Anda di halaman 1dari 27

POLIDAKTILI

I. Pendahuluan
Polidaktili atau polidaktilisme (berasal dari bahasa Yunani kuno πολύς (polus)
yang artinya banyak dan δάκτυλος (daktulos) yang artinya jari, juga dikenal sebagai
hiperdaktilisme, yaitu anomali kongenital pada manusia dengan jumlah jari tangan atau
kaki yang berlebihan. Kelainan ekstremitas kongenital bervariasi dari kelainan yang
hampir tak terlihat hingga tidak adanya ekstremitas.1,2
Polidaktili dapat berupa kelainan tunggal tanpa disertai gejala atau penyakit lain.
Polidaktili dapat diturunkan dalam keluarga, terutama pada keturunan Afro-Amerika.
Pertumbuhan jari tambahan ini dapat berlangsung buruk yang dilekatkan oleh sebuah
tangkai kecil (biasanya di sebelah jari kelingking) berupa sepotong jaringan lunak yang
dapat diangkat. Kadang-kadang jaringan itu berisi tulang tanpa sendi; namun jarang
didapatkan yang utuh dan yang bersifat fungsional. 1,3
Meskipun ada banyak klasifikasi mengenai abnormalitas ekstremitas, namun
untuk ekstremitas atas klasifikasi Swanson yang paling diterima luas, dimana kelainan
dikategorikan berdasarkan asal embriologi dan manifestasi klinisnya. Klasifikasi ini
telah diterima oleh American Society for Surgery of the Hand dan International
Federation of Societies for Surgery of the Hand. Polidaktili yang menjadi judul penulis
termasuk dalam kelainan duplikasi. 2

1
1

Tabel 1. Klasifikasi Swanson2


Jari tambahan paling sering didapatkan pada sisi ulnar (polidaktili postaxial),
lebih jarang pada sisi radial (polidaktili preaxial), dan sangat jarang pada jari telunjuk,
tengah, dan jari manis (polidaktili sentral). Polidaktili campuran artinya polidaktili ulnar
dan radial yang terjadi bersamaan, sedangkan crossed polydactyly melibatkan tangan
dan juga kaki. 1,4
Ada 3 derajat polidaktili, yaitu:
- Tipe 1: jari tambahan melekat pada kulit dan nervus.
- Tipe 2: jari tambahan dengan bagian normalnya melekat pada tulang atau sendi.
- Tipe 3: jari tambahan dengan bagian normalnya berhubungan dengan os metakarpal
tambahan pada tangan. 5

2
Terdapat pula pembagian polidaktili berdasarkan patoanatomi ossealnya, yaitu
Klasifikasi Wassel sebagaimana terlihat pada gambar di bawah ini: 4

.
II. Definisi
Polidaktili atau polidaktilisme (berasal dari bahasa Yunani kuno πολύς (polus)
yang artinya banyak dan δάκτυλος (daktulos) yang artinya jari, juga dikenal sebagai
hiperdaktilisme, yaitu anomali kongenital pada manusia dengan jumlah jari tangan atau
kaki yang berlebihan. Kelainan ekstremitas kongenital bervariasi dari kelainan yang
hampir tak terlihat hingga tidak adanya ekstremitas.1,2

3
III. Epidemiologi
Prevalensi polidaktili adalah 1/1000 kelahiran. Polidaktili postaxial seringkali
menjadi kelainan tersendiri yang biasa didapatkan pada keturunan Afrika hitam dan
Afro-Amerika yang dicurigai sebagi akibat transmisi autosom dominan. Polidaktili
postaxial lebih sering 10 kali pada kulit hitam dan lebih sering pada anak laki-laki.
Sebaliknya, polidaktili postaxial pada kulit putih lebih sering sebagai suatu bagian dari
sindrom dan bersifat resesif autosomal. Data gabungan oleh Finely dkk dari Jefferson,
Alabama, United Srares, dan Upsala menunjukkan insiden semua jenis polidaktili pada
pria kulit putih yaitu 2,3/1000, wanita kulit putih 0,6/1000, pria kulit hitam 13,7/1000
dan pada wanita kulit hitam 11,1. 1

IV. Anatomi
Penjelasan mengenai anatomi tangan di bawah ini akan dibagi menjadi:
IV.1 Anatomi Manus
IV.1.1 Anatomi Intrinsik Manus
a. Tulang dan ligamentum pergelangan tangan
Pergelangan tangan terdiri dari radius distal dan ulnar serta kedua baris tulang
karpal. Radius dan ulna radius direkatkan oleh membran intraosseis yang cukup
fleksibel untuk memungkinkan rotasi radius pada ulna berupa gerakan pronasi dan
supinasi. Muskulus pronator dan supinator berorigo pada radius dan ulna lalu berjalan
di antara dua tulang, begitu pula dengan muskulus fleksor digitorum longus, m.
ekstensor digitorum berorigo pada radius dan ulna. Radius berartikulasi dengan os
lunatum dan os scaphoid pada fossa lunatum dan fossa scaphoideum. Ligamentum
menghubungkan os lunatum ke radius, yang dapat menjadi sumber nyeri sendi. Ulna
distal berartikulasi dengan os triquetrum melalui kompleks fibrokartilago triangular
(triangular fibrocartilage complex/TFCC). Radius dan ulna bertemu pada incissura
sigmoid dan digabungkan oleh TFCC yang membentuk distal-radial-ulnar-joint
(DRUJ). Processus styloideus ulnaris terletak paling distal dan medial. 6

