Anda di halaman 1dari 27

PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG “MANFAAT TEKNIK GUIDED

IMAGERY TERHADAP PENYAKIT ASMA”

Oleh:
Emila Cahya Aisyah NIM 152310101009
Egy Naufan Millatina NIM 152310101022
Ranny Dwi Harwati NIM 152310101034
Tira Anjeli Rahmah NIM 152310101201
Nurdianah Fajri R. NIM 152310101346

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018
PRAKATA

Alhamdulilah kami panjatkan rasa syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan karunianya sehingga laporan kegiatan Pendidikan Kesehatan
tentang manfaat teknik guided imagery pada pasien asma dapat terselesaikan
dengan baik.

Pendidikan kesehatan ini sangat penting dalam promotif dan preventif


kepada masyarakat terutama kepada pasien dengan masalah asma. Diharapkan
dengan adanya kegiatan Pendidikan Kesehatan pasien dapat mengetahui tentang
manfaat teknik guided imagery pada pasien asma.

Kami berharap dengan Pendidikan Kesehatan berjalan dengan lancar dan


sesuai dengan tujuan sebelumnya. Kami berharap saran yang membangun
sehingga dapat meningkatkan efektifitas Pendidikan Kesehatan.

Jember, Mei 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................ i

PRAKATA ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI ......................................................................................... iii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ v

BAB 1. PENDAHULUAN ................................................................... 1

1.1 Analisa Situasi ........................................................................ 1

1.2 Perumusan Masalah Mitra ...................................................... 2

BAB 2. TUJUAN DAN MANFAAT .................................................. 4

2.1 Tujuan ...................................................................................... 4

2.1.1 Tujuan Umum ................................................................ 4

2.1.2 Tujuan Khusus ............................................................... 4

2.2 Manfaat ................................................................................... 4

BAB 3. KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH ..................... 5

3.1 Dasar Pemikiran ...................................................................... 5

3.2 Kerangka Penyelesaian Masalah ............................................ 5

BAB 4. RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN ........................ 6

4.1 Realisasi Penyelesaian Masalah ............................................. 6

4.2 Khalayak Sasaran .................................................................... 6

4.3 Metode Yang Digunakan ........................................................ 6

BAB 5. HASIL KEGIATAN ............................................................... 8

iii
5.1 Analisa Evaluasi ..................................................................... 7

5.2 Faktor Pendukung ................................................................... 7

5.3 Faktor Penghambat ................................................................. 8

BAB 6. PENUTUP ................................................................................ 9

6.1 Kesimpulan ............................................................................. 9

6.2 Saran ....................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA

Lampiran 1: Berita Acara

Lampiran 2: Daftar Hadir

Lampiran 3: SAP

Lampiran 4: Materi

Lampiran 5: Media Leaflet

Lampiran 6: Foto Kegiatan

iv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Berita Acara

Lampiran 2: Daftar Hadir

Lampiran 3: SAP

Lampiran 4: Materi

Lampiran 5: Media Leaflet

Lampiran 6: Foto Kegiatan

v
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Analisa Situasi


Penyakit asma merupakan penyakit pernapasan multifaktorial dan masalah
kesehatan masyarakat yang sangat penting. Asma merupakan gangguan inflamasi
kronik saluran pernafasan dapat dijumpai pada anak, remaja, dewasa, maupun
lansia. Namun paling banyak dijumpai pada anak-anak. Penyakit ini memiliki
banyak faktor risiko dan faktor pencetus. Beberapa diantara faktor tersebut adalah
jenis kelamin, usia, riwayat atopi, makanan, perubahan cuaca, aktivitas, berat
badan lahir, status gizi, pemberian ASI dan debu (Usman, Isnaniyah, dkk., 2015).
Menurut organisasi kesehatan dunia WHO ada 235 juta orang menderita
asma di dunia. Penyakit asma merupakan penyakit lima besar penyebab kematian
di dunia yang bervariasi antara 5-30% (berkisar 17,4%). Di Indonesia prevalensi
asma belum diketahui secara pasti, namun diperkirakan 2-5 % penduduk
Indonesia menderita asma. Departemen Kesehatan memperkirakan penyakit asma
termasuk 10 besar penyebab kesakitan dan kematian di RS dan diperkirakan 10%
dari 25 juta penduduk Indonesia menderita asma. Angka kejadian asma pada anak
dan bayi sekitar 10-85% dan lebih tinggi dibandingkan oleh orang dewasa (10-
45%). (Oemiati, Ratih, dkk., 2010).
Anak-anak atau dewasa yang memiliki penyakit asma biasa sering
mengalami kecemasan. Hal ini menyebabkan psikologi seseorang menjadi
terganggu. Mengingat hubungan antara psikologis dan kesehatan fisik, banyak
teknik telah dikembangkan untuk ditargetkan secara khusus terhadap psikologis,
dengan asumsi bahwa perubahan positif dalam pikiran akan mempengaruhi
perubahan positif dalam tubuh (Maykel, Cheryl, dkk., 2017). Pasien asma
menunjukkan peningkatan yang signifikan secara klinis dari awal kualitas hidup
dan stres yang dirasakan, dan dapat menyebabkan kerusakan fungsi paru
(McClafferty, H. 2014). Oleh karena itu, perlu pendekatan kepada klien untuk
mengurangi kecemasan dan salah satu terapi psikologis yang dapat dilakukan
pada pasien dengan asma adalah guided imagery.
Laporan Pendidikan Kesehatan di Jember - Asma 2018

