KLS : 5A
KEL OMPOK 8
TR I U TA R I (196210374)
PROGR AM STUD I PEN D ID IK A N BA H ASA DA N SA STR A IN DON ESIA FA KU LTAS KE GUR UA N DA N ILMU PEN DIDIK AN
PEKA N B AR U
2020/2021
A. Macam-macam Memori
Kerusakan pada belahan otak yang dominan yang menyebabkan terjadinya afasia motorik bisa
terletak pada lapisan permukaan (lesikortikal), daerah broka. Atau pada lapisan dibawah
permukaan (lesisubkortikal) daerah broka atau juga didaerah otak ant ara daerah broka dan daerah
wernicke (lesitrankortikal). Oleh karena itu didapati adany tiga macam afasia motori ini.
1. Afasia Motorik Kortikal
Tempat menyimpan sandi-sandi perkataan adalah dikorteks daerah. Maka apabila gudang
penyimpanan itu musnah, tidak akan ada lagi perkataan yang dapat dikeluarkan.
2. Afasia Motorik Subkortikal
Sandi-sandi perkataan disimpan dilapisa permukaan (korteks) daerah broka maka apabila kerusakan
terjadi pada bagaian bawahnya (subkortikal) semua perkataan masih tersimpan utuh didalam gudang.
3. Afasia Motorik Traskortikal
Terjadi karena terganngunya hubungan antara daerah broka dan wernicke ini berarti, hubungan
langsung antara pengertian dan ekspresi bahasa terganggu. Pada umumnya afasia motorik
transkortikal ini merupakan lesikortikal yang merusak sebagian broka.
b. Afasia Sensorik
Memori merupakan bagian integral dari eksitensi manusia. Sebagian besar apa yang kita ketahui
tentang dunia ini bukan berasal dari saat kita lahir tetapi kita peroleh melalui pengalaman yang
kita simpan dalam memori kita. Memori dibentuk dan dipakai memalui tiga tahap: input,
penyimpanan dan output. Hafalan juga adalah memori tapi prosesnya berbeda. Memori bisa
terbentuk tanpa kita mengadakan suatu usaha khusus untuk memperolehnya. Sedangkan
hafalan hanya akan menjadi menjadi memori dengan suatu tindakan yang khusus
Yang tersimpan dalam memori bukanlah kata melainkan makna. Begitu makna suatu ujaran
sudah kita tangkap, kata-katanya sudah tidak kita perlukan lagi hanya makna atau proposisilah
yang kita simpan.
Menurut Piaget (1924/55) yang meneliti anak-anak untuk melihat bagaimana bahasa terkait
dengan pikiran menyimpulkan ada dua macam mous pikiran: pikiran terarah (directed) atau
pikiran inteligen (inteligent) dan pikiran tak terarah atau pikiran autistik (autistic).
Dengan singkat dapat dikatakan bahwa pada saat anak tumbuh pikiran yang terujar menjadi
makin kecil dan setelah dewasa berpikir tidak lagi dilakukan dengan memakai kata yang
terujarkan. Jarak yang makin jauh antara inner speech dengan bunyi fonetik yang dipakai untuk
mewakilinya mempercepat proses berpikir.
SEKIAN TERIMA KASIH