Pertolongan Pertama
Pertolongan Pertama
PENDAHULUAN
Penderita gawat darurat adalah penderita yang berada dalam
keadaan terancam jiwanya dan bila tidak dilakukan pertolongan
segera akan meninggal dunia. Penderita ini dapat kita temukan di
luar rumah sakit maupun di dalam rumah sakit. Kasus yang
diketemukan di luar rumah sakit yang terbanyak adalah korban
kecelakaan.
Baik berupa kecelakaan dalam rumah tangga yang sering
menimpa anak-anak maupun orang lanjut usia. Kecepatan dalam
bidang transportasi baik kecelakaan Ialu lintas jalan raya,
kecelakaan penerbangan maupun pelayaran. Kecelakaan kerja
pada bidang industri, pertanian, pertambangan dll, maupun
kecelakaan akibat bencana alam atau kecelakaan yang menimpa
pelaku kegiatan di alam bebas. Selain karena kecelakaan
kegawatan penderita dapat diketemukan karena penyakit yang
diderita sebelumnya.
Sedangkan kasus yang kita jumpai di rumah sakit pada
umumnya adalah kasus pasca pembedahan. Kedua kelompok
kasus tersebut baik yang terjadi di luar rumah sakit maupun di
dalam rumah sakit pada prinsipnya pertolongan pertama untuk
mengatasi kegawat daruratannya adalah sama. Tetapi terdapat
LE M DI KAN AS
F I R S T A I D & M O U N TA I N R E S C U E 2
LE M DI KAN AS
3 F I R S T A I D & M O U N TA I N R E S C U E
LE M DI KAN AS
F I R S T A I D & M O U N TA I N R E S C U E 4
LE M DI KAN AS
5 F I R S T A I D & M O U N TA I N R E S C U E
LE M DI KAN AS
F I R S T A I D & M O U N TA I N R E S C U E 6
LE M DI KAN AS
7 F I R S T A I D & M O U N TA I N R E S C U E
LE M DI KAN AS
DISODERS OF RESPIRATION
Kondisi-kondisi yang menyebabkan hypoxia (rendahnya kadar oksigen
dalam darah)
KONDISI PENYEBAB
Tidak cukupnya Sesak napas karena asap atau gas.
oksigen dalam udara Pergantian tekanan udara saat di
yang dihirup. ketinggian (berada di tempat yang
sangat tinggi), atau di dalam sebuah
pesawat terbang bertekanan rendah
Gangguan pernapasan Sesak napas atau sulit napas karena
gangguan dari faktor luar, seperti
bantal, atau air (tenggelam). Halangan
atau bengkak didalam alat
pernapasan. Tekanan pada batang
tenggorokan contohnya, karena
tergantung atau tercekik.
Hal-hal yang Yang menghancurkan contonhya,
mempengaruhi tulang karena longsoran tanah atau karena
dada tekanan tulang dad cedera dengan
beberapa retakan pada tulang rusuk
atau mengkerut karena luka bakar.
Fungsi paru-paru yang Cedera/luka pada paru-paru.
terganggu Pengempisan paru-paru. Infeksi paru-
paru seperti pneumonia.
Kerusakan otak atau Cedera kepala, atau stoke, yang
syaraf-syaraf yang merusak pusat pernapasan di dalam
mengendalikan sistem otak. Beberapa bentuk keracunan.
pernapasan Kelumpuhan syaraf untuk
mengendalikan otot-otot pernapasan,
seperti cedera pada urat syaraf tulang
F I R S T A I D & M O U N TA I N R E S C U E 8
LE M DI KAN AS
belakang
Terganggunya Keracunan korban monoksida.
pengangkutan oksigen Keracunan sianida
Proses terjadinya Hypoksia
TAHAP I
Gejala pada tubuh ; Menggigil hebat, aktivitas menurun
Yang dapat dilihat ; Denyut jantung lemah, menggigil,
sulit bergerak, refleksi lemah.
Yang dirasakan ; Rasa lelah menggigil, mengantuk,
jantung berdebar.
TAHAP II
Gejala pada tubuh ; Sulit bicara, malas berpikir, daya
ingat menurun
Yang dapat dilihat ; Tiba-tiba jantung terjerembab,
bicarangawur tindakannya tak terkontrol/ngawur, emosi dan
rasionya labil
Yang dirasakan ; Merasa sangat dingin pikiran kosong
sulit bicara dan jatuh lemas.
TAHAP III
Gejala pada tubuh ; Menggigilnya menurun. Otot-oto jadi
kaku pikirannya tidak jelas
Yang dapat dilihat ; Rasionya hilang mengigau/halusinasi
hilangkesadaran lingkungan
Yang dirasakan ; Hilang kesadaran otot-otot
mengeras/kejang gerak reflek hilang
TAHAP IV
Gejala pada tubuh ; Denyut jantung dan napas melemah
9 F I R S T A I D & M O U N TA I N R E S C U E
LE M DI KAN AS
TAHAP VI
Gejala pada tubuh ; Pusat syaraf yang mengatur kerja
jantung, pernapasan dan otak, tidak bekerja lagi.
Yang dapat dilihat ; Jantung membengkak dan terjadi
pendarahan paru-paru (endema paru-paru)
Yang dirasakan ; Mati…..
F I R S T A I D & M O U N TA I N R E S C U E 10
LE M DI KAN AS
11 F I R S T A I D & M O U N TA I N R E S C U E
LE M DI KAN AS
SHOCK
Fungsi dari sistem sirkulasi adalah mendistribusikan darah
keseluruh bagian tubuh, sehingga oksigen dan nutrisi yang
dibawanya dapat melewati jaringan. Saat sistem tersebut gagal
dan oksigen yang melewati jaringan tidak cukup, kondisi medis
yang dikenal sebagai shock akan terjadi.
