Anda di halaman 1dari 16

Psikolinguistik

“MEMORI, PIKIRAN DAN BAHASA”


DOSEN PENGAMPU: Dr. RIKA NINGSIH, S.Pd.,M.Pd

KLS : 5A

KEL OMPOK 8

SIT I SA MSIA H (196210011)

TR I U TA R I (196210374)

YENI MARYATI (196210485)

YESIK A A LVA ON LINA S (196210326)

YOSI SEPTIA SAR I (196210513)

PROGR AM STUD I PEN D ID IK A N BA H ASA DA N SA STR A IN DON ESIA FA KU LTAS KE GUR UA N DA N ILMU PEN DIDIK AN

UN IVER SITA S ISLA M R IAU

PEKA N B AR U

2020/2021
A. Macam-macam Memori

Squire dan Kandel (1999) membagi memori menjadi


yakni memori nondeklaratif dan memori deklaratif.
Memori nondeklaratif berasal dari pengalaman tetapi
terwujud dalam bentuk perubahan perilaku, bukan
rekoleksi terhadap peristiwa masa lalu. Memori
nondeklaratif bersifat instingtif. Sementara itu,
memori deklaratif adalah memori untuk peristiwa,
fakta, kata, musik, segala bentuk pengatahuan yang
telah kita peroleh dalam hidup bagaimana memori
macam ini diperoleh ditentukan oleh berbagai faktor.
Faktor-faktor yang menentukan pemerolehan memori deklaratif:

1. Pertama, unsur keseringan. Makin sering suatu peristiwa diulang,


makin besar kemungkinannya memori untuk peristiwa itu akan
tertanam.
2. Kedua, faktor relevansi. Suatu peristiwa yang dari segin pengalaman
dirasakan relevan akan sangat mengesan dan akan menumbuhkan memori
yang cukup lama, bahkan bisa seumur hidup.
3. .Ketiaga faktor signifikansi. Suatu hal yang signifikan umumnya akan
diingat cukup lama. Peristiwa larinya Tommy Soeharto, misalnya,
mungkin saja tidak relevan dalam kehidupan si A atau si B, tetapi
peristiwa itu sendiri sangat signifikan dalam tata hukum Indonesia.
4. Keempat, faktor gladi kotor. Seorang penyanyi mau tidak mau harus
melatih diri untuk menghafalkan kata – kata lagu yang akan dinyanyikan.
5. Kelima, faktor keteraturan. Entitas yang ditata secara teratur akan mudah
diingat dari pada yyang diletakan secara acak
Seorang psikolog bernama William James (1841-1910) memebagi memori menjadi dua yaitu
memori pendek dan memori panjang.

1. Memori Pendek.


Memori pendek merupakan memori yang menahan
informasi secara temporer sampai memori itu dilupakan
atau dimasukkan ke dalam memori panjang.
2. Memori Panjang.

Memori yang tersimpan selama kurun waktu yang lama,


bisa saja seumur hidup tersimpan. Misalnya siapa guru
yang paling disukai atau orang yang paling dibenci.
B. Memori Manusia Dalam Berbahasa

a. De Porter & Hernacki (dalam Afiatin:2001) menjelaskan bahwa memori


atau ingatan adalah suatu kemampuan untuk mengingat apa yang telah
diketahui. Seseorang dapat mengingat sesuatu pengalaman yang telah
terjadi atau pengetahuan yang telah dipelajari pada masa lalu.
b. b. Menurut Richard Atkinson dan Richard Shiffrin (dalam Matlin,
1998) memori adalah bagian penting dari semua proses kognitif, karena
informasi dapat disimpan hingga sewaktu-waktu digunakan.
c. . Pendapat Drever (dalam Walgito 2004) menjelaskan; memori
menurut pengertian secara umum dan teoritis adalah salah satu
karakter yang dimiliki oleh makhluk hidup, pengalaman berguna apa
yang kita lupakan yang mana mempengaruhi perilaku dan pengalaman
yang akan datang, yang mana ingatan itu bukan hanya meliputi recall
(mengingat) dan recognition (mengenali) atau apa yang disebut
dengan menimbulkan kembali ingatan.
C. Hubungan Pikiran dengan Otak Manusia

