Anda di halaman 1dari 157

RUMAH SAKIT PENGGUNAAN ANTIBIOTIK BIJAK

UMUM DAERAH
KOTA
PADANG PANJANG No.Dokumen No. Halaman

200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Revisi
1/3
-
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Operasional Juni 2016 Direktur RSUD Padang Panjang


(SPO)
dr. ARDONI

NIP.19720315 200501 1 009


Pengertian Antibiotik merupakan suatu bahan atau senyawa kimia yang
digunakan untuk menangani suatu penyakit infeksi.
Penggunaan antibiotik bijak yaitu penggunaan antibiotik
dengan spektrum sempit, pada indikasi yang ketat dengan
dosis yang adekuat, interval dan lama pemberian yang
tepat.
Tujuan 1. Terlaksananya penggunaan antibiotik yang bijak di
RSUD Kota Padang panjang
2. Penurunan resistensi antibiotik di RSUD Kota Padang
Panjang
Kebijakan SK Direktur No.
Tentang program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
rumah Sakit melalui penggunaan antibiotik bijak di
lingkungan RSUD Kota Padang Panjang
Prosedur 1. Antibiotik empiris diberikan di RSUD Kota Padang
Panjang berdasarkan :
1.1. Pedoman umum penggunaan antibiotik Kemkes
2011
1.2. Panduan praktek klinik dan clinical pathway yang
sudah ditetapkan
1.3. Formularium RSUD Kota Padang Panjang
2. Antibiotik empiris diberikan setelah pengambilan
spesimen untuk pemeriksaan kultur dan tes kepekaan
antibiotik.

RUMAH SAKIT PENGGUNAAN ANTIBIOTIK BIJAK


UMUM DAERAH
KOTA
PADANG PANJANG No.Dokumen No. Halaman
200// /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Revisi
2/3
-

3. Pemberian dengan indikasi, yaitu


3.1.Sudah ditegakkan diagnosis infeksi yang tepat
dengan mengacu secara klinis, mikrobiologi,
hematologi, kimia, serologi dan pemeriksaan
penunjang lainnya.
3.2.Tidak memberikan antibiotik pada penyakit non
infeksi dan infeksi non bakterial.
3.3.Pemberian antibiotik awal merupakan antibiotik lini I
dan spektrum sempit.
3.4.Beberapa antibiotik hanya boleh diresepkan oleh
dokter dan diberikan oleh farmasi, jika ada hasil
kultur atau telah mendapat usulan dari spesialis
mikrobiologi klinik (mekanisme automatic stop
order). Antibiotik tersebut memiliki kekhasan dalam
mengatasi kuman resisten atau memicu resistensi
seperti Vancomycin dan Linezolid untuk MRSA,
Ceftazidime untuk Pseudomonas MDRO, golongan
Carbapenem untuk MDRO, Cephalosporin generasi
III untuk kuman bentuk batang gram negatif dan
Tigecycline untuk Acinetobacter MDRO.
3.5.Automatic stop order dilakukan dengan cara:
3.5.1. Setiap ada resep antibiotik terutama antibiotik
khusus, farmasi akan meminta hasil salinan
kultur dan pola kepekaan antibiotik yang telah
disetujui oleh spesialis mikrobiologi klinik.
3.5.2. Salinan tersebut akan diteruskan ke komite
farmasi dan dikonsultasikan ke tim PPRA
ataupun komite PPI yang akan bekerja lewat
IPCO (Infection Prevention Control Officer).
Hasil konsultasi disampaikan ke dokter
penanggung jawab pasien.

RUMAH SAKIT PENGGUNAAN ANTIBIOTIK BIJAK


UMUM DAERAH
KOTA
PADANG PANJANG No.Dokumen No. Halaman

200// /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Revisi
3/ 3
-

3.5.3. pelayanan untuk mendapatkan


pengesahan.
3.5.4. Jika telah disetujui maka antibiotik dapat
diberikan.
3.5.5. Penggunaan antibiotik akan dievaluasi
setiap 6 bulan menggunakan kriteria
Gyssens dan disusun peta medan kuman.
4 Pemilihan jenis antibiotik berdasarkan:
4.1.Peta medan kuman RSUD Kota Padang Panjang
4.2.Hasil kultur dan tes sensitifitas antibiotik
4.3.Usulan spesialis mikrobiologi klinik
Unit Terkait 1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Rawat Inap
3. Instalasi Rawat Jalan
4. Instalasi Rawat Intensif
5. Instalasi Farmasi
6. Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
7. Komite Perawatan
8. Komite Medik
9. Bidang Pelayanan Medis
10. Bidang Pelayanan Keperawatan

RUMAH SAKIT TATALAKSANA ANTISEPTIK DAN DISINFEKTAN


UMUM DAERAH
KOTA
PADANG PANJANG
No.Dokumen No. Halaman
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Revisi
1/3
-

Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


Operasional Juni 2016 Direktur RSUD Padang Panjang
(SPO)
dr. ARDONI

NIP.19720315 200501 1 009


Pengertian Penentuan penggunaan antiseptik dan disinfektan adalah
proses mengidentifikasi, mengindikasikan , memilih dan
mengevaluasi antiseptik dan disinfektan yang dipakai di
RSUD Kota Padang Panjang.
Antiseptik adalah germisida kimia yang diformulasikan untuk
digunakan pada kulit atau jaringan tubuh lainnya .
Cairan antiseptik yang mengandung chlorhexidin gluconat
4% digunakan untuk mencuci tangan di Instalasi Bedah
sedangkan cairan antiseptik yang mengandung chlorhexidin
gluconat 2% digunakan untuk mencuci tangan di ruang
pelayanan pasien.
Cairan antiseptik handrub berbasis alkohol 95% atau
ethanol 100% dipakai untuk menggosok tangan bila tidak
tampak kotor.
Disinfektan adalah germisida kimia yang digunakan pada
alat-alat untuk menginaktivasi mikroorganisme patogen
yang telah dikenal namun tidak membunuh endospora
bakteri.
Ruang lingkup prosedur ini adalah mulai dari pemilihan
produk sampai dengan pemantauan penggunaan antiseptik
dan disinfektan.
Tujuan 1. Tersedianya acuan penerapan langkah-langkah
penentuan penggunaan antiseptik di RSUD Kota

2. Terlaksanya pemakaian antiseptik dan disinfektan


sesuai standar Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di
RSUD Kota Padang Panjang.

RUMAH SAKIT TATALAKSANA ANTISEPTIK DAN DISINFEKTAN


UMUM DAERAH
KOTA
PADANG PANJANG No.
No.Dokumen Halaman
200// /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Revisi
2/3
-
Kebijakan SK Direktur No.

Tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah


Sakit dalam Kewaspadaan Isolasi melalui Tekhnik aseptic
dan desinfeksi
Prosedur 1. Pengkajian produk antiseptik dan disinfektan yang akan
digunakan di RSUD Kota Padang Panjang oleh KPPI.
2. Penetapan produk antiseptik dan disinfektan yang
sesuai standar pencegahan dan pengendalian infeksi
yang akan di RSUD Kota Padang Panjang oleh KPPI.
3. Pembuatan daftar penggunaan antiseptik dan
disinfektan yang akan dipakai di satuan kerja sesuai
kriteria yang telah ditetapkan oleh KPPI
4. Pengajuan daftar jenis antiseptik dan disinfektan yang
akan dipakai disatuan kerja di RSUD Kota Padang
Panjang kepada Direktur RSUD Kota Padang Panjang
berupa rekomendasi untuk disahkan.
5. Penyerahan daftar jenis antiseptik dan disinfektan yang
akan dipakai di satuan kerja di RSUD Kota Padang
Panjang oleh KPPI kepada Instalasi Farmasi.
6. Penyediaan antiseptik dan disinfektan oleh Instalasi
Faramasi sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan KPPI.
7. Pendistribusian antiseptik dan disinfektan oleh Instalasi
Farmasi kepada satuan kerja yang membutuhkan.
8. Penggunaan antiseptic dan disinfektan di satuan kerja
sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan oleh KPPI.
9. Pemantauan penggunaan antiseptik dan disinfektan di
satuan kerja dilakukan oleh KPPI

.
RUMAH SAKIT TATALAKSANA ANTISEPTIK DAN DISINFEKTAN
UMUM DAERAH
KOTA
PADANG PANJANG
No.Dokumen No. Halaman
Revisi
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016 3/3
-

10. Pelaksanaan evaluasi hasil pemantauan penggunaan


antiseptik dan disinfektan di satuan kerja dilakukan oleh
KPPI
10.1. Bila hasilnya memenuhi kaidah PPI, maka
antiseptik dan disinfektan akan digunakan kembali
di RSUD Kota Padang panjang.
10.2. Bila hasilnya tidak memenuhi kaidah PPI maka
antiseptic dan disinfektan tidak digunakan kembali
di RSUD Kota Padang panjang.
Unit Terkait 1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Rawat Inap
4. Kamar Operasi
5. Radiologi
6. Instalasi Farmasi
7. Rehabilitasi Medik
8. Kesehatan Lingkungan
9. Instalasi Gizi
10. Komite Pencegahan dan Pengendalian InfeksI.
11. Komite Kesehatan dan Keselamatan Kerja
12. Komite Keperawatan
13. Bidang Pelayanan Medis
14. Bidang Pelayanan dan Keperawatan

RUMAH SAKIT PENGELOLAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)


UMUM DAERAH
KOTA
PADANG PANJANG
No.Dokumen No. Halaman
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Revisi
1/4
-

Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


Operasional Juni 2016 Direktur RSUD Padang Panjang
(SPO)
dr. ARDONI

NIP.19720315 200501 1 009


Pengertian Alat Pelindung Diri (APD) adalah alat yang digunakan untuk
melindungi kulit dan selaput lendir petugas dari risiko
pajanan darah , semua jenis cairan tubuh , sekret , ekskreta
, kulit yang tidak utuh dan selaput lendir pasien.
APD digunakan selama melakukan tindakan yang
memungkinkan risiko perpindahan mikroorganisme dari
pasien ke petugas kesehatan dan sebaliknya.
Termasuk APD adalah Sarung tangan, masker, pelindung
wajah/ mata, penutup kepala, gaun pelindung, apron,
sepatu boot .
1. Sarung Tangan
1.1.Indikasi Jenis Sarung Tangan
1.1.1. Sarung tangan steril
Indikasi semua tindakan invasif aseptik,
misalnya: prosedur tindakan pembedahan,
persalinan, pasang CVP.
1.1.2. Sarung tangan bersih
Indikasi kontak dengan darah atau cairan
tubuh dan semua benda yang terkontaminasi
dengan cairan tubuh misalnya: mengambil
darah intravena , melepas kateter urine ,
pemeriksaan vagina , suction endotracheal
tube sistem terbuka.
1.1.3. Sarung tangan rumah tangga
Indikasi membersihkan alat kesehatan dan
lingkungan.

RUMAH SAKIT PENGELOLAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)


UMUM DAERAH
KOTA
PADANG PANJANG
No.Dokumen No. Halaman
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Revisi
2/4
-

2. Masker
2.1.Masker bedah
2.1.1. Indikasi pemakaian masker bedah
2.1.1.1. Semua tindakan yang berisiko
menyebabkan percikan darah/cairan
tubuh pasien memasuki hidung ,
mulut , mata petugas atau sebaliknya
2.1.1.2. Semua petugas yang akan masuk
kamar operasi dan selama kontak
dengan pasien yang menular melalui
droplet.
2.2.Masker efisiensi tinggi N95 Indikasi N 95 :
2.2.1. Pemakaian masker efisiensi tinggi N 95 :
Setiap kontak dengan pasien yang menular
melalui udara
3. Tutup Kepala
3.1.Indikasi pemakaian tutup kepala
3.1.1. Setiap tindakan yang berisiko jatuhnya
mikroorganisme yang ada di rambut dan kulit
kepala petugas terhadap alat atau daerah
steril dan sebaliknya setiap tindakan yang
menyebabkan percikan bahan-bahan dari
pasien terhadap rambut atau kulit kepala
petugas.
3.1.2. Pada tindakan sterilisasi alat, prosedur
operasi, masuk kamar isolasi penularan
melalui udara .
4. Baju pelindung
4.1.Indikasi pemakaian baju pelindung.
4.1.1. Baju/ gaun steril
Indikasi pada tindakan bedah di kamar
operasi.

RUMAH SAKIT PENGELOLAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)


UMUM DAERAH
KOTA
PADANG PANJANG
No.Dokumen No. Halaman
Revisi
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016 3 /4
-

4.1.2. Apron
Indikasi pada tindakan berisiko terkontaminasi
darah, cairan tubuh, sekresi dan eskreta,
misalnya pada perawatan luka bakar.
5. Kacamata/ pelindung wajah
5.1.Indikasi pemakaian pelindung wajah
5.1.1. Dipakai sebelum melakukam tindakan yang
memungkinkan terkena percikan cairan tubuh
pasien.
5.1.2. Tindakan operasi, prosedur gigi dengan
memakai bor berkecepatan tinggi .
6. Sepatu/ pelindung kaki
6.1.Indikasi pakai sepatu/pelindung kaki
6.1.1. Dipakai sebelum melakukan tindakan yang
berisiko kaki petugas terkena tumpahan/
percikan darah atau cairan tubuh lainnya dan
berisiko tertusuk benda tajam atau kejatuhan
alat kesehatan selama melakukan tindakan.
6.1.2. Tindakan operasi high risk
Ruang lingkup prosedur ini adalah mulai pengadaan APD
sampai pelaksanaan monitoring dan evaluasi
Tujuan 1. Tersedianya acuan penerapan langkah-langkah
pengelolaan alat pelindung diri.
2. Tercapainya upaya pencegahan infeksi silang.
SK Direktur No.
Kebijakan Tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah
Sakit dalam Kewaspadaan Isolasi melalui Pengunaan Alat
Pelindung Diri
Prosedur 1. Pengadaan APD untuk petugas yang memberikan
pelayanan kepada pasien sesuai jenis risiko pajanan
berupa sarung tangan , topi , dan masker aleh Instalasi
Farmasi , gaun , sepatu spoot , pelindung wajah
disediakan oleh bagian rumah tangga .
RUMAH SAKIT PENGELOLAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
UMUM DAERAH
KOTA
PADANG PANJANG
No.Dokumen No. Halaman
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Revisi
4/4
-

2. Pendistribusian APD ke satuan kerja yang


membutuhkan, sesuai dengan kebutuhan dan
permintaan dilakukan oleh Instalasi Farmasi dan bagian
rumah tangga.
3. Penggunaan APD oleh petugas yang memberikan
pelayanan kepada pasien di satuan kerja , berdasarkan
risiko pajanan.
4. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi penggunaan APD
oleh petugas yang memberikan pelayanan kepada
pasien dilakukan Komite Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi.
Unit Terkait 1. Instalasi Gawat Darurat
2. Istalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Rawat Inap
4. Instalasi Rawat Intensif
5. Instalasi Bedah Sentral
6. Instalasi Farmasi
7. Instalasi Rehabilitasi Medik
RUMAH SAKIT PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI DI RUANG
UMUM DAERAH ISOLASI PENULARAN MELALUI UDARA
KOTA
PADANG PANJANG No.
No.Dokumen Halaman
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Revisi
1/3
-
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Operasional Juni 2016 Direktur RSUD Padang Panjang


(SPO)
dr. ARDONI

NIP.19720315 200501 1 009


Pengertian Alat Pelindung Diri (APD) adalah alat yang digunakan untuk
melindungi kulit dan selaput lendir petugas dari risiko
pajanan darah, semua jenis cairan tubuh, sekret, ekskreta,
kulit yang tidak utuh dan selaput lendir pasien .
APD untuk petugas di area pelayanan pasien digunakan
sesuai dengan jenis risiko pajanan .
Ruang isolasi adalah Ruangan khusus yang terdapat di
Rumah Sakit yang merawat pasien dengan kondisi medis
tertentu terpisah dari pasien lain ketika mereka mendapat
perawatan medis dengan tujuan mencegah penyebaran
penyakit atau infeksi kepada pasien dan mengurangi risiko
terhadap pemberi layanan kesehatan .
APD terdiri dari: Sarung tangan, masker, pelindung wajah/
kaca mata, penutup kepala, gaun pelindung, apron, sepatu
boot .
Ruang lingkup prosedur ini adalah mulai penyiapan APD
sampai penggunaan masker bedah oleh pasien .
Tujuan 1. Terjadinya acuan penerapan langkah-langkah
penggunaan alat pelindung diri di ruang isolasi
penularan melalui udara.
2. Terhindarnya penyebab penyakit infeksi.
Kebijakan SK Direktur No.
Tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi rumah sakit dalam
kewaspadaan Isolasi melalui Penggunaan Alat Pelindung Diri ( APD )
RUMAH SAKIT PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI DI RUANG
UMUM DAERAH ISOLASI PENULARAN MELALUI UDARA
KOTA
PADANG PANJANG
No.Dokumen No. Halaman
200// /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Revisi
2/3
-

1. Penyakit dengan penyakit menular melalui udara dirawat


di ruang terpisah menggunakan system kohort di dalam
ruangan dengan ventilasi alami bertekanan negative +
HEPA filter.
2. Penempatan pasien imunosupresi dengan hasil
pemeriksaan laboratorium neuthropil
3. Pasien dengan dugaan emerging infectious disease
harus ditempatkan di ruangan terpisah dari pasien lain.
4. Pasien dengan Avian Influenza ditempatkan diruang
isolasi bertekanan negatif , sebelum dirujuk ke rumah
sakit yang mempunyai fasilitas perawatan yang
memadai.
5. Pasien Suspek TB Paru dan pasien TB Paru BTA positif
dirawat dengan system kohort secara terpisah
menggunakan ventilasi alami dan HEPA Filter sampai 2
minggu terapi Obat Anti TB (AOT) efektif .
6. Jika pasien infeksi yang membutuhkan ruang isolasi
melebihi kapasitas rumah sakit , maka pasien harus
dirujuk ke rumah sakit rujukan sesuai dengan fasilitas
yang membutuhkan . Sementara menunggu di rujuk ke
rumah sakit lain , pasien diperlakukan sebagai pasien
yang menular melalui udara .
Prosedur 1. Persiapan APD di ruang isolasi oleh petugas satuan kerja
meliputi: tutup kepala , masker bedah , masker N-95 ,
kaca mata pelindung , gaun.
2. Penggunaan APD aleh petugas/pengunjung dilakukan di
luar kamar atau di anteroom dengan menerapkan prinsip
penggunaan APD yaitu menilai fungsi APD dan risiko
pajanan , dengan urutan sebagai
berikut: 2.1.Pelaksanaan handrub
2.2.Penggunaan tutup kepala
2.3.Penggunaan masker N-95
2.4.Penggunaan baju pelindung
RUMAH SAKIT PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI DI RUANG
UMUM DAERAH ISOLASI PENULARAN MELALUI UDARA
KOTA
PADANG PANJANG
No.Dokumen No. Halaman
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Revisi
3/3
-

2.5 Penggunaan kaca mata pelindung


2.6 Pelaksanaan handrub
3. Pelaksanaan melepas APD oleh petugas/pengunjung
segera setelah meninggalkan pasien di anteroom dengan
urutan sebagai berikut:
3.1 Lepaskan baju pelindung, masukkan ke container
linen kotor
3.2 Lepaskan kaca mata pelindung, simpan pada tempat
yang telag disediakan
3.3 Lepas masker N-95, buang ke tempat sampah
infeksius
3.4 Lepas tutup kepala, buang ke tempat sampah
infeksius
3.5 Pelaksanaan handrub
Penggunaan masker bedah pada pasien penyakit menular
melalui udara, bila keluar ruangan/
Unit Terkait ditransfer 1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Rawat Inap
4. Instalasi Rawat Intensif
5. Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
6. Komite Keperawatan
7. Bidang Pelayanan Medis
8. Bidang Pelayanan Keperawatan

RUMAH SAKIT PELAYANAN CSSD


UMUM DAERAH
KOTA
PADANG PANJANG No.Dokumen No. Halaman

200// /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Revisi
1/2
-
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :
Operasional Juni 2016 Direktur RSUD Padang Panjang
(SPO)

dr. ARDONI
NIP.19720315 200501 1 009
Pengertian Pelayanan Sterilisasi Sentral adalah pusat kegiatan
sterilisasi di rumah sakit melayani semua unit pelayanan
yang menggunakan bahan/ alat dalam kondisi steril
Tujuan Terpenuhinya kebutuhan bahan/ alat dalam kondisi steril
pada seluruh unit pelayanan di rumah sakit meliputi :

Keabsahan hasil sterilisasi

Kecepatan dan ketepatan

pelayanan Ketertiban Admnistrasi


Kebijakan 1. Instalasi Sterilisasi Sentral memberikan pelayanan
sterilisasi kepada semua unit pelayanan di lingkungan
RSUD Kota padang panjang

2. Petugas Unit peminta diwajibkan mengisi buku serah


terima alat (BST) dengan paraf dan nama jelas

3. Pengemasan alat yang dikerjakan di masing – masing


unti harus mengikuti standar pengemasan CSSD
Prosedur 1. Unit peminta menyerahkan bahan/ alat yang akan
disterilkan dan menuliskan pada buku serah terima alat
2. Petugas loket penerimaan CSSD menerima bahan/ alat
dengan mencocokkan dengan yang tertulis pada buku .
3. Bahan/ alat tersebut selanjutnya dikirim ke bagian
proses sterilisasi untuk diberi label dan disterilkan
4. Petugas proses CSSD, menyeterilkan bahan/ alat
tersebut sesuai prosedur yang berlaku dengan
memperhatikan jenis bahan/ alat yang disterilkan

RUMAH SAKIT PELAYANAN CSSD


UMUM DAERAH
No.Dokumen No. Halaman
KOTA
PADANG PANJANG

Revisi
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016 2/2
-

5. Bahan/ alat yang sudah disterilkan disimpan di ruang


penyimpanan barang steril
6. Petugas penyimpanan dan distribusi barang steril
CSSD, menyerahkan bahan/ alat steril kepada unit
peminta dengan mencocokkan pada buku serah terima
alat
7. Petugas unit peminta menerima bahan/ alat yang sudah
disterilkan serta membubuhkan tanda tangan dan nama
jelas pada buku serah terima alat

Unit Terkait Semua unit pengguna jasa sterilisasi

RUMAH SAKIT PENYIMPANAN BAHAN/ ALAT YANG TELAH


UMUM DAERAH DISTERILKAN
KOTA
PADANG PANJANG No.
No.Dokumen Halaman
Revisi
200// /AKRE/RSUD-PP/VI/2016 1/1
-
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Operasional Juni 2016 Direktur RSUD Padang Panjang


(SPO)
dr. ARDONI
NIP.19720315 200501 1 009
Pengertian
Menempatkan bahan/ alat yang telah disterilkan pada
tempat dan dengan cara khusus
Tujuan
1. Menjaga bahan yang telah disterilkan tetap steril dan
tidak terkontaminasi dari lingkungan

2. Memudahkan dalam pendistribusian


Kebijakan
1. Kondisi ruang penyimpanan harus tetap terjaga sesuai
standar ( suhu = 19 -24 0C, kelembaban tidak melebihi
70 %)
2. Pastikan penyimpanan mengikuti aturan FIFO (First In
First Out)

3. Barang yang disimpan megikuti aturan kadaluarsa sesuai


kemasan (kemasan linen = 2 x 24 jam, trumol = 1
minggu = 2 minggu)
Prosedur 1. Pastikan AC ruang penyimpanan berfungsi dengan baik
untuk mempertahankan suhu 19 – 24 0C
2. Pastikan proses sterilisasi sudah berhasil dengan melihat
tape indicator berubah warna
3. Rempatkan barang steril pada rak yang telah disediakan
4. Pilih penyimpanan sesuai dengan kemasan dan
kepemilikan
5. Cek tanggal kadaluarsa setiap hari pada semua barang
yang disimpan
6. Steril ulang untuk setiap barang yang sudah kadaluarsa

Unit Terkait Hanya berlaku di Instalasi Sterilisasi Sentral

RUMAH SAKIT PENANGANAN KEJADIAN INFEKSI


UMUM DAERAH DAERAH OPERASI
KOTA
PADANG PANJANG No.
No.Dokumen Halaman
200// /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Revisi
1/3
-
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Operasional Juni 2016 Direktur RSUD Padang Panjang


(SPO)

dr. ARDONI
NIP.19720315 200501 1 009
Pengertian Infeksi Daerah Operasi Superfisial: Infeksi yang terjadi
pada daerah insisi dalam waktu 30 hari pasca bedah dan
hanya meliputi kulit, subkutan atau jaringan lain di atas
fascia.
Infeksi Daerah Operasi Profunda : Infeksi yang terjadi pada
daerah insisi dalam waktu 30 hari pasca bedah atau sampai
satu tahun pasca bedah (bila ada implant berupa non-
human derived implant) dan meliputi jaringan lunak di
bawah fascia.
Infeksi Luka Operasi Organ/ Rongga : Infeksi timbul dalam
waktu 30 hari setelah prosedur pembedahan, bila tidak
dipasang implant atau dalam waktu satu tahun biia dipasang
implant dan Infeksi tidak mengenai bagian tubuh manapun,
kecuali insisi kulit, fascia atau lapisan-lapisan otot yang
dibuka atau dimanipulasi selama prosedur pembedahan
Tujuan 1. Untuk menanggulangi KLB yang sedang berlangsung
2. Untuk mencegah berulangnya KLB
3. Untuk menyediakan pelayanan yang diwajibkan
Untuk memutus rantai penyebaran penyakit
Kebijakan 1. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSUP
Sanglah tahun 2011.
2. Setiap Kejadian Luar Biasa (KLB) harus dilakukan
penanganan.
Prosedur 1. Tim PPI melakukan investigasi KLB :
Penemuan kasus
Menetapkan situasi KLB
Menetapkan penyebab, sumber penularan dan cara
penularan penyakit
RUMAH SAKIT PENANGANAN KEJADIAN INFEKSI
UMUM DAERAH DAERAH OPERASI
KOTA
PADANG PANJANG
No.Dokumen No. Halaman
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Revisi
2/3
-

Membentuk Tim Pengendali KLB


2. Verifikasi kasus
Telusuri hasil laboratorium
Telusuri rekam medic pasien
Diskusi dengan dokter yang merawat
3. Evaluasi besar masalah (Morbiditas dan mortallitas)
4. Definisi kasus
Kasus Confirm/ pasti (definisi kasus tepat dan ada
hasil laboratorium positif)
Kasus probable/ kemungkinan (Klinis positif tapi
tanpa da hasil lab yang pasti)
Suspect/tersangka (hanya beberapa gejala)
5. Lakukan upaya pengendalian dengan menerapkan
kewaspadaan berdasarkan transmisi kuman
Kewaspadaan kontak
Kewaspadaan droplet
Kewaspadaan airborn
6. Buat laporan harian ke direktur utama
7. Jika diperlukan melakukan pertemuan dengan media
8. Lakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
penganganan KLB
Pelaksanaan Kewaspadaan berdasarkan
tramsmisi Memberikan Imunisasi jika diperlukan
Memberikan antibiotika propilaksis jika dibutuhkan
Pertemuan rutin Tim Penanganan KLB
9. Bila KLB sudah berakhir
Umumkan KLB telah berakhir secepatnya
Buat laporan yang lengkap tentang KLB kepada
Komite PPI dan Direktur Utama.

RUMAH SAKIT PENANGANAN KEJADIAN INFEKSI


UMUM DAERAH DAERAH OPERASI
KOTA
PADANG PANJANG No.
No.Dokumen Halaman
200// /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Revisi
3/3
-
Unit Terkait 1. Direktur

2. Komite Medik
3. Komite PPI
4. Bidang Pelayanan Medik dan Keperawatan
5. Dokter PPI (IPCD)
6. Perawat PPI (IPCN)
7. Tim Patient Safety
8. Dokter spesialis sesuai dengan kasus
9. Dokter Spesilalis Mikrobiologi dan Patologi klinik

RUMAH SAKIT PENGIRIMAN ALAT – ALAT MEDIS HABIS PAKAI DARI


UMUM DAERAH RUANG PERAWATAN KE CSSD
KOTA
PADANG PANJANG No.
No.Dokumen Halaman
Revisi
200// /AKRE/RSUD-PP/VI/2016 1/2
-
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Operasional Juni 2016 Direktur RSUD Padang Panjang


(SPO)
dr. ARDONI

NIP.19720315 200501 1 009


Pengertian 1. Proses pengiriman alat – alat medis yang sudah selesai
digunakan merawat pasien di ruang perawatan ke
CSSD
2. Alat – lat medis adalah alat – alat yang digunakan
dalam bidang kedokteran yang fungsinya untuk
pemeriksaan, pemeliharaan ataupun pengobatan pasien
Tujuan 1. Mengurangi resiko kontaminasi alat –alat medis ke
lingkungan sekitar pada saat pengiriman ke CSSD
2. Untuk memutus rantai penyebaran penyakit
Kebijakan 1. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSUD
Kota Padng panjang Tahun 2015
2. Semua alat medis yang sudah selesai digunakan harus
dilakukan proses dekontaminasi di CSSD
Prosedur 1. Siapkan alat :
Trolley tertutup/ trolley tanpa tutup tetapi ada
fasilitas untuk menutup atau membungkus
instrument
Buku pengiriman san blanko pengiriman/
penerimaan
Bulpoin
2. Pastikan alat – alat medis yang sudah digunakan untuk
merawat pasien sudah dibilas untuk menghilangkan
sisa darah atau jaringan
3. Pastikan alat – alat medis yang digunakan untuk
merawat pasien sudah dibungkus dengan plastic
berwarna kuning

RUMAH SAKIT PENGIRIMAN ALAT – ALAT MEDIS HABIS PAKAI DARI


UMUM DAERAH RUANG PERAWATAN KE CSSD
KOTA
PADANG PANJANG
No.Dokumen No. Halaman
200// /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Revisi
2/2
-

4. Tulis semua alat – alat medis yang mau dikirim di buku


pengiriman alat dan di blanko pengiriman barang
(rangkap dua)
5. Tulis tanggal pengiriman dan nama pengirim barang
pada kolom yang sudah disediakan di blanko
pengiriman/ penerimaan barang
6. Kirim alat – alat medis ke Instalasi Sterilisasi Sentral
melalui jalur yang sudah ditetapkan oleh rumah sakit
dalam keadaan tertutup
7. Setelah tiba di CSSD, serahkan alat medis kepada
petugas di Instalasi Sterilisasi Sentral dengan
menghitung terlebih dahulu
8. Minta petugas CSSD untuk tanda tangan di blanko
pengiriman/ penerimaan barang rangkap 2, bila alat –
alat medis yang dikirimkan sesuai jumlahnya
9. Bila jumlah alat – alat medis yang diterima tidak sesuai
jumlahnya dengan apa yang dituli, maka petugas
ruangan harus memperbaiki jumlah yang ditulis dengan
cara mencoret angka yang salah dengan garis dua (=)
dan membubuhkan paraf dan nama pada coretan
tersebut, kemudian menulis jumlah yang sesuai
disebelah kanan angka yang dicoret.
10. Serahkan 1 blanko pengiriman/ penerimaan barang
kepada petugas CSSD dan 1 blanko pengiriman/
penerimaan barang di bawa petugas dari ruang
perawatan.
Unit Terkait 1. Dokter
2. Perawat
3. Petugas CSSD

RUMAH SAKIT PENGAMBILAN ALAT – ALAT MEDIS DI CSSD


UMUM DAERAH
KOTA
PADANG PANJANG
No.Dokumen No. Halaman
Revisi
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016 1/2
-

Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


Operasional Juni 2016 Direktur RSUD Padang Panjang
(SPO)
dr. ARDONI

NIP.19720315 200501 1 009


Pengertian 1. Proses pengambilan alat –alat medis yang sudah selesai
diproses (sterilisasi, desinfeksi tingkat tinggi) di CSSD

untuk dibawa ke ruang perawatan


2. Alat – alat medis adalah alat – alat yang digunakan
dalam bidang kedokteran yang fungsinya untuk
pemeriksaan, pemeliharaan ataupun pengobatan pasien
Tujuan 1. Mengurangi resiko kontaminasi alat – alat medis dari
lingkungan sekitar pada saat pengambilan di CSSD
sampai di ruang perawatan
2. Mengurangi resiko kehilangan atau tertukarnya alat –
alat medis
Kebijakan 1. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSUD
Kota Padang panjang tahun 2015
2. Semua alat medis yang sudah selesai diproses dikirim ke
ruang keperawatan dalam keadaan tertutup.
Prosedur 1. Siapkan alat :
2. Serahkan blanko pengiriman/ penerimaan barang pada
petugas di Instalasi Sterilisasi Sentra
3. Bila ruangan tidak membawa blanko maka barang
dianggap sudah diambil oleh ruangan
4. Pastikan alat – alat medis yang sudah diproses sudah
ada tanggal produksi dan tanggal kadaluarsa
5. Tulis alat – alat medis yang sudah diterima pada buku
pengambilan/ penerimaan barang steril di Instalasi
Sterilisasi Sentral
6. Pastikan pengiriman barang dari Instalasi Sterilisasi
Sentral ke ruang perawatan dalam keadaan tertutup

RUMAH SAKIT PENGAMBILAN ALAT – ALAT MEDIS DI CSSD


UMUM DAERAH
KOTA
PADANG PANJANG No.
No.Dokumen Halaman
200// /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Revisi
2/2
-
Unit Terkait 1. Dokter

2. Perawat
3. Petugas CSSD
RUMAH SAKIT PENGEMASAN BAHAN/ ALAT YANG AKAN
UMUM DAERAH DISTERILKAN
KOTA
PADANG PANJANG No.
No.Dokumen Halaman
200// /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Revisi
1/2
-
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Operasional Juni 2016 Direktur RSUD Padang Panjang


(SPO)
dr. ARDONI

NIP.19720315 200501 1 009


Pengertian Adalah membungkus bahan/ alat yang akan disterilkan
secara efektif dengan menggunakan teknik khusus
Tujuan 1. Agar penetrasi sterilan berlangsung efektif terhadap isi
kemasan
2. Agar sterilisasi kemasan tetap terjamin sampai kemasan
tersebut dibuka untuk digunakan
3. Agar tidak terjadi kontaminasi terhadap isi kemasan
setelah kemasan tersebut di sterilkan
4. Waktu kedaluarsa adalah :
Pengemasan dengan linen = 2 x 24 jam
Pengemasan dengan tromol = 1 minggu
Pengemasan dengan kertas krep = 2 minggu
Kebijakan 1. Pengemasan yang dilakukan adalah dengan linen, tromol
dan kertas krep
2. Pengemasan dengan linen tediri dari 2 lapis
3. Pengemasan
Prosedur 1. Pengemasan dengan linen :
Susun dua linen pembungkus, tarus bahan/ alat di
atas linen tersebut dengan rapid an tidak berjejal,
bungkus dengan lipatan linen terpisah antara
pembungkus dalam dan pembungkus luar, sehingga bila
pembungkus luar dibuka kemasan masih dalam posisi
terbungkus, kemudian ikat kemasan dengan tali
2. Pengemasan dengan tromol:
Lapisi bagian dalam tromol dengan linen satu
lapis dan lubang tromol dalam posisi terbuka, letakkan

bahan/ alat di dalam tromol dengan rapid an tidak


berjejal, kemudian tromol ditutup dan dikunci.
RUMAH SAKIT PENGEMASAN BAHAN/ ALAT YANG AKAN
UMUM DAERAH DISTERILKAN
KOTA
PADANG PANJANG No.
No.Dokumen Halaman
Revisi
200// /AKRE/RSUD-PP/VI/2016 2/2
-
3. Pengemasan dengan kertas krep :

Pilih ukuran kertas sesuai ukuran alat yang akan


dikemas, potong kertas sesuai ukuran alat, segel dengan
menggunakan segel panas dan pastikan segel tertutup
rapat
Unit Terkait Semua unit pengguna jasa sterilisasi
RUMAH SAKIT PENGUJIAN PROSES STERILISASI UAP PANAS
UMUM DAERAH DENGAN INDIKATOR BIOLOGI
KOTA
PADANG PANJANG No.
No.Dokumen Halaman
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Revisi
1/2
-
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Operasional Juni 2016 Direktur RSUD Padang Panjang


(SPO)
dr. ARDONI

NIP.19720315 200501 1 009


Pengertian Adalah suatu cara untuk membuktikan terbunuhnya mikro
organisme dengan menggunakan sediaan berisi populasi
mikro organisme spesifik dalam bentuk spora yang besifat
resisten terhadap beberapa parameter yang terkontrol dan
terukur dalam proses sterilisasi uap panas.
Tujuan Upaya mengetahui tercapai tidaknya kondisi steril pada
proses sterilisasi dengan uap panas.
Kebijakan 1. Spora yang digunakan adalah spora hidup,
mikroorganisme non patogenik dalam jumlah tertentu

dan resisten terhadap terhadap panas


2. Apabila selama proses sterilisasi spora – spora tersebut
terbunuh dapat diasumsikan bahwa mikroorganisme
lainnya juga ikut terbunuh dan barang yang disterilkan
bisa dinyatakan steril
3. Apabila dalam proses tersebut sporanya masih hidup,
maka proses sterilisasi dinyatakan gagal dan proses
sterilisasi harus diulang.
Prosedur 7. Persiapan :
a. Indikator biologi yang berisi jutaan spora hidup yaitu :
Bacillus Stearothermophyllus
b. Mesin inkubator khusus
c. Mesin sterilisasi (autoclave) yang proses kerjanya
akan dites
8. Pelaksanaan :
a. Masukan barang yang akan disterilkan ke dalam
chamber mesin
b. Bungkus indikator dengan gaas seperlunya
c. Letakkan indikator dekat pintu loading mesin
RUMAH SAKIT PENGUJIAN PROSES STERILISASI UAP PANAS
UMUM DAERAH DENGAN INDIKATOR BIOLOGI
KOTA
PADANG PANJANG No.
No.Dokumen Halaman
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Revisi
2/2
-

d. Hidupkan mesin sesuai program yang dibutuhkan


e. Setelah proses sterilisasi selesai, keluarkan barang dan
ambil indikatornya
f. Tunggu sampai indikator dingin
g. Hidupkan mesin inkubator
h. Patahkan ampul indikator pada tempat khusus di mesin
inkubator sehingga media dan spora tercampur
i. Masukkan indikator pada mesin inkubator dan tunggu
sampai keluar hasil (kurang lebih 3 jam)
j. Catat hasil yang ditampilkan pada inkubator. (Positif =
spora masih hidup berarti proses tidak steril dan negatif =
spora mati berarti proses steril).
Hanya berlaku di Instalasi Sterilisasi Sentral
Unit Terkait
RUMAH SAKIT DESINFEKSI TINGKAT TINGGI DENGAN PANAS
UMUM DAERAH
KOTA
PADANG PANJANG No.Dokumen No. Halaman
Revisi
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016 1/2
-
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Operasional Juni 2016 Direktur RSUD Padang Panjang


(SPO)
dr. ARDONI

NIP.19720315 200501 1 009


Pengertian Proses menghilangkan mikroorganisme pada permukaan
benda mati, kecuali mikroorganisme yang bisa membentuk
spora dengan menggunakan air panas
Tujuan 1. Membunuh kuman di alat medis yang sudah selesai
digunakan.
2. Untuk memutus rantai penyebaran penyakit
Kebijakan 1. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSUD
............................................. . tahun 20....
2. Semua alat medis yang sudah selesai digunakan harus
dilakukan proses dekontaminasi
Prosedur 1. Siapkan alat
Sterilisator
Air steril
Korentang
2. Cuci tangan
3. Pakai APD : sarung tangan, apron, masker, kaca mata,
penutup kepala, pelindung kaki
4. Nyalakan sterilisator
5. Bilas alat medis yang sudah digunakan dengan
menggunakan air mengalir.
6. Lepaskan/buka alat medis yang dapat dilepas
7. Sikat perlahan-lahan alat medis di setiap permukaan
termasuk gerigi dan lekukan
8. Bilas sampai bersih dalam air mengalir
9. Bersihkan, sikat bak pencuci
10.Keringkan alat medis dengan kain yang tidak ada bulu
halus

RUMAH SAKIT DESINFEKSI TINGKAT TINGGI DENGAN PANAS


UMUM DAERAH
KOTA
PADANG PANJANG
No.Dokumen No. Halaman
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Revisi
2/2
-

11. Masukkan alat medis dalam sterilisator yang airnya


sudah dalam keadaan mendidih.
12.Biarkan alat dalam sterilisator yang sudah mendidih
minimal 20 menit.
13.Angkat alat medis dengan menggunakan korentang steril.
14.Keringkan alat medis dengan menggunakan handuk
steril.
15.Kemas alat medis sesuai dengan fungsi dan
kegunaannya
16.Buka alat pelindung diri
17. Cuci tangan
Unit Terkait 1. Perawat
2. Farmasi
RUMAH SAKIT PEMBERSIHAN DENGAN MENGGUNAKAN LARUTAN
UMUM DAERAH HELYZIM 1 %
KOTA
PADANG PANJANG No.
No.Dokumen Halaman
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Revisi
1/4
-
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Operasional Juni 2016 Direktur RSUD Padang Panjang


(SPO)
dr. ARDONI

NIP.19720315 200501 1 009


Pengertian 1. Proses menghilangkan sisa protein, lemak, darah yang
masih menempel di alat – alat medis yang sudah
digunakan
2. Larutan helyzim 1 % adalah larutan enzim yang
digunakan untuk mengangkat sisa protein, lemak, darah
yang masih menempel di alat – alat medis yang sudah
digunakan
Tujuan 1. Mengangkat sisa protein, lemak, darah yang masih
menempel di alat – alat medis yang sudah digunakan
2. Untuk memutus rantai penyebaran penyakit
Kebijakan 1. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSUD
Wangaya Kota Denpasar Tahun 2012
2. Semua alat medis yang sudah selesai digunakan harus
dilakukan proses dekontaminasi
Prosedur 1. Siapkan alat
2. Cuci tangan
3. Pakai APD : sarung tangan , apron, masker, kaca mata,
penutup kepala, pelindung kaki
4. Bila alat medis yang sudah digunakan dengan
menggunakan air mengalir
5. Lepaskan/ buka alat medis yang dapat dilepas
6. Rendam alat medis yang sudah digunakan dalam larutan
helyzim 1 % selama 5 menit
7. Setelah 5 menit angkat alat medis dan bilas sampai
bersih dengan air mengalir
8. Lanjutkan proses desinfeksi tingkat tinggi dengan larutan
stabimed 2% clorin 0,5 % air panas
Unit Terkait 1. Perawat
2. Farmasi
RUMAH SAKIT DESINFEKSI TINGKAT TINGGI DENGAN LARUTAN

UMUM DAERAH NATRIUM HIPOKLORIT 0.5 %


KOTA
PADANG PANJANG No.
No.Dokumen Halaman
Revisi
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016 1/2
-
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Operasional Juni 2016 Direktur RSUD Padang Panjang


(SPO)
dr. ARDONI

NIP.19720315 200501 1 009


Pengertian 1. Proses menghilangkan mikroorganisme pada permukaan
benda mati, kecuali mikroorganisme yang bisa
membentuk spora dengan menggunakan bahan
desinfektan.
2. Larutan natrium hipoklorit 0,5% adalah desinfektan yang
digunakan untuk melakukan desinfeksi pada alat-alat
medis yang sudah selesai digunakan.
Tujuan 1. Membunuh kuman di alat medis yang sudah selesai
digunakan.
2. Untuk memutus rantai penyebaran penyakit
Kebijakan 1. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSUD
Wangaya tahun 2012.
2. Semua alat medis yang sudah selesai digunakan harus
dilakukan proses dekontaminasi
Prosedur 1. Siapkan alat
Kontainer plastik kapasitas minimal 20 liter
Larutan natrium hipoklorit 0,5%
Spuit 20 cc
Pistol angin
2. Cuci tangan
3. Pakai APD : sarung tangan, apron, masker, kaca mata,
penutup kepala, pelindung kaki
4. Bilas alat medis yang sudah digunakan dengan
menggunakan air mengalir.
5. Lepaskan/buka alat medis yang dapat dilepas
6. Rendam alat medis yang sudah digunakan dalam larutan
natrium hipoklorit 0,5% selama 10 menit

RUMAH SAKIT DESINFEKSI TINGKAT TINGGI DENGAN LARUTAN


UMUM DAERAH NATRIUM HIPOKLORIT 0.5 %
KOTA
PADANG PANJANG No.
No.Dokumen Halaman
200// /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Revisi
2/2
-

7. Setelah 10 menit angkat alat medis dan sikat perlahan-


lahan alat medis di setiap permukaan termasuk gerigi dan
lekukan
8. Bilas sampai bersih dalam air mengalir
9. Bersihkan, sikat bak pencuci
10.Keringkan alat medis dengan kain yang tidak ada bulu
halus
11. Kemas alat medis sesuai dengan fungsi dan
kegunaannya
12.Buka alat pelindung diri
13. Cuci tangan
Unit Terkait 1. Perawat
2. Farmasi
RUMAH SAKIT MEMBUAT LARUTAN STABIMED 2 %
UMUM DAERAH
KOTA
PADANG PANJANG No.Dokumen No. Halaman
Revisi
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016 1/2
-
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Operasional Juni 2016 Direktur RSUD Padang Panjang


(SPO)
dr. ARDONI

NIP.19720315 200501 1 009


Pengertian 1. Proses menghilangkan mikroorganisme pada permukaan
benda mati, kecuali mikroorganisme yang bisa
membentuk spora dengan menggunakan bahan
desinfektan.
2. Larutan stabimed 2% adalah desinfektan yang digunakan
untuk melakukan desinfeksi pada alat-alat medis yang
sudah selesai digunakan.
Tujuan 1. Membunuh kuman di alat medis yang sudah selesai
digunakan.
2. Untuk memutus rantai penyebaran penyakit
Kebijakan 1. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSUP
Sanglah tahun 2011.
2. Semua alat medis yang sudah selesai digunakan harus
dilakukan proses dekontaminasi
Prosedur 1. Siapkan alat
Kontainer plastik kapasitas minimal 20 liter
Larutan stabimed
Spuit 20 cc
2. Cuci tangan
3. Pakai alat pelindung diri (sarung tangan, masker, scoot,
goggle)
4. Ambil 1 liter air bersih dan tuangkan dalam konteiner
plastik yang sudah disiapkan sebelumnya.
5. Buang 20 cc air bersih yang sudah dituangkan dalam
konteiner plastic (poin 3) dengan menggunakan spuit 20
cc.
6. Tuangkan 20 cc cairan stabimed kedalam konteiner (poin
3).
RUMAH SAKIT MEMBUAT LARUTAN STABIMED 2 %
UMUM DAERAH
KOTA
PADANG PANJANG
No.Dokumen No. Halaman
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Revisi
2/2
-

7. Buat cairan stabimed 2 % sesuai dengan keperluan.


Cairan dibuat minimal 20 liter.
8. Simpan cairan stabimed 2 % dalam keadaan tertutup
9. Buka alat pelindung diri
10.Cuci tangan.
Cairan stabimed 2 % bisa digunakan maksimal 7 x 24 jam,
bila tidak berubah warna dan volumennya tidak bertambah.

Unit Terkait
RUMAH SAKIT MEMBUAT LARUTAN HELYZIME 1 %
UMUM DAERAH
KOTA
PADANG PANJANG No.Dokumen No. Halaman
Revisi
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016 1/2
-
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Operasional Juni 2016 Direktur RSUD Padang Panjang


(SPO)
dr. ARDONI

NIP.19720315 200501 1 009


Pengertian 1. Tata cara untuk membuat larutan helyzime menjadi
konsentrasi 1 %
2. Larutan helyzime 1 % adalah larutan enzim yang
digunakan untuk proses precleaning pada alat –alat
medis yang sudah selesai digunakan
Tujuan 1. Mengangkat sisa lemak dan protein yang menempel
pada alat –alat medis setelah dipergunakan
2. Mencegah karat
3. Mencegah pembentukan biofilm di alat – alat medis
4. Untuk memutus rantai penyebaran penyakit
Kebijakan 1. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSUD
Kota Padang Panjang tahun 2015
2. Semua alat medis yang sudah seesai digunakan harus
dilakukan proses dekontaminasi
Prosedur 1. Siapkan alat
Kontainer plastik kapasitas minimal 20 liter
Larutan helyzime
Spuit 10 cc
2. Cuci tangan
3. Ambil 1 liter air bersih dan tuangkan dalam konteiner
plastik yang sudah disiapkan sebelumnya
4. Buang 10 cc air bersih yang sudah dituangkan dalam
konteiner plastic (poin 3) dengan menggunakan spuit 10
cc
5. Tuangkan 10 cc cairan helyzime kedalam konteiner (poin
3)
6. Buat cairan helyzime 1 % sesuai dengan keperluan.
Cairan dibuat minimal 20 liter.
RUMAH SAKIT MEMBUAT LARUTAN HELYZIME 1 %
UMUM DAERAH
KOTA
PADANG PANJANG No.
No.Dokumen Halaman
200// /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Revisi
2/2
-

7. Simpan cairan helyzime 1 % dalam keadaan tertutup


8. Cuci tangan.
Unit Terkait 1. Perawat
2. Farmasi
RUMAH SAKIT MEMBUAT LARUTAN SURFANIOS 0,25 %
UMUM DAERAH
KOTA
PADANG PANJANG No.Dokumen No. Halaman

200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Revisi
1/2
-
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Operasional Juni 2016 Direktur RSUD Padang Panjang


(SPO)
dr. ARDONI

NIP.19720315 200501 1 009


Pengertian 1. Tata cara untuk membuat larutan surfanios menjadi
konsentrasi 0,25 %
2. Larutan surfanios 0,25% adalah larutan desinfektan yang
digunakan untuk proses dekontaminasi permukaan
lantai.
Tujuan 1. Mencegah terjadinya infeksi silang
2. Membunuh kuman/mikroorganisme pada permukaan
lantai
3. Untuk memutus rantai penyebaran penyakit
Kebijakan 1. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSUD
Wangaya Tahun 2012
2. Permukaan lantai harus dilakukan dekontaminasi minimal
2 kali sehari/ bila kotor.
Prosedur 1. Siapkan alat
Double bucket
Larutan surfanios
Spuit 20 cc
2. Cuci tangan
3. Ambil 8 liter air bersih dan tuangkan dalam Double bucket
yang akan digunakan untuk membersihkan (mengepel)
permukaan lantai.
4. Buang 20 cc air bersih yang sudah dituangkan dalam
Double bucket (poin 3) dengan menggunakan spuit 20 cc.
5. Tuangkan 20 cc cairan surfanios kedalam Double bucket
(poin 3).
RUMAH SAKIT MEMBUAT LARUTAN SURFANIOS 0,25 %
UMUM DAERAH
KOTA
PADANG PANJANG No.Dokumen No. Halaman

200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Revisi
2/2
-
6. Buat cairan surfanios 0,25 % sesuai dengan keperluan.

Cairan dibuat sesuaikan dengan besar Double bucket.


(Isi Double bucket ½ bagian)
7. Ganti cairan surfanios 0,25 % bila sudah tampak kotor
8. Cuci tangan.
Cairan surfanios 0,25 % bisa digunakan untuk desinfeksi
permukaan lantai ruangan yang lain tetapi masih dalam
katagori ruangan sama ( lebel kuning, biru, atau hijau), bila
tidak berubah warna dan volumennya tidak bertambah.
Segera ganti cairan surfanios 0,25% bila sudah tampak kotor
dan volumnya bertambah serta bila pindah ke ruangan lain
dengan kategori berbeda.
Unit Terkait 1. Perawat
2. Farmasi

RUMAH SAKIT MEMBUAT LARUTAN NATRIUM


UMUM DAERAH HIPOCLORIT 0,5 %
KOTA
PADANG PANJANG No.
No.Dokumen Halaman
Revisi
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016 1/2
-
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Operasional Juni 2016 Direktur RSUD Padang Panjang


(SPO)
dr. ARDONI

NIP.19720315 200501 1 009


Pengertian 1. Tata cara untuk membuat larutan natrium hipoklorit
menjadi konsentrasi 0,5 %
2. Larutan natrium hipoklorit 0,5 % adalah desinfektan
yang digunakan untuk melakukan desinfeksi pada alat-
alat medis yang sudah selesai digunakan dan
permukaan yang terkontaminasi cairan tubuh pasien.
Tujuan 1. Membubuh kuman di alat medis yang sudah selesai
digunakan.
2. Untuk memutus rantai penyebaran penyakit
Kebijakan 1. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSUD
Wangaya Kota Depasar Tahun 2012
2. Semua alat medis yang sudah selesai digunakan harus
dilakukan proses dekontaminasi.
3. Semua permukaan yang terkontaminasi cairan tubuh
pasien harus dilakukan proses dekontaminasi.
Prosedur 1. Siapkan alat
Kontainer plastik kapasitas minimal 20 liter
Larutan natrium hipoklorit 5 %
Gelas ukur
2. Cuci tangan
3. Pakai alat pelindung diri (masker, sarung tangan, scoot
dan goggle)
4. Ambil 9 liter air bersih dan tuangkan dalam konteiner
plastik yang sudah disiapkan sebelumnya.
5. Tuangkan 1 liter cairan natrium hipoklorit kedalam
konteiner (poin 4).
6. Buat cairan natrium hipoklorit 0,5 % sesuai dengan
keperluan.
RUMAH SAKIT MEMBUAT LARUTAN NATRIUM
UMUM DAERAH HIPOCLORIT 0,5 %
KOTA
PADANG PANJANG
No.Dokumen No. Halaman
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Revisi
2/2
-

7. Simpan cairan natrium hipoklorit 0,5 % dalam keadaan


tertutup
8. Buka alat pelindung diri
9. Cuci tangan.
Cairan natrium hipoklorit 0,5 % bisa disimpan maksimal 1 x
Unit Terkait 24 jam dalam keadaan tertutup.
1. Perawat
2. Farmasi

RUMAH SAKIT DESINFEKSI TINGKAT TINGGI DENGAN LARUTAN


UMUM DAERAH STABIMED 2 %
KOTA
PADANG PANJANG No.
No.Dokumen Halaman
Revisi
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016 1/4
-
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Operasional Juni 2016 Direktur RSUD Padang Panjang


(SPO)
dr. ARDONI

NIP.19720315 200501 1 009


Pengertian 1. Proses menghilangkan mikroorganisme pada
permukaan benda mati, kecuali mikroorganisme yang
bisa membentuk spora dengan menggunakan bahan
desinfektan.
2. Larutan stabimed 2% adalah desinfektan yang
digunakan untuk melakukan desinfeksi pada alat-alat
medis yang sudah selesai digunakan.
Tujuan 1. Membunuh kuman di alat medis yang sudah selesai
digunakan.
2. Untuk memutus rantai penyebaran penyakit
Kebijakan 1. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSUD
Wangaya tahun 2012.
2. Semua alat medis yang sudah selesai digunakan harus
dilakukan proses dekontaminasi
Prosedur 1. Siapkan alat
Kontainer plastik kapasitas minimal 20 liter
Larutan stabimed 2 %
Spuit 20 cc
Pistol angin, sikat dan detergen
2. Cuci tangan
3. Pakai APD : sarung tangan, apron, masker, kaca
mata, penutup kepala, pelindung kaki
4. Bilas alat medis yang sudah digunakan dengan
menggunakan air mengalir.
5. Lepaskan/buka alat medis yang dapat dilepas
6. Rendam alat medis yang sudah digunakan dalam
larutan stabimeb 2 % selama 15 menit

RUMAH SAKIT DESINFEKSI TINGKAT TINGGI DENGAN LARUTAN


UMUM DAERAH STABIMED 2 %
KOTA
PADANG PANJANG
No.Dokumen No. Halaman
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Revisi
2/2
-

7. Setelah 15 menit angkat alat medis dan sikat perlahan-


lahan alat medis di setiap permukaan termasuk gerigi
dan lekukan
8. Bilas sampai bersih dalam air mengalir
9. Bersihkan, sikat bak pencuci
10. Keringkan alat medis dengan kain yang tidak ada bulu
halus
11. Kemas alat medis sesuai dengan fungsi dan
kegunaannya
12. Buka alat pelindung diri
13. Cuci tangan
Unit Terkait 1. Perawat
2. Farmasi

RUMAH SAKIT MEMBUAT LARUTAN


UMUM DAERAH NATRIUM HIPOCLORIT 0,05 %
KOTA
PADANG PANJANG No.
No.Dokumen Halaman
Revisi
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016 1/2
-
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Operasional Juni 2016 Direktur RSUD Padang Panjang


(SPO)
dr. ARDONI

NIP.19720315 200501 1 009


Pengertian 1. Tata cara untuk membuat larutan natrium hipoklorit
menjadi konsentrasi 0,05 %
2. Larutan natrium hipoklorit 0,05 % adalah desinfektan
yang digunakan untuk melakukan desinfeksi pada
permukaan yang tidak terkontaminasi cairan tubuh
pasien.
Tujuan 1. Membunuh kuman yang ada pada permukaan
2. Untuk memutus rantai penyebaran penyakit
Kebijakan 1. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSUD
Wangaya Kota Denpasar Tahun 2012
2. Semua permukaan harus dilakukan proses pembersihan
setiap hari
Prosedur 1. Siapkan alat
Kontainer plastik
Larutan natrium hipoklorit 0,5
% Gelas ukur
2. Cuci tangan
3. Pakai alat pelindung diri (masker, sarung tangan, scoot
dan goggle)
4. Ambil 9 liter air bersih dan tuangkan dalam konteiner
plastik yang sudah disiapkan sebelumnya.
5. Tuangkan 1 liter cairan natrium hipoklorit 0,5 % kedalam
konteiner (poin 4).
6. Buat cairan natrium hipoklorit 0,05 % sesuai dengan
keperluan.
7. Cairan natrium hipoklorit 0,05 % dibuat bila diperlukan
8. Jangan menyimpan larutan natrium hipoclorit 0,05%
9. Buka alat pelindung diri
RUMAH SAKIT MEMBUAT LARUTAN
UMUM DAERAH NATRIUM HIPOCLORIT 0,05 %
KOTA
PADANG PANJANG
No.Dokumen No. Halaman
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Revisi
2/2
-

10. Cuci tangan.


Unit Terkait 1. Perawat

2. Farmasi

RUMAH SAKIT KEBERSIHAN TANGAN


UMUM DAERAH (CUCI TANGAN DENGAN SABUN DAN AIR MENGALIR)
KOTA
PADANG PANJANG No.
No.Dokumen Halaman
Revisi
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016 1/2
-
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Operasional Juni 2016 Direktur RSUD Padang Panjang


(SPO)
dr. ARDONI

NIP.19720315 200501 1 009


Pengertian Suatu proses secara mekanik melepaskan kotoran dan
debris dari kulit dengan menggunakan sabun dan air
Tujuan Sebagai acuan dalam melakukan kebersihan tangan
dengan menggunakan sabun dan air mengalir.
Kebijakan SK Direktur tentang Kebijakan pelayanan Kesehatan
RSUD Kota Padang Panjang No ......................................
Tahun 2015
SK Direktur tentang Kebijakan Pelayanan Kesehatan
RSUD Kota Padang Panjang No .............................Tahun
2015
Prosedur Lima saat melakukan praktek membersihkan tangan :
1. Sebelum kontak dengan pasien.
2. Sebelum melakukan tindakan asepsis.
3. Setelah terpapar/ kontak cairan tubuh pasien.
4. Setelah kontak dengan pasien
5. Setelah kontak dengan lingkungan di sekitar
pasien. Lakukan Kebersihan tangan dengan cara
Basahi tangan dengan air mengalir yang bersih
Tuangkan sabun secukupnya, ± 3 – 5 cc pilih sabun cair.
(Cukup 1 x tekan pada pompa conteiner sabun)
Ratakan sabun pada kedua telapak tangan.
Gosokkan punggung, sela-sela jari dan punggung jari
bagian bawah tangan kiri tangan dengan tangan kanan
dan lakukan sebaliknya.
Gosokkan kedua talapak tangan dan sela-sela jari saling
menyilang.

RUMAH SAKIT KEBERSIHAN TANGAN


UMUM DAERAH (CUCI TANGAN DENGAN SABUN DAN AIR MENGALIR)
KOTA
PADANG PANJANG
No.Dokumen No. Halaman
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Revisi
2/2
-

Gosok punggung jari bagian atas dengan cara jari-jari sisi


dalam dari kedua tangan saling mengunci, kemudian
gosokkan.
Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan
kanan dan lakukan sebaliknya
Gosok dengan memutar ujung jari-jari tangan kanan di
telapak tangan kiri ke arah ibu jari dan lakukan
sebaliknya.
Bilas kedua tangan dengan air mengalir, pada saat
membilas tangan dibawah air bersih, ulang 6 langkah
hand hygiene.
Keringkan dengan handuk sekali pake atau tissue towel.
(gunakan tisue cukup satu lembar saja)
Bila kran dengan handle pendek, tutup keran dengan
mengunakan tisue atau handuk sekali pakai yang
digunakan untuk mengeringkan tangan diatas.
Waktu yang diperlukan untuk melakukan kegiatan diatas
40 – 60 detik

Unit Terkait Seluruh Petugas di RSUD PP, Pengunjung, pasien.

RUMAH SAKIT KEBERSIHAN TANGAN (MENGGUNAKAN LARUTAN


UMUM DAERAH BERBASIS ALKOHOL 60 – 90% / HANDRUB)
KOTA
PADANG PANJANG No.
No.Dokumen Halaman
Revisi
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016 1/2
-
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Operasional Juni 2016 Direktur RSUD Padang Panjang


(SPO)
dr. ARDONI

NIP.19720315 200501 1 009


Pengertian Suatu proses secara kimia untuk membunuh
mikroorganisme pada tangan dengan menggunakan larutan
berbasis alkohol 60 – 90%.
Tujuan Sebagai Acuan dalam membersihkan tangan menggunakan
cairan Anti septik berbasis Alkohol/ hand rub
Kebijakan SK Diretur tentang Kebijakan Pelayanan Kesehatan di
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padang panjang
No ... tahun 2015
SK Direktur tentang Kebijakan Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi RS No………………………………….
... tahun 2015
Prosedur Lima saat melakukan praktek membersihkan tangan:
1. Sebelum kontak dengan pasien.
2. Sebelum melakukan tindakan asepsis.
3. Setelah terpapar/kontak dengan cairan tubuh pasien
4. Setelah kontak dengan pasien.
5. Setelah kontak dengan lingkungan di sekitar
pasien. Lakukan Kebersihan tangan dengan cara:
1. Tuangkan handrub secukupnya, ± 3 – 5 cc (dengan 1 x
tekan pada pompa container handrub)
2. Ratakan handrub pada kedua telapak tangan.
3. Gosokkan punggung dan sela-sela jari tangan dengan
tangan kanan dan sebaliknya.
4. Gosokkan kedua talapak tangan dan sela-sela jari.
5. Gosok punggung jari bagian atas dengan cara jari-jari
sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci, kemudian
gosokkan.

RUMAH SAKIT KEBERSIHAN TANGAN (MENGGUNAKAN LARUTAN


UMUM DAERAH BERBASIS ALKOHOL 60 – 90% / HANDRUB)
KOTA
PADANG PANJANG
No.Dokumen No. Halaman
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Revisi
2/2
-

6. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan


kanan dan lakukan sebaliknya
7. Gosok dengan memutar ujung jari-jari tangan kanan di
telapak tangan kiri ke arah ibu jari dan sebaliknya.
8. Tunggu sampai kering baru melakukan kegiatan
selanjutnya.
- Waktu yang diperlukan untuk melakukan kegiatan
diatas 20 – 30 detik
Setelah dibuka cairan handrub bisa digunakan sampai
dengan 1 tahun
Semua Unit
Unit Terkait

RUMAH SAKIT CUCI TANGAN BEDAH


UMUM DAERAH
KOTA
PADANG PANJANG No.Dokumen No. Halaman
Revisi
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016 1/2
-
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Standar Prosedur
Operasional (SPO) Juni 2016 Direktur RSUD Padang Panjang

dr. ARDONI
Pengertian NIP.19720315 200501 1 009
Proses menghilangkan atau mematikan mikroorganisme
transien dan mengurangi mikroorganisme residen di tangan
petugas dengan menggunakan larutan antiseptik di bawah
air steril yang mengalir.
Sebagai Acuan dalam kebersihan tangan Bedah dengan
Tujuan
Kebijakan sabun antiseptik dan air mengalir.
SK Direktur tentang Kebijakan Pelayanan RSUD Kota
Padang Panjang No ... …………………………..Tahun 2015
Sk Direktur tentang kebijakan Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi DIRSUD Kota Padang panjang No ...
Prosedur ……………………………………..Tahun 2015.
Lima saat melakukan praktek membersihkan tangan :
1. Sebelum kontak dengan pasien.
2. Sebelum melakukan tindakan asepsis.
3. Setelah terpapar/kontak cairan tubuh pasien.
4. Setelah kontak dengan pasien
5. Setelah kontak dengan lingkungan di sekitar
pasien. Lakukan Kebersihan tangan dengan cara
Basahi tangan dengan air mengalir yang bersih
Tuangkan sabun secukupnya, ± 3 – 5 cc pilih sabun cair.
(Cukup 1 x tekan pada pompa conteiner sabun)
Ratakan sabun pada kedua telapak tangan.
Gosokkan punggung, sela-sela jari dan punggung jari
bagian bawah tangan kiri tangan dengan tangan kanan
dan lakukan sebaliknya.
Gosokkan kedua talapak tangan dan sela-sela jari saling
menyilang.
RUMAH SAKIT
CUCI TANGAN BEDAH
UMUM DAERAH
KOTA
PADANG PANJANG No.Dokumen No. Halaman

200// /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Revisi
2/2
-

Gosok punggung jari bagian atas dengan cara jari-jari sisi


dalam dari kedua tangan saling mengunci, kemudian
gosokkan.
Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan
kanan dan lakukan sebaliknya
Gosok dengan memutar ujung jari-jari tangan kanan di
telapak tangan kiri ke arah ibu jari dan lakukan
sebaliknya.
Bilas kedua tangan dengan air mengalir, pada saat
membilas tangan dibawah air bersih, ulang 6 langkah
hand hygiene.
Keringkan dengan handuk sekali pake atau tissue towel.
(gunakan tisue cukup satu lembar saja)
Bila kran dengan handle pendek, tutup keran dengan
mengunakan tisue atau handuk sekali pakai yang
digunakan untuk mengeringkan tangan diatas.
Waktu yang diperlukan untuk melakukan kegiatan diatas
40 – 60 detik
Unit Terkait Instalasi Bedah Sentral.

RUMAH SAKIT PELAKSANAAN AUDIT HAND HYGIENE


UMUM DAERAH
KOTA
PADANG PANJANG No.Dokumen No. Halaman
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Revisi
1/2
-
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Operasional Juni 2016 Direktur RSUD Padang Panjang


(SPO)
dr. ARDONI

NIP.19720315 200501 1 009


Pengertian Audit hand hygiene adalah suatu proses
pengamatan/observasi yang sistematis, independen dan
terdokumentasi terhadap petugas kesehatan yang terdiri
dari Dokter (dokter, PPDS, Co-Ass), Perawat/ Bidan
(perawat, bidan, mahasiswa) pekarya kesehatan dan
petugas kesehatan lain (terapis, radiographer, analis,
farmasis, mahasiswa) yang sedang memberikan pelayanan
di area pasien,dalam melaksanakan kepatuhan hand
hygiene, yaitu sebelum kontak pasien, sebelum tindakan
bersih/ aseptis,setelah kontak dengan cairan tubuh, setelah
kontak dengan pasien dan setelah kontak dengan
lingkungan pasien.
Ruang lingkup prosedur ini adalah mulai dari persiapan
audit hand hygiene sampai pemberian umpan balik kepada
satuan kerja terkait
Tujuan 1. Tersedianya acuan penerapan langkah – langkah
pelaksanakan audit hand hygiene
2. Diperolehnya kepastian kepatuhan pelaksanaan hand
hygiene
Kebijakan SK Direktur No.
Tentang Pencegahan dan pengendalian Infeksi Rumah
Sakit dalam kewaspadaan Isolasi melalui Hand Higiene
Prosedur 1. Persiapan audit hand hygiene
a. Tetapkan auditor terlatih yaitu IPCN
b. Tetapkan metode audit dengan metode sampling
c. Siapkan formulir Observasi Hand Hygiene Compliance
d. Tentukan lokasi sesuai area supervise IPCN

RUMAH SAKIT PELAKSANAAN AUDIT HAND HYGIENE


UMUM DAERAH
KOTA
PADANG PANJANG No.Dokumen No. Halaman
200// /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Revisi
2/2
-

2. Pelaksanaan audit terhadap kepatuhan pelaksanaan


Hand Hygiene
a. Lakukan audit setiap hari pada jam kerja
b. Gunakan formulir Observasi Hand Hygiene
Complience
c. Observasi selama 10 – 30 menit terhadap setiap
petugas kesehatan
d. Observasi berdasarkan “ 5 saat “ melakukan hand
hygiene
3. Beri tanda ceklist sesuai petunjuk tesnis pengisian
Formulir Observasi Hand higiene compliance
4. Masukan data kedalam program komputer oleh petugas
Komite PPI
5. Beri tanda ceklist sesuai petunjuk tesnis pengisian
Formulir Observasi Hand higiene compliance
6. Masukan data kedalam program komputer oleh petugas
Komite PPI
7. Lakukan analisa oleh petugas Komite PPI segera setelah
observasi
8. Berikan umpan balik kepada satuan kerja terkait

2. Instalasi Rawat Inap


3. Instalasi Rawat Jalan
4. Bidang Pelayanan Medis
5. Bidang Pelayanan Keperawatan
6. Komite Keperawatan
7. Komite PPI

RUMAH SAKIT PELAKSANAAN CUCI TANGAN BEDAH


UMUM DAERAH
KOTA
PADANG PANJANG No.Dokumen No. Halaman

200// /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Revisi
1/3
-
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :
Operasional Juni 2016 Direktur RSUD Padang Panjang
(SPO)
dr. ARDONI

NIP.19720315 200501 1 009


Pengertian Cuci tangan bedah adalah suatu prosedur tindakan
membersihkan tangan dengan menggunakan cairan
antiseptik cuci tangan chlorhexidine gluconat 4% dibawah
air mengalir.
Cuci tangan bedah dilakukan oleh tim bedah (operator,
asisten bedah dan perawat instrumen) sebelum dan
diantara tindakan pembedahan.
Ruang lingkup protap ini mulai dari melepas semua
perhiasan yang ada ditangan sampai mengeringkan tangan
menggunakan handuk steril.
Tujuan 1. Tersedianya acuan penerapan langkah-langkah
pelaksanaan cuci tangan bedah.
2. Tercapainya usaha pencegahan infeksi silang.
Kebijakan SK Direktur No.
Tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah sakit
dalam Kewaspadaan Isolasi melalui Pelaksanaan Cuci
Tangan Bedah
Prosedur 1. Lepaskan semua perhiasan yang ada di tangan seperti
cincin, jam dan gelang
2. Gulung lengan baju hingga atas siku.
3. Basahi tangan hingga siku dengan air mengalir, jaga
posisi tangan lebih tinggi dari lengan untuk menghindari
kotaminasi ulang oleh air dari arah siku dan mencegah
kontaminasi tangan dari bakteri pada sabun dan air.
4. Tuangkan cairan antiseptik cuci tanag 3-5ml (satu kali
pompa)untuk menyabuni seluruh permukaan tangan
yang telah dibasahi.
5. Ratakan cairan antiseptik pada kedua tangan.
RUMAH SAKIT PELAKSANAAN CUCI TANGAN BEDAH
UMUM DAERAH
KOTA
PADANG PANJANG No.
No.Dokumen Halaman
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Revisi
2/3
-

6. Gosok punggung dan ela-sela jari tangan kiri dengan


tangan kanan dan sebaliknya.
7. Gosok kedua telapak dan sela-sela jari.
8. Gosok jari-jari kedua tangan dengan posisi saling
mengait.
9. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan
kanan dan sebaliknya.
10. Gosok ujung jari-jari tangan kanan di telapak tangan kiri
dengan gerakan memutar dan sebaliknya
11. Tuangkan cairan antiseptik cuci tangan 3-5ml (satu kali
pompa) pada tangan kanan
12. Gosok sisi lengan kiri pergelangan ke arah siku (satu
arah, jangan bolak balik) dengan gerakan memutar
selama 1 menit.
13. Tuangkan cairan antiseptik cuci tangan 3-5ml (satu kali
pompa pada tangan kiri.
14. Gosok sisi lengan kanan dari pergelangan ke arah siku
(satu arah jangan bolak balik)dengan gerakan memutar
selama 1 menitJaga posisi tangan tetap diatas siku
setiap saat.Jika tangan menyentuh sesuatu setiap
saat,prosedur cuci tangan bedah harus diperpajang
1menit pada bagian yang terkontaminasi.
15. Bilas tangan dan lengan dengan mengalirkan air satu
arah dari ujung jari ke arah siku tanpa menyentuh
antara lengan yang satu dengan yang lain. Jangan
membalikan arah posisi lengan di aliran air selama
prosedur cuci tangan usahakan agar air tidak menciprat
ke pakaian bedah.
16. Lanjutkan ke ruang operasi dengan posisi tangan tetap
diatas siku
17. Keringkan tangan menggunakan handuk steril.

RUMAH SAKIT PELAKSANAAN CUCI TANGAN BEDAH


UMUM DAERAH
KOTA
PADANG PANJANG
No.Dokumen No. Halaman
Revisi
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016 3/3
-

Unit Terkait 1. Instalasi Rawat jalan :Poliklinik Bedah


2. Instalasi Bedah Sentral
3. SMF Bedah
4. SMF Orthopedi
5. SMF Bedah Syaraf
6. SMF Kebidanan
7. SMF Mata
8. SMF THT
9. SMF Gigi dan Mulut
10. Komite Pencegaha dan Pengendalian Infeksi
11. Komite Keperawatan
12. Bidang Pelayanan Medis
13. Bidang Pelayanan Keperawatan

RUMAH SAKIT PELAKSANAAN HANDRUB BEDAH


UMUM DAERAH
KOTA
PADANG PANJANG No.Dokumen No. Halaman

200// /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Revisi
1/2
-
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Operasional Juni 2016 Direktur RSUD Padang Panjang


(SPO)
dr. ARDONI

NIP.19720315 200501 1 009


Pengertian Handrub bedah adalah suatu prosedur tindakan menggosok
tangan sampai lengan menggunakan cairan berbasis
alkohol
Handrub bedah dilakukan oleh tim bedah (operator, asisten
bedah dan perawat instrumen) diantara tindakan
pembedahan.
Ruang lingkup prosedur ini mulai dari melepas semua perhiasan yang ada di

tangan sampai menggosok ujung


jari-jari tangan kanan di telapak tangan kiri.
Tujuan 1. Tersedianya acuan penerapan langkah – langkah
pelaksanaan handrub bedah.
2. Tercapainya usaha pencegahan infeksi silang
Kebijakan SK Direktur No………..
Tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
Rumah Sakit dalam Penerapan Kewaspadaan Isolasi
melalui Pelaksanaan Hand Hygiene.
Prosedur 1. Lepas semua perhiasan di tangan seperti jam,gelang

dan cincin.
2. Gulung lengan baju hingga atas siku
3. Tuangkan cairan handrub sebanyak 5ml ke telapak
tangan kiridengan menggunakan siku tangan kanan
4. Celupkan ujung jari tangan kanan ke cairan handrub
untuk mendekontaminasi bagian bawah kuku selama 5
detik
5. Gosok lengan kanan hingga siku dengan gerakan
melingkar sampai cairan handrub merata

RUMAH SAKIT PELAKSANAAN HANDRUB BEDAH


UMUM DAERAH
KOTA
PADANG PANJANG No.
No.Dokumen Halaman
Revisi
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016 2/2
-

6. Tuangkan cairan handrub sebanyak 5 ml ke telapak


tangan kanan dengan menggunakan siku tangan kiri
7. Celupkan ujung jari tangan kiri ke cairan handrub untuk
mendekontaminasi bagian bawah kuku selama 5 detik.
8. Gosok lengan kiri hingga sikudengan gerakan melingkar
hingga handrub merata
9. Tuangkan 3-5 cc antiseptik berbasis alkohol ke telapak
tangan kiri
10. Ratakan cairan pada kedua telapak tangan
11. Gosok punggung dan sela- sela jari tangan kiri dengan
tangan kanan dan sebaliknya.
12. Gosok punggung dan sela sela jari tangan kiri dengan
tangan dan sebaliknya.
13. Gosok kedua telapak dan sela sela jari
14. Gosok buku buku jari dengan jari jari sisi dalam dari
kedua tangan saling mengunci.
15. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan
kanan dan lakukan sebaliknya.
16. Gosok ujung jari jari tangan kanan di telapak tangan kiri
dengan gerakan memutar dan sebaliknya.
Unit Terkait 1. Bedah Sentral
2. Ruang Bedah
3. Ruang Kebidanan
4. Ruang Mata/THT
5. Komite PPI
6. Komite Keperawatan
7. Bidang Pelayanan Medis
8. Bidang Pelayanan Keperawatan

RUMAH SAKIT PELAKSANAAN HANDRUB


UMUM DAERAH
KOTA
PADANG PANJANG No.Dokumen No. Halaman

200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Revisi
1/2
-
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Operasional Juni 2016 Direktur RSUD Padang Panjang


(SPO)
dr. ARDONI

NIP.19720315 200501 1 009


Pengertian Handrub adalah suatu tindakan menggosok tangan dengan
menggunakan cairan berbasis alkohol.
Handrub dilakukan bila tangan tidak tampak kotor , lama
melakukan handrub 20-30 detik , menggunakan cairan
berbasis alkohol 95% atau Ethanol 100%
Ruang lingkup prosedur ini mulai melepaskan semua
perhiasan ujung jari-jari tangan kanan di telapak tangan kiri.
Tujuan 1. Tersedianya acuan penerapan langkah-langkah
pelaksanaan handrub
2. Tercapainya patient safety.
Kebijakan SK Direktur No…..
Tentang pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah
Sakit dalam Kewaspadaan isolasi melalui Hand Hygiene
Prosedur 1. Lepaskan semua perhiasan yang ada di tangan seperti:
cincin , jam dan gelang .
2. Tuangkan 3-5 cc antiseptik berbasis alkohol ke telapak
tangan
3. Ratakan cairan pada kedua telapak tangan
4. Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan
tangan kanan dan sebaliknya
5. Gosok kedua telapak dan sela-sela jari
6. Gosok jari-jari kedua tangan dengan posisi saling
mengait
7. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan
kanan dan lakukan sebaliknya.
8. Gosok ujung jari-jari tangan kanan di telapak tangan kiri
dengan gerakan memutar dan sebaliknya.

RUMAH SAKIT PELAKSANAAN HANDRUB


UMUM DAERAH
KOTA
PADANG PANJANG
No.Dokumen No. Halaman
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Revisi
2/2
-

Unit Terkait 1. Instalasi Gawat Darurat


2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Rawat Inap
4. Instalasi Rawat Intensif
5. Instalasi Bedah Sentral
6. Instalasi Rehabilitasi Medik
7. Instalasi Radiologi
8. Instalasi Perawatan Jenazah
9. Unit Transfusi Darah
10. Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
11. Komite Perawatan
12. Bidang Pelayanan Medis
13. Bidang Pelayanan Keperawatan
RUMAH SAKIT PEMBERSIHAN KAMAR MANDI
UMUM DAERAH GEDUNG RSUD KOTA PADANG PANJANG
KOTA
PADANG PANJANG No.
No.Dokumen Halaman
200// /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Revisi
1/2
-
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Operasional Juni 2016 Direktur RSUD Padang Panjang


(SPO)
dr. ARDONI

NIP.19720315 200501 1 009


Pengertian Pembersihan kamar mandi adalah membersihkan seluruh
komponen yang ada di kamar mandi RSUD kota padang
Panjang
Tujuan Sebagai acuan untuk menjaga kebersihan lingkungan yang
bersih dan sehat dan mencegah tingkat kekotoran kamar
mandi
Kebijakan Pembersihan seluruh kamar mandi di lingkungan rumah
sakit dilakukan setiap saat jika dibutuhkan
Prosedur 1. Peralatan dan Bahan Pembersihan Kamar Mandi
a. Sikat genggam
b. Sikat panjang
c. Sikat closed
d. Tapas
e. Floor Squeegee
f. Ember plastik
g. APD (Alat Pelindung Diri)
h. Karbol
i. Keramik Cleaner
j. Oxalid
2. Teknik dan Cara Pembersihan Kamar Mandi
a. Pakai APD (Sarung tangan karet dan Masker)
b. Basahi seluruh media yang akan dibersihkan.
c. Bersikan semua peralatan yang ada didalam kamar
mandi, lalu bilas dengan air bersih.
d. Tuang bahan secekupnya ke tapas lalu gosokan
dinding secara merata.
e. Tuang bahan secekupnya ke lantai lalu sikat secara
merata termasuk kloset, urinoir, bak air.
RUMAH SAKIT PEMBERSIHAN KAMAR MANDI
UMUM DAERAH GEDUNG RSUD KOTA PADANG PANJANG
KOTA
PADANG PANJANG No.
No.Dokumen Halaman
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Revisi
2/2
-

f. Bilas semua media yang bibersihkan dengan air


bersih.
g. Tuangkan air satu ember kedalam closed/WC untuk
menanggulangi penyumbatan.
h. Seka sisa-sisa air yang ada dilantai dengan Floor
Squeegee sampai bersih.
i. Setelah selesai kembalikan peralatan ketempat
semula dalam keadaan rapi.
Unit Terkait Petugas Kebersihan, Seluruh ruangan, Instalasi Sanitasi
RUMAH SAKIT PEMBERSIHAN KACA
UMUM DAERAH GEDUNG RSUD KOTA PADANG PANJANG
KOTA
PADANG PANJANG No.
No.Dokumen Halaman
Revisi
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016 1/2
-
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Operasional Juni 2016 Direktur RSUD Padang Panjang


(SPO)
dr. ARDONI

NIP.19720315 200501 1 009


Pengertian Adalah kaca yang ada di RSUD Kota Padang Panjang
Tujuan Menciptakan kaca bersih yang tembus pandang
Kebijakan Pembersihan kaca di seluruh lingkungan rumah sakit
Prosedur 1. Peralatan dan Bahan Pembersihan Kaca
1.1 Lap biru 2 buah
1.2 Window Squeegee
1.3 Window Washer
1.3 Botol Speyer
1.4 Telescopic pole/stick mop (bila kaca tinggi dan tidak
terjangkau tangan)
1.5 Handy Bucket
1.6 Bucket
1.7 Sponge
1.8 Glass Cleaner
2. Teknik Pembersihan Kaca
2.1 Siapkan bahan pembersih kaca yang dimasukkan
kedalam botol sprayer.
2.2 Apabila kaca cukup luas dan banyak yang akan
dibersihkan gunakan bucket untuk tempat bahan
pembersih, kemudian celupkan Window Washer ke
dalam larutan tersebut dan peras hingga lembab
lalu gosokkan keseluruh permukaan kaca secara
merata dari atas ke bawah.
2.3 Apabila kaca tidak terlalu luas bisa memakai botol
sprayer untuk tempat bahan pemberesih kemudian
semprotkan keseluruh permukaan kaca dan ratakan
dengan sponge.
RUMAH SAKIT PEMBERSIHAN KACA

UMUM DAERAH GEDUNG RSUD KOTA PADANG PANJANG


KOTA
PADANG PANJANG No.
No.Dokumen Halaman
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Revisi
2/2
-
2.4 Tarik bahan pembersih dari permukaan kaca

dengan window squeegee dengan gerakan yang


berkesinambungan ke bawah.
2.5 Keringkan karet window squeegee dengan lap.
2.6 Bersihkan bagian kusen-kusennya dengan lap dan
area sekitarnya.
2.7 Bersihkan sisa-sisa bahan pembersih kaca dengan
lap bersih dan kering
2.8 Jika sudah selesai kembalikan peralatan ke handy
bucket
Unit Terkait Petugas Kebersihan, Instalasi Sanitasi

RUMAH SAKIT PEMBERSIHAN PLAFON


UMUM DAERAH GEDUNG RSUD KOTA PADANG PANJANG
KOTA
PADANG PANJANG No.
No.Dokumen Halaman
Revisi
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016 1/1
-
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Operasional Juni 2016 Direktur RSUD Padang Panjang


(SPO)
dr. ARDONI

NIP.19720315 200501 1 009


Pengertian Adalah Plafon/ eternit yang ada di RSUD Kota Padang
Panjang
Tujuan Menciptakan kondisi yang bersih dan sehat untuk
mencegah infeksi nosokomial
Kebijakan Pembersihan Plafon/eternit di seluruh ruangan rumah sakit
Prosedur 1. Alat dan Bahan Pembersih Plafon/Eternit
1.1 Sapu lawa - lawa
1.2 Lobby duster
1.3 APD (masker)
2. Teknik dan Cara Pembersihan
Plafon/Eternit. 2.1 Pakai APD (masker)
2.2 Lakukan pembersihan plafon dengan menggunakan
sapu lawa – lawa
2.3 Bersihkan kotoran yang jatuh ke lantai dengan
menggunakan lobby duster.
Unit Terkait Petugas Kebersihan, Instalasi Sanitasi, Ruangan Terkait

RUMAH SAKIT PENGGUNAAN MESIN VACUM CLEANER


UMUM DAERAH
KOTA
PADANG PANJANG No.Dokumen No. Halaman
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Revisi
1/2
-
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Operasional Juni 2016 Direktur RSUD Padang Panjang


(SPO)
dr. ARDONI

NIP.19720315 200501 1 009


Pengertian Adalah mesin untuk menghisap debu
Tujuan Menciptakan kondisi yang bersih dan sehat untuk
mencegah infeksi nosokomial
Kebijakan Pembersihan debu dan pembersihan sumbatan di seluruh
lingkungan rumah sakit
Prosedur 1. Cara penggunaan mesin, tarik kabel yang menggulung di
mesin vacum cleaner, sambungkan dengan stop kontak
atau aliran listrik.
2. Tekan tombol on untuk mengaktifkan mesin
3. Atur suara daya kecepatan mesin untuk penyedotan
agar tidak mengganggu kenyamanan istirahat pasien.
4. Penyedotan dimulai dari ruang atau bangsal yang
kosong dengan menyedot debu di sofa, rel jendela,
karpet dll.
5. Gunakan alat bantu yang tersedia di dalam mesin untuk
menyesuaikan obyek yang disedot, misalnya dust tentol
digunakan untuk menyedot bagian – bagian yang
sempit, sikat sudut alat bantu yang berfungsi ganda
sebagai penyulak.
6. Atur panjang pendeknya stang/tangkai penyedotan
untuk menyesuaikan dengan obyeknya.
7. Kontrol kantong debu dengan melihat tanda lampu di
mesin vacum cleaner, jika lampu merah menyala
pertanda kantong debu penuh dan segera ambil
tindakan untuk mengganti dengan yang baru atau
kontrol kantong debu dengan melihat langsung dengan
terlebih dahulu mematikan mesin.

RUMAH SAKIT PENGGUNAAN MESIN VACUM CLEANER


UMUM DAERAH
KOTA
PADANG PANJANG No.Dokumen No. Halaman

200// /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Revisi
2/2
-

8. Jika telah selesai, semprot ruangan dengan pengharum


ruangan. Mesin ini bisa digunakan untuk pembersihan
sumbatan, wastafel, gorong – gorong dan lain – lain.
9. Kembalikan mesin ke gudang dalam
keadaan bersih dan laporkan ke petugas gudang bahwa
penyedotan telah selesai.
Unit Terkait Petugas Kebersihan, Instalasi Sanitasi

RUMAH SAKIT PEMBERSIHAN TEMPAT SAMPAH


UMUM DAERAH
KOTA
PADANG PANJANG No.Dokumen No. Halaman
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Revisi
1/1
-
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Operasional Juni 2016 Direktur RSUD Padang Panjang


(SPO)
dr. ARDONI

NIP.19720315 200501 1 009


Pengertian Adalah tempat sampah yang ada di RSUD Kota Padang
Panjang
Tujuan Menciptakan kondisi yang bersih dan sehat untuk
mencegah infeksi nosokomial
Kebijakan Pembersihan tempat sampah di seluruh lingkungan rumah
sakit
Prosedur 1. Alat dan Bahan Pembersih Tempat Sampah
1.1 Sikat genggam
1.2 Tapas
1.3 APD (Sarung tangan karet)
1.4 Detergen
2. Teknik dan Cara Pembersihan Tempat Sampah
2.1 Pakailah sarung tangan sebelum membersihkan
bak sampah
2.2 Tempat sampah dibawa ketempat pembersihan di
belakang
2.3 Basahi dengan air dan taburi dengan detergen
2.4 Sikat/gosok dengan tapas bagian dalam dan luar
secara merata lalu siram dengan air bersih
2.5 Setelah selesai keringkan dengan bantuan sinar
matahari kemudian di lapisi dengan kantong plastik.
Kantong plastik gunanya untuk :
2.5.1 Menjaga agar tempat sampah tetap bersih
2.5.2 Mempermudah petugas dalam pengambilan
sampah.
2.5.3 Mengurangi debu.
Unit Terkait Petugas Kebersihan, Instalasi Sanitasi

RUMAH SAKIT PEMBERSIHAN DINDING TERCAT


UMUM DAERAH GEDUNG RSUD KOTA PADANG PANJANG
KOTA
PADANG PANJANG No.
No.Dokumen Halaman
Revisi
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016 1/1
-
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Operasional Juni 2016 Direktur RSUD Padang Panjang


(SPO)
dr. ARDONI

NIP.19720315 200501 1 009


Pengertian Adalah dinding yang ada di RSUD Kota Padang Panjang
Tujuan Menciptakan kondisi yang bersih dan sehat untuk
mencegah infeksi nosokomial
Kebijakan Pembersihan dinding di seluruh ruangan rumah sakit
Prosedur 1. Alat dan Bahan Pembersihan Dinding
1.1 Botol sprayer
1.2 Lap
1.3 Tapas
1.4 Detergen
2. Teknik dan Cara Pembersihan Dinding
2.1 Siapkan botol sprayer yang terisi detergen
2.2 Semprotkan ke dinding yang terkena noda secara
merata
2.3 Gosok perlahan-lahan dengan tapas
2.4 Bersihkan sisa-sisa bahan pembersih didinding
dengan lap bersih
Unit Terkait Petugas Kebersihan, Instalasi Sanitasi, Ruangan Terkait

RUMAH SAKIT MEMBERSIHKAN DARAH / MUNTAHAN DI LANTAI


UMUM DAERAH GEDUNG RSUD KOTA PADANG PANJANG
KOTA
PADANG PANJANG No.
No.Dokumen Halaman
Revisi
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016 1/2
-
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Operasional Juni 2016 Direktur RSUD Padang Panjang


(SPO)
dr. ARDONI

NIP.19720315 200501 1 009


Pengertian Adalah darah dari pasien yang ada di RSUD Kota nPadang
Panjang yang kemungkinan terdapat bibit penyakit.
Tujuan Menciptakan kondisi yang bersih dan sehat untuk
mencegah infeksi nosokomial
Kebijakan Semua lantai di lingkungan rumah sakit yang tekena darah
dibersihkan sesuai SOP
Prosedur 1. Peralatan dan Obat - obatan
1.1Mop
1.2Sapu ijuk
1.3Dust pan
1.4Pasir halus.
1.5Ember
1.6APD (Masker, Sepatu Boot, Sarung Tangan)
1.7Kain/Handuk kertas
1.8Obat lysol (penghilang bau amis).
1.9Obat SOS (pengharum lantai).
1.10 Obat by fresh (pengharum ruangan).
2. Tehnik dan Cara Pembersihan Darah di Lantai
2.1 Pakailah APD sebelum memulai pekerjaan
2.2 Jika darah/ tumpahan yang berceceran banyak
maka langkah pertama adalah membersihkan
dengan material yang dapat meresap cairan dan
dibuang di tempat sampah infeksius.
2.3 Hapus area dengan kain/handuk kertas dengan
cairan desinfeksi dan biarkan permukaan kering
2.4 Sapu dan kukup sampai bersih

RUMAH SAKIT MEMBERSIHKAN DARAH / MUNTAHAN DI LANTAI GEDUNG RSUD


UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
KOTA
PADANG PANJANG No.
No.Dokumen Halaman
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Revisi
2/2
-
2.5 Jika darah/ tumpahan tidak banyak maka lakukan

pengesutan dengan pel basah sampai bersih


dengan menggunakan obat lysol/kreolin.
2.6 Bersihkan dengan mop basah dan gunakan obat
lysol untuk menghilangkan bau amis
2.7 Ulangi pengemopan dengan manggunakan obat
SOS untuk pengharum lantai
2.8 Semprotkan air fress untuk pengharum ruangan.
Unit Terkait Petugas Kebersihan, Instalasi Sanitasi

RUMAH SAKIT PEMBERSIHAN TAMAN DAN HALAMAN


UMUM DAERAH GEDUNG RSUD KOTA PADANG PANJANG
KOTA
PADANG PANJANG No.
No.Dokumen Halaman
Revisi
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016 1/1
-
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Operasional Juni 2016 Direktur RSUD Padang Panjang


(SPO)
dr. ARDONI

NIP.19720315 200501 1 009


Pengertian Adalah taman dan halaman yang ada di RSUD Kota
Padang Panjang.
Tujuan Menciptakan kondisi yang bersih, sehat, tertib dan indah.
Kebijakan Seluruh taman dan halaman di lingkungan rumah sakit.
Prosedur 1. Peralatan
1.1 Sapu lidi
1.2 Dust pan.
1.3 Keranjang sampah
2. Tehnik dan Cara Pembersihan Taman dan Halaman
Bila halaman berdebu, halaman harus disiram dengan
air terlebih dahulu supaya debu tidak berterbangan saat
disapu.
Sampah di sapu searah dengan arah angin dan di kukup
dengan dust bin lalu dimasukkan kedalam kantong
plastik hitam/ keranjang sampah.
Jika sudah selesai kembalikan peralatan ketempat
semula dalam keadaan bersih dan rapi.
Unit Terkait Petugas Kebersihan, Instalasi Sanitasi

RUMAH SAKIT MEMBERSIHKAN RUANG/ KAMAR PASIEN


UMUM DAERAH GEDUNG RSUD KOTA PADANG PANJANG
KOTA
PADANG PANJANG No.
No.Dokumen Halaman
Revisi
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016 1/1
-
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Operasional Juni 2016 Direktur RSUD Padang Panjang


(SPO)
dr. ARDONI

NIP.19720315 200501 1 009


Pengertian Adalah kegiatan membersihkan ruang/kamar pasien yaitu
upaya untuk menjaga ruang/ kamar pasien agar selalu
bersih dan rapi RSUD Kota Padang Panjang.
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk
pembersihan ruang/ kamar pasien.
Kebijakan Pengendalian infeksi nosokomial di rumah sakit sehingga
diperlukan protap pembersihan kamar pasien.
Prosedur 1. Pakai APD yang sebelumnya dilakukan cuci tangan
2. Ketuk pintu 3 kali lalu ucapkan salam lalu minta izin
untuk membersihkan ruangan
3. Persiapkan alat dan bahan
4. Membersihkan meja makan pasien, almari dan kursi
5. Membersihkan kaca/jendela pada kedua sisinya
6. Membersihkan kulkas bagian luar
7. Membersihkan sofa
8. Membersihkan pintu kamar
9. Menyapu ruang dengan sapu ijuk apabila ruangannya
luas sebaiknya memakai lobby duster
10. Pengemopan lantai dengan floor cleaner
11. Setelah selesai, petugas meninggalkan ruang pasien
dengan mengucapkan salam
Unit Terkait Petugas Kebersihan, Ruangan Terkait

RUMAH SAKIT MEMELIHARA TAMAN DAN RUMPUT


UMUM DAERAH GEDUNG RSUD KOTA PADANG PANJANG
KOTA
PADANG PANJANG No.
No.Dokumen Halaman
Revisi
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016 1/4
-
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Operasional Juni 2016 Direktur RSUD Padang Panjang


(SPO)
dr. ARDONI

NIP.19720315 200501 1 009


Pengertian Adalah suatu kegiatan untuk menciptakan taman dan
rumput agar selalu rapi, asri dan bersih di lingkungan RSUD
Kota Padang Panjang.
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk
menjaga kondisi taman agar kelihatan rapi, asri dan bersih.
Kebijakan Pengendalian infeksi nosokomial di rumah sakit sehingga
diperlukan protap memelihara taman dan rumput.
Prosedur 1. Pakai APD yang sebelumnya dilakukan cuci tangan
2. Persiapkan alat sebelum bekerja seperti sapu lidi, dust
pan, tempat sampah, masker, sarung tangan
kain,sepatu boot, kantong plastik warna hitam, gunting
taman, cetok, cangkul kecil
3. Pangkas tanaman yang kurang tertata sehingga
kelihatan rapi.
4. Sapu sisa-sisa potongan tanaman dan sampah yang
ada diseluruh taman
5. Lakukan pendangiran di bawah dan sekitar tanaman
untuk mengolah tanah supaya tanah tetap subur
6. Untuk menambah kesuburan rumput, pupuk dengan
urea / jenis NPK.
7. Bila kondisi tanah kering, lakukan penyiraman
sehingga tanah menjadi lembab / basah.
8. Pohon – pohon yang sudah terlalu besar di pangkas
sehingga kelihatan rapi, tidak mengganggu listrik.
9. Bila terdapat tanaman yang sudah tua dan tidak
mungkin lagi unuk bersemi karena jenis dan sifat
tanamannya maka perlu diadakan tanaman baru
(sulam).
10. Bila pekerjaan telah selesai kembalikan semua perlatan
ke gudang dalam keadaan bersih dan rapi

Unit Terkait Petugas Kebersihan, Instalasi Sanitasi

RUMAH SAKIT MEMBERSIHKAN PERALATAN DARI STAINLESS


UMUM DAERAH
KOTA
PADANG PANJANG No.Dokumen No. Halaman
Revisi
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016 1/1
-
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Standar Prosedur
Operasional (SPO) Juni 2016 Direktur RSUD Padang Panjang

dr. ARDONI
NIP.19720315 200501 1 009
Pengertian Adalah mempertahankan kebersihan sarana / alat yang
Tujuan terbuat dari stainless di RSUD Kota padang Panjang.
Sebagai acuan penerapan langkah – langkah yang harus
diambil oleh petugas dalam membersihkan peralatan dari
Kebijakan stianless.
Pengendalian infeksi nosokomial di rumah sakit sehingga
diperlukan protap dalam membersihkan peralatan dari
Prosedur stainless.
1. Petugas mempersiapkan peralatan dan bahan.
2. Pada peralatan dari kuningan : metal gel dioleskan
secukupnya pada lap kemudian digosokkan setelah
bersih peralatan digosok dengan lap kering sampai
mengkilap
3. Ulangi langkah yang sama untuk membersihkan
peralatan lain yang terbuat dari stenless
4. Setelah selesai peralatan dirapikan kembali dan alat
pembersih dibereskan serta di kembalikan ketempat
semula.
Unit Terkait
Petugas Kebersihan, Instalasi Sanitasi, Ruangan terkait

RUMAH SAKIT GENERAL CLEANING KAMAR PASIEN


UMUM DAERAH GEDUNG RSUD KOTA PADANG PANJANG
KOTA
PADANG PANJANG No.
No.Dokumen Halaman
Revisi
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016 1/2
-
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Operasional Juni 2016 Direktur RSUD Padang Panjang


(SPO)
dr. ARDONI

NIP.19720315 200501 1 009


Pengertian Adalah mempertahankan kebersihan ruang perawatan
pasien dan sarana yang ada didalamnya serta kamar mandi
secara menyeluruh pada waktu – waktu tertentu di RSUD
Kota Padang panjang.
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah – langkah yang harus
diambil oleh petugas dalam melakukan general cleaning
kamar pasien.
Kebijakan Pengendalian infeksi nosokomial di rumah sakit sehingga
diperlukan protap general cleaning kamar pasien.
Prosedur 1. Mempersiapkan alat yang diperlukan dan chemical.
1.1Chemical (SOS, Lysol, Kreolin,TDD)
1.2Alat poles lantai
1.3Sedot debu
1.4Kuas untuk pembersihan kusen
1.5Tangga BI
1.6Sapu ijuk
1.7Dust pan
1.8Sapu lawa – lawa
1.9Alat pel lantai
2 Pembersihan kamar pasien yang dibersihkan :
1.1Lawa-lawa di sela – sela maupun di plafon
1.2Kaca – kaca dan kusen – kusen
1.3Dinding kamar pasien
1.4Lemari pasien, Kursi, TV, lampu, AC, tempat tidur,
kulkas luar dalam dll.
3 General Cleaning dilakukan setiap hari bila ada kamar
kosong dan setelah pekerjaan rutin selesai serta
penggunaan ruangan baru.
RUMAH SAKIT GENERAL CLEANING KAMAR PASIEN
UMUM DAERAH GEDUNG RSUD KOTA PADANG PANJANG
KOTA
PADANG PANJANG
No.Dokumen No. Halaman
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Revisi
2/2
-

4 Selesai di general cleaning kamar pasien, tempat tidur,


TV, kursi dan lemari di tata rapi.
5. Alat – alat kebersihan setelah selesai digunakan di
kembalikan ke tempat semula oleh petugas.
Unit Terkait Unit kebersihan, Ruang Rawat Inap.

RUMAH SAKIT MEMBERSIHKAN MEBELAIR


UMUM DAERAH GEDUNG RSUD KOTA PADANG PANJANG
KOTA
PADANG PANJANG No.
No.Dokumen Halaman
Revisi
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016 1/1
-
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Operasional Juni 2016 Direktur RSUD Padang Panjang


(SPO)
dr. ARDONI

NIP.19720315 200501 1 009


Pengertian Adalah membersihkan sarana atau peralatan yang bagian
mukanya dilapisi dengan pelitur.
Tujuan Sebagai acuan langkah – langkah yang harus diambil oleh
petugas dalam membersihkan perlatan berpelitur.
Kebijakan Pengendalian infeksi nosokomial di rumah sakit sehingga
diperlukan protap dalam membersihkan peralatan berpelitur.
Prosedur 1. Petugas mempersiapkan peralatan dan chemical FO
(GEDUNG RSUD PADANG PANJANG) dan polish
mebelair pembersih (Gedung lama) untuk peralatan
berpelitur, beberapa lap lembut dan kuas bila perlu.
2. Sudut – sudut peralatan dibersihkan dengan sikat atau
kuas kering
3. Debu dibersihkan dengan lap lembab kemudian
dikeringkan dengan lap kering.
4. Tuangkan chemical polish mebelair (obat pembersih)
pada lap atau semprotkan langsung dipermukaan
peralatan, kemudian di gosokkan sampai rata, menurut
serat kayu supaya meresap.
5. Peralatan digosok sampai dibersihkan, peralatan
dirapikan kembali dan alat pembersih dibereskan serta
dikembalikan ke tempat semula.
Unit Terkait Petugas Kebersihan, Instalasi Sanitasi, Ruangan Terkait

RUMAH SAKIT PENGGUNAAN TROLY PEL


UMUM DAERAH GEDUNG RSUD KOTA PADANG PANJANG
KOTA
PADANG PANJANG No.
No.Dokumen Halaman
Revisi
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016 1/1
-
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Operasional Juni 2016 Direktur RSUD Padang Panjang


(SPO)
dr. ARDONI

NIP.19720315 200501 1 009


Pengertian Troly pel adalah alat untuk membersihkan lantai berisi :
1. Dua ember
- Ember untuk tempat chemical
- Ember untuk air bersih
2. Stok pel
Tujuan Sebagai acuan langkah – langkah yang harus diambil oleh
petugas dalam menggunakan troly pel.
Kebijakan Pengendalian infeksi nosokomial di rumah sakit sehingga
diperlukan protap menggunakan troly pel.
Prosedur 1. Troly pel keadaan bersih / tidak rusak.
2. Ada 2 ember yang harus diisi chemical dan air bersih.
3. Chemical diambil dari ember tandon / ember besar
yang berada di depan kantor pengawas
4. Chemical (obat pel) dioplos oleh pengawas.
5. Troly pel, selesai dipakai dibersihkan kembali dalam
keadaan kering, kemudian di reposisikan seperti
semula dengan keadaan siap pakai.
6. Stok pel disimpan di tempat yang ditentukan.
Unit Terkait Petugas Kebersihan

RUMAH SAKIT PEMAKAIAN MESIN POLES


UMUM DAERAH
KOTA
PADANG PANJANG No.Dokumen No. Halaman
Revisi
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016 1/2
-
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Standar Prosedur
Operasional (SPO) Juni 2016 Direktur RSUD Padang Panjang

dr. ARDONI
Pengertian NIP.19720315 200501 1 009
Mesin poles adalah alat untuk stripping, sealing
dan finishing.
- Stripping adalah langkah pertama untuk perawatan
lantai.
- Sealing adalah memberi lapisan dasar pada lantai yang
telah distripping.
- Finishing adalah memberi beberapa lapisan baru pada
lantai yang sudah diberi lapisan seaber.
Sebagai acuan penerapan langkah – langkah yang harus
Tujuan
diambil oleh petugas dalam menggunakan mesin poles.
Kebijakan Pengendalian infeksi nosokomial di rumah sakit sehingga
Prosedur diperlukan protap pemakaian mesin poles
1. Petugas mempersiapkan peralatan dan chemical DDC
untuk poles kering, obat A/H (GEDUNG RSUD
PADANG PANJANG) So Klin (Gedung Lama) untuk
poles basah (obat pembersih) untuk peralatan
berpelitur menggunakan obat FO (GEDUNG RSUD
KOTA PADANG PANJANG) dan Polish Mebelair
(Gedung Lama), beberapa lap lembut dan kuas bila
perlu.
2. Sudut – sudut peralatan dibersihkan dengan sikat atau
kuas kering
3. Debu dibersihkan dengan lap lembab kemudian
dikeringkan dengan lap kering.
4. Tuangkan chemical FO/Polish Mebelair (obat
pembersih) pada lap atau semprotkan langsung
dipermukaan peralatan, kemudian di gosokkan sampai
RUMAH SAKIT rata, menurut serat kayu supaya meresap.
PEMAKAIAN MESIN POLES
UMUM DAERAH
KOTA
PADANG PANJANG No.Dokumen No. Halaman

200// /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Revisi
2/2
-

5. Peralatan digosok sampai dibersihkan, peralatan


dirapikan kembali dan alat pembersih dibereskan serta
dikembalikan ke tempat semula.
Unit Terkait Petugas Kebersihan, Ruangan Terkait

RUMAH SAKIT PEMAKAIAN LOBBY DUSTER


UMUM DAERAH
KOTA
PADANG PANJANG No.Dokumen No. Halaman
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Revisi
1/1
-
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Operasional Juni 2016 Direktur RSUD Padang Panjang


(SPO)
dr. ARDONI

NIP.19720315 200501 1 009


Pengertian Adalah alat untuk menyapu debu/ kotoran kering yang
terdiri: tangkai lobby (stok lobby), kain lobby.
Tujuan Sebagai acuan langkah – langkah yang harus diambil oleh
petugas dalam menggunakan stok lobby duster.
Kebijakan Pengendalian infeksi nosokomial di rumah sakit sehingga
diperlukan protap pemakaian stok lobby duster.
Prosedur 1. Stok lobby duster dalam keadaan baik dan siap pakai.
2. Ambil stok lobby duster dan semprot kainnya dengan
minyak lobby (DDC) kemudian dijemur sampai kering.
3. Setelah dijemur, stok lobby duster bisa digunakan
sesuai kebutuhan yang dituju
4. Selesai dipakai stok lobby duster, kainnya dibersihkan
dan dikembalikan ke tempat semula.
5. Pembersihan stok lobby duster saat kotor
6. Stok lobby duster keadaan bersih dan kering untuk itu
siap pakai
7. Sudut – sudut peralatan dibersihkan dengan sikat
Unit Terkait Petugas Kebersihan

RUMAH SAKIT PEMAKAIAN TROLLY SAMPAH DAN GEROBAK


UMUM DAERAH SAMPAH
KOTA
PADANG PANJANG No.
No.Dokumen Halaman
Revisi
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016 1/4
-
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Operasional Juni 2016 Direktur RSUD Padang Panjang


(SPO)
dr. ARDONI

NIP.19720315 200501 1 009


Pengertian Adalah alat pengangkut sampah yang dilengkapi dengan
sarana : ember + tutup, jepitan, kantong sampah kuning
untuk sampah medis dan kantong sampah hitam untuk
sampah medis.
Tujuan Sebagai acuan langkah – langkah yang harus diambil oleh
petugas dalam mempergunakan trolly dan gerobak sampah.
Kebijakan Pengendalian infeksi nosokomial di rumah sakit sehingga
diperlukan protap pemakaian trolly dan gerobak sampah.
Prosedur 1. Trolly sampah untuk mengambil sampah medis
sedangkan gerobak sampah untuk mengambil sampah
non medis
2. Trolly dan gerobak sampah keadaan baik dan bersih.
3. Trolly dan gerobak sampah diambil dari lokasi asalnya.
4. Ember / tempat sampah dalamnya diberi kantong plastik
warna hitam untuk sampah non medis dan kantong
plastik warna kuning untuk sampah medis sesuai
kebutuhannya.
5. Sampah ruangan / perkantoran diambil oleh petugas
sampah untuk diangkut dengan menggunakan gerobak
kemudian di buang ke TPS yang non medis sedangkan
sampah medis diangkut menggunakan trolly sampah di
tempat medis yang sudah disediakan kemudian di
masukkan kedalam incenerator untuk dilakukan
pembakaran.
6. Trolly sampah bila selesai dipakai dibersihkan dan
dikembalikann ke tempat asalnya, untuk itu siap pakai.
Unit Terkait Petugas Kebersihan
RUMAH SAKIT PROSEDUR PENAMPUNGAN SAMPAH DI RUANGAN
UMUM DAERAH
KOTA
PADANG PANJANG No.Dokumen No. Halaman
Revisi
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016 1/1
-
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Standar Prosedur
Operasional (SPO) Juni 2016 Direktur RSUD Padang Panjang

dr. ARDONI
Pengertian NIP.19720315 200501 1 009
Kegiatan mengumpulkan sampah sementara di tempat
Tujuan sampah yang telah di tentukan di dalam ruangan.
Kebijakan Agar ruangan tetap bersih, rapi, dan tidak bau
Prosedur Kondisi ruang kerja harus bersih dan nyaman
1. Semua tempat sampah di ruangan baik medis maupun
non medis harus selalu di tutup agar tidak menimbulkan
bau.
2. Bila sampah sudah penuh, segera di tampung di tempat
penampungan sampah.
Unit Terkait
Semua Unit Pelayanan, Petugas Cleaning Service.

RUMAH SAKIT PROSEDUR PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI


UMUM DAERAH BAGI PETUGAS SAMPAH
KOTA
PADANG PANJANG No.
No.Dokumen Halaman
Revisi
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016 1/1
-
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Operasional Juni 2016 Direktur RSUD Padang Panjang


(SPO)
dr. ARDONI

NIP.19720315 200501 1 009


Pengertian Upaya perlindungan terhadap petugas atau pekerja yang
dapat menyebabkan cidera atau tertular penyakit tertentu.
Tujuan Sebagai pelindung diri untuk menghindari kemungkinan
terjadinya kecelakaan kerja sewaktu bekerja.
Kebijakan Petugas bekerja dalam kondisi aman.
Prosedur 1. Baju Kerja
Dipakai sebelum dan selama bekerja
2. Masker
Dipakai sebelum dan selama bekerja untuk
menghindari bau
3. Sarung Tangan
Dipakai sebelum dan selama bekerja untuk mencegah
terjadinya infeksi silang
4. Sepatu Boat
Dipakai sebelum dan selama bekerja sebagai alas kaki.
5. Penutup Kepala
Dipakai sebelum dan selama bekerja untuk
menghindari kotoran agar tidak menempel di
Unit Terkait rambut.. Petugas Pengangkut sampah

RUMAH SAKIT PROSEDUR PENANGANAN SAMPAH SITOSTATIKA


UMUM DAERAH
KOTA
PADANG PANJANG No.Dokumen No. Halaman
Revisi
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016 1/1
-
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Standar Prosedur
Operasional (SPO) Juni 2016 Direktur RSUD Padang Panjang

dr. ARDONI
NIP.19720315 200501 1 009
Pengertian Sampah Medis adalah sampah yang berasal dari sisa-sisa
Tujuan tindakan perawatan dan atau tindakan medis.
Sebagai acuan untuk membedakan antara sampah medis
dan sampah non medis di Rumah Sakit Islam Sultan Agung
agar sampah tidak menjadi sumber infeksi di rumah sakit
dan masyarakat sekitarnya.
Penanganan limbah harus benar dan tepat sesuai dengan
Kebijakan
Prosedur Permenkes RI No. 986/Menkes/Per/XI/92
1. Semua sampah infeksius / medis (perban, potongan
tubuh, benda terkontaminasi ) diletakkan di dalam
tempat sampah yang tertutup dan dilapisi kantong
plastik warna kuning.
2. Untuk sampah Non Medis dimasukkan ke tempat
sampah dengan kantong plastik warna hitam.
3. Tata cara pengangkutan sesuai dengan protap
Pengelolaaan Sampah Medis dan Sampah Non
Medis.
Petugas IRNA, Petugas IRJA, Pengunjung, Penunggu
Unit Terkait
Pasien

RUMAH SAKIT SURVEILANS INFEKSI RUMAH SAKIT


UMUM DAERAH
KOTA
PADANG PANJANG No.Dokumen No. Halaman
Revisi
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016 1/3
-
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Standar Prosedur
Operasional (SPO) Juni 2016 Direktur RSUD Padang Panjang

dr. ARDONI
Pengertian NIP.19720315 200501 1 009
Suatu kegiatan pengamatan yang dilakukan secara terus
menerus, aktif dan sistematis terhadap kejadian dan
penyebaran infeksi di rumah sakit pada suatu populasi serta
peristiwa yang mempengaruhi terjadinya infeksi di rumah
sakit
Sebagai acuan dalam melaksanakan survellans infeksi
Tujuan
Kebijakan rumah sakit
SK Direktur tentang Kebijakan Pelayanan Kesehatan RSUD
Kota Padang Panjang No .... Tahun 2015.
SK Direktur Kebijakan tetang Pencegahan dan
Pengendalian infeksi RS di RSUD kota Padang Panjang
Prosedur No.... Tahun 2015
Pencegahan Infeksi Luka Oprasi (ILO/IDO )Bersihkan
1. Mandikan pasien dengan zat antiseptik 2 kali,sebelum
operasi malam,sebelum hari operasi dan pagi hari
sebelum operasi.
2. Cuci Tangan.
3. Lakukan teknik aseptik
4. Lakukan teknik perawatan luka.
Pencegahan Infeksi Saluran Kemih
Teknik Pemasangan Kateter
1. Kateter harus dipasang mengunakanteknik aseptik dan
dengan peralatan seteril.
2. Untuk membersihkandaerah sekitar uretra harus
digunakan sarung tangan,drape,dan larutan antiseptik
yang sesuai,dan harus dipakai jelly/pelumas kemasan
sekali pakai.
RUMAH SAKIT
SURVEILANS INFEKSI RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH
KOTA
PADANG PANJANG No.Dokumen No. Halaman
200// /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Revisi
2/3
-

3. Gunakan kateter sekecil muungkin, dengan laju aliran


drenasa yang konsisten untuk meminimalkan trauma
uretra.
4. Kateter menetap harus terpasang dengan baik dan
menempel pada badan pasien untuk mencegah
pergerakan dan tegangan pada uretra.
Pencegahan Infeksi Pneumonia
1. Bersihkanlah semua peralatan sebelum sterilisasi atau
desinfeksi.
2. Sterilkan atau gunakan desinfektan tingkat tinggi untuk
peralatan semi kritikal (peralatan yang terkontak
langsung atau tidak langsung dengan lapisan mukosa
saluran pernapasan bawah). Desinfeksi tingkat tinggi
dapat dicapai dengan pasteurisasi panas basah pada
76ºC selama 30 menit atau dengan desinfektan cair.
Setelah desinfeksi, lanjutkan dengan pembilasan,
pengiriman dan pemaketan, dan jangan sampai
peralatan tersebut terkontaminasi lagi.
3. Gunakan air steril untuk membilas peralatan semi
kritikal yang dapat dipakai ulang setelah proses
desinfeksi.
4. Jangan memakai ulang peralatan disposable, kecuali
alat-alat yang sudah ditetapkan rumah sakit dengan
tidak membahayakan pasien, hemat biaya dan tidak
mengubah fungsinya
Pencegahan Infeksi Aliran Darah (IAD)
1. Bersihkan kulit dilokasi dengan antiseptikyang sesuai,
misalnya alkohol 70%, povidone-iodine 10%,
Clorhexidene 4% sebelum pemasangan kateter. Biarkan
antiseptik mengering pada lokasi sebelum memasang
kateter.

RUMAH SAKIT SURVEILANS INFEKSI RUMAH SAKIT


UMUM DAERAH
KOTA
PADANG PANJANG No.Dokumen No. Halaman

200// /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Revisi
3/3
-

2. Jangan melakukan palpasi pada lokasi setelah kulit


dibersihkan dengan antiseptik (lokasi dianggap daerah
steril).
3. Gunakan kasa steril atau perban trasparan untuk
menutup lokasi pemasangan kateter.
4. Ganti perban bila alat dilepas atau diganti atau bila
perban basah, longgar atau kotor.
5. Hindari sentuhan yang mengkontaminasi lokasi kateter
saat mengganti perban.
Instalasi Rawat Inap,OK,IGD,ICU
Unit Terkait

RUMAH SAKIT PELAPORAN INFEKSI RUMAH SAKIT


UMUM DAERAH
KOTA
PADANG PANJANG No.Dokumen No. Halaman
Revisi
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016 1/2
-
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Standar Prosedur
Operasional (SPO) Juni 2016 Direktur RSUD Padang Panjang

dr. ARDONI
Pengertian NIP.19720315 200501 1 009
Tindakan Administratif yang berhubungan dengan sistem
pelaporan bila ada kejadian pasien infeksi setelah dirawat di
RSUD Kota Padang panjang
Sebagai acuan dalam pelaporan pasien yang kejadian
Tujuan
Kebijakan infeksi nosokomial
SK Direktur tentang Kebijakan Pelayanan Kesehatan di
RSUD Kota Padang Panjang No………………………. ..
Tahun 2015
SK Direktur tentang kebijakan Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi RS No…………………… ..
Prosedur ……………………………......Tahun 2015
1. Perawat yang bertugas sebagai Infection prevention and
Control Nurse (IPCN) menerima laporan dari Perawat
atau Dokter yang bertugas atau menemukan sendiri di
ruang perawatan adanya infeksi rumah sakit.
2. Bila laporan itu diterima dari dokter yang merawat, dan
dokter yang merawat menyatakan pasien tersebut
mendapatkan infeksi ketika di rawat di rumah sakit
maka data tersebut langsung dimasukkan sebagai data
infeksi rumah sakit
3. Bila laporan diterima dari perawat ruangan atau
ditemukan sendiri oleh IPCN, maka IPCN harus
menghubungi dokter yang merawat untuk konfirmasi
data (dengan atau tanpa hasil kultur) dan klinis pasien.
Bila dokter yang merawat pasien tersebut menyatakan
itu infeksi rumah sakit maka data pasien tersebut
dimasukkan sebagai data infeksi rumah sakit
RUMAH SAKIT
PELAPORAN INFEKSI RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH
KOTA
PADANG PANJANG No.Dokumen No. Halaman
200// /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Revisi
2/2
-

4. Bila laporan diterima dari perawat ruangan atau


ditemukan sendiri oleh IPCN, maka IPCN harus
menghubungi dokter yang merawat untuk konfirmasi
data (belum ada hasil kultur) dan klinis pasien. Bila
dokter yang merawat pasien tersebut menyatakan itu
bukan infeksi rumah sakit maka data harus di lengkapi
dengan pemeriksaan kultur, dengan pengantar dari
dokter yang merawat.
5. Bila pada poin no 4 hasil kulturnya menunjukkan
pertumbuhan kuman sesuai dengan pola kuman rumah
sakit, maka data pasien tersebut dimasukkan sebagai
data infeksi rumah sakit
6. Bila pada poin no 4 hasil kulturnya menunjukkan
pertumbuhan kuman, tetapi pola kuman tidak sesuai
dengan pola kuman rumah sakit, maka data pasien
tersebut tidak dimasukkan sebagai data infeksi rumah
sakit
7. Bila pada poin no 4 hasil kulturnya tidak ada
pertumbuhan kuman, maka data pasien tersebut tidak
dimasukkan sebagai data infeksi rumah sakit
Unit Terkait Rawat inap, Kamar Operasi, ICU

RUMAH SAKIT MEMBERSIHKAN KERETA DORONG PEMBAWA LINEN


UMUM DAERAH KOTOR
KOTA
PADANG PANJANG No.
No.Dokumen Halaman
Revisi
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016 1/1
-
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Operasional Juni 2016 Direktur RSUD Padang Panjang


(SPO)
dr. ARDONI

NIP.19720315 200501 1 009


Pengertian Membersihkan kereta pembawa linen yang telah digunakan
untuk membawa linen yang kotor
Tujuan 1. Agar kebersihan tetap terjaga dan tidak menimbulkan
bau
2. Agar kereta tidak mudah rusak
3. Menekan jumlah angka kuman sehingga dapat
dicegah penularan
4. Penyakit
Kebijakan Infeksi nosokomial harus ditekan seminimal mungkin Kereta
Prosedur pembawa linen kotor dibebaskan dari semua beban
linen Kotor
1. Kereta diguyur dengan air menggalir,kemudian dicuci
dan disikat
2. Dengan air bercampur detergen sampai bersih
3. Bilas dengan air sampai bersih
4. Bagian permukaan didesinfeksi dengan larutan
desinfektan
5. Dikeringkan dengan cara posisi dimiringkan dan dijemur
dibawah
6. Sinar matahari
7. Setelah kereta kering,siap dipergunakan lagi
Unit Terkait Petugas Laundry

RUMAH SAKIT MENYETRIKA DENGAN ROLL


UMUM DAERAH
KOTA
PADANG PANJANG No.Dokumen No. Halaman
Revisi
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016 1/1
-
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Standar Prosedur
Operasional (SPO) Juni 2016 Direktur RSUD Padang Panjang

dr. ARDONI
Pengertian NIP.19720315 200501 1 009
Menyetrika adalah kegiatan untuk membuat linen kering
yang kusut menjadi linen yang rapih dan halus serta siap
pakai
Sebagai acuan langkah – langkah yang harus dilakukan
Tujuan
oleh petugas dalam menyetrika linen kering
Kebijakan Sesuai dengan pedoman pelayanan Laundry RSUD Kota
Prosedur Padang Panjang
Dengan roll :
1. Lembaran-lembaran linen yang sudah ditumpuk,
dipisahkan sesuai dengan jenisnya
2. Linen dimasukan mesin roll dengan cara ujung sprei
dipegang dan dimasukkan ke mesin roll
3. Linen keluar diambil dan dipegang kedua ujungnya
selanjutnya dilipat dan dipisahkan menurut jenisnya
Dengan manual :
1. Lembaran – lembaran linen yang berkancing dan
sudah ditumpuk dipisahkan sesuai jenisnya
2. Pasang setrika manual pada saklar, putar pengatur
suhu sesuaikan dengan jenis kain yang akan disetrika
3. Setrika lembar demi lembar sampai semua rapi dan
halus
4. Linen dilipat dan dipisahkan menurut jenisnya serta
ditempatkan sesuai
Unit Terkait
tempatnya Instalasi Laundry

RUMAH SAKIT PELIPATAN DAN PENYORTIRAN LINEN BERSIH


UMUM DAERAH
KOTA
PADANG PANJANG No.Dokumen No. Halaman
Revisi
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016 1/1
-
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Standar Prosedur
Operasional (SPO) Juni 2016 Direktur RSUD Padang Panjang

dr. ARDONI
NIP.19720315 200501 1 009
Pengertian Kegiatan pelipatan dan penyortiran linen bersih sebelum
disetrika
Tujuan Agar linen sebelum disetrika sudah rapi tersusun sesuai
dengan jenisnya dan mudah di identifikasi
Kebijakan Persediaan linen rumah sakit harus siap pakai untuk
Prosedur memenuhi kebutuhan rumah sakit
1. Petugas memakai alat pelindung diri (masker)
2. Linen bersih yang sudah kering dilakukan pelipatan
3. Linen bersih yang telah dilipat tidak boleh diletakkan di
lantai
4. Pada pelipatan linen dilakukan penyortiran linen yang
rusak
5. Bila ada linen yang rusak, linen dikumpulkan kemudian
diserahkan ke bagian penjahitan untuk diperbaiki
6. Petugas menyerahkan linen yang sudah dilipat ke
bagian penyetrikaan
Unit Terkait
Instalasi Laundry

RUMAH SAKIT PENCUCIAN LINEN KOTOR INFEKSIUS


UMUM DAERAH
KOTA
PADANG PANJANG No.Dokumen No. Halaman
Revisi
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016 1/1
-
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Standar Prosedur
Operasional (SPO) Juni 2016 Direktur RSUD Padang Panjang

dr. ARDONI
NIP.19720315 200501 1 009
Pengertian Suatu kegiatan pencucian linen kotor infeksius dengan cara
yang benar
Tujuan Menghasilkan linen bersih bebas dari kotoran dan kuman
atau bakteri sehingga terhindar dari infeksi nosokomial
Kebijakan Angka kejadian infeksi nosokomial harus ditekan seminimal
Prosedur mungkin
1. Petugas laundry menggunakan APD (masker, sarung
tangan, google, penutup kapala, apron, sepatu
pelindung)
2. Petugas pencucian menerima linen dari petugas
pengambil linen yang sudah ditimbang
3. Linen di masukkan ke dalam mesin cuci sesuai
kapasitas mesin cuci,untuk proses pencucian
4. Petugas memberi bahan cuci dan pewangi
5. Petugas menjalankan mesin cuci sesuai prosedur mesin
cuci,sampai proses cuci selesai
6. Linen di jemur hingga kering atau di masukkan ke dalam
mesin pengering
Unit Terkait
Instalasi Laundry

RUMAH SAKIT PENCUCIAN LINEN KOTOR NON INFEKSIUS


UMUM DAERAH
KOTA
PADANG PANJANG No.Dokumen No. Halaman
Revisi
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016 1/1
-
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Standar Prosedur
Operasional (SPO) Juni 2016 Direktur RSUD Padang Panjang

dr. ARDONI
NIP.19720315 200501 1 009
Pengertian Suatu kegiatan pencucian linen kotor non infeksius dengan
cara yang benar
Tujuan Menghasilkan linen bersih bebas dari kotoran dan kuman
atau bakteri sehingga terhindar dari infeksi nosokomial
Kebijakan Angka kejadian infeksi nosokomial harus ditekan seminimal
Prosedur mungkin
1. Petugas laundry menggunakan APD (masker, sarung
tangan, google, penutup kapala, apron, sepatu
pelindung)
2. Petugas pencucian menerima linen kotor non infeksius
dari petugas pengambil linen kotor
3. Petugas memasukkan linen kotor ke dalam mesin cuci
sesuai kapasitas mesin
4. Petugas memberikan bahan cuci dan pewangi sesuai
ukuran, dan menjalankan mesin cuci sesuai prosedur
mesin
5. Setelah proses pencucian , petugas mengeluarkan
linen dari mesin cuci
6. Kemudian linen di jemur hingga kering atau di
masukkan ke dalam mesin
Unit Terkait
pengering Instalasi Laundry

RUMAH SAKIT PENDISTRIBUSIAN LINEN BERSIH


UMUM DAERAH
KOTA
PADANG PANJANG No.Dokumen No. Halaman
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Revisi
1/1
-
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Operasional Juni 2016 Direktur RSUD Padang Panjang


(SPO)
dr. ARDONI

NIP.19720315 200501 1 009


Pengertian Suatu tata cara untuk mendistribusiksn linen bersih sesuai
jenis dari masing – masing ruangan
Tujuan Sebagai acuan langkah – langkah yang di ambil oleh
petugas dalam pendistribusian linen bersih
Kebijakan Angka kejadian infeksi nosokomial harus di tekan seminimal
mungkin
Prosedur 1. Untuk pendistribusian linen bersih,petugas
pendistribusian bertanggung jawab atas kelancaran
dan kecepatan pelayanan dan mengecek linen per

ruangan.
2. Petugas menyiapkan sisa linen yang tertera di buku
catatan linen sesuai dengan ruangan masing – masing
langsung di tulis di kolom bersih untuk menghindari
kekeliruan
3. Linen bersih di ambil oleh petugas dari masing –
masing ruangan.
Unit Terkait 1. Instalasi Laundry
2. Instalasi Rawat Inap
3. Instalasi Rawat Jalan
4. Ruang intensif
5. Instalasi Gawat Darurat

RUMAH SAKIT PENDISTRIBUSIAN LINEN BERSIH


UMUM DAERAH
KOTA
PADANG PANJANG No.Dokumen No. Halaman
Revisi
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016 1/1
-
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Standar Prosedur
Operasional (SPO) Juni 2016 Direktur RSUD Padang Panjang

dr. ARDONI
Pengertian NIP.19720315 200501 1 009
Pengambilan linen bersih oleh petugas ruangan dari bagian
Tujuan Laundry
Linen bersih dan rapi dikelompokkan sesuai macam/ jenis
Kebijakan agar siap pakai
Prosedur
1. Petugas laundry memakai alat pelindung diri (masker)
2. Petugas laundry menyerahkan linen ke patugas
ruangan sesuai jumlah yang di cucikan (sesuai form
serah terima linen)
3. Bila ada linen yang belum kering, linen diambil sore
hari
4. Petugas laundry dan petugas ruangan
menandatangani blangko serah terima
5. Petugas ruangan membawa linen ke ruangan dengan
Unit Terkait menggunakan kereta dorong yang tertutup
1. Instalasi Laundry
2. Instalasi Rawat Inap
3. Instalasi Intensif
4. Haemodialisa

RUMAH SAKIT PENGAMBILAN LINEN BERSIH


UMUM DAERAH
KOTA
PADANG PANJANG No.Dokumen No. Halaman
Revisi
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016 1/1
-
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Standar Prosedur
Operasional (SPO) Juni 2016 Direktur RSUD Padang Panjang

dr. ARDONI
Pengertian NIP.19720315 200501 1 009
Prosedur pengambilan linen bersih oleh petugas ruangan ke
Tujuan bagian Laundry
Linen bersih dan rapi dikelompokkan sesuai macam/ jenis
Kebijakan agar siap pakai
Prosedur Pengambilan linen bersih ke unit laundry jam 10.00 WIB
1. Petugas ruangan membawa kereta dorong ke
Laundry untuk mengambil linen bersih
2. Petugas ruangan mengambil linen bersih sesuai
dengan macam, jenis dan jumlah linen. Dicocokkan
dengan data pengambilan linen kotor
3. Linen bersih diletakkan di kereta dorong tertutup
4. Membawa linen bersih ke ruangan
5. Dimasukkan ke dalam lemari dan ditata sesuai
dengan macam dan jenis linen untuk memudahkan

Unit Terkait inventarisasi


1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Intensif
3. Haemodialisa

RUMAH SAKIT PENGANGKUTAN LINEN KOTOR NON INFEKSIUS


UMUM DAERAH KE RUANG LAUNDRY
KOTA
PADANG PANJANG No.
No.Dokumen Halaman
Revisi
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016 1/1
-
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Operasional Juni 2016 Direktur RSUD Padang Panjang


(SPO)
dr. ARDONI

NIP.19720315 200501 1 009


Pengertian Suatu kegiatan pengambilan linen kotor non infeksius dari
ruang- ruang
Tujuan 1. Menghindari kontaminasi dengan linen kotor infeksius
2. Memudahkan proses pencucian oleh petugas Laundry
Kebijakan Angka kejadian infeksi nosokomial harus ditekan seminimal
mungkin
Prosedur 1. Petugas laundry menggunakan APD (tutup kepala,
masker, sarung tangan, sepatu pelindung)
2. Petugas laundry datang ke ruangan dengan membawa
troli pengambilan linen kotor
3. Petugas Laundry mengambil linen kotor non infeksius
dengan menggunakan kereta dorong untuk dibawa ke
ruang Laundry
4. Selesai pengambilan linen kotor di seluruh ruangan,
kantong kereta dorong segera di lepas dan dicuci
dengan larutan desinfektan, juga troli di cuci lalu
dikeringkan
Unit Terkait Instalasi Laundry

RUMAH SAKIT PENGANGKUTAN LINEN KOTOR INFEKSIUS


UMUM DAERAH KE RUANG LAUNDRY
KOTA
PADANG PANJANG No.
No.Dokumen Halaman
Revisi
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016 1/1
-
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Operasional Juni 2016 Direktur RSUD Padang Panjang


(SPO)
dr. ARDONI

NIP.19720315 200501 1 009


Pengertian Suatu kegiatan pengambilan linen kotor infeksius dari
ruang- ruang
Tujuan 1. Menghindari kontaminasi dengan linen kotor non
infeksius
2. Memudahkan proses pencucian oleh petugas Laundry
Kebijakan Angka kejadian infeksi nosokomial harus ditekan seminimal
mungkin
Prosedur 1. Petugas laundry menggunakan APD ( tutup kepala,
masker, sarung tangan, sepatu pelindung )
2. Petugas laundry datang ke ruangan dengan membawa
troli pengangkut linen kotor
3. Petugas Laundry mengambil linen kotor infeksius
dengan menggunakan kereta dorong untuk di bawa ke
ruang laundry
4. Plastik bekas bungkus linen infeksius di buang ke
incenerator untuk dibakar
5. Setelah pengambilan linen kotor di seluruh ruangan ,
kantong kereta dororong segera dilepas dan di cuci
dengan larutan desinfektan, troli juga dicuci lalu di
keringkan
Unit Terkait Instalasi Laundry

RUMAH SAKIT PENGELOMPOKAN LINEN KOTOR DI RUANGAN


UMUM DAERAH
KOTA
PADANG PANJANG No.Dokumen No. Halaman
Revisi
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016 1/1
-
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Standar Prosedur
Operasional (SPO) Juni 2016 Direktur RSUD Padang Panjang

dr. ARDONI
NIP.19720315 200501 1 009
Pengertian Suatu Kegiatan untuk memisahkan linen infeksius dan linen
Tujuan non infeksius
1. Supaya linen kotor yang infeksius tidak tercampur
dengan linen kotor non infeksius
2. Memudahkan proses pencucian oleh petugas Laundry
3. Memudahkan pengangkutan ke ruang Laundry
Angka kejadian infeksi nosokomial harus ditekan seminimal
Kebijakan
Prosedur mungkin
1. Petugas ruangan menggunakan APD
2. Petugas ruang memisahkan antara linen kotor infeksius
dan non infeksius
3. Linen kotor infeksius dimasukkan ke dalam ember
tertutup dengan dilapisi plastik berwarna kuning
4. Linen kotor non infeksius dimasukkan ke dalam troli
linen kotor yang dilapisi plastic hitam dan ditutup rapat
5. Petugas Laundry mengambil linen ke ruang- ruang yang
bersangkutan dengan menggunakan kereta dorong
Unit Terkait khusus
1. Instalasi Laundry
2. Instalasi Rawat Inap
3. Instalasi Rawat Jalan
4. Haemodialisa

RUMAH SAKIT PENYETRIKAAN DAN PENATAAN LINEN BERSIH


UMUM DAERAH
KOTA
PADANG PANJANG No.Dokumen No. Halaman
Revisi
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016 1/1
-
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Standar Prosedur
Operasional (SPO) Juni 2016 Direktur RSUD Padang Panjang

dr. ARDONI
Pengertian NIP.19720315 200501 1 009
Kegiatan penyetrikaan dan penataan linen sebelum
Tujuan disimpan dalam almari linen
Kebijakan Agar linen halus dan nyaman dipakai serta tertata rapi
Persediaan linen rumah sakit harus siap pakai untuk
Prosedur memenuhi kebutuhan rumah sakit
1. Petugas menggunakan alat pelindung diri (masker)
2. Petugas menerima linen dari petugas pelipatan,
dilanjutkan dengan penyetrikaan
3. Penyetrikaan dilakukan berdasarkan jenis linen
4. Penyetrikaan dilakukan dengan setrika manual dan
setrika roll
5. Setelah selesai, linen dikelompokkan menurut jenis linen
dan nama ruangan terkait
6. Kemudian linen dimasukkan ke dalam rak
Unit Terkait
Instalasi Laundry

RUMAH SAKIT PENYIMPANAN LINEN BERSIH DI RUANGAN


UMUM DAERAH
KOTA
PADANG PANJANG No.Dokumen No. Halaman
Revisi
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016 1/1
-
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Standar Prosedur
Operasional (SPO) Juni 2016 Direktur RSUD Padang Panjang

dr. ARDONI
NIP.19720315 200501 1 009
Pengertian Kegiatan penyimpanan linen bersih yang memenuhi syarat-
syarat penyimpanan
Tujuan Tertatanya linen bersih dalam penyimpanan yang baik dan
Kebijakan terhindar dari infeksi nosokomial
1. Angka kejadian infeksi nosokomial harus ditekan
seminimal mungkin
2. Ruang penyimpanan linen harus bersih, kering, jauh
dari daerah kotor supaya linen bersih tidak
terkontaminasi
3. Ruang penyimpanan linen harus cukup, tidak lembab,
Prosedur bebas dari serangga atau binatang pengganggu
1. Petugas memakai alat pelindung diri (masker)
kemudian melakukan cuci tangan sesuai prosedur
2. Linen disimpan di rak khusus penyimpanan linen
3. Linen dipisahkan sesuai jenisnya dan masing- masing
rak linen diberi kartu stok
4. Susunan linen diatur, sehingga linen yang lama bisa
Unit Terkait dipakai lebih dahulu.
1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Instensif
3. Haemodialisa

RUMAH SAKIT PERBAIKAN LINEN RUSAK


UMUM DAERAH
KOTA
PADANG PANJANG No.Dokumen No. Halaman
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Revisi
1/1
-
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Operasional Juni 2016 Direktur RSUD Padang Panjang


(SPO)
dr. ARDONI

NIP.19720315 200501 1 009


Pengertian Suatu upaya perbaikan linen rusak agar dapat digunakan
kembali
Tujuan Menjaga kualitas linen yang digunakan untuk pelayanan
Kebijakan Kebutuhan linen rumah sakit harus sesuai dengan standart
yang telah ditetapkan
Prosedur 1. Petugas ruang mengajukan permohonan perbaikan linen
rusak kepada penanggungjawab Laundry/berdasarkan

sortir petugas laundry yang menemukan linen rusak


2. Linen rusak segera diperbaiki oleh petugas Laundry
3. Linen yang telah diperbaiki diserahkan pada petugas
ruang yang mengajukan permohonan perbaikan linen
dengan mencatat di buku serah terima
Unit Terkait barang 1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Instensif
3. Haemodialisa
4. Instalasi Laundry

RUMAH SAKIT PERENCANAAN KEBUTUHAN LINEN RUMAH SAKIT


UMUM DAERAH
KOTA
PADANG PANJANG No.Dokumen No. Halaman
Revisi
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016 1/2
-
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Standar Prosedur
Operasional (SPO) Juni 2016 Direktur RSUD Padang Panjang

dr. ARDONI
Pengertian NIP.19720315 200501 1 009
Adalah Standar baku untuk merencanakan kebutuhan linen
di RSUD Kota Padang Panjang agar kebutuhan linen
Tujuan tercukupi
1. Sebagai acuan bagi petugas untuk pengadaan linen
Kebijakan 2. Menyamakan jenis linen yang dipakai
Prosedur
1. Standart linen yang dibutuhkan
Tidak panas
Tidak mengandunng nylon
Lembut, tidak menimbulkan iritasi
Daya serap tinggi
Warna tidak mudah pudar
2. Standart jumlah
Perbandingan 1: 3 yaitu ;
1 part stok dipakai
1 part stok simpan ruangan
1 part stok dicuci
3. Warna, ukuran dan desain linen menyesuaikan dengan
ruangan masing- masing instansi
4. Tata laksana
Bagian Laundry mengajukan linen baru sejumlah
kebutuhan sesuai standart ke Direksi dengan
sepengetahuan Kepala Bagian terkait.
Bila sudah ada disposisi Unit Laundry mengadakan
pemesanan linen sesuai kebutuhan dengan
menggunakan surat pelaksanaan
Linen yang telah diterima selanjutnya didistribusikan
RUMAH SAKIT ke seluruh bagian rumah sakit
PERENCANAAN KEBUTUHAN LINEN RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH
KOTA
PADANG PANJANG No.Dokumen No. Halaman
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Revisi
2/2
-
Unit Terkait 1. Instalasi Laundry

2. Instalasi Rawat Inap


3. Instalasi Instensif
4. Haemodialisa

RUMAH SAKIT PERMINTAAN LINEN BARU


UMUM DAERAH
KOTA
PADANG PANJANG No.Dokumen No. Halaman
Revisi
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016 1/1
-
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Standar Prosedur
Operasional (SPO) Juni 2016 Direktur RSUD Padang Panjang

dr. ARDONI
Pengertian NIP.19720315 200501 1 009
Pengadaan linen baru untuk pemenuhan kebutuhan
Tujuan ruangan
Kebijakan Memenuhi kebutuhan linen ruangan Kebutuhan linen rumah
sakit harus sesuai dengan standart
Prosedur yang telah ditetapkan
1. Unit terkait mengajukan permintaan linen baru kepada
Direksi dengan surat permohonan yang telah di tanda
tangani oleh manajer
2. Setelah daftar permintaan linen baru disetujui oleh
Direksi,ada surat disposisi yang di tujukan ke bagian
pengadaan
3. Bagian pengadaan bekerjasama dengan bagian
Laundry dan unit terkait memanggil vedor yang telah
ditunjuk dan memilih jenis kain serta corak yang telah
ditentukan
4. Penyerahan linen baru di lakukan oleh bagian
pengadaan kepada unit terkait,sesuai jumlah
permintaan linen
5. Penerima barang menandatangani buku serah terima
Unit Terkait barang
1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Intensif
3. Haemodialisa
4. Unit Logistik

RUMAH SAKIT PELAKSANAAN LUMBAL PUNGSI


UMUM DAERAH
KOTA
PADANG PANJANG No.Dokumen No. Halaman
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Revisi
1/2
-
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Operasional Juni 2016 Direktur RSUD Padang Panjang


(SPO)
dr. ARDONI

NIP.19720315 200501 1 009


Pengertian Lumbal punksi adalah upaya pengeluaran cairan
serebrospinal dengan memasukkan jarum ke dalam ruang
sub arakhnoid.
Tujuan 1. Mengukur cairan serebrospinal & mengurangi tekanan
menentukan ada tidaknya darah pada cairan

serebrospinal
2. Mendeteksi adanya blok sub arakhnoidspinal cairan
serebrospinal memberikan antibiotic intra thekal ke
dalam kanalis spinal terutama kasus infeksi.
Kebijakan SK Direktur No.
Tentang Pencegahan dan pengendalian Infeksi
rumah sakit dalam Kewaspadaan isolasi melalui
Pelaksanaan Lumbal Pungsi
Prosedur I. Alat dan bahan
1. Jarum pungsi ukuran 18-22 dilengkapi dengan
stilet, mandren dan three way stop cock
2. Manometer gelas
3. Disposibel spuit dengan berbagai ukuran ( 1 cc-
50 cc)
4. Tabung reagen
5. Tabung kultur
6. Cawan gelas
7. Kain steril berlubang
8. Kasa steril
9. Kapas steril
10. Plester
11. Desinfectan : alcohol 70 %, iodine povidon
12. Lidokain 2 % injeksi

RUMAH SAKIT PELAKSANAAN LUMBAL PUNGSI


UMUM DAERAH
KOTA
PADANG PANJANG No.Dokumen No. Halaman

200// /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Revisi
2/2
-

13. Sarung tangan steril


14. Masker
II. Tehnik pungsi lumbal
1. Penderita ditidurkan pada sisi kiri
2. Tandai tempat pungsi pada persilangan antara garis
yang menghubungkan Krista iliaka anterior kanan dan
kiri dengan garis yang menghubungkan antar
prosesus spinosus (antara L4 dan L5 atau L4 dan L3)
3. Bersihkan tempat pungsi dengan sabun dibilas
kemudian didesinfeksi dengan povidon iodine setelah
itu dengan alcohol 70 %
4. Tempat pungsi ditutup dengan kain steril berlubang
5. Lakukan anestesi lokal dengan lidokain 2 %
6. Tungkai penderita difleksikan sehingga kedua kedua
lutut sedekat mungkin dengan dagu sedangkan leher
difleksikan kearah dada
7. Tusukkan jarum pungsi pada tanda tempat pungsi.
Cabut stilet sehingga keluar likuor cerebrospinalis
8. Tempat tusukan ditekan dengan kasa steril, beri
iodine povidon dan tutup dengan kasa diplester
9. Tindakan selesai
Unit Terkait Instalasi Rawat Inap
Instalasi Rawat Jalan
Ruang OK

RUMAH SAKIT PEMBERSIHAN BEDPAN


UMUM DAERAH
KOTA
PADANG PANJANG No.Dokumen No. Halaman
Revisi
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016 1/1
-
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Standar Prosedur
Operasional (SPO) Juni 2016 Direktur RSUD Padang Panjang

dr. ARDONI
Pengertian NIP.19720315 200501 1 009
Pembersihan Bedpan adalah suatu proses atau cara
membersihkan urinal atau pispot setelah digunakan oleh
pasien supaya aman untuk digunakan kembali.
Pispot adalah panci bertutup dan bertangkai untuk tempat
air kencing atau kotoran (faeces) biasanya digunakan untuk
orang sakit.
Ruang lingkup prosedur pembersihan meliputi persiapan
Tujuan alat sampai petugas melakukan hand hygiene.
1. Tersedianya acuan penerapan langkah-langkah
pembersihan bedpan
Kebijakan 2. Terhindarnya penyebaran penyakit infeksi
SK Direktur No.
Pencegahan dan pengendalian Infeksi Rumah Sakit dalam
Prosedur kewaspadaan Isolasi melalui pengendalian Lingkungan
1. Hand Hygiene
2. Gunakan alat pelindung diri (google,masker,sarung
tangan rumah tangga )
3. Basahi Bedpan dengan air mengalir
4. Sabuni seluruh permukaan bedpan Gosok
menggunakan tapas
5. Bilas di air mengalir
6. Tiriskan dengan menyimpan di rak
7. Buka APD
Unit Terkait 8. Hand Hygiene
1. Instalasi Gawat Darurat
2. Rawat Inap
3. Ruangan ICU
4. Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
5. Bidang Pelayanan

RUMAH SAKIT PEMBERSIHAN RUANG ISOLASI SELAMA DITEMPATI


UMUM DAERAH DAN SESUDAH PASIEN PINDAH ATAU PULANG
KOTA
PADANG PANJANG No.
No.Dokumen Halaman
Revisi
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016 1/2
-
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Operasional Juni 2016 Direktur RSUD Padang Panjang


(SPO)
dr. ARDONI

NIP.19720315 200501 1 009


Pengertian Ruang Isolasi adalah Ruangan khusus yang terdapat
di Rumah Sakit yang merawat pasien dengan kondisi medis
tertentu tertentu terpisah dari pasien lain ketika mereka
mendapat perawatan medis dengan tujuan mencegah
penyebaran penyakit atau infeksi kepada pasien dan
mengurangi resiko terhadap pemberi layanan kesehatan
Pembersihan lingkungan adalah Tindakan untuk
menyingkirkan sumber-sumber kontaminasi yang ada di
lingkungan ruang rawat pasien yang dapat mencegah
penyebaran penyakit atau infeksi kepada pasien dan
petugas kesehatan
Untuk mempermudah pembersihan setiap
hari,singkirkan persediaan dan peralatan yabg tidak perlu
dari lokasi sekitar pasien
Ruang lingkup prosedur ini mulai pembersihan oleh
petugas kebersihan sampai pemantauan oleh KPPI
Tujuan 1. Tersedianya acuan penerapan langkah-langkah
pembersihan ruang isolasi selama ditempati sebelum
dan sesudah pasien pindah atau pulang
2. Terhindarnya dari penularan penyakit infeksi
Kebijakan SK Direktur No.
Tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah
Sakit dalam Kewaspadaan Isolasi melalui Pengendalian
Lingkungan.
Prosedur 1. Pembersihan ruang isolasi dilakukan oeh petugas
kebersihan dengan metode membersihkan lembab,
hindari pembersihan aerosolisolasi patogen, jangan
menggunakan pembersihan kering atau menyapu
RUMAH SAKIT PEMBERSIHAN RUANG ISOLASI SELAMA DITEMPATI
UMUM DAERAH DAN SESUDAH PASIEN PINDAH ATAU PULANG
KOTA
PADANG PANJANG
No.Dokumen No. Halaman
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Revisi
2/2
-

1.1. Pembersihan dilakukan 2x perhari, pagi dan sore


atau bila nampak kotor.
1.2. Pembersihan lingkungan meliputi permukaan yang
sering disentuh seperti pegangan pintu, saklar
lampu, pegangan di kamar mandi, dinding disekitar
toilet di kamar mandi pasien.
1.3. Pembersihan tirai pasien harus dilepas dan dicuci
waktu pasien pulang
1.4. Pembersihan permukaan dengan menggunakan
larutan chlorin0,05% atau Alkohol 95%, sedangkan
permukaan yang terkontaminasi cairan tubuh
dibersihkan dengan menggunakan cairan chlorin
0,5%
2. Peralatan yang digunakan untuk pembersihan dan
disinfektasi harus dibersihkan dan dikeringkan setelah
digunakan oleh petugas kebersihan
3. Pemantauan menggunakan daftar tilik /Check List untuk
monitoring pembersihan ruang isolasi dilaksanakan oleh
Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
Unit Terkait 1. Instalasi Gawat Darurat
2. Rawat Inap
3. Bidang Pelayanan Medis
4. Bidang Pelayanan Keperawatan

RUMAH SAKIT PENEMPATAN PASIEN


UMUM DAERAH BERDASARKAN TRANSMISI
KOTA
PADANG PANJANG No.
No.Dokumen Halaman
Revisi
200// /AKRE/RSUD-PP/VI/2016 1/4
-
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Operasional Juni 2016 Direktur RSUD Padang Panjang


(SPO)

dr. ARDONI
NIP.19720315 200501 1 009
Pengertian Penapisan penempatan pasien di ruang isolasi berdasarkan
transmisi adalah penempatan pasien yang potensial
mengkontaminasi lingkungan atau yang tidak dapat
diharapkan menjaga kebersihan atau kontrol lingkungan ke
dalam ruang yang terpisah.
Penapisan penempatan pasien berdasarkan
penularan penyakit dibagi menjadi 3 yaitu: melalui
kontak,melalui droplet, dan udara (airbone)
1. Penularan infeksi melalui droplet :Infeksi yang
disebarkan melalui butiran cairan yang lebih besar
(>5 µm) yang dihasilkan oleh seorang pasien yang
batuk, bersin, atau berbicara penyakit yang menular
melalui droplet yaitu B pertussis,Meningitis, Avian
Influenza, Streptoococcus grup A, Adenovirus, H1N1
2. Penularan infeksi melalui udara (airbone) : Infeksi
yang disebarkan melalui cairan yang butirannya lebih
kecil dari 5µm. Penyakit yang menular melalui udara
misalnya TB
3. Penularan infeksi melalui kontak :Infeksi atau
koloniasi yang ditransmisikan melalui kontak
langsung atau tidak langsung.Penyakit menular
melalui kontak :MRSA, VRE, resisten E colli ISK,
diare karena suspek Clostridium diffcile, norovirus,
RSV, pseudomonas aeruginosa, Herpes simplx virus.
Ruang lingkup proseur ini mulai penempatan pasien sampai
pasang sign transmisi di depan kamar pasien

RUMAH SAKIT PENEMPATAN PASIEN


UMUM DAERAH BERDASARKAN TRANSMISI
KOTA
PADANG PANJANG
No.Dokumen No. Halaman
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Revisi
2/4
-
Tujuan 1. Tersedianya acuan penerapan langkah-langkah

penapisan penempatan pasien berdasarkan


transmisi.
2. Terhindarnya dari penularan infeksi
Kebijakan SK Direktur No.
Tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah
Sakit dalam kewaspadaan Isolasi Penempatan Pasien
Berdasarkan transmisi (sistem isolasi/ Kohort)
Prosedur 1. Penempatan pasien oleh dokter penanggung jawab
pasien (DPJP) berdasarkan prinsip-prinsip berikut :
1.1Route dari penularan infeksi menular baik yang
diketahui ataupun yang diduga
1.2Faktor resiko penularan pasien yang telah
terinfeksi
1.3Faktor resiko penyebaran infeksi rumah sakit dari
pasien lain ruangan
1.4Ketersediaan pasien kamar tersendiri
1.5Jika tidak tersedia, dapat dipilih penggunaan
kamar dengan penggabungan pasien dengan
infeksi yang sama (Kohort)
2. Penerapan kewaspadaan penularan melalui
udara(airbone) Tempatkan pasien di kamar isolai
yang memiliki syarat sbb:
2.1.1. Bertekanan udara negatif dibanding dengan
ruangan sekitarnya.
2.1.2. Memiliki saluran pengeluaran udara ke
lingkungan yang memadai
2.1.3. Pintu ke arah dalam harus selalu tertutup
2.1.4. Bila tidak tersedia ruang isolasi bertekanan
negati, tempatkan pasien di ruangan
berventilasi alami dengan pertukaran udara
12x perjam
RUMAH SAKIT PENEMPATAN PASIEN

UMUM DAERAH BERDASARKAN TRANSMISI


KOTA
PADANG PANJANG No.
No.Dokumen Halaman
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Revisi
3/4
-
2.1.5 Tempatkan pasien di ruang tersendiri(single
room).Bila ruangan tersendiri tidak tersedia,
tempatkan pasien dengan pasien lain yang
terinfeksi aktif dengan mikroorganisme yang
sama(kohort)
2.1.6 Batasi pemindahan dan transportasi pasien
dari kamarnya hanya untuk hal yang penting
sajadan memang bila dibutuhkan pemindahan
dan transportasi batasi penyebaran airbone
dengan menggunakan masker bedah pada
pasien bila memungkinkan
2.1.7 Petugas pemeriksa yang memeriksa pasien dan
keluarga harus memakai masker N-95
2.1.8 Petugas kesehatan dan keluarga pasien
menggunakan APD (masker)saat masuk
ruangan pasien dan melepas APD saat kluar
dari kamar pasien serta melakukan hand
hygiene
3. Penerapan Kewaspadaan Penularan Melalui Droplet
3.1 Tempatkan pasien dalam kamar tersendiri
3.2 Tempatkan pasien di ruang tersendiri(single
room).Bila ruangan tersendiri tidak tersedia,
tempatkan pasien dengan pasien lain yang
terinfeksi aktif dengan mikroorganisme yang
sama(kohort) tetapi tidak boleh dengan infeksi
yang berbeda
3.3 Prioritaskan pasien yang memiliki batuk yang
berlebihan dan dahak berlebih untuk single
room
3.4 Bila tidak tersedia kamar tersendiri dan tidak
memungkinkan menggabungkan dengan pasien
lain,maka pisahkan dengan jarak sedikitnya
1meter dengan pasien lainnya
RUMAH SAKIT PENEMPATAN PASIEN
UMUM DAERAH BERDASARKAN TRANSMISI
KOTA
PADANG PANJANG No. Halaman
No.Dokumen
Revisi
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
- /4/4
3.5 Tidak dibutuhkan penanganan udara dan

ventilasi khusus dan pintu boleh tetap dibuka


3.6 Hindari menempatkan pasien pada
kewaspadaan penularan melalui droplet di
ruang yang sama dengan pasien yang memiliki
kondisi yang dapat meningkatkan resiko hasil
buruk dari infeksi atau yang mungkin
memudahkan penularan (misal mereka yang
imunocompromised)
4. Kewaspadaan penularan melalui kontak ditetapkan
oleh DPJP
4.1 Tempatkan pasien di kamar tersendiri
4.2 Bila tidak tersendia kamar tersendiri, tempatkan
pasien dalam kamar bersama dengan pasien
yang terinfeksi mikroorganisme yang sama
tetapi tidak boleh pasien yang berbeda
4.3 Bila tidak tersedia kamar tersendiri dan
penggabungan dengan pasien lain tidak
diinginkan, pertimbangkansifat epidemiologi
mikroorganisme dan populasi pasien saat
menempatkan pasien
5. Pasang Sign transmisi di depan kamar pasien:
Kontak,Droplet atau Airbone oleh penanggung jawab
satuan kerja
Unit Terkait 1. Instalasi Gawat Darurat
2. Rawat Inap
3. Ruang Rawat Intensif
4. Komite PPI

RUMAH SAKIT PENATALAKSANAAN PASKA PAJANAN LIMBAH


UMUM DAERAH TAJAM TERKONTAMINASI/ CAIRAN TUBUH INFEKSIUS
KOTA
PADANG PANJANG No.
No.Dokumen Halaman
Revisi
200// /AKRE/RSUD-PP/VI/2016 1/3
-
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Operasional Juni 2016 Direktur RSUD Padang Panjang


(SPO)
dr. ARDONI

NIP.19720315 200501 1 009


Pengertian Penatalaksanaan Paska Pajanan adalah serangkaian
tindakan yang dilakukan oleh seseorang (karyawan,peserta
didik) setelah terpajan oleh benda tajam yang
terkontaminasi cairan tubuh pasien atau cairan tubuh pasien
infeksius maupun diduga infeksi Human Immunodefisiensi
Virus (HIV), HepatitisB Virus (HBV) dan Hepatitis C Virus
(HCV) di RSUD Kota Padang Panjang
Sumber pajanan adalah pasien yang menjadi sumber bahan
yang infeksius maupun diduga infeksi HIV , HBV , dan HCV
yang dirawat di RSUD Kota Padang Panjang
Terpajan adalah seseorang (karyawan,peserta didik,SDM
out sourching) yang tanpa sengaja terpapar benda tajam
yang terkontaminasi cairan tubuh pasien infeksius maupun
di duga infeksi HIV , HBV dan HCV di RSUD Kota Padang
Panjang.
Ruang lingkup prosedur ini adalah mulai pemberian
tindakan pertama paska pajanan sampai pengisian formulir
paska pajanan .
Tujuan 1. Tersedianya acuan penerapan langkah-langkah
penatalaksanaan paska pajanan limbah tajam
terkontaminasi/cairan tubuh infeksius.
2. Diperolehnya data paska pajanan limbah tajam
terkontaminasi/cairan tubuh infeksius
3. Terpantaunya kasus paska pajanan limbah tajam
terkontaminasi/cairan tubuh infeksius sesuai ketentuan
Kebijakan SK Direktur No…….
Tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi rumah Sakit
dalam Kewaspadaan isolasi melalui Pengendalian
Lingkungan
RUMAH SAKIT PENATALAKSANAAN PASKA PAJANAN LIMBAH

UMUM DAERAH TAJAM TERKONTAMINASI/ CAIRAN TUBUH INFEKSIUS


KOTA
PADANG PANJANG
No.Dokumen No. Halaman
200// /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Revisi
2/3
-

1. Berikan tindakan pertama paska pajanan benda


tajam yang terkontaminasi cairan tubuh pasien/cairan
tubuh infeksius kepada seseorang (karyawan,peserta
didik,SDM out sourching):
1.1. Bila cairan tubuh terkena mata : Bilas dengan air
mengalir menggunakan eye wash selama 15
menit.
Bila cairan tubuh terkena kulit yang intake: Bilas
air mengalir selama satu menit.
1.2. Bila cairan tubuh terkena kulit yang intake:
Segera kumur-kumur selama satu menit lalu
dibuang
1.3. Bila tertusuk jarum: Segera bilas dengan air
mengalir selama 5 menit , tidak dianjurkan
menekan daerah yang tertusuk jarum .
2. Lapor kepada atasan langsung oleh sesorang
(karyawan,peserta didik, SDM out sourching) yang
terpajan:
2.1. Pada jam kerja atasan langsung adalah kepala
satuan kerja/ kepala ruangan/yang mewakili .
2.2. Jika di luar jam kerja atasan langsung adalah
ketua tim tugas jaga satuan kerja.
3. Tetapkan status kesehatan sumber pajanan
dilakukan oleh atasan langsung dengan cara lapor
kepada Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP)
pasien terinfeksi/ dicurigai infeksi HIV, HBV dan HCV.
3.1. Bila sumber pajanan penderita HBV, HCV/dicurigai
HBV, HCV maka terpajan diperiksa anti HBV
serta diberikan treatment klinik sesuai yang telah
ditentukan dan diberikan konseling pada terpajan
oleh dokter poli pegawai

RUMAH SAKIT PENATALAKSANAAN PASKA PAJANAN LIMBAH


UMUM DAERAH TAJAM TERKONTAMINASI/ CAIRAN TUBUH INFEKSIUS
KOTA
PADANG PANJANG No. Halaman
No.Dokumen
Revisi
200// /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
- /3 / 3

3.2 Bila sumber pajanan penderita HIV/dicurigai


HIV , maka terpajan diperiksa anti HIV serta
diberikan treatment klinik sesuai peraturan
yang telah ditentukan dan diberikan konseling
pada terpajan oleh tim HIV
3.3 Bila sumber pajanan bukan penderita HIV,
HBV, HCV/tidak dicurigai HIV, HBV, HCV maka
terpajan tidak perlu diberikan treatment klinik
dan konseling.
4. Pengisian formulir paska pajanan oleh terpajang,
kemudian diserahkan ke Komite K3 dalam waktu
maksimal 3x24 jam.
Unit Terkait 1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Rawat Inap
4. Ruang Rawat intensif
5. Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
6. Komite Keperawatan
7. Bidang Pelayanan
8. Bidang Penunjang

RUMAH SAKIT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI ALIRAN


UMUM DAERAH DARAH PRIMER
KOTA
PADANG PANJANG No.
No.Dokumen Halaman
Revisi
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016 1/8
-
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Operasional Juni 2016 Direktur RSUD Padang Panjang


(SPO)
dr. ARDONI

NIP.19720315 200501 1 009


Pengertian Infeksi Aliran Darah Primer (IADP) adalah infeksi akibat
penggunaan intra vaskuler yang ditandai dengan
ditemukannya organisme dari hasil kultur darah semi/
kuantitatif dengan tanda klinis yang jelas serta tidak disertai
infeksi yang lain yang dicurigai sebagai sumber infeksIi
Pencegahan IADP adalah suatu upaya untuk mencegah
terjadinya IADP akibat penggunaan alat intravaskuler.
Dokter atau perawat terlatih adalah dokter atau perawat
yang telah mendapatkan pelatihan mengenai: Indikasi
pemakaian alat intravaskuler, prosedur pemasangan intra
vena, pemeliharaan kateter intravena dan Pencegahan
infeksi aliran darah sehubungan dengan pemasangan
kateter vena.
Ruang lingkup prosedur ini adalah mulai dari pelaksanaan
hand hygiene “5 saat” melakukan hand hygiene sampai
dengan pemberian antibiotik profilaksis.
Tujuan 1. Tersedianya acuan penerapan langkah-langkah
pencegahan dan pengendalian IADP
2. Terkendalinya angka IADP sesuai standar indikator
rumah sakit
3. Terjadinya Patient Safety
Kebijakan SK Direktur No…….
tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah
Sakit melalui Pencegahan Infeksi Aliran Darah Primer
(IADP)

RUMAH SAKIT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI ALIRAN


UMUM DAERAH DARAH PRIMER
KOTA
PADANG PANJANG
No.Dokumen No. Halaman
200// /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Revisi
2/8
-

1. Pelaksanaan pencegahan dan pengendalian IADP


oleh dokter atau perawat terlatih dengan melakukan
hand hygene oleh semua orang di area perawatan
pasien.
1.1. Sebelum kontak dengan pasien.
1.2. Sebelum melakukan tindakan aseptic.
1.3. Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien.
1.4. Setelah kontak dengan pasien.
1.5. Setelah kontak lingkungan pasien.
2. Pelaksanaan pencegahan dan pengendalian IADP
dalam melakukan preparasi kulit sebelum melakukan
insersi oleh dokter atau perawat terlatih meliputi:
2.1. Preparasi kulit daerah insersi dengan antiseptik

chlorhexidine 2% atau 70% isopropy alkohol.

Bila dipakai povidon iodine untuk


membersihkan kulit maka harus dilakukan
preparasi dengan alkohol dahulu kemudian diikuti
povidon iodine.
Tidak dibenarkan menggunakan salep antibiotik
pada daerah
Insersi.
2.2. Biarkan antiseptik mongering sebelum
diinsersi lebih kurang 2 menit
2.3. Jangan melakukan palpasi pada lokasi setelah
kulit dibnersihkan dengan antiseptik.
3. Pelaksanaan pencegahan dan pengendalian IADP
dalam pengggunaan alat pelindung diri maksimal
oleh dokter atau perawat terlatih.
3.1. Gunakan sarung tangan bersih pada
pemasangan kateter vena perifer.
3.2. Pemasangan kateter vena sentral oleh
operator dan asisten dengan memperhatikan.
3.2.1. Gunakan topi (non steril) untuk menutupi
seluruh rambut.
3.2.2. Gunakan masker (non steril) untuk
menutupi seluruh mulut dan hidung.
3.2.3. Gunakan gaun steril.
3.2.4. Gunakan sarung tangan steril.
3.2.5. Tutup seluruh kepala dan badan pasien dari
atas sampai bawah dengan steril drape.
4. Pelaksanaan Pencegahan IADP dalam pemilihan
daerah insersi kateter oleh dokter atau perawat
terlatih.
4.1. Insersi kateter vena perifer .
4.1.1. Dianjurkan pada orang dewasa pilih
ekstrimitas atas dari pada ekstermitas
bawah.
4.1.2. Bila sudah terlanjur sesgera mungkin
pindahkan insersi kateter vena perifer
ekstrimitas bawah ke ekstrimitas atas.
Pada pasien anak, tangan, dorsum
manus atau kulit kepala dapat digunakan
sebagai pilihan lain daerah kaki,lengan
atau fossa antecubiti.
4.2. Insersi Kateter vena sentral.
4.1.3. Insersi dilakukan pada vena subklavia ,
bukan vena jugularis atau vena femoralis
(rekomendasi CDC)
4.1.4. Pada vena jugularis atau vena vemoralis
dalam tindakan hemodialisis dan pheresis
untuk menghindari terjadinya stenosis di
vena subclavia (rekomendasi CDC)
4.1.5. Tidak boleh mempersingkat prosedur
tindakan insersi kateter vena yang telah
ditentukan
5. Pelaksaan Pencegahan IADP dalam pemilihan
daerah insersi kateter oleh dokter atau perawat
terlatih meliputi:
5.1. Pilih alat dengan risiko komplikasi infeksi
terendah disesuaikan dengan kondisi pasien
RUMAH SAKIT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI ALIRAN
UMUM DAERAH DARAH PRIMER
KOTA
PADANG PANJANG No.
No.Dokumen Halaman
200// /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Revisi
4/8
-
5.2.Dianjurkan penggunaan single lumen

dibandingan multiple lumen kecuali dibutuhkan

untuk pemberian terapi


5.3.Dianjurkan gunakan kateter vena sentral melalui
perifer untuk penggunaan jangka panjang.
6. Pelaksanaan pencegahan dan pengendalian IADP
dalam penilaian daerah insersi dilakukan oleh
seluruh dokter atau perawat yang terlatih meliputi:
6.1. Lakukan penilaian daerah insersi setiap
pergantian sift perawat, observasi tanda-tanda
infeksi (tendemess ,redness dan drainage pada
daerah insersi) dan pastikan balutan dressing
bersih ,kering dan utuh .Balutan yang tebal dan
besar tidak dibenarkan karena akan menyulitkan
pada saat mengamati daerah insersi setiap hari.
Gunakan sarung tangan bersih sebelum
melepaskan balutan dan amati daerah insersi.
Bersihkan area tersebut dengan menggunakan
teknik steril kemudian ganti balutan yang baru
dan steril.
6.2 Lakukan pemeriksaan daerah insersi kateter
sentral oleh dokter setiap hari. Lakukan
assessment pada tempat insersi dan lokasi kateter
kebutuhan untuk tetap memasang kateter dan
adanya tanda infeksi baik secara klinis maupun
laboratorium
6.3.Frekuensi untuk mengubah lokasi kateter pada
insersi kateter sentral ditetapkan oleh dokter
6.4.Pada kondisi kegawatan dimana tindakan aseptik
tidak dapat dilakukan selama insersi kateter
sentral maka harus diubah lokasinya secepat
mungkin dalam waktu kurang dari 24jam.
Perkecualian tersebut harus dicatat penyebabnya
RUMAH SAKIT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI ALIRAN
UMUM DAERAH DARAH PRIMER
KOTA
PADANG PANJANG
No. Halaman
No.Dokumen 5/8
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Revisi
5
-

6.5.Kultur dan sensitivitas pada ujung kateter hanya


dilakukan atas perintah dokter dan dilakukan oleh
petugas yang sudah terlatih
6.6.Penggantian kateter sentral dilakukan pada
tempat yang berbeda bila terjadi infeksi akibat
pemakaian kateter tersebut
6.7.Ganti selang yang dipakai untuk memasukan
darah
Komponen darah atau emulsi lemak dalam 24jam
dari awal
7. Pelaksaan pencegahan dan pengendalian IADP
dalam penggunaan cairan parenteral oeleh seluruh
perawat atau dokter yang terlatih.
7.3. Infus harus diselesaikan dalam 24 jam umtuk
satu botol cairan parenteral yang mengandung
lemak
7.4. Bila hanya emulsi lemak yang diberikan
selesaikan infus dalam 24jam setelah botol elmusi
mulai digunakan
8. Pelaksanaan pencegahan dan pengendalian infeksi
IADP dalam pemberian injeksi melalui port injeksi
intra vena oleh dokter atau yang terlatih
8.1Bersihkan port injeksi dengan alkohol 70%
8.2 Campurkan seluruh cairan parenteral di depo
farmasi dalam laminar Flow hood dengan tehnik
steril
8.2Pemeriksaan daerah insersi meliputi peningkatan
leukosit atau jumlah leukosit yang sangat rendah
tanpa sebab yang jelas, demam, kemerahan,
bengkak , nyeri atau adanya pus yang keluar dari
tempat insersi.
8.3Catat tanggal dan waktu pemasangan pada lokasi
balutan serta pada catatan pasien.

RUMAH SAKIT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI ALIRAN


UMUM DAERAH DARAH PRIMER
KOTA
PADANG PANJANG No.
No.Dokumen Halaman
200// /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Revisi
6/8
-

9. Pelaksanaan pencegahan dan pengendalian IADP


dalam penggunaan pembalut insersi kateter , oleh
setiap dokter atau perawat yang terlatif.
9.1Sebelum memasang pembalut yakinkan bahwa
chlorhexidin yang digunakan sudah kering.
9.2Gunakan pembalut semi permeabel yang
transparan untuk menutupi tempat insersi . Bila
pembalut tersebut tidak ada maka dapat
dipergunakan kasa pembalut.
9.3 Lakukan penggantian pembalut dengan :
9.1.1 Gunakan tehnik steril
9.1.2 Apabila tidak tedapat kontra indikasi dapat
gunakan chlorhexidin swab pada saat
pembersihan swab pada saat pembersihan
tempat insersi selama penggantian
pembalut.
9.4 Lakukan penggantian pembalut transparan setiap
minggu setelah pemasangan insersi kateter
central atau penggantian pembalut. Pembalut
harus diganti lebih sering apabila tampak kotor,
longgar atau saat melakukan pemeriksaan bila
dianggap perlu. Pada anak mengganti balutan
dapat dilakukan lebih sering kurang dari
seminggu.
10. Pelaksaan pencegahan dan pengendalian
IADP dalam penggantian kateter vena oleh
dokter atau perawat yang terlatih.
10.1 Catat tanggal dan waktu pemasangan
kateter vena di lokasi yang dapat dilihat
dengan jelas.

RUMAH SAKIT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI ALIRAN


UMUM DAERAH DARAH PRIMER
KOTA
PADANG PANJANG
No.Dokumen No. Halaman
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Revisi
7/8
-

10.2 Alat/ set kateter vena terdiri atas seluruh


bagian mulai dari ujung selang yang
masuk ke kontainer cairan infus sampai ke
konektor.
10.3 Ganti selang penghubung tersebut bila alat
intra vena diganti
10.4 Ganti selang kateter vena dengan interval
tidak kurang dari 72jam pada orang
dewasa, kecuali ada indikasi klinis
10.5 Pada anak kateter vena tidak diganti sampai
terapi intra vena selesai kecuali terjadi
komplikasi (phlebitis,inflamasi)
11. Pelaksanaan Pencegahan IADP dalam penggunaan
vial multi dosis oleh dokter atau perawat terlatih. 11.1
Simpan vial multi dosis yang sudah dibuka
dalam kulkas bila direkomendasikan dari
pabrik beri tanggal buka , nama pasien dan
tanggal lahir pasien.
11.2 Tutup karet penutup dengan kertas parafilm ,
bersihkan karet penutup vial multi dosis
dengan alkohol sebelum menusukkan alat ke
vial.
11.3 Gunakan alat steril setiap kali akan
mengambil cairan dari vial multidosis dan
hindari kontaminasi alat sebelum menembus
karet vial.
11.4 Buang vial multi dosis bila sudah kosong , bila
dicurigai atau terlihat adanya kontaminasi
atau bila telah mencapai tanggal kadaluarsa.
12. Pelaksanaan pencegahan dan pengendalian IADP
dalam pemberian antibiotik profilaksis oleh dokter
dokter yang terlatih. Jangan memberikan anti mikroba
sebagai prosedur rutin sebelum pemasangan atau
selama pemakaian alat intra vena untuk mencegah
kolonisasi atau infeksi bakteriemia.

RUMAH SAKIT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI ALIRAN


UMUM DAERAH DARAH PRIMER
KOTA
PADANG PANJANG No.
No.Dokumen Halaman
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Revisi
8/8
-
Unit Terkait 1. Instalasi Gawat Darurat

2. Instalasi Rawat Jalan


3. Instalasi Rawat Inap
4. Instalasi Rawat Intensi
5. Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
6. Komite Keperawatan
7. Bidang Pelayanan Medis
8. Bidang Pelayanan Keperawatan

RUMAH SAKIT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI ALIRAN


UMUM DAERAH DARAH PRIMER
KOTA
PADANG PANJANG
No.Dokumen No. Halaman
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Revisi
3/8
-

3.2.1 Gunakan topi (non steril) untuk menutupi


seluruh rambut.
3.2,2 Gunakan masker (non steril) untuk menutupi
seluruh mulut dan hidung.
3.2.3 Gunakan gaun steril.
3.2.4 Gunakan sarung tangan steril.
3.2.5 Tutup seluruh kepala dan badan pasien dari
atas sampai bawah dengan steril drape.

4. Pelaksanaan Pencegahan IADP dalam pemilihan


daerah insersi kateter oleh dokter atau perawat
terlatih.
4.1 Insersi kateter vena perifer.
4.1.1 Dianjurkan pada orang dewasa pilih
ekstrimitas atas dari pada ekstermitas
bawah.
4.1.2 Bila sudah terlanjur sesgera mungkin
pindahkan insersi kateter vena perifer
ekstrimitas bawah ke ekstrimitas atas.
Pada pasien anak,tangan,dorsum manus atau
kulit kepala dapat digunakan sebagai
pilihan lain daerah kaki,lengan atau fossa
antecubiti.
4.2. Insersi Kateter vena sentral.
4.1.3 Insersi dilakukan pada vena subklavia ,
bukan vena jugularis atau vena femoralis
(rekomendasi CDC)
4.1.4 Pada vena jugularis atau vena vemoralis
dalam tindakan hemodialisis dan pheresis
untuk menghindari terjadinya stenosis di
vena subclavia (rekomendasi CDC)
4.1.5 Tidak boleh mempersingkat prosedur
tindakan insersi kateter vena yang telah
ditentukan

5. Pelaksaan Pencegahan IADP dalam pemilihan


daerah insersi kateter oleh dokter atau perawat
terlatih meliputi:
5.1 Pilih alat dengan risiko komplikasi infeksi terendah
disesuaikan dengan kondisi pasien

RUMAH SAKIT PENCEGAHAN PHLEBITIS


UMUM DAERAH
KOTA
PADANG PANJANG No.Dokumen No. Halaman
Revisi
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016 1/1
-
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Standar Prosedur
Operasional (SPO) Juni 2016 Direktur RSUD Padang Panjang

dr. ARDONI
Pengertian NIP.19720315 200501 1 009
Phlebitis adalah peradangan pada vena perifer yang
ditandai dengan adanya keluhan nyeri , nyeri tekan ,
bengkak , pengerasan, eritema , dan hangat pada vena oleh
Tujuan karena peradangan , infeksi dan/ thrombosis
1. Tersedianya acuan penerapan langkah-langkah
pencegahan dan pengendalian phlebitis.
2. Terkendalinya angka phlebitis sesuai standar indikator
rumah sakit.
Kebijakan 3. Terjadinya Patient Safety
SK Direktur No.
Tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah
Sakit dalam Pencegahan Phlebitis di RSUD Kota padang
Prosedur Panjang
1. Dilakukan hand hygiene sebelum dan sesudah
melakukan prosedur pemasangan infuse vena perifer.
2. Cek infuse vena perifer di tempat semula masih
diperlukan
3. Pindah infuse vena perifer dimana ada ektra vacation
atau inflamasi
4. Cek balutan infuse vena perifer tertutup dengan baik
5. Penggantian infuse vena periver di tempat semula tidak
Unit Terkait lebih dari 72 jam
1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Rawat Inap
4. Instalasi Rawat Intensif (ICU, PERINATOLOGI )
5. Kamar Ok
6. Komite Keperawatan
7. Komite Kesehatan dan Keselamatan Kerja
8. Komite Pencegahan dan Pengendalian Infek
9. Bidang Pelayanan Keperawatan

RUMAH SAKIT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN


UMUM DAERAH VENTILATOR ASSOCOATED PNEUMONIA
KOTA
PADANG PANJANG No.
No.Dokumen Halaman
Revisi
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016 1/3
-
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Operasional Juni 2016 Direktur RSUD Padang Panjang


(SPO)
dr. ARDONI

NIP.19720315 200501 1 009


Pengertian Ventilator Associated Pneumonia (VAP) adalah pneumonia
yang terjadi di rumah sakit atau pelayanan kesehatan terkait
dengan pemasangan ventilasi mekanik setelah 48jam.
Kriteria diagnosa VAP adalah : Pasien dipasang ventilasi
mekanik lebih dari 48 jam, demam ≥ 380 C, sputum

purulent, batuk, leukosit > 12.000/mm3 atau < 4000/mm3


kultur aspirasi trakheal ≥ 10 5 ppm/ml, Infiltrat baru peristen
atau progresif caviation, consolidation.
Pencegahan dan pengendalian VAP adalah suatu tindakan
yang dilakukan untuk mencegah dan mengendalikan
terjadinya VAP
Ruang lingkup prosedur ini mulai dri pelaksanaan hand
hygiene sampai tindakan pemberian Deep Vein Trombosis
(DVT) Prophylaxis
Tujuan 1. Tersedianya acuan penerapan lngkah – langkah
pencegahan dan pengendalian VAP.
2. Terkendalinya angka VAP sesuai indikator rumah
3. sakit.
Tercapainya patient safety
Kebijakan SK Direktur No.
Tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah
Sakit dalam Kewaspadaan Isolasi melalui Pencegahan
Ventilator Associated Pneumonia. (VAP)
Prosedur 1. Lakukan hand hygiene, sebelum dan sesudah kontak
dengan pasien
2. Atur posisi kepala 30 – 45 0 setiap saat kecuali ada
kontra indikasi

RUMAH SAKIT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN


UMUM DAERAH VENTILATOR ASSOCOATED PNEUMONIA
KOTA
PADANG PANJANG
No.Dokumen No. Halaman
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Revisi
2/3
-

3. Jaga kebersihan mulut pasien secara rutin dengan


cara :
3.1. Sikat gigi setiap 12 jam untuk mencegah
terjadinya plaque
3.2. Oral hygiene setiap 8 jam atau setiap sift.
3.3. Gunakan oral antiseptik yang bebas dari alkohol
(Chlorhexidin 0,2%)
4. Lakukan manajemen sekresi oropharingeal dan
trakheal dengan :
4.1. Pengisapan lendir jika diperlukan
4.2. Lakukan tindakan antiseptik
4.3. Gunakan cairan steril untuk membersihkan
jika Catheter Suction dimasukan kembali ke Endo
Tracheal Tube (ETT)
4.4. Gunakan suction sistem tertutup
4.5. Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai

5. Kaji setiap hari kesiapan pasien – pasien sedasi dan


ekstubasi ,adapun protokol untuk sedasi :
5.1. Indikasi pemberian sedasi
5.2. Pengurangan dosis sedasi setiap hari
5.3. Penilaian secara rutin terhadap respon terapi
5.4. Bangunkan pasien setiap hari (kecuali kontra
indikasi)
6. Pendidikan staff tentang :
6.1. Pengertian VAP
6.2. Tujuan Pencegahan dan Pengendalian VAP
6.3. Indikasi intubasi
6.4. Teknik intubasi
6.5. Teknik pengisapan lendir
6.6. Bundles VAP

RUMAH SAKIT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN


UMUM DAERAH VENTILATOR ASSOCOATED PNEUMONIA
KOTA
PADANG PANJANG No.
No.Dokumen Halaman
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Revisi
3/3
-

7. Pengendalian lingkungan
7.1. Kebersihan
7.1.1. Permukaan lingkungan sekitar pasien
7.1.2. Peralatan perawatan pasien
7.1.3. Tempat tidur
7.1.4. Monitor dan aksesoris
7.1.5. Ventilator dan aksesoris
7.2.Jarak tempat tidur
7.2.1. Single room jarak min 1m
8. Dekontaminasi peralatan :
Sirkuit ventilator
8.1. Ganti sirkuit setiap pasien
8.2. Ganti sirkuit pernapasan jika terlihat kotor atau
tidak berfungsi (tidak ada rekomendasi waktu
penggantian breathing circuit)
8.3. Segera ganti sirkuit bila kotor
8.4. Tidak membuka sirkuit ventilator secara rutin
8.5. Segera buang kondensasi air dalam sirkuit ke
tempat penampungan (water trapp)
Sebelum melakukan intubasi laringoscope
blade terlebih dahulu diusap dengan alkohol
9. Gunakan antimikroba rasional jika ada indikasi
10. Berikan Peptic Ulcer Prophylaxis
11. Berikan Deep Vein Trombosis (DVT)

2. Instalasi Rawat Intensif


3. Kamar Operasi
4. Instalasi Sterilisasi
5. Kesehatan Lingkungan
6. Komite Pencegahan dan Pengendalian
7. Komite Keperawatan
8. Bidang Penunjang
9. Bidang pelayanan
RUMAH SAKIT PENCEGAHAN PENGENDALIAN INFEKSI SALURAN
UMUM DAERAH KEMIH AKIBAT PEMASANGAN KATETER URINE
KOTA
PADANG PANJANG No.
No.Dokumen Halaman
200// /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Revisi
1/3
-
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Operasional Juni 2016 Direktur RSUD Padang Panjang


(SPO)
dr. ARDONI

NIP.19720315 200501 1 009


Pengertian Infeksi SaliranKemih (ISK) adalah adanya bakteri dengan
jumlah ≥10 K/ml dalam urin akibat pemasangan kateter urin
yang terjadi setelah 2 x 24 jam.
Pencegahan infeksi saluran kemih adalah suatu tindakan
mencegah terjadinya infeksi akibat pemasangan kateter urin
menetap.
Dokter atau perawat yang kompeten / terlatih adalah Dokter
atau perawat yang telah mendapatkan pelatihan mengenai
indikasi pemakaian kateter urin, prosedur pemasangan
kateter urin, perawatan urin, pencegahan ISK sehubungan
dengan pemasangan kateter urin menetap.
Ruang lingkup prosedur ini dimulai dari pencegahan dan
pengendalian ISK dalam pemasangan kateter urin sampai
dengan pencegahan dan pengendalian ISK dalam
pelaksanaan penggantian dan melepas kateter urin.
Tujuan 1. Tersedianya acuan penerapan langkah – langkah
pencegahan pengendalian ISK.
2. Dikendalikanya angka ISK sesuai dengan indikator
angka infeksi rumah sakit.
3. Tercapainya Patient Safety.
Kebijakan SK Direktur No.
Tentang Pencegahan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit
melalui Pencegahan Infeksi Saluran Kemih
Prosedur 1. Pencegahan dan pengendalian ISK dalam
pemasangan kateter urin, meliputi:
1.1. Pemasangan kateter urin dilakukan oleh
perawat atau dokter yang berkompeten atau
terlatih.
RUMAH SAKIT PENCEGAHAN PENGENDALIAN INFEKSI SALURAN
UMUM DAERAH KEMIH AKIBAT PEMASANGAN KATETER URINE
KOTA
PADANG PANJANG
No.Dokumen No. Halaman
Revisi
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016 2/3
-
1.2. Lakukan Hand Hygien sesuai 5 saat

melakukan Hand Hygiene.


1.3. Gunakan APD berupa sarung tangan steril dan
apron untuk pencegahan kontminasi cairan
tubuh.
1.4. Kurangi resiko iritasi uretra dengan cara:
1.4.1. Gunakan ukuran kateter urin dengan
ukuran terkecil untuk pasien
1.4.2. Gunakan pelumas yang adekuat selam
pemasangan.
1.5. Pilih material kateter urin sesuai kebutuhan dan
kondisi pasien.
1.6. Terapkan tehnik aseptic selama pemasangan
kateter urin.
2. Pencegahan Pengendalian infeksi saluran kemih
dalam perawatan kateter urin, meliputi:
2.1. Perawatan kateter urin dilakukan oleh dokter
dan perawat
2.2. Bersihkan daerah meatus uretra dengan sabun
dan air setiap hari.
2.3. Hindari aliran balik urin dari urin bag ke
Bladder dengan cara:
2.3.1. Pertahankan posisi urin bag lebih rendah
dari kandung kemih.
2.3.2. Klem slang kateter urin sebelum
mengangkat urin bag lebih tinggi dari
bladder.
2.3.3. Pembuangan urin secara ruti, jangan
melebihi kapasitas tamping urin bag.
2.4. Pertahankan aliran urin tetap lancar, hindari
slang kateter urin terlipat.
2.5. Cegah kontak urin bag dengan lantai, dinding,
furniture.
2.6. Pengosongan urin bag:
RUMAH SAKIT PENCEGAHAN PENGENDALIAN INFEKSI SALURAN

UMUM DAERAH KEMIH AKIBAT PEMASANGAN KATETER URINE


KOTA
PADANG PANJANG No.
No.Dokumen Halaman
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Revisi
3 /3
-
2.6.1 Gunakan gelas ukur urin yang bersih

untuk masing masing pasien, bersihkan


dan keringkan tiap kali selesai digunakan.
2.6.2 Hindari tersentuhnya gelas ukur dengan
katup urin bag.
2.6.3 Disinfeksi katup urin bag dengan swab
alkohol sebelum dan sesudah tiap kali
membuka urin bag.
3. Pencegahan dan pengendalian infeksi saluran kemih
dalam pelaksanaan mengganti dan melepas kateter
urin, meliputi:
3.1 Pelaksanaan mengganti dan melepas kateter
urin dilakukan oleh dokter dan perawat.
3.2 Segera lepas kateter urin bila sudah tidak
diperlukan.
3.3 Penggantian kateter urin berdasarkan jenis
bahan kateter urin sesuai dengan intruksi
prosedur.
3.4 Ganti kateter urin bila terkontaminasi.
Unit Terkait 1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Rawat Inap
4. Ruang ICU
5. Ruang OK
6. Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
7. Komite Keperawatan
8. Bidang Pelayanan
9. Bidang Penunjang

RUMAH SAKIT PENERAPAN KEWASPADAAN ISOLASI


UMUM DAERAH (ISOLASI PRECAUTION)
KOTA
PADANG PANJANG No.
No.Dokumen Halaman
Revisi
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016 1/4
-
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Operasional Juni 2016 Direktur RSUD Padang Panjang


(SPO)
dr. ARDONI

NIP.19720315 200501 1 009


Pengertian Kewaspadaan isolasi (isolasi precaution) adalah gabungan
kewaspadaan berdasarkan standar.
Kewaspadaan berdasarkan transmisi infeksi diterapkan
terhadap pasien yang diketahui maupun diduga terinfeksi
atau terkolonisasi pathogen yang dapat ditransmisikan
leawat kontak, droplet atau udara.
Kewaspadaan standar dirancang untuk mengurangi risiko
terinfeksi penyakit menular pada petugas kesehatan baik
dari sumber infeksi yang diketahui maupun yang tidak
diketahui.
Ruang lingkup prosedur ini mulai kewaspadaan transmisi
sampai kewaspadaan standar.
Tujuan 1. Tersedianya acuan langkah-langkah penerapan
kewaspadaan isolasi (isolation precaution)
2. Terlindunginya pasien, petugas dan pengunjung rumah
sakit dari infeksi.
Kebijakan SK Direktur No.
Tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi melalui
Penerapan Kewaspadaan Isolasi
Prosedur 1. Kewaspadaan berdasarkan transmisi
1.1. Kewaspadaan Transmisi Kontak
Ditujukan untuk menurunkan risiko transmisi mikroba
yang secara epidemiologi ditransmisikan melalui
kontak langsung maupun tidak langsung
1.2. Kewaspadaan Transmisi Droplet
Diterapkan sebagai tambahan kewaspadaan standar
terhadap pasien dengan infeksi diketahui atau suspek
mengidap mikroba yang dapat ditransmisikan melalui
droplet (>5µm)
RUMAH SAKIT PENERAPAN KEWASPADAAN ISOLASI
UMUM DAERAH (ISOLASI PRECAUTION)
KOTA
PADANG PANJANG
No.Dokumen No. Halaman
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Revisi
2 /4
-
1.3. Kewaspadaan Transmisi Melalui Udara

(Airbone Precaution)
Diterapkan sebagai tambahan
kewaspadaan standar terhadap pasien yang
diduga atau telah diketahui terinfeksi mikroba
yang secara epidemiologi penting dan
ditransmisikan melalui udara
2. Kewaspadaan Standar
2.1. Pelaksanaan Hand hygiene
Bila jelas terlihat kotor atau terkontaminasi
oleh bahan yang mengandung protein, tangan
harus dicuci dengan sabun dan air mengalir , bila
tangan tidak jelas terlihat kotor atau
terkontaminasi , gosok dengan cairan berbasis
alcohol pastikan tangan kering sebelum memulai
tindakan.
2.2. Penggunaan Alat Pelindung Diri
Alat yang digunakan untuk melindungi kulit
dan selaput lendir petugas dari risiko pajanan
darah , semua jenis cairan tubuh , sekret ,
ekskreta , kulit yang tidak utuh dan selaput lendir
pasien.
Tujuan pemakaian APD untuk melindungi
pasien dari mikroorganisme yang ada pada
petugas kesehatan dan sebaliknya. Penggunaan
APD sesuai jenis risiko pajanan .
2.3. Pemrosesan Peralatan Pasien dan
Penatalaksanaan Linen
Suatu proses untuk menghilangkan/ memusnahkan
Mikroorganisme dan kotoran yang melekat pada peralatan
Medis/ objek, sehingga aman untuk penggunaan selanjutnya.
RUMAH SAKIT PENERAPAN KEWASPADAAN ISOLASI
UMUM DAERAH (ISOLASI PRECAUTION)
KOTA
PADANG PANJANG No.
No.Dokumen Halaman
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Revisi
3/4
-
Tujuan memutus mata rantai penularan

infeksi dari peralatan Medis kepada pasien,


petugas kesehatan, pengunjung dan Lingkungan
rumah sakit.
2.4. Pengelolaan Limbah
Semua limbah yang tidak terkontaminasi
dengan cairan tubuh pasien seperti kardus ,
kertas , botol plastic dan sisa makanan dapat
dibuang dengan biasa atau dikirim ke Dinas
Pembuangan Limbah Umum . Sedangkan limbah
yang trkontaminasi dengan cairan tubuh pasien
seperti darah, urin, nanah , tinja , jaringan tubuh
lain dan bahan lain bukan dari tubuh seperti
berkas pembalut luka, kasa , kapas.
dan lain-lain dimusnahkan dengan
diinsenerasi
2.5. Pengendalian Lingkungan RS
Semua permukaan horizontal di tempat
pelayanan yang disediakan untuk pasien harus
dibersihkan setiap hari dan bila terlihat kotor. Bila
permukaan tersebut bersentuhan langsung
dengan pasien harus didisinfeksi dengan larutan
chlorine 0,05% atau dengan NaDCC atau
Alkohol 95% sedangkan untuk lingkungan
yang terkontaminasi dengan cairan tubuh
pasien , harus didisinfeksi dengan larutan
chlorine 0,5%
2.6. Perlindungan Petugas Kesehatan
Perlindungan yang minimal bagi petugas
adalah imunisasi Hepatitis B , imunisasi di ulang
setiap 5 tahun paska imunisasi , disertai dengan
program manajemen paska pajanan tusukan
benda tajam dan percikan bagi petugas .
RUMAH SAKIT PENERAPAN KEWASPADAAN ISOLASI
UMUM DAERAH (ISOLASI PRECAUTION)
KOTA
PADANG PANJANG
No.Dokumen No. Halaman
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Revisi
4/ 4
-
2.7 Penempatan Pasien

2.7.1 Kamar terpisah bila dimungkinkan


kontaminasi luas terhadap lingkungan
2.7.2 Kamar terpisah dengan pintu tertutup
diwaspadai transmisi melalui udara ke
kontak
2.7.3 Kamar terpisah atau kohort dengan
ventilasi dibuang keluar dengan
exhaust ke area tidak ada orang lalu
lalang
2.7.4 Kamar terpisah dengan udara terkunc i
bila diwaspadai transmisi airbone luas
2.7.5 Kamar terpisah bila pasien kurang
mampu menjaga kesehatan
2.8 Pelaksanaan Hygiene respirasi / Etika batuk
Semua pasien, pengunjung dan petugas
ksehatan harus dianjurkan untuk selalu
mematuhi etika batuk dan kebersihan
pernafasan untuk mencegah sekresi
pernafasan.
2.9. Pelaksanaan menyuntik yang aman
Penyuntikan menggunakan jarum steril sekali
pakai pada tiap suntikan untuk mencegah
kontaminasi pada peralatan injeksi dan
terapi 2.10 Pelaksanaan lumbal punksi
Pemakaian masker bedah pada insersi
kateter atau injeksi suatu obat kedalam area
spinal/ epidural melalui prosedur lumbal
punksi
Unit Terkait 1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Rawat Inap
4. Ruang ICU
5. Radiologi
6. Ruang OK
7. Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
8. Komite Keperawatan
9. Bidang Pelayanan Keperawatan
10. Bidang Penunjang
RUMAH SAKIT PENETAPAN KEJADIAN LUAR BIASA PENYAKIT
UMUM DAERAH INFEKSI
KOTA
PADANG PANJANG No.
No.Dokumen Halaman
Revisi
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016 1/3
-
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Operasional Juni 2016 Direktur RSUD Padang Panjang


(SPO)
dr. ARDONI

NIP.19720315 200501 1 009


Pengertian Kejadian Luar Biasa (KLB) Penyakit Infeksi adalah suatu
keadaan terjadinya peningkatan jumlah kasus komplikasi
atau kasus penyakit diatas angka kejadian RS pada kurun
waktu tertentu atau munculnya kasus baru yang belum
pernah ada sebelumnya atau kasus yang sudah dinyatakan
tidak ada menjadi ada kembali.
Kejadian luar biasa di rumah sakit dapat berupa
meningkatnya kasus infeksi di RS maupun meningkatnya
jumlah kejadian keman penyebab infeksi yang sama.
Ruang lingkup penangannanya dimulai dari persiapan
investigasi sampai dengan penerapan indikator kontrol
infeksi untuk pencegahan KLB Penyakit Infeksi.
Tujuan 1. Terjadinya acuan penerapan langkah-langkah
Penetapan Kejadian Luar Biasa Penyakit Infeksi
2. Ditanganinya dengan secara KLB Penyakit Infeksi
untuk mencegah perluasan dampak KLB penyakit
infeksi
Kebijakan SK Direktur No.
Tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah
Sakit melalui Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB)
Infeksi
Prosedur 1. Persiapan investigasi dan kerja lapangan dilakukan oleh
tim KLB yang terdiri dari dokter patologi/mikrobiologi
klinik , dokter spesialis infeksi , epidemilog dan IPCN
(Infection Prevention anD Control Nurse)
1.1. Tentukan angka kejadian infeksi di RS
1.2. Bandingkan data yang diduga penyakit infeksi
tertentu dengan angka kejadian infeksi di RS.
RUMAH SAKIT PENETAPAN KEJADIAN LUAR BIASA PENYAKIT
UMUM DAERAH INFEKSI
KOTA
PADANG PANJANG
No.Dokumen No. Halaman
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Revisi
2/3
-
2. Identifikasi KLB

Pelaksanaan verifikasi diagnosis penyakit infeksi atau


mikroorganisme penyebab dan mikrobiolog dengan
melakukan tinjauan klinis dan pemeriksaan mikrobiologi
atau kultur kuman.
2.1Pendefinisian kasus dilakukan oleh tim KLB
dengan menilai kriteria klinis , kriteria
epidemiologis dan kriteria laboratorium untuk
diklasifikasikan tingkat kepastian diagnosis
(suspect,probable,atau confirm)
2.2Penemuan kasus
3. Penyelidikan Penyebab
3.1Pembuatan data tabulasi oleh epidemiolog
Pengolahan data secara deskriptif tentang
identifikasi dan penghitungan kasus infeksi
tertentu tau pajanan, data waktu, kejadian, tempat
dan orang-orang yang terlibat.
3.2Pembuatan kurva epidemik infeksi tertentu
dimasukan KLB penyakit infeksi, dan berdasarkan
sumber tempat infeksi oleh epidemiolog,
Pembuatan kurva berdasarkan waktu terjadinya
infeksi KLB penyakit infeksi
3.3Dilakukan penentuan hipotesis KLB penyakit
infeksi oleh tim KLB
3.3.1 Pengujian hipotesis pada KLB penyakit
infeksi dalam jumlah kasus yang besar
yang menggunakan metode kasus kontrol.
Dan Studi kohort retrospektif dapat
digunakan untuk KLB penyakit infeksi pada
KLB peyakit infeksi yang lebih kecil.
3.3.2 Pembuatan indikator penilaian dilakukan
oleh tim KLB
RUMAH SAKIT PENETAPAN KEJADIAN LUAR BIASA PENYAKIT

UMUM DAERAH INFEKSI


KOTA
PADANG PANJANG
No.Dokumen No. Halaman
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Revisi
3 /3
-
2.3.3 Evaluasi perubahan yang terjadi pada

angka kejadian infeksi tertentu tersebut.


2.3.4 Pelaksanaan evaluasi hipotesis dilakukan
oleh tim KLB
3. Kesimpulan hasil investigasi dan rekomendasi di
sampaikan kepada Direktur dan satuan kerja terkait
yang dan dapat dikomunikasikan melalui telepon,
media elektronik (internet on line) dan edaran tertulis.
4. Penggunaan indikator kontrol infeksi harus diterapkan
diseluruh satuan kerja terkait untuk mencegah
terjadinya KLB penyakit infeksi yang sama pada
waktu berikutnya.
Unit Terkait 1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Rawat Inap
4. Ruang ICU
5. Ruang OK
6. Instalasi Rekam Medik
7. Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
8. Komite Keperawatan
9. Bidang Pelayanan
10. Bidang Pelayanan Keperawatan

RUMAH SAKIT PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI DI RUANG


UMUM DAERAH ISOLASI PENULARAN MELALUI UDARA
KOTA
PADANG PANJANG No.
No.Dokumen Halaman
Revisi
200// /AKRE/RSUD-PP/VI/2016 1/3
-
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :
Operasional Juni 2016 Direktur RSUD Padang Panjang
(SPO)
dr. ARDONI

NIP.19720315 200501 1 009


Pengertian Alat Pelindung Diri (APD) adalah alat yang digunakan untuk
melindungi kulit dan selaput lendir petugas dari risiko
pajanan darah, semua jenis cairan tubuh, sekret, ekskreta,
kulit yang tidak utuh dan selaput lendir pasien .
APD untuk petugas di area pelayanan pasien digunakan
sesuai dengan jenis risiko pajanan.
Ruang isolasi adalah Ruangan khusus yang terdapat di
Rumah Sakit yang merawat pasien dengan kondisi medis
tertentu terpisah dari pasien lain ketika mereka mendapat
perawatan medis dengan tujuan mencegah penyebaran
penyakit atau infeksi kepada pasien dan mengurangi risiko
terhadap pemberi layanan kesehatan.
APD terdiri dari: Sarung tangan , masker , pelindung wajah/
kaca mata, penutup kepala, gaun pelindung, apron, sepatu
boot .
Ruang lingkup prosedur ini adalah mulai penyiapan APD
sampai penggunaan masker bedah oleh pasien.
Tujuan 1. Terjadinya acuan penerapan langkah-langkah
penggunaan alat pelindung diri di ruang isolasi
penularan melalui udara.
2. Terhindarnya penyebab penyakit infeksi.
Kebijakan SK Direktur No.
Tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi rumah sakit
dalam kewaspadaan Isolasi melalui Penggunaan Alat
Pelindung Diri (APD)

RUMAH SAKIT PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI DI RUANG


UMUM DAERAH ISOLASI PENULARAN MELALUI UDARA
KOTA
PADANG PANJANG
No.Dokumen No. Halaman
200// /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Revisi
2/3
-

1. Penyakit dengan penyakit menular melalui udara


dirawat di ruang terpisah menggunakan system kohort
di dalam ruangan dengan ventilasi alami bertekanan
negative +
2. HEPA filter.
3. Penempatan pasien imunosupresi dengan hasil
pemeriksaan laboratorium neuthropil
4. Pasien dengan dugaan emerging infectious disease
harus ditempatkan di ruangan terpisah dari pasien lain .
5. Pasien dengan Avian Influenza ditempatkan diruang
isolasi bertekanan negatif , sebelum dirujuk ke rumah
sakit yang mempunyai fasilitas perawatan yang
memadai .
6. Pasien Suspek TB Paru dan pasien TB Paru BTA positif
dirawat dengan system kohort secara terpisah
menggunakan ventilasi alami dan HEPA Filter sampai 2
minggu terapi Obat Anti TB (AOT) efektif .
7. Jika pasien infeksi yang membutuhkan ruang isolasi
melebihi kapasitas rumah sakit , maka pasien harus
dirujuk ke rumah sakit rujukan sesuai dengan fasilitas
yang membutuhkan . Sementara menunggu di rujuk ke
rumah sakit lain , pasien diperlakukan sebagai pasien
yang menular melalui udara .
Produser 1. Persiapan APD di ruang isolasi oleh petugas satuan kerja
meliputi: tutup kepala , masker bedah , masker
N-95 , kaca mata pelindung , gaun.
2. Penggunaan APD aleh petugas/pengunjung
dilakukan di luar kamar atau di anteroom dengan
menerapkan prinsip penggunaan APD yaitu menilai
fungsi APD dan risiko pajanan , dengan urutan
sebagai berikut:

RUMAH SAKIT PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI DI RUANG


UMUM DAERAH ISOLASI PENULARAN MELALUI UDARA
KOTA
PADANG PANJANG No.
No.Dokumen Halaman
200// /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Revisi
3/3
-

