Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

FRAKTUR

OLEH
I GEDE PATRIA PRASTIKA
NIM. P07120215059
2B DIV KEPERAWATAN

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
2017
I. LATAR BELAKANG
Negara Indonesia merupakan negara berkembang yang berada dalam taraf
halusinasi menuju industrialisasi. Hal itu tentunya akan mempengaruhi peningkatan
mobilisasi masyarakat yang otomatis akan terjadi peningkatan penggunaan alat-alat
transportasi / kendaraan bermotor khususnya bagi masyarakat yang tinggal di
perkotaan, sehingga akan menambah kepadatan arus lalu lintas. Arus lalu lintas yang
tidak teratur dapat meningkatkan kecenderungan terjadinya kecelakaan kendaraan
bermotor. Kecelakaan tersebut sering kali menyebabkan cidera tulang atau disebut
fraktur. Menurut Smeltzer (2001 : 2357) fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang
dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya.
Menurut World Health Organization (WHO), kasus fraktur terjadi di dunia
kurang lebih 13 juta orang pada tahun 2008, dengan angka prevalensi sebesar 2,7%.
Sementara pada tahun 2009 terdapat kurang lebih 18 juta orang mengalami fraktur
dengan angka prevalensi 4,2%. Tahun 2010 meningkat menjadi 21 juta orang dengan
angka prevalensi sebesar 3,5%. Terjadinya fraktur tersebut termasuk di dalamnya
insiden kecelakaan, cedera olahraga, kebakaran, bencana alam dan lain sebagainya
(Mardiono, 2010). Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) oleh Badan
Penelitian dan Pengembangan Depkes RI tahun 2013 angka kejadian cidera mengalami
peningkatan dibandingkan pada hasil tahun 2007. Di Indonesia terjadi kasus fraktur
yang disebabkan oleh cedera antara lain karena jatuh, kecelakaan lalu lintas dan trauma
benda tajam atau tumpul. Kecenderungan prevalensi cedera menunjukkan sedikit
kenaikan dari 7,5 % (RKD 2007) menjadi 8,2 % (RKD 2013). Dari 45.987 peristiwa
terjatuh yang mengalami fraktur sebanyak 1.775 orang (58%) turun menjadi 40,9%,
dari 20.829 kasus kecelakaan lalu lintas yang mengalami fraktur sebanyak 1.770 orang
(25,9%) meningkat menjadi 47,7%, dari 14.125 trauma benda tajam atau tumpul, yang
mengalami fraktur sebanyak 236 orang (20,6%) turun menjadi 7,3% (Riskesdas Depkes
RI, 2013; Riskesdas Depkes RI, 2007). Hasil survey tim Depkes RI didapatkan 25%
penderita fraktur mengalami kematian, 45% mengalami cacat fisik, 15% mengalami
stress psikologis karena cemas bahkan depresi, dan 10% mengalami kesembuhan.
Sementara di Provinsi Bali, fraktur masih menjadi masalah kesehatan yang banyak
terdapat di instansi kesehatan. Data registrasi Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bali
(2011), didapatkan data fraktur sebanyak 3065 kasus (8,9%) dari seluruh penyakit yang
dirawat di Rumah Sakit di Bali. Sedangkan berdasarkan system pencatatan dan
pelaporan RSUD Kabupaten Klungkung khususnya di ruangan Apel, 6 penyakit
terbanyak selama 3 bulan terakhir (mulai Desember 2016 sampai Februari 2017) yaitu
Fraktur, Cedera kepala, Apendisitis, Hemoroid, BPH (Benign Prostate Hyperplasia),
dan Ca. Mamae. Fraktur merupakan kasus tertinggi dibandingkan dengan yang lainnya
yaitu berjumlah 42 kasus (11,8%).
Berdasarkan data di atas, kejadian fraktur masih menjadi kasus yang cukup
tinggi, baik di dunia, Indonesia, Bali, maupun di kabupaten Klungkung. Oleh karena
itu, untuk mengurangi angka kejadian fraktur serta menambah pengetahuan masyarakat
mengenai fraktur, maka perlu dilakukan satuan acara penyuluhan kepada masyarakat
dengan metode ceramah maupun tanya jawab.

II. TUJUAN
A. Tujuan Intruksional Umum (TIU)
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhnan selama 35 menit, diharapkan
peserta penyuluhan mendapat pengetahuan tambahan tentang materi tersebut,
sehingga mampu mengerti dan memahami tentang fraktur
B. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan peserta penyuluhan
dapat menjelaskan kembali secara benar dan tepat mengenai :
1. Pengertian fraktur
2. Penyebab fraktur
3. Macam – macam fraktur
4. Tanda dan gejala fraktur
5. Penolongan pertama fraktur
6. Faktor yang mempengaruhi penyembuhan fraktur
7. Perawatan mandiri setelah fraktur

III. MATERI PENYULUHAN


Adapun materi yang akan diberikan dalam penyuluhan kali ini adalah :
1. Pengertian fraktur
2. Penyebab fraktur
3. Macam – macam fraktur
4. Tanda dan gejala fraktur
5. Penolongan pertama fraktur
6. Faktor yang mempengaruhi penyembuhan fraktur
7. Perawatan mandiri setelah fraktur (lampiran 1)

IV. KEGIATAN
No. Tahap Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta
1 Pembukaan 5 menit a. Memberikan salam  Menjawab
b. Perkenalan salam
c. Menjelaskan tujuan dari  Mendengarkan
pertemuan dan
d. Kontrak waktu meperhatikan
e. Apersepsi  Mencatat
2 Penyampaian 15 menit Penyampaian materi :  Mendengarkan
materi a. Pengertian fraktur dan
b. Penyebab fraktur memperhatikan
c. Macam – macam fraktur penjelasan
d. Tanda dan gejala fraktur
e. Penolongan pertama fraktur
f. Faktor yang mempengaruhi
penyembuhan fraktur
g. Perawatan mandiri setelah
fraktur
3 Sesi Tanya 10 menit a. Memberikan kesempatan  Mengemukakan
jawab kepada peserta untuk pertanyaan
bertanya  Memberi
b. Memberikan pertanyaan respon dengan
c. Menjawab pertanyaan menjawab
pertanyaan
penyuluh
4 Penutup 5 menit a. Mengucapkan terima kasih  Menjawab
kepada peserta salam penyuluh
b. Memberikan salam penutup
V. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab

VI. MEDIA
Leaflat

VII. ALAT DAN BAHAN


Kursi

VIII. SUMBER
Dinas Kesehatan Propinsi Bali. 2011. Profil Kesehatan Propinsi Bali Tahun 2011. Bali :
Dinas Kesehatan Propinsi Bali

E. Oerswari. 1989. Bedah dan Perawatannya. Jakarta : PT Gramedia

Juall, Carpenito Lynda. 1999. Rencana Asuhan keparawtan dan Dokumentasi


keperawatan. Edisi 2. Jakarta : EGC

Mardiono. 2010. Teknik distraksi. Postted by Qittun on Wednesday, Oktober 29th 2008.
Diunduh pada tanggal 27 Pebruari 2017

Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G. Bare. 2001. Keperawatan Medikal Bedah 2, Edisi
8. Jakarta : EGC

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). 2013. Badan Penelitian dan Pengembangan


Kesehatan Kementerian Kesehatan. Diakses pada tanggal 27 Februari 2017, dari
http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas%202013.
pdf
IX. PESERTA
Sasaran penyuluhan fraktur ini adalah masyarakat yang tidak pernah mengalami
fraktur dan masyarakat yang pernah memiliki anggota keluarga yang mengalami
fraktur.

X. WAKTU
Hari : Kamis
Tanggal : 2 Maret 2017
Jam : 11.00 - 11.35 WITA

XI. TEMPAT PENYULUHAN


Di ruang Apel RSUD Klungkung
Setting Tempat :

1 Keterangan :
3 2
1. Pembicara
4 4 4 4 4 2. Moderator
3. Notulen
4 4 4 4 4
5 4. Peserta
5. Fasilitator
5 5
6. Observer

XII. RENCANA EVALUASI


A. Struktur :
1. Persiapan media
Media yang akan digunakan dalam penyuluhan semuanya lengkap dan siap
digunakan. Media yang digunakan adalah leaflet. Kurun waktu dalam persiapan
media adalah 2 hari
2. Persiapan materi
Materi yang akan diberikan dalam penyuluhan sudah disiapkan dan akan
disebarluaskan dalam bentuk leaflet yang berisi gambar dan tulisan. Kurun
waktu dalam persiapan materi 3 hari.
B. Proses penyuluhan :
1. Kegiatan penyuluhan yang akan diberikan diharapkan berjalan lancar dan
sasaran memahami tentang penyuluhan yang diberikan. Sasaran diaharapkan
mampu mengerti dan memahami penyuluhan dan 50% bisa menjawab
2. Dalam proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara penyuluh dan
sasaran yang akan diharapkan penyuluhan
3. Diharapkan dalam proses penyuluhan terdapat 10 orang atau lebih peserta
4. Peserta diharapkan memperhatikan materi yang diberikan.
C. Hasil penyuluhan :
1. Sasaran paham seluruh materi yang diberikan
2. Sasaran paham dan bisa mempraktekkannya di rumah mengenai perawatan
fraktur.
3. Sasaran dapat menjelaskan ulang tentang :
a. Pengertian fraktur
b. Penyebab fraktur
c. Tanda dan gejala fraktur
d. Macam – macam fraktur
e. Penolongan pertama fraktur
f. Faktor yang mempengaruhi penyembuhan fraktur
g. Perawatan mandiri setelah fraktur.
Lampiran 1

MATERI PENYULUHAN
FRAKTUR

A. PENGERTIAN FRAKTUR
Fraktur atau patah tulang adalah keadaan dimana hubungan atau kesatuan jaringan
tulang terputus. Tulang mempunyai daya lentur (elastisitas) dengan kekuatan yang
memadai, apabila trauma melebihi dari daya lentur tersebut maka terjadi fraktur (patah
tulang).
Patah tulang adalah putusnya hubungan normal suatu tulang atau tulang rawan
yang disebabkan oleh kekerasaan (E. Oerswari, 1989).
Sedangkan menurut Lynda Juall C (1999), fraktur adalah rusaknya kontinuitas
tulang yang disebabkan tekanan eksternal yang datang lebih besar dari yang dapat diserap
oleh tulang.
Patah tulang merupakan suatu kondisi di mana tulang mengalami keretakan.
Umumnya disertai dengan cedera pada jaringan di sekitarnya. Patah tulang disebut juga
fraktur yang biasanya terjadi akibat terjadinya cedera, seperti kecelakaan, jatuh, atau
cedera olah raga.

B. PENYEBAB FRAKTUR
Penyebab fraktur diantaranya :
1. Trauma
a. Trauma langsung : Yaitu apabila fraktur terjadi di tempat dimana bagian tersebut
mendapa ruda paksa. Misalnya benturan, pukulan yang mengakibatkan patah
tulang.
b. Trauma tidak langsung : Trauma tidak langsung menyebabkan patah tulang
ditempat yang jauh dari tempat terjadinya kekerasan. Yang patah biasanya adalah
bagian yang paling lemah dalam jalur hantaran vektor kekerasan. Misalnya
penderita jatuh dengan lengan dalam keadaan ekstensi dapat terjadi fraktur pada
pegelangan tangan.
2. Fraktur Patologis
Fraktur disebabkan karena proses penyakit seperti osteoporosis, kanker tulang dan
lain-lain.
3. Degenerasi
Terjadi karena kemunduran patologis dari jaringan itu sendiri, contohnya fraktur pada
usia lanjut
4. Spontan
Terjadi tarikan otot yang sangat kuat seperti olah raga. Patah tulang akibat tarikan otot
sangat jarang terjadi. Kekuatan dapat berupa pemuntiran, penekukan, penekukan dan
penekanan, kombinasi dari ketiganya, dan penarikan.

C. MACAM – MACAM FRAKTUR


Penampikan fraktur dapat sangat bervariasi tetapi untuk alasan yang praktis, dibagi
menjadi beberapa kelompok, yaitu :
1. Berdasarkan luas dan garis fraktur meliputi :
a. Fraktur komplit
Adalah patah atau diskontinuitas jaringan tulang yang luas sehingga tulang terbagi
menjadi dua bagian dan garis patahnya menyeberang dari satu sisi ke sisi lain
serta mengenai seluruh kerteks.
b. Fraktur inkomplit
Adalah patah atau diskontinuitas jaringan tulang dengan garis patah tidak
menyeberang, sehingga tidak mengenai korteks (masih ada korteks yang utuh).
2. Berdasarkan hubungan dengan dunia luar, meliputi :
a. Fraktur tertutup yaitu fraktur tanpa adanya komplikasi, kulit masih utuh, tulang
tidak menonjol malalui kulit.
b. Fraktur terbuka yaitu fraktur yang merusak jaringan kulit, karena adanya
hubungan dengan lingkungan luar, maka fraktur terbuka potensial terjadi infeksi.