F I R S T A I D & M O U N TA I N R E S C U E 12
LE M DI KAN AS
Pengenalan
Aliran adrenalin menyebabkan :
1. Denyut nadi yang sangat cepat,
2. Pucat, kulit kelabu, terutama dibibir bagian dalam. Kuku
atau cuping telinga, jika ditekan, warnanya tidak akan
segera pulih (kembali seperti semula),
3. berkeringat dan dingin, kulit lembab, karena keringat tidak
dapat menguap.
F I R S T A I D & M O U N TA I N R E S C U E 14
LE M DI KAN AS
15 F I R S T A I D & M O U N TA I N R E S C U E
LE M DI KAN AS
SPINAL INJURY
Gangguan pada sistem syaraf pusat yang biasa ditemukan
berhubungan dengan cedera kepala (trauma capitis) yang terjadi
karena penderita jatuh atau terkena benturan benda keras.
Kelainan yang terjadi bervariasi dan kejadiannya tidak selalu
tampak dengan segera tetapi perubahan dapat terjadi berangsur-
angsur dan menjadi serius bahkan mengancam, jiwanya. Kejadian
ini selalu terjadi pada 24 jam pertama. Kelainan dapat berupa
benturan kepala yang tidak menyebabkan kerusakan pada otak
(concussion) biasanya diketahui penderita kehilangan kesadaran
untuk beberapa saat atau terjadi penurunan kesadaran. Dan bila
terjadi pembengkakkan (edema) otak biasanya disertai gejala
mual-muntah, nyeri kepala, penurunan kesadaran. Dan bila terjadi
cedera/kerusakan otak (concussion) maka kelainannya cukup
serius dan memerlukan tindakan dari ahli bedah (bedah syaraf).
Bahaya dari cidera tulang belakang adalah mungkin saja urat
syaraf tulang belakang dapat terpengaruhi. Urat syaraf tulang
belakang sangat lembut dan jika rusak, dapat terjadi kehilangan
kekuatan atau perasaan didalam tubuh dibawah daerah yang
terluka. Sementara kerusakan dapat terjadi jika urat syaraf tulang
belakang terjepit oleh potongan atau retakan tulang , kerusakan
permanen dapat dihasilkan jika urat syaraf seluruhnya parah.
Bahaya keretakan tulang belakang walaupun urat syaraf
tulang belakang terluka tanpa adanya kerusakan pada tulangnya,
keretakan tulang bekalang dapat meningkatkan resiko secara
cepat. Keretakan tulang belakang dapat terjadi karena tekanan
dari luar atau dalam. Daerah/ bagian yang paling mudah diserang
adalah tulang-tulang didalam leher dan dibagian bawah punggung.
F I R S T A I D & M O U N TA I N R E S C U E 16
LE M DI KAN AS
Penjelasan
Saat ruas tulang belakang rusak dapat terjadi :
sakit dileher atau punggung diruas yang terbuka ini dapat
tertutup oleh luka lain yang lebih sakit.
terpilin atau keseleo dilekukan tulang belakang.
GANGGUAN LAIN
Sistem syaraf sangat mudah terkena gangguan dan
kerusakan, tidak hanya disebabkan karena luka fisik dan kondisi-
kondisi yang menganggu, seperti epilepsi, dan juga karena
perubahan komposisi suplai darah ke otak.
Perubahan kimia dimana otak sangat sensitif terhadapnya,
termasuk kekurangan oksigen dalam darah, mengubah tingkat/
17 F I R S T A I D & M O U N TA I N R E S C U E
LE M DI KAN AS
POSISI PEMULIHAN
TEKNIK
1. berlutut disamping korban, buka jalan napasnya dengan
memiringkan kepala dan mengangkat dagunya. Luruskan
kakinya. Tempatkan tangan yang terdekat denganmu kekanan
membentuk sudut dengan tubuhnya, menyiku (siku
membengkok) dan telapak tangan menghadap keatas,
3. Tempatkan punggung
tangan berlawanan
dengan pipinya dan
tahan seperti itu,
4. dengan tanganmu
yang lain, genggam
paha dan tarik lutut,
kaki tetap menapak
pada tanah,
F I R S T A I D & M O U N TA I N R E S C U E 18
LE M DI KAN AS
KEBUTUHAN AIR
19 F I R S T A I D & M O U N TA I N R E S C U E
LE M DI KAN AS
F I R S T A I D & M O U N TA I N R E S C U E 20
LE M DI KAN AS
21 F I R S T A I D & M O U N TA I N R E S C U E
LE M DI KAN AS
Contoh perhitungan :
Laki – laki 55 kg
BEE = 24 x 55 = 1320
AF = 100% x 1320 = 1320
SDA = 10 % x (1320+1320 ) = 264
F I R S T A I D & M O U N TA I N R E S C U E 22
LE M DI KAN AS
AKLIMATISASI
Aklimatisasi adalah proses membaiknya toleransi dan penampilan
individu setelah beberapa jam sampai beberapa minggu pada satu
keadaan (e.g. ketinggian, suhu dingin, suhu panas).
Suhu lingkungan sangat mempengaruhi daya tahan tubuh
karena itu perlu persiapan yang sesuai untuk suatu tempat dengan
suhu tertentu. Seringkali suhu dingin menyebabkan kematian, dan
suhu panas dapat menyebabkan kejang panas dan kadang-
kadang juga kematian. Tubuh kita akan lebih mudah
menyesuaikan diri dengan suhu panas daripada suhu dingin
karena manusia secara biologis adalah mamalia berdarah panas.
