Anda di halaman 1dari 32

ISI DECLARATION OF INDEPENDENCE

Doni Setyawan | Maret 11, 2018 | soal SBMPTN | Tidak ada Komentar
Perjuangan kemerdekaan Amerika Serikat dipelopori oleh George Washington, Thomas Jefferson,
dan James Madison pada tahun 1776 dirumuskan dalam Declaration of Independence yang berisi
perjuangan untuk….
A. Menghormati hak hidup dan kebebasan serta memperoleh kebahagiaan

B. Mengusir bangsa Inggris dari wilayah Amerika

C. Mengembangkan liberalisme, nasionalisme dan humanism

D. Menjaga dan menciptakan perdamaian dunia

E. Menyerukan perjuangan kemerdekaan bagi sesama manusia

Pembahasan Soal
Deklarasi Kemerdekaan dicetuskan pada tanggal 4 Juli di Philadelpia. Pengumuman kelahiran negara
baru ini mencetuskan suatu falsafah kemerdekaan manusia yang kemudian menjadi kekuatan dinamis
di seluruh dunia. Falsafah itu berpijak pada landasan bahwa kebebasan perseorangan yang
menggerakkan dukungan seluruh warga Amerika untuk mencapai kemerdekaan.
Deklarasi Kemerdekaan Amerika dibacakan pada tanggal 4 Juli 1776. Isi dari deklarasi kemerdekaan amerika
yaitu “Kami menganggap kebenaran-kebenaran mutlak, bahwa semua orang diciptakan sama, bahwa meraka
oleh Tuhan dikaruniai beberapa hak tertentu yang tak dapat diganggu gugat, bahwa diantaranya adalah hidup,
kemerdekaan, dan usaha mencapai kebahagiaan. Bahwa untuk melindungi hak-hak itu, pemerintah harus
didirikan oleh orang-orang yang menerima kekuasaannya dengan persetujuan meraka yang diperintah, bahwa
manakala suatu pemerintah justru merusak tujuan-tujuan ini, maka adalah hak rakyat untuk mengubah atau
menghapuskan dan mendirikan suatu pemerintahan baru”. Dari deklarasi kemerdekaan amerika itu
menghasilkan dua hal penting yakni hak asasi manusia dan demokrasi.
Jadi: Perjuangan kemerdekaan Amerika Serikat dipelopori oleh George Washington, Thomas
Jefferson, dan James Madison pada tahun 1776 dirumuskan dalam Declaration of Independenceyang
berisi perjuangan untuk…. A [Menghormati hak hidup dan kebebasan serta memperoleh kebahagiaan]

Isi pokok yang terkandung dalam declaration of independence


bahwa tuhan menciptakan manusia dengan derajat yang sama dan dikaruniai 3 hak yaitu:
→hak hidup
→hak kebebasan
→hak mengejar kebahagian

Declaration of Independence
Declaration of Independence atau deklarasi kemerdekaan Amerika Serikat, merupakan suatu
momentum penting dalam sejarah dunia Internasional. Setelah sekian lama berada dalam kawasan
koloni Inggris, pada 4 Juli 1776, Amerika Serikat mengumumkan kemerdekaannya. Tiga belas
kolonis di Amerika menyerukan independesinya atas Inggris. Banyak sekali hal yang
melatarbelakangi munculnya inisiatif dari tokoh Amerika Serikat saat itu untuk bisa lepas dari
jajahan Britania Raya. Diikuti juga dengan peristiwa – peristiwa bersejarah lainnya yang
mengawali proses perumusan naskah deklarasi kemerdekaan Amerika Serikat.
Peristiwa yang menjadi katalis dari kemunculan ide tentang deklarasi kemerdekaan Amerika
Serikat adalah ketika dimulainya kontak senjata antara kolonis Amerika dengan angkatan
bersenjata Inggris pada tahun 1775 setelah sebelumnya mengajukan petisi dalam rangka Kongres
Kontinental Pertama kepada Raja George III. Petisi tersebut mengalami penolakan, sehingga
mengakibatkan pemberontakan. Rakyat Amerika ketika itu ingin menuntut pemenuhan hak – hak
mereka sebagai masyarakat, menolak segala bentuk penindasan, serta pemungutan pajak yang
dianggap hanya menguntungkan pihak kolonial. Mereka beranggapan bahwa, sebagai sebuah
kesatuan masyarakat, mereka berhak untuk menyelenggarakan pemerintahan yang berdasarkan
atas kehendak mereka sendiri. Perang melawan kekuatan Eropa tersebut sering disebut sebagai
Perang kemerdekaan atau Perang Revolusi Amerika.

Lebih dari setahun penuh masa Revolusi Amerika, begitu banyak fenomena yang terjadi
didalamnya antar lain keputusan Raja George III untuk memperkuat militernya dan menolak
mengabulkan permintaan masyarakat koloni Amerika pada petisi Kongres Kontinental Kedua
yang diadakan pada tanggal 10 Mei 1775, tidak lama setelah pecahnya Perang Revolusi Amerika.
Penolakan tersebut lagi - lagi menimbulkan perasaan marah dari masyarakat koloni sebagai pihak
yang terjajah, hingga kemudian muncullah sebuah naskah berjudul ‘Common Sense’ karangan
Thomas Paine yang menyatakan bahwa kemerdekaan merupakan hak asasi bagi tiap – tiap
manusia.

Tulisan tersebut mengejutkan banyak pihak, baik itu pihak kolonis maupun kolonial, sebab
Thomas Paine merupakan seorang pemikir politik dan penulis dari Inggris yang menerbitkan
pamfletnya dengan tujuan untuk membantu masyarakat koloni. Efek dari ‘Common Sense’ ini
semakin membulatkan tekad seluruh koloni untuk memisahkan diri. Namun hal itu tidak segera
terwujud karena harus ada kesepakatan dari seluruh koloni demi terwujudnya pencetusan deklarasi
kemerdekaan. Akhirnya pada tanggal 10 Mei 1776, setahun setelah pertemuan pertama
Kontinental Kongres Kedua, sebuah resolusi disepakati oleh seluruh koloni untu memisahkan diri.
Peristiwa tersebut diikuti oleh munculnya gagasan untuk mendeklarasikan kemerdekaan atas
Inggris pada tanggal 7 Juni 1776 oleh Richard Henry Lee, seorang delegasi dari negara bagian
Virginia yang disampaikan pada Kontinental Kongres Kedua.

Lee mengajukan tiga resolusi dimana poin pertamanya menyatakan bahwa “these United Colonies
are, and of right ought to be, free and independent States, that they are absolved from all
allegiance to the British Crown, and that all political connection between them and the State of
Great Britain is, and ought to be, totally dissolved.” (Journals of Congress (Ford ed.), V, 424,
dalam Becker, 1958: 3). Setelah menyampaikan apa yang disebut sebagai Resolutions of
Independence, peserta kongres sepakat untuk membentuk panitia perumusan deklarasi
kemerdekaan atau yang lebih dikenal dengan sebutan Comittee of Five yang beranggotakan
Thomas Jefferson dari Virginia, John Adams dari Massachussets, Roger Sherman dari
Connecticut, Benjamin Franklin dari Pennsylvania, serta Robert R. Livingston dari New York.
Naskah deklarasi yang sebagian besar disusun oleh Thomas Jefferson tersebut berisi tentang
justifikasi untuk melepaskan diri dari belenggu jajahan Inggris. Draft yang kini dikenal sebagai
naskah Declaration of Independence tersebut terbagi atas lima bagian,
yakni introduction, preamble, kemudian isi yang dibagi lagi menjadi dua bagian, serta kesimpulan.

“Deklarasi Kemerdekaan tersebut sebenarnya diangkat dari filosofi politik Prancis dan aliran
Pencerahan Inggris” (Garis Besar Sejarah Amerika (Anon., 2004)). Tetapi yang paling banyak
mempengaruhi penulisan deklarasi tersebut adalah tulisan karangan John Locke yang
berjudul Second Treatise of Government (Uraian Kedua tentang Pemerintahan). Dalam
karangannya tersebut, Locke terpaut pada konsep hak - hak tradisional orang Inggris. Konsep
tersebut lalu dikembangkan menjadi hak-hak asasi seluruh umat manusia. Dalam deklarasi, situasi-
situasi yang telah terjadi di koloni kemudian oleh Jefferson dihubungkan sesuai dengan prinsip-
prinsip Locke ini.

Naskah tersebut pertama kali dibacakan di hadapan peserta kongres pada tanggal 28 Juni 1776,
dan kemudian mengalami beberapa kali perdebatan serta revisi di beberapa bagian naskahnya
selama beberapa hari, hingga pada 2 Juli di tahun yang sama, dokumen Declaration of
Independence diproklamirkan di Philadelphia sebagai pengembangan dari ide Lee, yang
menegaskan bahwa Amerika menyatakan kemerdekaannya di 13 koloni Amerika atas Kerajaan
Inggris. Deklarasi tersebut baru mendapat persetujuan, pengakuan, dan pengesahan secara resmi
dari para peserta kongres pada tanggal 4 Juli 1776. Untuk selanjutnya tanggal tersebut diperingati
sebagai hari Kemerdekaan Amerika Serikat.

Di hari yang sama, setelah kongres meratifikasi versi akhir dari akta deklarasi, salinan naskah yang
ditulis tangan tersebut segera dikirimkan pada John Dunlap untuk dicetak dan disebarluaskan ke
khalayak ramai di semua koloni Amerika. Presiden kongres kala itu, John Hancock, juga
mengirimkan selebaran naskah deklarasi kemerdekaan kepada Jenderal George Washington di
kota New York serta menginstruksikan agar Washington segera membacakan deklarasi tersebut di
depan para pasukannya. Bukan hanya itu, teks proklamasi tersebut juga didistribusikan ke luar
Amerika seperti Inggris, Warsawa, Jerman, Swiss, Portugis, Prancis, dan masih banyak lagi.
Setelah naskah tersebut didistribusikan dan dibacakan kepada publik, baru pada tanggal 2 Agustus
1776, semua anggota Kongres Kontinental Kedua menandatangani naskah tersebut.

Setelah pendeklarasian kemerdekaan, banyak reaksi yang ditimbulkan atas Declaration of


Independence tersebut. Beberapa perang perebutan wilayah muncul di beberapa tempat seperti
Pertempuran Long Island di New York pada Agustus 1776 antara tentara Inggris melawan pasukan
Amerika. Pada saat itu Washington tidak dapat menarik mundur semua prajuritnya ke Pantai
Manhattan dikarenakan posisi mereka yang tidak mampu dipertahankan. Banyak perang – perang
yang kembali terjadi secara beruntun setelah kekalahan pihak Amerika saat itu. Terlebih Amerika
juga melakukan persekutuan dengan Prancis, yang membuat kekuatan Amerika semakin kuat.
Persekutuan tersebut diperkuat dengan ditandatanganinya Traktat Persahabatan dan Perdagangan,
serta Traktat Persekutuan. Dapat dikatakan pula bahwa Prancis adalah negara pertama yang
mengakui kemerdekaan Amerika. Persekutuan Amerika dan Prancis ini tidak membutuhkan waktu
lama untuk memperluas area konflik. Inggris banyak mengalami kekalahan dan banyak kehilangan
prajuritnya kali itu. Dengan terlibatnya Prancis juga, Inggris kemudian bergerak ke arah selatan
karena kebanyakan masyarakat selatan adalah para Loyalis, yaitu orang - orang Amerika yang
setia pada Inggris. Tetapi, lagi-lagi Amerika berhasil menggagalkan rencana Inggris. Disinilah,
pada akhirnya Amerika berhasil mengalahkan Inggris secara telak.

