Anda di halaman 1dari 20

KEPERAWATAN PALIATIF

TERAPI KOMPLEMENTER

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Paliatif


Pada Program Studi Profesi Ners

Disusun oleh:
1. Dara Ochtarena 6. Annisah Dwi Astuti
2. Devi Harnita 7. Alif Rizqi Saputra
3. Agung Jabbar Sidiq 8. Dina Purnama Sari
4. Andika Indah Pratiwi 9. Dinda Annisa Asmintari
5. Anggun Eka Apriliyani 10. Dini Indah Rahmawati. I

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan

rahmat, karunia dan hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul

“Terapi Komplementer pada Keperawatan Paliatif” untuk memenuhi tugas mata kuliah

Keperawatan Paliatif ini dengan tepat waktu.

Makalah ini tidak akan selesai dengan baik tanpa dukungan berbagai pihak. Tak lupa

kami mengucapkan terimakasih kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa

2. Orang tua yang telah memberi kasih sayang serta dukungan moril dan materiil

3. Dosen pembimbing mata ajar Keperawatan Paliatif

4. Teman-teman seperjuangan Prodi Profesi Ners yang senantiasa mendukung satu

sama lain.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena

itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca sangat kami harapkan demi

kesempurnaan penyusunan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat berguna, tidak

hanya bagi kami, tetapi untuk semua yang membacanya

Semarang, Juli 2018

Kelompok 1

i
Daftar Isi
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

A. Latar belakang........................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................................... 2

C. Tujuan ........................................................................................................................ 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................... 4

A. Pengertian perawatan paliatif.................................................................................. 4

B. Tujuan perawatan Paliatif........................................................................................ 5

C. Terapi Komplementer .............................................................................................. 5

D. Kebijakan yang berlaku ........................................................................................... 6

E. Macam –Macam Terapi Komplementer................................................................ 7

F. Hubungan Terapi Komplementer pada Keperawatan Paliatif .......................... 12

G. Peran perawat dalam terapi Komplementer ........................................................ 13

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 16

A. Kesimpulan.............................................................................................................. 16

B. Saran ......................................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 17

ii
BAB I PENDAHULUAN
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pengobatan komplementer akhir akhir ini sangat popular di banyak negara.

Masyarakat luas mulai beralih dari pengobatan modern (medis) ke pengobatan

komplementer, meskipun pengobatan modern juga sangat maju. Menurut World Health

Organization (WH0,2003) dalam Lusiana 2006, negara negara di Afrika, Asia, dan

Amerika Latin menggunakan obat herbal sebagai pelengkap pengobatan primer yang

mereka terima. Hal tersebut juga dibuktikan di salah satu Negara Modern (Israel),

dimana dalam sebuah penelitian tentang penggunaan klinik pengobatan komplementer

untuk pengobatan nyeri. Di Negara tersebut ada 39,5% terlihat warga yang

mengunjungi klinik pengobatan komplementer (Peleg 2011). Di Indonesia, rumah sakit

sakit kanker “DHARMAIS” Jakarta merupakan salah satu dari 12 rumah sakit yang

telah ditunjuk oleh Departemen Kesehatan untuk melaksanakan dan mengembangkan

pengobatan komlementer ini (Kemenkes, 2011).

Klien yang menggunakan terapi komplemeter memiliki beberapa alasan.

Diantaranya yaitu pengalaman berobat ke dokter maupun rumah sakit yng tidak

kunjung sembuh, banyaknya pengobatan modern yang gagal, pengobatan

komplementer lebih murah dibandingkan dengan pengobatan modern, serta adanya

kepercayaan terhadap pengobatan komplementer karena pengaruh kebudayaan yang

dianut. Alasan lainnya yaitu karena efek samping pengobatan, yaitu sejumlah 82%

klien melaporkan adanya reaksi efek samping dari pengobatan konvensional yang

diterima menyebabkan memilih terapi komplementer (Snyder & Lindquis, 2002).