D. TANDA DAN GEJALA FRAKTUR


Manifestasi klinik fraktur adalah sebagai berikut :
1. Nyeri
Nyeri dirasakan langsung setelah terjadi trauma. Hal ini dikarenakan adanya spasme
otot, tekanan dari patahan tulang atau kerusakan jaringan sekitarnya.
2. Bengkak/edama
Edema muncul lebih cepat dikarenakan cairan serosa yang terlokalisir pada daerah
fraktur dan extravasi daerah di jaringan sekitarnya., atau sebagai akibat trauma dan
perdarahan yang mengikuti fraktur.
3. Memar/ekimosis
Merupakan perubahan warna kulit sebagai akibat dari extravasi daerah di jaringan
sekitarnya, atau akibat trauma dan perdarahan yang mengikuti fraktur.
4. Pemendekan tulang
Pada fraktur panjang, terjadi pemendekan tulang yang sebenarnya karena kontraksi
otot yang melekat di atas dan bawah tempat fraktur. Fragmen sering saling
melengkapi satu sama lain sampai 2,5 sampai 5 cm (1 sampai 2 inci).
5. Penurunan sensasi
Terjadi karena kerusakan syaraf, dan terkenanya syaraf karena edema.
6. Gangguan fungsi
Terjadi karena ketidakstabilan tulang yang frkatur, nyeri atau spasme otot. paralysis
dapat terjadi karena kerusakan syaraf.
7. Mobilitas abnormal
Adalah pergerakan yang terjadi pada bagian-bagian yang pada kondisi normalnya
tidak terjadi pergerakan. Ini terjadi pada fraktur tulang panjang.
8. Krepitasi
Merupakan rasa gemeretak yang terjadi jika bagian-bagaian tulang digerakkan.
9. Deformitas / Perubahan bentuk
Abnormalnya posisi dari tulang sebagai hasil dari kecelakaan atau trauma dan
pergerakan otot yang mendorong fragmen tulang ke posisi abnormal, akan
menyebabkan tulang kehilangan bentuk normalnya.
Tidak semua tanda dan gejala tersebut terdapat pada setiap fraktur. Kebanyakan
justru tidak ada pada fraktur linear atau fisur atau fraktur impaksi (permukaan patahan
saling terdesak satu sama lain). Diagnosis fraktur bergantung pada gejala, tanda fisik, dan
pemeriksaan sinar X pasien. Biasanya pasien mengeluhkan mengalami cedera pada
daerah tersebut.

E. PERTOLONGAN PERTAMA FRAKTUR


Apabila menemui gejala - gejala fraktur, penanganan darurat yang dapat dilakukan
adalah:
1. Minta pertolongan ke orang sekitar
2. Jangan memindahkan korban terutama jika dicurigai terjadi fraktur pada tengkorak,
tulang belakang, tulang rusuk, panggul atau kaki bagian atas kecuali ada bahaya
langsung
3. Hentikan pendarahan dengan menekan kuat pada luka dengan pembalut bersih. Jika
ada tulang yang menonjol, berikan tekanan di sekitar tepi luka
4. Jangan pernah mencoba untuk meluruskan tulang yang patah
5. Untuk fraktur pada kaki atau tangan, berikan dukungan dan kenyamanan seperti
bantal di bawah kaki bagian bawah atau lengan bawah. Namun, tidak menyebabkan
rasa sakit lebih lanjut atau gerakan yang tidak perlu dari patah tulang
6. Lakukan pembidaian bila perlu dan mampu. Bidai tidak harus diproduksi secara
profesional. Produk seperti papan kayu dan majalah dilipat dapat bekerja untuk
beberapa patah tulang. Imobilisasi anggota badan atas dan di bawah patah tulang
7. Gunakan selempang untuk mendukung lengan atau tulang selangka yang mengalami
patah tulang
8. Kompres dingin untuk mengurangi pembengkakan dan rasa sakit
9. Hentikan orang dari makan atau minum apa-apa, dalam kasus mereka akan
memerlukan pembedahan
10. Rujuk ke rumah sakit terdekat.

F. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEMBUHAN FRAKTUR


1. Umur
Penyembuhan luka berlangsung cepat pada anak-anak sehat dan fraktur akan
menyambung lebih cepat dibandingkan dengan orang dewasa. Fisiologik usia lanjut
belum dimengerti dengan jelas, tetapi setidaknya diketahui terdapatnya satu sifat yaitu
berkurangnya kemampuan untuk memperbaiki jaringan yang rusak. Dalam hal tulang,
maka tulang gagal mempertahankan kekuatannya.
2. Nutrisi
Penyembuhan luka sangat dipengaruhi oleh kemampuan untuk mensintesis protein
dan kolagen. Hal yang kedua tergantung pada vitamin C untuk hidroksilasi proline
sebagai suatu tahap dalam sintesis kolagen. Skorbut (defisiensi vitamin C)
menyebabkan kemampuan penyembuhan luka sangat berkurang, kapiler juga menjadi
rapuh sehingga mudah timbul peradangan.
3. Gangguan neoplasia
Fraktur patologis akibat deposit hasil metastasis tumor sulit sembuhnya, kecuali
tumornya diobati lebih dahulu. Dalam prakteknya, pengelolaan sering berupa radiasi
pada tumornya serta fiksasi interna dari tulang panjangnya.
4. Diabetes mellitus
Baik diabetes mellitus maupun imunosupresi meningkatkan kemampuan terhadap
infeksi oleh organisme yang virulensinya rendah, dan menyebabkan penderita
mendapatkan risiko lebih untuk menderita kerusakan jaringan. Diabetes mellitus juga
dapat mempengaruhi fungsi polimorf, dan dapat pula terjadi penutupan pembuluh
darah kecil dan menyebabkan neuropati.
5. Gangguan vaskuler
Berkurangnya pasokan vaskuler berakibat pada hambatan penyembuhan. Ini terjadi
karena adanya hipoksia dan berkurangnya makanan local yang berakibat
penyambuhan dan pertumbuhan kembali jaringan yang lebih buruk.

G. PERAWATAN MANDIRI SETELAH FRAKTUR


Ikuti saran dokter anda, tetapi saran umum meliputi:
1. Sampai saat gips telah diatur dengan benar, menghindari panas langsung seperti botol
air panas.
2. Istirahatkan anggota badan sebanyak mungkin.
3. Gunakan teknik yang ditunjukkan kepada anda oleh perawat untuk berjalan atau
mengelola kegiatan sehari-hari. Misalnya, anda berisiko cedera lebih lanjut jika anda
menggunakan kruk salah.
4. Hindari mengangkat atau mengemudi sampai patah tulang sembuh
5. Jika kulit di bawah gips gatal, jangan menyodok apa-apa antara gips dan tungkai anda
(seperti gantungan baju atau pensil). Sebaliknya, gunakan pengering rambut untuk
meniup udara dingin ke dalam gips.
6. Jangan sampai gips anda basah, seperti plester basah menjadi lembut dan tidak
memberikan dukungan yang diperlukan. Plester basah juga dapat mengiritasi kulit
Anda. Ketika mandi, membungkus gips dalam kantong plastik dan pita langsung ke
kulit anda, untuk menjaga daerah kedap air.
7. Temui dokter anda segera jika anda memiliki bengkak, kebiruan atau hilangnya
gerakan jari tangan atau kaki, kesemutan, mati rasa atau nyeri meningkat.
Lampiran 2

EVALUASI

A. SOAL
1. Apa pengertian fraktur?
2. Penyebab fraktur karena trauma antara lain?
3. Apa saja tanda dan gejala fraktur?
4. Apa saja macam – macam fraktur berdasarkan hubungan dengan dunia luar?
5. Apa langkah terakhir dari pertolongan pertama fraktur?
6. Sebutkan faktor – faktor yang mempengaruhi penyembuhan fraktur!
7. Sebutkan perawatan mandiri setelah patah tulang!

B. KUNCI JAWABAN
1. Fraktur adalah rusaknya kontinuitas tulang yang disebabkan tekanan eksternal yang
datang lebih besar dari yang dapat diserap oleh tulang.
2. Trauma langsung dan tidak langsung
3. Nyeri, bengkak, memar, pemendekan tulang, penurunan sensasi, gangguan fungsi,
Mobilitas abnormal, krepitasi, perubahan bentuk
4. Open fraktur dan close fraktur
5. Bawa ke rumah sakit terdekat.
6. Usia, nutrisi, gangguan neoplasia, diabetes mellitus, dan gangguan vaskuler
7. Menghindarkan gips dari panas langsung, istirahtkan anggota badan, gunakan teknik
berjalan, hindari mengangkat beban berlebih, jangan menyodok apa-apa antara gips
dan tungkai, jangan sampai gips basah, temui dokter anda segera jika anda memiliki
bengkak.
Klungkung, Marett2017
Nama Pembimbing / CI Nama Mahasiswa

…………………………………….… …………………………………….…
NIP NIM

Nama Pembimbing / CT

…………………………………….…
NIP

Anda mungkin juga menyukai