Pasal 5
Pengurus Propinsi
1. Pengurus Propinsi sekurang-kurangnya terdiri atas:
a. Ketua;
b. Wakil Ketua;
c. Sekretaris;
d. Bendahara;
e. Divisi;
f. Departemen;
g. Koordinator Kabupaten/Kota.
2. Pengurus Propinsi dipilih dan ditetapkan oleh Kongres untuk masa jabatan 3 (tiga)
tahun dan dilantik oleh Kepala LPMP Jawa Tengah.
3. Ketua hanya dapat menjabat 2 (dua) periode secara berturut-turut dan tidak
dapat dipilih kembali.
4. Fungsionaris pengurus Propinsi boleh merangkap menjadi anggota Pengurus
Kabupaten/Kota.
Pasal 6
Hak dan Kewajiban Pengurus Propinsi
1. Ketua, Wakil Ketua, dan Sekretaris berhak untuk mewakili organisasi serta
bertindak untuk dan atas nama Formulasi.
2. Ketua, Wakil Ketua, dan Sekretaris berhak untuk mendelegasikan kepada
anggota pengurus lainnya untuk mewakili organisasi serta bertindak untuk dan
atas nama Formulasi
Pasal 8
Hak dan Kewajiban Pengurus Kabupaten/Kota
1. Ketua, Wakil Ketua, dan Sekretaris berhak untuk mewakili organisasi serta
bertindak untuk dan atas nama Formulasi Kabupaten/Kota masing-masing.
Pasal 9
Penasehat
1. Penasehat dibentuk pada tingkat propinsi dan kabupaten/kota.
2. Anggota Penasehat propinsi dan kabupaten/kota paling banyak lima orang.
3. Anggota Penasehat dipilih dan ditetapkan oleh pengurus di tingkat masing-
masing.
4. Anggota Penasehat propinsi berasal dari unsur -unsur pejabat/mantan pejabat
pendidikan, serta warga/tokoh masyarakat yang memiliki kepedulian tinggi
terhadap pendidikan di Tingkat propinsi.
5. Anggota Penasehat Kabupaten/Kota berasal dari unsur -unsur pejabat/mantan
pejabat pendidikan, serta warga/tokoh masyarakat yang memiliki kepedulian tinggi
terhadap pendidikan di kabupaten/kota.
6. Ketua Penasehat dipilih melalui rapat anggota Penasehat.
Pasal 10
Pembina
1. Pembina dibentuk pada tingkat propinsi dan kabupaten/kota.
2. Anggota Pembina Propinsi dan Kabupaten/Kota paling banyak lima orang.
3. Anggota Pembina dipilih dan ditetapkan oleh pengurus pada tingkat masing-
masing.
www.formulasi.or.id email: sekretariat@formulasi.or.id Hotline : 081325720510 / 081327030060
5
4. Anggota Pembina Propinsi berasal dari mantan pengurus Propinsi.
5. Anggota Pembina Kabupaten/Kota berasal dari mantan Pengurus
Kabupaten/Kota.
6. Ketua Pembina dipilih melalui rapat anggota Pembina.
Pasal 11
Hak dan Kewajiban Pembina dan Penasehat
1. Penasehat dan Pembina berhak untuk merumuskan program kerja bersama
Pengurus.
2. Penasehat berhak untuk memberikan masukan dan arahan terkait dengan kinerja
Pembina dan Pengurus.
3. Pembina berhak untuk memberikan masukan dan arahan terkait dengan kinerja
Pengurus.
4. Penasehat dan Pembina berhak untuk meminta dan menerima laporan kegiatan
Pengurus baik secara berkala ataupun secara insidental.
5. Penasehat dan Pembina berkewajiban memberikan saran dan/atau nasihat
tentang perumusan dan pelaksanaan kebijakan organisasi kepada pengurus
Propinsi, dan Pengurus Kabupaten/Kota, menyangkut kebijakan pelaksanaan
keputusan kongres atau musyawarah, AD/ART, dan pelaksanaan program kerja.