Kekalahan Inggris tersebut diikuti dengan kekalahan berikutnya di Yorktown, dekat mulut Teluk
Chesapeake. Kekalahan tersebut, bukan berarti menjadi akhir dari perang – perang yang muncul
setelahnya hingga dua tahun berikutnya. Akhirnya Inggris memutuskan untuk menggelar
perundingan perdamaian dengan Amerika di Paris di awal tahun 1782. Perundingan ini dikenal
sebagai Traktat Paris yang disetujui oleh kedua belah pihak yang mengakui kemerdekaan,
kebebasan, dan kedaulatan 13 bekas koloni. Hingga akhirnya pada tahun 1787, lahirlah konvensi
konstitusional yang mengatur tentang pembentukan pemerintahan dan lain – lain. Setahun
berikutnya, Konstitusi Amerika Serikat resmi dibentuk oleh 13 bekas koloni yang kini berubah
menjadi 13 negara bagian, serta penunjukan George Washington sebagai presiden pertama
Amerika Serikat yang mulai menjabat pada 1789.

Setelah sekian lama, Amerika terjajah oleh Inggris dan melalui proses yang sangat panjang untuk
memperoleh kemerdekaannya, akhirnya Amerika mampu meraih kemerdekaan yang
diidamkannya. Dari bahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa memperjuangkan kemerdekaan
bukanlah sebuah proses yang mudah. Bila kita mengingat kembali, sama halnya dengan Amerika
dalam memperjuangkan kemerdekaan, Indonesia juga melakukan banyak pengorbanan demi
memperoleh kemerdekaannya. Karena semua perjuangan tersebut merupakan suatu proses
pencapaian suatu wilayah atas cita – cita bersama, maka peristiwa bersejarah tersebut seyogyanya
bisa dipetik nilai – nilai moral yang ada di dalamnya. Bahwa kemerdekaan atas hak – hak hidup
setiap individu haruslah dihargai, dan manusia adalah sederajat.

Deklarasi ini merupakan pernyataan kemerdekaan Amerika pada tanggal 4 Juli 1776. Dalam
pernyataan ini disebutkan bahwa semua manusia itu dianugerahi hak hidup, hak kebebasan
dan hak milik (life, liberty, and property) oleh Tuhan.

"Declaration of Independence of Amerika" (1776).


Isinya adalah "Semua manusia diciptakan sama. Mereka clikarunia
Tuhan hak-hak yang tidak dapat dilepaskan dari pengaruh hak hidup,
hak kebebasan dan hak mengejar kebahagiaan".

CORETAN MAKHLUK
NURDIN Subs cribe

Pages
 Beranda
THE COMMUNIST MANIFESTO KARL MARX (1818-1883)
undefined
undefined
KATA PENGANTAR

Dengan disusunnya makalah filsafat modern dengan judul The Communist Manifesto ini guna
memenuhi tugas mata kuliah pengantar filsafat umum, diharapkan dapat memberikan niali tambah
bagi kami selaku mahasiswa.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini, masih jauh dari kesempurnaan. Karena tidak
mudah menjelaskan apa yang dimaksud dengan karya-karya para filsuf modern. Mengapa? Alasan
yang paling mendasr adalah karena sampai sekarang belum ada kesepakatan mengenai apa arti
filsafat itu sendiri. Memang ada banyak konsep dan penjelasan yang sangat jelas taentang filsafat.
Banyak filsuf besar memberi penjelasan dan menjabarkan pemikiran mereka tentang filsafat. Namun
demikian, kita tidak menemukan kesepakatan di antara mereka mengenai pengertian filsafat. Secara
garis besar dapat dikatakan bahwa ada dua model jawaban atau gagasan untuk memeberi gambaran
tentang pengertian karya-karya filsuf modern. Pertama adalah melihat pengertian filsafat berdasarkan
pada objek kajiannya. Kedua adalah melihat filsafat sebagai model berpikir logis dan rasional.
Oleh karena itu, sekiranya terdapat kekurangan dalam makalah ini, saya harapkan pembaca atau
penyimak sudi untuk memberikan kritik dan sarannya.

Bandung, 5 juni 2011

Bab 1
PENDAHULAUN

The Communist Manifesto adalah buku yang tidak bertele-tele, tajam, jelas, dan visioner. Buku ini
memberi inspirasi bagi generasi-generasi militan, para agitator politik, dan kelompok-kelompok
revolusioner.
Untuk dapat memahami isi dan ambisi dari Manifesto, penting untuk melihat sekilas tentang saat-saat
di mana Marx menulisnya. 1848 adalah tahun pergolakan revolusi. Saat itu para buruh bangkit dalam
pemberontakan dan perlawanan di daerah-daerah industri besar di Eropa Utara. Ketidakpuasan para
pekerja sampai pada puncaknya dan sesuatu yang dramatis diharapkan untuk membangun
pergerakan aktivitas revolusioner. “suatu warna sedang membayangi Eropa, dan warna itu adalah
komunisme.” Komunisme adalah sebuah kekuatan, dan tiba saatnya kekuatan itu bersuara logis, hal
ini jugalah yang menjadi bagian dari cita-cita Mark ketika menulis Manifesto. Cita-citanya yang lain
adalah mengubah dunia dengan membawa dunia pada fase historis yang terakhir, yaitu komunisme.
Ada pengaruh hegel disini, dan secara jelas, materialisme historis Marx adalah karya ulang dari
konsep hegel, yaitu yang Absolut menjadi kesadaran diri dalam fase historis. Lebih dari yang Absolut
merealisasikan dirinya dalam sejarah, Marx berharap bahwa kelas pekerja akan merealisasikan
kekuatannya. Dan menggunakannya.
Marx bertugas untuk menulis rumusan misinya oleh partai komunis. Mereka mengungkapkan dengan
jelas tujuan politiknya untuk lebih memfokuskan sebuah revolusi yang didambakan dan akibat-
akibatnya. Marx menulis Manifesto sekitar enam minggu, draft tulisannya diajukan berulang kali ke
Engels dan para pendukungnya. Sangat sedikit dari rancangan itu yang bertahan hidup, beberapa
mengambilnya sebagai bukti dari kenyataan bahwa Marx membuat sedikit perubahan atau
penyesuaian dengan visi aslinya. Tidak masalah bagaiman munculnya, manifesto adalah suatu dari
karya paling terkenal dari filsafat politik.
Manifesto berisi ringkasan dari filsafat marx, yaitu materialisme historis, yang dahulu dirancang
dengan sangat panjang oleh Marx dan Engels dalam karyanya yang diterbitkan, The German Ideology
Manifesto juga berisi sebuah pandangan profetis yang menyolok tentang masa depan kapitalisme. Kita
akan melihat pandangan Marx tentang sejarah, penggunaan bentuk lain dari sosialisme, dan akhirnya
sekilas pandangannya mengenai isi dari karya profetis tersebut.

