0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
80 tayangan2 halaman
1. Pinjal memiliki inang utama seperti tikus rumah dan mamalia kecil lainnya. Inang utama adalah yang cocok untuk reproduksi pinjal dalam jangka panjang.
2. Terdapat perbedaan antara subspesies pinjal C. felis formatipica dan C. felis formatipica berdasarkan bentuk dahi dan jumlah ruas kaki belakang serta bentuk manubrium.
3. Pinjal memiliki ciri khas seperti tubuh berbentuk pipih, panjang 1,5-4
1. Pinjal memiliki inang utama seperti tikus rumah dan mamalia kecil lainnya. Inang utama adalah yang cocok untuk reproduksi pinjal dalam jangka panjang.
2. Terdapat perbedaan antara subspesies pinjal C. felis formatipica dan C. felis formatipica berdasarkan bentuk dahi dan jumlah ruas kaki belakang serta bentuk manubrium.
3. Pinjal memiliki ciri khas seperti tubuh berbentuk pipih, panjang 1,5-4
1. Pinjal memiliki inang utama seperti tikus rumah dan mamalia kecil lainnya. Inang utama adalah yang cocok untuk reproduksi pinjal dalam jangka panjang.
2. Terdapat perbedaan antara subspesies pinjal C. felis formatipica dan C. felis formatipica berdasarkan bentuk dahi dan jumlah ruas kaki belakang serta bentuk manubrium.
3. Pinjal memiliki ciri khas seperti tubuh berbentuk pipih, panjang 1,5-4
Menurut Pollitzer (1954) pinjal X. cheopis ini menggunakan inang utama tikus rumah (R. tanezumi) selain itu juga ditemukan pada beberapa mamalia kecil lainnnya seperti cecurut rumah Suncus murinus. Istilah inang utama atau sejati sering digunakan untuk menandai suatu inang tunggal atau inang pilihan yang dianggap paling utama jika seandainya satu pinjal ditemukan pada beberapa inang. Inangnya terutama hewan peliharaan seperti kucing, dan anjing, juga hewan lainnya seperti tikus, unggas bahkan kelelawar dan hewan berkantung (Soviana dkk, 2003). Inang utama adalah yang cocok untuk kelanjutan reproduksi pinjal dalam jangka waktu yang tidak terbatas. Menurut Sen & Fetcher (1962) pinjal yang masuk ke dalam sub spesies C. felis formatipica memiliki dahi yang memanjang dan meruncing di ujung anterior. Pinjal betina tidak memiliki rambut pendek di belakang lekuk antenna. Kaki belakang dari sub spesies ini terdiri dari enam ruas dorsal dan manubriumnya tidak melebar di apical, sedangkan pinjal yang masuk ke dalam sun spesies C. felis formatipica memiliki dahi yang pendek dan melebar serta membulat di anterior. Pinjal pada sub spesies ini memiliki jajaran rambut satu sampai delapan yang pendek di belakang lekuk antena. Kaki belakang dari pinjal ini terdiri atas tujuh ruas dorsal dan manubrium melebar di apical. Pinjal merupakan insekta yang tidak memiliki sayap dengan tubuh berbentuk pipih bilateral dengan panjang 1,5 - 4,0 mm. Sedangkan pinjal yang jantan biasanya lebih kecil dari yang betina. Kedua jenis kelamin yang dewasa menghisap darah. Pinjal mempunyai kritin yang tebal. Tiga segmen thoraks dikenal sebagai pronotum, mesonotum dan metanotum (metathoraks). Segmen yang terakhir tersebut berkembang, baik untuk menunjang kaki belakang yang mendorong pinjal tersebut saat meloncat. Di belakang pronotum pada beberapa jenis terdapat sebaris duri yang kuat berbentuk sisir, yaitu ktenedium pronotal. Sedangkan tepat diatas alat mulut pada beberapa jenis terdapat sebaris duri kuat berbentuk sisir lainnya, yaitu ktenedium genal. Duri-duri tersebut sangat berguna untuk membedakan jenis pinjal. Perbedaan pinjal jantan dan betina terutama terlihat dari bentuk alat reproduksinya yang hanya dapat diamati pada sediaan pinjal di bawah mikroskop. Pinjal jantan memiliki alat genital berbentuk setengah lingkaran seperti siput yang tampak tembus pandang pada pertengahan abdomen. Sedangkan pinjal betina memiliki kantung sperma (spermateka) yang berbentuk koma. Spermateka berfungsi menampung sperma di saat perkawinan. Referensi : https://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/59395/3/Hama%20Permukima n%20Indonesia%20-%20Upik%20Kesumawati%20Hadi%20-%20PINJAL.pdf