RSUD CIAWI
Oleh
2016
BAB I
PENDAHULUAN
2
pasien dewasa Sindrome Nefrotik diruang rawat inap Teratai C kelas 3
Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi, Bogor.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mengkaji status gizi pasien
2. Menentukan kebutuhan gizi sesuai dengan status gizi dan
penyakitnya
3. Menghitung anamnesa gizi pasien selama perawatan di Rumah
Sakit
4. Menentukan jenis diet sesuai penyakitnya
5. Melaksanakan intervensi
6. Memberikan edukasi gizi
7. Melakukan monitoring dan evaluasi pelayanan gizi
1.3 Metode
Ruang lingkup laporan studi kasus ini mengacu pada masalah gizi di
ruang rawat inap Teratai C Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi Bogor pada
tanggal 18 Mei 2016 pada penyakit Sindrom Nefrotik yang di derita oleh
Nn. R. F dengan menggunakan Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT)
(NCP).
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Mahasiswa
Sebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmu-ilmu yang telah didapat
selama proses perkuliahan.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Penyakit ini berlaku secara tiba-tiba dan berlanjut secara progresif dan
tersering pada anak-anak dengan insiden tertinggi ada anak usia 3-4 tahun
dengan rasio laki-laki dan perempuan 2:1. Biasanya ditemukan juga oliguria
dengan urin berwarna gelap, atau urin yang kental akibat proteinuria berat.
Terkadang dijumpai pula hematuria, hipertensi, dan penurunan fungsi ginjal.
Sedimen urin bisa juga normal namun bila didapati hematuria mikroskopik (>
20 eritrosit per lapangan pandang besar) dicurigai dengan adanya lesi
glomerular misalnya sklerosis glomerulus fokal.
4
Sindrom nefrotik bawaan diturunkan sebagai resesif autosomal atau
karena reaksi maternofetal dan resisten terhadap semua pengobatan.
Prognosisnya buruk dan biasanya pasien meninggal dalam bulan-bulan
pertama kehidupannya atau usia 1-5 tahun. Faktor prediposisi kematian
sering, oleh karena infeksi, malnutrisi atau gagal ginjal. Pasien bisa
diselamatkan dengan terapi agresif atau transplantasi ginjal yang dini.
5
3. Glomerulonephritis proliferative membranosa.
4. Glomerulonephritis stadium lanjut.
b. Penyebab Sekunder
Sindrom nefrotik sekunder timbul menyertai suatu penyakit
yang telah diketahui etiologinya. Penyebab yang sering dijumpai
adalah penyakit metabolik atau kongenital, infeksi, paparan toksin
dan alergen, penyakit sistemik bermediasi imunologik, neoplasma.
a. Infeksi : malaria, hepatitis B dan C, GNA pasca infeksi, HIV,
sifilis, TB, lepra, skistosoma
b. Keganasan : leukemia, Hodgkin’s disease, adenokarsinoma
:paru, payudara, colon, myeloma multiple, karsinoma ginjal
c. Jaringan penghubung : SLE, artritis rheumatoid, MCTD (mixed
connective tissue disease)
d. Metabolik : Diabetes militus, amylodosis
e. Efek obat dan toksin : OAINS, preparat emas, penisilinami,
probenesid, kaptopril, heroin.
f. Berdasarkan respon steroid, dibedakan respon terhadap steroid
(sindrom nefrotik yang sensitive terhadap steroid (SNSS) yang
lazimnya berupa kelainan minimal, tidak perlu biopsy), dan
resisten steroid atau SNRS yang lazimnya bukan kelainan
minimal dan memerlukan biopsy.
2.3 Patofisiologi
6
glomerulus. Sebagian besar protein dalam urin adalah albumin. Peningkatan
permeabilitas glomerulus menyebabkan albuminuria dan hipoalbumineia.
Sebagai akibatnya hipoalbuminemia menurunkan tekanan onkotik plasma
koloid, meyebabkan peningkatan filtrasi transkapiler cairan keluar tubuh dan
menigkatkan edema.