Pikiran berasal dari kata dasar pikir. Menurut


Kamus Besar Bahasa Indonesia pikir artinya akal
budi ; ingatan; angan-angan; kata dalam hati; kira,
kemudian mendapat sufiks –an menjadi kata
pikiran. Berpikir adalah aktivitas mental manusia.
Dalam proses berpikir kita merangkai- rangkaikan
sebab akibat, menganalisinya dari hal-hal yang
khusus atau kita menganalisisnya dari hal-hal yang
khusus ke yang umum. Berpikir berarti merangkai
konsep-konsep.
Proses berpikir dilalui dengan tiga langkah yaitu:
pembentukan pikiran, pembentukan pendapat, penarikan
kesimpulan dan pembentukan keputusan:

1. Pembentukan pikiran. Pada pembentukan pikiran inilah


manusia menganalisis ciri-ciri dari sejumlah objek. Objek
tersebut kita perhatikan unsur-unsurnya satu demi satu.
Misalnya mau membentuk pengertian manusia. Kita akan
menganalisis ciri-ciri manusia.

2. Pembentukan pendapat. Pada pembentukan pendapat ini


seseorang meletakkan hubungan antara dua buah
pengertian atau lebih yang dinyatakan dalam bentuk
bahasa yang disebut kalimat.
D. Gangguan Wicara dan Hubungan Nya dengan Memori

Apabila aliran darah pada otak tidak cukup, atau ada


penyempitan pembuluh darah atau gangguan lain yang
menyebabkan jumlah oksigen yang diperlukan berkurang, maka akan
terjadi kerusakan pada otak. Penyakit yang disebabkan oleh
pecahnya pembuluh darah, tersumbatnya pembuluh darah, atau
kurangnya oksigen pada otak dinamakan stroke.
Stroke mempunyai berbagai akibat. Karena adanya kontrol silang
dari hemisfir kiri dan hemisfir kanan, maka stroke yang terdapat
pada hemisfir kiri (kalau menyebabkan gangguan fisik) akan
menyebabkan gangguan pada belahan badan sebelah kanan.
Sebaliknya, kalau stroke itu terjadi pada hemisfir kanan, maka
bagian kiri tubuhlah yang akan terganggu akibat penyakit stroke juga
ditentukan oleh letak kerusakan pada hemisfir yang bersangkutan
a. Afasia Motorik

Kerusakan pada belahan otak yang dominan yang menyebabkan terjadinya afasia motorik bisa
terletak pada lapisan permukaan (lesikortikal), daerah broka. Atau pada lapisan dibawah
permukaan (lesisubkortikal) daerah broka atau juga didaerah otak ant ara daerah broka dan daerah
wernicke (lesitrankortikal). Oleh karena itu didapati adany tiga macam afasia motori ini.
1. Afasia Motorik Kortikal
Tempat menyimpan sandi-sandi perkataan adalah dikorteks daerah. Maka apabila gudang
penyimpanan itu musnah, tidak akan ada lagi perkataan yang dapat dikeluarkan.
2. Afasia Motorik Subkortikal
Sandi-sandi perkataan disimpan dilapisa permukaan (korteks) daerah broka maka apabila kerusakan
terjadi pada bagaian bawahnya (subkortikal) semua perkataan masih tersimpan utuh didalam gudang.
3. Afasia Motorik Traskortikal

Terjadi karena terganngunya hubungan antara daerah broka dan wernicke ini berarti, hubungan
langsung antara pengertian dan ekspresi bahasa terganggu. Pada umumnya afasia motorik
transkortikal ini merupakan lesikortikal yang merusak sebagian broka.
b. Afasia Sensorik

Penyebab terjadinya afasia sensorik adalah akibat


adanya kerusakan pada lesikortikal d i daerah wernicke
pada hemisperium yang dominan. Daerah itu terletak
dikawasan asosiatif antara daerah visual, daerah
sensorik, daerah motorik, dan daerah pendengaran.
Kerusakan di daerah wernicke ini menyebabkan bukan
saja pengertian dari apa yang di dengar pengertian
auditorik) terganggu, tetapi juga pengertian dari apa
yang dilihat (pengertian visual) ikut terganggu. Jadi,
penderita afasia sensorik ini kehilangan pengertian
bahasa llisan dan bahasa tulisan.
E. Pembentukan dan Pemakaian Memori

