Desain Tebal Beton Bina Marga 1
Desain Tebal Beton Bina Marga 1
sebagai berikut:
11. Koefisien gesek antara pelat beton dengan pondasi (μ) = 1,3
89
- Perkerasan beton bersambung dengan tulangan (BBDT)
15. Data (LHR) lalu-lintas harian rata-rata dari hasil survai lalu-lintas ruas Jl.
Batang Kuis – Bandara Kuala Namu, Kec. Tanjung Morawa tahun 2013 :
Truck Gandengan = 22
90
b. Langkah-langkah Perhitungan Tebal Pelat Beton
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Angkutan -
Penumpang
Sedang (MP) 1 1 - - 514 - - - - - - - -
Bus besar 3 5 - - 468 2 936 3 468 5 468 - -
Truck Ringan
2 sumbu 2 4 - - 669 2 1338 2 669 - - - -
4 669 - - - -
Truck Sedang
2 sumbu 5 8 - - 357 2 714 5 357 8 357 - -
Truck 3 sumbu 6 14 134 2 268 6 134 - 14 134
Truck
Gandengan 6 14 5 5 22 4 88 6 22 - - 14 22
5 22 - - - -
5 22 - - - -
Total 3344 825 156
RD=Roda depan, RB=Roda Belakang, RGD=Roda Gandeng Depan,RGB=Roda Gandeng Belakang, BS=Beban
Sumbu, JS=Jumalah Sumbu, STRT=Sumbu Tunggal Roda Tunggal, STRG=Sumbu tunggal roda ganda,
STdRG=Sumbu tandem roda Ganda
Tabel 4.9 Perhitungan jumlah sumbu berdasarkan jenis dan bebannya.
Jumlah sumbu kendaraan niaga (JSKN) selama umur rencana (20 tahun).
Lalu-lintas Rencana:
= 4.49 x 10^7
= 2.246 x 10^7
91
Jenis Beban Jumlah Proporsi Proporsi Lalu-lintas Repetisi
Sumbu Sumbu Sumbu Beban Sumbu Rencana yang terjadi
(ton)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
=(4)*(5)*(6)
STRT 6 134 0.06 0.77 22460000 1013057
5 357 0.16 0.77 22460000 2687867
4 669 0.29 0.77 22460000 5036926
3 468 0.20 0.77 22460000 3523590
2 669 0.29 0.77 22460000 5036926
Total 2297 1.00
STRG 8 357 0.43 0.19 22460000 1853924
5 468 0.57 0.19 22460000 2420780
Total 825 1.00
STdRG 14 156 1.00 0.04 22460000 810118
Total 156 1.00
Komulatif 22,383,187
Tabel 4.10 : Perhitungan repetisi sumbu rencana
- Kuat tarik lentur beton (f’cf) asumsi umur 28 hari : 45 kg/cm2 = 4,5 Mpa
92
- Tebal taksiran pelat beton : 16 - 18 mm (Gambar 24 s/d
31)
Gambar 4.3.1: CBR tanah dasar efektif dan tebal pondasi bawah
93
Dicoba Pelat beton 16 mm
Keterangan:
terbatas
beban sumbu
- Beban per roda =
2∗ 𝐹𝑘𝑏
- Faktor tegangan dan erosi (TE dan FE) didapat dari tabel tegangan
ekivalen dan faktor erosi untuk perkerasan tanpa bahu beton atau dengan
94
- Analisa fatik dan analisa erosi didapatkan dari gambar/grafik analisis fatik
26 -28)
Dari hasil perhitungan diatas didapatkan: % rusak fatik lebih kecil dari 100%
Dari hasil perhitungan diatas didapatkan: % rusak fatik lebih kecil dari 100%
95
Dicoba Pelat beton 18 mm
Dari hasil perhitungan diatas didapatkan: % rusak fatik lebih kecil dari 100%
dari tebal taksiran pelat beton 16, 17, dan 18 mm, Maka tebal pelat beton yang
Sub Base
Sub Grade
96