1
Salah satu metode terapi yang termasuk dalam terapi komplementer adalah

terapi paliatif. Menurut National Cancer Institute, terapi paliatif adalah terapi yang

bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien penderita penyakit berat, misalnya

kanker. Tujuan dari terapi paliataif adalah meningkatkan kualitas hidup dan

menganggap kematian sebagai proses normal, tidak mempercepat atau menunda

kematian, menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang mengganggu, menjaga

keseimbangan psikologis dan spiritual, mengusahakan agar penderita tetap aktif sampai

akhir hayatnya.

Kebutuhan masyarakat yang meningkat serta berkembangnya penelitian

terhadap terapi komplementer menjadi peluang perawat untuk berpartisipasi sesuai

kebutuhan masyarakat. Perawat dapat berperan sebagai konsultan untuk klien dalam

memilih alternatif yang sesuai. Diharapkan dengan penggabungan pengobatan

konvensional komplementer bisa didapatkan hasil terapi yang lebih baik. Oleh karena

itu dalam makalah ini penulis tertarik untuk membahas mengenai terapi komplementer

dalam keperawatan paliatif, sebagai pendukung kepada pengobataan medis

konvensional atau sebagai pengobatan pilihan diluar pengobatan medis yang

konvensional

B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian perawatan paliatif?

2. Apakah tujuan perawatan paliatif ?

3. Bagaimanakah konsep mengenai terapi komplementer?

4. Bagaimanakah kebijakan yang berlaku sehubungan dengan terapi komplementer?

5. Apa saja jenis-jenis terapi komplementer?

6. Bagaimana hubungan terapi komplementer dengan perawatan paliatif?


2
7. Bagaimanakah peran perawat pada terapi komplementer?

C. Tujuan

1. Umum

Untuk mengetahui konsep penggunaan terapi komplementer pada keperawatan

paliatif

2. Khusus

a. Untuk mengetahui pengertian perawatan paliatif

b. Untuk mengetahui tujuan perawatan paliatif

c. Untuk mengetahui konsep mengenai terapi komplementer

d. Untuk mengetahui kebijakan yang berlaku sehubungan dengan terapi

komplementer

e. Untuk mengetahui jenis-jenis terapi komplementer

f. Untuk mengetahui hubungan terapi komplementer dengan perawatan paliatif

g. Untuk mengetahui peran perawat pada terapi komplementer

3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian perawatan paliatif

Perawatan paliatif adalah perawatan yang dilakukan secara aktif pada penderita

yang sedang dalam fase terminal akibat penyakit yang dideritanya. Pasien sudah tidak

memiliki respon terhadap terapi kuratif yang disebabkan oleh keganasan ginekologis.

Perawatan ini mencakup penderita serta melibatkan keluarganya (Aziz, Witjaksono, &

Rasjidi, 2008).

Perawatan paliatif adalah pendekatan yang bertujuan meningkatkan kualitas

hidup pasien (dewasa dan anak-anak) dan keluarga dalam menghadapi penyakit

yangmengancam jiwa, dengan cara meringankan penderitaan rasa sakit melalui

identifikasi dini, pengkajian yang sempurna, dan penatalaksanaan nyeri serta masalah

lainnya baik fisik, psikologis, sosial atau spiritual. (World Health Organization (WHO)

2016).

Perawatan paliatif merupakan perawatan yang berfokus pada pasien dan keluarga

dalam mengoptimalkan kualitas hidup dengan mengantisipasi, mencegah, dan

menghilangkan penderitaan.Perawatan paliatif mencangkup seluruh rangkaian penyakit

termasuk fisik, intelektual, emosional, sosial, dan kebutuhan spiritual serta untuk

memfasilitasi otonomi pasien, mengakses informasi, dan pilihan (National Consensus

Project for Quality Palliative Care, 2013).

Perawatan paliatif adalah pendekatan yang bertujuan memperbaiki kualitas hidup

pasiendan keluarga yang menghadapi masalah yang berhubungan dengan penyakit yang

dapatmengancam jiwa, melalui pencegahan dan peniadaan melalui identifikasi dini

4
dan penilaian yang tertib serta penangan nyeri dan masalah-masalah lain, fisik,

psikososial dan spiritual (SK MenKes RI Nomor 812/MenKes/SK/VII/2007).