BAB 2
POKOK PEMBAHASAN

A. Materialisme Historis
Manifesto berisi sebuah filsafat sejarah, yang kemudian dikenal sebagai materialisme sejarah. Sesuai
dengan pandanganya, dan masih dalam kesejajarannya dengan Hegel, terdapat sebuah pola atau
bentuk dari sejarah manusia, dan sejarah adalah keterarahan menuju sebuah titik akhir. Akhir atau
tujuan bukanlah sebuah kesadaran dari sebuah proses tetapi suatu wajah yang pasti dari organisasi
ekonomi : komunisme. Sebelum masyarakat siap dengan komunisme, pikirnya, masyarakat harus
melewati struktur perkembangan sosial dan ekonomi. Pembahasan tentang strutur tersebut
mengambil bagian yang besar dari buku ini, terutama bagaimana struktur tersebut menjadi bagian
dari pengharapan pekerja sekarang yang melihat struktur sebagai sesuatu yang harus sesuai dengan
arus saat ini, itu artinya mengubahnya. Marx menggerakan sebuah dorongan historis dan buku ini
punya arti untuk membantu agar sejarah tetap berjalan.
Teori sejarah Marx tidak mencoba untuk menjelaskan sedikit mengenai sejarah manusia, tetapi
menerangkan evolusi sebagai bagian dari teori sejarah, yang bernama sejarah sosial dan ekonomi.
Pandangan Marx dimulai dengan klaim bahwa sebelum manusia secara kolektif melakukan atau
mencapai sesuatu, seorang individu harus mampu berjumpa dengan kebutuhan materialnya yang
fundamental. Sebelum semua itu, manusia perlu makan, mempunyai pakaian dan mempunyai tempat
untuk berlindung. Masyarakat dan warga negara mengandalkan bagian “model produksi” untuk
menjamin kebutuhan dasar untuk hidup. Bagian pertama dari Manifesto, Marx menjelaskan
pandangan bahwa sejarah dari peradaban Eropa dicirikan dengan kemajuan dari model produksi yang
kuno ke model yang feodal, dan dari model yang feodal ke model produksi yang kapitalis.
Marx berargumen bahwa manusia dalam pra-sejarahnya secara sederhana mencari makan untuk
memenuhi kebutuhan material mereka. Mereka makan semua binatang dan tumbuhan yang mereka
temukan di sekitar mereka; mereka menggunakan bulu binatang dari hewan-hewan yang mereka
makan untuk pakaian; merreka berlindung di gua-gua alamai. Menurut Marx, sejarah manusia dimulai
ketika manusia-manusia secara aktual memproduksi sesuatu untuk memenuhi kebutuhan mereka,
secara sederhana lebih daripada mengambil apa yang diberikan alam kepada mereka. Secara khusus,
manusia mulai mengolah tanah untuk menanam dan membangun kandang untuk binatang-binatang
yang kemudian akan dimakan dan kulitnya dijadikan pakaian. Kita mulai mencari batu dan memotong
pohon untuk membangun pondok dan secara bertahap menjadi perkampungan.
Dengan memulai sesuatu seperti sebuah hidup yang beradab, Marx menggagas bahwa setiap produksi
yang dihasilkan tidak berdasar pada kesanggupan, tetapi berdasarkan adanya kelas penguasa dan
kelas pekerja. Kelas pekerja memproduksi bahan-bahan yang dibutuhkan untuk bertahan hidup, dan
kelas penguasa berdiri diatas mereka, mengambil untuk dirinya sendiri kelebihan dari pekerja-pekerja
mereka. Para pekerja, kemudian, selalu entah bagaimana dieksploitasi oleh kelas penguasauntuk
memenuhi kebutuhan mereka dan pada akhirnya juga kelebihan-kelebihan mereka.
Model produksi Eropa mendominasi hidup di Mesir Kuno, Yunani, dan Roma, Marx menyebut masa ini
dengan “model produksi kono” (the ancient mode of production). Di sinilah, sebuah kelas penguasa
memiliki budak pekerja sesuai dengan pembagiannya. Pekerja-pekerja yang lain – seniman, artis,
musisi, dan sebagainya – secara sederhana mendapatkan posisinya di sekitar relasi ekonomi dasar
antara penguasa dan budak. Contohnya, majikan menjula bagian produk surplus dari para budaknya
untuk menyediakan hiburan oleh tarian akrobat dan musik yang indah. Dengan ini semua, hal ini
menjadi hubungan ekonomi dasar yang mendefinikan waktunya. Budak adalah salah satu yang
memproduksi apa yang mereka sendiri sungguh butuhkan, kebutuhan akan makanan, pakaian, dan
tempat tinggal.
Selanjutnya adalah model produksi yang feodal. Di sini, para budak yang mengolah tanah lebih
daripada budak yang memproduksi kebutuhan material di masyarakat. Buruh tanah menikmati
sebagian kecil dari kebebasan yang lebih besar daripada apa yang dialami dalam perbudakan para
pendahulunya. Para buruh tanah memiliki beberapa hak kepemilikan tanah dan juga tingkat kekuatan
untuk mengambil keputusan kapan dan bagaimana mereka menyebarkan pekerja mereka. Marx tetap
mencatat bahwa tanah di mana para buruh tanah itu bekerja bukan milik mereka sungguh-sungguh;
tanah dimiliki oleh tuan tanah dan akhirnya, monarki. Kelas penguasa menuntut pajak dari
penggunaan tanah mereka. Oleh karena itulah, mereka mengmbil kelebihan produksi dari para budak
untuk menyediakan kebutuhan material mereka sendiri dan tanpa dikatakan, segala tenaga mereka.
Marx berargumen bahwa model feodal ini secara bertahap memberikan jalan untuk model kapitalis. Di
sini, pekerja upahan, atau kaum proletar, menjadi pekerja utama dalam masyarakat. Kelas kapital,
tidak seperti penguasa budak atau tuan feodal, berdiri di atas kelas pekerja, sebagi kelas yang
menentuka aturan. Kelas kapital mengeksploitasi kaum proletariat dan mengmbil keuntungan dari
pekerja mereka, sekarang lewat sarana-sarana untuk mendapatkan keuntungan. Keuntungan
memberikan kepada kapitalis uang untuk konsumsi mereka sendiri, secara khusus konsumsi barang-
barang mewah. Uang sekarang menjadi jalan untuk menghasilkan lebih banyak uang lagi.
Salah satu bagian dari ambisi materialisme historis Marx adalah untuk menyatakan cara berpikir
ekonomi di seluruh masyarakat. Ambisi yang lain, tanpa ragu-ragu, sesuai dengan prinsipnya, adalah
agitasi untuk mengadakan perubahan, untuk menekan bagian yang tak terelakan dari sejarah
manusia secepat mungkin. Manifesto adalah sebuah ringkasan dari materialisme historis Marx, sebuah
rentetan potret sepanjang perjalanan evolusioner sampai pada kapitalis sekarang. Ada suatu argumen
yang mengatakan demikian: “sejarah dari semua masyarakat yang ada sekarang ini adalah sebuah
sejarah perjuangan kelas.” Menurut Marx , sekali kamu melihat sejarah dalam arti perjuangan kelas,
matamu dibuka dan kamu ingin melakukan sesuatu karenanya. Kamu inin melakukan sesuatu
tentangnya secara khusus jika kamu ada di sisi pekerja, sesorang yang sekarang terlihat sebagai
buruh atau pekerja tanah.
Marx percaya bahwa sekali para anggota dari kelas pekerja sadar dengan kepentingan mereka
senndiri dan kondisi mereka yang berada dalam eksploitasi kelas kapital yang membuat aturan, tak
terhindarkan mereka akan bangkit dan berjuang untuk melakukan revolusi yang akan memimpin pada
suatu masyarakat yang di dalamnya kepentingan kelas pekerja akan dilayani dengan lebih baik.
Pemberontakan pekerja di tahun 1848 menunjukan bahwa kelas proletar mempunyai harapan akan
semacam kesadaran yang harus dimiliki dan menjadi jalan untuk merealisasikan kepentingan mereka
dalam kehidupan yang selama ini dibuat frustasi oleh penawaran kapitalis dan sistem ekonominya.
Manifesto adalah usaha Marx untuk menempatkan harapan-harapan mereka yang samar-samar pada
transformasi sosial dalam sebuah cerita tentang bentuk dan tujuan akhir dari sejarah manusia.
Dalam Manifesto, Marx berlabuh pada ambisi revolusioner proletariat dalam materialisme historis, dan
ini adalah sebuah jurang besar dengan pemikiran sosialis yang datang sebelumnya. Hubungan sejarah
menjadi poin utama dalam karya yang pertama. Bagian yang kedua juga mengandung tanggapan
Marx untuk mengantisipasi objek kapitalis borjuis dengan zaman komunisme yang datang. Dalam
bagian ketiga dan keempat, Marx mengubah arah dan mengkritik tanggapan sosialis atas keadaan
yang menyedihkan dari proletar dalam masyarakat kapital.
Paham sosialisme sebelum marx adalah sesuatu yang sederhana tetapi merupakan reaksi tak
terbentuk dari efek hantu kapitalis dalam hidup manusia. Para pemikir sosialis biasanya dikejutkan
ketika manusia berkarya dan bekerja tetapi hanya sedikti mengadakan perubahan. Pergerakan sosialis
muncul untuk menunjukan situasi pekerja dalam wajah kapitalisme tetapi, untuk Marx, tidak lebih
sedikit perubahan dilakukan. Pemikiran fundamentalnya pada macam-macam pemikiran sosialis
diletakan dalam sebuah metafor medis. Pertama, mereka gagal untuk datang dan melakukan
diagnosis yang lekat pada masalah hidup yang dialami oleh proletarnya, kedua, mereka gagal untuk
memberikan perlakuan yang sesuai dengan kondisi yang mengerikan yang dialami oleh proletar.

B. Kritik Untuk Sosialisme


Marx membahas dan mengkritisi tiga bentuk dari sosialisme. Sosialis yang reaksioner berpikir bahwa
kita dapat dan harus mengembalikan efek yang menyedihkan dari kapitalisme secara sederhana
dengan kembali ke masa-masa feodal. Mereka mengklaim bahwa akan menjadi lebih baik di bawah
feodalisme dan bahwa tawaran baru dari kapitalis adalah suatu langkah mundur. Marx tidak ingin
orang-orang mengalami hal yang menyedihkan dengan menganut kapitalisme, bagaimanapun, ia
berpendapat bahwa kapitalisme adalah kelanjutan dari feodalisme. Marx mempertahankan
komitmennya pada materialisme historis, karena itulah ia juga tetap berpikir dalam koridor tersebut.
Jadi apa yang anda temukan adalah bahwa Marx berhati-hati dengan sosialis reaksioner terutama
bagaimana mereka, dengan kekuatan penuh, memahami gerkan sejarah modern. Untuk Marx,
kapitalisme mengantarkan pada penderitaan, tetapi juaga memunculkan makna penyelamatan
ekonomi dan politik dari penderitaan. Ini adalah sebuah langkah maju, tetapi juga merupakan langkah
mundur, untuknya, jika tidak menolong semuanya.
Marx juga mengkritik para sosialis borjuis. Mereka adalah para sosialis yang dapat melihat
keuntungan-keuntungan yang dibawa kapitalis pada masyarakat manusia tetapi berfikir bahwa efek
negatif dapat di perbaiki dalam beberapa cara untuk membuat kapitalisme menjadi lebih sesuai.
Sosialis borjuis percaya bahwa masyarakat kapitalis dapat menjadi kuat, stabil dan harmonis dengan
organisasi ekonomi jikalau keadaan dilemahkan lewat reformasi cara pikir yang melulu sosialis. Marx
menolak versi sosialisme ini karena kapitalisme adalah sebuah kelas yang secara fundamental
menguasai sistem ekonomi. Di mana ada kelas, di sana ada komflik kepentingan, dan tidak dapat
dihindari ada eksploitasi. Konflik kepentingan dan eksploitasi tidak dapat hanya dibiarkan saja karena,
tentu saja, sebuah masyarakat dengan eksploitasi di dalamnya tidak dapat menjadi stabil dan
harmonis.
Marx juga melawan variasi dari sosialisme utopis. Beberpa sosialis memiliki maksud baik,gagas Marx,
tetapi solusi merekauntuk keadaan yang menyedihkan yang dialami para pekerja, menurut Marx,
masih naif. Sosialisme utopis tentu saja mengakui penderitaan yang dimunculkan dari sebuah sistem
kapitalis, tetapi cetak biru mereka untuk sebuah masyarakat yang lebih bahagia, menurut Marx, tidak
cukup radikal, dan tidak mengakardalam konsep manusia secara alami. Sosialis utopis seperti Robert
Owen melakukan eksperimen kecil dalam hidup sosialis yang pikirnya secara sederhana dapat
disebarkan dalam ekonomi industri. Menurut Marx, tidak ada pilihan selama arti produksi ada di
tangan kapitalis.
Menurut Marx, yang salah secara mendasar dengan tiga macam adalah bahwa semua secara umum
gagal dalam merasakan potensi dari pertumbuhan massa proletar yang revolusioner dalam
masyarakat kapitalis. Jika masyarakat ada untuk memperbaiki, jika hidup dari para pekerja adalah
untuk mendapatkan yang lebih baik, transformasi masyarakat akan menjadi lebih radikal. Yang
diperlukan adalah revolusi. Manifesto dapat dibaca sekurang-kurangnya sebagai sebuah pelajaran
tentang sejarah proletariat, sebuah gagasan untuk melihat kekuatan mereka dan tujuan historis
mereka. Tujuan akhirnya, selalu seperti yang dikakatakan Marx, adalah mendekatkan kemanusiaan
dengan suatu dunia yang lebih baik.
Marx mengharapkan revolusi dari kaum proletar. Manifesto diilhami dari harapan ini dan secara
terbuka mendeklarasikannya. Sebagai catatan awal, manifeto mereflesikan zaman saat buku ini
ditulis: tahun 1848. Tahun dimana terjadi pergolakan revolusioner di pasar industri kapitalis di Eropa.
Bagaimanapun, revolusi ini secara bertahap semakin hilang dan di tahun 1849 mengalami kegagalan.
wacana perkembangan kapitalis ternyata membawa pada kemunduran kelas pekerja secara
tradisional dan pergerakan sosialis. Proletariat tidak pernah muncul, secara global, sebagia agen dari
perubahan sosial yang dramatis seperti yang dipikirkan oleh Marx dalam manifesto. Ramalannya
sungguh-sungguh difalsifikasi oleh sejarah kemudian. Tetapi, terdapat ramalan-ramalan lain dalam
manifesto yang ternyata diperkuat dalam sejarah.
Manifesto mengantisipasi penyebaran kapitalisme di dunia dan perkembangan sebuah pasar dunia
(world market) untuk barang-barang dan pekerjaan. Marx berpendapat bahwa tidak ada masyarakat
di planet ini akan ditinggalkan tanpa disentuh oleh kapitalisme, dan ia benar dalam hal ini. Tentu saja,
Marx dapat dipertimbangkan sebagai satu dari perumus teori yang pertama mengenai kata yang
sekarang kita kenal “globalisasi”. Marx juga memperkirakan perkembangan masyarakat yang mana di
dalamnya pemikiran sederhana tentang hidup di perkampungan dipandang kecil oleh
kosmopolitanisme dan internasionalisme dari kehidupan di kota. Marx juga melihat hilangnya jaminan
tradisional (?) dan gaji baik untuk kelas pekerja menengah, juga kebangkitan-penyebaran
proletarianisasi (proletarianization) dari karya yang fropesional. Beberapa pemikiran yang di
prediksikan ternyata benar, dan kemungkinan banyak orang berpikir bahwa dunia akan menjadi lebih
buruk.
Marx juga memperkirakan terjadinya kemunduran pada kekuatan nasionalis dan pemikiran religius,
tetapi, seperti yang kita saksikan di abad dua puluh dan permulaan millenium ini, perang-perang yang
menyalakan api nasionalisme dan agama tetap terlihat mendominasi kehidupan manusia. Anda dapat
berbagi tentang harapan marx di mana kita akan mengembangkan dalam waktu ini tanpa sesuatu
yang fiksi dan irasional seperti nasionalisme dan agama, tetapi jelas bahwa kita tidak di sini
sebelumnya.