Hipoalbumin disebabkan oleh hilangnya albumin melalui urine dan
peningkatan katabolisme albumin di ginjal. Sintesis protein di hati biasanya
meningkat (namun tidak memadai untuk mengganti kehilangan albumin dalam
urin), tetapi mungkin normal menurun.
Sindrom nefrotik dapat terjadi di hampir setiap penyakit renal intrinsik
atau sistemik yang mempengaruhi glomerulus. Meskipun secara umum
penyakit ini dianggap menyerang anak-anak, namun sindrom nefrotik dapat
terjadi pada orang dewasa dan lansia.
Kolesterol serum, VLDL (Very Low Density Lipoprotein), LDL (Low
Density Lipoprotein), trigliserida meningkat sedangkan HDL (High Density
Lipoprotein) dapat meningkat, normal atau meningkat. Hal ini disebabkan oleh
sintesis hipoprotein lipid disentesis oleh penurunan katabolisme di perifer.
Peningkatan albumin serum dan penurunan tekanan onkotik.
Mekanisme terjadinya peningkatan kolesterol dan trigliserida akibat 2
faktor. Pertama, hipoproteinemia menstimulasi sintesis protein di hati termasuk
lipoprotein. Kedua, katabolisme lemak terganggu sebagi akibat penurunan
kadar lipoprotein lipase plasma (enzim utama yang memecah lemak diplasma
darah).
2.4 Tanda dan Gejala
7
darah, dan urinalis untuk melihat kadar protein dalam urin. Selain itu juga
dilakukan pemeriksaan kadar kolesterol dan trigliserida darah., oligouria,
arthalgia, ortostatik hipotensi, dan nyeri abdomen, edema generalisata, edema
jelas terjadi pada kaki, namun dapat juga terjadi pada bagian muka, perut
(ascites).
2.5 Hubungan Penyakit terhadap Metabolisme Zat Gizi
a. Energi
Energi dalam makanan berbentuk energi kimia yang dapat diubah
menjadi energi dalam bentuk yang lain. Bentuk energi yang berkaitan
dengan proses-proses biologis adalah energi kimia, energi mekanik,
energi panas dan energi listrik (Budiyanto, 2002).
Energi dibutuhkan manusia untuk mempertahankan hiup,
menunjang pertumbuhan, dan melakukan aktivitas fisik. Energi harus
tersedia dalam jumlah yang cukup agar sintesis protein dapat
berlangsung dan penggunaan asam amino untuk memenuhi kebutuhan
energi dapat dicegah. Energi tersebut diperoleh dari hasil oksidasi
karbohidrat, lemak, dan protein yang ada pada makanan serta alkohol.
Setiap gram karbohidrat dan protein menghasilkan energi sebesar
4Kal, lemak menghasilkan 9kal, dan alkohol menghasilkan 7kal.
Metabolisme karbohidrat, protein, lemak dan alkohol diatur oleh hati
(Almatsier, 2010). Oleh karena itu, hati dikatakan sebagai pemegang
peran utama dalam menjaga keseimbangan energi.
b. Protein
Protein adalah sumber asam amino tyang mengandung unsur-
unsur C, H, O dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat.
Molekul protein juga mengandung fosfor, belerang, dan unsur logam
seperti besi dan tembaga (Winarno, 1997).
Fungsi utama protein bagi tubuh yaitu membentuk jaringan baru
dan mempertahankan jaringan yang sudah ada. Secara garis besar
fungsi protein yaitu sebagai enzim, alat pengangkut dan penyimpan,
pengatur pergerakan, penunjang mekanis, membangun sel-sel jaringan
8
tubuh, pertahanan tubuh, bahan bakar dan pemberi tenaga, menjaga
asam basa cairan tubuh, membuat protein darah, dan media
perambatan impuls saraf (Pramadhani, 2006).