Aklimatisasi pada suhu panas
Proses aklimatisasi yang efektif dalam suhu panas biasanya
berlangsung sekitar 2 minggu. Caranya dengan berlatih pada
daerah dengan suhu yang diperkirakan sama dengan daerah
tujuan ekspedisi selama 60 menit sehari. Pemakaian pakaian
yang tipis, longgar, menyerap keringat, berwarna cerah, memakai
pelindung panas matahari, minum banyak, menjaga supaya
pengeluaran air dan garam tetap seimbang. Penggunaan pakaian
yang longgar, berwarna cerah dan pelindung kepala yang cukup
lebar juga menentukan dalam proses aklimatisasi dan dalam
ekspedisi yang sebenarnya.
Hasil aklimatisasi dapat dilihat dengan meningkatnya jumlah
kebutuhan akan minuman dibanding yang orang yang non-
acclimatised. Aklimatisasi pada suhu panas dapat juga dilakukan
dengan cara mandi air hangat (Hot baths) dua kali sehari dan
memakai pakaian lebih tebal saat olah raga.
Hasil aklimatisasi akan hilang dalam 20 - 40 hari ketika
kembali pada suhu yang normal (temperate climate).
Terhadap suhu dingin tubuh lebih sukar untuk menyesuaikan
diri, karena dengan suhu lingkungan yang rendah mengakibatkan
23 F I R S T A I D & M O U N TA I N R E S C U E
LE M DI KAN AS
F I R S T A I D & M O U N TA I N R E S C U E 24
LE M DI KAN AS
Aklimatisasi di ketinggian
Kebanyakan pegiat alam terbuka ( >50 %) mengalami AMS
(Acute Mountain Sickness) pada ketinggian 3.500 mdpl keatas.
Aturan yang paling umum adalah mendaki secara bertahap
(graded ascend). Direkomendasikan untuk mendaki 300m per hari
dengan istirahat tiap hari ke-3 (atau tiap 1000 m). Jika terdapat
gejala AMS pendakian segera dihentikan.
PENGARUH PANAS
Tubuh manusia didesain untuk bekerja pada suhu antara
36,5 – 37oC Untuk mempertahankan suhu pada temperatur ini
mekanisme tubuh menyesuaikan apabila lingkungan-nya dingin
dan biasanya melepaskan panas ketika udara panas.
25 F I R S T A I D & M O U N TA I N R E S C U E
LE M DI KAN AS
o ENVIROMENTAL PROBLEMS
HEAT DISODERS
SUNBURN
Hal ini dapat disebabkan oleh pencahayaan yang berlebihan
dari sinar matahari atau sinar lampu matahari. Luka bakar yang
sama dapat juga disebabkan karena terkena sumber radioaktif.
Banyak diantaranya adalah luka bakar luar dengan kemerah-
merahan, gatal, dan empuk. Dalam kasus-kasus yang berat,
kulitnya semerah lobster (sejenis udang laut) dan melepuh; korban
dapat juga menderita panas yang amat sangat. Adakalanya, reaksi
berlebihan pada pencahayaan matahari dapat dipercepat oleh
penggunaan beberapa jenis obat. Diketinggian, luka bakar akibat
matahari dapat terjadi bahkan karena panas yang tidak
menyengat, cuaca mendung dimusim panas (dari “sorotan awan”)
atau dari pantulan cahaya matahari disalju saat musim dingin.
Untuk meminimalisir akibat sunburn ini :
Hindari berpetualang pada jam 11.00 – 15.00 )
Berteduh
Pergunakan pakaian sebagai tabir surya
F I R S T A I D & M O U N TA I N R E S C U E 26
LE M DI KAN AS
HEAT EXHAUSTION
Kondisi timbul akibat berkumpulnya darah dikaki sehingga
aliran darah ke otak berkurang. Kehilangan/ kekurangan garam
dan cairan dalam tubuh akan memperberat kondisi ini. Hal ini
biasa terjadi pada orang-orang yang tidak biasa bekerja atau
berlatih dicuaca panas, lingkungan yang lembab dan bagi mereka
yang kurang sehat, khususnya orang yang menderita diare dan
muntah-muntah.
Terapinya dengan istirahat didaerah yang teduh dan berikan
minuman yang mengandung elektrolit.
HEAT STROKE
Heat Stroke adalah keadaan yang paling parah dari cedera
akibat lingkungan yang panas.
Saat timbul kondisi tersebut, ada kemungkinan terjadi :
Sakit kepala, pusing, dan kebingungan,
Kehilangan selera makan dan mual-mual,
Berkeringat, pucat, dan kulit lembab,
Kejang perut atau kejang ditangan,
Denyut nadi melemah drastis dan bernapas dengan cepat.
27 F I R S T A I D & M O U N TA I N R E S C U E
LE M DI KAN AS
HYPOTHERMIA
Hipotermia adalah menurunnya suhu inti tubuh dibawah 35 oC.
Hipotermia jarang terjadi pada orang yang menggunakan pakaian
yang tepat dan fit., tetapi dapat terjadi pada orang yang cedera,
atau basah.
Gejala hypothermia antara lain :
Menggigil.
Dingin, pucat, kulit kering, tubuh terasa “sedingin kelereng”.
Bingung, sikap-sikap tidak masuk akal, lesu, ada kalanya
ingin berkelahi.
Lesu.
Jatuh kesadaran,
bernapas pelan dan pendek
denyut nadi yang pelan dan melemah
dalam kasus-kasus parah dapat terjadi hypoxia jantung
Penanganannya :
cari perlindungan dari kondisi
lingkungan yang dingin (e.g.
Membuat tenda)
Lepaskan semua pakaian yang
basah .
