Anda di halaman 1dari 15

Surat Ketetapan Kongres II Ikatan Guru Indonesia

Nomor : 01/Tap/Kongres-II/IGI/2016
tentang
ANGGARAN DASARIKATAN GURU INDONESIA

MUKADIMAH

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa serta visi yang berlandaskan Pancasila dan Undang-
undang Dasar Negara Republik Indonesia dan tujuan proklamasi kemerdekaan Indonesia,
yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, maka guruIndonesia berikrar untuk bersatu
membangun peradaban bangsa Indonesia yang cerdas, mandiri, berketuhanan, bermoral,
beretika di bidang pendidikan, kebudayaan, dan ilmu pengetahuan dalam kehidupan.

Menyadari makna strategis jati diri, profesi, keahlian, dan keterampilan dan sikap guru
Indonesia untuk masa depan bangsa diperlukan organisasi profesi yang dapat
menghimpun guru Indonesia, maka dengan ini dibentuklah organisasi profesi guru
Indonesia bernama IKATAN GURU INDONESIA (IGI) dengan Anggaran Dasar sebagai
berikut:

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
1. Guru adalah pendidik, pengajar, dan pembelajar profesional yang memiliki
kompetensi utama di bidang pedagogi, profesional, sosial, dan kepribadian yang
melaksanakan tugas dan fungsi utama mendidik, mengajar, melatih, membimbing,
memfasilitasi, menilai dan mengevaluasi peserta didik baik pada jalur formal
maupun nonformal di satuan pendidikan yang didirikan pemerintah, pemerintah
daerah, dan masyakarat, yang secara sadar berusaha terus meningkatkan
keprofesiannya secara berkelanjutan melaui pengembangan diri, publikasi ilmiah,
dan karya inovatif.
2. Ikatan Guru Indonesia adalah organisasi profesi guru seperti yang diatur dalam
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 (dua ribu lima) Tentang
Guru dan Dosen.

Ketetapan Kongres II, Nomor : 01/Tap/Kongres-II/IGI/2016 Halaman 1


BAB II
NAMA, LAMBANG, BENTUK, DAN STRUKTUR ORGANISASI
Pasal 2
Nama
Perkumpulan ini bernama Ikatan Guru Indonesia disingkat IGI, dan berkedudukan di
Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

Penyebutan nama Ikatan Guru Indonesia Pusat, Wilayah dan Daerah selanjutnya diatur
dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 3
Lambang
1. Lambang IGI berupa siluet manusia di atas buku terbuka yang keduanya berada
dalam lingkaran
2. Penjelasan tentang lambang diatur dalam Anggaran Rumah Tangga

Pasal 4
Bentuk Organisasi
Organisasi IGI berbentuk perkumpulan yang memiliki struktur kepengurusan sebagai
berikut :
1. Pengurus Pusat, pada tingkat nasional
2. Pengurus Wilayah, pada tingkat provinsi
3. Pengurus Daerah, pada tingkat Kabupaten / Kota

PASAL 5
Pengurus Pusat
1. Pengurus Pusat sekurang-kurang terdiri atas:
a. Ketua Umum
b. Sekretaris Jenderal
c. Bendahara Umum
d. Ketua Bidang
2. Ketua Umum Pengurus Pusat dipilih, ditetapkan, dan dilantik oleh Kongres untuk
masa jabatan 5 (lima) tahun.
3. Ketua Umum hanya dapat menjabat 2 (dua) periode secara berturut-turut
danselanjutnyatidak dapat dipilih kembali.
4. Fungsionaris Pengurus Pusat, Wilayah, maupun Daerah tidak boleh merangkap
jabatan sebagai pengurus di tingkat kepengurusan di atasnya ataupun di bawahnya.