B. Tujuan perawatan Paliatif

Tujuan perawatan paliatif adalah untuk mengurangi penderitaan, memperpanjang

umur, meningkatkan kualitas hidup, dan memberikan support kepada keluarga penderita.

Meski pada akhirnya penderita meninggal, yang terpenting sebelum meninggal penderita

siap secara psikologis dan spiritual,serta tidak stres menghadapi penyakit yang

dideritanya. Perawatan paliatif diberikan sejak diagnosa ditegakkan sampai akhir hayat.

Artinya tidak memperdulikan pada stadium dini atau lanjut, masih bisa disembuhkan

atau tidak, mutlak perawatan paliatif harus diberikan kepada penderita. Perawatan

paliatif tidak berhenti setelah penderita meninggal, tetapi masih diteruskan dengan

memberikan dukungan kepada anggota keluarga yang berduka (Anita,2016).

Pola dasar pemikiran dalam pelaksanaan perawatan paliatif

1. Meningkatan kualitas hidup dan menganggap kematian adalah proses yang normal.

2. Tidak mempercepat atau menunda kematian.

3. Menghilangkan rasa nyeri dan keluhan lain yang mengganggu.

4. Menjaga keseimbangan dalam aspek psikologis dan aspek spiritual.

5. Berusaha agar penderita tetap aktif sampai akhir hayatnya.

6. Berusaha memberikan dukungan kepada keluarga yang berduka

C. Terapi Komplementer

Terapi komplementer (comlementary therapies) adalah semua terapi yang

digunakan sebagai tambahan untuk terapi konvensional yang direkomendasikan oleh

penyelenggaraan pelayanan kesehatan individu (Perry, Potter,2009).

5
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), terapi adalah usaha untuk

memulihkan kesehatan orang yang sedang sakit, pengobatan penyakit, perawatan

penyakit. Komplementer adalah bersifat melengkapi, dan menyempurnakan.

Peengobatan komplementer dilakukan dengan tujuan melengkapi pengobatan medis

konvensional dan bersifat rasional yang tidak bertentangan dengan nilai dan hukum

kesehatan Indonesia. Sedangkan menurut WHO (World Health Organization),

pengobatan komplementer merupakan pengobatan non-konvensional yang bukan berasal

dari negara yang bersangkutan, sehingga untuk Indonesia jamu misalnya, bukan

termasuk pengobatan komplementer tetapu merupakan pengobataan tradisional.

Pengobatan tradisional yang dimaksud adalah pengobatan yang sudah dari zaman dahulu

digunakan dan diturunkan secara turun temurun pada suatu Negara. Tetapi di Philipina

misalnya, jamu Indonesia bisa dikategorikan sebagai pengobatan komplementer.

Terapi komplementer adalah sebuah kelompok dari macam-macam system

pengobatan dan perawatan kesehatan, praktik, dan produk yang secara umum tidak

menjadi bagian dari pengobatan konvensional (Widyatuti,2012).

D. Kebijakan yang berlaku

Berdasarkan Permenkes RI Nomor : 1109/Menkes/Per/2007 adalah:


1. Intervensi tubuh dan pikiran (mind and body interventions) : Hipnoterapi, mediasi,
penyembuhan spiritual, doa dan yoga.
2. Sistem pelayanan pengobatan alternatif : akupuntur, akupresur, naturopati,
homeopati, aromaterapi, Ayurveda.
3. Cara penyembuhan manual : chiropractice, healing touch, tuina, shiatsu, osteopati,
pijat urut.
4. Pengobatan farmakologi dan biologi : jamu, herbal, gurah.
5. Diet dan nutrisi untuk pencegahan dan pengobatan : diet makro nutrient, mikro
nutrient.
6. Cara lain dalam diagnosa dan pengobatan : terapi ozon, hiperbarik

6
E. Macam –Macam Terapi Komplementer

1. Sistem medis Alternatif


a. Akupuntur
Akupuntur merupakan salah satu komponen dari obat tradisional Cina. Hal

ini didasarkan pada keyakinan di qi (kekuatan hidup), yang merupakan energy

yang mengalir melalui tubuh sepanjang jalur yang dikenal sebagi meridian.