C. Marxis-Marxis Yang Baru


Kegagalan dari proletariat untuk menunjukan aturan historis yang diperkirakan oleh Marx dalam
Manifesto, memunculkan banyak penolakan atas pemikiran Marx. Beberapa mengatakan bahwa
pemikiran Marx ini terlalu cepat. Mungkin ini adalah suatu kasus bahwa filasafat sebagai tiang
penyangga dari materialisme historis adalah benar, hanya Marx yang tidak tepat dalam waktunya.
Urgensi waktu di mana Marx menulis Manifesto beberapa keliru. Beberapa dari prediksi Marx memang
datang kemudian, dalam bentuk Uni Soviet, China, dan di mana pun. Tetapi komunisme di sedikit
tempat malah menghasilkan penderitaan dan kematian. Anda dapat menjadikan Marx sebagai objek
dari landasan etis dan meninggalkan pertentangan tentang ketetapan historis dengan yang lain.
Bebepa pergerakan yang terinspirasi Marx, mulai belajar dari sejarah, dan tetap berharap pada
berbagai bentuk makna revolusioner yang dapat menghasilkan sebuah dunia yang lebih baik.
Beberapa melihat kebenaran dari materialisme historis marx. Mereka masuk dalam pandangan Marxis
bahwa kemanusiaan mengubah tuan – relasi budak dengan tuan – relasi buruh tanah karena adanya
perbaikan dalam produktivitas seperti yang dijanjikan dalam relasi yang baru. Relasi tuan dengan
budaknya tumbuh dan berkembang karena keduanya mampu memenuhi keinginan dan kebutuhan
manusia. Demikian pula, relasi kapitalis-pekerja muncul karena produktivitas yang lebih besar yang
mereka hasilkan di atas relasi tuan tanah dan budaknya. Tetapi pergerakan yang terakhir dari
kapitalisme pada apa yang oleh marxis-marxis baru sebut: “komunisme yang besar” (true
communism), dicapai. Anda dapat menyimpan cerita tetapi juga menjatuhkan pertahananatas Marx
tentang saat revolusi. Mungkin, sekarang ini adalah saat yang tepat.
Kritik kapitalisme, beberapa dengan Marx di dalam pikirannya, mencatat bahwa kapitalisme tidak
dipikirkan sebagai puncak sejarah manusia. Mereka berpendapat bahwa ini bukan sebuah sistem
ekonomi yang kuat, stabil, dan harmonis. Kapitalisme mungkin memberikan banyak keuntungan,
tetapi kapitalisme membawa dengannya rasa frustasi dan kesedihan yang besar. Selama ini memang
benar, Marx menjadi relevan dengan kita. Manifesto menunjukan kepada kita bagaimana kondisi
manusia dan titik solusi suatu masalah yang kita hadapi dalam bagian dari hidup kita yang tergantung
dari ekonomi. Manifesto menunjukan sebuah model yang menawarkan suatu jalan untuk memperbaiki
pandangan kita mengenai masalah dan solusi yang ingin kita coba untuk mendapatkan suatu dunia
yang lebih baik. Di dalamnya, dalam banyak hal, memunculkan relevansi yang abadi dari The
Manifesto Communist

KESIMPULAN
Inti dari pemikiran Marx yang dituangkan dalam karyanya yaitu Manifesto adalah sebuah filsafat
sejarah, yang kemudian dikenal sebagai materialisme historis.
Teori sejarah Marx tidak mencoba untuk menjelaskan sedikit mengenai sejarah manusia, tetapi
menerangkan evolusi sebagai bagian dari teori sejarah, yang bernama sejarah sosial dan ekonomi.
Sejarah adalah keterarahan menuju sebuah titik akhir. Akhir atau tujuan bukanlah sebuah kesadaran
dari sebuah proses tetapi suatu wajah yang pasti dari organisasi ekonomi : komunisme.

DAFTAR PUSTAKA

Terjemahan James Garvey, The Twenty Greatest Philosophy Books, Continuum International
Publishing Group, The tower Building 11 York Road, London SE1 7NX, 2006, oleh CB. Muliyatno Pr.

Posted in L
Search

MANIFESTO Partai Komunis (bahasa Jerman: Manifest der Kommunistischen Partei), atau yang juga disebut
sebagai Manifesto Komunis, pertama kali diproklamasikan pada 21 Februari 1848 di London, Inggris. Manifesto
Komunis adalah suatu manifesto tertulis yang disusun oleh Karl Marx dan Friedrich Engels, dua guru besar dalam
ilmu Sosialisme dan pemimpin pergerakan kaum buruh modern. Namun, Friedrich Engels dalam kata pengantar
Manifesto edisi tahun 1883 menyatakan bahwa manifesto ini adalah hasil karya Karl Marx semata walaupun
namanya tercantum di sampul sebagai pengarang bersama Karl Marx. Manuskrip Manifesto ini dikirimkan ke
percetakan di London bulan Januari 1848, beberapa minggu sebelum meletus Revolusi Perancis tanggal 24 Februari
1848. Manuskripnya ditulis dalam bahasa Jerman yang kemudian terjemahannya segera diterbitkan dalam bahasa
Inggris, Perancis, Denmark, Polandia dan bahasa-bahasa lainnya termasuk bahasa Indonesia.

Manifesto Komunis adalah salah satu traktat politik yang paling berpengaruh di dunia. Awalnya ditujukan sebagai
dasar pergerakan bagi Liga Komunis. Isi manifesto pada dasarnya ialah menganjurkan kaum proletar (kelas buruh)
agar mengadakan revolusi untuk menghapuskan tatanan sosial yang borjuis yang nantinya akan menghapus
perbedaan kelas dan negara, dan penghapusan milik pribadi.

Isi Manifesto
Manifesto Komunis dibagi dalam tiga bagian, yaitu: pendahuluan/pembukaan, tiga isi substantif atau penjelasan, dan
penutup/kesimpulan.

Pembukaan/Pendahuluan

Isi pembukaan/pendahuluan diawali dengan penganalogian komunisme sebagai “hantu”. Selanjutnya dikatakan
bahwa gerakan komunisme di Eropa ditakuti, dan bukan dipahami, jadi sebaiknya komunis mengemukakan
pandangan mereka yang dinyatakan secara tertulis dalam sebuah manifesto.

Ada hantu berkeliaran di Eropa—hantu Komunisme. Semua kekuatan Eropa lama seperti Paus dan Tsar, Metternich
dan Guizot, kaum Radikal Perancis dan mata-mata polisi Jerman telah menyatukan diri dalam suatu persekutuan
keramat untuk mengusir hantu ini:

Di manakah ada partai oposisi yang tidak dicaci sebagai Komunis oleh lawan-lawannya yang sedang berkuasa? Di
manakah ada partai oposisi yang tidak melontarkan kembali cap tuduhan Komunisme, baik kepada partai-partai
oposisi yang lebih maju maupun kepada lawan-lawannya yang reaksioner?

I. Kaum Borjuis dan kaum proletar


Di poin awal ini, Marx, menyatakan bahwa:

Sejarah terbentuknya masyarakat dari awal hingga saat ini adalah sejarah perjuangan kelas.
Orang merdeka dan budak, bangsawan dan rakyat jelata, tuan dan pembantu, tuan tanah dan pengelana,
pendeknya: penindas dan yang tertindas, senantiasa ada dalam pertentangan satu dengan yang lain, melakukan
perjuangan yang tiada putus-putusnya, kadang-kadang dengan tersembunyi, kadang-kadang dengan terang-
terangan. Suatu keniscayaan perjuangan yang selalu akan berakhir dengan penyusunan kembali tatanan
masyarakat secara umum maupun hancurnya kelas-kelas yang bermusuhan.

Selanjutnya dikatakan bahwa perjuangan kelas di bawah sistem kapitalisme terjadi antara orang-orang yang memiliki
alat produksi, para borjuis, dan para buruh yang bekerja mencari upah atau yang disebut dengan proletar. Marx dan
Engels menganggap walaupun kaum borjuis telah memainkan peranan penting dalam menghapus feodalisme, kaum
ini juga telah mengalami kemunduran karena telah menciptakan kontradiksi dalam sistem kapitalisme, yaitu antara
kekuatan produksi dan hubungan produksi:

Borjuasi, di mana saja ia sudah memperoleh kekuasaan, telah mengakhiri semua hubungan feodalisme,
kekeluargaan dan keindahan. Ia dengan tak berbelas kasih telah merenggut putus pertalian-pertalian feodal yang
beraneka ragam yang mengikat manusia pada "atasannya yang wajar", dan tidak meninggalkan ikatan lain antar
manusia satu dengan lainnya selain daripada kepentingan sendiri semata, selain daripada "pembayaran tunai" yang
kejam. Ia telah menghanyutkan getaran yang paling suci dari damba keagamaan, dari gairah keksatriaan,......... Ia
telah menetapkan satu-satunya kebebasan yang tidak berdasarkan akal - Perdagangan Bebas. Pendek kata,
penghisapan yang diselimuti dengan ilusi-ilusi keagamaan dan politik digantikan olehnya dengan penghisapan yang
terang-terangan, tak kenal malu, langsung, dan ganas.......Borjuasi secara nyata telah merobek-robek selubung
perasaan kekeluargaan, dan telah memerosotkannya menjadi hubungan-uang belaka. Segala yang padat hilang larut
dalam udara, segala yang suci dinodai, dan pada akhirnya manusia terpaksa menghadapi dengan hati yang tenang
semua kondisi hidupnya, semua hubungannya dengan sesamanya.