Selimuti korban dengan selimut
atau sleeping bag kering. Atau
jika ada safety blangket yang
diseliputi dengan aluminium.
Baringkan korban dan hindarkan kontak langsung dengan
tanah.
Jangan berikan alkohol
F I R S T A I D & M O U N TA I N R E S C U E 28
LE M DI KAN AS
29 F I R S T A I D & M O U N TA I N R E S C U E
LE M DI KAN AS
F I R S T A I D & M O U N TA I N R E S C U E 30
LE M DI KAN AS
Penangananya :
o Atasi hipotermia dan cedera lainnya
o Jangan lakukan pemanasan (Thawing) pada luka jika masih
terdapat bahaya untuk timbulnya frostbite kembali.
Trench Foot adalah akibat terpaparnya kaki pada daerah
basah dan lembab dan diperberat dengan ukuran sepatu
yang tidak pas. Ini mengakibatkan kerusakan saraf, nyeri
dan bengkak pada kaki.
Penanganannya dengan menjaga kaki untuk tetap kering, dan
hangat .
31 F I R S T A I D & M O U N TA I N R E S C U E
LE M DI KAN AS
LUKA ( WOUND)
LUKA SOBEKAN
Setiap sobekan pada kulit atau
permukaan tubuh dikenal sebagai luka,
kebanyakan daripada luka terbuka dengan
sobekan pada kulit yang mana darah dan
cairan tubuh lainnya dapat keluar dari tubuh
dan kuman dapat masuk serta
menyebabkan infeksi. Luka tertutup
memungkinkan darah keluar dari sistem
sirkulasi tetapi tidak dari tubuh, kondisi
G b r. 2 tersebut dikenal sebagai pendarahan
didalam.
Keadaan daripada luka menjelaskan jenis luka dan berpengaruh
pada perawatan yang harus diberikan.
F I R S T A I D & M O U N TA I N R E S C U E 32
G b r. 1
LE M DI KAN AS
LUKA IRIS
Sobekan yang disebabkan karena benda tajam seperti silet
atau pecahan kaca dikarenakan aliran darah pada ujung luka yang
terpotong akan dapat menyebabkan pendarahan yang banyak.
Luka iris pada anggota tubuh dapat menyebabkan kerusakan
struktur seperti pada urat tendon.
LUKA GORES
Sobekan kasar yang disebabkan karena
kekuatan cabik seperti karena mesin, luka cabik
dapat menyebabkan pendarahan yang kurang dari
luka iris tetapi menyebabkan kerusakan jaringan
dan memar. Seringkali luka tersebut terkontaminasi
G b r. 3 dengan kuman yang menyebabkan resiko infeksi
yang cukup tinggi.
LUKA LECET
Luka ini disebabkan karena
lapiran atas dari kulit terkelupas yang
meninggalkan daerah yang kasat.
Seringkali disebabkan karena geseran
atau gesekan. Luka lecet seringkali G b r. 4 G b r. 5
LUKA MEMAR
33 F I R S T A I D & M O U N TA I N R E S C U E
LE M DI KAN AS
SPRAINED ANKLE
Ketika tulang engkel patah harus dilakukan perawatan seperti
retak tulang bawah kaki.
Perawatan
Anda harus mengatasi rasa sakit penderita dengan melakukan
RICE
R = Rest.Istirahatkan kaki dalam keadaan stabil dan engkel
harus dalam keadaan yang nyaman
I = ICE, gunakan
sebongkah es
C = Compress, Kompres
perlahan-lahan dengan
es.Jangan melekukan
pengurutan.
E = Elevation, angkat kaki
yang cedera.
berikan saran kepada
korban untuk
mengistirahatkan dirinya dan temui dokter apabila rasa sakit
semakin meningkat.
F I R S T A I D & M O U N TA I N R E S C U E 34
LE M DI KAN AS
TOXINS
Sistem syaraf sangat mudah terkena gangguan dan
kerusakan, tidak hanya disebabkan karena luka fisik dan kondisi-
kondisi yang menganggu, seperti epilepsi, dan juga karena
perubahan komposisi suplai darah ke otak.
Perubahan kimia dimana otak sangat sensitif terhadapnya,
termasuk kekurangan oksigen dalam darah, mengubah tingkat/
nilai gula darah, atau persentasi zat-zat berbahaya, seperti : racun,
alkohol atau obat bius.
Pentingnya pemeriksaan
Ingat bahwa gejala-gejala dan tanda-tandakondisi seperti
stroke dan diabetes akut hampir serupa dan dapat dengan mudah
terjadi kesalahan karena keracunannya. Seperti kasus tidak sadar
yang lain. Anda harus memastikan terbukanya saluran
pernapasan, periksa korban sepenuhnya untuk mengecek
penyebab-penyebab lain yang mungkin ada.
35 F I R S T A I D & M O U N TA I N R E S C U E
LE M DI KAN AS
F I R S T A I D & M O U N TA I N R E S C U E 36
LE M DI KAN AS
37 F I R S T A I D & M O U N TA I N R E S C U E
LE M DI KAN AS
F I R S T A I D & M O U N TA I N R E S C U E 38
LE M DI KAN AS
yang
diperpanjang,
dsb
Posisi Sinar putih Cahaya yang
pangkalan atau kuning berkesinambungan
Catatan : menentukan posisi. Segera setelah sinyal terlihat (atau
terdengar), pendugaan kompas harus dapat diambil dari sinyal itu.
2 pendugaan sejenis yang diambil dari 2 kedudukan yang
berbeda. Akan memberikan sebuah kedudukan sinyal yang
beralasan dan tepat.