Ginjal merupakan organ penting dalam tubuh dan berfungsi
untuk membuang sampah metabolisme dan racun tubuh dalam bentuk
urin/air seni, yang kemudian dikeluarkan dari tubuh. Ginjal memiliki
struktur yang unik yaitu pembuluh darah dan unit penyaring. Proses
penyaringan terjadi pada bagian kecil dalam ginjal, yang disebut
dengan nefron. Setiap ginjal memiliki sekitar satu miliar nefron. Pada
nefron ini terdapat jaringan pembuluh darah kapiler (glomerulus) yang
merupakan organ filtrasi, yang saling menjalin dengan saluran-saluran
yang kecil, yaitu tubulus. Tubulus-tubulus ini pertama kali menerima
gabungan antara zat-zat buangan dan berbagai zat kimia hasil
metabolisme yang masih dapat digunakan oleh tubuh. Ginjal akan
menyaring zat-zat kimia yang masih berguna bagi tubuh (natrium,
fosfor, dan kalium) dan mengembalikannya ke peredaran darah dan
memasukannya lagi kembali kedalam tubuh. Dengan cara demikian,
ginjal turut mengatur kadar zat-zat kimia tersebut dalam tubuh.
Gangguan sindrom nefrotik terdapat pada pembuluh darah kapiler
pada glomerulus. Sindrom nefrotik disebabkan oleh adanya kerusakan
pada pembuluh darah kapiler pada glomerulus ginjal yang bekerja
menyaring sampah-sampah tubuh dan kelebihan air pada darah dan
mengirimkannya ke kandung kemih sebagai urin. Bila glomerulus
bekerja dengan benar, maka protein akan tetap terjaga di dalam darah
dan tidak keluar bersama urin. Ginjal sehat memungkinkan < 1gram
protein untuk dikeluarkan melalui urin dalam sehari. Pada sindrom
nefrotik glomerulus yang rusak bisa menyebabkan 3 gram atau lebih
protein masuk kedalam urine selama periode 24 jam. Sebagai akibat
dari kehilangan protein, darah kekurangan jumlah normal protein
darah yang diperlukan untuk mengatur cairan diseluruh tubuh. Protein
bertindak seperti spons untuk menyerap cairan ke dalam aliran darah.
9
Ketika protein dalam darah menjadi rendah, cairan akan terakumulasi
di jaringan tubuh sehingga menyebabkan pembengkakan.
10
minyak kacang tanah, minyak minyak kelapa, margarine,
kelapa sawit, minyak kedelai, dan mentega rendah garam
margarin dan mentega rendah
garam
Minuman Teh yang tidak kental, susu Batasi penggunaan gula,
skim, makanan dan minuman
manis seperti: sirup, cola,
limun, gula, dodol, tarcis,
kolak, dan es krim
Bumbu Bumbu jangan terlalu Cabai merah, cabai hijau,
merangsang. Salam, laos, lada
kunyit, bawang merah, bawang
putih, dan ketumbar boleh
dipakai tetapi jangan terlalu
banyak
11
BAB III
1.1 Assesment
1.1.1 Riwayat Personal
Nama : Nn. R. F
No RM : 541432-16
Ruang/tgl masuk : TC18/ 17 Mei 2016 /03.15 WIB
DPJP : dr. Miko SpPD
Usia : 20 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Mahasiswi
Alamat : Banjar Wangi 02/07, Banjar Wangi, Ciawi
Keluhan/Anamnesa : Sesak sejak 1 hari SMRS, sakit kepala berputar-
putar, mual (+), nyeri ulu hati (+), bengkak ± 1
bulan
Riwayat Penyakit :-
Diagnosa Medis : Nefrotik Syndrome, Dyspepsia
12
Lisinopril Mengobati hipertensi atau Merasa pusing atau kepala
tekanan darah tinggi. Mengobati terasa ringan saat bangkit dari
gagal jantung dan edema. posisi duduk atau berbaring
Mencegah terjadinya stroke dan
serangan jantung. Mencegah
gangguan ginjal dan mata sebagai
komplikasi diabetes
Miniaspi Mencegah agregasi platelet pada Iritasi GI, mual, muntah,
infark miokard & angina tak perdarahan GI, tukak peptik,
stabil, mencegah serangan serangan dispneu, reaksi
iskemik otak sepintas kulit, trombositopenia
Prednison Mengurangi inflamasi dan reaksi Sakit perut atau gangguan
alergi, menekan sistem kekebalan pencernaan, merasa mual,
tubuh infeksi jamur, mudah
merasakan kebingungan,
susah tidur, berat badan
bertambah, kekuatan otot
melemah dan merasa letih
atau lemah, menstruasi tidak
teratur
13
3.1.2 Antropometri
Lila : 32 cm
TB : 158 cm
BB dengan edema : 71,7 kg
Edema terjadi diseluruh tubuh (kedua kaki, kedua tangan, wajah, dan
perut), sehingga terjadi pengurangan berat badan sebanyak 14 kg
(Retnowidiyaningsih, 2013).