Bagaimanapun:

Syarat terpokok untuk hidupnya, dan berkuasanya kelas borjuis, adalah terbentuknya dan bertambah besarnya
kapital/modal; syarat untuk kapital ialah adanya kerja-upahan. Kerja-upahan akhirnya semata-mata hanya terjadi
dalam persaingan di antara kaum buruh sendiri...... Oleh sebab itu, apa yang dihasilkan oleh borjuasi utamanya ialah
liang kuburnya sendiri. Runtuhnya borjuasi dan menangnya proletariat adalah suatu keniscayaan yang tak dapat
terelakkan lagi.

II. Kaum Proletar dan Komunis

Poin kedua yang menerangkan tentang Proletariat dan Komunis, dimulai dengan menggarisbawahi hubungan antara
komunis dan sisa kelas pekerja lainnya:

Kaum Komunis bukan merupakan suatu partai tersendiri yang bertentangan dengan partai-partai kelas buruh
lainnya.
Mereka tidak mempunyai kepentingan-kepentingan tersendiri dan terpisah dari kepentingan-kepentingan proletariat
sebagai keseluruhan.
Mereka tidak mengadakan prinsip-prinsip sendiri yang sektaris, yang hendak dijadikan pola bagi gerakan proletar.
Kaum Komunis dibandingkan dengan partai-partai kelas buruh lainnya berbeda hanyalah karena hal ini:
1. Di dalam perjuangan nasional dari kaum proletar di berbagai negeri, mereka menunjukkan serta mengedepankan
kepentingan-kepentingan bersama dari seluruh proletariat, terlepas dari segala nasionalitet.
2. Pada berbagai tingkat perkembangan yang harus dilalui oleh perjuangan kelas buruh melawan borjuasi, mereka
senantiasa dan di mana saja mewakili kepentingan-kepentingan gerakan itu sebagai keseluruhan.

Bagian ini selanjutnya menerangkan tentang keutamaan-keutamaan sistem komunisme, antara lain: kaum komunis
memperjuangkan adanya “cinta kasih” antara sesama manusia dan dalam komunitasnya sendiri komunis tidak
mengeksploitasi buruh karena mereka tidak mengenal adanya sistem “rangsangan/insentif”.

Bagian kedua ini kemudian diakhiri Marx dan Engels dengan menggarisbawahi sejumlah tuntutan jangka pendek
kaum komunis, di antaranya: penghapusan kepemilikan tanah dan hak warisan, penetapan pajak progresif,
penyetaraan pendidikan, sentralisasi sarana komunikasi dan transportasi oleh negara, dan perluasan sarana-sarana
produksi yang dimiliki negara. Marx dan Engels meyakini jika semua tuntutan atau kebijakan ini telah diterapkan
maka akan tercipta suatu keadaan masyarakat yang tak bernegara dan tak memiliki perbedaan kelas.

Namun, pada bagian kedua ini ada satu paragraf pernyataan transisi yang hingga kini masih rancu:

Apabila, dalam perjalanan perkembangannya, perbedaan-perbedaan kelas telah hilang, dan seluruh produksi telah
dipusatkan ke dalam tangan suatu perserikatan luas dari seluruh bangsa, kekuasaan umum akan kehilangan watak
politiknya. Kekuasaan politik, menurut arti kata yang sesungguhnya, hanyalah kekuasaan terorganisir dari suatu
kelas untuk menindas kelas yang lain. Apabila proletariat dalam perjuangannya melawan borjuasi terpaksa, karena
tekanan keadaan, mengorganisasi dirinya sebagai kelas, apabila, dengan jalan revolusi, ia menjadikan dirinya kelas
yang berkuasa, dan, sebagai kelas yang berkuasa, menghapuskan semua keadaan produksi yang lama, maka ia
selanjutnya, akan menghapus keberadaan antagonisme-antagonisme kelas dan kelas-kelas itu sendiri, dan dengan
demikian pada akhirnya ia akan menghapuskan kekuasaannya sendiri sebagai kelas.

Paragraf ini adalah konsep transisi dari sosialisme ke komunisme. Konsep transisi inilah yang banyak diperdebatkan,
baik itu sebelum maupun setelah era Soviet. Kaum Anarkis, Liberal, dan Konservatif semua mempertanyakan
bagaimana bisa sebuah organisasi revolusioner yang kuat seperti itu bisa menghapuskan kekuasaannya sendiri.

Berkaitan dengan perdebatan ini, Kaum Marxis (Leninis) telah membuat pemisahan yang jelas antara “sosialisme”,
yaitu suatu komunitas yang diatur/diperintah oleh pekerja, dan “komunisme”, yaitu suatu komunitas masyarakat yang
tanpa kelas. Walau bagaimanapun, karena Marx dan Engels tidak memaparkan dengan jelas mengenai proses
transisi ini, keabsahan konsep pemisahan ini masih tetap rancu.

10 Pernyataan Penting Manifesto Komunis:

1. Penghapusan hak milik berupa tanah dan penggunaan segala sewa tanah untuk anggaran Negara.
2. Pajak penghasilan progresif yang berat.
3. Penghapusan hak waris.
4. Penyitaan milik semua emigran dan pemberontak.
5. Pemusatan kredit di tangan Negara, dengan perantaraan sebuah bank nasional dengan kapital Negara dan monopoli
penuh.
6. Pemusatan alat-alat perhubungan dan pengangkutan ke dalam tangan Negara.
7. Penambahan pabrik-pabrik dan perkakas-perkakas produksi yang dimiliki oleh Negara; penggarapan tanah-tanah
terlantar, dan perbaikan tanah umumnya sesuai dengan rencana bersama.
8. Wajib kerja yang sama untuk semua, pembentukan tentara-tentara industri, terutama untuk pertanian.
9. Penggabungan antara perusahaan pertanian dengan perusahaan industri, penghapusan perbedaan antara kota dan
desa secara berangsur-angsur, pembagian penduduk yang lebih seimbang ke seluruh negeri.
10. Pendidikan gratis untuk semua anak di sekolah-sekolah umum; penghapusan kerja anak di pabrik. Perpaduan
pendidikan dengan produksi materiil, dsb.

Menurut Manifesto Komunis, sepuluh pernyataan di atas adalah kondisi-kondisi umum yang harus terjadi sebelum
terlaksananya transisi dari kapitalisme ke komunisme.

III. Literatur Sosialis dan Komunis

Bagian ketiga tentang Literatur Sosialis dan Komunis, menyatakan secara jelas perbedaan antara komunisme dan
doktrin sosialis lain yang ada pada saat Manifesto ditulis. Di sini, Marx dan Engels mengkritisi keras sejumlah
gagasan sosialis lain seperti: “sosialisme feodal”, "sosialisme borjuis-kecil", “sosialisme sejati”, dll. Akibatnya,
sebagian besar doktrin yang ada dalam bagian ini diabaikan oleh banyak orang di akhir abad ke sembilanbelas.

Penutup/Kesimpulan

IV. Posisi Kaum Komunis dalam hubungannya dengan berbagai partai oposisi lain
Bagian penutup ini membahas secara singkat posisi kaum komunis dalam perjuangannya di berbagai negara.
Paragraf kemudian ditutup dengan sebuah ajakan aksi:

Kaum Komunis tidak sudi menyembunyikan pandangan-pandangan dan cita-citanya. Mereka berteriak lantang
mengatakan bahwa cita-citanya hanya dapat dicapai dengan cara membongkar/merubah segala kondisi sosial yang
sedang berlaku. Biarkan kelas-kelas yang berkuasa gemetar menghadapi revolusi Komunis. Kaum proletar tidak
akan kehilangan suatu apapun kecuali belenggu mereka. Mereka akan menguasai dunia.

KAUM BURUH SEDUNIA, BERSATULAH!

The Communist Manifesto merupakan salah satu karya Karl Marx, bekerja sama dengan
sahabatnya, Frederick Engels, yang dipublikasikan pada tahun 1848. Secara
keseluruhan, Communist Manifesto merefleksikan tujuan yang hendak dicapai oleh paham
komunis, serta teori-teori yang melandasi upaya pencapaian komunis. Dijelaskan bahwa class
struggle, ekspolitasi antar-kelas lah yang menciptakan segala bentuk perkembangan sejarah.
Bahwa hubungan antar-kelas selalu terlihat, namun sifatnya tergantung dari apa yang diproduksi
pada era tersebut. Hal ini menjelaskan argumen bahwa pada perkembangannya, eksploitasi kelas
(yang kemudian disebut proletar) oleh kelompok kapitalis dan penguasa selalu ada dalam
pergerakan masa, perubahan hanya berganti dari sebutan atas penguasa dan pekerjanya. Sampai
pada suatu titik dimana keadaan ini berputar, melalui revolusi yang melahirkan kemunculan
kelas baru sebagai kelas pengatur. Fenomena ini merepresentasikan “march of history” yang
biasanya didorong oleh kekuatan ekonomi yang lebih besar. Buku ini dibuat untuk
menyebarluaskan pandangan serta tujuan tersebut ke masyarakat luas. Terdapat empat bagian
dalam buku tersebut: Bourgeois and Proletarians; Proletarians and Communists; Socialist and
Communist Literature; dan Position of the Communists in Relation to the Various Existing
Opposition Parties.

Dalam bagian pertama, dijelaskan mengenai hubungan antara kelompok borjuis dan proletar,
hubungannya yang eksploitatif dan sifatnya yang sama dalam setiap perkembangannya, hanya
bentuknya saja yang berbeda mengikuti perkembangan zaman. Bagian ini diawali
dengan remark terkenal dari Marx, “The history of all hitherto existing societies is the history of
class struggles”, bab ini kemudian menjelaskan tentang transformasi masyarakat tradisional
menjadi masyarakat moderen. Dalam sistem kapitalisme, kaum feodal digantikan oleh kaum
borjuis sebagai pemilik modal. Hal ini disebabkan karena inkompetensi sistem feodal dalam
memenuhi permintaan pasar yang semakin berkembang sehingga terciptalah sejarah modern
yang menceritakan pertentangan kelas antara kaum borjuis dan kaum proletar (kaum pekerja).
Lebih jauh lagi, Marx berargumen bahwa setiap tahap pertumbuhan kaum borjuasi akan berjalan
secara simultan dengan kemajuan politis kaum tersebut. Lembaga eksekutif negara modern
merupakan sebuah komite yang hanya mengurusi kepentingan para bursuasi. Analisa negara
menurut Marx pada kesempatan kali ini terlihat sangat instrumentalis dengan berargumen bahwa
sesungguhnya negara hanyalah instrumen bagi kaum dominan untuk mengeksploitasi kelas sub-
ordinan dan mencapai kepentingan materialnya semata. Kemudian menurut Marx, kaum borjuasi
telah membuat segalanya diberi harga dalam konteks jual beli, termasuk harga diri. Dengan
selubung agama dan politik, mereka telah melakukan eksploitasi brutal.

Dalam bagian kedua Marx mencoba mengelaborasi hubungan antara kelompok proletar dengan
komunis. Menurut Marx, penganut tradisi komunisme memiliki tujuan yang sama, yakni
menjatuhkan supremasi kelompok borjuis dan mengumpulkan kekuatan politik dibawah
kelompok proletar. Kaum Komunis, menurut Marx, tidak membentuk kelompok yang
bertentangan dengan kelompok pekerja dan tidak memiliki kepentingan terpisah dari
kepentingan kaum proletar secara keseluruhan. Namun, spesialisasi Komunisme dalam
pergerakan proletar secara keseluruhan sebenarnya juga membedakan mereka dengan
kelompok/partai berbasis pekerja lainnya (walaupun tidak bertentangan). Karena dalam
memperjuangkan kaum proletar, Komunis mengedepankan kepentingan proletar tanpa
memandang status kenegaraan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa golongan Komunis
merupakan golongan yang akan mendorong pergerakan kaum proletar di setiap negara karena
kemampuan mereka dalam memahami makna dan tujuan akhir pergerakan secara keseluruhan.
Salah satu tujuan utama penganut Komunisme adalah penghapusan properti pribadi. Properti
merupakan antagonisme antara modal dan upah buruh. Marx beragumen bahwa produk yang
dihasilkan oleh pekerja tidak akan pernah bisa dinikmati oleh pekerja itu sendiri. Propertipada
masa kini didasarkan pada kepemilikan kapital dan tenaga kerja, dimana tenaga kerja
dieksploitasi sedemikian rupa dan diberi gaji sebagai pengganti labour mereka. Kapital disini
merupakan kekuatan sosial yang dimiliki oleh pemilik modal untuk menggerakkan para pekerja
dan memperoleh lebih banyak lagi keuntungan. Dalam masyarakat borjuis, modal itu independen
dan bersifat individual, sedangkan menurut kaum Komunis, manusia idealnya bersifat dependen
dan tidak memiliki individualitas.

Bagian ketiga dari buku ini menjelaskan perihal literatur-literatur sosialis dan komunis yang
mendorong pemikiran dan argumentasi Marx dan Engels yang kemudian diklasifikasi menjadi
tiga bentuk pemikiran sosialisme yang ada, yaitu Reactionary Socialism, Conservative/
Bourgeois Socialism dan Critical-Utopian Socialism and Communism.

Bagian keempat menjelaskan hubungan komunis dengan berbagai partai (oposisi) dimana
komunis memiliki kesamaan ide dengan partai lainnya dalam menyejahterakan kelompok
proletar dan menghapuskan sistem kelas yang eksploitatif, hal ini juga dikarenakan partai
komunis memiliki harapan yang besar dan juga melihat rencana jangka panjang untuk
kelangsungan pergerakan ini kedepannya. Untuk itu Komunis melebur kedalam sistem politik
untuk melawan segala bentuk penindasan oleh kaum burjois. Hal ini dapat dilihat di Perancis,
Swiss, Poland, dan Jerman pada masa itu. Di akhir tulisan ini, penulis sekali lagi menekankan
bahwa Komunis akan ada disetiap area untuk membantu proses revolusi melawan tatanan sosial
dan politik yang ada. Karena Komunis secara terbuka meyakini bahwa tujuan akhir mereka
hanya dapat dicapai dengan meruntuhkan secara paksa tatanan sosial di masyarakat. Communist
Manifestokemudian ditutup dengan kalimat yang dimaksudkan untuk mengobarkan semangat
kaum proletar; “Working Men of All Countries, Unite!”.

Isine

IN CONGRESS, JULY 4, 1776


The unanimous Declaration of the thirteen united States of America
hen in the Course of human events it becomes
necessary for one people to dissolve the
political bands which have connected them
with another and to assume among the powers of the
earth, the separate and equal station to which the Laws of
Nature and of Nature's God entitle them, a decent respect
to the opinions of mankind requires that they should
declare the causes which impel them to the separation.
We hold these truths to be self-evident, that all men are
created equal, that they are endowed by their Creator with
certain unalienable Rights, that among these are Life,
Liberty and the pursuit of Happiness. — That to secure
these rights, Governments are instituted among Men,
deriving their just powers from the consent of the
governed, — That whenever any Form of Government
becomes destructive of these ends, it is the Right of the
People to alter or to abolish it, and to institute new
Government, laying its foundation on such principles and
organizing its powers in such form, as to them shall seem
most likely to effect their Safety and Happiness.
Prudence, indeed, will dictate that Governments long
established should not be changed for light and transient
causes; and accordingly all experience hath shewn that
mankind are more disposed to suffer, while evils are
sufferable than to right themselves by abolishing the
forms to which they are accustomed. But when a long
train of abuses and usurpations, pursuing invariably the
same Object evinces a design to reduce them under
absolute Despotism, it is their right, it is their duty, to
throw off such Government, and to provide new Guards
for their future security. — Such has been the patient
sufferance of these Colonies; and such is now the
necessity which constrains them to alter their former
Systems of Government. The history of the present King
of Great Britain is a history of repeated injuries and
usurpations, all having in direct object the establishment
of an absolute Tyranny over these States. To prove this,
let Facts be submitted to a candid world.
He has refused his Assent to Laws, the most wholesome
and necessary for the public good.
He has forbidden his Governors to pass Laws of
immediate and pressing importance, unless suspended in
their operation till his Assent should be obtained; and
when so suspended, he has utterly neglected to attend to
them.
He has refused to pass other Laws for the accommodation
of large districts of people, unless those people would
relinquish the right of Representation in the Legislature, a
right inestimable to them and formidable to tyrants only.
He has called together legislative bodies at places
unusual, uncomfortable, and distant from the depository
of their Public Records, for the sole purpose of fatiguing
them into compliance with his measures.
He has dissolved Representative Houses repeatedly, for
opposing with manly firmness his invasions on the rights
of the people.
He has refused for a long time, after such dissolutions, to
cause others to be elected, whereby the Legislative
Powers, incapable of Annihilation, have returned to the
People at large for their exercise; the State remaining in
the mean time exposed to all the dangers of invasion from
without, and convulsions within.
He has endeavoured to prevent the population of these
States; for that purpose obstructing the Laws for
Naturalization of Foreigners; refusing to pass others to
encourage their migrations hither, and raising the
conditions of new Appropriations of Lands.
He has obstructed the Administration of Justice by
refusing his Assent to Laws for establishing Judiciary
Powers.
He has made Judges dependent on his Will alone for the
tenure of their offices, and the amount and payment of
their salaries.
He has erected a multitude of New Offices, and sent
hither swarms of Officers to harass our people and eat out
their substance.
He has kept among us, in times of peace, Standing Armies
without the Consent of our legislatures.
He has affected to render the Military independent of and
superior to the Civil Power.
He has combined with others to subject us to a
jurisdiction foreign to our constitution, and
unacknowledged by our laws; giving his Assent to their
Acts of pretended Legislation:
For quartering large bodies of armed troops among us:
For protecting them, by a mock Trial from punishment for
any Murders which they should commit on the Inhabitants
of these States:
For cutting off our Trade with all parts of the world:
For imposing Taxes on us without our Consent:
For depriving us in many cases, of the benefit of Trial by
Jury:
For transporting us beyond Seas to be tried for pretended
offences:
For abolishing the free System of English Laws in a
neighbouring Province, establishing therein an Arbitrary
government, and enlarging its Boundaries so as to render
it at once an example and fit instrument for introducing
the same absolute rule into these Colonies
For taking away our Charters, abolishing our most
valuable Laws and altering fundamentally the Forms of
our Governments:
For suspending our own Legislatures, and declaring
themselves invested with power to legislate for us in all
cases whatsoever.
He has abdicated Government here, by declaring us out of
his Protection and waging War against us.
He has plundered our seas, ravaged our coasts, burnt our
towns, and destroyed the lives of our people.
He is at this time transporting large Armies of foreign
Mercenaries to compleat the works of death, desolation,
and tyranny, already begun with circumstances of Cruelty
& Perfidy scarcely paralleled in the most barbarous ages,
and totally unworthy the Head of a civilized nation.
He has constrained our fellow Citizens taken Captive on
the high Seas to bear Arms against their Country, to
become the executioners of their friends and Brethren, or
to fall themselves by their Hands.
He has excited domestic insurrections amongst us, and
has endeavoured to bring on the inhabitants of our
frontiers, the merciless Indian Savages whose known rule
of warfare, is an undistinguished destruction of all ages,
sexes and conditions.
In every stage of these Oppressions We have Petitioned
for Redress in the most humble terms: Our repeated
Petitions have been answered only by repeated injury. A
Prince, whose character is thus marked by every act
which may define a Tyrant, is unfit to be the ruler of a
free people.
Nor have We been wanting in attentions to our British
brethren. We have warned them from time to time of
attempts by their legislature to extend an unwarrantable
jurisdiction over us. We have reminded them of the
circumstances of our emigration and settlement here. We
have appealed to their native justice and magnanimity,
and we have conjured them by the ties of our common
kindred to disavow these usurpations, which would
inevitably interrupt our connections and correspondence.
They too have been deaf to the voice of justice and of
consanguinity. We must, therefore, acquiesce in the
necessity, which denounces our Separation, and hold
them, as we hold the rest of mankind, Enemies in War, in
Peace Friends.
We, therefore, the Representatives of the united States of
America, in General Congress, Assembled, appealing to
the Supreme Judge of the world for the rectitude of our
intentions, do, in the Name, and by Authority of the good
People of these Colonies, solemnly publish and declare,
That these united Colonies are, and of Right ought to be
Free and Independent States, that they are Absolved from
all Allegiance to the British Crown, and that all political
connection between them and the State of Great Britain, is
and ought to be totally dissolved; and that as Free and
Independent States, they have full Power to levy War,
conclude Peace, contract Alliances, establish Commerce,
and to do all other Acts and Things which Independent
States may of right do. — And for the support of this
Declaration, with a firm reliance on the protection of
Divine Providence, we mutually pledge to each other our
Lives, our Fortunes, and our sacred Honor.
New Hampshire:
Josiah Bartlett, William Whipple, Matthew Thornton
Massachusetts:
John Hancock, Samuel Adams, John Adams, Robert Treat
Paine, Elbridge Gerry
Rhode Island:
Stephen Hopkins, William Ellery
Connecticut:
Roger Sherman, Samuel Huntington, William
Williams, Oliver Wolcott
New York:
William Floyd, Philip Livingston, Francis Lewis, Lewis
Morris
New Jersey:
Richard Stockton, John Witherspoon, Francis
Hopkinson, John Hart, Abraham Clark
Pennsylvania:
Robert Morris, Benjamin Rush, Benjamin Franklin, John
Morton, George Clymer, James Smith, George
Taylor, James Wilson, George Ross
Delaware:
Caesar Rodney, George Read, Thomas McKean
Maryland:
Samuel Chase, William Paca, Thomas Stone, Charles
Carroll of Carrollton
Virginia:
George Wythe, Richard Henry Lee, Thomas
Jefferson, Benjamin Harrison, Thomas Nelson,
Jr., Francis Lightfoot Lee, Carter Braxton
North Carolina:
William Hooper, Joseph Hewes, John Penn
South Carolina:
Edward Rutledge, Thomas Heyward, Jr., Thomas Lynch,
Jr., Arthur Middleton
Georgia:
Button Gwinnett, Lyman Hall, George Walton
DALAM KONGRES, 4 JULI, 1776

Deklarasi bulat dari tiga belas Amerika Serikat bersatu

Ketika dalam perjalanan peristiwa manusia menjadi penting bagi satu orang untuk membubarkan
band-band politik yang telah menghubungkan mereka dengan yang lain dan untuk menganggap di
antara kekuatan-kekuatan bumi, stasiun yang terpisah dan setara dengan Hukum Alam dan Tuhan
Alam yang berhak mereka, penghormatan yang layak terhadap pendapat umat manusia
mensyaratkan bahwa mereka harus menyatakan sebab-sebab yang mendorong mereka untuk
berpisah.