1) Tahap Input


Orang umumnya menerima masukan, baik lisan maupun tulisan, kemudian
memberikan interpretasi tentang masukan itu untuk memahaminya.
Biasanya orang memperhatikan maknanya, bukan kata-katanya. Karena itu,
yang disimpan dalam memori bukan kata-kata yang didengar atau dibaca tetapi
isi dari keseluruhan kata-kata itu.
2) Tahap penyimpanan
Tahap penyimpanan dimulai dengan proses menyimpan informasi pada memori
pendek, bila informasi tersebut dirasakan penting dan perlu disimpan kedalam
jangka waktu lama, maka informasi itu dikirim ke memori panjang.
3) Tahap Output
Pada tahap output ini ada dua cara yang dipakainya: rekognisi (recognition) dan
Rekol (recall). Pada umumnya rekognisi lebih mudah daripada rekol, karena
Rekognisi adalah proses pemanggilan memori dengan meminta seseorang untuk
dapat merekognisi sesuatu yang telah diberikan sebelumnya
F. Memori dan Hafala

Hafalan juga adalah memori tapi prosesnya berbeda.


Memori bisa terbentuk tanpa kita mengadakan suatu
usaha khusus untuk memperolehnya. Sedangkan
hafalan hanya akan menjadi memori dengan suatu
tindakan yang khusus. Sesuatu akan dapat
dihafalkan dengan mudah apabila bahan tersebut
bermakna/ memiliki makna
Misalnya seorang aktor harus mempelajari berulang-
ulang (menghafalkan) naskah yang akan
diucapkannya, dari hal tersebut dia akan menyimpan
hasil hafalan itu didalam memorinya.
G. Proposisi Dalam Memori

Yang tersimpan dalam memori bukanlah kata


melainkan makna. Begitu makna suatu ujaran sudah
kita tangkap, kata-katanya sudah tidak kita perlukan lagi
hanya makna atau proposisilah yang kita simpan.

Gorge Miller (1962) dengan teorinya bernama Theory of


Derivational Complexity atau TDC mengemukakan,
mudah tidaknya makna suatu kalimat dipahami
ditentukan oleh derivasi/ susunan kalimat itu. Dalam
TDC terkandung pengertian bahwa kalimat dinyatakan
sebagai proposisi dengan segala macam saling hubungnya
H. Pikiran dan Bahasa

Menurut Piaget (1924/55) yang meneliti anak-anak untuk


melihat bagaimana bahasa terkait dengan pikiran menyimpulkan
ada dua macam modus pikiran: pikiran terarah (directed) atau
pikiran inteligen (inteligent) dan pikiran tak terarah atau pikiran
autistik (autistic).

Kenyataan bahwa anak berbicara pada orang lain maupun pada


dirinya sendiri menimbulkan pertanyaan apakah ada derajat
komunikabilitas pada anak. Piaget percaya hal itu ada dan
menamakannya sebagai pikiran egosentris dan bentuk bahasanya
sebagai bahasa egosentris. Sosialisasi dengan anak lain disekitar
menurunkan derajat egosentrisme. Makin besar sosialisasi itu,
makin mengecilnya ujaran egosentrisnya dan lama-lama hilang.
Kesimpulan.

Memori merupakan bagian integral dari eksitensi manusia. Sebagian besar apa yang kita ketahui
tentang dunia ini bukan berasal dari saat kita lahir tetapi kita peroleh melalui pengalaman yang
kita simpan dalam memori kita. Memori dibentuk dan dipakai memalui tiga tahap: input,
penyimpanan dan output. Hafalan juga adalah memori tapi prosesnya berbeda. Memori bisa
terbentuk tanpa kita mengadakan suatu usaha khusus untuk memperolehnya. Sedangkan
hafalan hanya akan menjadi menjadi memori dengan suatu tindakan yang khusus

Yang tersimpan dalam memori bukanlah kata melainkan makna. Begitu makna suatu ujaran
sudah kita tangkap, kata-katanya sudah tidak kita perlukan lagi hanya makna atau proposisilah
yang kita simpan.
Menurut Piaget (1924/55) yang meneliti anak-anak untuk melihat bagaimana bahasa terkait
dengan pikiran menyimpulkan ada dua macam mous pikiran: pikiran terarah (directed) atau
pikiran inteligen (inteligent) dan pikiran tak terarah atau pikiran autistik (autistic).

Dengan singkat dapat dikatakan bahwa pada saat anak tumbuh pikiran yang terujar menjadi
makin kecil dan setelah dewasa berpikir tidak lagi dilakukan dengan memakai kata yang
terujarkan. Jarak yang makin jauh antara inner speech dengan bunyi fonetik yang dipakai untuk
mewakilinya mempercepat proses berpikir.
SEKIAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai