Anda di halaman 1dari 22

BAB I

KELISTRIKAN

1.1 Pengertian Listrik


Listrik merupakan suatu muatan yang terdiri dari muatan positif dan muatan negatif,
dimana sebuah benda akan dikatakan memiliki energi listrik apabila suatu benda itu
mempunyai perbedaan jumlah muatan. sedangkan muatan yang dapat berpindah adalah
muatan negatif dari sebuah benda, berpindahnya muatan negatif ini disebabkan oleh
bermacam gaya atau energi, misal energi gerak, energi panas dan sebagainya. perpindahan
muatan negatif inilah yang disebut dengan energi listrik. karena suatu benda akan
senantiasa mempertahankan keadaan netral atau seimbang antara muatan positif dan
muatan negative. Sehingga apabila jumlah muatan positif lebih besar dari muatan negative,
maka benda tersebut mencari muatan negative untuk mencapai keadaan seimbang.

1.2 Listrik Statis


Listrik statis (dalam bahasa inggris disebut electrostatic) adalah ilmu yang mempelajari
pengumpulan muatan listrik dan sifat-sifatnya pada suatu benda. Jika dilihat dari asal
katanya, kata listrik diikuti dengan kata "statis" yang berarti "diam". Hal ini
mengisyaratkan bahwa listrik statis berkaitan dengan gejala kelistrikan yang diam atau
tidak mengalir. Listrik statis tidak dapat mengalir dari satu tempat ke tempat yang lain,
melainkan hanya menyala sekejap di satu tempat. Jadi, listrik statis tidak dapat
menghasilkan arus listrik.
Dalam sejarah kelistrikan, listrik inilah yang pertamakali ditemukan oleh para ahli
terdahulu. Listrik yang kita nikmati sekarang ini merupakan hasil pengembangan dari
listrik statis ini. Listrik statis pertama kali ditemukan oleh ahli matematika berkebangsaan
Yunani Kuno, Thales of Miletus (625-547 SM). Kala itu, beliau mengambil batu berwarna
kuning yang disebut dengan batu ambar. Thales kemudian menggosok-gosokkan batu
tersebut dengan kain wol. Tanpa diduga, bulu ayam yang berada di sekitarnya tertarik dan
menempel

1
Dalam penggosokan tersebut, ternyata Thales telah memberikan muatan listrik ke batu
ambar melalui kain wol. Muatan inilah yang menyebabkan bulu ayam yang berada di
sekitar batu ambar tertarik dan menempel pada batu ambar tersebut. Inilah kemudian
menjadi sejarah awal ditemukannya listrik statis.
1. Proses Terjadinya Listrik Statis
Peristiwa listrik statis dapat terjadi baik pada isolator maupun konduktor. Peristiwa
listrik statis terjadi setelah adanya materi yang menjadi bermuatan karena proses gesekan
(gosokan) yang diistilahkan dengancharging by friction, atau menjadi bermuatan karena
gesekan. Gesekan atau gosokan antara dua materi ini akan membuat electron dari atom
materi yang satu berpindah ke atom materi yang lain, sehingga kedua materi menjadi
bermuatan. Materi yang melepaskan elektronnya, menjadi bermuatan positif, sebaliknya
bermuatan negatif. Jadi, perpindahan elektron pada peristiwa listrik statis terjadi karena
proses gesekan atau gosokan.
Setelah materi menjadi bermuatan listrik maka terjadilah peristiwa listrik statis, seperti
penggaris plastik bermuatan menarik serpihan kertas. Penggaris plastik yang awalnya tidak
bermuatan atau netral digosok-gosok dengan kain wol, elektron-elektron yang ada pada
kain wol akan berpindah ke penggaris plastik tersebut. Akibatnya, penggaris plastik disebut
sebagai benda yang bermuatan listrik negatif. Ketika penggaris tersebut didekatkan ke
sobekan kertas, sobekan kertas akan tertarik oleh penggaris. Hal tersebut menunjukkan
bahwa benda yang bermuatan listrik negatif dapat menarik benda-benda ringan di
sekitarnya yang bermuatan listrik positif.

Selain penggaris plastik, contoh peristiwa listrik statis


yang lain adalah rambut panjang berdiri saat menyentuh
kubah generator Van de graff, terjadinya petir dengan
kilat cahaya disertai suara guruh, dan sebagainya. Pada
hakikatnya fenomena listrik statis ini terjadi sebagai
upaya pelepasan muatan (discharge) dari materinya yang bermuatan listrik untuk kembali
menjadi netral.

2. Manfaat/ Penerapan Listrik Statis

2
Penerapan listrik statis sudah dapat kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Penerapan
tersebut mendatangkan manfaat bagi kehidupan manusia. Berikut ini beberapa contoh
penerapan dari listrik statis :
a. Alatpenggumpal asap untukmengurangipolusi

Pada tahun 1906, seorang kimiawan Amerika, Frederick Gardner Cottrelberhasil


menemukan suatu alat yang berfungsi untuk menggumpalkan asap yang keluar dari
cerobong asam pabrik sehingga dapat menekan polusi udara. Alat sederhana ini bekerja
berdasarkan prinsip gaya Coulomb dan induksi muatan. Caranya adalah dengan memasang
dua logam yang mempunyai muatan besar tetapi berlawanan tanda pada cerobong asap
pabrik. Partikel asap yang mengalir melewati cerobong akan terinduksi sehingga memiliki
muatan induksi. Muatan yang dihasilkan ada yang positif dan ada yang negatif. Partikel
asap tersebut akan tarik menarik sehingga membentuk partikel yang lebih besar dan berat.
Bertambahnya berat partikel mengakibatkan partikel tidak ikut mengalir ke atas bersama
asap. Partikel itu akan jatuh di dasar cerobong.
b. Pengecatan Mobil

3
Pada saat cat disemprot, butiran halus cat akan memiliki muatan karena bergesekan
dengan udara. Permukaan mobil yang akan dicat diberi muatan yang berlawanan dengan
muatan butir-butir cat agar butiran cat dapat tertarik ke permukaan mobil tersebut. Cara ini
sangat efektif diterapkan pada permukaan yang tidak rata. Hal ini terjadi karena butir cat
menempel dengan mengikuti medan listrik yang ada. Akibatnya, butir-butir cat akan
menutupi semua permukaan mobil yang mungkin tersembunyi dari semprotan cat. Dengan
demikian, cara ini dapat menghasilkan hasil pengecatan yang rata dan menjangkau tempat
yang tersembunyi.
c. Mesin Fotokopi

Mesin fotokopi memiliki bagian utama berupa pelat foto konduktif, Pelat ini tidak mampu
menghantarkan listrik ketika berada dalam ruang yang gelap. Pelat konduktif ini baru akan
menghantarkan listrik jika dikenai cahaya. Mula-mula pelat foto konduktif diinduksi
dengan menggerakkan kawat bermuatan listrik negative di sepanjang permukaannya.
Dengan begitu, di permukaan pelat foto itu akan terbentuk muatan induksi

4
yang bermuatan positif. Ketika kertas yang akan difotokopi disinari, pantulan cahaya
mengenai pelat foto konduktif yang telah mengandung muatan induksi. Akibatnya,
terbentuk muatan listrik persis seperti pada kertas yang akan dikopi Kemudian tinta yang
bermuatan negatif disemprotkan pada pelat, Selanjutnya tinta itu dipindahkan ke kertas lain
untuk membuat fotokopinya. Ketas ini dipanaskan agar tinta menempel kuat.
3. Bahaya Listrik Statis
Selain memiliki manfaat, ternyata listrik statis juga dapat mendatangkan bahaya akibat
aktivitasnya. Misalnya, seperti petir dan kebakaran atau ledakan tangki minyak.
a. Petir (Halilintar)
Udara panas yang naik ke langit saat hari sedang cerah dapat mengandung muatan.
Muatan ini akan diberikan ke butiran air di awan. Jika melintas di atas gedung, awan
bermutan negatif besar menimbulkan induksi pada atap gedung. Karena muatan induksi
berlawanan dengan muatan awan, mengakibatkan tarik-menarik antara keduanya. Jika
kedua muatan ini sangat besar, maka akan menimbulkan aliran elektron dalam jumlah
banyak ke atap gedung, aliran itu berbentuk loncatan bunga api listrik yang disebut petir.
b. Kebakaran/LedakanTangkiMinyak
Tangki minyak ketika dalam keadaan kosong akan mengandung banyak uap gas yang
rentan terbakar. Uap ini dapat meledak atau terbakar jika ada loncatan bunga api yang
ditimbulkan aktivitas listrik statis. Oleh karena itu, orang yang bekerja di dalam atau dekat
tangki harus memakai pakaian khusus anti listrik statis.

1.3 Listrik Dinamis


Listrik Dinamis adalah listrik yang dapat bergerak. cara mengukur kuat arus pada
listrik dinamis adalah muatan listrik dibagai waktu dengan satuan, muatan listrik adalah
coulumb dan satuan waktu adalah detik. kuat arus pada rangkaian bercabang sama dengan
kuata arus yang masuk sama dengan kuat arus yang keluar. sedangkan pada rangkaian seri
kuat arus tetap sama disetiap ujung-ujung hambatan. Sebaliknya tegangan berbeda pada
hambatan. pada rangkaian seri tegangan sangat tergantung pada hambatan, tetapi pada
rangkaian bercabang tegangan tidak berpengaruh pada hambatan. semua itu telah
dikemukakan oleh hukum kirchoff yang berbunyi "jumlah kuat arus listrik yang masuk
sama dengan jumlah kuat arus listrik yang keluar". berdasarkan hukum ohm dapat
disimpulkan cara mengukur tegangan listrik adalah kuat arus × hambatan. Hambatan

