KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan karunia-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalh ini dengan judul “Pendidikan sebagai Ilmu dan
Seni”.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Landasan
Pendidikan. Walaupun demikian, dalam menyelesaikan makalah ini, kami menghadapi kendala
tetapi atas bantuan dari berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat diselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
bak pepatah tak ada gading yang tak retak. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun dari pembaca agar tugas ini menjadi lebih sempurna. Akhir kata kami
ucapkan terima kasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………...............................…………….. i
DAFTAR ISI ......……………………………………………. …………. ii
BAB I PENDAHULUAN ……….……………………………………... 1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 2
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................... 2
D. Sistematika Penulisan ............................................................................. 3
E. Prosedur Pemecahan Masalah ................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN ................................................……………...... 4
A. Pengertian Pendidikan .............................................................................. 4
B. Definisi, Karakteristik dan Klasifikasi Ilmu ............................................ 5
C. Definisi, Karakteristik dan Klasifikasi Ilmu Pendidikan ......................... 9
D. Pendidikan (Mendidik) sebagai Seni ....................................................... 9
BAB III PENUTUP ..............…………………….……………….............. 10
A. Kesimpulan ........………………….…………........................…............. 10
B. Saran ............................………………....................….......…………… 11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Mendidik adalah proses panjang dan sistematis yang harus ditempuh untuk menjadikan
seseorang menjadi manusia yang terdidik. Mendidik berbeda dengan mengajar yang dapat
diartikan sebagai proses transfer ilmu pengetahuan kepada peserta ajar yang mengandalkan pada
acuan kurikulum, metode pembelajaran yang digunakan seorang pengajar, dan sebagainya.
Mendidik mengandung makna dan tujuan yang lebih besar dan subsantif sebagai upaya perubahan
tingkah laku dan moral atitude siswa didik ke arah yang lebih baik.
Anak didik tidak hanya disiapkan agar siap bekerja, tetapi juga bisa menjalani kehidupannya
secara nyata. Anak didik haruslah berpikir dan pikirannya itu dapat berfungsi dalam hidup sehari-
hari. Kebenaran adalah gagasan yang harus dapat berfungsi nyata dalam pengalaman praktis.”
John Dewey (1859 – 1952)
Beberapa mata pelajaran di tingkat sekolah dasar dan menengah yang selama ini dianggap
mengandung nilai pendidikan perilaku misalnya Pendidikan Agama, Moral Pancasila, Ilmu
Pengetahuan Sosial, dan muatan lokal Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH). Pendidikan
lingkungan hidup diarahkan pada pentingnya aspek sikap dan perilaku siswa didik untuk
memahami pentingnya lingkungan bagi kehidupan serta bagaimana mencintai dan menjaga
lingkungan menjadi suatu nilai yang tertanam dalam keseharian mereka.
Secara formal, pendidikan lingkungan hidup menjadi salah satu alternatif yang rasional untuk
memasukkan pendidikan lingkungan hidup ke dalam kurikulum. Hal ini ditegaskan dengan
penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas)
dan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) tahun 1996 yang kemudian direvisi pada bulan Juni
2005. Penandatanganan MOU tersebut harus dihargai sebagai usaha untuk mengupayakan
bagaimana kecintaan terhadap lingkungan dapat dijadikan sebagai muatan pendidikan bagi siswa
didik sejak usia dini pada pendidikan formal. Karena bagaimanapun, usaha sadar yang lebih
terstruktur dan tersistem dalam suatu aturan formal dapat menjadi kekuatan bersama untuk
mencapai tujuan pendidikan lingkungan hidup selama pada tarap implementasinya dilakukan
secara individu dan berkesinambungan.
C. Tujuan Penulisan
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui
dan mendeskripsikan:
1.
D. Prosedur Pemecahan Masalah
Makalah ini disusun dengan menggunakan metode deskriptif. Metode ini dimaksudkan untuk
menguraikan permasalahan yang dibahas secara jelas dan kompreherensif. Selain itu, kami juga
menggunakan metode studi pustaka. Metode ini diperoleh dengan cara membaca berbagai literatur
atau sumber yang relevan dengan tema makalah.
Data tersebut diolah dengan teknik analisis isi melalui kegiatan mengeksposisikan data serta
mengaplikasikan data tersebut dalam konteks tema makalah.
E. Sistematika Penulisan
Pada Bab I Pendahuluan, menguraikan mengenai latar belakang, tujuan penulisan, rumusan
masalah, sistematika penulisan dan prosedur pemecahan masalah dari isi makalah kami.
Pada Bab II Pembahasan, menguraikan mengenai
Pada Bab III Penutup, menguraikan menngenai kesimpulan dan saran untuk melengkapi
makalah kami.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan
1. Definisi Pendidikan Secara Umum
Definisi pendidikan menurut para ahli, diantaranya adalah :
Menurut Juhn Dewey, pendidikan adalah suatu proses pembaharuan makna pengalaman, hal
ini mungkin akan terjadi di dalam pergaulan biasa atau pergaulan orang dewasa dengan orang
muda, mungkin pula terjadi secara sengaja dan dilembagakan untuk untuk menghasilkan
kesinambungan social. Proses ini melibatkan pengawasan dan perkembangan dari orang yang
belum dewasa dan kelompok dimana dia hidup.
Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik
potensi fisik potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat
berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Dasar pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan universal.
Pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan. organis, harmonis,
dinamis. guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan. Filsafat pendidikan adalah filsafat yang
digunakan dalam studi mengenai masalah-masalah pendidikan.
2. Langeveld
Pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada
anak tertuju kepada pendewasaan anak itu, atau lebih tepat membantu anak agar cukup cakap
melaksanakan tugas hidupnya sendiri. Pengaruh itu datangnya dari orang dewasa (atau yang
diciptakan oleh orang dewasa seperti sekolah, buku, putaran hidup sehari-hari, dan sebagainya)
dan ditujukan kepada orang yang belum dewasa.
3. John Dewey
Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual
dan emosional kearah alam dan sesama manusia.
4. J.J. Rousseau
Pendidikan adalah memberi kita perbe
kalan yang tidak ada pada masa kanak-kanak, akan tetapi kita membutuhkannya pada waktu
dewasa.
5. Carter V.Good
a. Pedagogy is the art, practice, or profession of teaching.
b. The systematized learning or instruction concerning principles and methods of teaching and
of student control and guidance; largely replaced by the term education.
Pendidikan ialah:
b. Ilmu yang sistematis atau pengajaran yang berhubungan dengan prinsip dan metode-metode
mengajar, pengawasan dan bimbingan murid; dalam arti luas digantikan dengan istilah pendidikan.
6. Ki Hajar Dewantara
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.
Setelah mengikuti perkuliahan, mahasiswa diharapkan dapat memahami ilmu pendidikan, praktek
pendidikan sebagai aplikasi ilmui pendidikan, dan pendidikan sebagai seni.
B. DESKRIPSI MATERI
Studi ilmiah antara lain telah menghasilkan ilmu pendidikan. Orang dapat menjadi pendidik
(khususnya pendidik profesional) dengan mempelajari ilmu pendidikan. Dalam praktek pendidikan
diaplikasikan ilmu pendidikan, tetapi praktek pendidikan juga adalah seni.
Definisi, Karakteristik dan Klasifikasi Ilmu.
Istilah ilmu berasal dari kata alima (bahasa Arab) yang berarti pengetahuan. Di dalam bahasa Latin
dikenal pula kata scire yang juga berarti pengetahuan. Ada berbagai jenis pengetahuan, jenis
pengetahuan dikelompokan orang menjadi: revealed knowledge, intuitif knowledge, rational
knowledge, empirical knowledge, dan authoritative knowledge; di pihak lain ada juga yang
mengelompokan jenis pengetahuan menjadi: commonsense knowledge, scientific knowledge,
philosophical knowledge, dan religious knowledge. Secara etimologis ilmu adalah pengetahuan, karena
itu semua pengetahuan tersebut di atas adalah ilmu.
Secara substansial dan operasional ilmu menunjuk kepada tiga hal, yaitu: (1) bodies of knowledge, (2)
a body of systematic knowledge, dan (3) scientific method. Ilmu mengandung arti cara kerja ilmiah dan
hasil kerja ilmiah. Ilmu adalah pengetahuan ilmiah yang dihasilkan melalui metode ilmiah.
1. Objek studi ilmu meliputi berbagai hal sebatas yang dapat dialami manusia. Setiap ilmu
memiliki objek material dan objek formal. Beberapa disiplin ilmu mungkin memiliki objek
material yang sama, tetapi setiap disiplin ilmu mempunyai objek formal yang berbeda. Objek
studi setiap disiplin ilmu bersifat spesifik.
2. Metode ilmiah adalah prosedur pemecahan masalah yang cermat dan terencana. Metode ilmiah
merupakan gabungan dari pendekatan rasional dan empiris. Kerangka studinya merupakan
proses logico-hypotetico-verifikasi, atau menggunakan kerangka berpikir deduktif-induktif
(scientific method). Namun demikian, metode ilmiah dapat bersifat kuantitatif dan atau
kualitatif.
3. Isi ilmu dapat berupa konsep, aksioma, postulat, prinsip, hukum teori, dan model. Dalam hal
ini isi ilmu bersifat objektif, deskriptif, dan disajikan secara rinci dan sistematis.
4. Fungsi ilmu adalah menjelaskan, memprediksikan, dan mengon-trol.
Berbagai jenis ilmu antara lain diklasifikasikan orang ke dalam: natural sciences
(naturwissenschaften), dan human sciences (geisteswissenschaften). Klasifikasi lain adalah: natural
sciences, social sciences, behavioral sciences, dan formal sciences. Ada pula yang mengklasifikasikan
ilmu menjadi: ilmu murni dan ilmu terapan.
1. Objek Studi: Objek material ilmu pendidikan adalah manusia (manusia sebagai makhluk Tuhan
yang berbeda hakiki dengan benda, tumbuhan dan hewan); sedangkan objek formalnya adalah
fenomena pendidikan, yaitu fenomena mendidik dan fenomena lain yang berhubungan dengan
kegiatan mendidik.
2. Metode: Ilmu pendidikan mengguanakan metode kualitatif dan atau metode kuantitatif.
Penggunaan metode tersebut tergantung pada masalah atau objek penelitiannya.
3. Isi Ilmu Pendidikan: Sebagaimana ilmu-ilmu lainnya, ilmu pendidikan dapat berupa konsep,
aksioma, postulat, prinsip, hukum, teori, dan model. Dalam hal ini ilmu pendidikan bersifat
objektif, deskriptif, preskriptif (normatif), yang disajikan secara rinci dan sistematis. Ilmu pada
umumnya bersifat deskriptif, tetapi ilmu pendidikan tidak hanya bersifat deskriptif, melainkan
juga preskriptif/normatif.
4. Fungsi ilmu pendidikan: menjelaskan, memprediksi, dan mengontrol.
5. Ilmu pendidikan menggunakan ilmu-ilmu lain sebagai ilmu bantu. Sekalipun demikian,
menurut M.J. Langeveld (1980), sebagai ilmu yang bersifat otonom ilmu pendidikan berperan
sebagai “tuan rumah”, sedangkan ilmu-ilmu lain merupakan “tamu”nya.
2) Sejarah Pendidikan.
1) Didaktik/Metodik.
a) Pedagogik Teoritis.
- Ilmu Persekolahan.
Pendidikan antara lain dapat dipelajari melalui ilmu pendidikan, namun demikian pendidikan (praktek
pendidikan atau mendidik) juga adalah seni. Alasanya bahwa praktek pendidikan melibatkan perasaan
dan nilai yang sebenarnya di luar daerah ilmu(ilmu yang berparadigma positivisme). Sehubungan
dengan itu, Gilbert Highet (1954) mengibaratkan praktek pendidikan sebagaimana orang melukis
sesuatu, mengarang lagu, menata sebuah taman bunga, atau menulis surat untuk sahabat. Sedangkan
menurut Gallagher (1970) seni mendidik itu merupakan: (1) keterampilan jenius yang hanya dimiliki
beberapa orang; dan (2) mereka tidak dapat menjelaskan secara sistematis bagaimana mereka
mempraktekan keterampilan itu.
Praktek pendidikan diakui sebagai seni, impilkasinya fungsi mendidik yang utama adalah
menghasilkan suatu karya yang utuh, unik, sejati (bukan pura-pura atau dibuat-buat, anak tidak boleh
dikorbankan sebagai kelinci percobaan), dan tiap pihak memperoleh manfaat. Selain itu, pendidik
harus kreatif , skenario atau persiapan mengajar hanya dijadikan rambu-rambu saja, yang lebih penting
adalah improvisasi. Pendidik harus memperhatikan minat, perhatian, dan hasrat anak didik.
Pengakuan pendidikan sebagai seni, tidak harus menggoyahkan pengakuan bahwa pendidikan dapat
dipelajari secara ilmiah. Idealnya, pendidikan adalah aplikasi ilmu (ilmu pendidikan) tetapi sekaligus
pula adalah seni.