Ketetapan Kongres II, Nomor : 01/Tap/Kongres-II/IGI/2016 Halaman 2


Pasal 6
Hak dan Kewajiban Pengurus Pusat
1. Ketua dan Sekretaris Jendral berhak untuk mewakili organisasi serta bertindak
untuk dan atas nama IGI.
2. Ketua dan Sekretaris Jendral berhak mendelegasikan kepada pengurus lainnya
untuk mewakili organisasiserta bertindak untuk dan atas nama IGI.
3. Pengurus Pusat berhak mengangkat staf sekretariat sesuai dengan kebutuhan.
4. Sekretaris Jenderal dan Bendahara bersama-sama berhak menyelenggarakan
administrasi keuangan dan penerimaan sumbangan lain yang tidakmengikat sesuai
ketentuan Anggaran Dasar (AD)/Anggaran Rumah Tangga (ART).
5. Pengurus Pusat berkewajiban memimpin organisasi, melaksanakan Kongres dan
menjalankan keputusan Kongres, menyelenggarakan rapat kerja pusat, menyusun,
melaksanakan program kerja; serta harus mempertanggungjawabkannya dalam
Kongres.
6. Pengurus Pusat berkewajiban melaksanakan koordinasi dengan Pengurus Wilayah
dan Pengurus Daerah, membentuk cabang baru jika diperlukan.
7. Pengurus Pusat berkewajiban menyelenggarakan administrasi kartu anggota.
8. Pengurus Pusat berkewajiban menyelenggarakan hubungan dan kerjasama dengan
pihak lain, baik dalam maupun luar negeri.
9. Dalam hal membentuk cabang baru seperti yang tercantum dalam ayat (6) Ketua
Umum diberi hak istimewa untuk menyusun kepengurusan pertama kali.
10. Untuk pertama kali, Pengurus Pusat ditetapkan dan dilantik oleh Para Pendiri.

Pasal 7
Pengurus Wilayah
1. Pengurus Wilayah memiliki cakupan kerja di Provinsi sekurang-kurangnya terdiri
atas:
a. Ketua
b. Sekretaris
c. Bendahara
d. Ketua-ketua Bidang
2. Pengurus Wilayah dipilih dan ditetapkan oleh Musyawarah Wilayah untuk masa
jabatan 5 (lima) tahun, dan disahkan serta dilantik oleh Pengurus Pusat.
3. Ketua Wilayah hanya dapat menjabat 2 (dua) periode secara berturut-turut dan
selanjutnyatidak dapat dipilih kembali

Ketetapan Kongres II, Nomor : 01/Tap/Kongres-II/IGI/2016 Halaman 3


Pasal 8
Hak dan Kewajiban Pengurus Wilayah
1. Ketua dan Sekretaris berhak untuk mewakili organisasiserta bertindak untuk dan
atas nama IGI wilayah masing-masing.
2. Ketua, dan Sekretaris berhak untuk mendelegasikan kepada anggota pengurus
lainnya untuk mewakili organisasiserta bertindak untuk dan atas nama IGI wilayah
masing-masing.
3. Pengurus Wilayah berhak mengangkat staf sekretariat sesuai dengan kebutuhan.
4. Sekretaris dan Bendahara bersama-sama berhak menyelenggarakan administrasi
keuangan dan penerimaan sumbangan lain yang tidak mengikat sesuai ketentuan
AD/ART.
5. Pengurus Wilayah berkewajiban memimpin organisasi, melaksanakan Musyawarah
Wilayah dan menjalankan keputusan Musyawarah Wilayah, menyelenggarakan
rapat kerja wilayah, menyusun dan melaksanakanprogram kerja yang harus
dipertanggungjawabkan dalam Musyawarah Wilayah.
6. Pengurus Wilayah berkewajiban melaksanakan koordinasi dengan Pengurus Pusat
dan Pengurus Daerah.

Pasal 9
Pengurus Daerah
1. Pengurus Daerah memiliki cakupan kerja di Kota/Kabupaten dan sekurang-
kurangnya terdiri atas:
a. Ketua
b. Sekretaris
c. Bendahara
d. Ketua-ketua Bidang
2. Pengurus Daerah dipilih, ditetapkan oleh Musyawarah Daerah untuk masa jabatan
5 (lima) tahun dan disahkan serta dilantik oleh Pengurus Wilayah.
3. Ketua Pengurus Daerah hanya dapat menjabat 2 (dua) periode secara berturut-
turut dan selanjutnyatidak dapat dipilih kembali.