6. Penasehat dan Pembina berkewajiban mengawasi pelaksanaan program kerja
pengurus di setiap tingkatannya.
Pasal 12
Pelindung
Pelindung Formulasi adalah Kepala Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP)
Propinsi Jawa Tengah.
Pasal 13
Hak Dan Kewajiban Pelindung
1. Pelindung berhak memberikan arahan, pembinaan dan masukan kepada
Pembina, Penasehat dan Pengurus.
2. Pelindung berhak mengetahui segala bentuk kegiatan yang dilaksanakan oleh
Pembina, Penasehat dan Pengurus.
3. Pelindung berhak untuk meminta dan menerima laporan kegiatan pengurus baik
secara berkala ataupun secara insidental baik secara langsung maupun melalui
penasehat dan/atau Pembina.
www.formulasi.or.id email: sekretariat@formulasi.or.id Hotline : 081325720510 / 081327030060
6
4. Pelindung berkewajiban memberikan perlindungan kepada Pembina, Penasehat
dan Pengurus dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan
ketentuan perundang - undangan yang berlaku.
BAB III
TEMPAT KEDUDUKAN DAN WAKTU
Pasal 14
Tempat kedudukan
1. Formulasi di tingkat propinsi berkedudukan dan berdomisili di Ibu Kota Propinsi
Jawa Tengah.
2. Formulasi Kabupaten/Kota berkedudukan dan berdomisili di kabupaten/ kota.
Pasal 15
Waktu
FORMULASI dibentuk dan didirikan untuk waktu yang tidak terbatas, untuk pertama kali
dibentuk di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Jawa Tengah pada hari Jumat
tanggal 30 Mei 2012.
BAB IV
AZAS, SIFAT, PEDOMAN, DAN KODE ETIK
Pasal 16
Azas
FORMULASI berazaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945.
Pasal 17
Sifat
FORMULASI merupakan organisasi profesi guru yang independen, netral, mandiri, dan
tidak memihak pada kepentingan politik manapun.
Pasal 18
Pedoman
FORMULASI berpedoman pada semangat dan prinsip sebagai berikut:
1. FORMULASI adalah sebuah organisasi profesi dan organisasi para guru.
2. FORMULASI didirikan dengan semangat meningkatkan profesionalisme dan mutu
guru dalam penggunaan Multimedia Edukasi.
www.formulasi.or.id email: sekretariat@formulasi.or.id Hotline : 081325720510 / 081327030060
7
3. FORMULASI ingin mengabdikan diri bagi kepentingan masyarakat dan guru
dalam melaksanakan tugas, fungsi, dan perannya untuk meningkatkan kualitas
pendidikan Jawa Tengah khususnya dan Indonesia pada umumnya.
4. FORMULASI berdiri di atas Kode Etik Guru Indonesia.
Pasal 19
Kode Etik
FORMULASI memiliki Kode Etik sebagai panduan dan arah anggota serta aktivitas
organsisasi. Kode Etik Formulasi sebagai berikut.
1. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, anggota Formulasi bersikap merdeka.
terbuka, profesional, toleran, pluralis, jujur, cerdas, amanah dan independen.
2. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, anggota Formulasi harus memiliki
kompetensi, mengajarkan ilmu pengetahuan, agama, seni budaya dan olahraga,
dengan etika, sopan santun, menghindari kebencian, kecabulan, dan kekerasan.
3. Anggota Formulasi senantiasa membela kebenaran, kejujuran, dan bertanggung
jawab, tidak menerima suap, dan segala macamnya untuk mendikte dan
mempengaruhi tugas dan fungsinya.
4. Anggota Formulasi berhak meningkatkan mutu, memiliki kompetensi, menjaga
profesionalisme, mendapatkan perlindungan atas profesinya, serta berhak hidup
sejahtera dan memperjuangkan kesejahteraannya dengan cara-cara yang santun
tidak melanggar peraturan perundang-undangan dan cara-cara lain yang tidak
melawan dan bertentangan dengan kode etik guru Indonesia serta tidak
menggunakan posisinya untuk tujuan dan kepentingan pribadi.
