Anda di halaman 1dari 15

This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY-SA

KONSEP PENEGAKAN HUKUM DI INDONESIA


CHAPTER REPORT MATA KULIAH PEMBELAJARN PKN DI SD (PDGK 4201)
UPBJJ BANDUNG POKJAR TASIKMALAYA
UNIVERSITAS TERBUKA
PENGERTIAN HUKUM
Kegiatan Belajar 1
PENGERTIAN HUKUM MENURUT PARA AHLI
▪ Prof. Mr. Dr. L.J. van Apeldoorn: hukum adalah suatu gejala dalam pergaulan hidup
yang bergolak terus-menerus dalam keadaan bentur dan membenturkan tanpa
henti-hentinya dengan gejala-gejala lainnya.
▪ Prof. Sudiran dalam “Pengantar Tata Hukum di Indonesia”: “Hukum adalah
pikiran/anggapan orang tentang adil dan tidak adil mengenai hubungan
antarmanusia.
▪ Prof. Soediman Kartohariprodjo, S.H. dalam bukunya “Pengantar Hukum
Indonesia” mengatakan bahwa: “Hukum adalah pikiran atau anggapan orang adil
atau tidak adil mengenai hubungan antar manusia”.
▪ Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, S.H. LLM dalam bukunya “Hukum Masyarakat
dan Pembinaan Hukum Nasional” mengatakan bahwa: “Hukum adalah keseluruhan
kaidah-kaidah serta asas-asas yang mengatur pergaulan hidup manusia dalam
masyarakat yang bertujuan memelihara ketertiban yang meliputi lembaga-lembaga
dan proses-proses guna mewujudkan berlakunya kaidah itu sebagai kenyataan
dalam masyarakat”.

Kelompok 5: Idang, Irsyadul Husni, & Yeni Nuraeni


KESIMPULAN
▪ Hukum adalah peraturan-peraturan hidup =
peraturan-peraturan yang mengadakan tata tertib
dalam pergaulan hidup manusia dalam masyarakat
sehari-hari”, yang meliputi beberapa unsur:
1. Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam
pergaulan masyarakat.
2. Peraturan itu diadakan oleh badan-badan resmi yang
berwajib.
3. Peraturan itu bersifat memaksa.
4. Sanksi terhadap pelanggaran peraturan tersebut adalah
tegas.

Kelompok 5: Idang, Irsyadul Husni, & Yeni Nuraeni


KONSEP NEGARA HUKUM MENURUT PARA AHLI
▪ Immanuel Kant memberikan gambaran tentang negara hukum sebagai penjaga
malam artinya tugas negara hanya menjaga saja, hak-hak rakyat jangan diganggu atau
dilanggar, mengenai kemakmuran rakyat negara tidak boleh ikut campur.
▪ F.J. Stahl unsur-unsur utama negara hukum adalah:
1. pengakuan dan perlindungan hak-hak asasi manusia;
2. pemisahan kekuasaan negara berdasarkan prinsip trias politika;
3. penyelenggaraan pemerintahan menurut undang-undang (wetmatigheid van
bestuur); dan
4. peradilan administrasi negara.
▪ A.V. Dicey berpendapat bahwa negara hukum memakai istilah Rule of Law harus
memenuhi tiga unsur:
1. Supremasi aturan-aturan hukum (supremacy of the law).
2. Kedudukan yang sama di depan hukum (equality before the law).
3. Terjaminnya hak-hak manusia dalam undang-undang atau UUD (Human Rights).
Kelompok 5: Idang, Irsyadul Husni, & Yeni Nuraeni
KONSEP NEGARA HUKUM MENURUT PARA AHLI
▪ Friedman, melihat Negara Hukum dalam 2 arti, yaitu formal dan material.
1. Dalam arti formal, di mana kekuasaan umum yang terorganisir.
2. Dalam arti material, hukum atau undang-undang yang bisa diukur atau dinilai
apakah baik atau tidak baik, adil atau tidak adil.
▪ Prof. Dr. Sudargo Gautama, S.H. Mengemukakan 3 ciri-ciri atau unsur-unsur dari
negara hukum, yaitu:
1. Terdapat pembatas kekuatan negara terhadap perorangan
2. Asas legalitas
3. Pemisahan Kekuasaan