Pasal 10
Hak dan Kewajiban Pengurus Daerah
1. Ketua dan Sekretaris berhak untuk mewakili organisasiserta bertindak untuk dan
atas nama IGI daerah masing-masing.
2. Ketua dan Sekretaris berhak untuk mendelegasikan kepada anggota pengurus
lainnya untuk mewakili organisasiserta bertindak untuk dan atas nama IGI daerah
masing-masing.

Ketetapan Kongres II, Nomor : 01/Tap/Kongres-II/IGI/2016 Halaman 4


3. Pengurus Daerah berhak mengangkat staf sekretariat sesuai dengan kebutuhan.
4. Sekretaris dan Bendahara bersama-sama berhak menyelenggarakan administrasi
keuangan dan penerimaan sumbangan lain yang tidak mengikat sesuai ketentuan
AD/ART.
5. Pengurus Daerah berkewajiban memimpin organisasi, melaksanakan Musyawarah
Daerah dan menjalankan keputusan Musyawarah Daerah, menyelenggarakan rapat
kerja daerah, menyusun dan melaksanakan program kerja yang harus
dipertanggungjawabkan dalam Musyawarah Daerah.
6. Pengurus Daerah berkewajiban melaksanakan koordinasi dengan Pengurus Pusat
dan Pengurus Wilayah.

Pasal 11
Dewan Pembina
1. Dewan Pembina dibentuk pada tingkat Pusat, Wilayah, dan Daerah.
2. Anggota Dewan Pembina tingkat Pusat, Wilayah, dan Daerah sekurang-kurangnya 3
(tiga) orang.
3. Anggota Dewan Pembina dipilih dan ditetapkan oleh pengurus pada tingkat
masing-masing dan dilantik oleh Pengurus Pusat.
4. Anggota Dewan Pembina berasal dari mantan Pengurus Pusat untuk Dewan
Pembina Pusat, Pengurus Wilayah untuk Dewan Pembina Wilayah,dan Pengurus
Daerahuntuk Dewan Pembina Daerah, dan pejabat atau mantan pejabat pendidikan,
serta tokoh masyarakat yang memiliki kepedulian yang tinggi terhadap
pendidikan.
5. Ketua Dewan Pembina dipilih melalui rapat anggota Dewan Pembina.

Pasal 12
Hak dan Kewajiban Dewan Pembina
1. Dewan Pembina berhak memberikan masukan program kerja yang dirumuskan
olehpengurus.
2. Dewan Pembina berhak untuk memberikan masukan terkait dengan kinerja Dewan
Pengurus.
3. Dewan Pembina berhak untuk meminta dan menerima laporan kegiatan Dewan
Pengurus baik secara berkala ataupun secara insidental.
4. Dewan Pembina berkewajiban memberikan saran dan/atau nasihat tentang
perumusan dan pelaksanaan kebijakan organisasi kepada Pengurus Pusat,
Pengurus Wilayah, dan Pengurus daerah, menyangkut kebijakan dan pelaksanaan
keputusan Kongres, Musyawarah Wilayah atau Musyawarah Daerah, AD/ART, dan
pelaksanaan program kerja.

Ketetapan Kongres II, Nomor : 01/Tap/Kongres-II/IGI/2016 Halaman 5


5. Dewan Pembina berkewajiban mengawasi pelaksanaan program kerja pengurus di
setiap tingkatannya.
6. Dewan Pembina dapat membentuk badan ad hoc dan merumuskan aturan mainnya
untuk melakukan audit keuangan dan bersama Pengurus Pusat membentuk Majelis
Kode Etik.
7. Dalam hal pengawasan seperti dalam klausul ayat (6) tersebut hasil rekomendasi
Dewan Pembina dibahas bersama-sama pengurus untuk ditindaklanjuti.

BAB III
KEDUDUKAN DAN WAKTU
Pasal 13
Tempat kedudukan
1. IGI Pusat berkedudukan di Ibu Kota Republik Indonesia.
2. IGI Wilayah berkedudukan dan berdomisili di Ibu Kota Provinsi.
3. IGI Daerah berkedudukan dan berdomisili di Ibu Kota Kota/Kabupaten.

Pasal 14
Waktu
IGI dibentuk dan didirikan untuk waktu yang tidak terbatas, untuk pertama kali
diperkenalkan kepada masyarakat (launching) bernama Klub Guru Indonesia pada
tanggal 25-08-2006 (dua puluh lima Agustus tahun dua ribu enam), di Jakarta, dan
diperkenalkan kembali (relaunching) di Surabaya pada tanggal 08-12-2007 (delapan
Desember tahun dua ribu tujuh).

BAB IV
AZAS, SIFAT, PEDOMAN, DAN KODE ETIK
Pasal 15
Azaz
IGI berazaskan Pancasila dan berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945

Pasal 16
Sifat
IGI merupakan organisasi profesi guru yang bersifat nasional, independen, netral,
mandiri, dan tidak memihak pada kepentingan politik mana pun

Pasal 17
Pedoman

Ketetapan Kongres II, Nomor : 01/Tap/Kongres-II/IGI/2016 Halaman 6


IGI berpedoman pada semangat dan prinsip sebagai berikut.
1. IGI adalah organisasi profesi guru
2. IGI ingin mengabdikan diri sebesar-besarnya bagi kepentingan masyarakat dan
guru dalam melaksanakan tugas, fungsi, dan perannya, serta turut memperjuangkan
hak-hak guru dan membela kepentingan guru dengan tetap mengedepankan azas
keseimbangan dan proporsionalitas
3. IGI didirikan dengan semangat meningkatkan mutu dan profesionalisme
sertakesejahteraan guru.
4. IGI berdiri di atas Kode Etik Ikatan Guru Indonesia.

Pasal 18
Kode Etik
IGI memiliki Kode Etik sebagai panduan dan arah anggota serta aktivitas organisasi.
Kode Etik IGI sebagai berikut:
1. Dalam menjalankan tugasnya, anggota IGI bersikap merdeka, terbuka, profesional,
toleran, pluralis, jujur, dan independen.
2. Dalam menjalankan tugasnya, anggota IGI harus memiliki kompetensi pedagogik,
profesional, sosial, dan kepribadian, mengajarkan ilmu pengetahuan, agama, seni
budaya, olah raga, dan nilai-nilai dengan etika, menghindari kebencian, kecabulan,
dan kekerasan
3. Anggota IGI senantiasa belajar sepanjang hayat untuk meningkatkan mutu dan
melakukan pengembangan keprofesian berkelanjutan, menguasai IT dan
pembelajaran abad 21, memegang teguh prinsip dan kode etik, aturan dan hukum,
serta bersama-sama memperjuangkan mutu pendidikan nasional;
4. Anggota IGI senantiasa membela kebenaran, kejujuran, dan bertanggungjawab,
tidak menerima suap, dan segala macamnya untuk mendikte dan mempengaruhi
tugas dan fungsinya dalam memberikan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran
5. Anggota IGI berhak meningkatkan mutu, memiliki kompetensi dan menjaga
profesionalisme serta berhak hidup sejahtera dan memperjuangkan
kesejahteraannya dengan cara-cara yang santun tidak melanggar peraturan
perundang-undangan dan cara-cara lain yang tidak melawan dan bertentangan
dengan kode etik guru Indonesia serta tidak menggunakan posisinya untuk tujuan
dan kepentingan pribadi;
6. Anggota IGI senantiasa menjaga nama baik profesi dan mendapatkan perlindungan
profesinya;
7. Anggota IGI ikut serta dalam pengabdian kepada masyarakat.

Ketetapan Kongres II, Nomor : 01/Tap/Kongres-II/IGI/2016 Halaman 7


BAB V
VISI, MISI, TUJUAN, DAN KEGIATAN
Pasal19
Visi
Menjadi organisasi profesi guru yang mandiri, profesional, inklusif, berwawasan global,
dan mencerdaskan