5. Anggota Formulasi senantiasa menjaga nama baik profesi dan mendapatkan
perlindungan profesi serta perlindungan hak atas kekayaan intelektualnya.
6. Anggota Formulasi senantiasa memiliki semangat untuk mengembangkan dan
memanfaatkan multimedia pendidikan berbasis ICT.
7. Anggota Formulasi senantiasa bersedia untuk membantu menyebarkan
pengetahuan tentang multimedia pendidikan kepada rekan sesama guru atau
tenaga kependidikan yang lain guna kemajuan dunia pendidikan.
Pasal 21
Misi
FORMULASI memiliki misi sebagai berikut:
1. Meningkatkan kemampuan professional guru dalam pengembangan multimedia
pembelajaran berbasis ICT.
2. Meningkatkan kemampuan professional guru dalam mengimplementasikan
multimedia pembelajaran berbasis ICT.
3. Meningkatkan kemampuan guru dalam pengembangan multimedia pembelajaran
berbasis ICT untuk menjadi guru berprestasi.
4. Meningkatkan kemampuan guru dalam membina siswa untuk berprestasi dalam
bidang ICT.
Pasal 22
Maksud dan Tujuan
FORMULASI mempunyai maksud dan tujuan dalam bidang multimedia pendidikan
berbasis ICT sebagai berikut:
1. Membantu para guru untuk meningkatkan kemampuannya dalam penguasaan ICT.
2. Membantu para guru untuk mengembangkan multimedia pembelajaran berbasis ICT.
3. Memotivasi para guru untuk mengikuti kegiatan lomba guru.
4. Memfasilitasi para guru dalam Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan(PKB).
Pasal 23
Kegiatan
Demi mewujudkan visi, misi dan tujuan, Formulasi melakukan kegiatan sebagai berikut:
1. menjalin kerjasama dengan semua pihak untuk peningkatan mutu dan
profesionalisme guru dalam hal pemanfaatan multimedia pendidikan berbasis ICT.
2. mengadakan diskusi, seminar, serasehan, lokakarya, pelatihan, in-house training,
presentasi dan sharing pengetahuan/pengalaman antar anggota, studi banding,
kunjungan, pemberian penghargaan, dan menjalin kerjasama dengan berbagai
BAB VI
KEANGGOTAAN
Pasal 24
1. Anggota Formulasi terdiri atas:
a. Anggota Biasa;
b. Anggota Luar Biasa;
c. Anggota Kehormatan.
2. Anggota Biasa adalah Warga Negara Indonesia yang berlatar belakang
pendidikan keguruan dan berlatar belakang pendidikan lainnya yang berprofesi
sebagai guru.
3. Anggota luar biasa adalah warga negara Indonesia, memiliki latar belakang
pendidikan keguruan dan/atau tidak memiliki latar belakang pendidikan keguruan
dan tidak menjalankan profesi keguruan dan/atau tenaga kependidikan lainnya
yang mempunyai kepedulian terhadap organisasi.
4. Anggota Kehormatan adalah warga Negara Indonesia atau asing yang dianggap
berjasa terhadap pendidikan dan keguruan di Indonesia atau dunia.
5. Anggota Kehormatan Propinsi diusulkan dan ditetapkan oleh Pengurus Propinsi.
6. Anggota Kehormatan Kabupaten/Kota diusulkan oleh Pengurus Kabupaten/Kota
dan ditetapkan, serta disahkan oleh Pengurus Propinsi.
Pasal 25
Syarat menjadi Anggota
Syarat menjadi Anggota Formulasi adalah sebagai berikut.