Setiap ketidakseimbangan dalam qi diduga mengakibatkan kesulitan atau

penyakit. Ada 12 meridian utama yang diyakini sebagai titik akupuntur yang

sesuai dengan setiap bagian tubuh dan organ. Untuk menyeimbangkan aliran qi,

jarum sekali pakai yang sangat halus dimasukkan ke dalam acupoints di bawah

kulit. Dasar biologis dari qi belum ditemukan, namun diperkirakan bahwa

akupuntur menstimulus endorphin dan neurotransmiter lain di otak. Akupuntur

telah terbukti efektif untuk nyeri dan kemoterapi terkait mual dan muntah.

Kontraindikasi akupuntur pada lymphedema (risiko infeksi), alat pacu

jantung (tidak ada electroacupuncture, bisa mengganggu irama jantung), dan

kehamilan (perlu menghindari titik titik tertentu yang bisa merangsang rahim).

Akupressure tidak akan merangsang obat nyeri.

b. Akupresure
Akupresure adalah teknik pengobatan Cina tradisional yang didasarkan

pada ide-ide yang sama seperti akupuntur. Akupresur melibatkan penempatan

tekanan fisik dengan tangan pada titik-titik akupuntur yang berbeda pada

permukaan tubuh. Ada tiga titik akupresur yang perawat dapat gunakan atau

ajarkan pada pasien kanker untuk menstimulasi diri. Titik pada usus besar dapat

diakses oleh pasien/ keluarga/ perawat. Lokasi bagian berdaging dari kedua

tangan antara ibu jari dan jari telunjuk dan kemudian tekan dengan ibu jari tangan
7
berlawanan sampai pasien merasakan tekanan. Titik perut terletak di sisi lateral

lutut antara patella dan puncak tibia. Titik mual dan muntah terletak dua inci

proksimal ke puncak melintang dari pergelangan tangan antara dua tendon. Tekan

dengan ibu jari secara melingkar selama 1 sampai 2 menit.

2. Mind-body medicine

a. Meditasi

Meditasi adalah pengaturan perhatian oleh diri sendiri secara sengaja. Ada

dua kategori meditasi : konsentrasi dan kesadaran. Metode konsentrasi

menumbuhkan kemanunggalan perhatian dan mulai dengan mantra ( suara

diulang, kata, atau frase) seperti dalam meditasi transendental. Praktek

pengurangan stress berbasis kesadaran mulai dengan pemfokusan pikiran, emosi,

dan sensasi tanpa penilaian yang muncul di bidang kesadaran.

Meditasi telah membantu pasien kanker yang sakit parah untuk

menghilangkan rasa sakit fisik dan emosional. Ketenangan dalam meditasi

menimbulkan perasaan yang mendalam dari penerimaan, kesejahteraan, dan

kedamaian batin. Meditasi mengurangi tingkat stress yang berpotensi dapat

mengurangi pengalaman rasa sakit.

b. Hipnosis

Hipnosis adalah keadaan penuh perhatian, konsentrasi reseptif ditandai

dengan perubahan sensori, keadaan psikologis diubah, dan minim fungsi motoric.

Instruksi yang biasa diberikan menyarankan relaksasi fisik seperti mengambang

bersama dengan gambar yang mengalihkan perhatian dari rasa sakit. Hipnosis

dapat diinduksi dalam beberapa menit untuk mempertahankan analgesia yang

sedang berlangsung dan relaksasi dalam menghadapi tekanan emosional dan fisik.

8
Hipnosis dapat membantu mengurangi kecemasan dan nyeri pada pasien kanker

yang terminal.

c. Guided imagery
Ini mengalihkan focus mental dari rangsangan menyakitkan untuk

pengalaman yang lebih menyenangkan, gambaran, dan relaksasi. Guided Imageri

adalah intervensi yang dapat perawat lakukan dengan pengaturan yang berbeda (

rumah sakit, rumah, hospice), dapat digunakan dengan pasien dan keluarga untuk

mengurangi rasa sakit dan kecemasan

d. Pelatihan relaksasi

Pelatihan relaksasi melibatkan nafas dalam, relaksasi otot progresif, dan

pencitraan. Terapi relaksasi ini mampu mengurangi nyeri secara subjektif pada

pasien dengan kanker stadium lanjut.

e. Terapi distraksi
Terapi distraksi adalah teknik dimana rangsangan sensorik diberikan

kepada pasien dalam rangka untuk mengalihkan perhatian mereka dari

pengalaman yang tidak menyenangkan. Mislnya dengan diarahkan

membayangkan seolah melihat pemandangan alam, video game, dll.

f. Terapi Musik

Terapi music adalah penggunaan music yang diatur/ dikontrol untuk

perubahan klinis. Terapi music digunakan untuk mengurangi rasa sakit dan

penderitaan. Ada perbedaan antara penggunaan music dan terapi music. Terapi

music menggunakan bakat dari seorang professional terlatih yang memfasilitasi

kontak pasien, interaksi, kesadaran diri, dan ekspresi diri melalui alat musik.

Sebuah sesi terapi music dapat seperti mendengarkan, bernyanyi, bermain drum,

mengembangkan lirik, atau merekam untuk keluarga.

9
g. Terapis Seni

Terapi seni menggunakan proses kreatif untuk memungkinkan kesadaran

dan ekspresi emosi individu. Untuk pasien kanker, seringkali sulit untuk

mengungkapkan secara verbal apa yang dirasakan seseorang tentang diagnosis,

rawat inap, pengobatan, penyakit berulang, keluarga, dan kematian. Seni dapat

memfasilitasi kesadaran emosi sehingga dapat mengurangi gejala.

Dalam sebuah penelitian pasien kanker, sebagian besar dengan leukimia

dam limfoma, terapi seni menyediakan penurunan signifikan secara statistic pada

rasa sakit dan gejala umum lainnya, kecuali untuk mual. Dengan menggunakan

garis tubuh dan warna pastel , pasien kanker dapat memvisualisasikan rasa sakit

mereka, mengkomunikasikan emosi mereka, berurusan dengan citra tubuh, dan

mencari makna dari spiritualitas.

3. Manipulative and body based practice


a. Pijat atau masase
Pada pasien kanker, sentuhan membuat koneksi, kenyamanan, dan

peningkatan kualaitas hidup. Sentuhan berupa pijat menjadi bagian dari

perawatan di rumah sakit. Terapi pijat digunakan untuk meringankan gejala pada

pasien kanker. Misalnya saha teknik menggososk, membelai, menekan, atau

memijat jaringan lunak tubuh untuk mempengaruhi seluruh tubuh. Pijat dapat

mengurangi ketegangan otot, meningkatkan sirkulasi, relaksasi umum.

Pijat umumnya aman untuk pasien kanker, tetapi membutuhkan modifikasi

teknik khusus untuk pasien individu. Ada kontarindikasi khusus untuk pasien

hamil. Hal ini kontraindikasi pada daerah dengan metastase tulang (untuk risiko

patah atau pecah tulang) atau tumor ( untuk risiko perdarahan) ; untuk pasien

dengan jumlah trombosit < 50.000 ( untuk risiko memar) : di titik bekuan darah

(untuk risiko melepas thrombus dalam vena). Pijat dalam jaringan tidak boleh
10
diberikan pada pasien dengan kanker, tekanan ringan adalah pijat yang paling

tepat untuk pasien.

b. Gentle massase
Untuk memberikan kenyamanan tempatkan telapak tangan seluas mungkin

dengan seluruh tangan bersentuhan dengan bagian tubuh pasien seperti lengan

atau punggung. Jangan menggunakan ujung jari atau jempol karena dapat

memberikan banyak tekanan terlalu spesifik. Tekanan harus ringan dan tersebar

luas. Pilihan pola pijat bisa seperti lingkaran, dua lingkaran, oval, atau dua oval

besar. Hal ini penting untuk memindahkan tangan pada kecepatan dan tekanan

yang konsisten.