4
Gambar 3. Carpal, metacarpal, dan phalanx manus dextra. 6
Barisan karpal proksimal (dari radius ke ulnar) terdiri dari os scapahoideum,
lunatum, triquetrum, dan pisiformis. Tulang-tulang ini memiliki beberapa gerakan
terhadap radius, dengan lunatum sebagai titik tumpu. Barisan distal terdiri dari os
trapezoideum, yang berartikulasio dengan metacarpal I, os trapezium, capitatum, dan
hamatum. Barisan distal ini hanya memiliki sedikit sekali gerakan dan bergerak
sebagai satu kesatuan, dengan os capitatum berperan sebagai titik tumpu. 6

b. Tulang dan Ligamentum Tangan dan Jari Tangan


Jari-jari terdiri dari tiga tulang, yaitu phalanx proksimal, media, dan distal.
Setiap phalanx terbagi lagi menjadi truncus, collum, dan caput. Tulang-tulang ini
saling berartikulasi pada articulatio proximal interphalangeal (PIP) dan distal
interphalangeal (DIP). Phalanx proksimal berartikulasio dengan os metacarpal pada
articulatio metacarpophalangeal (MCP) dan ada lima os metacarpal yang
berartikulasio dengan os carpal di proksimalnya pada articulatio carpometacarpal
(CMC). CMC I sangat mobile, yang kedua dan ketiga hampir tdak ada pergerakan,

5
dan yang keempat mampu bergerak kira-kira 50 untuk menambah kekuatan
genggaman. Antar metacarpal saling berhubungan melalui ligamentum metacarpal
transversum profunda. Stabilitas pada bagian lateral jari bergantung pada ligamentum
collaterale ulnaris dan radialis yang terletak pada basis masing-masing jari. Ibu jari
hanya memiliki dua phalanx, namun kelebihan phalanx ini adalah ia memiliiki
mobilitas yang luas pada articulatio CMCnya. 6

c. Otot Intrinsik Tangan


Otot-otot intrinsik tangan meliputi musculi interosseus dorsalis, musculi
interossei volarias, dan musculus lumbricales. Keempat musculi interossei dorsalis
berinsersi pada phalanx proksimal, berfungsi mengabduksikan jari dan dengan lemah
memfleksikan phalanx proksimal. Tiga musculi interossei volaris tidak melekat pada
tulang melainkan berinsersi pada band lateral yang menyatu dengan slip lateral dari
tendon musculi extensor. Otot-otot ini berfungsi mengadduksikan jari dan
memfleksikan PIP joint. Musculi lumbricales muncul dari tendon fleksor digitorum
profundus pada sisi palmar dan berinsersi pada band lateral radial pada tiap jari.
Mereka berfungsi terutama untuk mengekstensikan sendi interphalanx, serta
memfleksikan sendi MCP. Otot-otot intrinsik ini dipersarafi terutama oleh n.ulnaris,
kecuali musculus lumbricalis I dan II yang diinervasi oleh nervus medianus. Otot dan
tulang intrinsik tangan ini distabilkan oleh ligamentum tiangularis, retinacula
transversus, dan retinacula obliquus.6

6
Gambar 4. Otot-otot manus aspectus palmaris 7

IV.1.2 Anatomi Volar/Palmar Manus


Tendon yang paling superfisial pada pergelangan tangan adalah tendon palmaris
longus yang terletak di tengah dan tidak dimiliki oleh kurang lebih 10-15% individu.
Tepat di sebelah radialnya terletak r.cutaneus sensori palmaris dari nervus medianus
yang mulai bercabang pada 5-7 cm proksimal dari lipatan pergelangan tangan dan
berakhir pada jaringan subkutan pada otot-otot thenar. 6
Terletak lebih dalam lagi, terdapat carpal tunnel, yaitu suatu ruang yang dibatasi
oleh lengkugan konkaf dari carpal dan dilapisi oleh ligamentum carpi transversum. Tepi
radialnya dibentuk oleh os scaphoideum, os trapezium dan fascia m.flexor carpi radialis
(FCR), sedangkan sisi ulnarnya oleh os triquetrum, hook of hamate, dan os pisiformis.
10 struktur berjalan melalui terowongan ini, yaitu nervus medianus, 4 tendon m.flexor
digitorum superficialis, dan 4 tendon m.flexor digitorum profunda, yang semuanya

7
dibungkus oleh bursa ulnar, sedangkan tendon flexor pollicis longus (FPL) yang terletak
di sisi radialnya dibungkus oleh bursa radial. Tendon FPL berinsersi pada basis phalanx
distal digiti I. Tendon flexor carpi radialis berjalan sendiri melalui osteofibrous tunnel.
Nervus medianus yang terletak tepat di tengah carpal tunnel mempercabangkan 5
cabang sensoris dan cabang motoris rekurens. Guyon’s canal terletak pada aspectus
ulnaris dari wrist dan berisi arteri dan nervus ulnaris, lantainya adalah ligamentum carpi
transversus dan terletak tepat di radial dari os pisiformis. 6
Tendon otot-otot fleksor berjalan melalui palmar. Superfisial terhadap tendon
tersebut, terletak arcus palmaris superficialis yang merupakan anastomosis terminal
terletak di antara a.ulnaris dan r.palmaris a.radialis. Arteri untuk jari-jari berasal dari
arcus ini. Terletak lebih dalam terhadap tendon fleksor adalah arcus palmaris profunda
yang juga merupakan anastomosis terminal sirkulasi a.ulnaris dan a.radialis. arteri untuk
memperdarahi metacarpal volaris berasal dari arcus palmaris dorsalis. 6
Tendon flexor digitorum superficialis (FDS) berinsersi pada aspectus volaris
pada phalanx media, sedangkan yang profunda (FDP) pada phalanx distal. Flexor
digitorum superficialis bertugas memfleksikan sendi PIP, sedangkan yang profunda
untuk memfleksikan sendi DIP. Pada level jari, tendon fleksor ini berjalan dalam
terowongan sinovial yang disebut flexor tendon sheath (vagina tendon fleksor). Pada
suatu titik dimana tendo FDS akan memasuki vagina tendo fleksor pada tiap jari, tendo
FDS akan bercabang dua dan berjalan semakin profunda daripada FDP hingga akhirnya
menyatu kembali pada kiasma Camper (Camper’s chiasma) sebelum berinsersi pada
phalanx media. 6

8
Gambar 5. Tendo dan vagina tendo manus dextra aspectus palmaris 7

IV.1.3 Anatomi Dorsal Manus


Pada aspectus dorsalis pars superficialis, otot-otot ekstensor masuk ke wrist
melalui enam vagina sinovial (synovial-lined), dan kompartemen dorsal ditutupi oleh
retinaculum ekstensor. Vagina tendon ini terbatas hingga di pergelangan tangan dan
akan menghilang saat memasuki regio manus. Keenam kompartemen secara berturut-
turut dari radial ke ulnar adalah sebagai berikut: 6
1). M.abductor pollicis longus (APL) dan m. extensor pollicis brevis (EPB)
2). M.extensor carpi radialis brevis (ECRB) dan m.extensor carpi radialis longus
(ECRL).
3). M.extensor pollicis longus (EPL)
4). M.extensor digitorum communis (EDC), m.extensor indices proprius (EIP)
5). M.extensor digiti minimi (EDM)
6). M.extensor carpi ulnaris

9
Kompartemen pertama sering mengalami tenosynovitis stenotik, yang disebut de
Quervain’s disease. Kompartemen kedua terletak dalam tabatiare anatomica (anatomic
snuffbox). Arteri radialis juga berjalan melalui area ini, dan os scaphoid terletak tepak di
profundanya. Kompartemen kedua dan ketiga dipisahkan oleh Lister’s tubercle. Digiti
II-V diekstensikan oleh m.EDC yang awalnya menyatu di proksimal sendi MCP,
tepatnya di juncturae tendinum. namun kemudian membagi diri ke masing-masing
digiti. Selain itu, digiti indicis dan minimi memiliki otot ekstensor tersendiri, yaitu
m.extensor indicis proprius (EIP) yang terletak profunda terhadap EDC dan m.extensor
digiti minimi (EDM) yang terletak ulnar terhadap EDC.6
Ibu jari diekstensikan oleh 3 tendon: metacarpal I oleh APL, phalanx proksimal
oleh EPB, dan phalanx distal oleh EPL, sedangkan sendi interphalanx pada digiti I
dipersarafi oleh 3 saraf: nervus radialis (EPL), nervus medianus (m.thenar, dan nervus
ulnaris (m.adductor pollicis). Profunda terhadap tendon otot ekstensor dan proksimal
terhadap metacarpal, terletak arcus carpi dorsalis yang merupakan anastomosis dorsal
antara a.ulnaris dan a.radialis. 6

IV.1.4. Inervasi Tangan dan Jari


Nervus medianus, ulnaris, dan radialis merupakan persarafan utama untuk
tangan dan jari tangan. Nervus medianus dan ulnaris memiliki serat motoris dan
sensoris, sedangkan nervus radialis pada tangan hanya terdiri dari serat motoris karena
serat sensorisnya berakhir pada lengan atas dan bawah. 6
a. Nervus medianus
Nervus medianus berjalan pada lengan bawah di antara m.FDP dan FDS yang
menyediakan input motoris pada kebanyakan otot-otot fleksor di lengan bawah. Tepat
di proksimal carpal, nervus ini mempercabangkan r.cutaneus yang menerima impuls
sensoris di daerah thenar. Pada daerah carpal, ia melewati carpal tunnel sebagai struktur
yang paling superficial. Kemudian memberi cabang motorisnya yang menginervasi sisi
radial dari otot thenar, yaitu m.opponens pollicis, abductor

10
Gambar 6. Inervasi tangan 7

pollicis brevis, pars superficialis m.flexor pollicis brevis, dan 2 m.lumbricales


radial. Daerah persarafan sensorisnya meliputi aspectus palmaris dari digiti I, II, III
dan sisi radial digiti IV, dan sisi radial dari palmar (r. sensori palmaris). 6

11
b. Nervus ulnaris
Nervus ulnaris berjalan di lengan bawah di sisi ulnar FDP yang memberikan
r,sensori palmaris pada proksimal dari carpal. Setelah melewati Guyon’s canal, nervus
ulnaris memberi banyak percabangan motoris untuk m.intrinsik tangan kecuali struktur
yang dipersarafi oleh nervus medianus di atas dan sensoris untuk sisi dorsal dan palmar
dari digiti V dan sisi ulnar digiti IV. 6
c. Nervus radialis
Nervus radialis menyediakan inervasi motoris untuk otot-otot ekstensor pada
lengan bawah. Hanya ramus superficialis dari nervus radialis yang mencapai tangan
yang bersifat murni sensoris yang berjalan sepanjang sisi radialis pergelangan tangan
lalu mempercabangkan nervus digiti dorsalis yang mensuplai kulit pada dorsal digiti I,
II, III, dan sisi radial digiti IV (dengan pengecualian bahwa bagian distal digiti II-IV
dipersarafi oleh nervus medianus). 6

IV.2 Anatomi Pedis


IV.2.1. Anatomi Intrinsik Manus
a. Osteologi pedis
Tulang pergelangan kaki (ossa tarsi (tarsalia)) terdiri dari tujuh buah tulang,
yakni talus, calcaneus, os naviculare, os cuneiforme mediale, os cuneiforme
intermedium, os cuneiforma lateralis dan os cuboideum. Bagian posterior os talus besar,
disebut corpus tali. Pada facies posterior corpus terdapt tonjolan yang disebut processus
posterior tali, yang dipisahkan oleh sulcus m.flexoris hallucis longi menjadi dua bagian,
yaitu tuberculum mediale dan tuberculum lateralis tali. Calcaneus adalah tulang yang
terbesar dari semua massa tarsi. Bagian posterior-inferior disebut tuber calcanei, yang
membentuk tumit. Permukaan posterior kasar, tempat melekat tendo calcaneus. Facies
inferior membentuk processus medialis dan apraocessus lateralis yang bertumpu pada
lantai. Pada facies medialis terdapat sebuah tonjolan yang disebut sustentaculum tali.
Pada facies inferior sustentaculum tali terdapat sulcus musculus flexor hallucis longi.

12
Pada facies lateralis, di bagian anterior calcaneus, terdapat processus trochlearis, yang
memisahkan tendo m.peroneus longus daripada tendo m.peroneus brevis. 8
Os naviculare terletak di sebelah anterior caput tali. Pada sisi medial terdapat
tuberositas ossis navicularis, yang dapat dipalpasi 3 cm di sebelah caudo-anterior dari
malleolus medialis. Os cuboideum terletak pada sisi lateral pedis. Pada facies inferior
terdapat tuberositas ossis cuboidei, dan di sebelah anterior terdapat sulcus tendinis
m.peronaeai longi. Pada permukaan inferior tersebut melekat m.flexor hallucis brevis.
Ossa cuneiformia terdiri dari : (1) os cuneiforme mediale <I>, (2) os cuneifoemr
intermedium <II> dan (3) os cuneiforme laterale <III>. Ossa cuneiforme di bagian
posterior membentuk articulus dengan os naviculare dan os cuboidem, dan di bagian
anterior membentuk articulus dengan os metatarsale I,II dan III. Pada os cuneiforme
mediale melekat tendo m.peronaeus dengan os cuboideum. Pada os cuneiforme mediale
melekat tendo m.peronaeus longus dan m.tibialis anterior. Tendo m.tibialis possterior
melekat pada ketiga ossa cuneiformia, os cuboideum dan ossa metatarsalia II, III, IV
dan V. 8
Ada lima buah ossa metetarsi, masing-masing mempunyai caput metatarsale,
caput metatarsale dan basis metatarsalis. Basis ossa metatarsalis I, II dan III
mengadakan persendian dengan ossa cuneiformia. Basis ossis metatarsi IV dan V
membentuk persendian dengan os cuboideum. Caput ossis metatarsalis I, II, III dan IV
mengadakan araticulus dengan basisi ossis phalangis proximalis. Os metatarsale I
mempunyai bentuk yang lebih besar dan lebih kokoh daripada ossa metatarsi lainnya.
Di bagian inferior caput ossis metatarsalis I terdapat dua buah ossa sesamoidea, yang
berada di dalam tendo m.flexor hallucis brevis. 8
Setiap os phalanx mempunyai basis phalangis, corpus phalangis dan caput
phalangis. Jari pertama hanya mempunyai dua buah ossa phalanges, sedangkan jari-jari
lainnya mempunyai tiga buah ossa phalanges. 8

13
Gambar 7. Tulang dan ligamentum pedis 7

b. Otot-otot pada pedis (otot intrinsik pedis)


Hampir semua otot intrinsic pada pedis berada pada planta pedis, hanya satu
otot yang terletak pada dorsum pedis, yaitu m.extensor digitorum brevis. 8
1). Otot di bagian dorsal ( dorsum pedis )
M.extensor digitorum brevis
Membentuk empat buah tendo yang menuju ke jari I – II – III – IV.
Tendo yang menuju ke jari I melekat pada phalanx proximalis, disebut
m.extensor hallucis brevis. Ketiga tendo lainnya mengadakan insertio pada
tendo m.extensor digitorum longus. 8

14
2). Otot-otot bagian plantar
a). Pada sisi lateral :
- M. abductor hallucis
Terletak di bagian superficial, berorigo pada ligamentum laciniatum dan
berinsersi pada sisi medial basis phalanx proximal jari I. Pada tendo otot ini
terdapat os sesamoideum. 8
- M.flexor hallucis brevis
Berasal dari os cuboideum, di sebelah dorsal sulcus tendinis m.peronei longi,
lalu terbagi menjadi dua bagian dan masing-masing melekat pada sisi medial
dan lateral basis phalanx proximalis jari I. Pada setiap tendo terdapat os
sesamoideum setinggi articulatio metatarsophalangealis. 8
- M.adductor hallucis
Berada di sebelah lateral m.flexor hallucis brevis. Mempunyai (a) caput
obliquum dan (b) caput transversum. Caput obliquum berorigo pada tendo
m.peronaeus longus dan pada facies plantaris basis metatarsalis II – III – IV.
Caput transversum berasal dari ligamentum capsulare articularis
metatarsophalangea jari II – III – IV – V. Kedua caput tersebut bersatu dan
membentuk insertio pada sisi lateral phalanx proximalis jari I.8
b). Pada sisi lateral :
- M.abductor digiti quiti ( V, minimi)
Berada di sebelah lateral m.flexor digitorum brevis, mengadakan origo pada
tuber calcanei dan berinsertio pada basis ossis metatarsalis V. 8
- M.flexor digiti minimi brevis
Berasal dari facies plantaris pars medialis basis ossis metatarsalis V dan dari
tendo m.peronaeu longus, dan mengadakan insertio pada sisi lateral basis
phalanx proximalis jari V. 8
- M.opponens digiti quinti
Berorigo pada ligamentum plantare longum, insertio pada ujung distal os
metetarsale V8

15
3). Otot-otot pada tengah pedis :
- M.flexor digitorum brevis
Berorigo pada processus medialis tuber calcanei dan pada aponeurosis plantaris.
Membentuk empat buah tendo dan masing-masing menuju ke jari II – III – IV –
V. ujung setiap tendo bercabang dua, dilalui oleh tendo m.flexor digitorum
longus. Mempunyai insertio pada phalanx medialis jari II – III – IV – V. 8
- M.quadratus plantae
Melekat pada calcaneus dengan dua buah caput, masing-masing berada pada
sisi ligamentum plantare longum. Mengadakan insertio pada tendo m.flexor
digitorum longus. 8

- Mm.lumbricales

Berasal dari (origo) tendo m.flexor digitorum longus. Mempunyai empat buah
tendo, berjalan ke dorsal pada sisi medial jari II – III – IV – V, mengadakan
insertio pada tendo m.extensor digitorum longus. M.lumbricalis yang menuju ke
jari II berasal dari tendo m.flexor digitorum longus jari II ( dari sisi medialnya ),
sedangkan m.lumbricalis lainnya berasal dari kedua tendo m.flexor digitorum
longus yang mengapitnya. 8

- Mm.interossei

Terdiri atas 3 buah mm.interossei plantares, yang masing-masing terletak di


antara ossa metatarsalia II – III, III – IV dan IV – V, dan 4 buah mm.interossei
dorsales yang masing-masing berada di antara ossa metatarsalis I – II, II – III,
III – IV dan IV – V. Setiap m.interosseus plantaris di bagian proximal melekat
pada sisi medial ossis metatarsalis dan di bagian distal melekat pada sisi medial
basis phalanx proximalis jari-jari bersangkutan dan pada tendo m.extensor
digitorum longus. M.interosseus dorsalis di bagian proximal melekat pada caput
ossis metatarsalis dan pada tendo m.extensor digitorum longus yang menuju ke

16
jari II, III dan IV. M.interosseus dorsalis jari I dan II mengadakan perlekatan
pada sisi medial dan lateral phalanx proximalis jari II. M.interosseus dorsalis III
dan IV melekat pada sisi lateral jari III dan IV. 8

Gambar 8. Otot-otot pedis 7

V. Etiologi
9
Adapun etiologinya yaitu sebagai berikut:
 Asphyxiating thoracic dystrophy
 Carpenter syndrome
 Ellis-van Creveld syndrome (chondroectodermal dysplasia)
 Familial polydactyly
 Laurence-Moon-Biedl syndrome
 Rubinstein-Taybi syndrome

17
 Smith-Lemli-Opitz syndrome
 Trisomi 13
 Trisomi 21
 Tibial hemimelia.
Sebagaimana telah disebutkan di atas, polidaktili dapat bermanifestasi tunggal
atau sebagai bagian dari suatu sindrom anomali kongenital. Bila diagnosis berdiri
sendiri maka berhubungan dengan mutasi dominan autosom pada gen tunggal, namun
variasi pada berbagai gen juga mungkin terjadi. Secara khusus gen mutasi yang terlibat
dalam pola perkembangan, akan menyebabkan anomali kongenital dengan polidaktili
sebagai salah satu sindromnya. 1

VI. Patologi
Duplikasi dapat bervariasi dari jari dengan persendian yang terbentuk baik
hingga jari yang mengalami rudimenter. Kelainan pada metatarsal yang berhubungan
biasa didapatkan nervus Klasifikasi morfologi dideskripsikan oleh Venn-Watson,
sebagaimana gambar di bawah ini: 10

18
Gambar 9. Klasifikasi Venn-Watson berdasarkan konfigurasi anatomi metatarsal dan
bagian tulang yang mengalami duplikasi. 10

Polidaktili sentral biasanya berasal dari autosom dominan, dimana jari tambahan
seringkali menyatu pada jari di sebelahnya. Temtamy dan McKusick membagi
polidaktili ulnar menjadi Tipe A, yang berembang baik, dan Tipe B, yang mengalami
rudimenter dan tampak seperti kulit menggumpal yang kecil yang menempel. 2
`
Hallux varus merupakan komplikasi yang paling sering timbul pada polidaktili
preaksial. Hallux varus ini dapat menimbulkan nyeri dan kesulitan menggunakan
sepatu, yang memerlukan tindakan pembedahan lebih lanjut. Kegagalan dalam
memperbaiki longitudinal bracket epiphysis akibat duplikasi ibu jari kaki dapat
menyebabkan terjadinya hallux varus. Bracket ini dapat direseksi untuk memungkinkan
pertumbuhan yang tidak terhambat, dengan demikian varus dapat dikoreksi dengan
kapsulorafi disertai fiksasi K-wire pada persendian MTP. Reseksi dan osteostomi
metatarsal kadang-kadang diperlukan pada anak yang lebih tua. Pasien dengan
polidaktili postaksial bisa memiliki deformitas angular residual, termasuk angulasi pada
persendian MTP dan bowing pada metatarsal. Namun hal ini tidak signifikan secara
klinis. Pada pasien dengan polidaktili sentral, kaki yang lebar seringkali menjadi
komplikasi. Semua pasien dengan risiko terjadi subluksasi persendian MTP atau
deformitas angular dan deformitas residual pada kepala metatarsal. Eksisi inkomplit
elemen yang belum mengalami ossifikasi yang dapat berakhir dengan deformitas. 10

VII.Diagnosis
Diagnosis dapat ditegakn dengan beberapa cara sebagai berikut :9
1. Anamnesis:
- Apakah ada anggota keluarga yang dilahirkan dengan jari tambahan?
- Apakah ada riwayat keluarga dengan kelainan yang berhubungan dengan polidaktili
- Apakah ada gejala lain?

19
2. Pemeriksaan Fisis
Terlihat adanya jari tambahan (inspeksi).
3. Pemeriksaan Penunjang
- Analisa kromosom
- Foto polos

VIII. Penatalaksanaan
Pembedahan diindikasikan untuk memperbaiki kosmetik dan bila ada keluhan
kecocokan untuk memakai sepatu (bila polidaktili terdapat pada kaki). Biasanya operasi
dilakukan saat usia pasien lebih dari 1 tahun agar pengaruh pada perkembangan dan
gaya jalan minimal. Operasi sebaiknya ditunda hingga perkembangan tulang (ossifikasi)
selesai sehingga memungkinkan penilaian anatomi yang akurat. 10
1. Polidaktili pada tangan
Klasifikasi Waffel digunakan untuk menyederhanakan pengkategorian secara
klinis dan perencanaan prosedur pembedahan. 11
Pedoman dalam mengoperasi polidaktili pada jari tangan:11
- Jari radial hipoplastik yang direseksi.
- Pada polidaktili tipe II dan III dengan kaliber yang simetris dan memiliki komponen
tulang, dipillih prosedur Bilhaut Cloquet yang memungkinkan stabilitas sendi
karena mempertahankan ligamentum kolateral ulnar dan radial sendi interphalanx.
Komplikasi prosedur antara lain kekakuan sendi, hipertrofi jaringan parut,
deformitas punggung kuku. Perbaikan nail bed yang cermat dan rekonstruksi ukuran
kuku yang serupa untuk mencegah masalah kecacatan ini. Penting pula untuk
memperingatkan pasien akan jari yang tersisa pasti akan mengalami hipoplasia,
yaitu dalam hal lebar dan lingkarannya.
- Untuk polidaktili tipe II, instabilitas sendi sering terjadi karena kelainan berkembang
pada level sendi. Ligamentum kolateral, perlekatan kapsul, dan tendon ekstrinsik
dari jari hipoplastik merupakan struktur esensial untuk menjaga stabilitas sendi.
Instabilitas yang mucul belakangan akibat gangguan pada jaringan lunak yang

20
mengakibatkan peregangan kronik dan rekonstruksi jaringan lunak yang tidak
seimbang. Oleh karena itu, lebih baik dilakukan over-tensioning pada rekonstruksi
jaringan lunak. Namun penilaian instabilitas sendi (>5% angulasi pada IPJ) sering
pula tidak tepat.
- Pada polidaktili tipe III, anomali tidak mencapai IPJ sehingga diharapkan hasil yang
memuaskan setelah dilakukan eksisi sederhana. Meskipun demikian, dilaporkan
pula adanya komplikasi setelah ligasi sederhana pada bifid thumb yaitu deformitas
Z ibu jari (Z thumb deformity), instabilitas sendi, dan deformitas sendi. Namun
instabilitas sendi ini dapat pula berasal dari instabilitas preoperatif. Tarikan
eksentrik pada oto-otot ekstensor pada IPJ mungkin berperan dalam perubahan
sekunder dalam kapsul sendi dan ligamentum kolateral. Over-tightening ligament
kolateral dan re-alignment tendon ekstrinsik yang tepat dapat memperbaiki
instabilitas sendi. Prosedur Bilhaut-Cloquet tidak dapat memperbaiki instabilitas
sendi pada polidaktiili tipe III akibat eksisi sederhana, namun bisa pada tipe II.

Gambar 10. Distal phalanx dengan prosedur Bilhaut-Cloquet12


- Ligamentum kolateral radial dengan perlekatannya pada flap periosteal
dipertahankan dan over-tightened untuk menjaga stabilitas sendi dan mencegah
deformitas. 11
- Jari tipe II dan IV biasanya berhubungan dengan phalanx proksimal dan kepala
metakarpal yang sangat besar. 11

21
- Osteotomi korektif lebih dipilih untuk deformitas angular residual tulang. 11
- Realignment dengan atau tanpa augmentasi tendon penting untuk mengembalikan
kelurusan aksial dan mencegah deformitas Z karena tarikan tendon yang eksentris.
Pada tipe IV, prosedur yang biasa dilakukan adalah suturing duplicated extensor jari
radial ke ekstensor longus jari ulnar dan melekatkan kembali m. abductor pollicis
brevis dan m. extensor pollicis brevis ke basis phalanx proksimal. Delapan dari
sebelas penderita polidaktili tipe IV mengalami instabilitas sendi, dan tiga
mengalami deformitas sendi. Komplikasi ini lebih nyata pada MCPJ yang besar dan
pada proksimal deformitas. Empat pasien dengan kaput metacarpal I yang bifaset
dan membesar yang melalui rekonstruksi mengalami kekakuan sendi. Hal ini
disebabkan oleh ukuran dan kontur permukaan artikulasi kaput metacarpal, yang
dapat diatasi dengan kondroplasti yang teliti dengan scalpel tajam untuk membuat
permukaan artikulasi yang sesuai dengan basis phalanx proksimal. Suatu on-top
plasty (transposisi bagian distal sebuah jari terhadap bagian proksimal dari jari lain)
pada kasus ini menghasilkan keluaran yang bagus dan ibu jari dengan alignment
normal. Pada polidaktili tipe IV, jari ulnar dengan kaliber yang sama dan unit
tendon fungsional yang intak dipindahkan ke basis komponen radial, tepatnya
phalanx proksimal komponen ulnar. Permukaan artikular ulnar dengan kaput
metacarpal dirapikan untuk membentuk basis yang stabil, dan disesuaikan
ukurannya degan phalanx proksimal komponen radial. Prosedur ini menjaga
integritas pembungkus jaringan lunak yang penting pada sisi radial, khususnya
ligamentum kolateral, kapsul dan otot abduktor pollicis. K-wire intraosseus
dipasang sementara untuk mentransfikskan osteotomi. Perlu diperhatikan re-
alignment pada tendon dengan aksis baru pada jari yang direkonstruksi. Prosedur ini
menghasilkan penyatuan tulang yang lebih baik dan mencegah komplikasi lambat. 10
- Tujuan terapi polidaktili adalah untuk mempertahankan jari yang paling fungsional,
tanpa mengingat apakah berupa bi- atau tri-phalangeal 11

22
2. Polidaktili pada kaki
Penanganan termasuk eksisi jari tambahan dan rekonstruksi jaringan lunak di
sekitar jari yang tersisa untuk memperbaiki kesejajaran bila terdapat deviasi. Jari paling
medial pada polidaktili preaksial dan jari paling lateral pada polidaktili postaksial
adalah jari yang dipilih untuk direseksi agar kaki bisa menyempit dengan tepi lateral
atau medial yang lurus. Pada polidaktili postaksial, dilakukan insisi oval atau racquet-
shaped pada jari paling lateral melalui kulit dan fasia. Tendon dibelah ke distal sejauh
mungkin. Kapsul sendi metatarsophalangeal (MTP) dibelah dan jari dipisahkan dari
artikulasinya. Ketelitian diperlukan untuk menyeimbangkan dengan tepat antara
musculus hallucis abductor dan adductor serta meminimalkan hallux varus. Koreksi
terhadap longitudinal bracket epiphysis mencegah berkembangnya hallux varus dan
metatarsal I yang kependekan. Kapsul diperbaiki seakurat mungkin. Bila jari yang lebih
lateral yang hipoplastik dan dieksisi, ligamentum intermetatarsal harus ditaksir ulang.
Penempatan Kirschner wire (K-wire) selama 4-6 minggu dapat membantu
mempertahankan posisi dan mencegah deformitas varus atau dapat pula dibalut atau
digips (cast). Pada polidaktili sentral, insisi racquet-shaped dorsal dilakukan pada
dasar/lantai duplikasi. Jari tambahan dieksisi melalui disartikulasi. Ligamentum
intermetatarsal dinilai ulang sebelum ditutup. Gips (cast) atau orthosis bermanfaat pada
postoperasi untuk meminimalkan sisa kaki depan yang melebar. Dengan indikasi
kosmetik, dilakukan penutupan kulit plastik/sintetis yang cermat. Walking cast pada
memungkinkan anak-anak bisa tetap bergerak aktif dan sekaligus melindung daerah
insisi. Komplikasi postoperatif antara lain hallux varus residual dan jaringan parut
akibat operasi. 11,13

IX. Prognosis
Kebanyakan pasien memiliki hasil keluaran yang baik hingga sempurna.
Tindakan yang hati-hati menentukan keluaran yang baik dalam hal kosmetik dan
fungsional. Potensi pertumbuhan dari jari yang direkonstruksi masih belum diketahui.
Pengukuran lebar kuku, lingkaran dan panjang jari, menunjukkan potensi pertumbuhan

23
jari yang tersisa setelah eksisi jari yang hipoplasti. Namun, jari hipoplastik ini telah
mengganggu sehingga meskipun pembedahan dilakukan sejak dini, pertumbuhan jari
normal tidak akan pernah tercapai. 11, 14

24
DAFTAR PUSTAKA

1. Wikipedia [Online]. 2008 June [cited 2011 November 30 ]; Available from:


URL:http://en.wikipedia.org/wiki/Polydactyly

2. Choi M, Sharma S, Louie O. Congenital hand abnormalities. In:Thorne CH, editor.


Grab and Smith’s Plastic Surgery. 6th ed. USA (PA): Lippincott Williams &
Wilkins; 2007. p. 856-7.

3. University of Maryland Medical Center. Polydactyly-overview. [Online]. 2009 [cited


2011 November 30]; Available from:
URL:http://www.umm.edu/ency/article /003176.htm

4. Choi M, Sharma S, Louie O. Congenital hand abnormalities. In:Thorne CH, editor.


Grab and Smith’s Plastic Surgery. 6th ed. USA (PA): Lippincott Williams &
Wilkins; 2007. p. 860-1.

5. Weill Cornell Medical College [Online]. [cited 2011 November 30]; Available from:
URL: http://www.cornellsurgery.org/patients/health/congenital-hand-defor-
mities.html
6. Kryger ZB, Sisco M. Practical plastic surgery. USA: Landes Bioscience; 2007. p.
462-7.

7. Hansen JT, Lambert DR. Netter’s clinical anatomy. USA: Medimedia; 2005. p. 435,
435, 438, 445,496, 501

8. Datu AR. Diktat muskuloskeletal bagian anatomi universitas hasanuddin. Makassar:


Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin; 2002. p.15-7,
89-91

9. University of Maryland Medical Center. Polydactyly-treatment. [Online]. 2009 [cited


2011 November 30]; Available from: URL:
http://www.umm.edu/ency/article/ 003176trt.htm

10. Novick C. Polydactyly of the foot [Online]. 2009 Dec 4 [cited 2011 November 30];
[5 screens]. Available from: URL: http://emedicine.medscape.com/article/
1260255-overview

11. Yen CH, Chan WL, Leung HB, Mak KH. Thumb polydactyly: clinical outcome
after reconstruction. Journal of Orthopaedic Surgery [serial online] 2006
[2011 November 30];14(3):295-302. Available from: URL:
http://jos.online.org-pdfov14i3p295.pdf.

25
12. Plancher KD. Master cases hand and wrist surgery. New York: Thieme Medical
Publishers; 2004. p. 522-3

13. Novick C. Polydactyly of the foot: treatment [Online]. 2009 Dec 4 [cited 2011
November 30]; [4 screens]. Available from: URL:
http://emedicine.medscape.com/ article/1260255-treatment

14. Novick C. Polydactyly of the foot: follow-up [Online]. 2009 Dec 4 [cited 2011
November 30]; [5 screens]. Available from: URL:
http://emedicine.medscape.com/ article/1260255-followup

26
1

27

Anda mungkin juga menyukai