Pasal20
Misi
1. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan
2. Menjalin kerjasama dengan degan semua pihak di dalam dan luar negeri
3. Menjembatani komunikasi sesama guru untuk berbagi pengalaman dalam
melaksanakan pembelajaran dan hal-hal lain yang berkaitan dengan pendidikan.
4. Mendukung segala upaya dalam penjaminan, pengontrolan, dan perbaikan mutu
guru.
5. Membangun budaya literasi guna menumbuhkembangkan minat baca-tulis di
kalangan guru
6. Memfasilitasi guru untuk mengembangkan ketrampilan pembelajaran abad 21 yang
mengedepankan semangat pendidikan inklusif.
7. Melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan penguasaan teknologi untuk
mendukung profesionalitas guru.
8. Mengupayakan peningkatan kesejahteraan guru melalui jalur legal konstitusional
9. Memfasilitasi pengembangan diri, publikasi ilmiah, dan pembuatan karya inovatif
guru.
10. Turut menciptakan ekosistem pendidikan yang sehat bersama pemerintah dengan
terus memunculkan gerakan yang mendukung tercapainya pendidikan Indonesia
yang maju dan independen.
Pasal 21
Msksud dan Tujuan

1. Meningkatkan mutu, profesionalisme, perlindungan, daya saing, dan kesejahteraan


guru
2. Memperkuat nilai-nilai kejujuran, tanggung jawab, disiplin, dan antikorupsi
3. Memperkuat kompetensi pedagogi, kompetensi profesional, kompetensi sosial dan
kompetensi kepribadian.
4. Menjadi teladan bagi peserta didik dan lingkungan
5. Membangun budaya literasi di sekolah, keluarga, dan masyarakat
6. Melakukan pengabdian pada masyarakat

Ketetapan Kongres II, Nomor : 01/Tap/Kongres-II/IGI/2016 Halaman 8


Pasal 22
Kegiatan
Demi mewujudkan visi dan untuk mencapai tujuannya IGI melakukan kegiatan sebagai
berikut:
1. Mempelopori dan memfasilitasi masyarakat luas untuk menjadikan pendidikan
sebagai sebuah gerakan yang memberi ruang bagi ekosistem dan insan di dalamnya
untuk tumbuh dalam rangka meningkatkan mutu generasi bangsa selanjutnya.
2. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi guru dalam rangka peningkatan
keprofesian berkelanjutan yang meliputi pengembangan diri, publikasi ilmiah, dan
pembuatan karya inovatif.
3. Menjalin kerjasama dengan semua pihak untuk tujuan kebaikan, yaitupeningkatan
mutu dan profesionalisme serta kesejahteraan guru, perlindungan profesi, dan
pengabdian pada masyarakat.
4. Menciptakan media interaktif dan informatif seperti tabloid, website, milis, radio
internet, yang berisi agenda pendidikan, berita pendidikan, artikel dan jurnal
ilmiah, konsultasi daring (informasi beasiswa dan lowongan kerja), galeri foto,
database anggota dan direktori sekolah, pusat download, dan mesin pencari, serta
kegiatan lain yang dianggap perlu guna meningkatkan kemajuan pendidikan, mutu
dan profesionalisme serta kesejahteraan guru dan bukan untuk tujuan komersial.
5. Mengadakan diskusi, seminar, saresehan, lokakarya, pelatihan, in-house training,
presentasi dan sharing pengetahuan/pengalaman antar sesama anggota, studi
banding, kunjungan, pemberian penghargaan, dan menjalin kerjasama dengan
berbagai pihak, di dalam dan di luar negeri, guna memfasilitasi terwujudnya
peningkatan mutu, profesionalisme, dan kesejahteraan guru.
6. Melakukan aksi nyata seperti mengirimkan guru bantu ke sekolah, mengirim guru
ke luar negeri, membuat gerakan literasi, gerakan sagusala (satu guru satu laptop),
gerakan bayar balik, gerakan sepeda untuk sekolah, gerakan Indonesia membaca,
gerakan guru menulis, dan gerakan pendididkan lainnya serta terlibat dalam upaya
menyelamatkan siswa dari ancaman putus sekolah, mempermudah dan
memperbaiki akses sarana dan prasarana pendidikan, serta mengusahakan
beasiswa untuk guru, mengurangi beban biaya bagi guru dengan potongan harga,
dan mengusahakan akses perumahan dengan harga yang terjangkau bagi guru.