5
nilainya selalu sama karena tegangan sebanding dengan kuat arus. tegangan memiliki
satuan volt(V) dan kuat arus adalah ampere (A) serta hambatan adalah ohm.
1. Arus Listrik
Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang disebabkan dari pergerakan
elektron-elektron, mengalir melalui suatu titik dalam sirkuit listrik tiap satuan waktu. Arus
listrik (I) yang mengalir melalui penghantar didefinisikan sebagai banyaknya muatan listrik
(Q) yang mengalir setiap satu satuan waktu (t).
Secara matematis dapat dituliskan:
I = arus listrik (A)
I = Q/t
Q = muatan listrik (C)
t = selang waktu

Contoh cara menghitung arus listrik:


Pada suatu penghantar mengalir muatan listrik sebanyak 60 coulomb selama 0,5 menit.
Hitung besar arus listrik yang mengalir pada penghantar tersebut ?
Penyelesaian:
Diketahui: Q = 60 C
t = 0,5 menit = 30 sekon
Ditanyakan : I ?
jawab: I = Q/t
I = 60 / 30
I = 2 ampere
Jadi besar kuat arus listrik yang mengalir pada penghantar 2 ampere.
2. Tegangan Listrik
Sumber tegangan listrik yaitu peralatan yang dapat menghasilkan beda potensial listrik
secara terus menerus. Beda potensial listrik diukur dalam satuan volt (V). Alat yang
digunakan adalah volmeter.
Beda potensial adalah usaha yang digunakan untuk memindahkan satuan muatan
listrik. Hubungan antara energi listrik, muatan listrik dan beda potensial dapat dituliskan
dalam persamaan:
V = W/ Q
Ket : V = Beda potensial listrik dalam volt (V)
W = energi listrik dalam joule (J)

6
Q = muatan listrik dalam coulomb (C).
Arus listrik hanya akan terjadi dalam penghantar jika antara ujung-ujung penghantar
terdapat beda potensial (tegangan listrik). Alat ukur beda potensial listrik adalah volmeter.
Dalam rangkaian voltmeter dipasang paralel dengan hambatan (beban).
Contoh :
Beda potensial antara ujung penghantaradalah 12 volt, hitunglah besarnya energi listrik
jika jumlah muatan yang mengalir sebesar 4 coulomb.
Diketahui: V = 12 volt
Q=4C
Ditanyakan : W ?
Jawab: W = V. Q
W = 12 volt x 4 C
W = 48 joule

1.4 Listrik AC-DC


1. Pengertian
AC merupakan singkatan dari Alternating Current. Arus AC adalah arus listrik yang
nilainya berubah terhadap satuan waktu, arus ini dapat pula disebut dengan arus bolak-
balik. Listrik arus bolak-balik dihasilkan oleh sumber pembangkit tegangan listrik yang
terdapat pada pusat-pusat pembangkit tenaga listrik. Pada umumnya listrik arus bolak-balik
banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya sebagai penerangan rumah
(lampu) dan keperluan rumah tangga seperti kipas angin, setrika, dan lain-lain.
Arus listrik AC akan membentuk suatu gelombang yang dinamakan dengan gelombang
sinus atau lebih lengkapnya sinusoida. Di Indonesia sendiri listrik bolak-balik (AC)
dipelihara dan berada dibawah naungan PLN, Indonesia menerapkan listrik bolak-balik
dengan frekuensi 50Hz. Tegangan standar yang diterapkan di Indonesia untuk listrik bolak-
balik 1 (satu) fasa adalah 220 volt.
Sementara itu, DC merupakan singkatan dari Direct Current. Arus DC adalah arus
listrik yang nilainya tetap atau konstan terhadap satuan waktu, arus ini dapat pula disebut
dengan arus searah. Contoh sumber listrik arus searah adalah baterai dan akumulator
(accu). Karena itulah listrik banyak digunakan untuk alat elektronik, control, automotive,
dan lain-lain.

7
Pada awalnya aliran arus pada listrik DC dikatakan mengalir dari ujung positif menuju
ujung negatif. Semakin kesini pengamatan-pengamatan yang dilakukan oleh para ahli
menunjukkan bahwa pada arus searah merupakan arus yang alirannya dari negatif
(elektron) menuju kutub positif. Nah aliran-aliran ini menyebabkan timbulnya lubang-
lubang bermuatan positif yang terlihat mengalir dari positif ke negatif.
Namun demikian sejalan dengan berkembangnya teknologi listrik arus AC dapat dirubah
menjadi listrik arus DC, begitu juga sebaliknya. Cara mengubahnya dengan menggunakan
alat yang disebut power supply atau adaptor. Contoh perubahan listrik AC ke DC adalah
charger handphone yang digunakan untuk mengisi baterai handphone (DC) melalui listrik
AC yang terpasang di rumah-rumah.
2. PerbedaanListrikArus AC dan DC
a. Perbedaan yang pertama dapat dilihat dari bentuk gelombangnya. Bentuk
gelombang ini dapat dilihat dan diteliti dengan menggunakan osiloskop.
Osiloskopadaahalat yang digunakan untuk melihat gelombang sinus yang
ditimbulkan tenaga AC dan DC. Bentukdan lambing gelombanglistrikarus AC
dan DC dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