PENDAHULUAN
Jika pada halaman terdahulu kita telah mengetahui gejala –
gejala yang mengenai tiga organ dan sistem tubuh, maka pada
bagian ini kita akan mulai mengaplikasikan kedalam bentuk
Resusitasi.
Henti jantung dapat menimpa pada manusia, pada tingkat
usia mulai dari bayi baru lahir sampai usia lanjut dan juga dapat
menimpa "orang sehat" maupun seorang penderita penyakit.
Kejadian-kejadian ini dapat terjadi dalam berbagai kegiatan
manusia misalnya pada waktu bekerja, olah raga, pada
kecelakaan baik dirumah maupun diluar rumah, pengaruh
obat-obatan, penyakit, tindakan kedokteran dan kegiatan-kegiatan
manusia lainnya. Sehingga cara-cara resusitasi jantung paru,
sudah merupakan suatu kegiatan yang harus diketahui dan
difahami serta dapat dilaksanakan dan taraf-taraf tertentu oleh
masyarakat umum.
Resusitasi jantung paru (kardio-pulmonal) atau
cardiopulmonary resusitation adalah upaya untuk mengembalikan
39 F I R S T A I D & M O U N TA I N R E S C U E
LE M DI KAN AS
F I R S T A I D & M O U N TA I N R E S C U E 40
LE M DI KAN AS
41 F I R S T A I D & M O U N TA I N R E S C U E
LE M DI KAN AS
F I R S T A I D & M O U N TA I N R E S C U E 42
LE M DI KAN AS
B : Breathing
Akibat tindakan-tindakan seperti yang dilakukan diatas maka
sekarang saluran napas penderita terbuka dan perlu tindakan lebih
lanjut, apakah penderita tersebut masih bernapas spontan atau
tidak, sebab dengan proses menengadahkan kepala tersebut
kadang-kadang penderita dapat bernapas seperti sediakala.
Untuk mengetahui apakah penderita yang tidak sadar masih
bernapas secara spontan atau tidak, maka letakkan telinga dekat
hidung atau mulut korban sambil menjaga jalan tetap napas dalam
keadaan terbuka (leluasa).
a. Perhatikan dada dan perut
penderita naik atau turun.
b. Dengarkan suara aliran
udara pernapasan.
c. Rasakan hembusan udara
yang kemungkinan keluar
dari mulut atau hidung
penderita.
Apabila ketiga hal tersebut diatas masih ada berarti
pemafasan penderita masih ada.
Untuk lebih mempersiapkan penderita bernapas dengan baik,
posisi penderita harus diubah kedalam keadaan posisi yang lebih
baik (lihat recovery position). Bila ketiga hal diatas ini tidak
terjadi, maka berarti penderita sudah tidak bernapas yang disebut
henti napas atau apnoe.
43 F I R S T A I D & M O U N TA I N R E S C U E
LE M DI KAN AS
F I R S T A I D & M O U N TA I N R E S C U E 44
LE M DI KAN AS
45 F I R S T A I D & M O U N TA I N R E S C U E
LE M DI KAN AS
F I R S T A I D & M O U N TA I N R E S C U E 46
LE M DI KAN AS
47 F I R S T A I D & M O U N TA I N R E S C U E
LE M DI KAN AS
F I R S T A I D & M O U N TA I N R E S C U E 48
LE M DI KAN AS
Transportasi
Yang dimaksud dengan transportasi penderita gawat darurat
prarumah sakit adalah memindahkan penderita dari lokasi/tempat
kejadian sampai kerumah sakit, termasuk antara lain :
1. Cara mengangkat penderita dan hal yang harus
diperhatikan
2. Alat transportasi yang digunakan serta persyaratannya
3. Menyerahkan penderita kepada pihak rumah sakit.
49 F I R S T A I D & M O U N TA I N R E S C U E
LE M DI KAN AS
Alat Transportasi
Walaupun telah dikeluarkan Surat Keputusan Direktur Jendral
Pelayanan Medik, tentang standarisasi pelayanan ambulans,
F I R S T A I D & M O U N TA I N R E S C U E 50
LE M DI KAN AS
51 F I R S T A I D & M O U N TA I N R E S C U E
LE M DI KAN AS
EVAKUASI
PENDAHULUAN
Dalam pelaksanaan operasi pertolongan akan mendatangkan
penyesalan bila rescuer yang melaksanakan evakuasi tidak
betul-betul memahami dan mampu melakukan teknik-teknik
memindahkan korban (evakuasi). yang akhirnya akan berakibat
korban meninggal dalam evakuasi. Melakukan Evakuasi yang
perlu di ingat bahwa evakuasi merupakan langkah akhir dari
operasi pertolongan, oleh sebab itu belumlah berakhir operasi
SAR sebelum rescuer berhasil mengevakuasi Survivor dari lokasi
kejadian ke tempat yang mempunyai fasilitas kesehatan memadai
atau survivor sudah berada di tangan instansi berwenang atau bila
korban sudah sampai di rumah sakit.
F I R S T A I D & M O U N TA I N R E S C U E 52
LE M DI KAN AS
53 F I R S T A I D & M O U N TA I N R E S C U E
LE M DI KAN AS
F I R S T A I D & M O U N TA I N R E S C U E 54
LE M DI KAN AS
JENIS EVAKUASI
1. Evakuasi dilihat dari Kondisi medan
a. Evakuasi Horizontal adalah kegiatan evakuasi yang
dilakukan pada kondisi medan tidak sulit dan umumnya
mudah dijangkau oleh rescuer atau petugas kesehatan
yang berupaya melakukan pertolongan dan orang
awampun dapat melakukannya contoh dilapangan,
perkampungan, ladang dll.
b. Evakuasi Vertical/Vertical Rescue adalah kegiatan
evakuasi yang kondisi medannya sulit dijangkau oleh
orang awam yang belum mempunyai kecakapan rescue
contoh jurang, tebing, hutan, sungai dll.