BAB VI
KEANGGOTAAN
Pasal 23

Ketetapan Kongres II, Nomor : 01/Tap/Kongres-II/IGI/2016 Halaman 9


1. Anggota IGI terdiri atas:
a. Anggota Biasa
b. Anggota Luar Biasa
c. Anggota Kehormatan
2. Anggota biasa adalah warga negara Indonesia yang berprofesi guru
3. Anggota luar biasa adalah warga negara Indonesia yang tidak berprofesi guru, tetapi
memiliki kepedulian terhadap dunia pendidikan.
4. Anggota Kehormatan adalah warga negara Indonesia dan warga negara asing yang
dinilai layak, peduli, dan berjasa terhadap pendidikan di Indonesia.
5. Anggota Kehormatan Pusat diusulkan dan ditetapkan oleh Pengurus Pusat
6. Anggota Kehormatan Wilayah diusulkan oleh Pengurus Wilayah dan ditetapkan,
disahkan dan dilantik oleh Pengurus Pusat
7. Anggota Kehormatan Daerah diusulkan oleh Pengurus Daerah dan ditetapkan,
disahkan dan dilantik oleh pengurus Wilayah

Pasal 24
Syarat menjadi Anggota

Syarat menjadi Anggota IGI adalah sebagai berikut :

1. Anggota berkomitmen dan menjunjung tinggi profesi guru serta menjaga, mentaati,
dan menjalankan Kode Etik IGI.
2. Anggota merupakan guru, pendidik, dan tenaga kependidikan lainnya yang
menjalankan profesinya secara jujur, bertangung jawab, sopan, pluralis, beretika,
berketuhanan, bermoral, bersemangat anti korupsi dan anti kekerasan.
3. Bersedia mengisi formulir keanggotaan, membayar iuran wajib saat mendaftarkan
diri dan mengikuti aturan organisasi.
4. Setiap anggota harus memiliki kartu anggota yang diterbitkan oleh Pengurus Pusat.

Pasal 25
Hak Anggota IGI
1. Secara umum anggota IGI berhak mengetahui kegiatan dan berperan aktif dalam
organisasi sesuai dengan bidang dan kemampuannya serta mengikuti peraturan
dan ketentuan yang berlaku, mengajukan usul, saran, dan kritik demi kemajuan
organisasi dan bukan ditujukan untuk menyerang atau menjatuhkan pengurus dan
membubarkan organisasi;
2. Anggota Biasa mempunyai hak suara, bicara, memilih dan dipilih;
3. Anggota Luar Biasa dan Anggota Kehormatan hanya mempunyai hak bicara dan
berhak dipilih sebagai pengurus;

Ketetapan Kongres II, Nomor : 01/Tap/Kongres-II/IGI/2016 Halaman 10


4. Setiap anggota berkewajiban mentaati AD/ART dan Kode Etik IGI, menjaga nama
baik IGI, dan menjalankan keputusan organisasi secara jujur dan bertanggung
jawab.

Pasal 26
Keanggotaan Berhenti dan Hak Membela Diri
1. Keanggotaan berhenti atau diberhentikan apabila:
a. mengundurkan diri;
b. melanggar AD/ART dan kode etik IGI;
c. melakukan perbuatan yang merugikan organisasi, atau
d. meninggal dunia atau hilang.
2. Anggota yang diberhentikan sesuai ayat (1) huruf (b) dan (c) berhak membela diri.

BAB VIII
PERMUSYAWARATAN DAN HAK SUARA
Pasal 27
Permusyawaratan Anggota

1. Permusyawaratan Anggota terdiri atas:


a. Kongres,
b. Rapat kerja pusat (Rakerpus),
c. Musyawarah wilayah (Muswil),
d. Rapat kerja wilayah (Rakerwil).
e. Musyawarah Daerah ( Musda )
f. Rapat Kerja Daeah (rakerda)
2. Kongres
a. Kongres merupakan pemegang kekuasaan tertinggi organisasi untuk menilai
dan menerima laporan pertanggungjawaban Pengurus Pusat, meninjau,
menetapkan, dan mengesahkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga,
Kode Etik IGI, serta memilih dan mengesahkan Ketua Umum.
b. Kongres dihadiri oleh Pengurus Pusat, Pengurus Wilayah, Pengurus Daerah,
Pembina, dan Peninjau.
c. Kongres diadakan setiap 5 (lima) tahun sekali.
3. Rapat Kerja Pusat (Rakerpus)
a. Rakerpus adalah forum tertinggi setelah Kongres untuk membahas pelaksanaan
program kerja dan ketetapan-ketetapan organsiasi.
b. Rakerpus dihadiri oleh Pengurus Pusat serta utusan-utusan wilayah.