Kelompok 5: Idang, Irsyadul Husni, & Yeni Nuraeni


MACAM-MACAM PEMBAGIAN HUKUM

CARA
SUMBER BENTUK TEMPAT BERLAKU WAKTU BERLAKU SIFAT ISI
MEMPERTAHANKAN

Hukum
Hukum nasional Ius Constitum
Undang-undang
(hukum positif)
Hukum yang
Tertulis Hukum materiil Hukum Publik
memaksa
Hukum Hukum
Kebiasaan internasional

Ius Constituendum

Hukum Traktat Hukum asing


Hukum yang
mengatur=hukum
Tak tertulis Hukum formil Hukum Privat
pelengkap=hukum
Hukum Asasi
Hukum penambah
Hukum Gereja (Hukum Alam)
Yurisprudensi

Kelompok 5: Idang, Irsyadul Husni, & Yeni Nuraeni


HUKUM NORMATIF – HUKUM IDEAL – HUKUM WAJAR
▪ Zinsheimer dalam bukunya “Rechtsociologie” mengadakan
perbedaan istilah-istilah di atas.
1. Hukum Normatif, hukum yang nampak dalam peraturan
perundangan serta juga hukum yang tidak tertulis dalam
peraturan perundangan, tetapi diindahkan/ditaati oleh masyarakat
karena keyakinan bahwa peraturan hidup itu sudah sewajarnya
wajib ditaati.
2. Hukum Ideal, hukum yang dicita-citakan.
3. Hukum wajar, hukum seperti yang terjadi dan nampak sehari-hari.

Kelompok 5: Idang, Irsyadul Husni, & Yeni Nuraeni


PENEGAKAN HUKUM DI INDONESIA
Kegiatan Belajar 2
KONSEP PENTING BERKENAAN DENGAN PERATURAN
HUKUM
1. Norma
2. Sanksi
3. Delik (tindak pidana)
4. Kewajiban dan hak hukum
5. Tanggung jawab

Kelompok 5: Idang, Irsyadul Husni, & Yeni Nuraeni


DUA JENIS HUKUMAN
DALAM KONSEP PENEGAKAN HUKUM DI INDONESIA
A. Hukuman pokok
1. Hukuman mati
2. Hukuman penjara
Pidana penjara dapat dikenakan selama seumur hidup atau selama waktu tertentu, antara satu hari hingga dua puluh
tahun berturut-turut (baca Pasal 12 KUHP) serta dalam masa hukumannya dikenakan kewajiban kerja (Pasal 14 KUHP).
Pidana penjara dikenakan kepada orang yang melakukan tindak pidana kejahatan. (http://www.hukumonline.com, 9 April
2018).
3. Hukuman kurungan
Pidana kurungan dikenakan paling pendek satu hari dan paling lama satu tahun, tetapi dapat diperpanjang sebagai
pemberatan hukuman penjara paling lama satu tahun empat bulan. Pidana kurungan dikenakan kepada orang yang
melakukan tindak pidana pelanggaran, atau sebagai pengganti pidana denda yang tidak bisa dibayarkan.
(http://www.hukumonline.com, 9 April 2018)
4. Hukuman denda
B. Hukuman-hukuman tambahan
1. Pencabutan dari hak-hak tertentu
2. Pensitaan dari benda-benda tertentu
3. Pengumuman dari putusan hakim

Kelompok 5: Idang, Irsyadul Husni, & Yeni Nuraeni


LEMBAGA PENEGAK HUKUM DI INDONESIA
A. KEPOLISIAN
Adalah alat penegak hukum yang terutama bertugas memelihara keamanan di dalam negeri.
Dalam kaitannya dengan hukum, khususnya Hukum acara Pidana, berfungsi sebagai
penyelidik dan penyidik.
B. KEJAKSAAN
Adalah pejabat yang diberi wewenang untuk bertindak sebagai penuntut umum serta
melaksanakan keputusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
B. KEHAKIMAN
Merupakan suatu lembaga yang diberi kekuasaan untuk mengadili. Berfungsi sebagai
lembaga pemutus keadilan dan lembaga penasihat atau bantuan hukum.

Kelompok 5: Idang, Irsyadul Husni, & Yeni Nuraeni


A. KEPOLISIAN
Dalam kaitannya dengan hukum, khususnya hukum acara pidana, kepolisian negara bertindak sebagai penyelidik dan
penyidik. Menurut pasal 4 UU Nomor 8 Tahun 1981 tentang Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP), penyelidik adalah
setiap pejabat polisi negara RI.
Penyelidik mempunyai wewenang:
1) Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana.
2) Mencari keterangan dan barang bukti
3) Menyuruh berhenti seseorang yang dicurigai dan menanyakan serta memeriksa tanda pengenal diri.
4) Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung jawab.
Atas perintah penyidik, penyelidik dapat melakukan tindakan berupa:
1) Penangkapan, larangan meninggalkan tempat, penggeledahan dan penyitaan.
2) Pemeriksaan dan penyitaan surat.
3) Mengambil sidik jari dan memotret seseorang.
4) Membawa dan menghadapkan seorang pada penyidik
Selain penyelidik, polisi bertindak pula sebagai penyidik. Menurut pasal 6 UU No. 8/ 1981 yang bertindak sebagai penyidik yaitu:
1) Pejabat polisi negara Republik Indonesia
2) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh undang-undang.

Kelompok 5: Idang, Irsyadul Husni, & Yeni Nuraeni


B. KEJAKSAAN
Tugas lembaga kejaksaan merupakan tindak lanjut dari lembaga kepolisian yang
menangkap dan menyidik pelaku-pelaku pelanggaran untuk dituntut di pengadilan berupa bentuk
pelanggarannya yang bertujuan untuk menciptakan keadilan di dalam masyarakat.
Berdasarkan pasal 3 UU No. 5 Tahun 1991 tentang “Kejaksaan Republik Indonesia”
pelaksanaan kekuasaan negara di bidang penuntutan tersebut diselenggarakan oleh:
a. Kejaksaan negeri yang berkedudukan di ibu kota Kabupaten atau di kotamadya atau di kota
administratif dan daerah hukumnya yang meliputi wilayah kabupaten atau kotamadya atau kota
administratif.
b. Kejaksaan Tinggi yang berkedudukan di ibu kota provinsi dan daerah hukumnya meliputi wilayah
provinsi.
c. Kejaksaan Agung yang berkedudukan di ibu kota negara RI dan daerah hukumnya meliputi
wilayah kekuasaan negara Republik Indonesia.

Kelompok 5: Idang, Irsyadul Husni, & Yeni Nuraeni


C. KEHAKIMAN
Kehakiman merupakan suatu lembaga yang diberi kekuasaan untuk mengadili. Sedangkan hakim adalah
pejabat peradilan yang diberi wewenang oleh undang-undang untuk mengadili.
Dalam upaya menegakkan hukum dan keadilan serta kebenaran, hakim diberi kekuasaan yang merdeka
untuk menyelenggarakan peradilan. Artinya, hakim tidak boleh dipengaruhi oleh kekuasaan-kekuasaan lain dalam
memutuskan perkara.
Dalam pasal 10 ayat 1 Undang-undang No 14 Tahun 1970 tentang pokok-pokok Kekuasaan Kehakiman
ditegaskan bahwa kekuasaan kehakiman dilaksanakan oleh badan pengadilan dalam 4 lingkungan, yaitu:
1. Peradilan umum
a. Pengadilan Negeri
b. Pengadilan Tinggi
c. Pengadilan tingkat Kasasi/Pengadilan MA
d. Penasihat hukum
2. Peradilan agama (perkawinan, kewarisan, wasiat, hibah, wakaf, dan shodaqah)
3. Peradilan militer
4. Peradilan tata usaha negara

Kelompok 5: Idang, Irsyadul Husni, & Yeni Nuraeni

Anda mungkin juga menyukai