F I R S T A I D & M O U N TA I N R E S C U E 56
LE M DI KAN AS
57 F I R S T A I D & M O U N TA I N R E S C U E
LE M DI KAN AS
KOMPONEN EVAKUASI
Dalam melakukan evakuasi ada beberapa komponen yang
harus mendapat perhatian dan ini merupakan rangkaian kait
mengkait satu sama lain yaitu :
1. Safety
F I R S T A I D & M O U N TA I N R E S C U E 58
LE M DI KAN AS
2. Perlengkapan
3. Tali temali
4. Anchoring
5. Belaying
6. Descent/Ascent
7. Lifting/ Lowering
SAFETY
1. Umum.
Safety, ini adalah faktor yang paling penting dalam
melaksanakan kegiatan evakuasi, karena pada umumnya
operasi SAR berada pada daerah yang jauh dari pemukinan
penduduk dan kondisi medan yang curam-curam serta
bebatuan yang labil dan tebing yang ekstrim sehingga
pertimbangan keselamatan harus selalu diutamakan baik untuk
rescuer maupun Korban/ Survivor.
2. Faktor Keselamatan.
Diri penolong (Rescuer) sejauh mana kondisi
memungkinkan untuk menolong dengan pertimbangan tanpa
menggunakan peralatan?, tentunya pertolongan terhadap
korban yang berada pada tempat yang kondisinya tidak
membahayakan pada penolong. Bila akan memberikan
pertolongan korban musibah kebakaran masker harus
digunakan dan bila masker tidak ada maka jangan memberikan
pertolongan. Karena bila memaksakan akan menambah korban
baru. Kemungkinan anda sebagai rescuer dalam kondisi
tertentu harus dipertimbangakan sejauh mana kemampuan
yang anda miliki, hal ini sangat membahayakan bila rescuer
hanya mangandalkan keberanian. kejujuran seorang rescuer/
penolong adalah sangat diharapkan dalam melakukan kegiatan
evakuasi, kegiatan evakuasi adalah kegiatan bukan mencari
59 F I R S T A I D & M O U N TA I N R E S C U E
LE M DI KAN AS
F I R S T A I D & M O U N TA I N R E S C U E 60
LE M DI KAN AS
PERALATAN
1. Pelaksanaan evakuasi dapat dilaksanakan dengan cepat dan
berhasil bila didukung. dengan kesiapan peralatan yang akan
digunakan dalam melakukan evakuasi, baik untuk masing-
masing rescuer maupun peralatan tim.
2. Peralatan Beregu/Tim
a. Tandu. Tandu ini banyak jenisnya yang dapat dipergunakan
dalam melaksanakan evakuasi diantaranya :
1) Tandu basket, tandu ini terbuat dari bahan fiber sangat
kuat menahan benturan baik sekali digunakan untuk
evakuasi di tebing atau di hutan, bentuknya cekung
seperti kapal, sehingga melindungi korban.
2) Tandu Skop, tandu ini terbuat dari alumunium, sangat
cocok dipergunakan untuk mengevakuasi korban
terutama korban yang mengalami trauma tulang
belakang, karena sisinya bisa dibuka dengan hanya
menekan lock yang ada sisi atas dan bawah tandu
tersebut, setelah terbuka tinggal penolong melakukan
gerakan seperti orang mau menyekop.
3) Tandu spinal, tandu ini terbuat dari bahan yang keras
dan datar, dikhususkan untuk mengangkat korban yang
mengalami trauma leher dan tulang belakang, cara
61 F I R S T A I D & M O U N TA I N R E S C U E
LE M DI KAN AS
F I R S T A I D & M O U N TA I N R E S C U E 62
LE M DI KAN AS
63 F I R S T A I D & M O U N TA I N R E S C U E
LE M DI KAN AS
F I R S T A I D & M O U N TA I N R E S C U E 64
LE M DI KAN AS
1. Tali
Tali merupakan perlenglcapan pokok untuk Vertical
Rescue, kemudian personil yang mempunyai kemampuan dan
keterampilan tentang type, kegunaan dan mengatur tali.
banyak kasus tali untuk pertolongan adalah Syntetic fibre
kernmantel yang secara singkat akan dijelaskan di Bab ini.
65 F I R S T A I D & M O U N TA I N R E S C U E
LE M DI KAN AS
2. Riwayat Tali
Sejarah/riwayat Tali sangat penting untuk mengetahui
performance tali, sudah berapa lama dan bagaimana kondisi
karena keselamatan tergantung pada bagaimana kemampuan
untuk mengangkat. Kondisi ini dapat dilihat pada catatan
riwayat tall menyangkut, usia, kondisi saat didapat, dan catatan
perawatan dan semua pelayanan pertolongan pada tali
tersebut. Contoh Matrik Riwayat Tali.
RIWAYAT TALI
TYPE TALI UKURAN
TGL PENGADAAN ASAL PEMBUAT
T Digunaka Untuk Ulasan penanggung
G n oleh Setelah jawab
L digunakan
4. Konstruksi Kernmantel
Tali kernmantel terdiri 2 bagian yaitu
Kern - Core - Inti
Mantel - sheath - bungkus/Sarung
Jadi Kernmantel adalah tali yang mempunyai konstruksi
Inti terbuat dari serabut synteis, kuat untuk menahan beban
yang berat, Core ini dilindungi Tenunan/ anyaman yang
menyarungi Core, mantel ini menompang beban yang lebih
kecil, tetapi tetap memberi perlindungan Core dari gesekan,
lumpur dan sinar matahari. Karena konstruksi yang demikian
rupa tali kernmantel sangat kuat dan tahan hentakan, ringan
F I R S T A I D & M O U N TA I N R E S C U E 66
LE M DI KAN AS
Kernmantel Dinamic
a. Elastisitas dan kemuluran, Tali Dinamic diproses sedemikian
rupa hingga menghasilkan Elastisitas yang tinggi sehingga
dapat menyerap beban yang jatuh, seperti menahan
pemanjat yang jatuh. Dinamic adalah tali untuk Climbing,
mempunyai kemuluran 60 %, Core pada kernmantel ada
yang berupa anyaman dan core yang model lurus seperti
dapat dillhat pada gambar dibawah.
F I R S T A I D & M O U N TA I N R E S C U E 68
LE M DI KAN AS
69 F I R S T A I D & M O U N TA I N R E S C U E
LE M DI KAN AS
F I R S T A I D & M O U N TA I N R E S C U E 70
LE M DI KAN AS
71 F I R S T A I D & M O U N TA I N R E S C U E
LE M DI KAN AS
F I R S T A I D & M O U N TA I N R E S C U E 72
LE M DI KAN AS
73 F I R S T A I D & M O U N TA I N R E S C U E
LE M DI KAN AS
F I R S T A I D & M O U N TA I N R E S C U E 74
LE M DI KAN AS
ASCEND
1. Pengertian
Ascent adalah kegiatan untuk menaiki suatu tempat dengan
teknik dan peralatan tertentu sesuai dengan kondisinya. Cara
ini dapat terbagi menjadi 3 kegiatan :
a. Ascent Friktion Knot/Prusiking yaitu pemanjatan melalui
tali dengan mengandalkan friksi yang dibuat oleh tali itu
sendiri. Peralatan yang digunakan :
1) Tali utama
2) Prusik rope (kernmantel ukuran 6 mm 2 utas masing 1
m)
3) Seat harnest
Caranya pemasangan adalah prusik disimpulkan pada
tali utarna, tali yang satu dikaitkan ke seat harnes yang
sudah digunakan dan tali satu lagi dipergunakan untuk
kaki. Berfungsi sebagai pendorong, pergerakannya
adalah bergantian antara badan dan kaki, pada saat
berturnpu di badan maka simpul yang di kaki digeser ke
atas, sedang saat beban tertumpu di kaki dan berdiri
maka tali yang terikat di seat harnes digeser ke atas
seterusnva sampai tujuan akhir yang dikehendaki.
4) Simpul yang dipergunakan untuk prusiking ada 3
macam :
a) Prusik Knot, simpul ini adalah dua kali simpul
jangkar yang dimasukan ke dalam.
b) Klemheist knot, mempunyai fungsi yang sama
dengan Prusik knot, tetapi cara ini lebih mudah dan
mampu menahan beban juga dapat mempergunakan
pita/ webing.
c) Bachmann knot, juga mempunyai kesamaan dan
merupakan aplikasi dari dua perlengkapan yaitu antara
tali dan carabiner, carabiner disini juga berfungsi
75 F I R S T A I D & M O U N TA I N R E S C U E
LE M DI KAN AS
F I R S T A I D & M O U N TA I N R E S C U E 76
LE M DI KAN AS
77 F I R S T A I D & M O U N TA I N R E S C U E
LE M DI KAN AS
Mengatur energi.
Tehnik memanjat pada dasarnya tumpuan terkuat
adalah kaki bagaimana upaya seseorang yang melakukan
pemanjatan, dan selalu pada posisi yang stabil artinya
bahwa beban tubuh adalah beban yang harus ditanggung
oleh kaki sedangkan tangan hanya dapat menahan tubuh
sementara saja. Bila beban tubuh selalu bertumpu pada
kaki maka seorang rescuer yang melakukan pemanjatan
akan dapat bertahan leblh lama dan mempunyai
kesempatan besar untuk bergerak.
Pada umumnya dinding tebing terdapat bermacam-
macam cracks dan ledges karena adanya pengaruh iklim,
suhu dan lain-lain, dinding tebing mengalami kontraksi dan
ekspansi yang menyebabkan rnunculnya celah, tonjolan dan
berbagai bentuk lainnya kondisi inilah yang membuat
seseorang dapat melakukan pemanjatan tanpa melakukan
peralatan lain seperti Bor dll.
Bagi pemanjat pemula biasanya, mempunyai kecende-
rungan untuk menempelkan badannya ke tebing hal ini
justru akan mengakibatkan timbulnya momen gaya pada
tumpuan kaki, yang akan memberikan peluang untuk
tergelincir. Berat badan sebaiknya terkosentrasi pada kaki.
Dalam memanjat usahakan tidak menjangkau terlalu
jauh, sehingga berat badan tetap terkonsentrasi pada kaki,
hindarkan gerakan yang terlatu cepat dan tergesa-gesa
karena akan membahayakan. Kecepatan gerak ini akan
timbul dengan sendirinya bila sering melakukan
latihan-latihan, demikian juga menyilangkan kaki dapat
menghilangkan kesimbangan terutama bagi tingkat pemula.
Prinsip pergerakan pemanjatan adalah 1 berbanding 3
atau 3 berbanding satu artinya adalah 3 bertumpu dengan
sempurna sedang yang satu mencari tumpuan lain.
F I R S T A I D & M O U N TA I N R E S C U E 78
LE M DI KAN AS
Pelaksanaan Pemanjatan.