b. Perbedaan yang kedua dapat dilihat dari metode penggunaannya. Arus AC


memiliki besar dan arah yang berubah-ubah secara bolak-balik. Maksudnya,
kutub arus ini selalu berubah-ubah dari positif ke negartif dan negative ke
positif. Karena itulah, walaupun stop kontak (colokan listrik) dipasang bolak-
balik tidak akan terjadi konsleting ataupun kerusakan lainnya. Sebaliknya jika
sebuah baterai yang merupakan listrik arus DC dipasang terbalik, maka beterai
tidak akan berfungsi. Bahkan untuk alat-alat listrik DC lain akan terjadi

8
ketidak normalan fungsi. Hal ini terjadi karena kutub arus DC tidak pernah
berubah dari positif ke negative maupun sebaliknya.

1.5 Rangkaian Seri danParalel


1. Rangkaian Seri
Rangkaian seri adalah salah satu model rangkaian listrik yang dikenal dewasa ini.
Dalam pelajaran kelistrikan, rangkaian seri adalah suatu rangkaian yang semua bagian-
bagiannya dihubungkan berurutan, sehingga setiap bagian dialiri oleh arus listrik yang
sama. Rangkaian ini disebut juga dengan rangkaian tunggal, membiarkan listrik mengalir
keluar dari sumber tegangan, melalui setiap bagian, dan kembali lagi ke sumber tegangan.
Kuat arus yang mengalir selalu sama di setiap titik sepanjang rangkaian. Hambatan yang
dirangkai secara seri akan semakin besar nilai hambatannya. Sedangkan, lampu yang
dirangkai secara seri nyalanya menjadi semakin redup. Apabila satu lampu mati, maka
lampu yang lain juga akan mati.
a. Ciri ciri rangkaian Seri
Ciri-ciri rangkaian seri adalah semua komponen listrik yang akan dipasang disusun
secara berderet atau berurutan. Kabel penghubung semua komponen tersebut tidak
memiliki percabangan sepanjang rangkaian, sehingga hanya ada satu jalan yang dilalui
oleh arus. Akibatnya, arus listrik (I) yang mengalir di berbagai titik dalam rangkaian
sama besarnya, sedangkan beda potensialnya berbeda. Artinya semua komponen yang
terpasang akan mendapat arus yang sama pula. Rangkaian seri memiliki hambatan total
yang lebih besar daripada hambatan penyusunnya. Hambatan total (Rtotal) ini disebut
hambatan pengganti. Beda potensial atau tegangan total (Vtotal) dari rangkaian seri
adalah hasil jumlah antara beda potensial pada tiap resistor. Semua pernyataan ini dapat
dirumuskan menjadi:

9
Keuntungan menggunakan rangkaian seri adalah dapat mengurangi biaya pemakaian
kabel listrik. Sedangkan kelemahannya, energi yang diserap masing-masing alat listrik
menjadi semakin kecil. Contoh lampu menjadi redup jika dirangkai seri. Jika salah satu
dari komponen listrik putus/rusak maka semua komponen tidak dapat bekerja. Selain itu,
hambatan listrik jika komponen dirangkai seri akan semakin besar.
b. GambarRangkaian Seri
1) Rangkaian Seri Resistor

2) Rangkaian Seri padaLampu

2. Rangkaian paralel
Rangkaian paralel diartikan sebagai rangkaian listrik yang semua bagian-bagiannya
dihubungkan secara bersusun. Akibatnya, pada rangkaian paralel terbentuk cabang di
antara sumber arus listrik. Olehnya itu, rangkaian ini disebut juga dengan rangkaian
bercabang. Dalam rangkaian ini, semua percabangan yang ada dapat dilalui oleh arus
listrik. Di setiap cabang itulah komponen listrik terpasang, sehingga masing-masing