1. Berkomitmen dan menjunjung tinggi profesi guru.
2. Menjaga, menaati, dan menjalankan kode etik organisasi.
3. Guru, pendidik, dan tenaga kependidikan lainnya yang menjalankan profesinya
secara jujur, bertangung jawab, sopan, pluralis, beretika, berketuhanan, bermoral,
bersemangat antikorupsi dan antikekerasan.
4. Memiliki kartu anggota yang diterbitkan oleh pengurus Propinsi.
www.formulasi.or.id email: sekretariat@formulasi.or.id Hotline : 081325720510 / 081327030060
10
Pasal 26
Hak dan Kewajiban Anggota FORMULASI
1. Mengetahui semua kegiatan Formulasi
2. Berperan aktif dalam organisasi sesuai dengan bidang dan kemampuannya.
3. Mengajukan usul, saran, dan kritik yang membangun demi kemajuan organisasi.
4. Anggota biasa mempunyai hak suara, bicara, memilih dan dipilih.
5. Anggota luar biasa dan anggota kehormatan hanya mempunyai hak bicara dan
berhak dipilih sebagai pengurus.
6. Berkewajiban menaati AD/ART dan kode etik.
7. Menjalankan keputusan organisasi secara jujur dan bertanggung jawab.
Pasal 27
Keanggotaan Berhenti dan Hak Membela Diri
1. Keanggotaan berhenti apabila:
a. meninggal dunia
b. mengundurkan diri;
c. melanggar AD/ART dan kode etik Organisasi;
d. melakukan perbuatan yang merugikan organisasi.
2. Anggota yang diberhentikan sesuai ayat (1) huruf (c) dan (d) berhak membela diri.
BAB VIII
PERMUSYAWARATAN DAN HAK SUARA
Pasal 28
Permusyawaratan anggota
1. Permusyawaratan anggota terdiri atas:
a. Kongres;
b. Rapat kerja Propinsi;
c. Musyawarah Kabupaten/Kota; dan
d. Rapat kerja Kabupaten/Kota.
2. Kongres
a. Kongres merupakan pemegang kekuasaan tertinggi organisasi untuk menilai
dan menerima laporan pertanggungjawaban pengurus Propinsi, meninjau,
menetapkan, dan mengesahkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga, kode etik, serta memilih dan mengesahkan ketua pengurus;
www.formulasi.or.id email: sekretariat@formulasi.or.id Hotline : 081325720510 / 081327030060
11
b. Kongres dihadiri oleh pengurus Propinsi, pengurus Kabupaten/Kota,
Penasehat dan Pembina;
c. Kongres diadakan 3 (tiga) tahun sekali.
3. Rapat Kerja Propinsi
a. Rapat kerja Propinsi adalah forum tertinggi setelah kongres untuk membahas
pelaksanaan program kerja dan ketetapan-ketetapan organisasi;
b. Rapat kerja Propinsi dihadiri oleh Pengurus Propinsi serta utusan-utusan
kabupaten/kota .
c. Rapat kerja propinsi diadakan dalam tahun pertama atau sekurang-kurangnya
satu kali dalam satu periode kepengurusan.
4. Musyawarah Kabupaten/Kota
a. Musyawarah Kabupaten/Kota merupakan pertemuan antara Pengurus
Kabupaten/Kota dan para Anggota untuk menilai dan mengesahkan laporan
pertanggungjawaban Pengurus Kabupaten/Kota, memilih dan mengesahkan
Ketua Pengurus Kabupaten/Kota dan menetapkan hal-hal yang dianggap
perlu;
b. Musyawarah Kabupaten/Kota dihadiri oleh Pengurus Kabupaten/Kota,
Penasehat, Pembina, dan para Anggota;
c. Musyawarah Kabupaten/Kota diadakan tiga tahun sekali.
5. Rapat Kerja (Raker) Kabupaten/Kota
a. Raker Kabupaten/Kota merupakan pertemuan Pengurus Kabupaten/Kota dan
para Anggota untuk membahas pelaksanaan program kerja dan ketetapan
organisasi;
b. Raker Kabupaten/Kota diadakan dalam tahun pertama sesudah musyawarah
Kabupaten/Kota dan sekurang-kurangnya sekali dalam satu periode
kepengurusan.
