Anda di halaman 1dari 15

KALIMAT EFEKTIF

Oleh:
1. Diyah Astuti (A410080087)

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
TAHUN 2009/2010
ABSTRAK
Bahasa Indonesia adalah alat komunikasi paling penting untuk
mempersatukan seluruh bangsa. Sehingga dalam berkomunikasi harus jelas dalam
menyampaikan informasi sehingga informasinya mudah dipahami. Karena itu, perlu
mengetahui bagaimana menggunakan kalimat yang benar. Dimana kalimat yang
mudah di pahami itu adalah kalimat efektif. Tentang kalimat efektif penulis
menggunakan buku Bahasa Indonesia Untuk Penulisan Karya Tulis Ilmiah ebagai
acuannya.
Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan
informasi dan informasi tersebut mudah dipahami oleh pembaca. Tranformasi
kalimat berupa perubahan bentuk kalimat menjadi bentuk kalimat lain. Jenis-jenis
transformasi: Transformasi jeda, Transformasi aposisi, Transformasi setara,
Transformasi disjungtif, Transformasi opini, Transformasi Total
Topik adalah pokok pembicara atau pikiran. Fungsi kalimat topik:1) Dapat
dipakai sebagai judul karya tulis. 2) Dapat dipakai sebagai kalimat utama dalam
sebuah paragraf. 3) Dapat dipaki dalam spanduk, leafled, poster, iklan, dan
sebagainya.Wujud topik ada dua yaitu: Topik yang berupa bentuk kata dan yang
berbentuk kalimat.
Cara menyusun kalimat topik: 1) Penulisan karya dimulai dengan
menentukan pokok pikiran. 2) Pokok pikiran berupa nominal atau kalimat yang
dinominalkan. 3) Pokok pikiran yang bernilai menyangkut kehidupan orang banyak.
4) Penulisan skripsi dapat berhubungan dengan pokok ilmu pengetahuan, bisa
berupa pikiran sebagai penemuan baru. 5) Pokok pikiran tersebut diperluas dengan
cara menambah satuan lingual yang dibutuhkan.

Kata Kunci: Kalimat Efektif, Informasi Jelas, Kalimat Lengkap,


Transformasi Kalimat, Kalimat Topik.

ii
DAFTAR ISI

ABSTRAK………………………..………………………..……………………… ii
KATA KUNCI…………………..………………………..…………………..…… ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………… iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah…………………………………………. 1
B. Perumusan Masalah……………………………………………… 1
C. Tujuan Penelitian………………………………………………… 1
D. Metode Penelitian………………………………………………... 2
E. Manfaat Penelitian………………………………………………... 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian kalimat efektif………………………………………... 3
B. Transformasi kalimat………………………………………….…. 3
C. Kalimat Topik……………………………………………….…… 7

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan………………………………………………………..….. 11
B. Saran...................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………..…… 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Bahasa Indonesia adalah alat komunikasi paling penting untuk
mempersatukan seluruh bangsa. Oleh sebab itu, merupakan alat mengungkapkan
diri baik secara lisan maupun tulisan, dari segi rasa harsa dan cipta serta piker baik
secara efektif dan logis. Semua warga negara Indonesia harus mahir dalam
menggunakan Bahasa Indonesia karena itu merupakan kewajiban bergaul di
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selain itu kita harus memajukan
kepribadian Indonesia di dalam maupun di luar negeri.
Kepribadian Indonesia dapat tercipta dari kemahiran berbahasa Indonesia,
bagi mahasiswa Indonesia semua itu dapat tercermin dalam tata pikir, tata tulis,
tata ucapan dan tata laku. Berbahasa Indonesia dalam konteks Ilmiah dan
Akademis, sebagai mahasiswa harus lebih dapat menggunakan bahasa Indonesia
dengan baik dan benar supaya negeri ini bisa tetap utuh terjaga.
Mahasiswa selain berbahasa Indonesia juga dapat menggunakan kalimat
efektif. Kalimat yang disampaikan secara mudah dipahami oleh pembaca. Karya
ilmiah ditulis untuk dipahami oleh pembaca. Penulis hendaknya memperhatikan
kalimat yang disusun. Kalimat sangat penting dalam sebuah tulisan, kalimat yang
baik mudah dipahami pembaca.

B. Perumusan Masalah
Dari uraian latar belakang yang dijabarkan di atas dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut:
“Mengetahui dan memahami kalimat efektif”.

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari karya tulis ini adalah untuk mengetahui dan memahami kalimat
yang digunakan dalam menyampaikan informasi yang baik dan benar.

1
D. Metode Penelitian
Dalam melakukan penelitian tentang kalimat efektif penulis menggunakan
buku Bahasa Indonesia Untuk Penulisan Karya Tulis Ilmiah, sebagai acuan dalam
pembahasan masalah.

E. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian tentang kalimat efektif adalah supanya dalam
menyampaikan informasi kepada orang lain menggunakan kalimat yang tepat
sehingga informasi yang disampaikan jelas.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian kalimat efektif.


Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan
informasi dan informasi tersebut mudah dipahami oleh pembaca. Kalimat sangat
penting dalam sebuah tulisan. Kalimat yang baik mudah dipahami oleh pembaca.
Kalimat lengkap dan bukan fragmentaris. Kalimat yang disusun hendaknya
memiliki struktur kalimat bahasa Indonesia yaitu S P O K/pel. Apabila struktur
tersebut tidak dipenuhi, maka kalimat yang disusun menjadi tidak lengkap
strukturnya yang disebut kalimat yang fragmentaris.
Contoh:
1. ira.
2. ira belajar.
3. ira belajar bahasa Indonesia.
4. ira belajar bahasa Indonesia dikampus.

B. Transformasi kalimat
Transformasi berasal dari bahasa inggris transformation yaitu suatu proses
mengubah bentuk bahasa menjadi bentuk-bentuk lain. baik dari bentuk yang
sederhana ke bentuk yang kompleks, maupun dari bentuk yang kompleks ke bentuk
yang sederhana. Maka tranformasi kalimat berupa perubahan bentuk kalimat
menjadi bentuk kalimat lain.

Jenis-jenis transformasi sebagai berikut:


1. Transformasi jeda, yaitu dengan menggunakan jeda.
Jeda adalah perhentian sebentar. Perhentian sebentar ini dalam kalimat
dapat diwujudkan setelah mengucapakan kata-kata yang ada di dalam kalimat.
Contoh:
a. Ibu Ruminah seorang guru.
b. Ibu, Ruminah seorang guru.
c. Ibu Ruminah, seorang guru.

3
d. Ibu, Ruminah, seorang guru.
Penempatan jeda mengakibatkan kalimat a) yang masih meragukan
menjadi kalimat b) c) dan d) yang memiliki maksud berbeda. Kalimat b) yang
berprofesi sebagai guru adalah Ruminah; kalimat c) yang berprofesi sebagai
guru adalah Ibu Ruminah; dan d) yang berprofesi sebagai guru adalah Ibu dan
Ruminah. Tanda baca (,) yang merupakan perhentian sebentar memiliki
makna yang dalam.
Jadi dalam menulis harus memperhatiakan tanda baca agar pemabaca
dapat mememahami informasi yang disampaikan. Informasi yang tidak bisa
dipahami pembaca mengakibatkan tulusan seorang penulis tidak komunikatif.
Kalimat minor atau minim juga dapat dijadikan menjadi kalimat lain
dengan transfornasi jeda.
Contoh:
a. Aduh.
b. Aduh!
c. Aduh?1
d. Aduh….?
e. Aduh?

2. Transformasi aposisi, yaitu dengan menggunakan kata tugas “yang”.


Perubahan bentuk kalimat antara dua komponen menggunakan kata
tugas “yang” (monovalen)
Contoh:
a. Almari itu dipakai tempat baju.
b. Almari itu dijual.
Bentuk transformasinnya:
a. Almari yang dipakai tempat baju itu dijual.
b. Almari yang dijual itu dipakai tempat baju.
Kalimat a) transformasi primer sebab gagasan pertama menempati
posisi depan (bagian depan/kontur depan)
Sedangakan gagasan kedua menempati posisi belakang. Pembentukan
kalimat transformasi aposisi ini menggunakan tiga gagasan yang berbeda dan
dideskripsikan berurutan.

4
Transformasi aposisi ini dimanfaatkan pada bentuk deskripsi. Karangan
diskripsi mengandalkan keahlian penulis dalam membuat bentuk-bentuk
kalimat transformasi aposisi.
Contoh kalimat:
a. Pemuda ini sering mengantar aku sampai ke kos.
b. Pemuda ini sering membiri ucapan selamt ulang tahun kepadaku.
c. Pemuda ini diwisuda Agustus 2005.
Diubah menjadi kalimat transformasi aposisi:
Menjadi a+b+c; a+c+b; b+a+c; b+c+a; c+b+a dan c+a+b.

Pengembangan penalaran penulis tampak dalam kalimat yang disusun.


Kelogisan eskripsi akan menjadi bahan pertimbangan bagi seorang penulis.