10
komponen itu memiliki cabang dan arus tersendiri. Arus tersebut mengaliri semua
komponen listrik yang terpasang secara bersamaan. Rangkaian paralel diperlukan jika kita
akan melakukan pengaturan arus listrik, dengan membagi arus listrik dengan cara merubah
beban yang lewat di tiap percabangan.
a. Ciri-ciriRangkaianParalel
Ciri-ciri dari rangkaian paralel adalah semua komponen listrik terpasang secara
bersusun atau sejajar. Pada rangkaian paralel arus yang mengalir pada setiap cabang
berbeda besarnya. Setiap komponen terhubung dengan kutub positif dan kutub negatif
dari sumber tegangan, artinya semua komponen mendapat tegangan yang sama besar.
Sedangkan, hambatan totalnya menjadi lebih kecil dari hambatan tiap-tiap komponen
listriknya. Semuanya dapat ditulis dalam bentuk rumus matematis:
Kelebihan menggunakan rangkaian paralel adalah apabila saklar dimatikan, maka

tidak semua komponen mati kecuali komponen yang dihubungkan dengan saklar yang
dimatikan, misalnya lampu. Selain itu, Jika ada salah satu cabang atau komponen
listrik yang putus atau rusak, maka komponen yang lain tetap berfungsi. Sebab masih
ada cabang lain yang dapat dialiri arus listrik dan komponen yang tidak rusak itu masih
mempunyai hubungan dengan kedua kutub sumber tegangan. Sedangkan, kelemahan
rangkaian paralel adalah dibutuhkan lebih banyak kabel atau penghantar listrik untuk
menyusun seluruh rangkaian.
b. GambarRangkaianParalel
1) Rangkaian Paralel Lampu

11
2) Rangkaian Paralel Baterai

12
BAB II
PRINSIP KERJA DAN CARA PENGUKURAN

2.1 Dasar Teori

Multimeter adalah alat pengukur listrik yang juga disebut sebagai (volt-ohm meter),
Multimeter dapat digunakan untuk mengukur tegangan (volt meter), hambatan (ohm
meter), maupun arus (ampere meter). Multimeter sendiri terdapat dua jenis, yaitu
multimeter non elektronis atau yang disering disebut multimeter analog dan multimeter
elektronis yang sering disebut multimeter digital.

Alat yang digunakan dalam percobaan ini dalah multimeter analog, yang memiliki bagian-
bagian penting dan fungsinya sebagai berikut:

1. Papan Skala : bagian ini berfungsi untuk mengetahui besar pengukuran. Pada papan skala
terdapat skala-skala: tahanan/ resistansi dalam satuan ohm, tegangan (ACV dan DCV),
kuat arus (DCmA), dan skala-skala lainnya.
2. Saklar Jangkauan Ukur :digunakan untuk menentukan posisi kerja multimeter dan batas
ukur (range).
3. Jarum penunjuk skala : bagian ini berfungsi sebagai indikator penunjuk nilai atau harga
dari suatu objek yang diukur, indikator pointer ditunjukan dalam bentuk jarum penunjuk.
Apabila melakukan pengukuran arus, tegangan, ataupun tahanan, maka jarum penunjuk
akan bergerak menunjuk sebuah nilai yang sesuai dengan objek yang diukurnya.
4. Saklar pengatur posisi jarum (preset) : digunakan untuk menera jarum penunjuk pada
angka nol (sebelah kiri papan skala)
5. Tombol pengatur jarum pada posisi nol (zero adjustment) : digunakan untuk menera jarum
penunjuk pada angka nol sebelum Multimeter digunakan untuk mengukur nilai
tahanan/resistansi.
6. Test pin positif : merupakan terminal positif dan untuk menempatkan probe (+) atau probe
warna merah sebagai alat atau media pengukuran yang langsung terhubung dengan objek
yang akan diukur.
7. Test pin negatif: merupakan terminal negatif dan untuk menempatkan probe (-) atau probe
warna hitam sebagai alat atau media pengukuran yang langsung terhubung dengan objek
yang akan diukur.

13
Amperemeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kuat arus listrik. Umumnya alat
ini dipakai oleh teknisi elektronik dalam alat multi tester listrik yang disebut avometer
gabungan dari fungsi amperemeter, voltmeter dan ohmmeter.

Amper meter dapat dibuat atas susunan mikroamperemeter dan shunt yang berfungsi untuk
deteksi arus pada rangkaian baik arus yang kecil, sedangkan untuk arus yang besar
ditambahan dengan hambatan shunt.

Amperemeter bekerja sesuai dengan gaya lorentz gaya magnetis. Arus yang mengalir pada
kumparan yang selimuti medan magnet akan menimbulkan gaya lorentz yang dapat
menggerakkan jarum amperemeter. Semakin besar arus yang mengalir maka semakin besar
pula simpangannya.

2.2 Rangkaian Seri-Paralel

Rangkaian listrik campuran (seri-paralel) merupakan rangkaian listrik gabungan


dari rangkaian listrik seri dan rangkaian listrik paralel. Untuk mencari besarnya hambatan
pengganti rangkaian listrik gabungan seri - paralel adalah dengan mencari besaranya
hambatan tiap tiap model rangkaian (rangkaian seri dan rangkaian paralel), selanjutnya
mencari hambatan gabungan dari model rangkaian akhir yang didapat.