4..4 Perhitungan Tulangan (dari analisa tebal pelat Bina Marga Pd T 14-
2003)
Ukuran batang pengikat dapat digunakan sesuai tebal pelat beton pada tabel
dibawah ini:
97
Dengan tebal pelat = 180 mm, didapatkan diameter ruji = 28 mm, panjang =
L = (38,3 x φ) + 75
=38,3 x (16) + 75
=687,8 mm 70 cm
Ruji/Dowel D28-300
Lajur Kiri
3600
ARAH MELINTANG
7200
Tie Bar Ø 16 -550
3600
Lajur Kanan
Bahu Dalam
ARAH MEMANJANG
5000 5000
98
Bahan Penutup
Selubung Plastik/
Bahan Penutup Cat anti Karat
Selubung Plastik/
Cat anti Karat
180
180
225 225 Ruji/Dowel D28 mm
Membran
225 225 Ruji/Dowel D28 mm
Membran
(polyethene)
(polyethene)
Bahan
BahanPenutup
Penutup
SelubungPlastik/
Selubung Plastik/
Cat
Catanti
antiKarat
Karat
180
180
350 350
350 350
Membran
Membran
(polyethene) Tie Bars Ø16 mm
(polyethene) Tie Bars Ø16 mm
99
Gambar : Contoh aplikasi Perkerasan beton bersambung tanpa tulangan
- Tebal pelat = 18 cm
- Panjang pelat = 15 m
100
a) Tulangan memanjang
𝜇.𝐿.𝑀.𝑔.ℎ
. 𝐴𝑠 =
2.𝑓𝑠
Dari grafik dan tabel perhitungan beton bertulang, (Ir. W.C Vis)
5400
2100
b) Tulangan melintang
𝜇.𝐿.𝑀.𝑔.ℎ
. 𝐴𝑠 =
2.𝑓𝑠
Dari grafik dan tabel perhitungan beton bertulang, (Ir. W.C Vis)
101
Maka digunakan tulangan Ø6– 100 (As = 262,7mm²)
- Tebal pelat = 18 cm
- Es/Ec = 6
fcf = 40 kg/cm²
a) Tulangan memanjang
𝑓𝑐𝑓 = 40 kg 2 ,
102
100𝑥20𝑥(1,3 − 0,2𝑥1,3)
𝑃𝑠 =
3340 − (6𝑥20)
= 0,65 %
(wire mash)
𝑓𝑐𝑡 2
𝐿𝑐𝑟 =
𝑛.𝑝2.𝜇.𝑓𝑏(𝜀𝑠.𝐸𝑐−𝑓𝑐𝑡)
103
U = 4/d = 4/1,2 = 3,33
Ambil 𝑓𝑏 = (1,97 √𝑓′𝑐 )/d= (1,97 √290,5 )/1,2 = 27,98 kg/ cm2
202
𝐿𝑐𝑟 = = 55,48 cm <
6∗0,01262 ∗3.33.27,98 (0.0004∗253104−20)
Maka, dipakai tulangan diameter 12 jarak 180 mm (𝐴𝑠 = 15,2 cm2 ) dan
104
4.5 Perhitungan Tulangan (dari analisa tebal pelat AASHTO 1993)
Dengan tebal pelat = 280 mm, dipakai diameter ruji = 28 mm, panjang =
L = (38,3 x φ) + 75
= 38,3 x (16) + 75
= 687,8 mm 70 cm
- Tebal pelat = 28 cm
105
- Panjang pelat = 15 m
a. Tulangan memanjang
𝜇.𝐿.𝑀.𝑔.ℎ
. 𝐴𝑠 =
2.𝑓𝑠
Dari grafik dan tabel perhitungan beton bertulang, (Ir. W.C Vis)
5400
2100
b. Tulangan melintang
𝜇.𝐿.𝑀.𝑔.ℎ
. 𝐴𝑠 =
2.𝑓𝑠
106
1,3 x (2x3,5) x 2400 x 9,81 x 0,28.
As = = 124.98 mm2/m'
2𝑥240
Dari grafik dan tabel perhitungan beton bertulang, (Ir. W.C Vis)
5400
2100
- Tebal pelat = 28 cm
- Es/Ec = 6
fcf = 40 kg/cm²
107
- Ruji digunakan ukuran diameter 28 mm, panjang 45 cm dan jarak 30 cm
a. Tulangan memanjang
𝑓𝑐𝑓 = 40 kg 2 ,
100𝑥20𝑥(1,3 − 0,2𝑥1,3)
𝑃𝑠 =
3340 − (6𝑥20)
= 0,65 %
𝑓𝑐𝑡 2
𝐿𝑐𝑟 =
𝑛.𝑝2.𝜇.𝑓𝑏(𝜀𝑠.𝐸𝑐−𝑓𝑐𝑡)
108
Ambil 𝑓𝑏 = (1,97 √𝑓′𝑐 )/d= (1,97 √290,5 )/1,2 = 27,98 kg/ cm2
202
𝐿𝑐𝑟 = = 55,48 cm <
6∗0,01262 ∗3.33.27,98 (0.0004∗253104−20)
15,2 cm2 ) dan tulangan melintang ambil diameter 12 mm jarak 360 mm.
109
4.6 Pertimbangan pemilihan tipe perkerasan kaku
perkerasan kaku, yaitu perkerasan beton tanpa tulangan, atau dengan tulangan.