c. Refleksi
Refleksi adalah terapi sentuh yang didasarkan pada keyakinan bahwa ada

titik reflex atau titik energy pada kaki, tangan, dan telinga yang sesuai dengan

setiap kelenjar, organ, dan bagian tubuh. Dengan stimulasi terampil dari daerah –

daerah dan poin dengan tangan, jari, dan teknik praktis, system tubuh yang

difasilitasi untuk keseimbangan yang lebih besar. Refleksi akan memfasilitasi

pasien dalam keadaan santai dimana mereka dapat focus pada kesehatan daripada

penyakit. Refleksi dapat mengurangi kecemasan, mengurangi pengalaman rasa

sakit,

4. Energy medicine (Reiki)

Reiki adalah energy getaran yang difasilitasi oleh sentuhan yang sangat

ringan. Rei berarti yang universal atau energy tertinggi, dank i berarti energy

kekuatan hidup. Terapi Reiki diduga mendukung kesejahteraan kita dan untuk

memperkuat kemampuan alami kita untuk menyembuhkan dengan mendorong

keseimbangan dalam tubuh, pikiran, dan jiwa.

11
Reiki yang ditawarkan oleh seorang praktisi reiki dilatih untuk individu dan

melibatkan penempatan tangan yang sangat ringan pada tubuh pasien : kepala

hingga ujung kaki, depan dan belakang, dan di titik nyeri jika ditoleransi. Sentuhan

lembut dari Reiki adalah menenangkan, dan menstimulasi relaksasi yang mendalam.

Sebagian besar pasien kanker dapat menerima Reiki. Karena sentuhan yang ringan

tidak menimbulkan rasa tidak nyaman.

5. Biological Based Practice


Karena terapi komplementer adalah pengobatan untuk mendukung

pengobatan medis atau konvensional. Jadi herbal, vitamin, dan suplemen yang

diberikan akan berinteraksi dengan obat-obatan yang diberikan oleh dokter atau

tenaga medis lainnya. Namun, adanya interaksi antara obata herbal, vitamin, atau

suplemen dengan obat-obatan harus diwaspadai.

Contoh pengobatan komplementer dalam bentuk herbal yaitu herbal Sinshe

Fengshui, yaitu metode pengobatan yang memadukan obat-obatan herbal yang

berkhasiat tinggi dengan resep pengobatan Cina Kuno yang telah berusia ribuan

tahun. Selain itu ada tanaman herbal, yaitu gingseng yang berasal dar pegunungan

Cina Utara yang bermanfaat untuk pengobatan untuk menyegarkan tubuh dan jiwa

juga bermanfaat dalam menyembuhkan berbagai penyakit dan gangguan lainnya.

F. Hubungan Terapi Kompleenter pada Keperawatan Paliatif

Terapi komplementer merupakan terapi pelengkap dari terapi modern. Salah satu

penyakit paliatif yang bisa dilakukan terapi komplementer adalah penyakit kanker. Pada

penelitian yang dilakukan oleh Irawan, Rahayuwati dan Yani (2017) menunjukkan bahwa

pengguna terapi modern sering mengeluh mual muntah terutama pasca kemoterapi. Nah,

untuk mengurangi mual muntah, serat efek maupun gejala penyakit yang lainnya atau

12
untuk melengkapi terapi modern, masyarakat banyak menggunakan terapi komplementer

seperti akupuntur, obat herbal, dan juga pijat.

Beberapa fakta yang kita jumpai pada masyarakat akhir-akhir ini adalah

kecenderungan kembali kea lam dan terapi al ternative. Dengan banyaknya pilihan

tanaman obat yang ditawarkan, mahalnya biaya pengobatan keperawatan paliatif secara

konfensional, ketidakberhasilan dan banyaknya penyulit sampingan dalam pengobatan

konvensional, serta adanya kasus paliatif yang dapat disembuhkan dengan tanaman obat

mendorong makin banyak masyarakat yang memeilih pengobatan alternative antara lain

dengan tanaman obat dan terapi komplementer sebagai cara untuk pengobatan (Hasanah &

Widowati,2016).