Rangkaian seri terdiri dari dua atau lebih beban listrik yang dihubungkan ke catu daya
lewat satu rangkaian. Rangkaian seri dapat berisi banyak beban listrik dalam satu
rangkaian. Contoh yang baik dari beberapa beban rangkaian dihubung seri adalah lampu
pohon Natal. ( kurang lebih 20 lampu dalam rangkaian seri ). Dua buah elemen berada
dalam susunan seri jika mereka hanya memiliki sebuah titik utama yang tidak terhubung
menuju elemen pembawa arus pada suatu jaringan. Karena semua elemen disusun seri,
maka jaringan tersebut disebut rangkaian seri. Dalam rangkaian seri, arus yang lewat sama
besar pada masing-masing elemen yang tersusun seri.
Sifat-sifat Rangkaian Seri
· Arus yang mengalir pada masing beban adalah sama.
· Tegangan sumber akan dibagi dengan jumlah tahanan seri jika besar tahanan sama.
Jumlah penurunan tegangan dalam rangkaian seri dari masing-masing tahanan seri
adalah sama dengan tegangan total sumber tegangan.

14
· Banyak beban listrik yang dihubungkan dalam rangkaian seri, tahanan total
rangkaian menyebabkan naiknya penurunan arus yang mengalir dalam rangkaian.
Arus yang mengalir tergantung pada jumlah besar tahanan beban dalam rangkaian.
· Jika salah satu beban atau bagian dari rangkaian tidak terhubung atau putus, aliran
arus terhenti.
Prinsip dalam rangkaian seri :
· Hambatan total merupakan hasil penjumlahan tiap-tiap hambatan serinya.
· Kuat arus dalam tiap-tiap hambatannya tetap dan besar kuat arus setiap hambatan
sama dengan kuat arus totalnya,
· Beda potensial/tegangan tiap-tiap hambatannya berbeda-beda dan hasil
penjumlahan tegangan tiap-tiap hambatannya sama dengan tegangan totalnya.

V total = V1 + V2 +.. Vn
I total = I1 = I2 =…. I n
R total = R1 + R2 + ... Rn

Contoh paling sederhana penerapan rangkaian listrik seri dalam kehidupan sehari-hari (di
rumah):
· Lampu hias pohon Natal model lama (yang baru pakai rangkaian elektronik & lampu
LED) merupakan rangkaian seri beberapa lampu (12V di-seri 20 pcs) sehingga dapat
menerima tegangan sesuai dengan jala-jala (220V).
· Lampu TL (tube Lamp) atau orang bilang lampu neon, model lama yang masih
memakai ballast, di dalam box nya memakai rangkaian seri antara jala-jala dengan
ballastnya.
· Di dalam setrika listrik ada rangkaian seri dengan bimetal (temperatur kontrol),
demikian juga kulkas.
· Sakelar/switch merupakan penerapan rangkaian seri dengan beban.

Rangkaian Paralel merupakan salah satu yang memiliki lebih dari satu bagian garis
edar untuk mengalirkan arus. Dalam kendaraan bermotor, sebagian besar beban listrik
dihubungkan secara parallel. Masing-masing rangkaian dapat dihubung-putuskan tanpa
mempengaruhi rangkaian yang lain.
Sifat-sifat Rangkaian Paralel

15
· Tegangan pada masing-masing beban listrik sama dengan tegangan sumber.
· Masing-masing cabang dalam rangkaian parallel adalah rangkaian individu. Arus
masing-masing cabang adalah tergantung besar tahanan cabang.
· Sebagaian besar tahanan dirangkai dalam rangkaian parallel, tahanan total rangkaian
mengecil, oleh karena itu arus total lebih besar. (Tahanan total dari rangkaian parallel
adalah lebih kecil dari tahanan yang terkecil dalam rangkaian.)
· Jika terjadi salah satu cabang tahanan parallel terputus, arus akan terputus hanya pada
rangkaian tahanan tersebut. Rangkaian cabang yang lain tetap bekerja tanpa terganggu oleh
rangkaian cabang yang terputus tersebut.

Prinsip dalam rangkaian paralel :


· Seper hambatan paralel merupakan hasil penjumlahan seper tiap-tiap hambatan
paralelnya.
· Kuat arus dalam percabangannya berbeda-beda dan perbandingan kuat arus tiap-tiap
percabangan berbanding terbalik dengan perbandingan hambatan tiap-tiap percabangannya
serta hasil penjumlahan kuat arus tiap-tiap percabangannya sama dengan kuat arus
totalnya.
· Beda potensial/tegangan tiap-tiap percabangannya tetap dan besar tegangan setiap
percabangan sama dengan tegangan totalnya.

V total = V1 = V2 = V3 = .. Vn
I total = I1 + I2 +.. In
1/R total = 1/R1 + 1/R2 + … 1/R n

Contoh paling sederhana penerapan rangkaian listrik paralel dalam kehidupan sehari-hari:
1) Distribusi Listrik PLN kerumah-rumah adalah paralel.
2) Stop contact merupakan rangkaian paralel dengan jala-jala.

