Anda di halaman 1dari 4

3.

2 Proses Likuidasi
Umumnya likuidasi persekutuan menyangkut hal-hal :
1. Mengkonversi aktiva nonkas menjadi kas
2. Mengakui keuntungan dan kerugian serta biaya likuidasi yang timbul selama
likuidasi
3. Menyelesaikan seluruh kewajiban
4. Mendistribusikan kas kepada sekutu berdasarkan saldo akhir modal mereka
Penjelasan umum mengenai proses likuidasi meng-asumsi-kan bahwa persekutuan
mampu membayar hutang-hutangnya, dengan kata lain aktiva yang dimiliki melebihi
kewajiban. Juga diasumsikan bahwa semua sekutu memiliki bagian dalam aktiva bersih
persekutuan, tidak ada hutang yang berasal dari pinjaman kepada sekutu, dan seluruh
aktiva dikonversikan menjadi kas sebelum kas didistribusikan kepada sekutu.
Aturan dalam mendistribusikan aktiva dalam likuidasi persekutuan dibuat
bertingkat sesuai prioritas :
1. Jumlah yang dipinjam dari kreditur yang bukan sekutu
2. Jumlah yang dipinjam dari sekutu selain untuk modal dan laba
3. Jumlah yang harus diberikan kepada sekutu sesuai kepemilikannya
Seluruh saldo laba atau rugi dan prive harus ditutup keperkiraan modal sebelum
distribusi dilakukan. Kekayaan persekutuan tidak boleh didistribusikan kepada sekutu
yang memiliki saldo modal negatif. Maka dari itu saldo pinjaman sekutu harus ditutup
dengan saldo modal untuk menentukan jumlah yang dibagikan kepada sekutu.

Likuidasi Persekutuan Sederhana


Likuidasi persekutuan yang sederhana mengkonversi seluruh aktiva sekutu
menjadi kas dan mendistribusikan kas kepada sekutu pada penyelesaian akhir
persekutuan. Jumlah kas yang didistribusikan kepada sekutu sama dengan saldo modal
masing-masing setelah seluruh kerugian yang terjadi dari likuidasi diakui. Kerugian
selama likuidasi dibebankan langsung ke perkiraan modal. Rasio pembagian laba dan rugi
digunakan selama likuidasi kecuali jika perjanjian persekutuan menyebutkan metode
pembagian laba dan rugi yang lain selama likuidasi. Jika dalam perjanjian menyebutkan
penyisihan untuk gaji dan bunga, maka rasio pembagian sisa laba dan rugi yang
digunakan selama likuidasi. Ini dikarenakan keuntungan dan kerugian atas likuidasi
merupakan penyesuaian atas laba sebelumnya yang akan dibagikan dengan rasio
pembagian laba sisa, jika telah diakui sebelum disolusi.

Saldo Modal Debit dalam Persekutuan Likuid


Dalam melikuidasi persekutuan yang likuid, sumber dana yang tersedia dipakai
untuk membayar kreditur dan sisanya dibagikan untuk sekutu. Tetapi proses likuidasi bisa

1
saja menghasilkan kerugian yang menyebabkan perkiraan modal sekutu menjadi bersaldo
debit. Jika ini terjadi, sekutu yang memiliki saldo debit tersebut mempunyai kewajiban
terhadap sekutu yang modalnya bersaldo kredit, dan mereka diminta untuk menggunakan
harta pribadi mereka untuk menyelesaikan kewajibannya. Apabila sekutu yang memiliki
saldo debit tidak memiliki harta ppribadi, maka sekutu yang masih memilikii kekayaan
diasumsikan rugi sebesar saldo debit. Kerugian ini dibagi berdasarkan rasio pembagian
laba dan rugi.

3.3 Pembayaran Aman untuk Sekutu


Umumnya proses likuidasi suatu bisnis memakan waktu yang cukup panjang, dan
kas mungkin akan tersedia untuk didistribusikan kepada sekutu setelah kewajiban
dibayar, tetapi sebelum aktiva nonkas dikonversi menjadi kas. Apabila sekutu
memutuskan untuk mendistribusikan kas yang tersedia sebelum seluruh aktiva nonkas
yang dijual (dan sebelum keuntungan atau kerugian diakui), maka akan timbul pertanyaan
mengenai berapa banyak kas yang bisa didistribusikan secara aman kepada masing-
masing sekutu. Pembayaran aman ialah distribusi yang bisa dilakukan kepada sekutu
dengan keyakinan bahwa jumlah yang didistribusikan tidak berlebihan, dengan kata lain,
sumber daya yang didistribusikan tidak perlu dikembalikan kepada persekutuan.
Ukuran pembayaran yang aman untuk sekutu didasarkan pada asumsi berikut ini :
1. Seluruh sekutu secara pribadi tidak likuid (sekutu tidak mampu membayar kepada
perusahaan).
2. Seluruh aktiva nonkas menunjukkan kemungkinan rugi (aktiva nonkas harus
dipertimbangkan rugi untuk tujuan untuk menentukan pembayaran yang aman).
Selain itu, ketika mengkalkulasi pembayaran yang aman persekutuan juga
memegang sejumlah tertentu kas untuk menutupi biaya likuidasi, kewajiban, yang belum
tercatat dan kontijensi lainnya.

3.3.1 Penerapan Skedul Pembayaran Aman


Asumsikan persekutuan Budi, Mina, dan Nani sedang dalam proses likuidasi,
dan saldo perkiraan mereka adalah sebagai berikut :

Debit Kredit

Rp Pinjaman jepada Rp
Kas 80.000.000 Nani 20.000.000
Piutang dari Rp Rp
Mina 10.000.000 Modal Budi (50%) 50.000.000

2
Rp Rp
Tanah 20.000.000 Modal Mina (30%) 70.000.000
Rp Rp
Bangunan neto 140.000.000 Modal Nani (20%) 110.000.000
Rp Rp
250.000.000 250.000.000

Seluruh kewajiban selain kepada sekutu telah dibayar, dan para sekutu
memperkirakan penjualan tanah dan bangunan akan memakan waktu beberapa bulan.
Maka dari itu, mereka sepakat bahwa seluruh kas yang ada di tangan, di luar Rp
10.000.000 untuk menutup biaya dan kontijensi, harus diidstribusikan secepatnya.
Dengan informasi ini, skedul pembayaran aman dipersiapkan untuk menentukan
jumlah kas yang bias didistribusikan secara aman untuk tiap sekutu. Skedul
pembayaran aman untuk Budi, Mina dan Nani diberikan pada tabel berikut.

Persekutuan Budi, Mina dan


Nani
Skedul Pembayaran Aman
(Jumlah dalam ribuan)
Rugi yang Ekuitas Ekuitas Ekuitas
Mungkin Budi (50%) Mina (30%) Nani (20%)

Ekuitas Sekutu (Modal ± saldo Rp Rp Rp


pinjaman) 50.000 60.000 130.000
Rugi yang mungkin atas aktiva
nonkas
Nilai buku tanah dan Rp Rp Rp Rp
bangunan 160.000 (80.000) (48.000) (32.000)
Rp Rp Rp
(30.000) 12.000 98.000
Rugi yang mungkin atas
kontinjensi
Kas yang ditahan untuk Rp Rp Rp Rp
kontinjensi 10.000 (5.000) (3.000) (2.000)
Rp Rp Rp
(35.000) 9.000 96.000
Rugi yang mungkin dari Budi
Saldo debet Budi yang

3
dialokasikan 60:40
Rp Rp Rp
kepada Mina dan Nani 35.000 (21.000) (14.000)
Rp Rp Rp
- (12.000) 82.000
Rugi yang mungkin dari Mina
Saldo debet Mina yang Rp Rp
dibebankan ke Nani 12.000 (12.000)
Rp Rp
- 70.000

Anda mungkin juga menyukai