2.1. Pelaksanaan handrub


2.2. Penggunaan tutup kepala
2.3. Penggunaan masker N-95
2.4. Penggunaan baju pelindung
2.5. Penggunaan kaca mata pelindung
2.6. Pelaksanaan handrub
3. Pelaksanaan melepas APD oleh petugas/pengunjung
segera setelah meninggalkan pasien di anteroom
dengan urutan sebagai berikut:
3.1. Lepaskan baju pelindung , masukkan ke
container linen kotor
3.2. Lepaskan kaca mata pelindung , simpan pada
tempat yang telag disediakan
3.3. Lepas masker N-95 , buang ke tempat sampah
infeksius
3.4. Lepas tutup kepala , buang ke tempat sampah
infeksius
3.5. Pelaksanaan handrub
Penggunaan masker bedah pada pasien
penyakit menular melalui udara , bila keluar
ruangan/ ditransfer
Unit Terkait 1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Rawat Inap
4. Instalasi Rawat Intensif
5. Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
6. Komite Keperawatan
7. Bidang Pelayanan Medis
8. Bidang Pelayanan Keperawatan

RUMAH SAKIT PRAKTEK MENYUNTIK YANG AMAN


UMUM DAERAH
KOTA
PADANG PANJANG No.Dokumen No. Halaman
Revisi
200// /AKRE/RSUD-PP/VI/2016 1/2
-
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Operasional Juni 2016 Direktur RSUD Padang Panjang


(SPO)
dr. ARDONI

NIP.19720315 200501 1 009


Pengertian Penyuntikan yang aman adalah penyuntikan yang dengan
mengindahkan prinsio-prinsip yang benar sehingga aman
untuk pasien dan petugas dari risiko terkena infeksi,
penyuntikan dilakukan oleh petugas yang kompeten.
Aseptic technique adalah penanganan secara steril
terhadap obat-obat, jarum/ spuit, vial, ampul mulai dari
penyimpanan, persiapan sampai penyuntikan sehingga
kesterilan tetap terjamin.
Single dose adalah pemberian obat dalam kemasan vial/
ampul dengan menggunakan satu jarum dan spuit untuk
satu kali pemberian pada satu pasien.
Multi dose adalah pemberian obat dalam bentuk vial/ ampul
umtuk lebih dari satu kali pemberian pada pasien yang
sama dengan menggunakan jarum dan spuit steril pada
setiap penyuntikan.
Ruang lingkup penyuntikan yang aman meliputi persiapan
alat sampai hand hygiene setelah selesai melakukan
tindakan.
Tujuan 1. Tersedianya acuan penerapan langkah-langkah
penyuntikan yang aman.
2. Tercapainya upaya pencegahan infeksi silang.
Kebijakan SK direktur No. …..
Tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi rumah sakit
dalam Kewaspadaan Isolasi melalui Tehnik Penyuntikan
yang aman

RUMAH SAKIT PRAKTEK MENYUNTIK YANG AMAN


UMUM DAERAH
No.Dokumen No. Halaman
KOTA
PADANG PANJANG

Revisi
200// /AKRE/RSUD-PP/VI/2016 2/2
-

Prosedur 1. Siapkan alat dan obat


2. Terapkan tehnik aseptic
3. Gunakan alat suntik satu kali pakai untuk satu
pasien dan satu prosedur. Gunakan single dose
untuk obat-obat injeksi (bila memungkinkan), bila
obat multi dose, semua alat yang akan digunakan
hrus steril
4. Handhygiene
5. Terapkan 7 benar pemberian obat
a. Benar pasien
b. Benar obat
c. Benar dosis
d. Benar waktu
e. Benar rute/cara
f. Benar dokumentasi
g. Benar informasi
6. Buang sampah/limbah tajam ke safety box dan
plastik buang ke Tempat sampah non medis
7. Rapihkan alat
8. Lakukan hand hygiene
Unit Terkait 1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Rawat Inap
4. Instalasi Rawat Intensif (ICU , PERINATOLOGI)
5. Ruang OK
6. Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
7. Komite Keperawatan
8. Bidang Penunjang
9. Bidang Pelayanan

RUMAH SAKIT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN


UMUM DAERAH INFEKSI DAERAH OPERASI ( IDO )
KOTA
PADANG PANJANG No.
No.Dokumen Halaman
Revisi
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016 1/6
-
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Operasional Juni 2016 Direktur RSUD Padang Panjang


(SPO)
dr. ARDONI

NIP.19720315 200501 1 009


Pengertian Pencegahan Infeksi Daerah Operasi adalah tindakan untuk
mencegah terjadinya infeksi akibat tindakan operasi.
Infeksi Daerah Operasi adalah infeksi yang terjadi pada
pasien yang dilakukan tindakan operasi dalam jangka waktu
30 hari setelah dilakukan tindakan operasi tanpa implant
atau dalam jangka waktu satu tahun dengan pemasangan
implant dan diduga infeksi berasal dari atau akibat prosedur
tindakan operasi.
Tujuan Tersediannya panduan penerapan langkah-langkah
pencegahan dan pengendalian Infeksi Daerah Operasi
(IDO)
Kebijakan SK Direktur no.
Tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah
Sakit dalam Pencegahan Infeksi Daerah Operasi
Prosedur 1. Pencegahan Sebelum Operasi
1.1.Persiapan Pasien
1.1.1. Rawat pasien pada hari yang sama atau
sehari sebelum tindakan operasi
1.1.2. Identifikasi dan terapi faktor resiko pasien
1.1.3. Terapi terlebih dulu infeksi yang terjadi pada
bagian tubuh lain sebelum tindakan operasi
1.1.4. Mandi dengan sabun anti septic Chlorhexedin
2 % sore dan pagi sebelum operasi
1.1.5. Hindari Pencukuran rambut kecuali diperlukan
dan dilakukan dikamar operasi dengan
menggunakan Clipper.

RUMAH SAKIT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN


UMUM DAERAH INFEKSI DAERAH OPERASI ( IDO )
KOTA
PADANG PANJANG
No.Dokumen No. Halaman
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Revisi
2/6
-
1.2.Antibiotik Provilaksis

1.2.1. Bertujuan memperlambat tumbuhnya


mikroorganisme kontaminan sehingga dapat
mencegah terjadinya Infeksi Daerah Operasi
1.2.2. Diberikan untuk prosedur operasi bersih
terkontaminasi
1.2.3. Jenis Antibiotik yang digunakan adalah
Cephalosporin.
1.2.4. Berikan dengan cara intravena sesegera
mungkin pada waktu induksi atau pada saat
irisan dimulai, dan sesudah tali pusat dijepit
untuk operasi section caesaria
1.2.5. Profilaksis diulangi jika operasi lebih dari 3 jam
dan terjadi perdarahan masif lebih dari 2 liter.
1.2.6. Hindari pemberian rutin Vancomycin sebagai
antibiotic profilaksis.
1.2.7. Operasi kolorektal selain pemberian antibiotic
profilaksis juga harus dilakukan preparasi kolon
dengan enema dan pencahar serta sehari
sebelum operasi di beri antimikroba yang tidak
serap.
2. Pencegahan Selama Operasi
2.2.Persiapan Daerah Operasi
2.2.1. Daerah operasi dibersihkan dengan tujuan
untuk menghilangkan bakteri superficial dan
debris organic.
2.2.2. Lanjutkan dengan pemberian antimikroba
untuk menurunkan flora residen kulit.
2.2.3. Cairan antimikroba yang dianjurkan adalah
kombinasi alcohol dengan Chlorhexedin 0,5 %
atau iodophoratau povidon iodine 7,5 %
RUMAH SAKIT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN

UMUM DAERAH INFEKSI DAERAH OPERASI ( IDO )


KOTA
PADANG PANJANG No.
No.Dokumen Halaman
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Revisi
3/6
-
2.2.4 Cairan antimikroba diaplikasikan dengan

gerakan memutar konsentris kearah luar


daerah operasi
2.2.5. Pasien harus ditutup dengan kain penutup steril
kecuali pada daerah operasi, tujuannya untuk
melindungi terhadap kontaminasi melalui
kontak tidak langsung.
2.3. Cuci Tangan Bedah
2.3.1. Cuci Tangan Bedah ditujukan untuk
menurunkan jumlah mikroorganisme pada
tangan dokter dan petugas bedah lainnya.
2.3.2. Seluruh petugas kamar operasi diharuskan
berkuku pendek, tidak memakai kuku artificial
dan tidak direkomendasikan memakai cat kuku,
perhiasan tangan dan lengan.
2.3.3. Surgical handscrub dilakukan selama 3-5
menit sesuai prosedur.
2.4. Alat Pelindung Diri (APD) petugas kamar operasi,
meliputi:
2.4.1.Baju Operasi
2.4.1.1. Baju operasi harus steril dan harus
dapat melindungi tubuhPetugas kamar
operasi dari kontaminasi darah dan
cairan tubuh.
2.4.1.2. Baju panjang dan kedap air,berpori dan
nyaman dipakai.
2.4.1.3. Baju segera ganti jika terkontaminasi
darah /cairan tubuh.
2.4.2. Masker Bedah
2.4.2.2. Masker bedah terbuat dari bahan
sintetis efektif menyaring bakteri.
RUMAH SAKIT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN

UMUM DAERAH INFEKSI DAERAH OPERASI ( IDO )


KOTA
PADANG PANJANG No.
No.Dokumen Halaman
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Revisi
4/6
-
2.4.2.2. Masker diikat kuat menutupi hidung,
mulut dan janggut harus diganti untuk
setiap operasi
2.4.3. Topi operasi / tutup kepala
Terbuat dari material sintetis, harus menutupi
seluruh rambut secara sempurna
2.4.4. Sarung Tangan
2.4.4.1. Sarung tangan yang dipakai steril sekali
pakai.
2.4.4.2. Sarung tangan steril dipakai setelah
cuci tangan dan setelah memakai baju
steril.
2.4.5. Proteksi wajah atau mata ( Google )
Proteksi wajah atau mata bertujuan mencegah
kontaminasi darah atau cairan tubuh pada
membrane mukosa mulut dan mata..
2.3.6. Sepatu
2.3.6.1. Sepatu harus tertutup
2.3.6.2. Sepatu antistastic waterproof dianjurkan
jika ada resiko terkena kontaminasi
darah atau cairan tubuh
2.5. Draping
2.5.1. Bertujuan mencegah transfer mikroorganisme
ke daerah operasi melindungi sterilitas
instrument, peralatan dan sarung tangan
petugas.
2.5.2. Draping harus kedap cairan tubuh atau darah
atau cairan irigasi.
2.6. Drain
2.6.1. Drain merupakan akses bakteri melalui
kolonisasi dan tangan
2.6.2. Drain harus sistem tertutup dan bukan
alternative memperbaiki hemostatis.
RUMAH SAKIT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
UMUM DAERAH INFEKSI DAERAH OPERASI ( IDO )
KOTA
PADANG PANJANG No.
No.Dokumen Halaman
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Revisi
5/ 6
-
7.2 Pencegahan kontaminasi udara didalam kamar

operasi dengan cara :


7.2.1 Batasi jumlah petugas yang masuk kamar
operasi
7.2.2 Batasi pergerakan/ keluar masuk dan
pembicaraan petugas yang tidak
perlu 7.2.3 Batasi keluar masuk petugas.
7.2.4 Pintu kamar operasi harus selalu tertutup
7.2.5 Pergantian udara sebanyak 15 pertukaran
udara bersih (filtered air) dengan 3 kali
pertukaran udara luar per jam.
7.2.6 Teknik operasi
7.2.6.1 Lakukan operasi oleh ahli bedah
terlatih dan profesional
7.2.6. 2 Tetap memperhatikan hemastatis.
7.2.6. 3. Buang jaringan mati , darah dan benda
asing dengan baik
7.2.6.4 Memperlakukan jaringan dan traksi
jaringan hati-hati
7.2.6.5 Hindari kauter yang berlebihan dan
hindari dead space
7.2.6.6 Gunakan benang dan drain secara
benar dan atas indikasiTutup luka
operasi tanpa tarikan (tension)
7.3 Lama operasi
7.3.1 Lakukan operasi secepat mungkin, semakin
lama operasi risiko infeksi luka operasi
semakin besar.
7.3.2 Keterampilan dan pengalaman operator
mempengaruhi infeksi luka operasi.

RUMAH SAKIT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN


UMUM DAERAH INFEKSI DAERAH OPERASI ( IDO )
KOTA
PADANG PANJANG No.
No.Dokumen Halaman
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Revisi
6/6
-

3. Pencegahan Sesudah Operasi


a. Dressing Luka dilakukan oleh petugas terlatih.
b. Dressing dilakukan setelah 48 jam operasi kecuali
dicurigai tedapat infeksi
c. Lama Perawatan
i. Hindari perawatan lama setelah operasi ,
pulangkan pasien sesegera mungkin
ii. Hindari terlalu banyak pengunjung.
iii. Kalau perlu tempatkan pasien pada lingkungan
bersih untuk menghindari kolonisasi bakteri dari
pasien terinfeksi.
4. Pencegahan infeksi dikamar operasi
4.1.Pembersihan kamar operasi, dinding dan langit-
langit segera dilakukan setelah operasi selesai,
termasuk darah dan cairan tubuh segera dilakukan.
4.2.Penggunaan desinfeksi secara rutin tidak perlu
dilakukan, kecuali untuk mendesinfeksi darah dan
cairan tubuh.
5. Pencegahan Infeksi Pasien setelah pulang
5.1.Beri penyuluhan pasien menjaga kebersihan dan
perawatan luka daerah operasi
Beri penyuluhan pasien makan makanan bergizi
dan rutin control sesuai waktu yang ditentukan.
Unit Terkait 1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Rawat Inap
4. Ruangan OK
5. Kesling
6. Loundry
7. Instalasi Laboratorium
8. Instalasi Gizi
9. Komite PPI
10.Komite Medik
11. Komite Keperawatan
12.Bidang Pelayanan.

RUMAH SAKIT PEMBERSIHAN TEMPAT TIDUR/ MEJA PERIKSA


UMUM DAERAH PASIEN
KOTA
PADANG PANJANG No.
No.Dokumen Halaman
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Revisi
1/2
-
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Operasional Juni 2016 Direktur RSUD Padang Panjang


(SPO)
dr. ARDONI

NIP.19720315 200501 1 009


Pengertian Yang dimaksud dengan pembersihan tempat tidur atau meja
periksa pasien adalah kegiatan membersihkan permukaan
tempat tidur atau meja periksa pasien dari debu dan kotoran
lain yang dilakukan setiap hari dan sewaktu waktu bila

nampak kotor.
Pembersihan dilakukan setiap hari dan sewaktu waktu bila
nampak kotor oleh petugas di satuan kerja.
Ruang lingkup prosedur ini mulai dari persiapan alat sampai
mencuci tangan setelah selesai melakukan tindakan.
Tujuan 1. Terciptanya acuan penerapan langkah langkah
pembersihan tempat tidur/meja periksa pasien
2. Terlindunginya pasien,petugas dan pengunjung rumah
sakit dari infeksi silang.
Kebijakan SK Direktur No.
Tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah
sakit dalam kewaspadaan Isolasi melalui Pengendalian
Lingkungan
Prosedur 1. Siapkan alat :
a. Kain lap bersih 3 buah
b. Baskom plastik 2 buah,satu berisi air 5 liter
larutan sodium hipocloride 0,05%, satu buah
berisi 5 liter air bersih.
2. Cuci tangan
3. Gunakan sarung tangan karet
4. Celupkan satu kain lap pada air bersih,peras dengan
maksimal, celupkan kain pada cairan sodium
hipocloride 0,05 %,peras secukupnya.

RUMAH SAKIT PEMBERSIHAN TEMPAT TIDUR/ MEJA PERIKSA


UMUM DAERAH PASIEN
KOTA
PADANG PANJANG No.
No.Dokumen Halaman
200// /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Revisi
2/ 2
-

5. Lap seluruh permukaan tempat tidur termasuk bantal


dan kasur yang dilapisi metalisir dengan lap yang
sudah dicelupkan dalam larutan disinfektan
.Keringkan dengan kain lap kering
6. Ganti air bersih setelah selesai membersihkan satu
tempat tidur atau bila tampak kotordan tambahkan
disinfektan 0,05 % pada baskom bila sudah berkurang
setengah bagian dari jumlah awal
7. Lakukan pembersihan tempat tidur paling akhir
pada pasien infeksius
8. Buang air sisa baskom ke dalam spoelhock
9. Buang kain lap ke tempat sampah plastik warna
hitam
10. Cuci baskom
11. Rapikan alat
12. Lepas sarung tangan
13. Lakukan cuci tangan

2. Instalasi Gawat Darurat


3. Instalasi Rawat Inap
4. Radiologi
5. Ruangan OK
6. Instalasi Rehab Medik
7. KesehatanLingkungan
8. Komite PPI
9. Bidang Pelayanan
RUMAH SAKIT SPO ICRA DAMPAK
UMUM DAERAH DARI RENOVASI DAN KONSTRUKSI
KOTA
PADANG PANJANG No.
No.Dokumen Halaman
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Revisi
1/2
-
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Operasional Juni 2016 Direktur RSUD Padang Panjang


(SPO)
dr. ARDONI

NIP.19720315 200501 1 009


Pengertian Suatu proses untuk mencegah risiko penularan penyakit
melalui udara, uap air dari fasilitas rumah sakit pada saat
pembangunan, renovasi dan pemeliharaan.
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
meminimalkan risiko terjadinya penularan penyakit kepada
pasien, petugas, dan pengunjung akibat dari adanya jamur
atau bakteri tersebar keudara melalui debu atau
aerosolisasi udara selama konstruksi, renovasi ataupun
proses pemeliharaan di area terdekat.
Kebijakan Mengacu pada SK Direktur No.
Tentang Kebijakan Pelayanan Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi (PPI) Rumah Sakit Umum Daerah
Kota Padang Panjang.
Prosedur 1. Tentukan tipe kegiatan proyek yang akan dilakukan;
2. Tentukan tingkat risiko lokasi kerja, jika lebih dari satu
tingkat, pilih tingkat risiko yang lebih tinggi;
3. Cocokkan antara tingkat risiko dan tipe kegiatan untuk
mengidentifikasi klasifikasi tingkat ICRA;
4. Identifikasi tingkat risiko di daerah sekitarnya, jika lebih
dari satu, pilih tingkat risiko yang lebih tinggi;
5. Identifikasi tempat tertentu yang akan dikerjakan,
misalnya ruang pasien, koridor, dll;
6. Identifikasi masalah yang berkaitan dengan HVAC, pipa,
dan listrik yang mungkin perlu pemadaman dan
berdampak pada perawatan pasien;
7. Tunjukkan potensi risiko kerusakan udara diluar zona
kerja.
RUMAH SAKIT SPO ICRA DAMPAK

UMUM DAERAH DARI RENOVASI DAN KONSTRUKSI


KOTA
PADANG PANJANG No.
No.Dokumen Halaman
200// /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Revisi
2/2
-

8. Kenali tindakan penahanan ICRA yang diperlukan;


9. Tetapkan jam kerja kegiatan, apakah dilakukan dalam
jam kerja, atau ada pada waktu selain itu;
10. Lakukan koordinasi dengan PPI pada desain yang
berkaitan dengan ; kamar bersih dan kotor, ruang dan
fasilitas untuk cuci tangan, ruang layanan khusus, ruang
isolasi (tekanan positif), ruangan tekanan negatif,
dinding dan lantai tertutup, dan jenis ubin;
11. Pertahankan tempat kerja selalu bersih setiap hari
dengan membersihkan dan melepas penghalang setiap
hari, dengan cara memasang protocol pembersihan.
Unit Terkait 1. Semua Unit;
2. Perencanaan;
3. PPI/ IPCN;
4. Komite K3;
5. Pihak Kontraktor.

RUMAH SAKIT SPO ICRA DAMPAK DARI


UMUM DAERAH RENOVASI DAN KONSTRUKSI LEVEL I
KOTA
PADANG PANJANG No.
No.Dokumen Halaman
Revisi
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016 1/1
-
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Operasional Juni 2016 Direktur RSUD Padang Panjang


(SPO)
dr. ARDONI

NIP.19720315 200501 1 009


Pengertian Suatu Proses untuk mencegah risiko penularan penyakit
akibat dari tindakan konstruksi dan renovasi bangunan
Level I.
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
meminimalkan risiko terjadinya penularan penyakit kepada
pasien akibat dampak dari proses tindakan konstruksi dan
renovasi bangunan Level I.
Kebijakan Mengacu SK Direktur No.
tentang Kebijakan Pelayanan Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi (PPI) Rumah Sakit Padang Panjang.
Prosedur 1. Laksanakan pekerjaan dengan metode meminimalisasi
timbulnya debu dari pelaksanaan kegiatan konstruksi;
2. Segera meletakkan kembali ketempat semula plafon
atap yang diganti untuk pemeriksaan yang kelihatan;
3. Bersihkan area kerja setelah menyelesaikan tugas.
Unit Terkait 1. Semua Unit;
2. Perencanaan;
3. PPI/IPCN;
4. Pihak Kontraktor;
5. Pantia P2K3.

RUMAH SAKIT SPO ICRA DAMPAK DARI


UMUM DAERAH RENOVASI DAN KONSTRUKSI LEVEL II
KOTA
PADANG PANJANG No.
No.Dokumen Halaman
Revisi
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016 1/2
-
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Operasional Juni 2016 Direktur RSUD Padang Panjang


(SPO)
dr. ARDONI

NIP.19720315 200501 1 009


Pengertian Suatu proses untuk mencegah risiko penularan penyakit
akibat dari tindakan konstruksi dan renovasi bangunan
Level II.
Tujuan Untuk meminimalkan risiko terjadinya penularan penyakit
kepada pasien akibat proses tindakan konstruksi dan
renovasi bangunan Level II.
Kebijakan Mengacu SK Direktur No.
Tentang Kebijakan Pelayanan Pengendalian Infeksi (PPI)
Rumah Sakit Padang Padang.
Prosedur 1. Sediakan sarana aktif untuk mencegah debu udara dari
penyebaran ke atmosfer;
2. Air kabut permukaan kerja untuk mengendalikan debu
pada waktu pemotongan;
3. Seal pintu yang tidak terpakai dengan lakban;
4. Tempatkan tirai debu di pintu masuk dan keluar area
kerja;
5. Hilangkan atau isolasi sistem HVAC (Heating,
Ventilation, dan Air Conditioning) yang sedang
dilaksanakan;
6. Setelah selesai kegiatan, lap permukaan kerja dengan
pembersihan/ desinfektan;
7. Tutup wadah yang berisi limbah konstruksi sebelum
dipindahkan harus tertutup rapat;
8. Pel basah atau vacuum dengan HEPA filter, vakum
sebelum meninggalkan area;
9. Kembalikan sistem HVAC dimana pekerjaan dilakukan
setelah semua pekerjaan selesai.

RUMAH SAKIT SPO ICRA DAMPAK DARI


UMUM DAERAH RENOVASI DAN KONSTRUKSI LEVEL II
KOTA
PADANG PANJANG No.
No.Dokumen Halaman
Revisi
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016 2/2
-
Unit Terkait 1. Semua Unit;
2. Perencanaan;
3. PPI/ IPCN;
4. Pihak Kontraktor;
5. Pantia P2K3.

RUMAH SAKIT SPO ICRA DAMPAK


UMUM DAERAH DARI RENOVASI DAN KONSTRUKSI LEVEL III
KOTA
PADANG PANJANG No.
No.Dokumen Halaman
Revisi
200// /AKRE/RSUD-PP/VI/2016 1/2
-
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Operasional Juni 2016 Direktur RSUD Padang Panjang


(SPO)
dr. ARDONI
NIP.19720315 200501 1 009
Pengertian Suatu proses untuk mencegah risiko penularan penyakit
akibat dari tindakan konstruksi dan renovasi bangunan
Level III.
Tujuan Untuk meminimalkan risiko terjadinya penularan penyakit
kepada pasien akibat proses tindakan konstruksi dan
renovasi bangunan Level III.
Kebijakan Mengacu SK Direktur No.
Tentang Kebijakan Pelayanan Pengendalian Infeksi (PPI)
Rumah Sakit Kota Padang Panjang.
Prosedur 1. Hilangkan/ lepaskan atau isolasi sistem HVAC diarea,
dimana pekerjaan sedang dilakukan untuk mencegah

kontaminasi dari system saluran;


2. Lengkapi semua barrier/ penghalang penting yaitu
sheetrock, plywood, plastic untuk menutup area dari
area yang tidak untuk kerja atau menerapkan metode
pengendalian kubus (gerobak dengan penutup plastic
dan koneksi disegel ketempat bekerja dengan HEPA
vakum untuk menyedot debu sebelum keluar) sebelum
konstruksi dimulai;
3. Jaga tekanan udara negatif di dalam tempat kerja
dengan menggunakan HEPA unit yang dilengkapi
dengan penyaringan;
4. Tutup dengan rapat wadah tempat limbah konstruksi
sebelum di transportasikan kalau perlu diberi tali jika
penutup tidak kuat;

RUMAH SAKIT SPO ICRA DAMPAK


UMUM DAERAH DARI RENOVASI DAN KONSTRUKSI LEVEL III
KOTA
PADANG PANJANG No.
No.Dokumen Halaman
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Revisi
2/2
-

5. Jangan menghilangkan barier/ penghalang dari area


kerja sampai proyek selesai diperiksa oleh Komite
PPIRS (pembersihan oleh bagian kebersihan RS);
6. Hilangkan barier/ penghalang material dengan hati-hati
untuk meminimalisasi penyebaran dari kotoran dan
puing –puing yang terkait dengan konstruksi;
7. Vakum area kerja dengan HEPA filtered vacums;
8. Bersihkan area kegiatan dengan lap basah dan
desinfektan;
9. Kembalikan sistem HVAC setelah semua kegiatan
selesai.
Unit Terkait 1. Semua Unit;
2. Perencanaan;
3. PPI/ IPCN;
4. Pihak Kontraktor;
5. Pantia P2K3.

RUMAH SAKIT SPO ICRA DAMPAK


UMUM DAERAH DARI RENOVASI DAN KONSTRUKSI LEVEL IV
KOTA
PADANG PANJANG No.
No.Dokumen Halaman
Revisi
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016 1/2
-
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Operasional Juni 2016 Direktur RSUD Padang Panjang


(SPO)
dr. ARDONI

NIP.19720315 200501 1 009


Pengertian Suatu proses untuk mencegah risiko penularan penyakit
akibat dari tindakan konstruksi dan renovasi bangunan
Level IV.
Tujuan Untuk meminimalkan risiko terjadinya penularan penyakit
kepada pasien akibat proses tindakan konstruksi dan
renovasi bangunan Level IV.
Kebijakan Mengacu SK Direktur No.
Tentang Kebijakan Pelayanan Pengendalian Infeksi (PPI)
Rumah Sakit Kota Padang Panjang.
Prosedur 1. Isolasi sistem HVAC di area kegiatan untuk mencegah
kontaminasi system saluran;
2. Lengkapi semua barieer penting yaitu sheetrock,
plywood, plastic untuk menutup area dari area yang
tidak untuk kerja atau menerapkan metode pengendalian
kubus (gerobak dengan penutup plastic dan koneksi
disegel ketempat bekerja dengan HEPA vakum untuk
menyedot debu sebelum keluar) sebelum konstruksi
dimulai;
3. Jaga tekanan udara negatif di dalam tempat kerja
dengan menggunakan HEPA Unit yang dilengkapi
dengan penyaringan udara;
4. Segel lubang, pipa, saluran dan lubang – lubang kecil
yang bisa menyebabkan kebococran;
5. Bangun serambi / ruangan untuk menyedot debu dari
semua personil yang melewati ruangan ini dengan
vakum cleaner HEPA sebelum meninggalkan tempat
kerja;

RUMAH SAKIT SPO ICRA DAMPAK


UMUM DAERAH DARI RENOVASI DAN KONSTRUKSI LEVEL IV
KOTA
PADANG PANJANG No.
No.Dokumen Halaman
Revisi
200/ / /AKRE/RSUD-PP/VI/2016 2/2
-

6. Lepas baju kerja, baju kertas setiap kali petugas


meninggalkan area kerja;
7. Pakai penutup sepatu bagi semua personil yang
memasuki area kerja, dan ganti setiap kali personil
keluar dari area kerja;
8. Tutup wadah limbah konstruksi dengan rapat sebelum
transportasi keluar;
9. Vakum area kerja dengan vakum HEPA filter;
10. Bersihkan/ pel area kerja dengan pembersih/
desinfektan;
11. Mengembalikan sistem HVAC dimana pekerjaan
dilakukan setelah pekerjaan selesai;
10. Jangan menghilangkan barier/ penghalang dari area
kerja sampai proyek selesai diperiksa oleh Komite
PPIRS (pembersihan oleh bagian kebersihan RS);
11. Hilangkan barier/ penghalang material dengan hati-hati
untuk meminimalisasi penyebaran dari kotoran dan
puing –puing yang terkait dengan konstruksi;
12. Vakum area kerja dengan HEPA filtered vacums;
13. Bersihkan area kegiatan dengan lap basah dan
desinfektan;
14. Kembalikan sistem HVAC setelah semua kegiatan
selesai.
Unit Terkait 1. Semua Unit;
2. Perencanaan;
3. PPI/IPCN;
4. Pihak Kontraktor;
5. Pantia P2K3;

Anda mungkin juga menyukai