Perbedaan Rangkaian seri dan paralel


· Rangkaian seri besar arus listriknya sama besar, tapi besar tegangannya berbeda-beda
tergantung besar hambatan pada rangkaian tersebut.
· Rangkaian paralel, besar tegangan adalah sama untuk masing hambatan yg terpasang,
tapi arusnya berbeda tergantung besar hambatan yg terpasang.

16
· Rangkaian seri, total hambatan tinggal dijumlah aja semua, kalo rangkaian paralel,
jumlah hambatan adalah 1/Rt = (1/R1)+(1/R2)+ ...
· Jumlah total hambatan pada rangkaian seri, lebih besar dari rangkaian parallel.
· total daya yg diserap rangkaian seri biasanya ebih besar dibanding rangkaian parallel.

2.3 Hukum I Kirchoff

Hukum I Kirchoff merupakan hukum kekekalan muatan listrik yang menyatakan


bahwa jumlah muatan listrik yang ada pada sebuah sistem tertutup adalah tetap. Hal ini
berarti dalam suatu rangkaian bercabang, jumlah kuat arus listrik yang masuk pada suatu
percabangan sama dengan jumlah kuat arus listrik yang ke luar percabangan itu.
Perbandingan antara hukum Ohm dengan hukum Kirchoff yaitu dimana keduanya sama
membahas tentang arus, hanya bedanya ohm lebih pada arus yang mengalir pada
konduktor yang memiliki beda potensial, sedangkan kirchoff menelaah kuat arus pada
rangkaian, baik tertutup atau pada percabangan. Hukum ini berbunyi “ Jumlah kuat arus
yang masuk dalam titik percabangan sama dengan jumlah kuat arus yang keluar dari titik
percabangan. Hukum I Kirchhoff secara matematis dapat dituliskan sebagai:

 dibaca ‘sigma’ artinya jumlah


Hukum Kirchoff pertama : Jumlah aljabar arus yang masuk ke dalam suatu titik
cabang suatu rangkaian adalah nol.
i=0 (6-5)
Persamaan (6-5) ini diartikan bahwa arus yang menuju titik cabang diberi tanda
positif dan yang meninggalkan titik diberi tanda negatif. Jadi pada setiap titik cabang
terlebih dahulu ditentukan arah-arah arusnya. Jika dalam perhitungan diperoleh harga arus
positif, maka arah yang kita berikan tersebut benar dan sebaliknya jika hasilnya negatif,
arah arus yang kita berikan terbalik.

17
Skema diagram untuk Hukum I Kirchhoff

Rangkaian untuk menyelidiki kuaat arus yang masuk dan keluar dari suatu titik simpul

2.4 Alat Yang Digunakan

1. Resistor : 3 buah
2. Amperemeter : 1 buah
3. Multimeter analog : 1 buah
4. Obeng : 1 buah
5. Kabel capit buaya ( crocodile) : 4 buah
6. Kabel colokan ( banana plug) : 4 buah
7. Sumber tegangan ( power supply) : 1 buah

2.5 Gambar Rangkaian

18
2.6 Langkah Kerja

Mengukur arus total dan arus pada tiap tahanan pada rangkaian paralel :

a) Memilih tiga buah resistor yang berbeda nilainya yaitu 47 Ω, 100 Ω dan 220 Ω .
b) Merangkai resistor dan multimeter secara seri paralel dengan menggunakan kabel capit
buaya (crocodile).
c) Menentukan sumber tegangan dengan nilai 4 V dengan multimeter analog.
d) Menghubungkan banana plug pada ujung rangkaian seri dan paralel dengan sumber
tegangan.
e) Menghubungkan banana plug pada ujung rangkaian seri paralel pada amperemeter.
f) Menghubungkan banana plug pada amperemeter dan sumber tegangan.
g) Menentukan range pada amperemeter sesuai arus yang akan diukur.
h) Mengukur arus yang melewati tahanan 47 Ω dengan menghubungkan kabel capit pada
amperemeter dan menghubungkan banana plug dari amperemeter ke resistor.
i) Mengukur arus yang melewati tahanan 100 Ω dengan menghubungkan kabel capit pada
amperemeter dan menghubungkan banana plug dari amperemeter ke resistor.
j) Mengukur arus yang melewati tahanan 220 Ω dengan menghubungkan kabel capit pada
amperemeter dan menghubungkan banana plug dari amperemeter ke resistor.
k) Mengulang percobaan menggunakan tegangan yang berbeda yaitu 6 V, 8 V dan juga
dengan nilai tahanan total yang berbeda.
l) Membaca dan menghitung hasil pengukuran arus rangkaian melalui amperemeter.
m) Mencatat hasil pengukuran.

A. Percobaan

 Hasil Pengukuran arus total rangkaian


R1 = 47Ω, R2 = 100Ω, R3 = 220Ω, Rtot = 115,75Ω

No Sumber Tegangan Arus Terhitung Arus Terukur

1 4V 34mA 20mA

2 6V 51mA 30mA

19
3 8V 69mA 40mA

 Pengukuran Arus Pada Masing-Masing Tahanan

No Sumber Tegangan Tahanan Arus Terhitung Arus Terukur

1 4V 100Ω 23 mA 12,5 mA

220 Ω 11 mA 7,5 mA

2 6V 100 Ω 35 mA 21mA

220 Ω 16 mA 9mA

3 8V 100 Ω 47mA 27mA

220 Ω 21mA 13mA

a) Terukur
 4V
I1 = I2+I3
I1 = 12,5 + 7,5
I1 = 20 mA

 6V
I1 = I2+I3
I2 = 21 mA
I3 = 9 mA
I1 =Itot = 30 mA

 8V
I1 = I2+I3
I2 = 27 mA
I3 = 13 mA
I1 =Itot = 40 mA

b) Terhitung
 4V
I1 = I2+I3

20
I1 = 23+11

I1 = 34 mA

 6V
I1 = I2+I3

I2 = 35 mA

I3 = 16 mA

I1 =Itot = 51 mA

 8V
I1 = I2+I3

I2 = 47 mA

I3 = 22 mA

I1 =Itot = 69 mA

2.7 Analisa Data Hasil Percobaan

Setelah melakukan percobaan dengan sumber tegangan 4V,arus total terukur sebesar 20
mA,sedangkan arus total terhitung 34 mA.Sumber tegangan 6V,arus total terukur 30
mA,sedangkan arus total terhitung 51 mA.Dan sumber tegangan 8V,arus total terukur 40
mA,sedangkan arus total terhitung 69 mA.
Dalam perbedaan hasil arus yang diperoleh pada percobaan diatas saya dapat menganalisa
adanya faktor-faktor yang berpengaruh pada proses pengukuran sehingga nilai yang
diperoleh tidak sama dengan nilai yang dihitung sebelumnya. Dari hasil analisa dapat
diperoleh faktor-faktor yang berpengaruh sebagai berikut. Faktor yang berpengaruh bisa
faktor dari luar/faktor eksternal atau faktor dari dalam/faktor internal.
1. Faktor Eksternal :
 Ketelitian,dalam membaca alat ukur diperlukan ketelitian yang tinggi,karena hasil dari
jarum penunjuk terkadang berubah-ubah dan angka pada alat ukur yang kecil sehingga
butuh ketelitian untuk membacanya.
 Keadaan lingkungan yang mempengaruhi pengukuran
Faktor internal :
 Panjang kabel,semakin panjang kabel yang dipakai dalam rangkaian maka arus yang
mengalir akan semakin kecil,karena kabel juga merupakan hambatan.

21
 Usia resistor,bila usia resistor semakin tua/lama,umumnya kualitas/efisiensi perangkat akan
menurun meskipun telah dilakukan perawatan.
 Sumber tegangan,tegangan yang kami peroleh dari power supply besarnya selalu berubah-
ubah meskipun sidah disetel sesuai kebutuhan,sehingga mempengaruhi hasil pengukuran.
 Letak alat ukur,alat ukur harus diletakkan menghadap ke atas, karena bila menghadap ke
samping atau ke bawah akan mendapat pengaruh gaya gravitasi,sehingga pengukuran
menjadi kurang akurat.

Rangkaian seri-paralel merupakan rangkaian listrik gabungan dari rangkaian listrik seri dan
rangkaian listrik paralel.Untuk mencari besarnya hambatan pengganti rangkaian listrik
gabungan seri - paralel adalah dengan mencari besarnya hambatan tiap tiap model
rangkaian (rangkaian seri dan rangkaian paralel), selanjutnya mencari hambatan gabungan
dari model rangkaian akhir yang didapat.
Dari hasil percobaan yang dilakukan,dapat disimpulkan bahwa arus total terukur pada
rangkaian seri-paralel memiliki nilai yang lebih kecil dibandingkan dengan arus total
terhitung pada rangkaian tersebut,hal ini di pengaruhi oleh factor eksternal maupun internal
,diantaranya: (panjang kabel, usia resistor, sumber tegangan, letak alat ukur, ketelitian, dan
keserasian.) internal. (User / manusia , lingkungan.) Eksternal.
Selain itu dapat juga diperoleh kesimpulan bahwa :

 Semakin besar nilai tahanan maka semakin kecil nilai arusnya, begitu juga sebaliknya.

 Jumlah arus yang masuk pada rangkaian parallel merupakan jumlah arus yang mengalir
pada rangkaian seri.

22

Anda mungkin juga menyukai