Teknik guided imagery telah berhasil digunakan pada penderita asma


(Maykel, Cheryl, dkk., 2016). Guided imagery merupakan salah satu terapi
komplementer dan termasuk dalam tindakan mandiri profesi keperawatan yang
jarang diaplikasikan pada tataran klinik oleh perawat (Afiani, Nurma. 2013).
Dengan demikian, psikologis terapi ditujukan untuk mengurangi
kecemasan, stres, dan depresi telah efektif meningkatkan fungsi paru-paru yang
diukur dengan standar spirometri, dan sekaligus mengurangi kecemasan, stres,
dan depresi (Bray dkk., 2006 dalam Maykel, Cheryl, dkk., 2016). Ketika terapi
medis tidak mampu memberikan perbaikan pada kondisi pasien, maka terapi
alternative seperti guided imagery dapat menjadi salah satu intervensi yang dapat
diberikan oleh perawat. Dari sudut pandang klinis, praktik meditasi seperti guided
imagery telah dilaporkan untuk memperbaiki beberapa penderitaan fisik dan
psikologis termasuk kecemasan, depresi, insomnia dan Attention Deficit
Hyperactivity Disorder (ADHD) (Manzaneque dkk., 2001 dalam Hanish, J.B.,
2013).
Intervensi asma yang difokuskan pada pendidikan kesehatan diterapkan
dengan maksud untuk menanamkan pengetahuan atau informasi pencegahan
pengelolaan keterampilan yang membantu mengurangi gejala asma. Oleh karena
itu diberikan pendidikan kesehatan mengenai manfaat guided imagery untuk
mengatasi kecemasan pada asma. Untuk itu, sebagai salah satu bagian dari tenaga
kesehatan, kita diharapkan mampu memberikan solusi terkait dengan
permasalahan kesehatan terutama pada penyakit asma salah satu cara yang dapat
kita lakukan adalah dengan memberikan pendidikan dan pelayanan tentang
penyakit asma pada individu, keluarga, maupun masyarakat.

1.2 Perumusan Masalah Mitra


Berdasarkan analisis situasi yang telah dipaparkan dapat dirumuskan
beberapa masalah antara lain:
1. Berdasarkan data yang didapatkan dari Masyarakat masih belum mengetahui
bagaimana mengurangi gejala-gejala yang timbul terkait dengan penyakit
asma serta belum ada pemeriksaan secara rutin dan belum adanya pendidikan
kesehatan yang terjadwal sebagai upaya promotif dan preventif untuk
Laporan Pendidikan Kesehatan di Jember - Asma 2018

menanggulangi masalah tingginya angka kejadian masyarakat yang


mengalami asma.
2. Untuk itu pemberian penyuluhan kesehatan tentang penyakit asma pada
keluarga Masyarakat sangat tepat dalam rangka upaya promotif dan preventif
untuk menekan angka kejadian penyakit asma.
3. Pendidikan kesehatan selain mudah dilakukan dengan biaya yang cukup
murah diharapkan mampu menyadarkan keluarga Masyarakat akan
pentingnya menjaga kesehatan tubuhnya dan pentingnya pendeteksian dini
terhadap asma sehingga terhindar dari komplikasi yang dapat ditimbulkannya
seperti ISPA dan TBC.
Laporan Pendidikan Kesehatan di Jember - Asma 2018

BAB 2. TUJUAN DAN MANFAAT

2.1 Tujuan
2.1.1 Tujuan Umum
Setelah dilakukan pemberian pendidikan kesehatan melalui penyuluhan
tentang penyakit asma diharapkan Masyarakat dapat meningkatkan motivasinya
untuk melakukan tindakan preventif.

2.1.2 Tujuan Khusus


1. Meningkatnya pengetahuan tentang penyakit asma
2. Meningkatkan pengetahuan tentang upaya mengurangi gejala penyakit asma
3. Mendeteksi dini penyakit asma
4. Mengetahui manfaat guided imagery

2.2 Manfaat
Kegiatan pendidikan kesehatan keluarga ini diharapkan dapat membantu
program pemerintah guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
sebagaimana yang telah diamanahkan dalam UU RI No. 36 Tentang Kesehatan.
Laporan Pendidikan Kesehatan di Jember - Asma 2018

BAB 3. KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH

3.1 Dasar Pemikiran

Jenis kegiatan pendidikan kesehatan ini merupakan salah satu upaya


Mahasiswa Fakultas Keperawatan di institusi pendidikan Universitas Jember
dalam melihat fenomena yang terjadi di masyarakat, salah satu permasalahannya
adalah tingginya penderita asma dapat menyebabkan kesakitan dan kematian di
Rumah Sakit yang dapat berakibat pada kurang produktifnya serta terganggunya
kualitas sumber daya manusia. Metode dalam pengabdian ini menggunakan
pendekatan dengan melalui pengkajian, penyuluhan, dan pelayanan pada
keluarga. Kegiatan penyuluhan ini juga memberikan kesempatan kepada keluarga
untuk bertanya terkait materi yang telah disampaikan. Tanya jawab dilakukan
secara terbuka dalam bentuk diskusi interaktif dengan keluarga mengenai materi
yang telah disampaikan.

3.2 Kerangka Penyelesaian Masalah

Upaya untuk menyelesaikan masalah tersebut adalah:

1. Mengadakan penyuluhan tentang penyakit asma dan pencegahannya.


2. Mengadakan tanya jawab/ diskusi secara terbuka setelah selesai memberikan
materi sebagai bentuk evaluasi antara pemberi materi dengan keluarga yang
mengikuti penyuluhan tentang penyakit asma.
3. Memberikan pengetahuan tentang pentingnya teknik guided imagery.
Laporan Pendidikan Kesehatan di Jember - Asma 2018

BAB 4. RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN

4.1 Rencana Realisasi Penyelesaian Masalah


Kegiatan pendidikan kesehatan ini dilaksanakan di Jalan Kalimantan I gang
citra No.73 Jember. Pemberi penyuluhan dari Mahasiswi Program Studi Ilmu
Keperawatan Universitas Jember kelas A 2015 memberikan materi tentang
“Manfaat Guided Imagery Terhadap Penyakit Asma.”

4.2 Khalayak Sasaran


Sasaran dalam pendidikan kesehatan ini yaitu Masyarakat karena masih
banyak masyarakat di Jember tidak menyetahui penyebab dan cara penanganan
penyakit asma.

4.3 Metode Yang Digunakan


1. Jenis model pembelajaran : ceramah
2. Landasan teori : Diskusi
3. Langkah pokok:
a. Menciptakan suasana pertemuan yang baik
b. Menagajukan masalah
c. Mengidentifikasi pilihan tindakan
d. Memberi komentar
e. Menetapkan tindakan lanjut
Keterangan:

5 sasaran

pemateri
Laporan Pendidikan Kesehatan di Jember - Asma 2018

BAB 5. HASIL KEGIATAN

5.1 Analisa Evaluasi

Analisa evaluasi yang dapat dilakukan terkait kegiatan pendidikan kesehatan


tentang penyakit asma: penatalaksanaan asma sebagai berikut:

5.1.1 Evaluasi Persiapan

Persiapan yang dilakukan dalam memberikan pendidikan kesehatan kepada klien


yaitu sebagai berikut:

1. Pelaksana mendapatkan tugas memberikan pendidikan kesehatan kepada


klien sesuai kasus yang didapatkan
2. Pelaksana mengangkat judul sesuai dengan keperawatan medikal dan
dikonsulkan ke dosen PJMK
3. Pelaksana mencari literatur terkait dengan materi yang sudah di acc oleh
PJMK yaitu manfaat Guided Imagery pada pasien asma.
4. Pelaksana membuat media pendidikan kesehatan
5. Pelaksana melakukan kontrak waktu dengan klien
6. Pelaksana menyiapkan peralatan yang dibutuhkan
7. Pelaksana memastikan kesiapan klien
5.1.2 Evaluasi Proses
Pelaksana menyampaikan materi tentang penyakit asama dengan metode
ceramah dan diskusi menggunakan bahasa yang jelas dan mudah dipahami oleh
klien dan keluarga. Klien dan keluarga menunjukkan perilaku yang adaptif terlihat
dari feedback yang diberikan klien dan keluarga kepada pelaksana.
5.1.3 Evaluasi Hasil
a. Klien sudah mampu menyebutkan faktor resiko penyakit asma.
b. Keluarga klien mampu mempraktekkan bagaimana pelaksanaan guided
imagery.
5.2 Faktor Pendukung
Faktor pendukung yang dapat dilakukan terkait kegiatan pendidikan kesehatan
tentang Manfaat Guided Imagery pada klien asma adalah sebagai berikut:
Laporan Pendidikan Kesehatan di Jember - Asma 2018

a. Pemanfaatan media pendidikan kesehatan yang menarik.


b. Semangat klien ingin sembuh.
5.3 Faktor Penghambat
Faktor penghambat yang dapat dilakukan terkait pendidikan kesehatan tentang
Manfaat Guided Imagery pada klien asma adalah sebagai berikut:
a. Klien memiliki seorang anak balita berumur satu tahun, sehingga klien
merasa sibuk terkait waktu dalam pemberian pendidikan kesehatan.
Laporan Pendidikan Kesehatan di Jember - Asma 2018

BAB 6. PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Asma merupakan gangguan inflamasi kronik saluran pernafasan dapat


dijumpai pada anak, remaja, dewasa, maupun lansia. Namun paling banyak
dijumpai pada anak-anak. Penyakit ini memiliki banyak faktor risiko dan faktor
pencetus. Beberapa diantara faktor tersebut adalah jenis kelamin, usia, riwayat
atopi, makanan, perubahan cuaca, aktivitas, berat badan lahir, status gizi,
pemberian ASI dan debu (Usman, Isnaniyah, dkk., 2015). Di Indonesia prevalensi
asma belum diketahui secara pasti, namun diperkirakan 2-5 % penduduk
Indonesia menderita asma.
Penderita sama sering mengalami gejala kecemasan, depresi, takut, gelisah
dan bahkan mengalami ADHD. Oleh karena itu, perlu pendekatan kepada klien
untuk mengurangi kecemasan dan salah satu terapi psikologis yang dapat
dilakukan pada pasien dengan asma adalah guided imagery. Guided imagery
merupakan salah satu terapi komplementer dan termasuk dalam tindakan mandiri
profesi keperawatan yang jarang diaplikasikan pada tataran klinik oleh perawat
(Afiani, Nurma. 2013).

6.2 Saran

Saran yang ada dalam laporan pertanggung jawaban ini ditujukan pada klien yang
memiliki masalah asma adalah:

a. Bagi klien

Bagi klien diharapkan saling berbagi ilmu dan pengetahuan kepada orang lain
terutama kepada orang yang memiliki penyakit asma dan orang yang masih
beresiko. Selain itu klien dapat mempraktekkan cara-cara teknik guided imagery.
b. Bagi keluarga
Laporan Pendidikan Kesehatan di Jember - Asma 2018

Bagi keluarga diharapkan mampu membantu klien dalam penatalaksanaan


penyakit asma, terutama dalam melaksanakan kegiatan kesehatan dalam
kehidupan sehari-hari.
c. Bagi tenaga kesehatan
Bagi tenaga kesehatan diharapkan dapat membantu menyelesaikan masalah
penyakit asma dan dan bagaimana menerapkan teknik guided imagery.
Laporan Pendidikan Kesehatan di Jember - Asma 2018

DAFTAR PUSTAKA

Afiani, Nurma. 2013. Aplikasi Terapi ‘Guided Imagery’ untuk Pasien Asma
dengan Status Asmatikus Pada Unit Gawat Darurat. Jurnal Ilmiah
Kesehatan Media Husada. 2(01): 45-50.
Hanish, J.B. 2013. Guided Imagery As Treatment And Prevention. A Research
Paper.
Maykel, Cheryl, dkk. 2016. Psychologically based therapies to improve lung
functioning in students with asthma. International Journal of School &
Educational Psychology. http://www.tandfonline.com/loi/usep20
(diakses tanggal 1 September 2017).
Maykel, Cheryl, dkk. 2017. Mindful Meditation for Individuals with Asthma and
Anxiety: Promising Results from a Multiple Baseline Study. Journal of
Yoga & Physical Therapy. 7 (10):1-10.
McClafferty, H. 2014. An Overview of Integrative Therapies in Asthma
Treatment. Curr Allergy Asthma Rep. 14:464: 1-8
Oemiati, Ratih, dkk., 2010. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Penyakit
Asma di Indonesia. Media Litbang Kesehatan. XX (01): 41-49.
Prabu, P.K & Subhash, D. 2015. Guided Imagery Therapy. IOSR Journal of
Nursing and Health Science (IOSR-JNHS). 4(5): 56-58.
Usman, Isnaniyah, dkk., 2015. Faktor Risiko dan Faktor Pencetus yang
Mempengaruhi Kejadian Asma pada Anak di RSUP Dr. M. Djamil
Padang. Jurnal Kesehatan Andalas. 4 (2): 392-397.
http://jurnal.fk.unand.ac.id (diakses tanggal 30 Agustus 2017).
Laporan Pendidikan Kesehatan di Jember - Asma 2018

LAPORAN PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG “MANFAAT TEKNIK


GUIDED IMAGERY TERHADAP PENYAKIT ASMA”
Laporan Pendidikan Kesehatan di Jember - Asma 2018

Lampiran 1: Berita Acara


Laporan Pendidikan Kesehatan di Jember - Asma 2018

Lampiran 2: Daftar Hadir


Laporan Pendidikan Kesehatan di Jember - Asma 2018

Lampiran 3: SAP

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Asma
Sub Topik : Pengertian, faktor resiko dan pencetus, gejala penyakit, manfaat
guided imagery
Sasaran : Masyarakat
Tempat : Jalan Kalimantan I Gang Citra No.73 Jember.
Hari/Tanggal : Rabu, 16 Mei 2018
Waktu : 30 menit
Penyuluh : Kelompok
I. Analisa Data
A. Kebutuhan Peserta Didik
Masyarakat di daerah gang citra kerap memiliki masalah pernapasan
karena lingkungan yang berdebu sering dilewati kendaraan sedangkan
akses jalan di gang citra adalah jalan setapak yang musim kemarau banyak
debu yang dapat menyebabkan masalah pernapasan
Maka dari itu perlu diadakan penyuluhan yang penyuluhan itu
berfungsi untuk memberi pengetahuan kepada masyarakat mengenai
pencegahan dengan teknik guided imagery.
B. Karakteristik Peserta Didik
Masyarakat rata-rata berpendidikan sampai dengan Sekolah
Menengah Atas yang tinggal di tengah kota.
C. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan, Masyarakat dapat memahami
tentang penyakit asma.
II. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 1x30 menit,
diharapkan masyarakat mampu:
a. Menjelaskan pengertian asma dan guided imagery
b. Menyebutkan faktor resiko dan pencetus asma
Laporan Pendidikan Kesehatan di Jember - Asma 2018

c. Menyebutkan gejala-gejala pada asma


d. Menjelaskan manfaat guided imagery
III. Materi (Terlampir)
a. Pengertian asma dan guided imagery
b. Faktor resiko dan pencetus asma
c. Gejala-gejala pada asma
d. Manfaat guided imagery
IV. Metode
Ceramah dan diskusi
V. Media
Leaflet dan Video
VI. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1 Pembukaan 2  Memberikan salam  Menjawab salam
menit  Mendengarkan dan
 Perkenalan memperhatikan
 Menggangguk tanda
setuju
 Mendengarkan dan
 Kontrak waktu memperhatikan

 Menjelaskan TIU
dan TIK
 Menyebutkan materi
yang akan diberikan
2. Inti 25 menit  Menanyakan  Menjawab pertanyaan
(review) kepada penyuuhan
keluarga tentang  Mendengarkan dan
asma menurut memperhatikan
pengetahuan  Bertanya pada
keluarga penyuluh bila masih
 Menjelaskan ada yang belum jelas
materi tentang:
 Pengertian asma
dan guided
imagery
 Faktor resiko
dan pencetus
asma
 Gejala-gejala
Laporan Pendidikan Kesehatan di Jember - Asma 2018

pada asma
 Manfaat guided
imagery
 Penatalaksanaan
dan pencegahan
asma
3 Penutup 3  Evaluasi  Menjawab pertanyaan
menit  Menyimpulkan  Memperhatikan
 Mengucapkan salam  Menjawab salam
penutup

VII. Evaluasi
a) Jelaskan pengertian asma dan guided imagery
b) Sebutkkan faktor resiko dan pencetus pada asma
c) Sebutkan gejala-gejala pada asma
d) Jelaskan manfaat guided imagery
e) Jelaskan penatalaksanaan guided imagery
Laporan Pendidikan Kesehatan di Jember - Asma 2018

Lampiran 4: Materi

Manfaat Teknik Guided Imagery Pada Pasien Asma

A. Pengertian Asma dan Guided Imagery


- Asma merupakan gangguan inflamasi kronik saluran pernafasan dapat dijumpai
pada anak, remaja, dewasa, maupun lansia. Namun paling banyak dijumpai pada
anak-anak. Di Indonesia prevalensi asma belum diketahui secara pasti, namun
diperkirakan 2-5 % penduduk Indonesia menderita asma. Departemen Kesehatan
memperkirakan penyakit asma termasuk 10 besar penyebab kesakitan dan
kematian di RS dan diperkirakan 10% dari 25 juta penduduk Indonesia
menderita asma.
- Guided imagery merupakan salah satu terapi komplementer dan termasuk dalam
tindakan mandiri profesi keperawatan yang jarang diaplikasikan pada tataran
klinik oleh perawat (Afiani, Nurma. 2013). Teknik guided imagery dapat
merangsang proses fisiologis termasuk kekebalan tubuh, gugup, dan endokrin
yang bisa mempercepat proses penyembuhan (Prabu, P.K & Subhash, D 2015).
B. Faktor Risiko dan Pencetus
Beberapa diantara faktor tersebut adalah jenis kelamin, usia, riwayat atopi,
makanan, perubahan cuaca, aktivitas, berat badan lahir, status gizi, pemberian
ASI dan debu (Usman, Isnaniyah, dkk., 2015).

C. Gejala-gejala penyakit asma


1. sulit bernafas
2. Lelah dan lesu
3. Menghilangnya suara
4. Susah tidur
5. Sulit melakukan banyak hal
6. Gugup dan tegang
7. Berkeringat
8. Mual dan muntah
9. Demam ringan
10. Gatal pada tenggorokan
Laporan Pendidikan Kesehatan di Jember - Asma 2018

C. Manfaat Guided Imagery

Manfaat dari guided imagery ntuk mengurangi kecemasan, stres, dan


depresi telah efektif meningkatkan fungsi paru-paru yang diukur dengan standar
spirometri, dan sekaligus mengurangi kecemasan, stres, dan depresi (Bray
dkk., 2006 dalam Maykel, Cheryl, dkk., 2016). Ketika terapi medis tidak mampu
memberikan perbaikan pada kondisi pasien, maka terapi alternative seperti guided
imagery dapat menjadi salah satu intervensi yang dapat diberikan oleh perawat.
Dari sudut pandang klinis, praktik meditasi seperti guided imagery telah
dilaporkan untuk memperbaiki beberapa penderitaan fisik dan psikologis
termasuk kecemasan, depresi, insomnia dan Attention Deficit Hyperactivity
Disorder (ADHD) (Manzaneque dkk., 2001 dalam Hanish, J.B., 2013).
Lampiran 5: Media
Laporan Pendidikan Kesehatan di Jember - Asma 2018
Laporan Pendidikan Kesehatan di Jember - Asma 2018

Lampiran 6: Foto Kegiatan

Gambar. Kegiatan Pendidikan Kesehatan kepada klien tentang Manfaat guided


imagery pada penyakit asma pada hari Rabu tanggal 16 Mei 2018.
Laporan Pendidikan Kesehatan di Jember - Asma 2018

Anda mungkin juga menyukai