Kami memegang kebenaran ini untuk menjadi nyata, bahwa semua manusia diciptakan setara, bahwa
mereka diberkahi oleh Pencipta mereka dengan Hak-hak yang tidak dapat dicabut, bahwa di
antaranya adalah Kehidupan, Kebebasan, dan mengejar Kebahagiaan. - Bahwa untuk mengamankan
hak-hak ini, Pemerintah dilembagakan di antara Manusia, yang mengambil kekuasaan mereka hanya
dari persetujuan dari yang diperintah, - Bahwa setiap kali ada bentuk pemerintahan yang merusak
tujuan-tujuan ini, itu adalah Hak Rakyat untuk mengubah atau menghapusnya. , dan untuk
melembagakan Pemerintahan baru, meletakkan fondasinya pada prinsip-prinsip tersebut dan
mengatur kekuatannya dalam bentuk seperti itu, seperti bagi mereka tampaknya akan sangat
mungkin mempengaruhi Keselamatan dan Kebahagiaan mereka. Kehati-hatian, memang, akan
menentukan bahwa Pemerintah-pemerintah yang sudah lama dibentuk tidak boleh diubah untuk
penyebab yang ringan dan sementara; dan karenanya, semua pengalaman menunjukkan bahwa
manusia lebih cenderung menderita, sementara kejahatan lebih menderita daripada memperbaikinya
sendiri dengan menghapuskan bentuk-bentuk yang mereka terbiasa. Tapi ketika kereta panjang
pelanggaran dan perampasan, mengejar selalu Obyek yang sama menghindar desain untuk
mengurangi mereka di bawah Despotisme mutlak, itu adalah hak mereka, itu adalah tugas mereka,
untuk membuang Pemerintah tersebut, dan untuk memberikan Pengawal baru untuk keamanan masa
depan mereka . - Seperti telah pasien menderita Koloni ini; dan sekarang ini adalah kebutuhan yang
menghambat mereka untuk mengubah Sistem Pemerintahan mereka sebelumnya. Sejarah Raja
Britania Raya saat ini adalah sejarah cedera berulang dan perampasan, semua memiliki objek
langsung pembentukan Tyranny mutlak atas negara-negara ini. Untuk membuktikan ini, biarkan Fakta
dikirim ke dunia yang jujur.

Dia telah menolak Assent to Laws-nya, yang paling bermanfaat dan diperlukan untuk kepentingan
publik.

Dia telah melarang Gubernur-nya untuk mengesahkan Hukum yang mendesak dan mendesak, kecuali
jika ditangguhkan dalam operasi mereka sampai Assent-nya harus diperoleh; dan ketika
ditangguhkan, dia benar-benar lupa untuk memperhatikan mereka.

Dia telah menolak untuk mengesahkan Undang-Undang lain untuk akomodasi dari distrik-distrik besar
orang, kecuali orang-orang itu akan melepaskan hak Representasi di Legislatif, hak yang tak dapat
diramalkan bagi mereka dan tangguh hanya untuk tiran.

Dia telah memanggil badan-badan legislatif bersama di tempat-tempat yang tidak biasa, tidak
nyaman, dan jauh dari penyimpanan Rekaman Umum mereka, untuk tujuan tunggal melelahkan
mereka agar sesuai dengan tindakannya.

Dia telah membubarkan Rumah Perwakilan berulang kali, karena menentang keteguhan kekanak-
kanakan invasinya pada hak-hak rakyat.

Dia telah menolak untuk waktu yang lama, setelah pembubaran tersebut, untuk menyebabkan orang
lain terpilih, di mana Kekuasaan Legislatif, tidak mampu Pemusnahan, telah kembali ke Rakyat pada
umumnya untuk latihan mereka; Negara yang tersisa dalam waktu yang berarti terkena semua
bahaya invasi dari luar, dan kejang di dalam.

Dia telah berusaha untuk mencegah populasi negara-negara ini; untuk tujuan itu menghalangi Hukum
untuk Naturalisasi Orang Asing; menolak untuk melewati yang lain untuk mendorong migrasi mereka
ke sini, dan meningkatkan kondisi dari Alokasi Baru.

Dia telah menghalangi Administrasi Kehakiman dengan menolak Persetujuannya untuk Hukum untuk
mendirikan Kekuasaan Kehakiman.
Dia telah membuat Hakim bergantung pada Will sendiri untuk masa jabatan kantor mereka, dan
jumlah dan pembayaran gaji mereka.

Dia telah mendirikan banyak Kantor Baru, dan mengirim kawanan Petugas untuk melecehkan orang-
orang kita dan memakan substansi mereka.

Dia telah berada di antara kita, di masa damai, Tentara Berdiri tanpa Persetujuan dari legislatur kita.

Dia telah mempengaruhi untuk membuat Militer independen dan lebih unggul dari Kekuasaan Sipil.

Dia telah bergabung dengan orang lain untuk menjadikan kita tunduk pada yurisdiksi asing bagi
konstitusi kita, dan tidak diakui oleh hukum kita; memberikan persetujuannya pada Kisah
Perundangan mereka:

Untuk memilah-milah tubuh besar pasukan bersenjata di antara kita:

Untuk melindungi mereka, dengan Pengadilan pura-pura dari hukuman untuk setiap Pembunuhan
yang harus mereka lakukan pada Penduduk Negara-Negara ini:

Untuk memotong Perdagangan kami dengan semua bagian dunia:

Untuk mengenakan Pajak pada kami tanpa Persetujuan kami:

Karena merampas kami dalam banyak kasus, manfaat dari Pengadilan oleh Juri:

Untuk mengangkut kami ke luar Seas untuk diadili karena pelanggaran pura-pura:

Untuk menghapuskan Sistem Hukum Berbahasa Inggris gratis di Provinsi tetangga, membangun di
sana suatu pemerintahan Sewenang-wenang, dan memperbesar Batas-batasnya sehingga
membuatnya sekaligus menjadi contoh dan instrumen yang cocok untuk memperkenalkan aturan
absolut yang sama ke dalam

se Koloni-koloni Untuk mengambil Charters kami, menghapuskan Hukum kami yang paling berharga
dan mengubah secara fundamental Bentuk-bentuk Pemerintahan kami: Untuk menangguhkan
Legislatif kami sendiri, dan menyatakan diri mereka diinvestasikan dengan kekuasaan untuk membuat
undang-undang bagi kami dalam semua kasus apa pun. Dia telah melepaskan Pemerintahan di sini,
dengan menyatakan kita keluar dari Perlindungannya dan melancarkan perang melawan kita. Dia
telah menjarah laut kita, menghancurkan pantai kita, membakar kota-kota kita, dan menghancurkan
kehidupan rakyat kita. Dia saat ini sedang mengangkut Angkatan Bersenjata besar dari Tentara Asing
asing untuk mengumpulkan karya-karya kematian , kesedihan, dan tirani, sudah dimulai dengan
keadaan Cruelty & Perfidy hampir tidak sejajar di usia paling barbar, dan sama sekali tidak layak
sebagai Kepala bangsa yang beradab. Dia telah membatasi sesama warga mengambil Captive di Laut
tinggi untuk melahirkan Arms melawan Negara mereka , untuk menjadi algojo teman-teman dan
Ikhwan, atau jatuh sendiri dengan Tangan mereka. Dia telah mengobarkan pemberontakan domestik
di antara kita, dan telah Ditujukan untuk mendatangkan penghuni perbatasan kita, orang Indian
Savage yang tanpa ampun yang dikenal sebagai pemerintahan peperangan, adalah penghancuran
yang tidak ada bandingannya dari segala usia, jenis kelamin dan kondisi. Di setiap tahap Penindasan
ini Kami telah mengajukan permohonan untuk Ganti Rugi dalam istilah yang paling sederhana: Kami
Petisi berulang telah dijawab hanya dengan cedera berulang. Seorang Pangeran, yang karakternya
ditandai oleh setiap tindakan yang dapat mendefinisikan seorang Tiran, tidak layak untuk menjadi
penguasa dari orang-orang yang bebas. Tidak ada yang kita inginkan dalam perhatian kepada
saudara-saudara kita di Inggris. Kami telah memperingatkan mereka dari waktu ke waktu upaya oleh
legislatif mereka untuk memperpanjang yurisdiksi yang tidak beralasan atas kami. Kami telah
mengingatkan mereka tentang keadaan emigrasi dan pemukiman kami di sini. Kami telah
mengajukan banding ke pengadilan dan kebesaran penduduk asli mereka, dan kami telah
menyulapnya dengan ikatan kerabat kami yang sama untuk mengabulkan perebutan ini, yang pasti
akan mengganggu hubungan dan korespondensi kami. Mereka juga tuli terhadap suara keadilan dan
kerabat dekat. Oleh karena itu, kita harus menyetujui kebutuhan, yang mencela Pemisahan kita, dan
menahan mereka, saat kita menahan umat manusia, Musuh dalam Perang, di Peace Friends.Kita, oleh
karena itu, Perwakilan dari Amerika Serikat, secara umum Kongres, Rakitan, mengajukan
permohonan kepada Hakim Agung dunia untuk keteguhan niat kita, lakukan, dalam Nama, dan oleh
Otoritas Orang-orang yang baik dari Koloni-koloni ini, dengan khidmat mempublikasikan dan
menyatakan, Bahwa Koloni yang bersatu ini, dan Hak seharusnya Negara Merdeka dan Merdeka,
bahwa mereka Dibebaskan dari semua Kesetiaan kepada Kerajaan Inggris, dan bahwa semua
hubungan politik antara mereka dan Negara Inggris Raya, adalah dan harus dibubarkan sepenuhnya;
dan bahwa sebagai Negara Merdeka dan Bebas, mereka memiliki Kekuatan penuh untuk memungut
Perang, menyimpulkan Perdamaian, kontrak Aliansi, mendirikan Perdagangan, dan untuk melakukan
semua Kisah dan Hal-Hal lain yang dapat dilakukan oleh Negara Independen. - Dan untuk mendukung
Deklarasi ini, dengan kepercayaan yang kuat pada perlindungan Penyelenggaraan Ilahi, kita saling
bersepakat satu sama lain dengan Kehidupan kita, Kekayaan kita, dan Kehormatan suci kita. New
Hampshire: Josiah Bartlett, William Whipple, Matthew ThorntonMassachusetts: John Hancock, Samuel
Adams, John Adams, Robert Treat Paine, Pulau Elbridge GerryRhode: Stephen Hopkins, William
ElleryConnecticut: Roger Sherman, Samuel Huntington, William Williams, Oliver WolcottNew York:
William Floyd, Philip Livingston, Francis Lewis, Lewis MorrisNew Jersey: Richard Stockton , John
Witherspoon, Francis Hopkinson, John Hart, Abraham ClarkPennsylvania: Robert Morris, Benjamin
Rush, Benjamin Franklin, John Morton, George Clymer, James Smith, George Taylor, James Wilson,
George RossDelaware: Caesar Rodney, George Read, Thomas McKeanMaryland: Samuel Chase,
William Paca, Thomas Stone, Charles Carroll dari CarrolltonVirginia: George Wythe, Richard Henry
Lee, Thomas Jefferson, Benjamin Harrison, Thomas Nelson, Jr., Francis L ightfoot Lee, Carter
BraxtonNorth Carolina: William Hooper, Joseph Hewes, John PennSouth Carolina: Edward Rutledge,
Thomas Heyward, Jr, Thomas Lynch, Jr., Arthur MiddletonGeorgia: Tombol Gwinnett, Lyman Hall,
George Walton

Isi dan Pokok Pikiran Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945
wawasanpendidikan.com - kalau sebelumnya artikel Pokok Fundamental Kaidah Negara tentang
Membangun rasa syukur atas kemerdekaan, artikel sobat pendidikan kali ini tak jauh-jauh,
yaitu Isi dan Pokok Pikiran Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945. Selamat membaca.
Pembukaan UUD 1945 terdiri dari empat alinea dan empat pokok pikiran. Walaupun jumlah
sama-sama empat, pengertian alinea di sini tidak identik dengan pokok pikiran.Jadi, tidak berarti
Alinea I mengandung Pokok Pikiran I, Alinea II mengandung Pokok Pikiran II, dan seterusnya.
Pokok-pokok pikiran tersebut terkandung dalam keseluruhan alinea Pembukaan UUD 1945.

