Anda di halaman 1dari 6

意味論

類義語(Sinonim)

Nama Anggota Kelompok 1 :

1. Ni Wayan Ellen Astarina (1601581012)


2. Fikri Lazuardi (1601581013)
3. Ni Kadek Adiyani Ari Martina (1601581014)
4. Ni Nyoman Dama Yanti (1601581033)

PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2018
類義語 / Sinonim

1. TEORI

Sinonim atau persamaan kata dalam bahasa jepang disebut dengan ruigigo (類義

語). Ruigigo (類義語) adalah beberapa kata yang makna yang hampir sama atau

mirip. Dalam bahasa jepang, cara penggunaannya berbeda dalam kalimat tergantung
dari konteks dan situasi dalam kalimat tersebut.
Berikut beberapa contoh persamaan kata yang ada dalam bahasa jepang.

a. Hanasu(話す), Iu(言う), Shaberu(喋る)

Hanasu (話す)merupakan verba golongan I. Makna dari verba hanasu adalah

berbicara, berkata dan mengucapkan. Pemakaiannya digunakan ketika berbicara


tentang sesuatu hal yang mengandung isi dan tujuan yang jelas serta harus ada
lawan bicara. Ketika menyampaikan sesuatu itu harus tahu apa isinya, tujuannya
untuk apa dan siapa lawan bicaranya.

Iu(言う)termasuk kedalam verba golongan I dan mempunyai makna berbicara

dan berkata. Perbedaan dari hanasu dan iu ini adalah dalam hanasu ketika
menyampaikan sesuatu harus mempunyai isi dan tujuan, serta adanya lawan
bicara. Sedangkan iu, ketika berbicara atau mengucapkan sesuatu tanpa lawan
bicara. Artinya seseorang bisa saja berbicara sendiri. Iu juga bisa diucapkan ketika
ada lawan bicara. Tetapi, jika ada lawan bicara maka kalimat itu menjadi kalimat berita
dan sebelum kata iu biasanya menggunakan partikel to.

Shaberu(喋る) termasuk kedalam kata kerja golongan I. Memiliki makna yang

sama, yaitu berbicara dan berkata. Pemakaian shaberu sedikit berbeda dengan
hanasu, yaitu bahwa hanasu berbicara karena ada sesuatu maksud dan tujuan dan
mengandung isi dari apa yang disampaikannya. Namun, shaberu digunakan ketika
sesuatu yang diucapkan tersebut tidak begitu ada isi dan tidak begitu dipikirkan.
Walaupun mempunyai lawan bicara, tetapi si pembicara beranggapan bahwa
sesuatu yang akan dibicarakannya bukanlah sesuatu yang penting. Makna
ungkapan kata shaberu dalam situasi seperti itu, dapat dipadankan dalam bahasa
Indonesia dengan kata “ngomong-ngomong”. Misalnya ada seseorang mengajak
berbicara pada yang lainnya dengan mengucapkan kata shaberimashou (mari
bicara). Dalam situasi seperti itu, baik si pembicara ataupun lawan bicara
beranggapan bahwa yang akan dibicarakan bukanlah sesuatu hal yang penting
walaupun kenyataan akhirnya yang dibicarakan tersebut menghasilkan hal-hal
yang penting. Selain itu, shaberu digunakan pada waktu bicara yang asal keluar
dari mulut saja, asal senang sendiri tanpa menghiraukan orang lain, kadang-
kadang dapat menimbulkan situsi menjadi bising dan ribut sehingga mengganggu
orang lain.

b. Benkyousuru (勉強する), Manabu(学ぶ), Narau(習う)

Benkyousuru (勉強する), bermakna kegiatan belajar yang lebih aktif, dimana kita

menempatkan usaha kita dengan cara membaca, mengerjakan PR dan lain-lain.

Manabu (学ぶ) bermakna ‘belajar sesuatu’ yang biasanya dilakukan di dalam

kelas, yang memungkinkan kita bisa menyerap sesuatu. Atau sebaliknya, bisa jadi
kita lupa dengan materi tersebut pada hari berikutnya.

Narau (習う) menyiratkan makna belajar. Dengan kata lain, kegiatan mempelajari

sesuatu atau hal yang berhubungan dengan ketrampilan dan dilakukan untuk
menjadi mahir.

2. ANALISIS DATA

a. Hanasu(話す), Iu(言う), Shaberu(喋る)

Hanasu(話す)

1. リマさんは先生と話しています。

Rima sedang berbicara dengan guru.

2. 兄は私の子供のときのことを話してくれた。

Kakak laki-laki saya menceritakan (kepada saya) tentang masa kecil saya.
Pada kalimat (1) kata hanashite imasu merupakan perubahan kata dari hanasu ke
bentuk sopan yaitu hanashimasu. Lalu mengalami perubahan ke bentuk –te
menjadi hanashite imasu yang berarti sedang berbicara. Dalam kalimat tersebut
Rima sedang membicarakan sesuatu kepada gurunya dan gurunya bisa saja
mendengarkannya saja maupun meresponnya.
Begitu juga pada kalimat (2) kakak laki laki saya menceritakan masa kecil saya
kepada saya. Dalam pembicaraan tersebut bisa saja “saya” hanya diam mendengar
cerita dari kakak laki-lakinya maupun juga meresponnya dengan bertanya.
Dalam kalimat (1) dan (2) dapat dilihat bahwa kalimat tersebut adanya pembicara,
tema yang dibicarakan serta adanya lawan bicara.

Iu(言う)

1. ビスマさんはときどきひとりごとを言う。

Bisma kadang-kadang berbicara sendiri.

2. 山田さんは今すぐに帰ると言いました。

Katanya Yamada akan segera pulang


Dalam kalimat (1) dapat dilihat bahwa Bisma terkadang berbicara sendiri

tanpa adanya lawan bicara. Pada kalimat (2) 言う bisa pula digunakan apabila

adanya lawan bicara dan menjadi kalimat berita yang mengatakan bahwa Yamada

akan segera pulang. Dengan melihat kalimat (1) dan (2) dapat dikatakan bahwa 言

う dapat digunakan dengan tanpa lawan bicara maupun dengan lawan bicara dengan

menjadikannya sebagai kalimat berita.

Shaberu(喋る)

1. 学生たちはお茶を飲みながら喋った。

Para mahasiswa berbincang-bincang sambil minum teh.

2. 前の人がずっと喋っていたので、先生の説明よく聞こえなかった。

Karena orang-orang di depan terus mengobrol, penjelasan guru tidak terdengar


jelas.
Pada kalimat (1) menunjukkan bahwa para mahasiswa meminum teh sambil
mengobrol hal-hal yang kurang penting. Pada kalimat (2) menunjukkan
ketidaknyamanan seorang siswa dalam belajar di kelas karena ributnya orang-
orang didepannya sehingga penjelasan dari guru tidak terdengar.
Pada kalimat (1) dan (2) menunjukkan bahwa Shaberu (喋る) memiliki makna

berbicara namun apa yang dibicarakannya itu tidak penting dan asal bicara saja.

b. Benkyou suru(勉強する), Manabu(学ぶ), Narau(習う)

Benkyousuru (勉強する)

(1) ニコさんは今日本語を勉強しています。

Sekarang Niko sedang belajar bahasa jepang.


Pada pola kalimat (1) ini menunjukkan bahwa usaha Niko yang sedang
melakukan melakukan bahasa Jepang

Manabu (学ぶ)

(1) 先生について書道を学ぶ。

Mempelajari shodou dari guru.

Pada pola kalimat (1) ini menunjukkan seseorang mempelajari shodou dengan
mengambil pengetahuan yang diajarkan oleh gurunya.

Narau (習う)

(1) 来週から自転車で学校に通って自転車の運転を習うつもりです。

Mulai minggu depan bermaksud belajar menggunakan sepeda untuk pulang


pergi sekolah.
Pada pola kalimat (1) ini menunjukkan usaha seseorang untuk mulai pulang
pergi sekolah dengan latihan belajar menggunakan sepeda.
DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul. 1995. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Kashiko,dkk. 2004. Kamus Lengkap Jepang Indonesia. Surabaya : Penerbit Kashiko.
Sutedi, Dedi. 2003. Dasar-dasar Lingustik Bahasa Jepang. Bandung : Humaniora Utama Press.
ejournal.unsrat.ac.id. Diakses pada 01 September 2018. Pukul 20.00 WITA.

Anda mungkin juga menyukai