G. Peran perawat dalam terapi Komplementer

Peran perawat yang dapat dilakukan dari pengetahuan tentang terapi

komplementer diantaranya sebagai konselor, pendidik kesehatan, peneliti, pemberi

pelayanan langsung, koordinator dan sebagai advokat. Sebagai konselor perawat dapat

menjadi tempat bertanya, konsultasi, dan diskusi apabila klien membutuhkan informasi

ataupun sebelum mengambil keputusan. Sebagai pendidik kesehatan, perawat dapat

menjadi pendidik bagi perawat di sekolah tinggi keperawatan seperti yang berkembang

di Australia dengan lebih dahulu mengembangkan kurikulum pendidikan (Crips &

Taylor, 2001). Peran perawat sebagai peneliti di antaranya dengan melakukan berbagai

penelitian yang dikembangkan dari hasilhasil evidence-based practice. Terapi

komplementer dalam keperawatan (Widyatuti). Perawat dapat berperan sebagai pemberi

pelayanan langsung misalnya dalam praktik pelayanan kesehatan yang melakukan

integrasi terapi komplementer (Snyder & Lindquis, 2002). Perawat lebih banyak

berinteraksi dengan klien sehingga peran koordinator dalam terapi komplementer juga

sangat penting. Perawat dapat mendiskusikan terapi komplementer dengan dokter yang
13
merawat dan unit manajer terkait. Sedangkan sebagai advokat perawat berperan untuk

memenuhi permintaan kebutuhan perawatan komplementer yang mungkin diberikan

termasuk perawatan alternatif (Smith et al.,2004).

14
15
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Terapi komplementer digunakan pada tkeperawatan paliatifsebagai pelengkap

terapi medis (terapi konvensional) yang ada. Dalam keperawatan paliatif, terapi

ditujukan untuk mengurangi gejala dan meningkatkan kualitas hidup pasien.

Terapikomplementer yang dapat digunakan dalam keperawatan paliatif bermacam

macam meliputi Terapi medis alternative seperti akupuntur dan akupresure, meditasi,

hypnosis, guided imagery, pelatihan relaksasi, terapi distraksi, terapi musik, pijat atau

masase, refleksi, energy medicine (reiki), serta biological based practice berdasarkan

Permenkes RI Nomor : 1109/Menkes/Per/2007. Dalam penggunaan terapi komplementer

dibutuhkan komunikasi yang baik antara pasien dan tenaga kesehatan seperti dokter dan

perawat, mengingat peran perawat dalam terapi komlementer yaitu sebagai konselor,

pendidik kesehatan, peneliti, pemberi pelayanan langsung, koordinator dan sebagai

advokat.

B. Saran

Diharapkan makalah ini dapat memberikan pengetahuan mengenai terapi komplemeter

pada pasien paliatif. Sebaiknya dalam penggunaan terapi komplementer pada pasien paliatif

melibatkan komunikasi dan konsultasi kepada tenaga kesehatan seperti dokter dan perawat.

Bagi perawat sebaiknya dapat memberikan kontribusinya dalam pemberian terapi

komplementer sesuai dengan peran dan tanggung jawabnya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Anita. 2016. Perawatan Paliatif Dan Kualitas Hidup Penderita Kanker.

Aziz M.Farid, Julianto Witjaksono, Imam Rasjidi. (2008). Panduan Pelayanan Medik (Model

Interdisiplin Penatalaksanaan Kanker Serviks dan Gangguan Ginjal. Jakarta. EGC

Hasanah, S. N & Widowati, L.(2016). Jamu pada pasien tumor / kanker sebagai terapi

komplementer. Jurnal Kefarmasin Indonesia.

Irawan,E., Rahayuti,L.,&Yani, D .I. (2017). Hubungan penggunaan terapi modern dan

komplementer terhadap kualitas hidup pasien kanker payudara. JKP.

Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 12, No. 1, Maret 2008; hal 53 5!

Jurnal Kesehatan, Volume VII, Nomor 3, November 2016, hlm 508-513

Perry, Potter. 2009. Fundamental of Nursing Buku 2 Edisi 7. Jakarta : Salemba Medika

Snyder, M. & Lindquist, R. (2002). Complementary/alternative therapies in nursing. 4th ed.

New York: Springer.

Synder. M., Lindquist.R,.(2002). Complementary Alternative Therapies In Nursing 4thEd.

New York : Springer Publisisng Company,Inc.

Widyatuti, W. 2008. Terapi Komplementer dalam Keperawatan. Diakses dari

:http://www.jki.ui.ac.id/index.php/jki/article

17

Anda mungkin juga menyukai