3. Transformasi setara, yaitu dengan menggunakan kata tugas “dan”.


Pentransformasian ini akan menghasilkan kalimat majemuk
setara/kalimat koordinat. Dua gagasan yang nilai komunikasinya sama
disatukan oleh kata “dan”.
Contoh:
a. Hujan turun dan pohon tumbang.
b. Ayah pergi dan ibu pulang.
Hal yang bisa disatukan tentu saja memenuhi syarat nilai sama seperti
kalimat diatas.
Contoh:
a. Hujan turun dan sudah wisuda.
b. Ibu menjahit dan teroris bergerak.
Ada kendala psikologis dalam penyusunan kalimat diatas, penulis
nampak memaksa gagasan yang berbeda disatukan dalam satu kalimat.

4. Transformasi disjungtif, yaitu dengan menggunakan kata tugas atau/tetapi.


Penggunaan kata atau untuk menghasilkan kesamaan dan penggunaan
tetapi untuk menghasilkan ketidaksamaan.

5
Contoh:
a. Ida makan, atau Ibu tidur.
b. Ida makan, tetapi Ibu tidur.
c. Saya berbicara keras, tetapi guru menerangkan.
d. Saya berbicara keras, tetapi guru tidak menghiraukan.

5. Transformasi opini, yaitu dengan menggunakan kata tugas “benar” atau


“tidak benar”.
Opini merupakn pandangan penulis. Transformasi opini merupakan
pandangan subjektif penulis. Nilai pendapat ditentukan oleh kepandaian yang
dimiliki penulis. Penulis yang dipercaya tentu saja berimbas pada kepercayaan
terhadap kalimat yang dibuat.
Pedapat yang berorientasi kepada pengakuan menggunakan kata tugas
benar dan opini yang berorientasi kepada pengingkaran atau sanggahan
menggunakan kata tugas tidak benar.
Contoh:
a. Benar, bahwa Ani mengikuti semester pendek ini.
b. Tidak benar, rakyat belum makmur.
Opini sering di sajikan berdasarkan pandangan seseorang terhadap hal
yang terjadi di dalam kehidupan. Logika atau penalaran yang menyertai
penyusunan kalimat opini ini adalah kondisi psikologis penuis.
Kalimat ini bisa mendatangkan perdebatan adu argument yang serius
manakala digunakan dalam komunikasi. Komunikasi tulis akan menimbulkan
perang pena.

6. Transformasi Total, yaitu dengan menggunakan bentuk afirmatif dan negasi.


Transformasi total atau dupik. Penulis menampilakn bentuk afirmatif
dan negasi dalam bentuk kalimat.
Contoh:
a. Ayah pergi atau tidak pergi dan saya harus ada di rumah.
b. Sehat atau tidak sehat, saya harus mengikuti kuliah ini.
c. Penjudi atau bukan penjudi, tetapi mereka tetap ditangkap.
Transformasi total ini juga berdsarkan transfomasi disjungtif yang
mempergunakan kata atau dan tetapi.

6
C. Kalimat Topik
Topik adalah pokok pembicara atau pikiran. Topik ditentukan sebelum penulis
mulai kegiatannya. Wujud topik yang dibicarakan ada dua:
1. Topik yang berupa bentuk kata; dan
Misal:
a. terorisme (bentuk kata berimbuhan): terror + isme.
b. BBM (bentuk singkatan)
c. Pilkada (bentuk akronim)
d. Antikorupsi (bentuk berimbuhan)
e. Tsunami (bentuk kata)
2. Topik yang berupa bentuk kalimat.
Misal:
a. Terorisme sebagai ancaman perdamaian dunia.
b. Krisis BBM.
c. Demokrasi rakyat tebentuk melalui pilkada.
d. Kondisi sekolah pascatsunami.
e. Dukungan moral terhadap gerakan antikorupsi.
Predikat kalimat topik adalah verba tak operasional, artinya bukan kata kerja
transitif. Kata kerja transitif menghendaki kehadiran objek. Cara menyusun kalimat
topik yaitu dengan mengganti verba transitif dengan kata tugas.

X Predikat/verba transitif Y
Terorisme Mengakibatkan Perdamaian dunia
terancam
X Di ganti kata tugas Y
Terorisme Sebagai Ancaman perdamaian
Menjadi dunia
Merupakan
X Memahami Y
X Bergembira Y
X Menjadi Y
X Mengerti Y
X Adalah Y
X Ialah Y
X Yaitu Y
X Yakni Y

7
a.Fungsi kalimat topik
Kalimat topik mempunyai fungsi sebagai berikut.
1) Dapat dipakai sebagai judul karya tulis.
2) Dapat dipakai sebagai kalimat utama dalam sebuah paragraf.
3) Dapat dipaki dalam spanduk, leafled, poster, iklan, dan sebagainya.
b.Cara menyusun kalimat topik
1) Penulisan karya dimulai dengan menentukan pokok pikiran.
2) Pokok pikiran berupa nominal atau kalimat yang dinominalkan.
3) Pokok pikiran yang bernilai menyangkut kehidupan orang banyak.
4) Penulisan skripsi dapat berhubungan dengan pokok ilmu pengetahuan,
bisa berupa pikiran sebagai penemuan baru.

Pokok pikiran
Benda konkret Koperasi Flu Burung
Minyak Kayu Jati
Gajah Daun Sirih
Keindahan Keindahan Alam
Merapi
Benda abstrak Kebebasan Keharmonisan
rumah tangga
Kemerdekaan Kemerdekan
berpendapat
Pendidikan Keramahan Kota
Solo

Hal-hal yang faktual dan aktual selalu dipikirkan oleh masyarakat luas.
Penulis dapat mengangkat hal tersebut sebagai topik. Inspirasi penulis
kadang tidak disisihkan dan tidak dijadikan topik. Penulis kadang lebih
mementingkan kebutuhan masyarakat luas. Topik yang demikian dapat
diterima oleh pembaca.

5) Pokok pikiran tersebut diperluas dengan cara menambah satuan lingual


yang dibutuhkan. Perluasan yang dilakukan ini sebenarnya sebagai
usaha ke arah pemfokusan pembicaraan.

8
Contoh:
a) Koperasi merupakan kekuatan ekonomi ekonomi rakyat.
“X” +V instransitif +”Y”

b) Minyak tanah sebagai kebutuhan pokok rumah tangga.


“X” +V intransitif +”Y”
Pokok pikiran yang bisa dikembangkan sebagai karya tulis ilmiah dapat
diberi contoh:

1 Ekploitasi Anak dalam 12 Kekerasan terhadap Anak


Siaran Televisi
2 Pengaruh Buruk Siaran 13 Perdagangan Anak
Televisi
3 Iklan di Televisi Pemicu 14 Perlindungan Hak Anak
Kebutuhan Anak
4 Siaran Televisi sebagai 15 Penertiban Tempat
Candu Hiburan
5 Siaran Televisi 16 Terorisme
6 Eksploitasi Anak dalam 17 Kekerasan terhadap Anak
Iklan
7 Pengaruh Buruk Limah 18 Iklan di Televisi Pemicu
Kebutuhan Anak
8 Siaran Televisi sebagai 19 Siaran Televisi sebagai
Hiburan Anak Hiburan Remaja
9 Eksploitasi Anak dalam 20 Kekerasan terhadap Anak
Perdagangan
10 Pengaruh Buruk Hand- 21 Iklan di Televisi Pemicu
phone Kebutuhan Keluarga
11 Siaran Televisi sebagai 22 Siaran Televisi sebagai
Hiburan Masyarakat Hiburan Keluarga

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
 Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan
informasi dan informasi tersebut mudah dipahami oleh pembaca.
 Jenis-jenis transformasi sebagai berikut:
1. Transformasi Jeda, yaitu dengan menggunakan jeda.
2. Transformasi Aposisi, yaitu dengan menggunakan kata tugas
“yang”.
3. Transformasi Setara, yaitu dengan menggunakan kata tugas
“dan”.
4. Transformasi Disjungtif, yaitu dengan menggunakan kata tugas
atau/tetapi.
5. Transformasi Opini, yaitu dengan menggunakan kata tugas
benar atau tiadak benar.
6. Transformasi Total, yaitu dengan menggunakan bentuk
afirmatif dan negasi dalam bentuk kalimat.
 Topik adalah pokok pembicara atau pikiran.
 Wujud topik yang dibicarakan ada dua:
1. Topik yang berupa bentuk kata; dan
2. Topik yang berupa bentuk kalimat.
 Predikat kalimat topik adalah verba tak operasional, artinya bukan kata kerja
transitif.
 Fungsi kalimat topik:
1. Dapat dipakai sebagai judul karya tulis.
2. Dapat dipakai sebagai kalimat utama dalam sebuah
paragraf.
3. Dapat dipaki dalam spanduk, leafled, poster, iklan, dan
sebagainya.
 Cara menyusun kalimat topik:

10
1. Penulisan karya dimulai dengan menentukan pokok pikiran.
2. Pokok pikiran berupa nominal atau kalimat yang dinominalkan.
3. Pokok pikiran yang bernilai menyangkut kehidupan orang banyak.
4. Penulisan skripsi dapat berhubungan dengan pokok ilmu
pengetahuan, bisa berupa pikiran sebagai penemuan baru.
5. Pokok pikiran tersebut diperluas dengan cara menambah satuan
lingual yang dibutuhkan.

B. Saran
Kritik dan saran yang membangun, kami harapkan untuk perbaikan dan
kemajuan karya tulis ini.

11
DAFTAR PUSTAKA
 Rohmadi, Muhammad dkk. 2009. Bahasa Indonesia untuk
penulisan karya tulis ilmiah. Surakarta: Media Perkasa

12

Anda mungkin juga menyukai