Sebagai pertimbangan awal, perkerasan kaku bisa dibuat tanpa dowel bila volume
lalu lintas rendah, atau yang lain, bila diantara dasar-dasar dan pelat beton
Untuk panjang pelat kurang dari 5 atau 6 m (20 ft), maka volume
tulangan bisaanya bisa diabaikan. Lapisan CTB (cement treated base) menambah
pavement, JPCP). Seperti tercermin dalam sebutannya, JPCP terdiri dari blok-blok
beton dengan ukuran tertentu dan tebal sekitar 15-30 cm, yang diletakkan diatas
lapis pondasi bawah. Pelat beton tak bertulang membutuhkan jarak sambungan
melintang dan memanjang yang agak pendek untuk mengendalikan retak termal
supaya masih dalam batas-batas toleransi. Karena JPCP dirancang agar tidak
110
dan tulangan temperature tidak diperlukan. Sambungan arah memanjang
dicocokkan dengan lebar lajur (sekitar 3,6 m) dan sambungan melintang berkisar
pengikat (tie bar), umumnya tetap digunakan pada sambungan arah memanjang
berfungsi sebagai alat bantu transfer beban juga dipasang pada sambungan-
merupakan hal yang sangat penting. Jika transfer beban tidak bekerja dengan baik,
maka permukaan jalan tidak menjadi rata (terjadi beda tinggi antara tepi pelat satu
pelaksanaan
bagian tengah
111
3. Batasan jarak sambungan, juga untuk mencegah retak beton di bagian
tengah
baik.
Perkerasan beton bertulang terdiri dari pelat beton semen Portland dengan
dari segi teknis (engineering) dan biaya (Life Cycle Cost Analysis)
112
Perkerasan Kaku Perkerasan Lentur
(Rigid Pavement) (flexible pavement)
Biaya konstruksi Mahal Relatif murah
Biaya pemeliharaan Kecil Besar
Frekuensi pemeliharaan Rendah Tinggi
Penggunaan agregat/m2 Sedang Tinggi
Gangguan arus lalu- Rendah Tinggi (akibat
lintas pemeliharaan)
CBR tanah dasar Sedang Tinggi
Kenyamanan Kurang (adanya suara Baik
bising)
Ketahanan slip Kurang (apalagi di Baik
musim hujan)
Kerusakan ban Cepat Tahan lama
kendaraan
Lama unsur rencana 20 - 40 tahun Bertahap
Waktu pelaksanaan Relatif cepat Lebih lama
Bahan pengikat pokok Produksi dalam negeri Masih harus
diimport
Beban yang dapat Sedang s/d berat Ringan s/d
dipikul sedang
Kelandaian maksimum <10º >10 º
Pelaksanaan konstruksi Mudah Sulit
Tabel 2.1. kelebihan dan kekurangan antara jenis perkerasan lentur dan perkerasan
113
1. Struktur perkerasan lebih tipis kecuali untuk area tanah lunak yang
membutuhkan struktur pondasi jalan lebih besar dari pada perkerasan kaku
2. Konstruksi dan pengendalian mutu yang lebih mudah untuk area perkotaan
4. Pembuatan campuran yang lebih mudah (contoh, tidak perlu pencucian pasir)
Pemilihan perkerasan jalan pada ruas jalan tol Medan – Kuala Namu
antara perkerasan kaku (Rigid Pavement) dan perkerasan lentur (aspal) dikaji
Jalan bebas hambatan Medan – Kuala Namu dengan alat Dynamic Cone
mulai dari STA 0+275 – STA 0+628 (Ramp 1 Parbarakan), seperti yang
114
No. Lab Test Number Stationing L/R CBR
Dari data CBR diatas, yang paling minimum adalah 2,91 dan terbesar
adalah 10,76 , data yang dipakai untuk desain adalah yang terkecil. Jika
CBR tanah dasar 2,91 harus diperbaiki menjadi persyaratan CBR standard
lebih tipis karena dapat distabilisasi dengan beton kurus (lean concrete).
115
Data teknis jalan:
116
A
CL B
INNER OUTER 1500
SHOULDER SHOULDER ROUNDING
750 750 3000 7200 1500 1250 1250 1500 7200 3000 750 750
750
4%
4% 4%
4%
1800
SOLID SODDING
1
1050
:1
H
Separator - Non Woven Separrator - Non Woven
Geotextile Geotextile CL
Stripping 300mm
3000 VARIES 6000 6000 3000 3600 3600 1500 1250 1250 1500 3600 3600 3000 6000 6000 6000 6000
750 750 750 750
500 500
4% 4%
DAYLIGTH
Typical Cross section Main Road Flexible Pavement on soft ground area
101
Kajian Perbandingan antara Perkerasan Kaku dengan Perkerasan Lentur
- Pemeliharaan
101