian, karena seharusnya jumlah tenaga perawat dalam satu hari
yaitu 18 orang tetapi di ruangan Bedah Flamboyan hanya 11 orang.
2.2.5 BOR (Bed Occupaty Rate)
1. BOR Ruang Bedah Flamboyan Tanggal 15-01-2018
Tabel 2.6 BOR di Ruang Bedah Flamboyan tanggal 15 Januari 2018
Rerata
Tindakan Keperawatan Waktu
No. Frekuensi waktu
Langsung (jam)
(jam)
1. Timbang terima pasien 0,75 1x 0,75
2. Pendokumentasian catatan 0,5 1x 0,5
di status pasien
3. Pendokumentasian catatan 0,5 1x 0,5
di buku operan
4. Memenuhi kebutuhan 0,5 1x 0,5
kebersihan dan
lingkungan
TOTAL 2,25 4 2,25
Rerata
Tindakan Keperawatan Waktu
No. Frekuensi waktu
Langsung (jam)
(jam)
1. Timbang terima pasien 1 1x 1
2. Pendokumentasian catatan 0,5 1x 0,5
di status pasien
3. Pendokumentasian catatan 0,5 1x 0,5
di buku operan
TOTAL 2 3 2
Dokter
Farmasi Dokumentasi
Perawat
2) Biaya Umum
Klien membayar semua biaya pelayanan yang telah diterima tanpa
menggunakan surat apapun. Jika klien mempunyai kartu tetapi dapat
menunjukkan atau belum mengurus BPJS / KIS / JAMKESDA /
JAMKESMAS / SKTM dalam waktu 3x24jam ke IKPK / Pengendali
BPJS maka akan dikenankan biaya umum sampai bisa menunjukkan
kartu tersebut ke IKPK / Pengendali BPJS.
3) Billing System
Pelaksanaan billing klien di ruang Bedah Flamboyan dilakukan oleh
petugas rekam medis yang merangkap sebagai petugas administrasi.
Adanya petugas yang melaksanakan billing dapat mengurangi beban
kerja perawat, tetapi menambah beban kerja petugas rekam medis.
Petugas tersebut merekap semua jenis pelayanan yang diterima klien
kemudian disajikan dalam bentuk Rincian Biaya Klien.
4) Tarif Rawat Inap
Tabel Tarif pelayanan ruang Bedah Flamboyan RSUD Dr. Soetomo
Tabel 2.25 Tarif pelayanan
30
20 26 24
10 0 0 0 0 0 0 0
0
No Dekubitus 15/01/2018
1. Jumlah pasien dengan decubitus 0 (0%)
2. Jumlah pasien yang beresiko dekubitus 22 (73%)
3. Jumah klien yang tidak beresiko dekubitus 8 ( 27%)
Total 30 (100%)
Sumber: Data Primer Tahun 2018