Pasal 29
Hak Suara
1. Hak suara dalam kongres:
a. Setiap Pengurus Propinsi memiliki 1(satu) hak suara;
b. 3 (Tiga) hak suara untuk Penasehat;
c. 3 (Tiga) hak suara untuk Pembina;
d. 3 (Tiga) hak suara untuk masing-masing Pengurus Kabupaten/Kota.
www.formulasi.or.id email: sekretariat@formulasi.or.id Hotline : 081325720510 / 081327030060
12
2. Hak suara dalam Musyawarah Kabupaten/Kota:
a. Setiap Pengurus Kabupaten/Kota memiliki 1(satu) hak suara;
b. 3 (Tiga) hak suara untuk Penasehat;
c. 3 (Tiga) hak suara untuk Pembina;
d. 1 (Satu) hak suara untuk setiap anggota yang hadir.
BAB IX
KUORUM DAN KEPUTUSAN
Pasal 30
Kuorum
1. Kongres adalah sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya separuh lebih satu
dari jumlah pemilik hak suara sebagaimana ketentuan Pasal 27 ayat 1.
2. Musyawarah Kabupaten/Kota adalah sah apabila dihadiri oleh sekurang-
kurangnya separuh lebih satu dari seluruh anggota.
Pasal 31
Keputusan
1. Pengambilan keputusan dilakukan secara musyawarah dan mufakat.
2. Jika tidak tercapai permufakatan, pengambilan keputusan dilakukan dengan suara
terbanyak.
3. Jika perolehan suara sama, dilakukan pemungutan suara untuk kedua kalinya.
Jika tetap sama, dilakukan pemungutan untuk ketiga kalinya dan jika tetap sama
keputusan diserahkan kepada Pembina dan Penasehat.
4. Pemilihan ketua dilakukan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.
BAB X
KEUANGAN
Pasal 32
Keuangan
1. Keuangan organisasi diperoleh melalui:
a. hasil kegiatan, kerjasama, dan usaha lain yang dilakukan organisasi;
b. sumbangan sukarela dari para anggota dan/atau sumber lain yang tidak
mengikat.
BAB XI
KONGRES LUAR BIASA
Pasal 33
Kongres Luar Biasa
1. Kongres Luar Biasa hanya dapat dilakukan apabila terjadi pelanggaran kode etik,
AD/ART yang dilakukan Pengurus propinsi dan atau kejadian luar biasa (force
majeure) yang digunakan untuk menyelamatkan organisasi.
2. Kongres Luar Biasa dilakukan bila disetujui oleh 2/3 seluruh pengurus provinsi,
2/3 Pengurus Kabupaten/Kota dengan persetujuan Penasehat dan Pembina.
3. Kongres Luar Biasa, pelaksanaannya dilakukan oleh Dewan Presidium yang
dibentuk oleh permufakatan pengurus Propinsi, Pengurus Kabupaten/Kota
dengan persetujuan Penasehat dan Pembina.
BAB XII
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR, PEMBUBARAN DAN PENGGABUNGAN
Pasal 34
Perubahan Anggaran Dasar
Perubahan Anggaran Dasar hanya dapat dilakukan oleh Kongres dengan sekurang-
kurangnya disetujui 2/3 dari seluruh utusan kongres yang hadir dan telah memenuhi
kuorum sesuai ketentuan Pasal 30.
Pasal 35
Pembubaran dan Penggabungan
Pengurus :
Ketua : Fauzan A. Mahanani,S.Pd
Wakil Ketua : Ardan Sirodjudin,S.Pd
Seketaris : Sukasmo,S.Pd,M.Pd
Bendahara : Nura Umma Annisa,S.Pd
E. Koordinator Kabupaten/Kota :