Ketetapan Kongres II, Nomor : 01/Tap/Kongres-II/IGI/2016 Halaman 11


c. Rakerpus diadakan dalam tahun pertama atau sekurang-kurangnya 1 (satu) kali
dalam satu periode kepengurusan.
4. Musyawarah Wilayah (Muswil).
a. Muswil merupakan pertemuan Pengurus Wilayah dan Pengurus Daerah untuk
menilai dan mengesahkan laporan pertanggung-jawaban Pengurus Wilayah,
memilih dan mengesahkan Ketua Pengurus Wilayah, dan menetapkan hal-hal
lain yang dianggap perlu.
b. Muswil dihadiri Pengurus Daerah, Pembina dan Peninjau.
c. Muswil diadakan 5 (lima) tahun sekali dan diadakan sekurang-kurangnya 1
(satu) tahun setelah Kongres.
5. Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil).
a. Rakerwil merupakan pertemuan Pengurus Wilayah dan Pengurus Daerah serta
para Anggota untuk membahas pelaksanaan program kerja dan ketetapan
organisasi.
b. Rakerwil diadakan dalam tahun pertama atau sekurang-kurangnya sekali dalam
1 (satu) periode kepengurusan.
6. Musyawarah Daerah (Musda)
a. Musda merupakan pertemuan antara Pengurus Daerah dan para Anggota untuk
menilai dan mengesahkan laporan pertanggungjawaban Pengurus Daerah,
memilih dan mengesahkan Ketua dan menetapkan hal-hal yang dianggap perlu.
b. Musda dihadiri oleh Pengurus, Pembina, Peninjau, dan para Anggota.
c. Musda diadakan 5 (lima) tahun sekali dan diadakan selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah Musyawarah Wilayah.
7. Rapat Kerja Daerah (Rakerda)
a. Rakerda Kota/Kabupaten merupakan pertemuan Pengurus Daerah dan para
Anggota untuk membahas pelaksanaan program kerja dan ketetapan organisasi.
b. Rakerda diadakan dalam tahun pertama dan sekurang-kurangnya sekali dalam 1
(satu) periode kepengurusan.

Pasal 28
Hak Suara
1. Hak suara dalam kongres.
a. 5 (lima) hak suara untuk Pengurus Pusat;
b. 3 (tiga) hak suara untuk Pembina;
c. 3 (tiga) hak suara untuk Pengurus Wilayah yang hadir;

Ketetapan Kongres II, Nomor : 01/Tap/Kongres-II/IGI/2016 Halaman 12


d. 2 (dua) hak suara untuk Pengurus Daerah yang hadir dan 1 (satu) suara untuk
daerah yang memiliki 500(lima ratus) orang anggota dan seterusnya kelipatan 1
(satu) suara untuk 500 (lima ratus) orang anggota berikutnya;
e. 1 (satu) suara untuk 100 (seratus) orang anggota yang hadir.
2. Hak suara dalam Muswil.
a. 3 (tiga) hak suara untuk Pengurus Wilayah.
b. 1(satu) hak suara untuk pembina
c. 2 (dua) hak suara untuk Pengurus Daerah dan 1 (satu) suara untuk daerah
kota/kabupaten yang memiliki 100 (seratus) orang anggota dan seterusnya
kelipatan 1 (satu) suara 100 (seratus) orang anggota berikutnya.
d. 1 (satu) suara untuk 50 (lima puluh) orang anggota yang hadir.
3. Hak suara dalam Musda.
a. 5 (lima) hak suara untuk Pengurus Daerah
b. 1 (satu) hak suara untuk pembina
c. 1 (satu) suara untuk satu orang anggota yang hadir.

BAB IX
KUORUM DAN KEPUTUSAN
Pasal 29
Kuorum
1. Kongres adalah sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya separuh lebih 1
(satu) dari jumlah Pengurus Wilayah.
2. Muswil adalah sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya separuh lebih 1 (satu)
dari seluruh Pengurus Daerah.
3. Musda adalah sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya separuh lebih 1 (satu)
dari seluruh anggota.

Pasal 30
Keputusan
1. Pengambilan keputusan dilakukan secara musyawarah dan mufakat. Dalam hal
tidak tercapai permufakatan, pengambilan keputusan dilakukan dengan suara
terbanyak.
2. Dalam hal suara sama banyaknya, maka dilakukan pemungutan suara untuk kedua
kalinya. Jika tetap sama banyaknya, maka dilakukan pemungutan untuk ketiga
kalinya, dan jika tetap sama banyaknya maka akan dilakukan lobi antar pimpinan
untuk mengambil keputusan bersama.
3. Mengenai pemilihan ketua dilakukan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur,
dan adil.

Ketetapan Kongres II, Nomor : 01/Tap/Kongres-II/IGI/2016 Halaman 13


BAB X
KEUANGAN
Pasal 31
Keuangan
1. Keuangan organisasi diperoleh melalui:
a. Hasil kegiatan, kerjasama, dan usaha lain yang dilakukan organisasi;
b. Sumbangan sukarela dari para anggota dan/atau sumber lain yang
tidakmengikat, dan
2. Pengelolaan keuangan organisasi dilakukan sepenuhnya oleh Pengurus Pusat,
Wilayah, dan daerah, dan bila diperlukan akan dibentuk badan ad hoc untuk
melakukan audit keuangan atas dugaan penyimpangan atau keperluan lain.

BAB XI
KONGRES LUAR BIASA
Pasal 32
Kongres Luar Biasa
1. Kongres Luar Biasa hanya dapat dilakukan apabila terjadi pelanggaran Kode Etik,
AD/ARTyang dilakukan Pengurus Pusat dan atau kejadian luar biasa(force majeure)
yang digunakan untuk menyelamatkan organisasi.
2. Kongres Luar Biasa dilakukan bila disetujui oleh 2/3 (dua per tiga) seluruh
Pengurus Wilayah dan 2/3 (dua per tiga) Pengurus Daerah lebih 1 (satu).
3. Dalam hal Kongres Luar Biasa, pelaksanaannya dilakukan oleh Dewan Presidium
yang dibentuk oleh permufakatan Pengurus Pusat, Wilayah, dan Daerah.

BAB XII
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN PEMBUBARAN ORGANISASI
Pasal 33
Perubahan Anggaran Dasar
Perubahan Anggaran Dasar hanya dapat dilakukan oleh Kongres dengan sekurang-
kurangnya disetujui oleh 2/3 (dua per tiga) dari seluruh utusan Kongres yang hadir
dan telah memenuhi kuorum.

Pasal 34
Pembubaran
1. Pembubaran organisasi hanya dapat dilakukan oleh Kongres dengan sekurang-
kurangnya disetujui oleh 3/4 (tiga per empat) lebih 1 (satu) dari seluruh utusan
Kongres yang hadir dan telah memenuhi kuorum.
2. Dalam hal pembubaran organisasi, hak milik kekayaan organisasi diatur melalui
keputusan Kongres.

Ketetapan Kongres II, Nomor : 01/Tap/Kongres-II/IGI/2016 Halaman 14


BAB XIII
PENUTUP DAN ATURAN TAMBAHAN
Pasal 35
Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini akan diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga

Pasal 36
Anggaran Dasar ini disahkan dan diberlakukan sejak ditetapkan pada Kongres
kedua IGI di Makasar- Sulawesi Selatan pada tanggal 30 Januari 2016.

Ditetapkan pada :
Tanggal : 30 Januari 2016
Di : Makassar, Sulawesi Selatan

Ketetapan Kongres II, Nomor : 01/Tap/Kongres-II/IGI/2016 Halaman 15

Anda mungkin juga menyukai