Anda di halaman 1dari 3

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

RSI AISYIYAH MALANG


KELOMPOK STAF MEDIS PARU

Efusi Pleura (J91)

1 Pengertian Efusi pleura adalah kondisi yang ditandai oleh penumpukan


(Definisi) cairan di antara dua lapisan pleura. Pleura merupakan membran
yang memisahkan paru-paru dengan dinding dada bagian dalam.

2 Anamnesis 1.Sesak napas merupakan gejala utama, kadang-kadang disertai


perasaan tidak enak di dada. Bila cairan pleura sedikit, maka
tidak dapat dideteksi dengan pemeriksaan klinik, tetapi dapat
dideteksi dengan radiografi.
2.Kadang-kadang disertai nyeri pleuritik atau batuk
nonproduktif, tetapi efusi pleura lebih sering merupakan
penyulit pneumonia (efusi parapneumonia).
3 Pemeriksaan Fisik 1. Pada inspeksi : gerak napas tertinggal pada sisi efusi,
sela iga nampak melebar dan menonjol.
2. Pada perkusi : suara ketok terdengar redup sesuai dengan
luas efusi, dapat membentuk garis Ellysd’amoiciere,
tanda-tanda pendorongan mediastinum, sela iga
melebar.
3. Pada palpasi : fremitus raba menurun.
Pada auskultasi : suara napas menurun atau menghilang.
Suara bronkial dan egofoni sering dijumpai tepat di atas efusi.
4 Kriteria Diagnosis 1. Anamnesis dijumpai keluhan sesak napas.
2. Pemeriksaan fisik ada gerakan asimetris sisi sakit
tertinggal, sela iga melebar, keredupan sisi sakit,
fremitus raba menurun sisi sakit, suara napas menurun
pada sisi sakit.
Foto toraks tampak gambaran cairan efusi pleura. Aspirasi
cairan pleura memastikan ada efusi pleura.
5 Diagnosis Kerja Efusi pleura
6 Diagnosis 1. Konsolidasi paru karena pneumonia
Banding 2. Neoplasma paru dengan kolaps paru
3. Fibrosis pleura

7 Pemeriksaan 1. Foto toraks PA atau AP duduk, untuk melihat


Penunjang permukaan cairan pleura. Cairan cenderung menuju ke
tempat rendah. Tanda awal radiologi adalah sinus
frenikokostalis tumpul.
2. Jumlah cairan pleura > 300 cc tampak pada foto toraks.
3. Bila jumlah cairan sedikit dapat terlihat pada foto toraks
dalam posisi dekubitus.
4. Efusi pleura yang terlihat pada foto toraks berbentuk
kantong (pocketed/loculated) masih perlu dibedakan
dengan gambaran penyakit lain, mungkin diperlukan
pemeriksaan penunjang lain seperti USG toraks atau CT
scan toraks.
5. Pada efusi minimal tampak sinus kostofrenikus tumpul.
6. Efusi dalam jumlah banyak menyebabkan pendorongan
mediastinum / pergeseran mediastinum ke arah yang
sehat,tetapi bila tidak ada pergeseran mediastinum,
kemungkinan efusi disertai kolaps paru.
8 Tata Laksana Penatalaksanaan umum
Memperbaiki keadaan umum penderita dengan diit TKTP dan
minum banyak.
1. Antibiotika
a. clindamycin 600 mg iv/8 jam, membaik dilanjutkan
300 mg po/6jam
b. amoxicilin-clavulanic acid 875 mg po/12 jam
c. amoxicilin 500 mg/8jam atau penicillin G 1-2juta
unit iv/4-6 jam, ditambah metronidazol 500 mg
po/iv tiap 8-12 jam
d. penicillin G 1,2 juta unit im/12 jam +
chloramphenicol 500 mg/6jam.Antibiotika
sebaiknya diberikan sampai foto toraks membaik.
2. Drainase postural dan fisioterapi
Posisi tubuh diatur sedemikian rupa sehingga pus dapat
keluar dengan sendirinya (akibat gaya berat) atau dengan
bantuan fisioterapis.

Penatalaksanaan khusus
1. Bronkoskopi
Bila pus sukar keluar, maka perlu dilakukan bronkoskopi
untuk membersihkan jalan napas dan menghisap pus.
2. Pembedahan
Bila antibiotika gagal. Abses menjadi kronik, kaviti tetap
ada dan produksi dahak tetap ada sedangkan gejala klinis
masih ada setelah terapi yang memadai selama 6 minggu
atau ada sisa jaringan parut luas sehingga dapat
mengganggu faal paru. Hal ini semuanya merupakan
indikasi tindakan bedah.

9 Edukasi Memperbaiki keadaan umum seperti nutrisi, keseimbangan


cairan
10 Prognosis Ad Vitam: dubia ad bonam/ malam
Ad sanationam: dubia ad bonam/ malam
Ad fungsionam: dubia ad bonam/ malam
11 Tingkat Evidens sesuai yang tertulis di bagian Tata Laksana
12 Tingkat sesuai yang tertulis di bagian Tata Laksana
Rekomendasi
13 Penelaah Kritis KSM Paru
14 Indikator
15 Kepustakaan 1. PDPI, Kanker Paru Jenis karsinoma Bukan Sel Kecil
Pedoman Nasional Untuk Diagnosis dan Pnatalaksanaan
di Indonesia, 2011.
2. Roberts ME, Neville E, Berrisford RG, Antunes G, Ali
NA. 2010. Management of a malignant pleural effusion:
British Thoracic Society pleural disease guideline 2010.
Thorax. 2010 (65) p: 32-40
3. Management of Malignant Pleural Effusions (ATS,
2000)
4. Antunes, Neville, Duffy, et al. BTS guidelines for the
management of malignant pleural effusions. Thorax
2003;58(Suppl II):ii29–ii38
5. Rodriguez, Panadero. Textbook of Pleural Diseases
second edition : Effusions from malignancy.2008. Hal :
323-334 Ioannis Psallidas, Ioannis Kalomenidis, Jose M.
Porcel, Bruce W. Robinson, and Georgios T.
Stathopoulos, Malignant pleural effusion: from bench to
bedside “Pleural Diseases”. 2016 p.189-198

Anda mungkin juga menyukai