Bba : 71,7 -14 kg = 57,7 kg
𝐵𝐵 (𝑘𝑔)
IMT : 𝑇𝐵 (𝑐𝑚
57,7 𝑘𝑔
: 1,58²𝑚
23,11 kg/m²
BBI : (TB-100) – 10%
: (158-100) – 5,8
: 52,2 kg
Berdasarkan penghitungan IMT, Status gizi OS termasuk dalam
kategori overweight (WHO, 2005 Asia Pasifik) sehingga OS harus
mengurangi asupan makan guna mencapai berat badan idealnya.
3.1.3 Biokimia
Jenis 16/5/16 17/5/16 18/5/16 Nilai Rujukan Status
pemeriksaan
Hemoglobin 8,9 9,1 - 12-14 g/dl Rendah
Hematokrit 31 31 - 40-48 % Rendah
Leukosit 6900 7600 - 5-10 ribu/ml Normal
Trombosit 460000 513000 - 150-400 ribu/ml Tinggi
Eritrosit - 4,9 - 4,5-5,5 juta/ml Normal
Protein Total 3,75 - 6,6-8,7 g/dl Rendah
Albumin 1,29 - 2-6,5 % Rendah
Globulin 2,46 - 1,3-2,7 g/dl Normal
SGOT 18 - < 37 U/I Normal
SGPT 6 - < 42 U/I Normal
Ureum 20,3 - 10-50 mg/dl Normal
14
Creatinin 0,72 - < 1,5 mg/dl Normal
Glukosa Sewaktu 89 - 80-120 Normal
Kolesterol 523 584 < 200 mg/dl Tinggi
Trigliserida 109 40-155 mg/dl Normal
HDL Kolesterol 58 35-55 Tinggi
LDL Kolesterol 450 < 130 mg/dl Tinggi
Natrium 135 134 135-147 mmol/l Normal
Kalium 3,9 4,0 3,5-5,0 Normal
Klorida 106 106 100-106 Normal
Asam Urat 3,6 3,4-4,7 Normal
15
3.1.4 Klinis
16
Hasil recall OS SMRS
17
Sedap malam 0 0 0 0 0
Minyak 2,5 - - 2,5 22,1
Pepaya Pepaya 87 10,164 0,435 - 40,02
Snack Kue Lumpur 47 20,72 1,692 5,17 136,77
43,769 8,052 13,625 325,39
Bubur Bubur 25 6,5 0,6 0,1 30
Ayam ungkep Ayam 15 0 2,73 3,75 44,7
Minyak 2,5 - - 2,5 22,1
Sayur asem Labu siam 10 0,67 0,06 0,01 3
Kacang panjang 5 0,265 0,115 0,0005 1,55
Kacang merah 3 0,741 0,3 0,03 4,32
Tempe bacem Tempe 20 1,82 2,8 1,54 30
Minyak 2,5 - - 2,5 22,1
Jeruk Jeruk manis 90 10,08 0,81 0,18 40,5
20,076 7,415 10,610 178,27
Teh manis Gula 10 9,4 0 0 39,4
Biskuit Roma gandum 29 19 2 7 150
Total 118,69 23,507 44,82 945,81
Berdasarkan asupan os saat sebelum masuk rumah sakit dan saat os sudah masuk
rumah sakit. Terdapat perbedaan jumlah asupan makanan os yang cukup
signifikan dimana asupan os saat SMRS adalah sebesar 1727,2 kkal untuk energi,
KH 252,465 gr, P 59,55 gr, Lemak 71,24 gr. Sedangkan asupan os pada saat
dirumah sakit mengalami penurunan asupan yakni hanya sebesar 945,81kkal,
Karbohidrat 118,69 g, Protein 23,507 g, dan Lemak 44,82 g. Hal ini disebabkan
oleh adanya mual pada os dan penurunan nafsu makan os.
Kategori Persentase
Di atas kebutuhan >120%
Normal 90-119%
Defisit ringan 80-89%
Defisit sedang 70-79%
Defisit berat <70%
18
Sumber: DepKes, 1996 dalam Adisty 2012
20%𝑥1370,25
Lemak : = 30,45 𝑔𝑟
9
64,8𝑥1370,25
KH : = 221,98 𝑔𝑟
4
Pemberian makanan cair (Susu Ensure) untuk memenuhi kebutuhan zat gizi OS,
diberikan 2 kali dalam sehari. Perhitungan nutrisi :
KH : 31x2= 62 gr
P : 9x2= 18 gr
L : 7x2= 14 gr
19
b. Domain Klinis
c. Domain Behavior
NB 1.1 Kurangnya pengetahuan mengenai makanan seimbang
berkaitan dengan pemilihan bahan makanan yang salah ditandai
dengan riwayat makan os yang gemar mengonsumsi junk food
dengan frekuensi 3 kali dalam seminggu
20
3. Syarat diet
Syarat-syarat Diet Sindroma Nefrotik adalah :
a) Energi cukup untuk mempertahankan keseimbangan
nitrogen positif, yaitu 35kkal/kgBB per hari
b) Protein sedang, yaitu 1,0g/kgBB, atau 0,8g/kgBB ditambah
jumlah protein yang dikeluarkan melalui urine. Utamakan
penggunaan protein bernilai biologik tinggi
c) Lemak sedang yaitu 15-20% dari kebutuhan energi total.
Perbandingan lemak jenuh tunggal, dan lemak jenuh ganda
adalah 1:1:1
d) Natrium dibatasi, yaitu 1-4g sehari, tergantung berat
ringannya edema
e) Kolesterol dibatasi < 300mg, begitu pula gula murni, bila
ada peningkatan trigliserida darah
f) Bentuk makanan lunak menyesuaikan dengan keadaan dan
kondisi pasien
4. Konseling Gizi
a. Tujuan : Mendiskusikan perubahan pola makan
b. Masalah : Kurang pengetahuan terkait pangan dan gizi
c. Sasaran : Os dan keluarga Os
d. Materi : Diet Sindrom Nefrotik dan Rendah Garam 1
e. Waktu : 15 menit
5. Edukasi
a. Media : Leaflet Diet Ginjal
b. Tanggal & Waktu : 20 Mei 2016
c. Sasaran : Pasien dan keluarga pasien
d. Tujuan : Memberikan penjelasan kepada pasien
mengenai penyakit sindrom nefrotik, tanda dan gejala sindrom
nefrotik, hal-hal yang menjadi penyebab sindrom nefrotik,
sehingga terjadi perubahan gaya hidup dan pola makan os selama
ini yang masih kurang tepat
e. Proses edukasi =
21
Menjelaskan mengenai sindrom nefrotik, memberikan
informasi mengenai bahan makanan yang dianjurkan dan
bahan makanan yang dibatasi. Serta memberikan contoh
menu sehari yang dapat diterapkan dirumah dan juga
memberikan informasi mengenai proses pengolahan bahan
makanan yang tepat sesuai dengan penyakit yang diderita
oleh OS
6. Monitoring dan Evaluasi
7. Perencanaan Menu
BM SP KH P L E
7 5 3 75
PROT NABATI 1 7 5 3 75
5 1 0 25
SAYUR B 1 5 1 0 25
12 0 0 50
BUAH 2 24 0 0 100
GULA 0,5 6 0 0 25
SUB TOTAL 42 6 3 225
KH 40 4 0 175
NASI 4 160 16 0 700
SUB TOTAL 202 22 3 925
PH 4,3
0 7 2 50
RL 2,2 0 15,4 4,4 110
0 7 5 75
22
LS 2,3 0 16,1 11,5 172,5
SUB TOTAL 202 53,5 18,9 1207,5
0 0 5 50
LEMAK 2,5 0 0 12,5 125
TOTAL 214 53,5 31,4 1437,5
9. Implementasi
23
Menu Bahan makanan Berat Energi Protein Lemak KH
Jelly 61 1 - - -
24
Labu siam 22 6,6 0,132 0,022 1,474
Jagung 4 5,88 0,204 0,028 1,26
Santan encer 15 18,3 0,3 1,5 1,14
Semangka Semangka 87 24,36 0,435 0,174 6,003
442,25 20,967 11,603 64,55
TOTAL 1333,46 60,433 41,632 177,61
Asupan Makan Os
25
Extra putih telur 60 30 6,48 0 0,48
Jelly 41 1 - - -
26
Menu Bahan makanan Berat Energi Protein Lemak KH
Bubur Ayam
Bubur 200 120 2,4 0,4 26
Cianjur
Ayam 20 59,8 3,64 5 0
Telur (expt) 60 30 6,48 0 0,48
Kacang kedelai 5 14,3 1,51 0,78 1,505
Kerupuk 20 76,2 0,1 0 18,3
Susu Susu Ensure 44 230 9 7 31
Minyak 5 44,2 - 5 -
574,5 23,13 18,18 77,285
Nasi Tim Nasi Tim 187 224,4 4,488 0,748 48,62
Semur ayam Ayam 25 74,5 4,55 6,25 0
Minyak 2,5 22,1 - 2,5 -
Orak arik
sayuran
Buncis 25 8,5 0,6 0,075 1,8
(buncis, tahu,
telur)
Tahu 55 44 5,995 2,585 0,44
Minyak 5 44,2 - 5 -
Sup kacang
Wortel 25 9 0,25 0,15 1,975
merah wortel
Pisang Pisang 100 46 0,5 - 12,2
Telur (ept) 60 30 6,48 0 0,48
Snack Jelly 63 1 - - -
Susu Susu Ensure 44 230 9 7 31
741,4 32,483 24,848 96,55
Nasi tim Nasi tim 187 224,4 4,488 0,748 48,62
Telur puyuh
bungkus Daging giling 21 36,54 4,116 4,1 0
daging
Minyak 2,5 22,1 - 2,5 -
Cah tauge
Tauge 15 5,1 0,555 0,18 0,645
kucai
Tahu 55 44 5,995 2,585 0,44
Minyak 2,5 22,1 - 2,5 -
Sup Oyong
Oyong 15 2,85 0,12 0,03 0,615
Wortel
Wortel 20 7,6 0,2 0,12 1,58
27
Pepaya
Pepaya 89 40,94 0,445 - 10,858
Potong
Telur (ept) 60 30 6,48 0 0,48
435,63 22,399 12,763 63,268
TOTAL 1751,53 79,012 55,791 237,103
Asupan Makan Os
Bubur Ayam
Bubur 54 64,8 1,296 0,216 14,04
Cianjur
Ayam 12 35,76 2,184 3 0
Telur (expt) 60 30 6,48 0 0,48
Kacang kedelai 3 8,58 0,906 0,501 0.903
Kerupuk 8 30,5 0 0 7,3
Minyak 5 44,2 - 5 -
Susu Susu Ensure 44 230 9 7 31
443,84 20,46 15,717 53,723
Bubur Bubur 48 57,6 1,152 0,192 12,48
Semur ayam Ayam 13 38,74 2,366 3,25 0
Minyak 2,5 22,1 - 2,5 -
Orak arik
sayuran
Buncis 10 3,4 0,24 0,03 0,72
(buncis, tahu,
telur)
Tahu 15 12 1,635 0,705 0,12
Telur 5 7,7 0,62 0,54 0,035
Minyak 5 44,1 - 5 -
Sup kacang
Wortel 11 3,96 0,11 0,066 0,869
merah wortel
Snack Jelly 53 1 - - -
28
496,6 22,076 19,283 57,904
Telur puyuh
bungkus Daging giling 15 26,1 2,94 1,5 0
daging
Telur Puyuh 5 5,8 0,535 0,35 0,08
Minyak 2,5 22,1 - 2,5 -
Cah tauge
Tauge 15 5,1 0,555 0,18 0,645
kucai
Tahu 10 8 1,09 0,47 0,08