A. Isi Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

1. Alinea I memuat dasar/motivasi pernyataan kemerdekaan Indonesia. Di dalamnya


(secara obyektif) dinyatakan bahwa segala bentuk penjajahan di atas dunia ini tidak
sesuai dengan perikemanusiaan dan perikedilan. Untuk itu (secara subyektif) bangsa
Indonesia memiliki aspirasi untuk membebaskan diri dari penjajahan itu guna membangun
masa depan bersama yang lebih baik.
2. Alinea II memuat cita-cita kemerdekaan bangsa Indonesia. Dengan pernyataan
kemerdekaan Indonesia itu berarti perjuangan pergerakan kemerdekaan telah sampai
pada saat yang berbahagia. Pernyataan kemerdekaan itu sendiri barulah awal dari proses
pembangunan bangsa ini menuju kepada negara yang bersatu, berdaulat, adil dan
makmur.
3. Alinea III memuat pernyataan kemerdekaan bangsa Indonesia. Di situ ditegaskan bahwa
kemerdekaan bangsa Indonesia itu selain upaya manusia, juga tidak terlepas dari berkat
rahmat Allah Yang Mahakuasa. Dengan demikian tampak jelas ada keseimbangan antara
motivasi material dan spiritual dari pernyataan kemerdekaan bangsa Indonesia itu.
Keseimbangan ini pula yang selalu eksis dalam pernjuangan mengisi kemerdekaan
berupa pembangunan nasional sebagai pengalaman Pancasila.
4. Alinea IV memuat tujuan nasional, penyusunan negara hukum, benttuk negara Republik
Indonesia, negara berkedaulatan rakyat, dan lima dasar negara (yang kemudian
dikenaldengan Pancasila). Fungsi dan tujuan negara Indonesia secara gamblang
ditegaskan dalam alinea ini, yakni untuk melindungi segenap bangsa Indonesiadan
seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan dunia yang berdasarkan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketrtiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Untuk menjalankan fungsi dan
mencapai tujuan yang mulia tersebut, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan
Indonesia itu dalam suatu undang-undang dasar (UUD1945). Di situ juga ditegaskan
bahwa bentuk negara yang dipilih adalah republik, yang berkedaulatan rakyat berdasar
Pancasila.
B. Pokok Pikiran Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Semua alinea Pembukaan UUD 1945 di atas, apabila ditelaah secara mendalam, ternyata
diilhami oleh empat pokok pikiran.
1. Pokok Pikiran I menyatakan, bahwa negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia berdasarkan atas persatuan dengan mewujudkan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Ini sekaligus berarti, dalam Pembukaan
UUD 1945 diterima aliran pengertian (paham) negara persatuan, negara yang melindungi
danmeliputi segenap bangsa seluruhnya, mengatasi segala paham golongan dan
perseorangan. Aliran inilah yang kemudian dikenal sebagai paham negara persatuan
(integralistik atau kekeluargaan). Tampak di sini, bahwa pokokpikiran ini identik dengan
Sila ke-3 dari Pancasila.
2. Pokok Pikiran II menyatakan, bahwa negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia. Pokok pikiran ini identik dengan Sila ke-5 dari Pancasila.
3. Pokok Pikiran III menyatakan, bahwa negara berkedaulatan rakyat, berdasar atas
kerakyatan danpermusyawaratan perwakilan. Oleh karena itu, sistem negara yang
terbentuk dalam Undang-Undang Dasar harus berdasarkan kedaulatan dan berdasar atas
permusyawaratan perwakilam. Di sini secara jelas tampak bahwa pokok pikiran ini identik
dengan Sila ke-4 dari Pancasila.
4. Pokok Pikiran IV menyatakan, bahwa negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa
menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. Oleh karena itu, Undang-Undang
Dasar harus mengandung isi yang mewajibkan pemerintahan dan lain-lain penyelenggara
negara untuk memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur dan memegang teguhcita-
cita moral rakyat yang luhur. Pokok pikiran ini identik dengan Sila ke-1 dan ke-2 dari
Pancasila.
Kesimpulan penjelasan diatas menegaskan bahwa Pokok-pokok pikiran dari Pembukaan UUD
1945 tidak lain adalah Pancasila itu sendiri dan dijabarkan dalam pasal-pasal Batang Tubuh UUD
1945.
Pancasila Lebih Baik Dibanding Declaration Of Independence atau Communist Manifesto
Pancasila Lebih Penuhi Kebutuhan Manusia,Dibanding Declaration Of Independence atau pun
Communist Manifesto

Lord Bertrand Russel,Filsuf Inggris pada bulan November 1957 mengirimkan surat terbuka kepada
PM Nikita S.Kruschev dan Presiden Eisenhower.

Surat terbuka itu dimuat dalam majalah New Statesman.Keadaan dunia pada waktu itu
genting.Kegentingan itu disebabkan oleh bentroknya Ideologi Declaration of Independence dari
Thomas Jefferson dan Manifesto Komunis dari Karl Marx.
Bertrand Russel membagi dunia menjadi dua yang saling berlomba meluaskan pengaruh dengan
ancaman-ancaman perang nuklir yang mengerikan.

Lord Bertrand Russel menganjurkan kepada kedua Negarawan itu agar belajar hidup berdampingan
secara damai dan menjauhkan penggunaan kekerasan dalam menyebarkan ideologi Thomas
Jefferson serta Karl Marx.

Surat itu dijawab oleh P.M. Kruschev dan oleh Presiden Eisenhower melalui almarhum Menlu John
Forter Duller.Jawaban kedua Negarawan itu berikut tanggapan Lord Russel dimuat dalam New
Statesman .

Surat Filsuf Inggris itu menjadi salah satu sebab mengapa Presiden Soekarno atas nama Bangsa
Indonesia melontarkan Ideologi Pancasila ke pergaulan Internasional.

“Pardon Me Lord RusseI."Kata beliau di depan sidang umum PBB pada tanggal 30 September
1960,“Maafkan Lord Russel,akan tetapi Saya kira Tuan melupakan suatu.Saya kira tuan
melupakan adanya lebih dari seribu juta rakyat,rakyat Asia dan Afrika dan mungkin pula
rakyat-rakyat Amerika Latin,yang tidak menganut ajaran Manifesto Komunis ataupun
Declaration of Independence.”

Sebulan sebelumnya dalam amanat Jakarta 17 Agustus 1960,Presiden Soekarno sudah


menjelaskan hubungan Pancasila,Declaration of Independence,dan Manifesto Komunis.

Declaration of Independence lahir pada tahun 1776,Manifesto Komunis pada tahun 1848,Pancasila
pada tanggal 1 Juni 1945.

Dalam pidato itu Presiden berkata,“Pancasila adalah lebih memenuhi kebutuhan manusia,lebih
menyelamatkan manusia daripada Declaration of Independence-nya Amerika atau Manifesto
Komunis.Pancasila adalah suatu pengangkatan ke taraf yang lebih tinggi suatu hogere
optrekking daripada Declaration of Independence dan Manifesto Komunis.”

Apa yang ditulis dalam Declaration of Independence dan apa yang ditulis dalam Manifesto
Komunis?

Spoiler for :

Spoiler for :
Kita bangsa Indonesia melihat bahwa Declaration of Independence itu tidak mengandung keadilan
sosial atau sosialisme dan kita melihat bahwa Manifesto Komunis itu masih harus di sublimir
(dipertinggi jiwanya) dengan Ke-Tuhanan yang Maha Esa.

Hampir dua ratus tahun Declaration of Independence itu dicetuskan oleh penanya Thomas
Jefferson.

Hampir seratus tahun yang lalu,Manifesto Komunis dicetuskan oleh genialiteitnya Karl Marx dan
Friedrich Engels.

Kedua-duanya adalah amat berharga bagi pembebasan nasional di zaman itu atau pembebasan
progresif bagi zamannya masing-masing.

Kedua-duanya adalah amat berharga bagi pembebasan nasional di zaman itu atau pembebasan
proletar di zaman itu.

Tetapi kita sekarang sudah berada di bagian kedua dari abad ke-20.Dengan Declaration of
Independence saja dan Manifesto Komunis saja,maka kenyataannya sekarang ialah,bahwa dunia
manusia sekarang terpecah belah menjadi dua blok yang intai-mengintai satu sama lain.
“Lir angkasa kang hangemu dahana”

sebagai juga digambarkan oleh Bertrand Russel tempo hari.Karena itulah maka Kita Bangsa
Indonesia merasa bangga mempunyai Pancasila dan menganjurkan Pancasila itu kepada semua
bangsa.

Pancasila adalah satu dasar yang universal,satu dasar yang dapat dipakai semua bangsa,satu
dasar yang menjamin kesejahteraan dunia,perdamaian dunia,persaudaraan dunia.Pancasila tidak
salah lagi,adalah satu hogere optekking daripada Declaration of Independence dan Manifesto
Komunis.

Dan Manifesto Politik Republik Indonesia dan USDEK adalah refleksi daripada Pancasila
itu,sehingga benarlah konklusi Dewan Pertimbangan Agung,bahwa Revolusi Indonesia bukanlah
revolusi borjuis model tahun 1789 di Prancis dan bukan pula revolusi proletar model tahun 1917 di
Rusia.

Revolusi Indonesia adalah satu Revolusi yang dasar dan tujuannya “konggruen dengan Social
Consejence of Man”,[b]konggruen dengan Budi Nurani Manusia.

Sumber: Resapkan dan Amalkan Pancasila,kumpulan buah pikiran Dr.H.Roeslan


Abdulgani,diterbitkan oleh Yayasan Prapanca Jakarta

Anda mungkin juga menyukai