Kegiatan pemanjatan tebing adalah kegiatan yang
penuh resiko oleh karenanva pemanjatan tidak boleh
dilaksanakan sendiri, belayer adalah teman yang ikut
menjamin keselamatan, rescuer dalam melakukan
pemanjatan, Dalam malakukan pengamanan ada dua cara
melakukan pengamanan belay kita kenal ada dua istilah
yaitu .
Static belay, adalah pendaki dibelay dari atas.
Dynamic belay, adalah pemanjat pertama dibelay dari
bawah.
DESCENDING/RAPPELING
1. Pengertian.
Teknik ini adalah teknik yang dipergunakan untuk turun dengan
menggunakan peralatan utama dan tali peralatan pokok,
kegiatan rappeling rescuer sepenuhnya tergantung di tali.
2. Prinsip yang perlu diperhatikan dalam melakukan teknik ini
adalah
a. Tali sebagai jalur utama.
b. Gaya berat beban dan gaya tolak kaki sebagai penggerak
untuk turun.
c. Penggunaan salah satu tangan sebagai keseimbangan dan
satu lagi sebagai pengaman atau rem.
d. Peralatan yang dipergunakan
Tali sebagai peralatan utama
Seat harnes
Carabiner
Figure of eight/Descender auto stop/1 karabiner/2
karabiner
79 F I R S T A I D & M O U N TA I N R E S C U E
LE M DI KAN AS
Sarung tangan
Helmet
3. Prosedur.
Dalam melakukan rappeling/ descent usahakan posisi badan
tegak lurus dengan tebing dan jangan terlalu cepat bergerak
bila tidak diperlukan sekali untuk itu dapat dilakukan prosedur
sebagai berikut.
a. Chek anchor dan tali yang akan digunakan sebelum
melakukan kegiatan lain.
b. Chek harnest apakah sudah betul dan screw sudah terkunci.
c. Kaitkan pengaman pada anchor yang sudah disiapkan.
d. Pasang tali pada alat yang akan dipergunakan.
e. Kaitkan alat pada karabiner seat harnes.
f. Yakinkan bahwa tali tidak menyimpul
g. yakinkan bahwa semua sudah sesuai prosedur.
h. Chek pengereman dengan menggunakan tangan kanan atau
kiri.
i. Pastikan bahwa tali sudah sampai bawah/dasar.
j. Lepas pengaman dan tangan yang berfungsi sebagai rem
tetap bekerja.
k. Lakukan pergerakan penurunan sesuai dengan kondisi yang
dibutuhkan.
l. Lihat kemana hendak turun pusatkan penglihatan pada
tempat yang akan dijadikan tumpuan.
LIFTING
1. Pengertian.
Lifting adalah upaya pertolongan terhadap korban yang berada
di jurang, untuk diangkat ke permukaan, kegiatan ini yang
terpenting adalah bagaimana seorang pimpinan tim mengatur
anggota timnya untuk melakukan evakuasi.
2. Prosedur kegiatan yang harus dilakukan adalah
F I R S T A I D & M O U N TA I N R E S C U E 80
LE M DI KAN AS
81 F I R S T A I D & M O U N TA I N R E S C U E
LE M DI KAN AS
F I R S T A I D & M O U N TA I N R E S C U E 82
LE M DI KAN AS
LOWERING SYSTEM
1. Pengertian.
Lowering system adalah upaya menurunkan korban yang
berada di ketinggian, kasus seperti ini biasanya terjadi pada
orang yang melakukan pekerjaan di ketinggian ditebing atau di
gedung bertingkat.
2. Dalam melakukan lowering ada 2 macam yang dapat
diterapkan, penggunaannya tergantung situasi dan kondisinya.
a. Tyrolion
b. Low Top belay, Low under belay
3. Kedua teknik tersebut tergantung dimana akan dipergunakan,
pada musibah kebakaran dengan korban cukup banyak yang
terjebak di gedung akan lebih cepat menggunakan system
Tyrolion, namun cara ini memerlukan spasi untuk awal orang/
korban meluncur. Pada musibah kebakaran memang harus
berpacu dengan waktu, karena makin lama semakin parah dan
menambah faktor kesulitan. Namun bila kondisi tidak
mengharuskan evakuasi dengan cepat maka system lowering
top belayer adalah yang paling diharapkan karena pemberian
jaminan keselamtan jiwa korban yang ditolong adalah menjadi
prioritas.
83 F I R S T A I D & M O U N TA I N R E S C U E
LE M DI KAN AS
F I R S T A I D & M O U N TA I N R E S C U E 84
LE M DI KAN AS
F I R S T A I D & M O U N TA I N R E S C U E 86
LE M DI KAN AS
TINDAKAN DARURAT
TIDAK
TIDAK
TIDAK
MEMANGGIL AMBULANS
BERIKAN BANTUAN PERNAPASAN DAN TEKAN / POMPA DADANYA
SAMPAI PERTOLONGAN DATANG
87 F I R S T A I D & M O U N TA I N R E S C U E
LE M DI KAN AS
F I R S T A I D & M O U N TA I N R E S C U E 88
LE M DI KAN AS
89 F I R S T A I D & M O U N TA I N R E S C U E
LE M DI KAN AS
Penutup
Pengetahuan yang lebih lengkap sebaiknya disampaikan
pada kelompok yang berminat untuk mengikuti pendidikan
pertolongan pertama pada penderita gawat darurat.
Karena keterbatasan waktu maka uraian kali ini hanya
merupakan gambaran umum untuk diketahui dan memahami
usaha pertolongan yang dilakukan.
F I R S T A I D & M O U N TA I N R E S C U E 90
LE M DI KAN AS
DAFTAR PUSTAKA
91 F I R S T A I D & M O U N TA I N R E S C U E