Minyak 2,5 22,1 - 2,5 -
Sup Oyong
Oyong 5 0,95 0,04 0,01 0,205
Wortel
Wortel 10 3,6 0,1 0,06 0,79
Pepaya
Pepaya 89 40,94 0,445 - 10,858
Potong
Telur (ept) 60 30 6,48 0 0,48
224,89 10,97 7,45 27,203
Asupan
makanan dari Sop Buah
luar
Melon 10 3,8 0,1 0 0,8
Apel 8 4,64 0,024 0,032 1,192
Pear 10 5,2 0,1 0 1,2
Nata de coco 20 30,3 4,1 1,42 0
Susu Kental manis 20 64 1,6 1,7 10,9
107,94 5,924 3,152 14,092
TOTAL 1273,27 59,43 45,602 152,928
29
Susu Ensure 200cc
Sore : Nasi tim, Woku (ikan bumbu kemangi), Cah Pokcoy Tomat,
Schotel bihun tahu, buah semangka potong (expt 2-2-2)
Intervensi hari 2
30
Bihun 20 69,6 0,94 0,02 16,42
Telur 5 7,7 0,62 0,54 0,035
Semangka Semangka 93 26,04 0,465 0,186 6,417
Telur (ept) Telur (ept) 60 30 6,48 0 0,48
487,09 25,078 9,504 76,017
Total 1765,79 74,358 37,119 277,828
31
Tomat 3 0,72 0,039 0,015 0,141
Minyak 2,5 22,1 - 2,5 -
Schotel bihun
Tahu 20 16 2,18 0,94 0,16
tahu
Bihun 10 34,8 0,47 0,01 8,21
Telur 5 7,7 0,62 0,54 0,035
Semangka Semangka 93 26,04 0,465 0,186 6,417
Telur (ept) Telur (ept) 60 30 6,48 0 0,48
249,91 14,942 7,124 31,968
Asupan dari
Susu Bear Brand 189 120 6 7 9
luar
Biskuit Slai Olai 25 110 1 3 18
Anggur 30 9 0,15 0,06 2,04
Apel merah 85 49,3 0,255 0,34 12,665
288,3 7,405 10,4 41,705
TOTAL 1470,16 64,137 43,199 202,117
32
180%
176%
160%
140%
120%
SMRS
114%
116.20%
100% Hari ke-1
95%
86.20%
79.90%
85%
81.70%
72.70%
75.20%
Hari ke-3
72.70%
60%
83.20%
64.50%
55.20%
56%
40% 46.80%
20%
0%
Energi Karbohidrat Protein Lemak
33
BAB IV
PEMBAHASAN
4.2 Biokimia
34
Jenis 16/5/16 17/5/16 18/5/16 Nilai Rujukan Status
pemeriksaan
Hemoglobin 8,9 9,1 12-14 g/dl Rendah
Hematokrit 31 31 40-48 % Rendah
Leukosit 6900 7600 5-10 ribu/ml Normal
Trombosit 460000 513000 150-400 ribu/ml Tinggi
Eritrosit 4,9 4,5-5,5 juta/ml Normal
Protein Total 3,75 6,6-8,7 g/dl Rendah
Albumin 1,29 2-6,5 % Rendah
Globulin 2,46 1,3-2,7 g/dl Normal
SGOT 18 < 37 U/I Normal
SGPT 6 < 42 U/I Normal
Ureum 20,3 10-50 mg/dl Normal
Creatinin 0,72 < 1,5 mg/dl Normal
Glukosa Sewaktu 89
Kolesterol 523 584 < 200 mg/dl Tinggi
Trigliserida 109 40-155 mg/dl Normal
HDL Kolesterol 58 35-55 Tinggi
LDL Kolesterol 450 < 130 mg/dl Tinggi
Natrium 135 134 135-147 mmol/l Normal
Kalium 3,9 4,0 3,5-5,0 Normal
Klorida 106 106 100-106 Normal
Asam Urat 3,6 3,4-4,7 Normal
35
4.3 Fisik dan Klinis
36
BAB V
Kesimpulan
5.2 Saran
37
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. (2009). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama.
www.liputan6.com
www.repository.usu.ac.id
38