Demokrasi Radikal Perspektif Chantal Mouffe Sebagai Kritik NKRI Yang Demokratis
Demokrasi Radikal Perspektif Chantal Mouffe Sebagai Kritik NKRI Yang Demokratis
YANG DEMOKRATIS
Untuk apa kita membahas persoalan demokrasi di Indonesia? Alasan saya mencoba
untuk mengkritisinya dilatarbelakangi oleh munculnya pihak-pihak yang mengatakan bahwa
sudah tidak ada lagi keadilan pada NKRI yang demokratis ini. Oleh karena itu menarik bagi
saya untuk membahas mengenai persoalan ini.
UUD NKRI tahun 1945 menyatakan bahwa Negara Indonesia menganut paham
demokrasi yang artinya kekuasaan atau kedaulatan berada di tangan rakyat. Hal ini tercermin
dalam pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945 yang menentukan bahwa kedaulatan
berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar (Taufik Firmanto,
2011). Sudah jelas melalui pasal tersebut bahwa Indonesia adalah negara demokrasi tetapi
belum tentu demokratis, mengapa? Karena masih terdapat beberapa indikator yang tidak
terlaksana.
Pada tulisan ini saya coba untuk melihat atau menganalogikan demokrasi radikal
menurut Chantal Mouffe dengan demokrasi yang ada di Indonesia saat ini. Memang tidak
dapat kita samakan secara utuh implementasi pemikiran Chantal Mouffe pada Negara
Indonesia karena terdapat beberapa aspek yang berbeda tetapi terdapat beberapa garis besar
dari demokrasi itu sendiri yang seharusnya dimiliki.
Demokrasi diidentikan dengan suatu tujuan akhir, sehingga sering terjadi ketergesaan
dalam pengambilan keputusan yang terjadi. Akibatnya terjadi kekhawatiran menurut Chantal
Mouffe bahwa keputusan tersebut akan bersifat non-demokratis. Keputusan yang tergesa-
gesa ini juga dapat menjadi indikator timbulnya sikap apatis daripada tiap individu dari
masyarakat.
Sikap dari Chantal Mouffe dalam memandang demokrasi yang dapat saya cermati
bahwa ada sebuah toleransi dari sebuah intoleransi yang perlu dipertahankan. Tujuannya agar
kita dapat mempertahankan argumen kita sekaligus eksistensi dari demokrasi itu sendiri.
Terlepas dari beberapa pernyataan dari Chantal Mouffe yang sangat berguna sebagai
bahan evaluasi kita dalam berdemokrasi juga ada beberapa pernyataannya yang tidak sesuai
dengan pemikiran saya. Ia beranggapan bahwa sesuatu yang bersifat kodrat atau adikodrati
adalah sesuatu yang tidak dapat dijadikan sebagai bagian dari sebuah penyikapan. Chantal
Mouffe menolak mengenai hakikat kodrat itu sendiri, hal inilah yang saya rasa tidaklah
benar. Menurut saya hal yang bersifat kodrati tidak dapat dikesampingkan begitu saja karena
itu juga merupakan identitas kita. Hal ini jelas bertentangan dengan argumennya sendiri
sebelumnya mengenai mempertahankan identitas diri dalam berdemokrasi.
Demokrasi adalah sesuatu yang idealis tetapi bukan berarti sempurna. Demokrasi
menurut Chantal Mouffe nerupakan modifikasi versinya. Kita tidak boleh menyamakan
demokrasi kita denga demokrasi menurut Chantal Mouffe secara keseluruhan karena
aspeknya berbeda. Tetapi terdapat beberapa indikator penting yang dapat kita gunakan
sebagai penguji seberapa kuat demokrasi yang ada di Indonesia. Apakah demokrasi di
Indonesia telah berjalan dengan baik atau tidak? Itu semua dapat kita ketahui melalui kajian
secara kritis melalui beberapa indikator tadi.